plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · tentang gerak lurus di kelas vii smp...
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP
KERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA
TENTANG GERAK LURUS DI KELAS VII SMP PEMUDA
NYUKANG HARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Riris Lastium Ambarita
NIM : 101424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP KERJASAMA SISWA
PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG GERAK LURUS DI
KELAS VII SMP PEMUDA NYUKANG HARJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Riris Lastium Ambarita
NIM : 101424026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam Dia Yang
Memberi Kekuatan Kepadaku (Filipi 4: 3)
Karena Perintah Itu Pelita, Dan Ajaran Itu Cahaya, Dan
Teguran Yang Mendidik Itu Jalan Kehidupan (Amsal 6: 23)
Dengan Ucapan Syukur Karya Ini Kupersembahkan Untuk:
J. Situmorang
R. Ambarita
H.BR Sitanggang
Kristin Anamaria Ambarita
Jona Fandia Ambarita
Riandi Pratama Ambarita
Prastowo Adi Saputro
Teman dan Sahabatku
Almamater Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Riris Lastium Ambarita. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dan
Pengaruhnya Terhadap Pemahaman dan Sikap Kerjasama
Siswa Pada Pembelajaran Fisika Tentang Gerak Lurus di Kelas
VII SMP Pemuda Nyukang Harjo. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat: (1) bagaimana peningkatan pemahaman
siswa kelas VII SMP Pemuda Nyukang Harjo dengan menggunakan metode
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi gerak lurus; (2) apakah
ada perbedaan pemahaman siswa kelas VII SMP Pemuda Nyukang Harjo dengan
metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah pada
materi gerak lurus; (3) bagaimana sikap siswa terhadap kerjasama yang dikembangkan
di dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A (sebanyak 36 siswa) dan kelas
VII B (sebanyak 32 siswa). Treatmen yang diberikan pada siswa kelas VII A adalah
pembelajaran tentang gerak lurus dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT). Instrumen yang digunakan antara lain: tes
tertulis pretest dan postest serta kuesioner sikap kerjasama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan menerapkan metode
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan pemahaman
siswa kelas VII A di SMP Pemuda Nyukang Harjo untuk materi gerak lurus; (2)
terdapat perbedaan pemahaman antara siswa dengan menggunakan metode kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) dan dengan metode ceramah; (3) sikap siswa
terhadap kerjasama yang dikembangkan di dalam pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) memiliki kriteria kerjasama yang tinggi.
Kata kunci : pemahaman siswa, sikap kerjasama siswa, metode kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Riris Lastium Ambarita. 2015. The Application Numbered Heads
Together (NHT) Of Cooperative Learning Method And Its
Impact To Students Understanding And Cooperative Attitudes
On Learning Physics About Motion of SMP Pemuda Nyukang
Harjo. Thesis. Physics Education Study Program, Department
of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research was to aimed to study: (1) how to increase student’s understanding of
class VII SMP Pemuda Nyukang Harjo using cooperative methods Numbered Heads
Together ( NHT ) in a straight motion of matter; (2) whether there are differences in
understanding of class VII SMP Nyukang Harjo the type of cooperative methods
Numbered Heads Together (NHT) and a lecture on a straight motion of matter; (3)
What is the attitude of student’ss towards cooperation developed in the cooperative
learning Numbered Heads Together (NHT).
The subject of this research were the 36 students of class VII A and the 32
students of class VII B. A treatment was given to the students of class VII A. They
were learning straight motion using Numbered Heads Together (NHT) cooperative
learning method. The research instrument using were: written test that consisted of
pre-test and post-test and questionnaires in students cooperative attitudes.
The results research show that: (1) by applying a type of cooperative methods
Numbered Heads Together (NHT) can increase students' understanding of class VII A
in SMP Nyukang Harjo for rectilinear motion of matter; (2) there are differences
between student’s understanding by using the cooperative method Numbered Heads
Together (NHT) and the lecture method (3) student’s attitudes towards cooperation
developed in the cooperative learning Numbered Heads Together (NHT) has high
criteria of cooperation.
Keywords : student understanding, attitudes student collaboration, cooperative method
Numbered Heads Together (NHT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) dan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman Dan
Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika Tentang Gerak Lurus Di Kelas VII
SMP Pemuda Nyukang Harjo. Skripsi ini merupakan tugas akhir guna memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis ini tidak lepas dari bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak T.Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, bantuan, pengarahan, serta saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika, dan semua dosen penguji atas saran dan masukkan yang berguna demi
menyempurnakan skripsi ini.
4. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan
bekal pengetahuan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Segenap karyawan JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam
memperlancar perijinan penelitian.
6. Bapak Yohanes Kurnianto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Pemuda Nyukang
Harjo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
7. Ibu Pitria Lilik Heru L selaku guru fisika atas segala bantuan dan dukungan
selama penulis melaksanakan penelitian.
8. Bapak dan Ibu serta segenap karyawan dan karyawati SMP Pemuda Nyukang
Harjo yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.
9. Adik-adik SMP Pemuda Nyukang Harjo, khususnya kelas VII A dan kelas VII
B atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung sehingga dapat berjalan
dengan lancar.
10. Kedua orang tuaku, adik-adikku, serta nenekku atas segala bimbingan,
dukungan, kasih sayang, serta doa yang tulus kepada penulis.
11. Prastowo Adi Saputro yang selalu menemani dan memberikan semangat.
12. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2010 atas kebersamaan dalam suka
maupun duka.
13. Teman-teman Green House, Intan, Heny, Dita, Nining, Mba Ani, Fika, Chika
atas bantuan, nasihat serta semangat yang telah diberikan selama ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala
bantuan, dukungan, dan juga bimbingan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati dan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
2. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 5
3. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6
4. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 7
5. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 7
6. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 10
1. Model dan Metode Pembelajaran ............................................................................ 10
2. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 13
3. Ciri –ciri Pembelajaran Kooperatif .......................................................................... 15
4. Unsur – unsur Metode pembelajaran Kooperatif ..................................................... 16
5. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 17
6. Langkah – langkah Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................. 18
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif................................ 19
8. Tipe Pembelajaran Kooperatif ................................................................................. 21
9. Peranan Guru dalam Metode Pembelajaran Kooperatif .......................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
10.Pembelajaran Koopeartif tipe Numbered Heads Together (NHT) .......................... 27
11.Kemampuan Yang Dikembangkan Dalam Metode Pembelajaran Kooperatif ........ 32
12.Pemahaman .............................................................................................................. 37
13.Kerjasama ................................................................................................................ 39
14.Materi Gerak Lurus .................................................................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................. 47
1. Jenis Penelitian ......................................................................................................... 47
2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................. 47
3. Subyek Penelitian ..................................................................................................... 48
4. Treatmen .................................................................................................................. 48
5. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 50
6. Validitas ................................................................................................................... 57
7. Desain Penelitian ..................................................................................................... 57
8. Metode Analisis Data ............................................................................................... 59
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 67
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 67
2. Data dan Analisis ..................................................................................................... 73
3. Pembahasan .............................................................................................................. 94
4. Keterbatasan Peneliti ............................................................................................. 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 102
1. Kesimpulan ............................................................................................................ 102
2. Saran ...................................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 104
LAMPIRAN .................................................................................................................. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Macam-macam Data Penelitian ........................................................................ 47
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest .................................................................... 53
Tabel 3. Soal Pretest dan Posttest ................................................................................... 53
Tabel 4. Kisi – Kisi Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa ................................................. 55
Tabel 5. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa ................................................................... 55
Tabel 6. Pengisian Hasil Pretest Dan Posttest ................................................................ 59
Tabel 7. Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor ............................................. 60
Tabel 8. Format Tingkat Pemahaman ............................................................................. 61
Tabel 9. Format Tabel Prosentase Tingkat Pemahaman ................................................. 61
Tabel 10. Kualifikasi Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa ............................................. 62
Tabel 11. Hasil Skoring Sikap Kerjasama Siswa ............................................................ 64
Tabel 12. Pedoman Penskoring Kuesinoner Kerjasama ................................................. 64
Tabel 13. Klasifikasi Sikap Kerjasama Siswa................................................................. 65
Tabel 14. Kualifikasi Kriteria Kerjasama Seluruh Siswa ............................................... 65
Tabel 15. Pelaksanaan Penelitian untuk Kelas VII A dengan Metode Kooperatif Tipe
NHT ............................................................................................................................ 69
Tabel 16. Pelaksanaan Penelitian untuk Kelas dengan Pembelajaran Metode Ceramah
(VII B) ........................................................................................................................ 71
Tabel 17. Perbandingan Pretest Kelas VII A dan Kelas VII B ...................................... 73
Tabel 18. Tabel Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas............................................. 74
Tabel 19. Uji T Independent Group Dari Pretest Kedua Kelas ..................................... 74
Tabel 20. Nilai Pretest Dan Posttest Kelas VII A .......................................................... 75
Tabel 21. Tabel Perbandingan Mean Pretest Dan Posttest Kelas VII A ........................ 77
Tabel 22. Uji T Dependent Group Pretest dan Posttest Kelas VII A ............................. 77
Tabel 23. Data Pretest Dan Posttest Kelas VII B ........................................................... 78
Tabel 24. Tabel Perbandingan Mean Pretest dan Posttest Kelas VII B ......................... 79
Tabel 25. Uji T Dependen Group Pretest dan Posttest Kelas VII B .............................. 79
Tabel 26. Nilai Posttest Dari Kelas VII A dan Kelas VII B .......................................... 80
Tabel 27. Perbandingan Mean Dari Posttest Kedua Kelas ............................................. 81
Tabel 28. Uji T Independent Group Dari Posttest Kedua Kelas .................................... 81
Tabel 29. Ktiteria Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Metode Kooperatif Tipe
NHT. ........................................................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 30. Prosentase Tingkat Pemahaman Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan
Metode Koperatif tipe NHT ........................................................................................ 83
Tabel 31. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Kelas VII A Sebelum
Menggunakan Metode Kooperatif Tipe NHT ............................................................ 85
Tabel 32. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Kelas VII A sesudah
Menggunakan Metode Kooperatif Tipe NHT ............................................................ 85
Tabel 33. Kriteria Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Cara
Mengajar Biasa ........................................................................................................... 86
Tabel 34. Prosentase Tingkat Pemahaman Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan
Metode Biasa .............................................................................................................. 87
Tabel 35. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Sebelum
Menggunakan Metode Biasa ...................................................................................... 89
Tabel 36. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Sesudah
Menggunakan Metode Biasa ...................................................................................... 89
Tabel 37. Skor Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa ......................................................... 89
Tabel 38. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa ..................................................................... 91
Tabel 39. Hasil Prosentase Sikap Kerjasama Siswa ....................................................... 92
Tabel 40. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A Secara Menyeluruh ................. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) .......................................................................................................................... 31
Gambar 2. Skema Jarak Dan Perpindahan ...................................................................... 42
Gambar 3. Diagram Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian ..................................... 69
Gambar 4. Grafik Prosentase Hubungan Antara Tingkat Pemahaman dengan Kriteria
Pemahaman ................................................................................................................ 84
Gambar 5. Grafik Prosentase Hubungan Antara Tingkat Pemahaman Dengan Kriteria
Pemahaman ................................................................................................................ 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Permohonanan Dari Kampus .................................................... 109
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian ......................................................... 110
Lampiran 3. Silabus pembelajaran Fisika ..................................................................... 111
Lampiran 4a. RPP Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe NHT .................................. 116
Lampiran 4b. RPP Pembelajaran Metode Ceramah ...................................................... 127
Lampiran 5. Soal Pretest dan Posttest .......................................................................... 138
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa I ............................................................................... 139
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa II .............................................................................. 140
Lampiran 8. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa ........................................................... 141
Lampiran 9. Jawaban Soal Pretest dan Posttest ........................................................... 143
Lampiran 10. Jawaban Lembar Kerja Siswa I .............................................................. 144
Lampiran 11. Jawaban Lembar Kerja Siswa II ............................................................. 145
Lampiran 12. Sampel Hasil Pretest Siswa Kelas VII A ............................................... 146
Lampiran 13. Sampel Hasil Pretest Siswa Kelas VII B................................................ 147
Lampiran 14. Sampel Hasil Postest Siswa Kelas VII A ............................................... 148
Lampiran 15. Sampel Hasil Postest Siswa Kelas VII B ............................................... 149
Lampiran 16. Sampel Hasi Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A ............... 150
Lampiran 17. Data Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A ............................ 152
Lampiran 18. Sampel Hasi Lembar Kerja Siswa I ........................................................ 154
Lampiran 19.Sampel Hasi Lembar Kerja Siswa II ....................................................... 156
Lampiran 20. Daftar Kelompok Siswa Kelas VII A ..................................................... 158
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dari pemantauan Paul Suparno di beberapa SMA, alasan mengapa siswa
tidak menyukai pelajaran Fisika dan lebih memilih jurusan yang tidak
menggunakan fisika karena siswa menganggap bahwa pelajaran fisika itu sulit
untuk dipelajari, banyak rumus, menakutkan, dan banyak hitungannya (Paul
Suparno, 2009: 2). Hal ini tidak jauh berbeda dengan pemantauan yang dilakukan
oleh peneliti ketika melaksanakan program pengalaman lapangan pada tahun
2013. Belajar dengan model guru menjelaskan dan siswa hanya menerima
informasi dari guru membuat siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang
dipelajarinya dan kurang disukai oleh siswa. Guru dalam mengajar hanya
menggunakan model ceramah dan mengerjakan soal, bahkan beberapa guru
mengajar hanya mencatat teori dan soal dari buku (Paul Suparno, 2009: 2). Hal ini
menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan tidak menyukai pelajaran fisika.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa hanya mendengar
semua hal yang dijelaskan oleh guru, mencatat apa yang telah diberikan dan
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Guru tidak memperhatikan
apakah siswa sudah memahami atau belum materi yang diajarkan, yang terpenting
materi tersebut sudah diajarkan. Akibatnya, siswa menjadi kurang aktif, kurang
terlibat dalam proses pembelajaran, dan siswa mengalami kejenuhan yang
berakibat pada kurangnya minat siswa dalam belajar fisika sehingga hasil belajar
fisika yang dicapai rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beberapa siswa mengatakan bahwa kurang tertarik dengan pelajaran
fisika karena guru fisikanya tidak menghidupkan suasana di kelas. Dalam
mengajar, hampir kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah, latihan
soal, bahkan mengajar dengan metode yang monoton. Beberapa guru mengajar
hanya mencatat teori dan soal dari buku (Paul, 2009: 2- 3). Selain itu, ketika siswa
berada dalam kelompok diskusi dan ditugaskan melakukan percobaan sederhana
peneliti menemukan bahwa hanya ada satu atau dua siswa yang benar-benar
bekerja. Hal ini tentunya membuat pemahaman siswa menjadi rendah dan
kurangnya sikap kerjasama pada pelajaran fisika. Akibatnya, siswa cenderung
hanya mencatat dan menulis apa yang didengar dan dijelaskan oleh gurunya tanpa
dilibatkan langsung dalam proses menemukan pengetahuan atau mengembangkan
pengetahuan sesuai dengan kemampuan sendiri.
Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah siswa yang
belajar, guru mengajar, bahan pelajaran dan hubungan antara guru dan siswa.
Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika (Paul,
2007: 2). Di dalam pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk dapat memahami
konsep-konsep fisika yang merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran fisika. Siswa dapat dikatakan berhasil dan paham dalam hal
pembelajaran khususnya pembelajaran fisika, bila siswa tersebut telah memahami
suatu materi yang telah diajarkan.
Oleh karena itu, guru harus mampu melihat apakah konsep yang
diberikan kepada siswa sudah dipahami atau belum sama sekali. Dalam proses
pemahaman siswa, guru sebagai fasilitator perlu mengembangkan metode
pengajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran yaitu dengan metode kooperatif. Menurut Isjoni (2008: 33)
pembelajaran kelompok kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa
menjadi lebih baik, sikap tolong menolong dalam perilaku sosial, dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan gagasan dan pendapatnya
dalam kelompok. Selain itu, metode kooperatif ini, dapat saling menguntungkan
antara siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan siswa yang berprestasi tinggi.
Slavin (2008: 8) juga mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran secara berkelompok, dimana siswa dalam satu kelas dikelompokkan
menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 5 orang untuk memahami
konsep yang difasilitasi oleh guru. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2009: 4). Metode pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain
dalam mempelajari mata pelajaran (Slavin, 2005: 4).
Pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru menjadi pengelola
aktivitas bagi siswanya di dalam kelompok kecil, sehingg siswa diberi
kesempatan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya bersama-sama
didalam kelompok masing-masing. Dengan kooperatif berarti siswa mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai
satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2008: 22). Pembelajaran kooperatif telah
banyak diterapkan di sekolah-sekolah karena manfaatnya yang besar dalam
meningkatkan interaksi siswa dengan teman-temannya dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu. Selain itu siswa juga didorong untuk saling membantu dalam
mempelajari bahan pelajaran.
Kerjasama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 682)
mengartikan sebagai melakukan suatu kegiatan yang ditangani oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kerjasama siswa dapat saling
mendukung (membangun semangat), menghargai satu sama lain, saling mengisi
dan menguatkan, keterbukaan dan komunikasi secara positif, dan mempunyai
sikap saling percaya. Salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yaitu
Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran tipe Numbered Heads Together
yang disingkat NHT merupakan salah satu pendekatan struktural dalam
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Arends, 2008:
15).
Metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
diawali dengan guru menjelaskan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru
membentuk kelompok-kelompok kecil dan setiap anggota dalam kelompok diberi
nomor. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok dan
siswa dalam kelompoknya berdiskusi bersama untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Setelah diskusi selesai, guru menyebutkan nomor tertentu,
siswa yang nomornya disebut menuliskan jawaban dipapan tulis. Sebelum guru
memutuskan jawaban yang ditulis siswa benar atau tidak, guru memancing
pemahan siswa terlebih dahulu. Siswa yang menuliskan jawaban yang benar,
mendapatkan apresiasi kelompok dan siswa yang menuliskan jawaban yang salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
diberi dorongan dan semangat untuk terus mencoba. Sehingga, jika seperti ini
akan melibatkan siswa untuk aktif belajar dalam kelompoknya.
Metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) akan
diterapkan pada pelajaran Fisika materi Gerak Lurus yang merupakan salah satu
materi pembelajaran dalam pelajaran fisika di SMP kelas VII. Dengan
menerapkan metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diharapkan
tidak lagi menganggap bahwa pelajaran fisika sulit, banyak rumus, hafalan dan
membosankan melainkan menyenangkan dan menarik. Sehingga pada akhirnya
tingkat pemahaman siswa menjadi meningkat yang dapat dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa dan mampu bekerjasama dalam kelompok dengan baik.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat memicu
hasil belajar siswa terhadap pelajaran Fisika dan kerjasama siswa. Penelitian ini
mengambil judul: “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP
KERJASAMA SIWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG
GERAK LURUS DI KELAS VII SMP PEMUDA NYUKANG HARJO”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
2.1. Kurangnya pemahaman siswa, penguasaan materi pembelajaran,
cara penyajian pembelajaran yang tidak sesuai/kurang, siswa yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menyukai pelajaran, serta daya intelegensi yang rendah dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa (Sujarwo, 2012: 1).
2.2. Guru dalam mengajar hampir kebanyakan menggunakan metode
ceramah dan latihan soal di dalam kelas (Paul Suparno, 2009: 2) sehingga
membuat siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran fisika di kelas. Selain itu,
dalam mengajar metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi sehingga
siswa menjadi bosan dan pada akhirnya siswa tidak menyukai pelajaran fisika
(Paul Suparno, 2007: 1).
2.3. Sikap individu siswa dan kurangnya kerjasama siswa dalam
kelompok (Illah, 2012: 95).
2.4. Berdasarkan observasi di sekolah, dalam menerapkan metode
pembelajaran di kelas selama ini kurang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti ingin mengembangkan
metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk
menginkatkan pemahaman dan aktivitas kerjasama siswa.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, antara lain:
3.1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas VII SMP Pemuda
Nyukang Harjo dengan menggunakan metode kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada materi gerak lurus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3.2. Apakah ada perbedaan pemahaman siswa tentang materi gerak lurus pada
siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT) dan metode ceramah di SMP Pemuda Nyukang Harjo kelas VII?
3.3. Bagaimana sikap siswa terhadap kerjasama yang dikembangkan di dalam
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)?
4. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
4.1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran dengan tipe Numbered Heads Together (NHT).
4.2. Dalam proses pembelajaran ada tujuan yang ingin dicapai mencakup 3
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Bloom dalam
Uno & Koni, 2012: 60). Dalam penelitian ini yang diukur adalah perubahan
pemahaman siswa dalam pembelajaran sebagai tujuan dari ranah kognitif dan
sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)sebagai tujuan dari ranah afektif.
4.3. Materi yang disampaikan dalam penelitian ini adalah gerak lurus.
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
5.1. Mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas VII SMP
Pemuda Nyukang Harjo dengan menggunakan metode kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) pada materi gerak lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5.2. Mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman siswa tentang materi gerak
lurus pada siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) dan metode ceramah di SMP Pemuda Nyukang Harjo kelas VII.
5.3. Mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap kerjasama yang dikembangkan
di dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
6. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan akan memberikan
manfaat untuk beberapa pihak, diantaranya:
6.1. Bagi Universitas
Dengan adanya penelitian ini, dapat menjadikan lulusan yang unggul
yang mampu menerapkan metode dengan situasi belajar yang sesungguhnya.
6.2. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, mampu mengevaluasi proses pembalajaran
dan memantau jalannya proses belajar di kelas sehingga mutu pendidikan di
sekolah terjaga dan mengalami peningkatan.
6.3. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian ini, dapat menjadi masukan bagi guru agar
dapat merancang dan merencanakan pembelajaran yang tepat bagi siswa agar
mampu membuat minat dan ketertarikan siswa akan pelajaran fisika menjadi
meningkat.
6.4. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat meningkatkan pemahaman
siswa pada materi gerak lurus, mengajarkan kepada siswa agar dapat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
aktivitas dalam kelompok serta dapat menimbulkan sikap kerjasama siswa dalam
kerja kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan menjelaskan informasi lebih lanjut mengenai model
dan metode pembelajaran, metode pembelajaran kooperatif, ciri-ciri pembelajaran
kooperatif, unsur-unsur kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif, langkah-
langkah metode pembelajaran kooperatif, kelebihan dan kekurangan metode
pembelajaran kooperatif, tipe-tipe metode pembelajaran kooperatif , peran guru
dalam pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe NHT, kemampuan
yang dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif, pemahaman, kerjasama
siswa, serta materi gerak lurus.
1. Model dan Metode Pembelajaran
Sebelum membahas mengenai pembelajaran kooperatif, akan dibahas
mengenai model dan metode. Beberapa sumber menyebut sebagai model
pembelajaran, dan sumber lain menyebut sebagai metode. Maka dari itu, peneliti
akan membahas terlebih dahulu mengenai model dan metode.
1.1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Sugiyanto (2009: 3) adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Sedangkan menurut Rusman (2011: 144) model pembelajaran adalah
suatu rencana yang dapat digunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran, dikelas atau yang lain.
Suprijono (2009: 45- 46) mengatakan bahwa model pembelajaran dapat
diartikan sebagai pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur
materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ini
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Melalui model pembelajaran guru dapat
membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir,
dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah rencana yang dapat digunakan untuk merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain yang dapat
membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir,
dan mengekspresikan ide.
Menurut Suprijono (2009: 46- 54), ada macam-macam model
pembelajaran. Berikut adalah uraian mengenai model pembelajaran yaitu:
1.1.1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mengacu pada gaya belajar yang
dilakukan oleh guru, guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
peserta didik dan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas (Suprijono,
2009: 47).
1.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam Suprijono (2013: 54) pembelajaran kooperatif merupakan konsep
yang lebih luas. Pembelajaran kooperatif dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru. Guru tetap berperan dalam memberi pengarahan pada siswa misalnya untuk
pemberian penugasan dan pertanyaan-pertanyaan serta pemberian bahan ajar pada
siswa meskipun siswa dituntut mandiri dan belajar mengetahui tanggung
jawabnya.
1.1.3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Suprijono (2009: 68- 71) metode pembelajaran berbasis
masalah ini dikembangkan berdasarkan konsep-konsep. Konsep tersebut adalah
penemuan. Pembelajaran ini menekankan pada masalah-masalah kontekstual,
konsep-konsep informasi yang dijabarkan dari disiplin-disiplin akademik serta
aktivitas penyelidikan.
1.2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang akan digunakan
oleh pengajar dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Daryanto dan Rahardjo, 2012: 148). Metode pembelajaran adalah seluruh
perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran
dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara
yang teratur untuk melakukan pembelajaran ( Suyono dan Hariyanto, 2011: 18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah teknik yang digunakan oleh pengajar untuk melakukan pembelajaran demi
mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini dipilih istilah
metode pembelajaran. Istilah “metode pembelajaran dipilih berdasarkan dari
penjelasan mengenai metode itu sendiri yaitu mengenai cara atau teknik yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode dari
sekian macam metode pembelajaran yang dikenal di dunia pendidikan khususnya
bagi para guru atau calon guru.
Slavin (2008: 8) mengartikan pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah pembelajaran secara berkelompok, dimana siswa dalam satu
kelas dikelompokkan menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 5 orang
untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Sedangkan menurut
Taniredja (2011: 55) pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran
dimana siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan sesama siswa yang
lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Menurut Arends (2008: 4) metode pembelajaran kooperatif adalah
metode pembelajaran yang berupaya untuk membantu siswa mempelajari isi
akademis dan berbagai keterampilan untuk mencapai berbagai sasaran dan tujuan
sosial serta hubungan antar manusia. Metode ini dikembangkan untuk mencapai
tiga tujuan penting, yaitu: prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keanekaragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Dalam kelas kooperatif,
para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2008: 4).
Metode pembelajaran kooperatif guru membagi siswa berdasarkan kemampuan
siswa, keunikan atau tidak hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberi
tugas untuk menyelesaikannya.
Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif guru tidak hanya
membagi siswa kedalam kelompok secara acak tetapi berdasarkan kemampuan,
keunikan atau perbedaan siswa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
kerja kelompok terdapat unsur-unsur yang dapat diterapkan pada metode
pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota dan evaluasi kelompok.
Dengan menerapkan kelima unsur tersebut dan melaksanakan langkah-langkah
metode kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
dengan baik (Lie, A, 2008: 29).
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa metode pembelajaran
kooperatif adalah cara belajar siswa yang dikelompokkan dalam kelompok kecil,
dimana siswa saling mendukung, bekerkerjasama untuk memahami suatu konsep
demi mencapai tujuan pembelajaran yang didampingi oleh guru. Dalam kooperatif
keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh anggota dari kelompok tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Ciri –ciri Pembelajaran Kooperatif
Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki ciri-ciri tersendiri.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari metode pembelajaran kooperatif yang
membuat ciri khas metode pembelajaran kooperatif menurut Taniredja (2011: 59)
yaitu : (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap
muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota
kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam
kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7)
keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri, (8) mahasiswa aktif.
Menurut Rusman (2011: 208) ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1) Siswa bekerjasama dalam kelompk untuk mencapai tujuan belajar,
2) Kelompok dibentuk berdasarkan siswa yang memiliki kemampuan yang
tinggi, sedang, dan rendah,
3) Setiap anggota dalam kelompok terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis
kelamin yang berbeda-beda,
4) Pemberian penghargaan lebih berorientasikan kepada kelompok daripada
individu.
Dengan demikian, ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif ditandai
dengan pembagian tugas yang sama yang dikerjakan secara bersama-sama dan
setiap anggota dalam kelompok berkoordinasi untuk berusaha dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, dalam kelompok terdiri dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Adanya bertatap muka secara
langsung dengan teman dalam kelompok dan belajar dengan teman sendiri dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
siswa diharapkan dapat berkomunikasi, saling bertukar pikiran maupun mampu
mengeluarkan pendapatnya.
4. Unsur – unsur Metode pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif (Lie, 2008: 31) mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap kooperatif. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur model pembelajaran harus diterapkan, yaitu :
a. Saling Ketergantungan Positif
Usaha setiap anggota sangat diperlukan untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam penyelesaian tugas. Oleh karena itu, keberhasilan
penyelesaian tugas ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok.
Sehingga, semua anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan. Disini,
guru dituntut untuk menciptakan kelompok kerja yang menyusun tugas
sedemikian rupa agar setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya sendiri
untuk mencapai tujuan bersama.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Diperlukan tanggung jawab masing-masing dari setiap anggota kelompok
sesuai dengan tugasnya, karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap
anggotanya. Kesadaran tanggung jawab masing-masing anggota kelompok sangat
mendukung atas keberhasilan kelompok. Untuk mencapai itu, guru harus
memberikan penilaian terhadap individu dan juga terhadap kelompok.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan ini akan mempermudah antarsiswa dalam berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dengan adanya interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga
kepada siswa untuk bekerjasama, menghargai perbedaan, mengisi kekurangan,
dan memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota. Hasil kerjasama dalam
kelompok jauh lebih besar daripada hasil kerjasama secara individu.
d. Komunikasi Antar Anggota
Siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Pengajar
mengajarkan cara–cara berkomunikasi, karena tidak setiap siswa mempunyai
keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok bergantung
pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi Proses Kelompok.
Pengajar meluangkan waktu khusus untuk kelompok mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa
bekerjasama dengan lebih efektif.
5. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan utama pembelajaran kooperatif ini adalah siswa memperoleh pengetahuan
dari sesama temannya (Isjoni, 2008: 166). Menurut Depdiknas dalam Taniredja,
Tukiran, Dkk (2011: 60) ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam metode
pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Tujuan pertama pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil
akademik dan meningkatkan kinerja siswa. Siswa yang memiliki kemampuan
yang lebih akan menjadi narasumber bagi teman yang kurang mampu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Tujuan kedua adalah pembelajaran kooperatif memberi peluang
kepada siswa untuk menerima sesama teman yang memiliki berbagai perbedaan
agama, suku, buadaya, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
c. Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Dilihat dari pendapat diatas maka tujuan dari metode pembelajaran
kooperatif adalah meningkatkan hasil akademik siswa dan meningkatkan kinerja
siswa, memberi peluang kepada siswa untuk menerima sesama teman yang
memiliki perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.
6. Langkah – langkah Metode Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran
kooperatif seperti pada buku Suprijono (2009: 65), ada 6 fase yang harus
dilakukan dalam menggunakan metode kooperatif yaitu :
a. Fase pertama yaitu present goals and set (menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan peserta didik). Disini, guru menjelaskan tujuan dari
pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
Hal ini penting dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas
prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
b. Fase kedua yaitu present information (menyampaikan informasi).
Guru menjelaskan materi ajar kepada siswa yang merupakan isi dari akademik.
c. Fase ketiga yaitu organize students into learning teams
(mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar). Guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pejelasan kepada peserta didik untuk saling bekerjasama didalam kelompok dan
membantu kelompok untuk melakukan transisi yang efisien. Penyelesaian tugas
kelompok merupakan tujuan kelompok.
d. Fase keempat yaitu assit team work and study (membantu kerja tim
dan belajar). Guru membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan
tugasnya yang dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta
didik mengulangi hal yang sudah ditujukannya.
e. Fase kelima yaitu test on the materials (mengevaluasi). Guru
menguji pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
f. Fase keenam yaitu provide recognition (memberikan pengakuan
atau penghargaan). Guru memberikan penghargaan kepada siswa terhadap hasil
belajar indivu dan kelompok.
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif
Dalam pemilihan metode yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran didasarkan pada kesesuaian materi yang diajarkan dan kesesuaian
tujuan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pada setiap
pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangannya.
7.1. Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif
Menurut Cilibert Macmilan, 1993 dalam Isjoni, (2008: 157) dan Arends
(2008: 6) ada kelebihan dari pembelajaran kooperatif yaitu antara lain:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan dan
merumuskannya dalam kelompok sebagai satu penyelesaian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Melatih keterampilan siswa dalam bersosialisasi dan berfikir
c. Mampu mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis
d. Dengan adanya dukungan siswa atau teman sebaya akan
menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar secara keseluruhan.
e. Siswa dapat mengerjakan tugas akademik secara bersama-sama yang
dapat menguntungkan bagi siswa yang berprestasi rendah maupun tinggi. Siswa
yang prestasinya lebih tinggi akan menjadi tutor bagi temannya yang menuntut
untuk berfikir lebih mendalam mengenai hubungan di antara berbagai ide dalam
subjek tertentu.
f. Siswa-siswi dengan berlatar belakang dan kondisi yang berbeda
diberi kesempatan untuk bekerja secara bersama pada tugas yang sama serta
melalui penghargaan koopertif belajar untuk saling menghargai.
g. Memberikan kepada siswa untuk belajar kerjasama dan
berkolaborasi kepada siswa lain.
h. Meningkatkan kerjasama karena menghargai dan mendukung
perkembangan inteligensi interpersonal, salah satu di antara delapan multiple
intelligence.
7.2. Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif
Selain adanya kelebihan, kooperatif juga memiliki kelemahan.
Kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif menurut Salvin (2008: 40) yaitu
bila tidak dirancang dengan baik dan benar, metode pembelajaran kooperatif
memungkinkan ada siswa yang melakukan seluruh pekerjaan atau sebagain
pekerjaan sementara siswa yang lain hanya menerima saja hasil pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
temannya. Pengaruh pengendara bebas merupakan suatu hal yang paling mungkin
muncul ketika kelompok memiliki tugas tunggal, seperti ketika mereka diminta
mengumpulkan laporan tunggal, menyelesaikan lembar kegiatan tunggal, atau
mengerjakan satu proyek saja. Penugasan semacam ini dapat menciptakan situasi
dimana para siswa yang dianggap sebagai anak yang kurang mampu tidak
dipedulikan oleh anggota kelompok yang lainnya.
8. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa tipe metode dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
8.1. Student Team Achievement Divison (STAD)
Dalam buku Slavin (2005: 143- 151) pembelajaran dengan tipe STAD
merupakan tipe metode pembelajaran yang paling sederhana. Guru
menyampaiakn materi pelajaran, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Kemudian, siswa
bekerja bersama kelompok dan memastikan bahwa anggota setiap kelompok telah
menguasai materi tersebut. Selanjutnya, mereka diuji secara individual melalui
kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh
kelompok mereka. Setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal
dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi.
8.2. Teams-Games-Tournaments (TGT)
Menurut Slavin (2005: 163- 170) tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)
menggunakan turnamen akademik, menggunakan kuis-kuis, dan sistem kemajuan
individu. TGT ini dimulai dengan guru menyampaikan materi pembelajaran,
kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian, setiap anggota ditugaskan untuk
mempelajari materi terlebih dahulu bersama dengan anggota yang lain, lalu
mereka di uji secara individu melalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh
dari skor game akan menentukan skor kelompok mereka masing-masing.
Dengan TGT, siswa akan menikmati bagaimana suasana turnamen itu,
dan karena mereka berkompetensi dengan kelompok-kelompok yang memiliki
komposisi kemampuan yang setara, maka kompetensi dalam TGT terasa lebih fair
dibandingkan dengan kompetensi dalam pelajaran-pelajaran tradisional pada
umumnya.
8.3. Jigsaw
Pembelajaran dengan tipe Jigsaw menurut Agus (2009: 89- 91) diawali
dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya, guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, jumlah kelompok tergantung pada
jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Setelah kelompok
terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap
orang dalam kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang
diterima oleh guru. Kemudian, masing-masing kelompok menunjukkan satu orang
anggotanya yang dianggap ahli untuk bergabung dalam satu kelompok lagi yang
sering dikenal sebagai “kelompok ahli”.
Dalam “kelompok ahli” ini, setiap anggota saling berdiskusi untuk
memahami lebih lanjut tentang informasi tersebut. Setelah itu, mereka kembali ke
kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan topik yang lebih spesifik dari
informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya. Pengajaran ini
dibutuhkan agar dirinya dan teman-teman dalam satu kelompoknya bisa siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menghadapi ujian individu berikutnya. Setelah itu, setiap anggota diuji secara
individu melalui kuis. Skor yang diperoleh setiap anggota dari hasil kuis akan
menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka.
8.4. Group Investigation (GI)
Group Investigation (GI) dalam buku Agus (2009: 93) dimulai dengan
pembagian kelompok. Selanjutnya, guru beserta peserta didik memilih topik
tertentu dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik. Kemudian,
peserta didik bersama dengan guru menentukan metode penelitian yang
dikembangkan untuk memecahkan masalah. Masing-masing kelompok diberi
tugas atau proyek yang berbeda.
Dalam kelompok, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi
apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, bagaimana menelitinya,
dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Mereka yang akan
memutuskan sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian, mereka akan
terlibat aktivitas berfikir tingkat inggi, seperti membuat sintesis, ringkasan,
hipotesa, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhirnya. Langkah berikutnya
yaitu presentasi hasil masing-masing kelompok.
8.5. Team accelerated instruction (TAI)
Dalam tipe ini, menurut Slavin (2005: 195- 199) diawali dengan
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan yang berbeda. Masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi
pembelajaran atau PR tertentu.
Dalam tipe TAI ini, setiap kelompok diberi serangkaian tugas tertentu
untuk dikerjakan bersama-sama. Poin dalam tugas dibagikan secara berurutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kepada setiap anggota. Setiap anggota harus saling memeriksa jawaban teman-
teman satu kelompok dan saling memberi bantuan jika memang dibutuhkan.
Disini, guru dapat memberi penjelasan seputar soal yang kebanyakan dianggap
sulit oleh siswa. Setelah itu, masing-masing anggota diberi tes individu tanpa
bantuan dari anggota yang lain. Skor yang diperoleh tidak hanya di nilai sejauh
mana siswa mampu bekerja secara mandiri.
Setiap minggu, guru menjumlahkan berapa banyak soal yang dapat
dijawab oleh masing-masing kelompok. Penghargaan diberikan kepada kelompok
yang mampu menjawab soal-soal dengan benar lebih banyak dan mampu
menyelesaikan PR dengan baik. Guru memberikan poin kepada individu yang
mampu memperoleh nilai rata-rata pada ujian final.
8.6. Team Product (TP)
Miftahul Huda (2012: 130) dinamakan Team Product (TP) karena setiap
kelompok diminta untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu. Semua hal yang
dilakukan oleh setiap kelompok haruslah berbentuk produk, baik itu abstrak
maupun konkrit. Untuk memastikan tanggung jawab individu, guru memberikan
peran atau tugas yang berbeda-beda pada masing-masing anggota dalam setiap
kelompok untuk menciptakan satu produk kelompok.
8.7. Discussion Group (DG) – Group Project (GP)
Miftahul Huda (2012: 133) tipe DG dan GP lebih terfokus dan
terstruktur, biasanya berlaku untuk beberapa kali pertemuan. Kelompok diskusi
dan proyek kelompok dirancang untuk mengerjakan tugas pembelajaran atau
proyek tertentu dan guru memastikan bahwa setiap anggota kelompok
mendapatkan tugas mengerjakan masing-masing bagian dari laporan tersebut. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tugas tersebut ternyata tidak bisa dibagi-bagi, setidaknya mereka mendapatkan
peran yang berbeda. Tidak boleh ada satu atau beberapa orang anggota yang
sendiri memikul beban tugas/proyek tersebut sepenuhnya, sementara anggota-
anggota yang lain hanya ikut-ikutan.
Setiap kelompok diskusi atau proyek kelompok disarankan ada satu
pemimpin/ketua yang dipilih karena memiliki kemampuan organisasional yang
memadai, bukan semata karena performa akademiknya. Pemimpin harus
bertanggung jawab memastikan semua anggotanya berpartisipasi dan benar-benar
disiplin mengerjakan tugas mereka masing-masing.
8.8. Numbered Heads Together (NHT)
Dalam Suprijono (2009: 92) dijelaskan bahwa tipe NHT diawali dengan
guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, kemudian guru membagi siswa
kedalam kelompok-kelompok kecil. Selanjutnya tiap-tipa orang dalam kelompok
diberi nomor. Setelah kelompok terbentuk, guru mengajukan pertanyaan yang
harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Lalu guru memberikan kesempatan
kepada siswa berdiskus untuk mengemukakan pendapat dalam kelompok. Setelah
diskusi, guru menyebutkan nomor tertentu dan siswa yang nomornya disebut tiap-
tiap kelompok menuliskan jawabannya dipapan tulis. Disini, setelah siswa
menuliskan jawabannya guru memancing pemahaman siswa dengan bertanya
jawaban yang dituliskan oleh temannya benar atau tidak. Bila jawaban benar, guru
memberikan apresiasi kepada kelompok, bila jawaban siswa salah guru
memberikan semangat kepada kelompok agar tetap terus berusaha dan tidak
mudah menyerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pada penenlitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada tipe Numbered
Heads Together (NHT). Untuk itulah, akan dibahas lebih lanjut mengenai tipe ini.
9. Peranan Guru dalam Metode Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif siswa menjadi aktif dibentuk melalui
bimbingan dari guru. Peranan guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran,
guru merancang pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan biasanya memikirkan
aktivitas seperti apa yang dilakukan oleh siswa di kelas, materi apa yang akan
disampaikan serta metode seperti apa yang digunakan dan media yang tepat untuk
digunakan dalam pembelajaran di kelas. Aktivitas siswa dalam bekerjasama dapat
berjalan sebagai mana mestinya apabila mempunyai prosedur yang jelas untuk
dilakukan oleh anggota-anggota dalam kelompok (Isjoni, 2008: 158). Adapun
peran guru dalam pembelajaran kooperatif menurut Paul Suparno (2007: 136)
yaitu:
a. Guru sebagai fasilitator dalam belajar bersama dengan membentuk
kolompoknya.
b. Guru mengajarkan konsep dasar dan keterampilan kerja sama. Awalnya
guru melatih siswa untuk dapat bekerjasama secara sinergis.
c. Monitoring kelompok apakah jalan atau tidak. Dengan monitoring akan
ketahuan kelompok mana yang jalan dan tidak sehingga dapat dibantu
dengan cepat.
d. Intervensi, membantu bila diperlukan; terlebih macet. Disini, guru
membantu peserta didik bila mengalami kesulitan agar proses belajar
berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Evaluasi kelompok dan siswa-siswa. Mengevaluasi kelompok untuk
semakin maju, demikian juga mengevaluasi siswa, terlebih siswa yang
kurang begitu aktif dalam bekerjasama.
10. Pembelajaran Koopeartif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Metode pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Menurut Ibrahim (2000: 28) metode pembelajaran kooperatif tipe NHT
dikembangkan oleh Spancer Kagen (1993) untuk melibatkan lebih siswa bersama
kelompoknya dalam memahami pelajaran dan mengecek pemahaman siswa
terhadap isi pelajaran. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling mengembangkan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang benar dan
mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama siswa.
10.1. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik,
berbagi tugas secara merata, menerima teman yang memiliki berbagai perbedaan
seperti agama, suku, budaya, kemampuan akademis, dan tingkat sosial,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru, siswa berani untuk
mengemukakan pendapatnya, ide, aktif dalam bertanya, mengahargai pendapat
orang lain, dan bekerja dalam kelompok.
Selain itu, tujuan dari tipe NHT ini agar siswa membantu teman dalam
kelompoknya untuk memahami materi pelajaran dimana siswa yang mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kemampuan yang tinggi menjadi sumber bagi siswa yang mempunyai kekampuan
yang sedang maupun rendah. Secara tidak langsung tipe NHT akan membuat
siswa dalam tiap-tiap kelompok akan bersaing dalam belajar. Dengan adanya
bersaing dengan kelompok-kelompok lain akan menimbulkan rasa cemas yang
dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka.
Ibrahim (2000) juga mengemukakan ada tiga tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu:
a. Hasil Belajar Akademik Struktural
Bertujuan untuk meningkatkan kenerja dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan Adanya Keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman yang memiliki latar belakang
berbeda. Tipe pembelajaran ini memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar
belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja, saling tergantung pada tugas-
tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan Keterampilan Sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok, dan sebagainya.
d. Secara tidak langsung dengan menerapkan metode kooperatif tipe NHT
membuat siswa bersaing secara positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
10.2. Langkah – langkah pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT)
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep
Spencer Kagen (dalam buku Ibrahim, 2000: 28) untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dengan
mengecek pemahaman mengenai isi pelajaran. Ada lima langkah yang guru
gunakan dalam pembelajaran kooperatif NHT yaitu sebagai berikut:
a. Penomoran
Sebelum guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil, guru
menjelaskan materi yang akan dipelajari kepada siswa. Selanjutnya, guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok
mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Contohnya bila jumlah siswa
dalam satu kelas terdiri atas 30 orang dan terbagi menjadi 6 kelompok kecil
berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 5
anggota. Tiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.
b. Pengajuan Pertanyaan
Setelah kelompok terbentuk, guru menjelaskan pokok bahasan yang akan
dipelajari. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok
untuk menemukan jawaban.
c. Berpikir Bersama
Setelah siswa mendapatkan pertanyaan dari guru, siswa bersama dalam
kelompoknya berdiskusi bersama untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Pemberian Jawaban
Langkah selanjutnya adalah guru menyebutkan suatu nomor tertentu dan
siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok diberi kesempatan
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Setiap
siswa yang ingin memberikan jawabannya menuliskan terlebih dahulu jawaban
mereka dipapan tulis. Setelah selesai, guru tidak langsung memutuskan jawaban
yang ditulis siswa benar atau tidak tetapi memancing pengetahuan siswa dengan
bertanya apakah jawaban dari teman yang ditulis dipapan tulis benar atau tidak.
Bila jawaban yang ditulis siswa benar, guru memberikan apresiasi kepada siswa
dan bila jawaban salah guru memberikan dorongan semangat agar siswa tetap
terus berusaha dan tidak mudah menyerah.
e. Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang memiliki
nilai atau hasil belajar paling tinggi. Penghargaan kelompok ini untuk
mengapresiasi atas hasil kelompok.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
ini merupakan variasi dari diskusi kelompok yang menjadi ciri khasnya adalah
guru akan menyebutkan nomor siswa, dan siswa yang nomornya disebutkan
saling berebutan mewakili kelompoknya untuk menyampaikan jawaban didepan
kelas, dan demikian selanjutnya. Kelompok yang mampu menjawab dan
menjelaskan dengan benar akan mendapatkan penghargaan untuk memotivasi
siswa lain atau kelompok lainnya. Metode ini juga memberikan kesempatan siswa
untuk meluangkan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dari penjelasan diatas dapat dibuat analisis siklus tahap-tahap metode
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai berikut:
Gambar 1. Siklus Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT)
10.3. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT)
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut
Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18) yaitu rasa minder yang ada pada diri siswa
menjadi berkurang, meningkatkan keaktifan siswa, terjalinnya interaksi antar
siswa melalui diskusi yang dilakukan secara bersama dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi, siswa menjadi terlatih untuk bertanya, berdiskusi dan
mengembangkan bakat kepemimpinan, lebih memahami materi secara mendalam,
membuat hasil belajar lebih tinggi, melatih siswa untuk bertanggung jawab,
membuat siswa mampu bekerjasama dalam kelompok, meningkatkan rasa percaya
diri siswa, dan mengembangkan rasa ingin tahu.
Pertanyaan Penomoran
Menjawab Berfikir Bersama
Penghargaan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
10.4. Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT)
Selain kelebihan, NHT juga memiliki kekurangan yaitu:
1. Terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian kelompok antara siswa
yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
2. Kemungkinan ada siswa yang tidak menyukai apabila bekerjasama
dengan yang lain.
3. Pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda membutuhkan waktu yang
lama.
4. Adanya pembagian tugas yang tidak merata. Siswa merasa takut bila
pekerjaan dalam kelompoknya tidak terbagi secara merata atau adil.
11. Kemampuan Yang Dikembangkan Dalam Metode Pembelajaran
Kooperatif
Setiap metode pembelajaran mempunyai tujuan belajar yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut
Blomm, dasarnya tujuan belajar mencakup domain (ranah) kognitif, afektif dan
psikomotorik (Uno & Koni, 2012: 60). Di bawah ini akan dijelaskan ketiga ranah
dari taksonomi:
11.1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom. Berikut adalah
kemampuan yang terdapat pada ranah kognitif dalam buku Assessment
Pembelajaran menurut Uno & Koni (2012: 61- 62) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan disni diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali kemampuan yang
pernah diterimanya. Menurut Djiwandono (2006: 210- 213) dalam buku Psikologi
Pendidikan, pengetahuan ini meliputi ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
baik tentang pengertian, prinsip, hukum-hukum, unsur, atau rumus yang mampu
disimpan dalam ingatannya, yang dapat digali pada saat dibutuhkan.
b. Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pengertian pemahaman di sini adalah kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan
caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c. Tingkat Penerapan (Applicatoin)
Penerapan diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Tingkat Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
e. Tingkat Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk
pola baru yang lebih menyeluruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
f. Tingkat Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang
dimilikinya.
11.2. Ranah Afektif (Sikap dan Perilaku)
Ranah afektif meliputi pembentukan nilai-nilai karakter yang ingin
terbentuk melalui proses pembelajaran di kelas. Berikut adalah kemampuan yang
terdapat pada ranah afektif dalam buku Assessment Pembelajaran menurut Uno &
Koni (2012: 62- 64) :
a. Kemauan Menerima
Disini, kemauan menerima dimana keinginan untuk memperhatikan
suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku,
mendengarkan musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.
b. Kemauan Menanggapi
Kemauan menanggapi dimana kegiatan yang menunjuk pada partisipasi
aktif dalam kegiatan suatu tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,
manaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium
atau menolong orang lain.
c. Berkeyakinan
Berkeyakinan berkaitan dengan kemauan menerima sistem nilai pada diri
individu, seperti menunjukkan rasa kepercayaan terhadap sesuatu, apersepsi
(penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk
melakukan suatu kehidupan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Mengorganisasi
Pengorganisasian adalah penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang
berbeda-beda berdasarkan pada sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari
pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab
terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan
kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan
suatu permasalahan.
e. Tingkat Karakteristik/Pembentukan Pola
Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai yang selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti
bersikap objektif terhadap segala hal.
11.3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotorik berisi tentang kemampuan yang dilihat dari
perilaku-perilaku siswa, kemampuan di ranah ini lebih menekankan pada proses
belajar siswa yang ditunjukkan dari keterampilan-keterampilan yang
dikembangkan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Berikut adalah
kemampuan yang terdapat pada ranah psikomotorik dalam buku Assessment
Pembelajaran menurut Uno & Koni (2012: 64- 67) :
a. Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.
Pada kawasan psikomotor terdapat dimensi dari perilaku, yaitu: (1) sensor
stimulasi yang berhubungan dengan sebuah stimuli yang berkaitan dengan organ
tubuh, seperti auditori, visual, taktile (“ancang-ancang” untuk bertindak), taste
(rasa), smell (bau) dan kinestetik, (2) mengenai seleksi isyarat yakni menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
bagian isyarat sehingga orang harus merespon untuk melakukan tugas tertentu
dari suatu kinerja. Isyarat yang sesuai dengan situasi yang dipilih sebagai penduan
untuk melakukan gerakan, sedangkan isyarat yang tidak relevan dihilangkan, (3)
mengenai translasi yakni berhubungan dengan presepsi terhadap aksi dalam
membentuk gerakan. Dalam translasi terdapat proses mental dalam menentukan
arti dari isyarat yang diterima untuk melakukan aksi.
b. Kesiapan
Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau
pengalaman tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kesiapan mental, kesiapan
fisik atau kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
c. Gerakan Terbimbing
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti
suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat
menguasai dengan benar suatu gerakan.
d. Gerakan Terbiasa
Gerakan terbiasa berkenaan dengan penampilan respons yang sudah
dipelajarari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan suatu kemahiran.
e. Gerakan yang Kompleks
Gerakan yang kompleks adalah gerakan yang ada pada tingkat
keterampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilakn suatu tindakan motorik yang
menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan dan atau keluwesan, serta
efesiensi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
f. Penyesuaian dan Keaslian
Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil
sehingg ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang
menuntut persyaratan tertentu. Individu sudah dapat mengembangkan
tindakan/keterampilan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
12. Pemahaman
Menurut Kartika Budi (1987: 233), pemahaman merupakan salah satu
aspek kognitif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menjadi aspek
paling menonjol atau ditonjolkan. Uno mengatakan bahwa pemahaman dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, atau
menerjemahkan sesuatu dengan caranya sendiri mengenai pemahaman yang telah
diterimanya (Uno, 2011: 57).
Pemahaman adalah tingkat kemampuan dimana siswa mengaharapkan
mampu memahami arti atau konsep, situasi, fakta yang diketahuinya. Tidak hanya
hapal secara verbal, tetapi mengerti atau paham terhadap konsep atau fakta yang
ditanyakan (Purwanto, 2006). Anderson juga mengatakan bahwa siswa dikatakan
memahami bila mereka dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan
pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan
melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam pemahaman
meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum,
menyimpulkan, dan menjelaskan (Anderson, 2010: 105).
Hasil belajar yang lebih tinggi daripada hasil pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya saja menjelaskan dengan menyusun kalimat sendiri sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan,
atau menggunakan petunjuk penerapan untuk menyelesaikan masalah yang lain
(Nana Sudjana, 2010: 24).
Untuk mengetahui apakah siswa memahami suatu konsep atau tidak,
maka diperlukan kriteria atau indikator yang dapat menunjukkan pemahaman
tersebut. Kartika Budi (dalam Widya Dharma, 1992: 114) mengatakan bahwa ada
beberapa indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan
suatu konsep yaitu antara lain; 1) dapat menyatakan pengertian konsep dengan
menggunakan kalimat sendiri, 2) dapat menjelaskan makna konsep yang
bersangkutan kepada orang lain, 3) dapat menganalisis hubungan antara konsep
dalam suatu hukum, 4) dapat dapat menerapkan konsep untuk menganalisis dan
menjelaskan makna gejala alam khusus, memecahkan masalah fisika baik secara
teoritis maupun secara praktis, memprediksi segala kemungkinan yang akan
terjadi pada suatu system bila kondisi tertentu terpenuhi, 5) dapat mempelajari
konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, 6) dapat membedakan antara
konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan, 7) dapat
membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah dan dapat membuat
peta kosep-konsep yang ada dalam satu pokok bahasan.
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari
suatu konsep. Untuk itu, diperlukan adanya hubungan antara konsep dengan
makna yang ada dalam konsep tersebut. Menurut Nasution (2006: 49), dan Nana
Sudjana (1989: 51) ada tiga kemampuan pemahaman yang terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Menerjemahkan (translation) yang berarti kemampuan memahami makna
yang terkandung di dalamnya agar mempermudah orang untuk
mempelajarinya.
b. Menginterpretasi (interpretation) yang berarti bahwa kemampuan untuk
mengenal dan memahami.
c. Mengekstrapolasi (extrapolation) yang berarti bahwa kemampuan untuk
memperluas persepsi dalam arti dimensi, kasus, atau masalah.
13. Kerjasama
13.1. Pengertian Kerjasama
Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan
orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok, bukan bekerja
secara terpisah atau saling berkompetensi. Berkompetensi kerjasama menekankan
peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini
dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas
atau proses. (http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kerjasama-team-work).
Kerjasama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008: 682)
mengartikan sebagai melakukan suatu kegiatan yang ditangani oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, dan ada interaksi didalamnya
seperti saling membantu satu sama lain dalam kelompok. Sebuah kelompok
dikatakan mengandung kerjasama bila memenuhi indikator kerjasama yaitu saling
mendukung (membangun semangat), menghargai orang lain, saling mengisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menguatkan, keterbukaan dan komunikasi (secara positif) dan mempunyai sikap
percaya.
13.2. Syarat Kelompok Kerja
Jones dalam Riyanto dan Martinus (2008: 21) mengatakan bahwa ada
lima syarat kelompok kerja dapat berjalan dengan efektif yaitu:
a. Adanya Sikap Saling Percaya Antaranggota
Membangun kelompok yang saling mempercayai butuh waktu yang
lama. Suasana saling percaya akan tercipta apabila setiap anggota merasa bebas
untuk mengutarakan pendapatnya. Ia juga bebas untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum ia ketahui tanpa merasa khawatir akan adanya reaksi negatif dari
temannya, baik berupa ejekan, cemooh, ataupun pembalasan dendam.
b. Adanya Sikap Saling Mendukung
Sikap saling mendukung dapat terjadi bila setiap anggota kelompok
menaruh perhatian terhadap kesulitan teman sesama anggota. Perhatian itu
merupakan bentuk kepedulian dari setiap anggota kepada anggota yang lain. Bila
sikap saling mendukung sudah tumbuh dari setiap anggota kepada anggota lain
dengan baik, maka anggota tidak perlu bersusah payah melindungi diri dari rasa
takut akan kelemahamnya.
c. Adanya Komunikasi Yang Terbuka
Komunikasi yang terbuka dan otentik akan terjadi bila sikap saling
percaya dan mendukung ada dalam kelompok. Kecuali itu, komunikasi itu akan
terwujud bila mau mendengarkan tanpa menilai atau mengadili. Setiap anggota
tidak bersandiwara, tetapi berani berkata jujur dan objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Menerima Konflik Sebagai Hal Yang Wajar
Perbedaan pendapat dalam kelompok kerja itu merupakan hal yang
wajar. Dimana dalam kehidupan dengan sesama, akan ditemukan perbedaan baik
dalam hal sikap maupun pendapat. Oleh karena itu, sebagai anggota kelompok
perbedaan itu harus disikapi dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah.
Kesediaan menerima perbedaan perlu ada dalam setiap anggota kelompok.
e. Saling Menghormati Keunikan Masing-masing Pribadi.
Setiap anggota pasti mengetahui bahwa setiap dari anggota memiliki
keunikan. Keunikan dari masing-masing anggota harus ditanggapi secara positif
dengan cara menghormati perbedaan/keunikan tersebut.
14. Materi Gerak Lurus
Pada penelitian ini, materi yang akan diajarkan kepada siswa sudah
ditentukan oleh guru. Sesuai dengan pembelajaran di sekolah. Pada saat itu materi
pembelajaran mengenai gerak lurus. Berikut adalah rangkuman materi gerak lurus
dari buku Sains Fisika SMP.
14.1. Pengertian gerak
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak. Suatu benda dikatakan bergerak
bila posisinya selalu berubah terhadap titik acuan. Misalnya bus yang sedang
bergerak meninggalkan terminal (acuan). Gerak lurus adalah gerak dengan
lintasan berupa garis lurus.
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu
acuan. Posisi merupakan besaran vector.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
14.2. Kedudukan dan Perpindahan
Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap
acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap titik sembarang
yang disebut titik acuan.
Gambar 2. Skema Jarak Dan Perpindahan
Pada gambar diatas bola yang berada pada titik B sudah berjalan dari titik
A melewati lintasan berwarna merah. Lintasan berwarna merah ini merupakan
jarak. Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh oleh benda. Jarak
merupakan besaran skalar. Bola ini juga mengalami perpindahan yang
digambarkan dengan garis berwarna biru. Perpindahan adalah perubahan posisi
pada suatu benda dalam waktu selang tertentu. Perpindahan merupakan besaran
vector.
14.3. Kelajuan dan Kecepatan
Selanjutnya setelah belajar mengenai kedudukan dan perpindahan,
selanjutnya siswa akan mempelajari mengenai kelajuan dan kecepatan. Berikut
akan dijelaskan mengenai kelajuan dan kecepatan. Kelajuan adalah jarak yang
ditempuh benda tiap satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar. Dalam
kelajuan terdapat kelajuan rata-rata. Kelajuan rata-rata adalah jarak yang
ditempuh benda dibagi dengan selang waktu. Bila sebuah benda bergerak dengan
jarak s, dengan waktu tempuh t maka:
A
B
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kelajuan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
sedangkan kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh benda tiap
satuan waktu. Kecepatan merupakan besaran vektor. Dalam kecepatan terdapat
kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan
selang waktunya. Bila sebuah benda mengalami perpindahan memerlukan
waktu maka kecepatan rata-ratanya adalah
Kecepatan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kecepatan rata-rata (m/s)
= perpindahan (m)
s2 = jarak akhir (m)
s1 = jarak awal (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
14.4. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak lurus beraturan. Gerak lurus
beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
konstan/tetap. Benda dikatakan bergerak lurus beraturan apabila benda menempuh
jarak yang sama dalam waktu yang sama dan pada lintasan lurus. Pada gerak lurus
beraturan berlaku persamaan:
Dimana:
s = jarak (m)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
14.5. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak pada lintasan lurus yang
percepatannya konstan. Misalkan ada sebuah mobil yang bergerak dari kedudukan
awalnya saat diam (t = 0), saat t = 2 detik mobil tersebut bergerak dengan
kecepatan 10 , saat t = 3 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 20
, saat t = 4 detik mobil tersebut bergerak degan kecepatan 30 , dan saat t
= 5 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 40 . Mobil tersebut terus
mengalami perubahan kecepatan setiap 1 detik. Gerak lurus berubah beraturan
terdiri dari dua macam yaitu gerak lurus berubah beraturan yang dipercepat dan
gerak lurus beraturan yang diperlambat. Apabila benda bergerak dan mengalami
penambahan kecepatan selama selang waktu tertentu gerak benda tersebut
dikatakan dipercepat dan bila kecepatan gerak benda mengalami penurunan pada
selang waktu tertentu maka dikatakan benda tersebut bergerak diperlambat.
jarak = kecepatan benda x waktu
s = v x t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya berubah-ubah secara teratur. Dalam GLBB ini juga dikenal
istilah baru yaitu percepatan. Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap
selang waktu.
Percepatan dapat dirumuskan:
dengan :
Berdasarkan uraian mengenai metode pembelajaran kooperatif dan
materi yang sudah disampaikan, peneliti akan melakukan penelitian mengenai
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
pada materi gerak untuk siswa kelas VII di SMP Pemuda Nyukang Harjo. Dengan
metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan juga dapat
meningkatkan sikap kerjasama siswa di kelas. Di dalam tipe Numbered Heads
Together (NHT) ini, diawali dengan numbering atau penomoran, kemudian guru
menjelaskan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh kelompok.
Percepatan =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kemudian, guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk
menemukan jawaban, berdiskusi bersama dalam memikirkan dan menemukan
jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya, guru
menyebutkan suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya disebut diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru, dan diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok
siswa yang memiliki nilai atau hasil belajar paling tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif.
Termasuk dalam kuantitatif karena menggunakan statistika untuk mengetahui
pemahaman siswa dan sikap kerjasama siswa.
Dalam mengumpulkan data untuk mengetahui pemahaman siswa maka
dilakukan pretest dan posttest. Selain dengan cara pretest dan posttest dalam
pengambilan data, peneliti menggunakan metode pengamatan (observasi) untuk
mengetahui kemampuan nonakademik dari siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
Tabel 1. Macam-macam Data Penelitian
Macam Data Jenis Data Analisis
Pretest Data kuantitatif Statistik
Posttest Data kuantitatif Statistik
Kuesioner Data kuantitatif Statistik
2. Waktu dan Tempat Penelitian
2.1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2014 – Februari 2014
2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pemuda Nyukang Harjo, Lampung Tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat populasi dan sampel yang menjadi subyek
dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruh subyek dalam penelitian (Arikunto, 2006:
130). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Pemuda Nyukang
Harjo.
3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (disebut juga sebagai contoh).
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A berjumlah 36 siswa dan
siswa kelas VII B dengan jumlah 32 siswa semester genap tahun ajaran 2013/2014
SMP Pemuda Nyukang Harjo.
4. Treatmen
Tretmen adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar
nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 5). Berikut adalah
treatmen yang diberikan pada kelas yang menggunakan mtode kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) pada materi Gerak Lurus secara rinci adalah
sebagai berikut:
1.1. Pendahuluan
1.1.1. Peneliti menjelaskan mengenai pembelajaran kooperatif tipe NHT.
1.1.2. Peneliti menyampikan tujuan pembelajaran.
1.1.3. Pembelajaran diawali dengan memberikan pretest kepada siswa untuk
mengetahui pemahaman awal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1.2. Kegiatan inti
1.2.1. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi yang akan dipelajari secara
garis besar.
1.2.2. Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6
siswa.
1.2.3. Siswa bergabung dalam kelompoknya yang telah ditentukan.
1.2.4. Peneliti memberi nomor kepada siswa dalam kelompok.
1.2.5. Peneliti memberikan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa secara
berkelompok.
1.2.6. Siswa bersama kelompok masing-masing menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompok
mengetahui jawabannya.
1.2.7. Ketika waktu pengerjaan tugas telah selesai, peneliti memanggil nomor
siswa secara acak. Siswa yang nomornya disebutkan menuliskan hasil
kerjasamanya dipapan tulis. Misalnya guru menyebutkan nomor 1 maka
siswa nomor 1 dari kelompok GLB, GLBB, Kecepatan untuk
menuliskan jawaban mereka dipapan tulis secara bersama-sama.
1.2.8. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok yang
lain untuk menanggapi jawaban dari teman yang maju. Misalnya saja
guru meminta siswa untuk menanggapi jawaban dari kelompok
kelajuan terlebih dahulu, setelah selesai kelompok perpindahan dan
begitu untuk selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1.2.9. Peneliti mengamati jawaban yang ditulis oleh siswa dipapan tulis. Bila
jawaban siswa benar, siswa beserta teman dalam kelompoknya
memperoleh apresiasi. Bila jawaban siswa salah, peneliti memberikan
dorongan kepada siswa untuk terus berusaha lagi dan tidak mudah
untuk putus asa.
1.3. Penutup
1.3.1. Peneliti bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai materi
yang baru saja dipelajari.
1.3.2. Diakhir pembelajaran, peneliti memberikan soal posttest kepada siswa.
Hal ini untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang sudah
dipelajari.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2010: 56). Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam
pengambilan data yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus,
Pretest dan Posttest, Lembar Kerja Siswa (LKS), serta kuesioner kerjasama siswa.
5.1. Silabus
Pada instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan silabus yang
diperoleh dari sekolah. Silabus adalah rencana suatu mata pelajaran secara
menyeluruh dalam satu semester (Suparno, 2007: 5). Adapun komponen atau
bagian-bagian yang terdapat dalam silabus yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, alokasi waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penilaian dan sumber belajar. Format silabus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
SILABUS
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penliaian Alokasi
waktu
Sumber
belajar
5.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam kegiatan pembelajaran selaian silabus, setiap guru juga
mempunyai pegangan yang akan digunakan untuk kelancaran proses kegiatan
belajar mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen ini
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan silabus yang digunakan oleh sekolah dan
dikonsultasikan dengan guru serta dosen pembimbing. RPP ini berisi tentang
rencana kegaiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Format RPP yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP
Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester :
Mata Pelajaran :
Alokasi waktu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
A. Standar Kompetensi :
B. Kompetensi Dasar :
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Ajar
F. Alokasi Waktu
G. Metode Pembelajaran
H. Kegaiatan Pembelajaran
I. Penilaian Hasil Belajar
No. Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan 5
2 Kegaiatan inti 29
3 Penutup 6
J. Sumber Belajar/Alat/Media
K. Penilaian Hasil Belajar
L. Instrumen Penilaian
5.3. Pretest dan Postest
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa. Tes disini meliputi
pretest dan posttest. Tes ini diambil dari materi gerak lurus pada buku Ilmu
Pengetahuan Alam- kelas VII SMP/MTs dan dikonsultasikan dengan guru
pengampu pelajaran fisika dan dikembangkan oleh peneliti.
Pretest diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dengan
menggunakan tipe NHT dimulai. Test ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman
awal siswa mengenai materi gerak. Sedangkan Posttest diberikan setelah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
melakukan pembelajaran dengan menggunakan tipe NHT. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan tipe NHT. Posttest diberikan dan disusun berdasarkan soal pretest
dan materi pembelajaran yang telah diberikan.
Berikut ini adalah soal pretest dan postest yang digunakan dalam
penelitian ini:.
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Kompetensi Dasar Indikator Nomor
Soal
Menganalisa data
percobaan gerak lurus
beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan
serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-
hari.
Siswa dapat membedakan kedudukan
dan perpindahan
1
Siswa dapat membedakan kelajuan
dan kecepatan
2
Siswa dapat memahami konsep GLB
dan GLBB
3
Siswa dapat menerapkan persamaan
GLB dan GLBB dalam pemecahan
masalah
4
5
Berdasarkan kisi-kisi pretest dan posttest diatas maka soal pretest dan
posttest tentang materi gerak lurus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Soal Pretest dan Posttest
No. Soal Jawaban Skor
1 Apakah perbedaan
kedudukan dengan
perpindahan?
Kedudukan adalah letak dari suatu
benda
Perpindahan adalah perubahan
kedudukan suatu benda dari titik awal
ke titik akhirnya.
8
2 Apakah perbedaan
kecepatan rata-rata dan
kelajuan rata-rata?
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi
perpindahan dan selang waktu.
Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi
jarak total yang ditempuh dengan
waktu tempuh.
8
3 Apakah yang Gerak Lurus Beraturan adalah gerak 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No. Soal Jawaban Skor
dimaksud dengan GLB
(Gerak Lurus
Beraturan) dan GLBB
(Gerak Lurus Berubah
Beraturan)?
pada lintasan lurus yang kecepatannya
tetap.
Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah
gerak pada lintasan lurus yang
kecepatannya berubah-ubah secara
teratur.
4 Bila sebuah motor
bergerak dengan
kecepatan 10 m/s
dalam waktu 5 sekon,
berapakah jarak yang
ditempuh oleh motor
tersebut?
Diketahui :
v = 10 m/s
t = 5 sekon
Ditanyakan: s = ...?
Jawab: s = v x t = 10 m/s x 5 s = 50 m
12
5 Sebuah mobil bergerak
dengan kecepatan awal
5 m/s, kemudian
kecepatannya berubah
menjadi 7 m/s dengan
selang waktu 2 sekon.
Berapakah percepatan
yang dialami oleh
mobil tersebut.
Diketahui:
v1 = 5 m/s
v2 = 7 m/s
t = 2 sekon
Ditanyakan: a = ...?
Jawab:
14
5.4. Sikap Kerjasama Siswa
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup
atau terstruktur serta angket bersifat langsung, dimana responden mengisi anket
secara langsung dari peneliti. Instrumen ini dibuat berdasarkan dasar teori dan
dikembangkan oleh peneliti pada bab II mengenai syarat kelompok kerja. Lembar
angket berisi pernyataan-pernyataan yang dijawab oleh siswa untuk mengetahui
sikap kerjasama. Adapun pilihan jawaban yang ada pada kuesioner sikap
kerjasama terdiri dari “SS = Sangat Setuju”, “S = Setuju”, “ KS = Kurang Setuju”,
“TS = Tidak Setuju” dan “STS = Sangat Tidak Setuju”. Berikut adalah kisi – kisi
dan lembar angket yang digunakan oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Untuk kisi-kisi kuesioner yang digunakan oleh peneliti tampak pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4. Kisi – Kisi Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa
No. Indikator Item Positif Item
Negatif
1. Saling percaya 1,3 2,4
2. Saling mendukung 5,7 6,8
3. Komunikasi terbuka 9,11 10, 12
4. Menerima konflik 13,15 14, 16
5. Menghormati keunikan 17,19 18, 20
Berdasarkan kisi-kisi kuesioner diatas berikut ini pernyataan yang akan
diberikan dalam kuesioner tersebut:
Tabel 5. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa
Nama :
Kelas :
Berikan tanda centang (√) pada salah satu jawaban:
SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju
S = Setuju TS =Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Jika pernyataan dibawah ini sesuai dengan yang kamu rasakan selama
pembelajaran fisika di kelas!
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
ST S KS TS STS
1. Kelompok saya akan berhasil
menyelesaikan tugas.
2. Kelompok saya akan gagal dalam
menyelesaikan tugas.
3. Saya memperbolehkan seluruh teman
dalam kelompok saya untuk mengajukan
pendapatnya.
4. Teman kelompok saya adalah saingan saya
dalam belajar.
5. Jika ada teman yang tidak memahami
pelajaran yang saya kuasai, maka saya
akan membantu untuk mempelajari
pelajaran tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
ST S KS TS STS
6. Saya membiarkan teman mengalami
kesulitan pada mata pelajaran yang saya
kuasai.
7. Saya mengucapkan terima kasih ketika
menerima bantuan dari orang lain.
8. Saya akan menjauhi teman yang
mengalami kesulitan agar tidak repot.
9. Saya berbicara pada semua orang yang ada
dalam kelompok saya tanpa membeda-
bedakan teman.
10. Saya akan diam saja ketika saya
mengalami kesulitan pada mata pelajaran.
11. Jika ada perbuatan teman yang tidak saya
sukai, maka saya akan langsung
membicarakan rasa ketidaksukaan saya
kepada teman yang bersangkutan.
12. Jika saya tidak menyukai teman kelompok
saya, maka saya akan mendiamkannya dan
menganggap orang tersebut tidak ada.
13. Jika dalam kelompok ada masalah, maka
saya akan menyelesaikannya secara
bersama-sama.
14. Jika ada permasalahan dalam kelompok,
saya lebih senang untuk pergi menghindar.
15. Saya menerima perbedaan pendapat yang
ada di dalam kelompok sebagai hal yang
wajar.
16. Jika ada perbuatan yang salah kepada saya,
maka saya enggan untuk memaafkan orang
tersebut.
17. Saya berusaha untuk memahami sifat-sifat
yang dimiliki oleh teman meskipun
sifatnya berbeda dengan saya.
18. Saya hanya akan memahami teman yang
memiliki sifat yang sama dengan saya.
19. Saya berteman dengan siapa saja tanpa
membedakan pribadinya.
20. Saya hanya berteman dengan orang yang
memilki pribadi yang sama dengan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
6. Validitas
Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes itu sungguh
mengukur apa yang diukur sesuai dengan tujuan (Suprano, 2010: 67). Maka dari
itu dilakukan uji validitas internal sebagai berikut:
6.1. Soal Pretest dan Posttest
Uji validitas internal untuk soal pretest dan posttest dilakukan dengan
cara melihat adanya kesusuaian soal pretest dan posttest dengan kisi-kisi yang
telah dibuat sebelumnya (soal kisi-kisi dapat dilihat pada tabel 2), dan soal pretest
dan posttest telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran fisika di sekolah.
6.2. Kuesioner
Kuesioner sikap kerjasama diambil berdasarkan dasar teori pada bab II
mengenai syarat kelompok kerja dan telah dikembangkan oleh peneliti dengan
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Untuk kisi-kisi kuesioner dan
kuesioner sikap kerjasama dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.
7. Desain Penelitian
Untuk melakukan penelitian terlebih dahulu melewati beberapa tahapan yang
melibatkan beberapa pihak. Berikut desain dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
7.1. Tahap Penyusunan Instrumen
Tahap penyusunan instrumen ini dilakukan untuk setelah peneliti
mendapat materi oleh guru yang akan disampaiakn kepada siswa. Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dalam penelitian ini antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
kerja siswa (LKS), kuesioner sikap kerjasama siswa, soal pretest dan soal posttest.
7.2. Tahap Pretest
Pada tahap pretest ini melibatkan siswa dalam pengerjaannya yang
dilakukan sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT). Pretest dilakukan untuk melihat pemahaman awal siswa
mengenai materi yang akan diajarkan. Subyek pada penelitian ini adalah siswa
kelas VII dan prestest dilakukan selama 30 menit.
7.3. Proses Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dilakukan di kelas VII A dan pembelajaran
dengan metode ceramah dilakukan di kelas VII B untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah proses belajar berlangsung di kleas.
7.4. Tahap Posttest
Setelah proses belajar selesai dengan metode pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran dengan metode ceramah
kemudian siswa diberikan soal posttest untuk mengetahui pemahaman siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
7.5. Tahap Pengumpulan Data Sikap Kerjasama
Pengumpulan data sikap kerjasama siswa dilakukan setelah proses
pembelajaran melalui pengisian kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
7.6. Tahap Analisis
Setelah semua data terkumpul meliputi pretest, posttest, kuesioner
kerjasama maka tahap selanjutnya dilakukan penilaian atau skoring untuk
dilakukan analisis statistik sesuai yang dibutuhkan pada penelitian ini.
8. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini akan diketahui bagaiaman pemahaman siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatiif tipe Numbered Heads
Togehther (NHT) dan dengan metode ceramah. Berikut adalah analisis data dalam
penelitian:
8.1. Analisis Pemahaman
1. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sebelum diberikan
treatmen (pretest) dan data sesudah diberi treatmen (posttest) yang dapat disajikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Pengisian Hasil Pretest Dan Posttest
Kode
siswa
Kelas metode
kooperatif tipe
NHT
Kode
siswa
Kelas dengan cara
metode ceramah
Pretest Posttest Pretest posttest
Siswa 1 Siswa 1
Siswa 2 Siswa 2
Siswa n Siswa n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Pengujian Data
a. Analisis Pemahaman dengan Interval Skor
Data dari hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pretest dan posttest. Dengan
penggunaan metode pembelajaran ini diharapkan akan mempengaruhi tingkat
pemahaman siswa. Analisis pemahaman belajar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini (Arikunto, 2003: 355):
- Skor tertinggi yang mungkin diperoleh siswa 100
- Skor terendah yang mungkin diperoleh oleh siswa 0
- Penilaian menggunakan 5 (lima) kategori yaitu “sangat tinggi”,
“tinggi”, “cukup”, “rendah”, dan “sangat rendah”.
- Range = 100 - 0 = 100
- Pembagian interval
Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 100: 5 = 20
Penentuan kriteria pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor
Interval skor Tingkat pemahaman
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Cukup
21 – 40 Rendah
< 20 Sangat Rendah
Selanjutnya skor dari pretest dan posttest diberi keterangan tingkat
pemahaman berdasarkan klasifikasi seperti pada tabel diatas. Contoh tabel yang
digunakan dalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 8. Format Tingkat Pemahaman
Kode Siswa Kelas metode ..............
Pretest Tingkat
pemahaman
Posttest Tingkat
pemahaman
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa n...
Setelah nilai sudah diklasifikasikan sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa berdasarkan interal skor, selanjutnya dilakukan pengelompokkan
berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan dilakukan perhitungan prosentase
dari masing-masing tingkat pemahaman. Format tabel prosentase tingkat
pemahaman sebagai berikut:
Tabel 9. Format Tabel Prosentase Tingkat Pemahaman
No. Tingkat
pemahaman
Sebelum Sesudah
Jumlah
siswa
Prosentase Jumlah
siswa
Prosentase
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Perhitungan prosentase banyaknya siswa dalam kriteria tertentu dapat di
hitung dengan cara sebagai berikut:
Tingkat Pemahaman =
Setelah ditentukan prosentase masing-masing kriteria selanjutnya
dilakukan pengklasifikasian kriteria pemahaman siswa secara menyeluruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pengklasifikasian ini menurut Kartika Budi (2001: 55) untuk melihat pencapaian
pemahaman siswa secara menyeluruh dapat menggunakan tabel dibawah ini.
Tabel 10. Kualifikasi Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa
Jumlah yang Memperoleh Nilai
Tingkat
Pemahaman ST ST + T ST + T
+ C
ST + T +
C + R
ST + T +
C + R +
SR
75% Sangat Tinggi
75% Tinggi
65% Cukup
65% Rendah
65% Sangat Rendah
Keterangan
ST = Sangat Tinggi
T = Tinggi
C = Cukup
R = Rendah
SR = Sangat Rendah
b. Analisis Pemahaman dengan SPSS
Untuk dapat mengetahui apakah metode pembelajaran yang diberikan
signifikan terhadap perubahan ke arah yang lebih baik, maka dilakukan T-Test
menggunakan SPSS dengan urutan sebagai berikut:
- Uji T independen untuk pretest kelas VII A dan kelas VII B
- Uji T dependen untuk pretest dan posttest kelas VII A
- Uji T dependen untuk pretest dan posttest kelas VII B
- Uji T independen untuk posttest kelas VII A dan kelas VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
i. Uji T untuk Dua Sampel Dependen
Setelah memberikan skor pada hasil pretest dan posttest, kemudian
peneliti menggunakan analisis statistik, yaitu dengan Test-t Dependent. Uji tes ini
digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen atau satu kelompok
yang dites dua kali, yaitu pada pretest dan posttest (Suparno, 2011: 87). Data
yang diuji statistik paired sample T-test yaitu data pretest dan posttest kelas
dengan metode kooperatif tipe Numebered Together (NHT) dan kelas dengan
metode biasa.
Uji tes ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil dari pretest
dan posttest pada kelompok kelas yang menggunakan metode kooperatif tipe NHT
dan kelompok kelas yang menggunakan metode ceramah.
ii. Uji T untuk dua sampel Independen
Uji T independen digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang
independen (Paul, Suparno, 2011: 82). Data yang diuji statistik independen
sample T-test yaitu nilai pretest kelas dengan metode kooperatif tipe Numebered
Together (NHT) dan kelas dengan metode biasa dan posttest kelas dengan metode
kooperatif tipe Numebered Together (NHT) dan kelas dengan metode biasa
8.2. Analisis Sikap Kerjasama
Dalam menggunakan mentode kooperatif tipe NHT ini, diharapkan siswa
dapat memunculkan kesadaran pentingnya sikap kerjasama siswa dalam proses
pembelajaran. Untuk mengetahui sikap kerjasama siswa selama proses
pembelajaran digunakan kuesioner sikap kerjasama untuk setiap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kuesioner yang telah diisi oleh siswa baik kelas VII A maupun kelas VII
B selanjutnya dilakukan skoring oleh peneliti. Contoh hasil skoring dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Hasil Skoring Sikap Kerjasama Siswa
Kode
siswa
Pernyataan Jumlah
skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 dst
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa n
1. Data
Dalam kuesioner pernyataan yang digunakan berupa pernyataan positif
dan pernyaatn negatif. Pemberian skor pada kuesioner ini bergerak dari nilai 1
hingga 5.
Tabel 12. Pedoman Penskoring Kuesinoner Kerjasama
Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
2. Analisis Aktivitas Kerjasama
Kuesioner terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 5 (lima) pilihan
jawaban untuk mengukur kerjasama peserta didik. Hasil pengukuran berupa skor
atau angka.
Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan positif
dan negatif (Arikunto, 2003: 355):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a. Skor untuk setiap siswa
Skor minimal = 1 x 20 = 20
Skor maksimal = 5 x 20 = 100
Range = 100 – 20 = 80
b. Pembagian Interval
Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 80: 5 = 16
Penentuan kriteria kerjasama siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Klasifikasi Sikap Kerjasama Siswa
Interval skor Klasifikasi
84-100 Sangat Tinggi
68-83 Tinggi
52-67 Cukup
36-51 Rendah
20-35 Sangat Rendah
Selanjutnya prosentase banyaknya siswa dalam kriteria tertentu dapat di
hitung sebagai berikut:
Kemudian, untuk melihat pencapaian pemahaman siswa secara
menyeluruh dapat menggunakan tabel dibawah ini (Kartika Budi 2001: 55):
Tabel 14. Kualifikasi Kriteria Kerjasama Seluruh Siswa
Jumlah Skor Kerjasama
Kerjasama ST ST + T ST + T
+ C
ST + T +
C + R
ST + T +
C + R +
SR
75% Sangat Tinggi
75% Tinggi
65% Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Jumlah Skor Kerjasama
Kerjasama ST ST + T ST + T
+ C
ST + T +
C + R
ST + T +
C + R +
SR
65% Rendah
65% Sangat Rendah
Pada kolom pertama bila hasil penjumlahan kriteria aktivitas kerjasama
sangat tinggi sudah mencapai 75% atau lebih dari 75% maka sikap kerjasama
siswa tergolong sangat tinggi, pada kolom kedua bila hasil penjumlahan kriteria
aktivitas kerjasama sangat tinggi dan tinggi sudah mencapai 75% atau lebih dari
75% maka sikap kerjasama siswa tergolong tinggi, pada kolom ketiga bila hasil
penjumlahan kriteria aktivitas kerjasama sangat tinggi, tinggi dan cukup sudah
mencapai 65% atau lebih dari 65% maka sikap kerjasama siswa tergolong cukup,
pada kolom keempat bila hasil penjumlahan kriteria aktivitas kerjasama sangat
tinggi, tinggi, cukup dan rendah sudah mencapai 65% atau lebih dari 65% maka
sikap kerjasama siswa tergolong rendah, dan pada kolom kelima bila hasil
penjumlahan kriteria aktivitas kerjasama sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan
santa rendah sudah mencapai 65% atau lebih dari 65% maka sikap kerjasama
siswa tergolong sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Peneilitian ini dilaksanakan di SMP Pemuda Nyukang Harjo pada
tanggal 27 Januari sampai 24 Februari 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII A dan siswa kelas VII B. Kelas VII A pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe NHT dengan jumlah siswa sebanyak 36
siswa. Kelas VII B pembelajaran dengan metode yang konvensional yaitu
ceramah dan tanya jawab dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
Sebelum pelaksanaan penelitian ini dilakukan, ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu pengurusan surat perijinan penelitian,
bertemu dengan kepala sekolah, bertemu dengan guru pengampu mata pelajaran
fisika untuk membicarakan materi yang akan disampaikan, mempersiapkan
instrumen pembelajaran, serta melakukan pengujian kemampuan awal siswa
(pretest), proses pembelajaran, dan melakukan pengujian kemampuan akhir siswa
(posttest).
Pada tahap awal yaitu perijinan penelitian, peneliti menghubungi kepala
sekolah untuk meminta ijin melakukan penelitian di sekolah setelah mendapatkan
ijin peneliti kembali ke sekolah dengan membawa surat ijin dengan rentan waktu
3 bulan setelah ijin kepala sekolah. Tahap kedua setelah bertemu dengan kepala
sekolah, peneliti bertemu dengan guru mata pelajaran IPA dan membicarakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
materi yang sesuai dengan waktu penelitian yaitu bulan Januari akhir hingga
bulan Februari. Pada tahap ketiga, peneliti mempersiapkan instrumen-instrumen
pembelajaran berupa RPP, lembar kerja siswa, dan soal-soal untuk pretest dan
posttest.
Instrumen pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sudah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh dosen pembimbing dan guru mata pelajaran
agar dapat digunakan semaksimal mungkin. Tahap kelima, pada proses
pembelajaran materi gerak lurus berlangsung dengan menggunakan metode
kooperatif tipe NHT untuk kelas VII A dan dengan metode ceramah untuk kelas
VII B. Tahap keenam, setelah pembelajaran selesai peneliti memberikan tes pada
siswa (posttest) dengan soal yang sama seperti pretest untuk mengetahui apakah
ada perubahan pemahaman siswa.
Pretest dilakukan sebelum metari disampaikan untuk mengetahui
pengetahuan awal yang terdiri dari 5 soal dalam waktu 30 menit. Berikut adalah
langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
Pertemuan II
1 Februari 2014 : 40 menit
1. Pembagian
kelompok
2. Penjelasan materi
Kedudukan dan
Perpindahan
3. Latihan Soal Pertemuan III
3 Februari 2014 : 40 menit
1. Siswa duduk dalam
kelompoknya.
2. Penjelasan materi
Kelajuan dan
Kecepatan
3. Latihan Soal
Pertemuan I
27 Januari 2014 : 40 menit PRETEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 3. Diagram Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian
Dari diagram diatas menunjukkan kegiatan pokok yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam diagram terlihat pembelajaran
kooperatif tipe NHT tidak hanya pada pertemuan IV dan V saja tetapi pada
pertemuan II dan III juga merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian untuk kelas VII B dengan
cara mengajar biasa dan dengan metode kooperatif tipe NHT:
Tabel 15. Pelaksanaan Penelitian untuk Kelas VII A dengan Metode
Kooperatif Tipe NHT
Hari /
Tanggal
Pukul Pelaksanaan penelitian Hal yang dilakukan siswa
Senin,
27 Januari
13.30-14.10 Pengadaan pretest oleh
peneliti.
- Siswa mengerjakan
pretest.
Pertemuan III
8 Februari 2014 : 40 menit
Pertemuan IV
10 Februari 2014 : 40 menit
Pertemuan V
15 Februari 2014 : 40
menit
Pertemuan VI
17 Februari 2014 : 40
menit
1. Siswa duduk
dalam
kelompoknya
2. Penjelasan materi
GLB dan GLBB
3. Latihan soal
1. Siswa duduk dalam
kelompoknya
2. Siswa mengerjakan
LKS I.
3. Siswa diskusi
kelompok
4. Siswa presentasi 1. Siswa duduk dalam
kelompoknya
2. Siswa mengerjakan
LKS II.
3. Siswa diskusi
kelompok
4. Siswa presentasi
1. Postest
2. Pengisisan
Kueseioner
Kerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hari /
Tanggal
Pukul Pelaksanaan penelitian Hal yang dilakukan siswa
2014 Memperkenalkan
metode pembelajaran
kooperatif tipe NHT.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa.
- Siswa memperhatikan
penjelasan
.pembelajaran metode
kooperatif tipe NHT.
- Siswa memperhatikan
penjelasan tujuan
pembelajaran yang
akan dipelajari oleh
siswa.
Sabtu, 1
Februari
2014
13.30-14.10 Pembagian siswa ke
dalam kelompok.
Kegiatan belajar
mengajar adalah
menyampaikan materi
kedudukan dan
perpindahan yang
disampaikan dengan
metode kooperatif tipe
NHT.
- Siswa duduk dan
berkumpul dalam
kelompoknya.
- siswa memperhatikan
pembahasan materi.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Senin, 3
Februari
2014
13.30-14.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menyampaikan materi
kelajuan dan kecepatan
yang disampaikan
dengan metode
kooperatif tipe NHT
- Siswa duduk dan
berkumpul dalam
kelompoknya.
- Siswa memperhatikan
pembahasan materi.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Sabtu, 8
Februari
2014
13.30-14.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menyampaikan materi
GLB dan GLBB yang
disampaikan dengan
metode kooperatif tipe
NHT
- siswa duduk dan
berkumpul dalam
kelompoknya.
- siswa memperhatikan
pembahasan materi.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Senin, 10
Februari
2014
13.30-14.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menjelaskan langkah
kerja pada LKS I.
Pengundian nomor
secara acak.
- siswa duduk dan
berkumpul dalam
kelompoknya.
- Siswa memperhatikan
penjelasan tentang cara
mengerjakan LKS I.
- Siswa mengerjakan
LKS I bersama
kelompoknya masing-
masing.
- Siswa yang nomornya
disebut menyelesaikan
soal di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hari /
Tanggal
Pukul Pelaksanaan penelitian Hal yang dilakukan siswa
Sabtu, 15
Februari
2014
13.30-14.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menjelaskan langkah
kerja pada LKS II.
Pengundian nomor
secara acak.
- Siswa memperhatikan
penjelasan tentang cara
mengerjakan LKS II.
- Siswa mengerjakan
LKS II bersama
kelompoknya masing-
masing.
- Siswa yang nomornya
disebut menyelesaikan
soal di papan tulis.
- Siswa memperhatikan
penjelasan.
- Kelompok yang
skornya tertinggi diberi
penghargaan oleh
peneliti.
Sabtu, 17
Februari
2014
13.30-14.10 Pengadaan posttest dan
pengisian kuesioner
oleh peneliti.
- Siswa mengerjakan
posttest.
- Siswa mengisi lembar
kuesioner.
Tabel 16. Pelaksanaan Penelitian untuk Kelas dengan Pembelajaran
Metode Ceramah (VII B)
Hari /
Tanggal
Pukul Pelaksanaan Penelitian Hal yang dilakukan
Siswa
Senin,
27 Januari
2014
15.30-16.10 Pengadaan pretest oleh
peneliti.
Perkenalan.
- Siswa mengerjakan
pretest.
- Siswa memperkenalkan
diri.
Sabtu, 1
Februari
2014
15.30-16.10 Peneliti menjelaskan
materi tentang gerak,
kedudukan dan
perpindahan yang
disampaikan dengan
metode biasa yaitu
ceramah
- Siswa memperhatikan
penjelasan materi
tentang gerak,
kedudukan dan
perpindahan yang
disampaikan dengan
metode biasa.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Senin, 3
Februari
2014
15.30-16.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
melanjutkan materi
tentang gerak,
kedudukan dan
- Siswa memperhatikan
penjelasan materi
tentang gerak,
kedudukan dan
perpindahan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hari /
Tanggal
Pukul Pelaksanaan Penelitian Hal yang dilakukan
Siswa
perpindahan yang
disampaikan dengan
metode biasa yaitu
ceramah
menggunakan metode
biasa.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Sabtu, 8
Februari
2014
15.30-16.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menjelaskan materi
tentang kelajuan dan
kecepatan dengan
menggunakan metode
biasa.
- Siswa memperhatikan
penjelasan materi
tentang kelajuan dan
kecepatan dengan
menggunakan metode
biasa.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Senin, 10
Februari
2014
13.30-14.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
menyampaiakn materi
tentang GLB dan
GLBB dengan
menggunakan metode
biasa.
- Siswa memperhatikan
penjelasan materi
tentang GLB dan
GLBB dengan
menggunakan metode
biasa.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Sabtu, 15
Februari
2014
15.30-16.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
melanjutkan
menjelaskan materi
tentang GLB dan
GLBB dengan
menggunakan metode
biasa.
- Siswa memperhatikan
penjelasan materi
tentang tentang materi
GLB dan GLBB
dengan menggunakan
metode biasa.
- Siswa mengerjakan
soal latihan.
Sabtu, 17
Februari
2014
15.30-16.10 Kegiatan belajar
mengajar adalah
mengajak siswa untuk
membuat rangkuman
materi gerak lurus
dilanjutkan dengan
pengadaan posttest dan
pengisian kuesioner
oleh peneliti.
- Siswa bersama dengan
guru merangkum
materi gerak.
- Siswa mengerjakan
posttest.
- Siswa mengisi lembar
kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Data dan Analisis
Penelitian memperoleh data penelitian berupa skor pretest, posttest, dan
kuesioner sikap kerjasama siswa pada materi gerak lurus dengan menggunakan
metode kooperatif tipe Numeberd Heads Together (NHT) untuk siswa kelas VII A
dan dengan metode pembelajaran biasa untuk kelas VII B. Data-data dari hasil
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
2.1. Pemahaman
2.1.1. Analisis dengan SPSS
2.1.1.1. Perbandingan Pretest Kelas VII A Dan Kelas VII B
Berikut ini adalah perbandingan pretest kelas VII A dan Kelas VII B:
a. Data Nilai Pretest Kelas VII A dan Kelas VII B
Tabel 17. Perbandingan Pretest Kelas VII A dan Kelas VII B
Kode Siswa Pretest Kelas 7A Pretest Kelas 7B
Siswa 1 8 5
Siswa 2 2 12
Siswa 3 8 8
Siswa 4 7 29
Siswa 5 8 19
Siswa 6 0 5
Siswa 7 5 8
Siswa 8 4 5
Siswa 9 8 5
Siswa 10 6 8
Siswa 11 8 5
Siswa 12 8 34
Siswa 13 5 35
Siswa 14 5 5
Siswa 15 5 21
Siswa 16 8 8
Siswa 17 5 5
Siswa 18 6 8
Siswa 19 8 20
Siswa 20 8 8
Siswa 21 2 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kode Siswa Pretest Kelas 7A Pretest Kelas 7B
Siswa 22 8 6
Siswa 23 8 22
Siswa 24 4 4
Siswa 25 8 22
Siswa 26 3 19
Siswa 27 4 22
Siswa 28 6 7
Siswa 29 8 14
Siswa 30 7 5
Siswa 31 8 5
Siswa 32 2 5
Siswa 33 5 -
Siswa 34 2 -
Siswa 35 8 -
Siswa 36 5 -
b. Uji T Independent Group Dari Pretest Kedua Kelas
Berikut adalah hasil uji T independent untuk pretest kedua kelas:
Tabel 18. Tabel Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas
Group Statistics
Code N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest 1 36 5,83 2,324 ,387
3 32 13,13 9,993 1,766
Tabel 19. Uji T Independent Group Dari Pretest Kedua Kelas
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretest Equal variances assumed
55,627
,000 -4,254 66 ,000 -7,292 1,714 -10,714 -3,870
Equal variances not assumed -4,032
33,982
,000 -7,292 1,808 -10,967 -3,616
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai mean pretest kelas VII B lebih
tinggi daripada kelas VII A. Dari tabel 19 dapat dilihat nilai t = -4.254 dan t = -
4.032, p = 0.000 < 0.05 yang artinya ada perbedaan antara pretest kelas VII A dan
kelas VII B.
Secara ideal penelitian eksperimen diterapkan pada dua kelompok yang
tidak berbeda, tetapi hasil dari penelitian ini mengalami perbedaan secara
signifikan. Sehingga penelitian eksperimen tidak dapat diterapkan pada penelitian
ini. Hal ini dikarenakan kelas yang dilakukan untuk penelitian tidak bebas dalam
memilih melainkan ditentukan oleh pihak guru. Untuk kelas mana yang akan
diberi treatmen ditentukan sendiri oleh peneliti. Kelas VII A dipilih peneliti
menggunakan metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) karena
berdasarkan informasi dari guru siswa di kelas ini memiliki kemampuan yang
kurang dibandingkan dengan kelas VII B. Untuk itu peneliti ingin membantu
siswa untuk lebih memahami materi yang dipelajari.
2.1.2. Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas VII A
Berikut ini adalah pengujian hasil pretest dan posttest dari kelas VII A:
a. Data Pretest Dan Posttest Kelas VII A
Berikut adalah data pretest dan posttest kelas VII A:
Tabel 20. Nilai Pretest Dan Posttest Kelas VII A
Kode Siswa
Kelas VII A
Pretest Posttest
Siswa 1 8 41
Siswa 2 2 74
Siswa 3 8 70
Siswa 4 7 42
Siswa 5 8 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kode Siswa
Kelas VII A
Pretest Posttest
Siswa 6 0 34
Siswa 7 5 43
Siswa 8 4 79
Siswa 9 8 30
Siswa 10 6 42
Siswa 11 8 32
Siswa 12 8 43
Siswa 13 5 70
Siswa 14 5 38
Siswa 15 5 73
Siswa 16 8 36
Siswa 17 5 72
Siswa 18 6 76
Siswa 19 8 34
Siswa 20 8 76
Siswa 21 2 40
Siswa 22 8 86
Siswa 23 8 73
Siswa 24 4 79
Siswa 25 8 70
Siswa 26 3 29
Siswa 27 4 75
Siswa 28 6 74
Siswa 29 8 30
Siswa 30 7 45
Siswa 31 8 34
Siswa 32 2 35
Siswa 33 5 70
Siswa 34 2 31
Siswa 35 8 85
Siswa 36 5 76
Rata-rata 5.83 55.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b. Uji T Dependen Group Dari Pretest Dan Posttest Kelas VII A
Tabel 21. Tabel Perbandingan Mean Pretest Dan Posttest Kelas VII A
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pair 1 Pretest 5,83 36 2,324 ,387
Posttest 55,81 36 20,080 3,347
Tabel 22. Uji T Dependent Group Pretest dan Posttest Kelas VII A
Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std. Deviatio
n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest - Posttest
-49,2972 20,034 3,339 -56,751 -43,194 -14,967 35 ,000
Berdasarkan dapat dari tabel diatas dapat terlihat mean pretest = 5.83
dan mean posttest = 55,81. Mean posttest lebih besar dari mean pretest. Nilai
; maka signifikan. Artinya ada perbedaan
antara hasil pretest dan posttest. Hasil posttest lebih baik dari hasil pretest, maka
terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode kooperatif
tipe NHT .
2.1.3. Perbandingan Pretest Dan Posttest Kelas VII B
a. Data Pretest Dan Posttest Kelas VII B
Berikut adalah data pretest dan posttest kelas VII B:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 23. Data Pretest Dan Posttest Kelas VII B
Kode Siswa
Kelas VII B
Pretest Posttest
Siswa 1 5 29
Siswa 2 12 20
Siswa 3 8 32
Siswa 4 29 76
Siswa 5 19 24
Siswa 6 5 73
Siswa 7 8 59
Siswa 8 5 20
Siswa 9 5 20
Siswa 10 8 22
Siswa 11 5 42
Siswa 12 34 70
Siswa 13 35 76
Siswa 14 5 43
Siswa 15 21 30
Siswa 16 8 43
Siswa 17 5 29
Siswa 18 8 50
Siswa 19 20 29
Siswa 20 8 73
Siswa 21 36 80
Siswa 22 6 6
Siswa 23 22 50
Siswa 24 4 42
Siswa 25 22 28
Siswa 26 19 6
Siswa 27 22 70
Siswa 28 7 43
Siswa 29 14 29
Siswa 30 5 8
Siswa 31 5 20
Siswa 32 5 20
Rata-rata 13.125 39.43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Uji T Dependent Group Pretest Dan Posttest Kelas VII B
Berikut adalah hasil pretest dan posttest pada uji T Dependent.
Tabel 24. Tabel Perbandingan Mean Pretest dan Posttest Kelas VII B
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pair 1 Pretest 13,13 32 9,993 1,766
Posttest 39,44 32 22,335 3,948
Tabel 25. Uji T Dependen Group Pretest dan Posttest Kelas VII B
Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviatio
n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pretest - Posttest
-26,313 19,311 3,414 -33,275 -19,350 -7,708 31 ,000
Berdasarkan dari tabel 24 dan 25 diatas dapat terlihat mean pretest =
12.22 dan mean posttest = 39.44. Mean posttest lebih besar dari mean pretest.
Dari tabel 25 nilai ; maka signifikan. Artinya
ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Hasil posttest lebih baik dari hasil
pretest, maka telah terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan cara mengajar
biasa.
2.1.4. Perbandingan Posttest Kelas VII A dan Kelas VII B
a. Data Perbandingan posttest kelas VII A dan Kelas VII B
Berikut adalah nilai posttest dari kelas VII A dan Kelas VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 26. Nilai Posttest Dari Kelas VII A dan Kelas VII B
Kode Siswa Postest Kelas VII A Postest Kelas VII B
Siswa 1 41 29
Siswa 2 74 20
Siswa 3 70 32
Siswa 4 42 76
Siswa 5 72 24
Siswa 6 34 73
Siswa 7 43 59
Siswa 8 79 20
Siswa 9 30 20
Siswa 10 42 22
Siswa 11 32 42
Siswa 12 43 70
Siswa 13 70 76
Siswa 14 38 43
Siswa 15 73 30
Siswa 16 36 43
Siswa 17 72 29
Siswa 18 76 50
Siswa 19 34 29
Siswa 20 76 73
Siswa 21 40 80
Siswa 22 86 6
Siswa 23 73 50
Siswa 24 79 42
Siswa 25 70 28
Siswa 26 29 6
Siswa 27 75 70
Siswa 28 74 43
Siswa 29 30 29
Siswa 30 45 8
Siswa 31 34 20
Siswa 32 35 20
Siswa 33 70 -
Siswa 34 31 -
Siswa 35 85 -
Siswa 36 76 -
b. Uji T Independent Group Dari Posttest Kelas VII A Dan Kelas VII B
Berikut adalah hasil uji T independent group dari nilai posttest kelas VII
A dan kelas VII B:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 27. Perbandingan Mean Dari Posttest Kedua Kelas
Group Statistics
Code N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Posttest 2 36 55,81 20,080 3,347
4 32 39,44 22,335 3,948
Tabel 28. Uji T Independent Group Dari Posttest Kedua Kelas
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Posttest Equal variances assumed ,063 ,802 3,183 66 ,002 16,368 5,143 6,100 26,637
Equal variances not assumed 3,162 62,824 ,002 16,368 5,176 6,025 26,712
Berdasarkan dari tabel diatas dapat terlihat mean posttest kelas VII A =
55.81 dan mean posttest kelas VII B = 39.44. Mean posttest kelas VII A lebih
besar dari mean posttest kelas VII B. Dari tabel 28 nilai t = 3.183 dan t = 3.162,
p = 0,002 = 0.005; maka signifikan. Artinya ada perbedaan antara hasil
posttest kelas VII A dan posttest kelas VII B. Hasil posttest kelas VII A lebih baik
dari hasil posttest kelas VII B, maka metode kooperatif Numbered Heads
Together (NHT) lebih baik dari metode biasa karena dengan metode kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) meningkatkan pemahaman siswa.
2.1.2. Analisis Pemahaman dengan Tingkat Prosentase Tingkat Pemahaman
Dari hasil pretest dan posttest siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT dilakukan pengelompokkan
berdasarkan lima kriteria tingkat pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. Analisis Pemahaman Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas VII A
Berikut adalah tabel nilai pretest dan posttest dan tingkat pemahaman siswa:
Tabel 29. Ktiteria Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Metode
Kooperatif Tipe NHT.
Kode Siswa
Kelas VII A
Pretest
Tingkat
Pemahaman Posttest
Tingkat
Pemahaman
Siswa 1 8 Sangat Rendah 41 Cukup
Siswa 2 2 Sangat Rendah
74 Tinggi
Siswa 3 8 Sangat Rendah
70 Tinggi
Siswa 4 7 Sangat Rendah 42 Cukup
Siswa 5 8 Sangat Rendah 72 Tinggi
Siswa 6 0 Sangat Rendah 34 Rendah
Siswa 7 5 Sangat Rendah 43 Cukup
Siswa 8 4 Sangat Rendah 79 Tinggi
Siswa 9 8 Sangat Rendah 30 Rendah
Siswa 10 6 Sangat Rendah 42 Cukup
Siswa 11 8 Sangat Rendah 32 Rendah
Siswa 12 8 Sangat Rendah 43 Cukup
Siswa 13 5 Sangat Rendah 70 Tinggi
Siswa 14 5 Sangat Rendah 38 Rendah
Siswa 15 5 Sangat Rendah 73 Tinggi
Siswa 16 8 Sangat Rendah 36 Rendah
Siswa 17 5 Sangat Rendah 72 Tinggi
Siswa 18 6 Sangat Rendah 76 Tinggi
Siswa 19 8 Sangat Rendah 34 Rendah
Siswa 20 8 Sangat Rendah 76 Tinggi
Siswa 21 2 Sangat Rendah 40 Rendah
Siswa 22 8 Sangat Rendah 86 Sangat Tinggi
Siswa 23 8 Sangat Rendah 73 Tinggi
Siswa 24 4 Sangat Rendah 79 Tinggi
Siswa 25 8 Sangat Rendah 70 Tinggi
Siswa 26 3 Sangat Rendah 29 Rendah
Siswa 27 4 Sangat Rendah 75 Tinggi
Siswa 28 6 Sangat Rendah 74 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kode Siswa
Kelas VII A
Pretest
Tingkat
Pemahaman Posttest
Tingkat
Pemahaman
Siswa 29 8 Sangat Rendah 30 Rendah
Siswa 30 7 Sangat Rendah 45 Cukup
Siswa 31 8 Sangat Rendah 34 Rendah
Siswa 32 2 Sangat Rendah 35 Rendah
Siswa 33 5 Sangat Rendah 70 Tinggi
Siswa 34 2 Sangat Rendah 31 Rendah
Siswa 35 8 Sangat Rendah 85 Sangat Tinggi
Siswa 36 5 Sangat Rendah 76 Tinggi
Dari tabel diatas selanjutnya siswa yang memiliki kriteria yang sama
akan dikelompokkan dalam satu kriteria dan dijumlahkan, dan jumlah dari
keseluruhan masing-masing kriteria selanjunya dapat dihitung prosentase dari
masing-masing kriteria. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah dan
prosentase dari masing-masing kriteria tingkat pemahaman sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT:
Tabel 30. Prosentase Tingkat Pemahaman Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Koperatif tipe NHT
No. Tingkat
Pemahaman
Sebelum Sesudah
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Sangat Tinggi 0 0 2 5.6
2. Tinggi 0 0 16 44.44
3. Cukup 0 0 6 16.67
4. Rendah 0 0 12 33.33
5. Sangat Rendah 36 100 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan tabel diatas bila dibuat grafik yang menunjukkan hubungan
antara jumlah prosentase dengan masing-masing kriterianya. Batang grafik
berwarna biru menunjukkan keadaan sebelum (pretest) dan batang grafik
berwarna merah menunjukkan sesudah (posttest). Berikut adalah grafik prosentase
hubungan antara tingkat pemahaman dengan kriteria pemahaman:
Gambar 4. Grafik Prosentase Hubungan Antara Tingkat Pemahaman dengan
Kriteria Pemahaman
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa setelah
siswa belajar dengan menggunakan metode kooperatif Numbered Heads Together
(NHT) yaitu:
a. Tingkat pemahaman sangat tinggi mengalami perubahan yaitu sebesar
5,6% pada keadaan sesudah (posttest).
b. Tingkat pemahaman tinggi mengalami perubahan sebesar 44.44% pada
keadaan sesudah (posttest).
c. Tingkat pemahaman cukup mengalami perubahan sebesar 16.67% pada
keadaan sesudah (posttest).
100
5,6
44,44
16,67
33,33
0 0
20
40
60
80
100
120
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Pro
sen
tase
(%
)
Tiingkat Pemahaman
pretest VII A
posttest VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
d. Tingkat pemahaman rendah mengalami perubahan sebesar 33.3% pada
keadaan sesudah (posttest).
e. Tingkat pemahaman sangat rendah mengalami penurunan yang sangat
besar pada keadaan sesudah (posttest)
Berdasarkan tabel 10 dalam bab III maka tingkat pemahaman akhir
siswa secara menyeluruh sebelum dan sesudah menggunakan metode kooperatif
tipe NHT berdasarkan sebagai berikut:
Tabel 31. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Kelas
VII A Sebelum Menggunakan Metode Kooperatif Tipe NHT
Kriteria
Nilai
Siswa
ST ST + T ST + T
+ C
ST + T
+ C +
R
ST + T +
C + R +
SR
Tingkat
Pemahaman
Persentase 0 % 0 % 0 % 0 % 100 % Sangat
Rendah
Tabel 32. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa Kelas
VII A sesudah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe NHT
Skor
Kriteria
kerjasama
Jumlah yang Memperoleh Nilai
Tingkat
Pemahaman
ST ST + T ST + T +
C
ST +
T + C
+ R
ST + T
+ C +
R + SR
Prosentase 5.6 % 44.44 % 66.67 % 100% 100% Cukup
Dari kriteria kualifikasi tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah
menggunakan metode kooperatif tipe NHT terlihat mengalami peningkatan
kriteria pemahaman dari sangat rendah menjadi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
b. Analisis Pemahaman dengan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas VII B
Pada kelas VII B yang menggunakan cara mengajar biasa dianalisis yang
sama seperti pada analisis metode kooperatif tipe NHT.
Tabel 33. Kriteria Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran dengan Cara Mengajar Biasa
Kode
Siswa
Kelas VII B
Pretest
Tingkat
Pemahaman Posttest
Tingkat
Pemahaman
Siswa 1 5 Sangat Rendah 29 Rendah
Siswa 2 12 Sangat Rendah
20 Sangat Rendah
Siswa 3 8 Sangat Rendah
32 Rendah
Siswa 4 29 Rendah 76 Tinggi
Siswa 5 19 Sangat Rendah 24 Rendah
Siswa 6 5 Sangat Rendah 73 Tinggi
Siswa 7 8 Sangat Rendah 59 Cukup
Siswa 8 5 Sangat Rendah 20 Sangat Rendah
Siswa 9 5 Sangat Rendah 20 Sangat Rendah
Siswa 10 8 Sangat Rendah 22 Rendah
Siswa 11 5 Sangat Rendah 42 Cukup
Siswa 12 34 Rendah 70 Tinggi
Siswa 13 35 Rendah 76 Tinggi
Siswa 14 5 Sangat Rendah 43 Cukup
Siswa 15 21 Rendah 30 Rendah
Siswa 16 8 Sangat Rendah 43 Cukup
Siswa 17 5 Sangat Rendah 29 Rendah
Siswa 18 8 Sangat Rendah 50 Cukup
Siswa 19 20 Sangat Rendah 29 Rendah
Siswa 20 8 Sangat Rendah 73 Tinggi
Siswa 21 36 Rendah 80 Tinggi
Siswa 22 6 Sangat Rendah 6 Sangat Rendah
Siswa 23 22 Rendah 50 Cukup
Siswa 24 4 Sangat Rendah 42 Cukup
Siswa 25 22 Rendah 28 Rendah
Siswa 26 19 Sangat Rendah 6 Sangat Rendah
Siswa 27 22 Rendah 70 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Kode
Siswa
Kelas VII B
Pretest
Tingkat
Pemahaman Posttest
Tingkat
Pemahaman
Siswa 28 7 Sangat Rendah 43 Cukup
Siswa 29 14 Sangat Rendah 29 Rendah
Siswa 30 5 Sangat Rendah 8 Sangat Rendah
Siswa 31 5 Sangat Rendah 20 Sangat Rendah
Siswa 32 5 Sangat Rendah 20 Sangat Rendah
Dari tabel diatas selanjutnya bila siswa yang memiliki kriteria yang sama
akan dikelompokkan dalam satu kriteria dan dijumlahkan, dan jumlah dari
keseluruhan masing-masing kriteria selanjunya dapat dihitung prosentase dari
masing-masing kriteria. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah dan
prosentase dari masing-masing kriteria tingkat pemahaman sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan metode biasa:
Tabel 34. Prosentase Tingkat Pemahaman Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Biasa
No. Tingkat
Pemahaman
Sebelum Sesudah
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
1. Sangat Tinggi 0 0 0 0
2. Tinggi 0 0 7 21.87
3. Cukup 0 0 8 25
4. Rendah 8 25 9 28.13
5. Sangat Rendah 24 75 8 25
Berdasarkan tabel diatas bila dibuat grafik yang menunjukkan hubungan
antara jumlah prosentase dengan masing-masing kriterianya. Batang grafik
berwarna biru menunjukkan keadaan sebelum (pretest) dan batang grafik
berwarna merah menunjukkan sesudah (posttest). Berikut adalah grafik prosentase
hubungan antara tingkat pemahaman dengan kriteria pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 5. Grafik Prosentase Hubungan Antara Tingkat Pemahaman Dengan
Kriteria Pemahaman
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa setelah
siswa belajar dengan menggunakan metode kooperatif Numbered Heads Together
(NHT) yaitu:
a. Tingkat pemahaman sangat tinggi tidak mengalami perubahan pada
keadaan sesudah (posttest).
b. Tingkat pemahaman tinggi mengalami perubahan sebesar 21,87% pada
keadaan sesudah (posttest).
c. Tingkat pemahaman cukup mengalami perubahan sebesar 25% pada
keadaan sesudah (posttest).
d. Tingkat pemahaman rendah mengalami perubahan sebesar 28,13% pada
keadaan sesudah (posttest).
e. Tingkat pemahaman sangat rendah mengalami perubahan sebesar 25%
pada keadaan sesudah (posttest)
Berdasarkan tabel 10 dalam bab III maka tingkat pemahaman akhir siswa
secara menyeluruh sebelum dan sesudah menggunakan metode biasa sebagai
berikut:
0 0 0
25
75
0
21,87 25 28,13 25
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Pro
sen
tase
(%
)
Tingkat Pemahaman
Pretest VII B
Posttest VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 35. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa
Sebelum Menggunakan Metode Biasa
Skor
Kriteria
kerjasama
Jumlah yang Memperoleh Nilai
Tingkat
kerjasama
ST ST +
T
ST + T
+ C
ST + T +
C + R
ST + T +
C + R +
SR
Prosentase 0% 0% 0% 33.3% 100% Sangat
Rendah
Tabel 36. Kriteria Kualifikasi Tingkat Pemahaman Seluruh Siswa
Sesudah Menggunakan Metode Biasa
Skor Kriteria
kerjasama
Jumlah yang Memperoleh Nilai
Tingkat
pemahaman
ST ST +
T
ST +
T + C
ST +
T + C
+ R
ST + T
+ C +
R + SR
Prosentase 0% 21.87
%
46.87
%
75% 100% Rendah
Dari kriteria kualifikasi tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah
menggunakan metode kooperatif tipe NHT terlihat mengalami peningkatan
kriteria pemahaman dari sangat rendah menjadi rendah.
2.2. Sikap Kerjasama
2.2.1. Data
Berikut adalah data hasil skoring kuesioner sikap kerjasama siswa kelas
VII A sebagai kelas VII A:
Tabel 37. Skor Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa
Kode Siswa Skor Total
Siswa 1 79
Siswa 2 85
Siswa 3 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kode Siswa Skor Total
Siswa 4 78
Siswa 5 74
Siswa 6 77
Siswa 7 79
Siswa 8 84
Siswa 9 78
Siswa 10 74
Siswa 11 77
Siswa 12 62
Siswa 13 74
Siswa 14 88
Siswa 15 77
Siswa 16 63
Siswa 17 77
Siswa 18 100
Siswa 19 50
Siswa 20 81
Siswa 21 65
Siswa 22 87
Siswa 23 79
Siswa 24 85
Siswa 25 80
Siswa 26 77
Siswa 27 83
Siswa 28 72
Siswa 29 80
Siswa 30 72
Siswa 31 77
Siswa 32 65
Siswa 33 75
Siswa 34 81
Siswa 35 94
Siswa 36 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2.2.2. Analisis Data
Dari data kuesioner yang sudah dijumlahkan skor total dari kedua kelas
yang sudah diberikan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe NHT dan
dengan cara metode mengajar biasa.
2.2.2.1. Pengelompokkan Kriteria
Dari jumlah skor total dari masing-masing siswa yang sudah dijumlahkan
diberikan keterangan sikap kerjasama sesuai dengan interval yang sudah
ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel pengelompokkan kriteria setiap
siswa:
Tabel 38. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa
Kode Siswa Jumlah Skor Kriteria Sikap Kerjasama
Siswa 1 79 Tinggi
Siswa 2 85 Sangat Tinggi
Siswa 3 85 Sangat Tinggi
Siswa 4 78 Tinggi
Siswa 5 74 Tinggi
Siswa 6 77 Tinggi
Siswa 7 100 Sangat Tinggi
Siswa 8 79 Tinggi
Siswa 9 84 Sangat Tinggi
Siswa 10 78 Tinggi
Siswa 11 74 Tinggi
Siswa 12 77 Tinggi
Siswa 13 62 Cukup
Siswa 14 74 Tinggi
Siswa 15 88 Sangat Tinggi
Siswa 16 77 Tinggi
Siswa 17 63 Cukup
Siswa 18 77 Tinggi
Siswa 19 50 Rendah
Siswa 20 81 Tinggi
Siswa 21 65 Cukup
Siswa 22 87 Sangat Tinggi
Siswa 23 79 Tinggi
Siswa 24 85 Sangat Tinggi
Siswa 25 80 Tinggi
Siswa 26 77 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kode Siswa Jumlah Skor Kriteria Sikap Kerjasama
Siswa 27 83 Tinggi
Siswa 28 72 Tinggi
Siswa 29 80 Tinggi
Siswa 30 72 Tinggi
Siswa 31 77 Tinggi
Siswa 32 65 Cukup
Siswa 33 75 Tinggi
Siswa 34 81 Tinggi
Siswa 35 94 Sangat Tinggi
Siswa 36 95 Sangat Tinggi
2.2.2.2. Prosentase Kriteria
Dari data kuesioner sikap kerjasama siswa diatas selanjutnya
dikelompokkan menurut kriteria dan dilakukan perhitungan prosentase untuk
setiap kriterianya. Prosentase tiap kriteria sikap kerjasama dilakukan untuk kelas
VII A. Berikut adalah tabel hasil prosentase tingkat sikap kerjasama:
Tabel 39. Hasil Prosentase Sikap Kerjasama Siswa
Kelas VII A
Kriteria Jumlah Siswa Prosentase (%)
Sangat Tinggi 9 25
Tinggi 22 61,11
Cukup 4 11,11
Rendah 1 2,78
Sangat Rendah 0 0
Berdasarkan tabel 14 dalam bab III maka kriteria sikap kerjasama siswa
secara menyeluruh adalah sebagai berikut:
Tabel 40. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A Secara
Menyeluruh
Nilai
kriteria
kerjasama
Jumlah yang memperoleh nilai kerjasama Tingkat
kerjasama ST ST + T ST + T
+ C
ST + T +
C + R
ST + T +
C + R +
SR
prosentase 25% 86.11% 97.22% 100% 100% Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Dari tabel 40 dan terlihat kriteria klasifikasi sikap kerjasama siswa untuk
kelas VII A secara menyeluruh memiliki sikap kerjasama yang tinggi. Pada kelas
VII A, selama proses pembelajaran dikelas peneliti mengamati bagaimana kinerja
dari masing-masing kelompok, seorang anak tergolong memiliki sikap kerjasama
yang rendah setiap diskusi dalam kelompok dia selalu berjalan kesana kemari
untuk bermain ke kelompok lain dan menggambar di buku tulisnya. Selain itu,
juga dia merasa dirinya tidak dibutuhkan dalam kelompoknya dan memilih untuk
menggambar dan berjalan-jalan sehingga dia jarang sekali untuk mengamati dan
berdiskusi dengan teman kelompoknya sendiri. Hal ini tentunya membuat siswa
semakin tidak nyaman berada dalam kelompoknya. Dalam pembagian kelompok
yang berjumlah enam (6) siswa yang membuat siswa yang memiliki sikap
kerjasama yang rendah dalam kelompok cukup tidak disukai oleh siswi dalam
kelompoknya.
Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi anak dalam bekerjasama
dengan orang lain dalam kelompoknya. Ketika pembagian kelompok, terdapat
siswi A yang tidak ingin siswa D menjadi bagian dari kelompoknya karena siswi
A sedang bermusuhan dengannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak anak yang
memiliki sikap kerjasama tinggi dapat berbaur dengan beberapa anggota dalam
kelompoknya secara nyaman. Secara perlahan anak dilatih untuk menumbuhkan
sikap kerjasama dalam kelompok agar anak benar-benar merasa nyaman yang
nantinya akan mulai tumbuh sikap kerjasama dari dalam diri anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
3. Pembahasan
Peneilitian ini dilaksanakan di SMP Pemuda Nyukang Harjo pada
tanggal 27 Januari 2014 sampai 24 Februari 2014. Materi pembelajaran yang
diajarkan dalam penelitian ini adalah gerak lurus. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas VII dengan jumlah siswa kelas VII A dan siswa kelas VII B. Dimana
kelas VII A pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT, dan
Kelas VII B dengan pembelajaran metode pembelajaran biasa.
Penelitian ini merupakan penelitian untuk menguji penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran tentang gerak lurus. Selain
itu, penelitian ini direncanakan sebagai penelitian eksperimen yang artinya akan
ada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang memiliki keadaan yang sama.
Keadaan yang sama dapat dilihat dari hasil pretest dari populasi yang digunakan
dalam penelitian. Secara ideal penelitian eksperimen diterapkan dua kelompok
yang tidak berbeda, tetapi dalam penelitian hasilnya berbeda karena kelas yang
dilakukan untuk penelitian ini tidak bebas dalam memilih melainkan ditentukan
oleh pihak guru, sehingga penelitian eksperimen ini tidak dapat digunakan dalam
penelitian dan data dari kelas dengan cara mengajar biasa dapat digunakan sebagi
tambahan informasi. Peneliti menggunakan waktu 30 menit dalam pengerjaanya
dan dilanjutkan dengan pengenalan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT
untuk kelas VII A dan menyampaikan tujuan pembelajaran untuk kedua kelas.
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode koopeatif tipe
NHT untuk pembelajaran tentang gerak lurus cukup menyenangkan, membuat
proses pembelajaran terasa lebih nyaman, santai, dan tidak terlihat rasa takut dan
canggung pada siswa. Dengan menggunakan metode koopeatif tipe NHT mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
membuat siswa dan siswi senang dalam mengikuti pembelajaran dengan tetap
tidak menghilangkan tujuan dalam pembelajaran. Hasil belajar mereka
mengalami pengingkatan pemahaman yang dapat diukur melalui hasil tes yang
diuji oleh peneliti yaitu semula sangat rendah menjadi sedang. Berbeda dengan
kelas VII B yang mendapat cara mengajar biasa yaitu ceramah, mereka cenderung
mengobrol dengan teman, merasa jenuh, dan bosan. Tetapi terlepas dari itu, hasil
belajar siswa kelas VII terjadi peningkatan pemahaman setelah dilakukan
pengujian yaitu dari sangat rendah menjadi rendah.
3.1. Pemahaman
Data pretest dan posttest siswa di uji dengan program SPSS dengan
analisa Paired Sample Test untuk kelompok dependen atau satu kelompok yang
dites dua kali dan analisa independent group dari dua kelompok yang berbeda.
Niali rata-rata siswa kelas VII A yang menggunakan metode kooperatif tipe nilai
rata-rata kelas awal (sebelum diberi treatmen) untuk kelas VII A yang
menggunakan metode kooperatif tipe NHT 5,83 menjadi 55,81 untuk nilai rata-
rata akhir (setelah diberi treatmen). Sedangkan untuk kelas VII B yang
menggunakan metode biasa yaitu ceramah nilai rata-rata awal kelas sebelum
diberi treatmen) 13,125 menjadi 39,44 untuk nilai rata-rata akhir (setelah diberi
treatmen). Nilai rata-rata akhir kelas VII A lebih baik dari kelas VII B, tetapi
dalam penelitian karena hasilnya berbeda karena kelas yang dilakukan untuk
penelitian ini tidak bebas dalam memilih melainkan ditentukan oleh pihak guru
maka tidak dapat dibandingkan untuk mendapatkan metode manakah yang lebih
baik dalam menyampaikan pembelajaran untuk metari gerak lurus..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Bila dilihat efektivitasnya, metode kooperatif tipe NHT pada kelas VII A
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dengan rentan kenaikan nilai
rata-rata kelas sebesar 49,97. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode
kooperatif tipe NHT semua siswa atau 36 siswa memiliki pemahaman sangat
rendah. Dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif tipe NHT mampu membuat suasana belajar yang menyenangkan untuk
siswa, tingkat pemahaman siswa meningkat menjadi 2 atau 5,6% siswa dengan
kemampuan pemahaman sangat tinggi, 16 atau 44,44% siswa dengan kemampuan
pemahaman tinggi, 6 atau 16.67% siswa berkemampuan pemahaman sedang, 12
atau 33,3% siswa yang masih memiliki kemampuan pemahaman yang rendah
serta tidak ada siswa atau 0% siswa yang berkemampuan pemahaman sangat
rendah. Selain itu bila dilihat dari hasil posttest kedua kelas dari hasil analisa uji T
independent group, kedua kelas mengalami perubahan pemahaman dan hasil
posttest kelas 7A lebih baik dari hasil posttest kelas 7B, maka metode kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari metode biasa karena dengan
metode kooperatif Numbered Heads Together (NHT) siswa meningkatkan
pemahaman siswa.
Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas
VII A dalam pembelajaran ini menyebabkan adanya perubahan kriteria
pemahaman siswa secara keseluruhan dari kriteria sangat rendah menjadi kriteria
cukup. Untuk kelas VII B yang mengikuti pembelajaran dengan cara menerapkan
metode ceramah untuk materi gerak lurus sebagai informasi tambahan dalam
menyampaikan materi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat
dilihat dari rentan nilai rata-rata kelas sebesar 26,305. Sebelum dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pembelajaran dengan metode biasa terdapat 24 atau 66,7% siswa memiliki
pemahaman sangat rendah dan 8 atau 25% siswa memiliki pemahaman rendah.
Dan pada keadan akhir setelah dilakukan pembelajaran, 7 atau 21,87% siswa
memiliki kemampuan pemahaman tinggi, 8 atau 25% siswa berkemampuan
pemahaman sedang dan 9 atau 28,13% siswa memiliki kemampuan pemahaman
yang rendah dan 8 atau 25% siswa yang masih memiliki kemampuan pemahaman
yang sangat rendah.
Dari hasil pengujian pretest dan posttest pada kelas VII B dapat dilihat
terdapat delapan (8) siswa yang tidak mengalami perubahan pemahaman setelah
dilakukan pembelajaran yaitu siswa dengan kode siswa 2, siswa 3, siswa 8, siswa
9, siswa 22, siswa 26, siswa 30, siswa 31 dan siswa 32. Dari pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran kesembilan siswa ini duduk
pada barisan paling belakang, mereka cenderung berbicara dengan teman,
menggambar, sering mengganggu teman, tidak memperhatikan saat proses
pembelajaran, dan membuat keributan.
Dengan menerepakan metode pembelajaran koopetaif tipe NHT dalam
proses pembelajaran dapat mengalami perubahan kriteria pemahaman dari sangat
rendah menjadi sedang. Bila dilihat dari rata-rata nilai siswa terlihat kelas VII A
dengan metode koopetaif tipe NHT lebih tinggi 16.36 dibandingkan kelas VII B
dengan metode mengajar biasa, hal ini sesuai dengan harapan peneliti yang
ternyata metode pembelajaran koopetaif tipe NHT baru pertama kali diterapkan
oleh guru. Siswa yang terbiasa menerima segala informasi materi dari guru
menjadi kurang maksimal hasil belajar ketika menggunakan metode pembelajaran
koopetaif tipe NHT, tetapi bila siswa sudah terbiasa dengan cara yang baru ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
akan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik lagi dalam hal pemahaman
siswa.
3.2. Sikap Kerjasama Siswa
Selain pemahaman yang diteliti, peneliti juga meneliti sikap kerjasama
siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kerjasama
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dalam hal kerjasama siswa, kedua kelas
ternyata secara keseluruhan memiliki kriteria sikap kerjasama yang tinggi. Peneliti
membagi siswa kedalam enam (6) kelompok. Tujuan dari pembagaian kelompok
ini oleh peneliti agar pada kelompok memiliki setidaknya satu (1) anggota
intelektualnya lebih tinggi dibandingkan dengan teman yang lainnya sehingga
diharapkan nantinya dapat saling membagikan ilmu yang mereka peroleh kepada
teman dalam kelompoknya. Tetapi, pembagaian kelompok yang dilakukan oleh
peneliti menyebabkan sikap kerjasama dari seluruh siswa kelas VII A yang
menggunakan metode kooperatf tipe NHT dalam kelompok kurang maksimal.
Perbedaan gender dalam kelompok masih sangat terlihat, hal ini terlihat dari siswa
merasa canggung bila harus berada dalam satu kelompok yang berbeda gender.
Ternyata akan lebih baik bila pembagian siswa dalam kelompok ditentukan oleh
mereka sendiri sehingga nantinya semua siswa akan lebih merasa nyaman, tidak
canggung lagi, saling mendukung, komunikasi akan muncul dengan baik dalam
kelompok dan sikap kerjasama dalam kelompok akan lebih baik lagi yang artinya
tidak ada lagi free rider serta tidak memilih peranan dalam menyelesaikan
masalah dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada bebarapa
faktor yang dapat menyebabkan tingkat sikap kerjasama siswa dengan metode
kooperatif tipe NHT lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
metode mengajar biasa yaitu cara pembentukan kelompok belajar. Pada umumnya
siswa akan merasa lebih nyaman bila belajar kelompok dengan siswa yang sudah
dikenalnya dengan baik dan merasa cocok dengan teman dalam kelompok, tetapi
kebiasaan ini akan membuat mereka tidak mampu berkembang lebih luas dan
akan memungkinkan merak akan menutup diri dari orang lain. Dalam penelitian
ini, peneliti memelih untuk membentuk kelompok dari siswa yang menggunakan
metode kooperatif tipe NHT berdasarkan krtiteria jenis kelamin dan kemampuan
akademik.
Pada anak SMP pertumbuhan mereka sudah mulai memasuki remaja
awal yang memaksa mereka untuk mengenal dan mampu berinteraksi bukan
hanya dengan sesama jenis mereka tetapi terhadap lawan jenis mereka juga.
Dalam pengelompokkan, peneliti mencoba untuk memasukkan tiga (3) siswa dan
tiga (3) siswi dalam satu kelompok. Tujuannya adalah agar siswa atau siswi tidak
merasa canggung dan terbiasa berkomunikasi dengan teman kelompoknya, selain
itu agar siswa atau siswi tidak merasa sendiri dalam kelompoknya.
Setiap anak memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda, ada
memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang dan ada yang memiliki
kemampuan akademik yang rendah. Bila dalam kelas terdapat kelompok yang
semua anggotanya memiliki kemampuan akademik yang tinggi, maka akan ada
kecemburuan dari kelompok yang mungkin memiliki kemampuan akademik yang
rendah atau sedang. Biasanya yang akan terjadi adalah siswa yang pandai akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
semakin pandai, dan siswa yang kurang pandai akan mengalami peningkatan
kemampuan yang sedikit saja. Dalam penelitian ini, peneliti membagi siswa yang
berkemampuan tinggi secara merata, dan siswa atau siswi yang berkemampuan
sedang atau rendah bergabung dalam satu kelompok. Dapat dipastikan bahwa
dalam kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Belajar dengan teman sebaya akan membuat mereka merasa nyaman dan
penyampaian mereka akan lebih mudah dengan menggunakan bahasa mereka.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe NHT baik diterapkan pada pembelajaran
materi gerak di SMP Pemuda Nyukang Harjo dilihat dari terjadinya peningkatan
hasil belajar siswa dan juga sikap kerjasama siswa yang tergolong tinggi. Yang
menjadi perhatian bagi guru ataupun calon guru adalah kesesuaian antara materi
yang akan diajarkan dengan metode yang akan digunakan.
4. Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian ini, belum sepenuhnya sesuai dengan rencana
pembelajaran. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu antara lain:
4.1. Pada saat penelitian, peneliti berperan sebagai guru dan tidak
didampingi oleh guru pengampu sehingga untuk dokumentasi, peneliti melakukan
sendiri tanpa bantuan dari guru pengampu.
4.2. Pada saat penelitian, jam belajar mengajar dilakukan siang hari karena
gedung sebagai sarana belajar yang digunakan oleh siswa harus bergantian dengan
siswa SMK sehingga jam masuk pun tidak tepat pada waktunya. Akibatnya jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
belajar mengajar menjadi berkurang, sehingga untuk mengajar materi gerak lurus
membutuhkan waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang didapatkan dan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.1. Penerapan metode kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
dalam menyampaikan materi gerak lurus pada siswa kelas VII A SMP Pemuda
Nyukang Harjo meningkatkan pemahaman siswa dari rerata 5,83 menjadi 55,80
yang berbeda secara signifikan dari kelas yang menggunakan cara mengajar
seperti biasa.
1.2. Terdapat perbedaan pemahaman siswa dengan menggunakan metode
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan metode biasa. nilai rata-rata
nilai siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) sebesar 55.81 lebih baik dari nilai rata-rata siswa dengan metode
ceramah sebesar 39.44.
1.3. Sikap siswa terhadap kerjasama yang dikembangkan dalam
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) memiliki kriteria
sikap kerjasama yang tinggi.
2. Saran
Beberapa saran yang dapat digunakan untuk pengembangan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2.1. Bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian alangkah baiknya bila
melakukan observasi terlebih dahulu.
2.2. Pada penelitian selanjutnya akan lebih baik bila desain dibuat berdasarkan
data kemampuan siswa.
2.3. Calon guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi kelak jika
terjun sebagai guru di sekolah dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran
tidak bersifat monoton dan siswa tidak bosan.
2.4. Memperbanyak kegiatan belajar dalam kelompok, karena melalui kegiatan
kelompok siswa dapat saling membantu, melatih siswa untuk bekerjasama dalam
membangun pengetahuannya, dapat saling menghargai pendapat, dan dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran.
2.5. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan alangkah baiknya
bila dilakukan wawancara untuk mengetahui respon siswa terhadap metode yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
dan Asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arends, Richard. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian (Ed.Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto dan Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava
Media.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa (Edisi 4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Editor, Chief. 2008. Kamus Kompetensi: Kerjasama (Team Work). Dalam
http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kerjasama-team-work, diakses
pada 6 Januari 2014.
Foster, Bob. 2004. Eksplorasi Sains Fisika. Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur Dan
Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Illah, A. 2012. Penerapan Model Inkuiri Dalam Pembelajaran Agama Islam
(PAI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa: Penelitian Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kelas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII-B Smp
Miftahul Bandung. [Online]. Dalam
http://www.jurnal.upi.edu/file/03_penerapan_model_inkuiry_-
_Ato_Illah.pdf. diakses tanggal 6 juli 2014.
Isjoni. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartika Budi, Fr Y. 1987. “Konsep: pembentukan dan penanamannya” dalam
buku Sumbangan terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kartika, Budi. 2001. “Penelitian tentang Efektivitas dan Efisiensi Proses
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen”.
Dalam Widya Dharma Universitas Sanata Dharma. (April). Yogyakarta.
Kartika Budi. 1992. Pemahaman Konsep Gaya Dan Beberapa Salah Konsepsi
Yang Terjadi. Widya Dharma, (III), 113-129. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution, S. 2006. Asas-Asas Kurikulum. Edisi ke 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. N. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Edisi ke 2. Jakarta: Rajawali Pers.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learnin: Riset dan Praktek (penerjemah
Nurulita). Diterjemahkan oleh Nurulita. Bandung: Nusa Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka-
FKIP UNS.
Sujarwo & Delnitawati. 2012. Pengaruh Penerapan Dan Gaya Belajar Terhadap
Hasil Belajar. [online]. Dalam http://www.umnaw.ac.id/wp-
content/uploads/2013/01/LAPORAN-SUJARWO.pdf. diakses pada
tanggal 6 juli 2014.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2007. Kajian & Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA berdasarkan KTSP.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori Dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Taniredja, Tukiran, Dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Theo Riyanto & Martinus. 2008. Kelompok Kerja Yang Efektif. Yogyakarta:
Kanisius.
Uno, Hamzah & Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Uno, Hamzah. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Paikem (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik). Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 1. Surat Ijin Permohonanan Dari Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3. Silabus pembelajaran Fisika
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Pemuda Nyukang Harjo
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Teknik Bentuk instrumen
Contoh instrumen
5.1 Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan a-biotik
Gejala Alam Biotik dan Abiotik
o Melakukan pengamatan gejala alam kebendaan pada objek biotik di lingkungan sekitar
o Melakukan pengamatan gejala alam berbentuk kebendaan pada objek abiotik di lingkungan sekitar
o Melakukan pengamatan gejala kejadian pada objek biotik
- Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek abiotik melalui pengamatan
- Membandingkan gejala alam kebendaan dan kejadian pada objek biotik melalui pengamatan
Observasi
Tes Tulis
Lembar observasi
PG
Berikut ini manakah yang termasuk gejala alam kejadian pada objek biotik?
a. bau
b. tumbuh
c. warna
d. ukuran
2 x 40’ Buku siswa, lingkungan, LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
di lingkungan sekitar
o Melakukan pengamatan gejala kejadian pada objek abiotik di lingkungan sekitar biotik
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
5.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Gerak o Melakukan percobaan gerak lurus beraturan
o Melakukan percobaan tentang gerak lurus berubah beraturan
o Mengapllikasikan GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari
o Mencari informasi melalui
- Menemukan persamaan laju yang ditempuh
- Menunjukkan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
- Mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu
Tes tulis
Testulis
Tes tulis
Tes tulis
PG
isian
Uraian
Isian
Ciri GLB memiliki kecepatan ....
a. dipercepat
b. tetap
c. diperlambat
d. beraturan
Sebuah benda dilempar vertikal keatas merupakan GLBB .....
Tuliskan dalam lambang bahwa percepatan merupakan kecepatan setiap satuan waktu
3 x 40’ Buku siswa, LKS, referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
referensi tentang konsep percepatan
- Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan
- Menunjukkan konsep GLBB dalam kehidupan sehari-hari
Tes tulis Isian Contoh Gerak lurus berubah beraturan dipercepat adalah .....
Seorang pengendara mobil melintas di jalan tol merupakan konsep ....
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
5.3 Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala kehidupan
Mikroskop o Mengidentifikasi bagian-bagian mikroskop
o Mengamati preparat jadi dengan menggunakan mikroskop
o Membuat preparat basah
- Mengenal bagian-bagian mikroskop
- Menggunakan mikroskop dengan benar (mengatur fokus, pencahayaan, menemukan objec Mikropis)
Tes unjuk kerja
Tes unjuk kerja
Tes identifi-kasi
Uji petik kerja prosedur
Tentukan dan sebutkan nama-nama bagian mikroskop!
Amati preparat basah atau preparat jadi yang sudah tersedia hingga ditemukan objek yang dimaksud!
3 x 40’ Buku siswa, mikroskop, preparat
5.4 Menerapkan Keselamatan o Mencari - Memegang, Tes unjuk uji petik Lakukan dengan 2 x 40 ’ Buku siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam
Kerja informasi melalui referensi tentang keselamatan kerja
o Studi pustaka tentang alat bahan-bahan yang berbahaya dalam pengamatan gejala alam
membawa dan memperlakukan alat dan bahan secara ama
- Mendeskripsikan bahan-bahan yang berbahaya dan yang dapat menimbulkan penyakit
- Mengindentifikasi simbol-simbol dalam Laboratorium
kerja
Tes tulis
Tes tulis
kerja produk
PG
PG
prosedur yang benar cara membawa dan memperlakuakan mikroskop!
Manakah bahan-bahan yang berbahaya dan yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat diitemukan di laboratirium?
a. air
b. asam sulfat
c. alkohol
d. larutan glukose
Apakah arti simbol di bawah ini?
a. bahan yang mudah terbakar
b. bahan yang beracun
c. alat mudah pecah
d. alat mudah mengalami korosi
Carta bahan berbahaya dan alat-alat praktektikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Mengetahui, Nyukang Harjo, 11 Juli 2013
Kepala SMP Pemuda Nyukang Harjo Guru Mapel Ilmu Pengetahuian Alam
Yohanes Kurnianto S.Pd
Pitria Lilik Heru L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 4a. RPP Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe NHT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pemuda Nyukang Harjo
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VII/ II
Alokasi waktu : 1 x 40 menit
A. Standar kompetensi
5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
B. Kompetensi Dasar
5.2. Menganalisa data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
- Siswa mampu mengidentifikasi pengertian gerak
- Siswa mampu menjelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan.
- Siswa dapat membedakan antara kedudukan dan perpindahan.
- Siswa mampu menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan.
- Siswa mampu menghitung kelajuan dan kecepatan benda yang bergerak.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak beraturan.
- Siswa dapat menjelaskan ciri dari gerak lurus beraturan
- Siswa dapat menyebutkan gerak lurus beraturan yang ada disekitar.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak berubah beraturan.
- Menjelaskan 2 macam gerak lurus berubah beraturan.
- Menyebutkan contoh dari gerak lurus berubah beraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
D. Tujuan pembelajaran
- Siswa mampu mengidentifikasi pengertian gerak
- Siswa mampu menjelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan.
- Siswa dapat membedakan antara kedudukan dan perpindahan.
- Siswa mampu menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan.
- Siswa mampu menghitung kelajuan dan kecepatan benda yang bergerak.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak beraturan.
- Siswa dapat menjelaskan ciri dari gerak lurus beraturan
- Siswa dapat menyebutkan gerak lurus beraturan yang ada disekitar.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak berubah beraturan.
- Menjelaskan 2 macam gerak lurus berubah beraturan.
- Menyebutkan contoh dari gerak lurus berubah beraturan.
E. Materi Pembelajaran
Pada penelitian ini, materi yang akan diajarkan kepada siswa sudah
ditentukan oleh guru. Sesuai dengan pembelajaran di sekolah. Pada saat itu materi
pembelajaran mengenai gerak lurus.
Pengertian gerak
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak. Suatu benda dikatakan bergerak
bila posisinya selalu berubah terhadap titik acuan. Misalnya bus yang sedang
bergerak meninggalkan terminal (acuan). Gerak lurus adalah gerak dengan
lintasan berupa garis lurus.
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu
acuan. Posisi merupakan besaran vector.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kedudukan dan Perpindahan
Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap
acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap titik sembarang
yang disebut titik acuan.
Gambar 2. Skema Jarak Dan Perpindahan
Pada gambar diatas bola yang berada pada titik B sudah berjalan dari titik
A melewati lintasan berwarna merah. Lintasan berwarna merah ini merupakan
jarak. Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh oleh benda. Jarak
merupakan besaran skalar. Bola ini juga mengalami perpindahan yang
digambarkan dengan garis berwarna biru. Perpindahan adalah perubahan posisi
pada suatu benda dalam waktu selang tertentu. Perpindahan merupakan besaran
vector.
Kelajuan dan Kecepatan
Selanjutnya setelah belajar mengenai kedudukan dan perpindahan,
selanjutnya siswa akan mempelajari mengenai kelajuan dan kecepatan. Berikut
akan dijelaskan mengenai kelajuan dan kecepatan. Kelajuan adalah jarak yang
ditempuh benda tiap satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar. Dalam
kelajuan terdapat kelajuan rata-rata. Kelajuan rata-rata adalah jarak yang
ditempuh benda dibagi dengan selang waktu. Bila sebuah benda bergerak dengan
jarak s, dengan waktu tempuh t maka:
A
B
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kelajuan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
sedangkan kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh benda tiap
satuan waktu. Kecepatan merupakan besaran vektor. Dalam kecepatan terdapat
kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan
selang waktunya. Bila sebuah benda mengalami perpindahan memerlukan
waktu maka kecepatan rata-ratanya adalah
Kecepatan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kecepatan rata-rata (m/s)
= perpindahan (m)
s2 = jarak akhir (m)
s1 = jarak awal (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak lurus beraturan. Gerak lurus
beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
konstan/tetap. Benda dikatakan bergerak lurus beraturan apabila benda menempuh
jarak yang sama dalam waktu yang sama dan pada lintasan lurus. Pada gerak lurus
beraturan berlaku persamaan:
Dimana:
s = jarak (m)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak pada lintasan lurus yang
percepatannya konstan. Gerak lurus berubah beraturan terdiri dari dua macam
yaitu gerak lurus berubah beraturan yang dipercepat dan gerak lurus beraturan
yang diperlambat. Gerak lurus berubah beraturan yang dipercepat adalah gerak
yang kecepatanya semakin lama semakin bertambah besar. Gerak lurus beraturan
yang diperlambat adalah gerak yang kecepatanya semakin lama semakin.
Misalkan ada sebuah mobil yang bergerak dari kedudukan awalnya saat
diam (t = 0), saat t = 2 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 10 ,
saat t = 3 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 20 , saat t = 4 detik
mobil tersebut bergerak degan kecepatan 30 dan saat t = 5 detik mobil
tersebut bergerak dengan kecepatan 40 . Mobil tersebut terus mengalami
perubahan kecepatan setiap 1 detik. Apabila benda bergerak dan mengalami
penambahan kecepatan selama selang waktu tertentu gerak benda tersebut
Jarak = kecepatan benda x waktu
S = v x t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dikatakan dipercepat dan bila kecepatan gerak benda mengalami penurunan pada
selang waktu tertentu maka dikatakan benda tersebut bergerak diperlambat.
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya berubah-ubah secara teratur. Dalam GLBB ini juga dikenal
istilah baru yaitu percepatan. Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap
selang waktu.
Percepatan dapat dirumuskan:
dengan :
F. Metode Pembelajaran
NHT
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
Rincian kegiatan Alokas
i waktu
P
E
R
T
E
M
U
Pendahuluan
a. Guru menyampaikan salam kepada siswa
b. Guru memperkenalkan diri dan mengabsen siswa
c. Guru menyampikan tujuan pembelajaran
5’
Kegiatan inti
a. Guru memberikan tes awal kepada siswa
b. Siswa mengerjakan tes awal
c. Guru mengumpulkan lembar jawaban tes
30’
Percepatan =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
A
N
I
d. Guru menjelaskan proses pembelajaran NHT.
Kegiatan penutup
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi Gerak
Lurus.
5’
P
E
R
T
E
N
U
A
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
bertanya kepada siswa untuk menyebutkan contoh dari peristiwa gerak
yang sudah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
mereka melihat motor bergerak menuju suatu tempat.
2. Motivasi
- Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa” dari contoh yang kalian
sebutkan tadi, apakah pengertian dari gerak?’
- Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut melalui proses pembelajarn yang akan dilakukan.
3
3
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah singkat.
- Menggali pemahaman siswa dengan menganalisis sebuah peristiwa
gerak yang disampaikan oleh guru. Contoh peristiwa: seorang siswa
berjalan dari meja guru bagian depan ini menuju ke belakang sana.
Dari peristiwa ini dapat dianalisis bahwa beberapa peristiwa gerak
yang dapat dianalisis yaitu seorang anak bergerak ke belakang
menjauhi meja guru sebagai titik acuan.
- Membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6
siswa dalam kelompoknya yang memiliki kemampuan akademik
yang berbeda-beda. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal
dari budaya atau suku yang berbeda. Pembagaian kelompok
berdasarkan hasil pretest yang telah dilaksanakan pada pertemuan
sebelumnya. Kemudian setiap kelompok diberi nama kelompok dan
masing-masing dalam siswa dalam kelompok memakai nomor kepala
1 sampai 6.
- Melibatkan siswa mencari informasi yang luas mengenai kedudukan
dan perpindahan.
15
4. Elaborasi
- Memberikan latihan soal kepada siswa.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang diberikan
oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab beberapa pertanyaan untuk
membantu dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
5
Kegiatan akhir
6. Umpan balik
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
N
II
Guru kembali memberikan pertanyaan pada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan sebelumnya untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran.
7. Merangkum
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
8. Penugasan.
Siswa ditugaskan untuk membaca materi selanjunta.
P
E
R
T
E
M
U
A
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
2. Motivasi
- Guru mengajukan perrtanyaan kepad siswa “ apakah kelajuan dan
kecepatan?”
- Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut melalui proses pembelajaran yang akan dilakukan
3
3
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah singkat.
- Siswa menyebutkan alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kelajuan kecepatan benda bergerak yang dapat mereka temui dalam
kehidupan sehari-hari. Guru menunjukkan pada siswa alat yang
digunakan dalam mengukur kecepatan kendaraan bermotor saat
melaju dijalanan misalnya saja pada spedometer yang biasanya ada
di motor. Jelaskan juga bahwa dalam fisika dipelajari cara mengukur
kecepatan dan kelajuan.
- Siswa berkumpul kembali dalam kelompoknya. Kelompok belajar
siswa akan tetap sama selama 4 kali pertemuan.
15
4. Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal latihan mengenai kelajuan dan kecepatan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang diberikan
oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa pertanyaan
untuk membantu dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
5
Kegiatan akhir
1. Umpan balik
Guru kembali memberikan pertanyaan pada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan sebelumnya untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
N
III
2. Merangkum
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
3. Penugasan.
Siswa ditugaskan untuk membaca materi selanjuntnya.
P
E
R
T
E
M
U
A
N
IV
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
2. Motivasi
Guru mengajukan perrtanyaan kepad siswa “ apakah Gerak Lurus
Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan?”
Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut melalui proses pembelajarn yang akan dilakukan
3
3
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Menggali pemahaman siswa dengan analisis sebuah peristiwa GLBB.
Contohnya pada penerjun yang meloncat dari pesawat, bergerak
turun dalam kecepatan yang semakin bertambah. Selain itu gerak
jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan.
15
4. Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal latihan mengenai GLB danGLBB.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang diberikan
oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa pertanyaan
untuk membantu dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah disampaikan.
5
Kegiatan akhir
4. Umpan balik
Guru kembali memberikan pertanyaan pada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan sebelumnya untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran.
5. Merangkum
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
6. Penugasan.
Siswa ditugaskan untuk membaca materi selanjuntnya.
4
P
E
Kegiatan awal
1. Apersepsi dan Motivasi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
R
T
E
M
A
N
V
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
Kegiatan inti
2. Eksplorasi
- Siswa duduk dalam kelompoknya masin-masing.
- Siswa diberikan Lembar Kerja siswa I tentang gerak, kedudukan,
perpindahan dan kelajuan.
- Siswa melakukan dikusi kelompok dengan mengerjakan LKS I.
3. Elaborasi
- Siswa maju secara individu untuk mengerjakan soal dengan langkah
sebagai berikut:
Guru memanggil 1 nomor secara acak
Siswa yang nomornya dipanggil maju ke depan kelas dan
melaporkan hasil kerja kelompok soal di nomor yang diminta guru.
Siswa dari kelompok lain boleh memberikan tanggapan.
Siswa dengan bimbingan guru bersama-sama menarik kesimpulan
atas jawaban soal.
Demikin diulangi untuk seluruh nomor soal terjawab.
4. Konfirmasi
- Siswa melakukan tanya jawab secara lisan dengan guru.
16
11
5
5. Penutup
- siswa menyimpulkan mengenai pembelajaran dengan bimbingan
guru.
4
P
E
R
T
E
M
U
A
Kegiatan awal
1. Apersepsi dan Motivasi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
4
Kegiatan inti
2. Eksplorasi
- Siswa duduk dalam kelompoknya masin-masing.
- Siswa diberikan Lembar Kerja siswa II tentang kecepatan, GLB
dan GLBB.
- Siswa melakukan dikusi kelompok dengan mengerjakan LKS II.
3. Elaborasi
- Siswa maju secara individu untuk mengerjakan soal dengan langkah
sebagai berikut:
Guru memanggil 1 nomor secara acak
Siswa yang nomornya dipanggil maju ke depan kelas dan
melaporkan hasil kerja kelompok soal di nomor yang diminta
guru.
Siswa dari kelompok lain boleh memberikan tanggapan.
Siswa dengan bimbingan guru bersama-sama menarik kesimpulan
atas jawaban soal.
Demikain diulangi untuk seluruh nomor soal terjawab.
4. Konfirmasi
- Siswa melakukan tanya jawab secara lisan dengan guru.
16
11
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
N
VI
5. Penutup
- siswa menyimpulkan mengenai pembelajaran dengan bimbingan guru.
4
P
E
R
T
E
M
U
A
N
VII
Apersepsi dan Motivasi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi siswa mengenai materi yang telah disampaikan.
5
Kegiatan inti
Siswa mengerjakan posttest
Siswa mengisi kuesioner
32
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa bila ada yang ingin
ditanyakan.
3
H. Sumber Belajar
a. Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika 1 untuk SMP kelas VII. Jakarta : Erlangga.
b. Sugiyarto, T & Ismawati, E. 2008. Ilmu pengetahuan alam kelas – VII SMP/MTs.
Bekasi: PT. Adhi Aksara Abadi Indonesia.
c. Lembar Kerja Siswa
I. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian
Tes Tertulis (Pretest dan posttest)
Bentuk Instrumen
Tes Uraian
Yogyakarta, Januari 2014
Peneliti
Riris Lastium Ambarita
Mengetahui,
Dosen pembimbing penelitian,
Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 4b. RPP Pembelajaran Metode Ceramah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pemuda Nyukang Harjo
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : VII/ II
Alokasi waktu : 1 x 40 menit
A. Standar kompetensi
5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan.
B. Kompetensi Dasar
5.2. Menganalisa data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
- Siswa mampu mengidentifikasi pengertian gerak
- Siswa mampu menjelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan.
- Siswa dapat membedakan antara kedudukan dan perpindahan.
- Siswa mampu menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan.
- Siswa mampu menghitung kelajuan dan kecepatan benda yang bergerak.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak beraturan.
- Siswa dapat menjelaskan ciri dari gerak lurus beraturan
- Siswa dapat menyebutkan gerak lurus beraturan yang ada disekitar.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak berubah beraturan.
- Menjelaskan 2 macam gerak lurus berubah beraturan.
- Menyebutkan contoh dari gerak lurus berubah beraturan.
D. Tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
- Siswa mampu mengidentifikasi pengertian gerak
- Siswa mampu menjelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan.
- Siswa dapat membedakan antara kedudukan dan perpindahan.
- Siswa mampu menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan.
- Siswa mampu menghitung kelajuan dan kecepatan benda yang bergerak.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak beraturan.
- Siswa dapat menjelaskan ciri dari gerak lurus beraturan
- Siswa dapat menyebutkan gerak lurus beraturan yang ada disekitar.
- Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak berubah beraturan.
- Menjelaskan 2 macam gerak lurus berubah beraturan.
- Menyebutkan contoh dari gerak lurus berubah beraturan.
E. Materi pembelajaran
Pada penelitian ini, materi yang akan diajarkan kepada siswa sudah
ditentukan oleh guru. Sesuai dengan pembelajaran di sekolah. Pada saat itu materi
pembelajaran mengenai gerak lurus.
Pengertian gerak
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak. Suatu benda dikatakan bergerak
bila posisinya selalu berubah terhadap titik acuan. Misalnya bus yang sedang
bergerak meninggalkan terminal (acuan). Gerak lurus adalah gerak dengan
lintasan berupa garis lurus.
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu
acuan. Posisi merupakan besaran vector.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kedudukan dan Perpindahan
Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap
acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap titik sembarang
yang disebut titik acuan.
Gambar 2. Skema Jarak Dan Perpindahan
Pada gambar diatas bola yang berada pada titik B sudah berjalan dari titik
A melewati lintasan berwarna merah. Lintasan berwarna merah ini merupakan
jarak. Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh oleh benda. Jarak
merupakan besaran skalar. Bola ini juga mengalami perpindahan yang
digambarkan dengan garis berwarna biru. Perpindahan adalah perubahan posisi
pada suatu benda dalam waktu selang tertentu. Perpindahan merupakan besaran
vector.
Kelajuan dan Kecepatan
Selanjutnya setelah belajar mengenai kedudukan dan perpindahan,
selanjutnya siswa akan mempelajari mengenai kelajuan dan kecepatan. Berikut
akan dijelaskan mengenai kelajuan dan kecepatan. Kelajuan adalah jarak yang
ditempuh benda tiap satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar. Dalam
kelajuan terdapat kelajuan rata-rata. Kelajuan rata-rata adalah jarak yang
ditempuh benda dibagi dengan selang waktu. Bila sebuah benda bergerak dengan
jarak s, dengan waktu tempuh t maka:
A
B
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Kelajuan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kelajuan rata-rata (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
sedangkan kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh benda tiap
satuan waktu. Kecepatan merupakan besaran vektor. Dalam kecepatan terdapat
kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan
selang waktunya. Bila sebuah benda mengalami perpindahan memerlukan
waktu maka kecepatan rata-ratanya adalah
Kecepatan rata-rata ( ) =
Dimana:
= kecepatan rata-rata (m/s)
= perpindahan (m)
s2 = jarak akhir (m)
s1 = jarak awal (m)
t = waktu yang diperlukan (s)
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Berikut akan dijelaskan mengenai gerak lurus beraturan. Gerak lurus
beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
konstan/tetap. Benda dikatakan bergerak lurus beraturan apabila benda menempuh
jarak yang sama dalam waktu yang sama dan pada lintasan lurus. Pada gerak lurus
beraturan berlaku persamaan:
Dimana:
s = jarak (m)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak pada lintasan lurus yang
percepatannya konstan. Gerak lurus berubah beraturan terdiri dari dua macam
yaitu gerak lurus berubah beraturan yang dipercepat dan gerak lurus beraturan
yang diperlambat. Gerak lurus berubah beraturan yang dipercepat adalah gerak
yang kecepatanya semakin lama semakin bertambah besar. Gerak lurus beraturan
yang diperlambat adalah gerak yang kecepatanya semakin lama semakin.
Misalkan ada sebuah mobil yang bergerak dari kedudukan awalnya saat
diam (t = 0), saat t = 2 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 10 ,
saat t = 3 detik mobil tersebut bergerak dengan kecepatan 20 , saat t = 4 detik
mobil tersebut bergerak degan kecepatan 30 , dan saat t = 5 detik mobil
tersebut bergerak dengan kecepatan 40 . Mobil tersebut terus mengalami
perubahan kecepatan setiap 1 detik. Apabila benda bergerak dan mengalami
penambahan kecepatan selama selang waktu tertentu gerak benda tersebut
Jarak = kecepatan benda x waktu
S = v x t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
dikatakan dipercepat dan bila kecepatan gerak benda mengalami penurunan pada
selang waktu tertentu maka dikatakan benda tersebut bergerak diperlambat.
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya berubah-ubah secara teratur. Dalam GLBB ini juga dikenal
istilah baru yaitu percepatan. Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap
selang waktu.
Percepatan dapat dirumuskan:
dengan :
t = waktu yang diperlukan
F. Metode Pembelajaran
Ceramah
G. Langkah-langkah pembelajaran :
Rincian kegiatan Alokasi
waktu
P
E
R
T
1. Pendahuluan
- Memberiakan salam pembuka
- Berdoa
- Memperkenalakn diri kepada pendidik.
- Guru menyampikan tujuan pembelajaran
2. Motivasi dan Apersepsi:
Ketika siswa bergerak dari meja guru bagian depan ini dan
kebelakang apakah siswa tersebut melakukan gerak dan mengalami
2
3
Percepatan =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
E
M
U
A
N
I
perpindahan?
3. Kegiatan inti
a. Guru memberikan tes awal kepada siswa
b. Siswa mengerjakan tes awal
c. Guru mengumpulkan lembar jawaban tes.
d. Guru menjelaskan proses pembelajaran dengan metode biasa.
4. Konfirmasi
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa
pertanyaan untuk membantu dalam menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
b. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
Gerak Lurus.
20
10
5
P
E
R
T
E
N
U
A
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
bertanya kepada siswa untuk menyebutkan contoh dari peristiwa
gerak yang sudah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya mereka melihat motor bergerak menuju suatu tempat.
2. Motivasi
- Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa” dari contoh yang
kalian sebutkan tadi, apakah pengertian dari gerak?’
- Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut melalui proses pembelajarn yang akan dilakukan.
3
3
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memancing
pengetahuan peserta didik tentang gerak lurus.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai kedudukan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai perpindahan.
15
4. Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk menghitung
kedudukan dan perpindahan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa
pertanyaan untuk membantu dalam menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
N
II
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
6. Kegiatan akhir
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
4
P
E
R
T
E
M
U
A
N
III
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
2. Motivasi
- Guru mengajukan perrtanyaan kepad siswa “ apakah kelajuan
dan kecepatan?”
- Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
tersebut melalui proses pembelajaran yang akan dilakukan
3
3
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memancing
pengetahuan peserta didik tentang kelajuan dan kecepatan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai kelajuan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai kecepatan.
15
4. Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal latihan mengenai kelajuan dan
kecepatan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa
pertanyaan untuk membantu dalam menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya.
5
6. Kegiatan akhir
Siswa bersama guru menyampaikan kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
4
P
E
R
Kegiatan awal
1. Apersepsi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
2. Motivasi
- Guru mengajukan perrtanyaan kepad siswa “ apakah Gerak Lurus
Beraturan?”
- Guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
T
E
M
U
A
N
IV
tersebut melalui proses pembelajarn yang akan dilakukan
Kegiatan inti
3. Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memancing
pengetahuan peserta didik tentang Gerak Lurus Beraturan.
- Guru menjelaskan kepada siswa Gerak Lurus Beraturan.
15
4. Elaborasi
- Siswa mengerjakan soal latihan mengenai Gerak Lurus Beraturan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitan.
10
5. Konfirmasi:
- Siswa menjawab latihan soal.
- Siswa secara mandiri menjawab secara mandiri beberapa
pertanyaan untuk membantu dalam menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
5
6. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
Gerak Lurus Beraturan.
4
P
E
R
T
E
M
A
N
V
Kegiatan awal
1. Apersepsi dan Motivasi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
6
Kegiatan inti
2. Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memancing
pengetahuan peserta didik tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai Gerak Lurus Berubah
Beraturan.
3. Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk menghitung
Gerak Lurus Berubah Beraturan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
4. Konfirmasi
- Siswa melakukan tanya jawab secara lisan dengan guru.
15
10
5
5. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
Gerak Lurus Berubah Beraturan.
4
Kegiatan awal
1. Apersepsi dan Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
P
E
R
T
E
M
U
A
N
VI
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi awal siswa mengenai materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Ini menjadi pengetahuan
prasayarat agar siswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
6
Kegiatan inti
2. Eksplorasi
- Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk memancing
pengetahuan peserta didik tentang kelajuan dan kecepatan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai kelajuan.
- Guru menjelaskan kepada siswa mengenai kecepatan.
3. Elaborasi
- Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk menghitung
kedudukan dan perpindahan.
- Memfasilitasi siswa dalam memecahkan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
- Guru memantau kerja siswa dan mengarahkan siswa yang
mengalami kesulitaan.
4. Konfirmasi
- Siswa melakukan tanya jawab secara lisan dengan guru.
15
10
5
5. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
Gerak Lurus.
4
P
E
R
T
E
M
U
A
N
VII
Apersepsi dan Motivasi
Guru mengecek kesiapan siswa dengan absensi. Selanjutnya guru
menggali informasi siswa mengenai materi yang telah disampaikan.
5
Kegiatan inti
Siswa mengerjakan posttest
Siswa mengisi kuesioner
32
Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa bila ada yang ingin
ditanyakan.
3
J. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika 1 untuk SMP kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Sugiyarto, T & Ismawati, E. 2008. Ilmu pengetahuan alam kelas – VII SMP/MTs.
Bekasi: PT. Adhi Aksara Abadi Indonesia
K. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian
Tes Tertulis (Pretest dan posttest)
Bentuk Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Tes Uraian
Yogyakarta, Januari 2014
Peneliti
Riris Lastium Ambarita
Mengetahui,
Dosen pembimbing penelitian,
Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 5. Soal Pretest dan Posttest
Nama
:
Kelas/ No. Absen :
1. Jelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan!
2. Jelaskan pengertian kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-
rata!
3. Jelaskan pengertian Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan!
4. Bila sebuah motor bergerak dengan kecepatan 10 m/s dalam
waktu 5 sekon, berapakah jarak yang ditempuh oleh motor
tersebut?
5. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s,
kemudian kecepatannya berubah menjadi 7 m/s dengan selang
waktu 2 sekon. Berapakah percepatan yang dialami oleh mobil
tersebut.
SELAMAT MENGERJAKAN ^_^
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa I
Lembar Kerja Siswa I
Materi: Gerak Lurus Kelompok : .................................
Anggota : ..................................
................................
.................................
.................................
.................................
.................................
1. Bagaimana suatu benda dikatakan bergerak?
2. Jelaskan pengertian kedudukan dan perpindahan!
3.
Titik Z ditetapkan sebagai titik acuan. Tentukan:
a. Kedudukan O dan Y.
b. Perpindahan dari Z ke O
4. Jelaskan pengertian kelajuan dan kelajuan rata-rata!
5. Sebuah benda bergerak menempuh jarak 10 meter dalam waktu 20 sekon.
Berapakah kelajuan rata-rata benda tersebut.
Jawab:
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
.......................................................................................................................... ....
X Y Z O
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa II
Lembar Kerja Siswa II
Materi: Gerak Lurus Kelompok : .................................
Anggota : .................................
.................................
...................................
...................................
...................................
...................................
.
6. Jelaskan pengertian kecepatan dan kecepatan rata-rata?
7. Sebuah motor bergerak kekanan sejauh 10 meter dalam waktu 4 sekon,
kemudian motor tersebut berbalik arah sejauh 2 meter dalam waktu 1 sekon.
Hitunglah kecepatan rata-ratanya.
8. Jelaskan pengertian GLB dan GLBB!
9. Benda bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s, selanjutnya benda tersebut
dipercepat secara beraturan sehingga kecepatannya menjadi 15 m/s dalam
selang waktu 5 sekon. Berapakah percepatan yang dialami benda itu?
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 8. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa
Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa
Nama :
Kelas :
Berikan tanda centang (√) pada salah satu jawaban:
SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju
S = Setuju TS =Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Jika pernyataan dibawah ini sesuai dengan yang kamu rasakan selama
pembelajaran fisika di kelas!
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
ST S KS TS STS
1. Kelompok saya akan berhasil
menyelesaikan tugas.
2. Kelompok saya akan gagal dalam
menyelesaikan tugas.
3. Saya memperbolehkan seluruh teman
dalam kelompok saya untuk mengajukan
pendapatnya.
4. Teman kelompok saya adalah saingan
saya dalam belajar.
5. Jika ada teman yang tidak memahami
pelajaran yang saya kuasai, maka saya
akan membantu untuk mempelajari
pelajaran tersebut
6. Saya membiarkan teman mengalami
kesulitan pada mata pelajaran yang saya
kuasai.
7. Saya mengucapkan terima kasih ketika
menerima bantuan dari orang lain.
8. Saya akan menjauhi teman yang
mengalami kesulitan agar tidak repot.
9. Saya berbicara pada semua orang yang
ada dalam kelompok saya tanpa
membeda-bedakan teman.
10. Saya akan diam saja ketika saya
mengalami kesulitan pada mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
ST S KS TS STS
11. Jika ada perbuatan teman yang tidak saya
sukai, maka saya akan langsung
membicarakan rasa ketidaksukaan saya
kepada teman yang bersangkutan.
12. Jika saya tidak menyukai teman
kelompok saya, maka saya akan
mendiamkannya dan menganggap orang
tersebut tidak ada.
13. Jika dalam kelompok ada masalah, maka
saya akan menyelesaikannya secara
bersama-sama.
14. Jika ada permasalahan dalam kelompok,
saya lebih senang untuk pergi
menghindar.
15. Saya menerima perbedaan pendapat yang
ada di dalam kelompok sebagai hal yang
wajar.
16. Jika ada perbuatan yang salah kepada
saya, maka saya enggan untuk
memaafkan orang tersebut.
17. Saya berusaha untuk memahami sifat-
sifat yang dimiliki oleh teman meskipun
sifatnya berbeda dengan saya.
18. Saya hanya akan memahami teman yang
memiliki sifat yang sama dengan saya.
19. Saya berteman dengan siapa saja tanpa
membedakan pribadinya.
20. Saya hanya berteman dengan orang yang
memilki pribadi yang sama dengan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 9. Jawaban Soal Pretest dan Posttest
Kunci jawaban Pretest dan Posttest
1. Kedudukan adalah letak suatu benda. Perpindahan adalah perubahan
kedudukan suatu benda dari titik awal ke titik akhirnya.
2. Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dan selangwktu. Kelajuan
rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu tempuh.
3. Gerak Lurus Beraturan adalah gerak pada lintasan lurus yang kecepatannya
tetap. Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak pada lintasan lurus yang
kecepatannya berubah-ubah secara teratur.
4. Diketahui :
v = 10 m/s
t = 5 sekon
Ditanyakan: s = ...?
Jawab:
s = v x t = 10 m/s x 5 sekon = 50 m.
5. Dikertahui :
V1 = 5 m/s
V2 = 7 m/s
t = 2 sekon
Ditanyakan : a = .....?
Jawab:
a =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 10. Jawaban Lembar Kerja Siswa I
Jawaban Lembar Kerja Siswa I
1. Benda dikatakan bergerak bila mengalami perubahan kedudukan terhadap titik
acuan tertentu.
2. Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap titik
acuan.
Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda akibat terjadinya
perubahan waktu.
3.
Adkjad
a. Kedudukan O dan Y
Kedudukan O adalah 5. Kedudukan Y adalah 5
b. Perpindahan dari Z ke O (PZO) = XO – XZ = 7 – (+2) = +5
4. Kelajuan adalah jarak yang ditempuh oleh suatu benda tiap satuan waktu.
Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu
tempuh.
5. Diketahui: s = 10 meter
t = 20 sekon
ditanyakan: = ...........?
jawab:
X Y Z O
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 11. Jawaban Lembar Kerja Siswa II
Jawaban Lembar Kerja Siswa II
1. Kecepatan adalah perpindahan suatu benda tiap satuan waktu. Kecepatan
rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dan selang waktu. Secara sistematis
2. Diketahui: S1 = 10 m
t1 = 4 sekon
S2 = 2 meter
t2 = 1 sekon
Ditanyakan: = .....?
Jawab : =
m/s
3. GLB adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatam
setiap saat tetap.
Sedangkan GLBB adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan
memiliki kecepatan setiap saat berubah.
4. Diketahui: v1 = 5 m/s
v2 = 15 m/s
t = 5 sekon
Ditanyakan: = ..?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 12. Sampel Hasil Pretest Siswa Kelas VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 13. Sampel Hasil Pretest Siswa Kelas VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 14. Sampel Hasil Postest Siswa Kelas VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 15. Sampel Hasil Postest Siswa Kelas VII B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 16. Sampel Hasi Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 17. Data Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kelas VII A
No. Nama Siswa
Butir Item
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A. Ihwan Nudin 5 4 5 4 5 3 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 3 1 5 79
2 Aditya Angga 5 4 5 5 4 3 5 4 2 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 5 85
3 Andi Susanto 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 4 85
4 Anton Esworo 5 5 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 78
5 Aprillia Elli S. 4 4 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 74
6 Beni Putra 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 3 2 1 4 4 4 5 5 77
7 Cevin Setiawan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
8 Dandy Pratama 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 79
9 Diana Sari 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 2 5 4 84
10 Dimas Darmawan 5 5 4 4 5 5 3 1 4 5 1 4 4 4 1 4 5 5 4 5 78
11 Dwi Wahyuni 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 3 2 2 4 4 74
12 Edi S. 4 5 3 4 5 3 4 2 4 4 4 4 5 3 2 3 4 4 5 5 77
13 Eka Fransiusi O. 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 1 4 3 3 4 3 4 4 62
14 Febriansah 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 74
15 Feri Irawan 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 2 4 3 4 5 5 4 5 88
16 Frengki Suganda 5 4 4 5 4 2 5 5 5 4 5 4 4 1 1 1 5 4 5 4 77
17 Isti Khomah 4 3 1 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 63
18 Fendi A. 5 4 5 4 4 3 2 5 3 2 4 5 1 4 5 4 4 5 3 5 77
19 Khusnul Khotimah 4 4 1 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 4 1 3 3 2 1 3 50
20 Mega 5 3 5 4 2 5 1 1 2 4 4 2 4 5 2 2 5 1 4 4 65
21 Mia Supriyati 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
22 Rahma Hayati 5 5 4 4 4 5 2 4 2 5 4 5 3 4 1 4 5 4 4 5 79
23 Reni Kartika 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 85
24 Riki 5 5 4 4 3 5 4 3 2 5 3 4 5 4 3 4 5 4 3 5 80
25 Riski Amanda 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 3 2 1 4 4 4 5 5 77
26 S. Rama Dani 5 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 3 83
27 Sella Agustin 4 2 2 2 5 4 4 2 5 4 5 2 4 5 5 2 5 4 5 1 72
28 Slamet Rama Dani 4 2 4 5 4 1 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4 5 5 1 5 80
29 Sri Astuti 5 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 72
30 Sugiyanto 5 2 4 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 1 4 4 77
31 Tri Adi Susilo 5 2 4 5 4 5 3 2 3 4 2 4 4 3 1 1 4 2 3 4 65
32 Uril 3 4 2 4 5 2 4 4 2 4 5 4 5 4 2 4 4 5 4 4 75
33 Viki Aganta 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1 4 4 4 5 4 81
34 Wahyu 5 4 4 4 3 4 4 2 5 3 5 3 4 5 4 4 5 3 5 5 81
35 Widya Astuti 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 94
36 Yoga Pangestu 4 4 5 5 5 3 4 5 5 6 6 4 5 6 4 5 4 5 5 5 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 18. Sampel Hasi Lembar Kerja Siswa I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 19.Sampel Hasi Lembar Kerja Siswa II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 20. Daftar Kelompok Siswa Kelas VII A
Daftar Kelompok Siswa Kelas VIIA
Kelompok Kedudukan
A. Ikhwan
Khusnul Khotimah
Uril
Sugiyanto
Reni Kartika
Riski Amanda
Kelompok Kelajuan
Anton Esworo
Aprillia Elli Sabantani
Mega
Febriansah
Mia Supriyati
S. Rama Dani
Kelompok GLB
Sella Agustin
Eka Fransiusi Ompusunggu
Wahyu Prasetyo
Viki Aganta
Andi Susanto
Fendi A.
Kelompok Perpindahan
Kevin
Dimas Darmawan
Aditya Angga
Widya Astuti
Frengki Suganda
Yoga Pangestu
Kelompok Kecepatan
Diana Sari
Dandy Pratama
Feri Irawan
Rahma Hayati
Sri Astuti
Tri Adi Susanto
Kelompok GLBB
Dwi Wahyuni
Edi S
Isti Khomah
Beni Putra
S.Rama Dani
Slamet Rama Dani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI