plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan...
TRANSCRIPT
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) VAR. KEDIRI KUNING
DI DALAM POT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
Resi Mandalia
NIM : 101434016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) VAR. KEDIRI KUNING
DI DALAM POT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
Resi Mandalia
NIM : 101434016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Ku persembahkan kepada :
Kedua Orangtuaku, Heribertus Bambang Hernadi dan Restuti Subandiah
Adik-adikku, Tivani Amanda, Bramantio Anugerah dan Livia Damayanti serta
keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukungku
Sahabat-sahabatku DAN
ALMAMATERKU,
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kita menunduk, merendahkan kepala dan badan, bukan
Hanya pas mengikat tali sepatu.
Tapi seharusnya dalam banyak kesempatan.
Rendah hati adalah sifat terpuji dan tidak akan pernah membuat kita jadi rendahan atau hina.
Justru sebaliknya
*Tere Liye
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
ANGGUR (Vitis vinifera) VAR. KEDIRI KUNING DI DALAM POT
Resi Mandalia
Prodi Pendidikan Biologi
Tanaman anggur (Vitis vinifera) berasal dari daerah subtropis.
Tanaman ini dibudidayakan di Indonesia terutama di daerah Probolinggo,
Situbondo, Bali dan Palu. Produksi anggur belum dapat memenuhi permintaan
dalam negeri sehingga Indonesia masih banyak mengimpor buah anggur. Banyak
daerah di Indonesia yang berpotensi untuk pembudidayaan tanaman anggur
terutama var. Kediri Kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur var. Kediri Kuning
Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Program Studi
Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma dengan ketinggian tempat 181-
193 m (dpl). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap non
faktorial dengan 3 perlakuan dan kontrol dengan 3 kali ulangan yaitu: tanah
regosol : pasir dan pupuk yaitu 2:1:1, tanah aluvial : pasir : pupuk 2:1:1, tanah
latosol : pasir : pupuk yaitu 2:1:1 dan kontrol berupa pasir : pupuk yaitu 1:1.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm) dan
jumlah daun tanaman anggur var. Kediri Kuning.
Hasil penelitian menunjukkan pertambahan tinggi tanaman dan
jumlah helai daun per minggu paling baik pada perlakuan jenis tanah aluvial
dengan rerata 27,82 cm dan pertambahan daun 5 helai. Pertambahan diameter
batang tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 0,0839 cm. Sedangkan
rerata pertambahan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah helai daun yang
paling rendah yaitu pada perlakuan jenis tanah regosol dengan rerata masing-
masing 7,81 cm; 0,0265 cm; 2 helai.
Kata kunci : tanaman anggur var. Kediri Kuning, tanah latosol, tanah regosol,
tanah aluvial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF SOIL TOWARDS THE GROWTH OF GRAPEVINES
(V. vinifera) KEDIRI KUNING VARIETY IN POT
Resi Mandalia
Biology Education Program Study
Grapevine originates from subtropical land. Most of the grapevines in
Indonesia are cultivated in Probolinggo, Situbondo, Bali and Palu. Grapefruit’s
production can’t suffice their demand locally thus Indonesia is still import it
abroad. In reality, Indonesia has many potential areas to developt cultivation of
grapevines, especially for Kediri Kuning varieties. This research is purpose to find
out the effect of the growth of cultivation Kediri Kuning grapevine’s variety.
This research was conducted in research plot of Program Study
Biology Education, Sanata Dharma University whose is located at about 181-193
metres above sea level. This research applied non factorial randomized design
with 3 different and kontrol. Then 3 repeat action, follow as ; Regosoil : sand and
biofertilizer 2:1:1, Aluvialsoil : biofertilizer : sand 2:1:1, Latosoil : biofertilizer :
sand 2:1:1, sand : biofertilizer is 1:1 as control action. The parameters were
observed are the height of grapevine (cm), stem’s diameter (cm), and the amount
of leaves.
Result of this research reveals the highest of grapevine is found on
Aluvialsoil action, average 27,82 cm and the lowest is found on Regosoil action
average 7,81 cm. The biggest stem’s diameter is found on Kontrol action, 0,0839
cm meanwhile the smallest is found on Regosoil action, average 0,0265 cm. The
most leaves of grapevine is found on Aluvial soil action, average 5 leaves and the
less leaves is found on Regosoil, average 2 leaves.
Key words : grapevines Kediri Kuning variety, latosoil, regosoil, aluvial soil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning di Dalam Pot. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada beberapa pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, terutama kepada :
1. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
4. Bapak P. Wiryono Priyatamtama, SJ. dan Bapak Drs. A. Tri Priantoro,
M.For.Sc, selaku dosen yang memberikan kesempatan penelitian payung.
5. Ibu Catarina Retno Setyati, M.Biotech, selaku dosen pembimbing yang
sudah banyak memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi
ini hingga terselesaikan dengan baik
6. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan masukan dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen dan seluruh Staf pada Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Kedua orangtua saya, Heribertus Bambang H dan Restuti Subandiah
9. Teman-teman sebagai tempat share dan sumber motivasi yang sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada Tiwi, Ester, Cecil,
Kiki, Gilang, Nur, Dwi, Hugo, Yayan, Nesya, Tachul, Bayu dan semua
teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih
atas moment kebersamaan yang telah kita lalui bersama.
10. Tivany, Bramantio dan Livia sebagai adik-adik yang selalu memberikan
tetesan keceriaan dan semangat.
11. Seluruh rekan P.BIO 2010 USD atas kerjasama dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangannya, untuk itu saran, kritik yang membangun sangat diharapkan agar
skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ............................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Anggur (Vitis vinifera) var. Kediri Kuning .................................. 6
1. Sejarah Tanaman Anggur (Vitis vinifera) var. Kediri Kuning .............. 6
2. Morfologi Tanaman Anggur (Vitis vinifera) var. Kediri Kuning .......... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
a) Morfologi Batang ............................................................................ 7
b) Morfologi Daun ............................................................................... 8
c) Morfologi Bunga ............................................................................. 8
3. Faktor Pertumbuhan Tanaman Anggur var. Kediri Kuning................... 9
a) Faktor Dalam ................................................................................... 9
1) Hormon dan Gen ....................................................................... 9
2) Ketahanan Tumbuhan ............................................................. 10
3) Kualitas Bibit .......................................................................... 10
b) Faktor Luar .................................................................................... 11
1) Keadaan Iklim ......................................................................... 11
2) Keadaan Tanah ........................................................................ 13
4. Karateristik Tanaman Anggur (Vitis vinifera) var. Kediri Kuning ...... 13
B. Karateristik Jenis Tanah ............................................................................ 15
1. Tanah dan Komponen Penyusunnya ................................................... 15
2. Jenis Tanah .......................................................................................... 16
a) Tanah Regosol ............................................................................... 16
b) Tanah Aluvial ................................................................................ 17
c) Tanah Latosol ................................................................................ 18
C. Pengertian pH Tanah ................................................................................. 19
D. Pupuk Organik ......................................................................................... 19
1. Kompos Cacing (Vermikompos) ........................................................ 20
2. Pupuk Kandang ................................................................................... 22
3. NOPKOR ........................................................................................... 22
a) Mikroba Penambat N ..................................................................... 23
b) Mikroba Fiksasi dan Peluruh Fosfat ............................................. 23
c) Mikroba Fiksasi dan Peluruh Kalium ........................................... 23
4. Pupuk Mikro Sistemik Daun LYPHOTRIL A ..................................... 24
E. Hama dan Penyakit ................................................................................... 25
1. Hama ................................................................................................... 25
a) Ulat Daun (Spodoptera sp.) ........................................................... 25
b) Belalang (Valanga nigricornis) ..................................................... 25
c) Tungau (Tetranychus sp.)............................................................... 26
d) Kumbang Daun (Apogonia sp.) ..................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Penyakit ............................................................................................... 27
a) Tepung Palsu (Plasmopora viticola) ............................................. 27
b) Busuk Hitam (Guignardia bidwellii) ............................................. 27
F. Tanam Buah Dalam Pot (TABULAMPOT) ............................................. 28
G. Hipotesa ..................................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 29
B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 29
C. Design Penelitian ...................................................................................... 29
D. Alat dan Bahan .......................................................................................... 30
E. Cara Kerja .................................................................................................. 32
a) Penyiapan Lahan ................................................................................... 32
b) Penyiapan Media Tanah dan Pot .......................................................... 32
c) Penanaman Anggur var. Kediri Kuning ................................................ 33
d) Perawatan dan Pengamatan .................................................................. 34
1) Aplikasi NOPKOR .......................................................................... 34
2) Aplikasi LYPOTHRIL A .................................................................. 35
3) Aplikasi Insektisida Lanette ............................................................. 35
4) Aplikasi Fungsida Cobox ................................................................. 35
5) Penyiraman dan Pengukuran ........................................................... 36
6) Pengamatan Intensitas Serangan Hama dan Penyakit ..................... 36
F. Analisis Data .............................................................................................. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ....................... 43
B. Pertambahan Diameter Batang Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ...... 48
C. Jumlah Daun Tanaman Anggur var. Kediri Kuning .................................. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
Implementasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Biologi ........................... 57
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 59
B. Saran .......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN ........................................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Deskripsi Anggur var. Kediri kuning ................................................................ 14
2. Komposisi Hara Kompos ................................................................................. 20
3. Pola Percobaan Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ...................................... 31
4. Kategori Skala Serangan .................................................................................. 37
5. Contoh Tabel Rerata Data ................................................................................ 38
6. Rataan Laju Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ............................... 46
7. Rataan Pertambahan Diameter Tanaman Anggur var. Kediri Kuning .............. 49
8. Rataan Jumlah Helai Daun Tanaman Anggur var. Kediri Kuning .................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Anggur var. Kediri Kuning ............................................................................... 79
2. Kotak Dialog Value Labels .............................................................................. 39
3. Kotak Dialog Oneway ANOVA : Options ....................................................... 40
4. Output SPSS ..................................................................................................... 41
5. Grafik Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman
Anggur var. Kediri Kuning ............................................................................... 43
6. Grafik Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Laju Pertambahan Diameter Batang
Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ................................................................ 48
7. Grafik Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Laju Pertambahan Jumlah Daun
Tanaman Anggur var. Kediri Kuning ................................................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Data Biro Pusat Statistik (BPS) Impor Anggur Tahun 2013 di Indonesia ..... 64
2. Data Suhu Harian Daerah Paingan, Sleman, DIY .......................................... 65
3. Tingkat Curah Hujan Daerah Paingan, Sleman, DIY ..................................... 67
4. Data pH dan Kelembaban Tanah Harian ...................................................... ..69
5. Data Pengamatan dan Pengukuran Pertambahan Tanaman Anggur var.
Kediri Kuning ................................................................................................ ..71
6. Rataan dan Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri
Kuning ............................................................................................................ ..77
7. Test Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri
Kuning ............................................................................................................ ..78
8. Hasil ANOVA terhadap Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Anggur
var. Kediri Kuning ......................................................................................... ..79
9. Rataan dan Grafik Pertambahan Diameter Batang Tanaman Anggur var.
Kediri Kuning ................................................................................................ ..80
10. Tes Normalitas dan Homogenitas Diameter Batang Tanaman Anggur var.
Kediri Kuning ................................................................................................ ..81
11. Hasil ANOVA terhadap Pertambahan Diameter Batang Tanaman Anggur
var. Kediri Kuning ........................................................................................ ..82
12. Rataan dan Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Anggur var.
Kediri Kuning ................................................................................................ ..83
13. Tes Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun Tanaman Anggur var.
Kediri Kuning ................................................................................................ ..84
14. Hasil ANOVA terhadap Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Anggur
var. Kediri Kuning ........................................................................................ ..85
15. Foto Alat dan Bahan Penelitian .................................................................... ..86
16. Foto Tanaman Anggur var. Kediri Kuning .................................................... ..88
17. Foto Serangan Hama dan Penyakit di Lapangan .......................................... ..90
18. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. ..92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman anggur (V. vinifera) merupakan tanaman buah perdu merambat
dan berasal dari Timur Tengah kemudian dikembangkan di daerah Eropa yang
memiliki iklim subtropis. Di Indonesia anggur mulai dikenal sekitar abad 19 di
Probolinggo dan sekarang sudah berkembang di Situbondo, sepanjang pantai utara
Bali (Gilimanuk, Buleleng, Singaraja, Karang Asem) dan Lembah Palu. Namun,
sejauh ini produksi anggur di Indonesia belum mengimbangi permintaan pasar
(konsumen) domestik, sehingga tiap tahun masih mengimpor. Data Biro Pusat
Statistik (2014) menunjukkan impor anggur Indonesia sepanjang tahun 2013
mencapai 37.639.229 kg senilai 100.888.631 US$ (lampiran 1).
Tanaman anggur V. vinifera mempunyai ciri yaitu : kulit buahnya tipis,
rasa manis segar, biji mudah digigit dan rasa buah tidak sepat. Varietas tanaman
anggur yang termasuk dalam jenis V. vinifera adalah Anggur Kediri Kuning,
Probolinggo Biru dan putih, Gros Colman, Anggur Bali, White Malaga,
Situbondo Kuning, Alphonso lavalle dan Golden Champion (Subowo dkk, 2005).
Buah anggur selain dapat dikonsumsi langsung juga dapat diolah menjadi
berbagai jenis produk misalnya: selai, kismis dan wine. Wine merupakan
minuman fermentasi hasil perasan buah anggur yang mengandung alkohol. Wine
memiliki harga jual yang relatif tinggi dibanding produk lainnya dari olahan buah
anggur sehingga produksi wine dalam negeri pun mulai dilirik sebagai salah satu
industri yang mempunyai prospek menguntungkan, salah satunya adalah PT.
Hatten Wines. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1992 oleh Ida Bagus Rai
Budiarsa yang telah merintis budidaya tanaman anggur khususnya jenis Alphonse
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lavalle di daerah Singaraja seluas 15 hektar dan mengolahnya menjadi minuman
anggur. Saat ini, Perusahaan Hatten Wines telah mendapatkan penghargaan
sebagai Top 10 perusahaan anggur di Asia yang mencapai peningkatan produksi
tercepat dengan mengandalkan bahan baku anggur lokal (Setya, 2010).
Tanaman anggur mudah dibudidayakan di daerah tropis. Namun
membutuhkan perhatian khusus dalam budidayanya. Tanaman ini tumbuh baik di
daerah dataran rendah antara ketinggian 1-300 m di atas permukaan laut. Daerah
yang memiliki angin terlalu kencang tidak baik bagi pertumbuhan tanaman anggur
karena dapat merusak batang anggur yang tipis dan tidak terlalu kuat. Curah hujan
rata-rata 800 mm/ tahun. Keadaan hujan yang terus-menerus dapat merusak
premodia/ bakal bunga serta dapat menimbulkan serangan hama atau penyakit.
Suhu rata-rata maksimal siang hari 310C dan rata-rata minimal malam hari 23
0C
dengan kelembaban udara 75-80%.
Media tanam untuk budidaya tanaman anggur adalah tanah. Tanah
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman anggur
varietas Kediri Kuning. Tanah di Indonesia memiliki berbagai tipe sesuai dengan
wilayahnya seperti tanah regosol yang penyebarannya di daerah gumuk pantai
atau sekitar gunung api, tanah latosol yang didapat dari dua tempat berbeda yaitu
di Patuk dan Langeran di sebelah utara Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul dan
tanah aluvial yang didapatkan di daerah Paingan. Masing-masing tanah memiliki
tingkat kelembaban, kemampuan penyerapan air dan kandungan hara yang
berbeda-beda. Selama ini budidaya tanaman masih dikonsentrasikan pada tanah
aluvium karena memiliki hara dan kelembaban yang optimal bagi pertumbuhan
beberapa jenis tanaman, termasuk tanaman anggur (V. vinifera). Tanaman anggur
tidak tahan terhadap kondisi tanah yang tergenang air dan memiliki pH tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berkisar 6,5-7,0. Sedangkan konsumsi nutrien utama yang dibutuhkan setiap
pohon tanaman anggur untuk tumbuh adalah 1.19 kg Natrium, 1.15 kg Pospat dan
0.843 kg Kalium (Suwahyono, 2011). Selama ini, budidaya anggur lokal kualitas
terbaik di Indonesia masih diproduksi dari daerah Probolinggo, Jawa Timur.
Penggunaan pupuk maupun pestisida anorganik pada tanah lahan pertanian
pangan pada awalnya akan memberikan hasil yang positif. Namun seiring
berjalannya waktu akan mengalami degradasi (penurunan) kesuburan dan
memungkinkan terkena cemaran sehingga menjadi kurang produktif atau tidak
subur. Selain itu, tanah akan kehilangan kelembaban dan daya ikatnya terhadap
air. Ciri umum tanah atau lahan kritis (lahan dengan tingkat produktivitasnya
rendah) ditandai dengan tingginya tingkat keasaman tanah, kekurangan hara P, K,
C dan Mg, kejenuhan basa, serta kandungan bahan organik yang rendah.
Penggunaan pupuk maupun pestisida anorganik dalam jangka panjang selain
menyebabkan penurunan produktivitas tanah juga harganya relatif mahal karena
Indonesia belum mampu memproduksi pupuk untuk mencukupi kebutuhan dalam
negeri secara mandiri.
Besarnya biaya produksi dibanding hasil yang diperoleh sangat
memberatkan para petani. Hal ini yang mencetuskan banyaknya penelitian untuk
mensubtitusi penggunaan pupuk kimia dengan pupuk lain yang relatif lebih
murah. Misalnya penggunaan pupuk hayati atau sering disebut biofertilizer yang
dibuat dari mikroba yang memiliki kemampuan untuk menyediakan unsur hara
bagi tanaman seperti nitrogen, fosfat, magnesium dan lain sebagainya.
Rehabilitasi keseimbangan kehidupan mikrobia tanah juga dapat dilakukan
dengan menggunakan pupuk organik probiotik atau yang disebut Biosol. Pupuk
ini menggunakan biakan kultur dari jasad renik campuran dengan mikrobia tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yaitu Nitrogen Phospat Kalium Organism Recovery atau disingkat NOPKOR.
Pada tanah yang miskin hara dan miskin akan mikrobia yang berperan dalam
pembentukan hara, NOPKOR dapat membantu mengembangbiakan siklus hidup
mikrobia tersebut. Aplikasi NOPKOR ini sangat didukung oleh tata air yang
mencukupi tanaman. Tanah dapat menjadi gembur kembali, ditandai dengan
kemampuan aerasi dan penyerapan air pada tanah.
Selama ini penanaman buah dan sayur masih terkendala lahan yang luas.
Padahal, lahan pekarangan yang sempit pun dapat dijadikan tempat menanam atau
budidaya buah dan sayur. Salah satunya dengan menggunakan pot. Penanaman
buah menggunakan pot atau sering disebut tabulampot memiliki banyak kelebihan
antara lain kondisi lingkungan di dalam tabulampot dapat dimanipulasi dan
dikontrol, kebutuhan unsur hara mineral dan airnya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan untuk tumbuh optimal, lebih mudah penanggulangan hama dan
penyakitnya. Tabulampot banyak diminati masyarakat karena memiliki nilai
estetika dan mudah dipindahkan (Muktiani, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman
anggur var. Kediri Kuning di dalam pot?
2. Jenis tanah manakah yang memberikan pengaruh optimal terhadap
pertumbuhan tanaman anggur var. Kediri Kuning di dalam pot?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis tanah mana yang mendukung pertumbuhan
tanaman anggur var. Kediri Kuning di dalam pot secara optimal.
2. Untuk mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman
anggur var. Kediri Kuning di dalam pot
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dalam jangka panjang akan diaplikasikan untuk
pembudidayaan tanaman anggur var. Kediri Kuning pada daerah tertentu
dengan kondisi tanah yang sesuai.
2. Sebagai sumber informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
mengenai budidaya tanaman anggur var. Kediri Kuning di dalam pot.
3. Sebagai bahan informasi yang dapat diaplikasikan dalam praktikum
pembelajaran di sekolah, khususnya kelas XII semester I pada materi
mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
1. Sejarah Tanaman Anggur
Tanaman anggur merupakan tanaman asli dari daerah subtropis. Sumber
pustaka banyak menyatakan bahwa tanaman anggur banyak tumbuh liar di daerah
Tenggara Pegunungan Kaukasus di daerah Armenia (Rusia), di dekat Laut Kaspi
kemudian menyebar ke daerah Yunani. Dari Yunani menyebar ke daratan Eropa,
Afrika, Australia, Asia dan Amerika (Cahyono, 2010). Introduksi tanaman anggur
ke Indonesia pada abad 17, dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Daerah
sentrum produksi anggur di Indonesia meliputi daerah Probolinggo, pasuruan,
Panarukan, Buleleng dan Kupang (Rukmana, 1999).
Salah satu anggur yang termasuk ke dalam spesies V. vinifera adalah
varietas Kediri Kuning memiliki nama lain Anggur Belgi atau BS 88. Anggur ini
dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian 361/Kpts/LB.240/6/2004 tanggal 2 Juni
2004. Dalam taksonomi tumbuhan, buah ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhamnales
Famili : Vitaceae
Genus : Vitis
Species : V. vinifera
Varietas : Kediri Kuning
(Nurcahyo, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Anggur merupakan tanaman tahunan (parennial), berbentuk perdu dan
memanjat atau menjalar. Tubuh tanaman anggur terdiri atas akar, batang, daun,
sulur, bunga dan buah. Sulur pada tanaman anggur letaknya berhadap-hadapan
dengan daun dan bersifat terputus, artinya dua helai daun yang letaknya
berdekatan masing-masing bersulur, sedangkan daun yang berikutnya tidak
bersulur (Muktiani, 2011). Begitu sulur menyentuh penopang, sulur ini perlahan-
lahan akan membelit. Lilitannya semakin kuat seiring dengan pertumbuhan
batang, dengan cara ini tanaman anggur tumbuh memanjat (Nurcahyo, 1997).
Tanaman anggur yang berasal dari biji memiliki akar tunggang. Namun,
apabila melalui stek dan cangkok akan memiliki akar serabut untuk meningkatkan
serapan unsur hara dan air dari tanah. Tanaman anggur juga memiliki sifat batang
yang mudah mengeluarkan akar sehingga lebih mudah diperbanyak dengan stek
atau cangkok (Nurcahyo, 1997). Sistem perakaran menyebar ke seluruh arah pada
bagian lapisan tanah atas sedalam (1,5–3,0 m). Akar tanaman anggur tidak tahan
terhadap genangan air karena drainase yang buruk akan menurunkan kadar
oksigen tanah (Zulkarnain, 2009). Oleh karena itu, tanaman anggur harus ditanam
di tanah yang drainasenya baik.
2. Morfologi Tanaman Anggur
a. Morfologi Batang Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang berperan sebagai alat
pembentuk dan pembawa daun. Batang tanaman anggur beruas-ruas, berbuku-
buku serta berkayu. Spesifikasi batang tumbuhan anggur digunakan untuk tumbuh
memanjat atau menjalar. Struktur batang dan percabangannya terdiri atas batang
utama, cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menghasilkan cabang bunga atau buah. Cabang bermata tunas dapat digunakan
sebagai bahan perbanyakan tanaman anggur secara vegetatif. Pada awal
pertumbuhannya, batang anggur tampak lemah sehingga sulit untuk tumbuh
tegak. Karenanya, diawal penanaman anggur dibutuhkan beberapa penopang/ajir
yang terbuat dari batang kayu/bambu yang ditancapkan dekat batang anggur
Batang atau ranting yang umumnya mendukung bunga keluar berasal dari cabang
tersier. Ranting yang mendukung bunga ini sulit keluar jika cabang tersier tidak
dipangkas (Suwito, 2007).
b. Morfologi Daun Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Tanaman anggur mempunyai daun tunggal, artinya terdiri atas satu helai
daun pada satu tangkai daun. Struktur daun tanaman anggur mempunyai helai,
tangkai daun dan sepasang daun penumpu. Umumnya daun anggur var. Kediri
Kuning berbentuk jantung dengan tepi bergerigi. Gerigi pada tepi daun tidak
menjorok terlalu dalam. Daun anggur memiliki bentuk tulang daun menjari
(Nurcahyo, 1997).
c. Morfologi Bunga Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Bunga anggur berfungsi sebagai alat reproduksi. Bunga anggur (V.
vinifera) pada umumnya melakukan penyerbukan sendiri (autogami) dan
penyerbukan tetangga. Penyerbukan terjadi pada pagi atau sore hari (Setiadi,
1994). Penyerbukan bunga dibantu dengan angin, serangga dan manusia
(Rukmana, 1999). Penyerbukan dan pembuahan akan menghasilkan buah. Buah
anggur var. Kediri Kuning umumnya berbentuk jorong. Bentuk buah anggur dapat
digunakan sebagai salah satu sifat dalam identifikasi varietas. Buah anggur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tersusun dalam tandan (malai). Pada varietas Kediri Kuning memiliki tandan
(malai) yang lebih panjang dibandingkan varietas lain (Salam, 2014). Contoh
buah anggur var. Kediri Kuning dapat dilihat pada gambar 1 :
Gambar 1. Anggur var. Kediri Kuning
Sumber : http://tabulampot.wordpress.com/2007/01/15/edi-yana-maniskan-anggur-bali/
3. Faktor Pertumbuhan Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
a. Faktor Dalam
1) Hormon dan Gen
Hormon adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian
tumbuhan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan respon
fisiologis, misal auksin atau 2,4-D (Salisbury and Ross, 1995). Hormon auksin
berperan penting dalam pemanjangan sel tumbuhan terutama pemanjangan akar
dan batang. Menurut Wightman dkk, 1980 dalam Salisbury, (1995) adanya
hormon auksin dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan awal akar,
terutama pada jaringan yang terpotong, misal stek. Selain itu, juga menyebabkan
munculnya banyak akar di daerah ruas batang bagian bawah. Selain itu terdapat
hormon giberelin dan sitokinin. Hormon giberelin mempunyai kemampuan
khusus untuk memacu pertumbuhan batang, akar dan daun. Hormon sitokinin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memiliki fungsi utama untuk memacu pembelahan sel. Sel yang membelah akan
mempengaruhi sel lain untuk berkembang menjadi kuncup, batang dan daun.
Menurut Sitompul (2010) susunan gen yang diekspresikan pada fase-fase
tumbuhan menghasilkan berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan
fungsi tanaman. Sifat tanaman ini juga terkait dengan daya adaptasi pada tanaman
terhadap lingkungan.
2) Ketahanan Tumbuhan
Sifat ketahanan yang dimiliki oleh tanaman dapat merupakan sifat asli atau
faktor genetik tetapi juga karena keadaan lingkungan yang menyebabkan tanaman
tahan terhadap hama atau penyakit tertentu. Menurut Semangun (1996) tumbuhan
tertentu mempunyai struktur morfologi yang menyebabkannya sukar diinfeksi
oleh patogen dan sebaliknya. Menurut Untung (1993) ciri-ciri morfologi tanaman
tertentu dapat menghasilkan rangsangan fisik untuk menjadi makanan serangga
atau tempat meletakkan telur serangga. Variasi ukuran daun, bentuk, warna,
kekerasan jaringan tanaman, adanya rambut atau kutikula juga menentukan
tingkat serangan hama dan penyakit.
3) Kualitas Bibit
Kualitas bibit memiliki peran penting dalam mendukung tingkat
produktivitas suatu tanaman. Menurut Santoso (2010) ukuran bahan stek seperti
panjang dan diameter batang stek harus menjadi pertimbangan dalam perbanyakan
secara vegetatif, karena ukuran bahan stek terkait dengan keberadaan bahan
cadangan makanan, yang umumnya karbohidrat. Menurut Sparta (2012) potensi
cadangan makanan yang dimiliki masing-masing stek akan menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pertumbuhan dan perkembangan bibit. Cadangan makanan stek ini mencakup
kandungan karbohidrat dan mineral dari stek yang bervariasi di antara bagian
batang. Menurut Prihatman (2009) bibit stek tanaman anggur yang baik adalah
memilik panjang batang sekitar 25 cm, terdiri atas minimal 3 ruas dan diambil
dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu tahun, bentuknya bulat
berdiameter sekitar 1 cm, kulitnya berwarna coklat muda dan cerah, berair dan
bebas dari noda-noda hitam. Bibit umumnya diambil dari cabang tersier atau
kuarter yang berwarna coklat akan tetapi lebih baik apabila bibit diambil dari
cabang sekunder yang berdiameter lebih besar karena hal ini akan mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitasnya (Salam, 2014).
Bibit minimal memiliki dua helai daun yang lebar, normal dan sehat,
sehingga tidak mengalami gangguan dalam berfotosintesis ketika berada di pot
dan juga bibit harus memiliki perakaran yang cukup bagus dan panjang tidak
kurang dari 10 cm. Mata tunas yang sehat berukuran besar dan tampak padat
sedangkan mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak
memutih seperti kapuk (Suwito, 2007).
b. Faktor Luar
1) Keadaan Iklim
Tanaman anggur var. Kediri Kuning cocok ditanam pada daerah dengan
ketinggian tempat 1-300 m dpl. Daerah Probolinggo sebagai daerah asal bibit
anggur var. Kediri Kuning yang digunakan untuk penelitian berada pada
ketinggian 2 m dpl dan tempat penelitian, yaitu daerah Paingan berada pada
ketinggian 181-193 m dpl. Ketinggian tempat juga mempengaruhi perubahan suhu
udara (Siagian, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Suhu udara berpengaruh terhadap proses metabolisme tanaman, misalnya
proses respirasi, fotosintesis, transpirasi, pembelahan sel, aktivitas enzim, absorbsi
air, absorbsi unsur hara dan koagulasi protein (Cahyono, 2010). Tanaman anggur
dapat tumbuh dan berproduksi baik, jika lokasi pembudidayaan memiliki suhu
udara rata-rata tahunan berkisar 20-250C. Suhu optimal sangat menentukan
pertumbuhan generatif yaitu pembungaan dan pembuahan. Kelembaban udara 75-
80% dan curah hujan optimum 800 mm/tahun. Menurut Anonim (2013), kriteria
intensitas curah hujan adalah sebagai berikut :
Hujan sangat ringan : intensitas < 5 mm per hari
Hujan ringan : intensitas 5-20 mm per hari
Hujan sedang : intensitas 20-50 mm per hari
Hujan berat : intensitas 50-100 mm per hari
Hujan sangat berat : intensitas > 100 mm per hari
Tanaman anggur var. Kediri Kuning mempunyai respon yang tinggi terhadap
faktor lingkungan seperti sinar matahari, suhu, kelembaban serta penyerapan hara
(Baswarsiati, 2002).
Zona agroekologi yang iklimnya kering cocok untuk pengembangan
agribisnis anggur karena menyebabkan kadar gula dalam buah meningkat,
sedangkan rasa asamnya cenderung berkurang. Tanaman anggur tidak menyukai
cuaca berkabut karena cuaca seperti itu menyebabkan timbulnya cendawan daun
(Sumarjono, 2000). Tanaman anggur dalam pertumbuhannya sangat
membutuhkan sinar matahari. Oleh karena itu tanaman anggur umumnya ditanam
di tempat terbuka. Dengan cukup mendapatkan sinar matahari ini akan
mempercepat pembungaan dan pembuahan. Jika kekurangan sinar matahari,
tanaman anggur hanya tumbuh rimbun dan hijau tanpa buah (Nurcahyo, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Keadaan Tanah
Tanaman anggur ini mempunyai toleransi yang tinggi terhadap berbagai
jenis atau tipe tanah. Pada umumnya media pasir dan pupuk dengan perbandingan
1:1 sudah dapat menjadi media tanam yang baik, terutama karena media ini baik
untuk pergerakan akar tanaman tanaman anggur. Tipe tanah yang paling baik
adalah tanah liat berpasir (komposisi 30-50% tanah liat atau pasir). Umumnya,
jenis tanah yang ideal untuk budidaya tanaman anggur adalah tanah aluvial dan
grumosol (Rukmana, 1999) sedangkan menurut Cahyono (2010) tanah yang
memiliki sifat-sifat fisika yang cocok untuk pertumbuhan anggur adalah jenis
tanah latosol, aluvial dan podsolik.
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman anggur memiliki pH antara
6,5-7,0 (Setiadi, 1994). Tanah yang optimal banyak mengandung humus dan
organisme pengurai yang membantu menyimpan kelebihan unsur hara,
meningkatkan proses nitrifikasi, melancarkan aerasi tanah. Tanaman anggur untuk
dapat tumbuh baik bila daerah penanaman memiliki kedalaman air tanah 1-1,5 m
karena tanaman dapat menyerap air dan unsur hara dengan baik.
4. Karakteristik Anggur varietas Kediri Kuning
Anggur var. Kediri Kuning memerlukan pemeliharaan yang sama seperti
tanaman anggur pada umumnya untuk dapat memproduksi buah yang optimal.
Anggur Kediri Kuning memiliki karateristik morfologi yang berbeda dengan
anggur lainnya. Deskripsi anggur var. Kediri Kuning dapat dilihat pada tabel 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel 1. Deskripsi Anggur var. Kediri Kuning
No Uraian deskripsi Karateristik varietas
1 Asal Belgia
2 Tinggi Tanaman Tidak terbatas
3 Bentuk Tanaman Merambat (menjalar), bersulur dengan
ujung seperti kail dan batangnya
beruas
4 Kedudukan Sulur Tumbuh pada setiap dua ketiak daun,
berurutan dan diikuti satu ketiak daun
berikutnya yang tidak bersulur.
5 Warna Batang Cokelat
6 Bentuk Daun Pentagonal
7 Panjang Daun 5,5 cm – 11,7 cm
8 Lebar daun 7,5 cm – 13,0 cm
9 Warna pupus daun Kuning muda
10 Warna daun muda Hijau kekuningan
11 Warna daun tua Hijau
12 Keadaan daun Tidak berbulu
13 Bentuk bunga Kecil, sempurna dalam tandan
14 Warna bunga Hijau kekuningan
15 Bentuk buah Jorong
16 Warna kulit buah muda Hijau
17 Warna kulit buah
matang
Kuning mengilat
18 Warna daging buah Putih transparan
19 Kulit buah Tertutup lapisan bedak tipis
20 Jumlah biji per tandan 60-160 butir
21 Jumlah biji per buah 2- 4 butir
22 Sari buah 80%
23 Warna sari buah Putih
24 Kadar gula 200 Brix (jumlah gr gula yang terlarut
dalam 1000 gr larutan)
25 Umur panen 105-110 hari setelah pemangkasan
26 Produktivitas 7,5-10 kg/tanaman umur 2 tahun
27 Bobot buah per tandan 210-560 g
28 Ketahanan terhadap
HPT (Hama dan
Penyakit Tanaman)
Tahan
29 Keterangan Perlu diperjarang buah 20-30%, cocok
untuk konsumsi buah segar
Sumber : Dadang WI (1997) diadaptasikan oleh Rukmana (1999)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Karateristik Jenis Tanah
1. Tanah dan Komponen Penyusunnya
Tanah terbentuk dari pencampuran komponen penyusun tanah yang
bersifat heterogen antara lain mineral sebanyak 45%, udara 20-30%, air sebanyak
20-30% dan bahan organik 5% (Sutanto, 2005). Kandungan air dan udara yang
terdapat di dalam tanah menempati rongga di antara butiran yang disebut pori
tanah. Komponen bahan organik terdiri atas fauna dan flora tanah, perakaran
tanaman, serta hasil dekomposisi/penguraian sisa vegetasi atau hewan sebagai
hasil kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Tanah berfungsi sebagai media dasar
bagi tanaman, maka harus memberikan kondisi yang cocok bagi tanaman agar
akar tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik. Tanah juga
memegang peranan penting dalam hal pengaturan temperatur untuk tanaman baik
di sekitar akar maupun pada bagian atas tanah (Hakim et al., 1986).
Keseimbangan mineral asam dan basa sangat berpengaruh terhadap
kesuburan tanah. Menurut Abdurachman (2002) potensi setiap jenis tanah untuk
pertanian sangat ditentukan oleh sifat fisik (tekstur, kedalaman tanah, drainase)
dan sifat-sifat kimia yang mencakup unsur-unsur berpengaruh terhadap kesuburan
tanah (N, P, K, unsur mikro). Kesuburan ditentukan oleh kemampuan penetrasi
udara yang terjadi secara langsung dan bisa ditemukan dalam rentang kedalaman
permukaan tanah antara 60-150 cm (Murwono, 2013). Jenis tanah tertentu
mempunyai potensi kesuburan tinggi, tetapi karena kurangnya pengolahan yang
mendukung maka akan memproduksi hasil yang rendah. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan perbaikan irigasi, perbaikan varietas yang berkualitas
tinggi, perbaikan sistem pertanaman, perbaikan sistem perlindungan tanaman dan
pemupukan yang ramah lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Jenis Tanah
Media tanam untuk budidaya anggur adalah tanah. Tanah disusun oleh
partikel-partikel seperti debu, pasir, lempung dengan tekstur yang berbeda.
Tekstur tanah bersifat permanen/ tidak mudah diubah dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap sifat tanah antara lain struktur, konsistensi kelengasan tanah,
permeabilitas tanah, run off, daya infiltrasi dan lain-lain (Yulipriyanto, 2010).
Tipe tanah yang digunakan dalam pengembangan budidaya anggur var. Kediri
Kuning di Probolinggo yaitu tanah aluvial kelabu tua dan aluvial hidromorf
(Ningrum, 2006). Berikut adalah beberapa jenis tanah yang digunakan dalam
penelitian :
a. Tanah Regosol
Satuan tanah regosol dikategorikan sebagai tanah muda karena belum
menunjukkan adanya perkembangan horizon tanah. Tanah regosol memiliki
karateristik antara lain tekstur pasir, struktur berbutir tunggal, konsistensi lepas-
lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material
vulkanis atau pasir pantai (Sartohadi dkk, 2012). Persebaran tanah regosol adalah
di lereng gunung api muda dan pada daerah gumuk pasir pantai. Umumnya sangat
sedikit vegetasi yang dapat hidup pada pasir ini karena kandungan hara yang
rendah. Ukuran pasir berkisar 50-2000 μm. Tanah regosol yang digunakan pada
penelitian ini diambil dari daerah gumuk pasir Pantai Samas, Yogyakarta dimana,
tekstur pasir akan semakin halus apabila jaraknya semakin jauh dari garis pantai.
Tekstur yang halus memiliki pori-pori yang besar sehingga kapasitas infiltrasi
juga besar (Kartasapoetra, 2005).
Tanah non kohesif (berpasir) mempunyai sifat kokoh, porous (mudah
dilalui air) tetapi tidak ada ikatan antara partikel satu dengan yang lainnya (Budi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2011). Sifat lain yang dimiliki adalah laju peresapan, kapasitas menahan air
rendah, kapasitas adsorbsi rendah tetapi mudah diolah dan baik untuk sistem
perakaran. Pengolahan tanah berpasir ini lebih baik dilakukan pada kondisi yang
cukup basah karena apabila kondisinya terlalu kering dapat merusak struktur
tanah berpasirnya. Tanah seperti ini mudah ditembus oleh akar-akar tanaman
anggur (Suwito, 2007).
b. Tanah Aluvial
Persebaran tanah aluvium terdapat di daerah dataran aluvial sungai dan di
daerah cekungan (depresi). Sifat tanah aluvial dipengaruhi oleh sumber bahan
asal sehingga kesuburannya pun ditentukan oleh sifat bahan asalnya (Rosmarkam
dkk, 2001) tanah aluvial di daerah Paingan ini dipengaruhi oleh hasil erupsi
Gunung Merapi. Unsur yang terdeteksi dari abu erupsi Gunung Merapi antara lain
Fe, Al, Mg dan Si yang berpengaruh pada kondisi kesuburan tanah (Hermawati,
2011) unsur Fe dan Al masih dalam jumlah yang aman bagi pertumbuhan
tanaman.
Tanah aluvial mempunyai sifat-sifat: tekstur beraneka, pH beraneka,
kesuburan umumnya sedang hingga tinggi (Sartohadi dkk, 2012). Tanah aluvial
memiliki tekstur yang remah dan porositas yang baik sehingga keberlangsungan
pertukaran udara di dalam tanah juga dapat berjalan baik (aerasi baik)
(Dwijoseputro, 1980) sehingga oksigen yang tersedia di dalam tanah dapat
dimanfaatkan oleh mikroba tanah untuk proses respirasinya. Dimana mikroba
(aerob) berperan dalam proses perombakan bahan organik menjadi anorganik
yang dapat diserap oleh tanaman. Tanah aluvial yang digunakan dalam penelitian
ini berasal dari daerah Paingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Tanah Latosol
Di Indonesia, tanah latosol umumnya berasal dari batuan induk vulkanik,
baik tuff maupun batuan beku, terdapat mulai dari tepi pantai sampai setinggi 900
m di atas permukaan laut dengan topografi miring, bergelombang, vulkanik fan
sampai pegunungan dengan iklim basah tropika curah hujan berkisar antara 2500-
7000 mm (Rosmarkam dkk, 2001). Menurut Sartohadi (2012) latosol tersebar di
daerah beriklim basah, elevasi antara 300-1000 m. Satuan tanah latosol
merupakan tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison.
Tanah latosol mempunyai sifat-sifat : solum dalam, artinya lapisan dari
permukaan tanah sampai pada bahan induk tanah termasuk dalam, tekstur
lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga teguh, warna
cokelat, merah hingga kuning. Selain itu, tanah latosol memilliki pori-pori kecil
sehingga kapasitas infiltrasinya rendah, kemampuan menahan air di permukaan
tinggi (Saputra, 2013) sehingga absorbsi air oleh tanaman juga menjadi sulit.
Menurut Kartasapoetra (2005) tanah latosol memiliki nutrisi tanah yang rendah,
demikian pula kandungan bahan organiknya, sehingga tingkat kesuburan
kimiawinya pun rendah. Selain itu umumnya tanah latosol ini memiliki pH yang
asam berkisar 5-6. Tanah yang asam dapat menurunkan kegiatan mikroba tanah
dan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Menurut Hakim et al.
(1986) tanah latosol dapat diklasifikasikan sebagai tanah masam, karena adanya
pencucian berat akibat hancuran iklim yang intensif. Tanah latosol yang
digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Langeran dan Patuk, Gunung
Kidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Pengertian pH Tanah
pH tanah dapat dikaitkan dengan keberadaan konsentrasi ion H dan ion
OH yang terdapat dalam larutan tanah. Bila konsentrasi ion H bertambah maka
pH dinyatakan dalam keadaan asam (pH turun) dan sebaliknya apabila ion OH
bertambah maka pH dinyatakan dalam keadaan basa (pH naik). pH sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah, baik unsur makro
maupun mikro. PH tanah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain curah
hujan, pemupukan atau pun pengapuran. Curah hujan yang tinggi terkait dengan
pencucian kation-kation basa dari lapisan permukaan ke lapisan dalam tanah
mengakibatkan dominasi ion Al dan H di permukaan, sehingga pH permukaan
tanah menjadi asam (Pasaribu, 2011).
Tanah dengan kisaran pH antara 6-7 merupakan pH terbaik. Suasana
biologi dan penyediaan hara berada pada tingkat terbanyak pada kisaran pH
tersebut tetapi pada tanah tropik, kisaran pH 5.5-6 pertumbuhan tanaman dan
ketersediaan hara sudah baik asalkan unsur yang meracun sudah ditiadakan pada
tanah dengan pH tersebut. Masing-masing tanaman memiliki perbedaan toleransi
terhadap kepekatan ion H atau ion beracun lainnya sehingga setiap tanaman
memiliki kriteria pH tertentu untuk tumbuh optimal (Hakim et al., 1986).
D. Pupuk Organik
Pupuk organik akhir-akhir ini banyak diaplikasikan pada pertanian
organik. Pupuk organik merupakan pupuk dengan sebagian atau seluruh
kandungannya terdiri dari bahan organik tumbuhan/hewan yang telah melalui
proses rekayasa. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair dan digunakan
untuk menyediakan hara tanaman serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
biologi tanah. Pupuk organik juga memiliki kelemahan antara lain kandungan
haranya belum terukur dan memungkinkan adanya patogen lain yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman (Suwahyono, 2011).
Kompos merupakan pupuk yang diperoleh dari proses mikrobiologis
dengan menggunakan limbah oganik seperti dedaunan, sampah organik maupun
kotoran hewan ternak. Kompos berperan sebagai soil conditioner, memberi aerasi
tanah dan menahan air dan hara (Yulipriyanto, 2010). Kompos yang sudah
matang memiliki ciri antara lain warnanya lebih gelap, tidak panas, butirannya
halus menyerupai tanah dan tidak berbau.
Tabel 2. Komposisi Hara Kompos :
Kandungan Kompos Komposisi (%)
Cairan
Bahan kering
Karbon
Hara :
- Nitrogen (N)
- Fosfor (P)
- Kalium (K)
C/N ratio
41
59
8,2
0.09
0.36
0.81
23
Sumber : Marsono, Lingga Pinus. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk .Hal.68
Beberapa macam pupuk yang diperoleh dari proses pengomposan antara lain :
1. Kompos Cacing (Vermikompos)
Cacing dapat menjadi indikator kesuburan tanah dimana cacing tersebut
merupakan penyumbang bahan organik terbesar di dalam tanah. Aktivitas cacing
berperan penting dalam pendistribusian dan pencampuran bahan organik solum
tanah (Hanafiah, 2013). Cacing tanah dapat mempengaruhi pH tanah yaitu
membuat tanah mendekati pH netral karena cacing dapat menghasilkan Ca. pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
netral akan menarik datangnya mikroorganisme yang lainnya sehingga
perombakan bahan organik dipercepat, menyebabkan bahan organik dan N-total
meningkat P tersedia dan K tanah meningkat (Yulipriyanto, 2010).
Kompos cacing adalah kompos yang terbuat dari bahan organik yang
dicerna oleh cacing, yaitu kotoran cacing tersebut sehingga vermikompos
merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau
pakan dalam budidaya cacing tanah. Pembentukan pupuk ini dengan memelihara
cacing dalam tumpukan sampah organik hingga cacing tersebut berkembangbiak
di dalamnya dan menguraikan sampah organik dan menghasilkan kotoran.
Kompos cacing dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki
bentuk dan struktur yang mirip dengan tanah namun ukuran partikelnya lebih
kecil dan lebih kaya akan bahan organik serta memiliki aerasi yang tinggi dan
cocok dicampurkan pada media tanam. Spesies cacing yang umum digunakan
dalam proses ini antara lain Eisenia foetida, Lumbricus terestris atau cacing yang
biasa juga dapat digunakan. Kandungan kompos cacing yaitu humus dan mikrobia
tanah. Kualitas kompos cacing tergantung pada jenis bahan/ pakan yang
digunakan, jenis cacing tanah dan umur vermikompos. Vermikompos berkualitas
baik ditandai dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau dan
bertekstur remah dan matang (Marsono, 2007).
Keunggulan kompos cacing atau vermikompos antara lain mempunyai
kemampuan menahan air sebesar 40-60% sehingga mampu mempertahankan
kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah, mengandung
berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, membantu menyediakan nutrisi
bagi tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, membantu proses penghancuran
limbah organik dan memperbaiki kemampuan menahan air (Alex, 2011b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Pupuk Kandang
Pupuk kandang terbuat dari bahan baku kotoran ternak, baik berupa
kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine).
Umumnya kotoran ternak yang digunakan adalah kotoran sapi. Ini adalah pupuk
hewan yang baik karena mengandung N, K serta material serat dan selama tidak
ada masalah polusi logam berat antibiotik (Yuliprianto, 2010).
Kotoran ternak ini kemudian difermentasi hingga matang sehingga tidak
ada lagi penguraian oleh mikroba. Kriteria pupuk kandang yang siap digunakan
antara lain tidak berbau, bentuk pupuk seperti tanah yang gembur kalau diremas,
tampak kering dan bewarna coklat tua. Untuk tanaman dalam pot, pupuk kandang
adalah pupuk dasar diberikan sepertiga jumlah media tanam. Hal yang perlu
diperhatikan dari pupuk kandang adalah sifat adanya istilah pupuk panas dan
pupuk dingin. Pupuk panas merupakan pupuk yang penguraiannya berjalan sangat
cepat sehingga terbentuk panas. Sedangkan pupuk dingin penguraiannya berjalan
sangat lambat sehingga tidak terbentuk panas (Marsono, 2007).
3. NOPKOR
Penelitian ini menggunakan pupuk hayati NOPKOR. Pupuk hayati adalah
pupuk yang mengandung mikroba dan bermanfaat untuk membantu pertumbuhan
tanaman serta tanah agar menjadi lebih baik. Populasi mikroba tanah NOPKOR
diambil dari kawasan tropis dan subtropis. Menurut Murwono (2013) pemberian
NOPKOR secara pengocoran perlu dilakukan secara periodik, dengan tujuan
untuk menambah populasi mikroba tanah. Berdasarkan fungsinya NOPKOR
memiliki beberapa kultur campuran berbagai mikroba tanah, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Mikroba Penambat N
Mikroba penambat N yang dapat menambatkan unsur N2 dari udara,
kemudian melalui proses nitrifikasi, unsur N diubah menjadi nitrat yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Bakteri fiksasi N2 ini bersifat aerob yang artinya
hanya dapat hidup apabila oksigen tersedia di dalam tanah (Murwono, 2013).
Mekanisme penambatan unsur N tergantung dari mikroba yang digunakan. Ada
yang bersimbiosis dengan tanaman seperti Rhizobium sp. dan bersifat non-
simbiosis seperti jenis bakteri Azotobacter chrococcum dan Bacillus megatherium
(Suwahyono, 2011).
b. Mikroba Fiksasi dan Peluruh P
Mikroba ini mampu meluruhkan unsur fosfat yang terikat di dalam tanah
sebagai senyawa organik atau batuan mineral. Pada prinsipnya mikroba tersebut
akan mengeluarkan senyawa asam organik dan melepaskan ikatan fosfat sehingga
dapat diserap tanaman. Inokulan mikroba dapat menyumbangkan sekitar 20-25%
kebutuhan fosfat bagi tanaman (Suwahyono, 2011).
c. Mikroba fiksasi dan peluruh K
Kalium tanah sebagian besar berada dalam bentuk mineral yang kurang
tahan terhadap pengaruh air, terutama air yang mengandung CO2. Mikroba
membantu menyediakan CO2 di dalam tanah dan bereaksi dengan air menjadi
asam karbonat yang mempercepat terjadinya reaksi pembebasan kalium tanah
yang berasal dari mineral.
Penyemprotan dan pengocoran dengan pupuk NOPKOR diharapkan akan
mampu menambah populasi mikroba tanah yang dapat membentuk hara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengembalikan kesuburan tanah. Populasi mikroba yang terdapat di dalamnya
dapat membentuk ketahanan dari berbagai bentuk polutan, sehingga dapat
diaplikasikan di kondisi tanah yang kritis (Murwono, 2013).
4. Pupuk Mikro Sistemik Daun LYPHOTRIL
Tanaman dapat diberi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk daun
mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Pupuk
sistemik daun ini merupakan pupuk yang dapat langsung diserap oleh pori
permukaan daun (stomata), batang dan buahnya. Menurut Marsono (2007)
kelarutan pupuk daun juga lebih baik dibandingkan pupuk akar sehingga akan
langsung diproses dalam metabolisme asimilasi dan lebih efisien. Komposisi dari
Pupuk LYPHOTRIL ini antara lain unsur Nitrogen 17,40%, unsur P 24,85%,
unsur K 18,25%, Kadar MgO dan CaO 1,78% serta vitamin (E, Caroteen) &
Mineral (Boron, Cu, Zn, Cr, Mn, I) 3,68% (Murwono, 2010).
Pupuk dengan mekanisme kerja sistemik pada daun juga memiliki
kelebihan lain yaitu mempercepat pertumbuhan pucuk daun, pertumbuhan bunga,
mencegah kerontokkan bunga, meningkatkan ketahanan daun dari paparan sinar
UV matahari. Sebelum digunakan, LYPHOTRIL terlebih dahulu diencerkan
dengan takaran tertentu. Penyemprotan dilakukan pagi hari untuk mempersiapkan
daun dari paparan-UV dan berfotosintesis dengan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
E. Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Anggur (V. vinifera) var.
Kediri Kuning
1. Hama
a) Ulat Daun
Serangan ulat daun menyebabkan daun anggur berlubang-lubang. Jika
dibiarkan, hanya tulang daun saja yang tersisa. Di sekitar daun yang rusak
umumnya ditemukan kotoran ulat tersebut (Suwito, 2007). Salah satu ulat
yang sering menyerang daun tanaman anggur adalah ulat grayak (Spodoptera
sp.) Ulat ini meyerang daun hingga rusak atau bolong-bolong. Ulat ini akan
berpindah pada malam hari. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan
disemprot insektisida seperti Lanette atau Tokuthion 500 EC.
b) Belalang (Valanga nigricornis)
Belalang merupakan serangga hama dari ordo Orthoptera. Gejala
serangan belalang yaitu terdapat lubang-lubang pada daun terutama daun
muda, lama-kelamaan daun tersebut bisa menjadi kering. Belalang ini
menyerang daun tanaman dengan cara memakan daging daun (jaringan
parenkim), sedangkan tulang daun dan urat-urat daun tidak dimakannya.
Pada tahap nimfa maupun belalang dewasanya banyak merusak tanaman.
Pemberantasan secara mekanik dengan mengambil dan membunuh belalang
satu per satu sedangkan pemberantasan kimiawi disemprot dengan Phosdrin,
Diazinon, Basudin dan insektida lainnya (Pracaya, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c) Tungau (Tetranychus uricae)
Tungau merupakan salah satu hama utama pada tanaman anggur.
Serangan tungau tersebut dapat menyebabkan daun menjadi bewarna
kekuning-kuningan, mengeriting serta pertumbuhan dan pucuk terhambat.
Pada serangan berat dari tungau ini dapat menyebabkan daun tanaman
menjadi rontok semuanya sehingga tanaman akan mati (Anonim, 2010).
Tungau dewasa aktif pada siang hari untuk memintal benang-benang yang
sangat halus di balik daun. Setiap hari tungan bertelur sekitar 10 butir.
Telurnya akan diletakkan di bawah sarang yang telah dibuatnya dan akan
menetas setelah 4-7 hari (Pracaya, 2008).
Tungau hidup dengan menghisap cairan dari sel-sel terutama pada daun,
sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Akibat isapan
tungau, daun menjadi bewarna kemerahan, kemudian menguning. Kemudian
daun menjadi kering dan rontok (Nurcahyo, 1997). Pengendalian tungau
dilakukan dengan memotong daun yang terserang dan menyemprotkan
insektisida seperti Mitac 200 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.
d) Kumbang Daun (Apogonia sp.)
Kumbang ini bewarna hitam atau cokelat yang aktif pada senja dan
malam hari. Pada siang hari kumbang bersembunyi di dalam tanah. Kumbang
menyerang dengan cara memakan atau merusak daun kemudian membuat
lubang-lubang pada daun. Pengendalian kumbang ini dilakukan dengan
menangkap kumbang ataupun memasang perangkap lampu penerang di
malam hari (Rukmana, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman anggur adalah :
a) Tepung Palsu (Downy Mildew)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Plasmopara viticola. Penyakit ini
menyerang terutama pada musim hujan. Gejala serangan penyakit ini antara
lain pada sisi atas daun mulai tampak bercak-bercak bewarna kuning
kehjauan yang tidak berbatas tegak, kemudian bercak meluas dan berubah
warna menjadi cokelat. Dalam cuaca lembab pada sisi bawah bercak terjadi
lapisan putih bertepung, yang terdiri dari sporangiofor dan sporangium jamur.
Akhirnya daun menjadi kering dan rontok. Gejala juga dapat timbul pada
batang muda, sulur, tangkai buah dan buah (Semangun, 1994). Pengendalian
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengurangi kelembaban kebun
(pemangkasan), memotong, memusnahkan bagian tanaman yang sakit dan
memberikan fungisida seperti Antracol 10WP, Folirfos 400 AS atau Bayfidan
250EC (Rukmana, 1999).
b) Busuk Hitam
Penyakit ini banyak terjadi pada daerah yang panas dan lembab. Penyakit
ini disebabkan oleh jamur Guignardia bidwellii (Ell.) Viala et Ravaz. Gejala
pada helai daun yaitu terdapat bercak-bercak kecoklatan. Bagian tersebut
dikelilingi tepian bewarna hitam. Pada tunas, sulur, tangkai daun dan bunga
dan tulang daun dapat timbul bercak bewarna ungu sampai hitam dan agak
melekuk. Pengendalian dilakukan dengan memangkas bagian yang terkena
penyakit, mengurangi kelembaban kebun dan pemberian fungisida seperti
Fermate, Zerlate dan Maneb (Semangun, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Tabulampot
Tanam Buah dalam Pot (Tabulampot) banyak diminati sebagai alternatif
penanaman buah karena tidak membutuhkan lahan yang luas dalam penanaman
buah. Tanaman anggur sangat mudah dibuahkan di dalam pot (Alex, 2011a). Hal
ini karena akar tidak tumbuh dengan leluasa, sehingga hanya terbatas tumbuh
pada area pot saja. Akibatnya pertumbuhan vegetatifnya, yaitu pertumbuhan yang
meliputi batang dan daun menjadi maksimal, kondisi ini akan dapat merangsang
pertumbuhan generatifnya (Muktiani, 2011).
Pot yang biasa digunakan sebagai tabulampot biasanya terbuat dari bahan
drum, pot semen, pot tanah, maupun pot plastik. Namun, pot yang paling cocok
untuk budidaya anggur adalah pot tanah. Pot dari tanah memiliki pori-pori yang
paling baik daripada pot lain. Dinding dasarnya dapat menyerap air dari media
tanam. Sifat seperti ini dapat menjaga akar dari kekeringan ketika penyiraman
terlambat dan tidak terlalu lembab saat penyiraman berlebihan (Nurcahyo, 1997).
G. Hipotesa
1. Berdasarkan parameter pertumbuhan ; tinggi batang, diameter batang dan
jumlah helai daun terdapat pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan
tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di dalam pot
2. Jenis tanah aluvial memberikan dampak optimal terhadap pertumbuhan
tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di dalam pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013 hingga April 2014,
bertempat di Lahan Penelitian Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas
Sanata Dharma yang terletak di Desa Paingan, Maguwoharjo, Sleman,
Yogyakarta.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Dalam
penelitian ini menggunakan 3 jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat
dan variabel kontrol. Variabel bebas yang digunakan yaitu jenis tanah. Variabel
terikat meliputi tinggi batang, diameter batang, jumlah daun. Sedangkan variabel
kontrol adalah suhu udara, pemberian NOPKOR, pupuk kascing, umur bibit,
pemeliharaan, penyiraman air.
C. Design Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan dan kontrol dengan 3 kali pengulangan.
Perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
T0 : Kontrol (pasir dan pupuk)
TR : Tanah regosol, pasir dan pupuk
TA : Tanah aluvial, pasir dan pupuk
TL : Tanah latosol, pasir dan pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Model linier Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial adalah :
Y = μ + τj+ εij
Keterangan :
Yij = Respon/nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ = nilai tengah umum (rataan)
τj = pengaruh perlakuan ke-i
εij= pengaruh ulangan ke- j
(Hanafiah, 2012)
Jumlah ulangan diperoleh dari :
(t- 1)(r- 1) ≥ 15
(4-1)(r- 1) ≥ 15
3(r- 1) ≥ 15
3r ≥ 18
r ≥ 6
Menurut Hanafiah (2012) jumlah r ulangan dapat dibuat sekecil mungkin
selagi hasil percobaan yang dilakukan masih dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Atas dasar ini, umumnya jumlah ulangan r = 4 di lapangan dan r =
3 di rumah kaca/laboratorium dianggap dapat mewakili hasil percobaan.
Penelitian kali ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Pengulangan ini
dilakukan untuk memperkecil penyimpangan dari hipotesis yang ingin dideteksi.
Penelitian ini mengukur pertumbuhan tanaman anggur (V. vinifera) var.
Kediri Kuning yang meliputi : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun.
Penelitian ini juga menggunakan Nitrogen Phospat Kalium Organism Recovery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
for Polymer Saline and Oily (NOPKOR) sebagai probiotik yang diaplikasikan
selain pupuk kandang dan pupuk kascing.
Ketiga jenis tanah yang akan digunakan dalam percobaan mendapatkan
perlakuan yang sama secara lengkap dan tanpa batasan tertentu. Pola percobaan
tanaman anggur var. Kediri Kuning adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Pola Percobaan Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
TR1 TR2 TR3
TA1 TA2 TA3
TL1 TL2 TL3
TO1 TO2 TO3
Keterangan :
TR1 : Tanah regosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-1
TR2 : Tanah regosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-2
TR3 : Tanah regosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-3
TL1 : Tanah latosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-1
TL2 : Tanah latosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-2
TL3 : Tanah latosol, pasir dan pupuk, replikasi ke-3
TA1 : Tanah aluvial, pasir dan pupuk, replikasi ke-1
TA2 : Tanah aluvial, pasir dan pupuk, replikasi ke-2
TA3 : Tanah aluvial, pasir dan pupuk, replikasi ke-3
TO (Kontrol 1) : Pasir dan pupuk, replikasi ke-1
TO (Kontrol 2) : Pasir dan pupuk, replikasi ke-2
TO (Kontrol 3) : Pasir dan pupuk, replikasi ke-3
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain alat-alat pertanian
seperti cangkul, sekop, pot, para-para, penyiram tanaman (gembor), spray,
baskom/ember, gelas pengukur, penggaris/meteran (mengukur tinggi batang),
jangka sorong (mengukur diameter batang), label dan alat tulis. Alat moisture-
meter, pH meter digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban dan pH tanah di
dalam pot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain bibit anggur var.
Kediri Kuning, jenis tanah yang berbeda; tanah regosol diambil di daerah Gumuk
Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta; tanah latosol diambil di daerah Patuk dan
Langeran, Gunung Kidul, Yogyakarta; tanah aluvial di daerah Paingan,
Sleman,Yogyakarta. Untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman digunakan
insektisida dan fungisida. Lipotril digunakan sebagai pupuk daun sistemik dan
NOPKOR sebagai probiotik yang diaplikasikan.
E. Cara Kerja
a. Penyiapan Lahan
Lahan penelitian diberi pembatas berupa pagar kawat berduri di sekitar
lahan agar tanaman anggur tidak diganggu atau dimakan hewan ternak. Tanaman
anggur merupakan tanaman monokultur sehingga pengaturan jarak perlu
diperhatikan. Jarak tanam bisa diatur dengan pola 2 x 3 m2, 3 x 3 m
2 atau
tergantung dari jumlah tanaman yang akan digunakan per satuan luas. Lalu,
penyiraman dan penyemprotan larutan insektisida maupun fungisida
menggunakan sumber air yang berasal dari sumur air tanah.
b. Penyiapan Media Tanah dan Pot
Penyiapan tanah dilakukan dengan mengambil beberapa sampel tanah dari
daerah Paingan, Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pasir dari Pantai Samas, Bantul.
Pengukuran pH dilakukan sebelum dan sesudah pencampuran tanah menggunakan
pH meter. Pencampuran media tanah adalah sebagai berikut :
1) Pada perlakuan pertama, digunakan tanah regosol, pasir dan pupuk dengan
perbandingan 2:1:1 dan dicampur secara merata (homogen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Pada perlakuan kedua menggunakan media tanah aluvial yang diambil di
daerah Paingan yang dicampurkan dengan pasir dan pupuk kandang,
perbandingan 2:1:1 kemudian dicampurkan hingga merata (homogen)
3) Pada perlakuan ketiga menggunakan media tanah latosol yang diambil di
daerah Gunung Kidul dan dicampurkan dengan pasir dan pupuk kandang,
perbandingan 2:1:1 kemudian dicampurkan hingga merata (homogen)
4) Perlakuan ke empat sebagai kontrol menggunakan pasir yang dicampur
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 kemudian dicampurkan hingga
merata (homogen)
5) Setiap perlakuan dimasukkan ke dalam pot sampai volumenya 25 cm3 dan
menyisakan 5 cm3 dari permukaan pot
6) Sebelum ditanami bibit anggur, media tanah disiram terlebih dahulu
dengan air setiap pagi dan sore hari dan didiamkan selama tiga hari (hal ini
bertujuan untuk mendinginkan dan menjaga kelembaban tanah)
c. Penanaman Anggur var Kediri Kuning
Bibit anggur siap tanam berusia kurang lebih 1,5 bulan, perakarannya
sepanjang 5-10 cm, pertumbuhannya sehat dan mempunyai dua tunas di samping
kiri dan kanannya (Rukmana, 1999). Tata cara penanaman bibit anggur adalah
sebagai berikut :
1) Siram media tanam dalam polybag bibit dengan air bersih hingga cukup
basah. Sementara itu buat lubang tanam di dalam pot dengan menggunakan
cetok sedalam kurang lebih 12-15 cm
2) Keluarkan bibit dari polybag secara hati-hati dengan cara menyobek salah
satu sisi polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) Masukkan (tanam) bibit anggur tepat di tengah-tengah lubang, letakkan posisi
bibit dengan tegak
4) Timbun bidang perakaran dan pangkal batang bibit tanaman anggur sebatas
leher perakaran, sambil dipadatkan pelan-pelan
5) Siram (airi) tanah di sekitar perakaran tanaman anggur hingga cukup basah
(lembab) namun, jangan sampai tergenang
6) Kemudian ditaburi di sekitar tanaman dengan abu dapur sebagai upaya
pencegahan hama penyakit di awal penanaman
7) Terakhir dengan memasang ajir dari bambu untuk tempat merambatkan
tanaman anggur. Kemudian memasang rangka pagar menggunakan besi atau
beton cor di samping kiri-kanan pot dan dibentangkan kawat berbentuk
seperti pagar dengan tinggi kawat pertama 50 cm dari permukaan pot, kawat
kedua 70 cm.
d. Perawatan dan Pengamatan
1) Aplikasi NOPKOR
Probiotik ini diaplikasikan dengan mengencerkan larutan NOPKOR yang
sudah dibuat dengan air (perbandingan 1 tutup botol : 1 liter air). Probiotik
NOPKOR yang sudah diencerkan diaplikasikan di sekitar akar dan batang
tanaman anggur (jangan sampai mengenai daun dan tunasnya) sebanyak 150- 200
ml setiap minggu. Setelah dua bulan diberikan NOPKOR sebanyak dua minggu
sekali sesuai standar SOP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Aplikasi LIPHOTRIL A
Liphotril dalam bentuk cair diencerkan dalam air dengan perbandingan (3
tutup botol : 7 liter air) kemudian dimasukkan ke dalam botol spray dan di
semprotkan di permukaan atas dan bawah daun dan tunas secara merata. Aplikasi
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 (Murwono, 2013)
3) Aplikasi Insektisida Lanette
Umumnya hama yang menyerang tanaman anggur antara lain adalah
Phylloxera vitifolia, kumbang Apogonia destructor, wereng daun, kutu putih, ulat
daun, rayap sehingga dibutuhkan insektisida untuk mencegah hama tersebut.
Penggunaan insektisida Lanette adalah dengan melarutkan sebanyak 1,5 gram per
satu liter air. Kemudian larutan tersebut disemprotkan ke permukaan daun, batang
dan tunas secara merata setiap minggu. Aplikasi disarankan saat sore hari
menjelang malam karena hama yang ada umumnya menyerang saat malam hari
dan pada siang hari akan bersembunyi di dalam tanah (Suwito, 2007).
4) Aplikasi Fungisida Cobox
Penyakit yang menyerang tanaman anggur antara lain tepung palsu (downy
mildew), busuk pucuk dan lainnya. Untuk mengatasi serangan penyakit ini,
tanaman disemprot dengan fungisida cobox dengan komposisi larutan fungisida
sebanyak 1,5-3 gram setiap liternya kemudian disemprotkan secara merata setiap
minggu ke semua bagian tanaman kecuali akar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
5) Penyiraman dan Pengukuran
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman dan pengukuran adalah:
a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang
b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan setiap harinya mulai
tanam sampai pemangkasan
c) Pengukuran meliputi tinggi, diameter, jumlah daun serta tingkat
kesehatan daun tanaman anggur var. Kediri Kuning yang dilakukan
setiap minggunya dimulai dari masa tanam sampai penelitian berakhir
(untuk pengukuran diameter batang dan tingkat kesehatan daun
dilakukan mulai tanggal 25 Desember 2013)
d) Pengukuran kelembaban menggunakan alat moisture-meter tanah. Cara
penggunaannya adalah sebagai berikut :
o Sebelum digunakan alat tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu
menggunakan air dan tekan tombol off.
o Kemudian ditancapkan ke dalam tanah sedalam 15 cm lalu tekan tombol
moist (tingkat kelembaban dalam skala 1-10 atau lebih dari itu termasuk
kategori wet/ basah.
o Untuk pengukuran pH tanah menggunakan alat pH meter cara
penggunaannya sama dengan penggunaan moisture-meter.
6) Pengamatan Intensitas Serangan Hama dan Penyakit
Pengamatan intensitas serangan hama dan penyakit dilakukan saat pertama
kali dilihat adanya gejala serangan hama dan penyakit berupa daun yang bolong-
bolong, rontok ataupun timbul bercak-bercak pada tanaman. Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dilakukan satu minggu sekali sebanyak 10 kali pengamatan, dengan menggunakan
rumus :
Rerata = ∑
∑
dimana,
P = Presentasi serangan (%)
= Bagian daun tanaman yang terserang (%)
= Jumlah seluruh daun yang diamati (helai)
Tabel 4. Kategori Skala Serangan (Simamora, 2008)
Skala Keterangan
0 Tidak terdapat gejala serangan (sehat)
1 0 > 1% - ≤ 15% luas permukaan daun terserang
2 > 15% - ≤ 25% luas permukaan daun terserang
3 > 25% - ≤ 50 % luas permukaan daun terserang
4 > 50% - ≤ 75% luas permukaan daun terserang
5 > 75% -≤ 100% luas permukaan daun terserang
F. Analisis Data
Analisa data menggunakan Anova Completely Randomized Design (CRD)
dengan satu faktor tunggal dan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 16.
Sebelumnya, rata-rata pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun masing-masing
dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 5. Pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur (V. vinifera)
var. Kediri Kuning
Perlakuan
(T)
Ulangan Tinggi
Tanaman Anggur
Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
i1 i2 i3
TP .. .. ..
TK .. .. ..
TL .. .. ..
Kontrol .. .. ..
Jumlah (TU) Ti1 Ti2 Ti3
Pengujian data sebelum masuk pada analisis varian (ANOVA) dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk menguji distribusi dan
varians data. Uji normalitas dapat dihitung dengan menggunakan Uji Kolmogrov-
Smirnov Z pada aplikasi SPSS sedangkan uji homogeinity of variances langsung
ditampilkan pada Uji Oneway Anova dalam aplikasi SPSS. Kriteria pengujian
normalitas dan kesamaan varians adalah :
1. Normalitas
a. Jika nilai Sig. < 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti data sampel berasal
dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Jika nilai Sig. > 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal
dari populasi berdistribusi normal.
2. Homogenitas atau Kesamaan Varians
a. Jika nilai Sig. < 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti masing-masing
kelompok mempunyai varians yang tidak sama.
b. Jika nilai Sig. > 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti masing-masing
kelompok mempunyai varians yang sama
(Rachmatin, 2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Uji Analisis Varian (Anova) dilanjutkan dengan menggunakan aplikasi
SPSS terhadap data yang didapat. Berikut merupakan langkah-langkah
penggunaannya :
1. Buka aplikasi SPSS 16 akan muncul dua tampilan yaitu pengisian data dan
output data.
2. Masukkan data pengaruh jenis tanah terhadap misal tinggi batang tanaman
dalam sheet Variable Views SPSS dengan format kolom satu untuk jenis
tanah dan kolom dua untuk tinggi tanaman. Beri nama kolom satu dengan
Tanah dan kolom dua dengan Tinggi.
3. Untuk Decimals, sebaris dengan Tanah isilah dengan “0” dan kolom yang
sebaris dengan Tinggi diisi dengan “2”
4. Untuk Labels, isilah dengan Jenis Tanah untuk varibel tanah dan Tinggi
Tanaman untuk variabel Tinggi.
5. Untuk Value, isilah jenis tanah dengan 1 “Regosol”, 2 untuk “Aluvial”, 3
untuk “Latosol” dan 4 untuk “Kontrol” maka akan mucul kotak dialog seperti
ini, kemudian klik OK
Gambar 2. Kotak dialog Value Labels
6. Untuk bagian Scale, bisa disesuaikan dengan keperluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
7. Kemudian masukkan data pada sheet Data, untuk kolom Tanah diisi dengan
angka 1-4 yang mewakili jenis tanah sesuai pada kolom Value.
8. Apabila terdapat 12 data tinggi tanaman pada masing-masing jenis tanah
beserta ulangannya maka dimasukkan ke dalam kolom Tinggi
9. Pilih menu Analyze pada tool bar, pilih menu Compare Means, kemudian
pilih Oneway ANOVA
10. Masukkan variabel “Tinggi Tanaman” ke kotak Dependent List dan variabel
“Jenis Tanah” ke dalam kotak Factor. Klik tombol Option sehingga muncul
kotak dialog seperti ini
Gambar 3. Kotak dialog Oneway ANOVA : Options
11. Klik pilihan Descriptive dan pilihan Homogeinity of variance test, kemudian
klik Continue.
12. Klik tombol OK. Kemudian akan muncul hasil output SPSS dengan tingkat
kepercayaan 95% pada tampilan output sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Descriptives
Tinggi Tanaman Anggur
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimu
m
Maximu
m
Lower
Bound
Upper
Bound
Regosol
Aluvial
Latosol
Kontrol
Total
ANOVA
Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
Within Groups
Total
Gambar 4. Output SPSS
Hipotesis
Ho= Perlakuan jenis tanah tidak memberikan pengaruh berbeda terhadap
pertumbuhan (tinggi) tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Hi = Perlakuan jenis tanah memberikan pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan
(tinggi) tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan hasil output SPSS, untuk menolak atau menerima hipotesis penelitian
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika Statistik Hitung (F output) > Statistik Tabel (F.tabel), maka Ho ditolak
b. Jika Statistik Hitung (F output) < Statistik Tabel (F.tabel), maka Ho diterima
Bila hasil uji F tersebut dinyatakan beda nyata (signifikan), maka perlu
dilakukan pengujian selanjutnya yaitu Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) dengan
rumus :
Rp =( )( )
dimana sd = √
Rp : Nilai t pada tabel
sd : Galat baku perbedaan rataan
: Ragam kuadrat tengah
r : Ulangan
t : Banyaknya perlakuan
p : Jarak
Sumber : diadaptasi oleh Widhiastutie (2013) dari Gomez (1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pertumbuhan tanaman anggur var. Kediri Kuning
berdasarkan parameter tinggi batang, diameter batang dan jumlah daun adalah
sebagai berikut :
A. Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Pengukuran tanaman anggur dilakukan dengan menggunakan meteran.
Grafik laju pertambahan tinggi tanaman anggur var. Kediri Kuning setiap minggu
dapat dilihat pada gambar 5 :
Gambar 5. Grafik pengaruh jenis tanah terhadap laju pertambahan tinggi tanaman anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning
Pada awal pengukuran sampai pada tanggal 15 Januari 2014 setiap
perlakuan memiliki laju pertumbuhan tinggi batang di bawah 20 cm. Setelah
tanggal 15 Januari 2014 tanah aluvial dan kontrol mengalami kenaikan mencapai
100 cm sedangkan tanah regosol dan latosol laju pertumbuhan tinggi batang
020406080
100120
13
No
vem
ber
…
20
No
vem
ber
…
27
No
vmb
er
20
13
04
Des
emb
er
20
13
11
Des
emb
er
20
13
18
Des
emb
er
20
13
25
Des
emb
er
20
13
01
Jan
uar
i 20
14
08
Jan
uar
i 20
14
15
Jan
uar
i 20
14
22
Jan
uar
i 20
14
29
Jan
uar
i 20
14
05
Feb
ruar
i 20
14
12
Feb
ruar
i 20
14
19
Feb
ruar
i 20
14
26
Feb
ruar
i 20
14
SKA
LA T
ING
GI
TAN
AM
AN
TANGGAL PENGUKURAN
TanahRegosol
TanahAluvial
TanahLatosol
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kurang dari 40 cm per minggunya (lampiran 5). Hal ini dapat dikarenakan
pengaruh curah hujan di lapangan. Rata-rata curah hujan pada tanggal 13
November 2013 sampai 15 Januari 2014 termasuk kategori hujan ringan, yaitu 11
mm per hari sedangkan setelah tanggal 15 Januari 2014 intensitas hujannya
meningkat menjadi 30 mm per hari dengan kategori hujan sedang (Anonim,
2010). Curah hujan yang rendah dapat menurunkan kelembaban tanah, akan tetapi
hal ini dapat diatasi dengan penyiraman dimana, penyiraman tergantung pada
kondisi kelembaban tanah regosol yang kemampuan menahan airnya rendah, yaitu
bila kelembaban tanah regosol dibawah 50 % maka akan dilakukan penyiraman
ke semua perlakuan tanah sebanyak 1 liter. Diduga tanaman mengalami cekaman
air dari awal penelitian hingga 15 Januari 2014, yang terlihat pada laju tinggi
batang yang relatif sama (kurang dari 20 cm). Adanya cekaman air menyebabkan
perubahan fisiologis pada tumbuhan yang bersifat sementara, yaitu diawali
dengan adanya penurunan tekanan turgor sel, penutupan stomata yang
menghambat pertukaran CO2 dan O2 sehingga proses fotosintesis pun terhambat
(Salisbury and Ross, 1955) dan menyebabkan pertumbuhan berjalan lambat.
Setelah curah hujan meningkat dan dibantu juga dengan penyiraman, tanaman
akan kembali pada kondisi pertumbuhan normal.
Pencampuran media di awal penelitian tanah regosol, aluvial dan latosol
menggunakan pasir dan pupuk dengan jumlah yang sama. Pasir bertujuan untuk
memperlancar aerasi tanah dan pergerakan akar tanaman sedangkan pupuk
digunakan untuk mencukupi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
anggur var. Kediri Kuning. Pupuk kascing baru diberikan lagi pada tanggal 19
Januari dan 25 Januari 2014. Diduga tanaman di seluruh perlakuan tanah
mengalami kekurangan unsur hara sehingga pertumbuhannya (parameter tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
batang, diameter batang dan jumlah daun) tidak berbeda. Padahal, pemberian
pupuk kascing membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman, meningkatkan
kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah (Alex, 2011b). Tekstur dari
pupuk kascing yang remah, berpartikel kecil dan memiliki aerasi yang baik sangat
membantu menyediakan oksigen yang dibutuhkan dalam proses respirasi
tumbuhan, dimana proses respirasi tersebut menghasilkan energi untuk kerja sel
untuk menimbun garam-garaman. Hal ini didukung oleh Dwijoseputro (1980)
yang menyatakan bahwa kemampuan sel untuk menimbun garam-garaman ada
hubungan erat dengan kegiatan pernapasannya.
Pupuk kascing dapat meningkatkan pH tanah karena mengandung Ca
(Yulipriyanto, 2010) hal ini dapat dilihat bahwa pH tanah aluvial dan latosol
meningkat menjadi netral (6-6,5) pada tanggal 30 Januari 2014 kemudian tanah
latosol mengalami penurunan pH kembali menjadi asam yaitu 5,3. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian pupuk terutama pupuk kascing juga menentukan
pH tanah perlakuan. Peran pupuk kascing juga dibantu dengan pemberian pupuk
kandang dan NOPKOR. Sebelum menggunakannya, NOPKOR terlebih dahulu
dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:1. Hal ini dikarenakan air berperan
penting dalam kehidupan mikroba untuk melakukan siklus-siklus unsur di dalam
tanah. Keberadaan hara selalu terkait dengan adanya air yang tersedia. Menurut
Murwono (2013) pemberian NOPKOR secara pengocoran perlu dilakukan secara
periodik, dengan tujuan untuk menambah populasi mikroba tanah. Data mengenai
rata-rata pH tanah di lahan penelitian pada tanah aluvial, regosol dan kontrol
memiliki pH 6,3-6,5 sedangkan pada tanah latosol memiliki pH 5,3 (lampiran 4).
Menurut Hakim, et al. (1986) tanah yang memiliki pH antara 6-7 merupakan pH
terbaik. Suasana biologi dan penyediaan hara umumnya berada di tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
terbanyak pada kisaran pH tersebut. Waktu pemupukan yang relatif lama dapat
menyebabkan tanaman anggur var. Kediri Kuning di berbagai perlakuan jenis
tanah berpotensi mengalami kekurangan hara dan mineral. Pemupukan
mendukung penyediaan hara tanaman serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah sehingga perlu diberikan secara periodik (Suwahyono, 2011).
Data yang dikumpulkan berupa selisih tinggi tanaman setiap minggunya
sehingga didapatkan data laju pertambahan tinggi tanaman anggur (V. vinifera)
var. Kediri Kuning pada tabel 6 :
Tabel 6. Rataan Laju Tinggi Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Perlakuan Ulangan Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Aluvial 21,34 27,63 34,49 83,46 27,82
Kontrol 37,75 7,78 24,76 70,29 23,43
Latosol 14,09 26,71 7,06 47,86 15,95
Regosol 8,85 6,78 15,63 7,81
Grand Total 82,03 62,12 73,09 217,24 72,41
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa laju tinggi tanaman anggur var.
Kediri Kuning tertinggi adalah perlakuan tanah aluvial dengan rerata 27,82 dan
terendah pada perlakuan jenis tanah regosol dengan rerata 7,81.
Pada jenis tanah regosol, ulangan kedua, terdapat data yang kosong
dikarenakan tanaman tersebut mati setelah beberapa kali dilakukan pengukuran.
Diduga hal ini terjadi karena tanah regosol bertekstur halus (memiliki pori-pori
besar) sehingga kapasitas infiltrasi juga besar (Kartasapoetra, 2005). Kapasitas
infiltrasi air yang besar dan drainase secara bebas dapat menyebabkan pencucian
garam-garam mineral pada tanah sehingga menyebabkan defisiensi hara pada
tanaman. Tanah regosol (Pantai Samas) juga diduga mempunyai potensi pasokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hara N dan P yang lebih rendah. Hal ini sependapat dengan Kartasapoetra (2005)
bahwa kandungan bahan organik pada tanah regosol tergolong rendah, akan tetapi
dapat diatasi dengan pemberian pupuk organik dan anorganik. Menurut Hakim et
al. (1986) gejala kekurangan nitrogen menyebabkan daun bewarna pucat
kekuning-kuningan, tunas-tunas tidak tumbuh. Kekurangan fosfor akan
menampakkan gejala pertumbuhan yang terhambat, tanaman kerdil serta
perakarannya tidak tumbuh optimal disebabkan karena terjadi gangguan pada
pembelahan sel. Gejala kekurangan unsur belerang juga menunjukkan adanya
perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning dan tanaman menjadi kerdil.
Tanaman mati pada tanggal 29 Januari, dimana terlihat batang kering dan
berwarna keabu-abuan serta daun rontok meskipun tanaman sudah diberi pupuk
kascing pada tanggal 19 dan 25 Januari 2014. Disamping itu, kelembaban pada
tanah regosol adalah yang paling rendah di antara perlakuan tanah lainnya yaitu
55,8%, berarti ketersediaan air di dalam tanah regosol juga rendah. Padahal
dengan masuknya air dari tanah ke dalam sel-sel akar tentulah juga membawa ion-
ion yang terdapat di dalam tanah, karena larutan tanah memang mengandung ion-
ion (Dwijoseputro, 1980). Di dalam sel tumbuhan, air berfungsi menjaga tekanan
turgor, proses transpirasi, fotosintesis, difusi-osmosis serta metabolisme tubuh
lainnya. Oleh karena itu, tanaman anggur pada tanah regosol pertumbuhannya
lebih lambat dibanding tanaman pada perlakuan jenis tanah lainnya.
Pada uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dan uji
homogenitas varians menunjukkan perlakuan ketiga jenis tanah terhadap
pertambahan tinggi batang tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki varians
yang sama (lampiran 7). Dengan hasil tersebut maka pengujian ANOVA
menggunakan uji F bisa dilakukan. Hasil analisa sidik ragam (ANOVA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menunjukkan perlakuan jenis tanah (Hi) tidak mempengaruhi peningkatan tinggi
tanaman anggur var. Kediri Kuning secara signifikan (lampiran 8).
B. Pertambahan Diameter Batang Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Pengukuran diameter batang dilakukan menggunakan jangka sorong.
Grafik mengenai diameter batang tanaman anggur var. Kediri Kuning setiap
minggu dapat dilihat pada gambar 6 :
Gambar 6. Grafik pengaruh jenis tanah terhadap pertambahan diameter tanaman anggur
(V. vinifera) var. Kediri Kuning
Pada awal pengukuran laju pertambahan diameter batang menunjukkan
hasil tertinggi pada kontrol yaitu > 0,3 cm, diikuti dengan tanaman anggur di
tanah latosol yang memiliki diameter batang awal > 0,2 cm, tanah aluvial yaitu
>0,1 cm dan terakhir yaitu tanah regosol <0,1 cm. Selama pengukuran ketiga
perlakuan dan kontrol, tidak memiliki laju pertambahan diameter batang yang
berbeda jauh yaitu berkisar 0,01-0,2 cm (lampiran 5). Pertama, hal tersebut
dimungkinkan karena berasal dari bibit yang sama, var. Kediri Kuning. Bibit
tanaman anggur var. Kediri Kuning mempunyai respon yang tinggi terhadap
faktor lingkungan seperti sinar matahari, suhu, kelembaban dan penyerapan hara
00,10,20,30,40,50,6
SKA
LA D
IAM
ETER
BA
TAN
G (
cm)
TANGGAL PENGUKURAN
Kontrol
Latosol
Aluvial
Regosol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sehingga dapat memanfaatkan faktor tumbuh secara efisien untuk melakukan
proses fisiologi termasuk juga menyimpan substrat untuk diameter batang
(Baswarsiati dkk, 2002). Selama penelitian, perlakuan tanah regosol, aluvial dan
latosol mengalami pertambahan diameter yang hampir sama diduga bibit diambil
dari cabang tersier tanaman anggur var. Kediri Kuning karena berdiameter relatif
kecil yaitu berkisar 0,02-0,04 (lampiran 8) dan termasuk dalam jaringan muda.
Menurut Santoso (2010) ukuran diameter stek batang mencerminkan perbedaan
tingkat umur jaringan batang pada stek, semakin muda umur jaringannya maka
diameternya akan semakin kecil dan sebaliknya sehingga akumulasi
karbohidratnya yang digunakan sebagai substrat metabolisme pun lebih rendah.
Data yang dikumpulkan berupa selisih diameter tanaman setiap minggunya
sehingga didapatkan data laju pertambahan diameter tanaman anggur (V. vinifera)
var. Kediri Kuning pada tabel 8 :
Tabel 7. Rataan Pertambahan Diameter Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Perlakuan Ulangan Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Kontrol 0,1330 0,0710 0,0476 0,252 0,0839
Aluvial 0,0536 0,0358 0,0416 0,131 0,0437
Latosol 0,0514 0,0370 0,0220 0,110 0,0368
Regosol 0,0248 0,0282 0,053 0,0265
Grand Total 0,2628 0,1438 0,1394 0,546 0,1908
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa laju pertambahan diameter batang
tanaman anggur var. Kediri Kuning tertinggi adalah pada perlakuan kontrol
dengan rerata 0,0839 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan jenis tanah
regosol dengan rerata 0,0265 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dan uji
homogenitas varians menunjukkan perlakuan ketiga jenis tanah terhadap
pertambahan diameter batang tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki
varians sama (lampiran 10). Hasil analisa sidik ragam (ANOVA) menunjukkan
perlakuan jenis tanah (Hi) tidak mempengaruhi peningkatan diameter batang
tanaman anggur var. Kediri Kuning secara signifikan (lampiran 11).
C. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Anggur var. Kediri Kuning
Grafik pertambahan jumlah daun tanaman anggur var. Kediri Kuning
setiap minggu dapat dilihat pada gambar 7 :
Gambar 7. Grafik pengaruh jenis tanah terhadap jumlah daun tanaman anggur (V. vinifera) var.
Kediri Kuning
Pertambahan jumlah daun pada semua perlakuan dari awal pengukuran
sampai pada tanggal 22 Januari 2014 masih relatif sama yaitu berada <5 daun
setiap minggunya. Kemudian jumlah daun tanaman di tanah aluvial mulai
meningkat dan mencapai pertambahan jumlah daun tertinggi pada akhir penelitian
sebanyak >20 daun dalam seminggu. Tanaman anggur pada kontrol mengalami
0
5
10
15
20
25
13
No
vem
ber
…
20
No
vem
ber
…
27
No
vem
ber
…
04
Des
emb
er…
11
Des
emb
er…
18
Des
emb
er…
25
Des
emb
er…
01
Jan
uar
i 20
14
08
Jan
uar
i 20
14
15
Jan
uar
i 20
14
22
Jan
uar
i 20
14
29
Jan
uar
i 20
14
05
Feb
ruar
i…
12
Feb
ruar
i…
19
Feb
ruar
i…
26
Feb
ruar
i…
SKA
LA J
UM
LAH
DA
UN
TanahRegosolTanahAluvialTanahLatosolKontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
peningkatan setelah tanggal 29 januari 2014 dan mengalami penurunan pada
tanggal 12 Februari 2014 sehingga pertambahan jumlah daun <5. Tanaman di
tanah latosol dan regosol mengalami pertambahan daun >5 daun pada 2 minggu
terakhir pengukuran (lampiran 5).
Di awal pengukuran jumlah daun relatif sama dan setelah beberapa
minggu pertambahan jumlah daun di setiap perlakuan menunjukkan grafik yang
berbeda. Pertama, hal ini dimungkinkan karena adanya proses adaptasi terhadap
lingkungan, terutama lingkungan tanahnya. Pernyataan ini sependapat dengan
Acquaah (2002) dalam Santoso (2010) bahwa bibit asal stek beberapa tanaman
holtikultura tahunan dapat berhasil membentuk akar tetapi sulit bertahan setelah
pindah tanam. Bibit anggur var. Kediri Kuning awalnya ditanam pada media
pasir, pupuk dan tanah dengan perbandingan 1:1:1 di dalam polibag kemudian
dipindahkan pada media tanah yang berbeda-beda (regosol, aluvial dan latosol).
Tanah asal bibit anggur var. Kediri Kuning di Probolinggo umumnya memiliki
jenis tanah aluvial kelabu tua dan aluvial hidromorf (Ningrum, 2006) sehingga
bibit akan lebih mudah beradaptasi pada perlakuan tanah aluvial.
Kedua, yaitu adanya intensitas serangan hama dan penyakit yang
menyerang daun tanaman anggur var. Kediri Kuning. Prosentase daun sehat setiap
minggu pada perlakuan tanah regosol, aluvial, latosol dan kontrol menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda yaitu dengan rata-rata 72-80% (lampiran 5). Hama
yang banyak menyerang tanaman anggur var. Kediri Kuning antara lain adalah
belalang (Valanga nigricornis), ulat daun (Spodoptera sp.), tungau (Tetranychus
uricae) dan kumbang daun (Apogonia sp.). Serangan hama belalang ini
mengakibatkan daun banyak yang bolong-bolong dan pada serangan yang berat
hanya tersisa tulang daunnya saja. Belalang hanya menyerang ketika pagi sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sore hari dan meletakkan telurnya di dalam tanah maupun rerumputan di sekitar
pot tanaman (Untung, 1993). Oleh karena itu, pengendalian hama ini dilakukan
dengan pemotongan rumput dan pembalikkan tanah.
Hampir semua daun terlihat bercak-bercak kuning kecokelatan dan
berlubang, daerah sekitar daun yang berlubang bahkan ditemui kotoran ulat yang
masih segar. Berdasarkan ciri-ciri yang tampak, tanaman banyak diserang hama
ulat grayak. Serangan hama tungau (Tetranychus uricae) dapat dilihat pada
permukaan bawah daun, dimana terdapat kumpulan benang-benang halus yang
berisi telur-telur tungau tersebut (Pracaya, 1993). Pada beberapa daun ditemukan
larva dan ulat yang menghisap cairan sel pada daun sehingga daun berubah warna
menjadi coklat kering (lampiran 17).
Serangan hama yang mulai memakan daun-daun tanaman yang sehat
membuat luas daun permukaan daun berkurang sehingga proses fotosintesis dan
energi yang dihasilkan tanaman juga berkurang. Tanaman yang mempunyai
jumlah dan luas daun lebih banyak akan lebih cepat tumbuh karena kemampuan
menghasilkan fotosintat lebih tinggi dari tanaman yang memiliki jumlah dan luas
daun sedikit. Hal ini didukung oleh pendapat Hess (1975) dalam Baswarsiati
(1992) bahwa semakin besar jumlah dan luas daun, menunjukkan hasil asimilat
yang diserap dan proses penyerapan nutrisi dalam tanah yang semakin baik
sehingga akan mendukung proses pembentukan dan perkembangan organ
tanaman (daun, akar dan batang) dan berhubungan dengan proses sel tanaman
untuk membesar (Suhartono, 2008).
Penyakit yang ditemukan adalah penyakit tepung palsu/ downey mildew
yang disebabkan oleh cendawan Plasmopora viticola terutama menyerang
tanaman kontrol ulangan kedua. Perkembangan penyakit tepung palsu (downy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mildew) di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca yaitu kondisi cuaca
lembab. Data cuaca harian di lahan penelitian (lampiran 2) dapat menunjukkan
curah hujan selama penelitian (musim hujan). Curah hujan harian rata-rata 18
mm/hari dan kelembaban udara 85 % sedangkan suhu udara rata-rata malam hari
yaitu 23,750
C dan 31,250
C pada siang hari. Selain itu, di sekitar pot-pot
penelitian banyak ditumbuhi rumput liar yang dapat meningkatkan kelembaban
udara dan perkembangan penyakit. Gejala penyakit embun tepung mudah
diketahui karena adanya lapisan tepung di bawah permukaan daun atau bagian
tanaman lain yang terserang. Lapisan tepung tersebut merupakan miselium,
konidia dan konidiofor dari fungi patogen. Penyebaran spora jamur juga
ditentukan oleh faktor angin. Infeksi paling banyak terjadi pada suhu 23-250
C
(pada malam hari), sedangkan di atas 320
C infeksi tidak terjadi (Dendang, 2010).
Pada Plasmora viticola infeksi pada daun tua hanya dapat terjadi pada
kelembaban 80-100 %, sedangkan pada daun muda cukup 70-80 % (Semangun,
1996). Kondisi seperti ini, menyebabkan tanaman yang ditanam dapat terserang
penyakit downy mildew.
Untuk penanganan hama dilakukan penyemprotan insektisida Lanette,
sedangkan penanganan penyakit yang disebabkan jamur dilakukan dengan
penyemprotan fungisida Antracol. Akan tetapi lebih baik apabila dilakukan
pembersihan/ sanitasi dari rumput-rumput liar, yang dapat meningkatkan
kelembaban lingkungan sekitar.
Data yang dikumpulkan berupa selisih jumlah daun tanaman setiap
minggunya sehingga didapatkan data laju pertambahan jumlah daun tanaman
anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning pada tabel 10 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 8. Rataan Jumlah Daun Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa laju pertambahan jumlah daun
tanaman anggur var. Kediri Kuning tertinggi pada perlakuan tanah aluvial dengan
rerata 4,88 sedangkan yang terendah pada perlakuan tanah regosol dengan rerata
1,78 setiap minggunya.
Pada tanggal 29 Januari 2014, tanaman di pengulangan ketiga perlakuan
tanah latosol terdapat banyak daun yang rontok. Rontoknya daun dalam jumlah
banyak juga merupakan mekanisme pertahanan tumbuhan. Tumbuhan
mengeluarkan hormon asam absisat untuk menghambat pertumbuhan
(Dwijoseputro, 1980) yang diakibatkan oleh suasana atau kondisi lingkungan
yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman tersebut. Data yang didapatkan
dilapangan menunjukkan bahwa pada tanggal 13-25 Januari 2014, pH tanah
latosol terus mengalami penurunan dari pH 6 menjadi 5,2 meskipun sudah
diupayakan dengan pemberian pupuk kascing.
Rata-rata kelembaban tanah latosol lebih tinggi dibanding perlakuan tanah
lainnya yaitu 95% (lampiran 4). Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya
pertukaran udara atau ketersediaan oksigen di dalam tanah. Pendapat ini didukung
oleh Kertonegoro (2001) bahwa kelembaban tanah yang tinggi dapat
Perlakuan Ulangan Jumlah Daun Tanaman
Anggur
Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Aluvial 3,44 4,75 6,44 14,63 4,88
Kontrol 6,56 1,75 4 12,31 4,10
Latosol 2,69 5,06 2,31 10,06 3,35
Regosol 2 1,56 3,56 1,78
Grand Total 14,69 11,56 14,31 40,56 14,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menyebabkan penurunan laju pernapasan disebabkan oleh hambatan gerakan
oksigen di dalam tanah, karena pori-pori tanah terisi oleh air sehingga dapat
menyebabkan mikroba tanah maupun akar tanaman sulit melakukan proses
respirasi. Dimana proses respirasi yang terhambat menyebabkan terbatasnya
energi yang dihasilkan oleh tanaman sehingga kerja sel pun akan terganggu dan
menurunnya produktivitas tanaman, dapat dikatakan bahwa suasana lingkungan
atau tanah latosol saat itu kurang mendukung pertumbuhan tanaman anggur var.
Kediri Kuning. Tujuan dari tanaman menggugurkan daun-daunnya agar tanaman
dapat mengehemat pemakaian hasil metabolitnya ke bagian tubuh yang paling
membutuhkan agar tanaman dapat bertahan. Kemudian tanaman anggur var.
Kediri Kuning di perlakuan tanah latosol berangsur-angsur membaik dan dapat
dilihat pada grafik pertambahan jumlah daun yang meningkat setelah tanggal 29
Januari 2014 atau mengalami proses aklimatisasi. Keberhasilan adaptasi
(aklimatisasi) ini ditandai dengan tumbuh tunas-tunas daun baru yang sehat.
Tanaman anggur var. Kediri Kuning juga memiliki ketahanan terhadap
penyakit seperti penyakit tepung palsu (downy mildew) yang mudah menyerang
tanaman anggur varietas lain, akan tetapi rentan terhadap serangan hama. Daun
tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki morfologi daun yang disukai oleh
serangga atau hama. Menurut Untung (1993) ciri-ciri morfologi tanaman tertentu
dapat menghasilkan rangsangan fisik untuk menjadi makanan serangga atau
tempat meletakkan telur serangga. Variasi ukuran daun, bentuk, warna, kekerasan
jaringan tanaman, adanya rambut atau kutikula juga menentukan tingkat serangan
hama dan penyakit. Tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki permukaan
bawah daun yang tidak berbulu (berkutikula), daun berkesan tipis dan bening
(Nurcahyo, 1997) serta terdapat lapisan lilin di permukaan daunnya. Adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lapisan lilin pada permukaan daun menyebabkannya tidak basah pada waktu hujan
sehingga dapat menghindari perkecambahan spora jamur (Semangun, 1996). Di
sisi lain, morfologi daun anggur varietas ini yang tipis dan tidak berkutikula dapat
menarik serangga atau hama tertentu untuk meletakkan sarang telurnya maupun
memakan daun tersebut. Pada tanaman ulangan kedua perlakuan kontrol memiliki
daun yang berkutikula, meskipun tidak tebal apabila terkena hujan akan membuat
embun sehingga daun menjadi lembab dan perkembangan spora jamur dapat
meningkat ditambah faktor angin yang mempercepat penyebaran spora
penyakitnya (Suwito, 2007).
Pada uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dan uji
homogenitas varians menunjukkan perlakuan ketiga jenis tanah terhadap
pertambahan jumlah daun tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki varians
yang sama (lampiran 13). Hasil analisa sidik ragam (ANOVA) menunjukkan
perlakuan jenis tanah (Hi) tidak mempengaruhi peningkatan jumlah daun tanaman
anggur var. Kediri Kuning secara signifikan (lampiran 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Penelitian mengenai pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman
anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di dalam pot dapat dijadikan sebagai
rancangan praktikum dalam pembelajaran biologi di sekolah terutama untuk
siswa-siswi SMA kelas XII semester I.
Kompetensi Dasar :
3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan
hasil percobaan.
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar.
Pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur (V. vinifera) var.
Kediri Kuning di dalam pot dapat diterapkan sebagai rancangan praktikum
mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan misal rancangan praktikum tentang pemberian NOPKOR sebagai
pupuk cair dapat menjadi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
Dalam perencanaan pelaksanaan praktikum, siswa-siswi dibagi menjadi
beberapa kelompok. setiap kelompok mendiskusikan latar belakang serta hipotesis
percobaan yang akan dilaksanakan dengan dibimbing oleh guru bersangkutan.
Diharapkan melalui rancangan percobaan, percobaan, pengamatan dan presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
hasil percobaan siswa-siswi dapat mengembangkan sikap rasa ingin tahu, proaktif,
percaya diri, komunikatif, tanggung jawab, menghargai pendapat teman serta
kerjasama. Siswa-siswi diminta untuk membuat laporan hasil percobaan yang
sesuai dengan sistematika penulisan ilmiah (RPP terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan
tanaman anggur var. Kediri Kuning di dalam pot, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jenis tanah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman
anggur var. Kediri Kuning berdasarkan parameter tinggi batang, diameter
batang dan jumlah daun.
2. Perbedaan fisik dan kimiawi pada masing-masing jenis tanah memberikan
pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan tanaman anggur var. Kediri
Kuning. Dimana tanah aluvial menunjukkan rerata pertambahan tinggi batang
dan jumlah daun yang tertinggi dibandingkan perlakuan jenis tanah regosol,
latosol dan kontrol. Sedangkan diameter batang menunjukkan rerata yang
tertinggi pada kontrol.
B. Saran
1. Budidaya tanaman anggur var. Kediri Kuning lebih baik dilakukan pada awal
musim kemarau untuk meningkatkan produktivitas tanamannya.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penanganan
hama dan penyakit tanaman anggur var. Kediri Kuning di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, D. dan Sulaeman. 2002. Pendekatan Pewilayahan Komoditas
Pertanian menurut Pedo-Agroklimat Di Kawasan Timur Indonesia.
Puslitbang vol 21(1) :7. Bogor
Alex S. 2011. Mengintensifkan Pekarangan Rumah Menjadi Lebih Produktif.
Penerbit Pustaka Baru Press: Yogyakarta
Alex S. 2011. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik.
Penerbit Pustaka Baru Press: Yogyakarta
Anonim. 2010. Jenis-jenis Tungau Pada Tanaman dalam
http://digilib.upnjatim.ac.id/files/disk1/2/jiptupn-gdl-mochsodiqp-52-7-
v.jenis-u.pdf diunduh tanggal 24 Februari 2014
Anonim. 2013. Cara Membaca Angka Curah Hujan dalam
http://www.chandratama.wordpress.com/2013/03/18/cara-membaca-angka-
curah-hujan/ diakses tanggal 10 April 2014
Anonim. 2014. Suhu Harian Wilayah dalam
http://www.Accuweather.com/id/id/sleman/206693/month/206693?/monyr/6/
11/2013-28/02/2014 diakses tanggal 15 Maret 2014
Badan Pusat Statistik. Tabel Impor Menurut Komoditi Anggur dalam
http://www.bps.go.id/eximframe.php?kat=2&id_subyek=08¬ab=50
diakses tanggal 20 Maret 2014
Baswarsiati, S, D.Rachmawati, Yuniastuti dan Indriana R.D. 2002. Teknik Top
Working Pada Tanaman Anggur untuk Diversifikasi Varietas. BPTP : Jatim
Baswarsiati, E.P. Kusumainderawati, N.I. Sidik dan Rebin. 1992. Penggunaan
Berbagai Varietas Batang Bawah dan Batang Atas Pada Penyambungan
Anggur dengan Cara Sambung. Pros. Seminar Hasil Penelitian Buah-buahan.
Sub Balihorti. Malang. 5-12 Agustus 1992. Hal 153-156
Budi, S.G. 2011. Pengujian Tanah di Laboratorium; Penjelasan dan Panduan.
Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta
Cahyono, B. 2010. Buku Terlengkap Cara Sukses Brkebun Anggur Lokal dan
Impor. Penerbit : Pustaka Mina : Jakarta
Dendang, B. 2010. Intensitas Serangan Penyakit Embun Tepung (Oidium sp.)
Pada Tiga Provenan Suren (Toona suren) Di Persemaian. Prosiding
Workshop Sintesa Hasil Penelitian Hutan Tanaman
Dwijoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia : Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ediyana. 2007. Maniskan Anggur Bali. dalam
http://tabulampot.wordpress.com/2007/01/15/edi-yana-maniskan-anggur-bali/
diunduh tanggal 30 September 2013
Hanafiah, K.A. 2012. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Ed 3-Cet 14.
Rajawali Press : Jakarta
Hanafiah, K. A. 2013. Dasar-dasar Ilmu Tanah Ed.1-Cet 6. Rajawali Press :
Jakarta
Hakim, N, Nyakpa, MY, Lubis, AM, Nugroho, SG, Diha, MA, Hong, GB, Bailey,
HH 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung: Lampung. Hal
174- 231
Hermawati, Nofia, Nita Handayani, Sunardi dan Yohannes Sardjono. 2011.
Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Penentuan Kandungan Unsur Abu Vulkanik
Gunung Merapi Pasca Erupsi 201 Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron
Cepat (AANC). UIN Sunan Kalijaga ; Yogyakarta. Hal 425
Kartasapoetra, Mulyani Sutejo, Mul dan A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. PT.
Bhineka Cipta : Jakarta
Kertonegoro, B. 2001. Aerasi Tanah dan Peranannya Bagi Tanaman. Fakultas
Pertanian. UGM. Hal 1-23.
Marsono, P.L. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya : Jakarta
Muktiani. 2011. TABULAMPOT; Tanaman dalam Pot Limpahan Rejeki dari
Lahan Sempit. Penerbit Pustaka Baru Press : Yogyakarta
Murwono D. 2013. Sistem Organik Rasional Dalam Budidaya Pangan Dengan
Model Mixed Farming. Penerbit Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta
Ningrum, D.A. 2006. Identifikasi Lahan Potensial Untuk Pengembangan
Budidaya Anggur (Vitis sp.) di Probolinggo-Jawa Timur Dengan
Menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografi)
http://studentresearch.umm.ac.id/index.php/dept_of_agronomy/article/view/3
309 diunduh tanggal 21 September 2013
Nurcahyo, E.M. 1997. Anggur dalam Pot. Penerbit Trubus Agrisarana : Surabaya,
hal 4-29
Pasaribu, L. 2011. Studi Analisis Pengaruh Jenis Tanah, Kelembaban,
Temperatur dan Kadar Garam Terhadap Tahanan Pertanahan Tanah. Tesis.
UI : Jakarta
Pracaya. 1993. Hama dan Penyakit Tanaman-Cetakan ketiga. Penebar Swadaya :
Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik.
Penerbit Kanisius Yogyakarta Hal. 80-127
Prihatman, K. 2009. Budidaya Anggur. Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi : Jakarta
Rachmatin. 2010. Modul Pelatihan SPSS dalam http://pdfcrop.in/ebook/title/dewi-
rachmatin-S-Si-M-Si.html diunduh tanggal 17 Januari 2014
Rukmana, R. 1999. Seri Budi Daya Anggur. Penerbit Kanisius : Yogyakarta
Rosmarkam, Afandie dan Suntoro Wongsoatmojo. 2001. Taksonomi dan
Klasifikasi Tanah Menurut USDA dan PPT Bogor. Fakultas Pertanian UGM-
UNS, hal 174-291
Salam. 2014. Wawancara tentang “Budidaya Anggur” di rumahnya, Probolinggo
Salisbury, Frank B and Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3
diterjemahkan oleh Diah R Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB : Bandung.
Hal 32-64.
Saputra, D.I. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Dosis Pupuk NP
terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao Asal Kultur Jaringan. Skripsi. Instiper :
Yogyakarta
Santoso, B. 2010. Pertumbuhan dan Kualitas Bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas
L.) Asal Stek Batang Pada Berbagai Panjang dan Diameter dalam
http://fp.unram.ac.id/data/Profil%20Jurusan/Jurnal%20Crop%20Agro/Jurnal
%20Crop%20Agro%20Vol%203%20No%201/5Bambang-ok.pdf diunduh
tanggal 12 April 2014
Sartohadi, J, Jamulya dan Sari Dewi, N.I, 2012. Pengantar Geografi Tanah.
Penerbit Pustaka Pelajar : Yogyakarta, hal.114-120
Semangun, H. 1994. Penyakit-penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia-
Cetakan ketiga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 294- 317
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University
Press : Yogyakarta. Hal 183-301
Setiadi. 1994. Bertanam Anggur. Penerbit : Penebar Swadaya : Jakarta
Setya, T.R. 2010. Profil Hatten Wines dalam
http://m.merdeka.com/profil/indonesia/h/hatten-wines/ diakses tanggal 20
Maret 2014
Simamora, M. 2008. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang
Terhadap Perkembangan Penyakit Penting Tanaman Jagung (Zea mays) Di
Lapangan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sitompul dan Bambang Guritno. 2010. Analisis Pertumbuhan Tanaman.
Universitas Gajah Mada Press: Yogyakarta. Hal 38-103
Sparta, Andre, Mega Andini dan Taupik Rahman. 2012. Pengaruh Berbagai
Panjang Stek terhadap Pertumbuhan Bibit Buah Naga (Hylocereus
polyryzus) dalam
http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/images/dokumen/hortikultura/balaita
namanbuahtropika.pdf diunduh tanggal 12 April 2014
Subowo dan Suparwoto. 2005. Budidaya Anggur dalam
http://ml.scribd.com/doc/60523999/budidaya-anggur diunduh tanggal 14
September 2013
Suhartono, R.A. Sidqi Zaed ZM dan Ach. Khoiruiddin. 2008. Pengaruh Interval
Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine
max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas
Trunojoyo : Madura
Sumarjono, H. 2000. Prospek Berkebun Buah. Penerbit Penebar Swadaya :
Jakarta, hal 92-98
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisisus : Yogyakarta
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik secara
Efektif dan Efisien. Penebar Swadaya : Jakarta
Suwito, P. 2007. Bertanam Anggur dalam Pot. Azka Mulia Media : Jakarta, hal 2-
8; 28-30
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. UGM Press :
Yogyakarta.
Utami dan Syarif F. 2012. Pola Pertumbuhan 3 Aksesi Kangkung (Ipomoea sp.)
Pada Berbagai Komposisi Media Tanam. Prosiding SEMNAS Pekan dan
Penerapan Inovasi Teknik Holtikultura dalam Mendukung Pembangunan
Holtikultura yang Berdaya Saing dan Berbasis SDM Genetik Lokal :
Lembang
Widhiastutie, D.W. 2013. Pengaruh Konsentrasi Rhizopus oryzae Terhadap
Ketengikan dan Ketidakjenuhan Virgin Coconut Oil . Skripsi. IKIP PGRI
Semarang : Semarang
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya Ed. Pertama.
Graha Ilmu : Yogyakarta, hal.197-236
Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Holtikultura Ed. 1, Cet.1. Bumi Aksara: Jakarta.
Hal. 60-88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1
DATA BIRO PUSAT STATISTIK (BPS) IMPOR ANGGUR TAHUN 2013
DI INDONESIA
BULAN BERAT/ KG HARGA ($)
Januari 1.093.512 2.222, 198
Februari 2.926.958 6.777, 540
Maret 897.408 1.888, 314
April 1.973.518 5.277, 467
Mei 3.915.617 11.614, 594
Juni 6.797.653 18.249, 867
Juli 2.291.113 5.290, 394
Agustus 3.556.033 8.238, 222
September 3.159.740 8.650, 073
Oktober 3.334.104 9.060, 716
November 4.056.430 12.353, 332
Desember 3.637.143 11.265, 914
Sumber : http://www.bps.go.id/eximframe.php?kat=2&id_subyek=08¬ab=50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 2
DATA SUHU HARIAN DAERAH PAINGAN, SLEMAN, DIY
BULAN NOVEMBER 2013 BULAN DESEMBER 2013
Tanggal Siang
(oC)
Malam
(oC)
Tanggal Siang
(oC)
Malam
(oC)
1 November 31 25 1 Desember 30 24
2 November 31 25 2 Desember 31 26
3 November 32 24 3 Desember 32 26
4 November 31 24 4 Desember 32 26
5 November 32 24 5 Desember 31 26
6 November 32 25 6 Desember 32 26
7 November 32 25 7 Desember 32 24
8 November 31 24 8 Desember 32 24
9 November 32 24 9 Desember 30 24
10 November 32 23 10 Desember 32 24
11 November 31 24 11 Desember 33 25
12 November 31 24 12 Desember 31 24
13 November 32 11 13 Desember 31 24
14 November 31 23 14 Desember 31 24
15 November 30 24 15 Desember 31 24
16 November 30 24 16 Desember 31 24
17 November 30 23 17 Desember 32 25
18 November 32 23 18 Desember 32 26
19 November 32 24 19 Desember 31 25
20 November 31 25 20 Desember 28 24
21 November 32 24 21 Desember 28 24
22 November 31 25 22 Desember 29 24
23 November 31 24 23 Desember 31 24
24 November 30 11 24 Desember 32 24
25 November 30 9 25 Desember 31 24
26 November 31 24 26 Desember 32 24
27 November 29 24 27 Desember 31 24
28 November 32 24 28 Desember 32 25
29 November 31 25 29 Desember 33 24
30 November 31 25 30 Desember 32 25
31 Desember 31 25
Sumber : http://www.accu.weather.com/id/id/sleman/206693/month/206693?monyr.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BULAN JANUARI 2014 BULAN FEBRUARI 2014
Tanggal Siang
(oC)
Malam
(oC)
Tanggal Siang
(oC)
Malam
(oC)
1 Januari 28 25 1 Februari 33 24
2 Januari 32 25 2 Februari 31 23
3 Januari 32 25 3 Februari 32 24
4 Januari 32 25 4 Februari 32 25
5 Januari 28 25 5 Februari 34 24
6 Januari 30 24 6 Februari 33 24
7 Januari 31 24 7 Februari 33 25
8 Januari 31 24 8 Februari 33 25
9 Januari 32 25 9 Februari 33 24
10 Januari 31` 25 10 Februari 34 25
11 Januari 32 25 11 Februari 33 25
12 Januari 32 25 12 Februari 33 24
13 Januari 32 24 13 Februari 32 25
14 Januari 34 24 14 Februari 29 25
15 Januari 31 25 15 Februari 33 24
16 Januari 31 25 16 Februari 34 24
17 Januari 31 24 17 Februari 33 24
18 Januari 30 25 18 Februari 34 24
19 Januari 30 25 19 Februari 31 24
20 Januari 32 25 20 Februari 32 24
21 Januari 32 24 21 Februari 34 24
22 Januari 33 24 22 Februari 32 23
23 Januari 31 23 23 Februari 32 24
24 Januari 33 24 24 Februari 32 24
25 Januari 31 23 25 Februari 32 25
26 Januari 31 24 26 Februari 32 25
27 Januari 32 25 27 Februari 32 24
28 Januari 31 23 28 Februari 32 25
29 Januari 32 23
30 Januari 33 23
31 Januari 33 24
Sumber : http://www.accu.weather.com/id/id/sleman/206693/month/206693?monyr.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 3
TINGKAT CURAH HUJAN DAERAH PAINGAN, SLEMAN
BULAN NOVEMBER 2013 BULAN DESEMBER 2013
Tanggal Curah Hujan
Harian (mm)
Tanggal Curah Hujan
Harian (mm)
1 November 0 1 Desember 0
2 November 0 2 Desember 0
3 November 14 3 Desember 0
4 November 0 4 Desember 0
5 November 0 5 Desember 0
6 November 0 6 Desember 0
7 November 10 7 Desember 5
8 November 10 8 Desember 0
9 November 2 9 Desember 13
10 November 51 10 Desember 1
11 November 4 11 Desember 69
12 November 0 12 Desember 6
13 November 29 13 Desember 19
14 November 27 14 Desember 1
15 November 7 15 Desember 2
16 November 20 16 Desember 17
17 November 50 17 Desember 0
18 November 0 18 Desember 0
19 November 6 19 Desember 57
20 November 0 20 Desember 16
21 November 0 21 Desember 9
22 November 5 22 Desember 26
23 November 0 23 Desember 9
24 November 3 24 Desember 5
25 November 14 25 Desember 8
26 November 20 26 Desember 0
27 November 0 27 Desember 0
28 November 5 28 Desember 0
29 November 0 29 Desember 0
30 November 0 30 Desember 51
31 Desember 10
Sumber : http://www.accu.weather.com/id/id/sleman/206693/month/206693?monyr.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BULAN JANUARI 2014 BULAN FEBRUARI 2014
Tanggal Curah Hujan
Harian (mm)
Tanggal Curah Hujan
Harian (mm)
1 Januari 9 1 Februari 0
2 Januari 0 2 Februari 41
3 Januari 10 3 Februari 1
4 Januari 4 4 Februari 0
5 Januari 68 5 Februari 2
6 Januari 6 6 Februari 43
7 Januari 0 7 Februari 0
8 Januari 47 8 Februari 1
9 Januari 0 9 Februari 0
10 Januari 38 10 Februari 0
11 Januari 0 11 Februari 4
12 Januari 7 12 Februari 0
13 Januari 9 13 Februari 0
14 Januari 8 14 Februari 12
15 Januari 0 15 Februari 0
16 Januari 0 16 Februari 16
17 Januari 7 17 Februari 11
18 Januari 1 18 Februari 17
19 Januari 6 19 Februari 2
20 Januari 30 20 Februari 16
21 Januari 9 21 Februari 48
22 Januari 37 22 Februari 103
23 Januari 1 23 Februari 5
24 Januari 9 24 Februari 0
25 Januari 28 25 Februari 16
26 Januari 9 26 Februari 7
27 Januari 783 27 Februari 6
28 Januari 25 28 Februari 0
29 Januari 5
30 Januari 3
31 Januari 39
Sumber : http://www.accu.weather.com/id/id/sleman/206693/month/206693?monyr.htm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 4
DATA PH DAN KELEMBABAN HARIAN TANAH
Tanggal Aspek yang
diukur
Jenis Tanah
Regosol Aluvial Latosol Kontrol
13 November 2013 pH
Kelembaban (%)
7
20
7
100
5,5
70
6,5
80
15 November 2013 pH
Kelembaban
6,8
30
6,2
100
5,5
100
6
95
18 November 2013 pH
Kelembaban
6,8
40
6
90
5,7
100
6,5
90
21 November 2013 pH
Kelembaban
6,8
40
6
90
5,2
100
6,2
80
25 November 2013 pH
Kelembaban
6,2
60
6,2
98
5,6
100
6,4
80
27 November 2013 pH
Kelembaban
7
20
6,8
60
5,4
100
6,6
65
29 November 2013 pH
Kelembaban
7
25
6,8
60
6
100
6,5
50
1 Desember 2013 pH
Kelembaban
6,4
20
6
60
5,2
100
6,6
70
5 Desember 2013 pH
Kelembaban
6,8
40
6,6
60
5,4
80
6
60
7 Desember 2013 pH
Kelembaban
6,6
40
6,6
65
6
90
6,8
40
9 Desember 2013 pH
Kelembaban
6,2
39
6,8
90
6
100
6,4
88
12 Desember 2013 pH
Kelembaban
6,2
70
6
95
5,5
100
6
90
14 Desember 2013 pH
Kelembaban
6
79
6,4
73
6
90
6
79
16 Desember 2013 pH
Kelembaban
7
50
6,3
90
6
100
6
90
18 Desember 2013 pH
Kelembaban
7
25
6,8
50
6,5
95
6,9
55
20 Desember 2013 pH
Kelembaban
6
65
6,2
100
6,7
100
6,2
70
23 Desember 2013 pH
Kelembaban
6
80
5,8
90
6,2
100
6,2
60
26 Desember 2013
pH
Kelembaban
6,4
70
7
100
6
60
5,4
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3 Januari 2014 pH
Kelembaban
7
80
6,8
100
5,4
75
6,6
30
6 Januari 2014 pH
Kelembaban
7
30
6,6
80
5,6
100
6,6
70
9 Januari 2014 pH
Kelembaban
7
30
7
45
7
100
7
45
11 Januari 2014 pH
Kelembaban
6
70
6,5
70
6,8
100
6,8
95
13 Januari 2014 pH
Kelembaban
5,7
70
5,5
100
6
100
6,5
100
21 Januari 2014 pH
Kelembaban
6,5
100
6
100
5,5
100
6
100
25 Januari 2014 pH
Kelembaban
6,5
80
5,8
100
5,2
100
6,2
100
30 Januari 2014 pH
Kelembaban
6,4
90
6
100
6,5
100
6
100
1 Februari 2014 pH
Kelembaban
6,5
100
6
100
5,5
100
6
100
*4 Februari 2014 pH
Kelembaban
6,5
100
6
100
5,3
100
6,8
100
Keterangan :
*Pengukuran pH dan kelembaban tanah tidak dilakukan sampai tanggal 29
Februari 2014 dikarenakan alat yang sudah rusak berulang kali.
Sumber : Data Penelitian di Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 5
DATA PENGAMATAN DAN PENGUKURAN PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR VAR. KEDIRI KUNING
Hari/
tanggal Variabel
Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
6
November
2013
Tinggi batang (cm) 8,9 12,9 5,5 5,5 6 5,7 3,5 6,7 5 4 4,5 4,9 Perhitungan pertama sehari
setelah bibit ditanam Jumlah daun (helai) 9 8 6 8 7 5 3 4 5 4 8 4
13
November
2013
Tinggi batang (cm) 9,3 13,1 5,6 5,8 6,1 6 3,7 7 5 4,2 4,8 5 # = sebagian daun berlubang
dikarenakan hama
Jumlah daun (helai) 9 7# 7 8 7 6* 3 3- 5# 4 8 4 * = helaian daun dari tunas
mulai terlihat Pertambahan jmlh daun 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Pertambahan tinggi 0,4 0,2 0,1 0,3 0,1 0,3 0,2 0,3 0 0,2 0,3 0,1 (-) = Ada daun yang gugur
20
November
2013
Tinggi batang (cm) 9,4 13,1 6,3 5,9 6,4 7,5 3,8 10 5,2 4,2 4,8 5
Ada pemangkasan tunas
karena tumbuh selain di
batang primer
Jumlah daun (helai) 8- 7 9* 9* 9* 8* 4* 7* 6* 5* 12* 4
Pertambahan jmlh daun 0 0 2 1 2 2 1 4 1 1 4 0
Pertambahan tinggi 0,1 0 0,7 0,1 0,3 1,5 0,1 3 0,2 0 0 0
27
November
2013
Tinggi batang (cm) 9,6 13,5 8,9 6,2 9,8 14,5 5,5 15 15,5 5 5 5,1 Dilakukan pemangkasan
tunas-tunas (pertumbuhan
yang kurang terlihat/ relatif
tetap adalah pasir 1,2 dan
kontrol 3
Jumlah daun (helai) 6- 7 11* 8- 10* 11* 2- 6- 7* 7* 9- 4
Pertambahan jmlh daun 0 0 2 0 1 3 0 0 1 2 0 0
Pertambahan tinggi
0,2 0,4 2,6 0,3 3,4 7 1,7 5 10,3 0,8 0,2 0,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hari/
tanggal Variabel Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
Tinggi batang (cm) 9,6 13,5 11,6 6,3 16,2 25,7 5,5 22,5 24 14,2 6,5 5,1
(S) sudah ditumbuhi sulur dan
pada kontrol 3, ada helai daun
yang gugur
04-Des-13
Jumlah daun (helai) 6 7 11 8 12S 14s 3* 9s 10 10s 9 3-
Pertambahan jmlh daun 0 0 0 0 2 3 1 3 3 3 0 0
Pertambahan tinggi
0 0 2,7 0,1 6,4 11,2 0 7,5 8,5 9,2 1,5 0
Tinggi batang (cm) 9,6 13,5 15,9 9,5 31,3 41,5 6,8 35,5 35,5 24,3 17,5 7,6 Pada kontol 3 terjadi
pergantian tunas, karena
tunas yang diukur belum
menunjukkan perubahan 11-Des-13
Jumlah daun (helai) 6 5- 12+ 10 14+ 17 6 12 12 12 13 5
Pertambahan jmlh daun 0 0 1 2 2 3 3 3 2 2 4 2
Pertambahan tinggi 0 0 4,3 3,2 15,1 15,8 1,3 13 11,5 10,1 11 2,5
18-Des-13
Tinggi batang (cm) 9,6 13,6 25 19,5 53,5 51,9 10,4 58,5 55,5 38,5 27 12,5 Pada pengukuran ke-7 ini,
kelompok baru melakukan
pengamatan diameter batang
(dipilih yang paling besar) dan
menggunakan jangka sorong
serta pengamatan kerusakan
daun oleh hama
Jumlah daun (helai) 5 5 14 12 17+ 18 6 16 17 14 16 6
Pertambahan jmlh daun 0 0 2 2 3 1 0 4 5 2 3 1
Pertambahan tinggi 0 0,1 9,1 10 22,2 10,4 3,6 23 20 14,2 9,5 4,9
Diameter (cm) 0,354 0,286 0,34 0,31 0,574 0,452 0,31 0,566 0,562 0,49 0,512 0,31
Daun yang tersisa (%) 89 90 70 76 73 74 98 74 70 95 85 99
25-Des-13
Tinggi batang (cm) 9,6 13,7 36,8 28 56 52,5 14,5 61,2 56 58 36,3 22,2
Pada tanaman yang tingginya
lebih 50 cm di atas pot maka
harus dipangkas (disisakan 2
tunas dibawahnya yang
menuju ke kiri dan ke kanan
untuk pembentukan batang.
Jumlah daun (helai) 6 7 16 13 16 15 8 15 13 18 18 10
Pertambahan jmlh daun 1 2 2 1 0 0 2 0 0 4 2 4
Pertambahan tinggi 0 0,1 11,8 8,5 2,5 0,6 4,1 2,7 0,5 19,5 9,3 9,7
Pertambahan diameter 0 0,138 0,014 0,202 0,038 0,2 0,118 0,036 0,048 0,206 0,124 0,054
Diameter (cm) 0,354 0,424 0,354 0,512 0,612 0,652 0,428 0,602 0,61 0,696 0,636 0,364
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hari/
tanggal Variabel Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
Pertambahan Daun Sht -2 1 -3 -1 -7 0 -10 -9 -3 -5 0
Daun yang tersisa (%) 88 88 71 73 72 67 98 64 61 92 80 99
01-Jan-14
Tinggi batang (cm) 12 13,7 38,5 37,5 72,5 60,2 19,5 79,8 58 75,3 50 32
Pengukuran diameter batang
(dicari yang paling besar dan
umumnya berada di dekat
pangkal batang) tetapi
beberapa data, diambil dari
ruas yang berbeda.
Jumlah daun (helai) 11 8 15 12 19 14 11 20 13 20 20 13
Pertambahan jmlh daun 5 1 0 0 3 0 3 5 0 2 2 3
Pertambahan diameter 0,068 0,016 0,13 0,017 0,052 0,01 0,036 0,06 0,062 0,092 0,028 0,09
Pertambahan tinggi 2,4 0 1,7 9,5 16,5 7,7 5 18,6 2 17,3 13,7 9,8
Diameter (cm) 0,422 0,44 0,484 0,529 0,664 0,662 0,464 0,662 0,672 0,788 0,664 0,454
Pertambahan Daun Sht 0 0 3 0 0 0 0 10 0 -11 6 -8
Daun yang tersisa (%) 88 88 74 73 72 67 98 74 61 81 86 91
08-Jan-14
Tinggi batang (cm) 18,5 14 48,5 54 82,5 79,5 27,5 103 78 118 53 45
Diameter (cm) 0,432 0,472 0,486 0,638 0,792 0,694 0,502 0,69 0,692 0,792 0,692 0,484
Daun yang tersisa (%) 93 88 75 82 72 76 98 81 67 90 88 91
Pertambahan Daun Sht 5 0 1 9 0 9 0 7 6 9 2 0
Pertambahan Tinggi 12,5 0,3 10 16,5 10 19,3 8 23,2 20 42,7 3 13
Jumlah daun (helai) 9 8 17 15 19 22 13 22 21 28 17 15
Pertambahan jmlh daun 0 0 2 3 0 8 2 2 8 8 0 2
Pertambahan diameter 0,01 0,032 0,002 0,109 0,128 0,032 0,038 0,028 0,02 0,004 0,028 0,03
15-Jan-14
Tinggi batang (cm) 29,5 15 52 62 82,5 108,5 45 119,5 87 133,5 76 56
Diameter (cm) 0,484 0,592 0,488 0,672 0,794 0,694 0,51 0,694 0,722 0,798 0,696 0,486
Daun yang tersisa (%) 99 88 74 83 72 75 98 78 77 87 94 87
Pertambahan Daun Sht 6 0 -1 1 0 -1 0 -3 10 -3 6 -4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hari/
tanggal Variabel Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
Pertambahan Tinggi 11 1 3,5 8 0 29 17,5 16,5 9 15,5 23 11
Jumlah daun (helai) 10 5 14 17 19 25 17 23 23 32 23 16
Pertambahan jmlh daun 1 0 0 2 0 3 4 1 2 4 6 1
Pertambahan diameter 0,052 0,12 0,002 0,034 0,002 0 0,008 0,004 0,03 0,006 0,004 0,002
22-Jan-14
Tinggi batang (cm) 40 15,1 52 93 108 119 51 130 91,5 207,5 97,5 76 Tanggal 19 Januari 2014
diberi
Pupuk Kascing dengan
takaran
masing-masing pot yaitu 1 kg
Kemudian tanggal 25 Januari
dipupuk lagi dengan
Pupuk Kascing
Diameter (cm) 0,486 0,592 0,492 0,692 0,798 0,704 0,512 0,718 0,726 0,798 0,698 0,532
Daun yang tersisa (%) 99 88 74 80 74 75 95 70 78 82 86 90
Pertambahan Daun Sehat 0 0 0 -3 2 0 -3 -8 1 -5 -8 3
Pertambahan tinggi 10,5 0,1 0 31 25,5 10,5 6 10,5 4,5 74 21,5 20
Jumlah daun (helai) 12 5 15 21 27 28 16 29 22 41 24 20
Pertambahan jmlh daun 2 0 1 4 8 3 0 6 0 9 1 4
Pertambahan diameter 0,002 0 0,004 0,02 0,004 0,01 0,002 0,024 0,004 0 0,002 0,046
29-Jan-14
Tinggi batang (cm) 50 15,1 52 109,5 163 176 51 203,5 91,5 282,5 116 124 Tinggi tanaman yang diberi
Diameter (cm) 0,51 0,592 0,494 0,706 0,798 0,708 0,534 0,724 0,782 0,798 0,808 0,572 warna merah
Daun yang tersisa (%) 94 88 83 71 64 79 95 69 80 82 80 83 Karena daun berguguran
Pertambahan Daun Sehat -5 0 9 -9 -10 4 0 -1 2 0 -6 -7 cukup banyak
Pertambahan tinggi 10 0 0 16,5 55 57 0 73,5 0 75 18,5 48 Gejalanya daun menguning
Jumlah daun (helai) 16 3 15 22 35 43 15 41 10 49 25 26 lalu rontok dengan cepat
Pertambahan jmlh daun 4 0 0 1 8 15 0 12 0 8 1 6 Belum teridentifikasi
sebabnya
Pertambahan diameter 0,024 0 0,002 0,014 0 0,004 0,022 0,006 0,056 0 0,11 0,04
died
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hari/
tanggal Variabel Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
05-Feb-14
Tinggi batang (cm) 59,5
55,5 149,5 207,5 234,5 70,5 292 91,5 319 116 165
Diameter (cm) 0,512 0,506 0,744 0,842 0,712 0,57 0,732 0,782 0,822 0,814 0,682
Daun yang tersisa (%) 75 67 64 59 65 88 70 78 76 69 63
Pertambahan Daun Sehat -19 -16 -7 -5 -14 -7 1 -2 -6 -11 -20
Pertambahan tinggi 9,5 3,5 40 44,5 58,5 19,5 88,5 0 36,5 0 41
Jumlah daun (helai) 17 18 29 44 48 20 52 10 68 25 34
Pertambahan jmlh daun 1 3 7 9 5 5 11 0 19 0 8
Pertambahan diameter 0,002 0,012 0,038 0,044 0,004 0,036 0,008 0 0,024 0,006 0,11
12-Feb-14
Tinggi batang (cm) 66
81,5 194 314 295 135 338 91,5 517 116,5 257
(-) tidak mengalami
pertumbuhan
(kontrol 2) daun mengkerut,
bagian tunasnya menghitam
Diikuti dengan bag.batang
yang menghitam.
Ini merupakan gejala penyakit
Tepung palsu (Downey
mildew)
Diameter (cm) 0,528 0,538 0,76 0,872 0,792 0,706 0,882 0,782 0,832 0,822 0,726
Daun yang tersisa (%) 75 77 70 72 73 89 71 81 66 75 64
Pertambahan Daun Sehat 0 10 6 13 8 1 1 3 -10 6 1
Pertambahan tinggi 6,5 26 44,5 106,5 60,5 64,5 46 0 198 0,5 92
Jumlah daun (helai) 20 21 37 59 64 26 65 10 96 27 45
Pertambahan jmlh daun 3 3 8 15 16 6 13 0 28 2 11
Pertambahan diameter 0,016 0,032 0,016 0,03 0,08 0,136 0,15 0 0,01 0,008 0,044
19-Feb-14
Tinggi batang (cm) 117
90 255 373 413 179 408 94 578 117 318 Setelah beberapa hari terkena
abu vulkanik, ditemukan
beberapa kumbang (Apogonia
sp)
yang mati di permukaan tanah
Tanaman tanah latosol (rep. 3)
tumbuh tunas baru di bag.
bawah
Diameter (cm) 0,582 0,552 0,802 0,906 0,842 0,756 0,912 0,782 0,992 0,942 0,762
Daun yang tersisa (%) 78 78 68 66 74 87 69 79 69 70 61
Pertambahan Daun Sehat 3 1 -2 -6 1 -2 -2 -2 3 -5 -3
Pertambahan tinggi 51 8,5 61 59 118 44 70 2,5 61 0,5 61
Jumlah daun (helai) 30 24 40 65 77 35 73 14 97 30 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hari/
tanggal Variabel Pasir (Regosol) Paingan (Aluvial) G-K (Latosol) Kontrol Keterangan
Pertambahan jmlh daun 10 3 3 6 13 9 8 4 1 3 11
Pertambahan diameter 0,054 0,014 0,042 0,034 0,05 0,05 0,03 0 0,16 0,12 0,036
26-Feb-14
Tinggi batang (cm) 144,5
114 347 448 557,5 229 434 118 608 129 401
Diameter (cm) 0,602 0,622 0,846 0,932 0,868 0,824 0,936 0,782 1,82 1,22 0,786
Daun yang tersisa (%) 78 79 80 69 77 82 70 83 70 62 65
Pertambahan Daun Sehat 0 1 12 3 3 -5 1 4 1 -8 4
Pertambahan Tinggi 27,5 24 92 75 144,5 50 26 24 30 12 83
Jumlah daun (helai) 35 27 61 82 104 42 82 25 109 25 67
Pertambahan jmlh daun 5 3 21 17 27 7 9 11 12 0 11
Pertambahan diameter 0,02 0,07 0,044 0,026 0,026 0,068 0,024 0 0,828 0,278 0,024
Sumber : Data Penelitian di Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 6 :
Rataan Tinggi Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Perlakuan Ulangan Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Regosol 8,85 6,78 15.63 7,81
Aluvial 21,34 27,63 34,49 83,46 27,82
Latosol 14,09 26,71 7,06 47,86 15,95
Kontrol 37,75 7,78 24,76 70,29 23,43
Grand Total 82,03 62,12 73,09 217,24 72,41
Keterangan :
Regosol = tanah regosol (Pantai Samas) : pupuk, perbandingan 2:1
Aluvial = tanah aluvial (Paingan) : pupuk : pasir, 2:1:1
Latosol = tanah latosol (Gunung Kidul) : pupuk : pasir, 2:1:1
Kontrol = pasir : pupuk, perbandingan 1:1
Gambar 1. Diagram Pengaruh Jenis Tanah terhadap Laju Pertambahan Tinggi
Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
0
5
10
15
20
25
30
Regosol Aluvial Latosol Kontrol
RA
TAA
N L
AJU
TIN
GG
I TA
NA
MA
N
JENIS TANAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 7 :
Test Normalitas Distribusi Data Tinggi Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri
Kuning
T
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z
0.643 > 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
Test of Homogeneity of Variances Tinggi Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.146 3 7 .316
Tabel di atas menunjukkan homogenitas varians yang dihasilkan
dengan nilai levene statistic 1.146. nilai sig 0,316 > 0,05 pada level
probabilitas artinya perlakuan ketiga jenis tanah terhadap pertambahan
tinggi batang tanaman anggur var. Kediri Kuning memiliki varians yang
sama (homogen).
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tinggi
Tanaman
N 11
Normal Parametersa Mean 19.7491
Std. Deviation 11.41409
Most Extreme Differences Absolute .194
Positive .194
Negative -.128
Kolmogorov-Smirnov Z .643
Asymp. Sig. (2-tailed) .803
a. Test distribution is Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8 :
Hasil ANOVA terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning
Sum of
squares
Df Mean
Square
F
F
Tabel
5% 1%
4.35
8.45 Between Groups 564.134 3 188.045 1.782 ts
Within Groups 738.681 7 105.526
Total 1.302.815 10
Keterangan :
ts = tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5% dan 1%
kk = 14.18%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Fhitung (1.782) < Ftabel 5%
(4.35) dan Ftabel 1% (8.45). Hal ini menunjukkan perlakuan jenis tanah
tidak mempengaruhi peningkatan tinggi tanaman anggur var. Kediri
Kuning secara signifikan (Hi ditolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9.
Rataan Diameter Batang Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri
Kuning
Perlakuan Ulangan Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Regosol 0,0248 0,0282 0,053 0,0265
Aluvial 0,0536 0,0358 0,0416 0,131 0,0437
Latosol 0,0514 0,0370 0,0220 0,110 0,0368
Kontrol 0,1330 0,0710 0,0476 0,252 0,0839
Grand Total 0,2628 0,1438 0,1394 0,546 0,1908
Keterangan :
Regosol = tanah regosol (Pantai Samas) : pupuk, perbandingan 2:1
Aluvial = tanah aluvial (Paingan) : pupuk : pasir, 2:1:1
Latosol = tanah latosol (Gunung Kidul) : pupuk : pasir, 2:1:1
Kontrol = pasir : pupuk, perbandingan 1:1
Gambar 3. Diagram Pengaruh Jenis Tanah terhadap Laju Pertambahan Diameter
Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
Regosol Aluvial Latosol Kontrol
RA
TAA
N P
ERTA
MB
AH
AN
D
IAM
ETER
JENIS TANAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 10 :
Tes Normalitas Distribusi Diameter Batang Tanaman Anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z
0.874 > 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
Test of Homogeinity of Variances Diameter Batang Tanaman Anggur
(V. vinifera) var. Kediri Kuning
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.317 3 7 .051
Menunjukkan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai
levene statistic 4.317 nilai sig 0,051 > 0,05 pada level probabilitas artinya
perlakuan ketiga jenis tanah terhadap diameter batang tanaman anggur var.
Kediri Kuning memiliki varians yang sama (homogen).
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Diameter Tanaman
N 11
Normal Parametersa Mean .04973
Std. Deviation .031100
Most Extreme Differences Absolute .264
Positive .264
Negative -.186
Kolmogorov-Smirnov Z .874
Asymp. Sig. (2-tailed) .429
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 11 :
Hasil Anava terhadap Pertambahan Diameter Batang Tanaman
Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Sum of
squares
Df Mean
Square
F
F
Tabel
5% 1%
4.35
8.45 Between Groups .005 3 .002 2.691ts
Within Groups .004 7 .001
Total .010 10
Keterangan :
ts = tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5% dan 1%
kk = 16,57%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Fhitung (2.691) < Ftabel 5%
(4.35) dan Ftabel 1% (8.45). Hal ini menunjukkan perlakuan jenis tanah
tidak mempengaruhi peningkatan diameter batang tanaman anggur var.
Kediri Kuning secara signifikan (Hi ditolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 12 :
Rataan Jumlah Helai Daun Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri
Kuning
Keterangan :
Regosol = tanah regosol (Pantai Samas) : pupuk, perbandingan 2:1
Aluvial = tanah aluvial (Paingan) : pupuk : pasir, 2:1:1
Latosol = tanah latosol (Gunung Kidul) : pupuk : pasir, 2:1:1
Kontrol = pasir : pupuk, perbandingan 1:1
Gambar 5. Diagram Pengaruh Jenis Tanah terhadap Pertambahan Jumlah Daun
Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
0
1
2
3
4
5
Regosol Aluvial Latosol Kontrol
RA
TAA
N P
ERTA
MB
AH
AN
H
ELA
I D
AU
N
JENIS TANAH
Perlakuan Ulangan Jumlah Daun Tanaman
Anggur
Perlakuan
Total
Rerata
Perlakuan
R1 R2 R3
Aluvial 3,44 4,75 6,44 14,63 4,88
Kontrol 6,56 1,75 4 12,31 4,10
Latosol 2,69 5,06 2,31 10,06 3,35
Regosol 2 1,56 3,56 1,78
Grand Total 14,69 11,56 14,31 40,56 14,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 13 :
Tes Normalitas Distribusi Jumlah Helai Daun Tanaman Anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning
Menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z 0.541 >
0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas.
Test of Homogeinity of Variances Jumlah Helai Daun Tanaman
Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.145 3 7 .395
Tabel di atas menunjukkan homogenitas varians yang dihasilkan
dengan levene statistic 1.145 nilai sig 0,395 > 0,05 pada level probabilitas
artinya perlakuan ketiga jenis tanah terhadap jumlah helai daun tanaman
anggur var. Kediri Kuning memiliki varians yang sama (homogen).
Jumlah Daun
N 11
Normal Parametersa Mean 3.6873
Std. Deviation 1.81712
Most Extreme Differences Absolute .163
Positive .163
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .541
Asymp. Sig. (2-tailed) .932
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 14 :
Hasil Anava terhadap Jumlah Helai Daun Tanaman Anggur (V.
vinifera) var. Kediri Kuning
Sum of squares df Mean Square F
F
Tabel
5% 1%
4.35
8.45 Between Groups 14.194 3 4.731 1.267 ts
Within Groups 26.138 7 3.734
Total 40.332 10
Keterangan :
ts = tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5% dan 1%
kk = 13,7 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung (2.691) < Ftabel 5% (4.35)
dan Ftabel 1% (8.45). Hal ini menunjukkan perlakuan jenis tanah tidak
mempengaruhi peningkatan jumlah helai daun tanaman anggur var. Kediri
Kuning secara signifikan (Hi ditolak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 15 :
Foto Alat dan Bahan
Jangka Sorong Pot Penyiram Tanaman
Penyemprot Tanaman Pot pengukur
Meteran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pupuk Kascing Mikroba NOPKOR Pupuk Cair LIPOTHRIL
Insektisida Lanette Fungisida Cobox-Antracol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 16 :
Foto Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di Lapangan
Tanggal 19 Februari 2014 (Pengamatan minggu ke 16)
Tanah Regosol (1) Tanah Regosol (2) Tanah Regosol (3)
Tanah Aluvial (1) Tanah Aluvial (2) Tanah Aluvial (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tanah Latosol (1) Tanah Latosol (2) Tanah Latosol (3)
Kontrol (1) Kontrol (2) Kontrol (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 17 :
Foto Serangan Hama dan Penyakit di Lapangan
Kumpulan telur dan larva tungau (Tetranychus uricae) Serangan hama pada batang
Daun yang bolong Gejala awal daun yang Hama Uret Kumbang
diserang Tungau (Tetranychus uricae) Badak (Oryctes rhinoceros)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Serangan ulat grayak (Spodoptera sp.) pada daun Penyakit belum teridentifikasi
Spora Downey Midew Serangan Downey Mildew Hifa Plasmopora viticola
pada tunas, batang dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 18 :
RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Balikpapan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII/ 1
Materi Pokok : Merencanakan dan Melaksankan Percobaan
Alokasi waktu : 4 JP x 45 menit (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan prilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli dan
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. Kompetensi Dasar
1.1 Peka dan peduli terhadap masalah lingkungan hidup menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi atau bentuk pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati
kemampuan bioproses
2.1 Berperilaku ilmiah: tekun, teliti, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggungjawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan
ilmiah yang benar.
C. Indikator
1.2.1. Mengembangkan pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
2.1.1 Mengembangkan sikap teliti, jujur terhadap data dan berpikir kritis
dalam observasi dan eksperimen
2.1.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
4.1.1 Merumuskan rancangan percobaan mengenai faktor luar yang
mempengaruhi proses perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan.
4.1.2 Melaksanakan percobaan berdasarkan rancangan yang telah
didikusikan oleh kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4.1.3 Membuat laporan tertulis berdasarkan data percobaan dan
pengamatan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar.
4.1.4 Mengkomunikasikan hasil pengamatan serta kesimpulan yang
didapatkan melalui grafik dan gambar.
D. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Melalui pengamatan siswa dapat mengembangkan pola pikir
ilmiahnya dalam kemampuan bioproses.
1.1.1.1 Melalui diskusi siswa dapat mengembangkan sikap berani dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi bekerjasama dan
gotong royong.
1.1.1.2 Melalui observasi dan eksperimen siswa dapat mengembangkan
sikap teliti, jujur terhadap data dan berpikir kritis.
1.1.1.3 Melalui presentasi siswa dapat mengembangkan sikap responsif,
proaktif dan menghargai pendapat teman
2.1.1.1 Melalui LKS siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
2.1.1.2 Melalui data hasil percobaan siswa dapat menganalisis faktor
internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat merumuskan rancangan
percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses
perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan.
1.1.2.1 Melakukan percobaan sesuai prosedur secara teliti dan
sistematis didampingi oleh guru yang bersangkutan.
4.1.3.1 Melalui data percobaan dan pengamatan siswa dapat membuat
laporan sesuai format yang disepakati bersama.
4.1.4.1 Melalui presentasi siswa dapat mengkomunikasikan hasil
percobaan dan pengamatan data hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
E. Materi Ajar
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang meliputi air, cahaya, nutrisi (pupuk atau
jenis tanah), suhu dan kelembaban.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Konstruktif
Model : Pembelajaran Guided Discovery
Metode : Diskusi, eksperimen, pengamatan dan presentasi
G. Sumber, Bahan dan Alat yang Digunakan
1. Sumber :
- Buku Biologi kelas XII, Dyah Aryulina, Esis
- Buku Biologi untuk SMA kelas XII, D.A Pratiwi. Erlangga
- Buku-buku yang relevan
2. a) Bahan Pembelajaran :
- Video pertumbuhan dan perkecambahan http://www.indi-
smart.com/files/flash/12_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMB
ANGAN.swf
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
- Bahan dari internet
- Hasil percobaan
- Power point (ppt)
b) Bahan Percobaan Terstruktur
- Semai biji-bijian (kacang hijau, biji kacang panjang, kacang
tanah, kacang kedelai, kacang merah, biji cabai)
- Jenis tanah daerah persawahan dan pasir
- 30 buah gelas plastik
- Alat tulis (termasuk penggaris dan kertas pengamatan)
- Air
3. Alat :
- LCD - Laptop
- Viewer - Speaker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
H. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 8 (2 x 45 menit)
Kegiatan /
Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
10 Menit
Menyiapkan kondisi
belajar siswa
Melakukan dan
menyampaikan :
Apersepsi
Tujuan Pembelajaran
Motivasi
1. Mengucapkan salam dan berdoa
2. Mengecek kesiapan siswa
3. Diberi 2 gambar tentang
pertumbuhan secara generatif dan
vegetatif, lalu menanyakan apa
saja perbedaan dari kedua gambar
tersebut!
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru mengingatkan kembali
konsep-konsep pertumbuhan dan
perkembangan
Inti
65 Menit
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Mengasosiasikan
6. Guru mengorganisasi siswa dalam
kelompok
7. Mengamati video contoh
percobaan perkecambahan pada
biji.
8. Mengkaji contoh kerja ilmiah dari
video tersebut maupun sumber lain
(artikel, jurnal dan lain-lain)
9. Mengajukan pertanyaan tentang
bagaimana langkah penyusunan
percobaan
10. Guru memberikan tema besar
untuk percobaan mengenai
pengaruh faktor luar yakni
pemberian NOPKOR terhadap
pertumbuhan tanaman
11. Siswa mendiskusikan rancangan
dan usulan penelitian di dalam
kelompok berdasarkan sumber
yang didapat
12. Siswa mengolah informasi yang
didapat dan menuangkannya
dalam format rancangan
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kegiatan /
Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Mengkomunikasikan 13. Setiap kelompok mem-
presentasikan hasil rancangan
percobaan
Penutup
15 Menit
Rangkuman 14. Guru membimbing siswa
merangkum langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk
merancang percobaan.
15. Guru memberikan tugas
terstruktur siswa untuk membuat
percobaan yang sudah dirancang
secara berkelompok
16. Setiap kelompok juga melakukan
pengamatan dan membuat
laporan secara berkelompok
17. Guru mengakhiri pelajaran
dengan mengucapkan salam
Pertemuan 9 (2 x 45 menit)
Kegiatan /
Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
10 Menit
Menyiapkan kondisi
belajar siswa
Melakukan dan
Menyampaikan :
Apersepsi
Tujuan Pembelajaran
1. Mengucapkan salam
2. Mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa
3. Mengajukan pertanyaan
berdasarkan percobaan yang
kalian lakukan, apakah
perbedaan volume pengocoran
NOPKOR mempengeruhi
pertumbuhan?
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kegiatan /
Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Inti
70 Menit
Mengamati
Menanya
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Mengumpulkan data
Evaluasi
5. Siswa membawa & mengamati
hasil akhir percobaan
6. Guru mengajukan pertanyaan
hubungan volume pengocoran
NOPKOR dalam percobaan
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
7. Siswa menganalisis hasil
pengamatan dan pengaruhnya
dalam bentuk laporan tertulis
8. Guru mengorganisasikan siswa
untuk mempresentasikan hasil
pengamatan kelompok
9. Siswa mempresentasikan hasil
pengamatan kelompok
10. Guru membimbing kegiatan
diskusi tanya jawab antara
kelompok yang sedang
presentasi dengan siswa lain
11. Siswa mencatat hal-hal penting
yang disampaikan kelompok
lain dalam presentasi
12. Post Test
Penutup
10 Menit
Mengumpulkan
Laporan Tertulis
Rangkuman
13. Siswa mengumpulkan laporan
tertulis
14. Guru membimbing siswa
merangkum poin-poin hasil
pembelajaran dan percobaan
yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kegiatan /
Waktu
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
15. Guru mengajak siswa
merefleksikan hasil belajarnya
16. Guru menutup pelajaran
dengan salam
I. Penilaian
1. Jenis Penilaian :
a. Penilaian Kognitif
- Laporan dan Postest
b. Penilaian Afektif
c. Penilaian Psikomotorik
2. Bentuk Instrumen
Penugasan Lembar Kerja Siswa (LKS), rubrik penilaian dan pedoman
skoring terlampir
Yogyakarta, 20 Juni 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Totok Ismawanto, M.M Pd Resi Mandalia, S.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LEMBAR KERJA SISWA
Judul : Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
A. Tujuan : 4.1.1.1 Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.1.1.2 Menjelaskan pengaruh faktor luar dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
B. Alat dan Bahan
Semaian biji kacang hijau, NOPKOR (yang sudah diencerkan dengan air),
polibag, jenis tanah yang sama (di lingkungan sekolah), air, alat tulis
C. Cara Kerja
1. Buatlah kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan 4 orang
2. Rancanglah sebuah eksperimen yang bertemakan “Pengaruh Pemberian
konsentrasi NOPKOR terhadap Pertumbuhan Tanaman”
3. Carilah informasi dari buku ajar ataupun internet mengenai eksperimen
tersebut sebagai referensi
4. Susunlah rumusan masalah eksperimen, hipotesis, cara kerja dan hasil
pengamatan seperti format yang telah ditentukan
5. Lakukanlah percobaan dengan 3 perlakuan, yaitu :
- Perlakuan 1 : menggunakan konsentrasi NOPKOR 5%
- Perlakuan 2 : menggunakan konsentrasi NOPKOR 6%
- Perlakuan 3 : menggunakan konsentrasi NOPKOR 7%
- Kontrol : tanpa pemberian NOPKOR
6. Lakukanlah pengamatan tinggi batang dan jumlah daun selama 7 hari
7. Catatlah data pengamatan tersebut ke dalam tabel
8. Analisislah data yang diperoleh melalui pertanyaan di bawah ini!
- Perlakuan manakah yang menunjukkan pertumbuhan tanaman paling
baik? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
- Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman?
Adakah faktor dalam yang berperan dalam proses pertumbuhan
tanaman?
- Bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman ?
- Buatlah kesimpulan hasil percobaan dan pengamatan !
9. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil percobaan dan pengamatan
masing-masing kelompok (sesuai dengan format yang ditentukan) !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Contoh Format Laporan :
A. Acara Praktikum
Judul :
Hari/tanggal :
Tempat :
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Hipotesis
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja
F. Hasil Pengamatan/ Percobaan (dapat berupa tabel maupun grafik)
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka (berdasarkan literatur yang digunakan)
Skor =
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
1 Bentuk Laporan 1 Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
2 Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
3 Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
4 Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi
5 Tulis tangan
Penulisan sistematik
Menarik
Bahasa yang digunakan komunikatif (mudah
dipahami)
Menyajikan dasar teori yang sesuai dengan
tujuan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
2 Data Pengamatan 1 Tidak melampirkan data pengamatan
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Data yang disajikan dalam bentuk tabel atau
grafik
Data yang disajikan sesuai dengan hasil
percobaan/ pengamatan
Data yang disajikan jelas dan mudah dipahami
3 Pembahasan 1 Tidak menyajikan pembahasan
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Bahasa yang digunakan komunikatif
Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum
Adanya hubungan antara pembahasan dengan
literatur yang diambil
4 Ketepatan
Pengambilan
Kesimpulan
1 Kesimpulan tidak disajikan dalam bahasa yang
komunikatif
Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan
data pengamatan
Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan
pembahasan
Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan
praktikum
2 Tiga (3) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
3 Dua (2) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
4 Satu (1) kriteria skor 5 tidak dipenuhi
5 Kesimnpulan disajikan menggunakan bahasa
yang komunikatif
Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
Kesimpulan yang disajikan sesuai dengan
pembahasan
Kesimpulan diambil berdasarkan data
pengamatan
5 Waktu pengumpulan
laporan resmi
1 Terlambat 4 hari
2 Terlambat 3 hari
3 Terlambat 2 hari
4 Terlambat 1 hari
5 Tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
b. Penilaian Afektif
Tujuan : Mengukur sikap siswa pada saat pembelajaran di kelas
Kelas : XII/ I
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
No Nama Siswa
(No.Dada)
Aspek yang dinilai Memperhatikan
penjelasan guru
Berani
mengemukakan
pendapat
Percaya diri
dalam
mempresentasi
kan hasil
percobaan
Antusias dalam
menerima
pembelajaran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kriteria penilaian : A = 85-100 : sangat baik
B = 70- 84 : baik
C = 55- 69 : cukup
D = 50- 54 : kurang
E = 0- 49 : sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Rubrik penilaian afektif :
Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
Memperhatikan
penjelasan guru
4 Jika bersikap tenang, fokus serta memahami
materi yang disampaikan
3 Jika bersikap, fokus tetapi tidak memahami
materi yang disampaikan
2 Jika bersikap tenang tetapi tidak fokus dan
tidak memahami materi yang disampaikan
1 Jika tidak bersikap tenang, tidak fokus dan
tidak memahami materi yang disampaikan
Berani mengungkapkan
pendapat
4 Jika pendapat mudah dipahami, runtut serta
sistematis
3 Jika pendapat mudah dipahami, runtut,
tetapi tidak sistematis
2 Jika pendapat mudah dipahami, tidak runtut
dan juga tidak sistematis
1 Jika pendapat tidak mudah dipahami, tidak
runtut dan juga tidak sistematis
Percaya diri dalam
mempresentasikan hasil
diskusi
4 Jika pembawaan tenang, hasil diskusi
mudah dimengerti serta menggunakan
bahasa yang mudah dipahami
3 Jika pembawaan tenang, hasil diskusi
mudah dimengerti tetapi bahasa tidak
mudah dipahami
2 Jika pembawaan tenang, hasil diskusi sulit
dimengerti dan juga menggunakan bahasa
yang sulit dipahami
1 Jika pembawaan tidak tenang, hasil diskusi
sulit dimengerti serta bahasa yang sulit
dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
Antusias dalam
menerima pelajaran
4 Jika semangat mengikuti pembelajaran,
memperhatikan materi yang disampaikan
serta aktif dalam kegiatan pembelajaran
3 Jika semangat mengikuti pembelajaran,
memperhatikan materi yang disampaikan
tetapi tidak aktif dalam kegiatan
pembelajaran
2 Jika semangat mengikuti pembelajaran,
tidak memperhatikan materi yang
disampaikan dan juga tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran
1 Jika tidak semangat mengikuti
pembelajaran, tidak memperhatikan materi
yang disampaikan dan juga tidak aktif
dalam kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c. Penilaian Psikomotorik
Tujuan : Mengukur keterampilan siswa pada saat pembelajaran (presentasi
kelompok) berlangsung
Kelas :
No Nama Siswa
(No.Dada)
Aspek yang dinilai Kecakapan presentasi Kecakapan ketika
berdiskusi
Kecakapan menjawab
pertanyaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kriteria penilaian : A = 85-100 : sangat baik
B = 70- 84 : baik
C = 55- 69 : cukup
D = 50- 54 : kurang
E = 0- 49 : sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Rubrik penilaian psikomotorik
Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
Kecakapan presentasi 4 Jika pembawaan tenang, menggunakan
bahasa yang logis, runtut dan sistematis
3 Jika pembawaan tenang, menggunakan
bahasa yang logis tetapi tidak runtut dan
sistematis
2 Jika pembawaanya tenang, tidak
menggunakan bahasa yang logis dan
penyampaiannya tidak runtut dan sistematis
1 Jika pembawaanya tidak tenang, tidak
menggunakan bahasa yang logis serta
penyampaian yang tidak runtut dan sistematis
Kecakapan ketika
berdiskusi
4 Jika fokus terhadap perintah guru, semua
anggota kelompok terlibat dalam diskusi serta
bersikap tenang
3 Jika fokus terhadap perintah guru, bersikap
tenang tetapi tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
2 Jika fokus terhadap perintah guru, tidak
tenang dan tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
1 Jika tidak fokus terhadap perintah guru, tidak
tenang dan tidak semua anggota kelompok
terlibat dalam diskusi
Kecakapan menjawab
pertanyaan
4 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
dengan percaya diri
3 Jika menjawab dengan tepat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan berbicara
dengan tidak percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
2 Jika menjawab dengan tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri
1 Jika jawaban kurang/tidak tepat, tidak
menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan berbicara dengan tidak percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
KISI-KISI PENULISAN SOAL POSTEST
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 45 Menit
Kelas/Program : XII IPA/I Bentuk Soal : Laporan dan Essay
Semester : I Jumlah Soal : 5 Essay
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk
Soal
No
Soal
Kunci
Jawaban
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 3.1 Menganalisis
hubungan
antara faktor
internal dan
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
berdasarkan
hasil
Merumuskan
rancangan
percobaan
mengenai faktor
luar yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
√
√
Laporan
Tertulis
Essay
-
4
-
Terlampir
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk
Soal
No
Soal
Kunci
Jawaban
percobaan
4.1 Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
tentang faktor
luar yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan dan
melaporkan
secara tertulis
dengan
menggunakan
tatacara
penulisan
ilmiah yang
benar
Melaksanakan
percobaan
berdasarkan
rancangan yang
telah
didiskusikan
oleh kelompok
Membuat
laporan tertulis
berdasarkan
data percobaan
dan pengamatan
dengan
menggunakan
tatacara
penulisan
ilmiah yang
benar
Menganalisis
hubungan antara
faktor internal
dan eksternal
√
√ Laporan
Tertulis
Essay
-
5
Terlampir
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk
Soal
No
Soal
Kunci
Jawaban
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
berdasarkan
percobaan
Mengkomunika
sikan hasil
pengamatan
serta
kesimpulan
yang didapatkan
melalui grafik
dan gambar
√
Essay
Presentasi
1,2,3
Terlampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
SOAL POSTEST
A. Essay
1. Berikut ini merupakan tabel data hasil pengamatan tinggi kecambah
selama 7 hari
Hari Panjang (cm)
1 0,5
2 3
3 10
4 17
5 21.5
6 23.5
7 25
Hubungan antara tinggi kecambah dengan lama pengamatan dapat
digambarkan melalui grafik ....
2. Berdasarkan data di atas, kecepatan tumbuh dari kecambah tersebut
adalah..
3. Perhatikan data percobaan pengaruh suhu terhadap pertambahan tinggi
suatu tanaman pada rentang suhu 50C dimulai dari suhu 0
0C
Buatlah kesimpulan dari percobaan ini !
4. Seorang siswa SMA kelas XII akan membuat percobaan untuk
membuktikan pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman. Bahan yang
digunakan adalah biji kacang hijau (Vigna radiata), air dan tanah.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain gelas pelastik uk. 250 ml
sebanyak 4 buah atau pot dan gelas ukur max 50 ml. Pertama-tama yang
dilakukan adalah memasukkan tanah ke dalam gelas dengan takaran yang
sama. Kemudian menanam biji kacang hijau (Vigna radiata) dimana
masing-masing gelas ditanam dengan 4 buah biji kacang hijau. Dilakukan
pengamatan setiap harinya :
0
1
2
3
4
5
Regosol Aluvial Latosol KontrolRA
TAA
N P
ERTA
MB
AH
AN
JU
MLA
H D
AU
N
JENIS TANAH X
Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
- Gelas A diberi air sebanyak 20 ml
- Gelas B diberi air sebanyak 15 ml
- Gelas C diberi air sebanyak 10 ml
- Gelas D tanpa diberi air
Siswa tersebut juga mengukur dan mengamati tinggi batang tanaman
kacang hijau setiap harinya. Kemudian isilah data pengamatan ke dalam
tabel berikut :
Tabel tinggi tanaman setiap hari
Hari
ke-
Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
Berdasarkan keterangan di atas, susunlah rancangan percobaannya!
5. Perhatikan gambar di bawah ini !
Jelaskan alasan terjadinya pembengkokan batang tanaman di atas !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
KUNCI JAWABAN POSTEST
1. Grafik yang dapat menggambarkan hubungan antara tinggi kecambah dengan
lama pengamatan yaitu ..
2. Berdasarkan data yang ada, kecepatan tumbuh dari kecambah tersebut adalah..
4,1 cm setiap harinya (didapat dari mean selisih tinggi setiap hari)
3. Pertambahan panjang batang akan semakin baik pada suhu dengan rentang 30-
350C. Sedangkan suhu yang rendah yaitu 0-5
0C akan menghambat
pertambahan tinggi batang.
4. Rancangan Percobaan :
Judul : Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
A. Tujuan Praktikum
Membuktikan adanya pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman
B. Landasan teori
Air merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembanmgan tanaman. Terutama di dalam
perkecambahan, air diperlukan sebagai media berlangsungnya reaksi kimia
di dalam sel, komponen dasar pembentukan makanan dan membantu
mengedarkan zat makanan ke seluruh bagian tanaman. Tumbuhan yang
kekurangan air akan menjadi layu, daun menjadi kekuningan dan bila
berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kematian.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh air terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
D. Hipotesis :
Air memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
0
5
10
15
20
25
30Ti
ngg
i Ke
cam
bah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
E. Alat dan Bahan :
1. Bahan :
Biji kacang hijau (Vigna radiata)
Air dan tanah
2. Alat :
- 4 buah gelas plastik/pot
- Gelas ukur max 50 ml
- Alat tulis
F. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Kemudian tanah dimasukkan ke dalam gelas plastik/ pot dengan
takaran yang sama
3. Biji kacang hijau (Vigna radiata) ditanam ke dalam tanah dimana
masing-masing gelas ditanami dengan 4 buah biji kacang hijau.
4. Dilakukan perawatan setiap harinya :
- Gelas A diberi air sebanyak 20 ml
- Gelas B diberi air sebanyak 15 ml
- Gelas C diberi air sebanyak 10 ml
- Gelas D tanpa diberi air
Tinggi batang tanaman kacang hijau diukur setiap harinya. Kemudian
data pengamatan dimasukkan ke dalam tabel berikut :
Hari
ke-
Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
5. Pembahasan :
6. Kesimpulan :
5. Terjadinya pembengkokan batang ke arah cahaya akibat adanya penguraian
auksin di sisi yang terkena cahaya. Sehinggga auksin pada bagian bawah akan
membentuk batang yang lebih panjang dan batang akan membengkok ke arah
datangnya-cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PEDOMAN PENSKORAN
A. Essay
1. Skor 3 : Grafik yang digambar dengan data sesuai dan benar
Skor 2 : Grafik yang dibuat tidak tepat tetapi menuliskan data benar
Skor 1 : Grafik yang dibuat tidak tepat dan data yang dibuat salah
2. Skor 2 : Cara menghitung data dan hasilnya benar
Skor 1 : Cara menghitung data benar tetapi hasil salah dan sebaliknya
Skor 0 : Cara menhitung data dan hasilnya salah
3. Skor 2 : Kesimpulan yang dibuat sesuai dengan hasil data pengamatan
Skor 1 : Kesimpulan yang dibuat tidak lengkap
Skor 0 : Kesimpulan yang dibuat salah
4.
Skor Keterangan
6 Apabila siswa dapat menuliskan semua langkah-langkah
rancangan percobaan dengan runtut dan benar sesuai dengan
informasi yang didapat
5 Apabila siswa dapat menuliskan 5 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
4 Apabila siswa dapat menuliskan 4 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
3 Apabila siswa dapat menuliskan 3 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
2 Apabila siswa dapat menuliskan 2 aspek rancangan percobaan
dengan runtut dan benar sesuai informasi yang didapat
1 Apabila siswa hanya menuliskan 1 aspek rancangan percobaan
5. Skor 2 : Mengemukakan alasan dengan tepat sesuai teori yang ada
Skor 1 : Mengemukakan alasan yang kurang tepat
Skor 0 : Mengemukakan alasan yang slah atau tidak menjawab soal
Total Skor yang didapat siswa adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI