plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · mendistribusikarr secara terbatas, dan...
TRANSCRIPT
DESKRIPSI PENGELOLAAN YAYASAN MGR. GABRIEL MANEK, SVD
LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Marta Lawi
NIM: 111124044
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
DESKRIPSI PENGELOLAAN YAYASAN MGR" GABRIEL MAI{EIq STD
I,ARANTUKA9 FLORES TIMUR" I\ruSA TENGGARA TIMUR
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Marta Lawi
MM: 111124044
Telah dipgrtahankan di' depon P.anitiri Pe4guj i-r ,, ryd"tanggal
l2Januari20,16
dan dinyatakan memenuhi syarat
Ketua
Selaetaris
Anggota
Nama
.'Drs.'[)L HeryatnoW. lJV., S.J., M.Ed.,,,.:tlfo."pn fui;ti*to, SFK., M.Pd. ..,,,,,"'''1. FX. Dapiyanta, SFK, h4Pd.
. I --:i, :::.'l r ; i::
2 Dr.tB,., Asxsnukiya{!,to'Si.,*,,.,t'3. Drs. F.X. Heqrakro W. W- S.J.,ItrEd.
Yogyakar4 12 Januari 2016
Fakuttas Keguruan dan llmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
fl1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan dengan tulus, penuh syukur dan bahagia kepada:
Para Suster Kongregasi Puteri Reinha Rosari
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi
di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
serta
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD, Larantuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Kemerdekaan seseorang terletak pada:
menguasai diri sendiri, mengatur kegiatan pikiran dan jiwa,
memilih cara bertindak dan menggunakan cara bertindak yang telah dipilih”
(Tang Ke-Sin)
“Engkau Kukasihi, Aku akan menaruh RohKu ke atas-Mu:
(Mat 12:18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERI\IYATAAI\ PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marta Lawi
Nomor Mahasiswa : llll24044
Demi pengernbangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul DESKRIPSI
PENGELOLAATI YAYASAI\ MGR. GABRIEL MANEK SVD
LARANTUKA, FLORES TIMU& NUSA TENGGARA TIMUR beserta
perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepa{a
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikarr secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan
royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dernikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal L2 larr'uai 2016
Yang menyatakan
Marta Lawi
vil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi DESKRIPSI PENGELOLAAN YAYASAN MGR. GABRIEL MANEK, SVD LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR dipilih berdasarkan ketertarikan penulis terhadap pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD yang penulis alami saat menjadi anggota yayasan. Pengelolaan yayasan belum menjamin efektivitas dan efisiensi pengembangan yayasan ke arah yang lebih baik. Maka, penulis ingin mendeskripsikan pengelolaan yayasan di bidang penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas, perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, sumber daya manusia, pengawasan, dan evaluasi serta ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai pengelolaannya agar pelayanan lebih efektif dan efisien.
Pengelolaan yayasan adalah menggerakkan staf yayasan, para kepala sekolah, para guru di sekolah-sekolah dalam mencapai tujuan yayasan dengan menanamkan visi, misi yayasan, kharisma, spiritualitas Kongregasi PRR, melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, memanfaatkan sumber daya manusia, melakukan pengawasan dan mengadakan evaluasi. Penulis meneliti aspek-aspek tersebut untuk mengetahui sejauhmana pengelolaan yayasan selama ini.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Responden dipilih yang sungguh mengetahui dan mengalami langsung tentang pengelolaan yayasan yakni pembina, pengurus dan staf Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD, para kepala sekolah dan para guru yang mengajar di sekolah-sekolah yayasan yang berada di Larantuka dan Lembata berjumlah 83 orang, 69 orang mengisi kuesioner dan 14 orang penulis wawancarai.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran skala likert, wawancara dan studi dokumen. Skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap pengelolaan yayasan. Wawancara yang digunakan adalah wawancara semistruktur yakni untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Sedangkan studi dokumen, peneliti memegang check list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Instrumen dikembangkan dengan uji coba terpakai. Dengan taraf signifikansi 0,05 N 69 orang dari total item 135 diperoleh 131 item yang valid dan 4 item tidak valid. Hasil uji reliabilitas diperoleh Cronbach's Alpha 0.982 yang berarti reliabilitas soal dalam penelitian ini sangat tinggi.
Hasil penelitian skala sikap menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengelolaan yayasan atas keseluruhan aspek ialah 444.6232 ini berarti responden masih setuju atas pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Hasil wawancara secara keseluruhan juga menunjukkan bahwa pengelolaan yayasan masih tergolong baik meskipun harus dikembangkan dan diperbaiki lagi pada beberapa aspek yang diteliti. Maka disarankan yayasan lebih meningkatkan pengelolaannya dengan memperhatikan aspek-aspek yang masih kurang seperti aspek membuat penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas, perencanaan, aspek memanfaatkan sumber daya manusia dan aspek mengadakan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis entitled “DESCRIPTION OF MGR. GABRIEL MANEK, SVD, FOUNDATION MANAGEMENT, LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR”, was chosen based on writer interest in the management of Mgr. Gabriel Manek, SVD Foundation whose the writer experienced when I was a member of that foundation. The foundation management has not yet guaranteed the effectiveness and efficiency of the foundation development to a better direction. Therefore, the writer want to describe the foundation management in the field of emphasizing vision, mission, charisma and spirituality, planning, organizing, coordinating, human resources, monitoring and evaluation as well as curiously about its management in order the services of which would be more effective and efficient.
The foundation management was to pursuit the foundation staffs, head officers, the school teachers in term of achieving the foundation aim at emphasizing the vision, mission of foundation, charisma, spirituality of PRR Congregation, plan making, organizing, coordinating, human resources usage, monitoring and evaluating. The writer investigated those aspects for knowing the management of that foundation so far.
The research type used was descriptive research. The sampling technique used was purposive sampling. The chosen respondent who was really knew and experienced directly about the foundation management namely the leader, the committee and the staffs of Mgr. Gabriel Maneck, SVD Foundation, the head officers and the teachers who were teaching of schools belong to that foundation at Larantuka and Lembata in the amount of 83 people, 69 people filled up the questionnaires and 14 peoples were interviewed by the writer.
The collecting technique used was the spread of likert scale, interview and document study. Likert scale for measuring attitude, opinion, and respondent perception toward the foundation management. The interview used was semistructure interview namely to get a problem to be more transparent. Whereas the document study, the writer keep the check list to find the definite variables. The instrument was developed by the applied trial test. With the significant level of 0.05 N 69 people from total of 135 items, 131 items obtained were valid and 4 items were not valid. The reliability test result obtained was Cronbach's Alpha 0.982 that means the reliability of problem in this research was so high.
The research result of attitude scale showed that the average value of the foundation management from the whole aspects was 444.6232 this means that respondent was still agree with Mgr. Gabriel Manek, SVD Foundation management. The interview results as a whole also showed that the foundation management was still in good criteria although it should be developed and more improved in the several aspects investigated. Therefore it was recomended that the foundation should more improve its management by paying attention to the lack aspects such as the aspects of emphasizing vision, mission, charisma and sprituality, planning, human resources usage and evaluating.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa atas
limpahan berkat dan kasihNya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul DESKRIPSI PENGELOLAAN YAYASAN MGR. GABRIEL
MANEK, SVD LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA
TIMUR. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis memilih judul tersebut dengan harapan dapat memberi sumbangan
kepada Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD dalam mengelola yayasan dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas namun berkualitas demi tercapainya
tujuan pengembangan yayasan melalui kemampuan untuk mengelola yayasan agar
semakin berkembang.
Penulis menyadari bahwa skripsi tidak mungkin selesai tanpa campur
tangan Tuhan dan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan ikhlas dan penuh
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed selaku Kaprodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, sekaligus selaku dosen penguji III yang
memberikan dukungan dalam seluruh proses penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang
setia mendampingi, membimbing dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., selaku dosen penguji II yang telah berkenan
mendampingi, memberi semangat serta menguji skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Para Rama dan segenap staf dosen yang telah mendukung penulis selama
menjalani perkuliahan di IPPAK dengan pengetahuan, ketrampilan dan
spiritualitas sebagai seorang pewarta.
5. Seluruh karyawan Prodi IPPAK yang secara tidak langsung telah mendukung
dan memberi dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Suster Pemimpin Umum dan Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Puteri
Reinha Rosari yang telah mengutus penulis untuk menjalani perutusan di
Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.
7. Sr. M. Madeleine, PRR selaku ketua yayasan, serta pembina, pengurus dan
staf Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD yang telah mendukung dan
membantu penulis selama menjalani proses penelitian.
8. Para kepala sekolah dan para guru TK, SD, dan SMP asuhan Yayasan Mgr.
Gabriel Manek, SVD di Larantuka, Riangkemie dan Lewoleba yang telah
mendukung penulis dalam penelitian dengan mengisi kuesioner dan
wawancara.
9. Sr. M. Yusta PRR selaku pemimpin komunitas dan segenap anggota
komunitas biara pusat PRR Lebao, Larantuka yang bersedia menerima dan
melayani penulis selama penelitian berlangsung.
10. Sr. M. Bernadet, PRR (Alm.) yang sangat mendukung penulis mulai dari
pengambilan judul sampai dengan penelitian.
11. Pemimpin komunitas dan segenap anggota komunitas PRR Magnifikat
Pringgolayan, Yogyakarta yang telah mendukung penulis.
12. Teman-teman angkatan 2011 yang selalu memotivasi penulis selama
menjalani studi di IPPAK dan penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Para penjasa dan penderma serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dalam bentuk apapun
bagi penulis.
14. Keluarga: Bapa, mama, adik-adik dan keluarga besar yang selalu mendukung
penulis dengan doa, perhatian dan sapaan yang meneguhkan mulai dari
penulis menjalani proses perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dengan rendah hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
me,mbangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
parapembaca.
Yogyakarta, 12 J anuai 20t 6
Penulis
fiWMarta Lawi
x11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………....
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
HALAMAN PENGESAHAN ………..........................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………...
MOTTO ……………………………………………………………............
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………….....
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………....
ABSTRAK ………………………………………………………………...
ABSTRACT ………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR ………………………………………………….....
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………….....
DAFTAR TABEL ………………………………………………………....
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
vi
ix
x
xiii
xix
xxii
xv
xvi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………....
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………..
C. Pembatasan Masalah ………………………………………….....
D. Rumusan Masalah …………………………………………….....
E. Tujuan Pulisan ...............................................................................
F. Manfaat Penulisan ....……………………………………………..
G. Metode Penulisan ……………………………………………......
H. Sistematika Penulisan …………………………………………....
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENGELOLAAN
YAYASAN .....................................................................................
A. Pengelolaan Yayasan ………………………………………….....
1. Pengertian Pengelolaan Yayasan ………………………….....
1
1
8
8
9
9
10
10
10
12
12
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Tingkatan Pengelolaan ……………………………………....
B. Fungsi-Fungsi Manajerial dalam Pengelolaan ……………….....
1. Perencanaan (Planning) ……………………………………..
a. Pengertian Perencanaan ……………………………….....
b. Tujuan Perencanaan ……………………………………...
c. Manfaat Perencanaan ………………………………….....
d. Jenis-Jenis Perencanaan ……………………………….....
e. Tahap-Tahap Perencanaan …………………………….....
2. Pengorganisasian (Organizing) ……………………………...
a. Pengertian Pengorganisasian …………………………......
b. Proses Pengorganisasian ………………………………....
c. Konsep-Konsep Pengorganisasian …………………….....
d. Struktur Organisasi …………………………………….....
e. Pengklasifikasian dan Pengelompokkan Aktivitas ……....
3. Kepemimpinan (Leadership) ...................................................
a. Pengertian Kepemimpinan …………………………….....
b. Fungsi Kepemimpinan …………………………………...
c. Gaya Kepemimpinan …………………………………......
d. Ciri-Ciri Pemimpin yang Efektif ………………………....
e. Roh Kepemimpinan ……………………………………...
4. Koordinasi (Coordination) …………………………………..
a. Pengertian Koordinasi …………………………………....
b. Kebutuhan akan Koordinasi ……………………………...
c. Pedoman Koordinasi …………………………………......
d. Pendekatan Pencapaian Koordinasi yang Efektif ……......
e. Meningkatkan Koordinasi Potensial …………………......
f. Pelaksanaan Koordinasi ……………………………….....
5. Sumber Daya Manusia (SDM) ……………………………....
a. Pengertian Sumber Daya Manusia …………………….....
b. Prinsip Dasar Pendekatan Sumber Daya Manusia …….....
c. Proses Penanganan Sumber Daya Manusia ……………...
14
16
16
16
18
19
20
21
23
23
24
25
27
28
30
30
31
32
35
37
41
41
41
42
43
44
45
46
46
47
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
d. Penyusunan Personalia atau Kepegawaian (Staffing) …....
6. Pengawasan (Controlling) …………………………………...
a. Pengertian Pengawasan ………………………………......
b. Tipe-Tipe Pengawasan …………………………………...
c. Tahap-Tahap Proses Pengawasan ……………………......
7. Evaluasi (Evaluation) ………………………………………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….....
A. Jenis Penelitian …………………………………………………..
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………...
1. Tempat Penelitian …………………………………………....
2. Waktu Penelitian …………………………………….……....
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………
1. Populasi Penelitian …………………………………………..
2. Sampel Penelitian …………………………………………....
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ……………………....
1. Variabel Penelitian …………………………………………..
2. Definisi Konseptual Variabel ………………………………..
3. Definisi Operasional Variabel …………………………….....
4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………..
a. Angket (Kuesioner) ……………………………................
b. Wawancara (Interview) ………………………..................
c. Dokumentasi (Studi Dokumen) ………………..................
5. Instrumen Penelitian ………………………………………....
a. Kisi-kisi Kuesioner, Wawancara dan Studi Dokumen …...
b. Pengembangan Instrumen ……………………………......
E. Teknik Analisis Data ………………………………………….....
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………….....
A. Hasil Penelitian ……………………………………………….....
1. Deskripsi Data Pengelolaan Yayasan …………………….....
a. Deskripsi Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan ……....
b. Deskripsi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan
49
51
51
52
52
54
55
55
56
56
56
57
57
57
59
59
59
59
60
60
61
62
62
63
73
78
84
84
84
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR ……......
c. Deskripsi Data Aspek Membuat Perencanaan …………...
d. Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian …....
e. Deskripsi Data Aspek Melakukan Koordinasi ………......
f. Deskripsi Data Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ..............................................................................
g. Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan ……….....
h. Deskripsi Data Aspek Mengadakan Evaluasi …………....
2. Hasil Wawancara …………………………………………....
a. Aspek menanamkan visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR …………......................
b. Aspek membuat perencanaan …………………………....
c. Aspek melakukan pengorganisasian …………………......
d. Aspek melakukan koordinasi ………………………….....
e. Aspek memanfaatkan sumber daya manusia ……….........
f. Aspek melakukan pengawasan ………………………......
g. Aspek mengadakan evaluasi …………………………......
3. Hasil Studi Dokumen ………………………………………..
4. Temuan Khusus Studi Dokumen …………….........………...
a. Visi dan Misi Yayasan …………………………………...
b. Pertemuan Suster-suster Guru Puteri Reinha Rosari ..…...
c. Program Kerja Yayasan ……………………………….....
d. Struktur Organisasi Yayasan …………………………......
e. Persiapan dan Pelaksanaan RAKER …………………......
f. Kesepakatan RAKER tahun 2006 ……………………......
g. Peraturan Kepegawaian Karya Pendidikan ……………....
h. Laporan Keadaan Sekolah ……………………………......
i. Laporan-Laporan Yayasan …………………………….....
5. Temuan Umum Studi Dokumen …………………….............
a. Pengertian Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD ………...
b. Sejarah Singkat Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD …...
87
91
97
102
106
113
118
123
123
124
124
125
125
126
126
127
129
129
131
132
133
134
135
136
137
138
140
140
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
c. Kharisma dan Spiritaulitas Kongregasi PRR …………....
d. Visi dan Misi Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD ……..
e. Kepemimpinan dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD ………………………...............................................
f. Spesialisasi Kerja Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD ...................................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………....
1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Berdasarkan Data Keseluruhan ………………………………………………....
2. Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Berdasarkan Data Setiap Aspek ………………………………………………...
a. Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR …………....................
b. Aspek Membuat Perencanaan …………………………...
c. Aspek Melakukan Pengorganisasian …………………....
d. Aspek Melakukan Koordinasi …………………………...
e. Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ………......
f. Aspek Melakukan Pengawasan ……………………….....
g. Aspek Mengadakan Evaluasi …………………………....
3. Rangkuman Hasil Pembahasan ……………………………...
C. Aspek Kateketis Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD ……………………………………………...........................
D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………….....
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...
A. Kesimpulan ……………………………………………………...
B. Saran ………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ........................................................
Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ...............................
Lampiran 3: Contoh Kuesioner ...........................................................
142
143
145
147
150
150
152
152
155
160
164
168
173
175
178
183
187
188
188
191
194
(1)
(9)
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden ...........................................
Lampiran 5: Instrumen Wawancara ....................................................
Lampiran 6: Hasil Wawancara ............................................................
Lampiran 7: Statistik Frekuensi ..........................................................
(21)
(32)
(33)
(48)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia.
Flp : Filipi
Gal : Galatia
Kis : Kisah Para Rasul
Luk : Lukas
Mrk : Markus
Rom : Roma
Yoh : Yohanes
B. Singkatan Dokumen Gereja
CT : Catechesi Tradendae
Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup,
klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini.
Naskah Asli Tanggal 16 Oktober 1979. Diterjemahkan tahun
1992, oleh R. Hardawiryana, SJ
EN : Evangelii Nuntiandi
Imbauan Apostolik Bapa Suci Paus Paulus VI tentang Karya
Pewartaan Injil dalam Jaman Modern. Naskah Asli Tanggal 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Desember 1975. Diterjemahkan tahun 2003, oleh J. Hadiwikarta,
Pr
C. Singkatan Lain
AD : Anggaran Dasar
Art : Artikel
ART : Anggaran Rumah Tangga
Br : Bruder
Bpk : Bapak
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
FIC : Fratres Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae
Virginis (Kongregasi Para Bruder Santa Perawan Yang
Dikandung Tak Bernoda)
HAM : Hak Asasi Manusia
JABATAN : Jawa, Bali, Kalimantan
Kaltim : Kalimantan Timur
KBM : Kegiatan Belajar Mengajar
Konst : Konstitusi
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr : Monsignor
MU : Musyawarah Umum
N : Jumlah Responden
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia
PRR : Puteri Reinha Rosari
RAKER : Rapat Kerja
RENSTRA : Rencana Strategi
SD : Sekolah Dasar
SDK : Sekolah Dasar Katolik
SDM : Sumber Daya Manusia
SK : Surat Keputusan
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMAK : Sekolah Menengah Atas Katolik
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMPK : Sekolah Menengah Pertama Katolik
Sr : Suster
Sta : Santa
SVD : Societas Verbi Devini (Serikat Sabda Allah)
TK : Taman Kanak-kanak
UN : Ujian Nasional
US : Ujian Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
3.15
3.16
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Skor Alternatif Jawaban Variabel Pengelolaan Yayasan ........
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pengelolaan Yayasan .............
Kisi-kisi Instrumen Wawancara Pengelolaan Yayasan ..........
Panduan Studi Dokumen Pengelolaan Yayasan......................
Keterangan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Taraf Signifikansi .............................................................................
Case Processing Summary.......................................................
Reliability Statistics .................................................................
Rumus Penentuan Kriteria ......................................................
Kriteria Nilai Keseluruhan ......................................................
Kriteria Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR .........................
Kriteria Aspek Membuat Perencanaan ...................................
Kriteria Aspek Melakukan Pengorganisasian .........................
Kriteria Aspek Melakukan Koordinasi ...................................
Kriteria Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ..........
Kriteria Aspek Melakukan Pengawasan .................................
Kriteria Aspek Mengadakan Evaluasi ....................................
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Keseluruhan .................
Kriteria Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan ..................
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR ...................................................................... Kriteria Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR .......................... Kriteria Data per-Item Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR ... Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Membuat Perencanaan ............................................................................ Kriteria Data Aspek Membuat Perencanaan ...........................
63
63
71
72
75
77
78
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
85
87
88
89
91
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
:
:
:
:
:
:
: :
:
:
:
:
:
: :
:
:
:
Kriteria Data per-Item Aspek Membuat Perencanaan ............
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian .....................................................................
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian ..................................................................... Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengorganisasian ..................................................................... Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Koordinasi ...............................................................................
Kriteria Data Aspek Melakukan Koordinasi ...........................
Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Koordinasi ............ Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ............................................................ Kriteria Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia...
Kriteria Data per-Item Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ...................................................................................
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan .............................................................................
Kriteria Data Aspek Melakukan Pengawasan .........................
Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengawasan ..........
Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Mengadakan Evaluasi ...................................................................................
Kriteria Data Aspek Mengadakan Evaluasi ............................
Kriteria Data per-Item Aspek Mengadakan Evaluasi .............
Hasil Studi Dokumen Keseluruhan Aspek .............................
Rangkuman Hasil Pembahasan Data Kuesioner, Wawancara dan Studi Dokumen .................................................................
94
97
98
100
102
103
104
106
107
109
113
114
115
118
119
121
127
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Frekuensi Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan .............
Frekuensi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR ................ Kriteria Data per-Item Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR ........................................................................................ Frekuensi Data Aspek Membuat Perencanaan .....................
Kriteria Data per-Item Aspek Membuat Perencanaan ...........
Frekuensi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian ...........
Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengorganisasian ................................................................... Frekuensi Data Aspek Melakukan Koordinasi .....................
Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Koordinasi ..........
Frekuensi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ................................................................................. Kriteria Data per-Item Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia ................................................................................. Frekuensi Data Aspek Melakukan Pengawasan ...................
Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengawasan ........
Frekuensi Data Aspek Mengadakan Evaluasi ......................
Kriteria Data per-Item Aspek Mengadakan Evaluasi ............
86
88
90
93
94
99
100
103
105
108
109
114
116
120
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Visi dan Misi Yayasan .................................................
Visi dan Misi Yayasan .................................................
Pertemuan Suster-Suster Guru PRR ............................
Program Kerja Yayasan ...............................................
Struktur Organisasi Yayasan ........................................
Persiapan dan Pelaksanaan RAKER ............................
Kesepakatan RAKER Tahun 2006 ...............................
Peraturan Kepegawaian Karya Pendidikan ..................
Laporan Keadaan Sekolah ............................................
Laporan-Laporan Tahunan Yayasan ............................
Laporan Lima Tahunan Yayasan .................................
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi yang makin hari makin terasa
perubahannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia zaman ini. Hal ini
merupakan sebuah tantangan yang tidak dapat terelakkan dari dunia kerja atau
usaha. Perkembangan dan perubahan semacam ini menuntut adanya peningkatan
dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam mengembangkan usaha-usaha
untuk menjadi semakin maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Pengembangan dalam berbagai usaha membutuhkan profesionalitas dalam
pengelolaan. Berbicara mengenai pengelolaan, tidak dapat dipisahkan dari istilah
manajemen. Karena manajemen merupakan faktor utama dalam mewujudkan
tujuan sebuah organisasi. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu
atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh
karena itu, manajemen harus berorientasi pada proses (process oriented) yang
berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan dan
ketrampilan agar aktivitas lebih efektif dalam mencapai kesuksesan (Torang,
2014:165).
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi atau lembaga. Karena sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi merupakan pelaku yang menjalankan tugas dan fungsi
untuk mendesain, memproduksi, dan memberikan pelayanan. Oleh karena itu
sumber daya manusia perlu dikembangkan (Torang, 2014:187).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas lebih mengarah
kepada suatu kompetensi yang dimiliki oleh pribadi atau individu dalam sebuah
organisasi, sangat berpengaruh bagi perkembangan organisasi tersebut. Dengan
adanya sumber daya yang baik akan memberikan pengaruh yang sangat besar
dalam menjamin proses pengelolaan sebuah organisasi.
Manajemen perlu didukung oleh sumber daya manusia. Maka
kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam sebuah organisasi karena
pemimpin berfungsi sebagai motor penggerak, pengambil keputusan (decision
marker) dan mengarahkan organisasi agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan
pendiriannya. Oleh karena itu seorang pemimpin perlu memiliki ketrampilan dan
kemampuan dalam pembuatan keputusan sehingga keputusan yang diambil
menjamin peningkatan efisiensi kerjanya (Kamaluddin, 2007:1).
Pengelolaan yang baik sebuah organisasi sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi itu sendiri termasuk unit-unit karya yang berada di
dalamnya. Dengan demikian, seorang pemimpin tidak cukup hanya dituntut
kemampuan intelektualnya saja. Kemampuan intelektual harus didukung dengan
berbagai faktor yang lain seperti, memiliki pengaruh untuk menggerakan orang
lain, mampu memberikan motivasi kepada yang dipimpinnya untuk melakukan
tugasnya secara baik sesuai dengan yang telah ditetapkan. Orang-orang yang
dipimpin adalah ujung tombak organisasi, jika mereka tidak bisa bekerja sesuai
dengan target, maka akan mengakibatkan kerancuhan dalam manajemen sebuah
organisasi yang berpusat pada manajer atau pemimpin. Seorang pemimpin perlu
menyadari bahwa gelar atau posisi kepemimpinan tidak banyak nilainya, yang
paling bernilai adalah apakah gaya kepemimpinannya berpengaruh kepada mutu
pelayanan dan perkembangan organisasi atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang perlu ditempuh dalam
pengelolaan sebuah organisasi antara lain sebagai berikut: a) menyusun
perencanaan (planning), b) membentuk organisasi kerja (organizing), c)
pelaksanaan dari program kerja (actuating), d) pengawasan dan evaluasi kerja
secara kontinyu (controlling) yang merupakan fungsi dari manajemen (Hani
Handoko, 2009: 10). Oleh sebab itu, fungsi-fungsi manajemen perlu dipahami
dengan baik oleh seorang pemimpin organisasi, karena fungsi-fungsi manajemen
merupakan fungsi kegiatan yang berangkai, bertahap, berkelanjutan dan saling
mendukung satu sama lain. Secara elementer, organisasi tidak bekerja atau
digerakan sendiri, harus ada orang-orang yang bertanggungjawab di dalamnya.
Organisasi tidak selalu berhasil memanfaatkan penilaian kinerja secara
strategis. Salah satu dasarnya adalah para pengelola tidak sepenuhnya memahami
dasar-dasar penilaian kinerja. Sebagian besar pengelola kadang-kadang
menghabiskan waktu untuk mendapatkan kecakapan teknis guna memasuki
organisasi dari pada belajar mengelola sumber daya manusia. Sekalipun begitu
penanganan penilaian kinerja secara trampil dapat membantu para pengelola
mewujudkan tujuannya melalui orang lain. Seorang pemimpin (manajer) perlu
menyadari bahwa jalinan hubungan dan komunikasi antar individu dan organisasi
harus selalu tercipta dengan harmonis sebab hal ini sangat menjamin efektifitas
dan efisiensi kinerja dalam sebuah organisasi. Armstrong dan Baron dalam
Torang (2014:18), berpendapat bahwa kinerja berorientasi pada hasil yang harus
berhubungan dengan tujuan organisasi dan harapan konsumen. Maka dalam
pengelolaan sebuah organisasi sangat dibutuhkan penanganan kinerja secara
terpadu demi mencapai kesuksesan kerja yang berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Yayasan (foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai
maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan
memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di
Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat
paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini,
dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6
Oktober 2004. Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD adalah sebuah lembaga
berbadan hukum milik Kongregasi Puteri Reinha Rosari. Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD berkedudukan di Larantuka, Kelurahan Pukan Tobi Wangi Bao,
Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur
(Keputusan Menteri HAM Republik Indonesia: 2007:2).
Pada mulanya yayasan ini membawahi semua bidang karya milik
Kongregasi Puteri Reinha Rosari yakni karya Pendidikan, Medis dan Sosial,
dengan jangkauan yang cukup luas yakni di Papua, Kalimantan dan NTT. Dalam
perkembangannya bidang karya medis dan sosial dibuka Yayasan tersendiri
sehingga Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD hanya membawahi karya
pendidikan.
Aktivitas yang dilakukan dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
secara umum bertujuan mewujudkan semangat Kongregasi Puteri Reinha Rosari
dengan mengutamakan pembentukan jemaat yang partisipatif, memperjuangkan
keadilan dan cinta kasih dengan mengutamakan mereka yang kecil dan lemah.
Mampu mendayagunakan kharisma dan spiritualitas Kongregasi untuk bekerja
sama dengan kaum awam dan sesama religius sebagai mitra kerja berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sebagai ibu kehidupan yang berpola pada Yesus hamba Yahwe dan Maria hamba
Allah (Martini, 2006:2).
Setiap lembaga tentunya memiliki landasan bergerak, landasan bertindak,
sistem kerja dan tujuan berlembaga yang ingin dicapai. Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD memiliki landasan dan sistem kerja serta tujuan yang tertuang dalam
AD/ART, peraturan kepegawaian, serta visi dan misinya.
Berdasarkan pengalaman saat penulis pernah menjadi anggota yayasan,
ada kesan bahwa pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD belum
menjamin efektivitas dan efisiensi pengembangan yayasan ke arah yang lebih
baik. Setiap tahunnya selalu ada program kerja. Para pengurus dan staf yayasan
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target-target yang telah
ditentukan, namun tetap saja terbentur dengan kebutuhan-kebutuhan mendesak
misalnya ada masalah di unit-unit karya yang harus segera ditangani, hal ini tentu
saja akan mengubah pola kerja yayasan dan menyimpang dari perencanaan.
Menurut penulis, semua ini terjadi karena personalia di yayasan sangat terbatas
dan kurang kompeten sesuai bidangnya.
Personalia yang ada sejak penulis masih sebagai anggota yayasan sampai
sekarang adalah: seorang ketua, seorang wakil yang merangkap sebagai
bendahara, sekretaris sekaligus menghendel bagian personalia, ketatausahaan serta
pengarsipan. Penulis mengatakan kurang kompeten sesuai bidangnya misalnya
sekretaris bukan berijasah sesuai bidangnya. Keterbatasan personalia dan SDM
dari para pengurus yayasan ini berakibat pada pelayanan yang kurang maksimal.
Penyusunan personalia merupakan salah satu fungsi manajemen. Dalam
sebuah organisasi personalia adalah salah satu aspek penting yang tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diabaikan. Oleh karena itu penyusunan personalia harus ditentukan persyaratan-
persyaratan mental, fisik, dan emosional untuk posisi-posisi jabatan, dan harus
melalui prosedur rekrutmen dengan memperhatikan keahlian, pendidikan, umur,
latihan dan pengalaman (Hani Handoko, 2009:24).
Pola kepemimpinan dalam yayasan yang berubah-ubah karena setiap kali
ada pergantian kepengurusan, bisa menimbulkan kebingungan dalam
mengembangkan yayasan. Setiap pemimpin tentu saja memiliki cara dan
kebijakan tersendiri dalam menggerakkan yayasan. Kadang-kadang ada kesan
pemimpin pengganti kurang mengacu pada program dan hal-hal yang belum
terselesaikan oleh pemimpin sebelumnya. Misalnya pada masa kepemimpinan dua
periode sebelumnya (2001-2007) selalu diadakan rapat berkala bersama pembina
dan pengawas yayasan yang dalam hal ini Pemimpin Umum dan Dewan Pimpinan
Umum Kongregasi PRR. Pada periode 2001-2004 yayasan mengundang
narasumber untuk memberikan pelatihan kebiasaan efektif dan kepemimpinan
kepada para guru, mengupayakan dana untuk pengembangan sekolah-sekolah dari
segi fisik (renovasi dan pembangunan gedung baru) dengan membuat proposal
maupun kebijakan lainnya. Pada periode 2004-2007 mulai diberlakukan sistem
desentralisasi sehingga sebagian keuangan dari unit-unit dikelola langsung oleh
yayasan (Martini, 2005:14). Evaluasi akhir pekan selalu terlaksana, yang
kemudian jarang terjadi. Pada periode 2004-2007 terjadi rapat kerja yayasan
dengan mengundang narasumber dan dihadiri oleh para kepala sekolah dan
pengurus yayasan (Martini, 2006:8). Hal ini tidak menjadi program berkelanjutan
pada periode 2007-2010. Pada periode ini 2007-2010 diadakan penyusunan
pedoman yayasan dengan mengundang narasumber (Bonifasia, 2010:20-26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Menurut informasi terakhir yang penulis peroleh dari seorang pengurus
yayasan via telepon pada tanggal 04 Februari 2015 mengatakan bahwa sampai
saat ini yayasan belum banyak perubahan, kami tidak tahu akan dikelola seperti
apa yayasan ini. Oleh karena itu, pengurus yayasan saat ini sedang mengusahakan
pembenahan-pembenahan agar kerja yayasan semakin terarah yakni dengan
mengadakan RAKER tahunan dan sedang direncanakan untuk membuat
RENSTRA, pengkaderan tenaga manajemen pendidikan oleh Pimpinan Umum
Kongregasi PRR sebagai pembina yayasan.
Penulis mempelajari kembali laporan-laporan yayasan dan mendengar
gerak majunya yayasan saat ini, kesannya bahwa penanaman visi, misi, kharisma
dan spiritualitas, perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, sumber daya
manusia, pengawasan dan evaluasi dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
belum dikelola dengan baik, sehingga menjadi kendala dalam pelayanan dan
pengelolaannya.
Melihat dan mengalami kondisi yayasan yang demikian, maka wacana
untuk semakin memahami dan mengetahui pengelolaan yayasan menjadi relevan.
Hani Handoko (2009:10) mengatakan bahwa pengelolaan merupakan proses
dimana tujuan-tujuan organisasi dicapai. Pengelolaan berkaitan erat dengan
manajemen yang merupakan kemampuan dan ketrampilan khusus untuk
melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain
dalam mencapai tujuan. Sebuah yayasan yang dikelola dengan baik sangat
memungkinkan peningkatan dalam pelayanannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan di atas, penulis
ingin berkontribusi secara intelektual dengan membahasnya lebih mendalam serta
menemukan alternatif solusi sebagai sumbangan kepada Yayasan Mgr. Gabriel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Manek, SVD dalam mengelola yayasan dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas namun berkualitas demi tercapainya tujuan pengembangan yayasan
melalui kemampuan untuk mengelola yayasan agar semakin berkembang. Maka
judul skripsi yang ditulis adalah Deskripsi Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
masalah penulisan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD?
2. Sejauhmana usaha peningkatan pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek,
SVD?
3. Sejauhmana Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD mempergunakan sumber
daya manusia yang ada?
4. Bagaimana personalia yang ada dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD?
5. Pola kepemimpinan yayasan yang seperti apa yang diharapkan?
6. Bagaimana cara meningkatkan pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek,
SVD?
7. Apa yang harus dilakukan agar pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek,
SVD semakin efektif dan efisien?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang sudah diidentifikasi di atas, masalah yang
ditulis dibatasi pada pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mendeskripsikan tentang penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas,
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, sumber daya manusia yang di
dalamnya termasuk personalia dan kompetensi yang ada dalam yayasan,
pengawasan, dan evaluasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang penulis paparkan di atas,
permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini adalah menjawab pertanyaan:
1. Bagaimana pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD?
2. Manakah usaha yang diperlukan untuk meningkatkan pengelolaan Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD?
E. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD di bidang
penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas, perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, sumber daya manusia yang didalamnya
termasuk personalia dan kompetensi yang ada dalam yayasan, pengawasan,
dan evaluasi.
2. Menemukan usaha yang diperlukan untuk meningkatkan pengelolaan Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD di bidang penanaman visi, misi, kharisma dan
spiritualitas, perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, sumber daya
manusia, pengawasan, dan evaluasi, agar pelayanan lebih efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1. Membantu Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD untuk menyediakan data
ilmiah mengenai pengelolaan yayasan.
2. Membantu yayasan untuk mengetahui cara mengelola sebuah organisasi agar
semakin berdayaguna.
3. Membantu yayasan untuk mengambil langkah yang tepat demi terwujudnya
tujuan pendiriannya.
4. Sebagai refleksi bagi penulis agar semakin mampu mengelola diri dan
organisasi melalui tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.
G. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode deskriptif, yakni
ingin menganalisis dan mendeskripsikan tentang bagaimana pengelolaan Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD. Landasan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
data hasil kuesioner berskala tertutup sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Penelitian ini juga didukung oleh hasil wawancara dan studi dokumen. Selain itu
penulis juga menggunakan studi pustaka dengan mempelajari kepustakaan yang
dianggap relevan dan mendukung judul yang diangkat penulis.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis menyusun pokok-
pokok gagasan dengan sistematis. Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, dengan
sistematika sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisian.
Bab II berisi kajian pustaka yang menguraikan dua bagian pokok yakni:
bagian pertama akan membahas mengenai pengelolaan yayasan yang mencakup
pengertian pengelolaan yayasan, dan tingkatan pengelolaan/ manajemen. Bagian
kedua menguraikan tentang fungsi-fungsi manajerial dalam pengelolaan yang
mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leadership), koordinasi (coordination), sumber daya manusia (SDM),
pengawasan (controlling), evaluasi (evaluation).
Bab III membahas mengenai metodologi penelitian yakni jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi,
hasil penelitian berdasarkan kuesioner, wawancara, temuan khusus melalui studi
dokumen, temuan umum melalui studi dokumen, pembahasan hasil penelitian,
refleksi kateketis dan keterbatasan penelitian.
Bab V merupakan bagian penutup penulisan skripsi mengenai kesimpulan
dan saran yang membangun bagi berbagai pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
TENTANG PENGELOLAAN YAYASAN
Bab ini penulis menguraikan dua bagian pokok yakni pada bagian pertama
akan membahas mengenai pengelolaan yayasan yang terdiri atas pengertian
pengelolaan yayasan, dan tingkatan pengelolaan/manajemen. Bagian kedua
menguraikan tentang fungsi-fungsi manajerial dalam pengelolaan yang mencakup
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leadership), koordinasi (coordination), sumber daya manusia (SDM),
pengawasan (controlling), dan evaluasi (evaluation).
A. Pengelolaan Yayasan
1. Pengertian Pengelolaan Yayasan
Pengelolaan berkaitan erat dengan istilah manajemen. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa definisi manajemen menurut pandangan para ahli. Hani Handoko
(2009:8) mengutip Stoner mengatakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Trimeiningrum (2013:3) mengutip Schermerhorn mengatakan proses
manajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan atau pengarahan, dan pengendalian terhadap penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan.
Kristianto (2013:1-2) mengutip Hoyle mengartikan manajemen adalah
proses terus menerus yang melibatkan seluruh anggota organisasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
dimiliki untuk dapat menyelesaikan berbagai tugas organisasi dengan seefisien
mungkin.
Cuthbert mengatakan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang berkaitan
dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dengan cara menggerakan orang
lain (Cuthbert dalam Kristianto, 2013:1-2). Sedangkan menurut Glatter
manajemen adalah segala hal yang berkaitan dengan operasional internal lembaga
pendidikan dan berhubungan dengan lingkungannya yaitu masyarakat dimana
lembaga itu berada dan juga berkaitan dengan badan-badan yang mengatur
lembaga pendidikan dimana ia secara formal harus mempertanggung jawabkan
tugasnya (Glatter dalam Kristianto, 2013:1-2).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dinyatakan bahwa pada dasarnya
manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi manajerial yakni perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading), pengawasan (controlling), dan pengevaluasian
(evaluation).
Yayasan (Foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai
maksud dan tujuan yang bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota dan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal
yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan, dan Undang-undang
Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan (Keputusan Menteri HAM Republik Indonesia, 2007:2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan pengertian manajemen/pengelolaan dan pengertian yayasan
di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan yayasan adalah proses melakukan
kegiatan tertentu dengan menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan
organisasi. Dalam proses melakukan kegiatan membutuhkan kemampuan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, memanfaatkan sumber
daya manusia, melakukan pengawasan dan mengevaluasi suatu sistem dalam
mencapai suatu tujuan yayasan yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Maka
perlu sebuah aktivitas penataan sumberdaya manusia yang tepat dan bermanfaat
bagi manajemen/pengelolaan serta menghasilkan penataan dari unsur yang ada
dari yayasan.
2. Tingkatan Pengelolaan/Manajemen
Tingkatan manajemen dalam sebuah organisasi dimaksudkan membagi
manajer ke dalam golongan yang berbeda. Tingkatan manajer menunjukkan
tanggung jawab berbeda-beda yang harus diemban oleh masing-masing manajer.
Hal ini sangat penting diperhatikan dan diindahkan oleh semua jenis organisasi.
Menurut Trimeiningrum (2013:6-7), secara umum terdapat tiga tingkatan manajer
yaitu, manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager) dan
manajer lini pertama (first-line manager). Sedangkan Hani Handoko (2009:17)
membagi tingkatan manajer menjadi tiga golongan, yakni:
a. Manajer lini, merupakan tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Para manajer ini sering
disebut dengan kepala atau pemimpin (leader), mandor (foremen), dan
penyelia (pervisors).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Manajer menengah, adalah manajer yang membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang karyawan operasional.
Manajer menengah disebut juga manajer departmenen, atau kepala pengawas.
c. Manajer puncak, terdiri dari sekelompok kecil eksekutif yang bertanggung
jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Manajer puncak sering
disebut sebagai direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior dan
sebagainya.
Tingkatan manajemen tersebut jika diterapkan dalam yayasan pendidikan
maka tingkatan itu terletak pada organ yayasan yakni pembina, pengurus,
pengawas, yayasan perwakilan dan kepala unit karya. Tingkatan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: Manajer lini dalam yayasan pendidikan adalah para
kepala unit karya (kepala sekolah) yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
memimpin sebuah unit, membawahi berbagai kegiatan operasional di sekolah
tertentu yang dipimpinnya. Para kepala unit ini mempunyai tanggung kepada
yayasan perwakilan dan kepada pengurus yayasan pusat. Manajer mengengah
dalam yayasan adalah para ketua yayasan perwakilan. Tugas dari ketua yayasan
perwakilan adalah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para kepala
unit yang ada di wilayahnya dan mempunyai tanggung jawab penuh kepada
yayasan pusat. Manajer puncak dalam yayasan adalah pembina, pengurus dan
pengawas. Para manajer puncak dalam yayasan mempunyai tugas dan wewenang
antara lain: Pembina mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada
pengurus dan pengawas, yakni memberi keputusan mengenai perubahan
Anggaran Dasar (AD), mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan
pengawas, menetapkan kebijakan umum berdasarkan AD, mengesahkan program
dan rancangan anggaran yang disiapkan oleh pengurus, mengesahkan laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tahunan. Pengurus, yang termasuk pengurus adalah ketua, sekretaris dan
bendahara yang melaksanakan kepengurusan yayasan. Pengurus yayasan wajib
menyusun program kerja dan rancangan anggaran untuk disahkan oleh Pembina,
memberi penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh pengawas,
menjalankan tugas dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pengawas, adalah organ yayasan yang melakukan pengawasan dan
memberi nasihat kepada pengurus dalam melaksanakan tugasnya. Pengawas wajib
memeriksa dokumen yayasan, memeriksa pembukuan dan mencocokannya
dengan uang kas, mengetahui segala tindakan yang dilakukan oleh pengurus,
memberi peringatan kepada pengurus (Keputusan Menteri HAM Republik
Indonesia, 2007:20).
B. Fungsi-Fungsi Manajerial dalam Pengelolaan
Berdasarkan pengertian manajemen atau pengelolaan yang telah diuraikan
di atas, bahwa pada dasarnya manajemen adalah bekerja dengan orang-orang
untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial yakni perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), pengawasan (controlling),
dan pengevaluasian (evaluation). Maka, berikut akan diuraikan fungsi-fungsi
manajemen.
1. Perencanaan (Planning)
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
merupakan proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara
mencapainya. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena kenyataannya
bahwa perencanaan memegang peranan penting dan lebih dibanding fungsi
manajemen yang lain yang sebenarnya hanya menjalankan keputusan-keputusan
perencanaan (Hani Handoko, 2009:77)
Widjaya menguraikan bahwa perencanaan adalah:
Langkah-langkah “apa” (terkait dengan penentuan tujuan) yang akan dilakukan, “mengapa” (berkaitan dengan alasan atau motif perlunya kegiatan itu), “bagaimana” (terkait dengan prosedur kerja sasaran dan biaya) melakukannya, “bilamana” (terkait dengan pelaksanaan kegiatan; penahapan kegiatan sampai dengan selesai), “siapa” (terkait dengan orang-orang yang turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan), “penilaian” (berkaitan dengan kegiatan yang sedang dan telah selesai dilakukan), dan “faktor pendukung dan penghambat” (terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan kegiatan) untuk maksud penyelesaian dan perubahan rencana agar tujuan dapat tercapai seefektif dan seefisien mungkin (Widjaya dalam Torang 2013:167).
Perencanaan itu suatu proses yang tidak berakhir bila sebuah rencana
sudah ditetapkan, karena sebuah rencana harus diimplementasikan. Selama proses
implementasi rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap
berguna. “Perencanaan kembali” kadang-kadang bisa saja terjadi. Oleh karena itu
perencanaan tidak bersifat paten, tetapi harus mementingkan kebutuhan
fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru yang
mungkin berubah dalam proses implementasi.
Sukamti & Rinamurti (2013:25) mengatakan bahwa pada hakikatnya
perencanaan adalah pemilihan (keputusan saat ini) terhadap kondisi masa depan
yang kita kehendaki beserta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan kondisi tersebut. Seorang pemimpin yang efektif selalu membuat
perencanaan untuk masa mendatang maupun menangani hal-hal yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terjadi sekarang. Ia membuat perencanaan untuk menanggapinya serta
menyediakan orang-orang untuk melaksanakannya. Tidak adanya perencanaan
strategis, akan menghadapkan orang untuk selalu memberikan reaksi dan
menangani krisis demi krisis (Madya Utama, 2015:25).
Berdasarkan definisi yang sudah diuraikan di atas dapat disimpulkan,
perencanaan adalah: Esensial yang berkaitan dengan pemilihan sekumpulan
kegiatan dan pemutusan terhadap kondisi masa depan tentang apa tujuan yang
akan dilakukan, mengapa perlunya kegiatan tersebut, bagaimana melakukannya,
bilamana pelaksanaan kegiatan dimulai dan selesai, siapa yang akan
melaksanakannya, serta mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan
penghambat dan perlu menyediakan orang-orang untuk melaksanakannya.
b. Tujuan Perencanaan
Sukamti & Rinamurti (2013:27-28) terdapat empat tujuan perencanaan
yakni:
1) Memberikan pengarahan, petunjuk atau pedoman, baik untuk manajer maupun
karyawan.
Dengan rencana semua dapat mengetahui apa saja yang harus mereka capai,
bagaimana cara mencapainya, apa saja yang harus dikerjakan, peralatan apa
yang akan digunakan, dengan siapa harus bekerja sama, serta apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan yang tertuang dalam
rencana membantu karyawan untuk bekerja tanpa harus menunggu perintah.
Tanpa rencana bisa mengakibatkan orang dapat bekerja sendiri-sendiri, tanpa
arah sehingga hasil kerja organisasi tidak efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Mengurangi ketidakpastian (uncertainty) yang berkaitan dengan masa yang
akan datang. Dalam membuat perencanaan perlu ramalan-ramalan (forecast)
yang ketat karena berkaitan dengan waktu ke depan yang penuh dengan
ketidakpastian. Maka dibutuhkan kepekaan dari manajer dalam melakukan
forecast. Hal esensial dari tujuan kedua ini adalah kemampuan manajer untuk
melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan dampak dari
perubahan-perubahan, menetapkan waktu pelaksanaan dan menyusun rencana.
Dengan adanya rencana organisasi akan bekerja mencapai target baik kualitas
maupun kuantitas sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan.
3) Meminimalkan terjadinya pemborosan, baik dari segi waktu, biaya, maupun
energi yang dikeluarkan untuk mencapai produk tertentu. Kerja yang terarah
dan terencana dapat mengurangi terjadinya pemborosan. Misalnya, dalam
lembaga pendidikan tidak ada kelebihan tenaga guru, dengan demikian
biayapun menjadi hemat.
4) Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya,
yaitu proses pengendalian dan pengevaluasian.
c. Manfaat Perencanaan
Sukamti & Rinamurti (2013:30-31) menguraikan beberapa manfaat dari
perencanaan yakni:
1) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-
perubahan lingkungan
2) Membantu manajer dalam hal tanggung jawab yang lebih tepat.
3) Memudahkan manajer melakukan koordinasi antar bagian dalam organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Memungkinkan para manajer memahami dengan jelas gambaran operasional
keseluruhan
5) Mempermudah para manajer dalam proses kristalisasi kesesuaian pada
masalah-masalah utama
6) Efisiensi menjadi lebih tinggi, penggunaan waktu dan biaya menjadi lebih
hemat.
7) Tujuan menjadi lebih jelas, terinci dan mudah dipahami.
8) Memberikan arah kepada manajer dan nonmanajer.
9) Mengurangi ketidakpastian
10) Meminimalkan pemborosan dan kekosongan
11) Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam pengendalian.
d. Jenis-Jenis Perencanaan
Sukamti & Rinamurti (2013:33-35) menguraikan jenis-jenis perencanaan
menjadi tujuh jenis yakni:
1) Rencana Strategik: rencana yang diterapkan pada organisasi secara
keseluruhan dan menerapkan tujuan keseluruhan organisasi. Rencana strategik
merupakan program umum untuk mencapai tujuan organisasi dalam
pelaksanaan misi, juga merupakan langkah-langkah untuk menanggapi
perubahan lingkungan yang terjadi terus menerus. Dengan kata lain,
perencanaan strategi merupakan perencanaan jangka panjang yang formal
untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi.
2) Rencana Operasional: merupakan pendefinisian tentang hal-hal yang harus
dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi dan mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tujuan strategi tersebut. Misalnya, perencanaan produksi, perencanaan
fasilitas, perencanaan pemasaran, dan perencanaan keuangan.
3) Rencana Jangka Pendek dan Rencana Jangka Panjang: perencanaan dengan
jangka waktu satu tahun atau bahkan kurang dari satu tahun. Sedangkan
perencanaan jangka panjang merupakan perencanaan dengan jangka waktu
lima tahun atau lebih, namun jumlah tahun semakin bervariasi dan cenderung
semakin pendek karena ketidakpastian yang mungkin akan terjadi.
Perencanaan jangka pendek lebih bersifat operasional, sedangkan jangka
panjang bersifat strategis.
4) Rencana Spesifik: rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberikan ruang kepada interpretasi. Rencana ini dibuat untuk mengurangi
ketidakjelasan dan masalah yang terjadi karena kesalahpahaman.
5) Rencana Arahan: rencana fleksibel yang menentukan panduan umum.
6) Rencana Sekali Pakai: rencana yang digunakan satu kali dan ditujukan khusus
untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi khusus.
7) Rencana Siaga: rencana yang terus berjalan dan memandu aktifitas-aktifitas
yang dilakukan berulang kali.
e. Tahap-Tahap Perencanaan
Hani Handoko (2009:79) menguraikan empat tahap dasar perencanaan
yakni:
1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan: perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau
kelompok kerja. Dalam pengelolaan sebuah yayasan harus melewati tahap ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penting mempertimbangkan kebutuhan unit-unit sebagai kelompok kerja dari
yayasan. Tanpa rumusan tujuan yang jelas organisasi tidak dapat
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif.
2) Merumuskan keadaan saat ini: sangat penting memahami posisi organisasi
saat ini untuk mempertimbangkan sumber daya yang tersedia demi mencapai
tujuan. Karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
Tahap ini memerlukan informasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan di unit
kerja, maka perlu komunikasi dalam lembaga atau dengan unit-unit karya.
3) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan: segala kekuatan dan
kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
faktor-faktor intern dan ekstern yang dapat membantu tercapainya tujuan
organisasi harus diketahui terlebih dahulu supaya menghindari timbulnya
masalah dalam pelaksanaan sebuah rencana. Hal ini merupakan bagian
esensial dari proses perencanaan.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan:
tahap ini merupakan tahap pemilihan alternatif kegiatan-kegiatan.
Jenis-jenis kegiatan diinventarisasi kemudian ditentukan berdasarkan
prioritas dalam program-program. Berdasarkan alternatif-alternatif kegiatan yang
sudah diinventarisasi, manajer akhirnya melakukan pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil akan mengubah dari potensi menjadi kinerja. Kinerja
yang efisien dan efektif adalah tujuan manajemen. Keputusan yang sudah diambil
harus dilembagakan dan dikerjakan bersama-sama di dalam organisasi agar
mencapai hasil maksimal. Setiap tujuan harus direalisasikan. Maka perlu ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengelompokan tugas, tanggung jawab, sumber daya, dan kepemimpinan. Hal ini
dapat dilakukan jika didukung dengan struktur organisasi yang memenuhi prinsip-
prinsip manajemen.
2. Pengorganisasian (organizing)
a. Pengertian Pengorganisasian
Hani Handoko (2009:168) mengatakan pengorganisasian merupakan suatu
proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Maka yang perlu dilakukan dalam proses
ini adalah perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, pembagian beban
pekerjaan menjadi bagian-bagian yang dapat dilaksanakan oleh satu orang yang
tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan sehingga dapat diselesaikan secara
efisien, pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan
harmonis demi mengurangi ketidakefisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumberdaya
manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen dan menghasilkan penataan
dari unsur yang ada dari organisasi. Menurut Samuel, pengorganisasian adalah:
Proses, di mana ditetapkan penggunaan teratur, semua sumber daya di dalam sistem manajemen yang ada. Penggunaan tersebut, menekankan pencapaian sasaran-sasaran sistem manajemen yang bersangkutan, dan ia bukan saja membantu membuat sasaran-sasaran menjadi jelas, tetapi ia menjelaskan pula sumber-sumber daya macam apa akan digunakan untuk mencapainya (Samuel dalam Winardi, 2009:22).
Pengorganisasian (organizing) adalah suatu aktivitas yang berkaitan
dengan penyusunan struktur organisasi. Struktur harus disusun sedemikian rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sehingga dapat membuat pembagian-pembagian siapa melakukan apa, siapa
berada di mana, serta siapa melapor kepada siapa dalam hubungan pekerjaan.
Situasi tersebut sangat berarti bagi siapapun yang berada di dalam organisasi
karena mereka akan memahami posisi dan tanggung jawab masing-masing.
Aktivitas pengorganisasian memungkinkan penugasan-penugasan kepada
kelompok atau individu/karyawan karena pedomannya yang jelas siapa
melakukan apa (Vita & Supriyono, 2013:62).
Menurut Syafaruddin, pengorganisasian adalah proses di mana pekerjaan
di bagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Pengorganisasian adalah proses pengurusan; mencakup
pembagian pekerjaan yang harus dikerjakan, pengalokasian sumber daya yang
dapat memberikan bantuan, mengkoordinir pekerjaan untuk mencapai hasil
(Syafrudin dalam Kristianto, 2013:9).
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa pengorganisasian merupakan
sebuah investasi dari mana sistem manajemen harus mendapatkan imbalan.
Apabila organisasi dijalankan dengan tepat maka sumber daya tersebut akan
memperbesar efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya.
b. Proses Pengorganisasian
Winardi (2009:24) mengutip Saul menguraikan proses pengorganisasian
ke dalam lima langkah pokok yakni:
1) Melaksanakan refleksi tentang rencana-rencana dan sasaran-sasaran.
2) Menetapkan tugas-tugas pokok.
3) Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian (subtasks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4) Mengalokasi sumber-sumber daya dan petunjuk-petunjuk untuk tugas-tugas
bagian tersebut.
5) Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasi.
c. Konsep-Konsep Pengorganisasian
Dalam melakukan pengorganisasian perlu diketahui konsep-konsep dasar
yang menyertainya. Vita & Supriyono (2013:63) menguraikan konsep-konsep
pengorganisasian antara lain:
1) Kewenangan (Authority): hak yang dimiliki seseorang (manajer/pemimpin)
untuk membuat keputusan, memberikan perintah serta mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki organisasi. Dengan demikian seorang
manajer/pemimpin memiliki kuasa untuk mengambil keputusan yang
dianggap bermanfaat bagi pencapaian tujuan organisasi.
2) Kekuasaan (Power): kemampuan menggunakan pengaruh di dalam
organisasi. Kemampuan ini dapat berasal dari kepemilikan, posisi atau
jabatan sah di dalam organisasi, kemampuan memberikan imbalan maupun
hukuman, atau kemampuan menjadikan diri sebagai panutan bagi orang lain.
3) Rentang kendali (Span of control): rentang kendali disebut juga rentang
manajemen pada dasarnya menggambarkan jumlah bawahan langsung yang
dapat dikendalikan atau diawasi seseorang secara efektif. Rentang kendali
dapat bersifat lebar atau sempit. Rentang kendali lebar berarti seorang
pemimpin membawahi banyak bawahan secara langsung, sedangkan rentang
kendali sempit menggambarkan seorang membawahi secara langsung dua atau
tiga orang bawahan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Pendelegasian (Delegation): pemberian wewenang seorang pemimpin kepada
satu atau beberapa orang bawahan. Aktivitas tersebut sering dilakukan
pemimpin untuk mendistribusikan sebagian kewenangannya kepada orang lain
sehingga pemimpin dapat memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan
kegiatan yang lebih penting. Pendelegasian wewenang bukan berarti
menyerahkan sebagian kewenangannya saja kepada bawahan, melainkan tetap
bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepada bawahannya
tersebut. Dengan demikian jika bawahan mengalami kegagalan dalam
melaksanakan kewenangannya, maka tanggung jawab tetap berada pada
atasan yang mendelegasikan kewenangannya tersebut.
5) Pemusatan/penyebaran (Sentralization/Decentralization): dikaitkan dengan
kewenangan mengambil keputusan. Lazimnya keputusan-keputusan yang
bersifat strategis dan menentukan hidup matinya organisasi akan
disentralisasikan di tangan para pemimpin. Sebaliknya, keputusan-keputusan
di luar hal tersebut dapat didesentralisasikan atau diserahkan kewenangannya
kepada bawahan.
6) Kesatuan Komando (Unity of Command): konsep ini menggambarkan bahwa
setiap bawahan harus melapor hanya pada seorang pemimpin. Dalam prinsip
ini bawahan tidak diperbolehkan memiliki lebih dari seorang atasan, jika hal
ini terjadi akan menimbulkan masalah tersendiri baik berupa konflik maupun
kesimpangsiuran.
7) Pembagian Kerja (Division of Labor): membagi pekerjaan (a job) menjadi
tugas-tugas (tasks) yang spesifik. Satu pekerjaan dapat dibagi ke dalam
beberapa tugas yang bersifat khusus. Setiap tugas yang khusus tersebut
dikatakan spesialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Struktur Organisasi
Hani Handoko (2009:169) mengatakan struktur organisasi didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-
orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggungjawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi. Sedangkan Stoner berpendapat, struktur
keorganisasian (organizational structure) dapat dirumuskan sebagai pengaturan
dan antar hubungan bagian-bagian komponen dan posisi-posisi suatu perusahaan
(Stoner dalam Winardi, 2009:96).
Hani Handoko (2009:170) mengutip Chandler, menguraikan faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1) Strategi Organisasi untuk Mencapai Tujuan: menjelaskan bagaimana aliran
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara manajer dan
bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga jika strategi
berubah maka struktur organisasi juga akan berubah.
2) Teknologi yang digunakan: perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang-barang atau jasa akan membendakan bentuk struktur
organisasi.
3) Anggota (karyawan) dan Orang-Orang yang Terlibat dalam Organisasi:
kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk
bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi
saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan-satuan kerja
pada rancangan struktur organisasi. Selain itu, orang-orang di luar organisasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
seperti pelanggan, supplier, dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan struktur.
4) Ukuran Organisasi: besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-
satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar
ukuran organisasi, struktur organisasinya akan semakin kompleks, dan harus
dipilih untuk struktur yang tepat.
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1) Spesialisasi kegiatan: dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok
kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut
menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
2) Standardisasi kegiatan: merupakan prosedur-prosedur yang digunakan
organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3) Koordinasi kegiatan: menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan
fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan: menunjukkan lokasi
(letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5) Ukuran satuan kerja: menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok
kerja.
e. Pengklasifikasian dan Pengelompokan Aktivitas
Dalam sebuah organisasi terdapat macam-macam aktivitas yang
dilakukan. Maka perlu pengelompokan serta klasifikasi sedemikian rupa sehingga
terbentuk kelompok-kelompok yang sistematis. Kelompok-kelompok aktivitas
tersebut misalnya kelompok pemasaran, kelompok produksi atau kelompok
operasional, kelompok keuangan, kelompok administrasi, kelompok sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
manusia. Dalam istilah manajemen aktivitas pengelompokan itu disebut
pendepartementalisasian atau departementalization. Vita & Supriyono (2013:75-
77), menguraikan empat cara pengelompokan aktivitas yaitu:
1) Departementasi Fungsional: cara pengelompokan fungsional didasarkan atas
fungsi-fungsi yang lazimnya dilakukan oleh organisasi. Maka dalam sebuah
yayasan pendidikan perlu ada pengelompokan fungsi seperti, fungsi promosi
sekolah (pemasaran), fungsi keuangan, fungsi administrasi, fungsi personalia,
fungsi kurikulum dan fungsi sarpras.
2) Departementasi Geografis: pengelompokan aktivitas atas dasar wilayah
teritorial. Cara pengelompokan demikian seringkali dimaksudkan agar lebih
dekat dengan konsumen. Jika pengelompokan ini terjadi untuk sebuah yayasan
pendidikan maka di setiap wilayah di mana ada persekolahan milik yayasan
ada yayasan perwakilan untuk mempermudah koordinasi dan berbagai urusan
lainnya.
3) Departementasi Produk: pengelompokan aktivitas dapat juga dilakukan atas
dasar produk yang dihasilkan. Departementasi ini dipilih jika setiap produk
yang dihasilkan memerlukan strategi pemasaran khusus, sehingga departemen
dapat lebih berkonsentrasi terhadap satu produk saja. Cara ini akan
memberikan keefektifan yang tinggi. Jika departementasi ini diterapkan dalam
yayasan pendidikan maka yang berperan di sini adalah bidang kurikulum.
Pencapaian kurikulum bisa dilakukan dengan membuat pengelompokan
kurikulum.
4) Departementasi Pelanggan: cara ini didasarkan atas kebutuhan kelompok
pelanggan tertentu. Jika produk perusahaan memiliki beberapa jenis kelompok
pelanggan, maka pengelompokannya didasarkan atas tiap-tiap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pelanggan tersebut. Departementasi pelanggan ini bisa diterapkan di lembaga
pendidikan yakni dengan cara mengelompokan siswa sesuai bakat minatnya
dan selanjutnya dibuatkan kurikulum pengembangan bakat minat siswa.
3. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang selalu ada
dalam organisasi. Kepemimpinan dapat digunakan oleh setiap orang dalam segala
situasi, dan dalam segala tingkatan di dalam organisasi. Oleh karena itu
kepemimpinan harus dipelajari dan dikembangkan karena kepemimpinan
mempunyai posisi yang sangat penting dan menentukan dalam sebuah lembaga
atau organisasi.
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya adalah sebuah tindakan untuk
“memengaruhi, memotivasi, dan mendorong orang lain agar mereka memiliki
antusiasme untuk mengambil bagian dalam semua usaha guna mencapai tujuan
bersama”. Yang paling utama dari sebuah kepemimpinan adalah memusatkan
perhatian pada fungsi bukan pada status. Fungsi kepemimpinan harus dipahami
sebagai suatu kesempatan untuk melayani bukan dijadikan kesempatan untuk
merasa memiliki sebuah kedudukan (Madya Utama, 2015:4).
Wursanto (2003:196) mengutip Ordway mengatakan, kepemimpinan
adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna
mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Arianto (2013:92) mengutip Hughes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengatakan kepemimpinan merupakan sebuah fenomena kompleks yang
melibatkan unsur manusia sebagai pemimpin, unsur pengikut, dan situasi.
Musakabe (2009:7) mengatakan, kepemimpinan adalah:
Suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-tugas dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah sebuah tindakan mempengaruhi, memotivasi, dan
mendorong orang lain untuk bekerja sama sehingga dari orang-orang yang
dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan untuk
melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
b. Fungsi Kepemimpinan
Kesuksesan kepemimpinan seorang pemimpin ditentukan oleh bagaimana
dan seberapa besar pemimpin dapat mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnya. Maka seorang pemimpin perlu menyadari fungsi-fungsi yang
dilakukan dalam kelompoknya agar kelompok berjalan dengan efektif. Dua fungsi
utama yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin yakni:
1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah:
fungsi ini menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
2) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok: fungsi ini mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan
kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat (Hani Handoko, 2009:299).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Torang (2014:71) mengutip Rivai secara operasional membedakan lima
fungsi kepemimpinan, yaitu:
1) Fungsi instruktif, yakni fungsi yang mengindikasikan seorang pemimpin
hanya melakukan komunikasi satu arah.
2) Fungsi konsultatif, yakni fungsi yang mengindikasikan seorang pemimpin
melakukan komunikasi dua arah. Pemimpin berkonsultasi dengan bawahannya
sebelum mengambil keputusan bahkan setelah keputusan diambil untuk
memperoleh informasi balikan (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3) Fungsi partisipasi, yakni fungsi yang bertujuan untuk lebih mengaktifkan
bawahan dengan jalan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan,
namun pemimpin tetap dalam fungsinya sebagai pemimpin bukan pelaksana.
4) Fungsi delegasi, yaitu pelimpahan wewenang kepada bawahan.
5) Fungsi pengendalian, diimplementasikan dalam bentuk bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Fungsi ini dimaksudkan agar
seorang pemimpin dapat mengarahkan, mengatur, dan mengkoordinasikan
aktivitas bawahannya.
c. Gaya Kepemimpinan
Dewasa ini, banyak teori yang muncul mengenai kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan sangat bergantung pada situasi atau macam orang yang memimpin.
Oleh karena gaya kepemimpinan tidak dapat disamakan antara pemimpin yang
satu dengan yang lainnya. Tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk
semua situasi. Maka seorang pemimpin harus siap menyesuaikan gayanya dengan
keadaan. Para pemimpin yang paling efektif mencocokkan gaya kepimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mereka dengan situasi seperti, gaya kerja yang mereka sukai, sifat-sifat
kepribadian, serta hakikat dari tugas dan kelompok. Ada lima dasar gaya
kepemimpinan menurut Armstrong (1988:105) yakni;
1) Menyuruh (tells), pemimpin menentukan pekerjaan dan menyuruh bawahan
untuk mengerjakannya.
2) Meyakinkan (reassure), pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan dan
menjelaskan bagaimana mengerjakannya.
3) Menguji (test), pemimpin menentukan batasan, meminta pendapat, jika perlu
mengubah keputusannya sebelum memulai mengerjakannya.
4) Konsultasi (consults), pemimpin menentukan masalah, mengusulkan alternatif
tindakan, dan meminta saran mengenai tindakan yang akan dilakukan.
5) Menghubungkan (joins), pemimpin menentukan masalah dan menghubungkan
proses pencarian alternatif tindakan, mengevaluasinya dan membuat
keputusan akhir.
Menurut Hani Handoko (2009:299), para peneliti telah mengidentifikan
dua gaya kepemimpinan, yakni:
1) Gaya kepemimpinan dengan orientasi tugas: gaya kepemimpinan ini
mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa
tugas yang dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkannya. Pemimpin dengan
gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada pengembangan
dan pertumbuhan karyawan.
2) Gaya kepemimpinan dengan orientasi karyawan: gaya kepemimpinan ini
mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.
Mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta menjaga
hubungan saling percaya, menghormati dan menghargai dengan para anggota.
Torang (2014:66-67), mengemukakan pendapat Rivai bahwa gaya
kepemimpinan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe pemimpin. Ada
lima tipe pemimpin yakni:
1) Tipe otokratik/otoriter: menempatkan kekuasaan di tangan pimpinan
(penguasa tunggal). Posisi bawahan hanya pelaksana keputusan, perintah,
bahkan pelaksana apa yang diinginkan pimpinan. Pimpinan menganggap
dirinya tidak ada kelemahan sehingga tidak menganggap potensi yang dimiliki
bawahan. Dalam proses pengambilan keputusan pemimpin yang memiliki tipe
ini tidak melibatkan orang lain atau bawahannya.
2) Tipe paternalistic: pemimpin mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan
bawahannya, hubungan dengan bawahan diposisikan dalam hubungan bapak
dan anak, memperhatikan pemenuhan kebutuhan fisik bawahannya dengan
maksud agar bawahannya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik.
3) Tipe kharismatik: pemimpin selalu menjaga keseimbangan antara pelaksanaan
tugas dan komunikasi atau hubungan baik dengan bawahannya. Hubungan
antara pemimpin dengan bawahan berorientasi rasional dan bukan berorientasi
kekuasaan.
4) Tipe Laissez faire: pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dari pada
penyelesaian tugas. Pemimpin dengan tipe ini berpendapat bahwa apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hubungan antara pemimpin dengan bawahan terjalin dengan harmonis, maka
bawahan termotivasi menyelesaikan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.
5) Tipe demokratik: pemimpin menempatkan bawahan sebagai faktor utama dan
terpenting. Bawahan ditempatkan sebagai subjek yang memiliki keinginan,
kebutuhan, kemampuan, pendapat, kreativitas dan inisiatif yang berbeda-beda
dan harus dihormati. Tipe kepemimpinan ini mengindikasikan kepemimpinan
yang aktif, dinamik dan terarah. Dalam mengambil keputusan selalu
mengedepankan musyawarah.
d. Ciri-Ciri Pemimpin yang Efektif
Secara umum kepemimpinan itu diartikan sebagai pemimpin.
Kepemimpinan juga sering diasosiasikan sebagai orang yang memimpin. Berarti
secara umum dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah orang yang
memimpin suatu organisasi atau lembaga. Sehubungan dengan hal tersebut
Robbins dan Coulter dalam Arianto (2013:99-100) menguraikan ciri khusus
seorang pemimpin yang efektif sebagai berikut:
1) Drive (dapat mengarahkan): pemimpin adalah motor penggerak yang dapat
mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan. Pemimpin adalah orang
yang memiliki motivasi yang tinggi, bersikap ambisius dan banyak energi
dalam mencapai tujuan. Mereka bukan tipe yang mudah menyerah dalam
melakukan tugas-tugas dan selalu berinisiatif melakukan suatu perubahan.
2) Desire to lead (keinginan untuk memimpin): pemimpin harus memiliki
keinginan kuat untuk memengaruhi pengikutnya dan memimpin mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Posisi sebagai seorang pemimpin harus disadari sebagai tanggung jawab dan
konsekuensi yang besar.
3) Honesty and integrity (kejujuran dan integritas): pemimpin membangun
sebuah hubungan dengan pengikutnya yang dilandasi dengan rasa percaya satu
sama lain. Pemimpin yang baik harus selaras antara apa yang diucapkan
dengan apa yang dilakukan. Hal ini akan memunculkan rasa percaya yang
tinggi dari pengikut terhadap pemimpinnya.
4) Self confidence (rasa percaya diri): pemimpin harus mempunyai rasa percaya
diri yang tinggi. Rasa percaya diri yang tinggi perlu ditunjukkan untuk
memberikan kepastian bagi para pengikut bahwa mereka melakukan sesuatu
yang benar dan sedang mencapai sebuah tujuan yang berarti.
5) Intelligence (kecerdasan): pemimpin perlu kecerdasan yang cukup untuk
melakukan proses pengumpulan, sintesis, analisis, dan interpretasi dari sekian
banyak informasi yang masuk.
6) Job-relevant knowledge (pengetahuan yang relevan tentang pekerjaan):
pemimpin yang efektif harus memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
tentang perusahaan, dan hal-hal teknis dalam melakukan pekerjaannya.
Tingkat pengetahuan yang tinggi dan mendalam memungkinkan seorang
pemimpin dapat mengambil keputusan dengan tepat.
7) Extraversion (energik): pemimpin haruslah penuh energik, periang, mudah
bersosialisasi dan jarang sekali bersikap diam. Mereka harus menunjukkan
energi positif terhadap pengikutnya.
Kesuksesan seorang pemimpin tidak terlepas dari kesuksesan yang dicapai
oleh orang-orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu seorang pemimpin perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengembangkan kepemimpinan berbasis keteladanan. Karakteristik pemimpin
yang berbasis keteladanan adalah pemimpin yang melayani; pemimpin yang
melayani adalah sikap pemimpin yang rendah hati, pemimpin yang bertanggung
jawab, pemimpin yang perasaan dan pikirannya berjalan seimbang, setia dan
dapat diandalkan, mampu bekerja, dapat bekerja sama, menjadi motivator bagi
bawahannya (Chen, 2011:49-53).
e. Roh Kepemimpinan
Roh merupakan semangat atau daya dorong yang berasal dari kedalaman
hati dan jiwa seseorang untuk melakukan sesuatu. Pemimpin tidak boleh
kehilangan roh kepemimpinannya. Tanpa roh kepemimpinan, posisi sebagai
pemimpin tidak ada artinya. Roh kepemimpinan meliputi sejumlah faktor yakni
kepercayaan, tanggung jawab, kehormatan, akseptabilitas, visi pemimpin,
kewibawaan, keteladanan, kebijaksanaan dan keimanan. Roh kepemimpinan jika
diumpamakan seperti manusia yang terdiri atas badan dan jiwa, posisi atau jabatan
formal seorang pemimpin adalah badan, sedangkan roh kepemimpinan adalah
jiwa (Musakabe, 2009:13).
Kepemimpinan merupakan kepercayaan dari Tuhan kepada seseorang
untuk memimpin suatu kelompok, organisasi, lembaga pemerintahan atau swasta
untuk menjalankan perintah Tuhan dalam mencapai tujuan yang ditentukan.
Wujud fisik pemberian kepercayaan dari Tuhan ini bisa beragam. Pada zaman
Perjanjian Lama pemimpin yang dipilih dan diutus Allah diurapi kepalanya
dengan minyak seperti Nabi utusan Allah. Pada zaman modern, kepercayaan dari
Allah diwujudkan dengan surat keputusan, pelantikan, penyerahan tongkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kepemimpinan misalnya sebagai kepala Negara, kepala pemerintahan, kepala
yayasan, pemimpin gereja, atau pemimpin perusahaan. Apapun wujud pemberian
kepercayaan dari Tuhan, yang paling penting adalah seseorang meyakini bahwa
tugas kepemimpinan adalah kepercayaan dari Tuhan yang dianugerahkan
kepadanya. Maka, pemimpin harus mengembangkan kepercayaan tersebut
menjadi ciri khas pemimpin yang baik, jujur, dapat dipercaya, setia, menjaga
keutuhan jasmani dan rohaninya, menjalin relasi pribadi dengan bawahan,
bersikap adil, dan penuh cinta. Roh kepemimpinan itu terletak pada integritas
antara kata dan tindakan (Musakabe, 2009:14).
Konstitusi Tarekat PRR art. 402 menekankan bahwa penggunaan
kekuasaan harus berpedoman pada kata-kata dan perbuatan Tuhan yang datang
untuk melayani bukan untuk dilayani (Mrk, 10:45), ini berarti tugas
kepemimpinan harus dijalankan dengan penuh kesadaran sebagai seorang pelayan
bukan sebagai penguasa.
Seorang pemimpin harus memiliki jiwa melayani. Ambisi pribadi untuk
mendapatkan kekuasaan tidak menjamin keberhasilan organisasi yang sedang
dipimpinnya. Pemimpin dalam menjalankan tugasnya hendaknya benar-benar
menjiwai semangat pelayanan Yesus utusan Bapa dan dalam Roh, karena wibawa
sebenarnya justru terletak dalam semangat pelayanan (Konstitusi Tarekat PRR
art.407). Maka, posisi kepemimpinan tidak akan memiliki makna tanpa roh
kepemimpinan.
Roh kepemimpinan terletak pada visi yang dimiliki oleh seorang
pemimpin. Visi pemimpin harus memberikan arah dan pandangan jauh ke depan
serta harapan-harapan kepada pengikutnya agar mereka termotivasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menjalankan yang dikehendakinya. Seorang pemimpin perlu memiliki antusiasme
yang tinggi, gairah dan semangat serta minat yang besar untuk mengubah sebuah
harapan menjadi kenyataan (Musakabe, 2009:17). Mewujudkan visi
membutuhkan hati yang tergerak dan bergerak, yakni hati yang sedemikian terikat
dan menyatu dengan hati Allah Bapa yang selalu tergerak dan bergerak memberi
jawaban terhadap jeritan dan kebutuhan manusia. Hati insani manusia
ditempatkan dan disatukan dengan hati Ilahi. Hati dijadikan tempat kesadaran
hidup yang ditandai anugerah Roh sebagai kekuatan untuk mewujudkan visi
melalui misi (Darminta, 2013:48).
Kepemimpinan merupakan tanggung jawab untuk menjalankan misi yang
dipercayakan Tuhan kepada seorang pemimpin. Roh kepemimpinan terletak pada
rasa tanggung jawab seorang pemimpin dalam menjalankan misi melalui tugas-
tugas yang diembannya. Rasa tanggung jawab seorang pemimpin diwujudkan
dalam kemauan, kerelaan berkorban, dan keberanian mengambil risiko untuk
kepentingan organisasi maupun orang-orang yang dipimpinnya (Musakabe,
2009:15). Seorang pemimpin perlu mengembangkan karakter kerohanian
berdasarkan kekuatan salib bersama Yesus. Dengan karakter kerohanian,
pemimpin mampu membangun kesadaran diri yang membuahkan ketelitian, tekun
penuh kepercayaan mengarungi hidup yang berubah dan menjadi baru, tertib
memanfaatkan anugerah roh bagi diri dan sesama dalam menjalankan kehendak
Tuhan (Darminta, 2013:49). Seorang pemimpin hendaknya menunaikan tugas
mereka bersama dengan anggota lain yang dipercayakan kepadanya, berusaha
membentuk komunitas persaudaraan dalam Kristus, di mana Tuhan dicari dan
dicintai melebihi segala sesuatu (Konstitusi Tarekat PRR art. 411).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keteladanan seorang pemimpin merupakan perwujudan dari roh
kepemimpinan. Keteladanan merupakan sikap, tingkah laku yang menjadi contoh
bagi orang lain. Keteladanan seorang pemimpin harus terlahir dari kedalaman jiwa
yang jujur, sehingga sifat-sifat baiknya dirasakan oleh orang-orang yang
dipimpinannya, dengan berpolakan pada kepemimpinan Yesus Gembala yang
baik. Sebagai Gembala Yesus mengenal domba-dombaNya, Ia menyapa mereka
dengan namanya masing-masing, menaruh perhatian, membimbing, mencintai
mereka serta mengutamakan keselamatan bagi mereka yang dipimpinNya (bdk.
Yoh 10:14-15). Seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya mengalir
dari rasa cinta yang tulus kepada orang-orang yang dipimpinnya (Madya Utama,
2015:10). Roh keteladanan seorang pemimpin akan terpancar lewat kualitas
kepemimpinannya, yakni: kemampuan mengambil keputusan dalam lingkup yang
luas, pengetahuan dan pengalaman dalam menangani suatu lembaga, mengambil
risiko, berinisiatif dan mampu melakukan pembaharuan. Memiliki kemampuan
mewujudkan visi melalui misi, berpikir kritis, analitis, dan akademis. Semangat
persaudaraan/loyalitas dan memotivir orang lain ke arah loyalitas dan persatuan,
mengalami pengalaman mistik bersama Allah, peka akan masalah keadilan dan
mau bersikap adil terhadap hak orang kecil, mencintai Gereja dan mengambil
bagian dalam perkembangan Gereja ( Konstitusi Tarekat PRR art. 411.7).
Kedalaman hidup merupakan roh kepemimpinan yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Duc in Altum…Bertolaklah ke tempat yang dalam (Luk, 5:2-
6), Simon Petrus memprioritaskan Yesus, dia taat menjalankan perintah-Nya.
Simon ingin bertolak ke tempat yang lebih dalam, mengenal Yesus lebih dekat
dan mendalam. Simon menyadari bahwa Yesus ingin menyiapkan dirinya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin mesti memiliki kedalaman hidup,
kerohanian yang berakar kuat, tidak mudah goyah atau putus asa. Kedalaman
hidup seorang pemimpin memampukannya memiliki sikap siap sedia dan taat
menjalankan tugas. Ketaatannya dalam menjalankan tugas, dipandang sebagai
ketaatan kepada Yesus yang mempercayakan tugas kepemimpinan kepadanya
(Mintara, 2014:6).
4. Koordinasi (Coordination)
a. Pengertian Koordinasi
Hani Handoko (2009:195) mengatakan koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Koordinasi menjadi penting sebagai pegangan bagi individu-individu dan
departemen-departemen atas peranan mereka dalam organisasi. Tanpa koordinasi
mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri yang berakibat merugikan
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Vita, Supriyono & Hatul (2013:79) mengartikan koordinasi sebagai usaha
mengharmoniskan seluruh kegiatan sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Keharmonisan harus selalu diciptakan baik terhadap tugas-tugas teknis maupun
administrasi. Koordinasi kerja menjadikan beban-beban antarbagian menjadi
seimbang.
b. Kebutuhan akan Koordinasi
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan
komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bila tugas-tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar unit.
James mengatakan ada tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan
atau unit-unit organisasi, yaitu:
1) Saling ketergantungan yang menyatu: bila satuan-satuan organisasi tidak
saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian,
tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk
suatu hasil akhir.
2) Saling ketergantungan yang berurutan: di mana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan yang lain dapat
bekerja.
3) Saling ketergantungan timbal balik: merupakan hubungan memberi dan
menerima antar satuan organisasi. (James dalam Hani Handoko 2009:196).
c. Pedoman Koordinasi
Vita, Supriyono & Hatul (2013:80) mengatakan bahwa dalam melakukan
koordinasi diperlukan pedoman koordinasi yang merupakan proses
pengintegrasian kegiatan-kegiatan dan tujuan dari unit-unit organisasi yang
berbeda ke dalam organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara efisien. Maka,
mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar perlu diterapkan.
Hani Handoko (2009:199) menguraikan tiga mekanisme pengorganisasian
dasar tersebut sebagai berikut:
1) Hirarki manajerial: rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang
formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas dapat
menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan
dengan pengarahan yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2) Aturan dan prosedur: aturan dan prosedur adalah keputusan-keputusan
manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga
dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan
rutin.
3) Rencana dan penetapan tujuan: pengembangan rencana dan tujuan dapat
digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan
organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Mekanisme ini dibutuhkan
jika mekanisme aturan dan prosedur tidak mampu lagi memroses seluruh
informasi yang diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
organisasi.
d. Pendekatan Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Komunikasi merupakan kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi bisa
melalui komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung. Tingkat
koordinasi akan semakin tinggi jika semakin besar ketidakpastian tugas. Sebab
jika terjadi hal semacam ini semakin membutuhkan informasi. Untuk alasan ini,
koordinasi pada dasarnya merupakan tugas memproses informasi.
Hani Handoko (2009:198) berpendapat bahwa ada tiga pendekatan untuk
mencapai koordinasi yang efektif, yakni:
1) Menggunakan teknik-teknik manajemen dasar: organisasi sederhana
mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar yakni, hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan, serta aturan
dan prosedur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2) Meningkatkan koordinasi potensial: satuan-satuan organisasi atau unit-unit
lebih saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Hal ini dapat
dilakukan melalui cara vertikal dan menyamping.
3) Mengurangi kebutuhan akan koordinasi: menciptakan sumber daya-sumber
daya tambahan dan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Komunikasi mempunyai peran penting dalam organisasi. Komunikasi bisa
terjadi kapan saja sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Komunikasi sangat
menunjang koordinasi kerja. Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Komunikasi melibatkan orang-orang
yang saling berinteraksi satu sama lain. Komunikasi juga berfungsi untuk saling
memberi informasi dalam sebuah organisasi. Sehingga dalam berkomunikasi
harus dihindari hal-hal yang memungkinkan terjadinya kesalahan persepsi.
e. Meningkatkan Koordinasi Potensial
Peningkatan koordinasi dalam organisasi diperlukan jika mekanisme
pengkoordinasian dasar tidak cukup. Dengan demikian dapat diterapkan
koordinasi potensial melaui dua cara sistem informasi yakni vertikal dan
menyamping. Sistem informasi vertikal digunakan untuk menyalurkan data
melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau
di luar rantai perintah. Sedangkan sistem informasi menyamping dapat dilakukan
melalui kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja. Bisa melalui peranan penghubung yang menangani
komunikasi antar unit sehingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
diperlukan untuk masalah-masalah khusus, bisa melalui panitia dan satuan tugas,
(Hani Handoko, 2009:200).
f. Pelaksanaan Koordinasi
Menurut Vita, Supriyono & Hatul (2013:81-82) pelaksanaan koordinasi
dalam suatu organisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penyederhanaan organisasi: organisasi harus dijabarkan secara sederhana dan
mudah dipahami oleh masing-masing unit, sehingga pelaksanaan tugas dari
masing-masing bagian dapat dikoordinir dengan baik.
2) Penerbitan buku pedoman: merupakan acuan bagi pelaksanaan tugas di
masing-masing unit untuk memberikan keyakinan kepada para pimpinan
tentang terjadinya keserasian pelaksanaan tugas.
3) Peningkatan pelatihan karyawan: kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak
organisasi untuk meningkatkan kualitas karyawan agar mereka mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan tugas-tugas yang mereka laksanakan.
4) Pembuatan strategi dan kebijaksanaan: rancangan acuan ini merupakan hasil
dari konsep dasar manajerial dengan masukan dari anggota-anggota
organisasi.
5) Penggunaan komunikasi: komunikasi yang komunikatif sangat dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan koordinasi kerja.
6) Koordinasi: kegiatan tersebut sangat dibutuhkan untuk membangkitkan
suasana koordinasi.
7) Pertemuan resmi dan tidak resmi: pertemuan tersebut diadakan untuk
memberikan pelaksanaan tugas bagi karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh
suatu organisasi. Sumber daya manusia memiliki peran dan fungsi penting untuk
tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia mencakup keseluruhan
manusia yang ada dalam organisasi tersebut, yakni orang-orang yang terlibat
langsung dalam keseluruhan operasional mulai dari level yang paling bawah
sampai pada level teratas. Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi
memiliki peran yang sama meskipun level berbeda. Oleh karena itu diperlukan
manajemen sember daya manusia yakni proses serta upaya untuk merekrut,
mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya
manusia dalam mencapai tujuan (Hatul, 2013:184).
Torang (2013:186) mengatakan sumber daya manusia merupakan
kontributor strategis utama terhadap semua aktivitas organisasi. Oleh karena itu,
setiap organisasi yang ingin berkembang harus mengelola dan mengembangkan
sumber daya manusianya dengan baik. Oleh karena itu, secara singkat dapat
didefinisikan, sumber daya manusia adalah harta yang paling penting dalam
organisasi yang memiliki peran dan fungsi penting untuk tercapainya tujuan
organisasi, yang mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi
tersebut mulai dari level yang paling bawah sampai pada level teratas. Maka,
setiap organisasi yang ingin berkembang harus mengelola dan mengembangkan
sumber daya manusianya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Prinsip Dasar Pendekatan Sumber Daya Manusia
Menurut Armstrong (1988:1) ada 4 prinsip dasar pendekatan (SDM)
terhadap manajemen manusia adalah sebagai berikut:
1) Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh
suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi
keberhasilan organisasi tersebut
2) Keberhasilan ini sangat mungkin dicapai jika peraturan atau kebijaksanaan
dan prosedur yang bertalian dengan manusia dari perusahaan tesebut saling
berhubungan, dan membeikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan dan perencanaan strategis
3) Kultur dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang
berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap
hasil pencapaian yang terbaik
4) Manajemen SDM berhubungan dengan integrasi menjadikan semua anggota
organisasi tersebut terlibat dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
c. Proses Penanganan Sumber Daya Manusia
Dalam penanganan SDM dibutuhkan sebuah manajemen yang baik untuk
proses pengelolaannya. Hatul (2013:187) berpendapat ada 3 fungsi utama proses
manajemen sumber daya manusia yaitu:
1) Perencanaan Sumber Daya Manusia: perencanaan strategis untuk
mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang
diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuan.
2) Penyediaan Sumber Daya Manusia: rekrutmen adalah upaya perusahaan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
telah ditetapkan dalam perencanaan tenaga kerja. Dalam perekrutan tenaga
kerja ada tiga konsep yang harus diperhatikan adalah: Rekrutmen internal dan
rekrutmen eksternal, rekrutment internal adalah proses mendapatkan tenaga
kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tenaga kerja
yang sudah ada atau yang sudah dimiliki perusahaan. Sedangkan rekrutment
eksternal yaitu perusahaan mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang akan
ditempatkan pada suatu jabatan tertentu yang diperolehnya dari luar
perusahaan. Tenaga kerja, seleksi tenaga kerja adalah langkah lebih lanjut
setelah perusahaan menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, internal
maupun ekstenal. Dengan demikian akan melakukan proses menyeleksi
dengan berbagai kriteria untuk bisa memenuhi tuntutan dalam sebuah
organisasi diantaranya seleksi administrasi, seleksi kualifikasi, serta seleksi
sikap dan perilaku. Penempatan tenaga kerja, perusahaan perlu benar-benar
memastikan bahwa tenaga kerja yang baru direkrutnya benar-benar siap
bergabung dengan perusahaan, tidak saja dari sisi kualifikasinya, tetapi juga
kesiapannya bekerja secara tim.
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia: secara garis besar, program
pengembangan tenaga kerja dapat dibagi dua, yaitu on the job dan off the job.
Metode on the job bisa berupa kegiatan-kegiatan seperti: Coaching, yaitu
program bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan mengenai
berbagai hal terkait dengan pekerjaan; Planned progression, yaitu program
pemindahan tenaga kerja pada bagian-bagian lain melalui tingkatan-tingkatan
organisasi yang berbeda-beda; Job rotation, yaitu program pemindahan tenaga
kerja ke bagian yang berbeda-beda dan tugas yang berbeda-beda agar tenaga
kerja lebih dinamis dan tidak monoton; Temporary task, yaitu pemberian tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada suatu kegiatan, proyek, atau jabatan tertentu untuk periode tertentu;
Program penilaian prestasi atau performance appraisal. Metode off the job
dapat dilakukan diantaranya: Executive development programm, yaitu
program pengiriman manajer atau tenaga kerja untuk berpartisipasi dalam
berbagai program khusus di luar perusahaan yang terkait dengan analisis
kasus, simulasi atau metode pembelajaran lainnya; Laboratory training, yaitu
program yang ditujukan kepada tenaga kerja untuk mengikuti program-
program berupa simulasi atas dunia nyata yang berkaitan dengan perusahaan;
Organizational development, yaitu program yang mengajak tenaga kerja untuk
berpikir mengenai cara memajukan perusahaan.
d. Penyusunan Personalia atau Kepegawaian (Staffing)
Personalia merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah lembaga
atau organisasi. Tanpa personalia yang memadai akan mempengaruhi seluruh
keberhasilan dan perkembangan organsasi dalam mencapai tujuannya. Demi
mencapai tujuan organisasi secara maksimal dibutuhkan penyusunan personalia
atau kepegawaian karena personalia adalah orang-orang yang memiliki tenaga,
bakat, kemampuan, keahlian, daya kreativitas yang dapat disumbangkan kepada
organisasi.
Hani Handoko (2009:233) mengatakan penyusunan personalia adalah
fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian
latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam penyusunan
personalia perlu memperhatikan proses dan langkah-langkah yang tepat. Hani
Handoko (2009:234) mengatakan proses penyusunan personalia (staffing process)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga
pemenuhan kebutuhan personalia organisasi. Hal-hal yang diperlukan dalam
proses penyusunan personalia adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan sumber daya manusia dirancang untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan personalia.
2) Penarikan (recruitment) yaitu pengadaan calon-calon personalia sesuai dengan
rencana SDM. Metode penarikan yang biasa digunakan meliputi; pengiklanan,
rekomendasi dari orang tertentu, penarikan lewat tenaga-tenaga pendidikan,
atau kantor penempatan tenaga kerja.
3) Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan diantara calon-calon personalia.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam prosedur seleksi: a) wawancara
pendahuluan; b) pengumpulan data-data pribadi (biografis); c) pengujian
(testing); d) wawancara yang lebih mendalam; e) pemeriksaan referensi-
referensi prestasi; f) pemeriksaan kesehatan; g) keputusan pribadi; h) orientasi
jabatan.
4) Pengenalan dan orientasi, dirancang untuk membantu individu yang terpilih
menyesuaikan diri. Proses ini merupakan proses yang penting karena
karyawan baru dihadapkan dengan pekerjaan baru, orang-orang baru, dan
situasi baru, maka harus dijelaskan prosedur-prosedur kerja, gambaran umum,
sejarah dan sifat organisasi serta manfaat-manfaat yang diperoleh baginya.
5) Latihan dan pengembangan, meningkatkan kemampuan perseorangan dan
kelompok untuk mendorong efektivitas organisasi.
6) Penilaian pelaksanaan kerja, dilakukan dengan membandingkan antara
pelaksanaan kerja perseorangan dan standar-standar atau tujuan yang
dikembangkan bagi posisi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
7) Pemberian balas jasa dan penghargaan, disediakan bagi karyawan sebagai
kompensasi pelaksanaan kerja dan sebagai motivasi bagi pelaksanaan kerja di
waktu yang akan datang.
8) Perencanaan dan pengembangan karier, yang mencakup promosi, penugasan,
pemecatan, pemberhentian atau pensiun.
6. Pengawasan (Controlling)
a. Pengertian Pengawasan
Hani Handoko (2009:359) mengatakan pengawasan sebagai proses untuk
“menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini
berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Fungsi pengawasan berhubungan erat dengan fungsi manajerial
yang lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian serta
sumber daya manusia.
Umboh & Sinaga (2013:136) mengutip Robbins dan Coulter mengatakan
pengendalian (controlling) adalah proses mengawasi (monitoring),
membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correcting) kinerja. Pengendalian
organisasi adalah proses pengaturan yang sistematis dari aktivitas-aktivitas
organisasional untuk menjadikan mereka konsisten dengan harapan yang telah
dibentuk dalam perencanaan dan target.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan
(controlling) adalah proses mengawasi, membandingkan dan mengoreksi
aktivitas-aktivitas organisasi untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan organisasi
dari apa yang telah dibentuk dalam perencanaan dan target. Oleh karena itu
pengawasan harus dijalankan secara berkala, berkelanjutan dan terprogram,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
karena melalui pengawasan terjadi tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan juga merupakan usaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-
kesalahan.
b. Tipe-Tipe Pengawasan
Pengelolaan sebuah perusahaan atau lembaga seperti halnya yayasan,
seorang manajer atau pimpinan perlu mengetahui tipe-tipe pengawasan sehingga
memudahkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan demi
mencapai tujuan.
Menurut Hani Handoko (2009:361) ada tiga tipe dasar pengawasan yaitu:
1) Pengawasan pendahuluan (feedforward control): dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari
standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan.
2) Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control) pengawasan ini sering disebut pengawasan “Ya–tidak”
atau “Berhenti – Terus”, dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
3) Pengawasan umpan balik (feedback control): untuk mengukur hasil-hasil dari
suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
rencana atau standar ditentukan, penemuan-penemuan diterapkan pada
kegiatan serupa di masa yang akan datang.
c. Tahap-Tahap Proses Pengawasan
Tahap-tahap dalam proses melakukan pengawasan sangat penting dan
perlu diindahkan. Hani Handoko (2009:362) menjelaskan ada lima tahap
(langkah) proses pengawasan yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1) Penetapan standar: sebagai suatu kesatuan pengukuran sebagai patokan untuk
penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target dapat digunakan
sebagai standar.
2) Penentuan pengukuran pelaksasanaan kegiatan: Pertanyaan-pertanyaan berikut
ini dapat digunakan dalam menerapkan pengawasan tahap kedua ini yakni:
berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur, setiap jam, harian,
mingguan, bulanan? Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan
dilakukan, laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telpon? Siapa (who) yang
akan terlibat, pimpinan, atau staf?
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan: dilakukan dalam berbagai cara misalnya
melalui pengamatan (observasi), laporan-laporan baik lisan maupun tertulis,
metode-metode otomatis dan pengujian (test) atau dengan pengambilan
sampel.
4) Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis penyimpangan:
penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa
standar tidak dapat dicapai. Hal ini penting bagi pembuat keputusan untuk
mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.
5) Pengambilan tindakan korelasi bila diperlukan: bila hasil analisa menunjukkan
perlunya tindakan korelasi maka itu harus dilakukan. Standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.
Kriteria-kriteria tertentu dalam melakukan pengawasan perlu diperhatikan
misalnya mengawasi kegiatan-kegiatan dengan benar, tepat waktu dengan biaya
yang efektif, tepat akurat dan dapat diterima oleh yang bersangkutan. Efektifitas
pengawasan terletak pada semakin terpenuhinya kriteria-kriteria tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
7. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian.
Evaluasi berarti penilaian atas pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Evaluasi
dapat dilakukan melalui pre-test dan post-test atau bisa juga melalui pengamatan
(observation), wawancara (interview), daftar cek (check list), daftar isian (form)
ataupun kesan dan tanggapan untuk mengukur hasil-hasil yang telah dicapai
dalam pelaksanaan sebuah program (Agus Hardjana, 2012:63). Sedangkan Arifin
(2013:5) mengatakan evaluasi adalah suatu proses yang sistermatis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu.
Melakukan evaluasi merupakan sebuah pendekatan untuk mengetahui
apakah hasil yang dicapai bersifat positif atau negatif. Apabila hasil yang dicapai
sesuai dengan yang diharapkan berarti kegiatan tersebut berpengaruh positif
terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti berpengaruhi negatif. Apabila
hasil evaluasi berpengaruh negatif maka seorang pimpinan harus melakukan
koreksi terhadap segala keputusan. Dalam situasi seperti ini seorang pemimpin
harus bersikap kritis, bijak dam memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan baru sesuai dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu pimpinan
memerlukan informasi baik tentang kemajuan yang telah dicapai maupun
penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi (Wursanto, 2003:317).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
proses yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk menilai
terlaksana atau tidaknya suatu program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian yang akan dipakai
untuk mendapatkan data mengenai deskripsi pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD, yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, teknik dan alat pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Nana Syaodih (2012:53-
54) mengatakan beberapa metode yang dimasukkan ke dalam penelitian
kuantitatif yang bersifat noneksperimental yakni metode deskriptif, survei, ekspos
fakto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan. Penelitian deskriptif
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, menggambarkan suatu kondisi
apa adanya. Dalam penelitian deskriptif kuantitatif gambarannya menggunakan
ukuran, jumlah frekuensi dengan menggunakan angka-angka (Nana Syaodih,
2012:72-73). Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis deskriptif
kuantitatif karena saat data dikumpulkan akan disajikan dalam angka-angka.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan populasi yang
sedang diteliti dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang utama. Pada umumnya, jenis penelitian ini digunakan untuk menghimpun
fakta atau informasi mengenai fenomena (pengetahuan, kemauan, pendapat,
perilaku, nilai) dari suatu kelompok atau individu yang sedang terjadi tanpa
melakukan hipotesa, sehingga akan ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi
dan hubungan variabel dalam suatu populasi. Demikian juga dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dimana fokus penelitiannya terdapat pada pandangan atau pendapat pembina,
pengurus dan staf yayasan serta para kepala sekolah dan para guru yang menjadi
sampel terhadap pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Melalui
analisis data mengenai pandangan dari sampel yang diperoleh melalui kuesioner,
wawancara dan studi dokumen akan dicari suatu usaha yang sesuai untuk
mengembangkan aspek-aspek yang dianggap belum maksimal dalam pengelolaan
yayasan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD yang
terletak di Larantuka, Flores Timur, NTT. Peneliti memilih tempat penelitian ini
karena Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD membawahi karya pendidikan milik
Kongregasi Puteri Reinha Rosari (PRR) sehingga peneliti ingin mengetahui
sejauhmana pengelolaan yayasan selama ini yang akan dilihat dari sudut pandang
pembina, pengurus dan staf yayasan serta para kepala sekolah dan para guru yang
terlibat dan mengalami langsung pengelolaan yayasan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni sampai
dengan 15 Juli 2015. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan
waktu yang disesuaikan dengan waktu yang telah disediakan oleh pembina,
pengurus dan staf yayasan serta para kepala sekolah dan para guru di Larantuka-
Flores Timur dan di Lembata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya (Sugiyono, 2014:61). Populasi
dalam penelitian ini adalah pembina, pengurus dan staf Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD, para kepala sekolah dan para guru yang mengajar di sekolah-
sekolah yayasan yang berada di Larantuka dan Lembata. Berdasarkan data yang
diperoleh melalui laporan yayasan akhir tahun 2014, jumlah pembina 1 orang,
pengurus sebanyak 3 orang, staf yayasan 4 orang, jumlah kepala sekolah sebanyak
7 orang yakni Kepala SMPK St. Gabriel Sarotari-Larntuka, SMPK Sta. Theresia
Lamahora-Lembata, SMPK Sta. Maria Goreti Riangkemie-Larantuka, SDK Sta.
Theresia Lamahora-Lembata, PAUD Sta. Maria Goreti Riangkemie-Larantuka,
TK Anfrida Sarotari-Larantuka, TK Sta. Theresia Lamahora-Lembata. Jumlah
guru seluruhnya sebanyak 81 orang (Madeleine, 2014: 15-26) jumlah populasi
sebanyak 97 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014:62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf
kesalahan 1%, 5% dan 10% (Sugiyono, 2014:69-71). Berdasarkan jumlah
populasi 97 orang, peneliti menggunakan taraf kesalahan 1%, maka sampel yang
ditetapkan dan diambil diantara 83 orang atau 87 orang, maka peneliti mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sampel sebanyak 83 orang. Dari jumlah sampel 83 orang ini tidak semua
disebarkan kuesioner, beberapa sampel seperti kepala sekolah, pengurus dan
pembina yayasan serta beberapa guru sebagai perwakilan dari setiap sekolah akan
penulis wawancarai. Maka, sampel yang akan penulis ambil sebagai perwakilan
untuk diteliti dari populasi yang telah ditetapkan adalah: sampel yang mengisi
kuesioner berjumlah 69 orang dan yang diwawancarai sebanyak 14 orang jadi
sampel seluruhnya menjadi 83 orang.
Dalam pemilihan sampel ini teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
adalah purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:68). Dengan pertimbangan
tertentu peneliti sungguh-sungguh mengetahui bahwa responden yang diminta
untuk mengisi kuesioner dan untuk diwawancarai adalah orang yang dianggap
paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan. Peneliti mengambil teknik ini
karena sesuai dengan pertimbangan peneliti, di mana pembina, pengurus dan staf
yayasan serta para kepala sekolah dan guru-guru yang menjadi sampel dalam
penelitian ini merupakan orang-orang yang sungguh mengalami dan terlibat
langsung dalam pengelolaan yayasan, sehingga mereka dianggap mengetahui dan
memahami bagaimana pengelolaan yayasan selama ini.
Kuesioner yang disebarkan saat penelitian berlangsung, sejumlah sampel
yang diambil yakni 83 kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebarkan melebihi
jumlah sampel yang seharusnya diambil untuk mengisi kuesioner yakni 69 orang
untuk mengantisipasi penambahan jumlah guru di sekolah ataupun jika ada
kuesioner yang lainnya yang tidak dapat dipakai untuk dianalisis lebih lanjut,
sehingga dengan demikian kuota 69 sampel yang diperlukan tetap terpenuhi. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
83 kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 69 yang dikembalikan sejumlah
sampel yang ditetapkan dan semuanya dapat dipakai untuk dianalisis lebih lanjut.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Bentuk permasalahan dalam penelitian ini bersifat deskriptif atau
menggambarkan, maka hanya ada satu variabel yang akan diukur atau
digambarkan dalam penelitian ini yakni mengenai “Pengelolaan Yayasan Mgr.
Gabriel Manek, SVD”.
2. Definisi Konseptual Variabel
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan pada bab II, maka
definisi konseptual pengelolaan yayasan adalah proses melakukan kegiatan
tertentu dengan menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam proses melakukan kegiatan tersebut membutuhkan kemampuan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi suatu
sistem dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang dipimpin oleh seorang
pemimpin (manajer). Maka perlu sebuah aktivitas penataan sumberdaya manusia
yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen/pengelolaan sehingga menghasilkan
penataan dari unsur yang ada dalam organisasi.
3. Definisi Operasional Variabel
Pengelolaan yayasan adalah menggerakkan staf yayasan, para kepala
sekolah, para Guru di sekolah-sekolah dalam mencapai tujuan yayasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menanamkan visi, misi yayasan, kharisma, spiritualitas Kongregasi PRR,
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, memanfaatkan
sumber daya manusia yang ada secara maksimal, melakukan pengawasan dan
mengadakan evaluasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran kuesioner (angket), metode interview (wawancara) dan studi
dokumen.
a. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Teknik ini sangat efisien karena peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden. Metode
kuesioner dapat digunakan bila jumlah responden cukup luas ataupun dalam
lingkup yang tidak terlalu luas (Sugiyono, 2014:142).
Peneliti menggunakan tekni penyebaran kuesioner karena sangat cocok
dengan keadaan responden yang ruang lingkupnya tidak terlalu luas sehingga
kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu yang tidak terlalu lama. Jenis
kuesioner yang dipakai adalah kuesioner tertutup. Yang dimaksud dengan
kuesioner tertutup adalah pernyataan atau pertanyaan yang mengharapkan
jawaban singkat atau responden memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pernyataan atau pertanyaan yang telah tersedia. Melalui kuesioner ini penulis akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menyediakan seperangkat pernyataan untuk dijawab oleh responden, kemudian
data yang didapat akan diolah secara deskripsi.
Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner ditujukan kepada para guru
yakni berjumlah 65 orang dan staf Yayasan berjumlah 4 orang. Jadi responden
yang akan mengisi kuesioner berjumlah 69 orang.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
semistruktur (semistructure interview). Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2005:73). Responden
yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah: organ yayasan; pembina dan
pengurus yayasan berjumlah 4 orang, para kepala sekolah berjumlah 4 orang
sesuai kesepakatan dengan ketua yayasan yakni Kepala SMPK St. Gabriel
Sarotari, Kepala SMPK Sta. Theresia Lamahora, Kepala SDK Sta. Theresia
Lamahora dan Kepala TK Sta. Theresia Lamahora, serta perwakilan dari para
guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan mereka tentang Yayasan yakni, guru SMPK Sta. Maria Goreti
Riangkemie 1 orang, guru SMPK St. Gabriel Sarotari 1 orang, guru SMPK Sta.
Theresia Lamahora 1 orang, guru SDK Sta. Theresia 1 orang. Untuk memperoleh
informasi tambahan, peneliti juga mewawancarai orang tua murid 1 orang dan
mantan ketua yayasan 1 orang. Responden yang akan diwawancarai berjumlah 14
orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Dokumentasi (Studi Dokumen)
Suharsimi (2010:274) mengatakan metode dokumentasi yakni mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger agenda dan sebagainya.
Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-
list untul mencari variabel yang sudah ditentukan. Sehingga apabila terdapat
variabel yang dicari peneliti tinggal membubuhkan tanda check di tempat yang
sesuai. Maka peneliti akan menyediakan panduan studi dokumen untuk
mempermudah peneliti mengetahui apakah data-data yang dibutuhkan mengenai
pengelolaan yayasan ada atau tidak (Suharsimi, 2010:274).
5. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014:102) mengatakan instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) dengan
menggunakan skala pengukuran skala likert. Skala likert ini merupakan skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014:93).
Sugiyono (2014:93-94) mengatakan jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Setuju (SS) diberi skor 5,
Setuju (ST) diberi skor 4, Netral (N) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor
2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jadi, masing-masing item akan diskor sesuai dengan skala penilaian dan di dalam
analisis datanya akan diperoleh nilai maksimum untuk setiap item pernyataan
adalah 5 dan nilai minimumnya adalah 1. Berikut adalah skor alternatif jawaban
setiap itemnya;
Tabel 3. 1: Skor alternatif jawaban variabel Pengelolaan Yayasan
Item Favorable 5 4 3 2 1
Item Non-Favorable 1 2 3 4 5
Dalam penelitian ini instrumennya bersifat tertutup. Artinya jawaban
untuk masing-masing pernyataan yang ada telah disediakan pada kolom jawaban
sehingga responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai
dengan keadaan yang dilihat dan dialaminya.
a. Kisi-kisi Kuesioner, Wawancara dan Studi Dokumen
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pengelolaan Yayasan
No Aspek Sub Aspek Indikator Σ Item
No. Item
1 Menanam- kan Visi, misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritua-litas Kongregasi PRR
1. Sosialisasi tentang visi, misi, kharisma, spirituali tas
1. Terlaksananya sosialisasi visi, misi yayasan, serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi.
2. Mampu mengungkapkankan visi, misi, kharisma dan spiritualitas.
3. Seberapa banyak yang mampu mengungkapkan visi, misi, kharisma dan spiritualitas.
9
1, 4, 7, 8 2, 3, 5, 6, 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2 Membuat perencanaan
1. Proses perencanaan
1. Mempertimbang-kan kemudahan-kemudahan serta hambatannya.
2. Merumuskan setiap tujuan kegiatan.
3. Menginventarisir bentuk-bentuk kegiatan.
4. Merencanakan personalia yayasan sesuai kebutuhan
5. Merencanakan personalia yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah.
31 10 - 11 12 - 13 14 - 15 16 - 17 18 - 20 21 22 23 24 - 25 26 - 27 28 - 29 30 - 31
2. Pembuat an keputusan atas perenca-naan
6. Memilih alternativ terbaik berdasarkan prioritas kebutuhan.
7. Menetapkan program jangka pendek.
8. Menetapkan program jangka menengah.
9. Menetapkan program jangka panjang.
10. Pengajuan anggaran oleh sekolah-sekolah.
11. Menetapkan anggaran yang dibutuhkan.
12. Membuat skedul kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
13. Mengalokasikan sumber daya manusia yang diperlukan.
14. Menugaskan tanggungjawab dan wewenang atas pelaksanaan tugas-tugas tersebut.
15. Mengevaluasi kegiatan yang sudah terlaksana.
16. Menetapkan prosedur laporan atas pelaksanaan kegiatan.
32 - 33 34 - 35 36 - 37 38 - 40
3 Melakukan pengorgani-sasian
1. Membuat struktur organisasi
1. Menyusun struktur organisasi yang relevan
2. Membuat rantai komando dan rantai wewenang yang jelas dalam struktur organisasi.
11 41 42 - 43 44 45 – 47 48 - 49 50 - 51
2. Membuat pembagi an kerja
3. Mengorganisir tugas-tugas yang dijalankan oleh pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
4. Membagi tugas bagi setiap pegawai untuk dikerjakan.
5. Kerja sama dalam jenis kegiatan yang saling berhubungan.
6. Melaksanakan tugas sampai selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4 Melakukan koordinasi.
1. Mencipta-kan kebutuhan akan koordinasi
1. Menyatukan unit-unit pendidikan melalui raker, rekoleksi, seminar, pelatihan, retret bersama.
2. Memiliki sarana penyatuan unit-unit pendidikan seperti hymne, seragam, yel-yel, skedul kegiatan.
3. Saling membantu antar unit pendidikan melaui subsidi silang dibidang finansial, ketenagaan dan spiritual.
12 52 - 54 55 - 57 58 - 59 60 - 61
62 - 63
2. Melakuk an pendeka tan untuk mencapai koordinasi yang efektif
4. Memberikan pengarahan tentang hubungan tanggungjawab yayasan dan unit-unit karya
3. Meningkat-kan koordinasi potensial
5. Mengadakan kontak langsung dengan kepala sekolah atau individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
5 Memanfaat-kan sumber daya manusia secara maksimal
1. Kepemim-pinan.
1. Kemampuan bekerja dengan orang lain
2. Tanggungjawab terhadap tugas-tugas.
3. Menegakkan visi, misi dan tujuan yayasan
37 64 65 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4. Memiliki kedisiplinan
5. Memiliki kemampuan berelasi.
6. Memiliki kemampuan berunding.
7. Berani mengambil keputusan
8. Berani mengambil resiko
9. Memiliki alur pemikiran yang baik dan sistematis
10. Mendengarkan bawahan.
11. Memahami bawahan
12. Mempertimbang-kan usul saran dari bawah.
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 - 77 78 - 79 80 81 - 83 84 - 85
2. System SDM
13. Menerima pegawai baru melalui proses rekrumen.
14. Menjelaskan peraturan yayasan tentang pengupahan.
15. Memberi gaji yang sesuai dengan standar.
16. Mengurus kenaikan pangkat dan golongan pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
3. Pengembangan SDM
18. Mengadakan pembekalan untuk pegawai, kepala sekolah dan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
guru baru supaya bekerja lebih baik.
19. Menjelaskan peraturan kepegawaian bidang pendidikan kepada pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
20. Memprogramkan pelatihan untuk pegawai, kepala sekolah dan para guru.
21. Mengadakan magang ke yayasan atau sekolah-sekolah lain yang lebih maju demi peningkatan mutu.
86 - 87 88 - 89 90 - 92 93 - 95 96 - 97 98
4. Peman-faatan SDM
22. Menetapkan target bagi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai, kepala sekolah maupun guru-guru.
23. Membuat program prestasi kerja dari setiap pegawai, guru dan kepala sekolah.
24. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap prestasi kerja yang dialami para pegawai, kepala sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
guru-guru. 25. Memberi sanksi
kepada pegawai, kepala sekolah dan guru-guru yang kurang setia pada peraturan yayasan.
99- 100
6 Melaku kan pengawas an
1. Supervisi ke sekolah-sekolah
1. Mengadakan supervisi ke sekolah-sekolah untuk mengetahui keadaan dan perkembangannya dari dekat.
2. Memantau terlaksana atau tidaknya kegiatan di sekolah-sekolah.
3. Memeriksa administrasi sekolah dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
4. Mengaudit keuangan sekolah.
22
101 102 103 104-05 106-09 110-113 114
2. Mengana-lisis hasil supervisi.
5. Melakukan analisis terhadap hasil supervisi.
6. Menemukan kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah-sekolah maupun yang ada dalam diri pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
7. Menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
permasalahan yang sedang terjadi.
8. Menemukan sebab dan akibat dari permasalahan tersebut.
115-117 118- 119 120-121 122
3. Mencari solusi.
9. Mengelola tingkat permasalahan.
10. Mengelola penyelesaian permasalahan yang terjadi di sekolah-sekolah.
11. Melibatkan pegawai, para kepala sekolah dan guru-guru untuk mencari cara-cara memperbaiki hasil kerja.
7 Mengadakan evaluasi.
1. Evaluasi personal
1. Memiliki agenda kerja atau catatan harian sebagai sarana mengevaluasi perkembangan diri.
2. Memeriksa kelengkapan administrasi pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
3. Memeriksa kondite pegawai dan guru-guru menjelang kenaikan pangkat atau golongan.
13
123 124 125-126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Menyediakan formulir penilaian kinerja setiap pegawai, kepala sekolah dan guru-guru.
127-129 130-131 132-134 135
2. Evaluasi kolektif
5. Mempunyai program evaluasi untuk melihat proses dan hasil dari setiap target.
6. Menyediakan formulir evaluasi kinerja yayasan.
7. Menindaklanjuti hasil evaluasi kinerja yayasan dari sekolah-sekolah.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Pengelolaan Yayasan
No
Aspek/Variabel
Indikator No. Item
1 Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
− Melaksanakan sosialisasi visi, misi, kharisma dan spiritualitas
1
2 Membuat Perencanaan − Pembuatan perencanaan 2 3 Melakukan Pengorganisasian − Mengorganisir kegiatan di
sekolah-sekolah 3
4 Melakukan Koordinasi − Mengadakan koordinasi dengan unit-unit
4
5 Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
− Membuat pembagian tugas.
− Mengadakan pelatihan-pelatihan.
5 6
6 Melakukan Pengawasan − Memantau kegiatan di sekolah-sekolah
7
7 Mengadakan Evaluasi − Mengadakan evaluasi personal dan kolektif
− Mengolah hasil evaluasi
8 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 3.4. Panduan Studi Dokumen Pengelolaan Yayasan
Dari tabel panduan studi dokumen dibawah ini akan diberi tanda check (√) pada
kolom “Ada” atau “Tidak Ada” sesuai dokumen yang ditemukan.
No.
Aspek & Pernyataan Keterangan
Ada Tidak adaMenanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
1. Visi, misi yayasan 2. Program sosialisasi visi, misi, kharisma dan
spiritualitas
3. Bahan sosialisasi visi, misi, kharisma dan spiritualitas
4. Daftar peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi
Membuat Perencanaan 5. Hasil rapat pembuatan perencanaan 6. Personalia di yayasan dan unit-unit 7. Program jangka pendek 8. Program jangka menengah 9. Program jangka panjang
10. Skedul kegiatan 11. Pedoman laporan kegiatan 12. Anggaran yang diajukan oleh sekolah-
sekolah
13. Penetapan anggaran oleh yayasan Melakukan Pengorganisasian 14. Struktur organisasi Yayasan 15. Uraian tugas untuk staf yayasan/
pegawai/kepala sekolah dan guru-guru
Melakukan Koordinasi 16. Program RAKER, seminar, rekoleksi atau
retret.
17. Pelaksanaan kegiatan RAKER, rekoleksi atau retret.
18. Hasil RAKER, rekoleksi atau retret. 19. Bahan pengarahan tentang hubungan dan
tanggungjawab yayasan dengan pegawai, kepala sekolah, guru-guru dan komite serta orang tua/wali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Memanfaatkan Sumber Daya Manusia 20. Prosedur rekrutmen tenaga guru/pegawai
dalam yayasan
21. SK penerimaan tenaga baru 22. SK penggajian/pengupahan 23. Berkas permohonan kenaikan pangkat/
golongan
24. SK kenaikan pangkat/golongan pegawai/guru 25. Bahan pembekalan untuk para pegawai/guru
baru
26. Bahan pelatihan untuk pengembangan SDM 27. Daftar guru/pegawai yang pernah mengikuti
magang di sekolah atau yayasan lain.
28. Bukti prestasi kerja pegawai/kepala sekolah/ guru-guru
Melakukan Pengawasan 29. Program supervisi ke unit-unit karya 30. Berkas hasil analisis dari supervisi ke unit 31. Laporan bulanan keadaan sekolah 32. Laporan tahunan keadaan sekolah 33. Laporan tahunan keadaan yayasan 34. Laporan keuangan dari sekolah-sekolah Mengadakan Evaluasi 35. Agenda kerja yayasan, kepala sekolah,
pegawai dan para guru.
36. Kelengkapan administrasi guru 37. Kondite pegawai, kepala sekolah dan guru-
guru
38. Formulir penilaian kinerja yayasan 39. Hasil evaluasi kinerja yayasan dari unit
b. Pengembangan Instrumen
1) Uji Coba Terpakai
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini bersifat uji coba terpakai.
Yang dimaksud dengan uji coba terpakai adalah peneliti hanya satu kali
menyebarkan instrumen kepada responden untuk dipakai dalam pengumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
data penelitian. Hal ini digunakan agar data yang masuk benar-benar murni
karena langsung dipakai, dan supaya tidak terjadi rekayasa dalam pengambilan
datanya. Butir instrumen yang sudah diisi oleh responden selanjutnya akan diuji
tingkat validitas dan reliabilitasnya, lalu butir instrumen yang tidak valid akan
dibuang, kemudian dilakukan analisis data untuk mendeskripsikan pengelolaan
Yayasan dengan menggunakan butir instrumen yang dianggap valid.
2) Uji Validitas Instrumen
Sugiyono (2014:121) mengatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah data terkumpul, peneliti
sebelumnya akan memasukan data sesuai dengan aspek-aspeknya lalu mulai
menguji tingkat validitas data yang sudah didapat. Alat ukur dapat dinyatakan
sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan
akurat apabila telah memenuhi uji validitas.
Dalam uji coba terpakai menggunakan validitas butir dengan taraf
signifikansi 0,05 dengan N 69 orang. Data pada setiap item diasumsikan data yang
bertipe interval. Di sini akan dilakukan analisis korelasi Product Moment Pearson
untuk mengetahui tiap-tiap item valid atau tidak, dengan menggunakan program
SPSS 19.0 for windows. Yang dibaca dalam uji validitas ini adalah korelasi antara
skor tiap item dengan skor total. Dalam menentukan kevalidan item dapat dilihat
pada signifikansinya. Jika signifikansi <0,05 maka item valid, tetapi jika
signifikansi >0,05 maka item tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 3.5. Keterangan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Taraf Signifikansi
No. Korelasi No. Korelasi Item Item Keterangan Item Item Keterangan Reliabilitas
Total Total 1 .000 Valid 69 .000 Valid 2 .001 Valid 70 .000 Valid 3 .004 Valid 71 .000 Valid 4 .000 Valid 72 .000 Valid 5 .000 Valid 73 .000 Valid 6 .000 Valid 74 .000 Valid 7 .000 Valid 75 .000 Valid 8 .000 Valid 76 .000 Valid 9 .000 Valid 77 .000 Valid 10 .000 Valid 78 .000 Valid 11 .000 Valid 79 .000 Valid 12 .000 Valid 80 .000 Valid 13 .000 Valid 81 .000 Valid 14 .000 Valid 82 .000 Valid 15 .000 Valid 83 .000 Valid 16 .016 Valid 84 .000 Valid 17 .000 Valid 85 .000 Valid 18 .023 Valid 86 .000 Valid 19 .006 Valid 87 .000 Valid 20 .000 Valid 88 .000 Valid 21 .000 Valid 89 .000 Valid 22 .000 Valid 90 .000 Valid 23 .000 Valid 91 .000 Valid .982 24 .000 Valid 92 .000 Valid 25 .000 Valid 93 .000 Valid 26 .000 Valid 94 .087 Tidak Valid 27 .005 Valid 95 .005 Valid 28 .000 Valid 96 .000 Valid 29 .000 Valid 97 .001 Valid 30 .000 Valid 98 .000 Valid 31 .000 Valid 99 .000 Valid 32 .000 Valid 100 .001 Valid 33 .014 Valid 101 .000 Valid 34 .001 Valid 102 .000 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
35 .000 Valid 103 .000 Valid 36 .000 Valid 104 .000 Valid 37 .000 Valid 105 .028 Valid 38 .000 Valid 106 .000 Valid 39 .000 Valid 107 .000 Valid 40 .000 Valid 108 .000 Valid 41 .000 Valid 109 .000 Valid 42 .000 Valid 110 .000 Valid 43 .000 Valid 111 .000 Valid 44 .000 Valid 112 .001 Valid 45 .000 Valid 113 .000 Valid 46 .000 Valid 114 .000 Valid 47 .001 Valid 115 .000 Valid 48 .000 Valid 116 .000 Valid 49 .000 Valid 117 .000 Valid 50 .000 Valid 118 .000 Valid 51 .001 Valid 119 .000 Valid 52 .000 Valid 120 .000 Valid 53 .001 Valid 121 .000 Valid 54 .000 Valid 122 .000 Valid 55 .089 Tidak Valid 123 .065 Tidak Valid 56 .112 Tidak Valid 124 .000 Valid 57 .038 Valid 125 .000 Valid 58 .000 Valid 126 .000 Valid
59 .000 Valid 127 .000 Valid 60 60
.000
.000 Valid Valid
128 128
.000
.000 Valid Valid
61 .000 Valid 129 .000 Valid 62 .000 Valid 130 .000 Valid 63 .000 Valid 131 .000 Valid 64 .000 Valid 132 .000 Valid 65 .000 Valid 133 .000 Valid 66 .000 Valid 134 .000 Valid 67 .000 Valid 135 .000 Valid 68 .000 Valid
Hasil uji validitas butir dari keseluruhan aspek yang diuji dari 135 butir
soal terdapat empat butir soal yang nilai signifikansinya >0,05 yakni soal nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
55 dengan nilai signifikansi 0,089, soal nomor 56 nilai signifikansinya 0,112, soal
nomor 94 dengan nilai signifikansinya 0,087 dan soal nomor 123 dengan nilai
signifikansi 0,065. Dengan demikian terdapat 131 butir soal lainnya dinyatakan
valid dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.
3) Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajengan atau konsistensi
alat ukur. Sugiyono (2014:121) mengatakan bahwa instrumen yang reliable adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji
validitas di mana item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja.
Menggunakan batasan 0,6 dapat ditentukan apakah instrumen reliable atau tidak.
Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan
0,8 adalah baik.
Dalam penelitian ini analisis reliabilitas dilakukan dengan teknik
Cronbach Alpha dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows (Dwi,
2012). Hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.6. Case Processing Summary
N % Cases Valid 69 100.0
Excludeda 0 0.0 Total 69 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel ini menjelaskan tentang data yang valid untuk diproses dan data yang
dikeluarkan, serta persentasenya. Dari hasil yang diuji dapat diketahui bahwa data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
atau case yang valid jumlahnya 69 dengan persentase 100% dan tidak ada data
yang dikeluarkan (exclude).
Tabel 3.7. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.982 131
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 19.0 for window,terdapat
131 item instrumen yang valid, diketahui nilai Cronbach Alpha sebesar 0,982
yang berarti reliabilitas soal dalam penelitian ini sangat tinggi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Serta melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2014:147). Untuk
menganalisis data dalam penelitian ini, akan menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014:147).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Peneliti menggunakan statistik deskriptif karena sesuai dengan tujuan
penulisan skripsi ini, yakni ingin mendeskripsikan atau menggambarkan
pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Deskripsi data tersebut meliputi
rata-rata (mean), skor total (sum), standar deviasi, variance, rentang skor (range),
skor minimum dan maksimun, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul
(modus), dan frekwensi dari skala yang digunakan dalam penelitian ini. Deskripsi
data tersebut berdasarkan kategori dari setiap aspek variabel yang diuji.
Berikut ini adalah cara menentukan kategori variabel yang diukur, yang
juga berlaku untuk setiap aspek variabelnya.
Total item yang valid adalah 131 butir soal dengan skor tertinggi 5 dan skor
terendah 1, maka:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam variabel ini : 5 x 131 =655
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 131 = 131
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 655 – 131 = 524
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 524/5 = 104,8
Kriteria tersebut diambil dari rumus sebagai berikut:
Tabel 3.8. Rumus Penentuan Kriteria
Keterangan:
Smak. : Skor Maksimal
Smin. : Skor Minimal
n : rentang skala setiap item instrumen
Smak – Smin N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Karena berhubungan dengan penilaian untuk keseluruhan aspek
pengelolaan yayasan, maka kriteria untuk nilai secara keseluruhan dari 131 butir
soal ditentukan sebagai berikut:
Tabel 3.9. Kriteria Nilai Keseluruhan
Kriteria Interval Sangat Setuju 550,3 – 655 Setuju 445,5 – 550,2 Netral 340,7 – 445,4 Tidak Setuju 235,9 – 340,6 Sangat Tidak Setuju 131 – 235,8 Aspek mananamkan visi, misi Yayasan serta kharisma dan spiritualitas
Kongregsi PRR sangat berkaitan dengan pengelolaan yayasan, maka kriteria dari
9 butir soal dalam aspek ini dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 9 = 45
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 9 = 9
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 45 – 9 = 36
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 36/5 = 7,2
Tabel 3.10. Kriteria Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Kriteria Interval Sangat Setuju 37,9 – 45 Setuju 30,7 – 37,8 Netral 23,5 – 30,6 Tidak Setuju 16,3 – 23,4 Sangat Tidak Setuju 9 – 16,2
Membuat perencanaan merupakan aspek penting dalam pengelolaan
yayasan, maka ditentukan kriterianya dengan jumlah soal sebanyak 31 butir
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 31 = 155
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 31 = 31
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 155 – 31 = 124
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 124/5 = 24,8
Tabel 3.11. Kriteria Aspek Membuat Perencanaan
Kriteria Interval Sangat Setuju 130,3 – 155Setuju 105,5 – 130,2Netral 80,7 – 105,4Tidak Setuju 55,9 – 80,6Sangat Tidak Setuju 31 – 55,8
Dalam pengelolaan yayasan aspek melakukan pengorganisasian
merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui gerak majunya sebuah
lembaga, dari jumlah soal sebanyak 11 butir ditentukan kriterianya sebagai
berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 11 = 55
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 11 = 11
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 55 – 11 = 44
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 44/5 = 8,8
Tabel 3.12. Kriteria Aspek Melakukan Pengorganisasian
Kriteria Interval Sangat Setuju 46,3 – 55Setuju 37,5 – 46,2Netral 28,7 – 37,4Tidak Setuju 19,9 – 28,6Sangat Tidak Setuju 11 – 19,8
Koordinasi merupakan aspek penting untuk menyatukan unit-unit karya
sebuah yayasan, dalam aspek ini terdapat 10 butir soal, maka ditentukan
kriterianya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 10 = 50
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 1 x 10 = 10
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 50 – 10 = 40
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 40/5 = 8
Tabel 3.13. Kriteria Aspek Melakukan Koordinasian
Kriteria Interval Sangat Setuju 42,1 – 50,0Setuju 34,1 – 42,0Netral 26,1 – 34,0Tidak Setuju 18,1 – 26,0Sangat Tidak Setuju 10,0 – 18,0
Yayasan/lembaga tidak akan berkembang jika tidak memanfaatkan sumber
daya manusia secara maksimal. Karena SDM merupakan aspek penting dalam
pengelolaan yayasan. Dalam aspek ini terdapat 36 jumlah butir soal, maka
ditentukan kriterianya sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 36 = 180
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 36 = 36
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 180 – 36 = 144
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 144/5 = 28,8
Tabel 3.14. Kriteria Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Kriteria Interval Sangat Setuju 151,3 – 180,0Setuju 122,5 – 151,2Netral 93,7 – 122,4Tidak Setuju 64,9 – 93,6Sangat Tidak Setuju 36,0 – 64,8
Aspek melakukan pengawasan merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kemajuan unit karya dari dekat, dalam mengukur aspek ini terdapat
22 butir soal, maka ditentukan kriterianya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 22 = 110
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 22 = 22
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 110 – 22 = 88
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 88/5 = 17,6
Tabel 3.15. Kriteria Aspek Melakukan Pengawasan
Kriteria Interval Sangat Setuju 92,5 – 110Setuju 74,9 – 92,4Netral 57,3 – 74,8Tidak Setuju 39,7 – 57,2Sangat Tidak Setuju 22,00 – 39,6
Karena aspek mengadakan evaluasi berkaitan dengan terlaksana atau
tidaknya sebuah program di yayasan maupun di sekolah-sekolah, maka untuk
mengukur aspek ini terdapat 12 butir soal dan ditentukan kriterianya sebagai
berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 5 x 12 = 60
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam variabel ini : 1 x 12 = 12
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 60 – 12 = 48
4. Hasil dibagi sesuai dengan skala intervalnya : 48/5 = 9,6
Tabel 3.16. Kriteria Aspek Mengadakan Evaluasi
Kriteria Interval Sangat Setuju 50,5 – 60Setuju 40,9 – 50,4Netral 31,3 – 40,8Tidak Setuju 21,7 – 31,2Sangat Tidak Setuju 12,0 – 21,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini peneliti akan menyajikan dan membahas hasil penelitian
dengan menganalisis semua data yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan
Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Larantuka, Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur.
Analisis deskripsi statistik yang digunakan oleh peneliti dalam
menganalisis data penelitian ini adalah analisis frekuensi. Analisis frekuensi
digunakan untuk menghitung data pada variabel, analisis statistik (percentile
values, central tendency, dispersion dan distribution), serta menampilkan grafik
dengan menggunakan program SPSS 19.0 for windows.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis diperoleh data mengenai Pengelolaan Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD yang dideskripsikan sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Pengelolaan Yayasan
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diperoleh gambaran mengenai
Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD sebagai berikut:
a. Deskripsi Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan
Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Keseluruhan
Statistik Deskripsi Data Keseluruhan N Valid 69Missing 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Σ Instrumen 131Mean 444.6232Median 449.0000Mode 468.00a
Std. Deviation 51.59603Variance 2662.150Skewness -1.483Std. Error of Skewness .289Kurtosis 8.294Std. Error of Kurtosis .570Range 398.00Minimum 190.00Maximum 588.00Sum 30679.00
Dari tabel 4.1 statistik deskripsi di atas nilai keseluruhan Pengelolaan
Yayasan dapat dilihat N Valid 69 dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak
131 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa skor
terendah (minimum) 190,00 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 588,00. Dengan
nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 444,6232 dan simpangan
baku (std. deviation) sebesar 51,59603. Nilai varience sendiri sebesar 2662,150
dengan nilai tengah (median) 449 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar
468,00. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan
nilai minimum adalah sebesar 398,00 dengan tingkat kemencengan (skewness)
sebesar -1,483 dan tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar 8,294. Nilai sum pada
periode pengamatan sebesar 30679,00.
Tabel 4.2. Kriteria Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 550,3 – 655 1 2%
Setuju 445,5 – 550,2 35 51%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Netral 340,7 – 445,4 32 46%
Tidak Setuju 235,9 – 340,6 0 0%
Sangat Tidak Setuju 131 – 235,8 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
Grafik 4.1. Frekuensi Data Keseluruhan Pengelolaan Yayasan
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mengatakan setuju terhadap pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Hal
ini terlihat dari 69 responden terdapat 35 jumlah responden yang masuk ke dalam
kriteria Setuju (51%). 1 responden dengan kriteria Sangat Setuju (2%), 32
responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (46%), dan 1 responden masuk
dalam kriteria Sangat Tidak Setuju (1%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Deskripsi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR.
Tabel 4.3. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Statistik Deskripsi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta
Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 9Mean 30.8696Median 31.0000Mode 33.00Std. Deviation 4.14769Variance 17.203Skewness -.502Std. Error of Skewness .289Kurtosis 3.119Std. Error of Kurtosis .570Range 25.00Minimum 18.00Maximum 43.00Sum 2130.00
Salah satu aspek yang diukur dalam pengelolaan yayasan adalah
menanamkan visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR.
Pada tabel 4.3 statistik deskripsi di atas dapat dilihat N Valid 69 orang responden
dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 9 butir soal dan tidak ada data yang
hilang (missing). Diketahui bahwa skor terendah (minimum) 18,00 dan skor
tertinggi (maximum) sebesar 43,00. Dengan nilai rata-rata pada periode
pengamatan (mean) sebesar 30,8696 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar
4,14769. Nilai varience sendiri sebesar 17,203 dengan nilai tengah (median)
31,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 33,00. Nilai kisaran (range)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah sebesar
25,00 dengan tingkat kemencengan (skewness) sebesar -.502 dan tingkat
keruncingan (kurtosis) sebesar 3,119. Nilai sum pada periode pengamatan sebesar
2130,00.
Tabel 4.4. Kriteria Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 37,9 – 45 2 3%
Setuju 30,7 – 37,8 35 51%
Netral 23,5 – 30,6 29 42%
Tidak Setuju 16,3 – 23,4 3 4%
Sangat Tidak Setuju 9 – 16,2 0 0%Total Responden dan Persentase 69 100%
Grafik 4.2. Frekuensi Data Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden setuju terhadap
penanaman visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR
kepada para guru, staf yayasan, orang tua/wali murid dan kepada para siswa. Hal
ini terlihat dari tabel 4.4, yang mana dari 69 responden terdapat 35 jumlah
responden yang masuk ke dalam kriteria Setuju (51%), 2 responden dengan
kriteria Sangat Setuju (3%), 29 responden yang masuk ke dalam kriteria Netral
(42%), 3 responden masuk dalam kriteria Tidak Setuju (4%) dan tidak ada
responden yang masuk kriteria Sangat Tidak Setuju.
Aspek mananamkan visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas
Kongregsi PRR sangat berkaitan dengan pengelolaan yayasan, maka kriteria data
per-item dari 9 butir soal dalam aspek tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 277
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 214
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 277 – 214 = 63
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 63/5 = 12,6
Tabel 4.5. Kriteria Data per-Item Aspek Menanamkan Visi, Misi
Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 264,5 – 277 1 11% 7
Tinggi 251,9 – 264,4 0 0% -
Sedang 239,3 – 251,8 2 22% 6,9
Rendah 226,7 – 239,2 3 34% 3,5,8
Terendah 214 – 226,6 3 33% 1,2,4Total Item dan Persentase 9 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Grafik 4.3. Kriteria Data per-Item Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Terdapat 9 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.5
bahwa terdapat 1 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (1%) yakni butir soal
nomor 7 dengan skor 277 tentang kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan
orang tua peserta didik untuk menjelaskan tentang visi, misi yayasan, serta
kharisma dan spiritualitas PRR.
Tidak ada butir soal dengan kriteria tinggi (0%). 2 butir soal dengan
kriteria sedang (2%) yakni butir soal nomor 6 dengan skor 240 yakni tentang
guru, pegawai dan kepala sekolah menerapkan kharisma dan spiritualitas
Kongregasi PRR melalui tugas-tugas yang dijalankan dan butir soal nomor 9
dengan skor 244 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah terlibat dalam kegiatan
sosialisasi visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR
yang terjadi di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Terdapat 3 butir soal yang masuk kriteria rendah (4%) yakni butir soal
nomor 3 dengan skor 235 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah menerapkan
visi, misi yayasan melalui tugas-tugas yang dijalankan, butir soal nomor 5 dengan
skor 238 tentang guru dan pegawai memahami kharisma dan spiritualitas
Kongregasi PRR dan butir soal nomor 8 dengan skor 235 tentang kepala sekolah
mengadakan pembinaan-pembinaan khusus kepada peserta didik untuk
menjelaskan tentang visi, misi yayasan, serta kharisma dan spiritualitas PRR.
Terdapat 3 butir soal dengan kriteria terendah (3%) yakni butir soal nomor
1 dengan skor sebesar 222 tentang yayasan melaksanakan sosialisais visi, misi
kepada pegawai, para kepala sekolah dan guru-guru melalui rekoleksi/pembinaan
khusus, butir soal nomor 2 dengan skor 225 tentang guru dan pegawai memahami
visi, misi yayasan, dan butir soal nomor 4 dengan skor sebesar 214 tentang
yayasan melaksanakan sosialisais kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR
kepada pegawai, para kepala sekolah dan guru-guru melalui rekoleksi/pembinaan
khusus.
c. Deskripsi Data Aspek Membuat Perencanaan
Tabel 4.6. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Membuat Perencanaan
Statistik Deskripsi Data Aspek Membuat Perencanaan
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 31Mean 98.8696Median 100.0000Mode 94.00a
Std. Deviation 12.50401Variance 156.350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Skewness -.664Std. Error of Skewness .289Kurtosis 4.222Std. Error of Kurtosis .570Range 90.00Minimum 50.00Maximum 140.00Sum 6822.00
Berhasil atau tidaknya pengelolaan yayasan dapat diukur juga dari
bagaimana membuat perencanaannya. Pada tabel 4.6 statistik deskripsi di atas
dapat dilihat bahwa N Valid 69 orang responden dengan jumlah instrumen yang
valid sebanyak 31 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui
bahwa skor terendah (minimum) 50,00 dan skor tertinggi (maximum) sebesar
140,00. Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 98,8696
dan simpangan baku (std. deviation) sebesar 12,50401. Nilai varience sendiri
sebesar 156,350 dengan nilai tengah (median) 100,0000 dan nilai yang sering
muncul (mode) sebesar 94,00. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara
nilai maximum dan nilai minimum adalah sebesar 90,00 dengan tingkat
kemencengan (skewness) sebesar -.664 dan tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar
4,222. Nilai sum pada periode pengamatan sebesar 6822,00.
Tabel 4.7. Kriteria Data Aspek Membuat Perencanaan
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 130,3 – 155 1 2%Setuju 105,5 – 130,2 19 28%Netral 80,7 – 105,4 45 65%Tidak Setuju 55,9 – 80,6 3 4%Sangat Tidak Setuju 31 – 55,8 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Grafik 4.4. Frekuensi Data Aspek Membuat Perencanaan
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak
mempunyai pendapat terhadap aspek perencanaan yang dilakukan oleh yayasan
dalam pengelolaannya. Hal ini terlihat dari tabel 4.7, yang mana dari 69
responden terdapat 45 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Netral
(65%), 3 responden dengan kriteria Tidak Setuju (4%), 1 responden yang masuk
ke dalam kriteria Sangat Tidak Setuju (1%), 19 responden dengan kriteria Setuju
(28%) dan 1 responden masuk dalam kriteria Sangat Setuju (2%).
Kriteria data per-item dari 31 butir soal dalam aspek Membuat
Perencanaan dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 277
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 184
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 277 – 184 = 93
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 93/5 = 18,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.8. Kriteria Data per-Item Aspek Membuat Perencanaan
Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 258,5 – 277 2 6% 33,34
Tinggi 239,9 – 258,4 3 10% 18,26,35
Sedang 221,3 – 239,8 9 29%10,12,14,17,19,21,22,
27,32
Rendah 202,7 – 221,2 11 36%11,15,16,20,23,24,29,
30,36,37,38Terendah 184 – 202,6 6 19% 13,25,28,31,39,40Total Item dan Persentase 31 100%
Grafik 4.5. Kriteria Data per-Item Aspek Membuat Perencanaan
Terdapat 31 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.8
bahwa terdapat 2 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (6%) yakni butir soal
nomor 33 dengan skor 277 yakni tentang menjalankan tugas dengan baik dan
penuh tanggungjawab sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan butir soal
nomor 34 dengan skor 261 tentang yayasan menugaskan seorang
penanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas yang direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Terdapat 3 butir soal dengan kriteria tinggi (10%) yakni soal nomor 18
dengan skor sebesar 240 tentang guru-guru dan pegawai di sekolah-sekolah
memenuhi syarat dan kompeten di bidangnya masing-masing, soal nomor 26
dengan skor sebesar 257 tentang sekolah-sekolah mengajukan anggaran kepada
yayasan untuk pelaksanaan kegiatan, dan butir soal nomor 35 dengan skor 245
tentang menjadi penanggungjawab kegiatan di sekolah yang diampu.
Terdapat 9 butir soal dengan kriteria sedang (29%) yakni butir soal nomor
10 dengan skor 225 tentang yayasan memulai sebuah perencanaan dengan
mempertimbangkan kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatannya, butir
soal nomor 12 dengan jumlah skor 226 yayasan menyusun perencanaan dengan
merumuskan tujuan kegiatannya, butir soal nomor 14 dengan skor sebesar 228
tentang yayasan memulai sebuah perencanaan dengan menginventarisir bentuk-
bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan, butir soal nomor 17 dengan skor sebesar
224 yakni tentang mendapat pelayanan yang memuaskan dari pengurus dan staf
yayasan, butir soal nomor 19 dengan skor 228 tentang guru/kepala
sekolah/pegawai menyampaikan ke yayasan jika kekurangan tenaga di sekolah
yang diampu, butir soal nomor 21 dengan skor sebesar 229 tentang yayasan
memilih alternatif terbaik berdasarkan prioritas kebutuhan saat mengambil
keputusan, butir soal nomor 22 dengan skor sebesar 231 tentang yayasan
mempunyai program jangka pendek, butir soal nomor 27 dengan skor sebesar 231
tentang guru dan pegawai terlibat dalam penyusunan anggaran di sekolah yang
diampu ,dan butir soal nomor 32 dengan skor 230 yakni tentang yayasan
mengalokasikan SDM yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sebuah perencanaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Terdapat 11 butir soal dengan kriteria rendah (36%) yakni butir soal
nomor 11 dengan skor 216 tentang yayasan bertanya kepada guru/pegawai
mengenai kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatan yang dialami di
sekolah sebagai informasi dalam membuat perencanaan, butir soal nomor 15
dengan jumlah skor 212 tentang yayasan bertanya kepada kepala sekolah, guru
dan pegawai mengenai bentuk kegiatan yang dibutuhkan di sekolah debagai bahan
pertimbangan untuk membuat perencanaan, butir soal nomor 16 dengan skor
sebesar 217 tentang personalia di yayasan memadai sesuai bidang-bidangnya,
butir soal nomor 20 dengan skor sebesar 211 yakni tentang yayasan cepat
menanggapi kebutuhan tenaga guru dan pegawai di sekolah-sekolah, butir soal
nomor 23 dengan skor 221 tentang yayasan mempunyai program jangka
menengah, butir soal nomor 24 dengan skor sebesar 204 tentang yayasan
mempunyai program jangka panjang, butir soal nomor 29 dengan skor sebesar
207 tentang yayasan menetapkan anggaran yang dibutuhkan untuk perencanaan
yang diajukan oleh sekolah-sekolah, butir soal nomor 30 dengan skor sebesar 203
Yayasan membuat skedul kegiatan untuk sebuah perencanaan yang telah
diputuskan, butir soal nomor 36 dengan skor 212 yakni tentang yayasan
mengadakan evaluasi atas pelaksanaan sebuah perencanaan, butir soal nomor 37
dengan skor 210 yakni tentang guru, pegawai, kepala sekolah terlibat dalam
evaluasi kegiatan, dan butir soal nomor 38 dengan skor 218 yakni tentang yayasan
menetapkan pedoman dan prosedur pelaporan atas pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan.
Item dengan kriteria terendah sebanyak 6 butir soal (19%) yakni butir soal
nomor 13 dengan skor 188 tentang yayasan meminta pendapat kepala sekolah/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
guru/pegawai mengenai perumusan tujuan kegiatan, butir soal nomor 25 dengan
jumlah skor 198 tentang yayasan meminta usul saran dari kepala sekolah, guru
dan pegawai sebelum menetapkan program jangka pendek, menengah dan
program jangka panjang, butir soal nomor 28 dengan skor sebesar 191 yayasan
meminta pendapat guru/pegawai sebelum penetapan anggaran yang diajukan oleh
sekolah, butir soal nomor 31 dengan skor sebesar 184 yakni tentang kepala
sekolah, guru dan pegawai memperoleh skedul kegiatan yang dibuat oleh yayasan
untuk sebuah perencanaan yang telah diputuskan, butir soal nomor 39 dengan skor
201 tentang kepala sekolah, guru dan pegawai mendapat format pedoman dan
prosedur pelaporan pelaksaan suatu kegiatan, dan butir soal nomor 40 dengan skor
sebesar 200 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah membuat laporan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman yang telah disediakan.
d. Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian
Tabel 4.9. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian
Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 11 Mean 41.6377Median 42.0000Mode 41.00Std. Deviation 4.74333Variance 22.499Skewness -1.516Std. Error of Skewness .289Kurtosis 5.550
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Std. Error of Kurtosis .570Range 30.00Minimum 20.00Maximum 50.00Sum 2873.00
Untuk mengetahui kemampuan dalam pengelolaan yayasan, melakukan
pengorganisasian juga merupakan aspek yang perlu diukur. Pada tabel 4.9 statistik
deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N Valid 69 orang responden dengan jumlah
instrumen yang valid sebanyak 11 butir soal dan tidak ada data yang hilang
(missing). Diketahui bahwa skor terendah (minimum) 20,00 dan skor tertinggi
(maximum) sebesar 50,00. Dengan nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean)
sebesar 41,6377 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar 4,74333. Nilai
varience sendiri sebesar 22,499 dengan nilai tengah (median) 42,0000 dan nilai
yang sering muncul (mode) sebesar 41,00. Nilai kisaran (range) yang merupakan
selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah sebesar 30,00 dengan
tingkat kemencengan (skewness) sebesar -1,516 dan tingkat keruncingan
(kurtosis) sebesar 5,550. Nilai sum pada periode pengamatan sebesar 2873,00.
Tabel 4.10. Kriteria Data Aspek Melakukan Pengorganisasian
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 46,3 – 55 7 10%Setuju 37,5 – 46,2 52 75%Netral 28,7 – 37,4 9 13%Tidak Setuju 19,9 – 28,6 1 2%Sangat Tidak Setuju 11 – 19,8 0 0%Total Responden dan Persentase 69 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Grafik 4.6. Frekuensi Data Aspek Melakukan Pengorganisasian
Pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa responden setuju terhadap
aspek melakukan pengorganisasian. Hal ini terlihat dari tabel 4.10, yang mana
dari 69 responden terdapat 52 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria
Setuju (75%), 7 responden masuk dalam kriteria Sangat Setuju (10%), 9
responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (13%), 1 responden dengan
kriteria Tidak Setuju (2%) dan tidak ada responden yang masuk kriteria Sangat
Tidak Setuju (0%).
Kriteria data per-item dari 11 butir soal dalam aspek melakukan
pengorganisasian dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 292
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 210
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 292 – 210 = 82
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 82/5 = 16,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 4.11. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengorganisasian
Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 275,7 – 292 5 46% 46,47,48,49,51
Tinggi 259,3 – 275,6 1 9% 43
Sedang 242,9 – 259,2 2 18% 41,42
Rendah 226,5 – 242,8 2 18% 45,50
Terendah 210 – 226,4 1 9% 44Total Item dan Persentase 11 100%
Grafik 4.7. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan
Pengorganisasian
Terdapat 11 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.11
bahwa terdapat 5 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (46%) yakni butir soal
nomor 46 dengan skor 281 tentang kepala sekolah, guru dan pegawai mengetahui
uraian tugas dan tanggungjawab masing-masing, butir soal nomor 47 dengan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
289 tentang kepala sekolah, guru dan pegawai menjalankan tugas sesuai dengan
uraian tugas dan tanggung jawab yang diberikan, butir soal nomor 48 dengan skor
sebesar 276 tentang yayasan menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
kepala sekolah, pegawai, guru, komite orang tua dan peserta didik, butir soal
nomor 49 dengan skor sebesar 292 yakni mengenai kepala sekolah, guru dan
pegawai mempunyai relasi dan kerja sama yang baik dengan yayasan, komite,
orang tua, peserta didik dan warga setempat dan butir soal nomor 51 dengan
jumlah skor sebesar 285 mengenai kepala sekolah, guru, pegawai menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan sampai tuntas.
Terdapat 1 butir soal dengan kriteria tinggi (9%) yakni soal nomor 43
dengan skor sebesar 274 tentang kepala sekolah, guru-guru dan pegawai dalam
menjalankan tugas yang dipercayakan menghargai struktur organisasi yang ada
dalam yayasan.
Terdapat 2 butir soal dengan kriteria sedang (18%) yakni butir soal nomor
41 dengan skor 256 tentang yayasan mempunyai struktur organisasi yang jelas
dan relevan, dan butir soal nomor 42 dengan jumlah skor 244 yakni tentang
guru/kepala sekolah/pegawai memahami struktur organisasi yayasan.
Terdapat 2 butir soal dengan kriteria rendah (18%) yakni butir soal nomor
45 dengan skor 239 tentang yayasan membuat uraian tugas dan tanggungjawab
bagi para kepala sekolah, guru, dan pegawai dan butir soal nomor 50 dengan
jumlah skor 228 tentang yayasan melaksanakan tugas dengan baik dan tuntas.
Item dengan kriteria terendah sebanyak 1 butir soal (9%) yakni butir soal
nomor 44 dengan skor 210 tentang yayasan mengorganisir tugas-tugas yang
dikerjakan oleh kepala sekolah, guru dan pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
e. Deskripsi Data Aspek Melakukan Koordinasi
Tabel 4.12. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Koordinasi
Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Koordinasi
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 10Mean 37.5652Median 37.0000Mode 35.00a
Std. Deviation 4.50320Variance 20.279Skewness -1.115Std. Error of Skewness .289Kurtosis 6.992Std. Error of Kurtosis .570Range 32.00Minimum 16.00Maximum 48.00Sum 2592.00
Melakukan koordinasi merupakan aspek yang harus diterapkan dalam
pengelolaan yayasan, sebab dengan koordinasi yang baik terjadi kesatuan dan
kekeluargaan dalam sebuah lembaga sehingga memberi warna khas bagi lembaga
tersebut. Pada tabel 4.12 statistik deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N Valid 69
orang responden dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 10 butir soal dan
tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa skor terendah (minimum)
16,00 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 48,00. Dengan nilai rata-rata pada
periode pengamatan (mean) sebesar 37,5652 dan simpangan baku (std. deviation)
sebesar 4,50320. Nilai varience sendiri sebesar 20,279 dengan nilai tengah
(median) 37,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 35,00. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum
adalah sebesar 32,00 dengan tingkat kemencengan (skewness) sebesar –1,115 dan
tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar 6,992. Nilai sum pada periode pengamatan
sebesar 2592,00.
Tabel 4.13. Kriteria Data Aspek Melakukan Koordinasi
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 42,1 – 50,0 8 12%Setuju 34,1 – 42,0 50 72%Netral 26,1 – 34,0 10 15%Tidak Setuju 18,1 – 26,0 0 0%Sangat Tidak Setuju 10,0 – 18,0 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
Grafik 4.8. Frekuensi Data Aspek Melakukan Koordinasi
Pada tabel 4.13 di atas menunjukkan tentang pengelolaan yayasan dari
aspek melakukan koordinasi. Responden setuju terhadap koordinasi yang
dilakukan oleh yayasan. Hal ini terlihat dari tabel 4.13, yang mana dari 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
responden terdapat 50 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Setuju
(72%), 8 responden dengan kriteria Sangat Setuju (12%), 10 responden yang
masuk ke dalam kriteria Netral (15%), tidak ada responden yang masuk kriteria
Tidak Setuju (0%) dan 1 responden yang masuk kriteria Sangat Tidak Setuju
(1%).
Kriteria data per-item dari 10 butir soal dalam aspek Melakukan
Koordinasi dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 289
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 187
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 289 – 187 = 102
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 102/5 = 20,4
Tabel 4.14. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Koordinasi
Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 268,7 – 289 6 60% 52,53,54,57,62,63
Tinggi 248,3 – 268,6 1 10% 61
Sedang 227,9 – 248,2 1 10% 60
Rendah 207,5 – 227,8 0 0% -
Terendah 187 – 207,4 2 20% 58,59Total Item dan Persentase 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Grafik 4.9. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Koordinasi
Terdapat 10 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.14
bahwa terdapat 6 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (60%) yakni butir soal
nomor 52 dengan skor 289 tentang yayasan mempunyai program untuk
menyatukan sekolah-sekolah melaui RAKER, seminar, rekoleksi atau retret, butir
soal nomor 53 dengan skor 286 tentang kepala sekolah, guru dan pegawai
mengikuti kegiatan RAKER, seminar, rekoleksi atau retret yang diselenggarakan
oleh yayasan, butir soal nomor 54 dengan skor sebesar 289 tentang kepala
sekolah, pegawai, guru mengalami kesatuan dan kekeluargaan dalam mengikuti
RAKER, seminar, rekoleksi atau retret, butir soal nomor 57 dengan skor sebesar
279 yakni mengenai yayasan menentukan hari-hari penggunaan seragam, butir
soal nomor 62 dengan jumlah skor sebesar 270 mengenai yayasan mengadakan
kontak langsung dengan kepala sekolah, guru, pegawai demi peningkatan
efektifitas dan efisiensi kerja dan butir soal nomor 63 dengan skor 271 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kepala sekolah, guru, pegawai termotifasi untuk bekerja secara maksimal demi
peningkatan mutu sekolah berkat relasi dan dukungan dari yayasan.
Terdapat 1 butir soal dengan kriteria tinggi (10%) yakni soal nomor 61
dengan skor sebesar 266 tentang kepala sekolah, guru-guru dan pegawai
memahami hubungan tanggungjawab yayasan dengan sekolah-sekolah.
Terdapat 1 butir soal dengan kriteria sedang (10%) yakni butir soal nomor
60 dengan skor 242 mengenai yayasan memberikan pengarahan tentang hubungan
tanggungjawab yayasan dengan guru, kepala sekolah, pegawai, komite, orang
tua/wali murid.
Tidak ada butir soal dengan kriteria rendah (0%). Item dengan kriteria
terendah sebanyak 2 butir soal (20%) yakni butir soal nomor 58 dengan skor 187
tentang ada koordinasi dari yayasan untuk subsidi silang antar sekolah baik dalam
bidang finansial, ketenagaan maupun spiritual dan butir soal nomor 59 dengan
skor 196 tentang sekolah-sekolah dalam yayasan saling membantu (subsidi silang)
di bidang finansial, ketenagaan maupun spiritual.
f. Deskripsi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Tabel 4.15. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Statistik Deskripsi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 36Mean 122.7101Median 123.0000Mode 125.00Std. Deviation 16.46574Variance 271.121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Skewness -1.283Std. Error of Skewness .289Kurtosis 7.143Std. Error of Kurtosis .570Range 121.00Minimum 44.00Maximum 165.00Sum 8467.00
Seluruh perkembangan yayasan terletak pada sumber daya manusia yang
ada didalamnya. Maka aspek memanfaatkan sumber daya manusia merupakan
aspek penting yang harus diukur dalam pengelolaan yayasan. Pada tabel 4.15
statistik deskripsi di atas dapat dilihat bahwa N Valid 69 orang responden dengan
jumlah instrumen yang valid sebanyak 36 butir soal dan tidak ada data yang
hilang (missing). Diketahui bahwa skor terendah (minimum) 44,00 dan skor
tertinggi (maximum) sebesar 165,00. Dengan nilai rata-rata pada periode
pengamatan (mean) sebesar 122,7101 dan simpangan baku (std. deviation) sebesar
16,46574. Nilai varience sendiri sebesar 271,121 dengan nilai tengah (median)
123,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 125,00. Nilai kisaran
(range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai minimum adalah
sebesar 121,00 dengan tingkat kemencengan (skewness) sebesar -1,283 dan
tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar 7,143. Nilai sum pada periode pengamatan
sebesar 8467,00.
Tabel 4.16. Kriteria Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 151,3 – 180,0 2 3%Setuju 122,5 – 151,2 33 48%Netral 93,7 – 122,4 30 44%Tidak Setuju 64,9 – 93,6 3 4%Sangat Tidak Setuju 36,0 – 64,8 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Grafik 4.10. Frekuensi Data Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Pada tabel 4.16 di atas menunjukkan aspek memanfaatkan sumber daya
manusia dalam pengelolaan yayasan. Terlihat dari tabel 4.16 yang mana dari 69
responden terdapat 33 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Setuju
(48%), 2 responden dengan kriteria Sangat Setuju (3%), 30 responden yang masuk
ke dalam kriteria Netral (44%), 3 responden yang masuk kriteria Tidak Setuju
(4%) dan 1 responden yang masuk kriteria Sangat Tidak Setuju (1%).
Kriteria data per-item dari 36 butir soal dalam aspek Memanfaatkan
Sumber Daya Manusia dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 287
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 184
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 287 – 184 = 103
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 102/5 = 20,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 4.17. Kriteria Data per-Item Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 266,5 – 287 7 20% 64,66,68,75,76,83,95
Tinggi 245,9 – 266,4 9 25%
70,71,72,73,74,77,81, 82,89
Sedang 225,3 – 245,8 3 8% 65,88,93
Rendah 204,7 – 225,2 10 28%
67,69,78,84,85,86,87, 90,91,92
Terendah 185 – 204,6 7 19% 79, 80,96,97,98,99,100Total Item dan Persentase 36 100%
Grafik 4.11. Kriteria Data per-Item Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Terdapat 36 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.17
bahwa terdapat 7 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (20%) yakni butir soal
nomor 64 dengan skor 282 yakni tentang pimpinan yayasan memiliki kemampuan
bekerja sama dengan orang lain, butir soal nomor 66 dengan skor 279 tentang
pimpinan yayasan mampu menegakkan visi, misi, kharisma dan spiritualitas
kepada pegawai, kepala sekolah dan guru-guru, butir soal nomor 68 dengan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
273 yakni tentang pimpinan yayasan memiliki kemampuan berelasi yang luas
dengan berbagai pihak baik intern maupun ekstern, butir soal nomor 75 dengan
skor 271 tentang pimpinan yayasan mempertimbangkan usul saran dari kepala
sekolah, guru-guru, pegawai, komite dan masyarakat setempat demi kemajuan
karya pendidikan dalam yayasan, butir soal nomor 76 dengan skor 272 yakni
tentang pimpinan yayasan menerima pegawai dan guru-guru baru melalui proses
rekrutmen yang termuat dalam peraturan kepegawaian yayasan, butir soal nomor
83 dengan skor 268 tentang yayasan menerbitkan SK untuk penyesuaian gaji
pegawai,kepala sekolah dan guru-guru yang telah memenuhi syarat, dan butir soal
nomor 95 dengan skor 287 tentang target yang dibuat oleh kepala sekolah, guru
dan pegawai mendorong mereka untuk bekerja penuh dedikasi.
Terdapat 9 butir soal dengan kriteria tinggi (25%) yakni soal nomor 70
dengan skor sebesar 264 tentang pimpinan yayasan berani mengambil keputusan
dengan tepat, soal nomor 71 dengan skor sebesar 263 tentang pimpinan yayasan
berani mengambil resiko atas sebuah keputusan, butir soal nomor 72 dengan skor
266 tentang pimpinan yayasan memiliki alur pemikiran yang baik dan sistematis
yang mudah diterima oleh pegawai, kepala sekolah dan guru-guru, soal nomor 73
dengan skor sebesar 263 tentang pimpinan yayasan memberikan kesempatan
kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk menyampaikan pendapatnya, soal
nomor 74 dengan skor sebesar 258 tentang pimpinan yayasan memberikan
kesempatan kepada pegawai, kepala sekolah, guru-guru, orang tua peserta didik
dan komite sekolah untuk menyampaikan perasaan dan perhatian mereka, butir
soal nomor 77 dengan skor 259 tentang pegawai, kepala sekolah dan guru-guru
memahami proses rekrutmen yang ada dalam yayasan, soal nomor 81 dengan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sebesar 247 tentang yayasan memperhatikan jatuh tempo kenaikan
pangkat/golongan dan kenaikan berkala dari setiap pegawai, kepala sekolah dan
guru, soal nomor 82 dengan skor sebesar 259 tentang kepala sekolah, guru dan
pegawai mengurus kelengkapan administrasi kenaikan pangkat/golongan atau
kenaikan berkala tepat pada waktunya, dan butir soal nomor 89 dengan skor 248
tentang pegawai, kepala sekolah dan guru mengalami peningkatan SDM melalui
pelatihan yang diadakan oleh yayasan dan sekolah.
Terdapat 3 butir soal dengan kriteria sedang (8%) yakni butir soal nomor
65 dengan skor 232 tentang pimpinan yayasan bertanggungjawab atas tugas dan
wewenang yang diemban, butir soal nomor 88 dengan jumlah skor 237 tentang
guru, pegawai dan kepala sekolah mengalami peningkatan SDM melalui pelatihan
yang diadakan oleh yayasan dan sekolah, dan butir soal nomor 93 dengan skor
sebesar 231 tentang yayasan menetapkan target bagi setiap tugas yang dilakukan
ke sekolah-sekolah.
Terdapat 10 butir soal dengan kriteria rendah (28%) yakni butir soal
nomor 67 dengan skor 222 tentang pimpinan yayasan memiliki disiplin kerja yang
tinggi, butir soal nomor 69 dengan jumlah skor 222 tentang pimpinan yayasan
memiliki kemampuan berunding dengan pegawai, para kepala sekolah maupun
para guru sehubungan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing individu,
butir soal nomor 78 dengan skor sebesar 209 tentang yayasan memberikan
penjelasan mengenai peraturan yayasan tentang pengupahan kepada pegawai baru
saat rekrutmen tenaga, butir soal nomor 84 dengan skor sebesar 217 yakni
mengenai yayasan mengadakan pembekalan untuk pegawai, kepala sekolah dan
guru-guru baru supaya mereka memulai tugas baru dengan lebih baik, butir soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
nomor 85 dengan skor 213 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah mendapat
pembekalan sebelum mulai bertugas di sekolah yang diampu, butir soal nomor 87
dengan skor sebesar 213 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah memahami
peraturan kepegawaian yayasan bidang pendidikan dan berusaha menjalankannya
dengan penuh kesadaran, butir soal nomor 90 dengan skor sebesar 223 tentang
yayasan memberi kesempatan kepada pegawai, kepala sekolah dan guru-guru
untuk magang ke yayasan atau sekolah-sekolah lain yang lebih maju demi
peningkatan mutu yayasan dan sekolah, butir soal nomor 91 dengan skor sebesar
205 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah mengikuti magang atau studi
banding di yayasan atau sekolah lain yang lebih berkembang, dan butir soal
nomor 92 dengan skor 220 yakni tentang Mutu pendidikan di sekolah semakin
meningkat setelah belajar dari sekolah atau yayasan lain.
Item dengan kriteria terendah sebanyak 7 butir soal (19%) yakni butir soal
nomor 79 dengan skor 204 tentang kepala sekolah, guru dan pegawai memahami
peraturan yayasan mengenai pengupahan sehingga tidak mempersoalkannya, butir
soal nomor 80 dengan jumlah skor 191 tentang yayasan memberi gaji yang sesuai
dengan standar kepada para pegawai, kepala sekolah dan guru-guru, butir soal
nomor 96 dengan skor sebesar 193 tentang yayasan mengadakan kegiatan prestasi
kerja bagi pegawai, guru, dan kepala sekolah atas pencapaian target, butir soal
nomor 97 dengan skor sebesar 193 yakni tentang kepala sekolah, guru dan
pegawai mengalami prestasi kerja yang memuaskan, butir soal nomor 98 dengan
skor 186 tentang yayasan memberi apresiasi atau penghargaan kepada guru,
kepala sekolah dan karyawan atas prestasi kerja yang diraih, butir soal nomor 99
dengan skor sebesar 200 tentang yayasan memberi sanksi kepada pegawai, kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sekolah atau guru yang kurang setia pada aturan yayasan dan butir soal nomor 100
dengan skor 184 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah mendapat sanksi dari
yayasan atas kelalaian dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan.
g. Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan
Tabel 4.18. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan
Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 22Mean 75.2609Median 77.0000Mode 79.00Std. Deviation 9.99360Variance 99.872Skewness -1.207Std. Error of Skewness .289Kurtosis 5.723Std. Error of Kurtosis .570Range 73.00Minimum 30.00
Maximum 103.00
Sum 5193.00
Salah satu aspek yang diukur dalam pengelolaan yayasan adalah
melakukan pengawasan. Pada tabel 4.18 statistik deskripsi di atas dapat dilihat N
Valid 69 orang responden dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak 22 butir
soal dan tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa skor terendah
(minimum) 30,00 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 103,00. Dengan nilai rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 75,2609 dan simpangan baku (std.
deviation) sebesar 9,99360. Nilai varience sendiri sebesar 99,872 dengan nilai
tengah (median) 77,0000 dan nilai yang sering muncul (mode) sebesar 79,00.
Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum dan nilai
minimum adalah sebesar 73,00 dengan tingkat kemencengan (skewness) sebesar –
1,207 dan tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar 5,723. Nilai sum pada periode
pengamatan sebesar 5193,00.
Tabel 4.19. Kriteria Data Aspek Melakukan Pengawasan
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 92,5 – 110 2 3%Setuju 74,9 – 92,4 39 57%Netral 57,3 – 74,8 26 38%Tidak Setuju 39,7 – 57,2 1 1%Sangat Tidak Setuju 22,00 – 39,6 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
Grafik 4.12. Frekuensi Data Aspek Melakukan Pengawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Pada tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa responden setuju terhadap
aspek melakukan pengawasan dalam pengelolaan yayasan. Hal ini terlihat dari
tabel 4.19, yang mana dari 69 responden terdapat 39 jumlah responden yang
masuk ke dalam kriteria Setuju (57%), 2 responden masuk kriteria Sangat Setuju
(3%), 26 responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (38%), 1 responden yang
dengan kriteria Tidak Setuju (1%) dan 1 responden yang masuk kriteria Sangat
Tidak Setuju (1%).
Kriteria data per-item dari 22 butir soal dalam aspek Melakukan
Pengawasan dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 294
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 195
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 294 – 195 = 99
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 99/5 = 19,8
Tabel 4.20. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengawasan
Kriteria Interval Jumlah Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 274,3 – 294 2 9% 102,105Tinggi 254,5 – 274,2 2 9% 103,104
Sedang 234,7 – 254,4 8 37%106,107,108,109,110,
114,115,117Rendah 214,9 – 234,6 4 18% 101,116,119,122
Terendah 195 – 214,8 6 27% 111,112,113,118,120,121Total Item dan Persentase 22 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Grafik 4.13. Kriteria Data per-Item Aspek Melakukan Pengawasan
Terdapat 22 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.20
bahwa terdapat 2 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (9%) yakni butir soal
nomor 102 dengan skor 277 yakni tentang yayasan memantau terlaksana atau
tidaknya kegiatan di sekolah-sekolah, dan butir soal nomor 105 dengan skor 294
tentang sekolah-sekolah mengirim laporan ke Yayasan setiap bulan.
Terdapat 2 butir soal dengan kriteria tinggi (9%) yakni soal nomor 103
dengan skor sebesar 260 tentang yayasan memeriksa kelengkapan administrasi
sekolah dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan, dan soal nomor 104 dengan
skor sebesar 264 tentang yayasan mengaudit keuangan sekolah.
Terdapat 8 butir soal dengan kriteria sedang (37%) yakni butir soal nomor
106 dengan skor 247 tentang yayasan melakukan analisis terhadap hasil supervisi,
butir soal nomor 107 dengan jumlah skor 235 tentang guru, pegawai dan kepala
sekolah dimintai keterangan mengenai kekuatan dan kelemahan yang ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sekolah yang diampu, butir soal nomor 108 dengan skor sebesar 254 tentang
yayasan mampu menggunakan potensi kekuatan yang ada di sekolah-sekolah
sebagai peluang untuk memajukan sekolah, butir soal nomor 109 dengan skor 247
tentang yayasan mampu menggunakan kelemahan yang ada di sekolah-sekolah
sebagai kesempatan untuk memperbaiki kinerja agar pelayanan lebih efektif dan
efisien, butir soal nomor 110 dengan jumlah skor 248 tentang yayasan
menemukan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri pegawai, kepala
sekolah dan guru-guru, butir soal nomor 114 dengan skor sebesar 252 tentang
yayasan mampu menemukan permasalahan yang terjadi di sekolah saat supervisi,
butir soal nomor 115 dengan jumlah skor 245 tentang yayasan mampu
menemukan sebab dan akibat dari permasalahan yang terjadi di sekolah-sekolah,
dan butir soal nomor 117 dengan skor sebesar 241 tentang guru, pegawai dan
kepala sekolah memberikan penjelasan apa adanya kepada yayasan tentang
permasalahan yang sedang terjadi termasuk sebab dan akibatnya.
Terdapat 4 butir soal dengan kriteria rendah (18%) yakni butir soal nomor
101 dengan skor 224 tentang yayasan mengadakan supervise ke sekolah-sekolah
untuk mengetahui keadaan dan perkembangan sekolah dari dekat, butir soal
nomor 116 dengan jumlah skor 232 tentang yayasan meminta keterangan dari
guru dan pegawai mengenai permasalahan yang sedang terjadi di sekolah, butir
soal nomor 119 dengan skor sebesar 218 tentang guru, pegawai dan kepala
sekolah dimintai bantuan oleh yayasan untuk mengelolah permasalahan yang
terjadi di unit kerja yang diampu, dan butir soal nomor 122 dengan skor sebesar
231 yakni mengenai guru, pegawai dan kepala sekolah dilibatkan dalam
penyelesaian pemasalahan yang terjadi di unit kerja yang diampu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Item dengan kriteria terendah sebanyak 6 butir soal (27%) yakni butir soal
nomor 111 dengan skor 201 tentang yayasan melakukan wawancara atau meminta
kepala sekolah, guru dan pegawai untuk mengisi angket mengenai kekuatan dan
kelemahan dalam diri sendiri, butir soal nomor 112 dengan jumlah skor 210
tentang guru, pegawai dan kepala sekolah jujur mengatakan kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam diri sendiri, butir soal nomor 113 dengan skor sebesar
203 tentang yayasan membantu guru, pegawai dan kepala sekolah untuk
mengatasi kelemahan yang ada dalam diri sehingga pelayanan saya semakin baik,
butir soal nomor 118 dengan skor sebesar 195 yakni tentang yayasan mampu
mengelola permasalahan yang terjadi di sekolah-sekolah dengan
mengelompokkan tingkat-tingkat permasalahan, butir soal nomor 120 dengan
skor sebesar 207 tentang yayasan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
unit-unit melalui jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
bersangkutan, dan butir soal nomor 121 dengan skor 208 tentang yayasan
menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan menegaskan kembali peraturan-
peraturan yang berlaku.
h. Deskripsi Data Aspek Mengadakan Evaluasi
Tabel 4.21. Rangkuman Statistik Deskripsi Data Aspek Mengadakan Evaluasi
Statistik Deskripsi Data Aspek Melakukan Pengawasan
N Valid 69Missing 0
Σ Instrumen 12Mean 37.1884Median 38.0000Mode 36.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Std. Deviation 5.25042Variance 27.567Skewness -1.585Std. Error of Skewness .289Kurtosis 7.164Std. Error of Kurtosis .570Range 38.00Minimum 12.00Maximum 50.00Sum 2566.00
Aspek melakukan evaluasi sangat diperlukan dalam pengelolaan yayasan,
maka aspek ini perlu diukur. Pada tabel 4.21 statistik deskripsi di atas dapat
dilihat N Valid 69 orang responden dengan jumlah instrumen yang valid sebanyak
12 butir soal dan tidak ada data yang hilang (missing). Diketahui bahwa skor
terendah (minimum) 12,00 dan skor tertinggi (maximum) sebesar 50,00. Dengan
nilai rata-rata pada periode pengamatan (mean) sebesar 37,1884 dan simpangan
baku (std. deviation) sebesar 5,25042. Nilai varience sendiri sebesar 27,567
dengan nilai tengah (median) 38,0000 dan nilai yang sering muncul (mode)
sebesar 36,00. Nilai kisaran (range) yang merupakan selisih antara nilai maximum
dan nilai minimum adalah sebesar 38,00 dengan tingkat kemencengan (skewness)
sebesar -1,585 dan tingkat keruncingan (kurtosis) sebesar 7,164. Nilai sum pada
periode pengamatan sebesar 2566,00.
Tabel 4.22. Kriteria Data Aspek Mengadakan Evaluasi
Kriteria Interval Jumlah Responden Persentase
Sangat Setuju 50,5 – 60 0 0%Setuju 40,9 – 50,4 15 22%Netral 31,3 – 40,8 45 65%Tidak Setuju 21,7 – 31,2 8 12%Sangat Tidak Setuju 12,0 – 21,6 1 1%Total Responden dan Persentase 69 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Grafik 4.14. Frekuensi Data Aspek Mengadakan Evaluasi
Pada tabel 4.22 di atas menunjukkan aspek mengadakan evaluasi dalam
pengelolaan yayasan. Dilihat dari tabel 4.22 yang mana dari 69 responden terdapat
45 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (65%), 8 responden
yang masuk ke dalam kriteria Tidak Setuju (12%), 1 responden dengan kriteria
Sangat Tidak Setuju (1%), 15 responden masuk kriteria Setuju (22%) dan tidak
ada responden yang masuk kriteria Sangat Setuju (0%).
Kriteria data per-item dari 12 butir soal dalam aspek Mengadakan Evaluasi
dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Skor tertinggi yang dapat dicapai dalam aspek ini : 255
2. Skor terendah yang dapat dicapai dalam aspek ini : 193
3. Hasil dari skor tertinggi dikurang skor terendah : 255 – 193 = 62
4. Hasil dibagi sesuai dengan jumlah kriteria : 62/5 = 12,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 4.23. Kriteria Data per-Item Aspek Mengadakan Evaluasi
Kriteria Interval Jml Item Persentase No. Butir Item
Tertinggi 242,7 – 255 2 17% 124,125Tinggi 230,3 – 242,6 1 8% 126Sedang 217,9 – 230,2 2 17% 130,131
Rendah 205,5 – 217,8 0 0% -
Terendah 193 – 205,4 7 58% 127,128,129,132,133,134,135Total Item dan Persentase 12 100%
Grafik 4.15. Kriteria Data per-Item Aspek Mengadakan Evaluasi
Terdapat 12 butir soal untuk mengukur aspek ini. Terlihat pada tabel 4.23
bahwa terdapat 2 butir soal yang masuk kriteria tertinggi (17%) yakni soal nomor
124 dengan skor sebesar 243 tentang yayasan memeriksa kelengkapan
administrasi guru, pegawai dan kepala sekolah untuk mengevaluasi keberhasilan
kerja yang dijalankan, dan soal nomor 125 dengan skor sebesar 255 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
yayasan memeriksa kondite para pegawai, kepala sekolah dan guru-guru sebelum
kenaikan pangkat dan golongan.
Terdapat 1 butir soal dengan kriteria tinggi (8%) yakni soal nomor 126
dengan skor sebesar 235 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah mengirim
kondite kepada yayasan tepat pada waktunya.
Terdapat 2 butir soal dengan kriteria sedang (17%) yakni butir soal nomor
130 dengan skor 232 tentang yayasan mengadakan evaluasi untuk melihat proses
dan hasil dari apa yang ditargetkan oleh sekolah-sekolah dan butir soal nomor 131
dengan skor sebesar 226 tentang guru, pegawai dan kepala sekolah terlibat dalam
evaluasi proses dan hasil dari apa yang telah dilaksanakan yang diadakan oleh
yayasan.
Tidak ada butir soal dengan kriteria rendah (0%). Item dengan kriteria
terendah sebanyak 7 butir soal (58%) yakni butir soal nomor 127 dengan skor 196
tentang yayasan menyediakan formulir penilaian kinerja setiap pegawai, kepala
sekolah dan guru-guru, butir soal nomor 128 dengan jumlah skor 197 tentang
guru, pegawai, kepala sekolah memiliki formulir penilaian kinerja yang dibuat
oleh yayasan, butir soal nomor 129 dengan skor sebesar 196 tentang guru,
pegawai, kepala sekolah mengisi formulir penilaian kinerja yang disediakan oleh
yayasan, butir soal nomor 132 dengan skor sebesar 193 yakni tentang yayasan
mengirim formulir kinerja yayasan ke sekolah-sekolah untuk dievaluasi oleh
pegawai, kepala sekolah dan guru-guru, butir soal nomor 133 dengan skor sebesar
193 tentang guru, pegawai, kepala sekolah mengisi formulir evaluasi kinerja
yayasan sebagai bentuk sumbangan untuk kemajuan karya yayasan, butir soal
nomor 134 dengan skor 195 tentang sekolah-sekolah mengirim hasil evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kinerja Yayasan sebagai sumbangan untuk perkembangan karya yayasan, dan soal
nomor 135 dengan skor sebesar 195 tentang yayasan menindaklanjuti evaluasi
kinerja yang dikirim dari sekolah-sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang relevan.
2. Hasil Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara untuk
memperoleh tambahan informasi mengenai Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD guna mendukung dan memperkuat hasil penelitian dalam bentuk
kuesioner yang telah dianalisis. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara semi terbuka dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, maka peneliti tidak berpatokan pada panduan wawancara yang telah
disediakan. Responden yang diwawancarai adalah orang-orang yang sangat
mengetahui pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD karena mereka
adalah orang-orang yang terlibat langsung di dalamnya.
Hasil wawancara tersebut akan diuraikan berdasarkan ketujuh aspek yang
diukur yakni; 1) Aspek menanamkan visi, misi yayasan serta kharisma dan
spiritualitas Kongregasi PRR, 2) Aspek membuat perencanaan, 3) Aspek
melakukan pengorganisasian, 4) Aspek melakukan koordinasi, 5) Aspek
memanfaatkan sumber daya manusia, 6) Aspek melakukan pengawasan dan 7)
Aspek mengadakan evaluasi.
a. Aspek menanamkan visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR
Mengenai visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR. Responden 1 menjawab; “Pemahaman tentang visi, misi kabur baik oleh saya sendiri maupun oleh guru-guru yang lain. Kalau kharisma, spiritualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kongregasi itu kami kurang tahu. Maka, yayasan perlu melakukan sosialisasi”. Jawaban ini didukung oleh responden 2 sampai dengan responden 14.
Responden 4 menambahkan : “Visi, misi, kharisma dan spiritualitas itu sangat penting. Selama ini kami di sekolah selalu sosialisasikan kepada guru-guru dan orang tua murid. Kami ajak guru-guru untuk kerja sungguh-sungguh, tanggungjawab dengan tugas-tugas yang dipercayakan”. Jawaban ini didukung oleh responden 5 dan responden 6, sementara responden 7 menegaskan bahwa sosialisasi visi, misi, kharisma, spiritualitas itu tugasnya yayasan”.
Responden 9 menambahkan: “Kalau di sekolah, kepada siswa dan orang tua murid yayasan belum buat, tapi kepada guru-guru secara umum disosialisasikan saat RAKER. Visi, misi juga dituangkan dalam moto-moto di sekolah masing-masing misalnya 5S 1D. Semangat pastoral ada di sekolah misalnya doa-doa, novena dan misa sekolah”. Jawaban ini didukung oleh responden 13 dan 14.
Responden 10 menambahkan” “Saat ini masih ada revisi visi, misi dan sedang terjadi pembenahan-pembenahan”.
b. Aspek membuat perencanaan
Mengenai membuat perencanaan. Responden 2 menjawab; “Saya lihat perencanaan belum nampak. Saya lihat juga Yayasan kurang menanggapi kebutuhan unit. Di sekolah kami kelebihan guru agama. Ini karena kurang perencanaan. Perlu dialog bersama antara yayasan dengan sekolah dalam perencanaan”. Jawaban ini didukung oleh responden 1, responden 3, responden 4, responden 5, responden 6, responden 8, responden 10 dan responden 11.
Responden 9 menambahkan: “Perencanaan itu terwujud dalam RAKER tahunan di Maumere dan Kuwu. Saat ini yayasan sedang persiapan untuk buat RENSTRA. Kalo retret, pembinaan-pembinaan lebih banyak diselenggarakan di sekolah, yayasan terbentur dengan dana”. Didukung oleh jawaban dari responden 13 dan responden 14.
c. Aspek melakukan pengorganisasian
Mengenai melakukan pengorganisasian. Responden 1 menjawab; “Saya lihat yayasan punya struktur organisasi. Di sini ada yayasan perwakilan, hanya kami belum mengerti apa saja tugas dari yayasan perwakilan ini. Garis tanggung jawab, wewenang, komandonya tu saya kurang tahu. Hal apa yang kami harus bertanggungjawab langsung ke pusat, hal apa yang lewat perwakilan saya tidak mengerti itu”. Jawaban ini didukung oleh responden 2, responden 3, responden 4, responden 5, responden 11 responden 13 dan responden 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Responden 3 menambahkan: ”Saya lihat dalam laporan struktur organisasi dalam yayasan sangat sederhana, belum jelas garis komando dan garis wewenangnya. Yayasan ini kan besar, kita banyak sekolah, saya rasa perlu tambah tenaga di yayasan itu. Kan harus ada bagian urusan kepegawaian, bagian urusan kurikulum, bagian urusan sarana prasarana, kalo ini semua ada kan lebih baik pengorganisasiannya”. Jawaban ini didukung oleh responden 6, responden 8, responden 9, dan responden 12.
Responden 8 menambahkan: “Struktur organisasi tu perlu dilihat lagi”. Jawaban tersebut didukung oleh responden 9.
d. Aspek melakukan koordinasi
Mengenai melakukan koordinasi. Responden 5 menjawab; “Koordinasi saya rasa baik. Kami sudah dua kali RAKER”. Jawaban ini didukung oleh ketiga belas responden yang lain.
Responden 2 menambahkan: “Seragam untuk anak-anak itu warna dan bentuknya jangan berubah-ubah, kalo bisa ada seragam untuk guru-guru, lalu seperti yayasan lain tu ada hymne begitu.” Didukung oleh responden 3, responden 4, responden 5 dan responden 6.
Responden 4 menambahkan: “Belum ada koordinasi untuk subsidi silang dalam hal finansial padahal ada sekolah kita yang benar-benar berada di daerah yang minus yang hanya menjalankan visi, misi, kharisma dan spiritualitas kongregasi untuk pelayanan orang kecil”. Didukung oleh jawaban dari responden 5 dan responden 8.
Responden 9 menambahkan: “Mulai ada subsidi silang antar unit dalam hal keuangan, kalau subsidi silang tenaga belum untuk tenaga awam, kalo suster-suster sering sesuai benuman tugas dari kongregasi”.
Responden 6 menambahkan: “Saya lihat yayasan perlu jalin relasi dengan pemerintah, baca peluang supaya kita lebih maju perlu jalin relasi dengan pemerintah”. Didukung oleh responden 7.
e. Aspek memanfaatkan sumber daya manusia
Mengenai memanfaatkan sumber daya manusia. Responden 4 menjawab; ”Sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing dan berijasah sarjana. Yayasan belum pernah buat pelatihan-pelatihan untuk pengembangan SDM. Dulu tuh pernah ada pelatihan 9 kebiasaan efektif yang diadakan oleh yayasan dengan undang narasumber dari Jakarta. Tapi tahun berapa e….saya lupa e, mungkin pada zamannya Sr. Florentina atau Sr. Martini yang ketua yayasan tu, saya lupa”. Didukung oleh jawaban dari ketiga belas responden yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Responden 13 menambahkan: “Kami biasa ikut kegiatan pengembangan SDM yang dibuat pemerintah. Kalau ada kesempatan saya suruh mereka ikut saja…” Jawaban ini didukung oleh responden 1, responden 3, responden 6, responden 7 dan responden 13.
Responden 5 menambahkan: “Mereka di yayasan itu kerja keras….ya mereka kerja keras….banyak sekali pekerjaan mereka… Pimpinan yayasan punya sikap tegas, bisa diajak diskusi juga. Sangat memperhatikan jatuh tempo penyesuaian gaji pegawai/guru. Kalau kami terlambat kirim usulan atau kondite guru yang bersangkutan yayasan mengingatkan”. Jawaban ini didukung oleh responden 3.
Responden 3 menambahkan: “Pengurus yayasan di pusat dan di perwakilan sebaiknya orang-orang pendidikan supaya paham betul dunia pendidikan, ada target kurikulum seperti itu…. Tenaga di yayasan juga kurang e suster…..” Didukung oleh jawaban dari responden 5, responden 6 dan responden 14.
Responden 8 menambahkan: “Sanksi kepada guru-guru dan pegawai yang buat kesalahan harus ditegakkan. Selama ini belum ada”.
f. Aspek melakukan pengawasan
Mengenai melakukan pengawasan. Responden menjawab; “Yayasan sering datang untuk pantau UN/US. Jawaban ini didukung oleh responden 4, responden 5, responden 6, dan responden 9.
Responden 12 menambahkan: “Kurang ada supervisi. Ya….selama ini kurang ada supervisi. Datang untuk periksa keuangan. Datang juga macam bagi SK guru atau pegawai”. Hal ini didukung oleh jawaban dari responden 1, responden 2, responden 3, responden 4, responden 5, responden 9, responden 10, responden 11, responden 13 dan responden 14.
Responden 9 menambahkan: “Laporan-laporan dari unit masih lancar”. Jawaban ini didukung oleh responden 1 dan responden 4.
Responden 2 menambahkan: “Yayasan perlu pantau kegiatan sekolah pada awal, tengah dan akhir semester”.
g. Aspek mengadakan evaluasi
Mengenai mengadakan evaluasi. Responden 8 menjawab; “belum ada e….iya belum ada…dulu tu biasanya ada evaluasi bersama pada hari terakhir supervisi, tapi sekarang belum ada evaluasi bersama tu. Kalau evaluasi personal ya….lewat isi kondite itu”. Didukung oleh responden 2, responden 3, responden 5 dan 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Responden 2 menambahkan: “Evaluasi yang diadakan di sekolah itu sering, misalnya setelah penerimaan siswa/i baru atau akhir semester”. Jawaban ini didukung oleh responden 3, responden 6 dan responden 9.
Responden 6 menambahkan: “Saat RAKER tu kami evaluasi bersama besar-besaran”. Didukung oleh jawaban dari responden 13 dan responden 14.
Responden 9 menambahkan: “Di unit evaluasi kalau ada supervisi”. Didukung oleh jawaban dari responden 12, responden 13 dan responden 14.
Responden 13 menambahkan: “Dengan pembina evaluasi saat rapat sesuai program”. Didukung oleh jawaban dari responden 9, responden 10, dan responden 14.
Responden 12 menambahkan: “Ya…jalan tapi lebih baik evaluasi juga per-guru mata pelajaran supaya kita tahu keunggulan dan keterbatasannya”.
3. Hasil Studi Dokumen
Hasil studi dokumen secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.24. Hasil Studi Dokumen Keseluruhan Aspek
No.
Aspek &Pernyataan Keterangan Ada Tidak ada
Menanamkan Visi, Misi Yayasan serta Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR 40. Visi, misi yayasan √ 41. Program sosialisasi visi, misi, kharisma dan
spiritualitas √
42. Bahan sosialisasi visi, misi, kharisma dan spiritualitas
√
43. Daftar peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi
√
Membuat Perencanaan 44. Hasil rapat pembuatan perencanaan √ 45. Personalia di yayasan dan unit-unit √ 46. Program jangka pendek √ 47. Program jangka menengah √ 48. Program jangka panjang √ 49. Skedul kegiatan √ 50. Pedoman laporan kegiatan √ 51. Anggaran yang diajukan oleh sekolah-sekolah √ 52. Penetapan anggaran oleh yayasan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Melakukan Pengorganisasian 53. Struktur organisasi yayasan √ 54. Uraian tugas untuk staf yayasan/
pegawai/kepala sekolah dan guru-guru √
Melakukan Koordinasi 55. Program RAKER, seminar, rekoleksi atau retret. √ 56. Pelaksanaan kegiatan RAKER, rekoleksi atau
retret. √
57. Hasil RAKER, rekoleksi atau retret. √ 58. Bahan pengarahan tentang hubungan dan
tanggungjawab yayasan dengan pegawai, kepala sekolah, guru-guru dan komite serta orang tua/wali.
√
Memanfaatkan Sumber Daya Manusia 59. Prosedur rekrutmen tenaga guru/pegawai dalam
yayasan √
60. SK penerimaan tenaga baru √ 61. SK penggajian/pengupahan √ 62. Berkas permohonan kenaikan pangkat/
golongan √
63. SK kenaikan pangkat/golongan pegawai/guru √ 64. Bahan pembekalan untuk para pegawai/guru
baru √
65. Bahan pelatihan untuk pengembangan SDM √ 66. Daftar guru/pegawai yang pernah mengikuti
magang di sekolah atau yayasan lain. √
67. Bukti prestasi kerja pegawai/kepala sekolah/guru-guru
√
Melakukan Pengawasan 68. Program supervisi ke unit-unit karya √ 69. Berkas hasil analisis dari supervisi ke unit √ 70. Laporan bulanan keadaan sekolah √ 71. Laporan tahunan keadaan sekolah √ 72. Laporan tahunan keadaan yayasan √ 73. Laporan keuangan dari sekolah-sekolah √ Mengadakan Evaluasi 74. Agenda kerja yayasan, kepala sekolah, pegawai
dan para guru. √
75. Kelengkapan administrasi guru √ 76. Kondite pegawai, kepala sekolah dan guru-guru √ 77. Formulir penilaian kinerja yayasan √ 78. Hasil evaluasi kinerja yayasan dari unit √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
4. Temuan Khusus Studi Dokumen
a. Visi dan Misi Yayasan
Seperti yang dikatakan oleh responden 11 dalam wawancara bahwa pada
masa kepemimpinan yayasan oleh Sr. Martini kami membuat RAKER di Weri
dengan nara sumber Br. Heribertus Sumarjo, FIC. Saat itu kami menghasilkan
juga satu rumusan visi, misi yang dicetak dan diedarkan ke unit-unit dengan kartu
kecil itu. Rumusan visi, misi dan nilai dasar inilah yang dihasilkan dalam RAKER
pada tanggal 25-28 Juni 2006 dengan narasumber Br. Heribertus Sumarjo, FIC
yang direvisi dari visi, misi sebelumnya.
Rumusan visi, misi dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1. Visi dan misi yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Responden 13 dalam wawancara mengatakan “saat RAKER kami
sosialisasikan visi, misi yang ada terus kami revisi bersama”. Visi, misi inilah
direvisi saat RAKER di Weri pada tanggal 01-04 Maret 2013. Hasil revisi visi dan
misi terlihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2. Visi dan misi yayasan yang direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Pertemuan Suster-Suster Guru Puteri Reinha Rosari
Responden 11 dalam wawancara mengatakan “Visi, misi pendidikan baru
mulai digagas tahun 1998. Sebelum-sebelumnya ada upaya serius untuk
mensosialisasikan visi, misi kongregasi. Kami selalu fasilitasi pertemuan-
pertemuan. Ini adalah salah satu dokumen pertemuan suster-suster guru
Kongregasi PRR yang di dalamnya membahas mengenai visi, misi, kharisma dan
spiritualitas.
Gambar 4.3. Pertemuan Suster-Suster Guru PRR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
c. Program Kerja Yayasan
Pada awal dan akhir tahun yayasan selalu mempertanggungjawabkan
program kerjanya dan menyusun program kerja yang baru. Sedangkan program
lainnya diwujudkan dalam pembuatan RENSTRA dan pelaksanaan RAKER.
Gambar 4.4. Program kerja yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
d. Struktur Organisasi Yayasan
Dalam melakukan pengorganisasian yayasan memiliki struktur organisasi.
Struktur organisasi yang ini peneliti mengambil yang terbaru yang ada di yayasan
saat ini.
Gambar 4.5. Struktur organisasi yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
e. Persiapan dan Pelaksanaan RAKER
Semua responden dalam wawancara maupun dari hasil analisis kuesioner
mengatakan bahwa yayasan mempunyai program RAKER dan dijalankan sesuai
program. RAKER dijalankan untuk memikirkan dan memutuskan bersama akan
yang dibutuhkan demi perkembangan karya yayasan melalui sekolah-sekolah.
Selain itu sebagai sarana penyatuan bagi unit-unit yayasan yang tersebar di mana-
mana.
Gambar 4.6. Persiapan dan pelaksanaan RAKER II, dan III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
f. Kesepakatan RAKER Tahun 2006
Responden 11 dalam wawancara mengatakan: “Kami pernah menfasilitasi
RAKER Yayasan pada tahun 2006. Ya…waktu itu yayasan undang Br. Heribertus
Sumarjo, FIC Sekretaris Eksekutif Komisi Pendidikan KWI. Waktu itu ada
kesepakatan-kesepakatan bersama. Ya….seperti saya bilang tadi….tergantung
suster-suster punya kemampuan untuk mengintegrasikan dalam karya
pendidikan”. Inilah kesepakatan RAKER tahun 2006
Gambar 4.7. Kesepakatan RAKER tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
g. Peraturan Kepegawaian Karya Pendidikan
Di dalam buku peraturan kepegawaian ini terdapat seluruh prosedur dan
peraturan tentang kepegawaian dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD.
Termasuk didalamnya proses rekrutmen tenaga sampai pada sanksi dan
pemutusan hubungan kerja.
Gambar 4.8. Peraturan kepegawaian karya pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
h. Laporan Keadaan Sekolah
Sekolah-sekolah dalam yayasan setiap bulan mengirim laporan keadaan
sekolah kepada yayasan dan kepada dinas pendidikan sebagai pertanggung
jawaban atas pelaksanaan KBM di sekolah selama bulan berjalan. Hal ini
dinyatakan oleh beberapa responden dalam wawancara.
Gambar 4.9. Laporan keadaan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
i. Laporan-Laporan Yayasan
Setiap akhir tahun dan setiap lima tahun yayasan membuat laporan untuk
mempertanggunjawabkan tugas-tugasnya kepada Pembina, pengawas, para kepala
sekolah, guru-guru dan pegawai dan kepada Kongregasi PRR sebagai badan
pendiri yayasan. Laporan-laporan dapat dilihat pada gambar 4.10 dan 4.11.
Gambar 4.10. Laporan tahunan yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Gambar 11. Laporan lima tahunan yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
5. Temuan Umum Studi Dokumen
a. Pengertian Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Martini PRR (2005:4) mengatakan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
adalah yayasan resmi Kongregasi Biarawati Puteri Reinha Rosari sebagai
perwujudan nyata semangat dasar Kongregasi untuk ikut serta dalam
pembangunan hidup manusia dalam bidang pendidikan, agama, kesehatan dan
sosial. Yayasan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Bonifasia PRR ((2009:2) mengatakan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD adalah
yayasan berbadan hukum yang telah memiliki NPWP dan memiliki organ yang
terdiri dari; pembina, pengurus, dan pengawas. Sedangkan Madeleine PRR
(2014:4) mengatakan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD adalah yayasan milik
Kongregasi sebagai perwujudan semangat dasar Kongregasi dalam berperanserta
membangun manusia di bidang agama, pendidikan dan sosial.
Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD adalah yayasan berbadan hukum yang sudah memiliki
NPWP, milik Kongregasi Puteri Reihna Rosari sebagai perwujudan semangat
dasar kongregasi untuk ikut serta dalam pembangunan hidup manusia di bidang
pendidikan, agama, dan sosial. Yayasan ini didirikan untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan lamanya.
b. Sejarah Singkat Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD merupakan peralihan dari Yayasan
Ratu Rosari. Pada tanggal 08 April 1987 dalam masa jabatan Sr. M. Benedictis
PRR sebagai Pemimpin Umum Kongregasi memberikan kuasa kepada Sr. M.
Humiliata PRR sebagai ketua yayasan, Sr. M. Antonela, PRR sebagai sekretaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
dan Sr. M. Theresia, PRR sebagai bendahara. Sr. M. Xaver, PRR dan Sr. M.
Philomena, PRR sebagai pembantu yayasan. Mgr. Antonius Hubertus Thijssen
sebagai penasihat. Yayasan ini pada mulanya berkedudukan di Riangkemie,
Kecamatan Larantuka, Flores Timur.
Para pengurus yayasan kemudian menghadap Sekretaris Daerah
Kabupaten Flores Timur, Bpk. Simon Namasamon Lamanepa pada tanggal 16
Februari 1988 untuk mengesahkan Anggaran Dasar Yayasan Ratu Rosari dengan
nama Yayasan Ratu Rosari, tempat kedudukan di Lebao, Kecamatan Larantuka,
Kabupaten Dati II Flores Timur dengan wilayah kerjanya di seluruh Indonesia
dimana para suster PRR hidup dan berkarya.
Pada tanggal 8 April 2002 berdasarkan berita acara rapat pleno badan
pengurus Yayasan Ratu Rosari membubarkan Yayasan Ratu Rosari dengan alasan
Yayasan Ratu Rosari tidak dapat melaksanakan Anggaran Dasarnya. Dengan
demikian Yayasan Ratu Rosari resmi dibubarkan dengan akta pembubaran No. 62
tahun 2002.
Selanjutnya badan pendiri (Tarekat PRR) dan badan pelaksana membahas
dan menyusun konsep akte yayasan yang baru. Konsep akte yayasan ini kemudian
dikonsultasikan dengan Bpk. Clemens Nggotu, SH Notaris di Ende. Oleh Notaris
Clemens Nggotu, SH disusun Akte Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD dengan
No. 34 tanggal 21 Juni tahun 2001, didaftarkan ke Pengadilan Negeri Larantuka
pada tanggal 5 Agustus 2002 dengan NPWP 01.415.178.1.921.000 (Martini PRR,
2005:3)
Dalam perjalanan waktu menanggapi peraturan pemerintah dalam
Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan, maka Yayasan Mgr. Gabriel Manek,
SVD didaftarkan ke lembar Negara dan disahkan oleh Kementrian Hak dan Asasi
Manusia Republik Indonesia pada tanggal 31 Oktober 2006 dengan No. C –
2481.HT.01.02.TH 2006, dan Akta perubahan No. 13 tanggal 08 Agustus 2006
yang dibuat oleh Notaris Clemens Nggotu, SH yang berkedudukan di Ende
(Bonifasia PRR, 2010:5).
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD membawahi karya pendidikan milik
Kongregasi Puteri Reinha Rosari. Berkedudukan di Sarotari, Kecamatan
Larantuka, Kabupaten Flores Timur sebagai yayasan pusat. Yayasan ini didirikan
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya yang berasaskan Pancasila.
Wilayah kerja yayasan menjangkau ke empat perwakilan yang tersebar di seluruh
Indonesia di mana para suster PRR berkarya, yakni perwakilan Kupang di
Kupang, perwakilan Lamahora di Lembata, perwakilan JABATAN di Balikpapan,
Kaltim, dan perwakilan Papua di Merauke (Madeleine, PRR 2014:4).
c. Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Kongregasi Puteri Reinha Rosari memiliki kharisma dan spiritualitas
sebagai dasar pijak dalam pelaksanaan misinya. Kharisma Tarekat PRR adalah
pembentukan komunitas iman yang berakar pada kesatuan erat dengan Allah
dalam misteri penyelamatan Putera-Nya, demi perwujudan cinta kasih Kristus
yang radikal dalam pelayanan keselamatan manusia terutama mereka yang miskin
dan menderita (bdk.Konst.Art. 104). Sedangkan yang menjadi spiritualitasnya
adalah meneladani Bunda Maria hamba Allah yang menganut pola Yesus Hamba
Yahwe yang bersatu erat dengan Bapa dengan memberi seluruh hidupnya demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
menghadirkan Allah yang mencintai dan menyelamatkan manusia terutama
mereka yang miskin dan menderita (MU III Tarekat PRR dalam Florentina PRR
2004:5-6).
Hal ini ditegaskan dalam Konstitusi Tarekat PRR artikel 106 tentang
spiritualitas yang berbunyi:
“Untuk mewujudkan perutusan Bapa, Yesus memilih cara hidup sebagai manusia yang miskin. Sebagai Hamba Yahwe, dalam kemiskinan total Ia mampu mencintai Bapa dan kehendak Bapa dan rela taat sampai mati di salib. (Lih, Fil 2:8-11). Kesatuan dengan Bapa adalah sumber perutusanNya. Dalam doa dan karyaNya, Yesus menyerahkan diri sepenuhnya kepada rencana Bapa yakni menyelamatkan umat manusia yang oleh karena dosa, sudah tidak mampu menjadi Anak Allah atas dayanya sendiri. Inilah jalan Yesus utusan Bapa, dan Ia memanggil kita untuk mengikuti jejakNya serta menyerahkan seluruh diri kita untuk tugas perutusanNya yang telah dipercayakanNya kepada GerejaNya”.
Yayasan Mgr. Gabriel Manek SVD yang merupakan yayasan pendidikan
milik Kongregasi PRR yang membawahi seluruh karya pendidikan PRR sebagai
salah satu bentuk kerasulan PRR, perlu menjabarkan atau mewujudkan kharisma
dan spiritualitas tersebut ke dalam dunia pendidikan.
d. Visi dan Misi Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Efektifitas dan efisiensi sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan
misi organisasi tersebut. Visi adalah arah ke mana organisasi dan orang-orang
yang dipimpin akan dibawa. Visi juga merupakan pandangan ke masa depan yang
berfungsi sebagai inspirasi bagi pemimpin maupun bagi bawahan. Maka visi
harus realistis karena merupakan impian seorang pemimpin terhadap tercapainya
tujuan dari organisasi tersebut (Musakabe, 2009:37-41). Visi diterapkan dalam
misi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD berusaha memanage unit-unit karya
pendidikan yang bernaung didalamnya. Totalitas pelayanan diusahakan demi
tercapainya visi dan misi dari yayasan tersebut.
Visi
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD sebagai Yayasan Pendidikan Katolik yang dijiwai semangat Kongregasi Puteri Reinha Rosari bercita-cita menjadi Pendidik Generasi Bangsa Indonesia yang cerdas, berkarakter, beriman, jujur, berbudi pekerti luhur, terampil dan peduli terhadap sesama yang menderita. Misi
1) Menciptakan iklim religiositas dan suasana penuh kasih persaudaraan yang membawa manusia pada sikap beriman, berbakti dan memuliakan Allah dan berbelarasa terhadap manusia terutama pada mereka yang miskin, tersisih dan menderita.
2) Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif di sekolah-sekolah yang dikelolah demi terselenggaranya proses pembelajaran melalui pengajaran, pelatihan serta bimbingan terhadap peserta didik sedemikian rupa sehingga terbentuk manusia dengan kepribadian yang utuh.
3) Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, cerdas, kreatif, inovatif, trampil dan mandiri.
4) Menginternalisasikan kedisiplinan demi terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif.
5) Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan. 6) Menjalin relasi, komunikasi dan kerja sama dengan semua pihak yang terkait.
Visi Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD dalam penerapannya terjabar
dalam misi. Visi dan misi tentunya sangat berkaitan sehingga eksistensi pelayanan
dan tanggung jawab sebagai lembaga yang tertuang dalam misi semakin
diusahakan dan didayagunakan dalam pencapaiannya. Yayasan Mgr. Gabriel
Manek, SVD terus menerus mengupayakan pendidikan yang lebih memadai
dengan tetap memfokuskan diri pada yang kecil, miskin dan terlantar. Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang
dapat diukur secara akademik, dan terbentuknya kepribadian yang cerdas,
mandiri, kreatif dan trampil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
e. Kepemimpinan dalam Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Kepemimpinan pada dasarnya adalah sebuah tindakan untuk
“memengaruhi, memotivasi, dan mendorong orang lain agar mereka memiliki
antusiasme untuk mengambil bagian dalam semua usaha guna mencapai tujuan
bersama”. Yang paling utama dari sebuah kepemimpinan adalah memusatkan
perhatian pada fungsi bukan pada status. Fungsi kepemimpinan harus dipahami
sebagai suatu kesempatan untuk melayani bukan dijadikan kesempatan untuk
merasa memiliki sebuah kedudukan (Madya, 2015:4).
Kepemimpinan PRR adalah pelayan bagi sesama. Oleh karena itu perlu
memiliki daya kekuatan dan kemampuan untuk mendukung, menantang dan
menumbuhkan orang untuk berkembang dan mampu memperoses hidupnya.
`Konstitusi Tarekat artikel 402 menegaskan bahwa: dalam Tarekat kita,
penggunaan kekuasaan harus berpedoman pada kata-kata dan perbuatan Tuhan
kita yang datang untuk melayani bukan untuk dilayani (Mrk 10:45). Dengan
demikian maka arti kekuasaan terletak pada pelayanan seluruh komunias.
Tugas perutusan Kristus pada hakekatnya menyangkut karya
penyelamatan umat manusia. Perutusan seorang PRR merupakan kelanjutan karya
perutusan Kristus melalui kebutuhan dan kepentingan seluruh Gereja. Dalam
Konstitusi Tarekat artikel 201 dikatakan bahwa:
Panggilan misioner dari seluruh anggota umat Allah: turut serta dalam perutusan Yesus Kristus. Kristus menyerahkan tugas ini kepada kita semua pengikutnya, dan kita melaksanakannya dalam bimbingan Roh Kudus. Karena karya kerasulan Tarekat merupakan bentuk pelaksanaan perutusannya maka karya menjadi pokok hidup Tarekat dan berlandaskan selalu pada motivasi perutusan (Lih. Yoh 17:3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Berpedoman pada model kepemimpinan Yesus yang datang untuk
melayani bukan untuk dilayani (Mrk. 10:45) dan model kepemimpinan PRR yang
meneladani kepemimpinan Yesus sebagai pelayan, dapat disimpulkan bahwa,
kepemimpinan yayasan adalah melayani, mengarahkan dan mempengaruhi orang-
orang yang dipimpinnya agar memiliki semangat dan kemampuan untuk berperan
aktif dalam berbagai bentuk kegiatan demi mencapai tujuan.
Sekolah-sekolah adalah sasaran pelayanan yayasan, oleh karena itu
sebagai pelayan yayasan harus melayani dengan hati, memandang dan menerima
semua yang terlibat dalam pelayanan dengan tulus, berhati ibu, berbela rasa dan
menjadi rekan kerja bagi semua. Sebagai pelayan, yayasan tidak mengutamakan
kepemimpinan sebagai sebuah jabatan atau kedudukan, namun menciptakan
suasana kekeluargaan, persaudaraan dan cinta kasih sebagai fondasi dalam
menjalankan fungsi kepemimpinan.
Demi mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, dalam menggerakkan
yayasan seorang pemimpin perlu memiliki integritas kesatuan hati dan kata,
ramah dan tahu menghargai setiap pribadi, mengenal kondisi masing-masing
guru/kepala sekolah/pegawai dan mengenal situasi unit-unit pendidikan yang ada
di dalamnya. Mampu menjadi teladan bagi semua yang dilayani, mampu
mendengarkan, optimis dan berjiwa besar, karena seorang pemimpin berarti
seorang penentu atau pengambil keputusan, mampu menyesuaikan visi pribadi
dengan visi yayasan agar mampu mengintegrasian visi dalam misi demi mencapai
tujuan yayasan. Bertindak adil, bersikap tegas terhadap hal-hal prinsipil. Pada
akhirnya seorang pemimpin harus bisa menjadikan lembaganya adalah hidupnya,
artinya memiliki pelayanan dan dedikasi penuh sebagai seorang utusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Pemimpin yayasan adalah orang yang memiliki kewenangan untuk
memimpin, mengelola dan menjalankan yayasan sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku serta mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada Pembina
dan unit-unit pendidikan yang bernaung di dalamnya.
Kepemimpinan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD seringkali mengalami
perubahan dan pergantian. Gambaran perubahan dan pergantian pemimpin
yayasan sebagai berikut:
• Sr. M. Florentina, PRR (2001-Juli 2004)
• Sr. M. Martini, PRR (Juli 2004-Januari 2006)
• Sr. M. Bonifasia, PRR (2007-2010)
• Sr. M. Madeleine, PRR (2011-sekarang)
f. Spesialisasi Kerja Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD memiliki spesialisasi kerja di bidang
pendidikan. Dalam merealisasikan misinya yayasan tetap berpedoman pada
semangat dasar Kongregasi PRR. Meskipun secara spesifik yayasan bergerak di
bidang pendidikan, namun dalam berbagai pelayanan yang dijalankan di sekolah-
sekolah tetap berpijak pada misi kategorial PRR yakni memperjuangkan keadilan
dan cinta kasih serta mengutamakan yang kecil, lemah dan miskin. Hal ini
ditegaskan dalam Konstitusi Tarekat PRR artikel 204 yang berbunyi:
“Tugas kewajiban kita yang utama ialah mengambil bagian secara khusus dalam karya pembentukan jemaat beriman yang dewasa. Sehubungan dengan itu lewat karya-karya kerasulan, kita melibatkan diri dalam pelayanan sesama, menanggapi yang paling dibutuhkan dan sesuai tanda zaman sekarang ini, kita memperjuangkan keadilan dan cinta kasih serta mengutamakan yang kecil, lemah dan miskin, serta yang sakit”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Penjabaran visi, misi, kharisma dan spiritaualitas nyata dalan unit-unit
karya yayasan mulai dari TK, SD, SMP dan SMA yang tersebar di seluruh
Indonesia di mana para suster PRR berkarya, yakni di Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan dan Papua. Demi kelancaran pelayanan, di setiap wilayah terdapat
yayasan-yayasan perwakilan.
1) Wilayah Nusa Tenggara Timur
Wilayah Nusa Tenggara Timur secara geografis cakupannya sangat luas,
terdiri atas pulau-pulau yakni Pulau Flores, Timor, Lembata dan Alor.
Berdasarkan pertimbangan geografis, di NTT sebagian unit pendidikan berada
langsung dibawah yayasan pusat, sedangkan di Timor dan Lembata ada yayasan
perwakilan.
Unit-unit yang berada langsung dibawah yayasan pusat:
a) TK Anfrida, Sarotari
b) TK Arnoldus Yansen, Tilang, Maumere
c) TK Sta. Theresia, Nangablo, Maumere
d) TK Sta. Maria Fatima, Cewonikit, Manggarai
e) PAUD Immaculata, Kuwu, Manggarai
f) PAUD Sta. Maria Goreti Riangkemie, Larantuka
g) SMPK Sta. Maria Goreti Riangkemie, Larantuka
h) SMPK St. Gabriel, Sarotari, Larantuka
Yayasan perwakilan Kupang beralamat di Jl. Oebolifo III Sikumana, kota
Kupang. Yayasan perwakilan Kupang menyelenggarakan karya pendidikan yang
meliputi persekolahan-persekolahan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
a) TK Sta. Familia Sikumana, Kupang
b) TK Sta. Maria Oepura, Kupang
c) TK Bunda Maria Alak, Kupang
d) TK Cilinia Eban, Kefamenanu
e) TK Ibu Anfrida Oepoli, Kupang
f) PAUD Sta. Maria Lourdes, Kupang
g) PAUD St. Antonius Padua, Atambua.
h) SDK Sta. Familia Sikumana, Kupang
i) SMPK Sta. Familia Sikumana, Kupang
j) SMAK Gabriel Manek Noemuti, Kefamenanu
Yayasan perwakilan Lembata beralamat di Jln. Trans Lembata, Lamahora,
Lewoleba. Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Perwakilan Lembata
menyelenggarakan karya pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan
sebagai berikut:
a) TK Sta. Theresia Lamahora, Lembata
b) SDK Sta. Theresia Lamahora, Lembata
c) SMPK Sta. Theresia Lamahora, Lembata
2) Wilayah Jawa, Bali, Kalimantan (JABATAN)
Yayasan Perwakilan JABATAN beralamat di Balikpapan, Kalimantan
Timur. Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Perwakilan JABATAN
menyelenggarakan karya pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan
sebagai berikut:
a) TK Fransisco-Yashinta, Nunukan
b) TK Maria Lourdes, Sebatik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
c) TK St. Yosef Linggang Bigung, Melapeh
d) PAUD Siti Nirmala, Balikpapan
e) PAUD Ratu Rosari, Pontianak
f) SDK Sta. Maria Goreti, Balikpapan
g) SDK St. Yosef Linggang Bigung, Melapeh
h) SDK Fransisco-Yanshinta Nunukan
i) SMPK Fransisco-Yanshinta Nunukan
3) Wilayah Papua
Yayasan perwakilan Papua, berkedudukan di Merauke, Papua. Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD Perwakilan Papua menyelenggarakan karya
pendidikan yang meliputi persekolahan-persekolahan sebagai berikut:
a) TK Sta. Theresia Kanak-kanak Yesus Asikie, Papua
b) SDK St. Yosef Asikie, Papua
Secara keseluruhan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD memiliki 32 unit
pendidikan. Di wilayah NTT terdapat 21 unit, di wilayah JABATAN 9 unit dan
wilayah Papua sebanyak 2 unit. Terdapat 20 TK dan PAUD, 6 Sekolah Dasar
(SD), 5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 SMAK (Madeleine, 2014).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Berdasarkan Data Keseluruhan
Hasil deskripsi data yang didapat melalui kuesioner menunjukkan bahwa
secara keseluruhan sebagian besar responden setuju terhadap pengelolaan
Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
pada nilai keseluruhan dan pada setiap aspek yang diukur mendekati skor
maksimal.
Pada nilai keseluruhan variabel pengelolaan yayasan ini, ada tujuh aspek
yang ingin diketahui dalam bentuk pernyataan yaitu aspek menanamkan visi, misi,
kharisma dan spiritualitas, aspek membuat perencanaan, aspek melakukan
pengorganisasian, aspek melakukan koordinasi, aspek memanfaatkan sumber daya
manusia, aspek melakukan pengawasan dan aspek mengadakan evaluasi. Dari
data keseluruhan N 69 ini didapat nilai rata-rata (mean) 444,6232, dengan
responden yang masuk kriteria setuju sebanyak 35 orang (51%), 1 responden yang
mesuk kriteria sangat setuju (2%). Sedangkan 32 responden dengan kriteria netral
(46%) tidak ada responden dengan kriteria tidak setuju (0%) dan 1 responden
dengan kriteria sangat tidak setuju (1%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden
yang masuk kriteria setuju ke atas jumlahnya lebih banyak dari responden dengan
kriteria netral ke bawah. Hal ini berarti responden masih setuju atas pengelolaan
Yayasan.
Hani Handoko (2009:8) mengutip James mengatakan manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan menggunakan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam
pengelolaan yayasan aspek-aspek tersebut tidak dapat diabaikan. Pengelolaan itu
tidak bisa asal-asal saja, semua aspek harus diatur untuk bergerak secara
seimbang. Oleh karena itu yayasan dalam pengelolaannya sudah seharusnya
memperhatikan aspek-aspek tersebut. Pengelolaan itu tentu saja dimulai dari
perencanaan dan berakhir dengan evaluasi. Dalam proses dan pelaksanaannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
membutuhkan pengorganisasian, koordinasi, sumber daya manusia serta
pengawasannya. Di yayasan sejauh ini tetap berpijak pada aspek-aspek tersebut
dan diharapkan agar lebih meningkatkan lagi pengelolaan dengan
memperhatikannya secara seimbang.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD berdasarkan Data Setiap Aspek
a. Aspek Menanamkan Visi, Misi Yayasan, Kharisma dan Spiritualitas Kongregasi PRR
Dalam aspek menanamkan visi, misi, kharisma dan spiritualitas ini aspek-
aspek yang diungkap responden untuk mengukur penanaman visi, misi, kharisma
dan spiritualitas yakni mengenai sosialisasinya, pemahaman terhadap visi, misi,
kharisma dan spiritualitas serta penghayatan dalam tugas-tugas yang dijalankan.
Berdasarkan hasil deskripsi data kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai
rata-rata (mean) 30,8696 dengan responden yang masuk kriteria setuju sebanyak
39 orang (57%), 6 responden yang masuk kriteria sangat setuju (9%). Sedangkan
21 responden dengan kriteria netral (30%) 3 responden dengan kriteria tidak
setuju (4%) dan tidak ada responden dengan kriteria sangat tidak setuju (0%).
Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang masuk kriteria setuju ke atas
jumlahnya lebih tinggi dari responden dengan kriteria netral ke bawah. Hal ini
berarti responden setuju terhadap penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas
yang dilakukan oleh yayasan.
Hasil analisis data per-item menunjukkan bahwa terdapat 1 item (11%)
dengan kriteria tertinggi yakni item nomor 7 tentang kepala sekolah mengadakan
pertemuan dengan orang tua peserta didik untuk menjelaskan tentang visi, misi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
yayasan, serta kharisma dan spiritualitas. Hasil analisis item tersebut memperkuat
hasil analisis data kuesioner aspek penanaman visi, misi dan kharisma,
spiritualitas dengan kriteria netral ke atas lebih tinggi jumlahnya daripada netral
ke bawah.
Hasil analisis item juga menunjukkan bahwa terdapat 3 item dengan
kriteria terendah (3%) yakni butir item 1,2 dan 4. Secara keseluruhan item dengan
kriteria terendah ini menggambarkan yayasan kurang melaksanakan sosialisais
visi, misi, kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR kepada pegawai, para
kepala sekolah dan guru-guru, sehingga guru dan pegawai kurang memahami visi,
misi Yayasan maupun kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR. Hal ini
diperkuat oleh hasil wawancara dari 13 responden (1-12 dan 14) yang mengatakan
bahwa Yayasan kurang mengadakan sosialisasi visi, misi, kharisma dan
spiritualitas sehingga pemahaman para guru menjadi kabur.
Namun 4 responden (4, 5, 6, 7) menambahkan bahwa kepala sekolah dan
guru-guru menjelaskan visi, misi kepada orang tua dan peserta didik sejauh
pemahaman mereka. 3 responden (responden 9, 13 dan 14) menambahkan lagi
bahwa sosialisasi visi, misi diadakan pada saat RAKER. Hal ini diperkuat oleh
hasil studi dokumen yang menunjukkan bahwa yayasan memiliki visi, misi,
kharisma dan spiritualitas dan dalam RAKER dibahas mengenai visi, misi dan
direvisi bersama, tetapi belum ada program sosialisasi visi, misi sehingga tidak
ada bahan sosialisasi dan daftar peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi.
Hasil analisis di atas, menggambarkan bahwa secara keseluruhan
penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas tetap terlaksana baik oleh para
kepala sekolah dan guru-guru dan oleh yayasan pada saat RAKER. Maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
dipahami jika hasil analisis data kuesioner dari 69 responden menunjukkan bahwa
responden setuju terhadap aspek penanaman visi, misi yayasan serta kharisma dan
spiritualitas Kongregasi PRR, karena ada upaya bersama yang dilakukan oleh
kepala sekolah dan guru-guru maupun oleh yayasan.
Yayasan mempunyai tugas untuk mensosialisasikan visi dan misinya serta
kharisma dan spiritualitas ke unit-unit, karena visi, misi, kharisma dan spiritualitas
merupakan fondasi dalam pengelolaannya. Jika hal tersebut ditanamkan dalam
diri setiap guru, kepala sekolah dan pegawai maka akan sangat berpengaruh pada
dedikasi dan pelayanan mereka.
Musakabe (2009: 43) mengatakan visi menentukan arah organisasi yang
akan dibawa, sedangkan misi mengatakan tujuan organisasi. Dengan visi yang
benar maka pelaksanaan misi akan lebih berhasil. Sebaliknya, tanpa visi maka
misi akan berjalan tanpa arah dan sulit mencapai keberhasilan. Sejalan dengan apa
yang dikatakan oleh Musakabe, maka sangat penting yayasan mendalami,
memahami dan mensosialisasikan visi dan misi kepada para kepala sekolah dan
guru-guru. Ketika para kepala sekolah dan guru-guru sudah mendalami dan
memahami dengan sungguh tentang visi dan misi yayasan, maka mereka akan
mampu menerapkan dan mensosialisasikan kepada para siswa/i dan kepada orang
tua. Kepala sekolah dan guru-guru adalah partner yayasan, mereka benar-benar
dibekali untuk menjadi perpanjangan tangan yayasan supaya menjelaskan kepada
anak-anak didik dan orang yang menjadi sasaran pelayanan yayasan.
Kongregasi Puteri Reinha Rosari memiliki kharisma dan spiritualitas
sebagai dasar pijak dalam pelaksanaan misinya. Florentina (2004:5-6) mengutip
dari buku MU III Tarekat PRR menjelaskan bahwa yang menjadi kharisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Tarekat PRR adalah pembentukan komunitas iman yang berakar pada kesatuan
erat dengan Allah dalam misteri penyelamatan Putera-Nya, demi perwujudan
cinta kasih Kristus yang radikal dalam pelayanan keselamatan manusia terutama
mereka yang miskin dan menderita. Sedangkan yang menjadi spiritualitasnya
adalah meneladani Bunda Maria hamba Allah yang menganut pola Yesus Hamba
Yahwe yang bersatu erat dengan Bapa dengan memberi seluruh hidupnya demi
menghadirkan Allah yang mencintai dan menyelamatkan manusia terutama
mereka yang miskin dan menderita (Benedictis, 1987, art. 105). Sejalan dengan
ini, Yayasan Mgr. Gabriel Manek SVD yang merupakan yayasan pendidikan
milik Kongregasi PRR yang membawahi seluruh karya pendidikan PRR sebagai
salah satu bentuk kerasulan PRR perlu menjabarkan atau mewujudkan kharisma
dan spiritualitas tersebut ke dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah dan guru-
guru perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam mengenai kharisma dan
spiritualitas PRR, sehingga mampu menerapkannya kepada siswa/i dan kepada
para orang tua.
b. Aspek Membuat Perencanaan
Dalam aspek membuat perencanaan ini aspek-aspek yang diungkap
responden adalah proses pembuatan perencanaan sampai pada pengambilan
keputusan yakni penetapan program-program. Berdasarkan hasil deskripsi data
kuesioner N 69 didapat nilai rata-rata (mean) 98,8696 dengan jumlah responden
yang masuk kriteria netral sebanyak 45 orang (65%), 3 responden yang masuk
kriteria tidak setuju (4%), 1 responden yang masuk kriteria sangat tidak setuju
(1%). Sedangkan responden dengan kriteria setuju sebanyak 19 orang (28%), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
1 responden dengan kriteria sangat setuju (2%). Hasil ini menunjukkan bahwa
responden yang masuk kriteria netral ke bawah jumlahnya lebih tinggi dari
respoden dengan kriteria netral ke atas. Hal ini berarti bahwa sebagian besar
responden berpendapat bahwa aspek membuat perencanaan dalam pengelolaan
yayasan masih kurang.
Hasil analisis data per-item menunjukkan bahwa terdapat 11 item dengan
kriteria rendah (36%) yakni item nomor 11,15,16,20,23,24,29, 30,36,37,38.
Secara keseluruhan item dengan kriteria rendah ini menggambarkan bahwa dalam
membuat perencanaan yayasan kurang bertanya atau meminta usul saran dari
kepala sekolah, guru-guru dan pegawai, personalia di yayasan belum memadai,
yayasan kurang cepat menaggapi kebutuhan di unit, yayasan belum mempunyai
program jangka menengah dan jangka panjang dan yayasan belum memiliki
skedul serta pedoman dan prosedur pelaporan untuk sebuah kegiatan yang sudah
direncanakan. Sedangkan item dengan kriteria terendah berjumlah 6 item (19%)
yakni item nomor 13,25,28,31,39,40. Secara keseluruhan item dengan kriteria
terendah ini menggambarkan bahwa yayasan kurang meminta pendapat dari
kepala sekolah, guru-guru atau pegawai mengenai perumusan tujuan kegiatan,
kurang meminta usul saran sebelum menetapkan program jangka pendek,
menengah dan jangka panjang, serta kepala sekolah, guru-guru dan pegawai tidak
memperoleh skedul kegiatan, pedoman dan prosedur pelaporan atas sebuah
perencanaan yang dibuat oleh yayasan.
Hasil wawancara dengan keempat belas responden menyimpulkan bahwa
pada umumnya responden kurang tahu bagaimana yayasan membuat perencanaan.
Terlihat dari jawaban 9 responden (1,2,3,4,5,6,8,10,11) yang mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
perencanaan yayasan belum nampak, yayasan sudah buat tapi belum maksimal,
yayasan belum ada program jangka menengah dan jangka panjang, yayasan belum
buat perencanaan betul-betul, belum ada perencanaan untuk pencapaian
kurikulum dan pengadaan sarpras. Hasil analisis data kuesioner di atas yang
menunjukkan jumlah responden dengan kriteria netral ke bawah lebih tinggi,
didukung oleh hasil wawancara dari 9 responden. Selain itu, ada 3 responden
(9,13,14) mengatakan bahwa perencanaan itu terwujud dalam RAKER dan akan
membuat RENSTRA. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis data kuesioner
dengan kriteria netral ke atas lebih rendah didukung oleh hasil wawancara dari 3
responden.
Hasil analisis item juga menunjukkan bahwa terdapat 2 item (6%) dengan
kriteria tertinggi yakni item nomor 33 dan 34 serta 3 item dengan kriteria tinggi
yakni item 18,26 dan 35. Item-item dengan kriteria tinggi dan tertinggi ini
menggambarkan bahwa para guru, pegawai dan kepala sekolah memenuhi syarat
dan kompeten di bidangnya masing-masing. Mereka menjalankan tugas dengan
baik dan penuh tanggungjawab. Yayasan menugaskan penanggungjawab dalam
melaksanakan tugas-tugas yang direncanakan sehingga ada guru dan pegawai
yang mendapat tanggungjawab tertentu di sekolah masing-masing. Selain itu,
sekolah-sekolah mengajukan anggaran ke yayasan untuk pelaksanaan suatu
kegiatan.
Keseluruhan hasil analisis di atas (data kuesioner, data per-item dan
wawancara) menunjukkan bahwa proses pembuatan perencanaan dalam yayasan
belum maksimal. Hal ini sangat jelas dilihat dari analisis data per-item bahwa dari
31 item sebagian besar item masuk dalam kriteria sedang, rendah dan terendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Item-item tersebut menggambarkan bahwa dalam proses membuat perencanaan
yayasan kurang bertanya kepada kepala sekolah, guru-guru dan pegawai
mengenai perumusan tujuan dari perencanaan, kurang bertanya mengenai
kemudahan-kemudahan dan hambatan-hambatan yang ada di sekolah, kurang
bertanya mengenai bentuk kegiatan apa yang dibutuhkan oleh sekolah, kurang
bertanya pada saat menetapkan program jangka panjang, pendek dan menengah
serta belum memiliki skedul kegiatan, pedoman dan prosedur pelaporan sebuah
kegiatan. Yayasan mempunyai program jangka pendek tetapi belum memiliki
program jangka menengah dan jangka panjang. Hal ini didukung oleh hasil
wawancara dan hasik studi dokumen. Yang mana dari hasil studi dokumen
menunjukkan bahwa di yayasan ada hasil rapat membuat perencanaan, ada
program jangka pendek/program tahunan, ada anggaran yang diajukan oleh
sekolah-sekolah, ada penetapan anggaran oleh yayasan dan ada personalia
yayasan dan unit-unit. Namun belum ada program jangka menengah dan program
jangka panjang, tidak ada skedul kegiatan, tidak ada pedoman pelaporan suatu
kegiatan. Di sisi lain diketahui dari hasil analisis data per-item bahwa ada hal
yang mendukung perencanaan yayasan yakni kepala sekolah, guru-guru dan
pegawai memenuhi syarat dan kompeten di bidangnya masing-masing, mereka
menjalankan tugas dengan baik dan penuh tanggungjawab sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
Dalam membuat perencanaan proses pembuatan perencanaan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbukti melalui program-program sangat penting
diperhatikan. Yayasan dalam pengelolaannya sudah seharusnya memperhatikan
hal-hal tersebut. Jika perencanaan baik akan membawa dampak yang baik pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam pengelolaan yayasan tentunya dimulai
dari sebuah perencanaan yang baik dengan memperhatikan proses perencanaan itu
terutama dalam hubungan dengan unit-unit yang berhubungan langsung dengan
pengelolaan yayasan.
Hani Handoko (2009:77-80) mengatakan perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana dan oleh siapa. Semua kegiatan perencanaan harus memperhatikan
prosesnya yakni mempertimbangkan kemudahan-kemudahan dan hambatan-
hambatannya, merumuskan tujuan kegiatannya, menginventarisir bentuk-bentuk
kegiatan yang cocok, mempertimbangkan sumber daya-sumber daya yang ada,
dan pada akhirnya menentukan program-program atau mengambil keputusan
untuk mengembangkan serangkaian kegiatan.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Hani Handoko, maka yayasan
dalam membuat perencanaan sangat penting memperhatikan hal-hal tersebut.
Perencanaan memiliki peranan lebih dalam sebuah manajemen dibanding dengan
fungsi-fungsi lainnya. Maka bagi yayasan membuat perencanaan hendaknya
ditempatkan pada porsi yang lebih dari pada fungsi yang lainnya. Dalam membuat
perencanaan segala kekuatan, dan hambatan hendaknya diidentifikasi secara baik
untuk mengukur kemampuan yayasan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu
situasi di sekolah-sekolah perlu diketahui dengan baik sebelum membuat
perencanaan. Setelah mempertimbangkan kekuatan dan hambatannya penting
merumuskan tujuan. Sebab tanpa rumusan tujuan yang tepat yayasan akan
menggunakan sumber daya-sumber daya secara tidak efektif. Menginventarisir
bentuk-bentuk kegiatan yang cocok dengan kebutuhan unit merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
tahap perencanaan yang harus mendapat perhatian. Setelah proses di atas yayasan
pada akhirnya menentukan atau memutuskan serangkaian kegiatan dan
menempatkan prioritas program-program jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Dari keseluruhan proses pembuatan perencanaan tidak terlepas dari kerja
sama antara yayasan dan sekolah. Di sini fungsi koordinasi dapat digunakan yakni
meminta pendapat dari kepala sekolah, guru-guru dan pegawai yang mengetahui
dengan pasti kebutuhan di sekolah.
c. Aspek Melakukan Pengorganisasian
Dalam melakukan pengorganisasian aspek-aspek yang diungkap
responden yakni struktur organisasi dalam yayasan dan bagaimana yayasan
mengorganisasi unit-unit melalui uraian tugas dan wewenang. Berdasarkan hasil
deskripsi data kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai rata-rata (mean)
41,6377 dengan responden yang masuk kriteria setuju sebanyak 52 orang (75%), 7
responden masuk dalam kriteria Sangat Setuju (10%), 9 responden yang masuk ke
dalam kriteria Netral (13%), 1 responden dengan kriteria Tidak Setuju (2%) dan
tidak ada responden yang masuk kriteria Sangat Tidak Setuju (0%). Hasil ini
menunjukkan bahwa responden yang masuk kriteria setuju ke atas jumlahnya
lebih tinggi dari respoden dengan kriteria netral ke bawah. Hal ini berarti aspek
melakukan pengorganisasian dalam pengelolaan yayasan sudah sangat
diperhatikan dan diupayakan oleh yayasan.
Hasil analisis data per-item dari aspek melakukan pengorganisasian
berjumlah 11 item, terdapat 5 item yang masuk kriteria tertinggi (46%) yakni
item 46,47,48,49,51. Item dengan kriteria tertinggi ini menggambarkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
kepala sekolah, guru dan pegawai mengetahui uraian tugas masing-masing dan
menjalankannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan serta
menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas. Yayasan mempunyai hubungan kerja
sama yang baik dengan kepala sekolah, guru dan pegawai, juga dengan komite,
orang tua dan siswa, demikian juga dengan kepala sekolah, para guru dan pegawai
memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan yayasan. Item dengan kriteria
tinggi sebanyak 1 item (9%) yakni item 43 yang menggambarkan bahwa kepala
sekolah, guru-guru dan pegawai dalam menjalankan tugas yang dipercayakan
serta menghargai struktur organisasi yang ada dalam yayasan.
Item dengan kriteria sedang berjumlah 2 item (18%) yakni item 41 dan 42.
Item-item ini menggambarkan bahwa yayasan mempunyai struktur organisasi
namun kurang jelas dan relevan, sehingga para guru, dan pegawai belum
memahami struktur organisasi yayasan dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil
wawancara dari 8 responden (1,2,3,4,5,11,13,14) yang mengatakan belum
mengerti apa saja tugas dari yayasan perwakilan, kurang memahami garis
tanggung jawab, wewenang, komandonya. Belum jelas hal apa yang harus
bertanggungjawab langsung ke pusat, hal apa yang lewat perwakilan, kadang
terjadi tumpang tindih antara yayasan pusat dan perwakilan karena belum
memahami dengan sungguh tugasnya masing-masing.
Item dengan kriteria rendah sebanyak 2 item (18%) yakni item 45 dan 50.
Item-item ini menggambarkan bahwa yayasan belum membuat uraian tugas dan
tanggungjawab bagi para kepala sekolah, guru, dan pegawai dan yayasan belum
maksimal melaksanakan tugas-tugasnya. Item dengan kriteria terendah sebanyak
1 item (9%) yakni item 44 yang menggambarkan bahwa yayasan belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
mengorganisir tugas-tugas yang dikerjakan oleh kepala sekolah, guru dan
pegawai. Terlihat ada kesenjangan antara hasil analisis item yang masuk kriteria
tertinggi dengan item kriteria rendah dan terendah. Item dengan kriteria tertinggi
menggambarkan kepala sekolah, guru dan pegawai mengetahui uraian tugas
masing-masing, sedangkan item dengan kriteria rendah menggambarkan yayasan
belum membuat uraian tugas dan tanggungjawab bagi para kepala sekolah, guru,
dan pegawai. Hal ini dapat dijelaskan bahwa uraian tugas untuk para guru dan
pegawai memang tidak langsung diturunkan dari yayasan namun dibuat di sekolah
masing-masing sesuai kebutuhan yang ada di sekolah yang kemudian di sahkan
oleh yayasan.
Hasil analisis data kuesioner aspek melakukan pengorganisasian secara
keseluruhan didukung oleh hasil analisis per-item. Hal ini dapat dilihat dari data
item dengan kriteria sedang ke atas lebih tinggi dari pada item dengan kriteria
sedang ke bawah. Hasil wawancara dengan keempat belas responden mendukung
hasil analisis data kuesioner dan data per-item yakni hal-hal yang sudah ada dalam
yayasan adalah memiliki struktur organisasi, ada Yayasan pusat dan yayasan
perwakilan, terjadi relasi yang baik antara unit-unit dengan yayasan dan atau
sebaliknya antara yayasan dengan unit-unit. Selain itu para guru, pegawai dan
kepala sekolah sudah menjalankan tugas dan tanggungjawab masing-masing
secara maksimal. Hal ini didukung oleh hasil studi dokumen yang menunjukkan
bahwa di yayasan ada struktur organisasi dan ada uraian tugas untuk organ
yayasan, para kepala sekolah, guru dan pegawai.
Hal-hal yang masih kurang dalam aspek melakukan pengorganisasian
dalam pengelolaan yayasan yang ada dalam data kuesioner dan analisis per-item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
didukung oleh hasil wawancara dari sebagian responden yang menunjukkan
bahwa responden belum memahami struktur, wewenang dan tanggung jawab
Yayasan pusat dan yayasan perwakilan, dinyatakan oleh 8 responden
(1,2,3,4,5,11,13,14). 4 responden menambahkan perlu ditambah lagi bidang
sarpras, kurikulum dan koordinator pendidikan (responden 6,8,9,12) dan ada
responden yang mengatakan struktur organisasi dalam yayasan perlu ditinjau
kembali.
Berdasarkan dua hal yang diungkap dari aspek melakukan
pengorganisasian ini yakni struktur organisasi dalam yayasan dan bagaimana
yayasan mengorganisasi unit-unit melalui uraian tugas dan wewenang, dapat
disimpulkan bahwa yayasan bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam hal
mengesahkan uraian tugas dan tanggungjawab kepada pegawai, guru dan kepala
sekolah, semua sudah bekerja dan bertanggungjawab dengan tugasnya masing-
masing. Sedangkan struktur organisasi perlu ditinjau kembali dengan
memperhatikan usul dari responden yang diwawancarai bahwa dalam struktur
perlu ditambahkan bagian kurilukulum, sarpras dan koordinator pendidikan.
Yayasan juga perlu membuat uraian tugas dan wewenang yang jelas dengan
yayasan perwakilan.
Hani Handoko (2009: 168) mengatakan pengorganisasian merupakan
suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur
serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien. Sejalan dengan ini, menjadi tugas
yayasan dalam pengelolaannya untuk merancang struktur formal, memperhatikan,
mempertimbangkan dan memutuskan apa yang perlu yang dibutuhkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
dunia pendidikan untuk dirancang dalam struktur formal. Mengelompokkan,
mengatur dan membagi tugas-tugas kepada para pegawai, guru dan kepala sekolah
adalah tugas dan wewenang yayasan. Maka yayasan perlu bekerja sama dengan
unit, menjalin relasi yang memungkingkan terjadinya dialog dan kerja sama untuk
berbagai kepentingan dalam tugas dan fungsi dari masing-masing kepala sekolah,
guru dan pegawai. Yang menjadi perhatian juga bahwa harus ada pembagian
tugas dan wewenang yang jelas antara yayasan pusat dan yayasan perwakilan.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi. Ada bagian-bagian tertentu dan
posisi-posisi yang sesuai dengan kebutuhan di dunia pendidikan. Di dalam
struktur organisasi menunjuk orang-orang yang memiliki kedudukan, wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Di sini yayasan
yang mengelola pendidikan perlu mempertimbangkan dengan matang aspek-aspek
apa yang relevan dalam struktur organisasi sebuah yayasan pendidikan, sehingga
menjadi jelas garis komando, wewenang dan tanggung jawabnya baik antara
yayasan pusat dan yayasan perwakilah maupun antara yayasan dengan sekolah-
sekolah (Hani Handoko, 2009: 169).
d. Aspek Melakukan Koordinasi
Dalam melakukan koordinasi ini aspek-aspek yang diungkap responden
yakni program penyatuan unit-unit melalui kegiatan RAKER, seminar, rekoleksi
atau retret serta sarana penyatuan unit-unit seperti seragam, hymne dan yel-yel.
Berdasarkan hasil deskripsi data kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai
rata-rata (mean) 37,5652. Jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
50 orang (72%), 8 responden dengan kriteria Sangat Setuju (12%), 10 responden
yang masuk ke dalam kriteria Netral (15%), tidak ada responden yang masuk
kriteria Tidak Setuju (0%) dan 1 responden yang masuk kriteria Sangat Tidak
Setuju (1%). Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa yayasan telah melakukan
koordinasi secara maksimal dalam pengelolaannya karena jumlah responden
dengan kriteria setuju dan sangat setuju lebih banyak jumlahnya dari pada
responden dengan kriteria netral ke bawah.
Aspek melakukan koordinasi telah dilakukan dengan maksimal dapat
dilihat dari hasil analisis data per-item. Terdapat 10 item untuk mengukur aspek
ini. 6 item yang masuk kriteria tertinggi yakni item 52,53,54,57,62,63 yang
menggambarkan tentang yayasan mempunyai program untuk menyatukan
sekolah-sekolah melaui RAKER, seminar, rekoleksi atau retret, kepala sekolah,
guru dan pegawai mengikuti kegiatan RAKER, seminar, rekoleksi atau retret yang
diselenggarakan oleh yayasan, kepala sekolah, pegawai, guru mengalami kesatuan
dan kekeluargaan dalam mengikuti RAKER, seminar, rekoleksi atau retret,
yayasan menentukan hari-hari penggunaan seragam, yayasan mengadakan kontak
langsung dengan kepala sekolah, guru, pegawai demi peningkatan efektifitas dan
efisiensi kerja, kepala sekolah, guru, pegawai termotivasi untuk bekerja secara
maksimal demi peningkatan mutu sekolah berkat relasi dan dukungan dari
yayasan. Terdapat 1 item dengan kriteria tinggi yakni item 61 tentang kepala
sekolah, guru-guru dan pegawai memahami hubungan tanggungjawab yayasan
dengan sekolah-sekolah. Hasil wawancara dengan keempat belas responden yang
mengatakan Yayasan sudah melakukan koordinasi secara maksimal terlebih
melalui RAKER mendukung apa yang ditemukan dalam hasil analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
kuesioner dan data per-item. Hasil studi dokumen juga membuktikan bahwa
yayasan memiliki program RAKER, ada data mengenai pelaksanaan kegiatan
RAKER dan ada hasil RAKER serta memiliki seragam yayasan untuk
siswa/siswi.
Responden yang masuk dalam kriteria netral ke bawah dapat dilihat dari
hasil analisis item dengan kriteria sedang, rendah dan terendah. Terdapat 1 item
dengan kriteria sedang (10%) item nomor 60, tidak ada item dengan kriteria
rendah (0%), 2 item dengan kriteria terendah (20%) yakni item 58 dan 59. Item
dengan kriteria sedang, rendah dan terendah ini menggambarkan yayasan kurang
memberikan pengarahan tentang hubungan tanggung jawab yayasan dengan guru,
kepala sekolah, pegawai, komite, orang tua/wali murid. Belum ada koordinasi dari
yayasan untuk subsidi silang antar sekolah baik dalam bidang finansial,
ketenagaan maupun spiritual sehingga sekolah-sekolah dalam yayasan belum
saling membantu (subsidi silang) di bidang finansial, ketenagaan maupun
spiritual. Hasil analisis data kuesioner dengan kriteria netral ke bawah dan hasil
analisis data item dengan kriteria sedang ke bawah didukung oleh hasil
wawancara dari 3 responden (4,5 dan 8) yang mengatakan belum ada koordinasi
untuk subsidi silang antar sekolah. Sementara responden 9 mengatakan mulai ada
subsidi silang dalam hal keuangan. Responden 9 mengatakan hal ini karena
mengetahui bahwa saat ini ada upaya dari yayasan untuk melakukan koordinasi
dengan sekolah-sekolah yang secara finansial mampu untuk saling subsidi dengan
sekolah-sekolah di daerah minus. Sementra itu ada responden yang lain yang
mengatakan hal-hal yang terjadi dalam aspek koordinasi yakni 5 responden
(2,3,4,5 dan 6) mengatakan seragam siswa warna dan bentuknya berubah-ubah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
belum ada seragam guru/pegawai dan belum ada hymne yayasan. Meskipun
dalam analisis data kuesioner butir mengenai seragam masuk dalam kriteria
tertinggi, namun responden wawancara melihat bahwa seragam siswa sering kali
berubah warna dan bentuknya serta guru-guru belum memiliki seragam yayasan.
Hasil analisis secara keseluruhan dari aspek melakukan koordinasi
mengenai program penyatuan unit-unit melalui kegiatan RAKER, seminar,
rekoleksi atau retret sangat diperhatikan oleh yayasan juga oleh sekolah-sekolah.
Yayasan giat dengan program RAKER yang dihadiri oleh semua guru, pegawai
dan kepala sekolah sedangkan kegiatan lainnya seperti rekoleksi dan retret lebih
banyak dilakukan atau diselenggarakan oleh sekolah berdasarkan program
sekolah. Sarana penyatuan unit-unit seperti seragam, hymne dan yel-yel dapat
dijelaskan bahwa siswa sudah memiliki seragam namun diharapkan bentuk dan
warnanya tidak berubah-ubah, sedangkan guru dan pegawai yayasan belum
mempunyai seragam. Hymne, mars dan yel-yel juga belum dimiliki oleh yayasan.
Responden juga mengharapkan agar hal ini sebaiknya diadakan sebagai sarana
untuk menyatukan unit-unit yang bernaung di bawah satu lembaga.
Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-
kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah. Tanpa koordinasi, individu-individu
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam sebuah lembaga atau
organisasi. Setiap individu bisa saja mengejar kepentingannya sendiri-sendiri yang
berefek pada merugikan pencapaian tujuan dari organisasi secara keseluruhan
(Hani Handoko, 2009: 195).
Sejalan dengan ini dalam pengelolaan yayasan, aspek koordinasi sangatlah
penting. Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD adalah yayasan pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
membawahi sekian banyak sekolah dengan jarak dan letak geografis yang berbeda
dan berjauhan. Fungsi koordinasi hendaknya lebih kuat di sini, agar unit-unit
semuanya bisa dikelola dengan baik. Kegiatan-kegiatan penyatuan unit-unit
hendaknya ditingkatkan. Demikian juga dengan sarana penyatuan unit hendaknya
menjadi perhatian agar diantara para guru, dan siswa serta semua warga sekolah
antar unit dapat saling mengenal satu sama lain meskipun tempatnya berjauhan.
e. Aspek Memanfaatkan Sumber Daya Manusia
Dalam memanfaatkan sumber daya manusia ini aspek-aspek yang
diungkap responden yakni mengenai kepemimpinan, mendapatkan sumber daya
manusia atau rekrutmen, prestasi kerja, pengupahan dan pengembangan sumber
daya manusia melalui pelatihan-pelatihan. Berdasarkan hasil deskripsi data
kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai rata-rata (mean) 122,7101.
Terdapat 33 jumlah responden yang masuk kriteria Setuju (48%), 2 responden
dengan kriteria Sangat Setuju (3%), 30 responden yang masuk kriteria Netral
(44%), 3 responden yang masuk kriteria Tidak Setuju (4%) dan 1 responden yang
masuk kriteria Sangat Tidak Setuju (1%). Hasil analisis data kuesioner tersebut
menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kriteria setuju dan sangat setuju
hampir seimbang dengan jumlah responden dengan kriteria netral, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Hal ini berarti aspek memanfaatkan sumber daya manusia
dalam pengelolaan yayasan menurut sebagian responden sudah terlaksana dan
menurut sebagian responden masih kurang.
Hasil analisis dengan kriteria setuju dan sangat setuju dapat dilihat dari
hasil analisis data per-item dengan kriteria tinggi dan tertinggi. Terdapat 36 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
untuk mengukur aspek ini. Item dengan kriteria tertinggi berjumlah 7 item (20%)
yakni item nomor 64,66,68,75,76,83,95. Item dengan kriteria tinggi berjumlah 9
item (25%) yakni item nomor 70,71,72,73,74,77,81,82 dan 89.
Item dengan kriteria tinggi dan tertinggi ini menggambarkan bahwa
pimpinan yayasan memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Tugas
seorang pemimpin adalah menegakkan visi, misi, kharisma dan spiritualitas
kepada para bawahannya hal ini sangat diperhatikan oleh pimpinan yayasan.
Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan berelasi yang luas dengan
berbagai pihak baik intern maupun ekstern, mempertimbangkan usul saran dari
kepala sekolah, guru-guru dan pegawai. Pemimpin adalah seorang penentu, maka
dibutuhkan keberanian mengambil keputusan dalam situasi apapun, berani
mengambil resiko atas sebuah keputusan, memiliki alur pemikiran yang baik,
teratur dan sistematis agar mudah diterima oleh bawahannya. Seorang pemimpin
juga harus bisa mendengarkan pendapat dan perasaan yang dialami oleh
bawahannya dan mempertimbangkan usul saran mereka demi kemajuan karya
pendidikan dalam yayasan. Dalam proses rekrutmen yayasan tetap berpedoman
pada peraturan yang berlaku. Yayasan sangat memperhatikan jatuh tempo
kenaikan pangkat/golongan dan mengadakan penyesuaian gaji sesuai peraturan
yang berlaku, menerbitkan SK, hal ini sangat didukung oleh para pegawai, guru
dan kepala sekolah dengan mengurus segala kelengkapan administrasi yang
diperlukan pegawai.
Hasil analisis data kuesioner dan analisis data per-item dengan kriteria
tinggi dan tertinggi didukung oleh hasil wawancara yang mengatakan bahwa
ketua yayasan memiliki sikap tegas, mendengarkan usul saran dari bawah, sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
memperhatikan jatuh tempo kenaikan berkala dan golongan serta bisa diajak
diskusi. Pada umumnya dari segi ijasah memenuhi syarat, guru-guru dan pegawai
mengalami peningkatan SDM melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas
pendidikan. Hasil studi dokumen mendukung hal-hal tersebut, bahwa di yayasan
memiliki prosedur rekrutmen tenaga guru/pegawai, ada SK penerimaan tenaga
baru, ada SK pengupahan, ada berkas permohonan kenaikan pangkat/golongan
dan ada SK kenaikan pangkat/golongan yang mana semuanya termuat dalam
peraturan kepegawaian bidang pendidikan.
Hasil analisis kuesioner dengan kriteria netral, tidak setuju dan sangat
tidak setuju dapat dilihat dari hasil analisis data per-item dengan kriteria rendah
dan terendah. Terdapat 10 butir soal dengan kriteria rendah (28%) yakni butir soal
nomor 67,69,78,84,85,87,90,91,92. Item dengan kriteria terendah sebanyak 7 item
(19%) yakni item nomor 79,80,96,97,98,99,100. Item dengan kriteria rendah dan
terendah menggambarkan bahwa dalam menjalankan tugas pimpinan yayasan
perlu memiliki disiplin kerja yang tinggi, dibutuhkan juga kemampuan berunding
dengan pegawai, para kepala sekolah maupun para guru sehubungan dengan tugas
dan tanggungjawab masing-masing individu.
Hal-hal prinsip yang termuat dalam peraturan kepegawaian menjadi
wewenang yayasan untuk memberikan penjelasan kepada pegawai atau guru baru
saat rekrutmen tenaga. Sebelum mulai menjalankan tugas, yayasan perlu
mengadakan pembekalan untuk pegawai, kepala sekolah dan guru-guru baru
supaya mereka memulai tugas baru dengan lebih baik. Memberi gaji atau upah
merupakan kewajiban yayasan. Kegiatan prestasi kerja diperlukan untuk
memotivasi guru, kepala sekolah dan pegawai. Dengan kegiatan prestasi kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
para guru, kepala sekolah dan pegawai bisa belajar meningkatkan kreativitas dan
mengembangkan bakat, minat yang mereka miliki. Saat mereka mengalami
prestasi kerja, yayasan memberikan apresiasi. Hal ini penting sebagai sarana
untuk mengukur kemampuan dan dedikasi para kepala sekolah, guru dan pegawai
yang bekerja di bawah yayasan. Sanksi dapat diberlakukan kepada guru, pegawai
atau kepala sekolah yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yayasan dan
tugas-tugas yang dijalankan di sekolah.
Pernyataan dari beberapa responden wawancara mendukung hasil analisis
data kuesioner dengan kriteria netral ke bawah, yakni yayasan belum mengadakan
pelatihan-pelatihan, sanksi kepada guru dan pegawai yang membuat kesalahan
belum ditegakkan, ada responden dalam wawancara yang sangat mengharapkan
kegiatan prestasi kerja dan apresiasi kepada prestasi kerja yang dialami guru,
pegawai maupun kepala sekolah. Hal ini didukung oleh hasil studi dokumen,
bahwa di yayasan belum ada bahan untuk pembekalan bagi para guru dan pegawai
baru, belum ada program dan bahan untuk pelatihan pengembangan SDM
sehingga tidak ada bukti kegiatan prestasi kerja yang diselenggarakan oleh
yayasan.
Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh
suatu organisasi. Sumber daya manusia memiliki peran dan fungsi penting untuk
tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia mencakup keseluruhan
manusia yang ada dalam organisasi tersebut, yakni orang-orang yang terlibat
langsung dalam keseluruhan operasional mulai dari level yang paling bawah
sampai pada level teratas. Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi
memiliki peran yang sama meskipun level berbeda. Oleh karena itu diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
manajemen sember daya manusia yakni proses serta upaya untuk merekrut,
mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya
manusia dalam mencapai tujuan, (Sabinus, 2013: 184-185).
Sejalan dengan apa yang dikatakan Sabinus, yayasan dalam
pengelolaannya harus memperhatikan hal-hal yang demikian. Sumber daya
manusia harus dimanage dengan baik agar tujuan Yayasan bisa tercapai. Dalam
merekrut tenaga perlu memperhatikan kebutuhan unit-unit, jangan sampai
terlalaikan. Mengembangkan sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan
merupakan tugas dan tanggungjawab yayasan.
Pemanfaatan sumber daya manusia harus diukur, maka perlu melakukan
kegiatan-kegiatan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber
daya, misalnya dengan melakukan kegiatan prestasi kerja. Hal ini juga menjadi
salah satu cara untuk memotivasi guru, pegawai untuk meningkatkan dedikasi dan
daya kreatifitas mereka. Pemimpin atau manajer memiliki peran penting dalam
mencapai pemanfataan sumber daya manusia yang efektif. Oleh karena itu
seorang pemimpin perlu memperlihatkan sifat-sifat tertentu yang dianggap
penting untuk kepemimpinan efektif. Misalnya, seorang pemimpin memiliki
kemampuan sebagai pengawas, memiliki kebutuhan akan prestasi dalam
pekerjaan, kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan, kemampuan
berelasi, berdialog, menghadapi masalah, menyelesaikan masalah. Memiliki sikap
tegas dalam hal-hal prinsipil dan memiliki visi yang jelas. Memiliki sikap adil,
memperhatikan dan memperjuangkan kesejahteraan karyawan serta berusaha
mengembangkan sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
f. Aspek Melakukan Pengawasan
Dalam melakukan pengawasan ini aspek-aspek yang diungkap responden
yakni mengenai supervisi dan laporan-laporan. Berdasarkan hasil deskripsi data
kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai rata-rata (mean) 75,2609.
Terdapat 45 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (65%), 8
responden yang masuk ke dalam kriteria Tidak Setuju (12%), 1 responden
dengan kriteria Sangat Tidak Setuju (1%), 15 responden masuk kriteria Setuju
(22%) dan tidak ada responden yang masuk kriteria Sangat Setuju (0%). Dengan
demikian jumlah responden dengan kriteria netral ke bawah lebih tinggi dari pada
responden dengan kriteria netral ke atas. Hal ini menunjukkan sebagian besar
responden berpendapat bahwa yayasan dalam pengelolannya kurang melakukan
pengawasan. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dari analisis data per-
item.
Terdapat 22 item untuk mengukur aspek ini. 2 item yang masuk kriteria
tertinggi (9%) yakni item nomor 102 dan 105. Terdapat 2 item dengan kriteria
tinggi (9%) yakni soal nomor 103 dan 104. Item dengan kriteria tinggi dan
tertinggi ini menggambarkan bahwa yayasan dalam pengelolaannya menjalankan
fungsi pengawasan dengan memantau terlaksana atau tidaknya kegiatan di
sekolah-sekolah, sekolah-sekolah mengirim laporan keadaan ke yayasan setiap
bulan. Yayasan juga memeriksa kelengkapan administrasi sekolah dari berbagai
kegiatan yang dilaksanakan serta mengaudit keuangan sekolah. Hasil analisis data
item dengan kriteria tinggi dan tertinggi ini mendukung hasil analisis data
kuesioner dari 69 responden dengan kriteria setuju dan sangat setuju lebih sedikit
jumlahnya dari pada responden dengan kriteria netral ke bawah. Hal ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
didukung oleh hasil wawancara yang dikatakan oleh sebagian besar responden
bahwa yayasan memantau kegiatan UN/US, sekolah-sekolah mengirim laporan-
laporan. Yayasan sering datang ke sekolah untuk memeriksa keuangan. Hasil
studi dokumen juga mendukung hal tersebut yang mana di yayasan ada laporan
bulanan keadaan sekolah, ada laporan keuangan dari sekolah-sekolah, ada laporan
tahunan keadaan sekolah, ada laporan tahunan keadaan yayasan dan ada laporan-
laporan yayasan per-lima tahunan untuk musyawarah umum.
Sedangkan item dengan kriteria sedang sebanyak 8 item (37%) yakni item
nomor 106,107,107,108,109,110,114,115,117. Terdapat 4 item dengan kriteria
rendah (18%) yakni item nomor 101,116,119,122. Item dengan kriteria terendah
sebanyak 6 item (27%) yakni item nomor 111,112 ,113,118,120 ,121. Item
dengan kriteria sedang ke bawah mendukung hasil analisis kuesioner dari 69
responden dengan kriteria netral ke bawah lebih tinggi jumlahnya dari pada
responden dengan kriteria setuju dan sangat setuju. Item dengan kriteria sedang,
rendah dan terendah ini menggambarkan bahwa yayasan dalam pengelolaannya
kurang meminta keterangan dari guru, pegawai dan kepala sekolah mengenai
kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, sehingga belum bisa menemukan
kekuatan dan kelemahan yang ada sebagai peluang untuk memajukan sekolah.
Yayasan memiliki program supervisi ke unit-unit namun belum mengadakan
supervisi sesuai program. Hasil supervisi belum dianalisis dengan baik.
Penyebaran angket kepada setiap guru, pegawai, kepala sekolah untuk mengetahui
kekuatan maupun kelemahan yang ada dalam diri mereka merupakan hal yang
penting demi perbaikan kinerja agar pelayanan lebih efektif dan efisien. Dengan
demikian yayasan akan lebih mudah membuat pendekatan maupun mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
kesulitan dan hambatan yang ada dalam setiap pribadi, hal ini belum dilakukan
oleh yayasan. Jika ada permasalahan yang terjadi di unit yayasan diharapkan
dapat menyelesaikan dengan menegaskan kembali peraturan-peraturan yang
berlaku. Hasil analisis mengenai supervisi didukung oleh hasil wawancara yang
disampaikan oleh responden bahwa belum ada jadwal supervisi. Yayasan hadir di
sekolah pada momen tertentu seperti pada saat pembagian SK kepada para guru
dan pegawai.
Hani Handoko (2009: 359) mengatakan pengawasan sebagai proses untuk
“menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini
berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Fungsi pengawasan berhubungan erat dengan fungsi manajerial
yang lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian serta
sumber daya manusia. Fungsi pengawasan dapat terlihat dalam program
pelaksanaan pengawasan melalui supervisi dan laporan-laporan.
g. Aspek Mengadakan Evaluasi
Dalam aspek mengadakan evaluasi ini aspek-aspek yang diungkap
responden adalah mengenai kelengkapan administrasi kepala sekolah guru dan
pegawai, kegiatan evaluasi oleh yayasan dan sekolah. Hasil deskripsi data
kuesioner menunjukkan bahwa N 69 didapat nilai rata-rata (mean) 37,1884.
Terdapat 45 jumlah responden yang masuk ke dalam kriteria Netral (65%), 8
responden yang masuk kriteria Tidak Setuju (12%), 1 responden dengan kriteria
Sangat Tidak Setuju (1%), 15 responden masuk kriteria Setuju (22%) dan tidak
ada responden yang masuk kriteria Sangat Setuju (0%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Hasil analisis di atas menggambarkan bahwa responden dengan kriteria
netral ke bawah jumlahnya lebih tinggi daripada responden dengan kriteria setuju
dan sangat setuju. Hal ini berarti responden berpendapat bahwa aspek
mengadakan evaluasi dalam pengelolaan yayasan masih kurang.
Hasil analisis data kuesioner ini dapat dilihat juga dari hasil analisis data
per-item. Terdapat 12 item untuk mengukur aspek tersebut. Item yang masuk
kriteria tertinggi ada 2 item (17%) yakni item nomor 124 dan 125. Item dengan
kriteria tinggi ada 1 item (8%) yakni item nomor 126. Item dengan kriteria
tertinggi dan tinggi ini menggambarkan yayasan melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan administrasi guru, pegawai dan kepala sekolah untuk mengevaluasi
keberhasilan kerja yang dijalankan, termasuk memeriksa kondite sebelum
kenaikan pangkat dan golongan. Guru, pegawai dan kepala sekolah mengirim
kondite kepada yayasan. Hasil analisis ini didukung oleh hasil wawancara dari 5
responden (1,2,5,8,12) yang mengatakan evaluasi personal terjadi melalui
pengisian kondite guru dan pegawai. Hal ini juga didukung oleh hasil studi
dokumen bahwa di yayasan ada kelengkapan administrasi guru dan pegawai serta
ada kondite dari setiap guru dan pegawai.
Sedangkan hasil analisis data kuesioner dengan kriteria netra, tidak setuju
dan sangat tidak setuju dapat dilihat juga dari hasil analisis data per-item.
Terdapat 2 item dengan kriteria sedang (17%) yakni item nomor 130 dan 131.
Tidak ada item dengan kriteria rendah (0%). Item dengan kriteria terendah
sebanyak 7 item (58%) yakni item nomor 127,128,129,132,133,134,135. Item
dengan kriteria sedang dan terendah ini menggambarkan bahwa yayasan kurang
mengadakan evaluasi untuk melihat proses dan hasil dari apa yang ditargetkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
oleh sekolah-sekolah. Maka guru, pegawai dan kepala sekolah juga tidak terlibat
dalam evaluasi proses dan hasil dari apa yang telah dilaksanakan yang diadakan
oleh yayasan. Formulir penilaian kinerja sebenarnya penting untuk semua guru,
pegawai dan kepala sekolah sebagai sarana untuk menilai sejauhmana kinerja dari
masing-masing guru atau pegawai dan sebagai bentuk sumbangan dari unit untuk
kemajuan karya yayasan mengenai sejauhmana kinerja di yayasan sehingga bisa
menindaklanjuti evaluasi kinerja melalui kegiatan-kegiatan yang relevan, namun
hal ini belum disediakan oleh yayasan. Hasil analisis data kuesioner dan data per-
item ini didukung oleh hasil wawancara dari 6 responden (1,2,3,4,5,8) yang
mengatakan bahwa yayasan belum melakukan evaluasi kolektif. 4 responden
(2,3,6,9) mengatakan evaluasi selalu dibuat di unit masing-masing. 3 responden
lainnya (6,13,14) mengatakan evaluasi koletif itu terjadi pada saat RAKER. 4
responden lagi (9,12,13,14) mengatakan evaluasi terjadi jika ada supervisi. Maka
dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang dibuat oleh yayasan secara terprogram
untuk setiap unit itu belum ada, namun selalu diupayakan di sekolah masing-
masing oleh kepala sekolah dan guru-guru dan oleh yayasan pada momen tertentu
seperti RAKER atau jika yayasan mengadakan supervisi ke salah satu unit selalu
diakhiri dengan evaluasi bersama.
Evaluasi (evaluation) yang berarti penilaian. Evaluasi berarti penilaian atas
pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Evaluasi dapat dilakukan melalui pre-
test dan post-test atau bisa juga melalui pengamatan (observation), wawancara
(interview), daftar cek (check list), daftar isian (form) ataupun kesan dan
tanggapan untuk mengukur hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
sebuah program (Hardjana, 2012:63). Evaluasi mengenai pengelolaan yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
dapat dilakukan melalui pemeriksaan kelengkapan adminitrasi dan dapat
dipelajari dan dinilai melalui laporan-laporan.
Sejalan dengan apa yang dikatakan Hardjana, dalam pengelolaan yayasan
aspek evaluasi menjadi hal penting. Evaluasi dikatakan penting karena melalui
evaluasi segala bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diukur mengenai
efektifitas maupun efisiensinya. Maka pelaksanaan evaluasi seharusnya
diprogramkan. Kelengkapan administrasi perlu dinilai sebagai salah satu sarana
untuk mengevaluasi keberhasilah kerja yang sudah dijalankan oleh kepala
sekolah, guru maupun pegawai. Melalui evaluasi dapat diketahui pencapaian
target dari sebuah perencanaan sumber daya manusia setiap individu. Maka hal-
hal yang mendukung seperti formulir penilaian kinerja guru, pegawai dan kepala
sekolah dan formulir penilaian kinerja yayasan perlu dipersiapkan agar menjadi
panduan dalam evaluasi.
3. Rangkuman Hasil Pembahasan
Tabel 4.25. Rangkuman Hasil Pembahasan Data Kuesioner, Wawancara dan Studi Dokumen
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
1 Menanam-kan visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR
N : 69 Σ item: 9 Mean : 30.8696 Maximum:43.00
• Yayasan kurang sosialisasi
• Sekolah-sekolah mengadakan sosialisasi
• Ada visi, misi
• Dibahas dalam RAKER
• Tidak ada program dan bahan sosialisasi
• Sosialisasi terlak sana oleh kepala sekolah dan guru-guru
• Sosialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
pada saat RA KER
• Secara kese luruhan masih kurang.
2 Membuat Perencanaan
N : 69 Σ Item:31 Mean: 98.8696 Maximum:140.00
• Perencanaan belum nampak, belum maksimal.
• Belum ada perencanaan untuk pencapaian kurikulum dan pengadaan sarpras.
• Perencanaan terwujud dalam RAKER
• Ada hasil rapat pembuat an perencanaan
• Ada personalia yayasan dan unit- unit
• Ada program jangka pendek dan jangka menengah
• Ada anggaran yang diajukan dari unit dan penetapannya oleh yayasan
• Belum ada program jangka panjang.
• Belum ada skedul
Secara keselu ruhan aspek membuat perencanaan dalam penge-lolaan yayasan masih kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
kegiatan dan pedoman pelaporan nya.
3 Melakukan Pengorga-nisasian
N : 69 Σ Item: 11 Mean: 41.6377
Maximum:50.00
• Memiliki struktur organisasi
• Belum ada personalia bidang kurikulum dan sapras.
• Responden belum memahami struktur, wewenang dan tanggung jawab yayasan pusat dan perwakilan.
• Struktur organisasi perlu ditinjau lagi.
• Ada struktur organisasi
• Ada uraian tugas dan tanggung jawab
Secara Keseluru han aspek melaku-kan pengorga-nisasian tergolong baik.
4 Melakukan koordinasi
N : 69 Σ Item: 10 Mean: 37.5652
Maximum:48.00
• Mempunyai program kegiatan RAKER
• Mempunyai relasi yang baik antara yayasan dengan unit dan sebaliknya.
• Memiliki seragam siswa/i
• Warna dan bentuk seragam kadang berubah-ubah.
• Belum ada seragam guru dan pegawai
• Belum ada hymne yayasan
• Belum ada koordinasi subsidi silang
• Ada program dan pelaksa naan RAKER
• Ada hasil RAKER
Secara keseluru-han aspek melakukan koordinasi tergolong baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
• Perlu menjalin relasi dengan pemerintah.
5 Memanfaat-kan Sumber Daya Manusia
N : 69 Σ Item: 36 Mean: 122.7101
Maximum:165.00
• Dari segi ijasah memenuhi syarat.
• Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah
• Pimpinan yayasan punya sikap tegas dan bisa diajak diskusi.
• Sangat memperhatikan jatuh tempo penyesuaian gaji pegawai/guru
• Belum ada kegiatan pengembangan SDM dari Yayasan
• Belum ada target kurikulum
• Personalia di yayasan belum memadai
• Belum menegakkan sanksi.
• Tidak ada kegiatan prestasi kerja
• Ada prosedur rekrut men tenaga
• Ada SK penerimaan pegawai baru
• Ada SK penggaji an/ pengupahan
• Ada berkas permohon an kenaikan pangkat/ golongan dan kenaikan berkala beserta SKnya.
• Tidak ada bahan pembekalan dan pelatihan untuk pengem bangan SDM.
• tidak ada bukti prestasi kerja.
• Secara keselu ruhan hampir seimbang.
• Sebagian responden mengatakan sudah terlak sana
• Sebagian mengatakan masih kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
6 Melakukan Pengawasan
N : 69 Σ Item: 22 Mean: 75.2609 Maximum:103.00
• Yayasan memantau kegiatan UN/US
• Sekolah mengirim laporan-laporan ke yayasan
• Yayasan membuat program supervisi
• Yayasan melakukan audit keuangan sekolah
• Belum melaksana kan supervisi sesuai program
• Supervisi terjadi pada momen tertentu sesuai kebutuhan sekolah.
• Ada program supervisi
• Ada laporan bulanan keadaan sekolah
• Ada laporan tahunan Yayasan
• Ada laporan yayasan lima tahunan
• Ada laporan keuangan dari sekolah-sekolah.
• Tidak ada berkas analisis hasil supervisi.
• Secara keselu ruhan yaya san sudah Mela kukan pengawasan dengan baik dalam penge lolaannya.
7 Mengadakan Evaluasi
N : 69 Σ Item: 12 Mean: 37.1884
Maximum:50.00
• Evaluasi personal melalui kondite.
• Sekolah sering mengadakan evaluasi setelah pelaksanaan suatu kegiatan.
• Evaluasi terjadi pada saat RAKER
• Evaluasi terjadi kalau ada supervisi
• Evaluasi dengan
• Ada agenda kerja yayasan
• Ada keleng kapan administrasi guru
• Ada kondite guru, pegawai dan kepala
• Secara keselu ruhan aspek mengadakan evaluasi dalam penge lolaan yaya san masih kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
No
Aspek Kuisio-ner
Wawancara
Studi dokumen
Kesim- pulan
Pembina sesuai program.
• Yayasan belum melakukan evalusi dengan unit setelah menyelesai-kan suatu kegiatan.
• Belum terjadi evaluasi per-mata pelajaran
• Belum pernah mengisi angket.
sekolah • Tidak ada
formulir penilaian kerja
• Tidak ada hasil evaluasi kinerja unit maupun Yayasan.
C. Aspek Kateketis Pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD
Pengelolaan secara formal diartikan sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan atau pengarahan, dan pengendalian terhadap
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Dalam rangka ini pengelolaan
sangat erat hubungannya dengan manajemen.
Manajemen adalah proses terus menerus yang melibatkan seluruh anggota
organisasi untuk melakukan berbagai kegiatan dengan menggunakan sumber daya
yang dimiliki demi mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, manajemen tidak
terlepas dari keterlibatan manusia yang ada di dalam sebuah organisasi.
Keterlibatan manusia semacam mana yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi
agar mengelola organisasi ke arah pencapaian tujuan. Manusia rohani sangat
dibutuhkan di sini. Manusia rohani yang dimaksudkan di sini adalah orang yang
selalu menyadari bahwa tugas yang diembannya merupakan sebuah perutusan dari
atas. Dengan menyadari bahwa tugasnya merupakan sebuah perutusan, maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
selalu menempatkan Tuhan di depan dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Perutusan dalam organisasi identik dengan jabatan atau tugas-tugas khusus secara
struktural.
Komitmen dalam menjalankan tugas hendaknya berpedoman pada Yesus,
sebagaimana Yesus menjalankan tugasnya di tengah dunia untuk membawa
keselamatan bagi banyak orang (bdk. Mrk 9:14-29). Mengacu pada pengertian
katekese (Yohanes Paulus II, 1979, art. 18) bahwa katekese merupakan
pembinaan iman yang diberikan secara organis dan sistematis, maka Yayasan
Mgr. Gabriel Manek, SVD dalam pengelolaannya menempatkan unit-unit karya
sebagai tempat untuk bertemu dengan Tuhan dan sesama (Sekretariat PRR,
2011:2). Oleh karena itu, pembinaan iman bagi unit-unit karya harus terus
diupayakan secara sistematis dan organis agar para guru, kepala sekolah dan
peserta didik memasuki kepenuhan rohani dalam Kristus. Dengan pembinaan
iman yang terus menerus terutama peresapan kharisma dan spiritualitas
kongregasi serta penanaman visi, misi yayasan sebagai fondasi dalam karya
perutusan, yayasan telah melaksanakan cita-citanya untuk membangun jemaat
yang beriman.
Aspek perencanaan dalam sebuah organisasi merupakan fungsi dasar
dalam pengelolaannya. Tanpa perencanaan yang baik, arus pengelolaan yayasan
tentu tidak banyak manfaatnya. Sebagai manusia utusan yang penuh penyerahan
diri, seorang yang diutus harus fokus dalam pengabdian. Agar fokus dalam
pengabdian dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang. Sebagaimana Yesus
yang fokus dalam karya perutusannya untuk keselamatan umat manusia, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
menempatkan prioritas pelayanan kepada orang-orang berdosa, menderita dan
miskin, demikian juga yayasan perlu menempatkan prioritas dalam
pengelolaannya. Proses menuju kepada penentuan prioritas dibutuhkan dialog,
kerja sama, pertimbangan yang matang dengan unit-unit karya yang ada dalam
yayasan. Pendekatan aspek antropologis-budaya dalam katekese sebagai
musyawarah iman dapat diterapkan dalam pengelolaan yayasan. Sebelum
menentukan program-program yayasan perlu membangun dialog atau
musyawarah dengan para kepala sekolah, guru-guru, komite dan orang tua,
sehingga pelayanan semakin tepat pada sasaran yang ingin dicapai. Yayasan perlu
banyak bertanya dan belajar dari tradisi atau kebiasaan yang sudah berjalan.
Kebiasaan bermusyawarah hanya dapat dimungkinkan bagi para utusan yang
rendah hati, yang memiliki kedalaman rohani dan yang mampu merasakan
gerakan roh sehingga mampu merencanakan dengan matang dan membawa
kegembiraan dan sukacita bagi semua bawahan yang terlibat langsung di
dalamnya (Lalu, 2007:85).
Aspek pengorganisasian dalam pengelolaan sebuah yayasan merupakan
penataan aktivitas sumber daya manusia. Maka yang ada di dalamnya adalah
orang-orang yang sesuai dengan profesionalitas masing-masing. Dengan
profesionalitas yang dimiliki diharapkan setiap guru, pegawai, kepala sekolah dan
staf yayasan semakin bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas yang
dipercayakan. Dalam melakukan pengorganisasian, yayasan dapat belajar dari
pola Maria dalam peristiwa perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11). Selain sifat
keibuannya yang cepat tanggap, Maria mengelola, dan mengorganisasi serta
menanggapi situasi kekurangan itu dengan sangat teratur, cepat dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Pertama-tama Maria berlari kepada Yesus dengan mengatakan “mereka kehabisan
anggur”. Dalam hal ini Maria tahu struktur, setelah mengatakan itu kepada Yesus,
kemudian mengatur para pelayan, mengorganisasi dengan diam-diam dan penuh
iman. Di sisi lain Maria sungguh menyadari perannya sebagai ibu Tuhan, maka Ia
melakukan semuanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Yayasan pun
hendaknya demikian, menyadari struktur, bekerja sesuai dengan peran dan
profesionalitas masing-masing demi mencapai tujuan. Dalam hubungan dengan
katekese, yayasan seperti halnya fasilitator katekese yang memiliki peran penting
sehingga dituntut adanya profesionalitas. Ketrampilan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh para kepala sekolah, pegawai dan guru-guru
hendaknya dimanfaatkan untuk mengembangkan sekolah-sekolah demi mencapai
tujuan.
Fungsi koordinasi dalam pengelolaan yayasan hendaknya ditingkatkan
terutama kegiatan-kegiatan penyatuan unit yang jarak dan letak geografisnya yang
berbeda dan berjauhan. Prinsip kateketis yang bisa diterapkan di sini adalah peran
peserta katekese. Kehadiran dan kesediaan untuk datang dan berkumpul bersama
sudah merupakan sebuah daya kekuatan bagi satu sama lain. Umat berkumpul
dalam suasana terbuka, saling berbagi pengalaman iman, saling mendengarkan,
saling menyapa dan saling meneguhnkan merupakan sumbangan terbesar bagi
keutuhan persekutuan umat tersebut. Koordinasi dalam pengelolaan yayasan
diharapkan semakin membawa penyatuan antar unit karya. Suasana kekeluargaan,
keakraban, persaudaraan dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan penyatuan
unit karya akan semakin membawa keutuhan sebuah lembaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang relevan berkaitan dengan
pengelolaan yayasan. Penelitian ini relevan dan bermanfaat bagi yayasan secara
umum. Namun demikian penulis melihat adanya keterbatasan dari hasil penelitian,
antara lain:
1. Peneliti memiliki keterbatasan dan kekurangan dari segi pengetahuan dan
pemahaman dalam membuat pernyataan kuesioner, sehingga belum maksimal
menggambarkan dan menjelaskan tentang pengelolaan yayasan.
2. Peneliti mengalami keterbatasan waktu dalam mengadakan penelitian karena
bertepatan dengan perayaan Kongregasi PRR, waktu liburan sekolah, dan
jarak yang lumayan jauh antara sekolah tempat penelitian yang satu dengan
sekolah yang lainnya.
3. Dalam masa penelitian berlangsung ada suster anggota kongregasi yang
meninggal sehingga peneliti tidak dapat mengadakan penelitian dengan baik.
4. Peneliti mengalami keterbatasan dalam pembahasan hasil analisis kuesioner
dengan hasil wawancara karena setiap aspek yang diteliti ada aspek yang
kurang sinkron antara hasil analisis kuesioner dan hasil wawancara.
5. Peneliti memiliki keterbatasan dalam menghubungkan refleksi kateketis
dengan pengelolaan (manajemen) yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasar kajian pustaka, penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok permasalahan dalam skripsi ini.
Hasil penelitian menunjukkan nilai mean pengelolaan yayasan menurut
responden atas keseluruhan aspek adalah 444,6232 yang menunjukkan bahwa
secara umum responden setuju atas pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek,
SVD. Mean dari setiap aspek juga menunjukkan bahwa pengelolaan yayasan
tergolong baik, hanya saja dibutuhkan peningkatan di beberapa aspek seperti
aspek penanaman visi, misi, kharisma dan spiritualitas, membuat perencanaan,
memanfaatkan sumber daya manusia dan aspek mengadakan evaluasi. Hal
tersebut didukung oleh hasil wawancara yang mana sebagian besar responden
mengatakan masih setuju terhadap pengelolaan yayasan dan perlu meningkatkan
pengelolaan dalam beberapa aspek. Dalam studi dokumen juga penulis
menemukan banyak hal yang mendukung pengelolaan yayasan.
Nilai mean untuk aspek menanamkan visi, misi, kharisma dan spiritualitas
adalah 30,8696, hal ini menunjukkan bahwa responden setuju terhadap aspek
penanaman visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR,
karena ada upaya bersama yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru-guru
maupun oleh yayasan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dan studi dokumen,
yang mana responden mengatakan sekolah berinisiatif mengadakan sosialisasi
visi, misi namun yayasan belum mengadakannya sehingga tidak ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
bahan-bahan sosialisasi. Maka, harapannya adalah yayasan mengadakan
sosialisasi visi dan misinya serta kharisma dan spiritualitas ke unit-unit, karena
visi, misi, kharisma dan spiritualitas merupakan fondasi dalam pengelolaannya.
Nilai mean aspek membuat perencanaan adalah 98,8696, ini menunjukkan
bahwa Yayasan belum maksimal dalam membuat perencanaan. Hasil analisis data
per-item dan hasil wawancara juga mendukung hal ini.
Aspek melakukan pengorganisasian mempunyai nilai mean sebesar
41,6377, ini menunjukkan bahwa yayasan secara keseluruhan sudah melakukan
pengorganisasian dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil wawancara bahwa
sebagian besar responden mengatakan yayasan memiliki struktur organisasi,
memiliki relasi yang baik dengan unit-unit, ada uraian tugas dan semua
menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Nilai mean dari aspek melakukan koordinasi sebesar 37,5652, ini
menunjukkan bahwa yayasan sudah melakukan koordinasi secara maksimal. Hal
ini didukung oleh hasil wawancara dari sebagian besar responden yang
mengatakan yayasan sudah melakukan koordinasi dengan baik lebih-lebih dengan
kegiatan RAKER yang menyatukan semua unit kerja yayasan.
Aspek memanfaatkan sumber daya manusia mempunyai nilai mean
sebesar 122,7101. Secara keseluruhan dari aspek ini hampir seimbang antara
responden yang yang mengatakan sudah baik dan yang mengatakan masih kurang
dalam pengelolaan yayasan.
Nilai mean untuk aspek melakukan pengawasan adalah 75,2609 yang
menunjukkan bahwa yayasan kurang melakukan pengawasan terlebih kurang
mengadakan supervisi ke unit-unit karya, hal ini didukung oleh hasil wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
bahwa yayasan ada program supervisi namun belum menjalankannya sesuai
program.
Nilai mean dari aspek mengadakan evaluasi adalah 37,1884, ini
menunjukkan bahwa aspek mengadakan evaluasi dalam pengelolaan yayasan
masih kurang. Hal ini didukung oleh hasil wawancara bahwa yayasan belum
mengadakan evaluasi dengan unit untuk suatu kegiatan yang telah terlaksana.
Nilai mean secara keseluruhan dan mean tiap aspek didukung oleh hasil
wawancara bahwa sebagian besar aspek sudah dijalankan dengan baik dan
beberapa aspek perlu ditingkatkan karena menurut responden masih kurang.
Melihat hasil penelitian di atas, terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pengelolaan yayasan seluruhnya, yakni:
1. Faktor yang kurang mendukung.
Faktor yang kurang mendukung dapat dilihat bahwa kurang adanya
sosialisasi oleh yayasan ke unit-unit tentang visi, misi, kharisma dan spiritualitas,
yayasan kurang bertanya atau meminta usul saran dari unit-unit saat membuat
perencanaan, personalia di yayasan sangat terbatas, sehingga bagian-bagian
penting yang selayaknya ada dalam sebuah yayasan pendidikan tidak tersedia,
seperti bidang kurikulum, sarpras dan personalia.
Keterbatasan personalia dalam yayasan berakibat pada pencapaian
program-program seperti supervisi, sosialisasi visi, misi, sosialisasi mengenai
struktur dalam yayasan, target kurikulum dan pengembangan SDM seperti
pelatihan-pelatihan kurang mendapat perhatian, yayasan kurang menjalin relasi
dengan pemerintah, belum ada kegiatan pengembangan SDM seperti pelatihan-
pelatihan, supervisi belum dilaksanakan sesuai program, evaluasi dengan unit-unit
belum diadakan secara terprogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
2. Faktor yang mendukung.
Sekolah-sekolah berinisiatif mengadakan sosialisasi visi, misi yayasan,
serta kharisma dan spiritualitas Kongregasi PRR. Ada perencanaan program
RAKER yang melibatkan semua guru dan kepala sekolah yang membahas banyak
hal. Sekolah-sekolah membuat perencanaan semester. Kepala sekolah dan guru-
guru bekerja secara maksimal. Guru-guru, para kepala sekolah dan pegawai
memiliki daya juang dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas
yang dipercayakan.
Yayasan mampu menyatukan unit-unit melalui program RAKER,
memiliki relasi yang baik dengan unit-unit dan sebaliknya unit-unit dengan
yayasan, namun dalam aspek ini perlu meningkatkan relasi dengan pemerintah.
Yayasan bekerja sama dengan para kepala sekolah dalam pembagian tugas kepada
setiap guru dan pegawai dengan mengesahkan uraian tugas. Dalam fungsi
koordinasi, yayasan mengusahakannya pencapaian koordinasi secara maksimal.
Dalam aspek SDM, pimpinan memiliki sikap tegas dan mampu menjalani fungsi
kepemimpinan dengan baik, SDM dari segi ijasah memenuhi syarat.
Yayasan menjalankan fungsi pengawasan dengan mengadakan supervisi
dan monitoring saat ujian. Dalam aspek evaluasi, yayasan mengadakan evaluasi
saat RAKER.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi pengelolaan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD,
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
1. Aspek penanaman visi, misi yayasan serta kharisma dan spiritualitas
Kongregasi PRR: dalam aspek ini yayasan perlu mengadakan sosialisasi ke
unit-unit karya agar para kepala sekolah, guru-guru, peserta didik dan orang
tua dapat memahami dengan baik, menghayati dan mewujudkan dalam
kehidupan sehari-sehari.
2. Aspek membuat perencanaan: yayasan perlu menetapkan perencanaan jangka
pendek, menengah dan jangka panjang agar pengelolaan yayasan lebih efektif
dan efisien.
3. Aspek pengorganisasian: dalam aspek ini, yayasan perlu membuat uraian
tugas dan wewenang yang jelas antara yayasan pusat dan yayasan perwakilan
agar lebih dipahami oleh unit-unit demi kelancaran seluruh kegiatan yayasan.
4. Aspek koordinasi: yayasan perlu meningkatkan relasi dan komunikasi dengan
pemerintah terutama dinas pendidikan agar mengetahui perkembangan di
dunia pendidikan demi meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
yayasan.
5. Aspek sumber daya manusia: yayasan perlu mengembangkan aspek ini dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan dan pembekalan-pembakalan untuk
peningkatan SDM para kepala sekolah dan guru-guru. Yayasan juga perlu
belajar ke yayasan lain yang lebih berkembang dalam mengelola sebuah
yayasan pendidikan.
6. Aspek pengawasan: yayasan dapat melakukan pengawasan dengan supervisi
secara berkala dan terencana ke unit-unit karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
7. Aspek mengadakan evaluasi: yayasan perlu mengadakan evaluasi personal
maupun evaluasi komunal agar semakin mengenal dan mengetahuai
perkembangan dan kemajuan karya pendidikan yang bernaung di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, B. Y. (2013). Kepemimpinan: Apa dan Mengapa. Dalam D. W. V. Aryanto (Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Armstrong, M. (1988). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia.
Benedictis, M. (1987). Konstitusi dan Direktorium Kongregasi Puteri Reinha Rosari. Larantuka. Manuskrip.
Bonifasia, M. (2010). Laporan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Tahun 2006-2010 dalam Musyawarah Umum VI Tarekat PRR. Larantuka. Manuskrip.
Chen, F. (2011). Competence for Success, Maksimalkan Potensi Diri Menjadi Profesional Berkompeten. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Darminta, J. (2013). Perspektif Hati dalam Etika Profesi. Diktat Mata kuliah Etika Profesi Semester V. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta.
Dwi, P. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Florentina, M. (2004). Memperkenalkan Tarekat Puteri Reinha Rosari. Larantuka. Manuskrip.
Hani, H. (2009). Manajemen (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Hardjana, A. M. (2012). Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius. Hatul, S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Dalam D. W. V. Aryanto
(Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Herman Musakabe. (2009). Mencari Kepemimpinan Sejati, di Tengah Krisis dan
Reformasi. Jakarta: Citra Insan Pembaru. Kamaluddin. (2007). Pengambilan Keputusan Manajemen. Malang: Dioma. Kristianto, Y. (2013). Manajemen Sekolah. Diktat Mata Kuliah Manajemen
Sekolah bagi semester IV. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta.
Lalu, Y. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI; kerja sama dengan Yogyakarta: Kanisius.
Madeleine, M. (2014). Laporan Akhir Tahun Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Larantuka. Manuskrip.
Madya Utama. (2015). Kepemimpinan Pastoral yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.
Martini, M. (2005). Laporan Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD Tahun 2001-2005 pada Musyawarah Umum V Tarekat PRR. Larantuka.
Martini, M. (2006). Laporan Akhir Tahun Yayasan Mgr. Gabriel Manek, SVD. Larantuka. Manuskrip.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. (2007). Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-2481.HT.01.02.TH 2006. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI.
Mintara, S. (2014). Roh Sang Guru, Buku Saku Spiritualitas Guru Kristiani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Jakarta: Obor. Nana Syaodih, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset. Paulus VI. (2003). Evangelii Nuntiandi (Mewartakan Injil): Imbauan Apostolik
Bapa Paus Paulus VI tentang Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern (Naskah Asli 8 Desember 1975). Diterjemahkan oleh J. Hadiwikarta, Pr. Jakarta: DOKPEN KWI.
Sekretariat PRR. (2011). Pedoman Tarekat PRR Tentang Karya Kerasulan. Lebao, Larantuka. Manuskrip.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014a). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014b). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Sukamti & Rinamurti, M. (2013). Perencanaan: Apa dan Mengapa. Dalam D. W.
V. Aryanto (Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Torang, S. (2014). Organisasi dan Manajemen ( Perilaku, Struktur, Budaya dan Perubahan Organisasi). Bandung: Alfabeta.
Trimeiningrum, E. (2013). Selayang Pandang Manajemen. Dalam D. W. V. Aryanto (Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Umboh, Angelic, Ivonne & Sinaga, V. R. (2013). Pengendalian: Apa dan Mengapa. Dalam D. W. V. Aryanto (Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Vita, Angelina & Supriyono, F. . (2013). Pengorganisasian: Apa dan Mengapa. Dalam D. W. V. Aryanto (Ed.), Manajemen Dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Winardi, J. (2009). Teori Organisasi dan pengorganisasian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wursanto, I. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi (2nd ed.). Yogyakarta: Andi Offset.
Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese). (Naskah Asli 16 Oktober 1979). Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: DOKPEN KWI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI