plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · daun tembakau (nicotiana tabacum) terhadap hama dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG
(Dioscorea hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN
DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
YOAKIM L. TABOY
NIM: 111 434 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea
hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN
TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
YOAKIM L. TABOY
NIM: 111 434 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jalani dan Nikmati Hidup Ini Apa Adanya
Dan Teruslah Berusaha
Maka Kebahagiaan akan Datang dengan Sendirinya
Saya persembahkan buat:
Kedua orang tuaku, Bapak dan Mama
Kakak dan Adik-adikku
Konggregasi Frater CMM
Almamaterku
Salam Hormat dan Baktiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarya, 21 Juli 2015
Penulis
(Yoakim L. Yaboy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Yoakim L. Taboy
NIM : 111434041
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea
hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN
TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 03 Juli 2015
Yang menyatakan,
Yoakim L. Taboy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea
hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN
TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)
Yoakim L. Taboy
111434041
Universitas Sanata Dharma
Salah satu kendala yang sering dihadapi petani tanaman cabai adalah masalah
serangan hama dan penyakit. Solusi penanggulangan menggunakan pestisida
kimia cukup efektif namun dampak yang ditimbulkan ternyata sangat berbahaya
bagi lingkungan dan organisme lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tanaman mana antara umbi gadung, daun nimba dan daun tembakau serta pada
perbandingan konsentrasi berapa yang paling baik menekan serangan hama dan
penyakit tanaman cabai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental.
Percobaan dilakukan pada 100 sampel tanaman cabai yang terdiri dari 9 perlakuan
dan 1 kontrol yang didesain menjadi penelitian dua faktor yakni menguji tiga jenis
bahan tanaman dan tiga perbandingan konsentrasi. Aplikasi pestisida dilakukan
seminggu sekali dengan cara menyemprotkan ekstrak pestisida ke semua bagian
tanaman. Penyemprotan diberikan pada sore hari. Pengambilan data dilakukan
sekali seminggu selama sepuluh minggu dengan menghitung intensitas serangan
dalam bentuk persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan hama kutu
putih dan virus. Aplikasi pestisida tidak memberikan pengaruh yang berbeda
signifikan antara tiap perlakuan terhadap penurunan intensitas hama kutu putih.
Sedangkan pada virus, aplikasi pestisida memberikan pengaruh yang berbeda
signifikan terhadap intensitas virus yakni terdapat pada perlakuan dengan bahan
tembakau pada konsentrasi 1:4 (P3K1).
Kata Kunci: Pestisida, hama, penyakit, tanaman cabai, umbi gadung, daun nimba,
daun tembakau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE IMPACT OF APPLYING ORGANIC PESTICIDE MADE OF GADUNG
TUBER (Dioscorea hispida dennst.), NIMBA LEAVES (Azadirachta indica A.
Jus), AND TOBACCO LEAVES (Nicotiana tabacum) TOWARDS PESTS
AND DISEASES OF CHILI PLANT (Capsicum annuum)
Yoakim L. Taboy
111434041
Sanata Dharma University
One of the obstacles often faced by chili farmers is the problem of pests and
disease. The solution to reduce those problems by using chemical pesticide is
quite effective but the impact generated is very dangerous for the environment and
other organisms .This research was conducted to determine which organic
pesticide source plants between gadung tuber, nimba leaves and tobacco leaves
and in what comparison of concentration is the best way in pressing both pests
and disease of chili.This research was a kind of experimental research.
Experiments were performed in 100 samples of chili plants consisting 9
treatments and 1 control which was designed to be two factors research which
were testing three types of plant material and three comparisons of concentration.
The application of pesticides was done once a week by spraying an extract of
pesticide to all parts of plants. The spray was given in the afternoon .The data
was collected once a week for ten weeks by counting the intensity of the attacks in
the form of percent. The results of research showed that white lice pests and virus
were found. The application of pesticides didn’t show significantly the different
impact in every treatmentdone to decrease the intensity of white lice pests.
Whereas on the virus, the application of pesticides showed different impact to the
intensity of virus which was also found in tobacco treatment in the concentration
of 1:4 (P3KI).
Keywords: Organic pesticide, pests, disease, and chili plants, gadung tuber,
nimba leaves, tobacco leaves
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang berlimpah penulis haturkan kehadirat Tuhan Sang
Pemberi Kehidupan dan Sumber Pengharapan karena atas tuntunan dan
bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Banyak hal yang
dialami dan dirasakan oleh penulis selama menjalankan dinamika perkuliahan di
Universitas Sanata Dharma tercinta ini. Ketercapaian yang dialami penulis sampai
sejauh ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah mendukung,
memberi semangat dan harapan untuk terus berjuang mencapai cita.
Untuk itu semua pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Nikolas Leok dan mama Maria Amafnini yang telah melahirkan dan
merawat serta membesarkan dan yang selalu memanjatkan doa yang tulus
kepada Tuhan untuk penulis
2. Kakak Anina, adik Korry, Yanti, Ance, Ricco dan Jello yang selalu
memberikan penghiburan serta percakapan yang hangat
3. Konggregasi Frater CMM yang ikut berperan besar bagi penulis untuk tumbuh
dan berkembang secara dewasa
4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang utuh
5. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis
untuk menimba ilmu
6. Kaprodi dan para Dosen Pendidikan Biologi yang telah meluangkan waktu
untuk membagikan ilmu dan juga telah berdinamika bersama baik saat
menjalani perkuliahan di kelas maupun di luar kelas
7. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J yang telah mendampingi dengan
tulus dan sabar selama penulis menjalankan perkuliahan maupun selama
mengerjakan tugas akhir serta selalu memberikan teladan bagi penulis
8. Teman – teman “VIRION” Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang dengan
caranya masing-masing telah mendukung, menyemangati, mencintai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
menjadi sahabat seperjuangan selama menjalani dan menempuh perkuliahan di
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
9. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat
disebutkan satu per satu oleh penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan keterbatasan. Itu semua bukanlah hal yang disengaja atau
direkayasa melainkan disadari penulis sebagai manusia yang terbatas. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi
melengkapi dan membuat tulisan ini menjadi layak untuk dibagikan dan
dipercaya.
Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Batasan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Dasar Teori ................................................................................................... 6
1. Hama ......................................................................................................... 6
2. Penyakit..................................................................................................... 7
3. Pestisida .................................................................................................... 7
4. Pestisida Organik ....................................................................................... 10
5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum) ......................................................... 10
6. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) ..................................................... 16
7. Nimba (Azadirachta indica A. jus) ......................................................... 19
8. Tembakau (Nicotiana tabacum) ............................................................. 21
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 22
C. Hipotesis ..................................................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................. 24
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 24
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24
B. Alat dan Bahan ........................................................................................... 25
C. Cara Kerja .................................................................................................. 26
1. Penyemaian Benih .................................................................................. 26
2. Persiapan Media Tanam .......................................................................... 26
3. Penanaman .............................................................................................. 27
4. Pemeliharaan ........................................................................................... 27
5. Pembuatan Larutan Pestisida .................................................................. 27
6. Teknik Penyemprotan ............................................................................. 28
7. Teknik Pengambilan Data .......................................................................... 29
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 30
E. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................ 30
BAB IV ................................................................................................................. 31
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 31
A. Hama Kutu Putih ........................................................................................ 32
1. Uji Anova Dua Faktor................................................................................ 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan ...................................................... 36
B. Penyakit Virus ............................................................................................ 41
1. Uji Anova Dua Faktor ............................................................................. 44
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan ...................................................... 50
C. Aplikasi Hasil Penelitian pada Materi Pembelajaran SMA ....................... 55
BAB V ................................................................................................................... 57
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 57
A. Kesimpulan ................................................................................................ 57
B. Saran ........................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59
LAMPIRAN .......................................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai .................................................... 16
Tabel 1.2 Sasaran hama dan penyakit ................................................................... 20
Tabel 3.1 Kategori serangan berdasarkan tingkat serangan .................................. 29
Tabel 4.1 Intensitas Hama Kutu Putih pada Tanaman Cabai (dalam %) .............. 32
Tabel 4.2 Intensitas serangan hama Kutu Putih .................................................... 34
Tabel 4.3 Uji anova two factor with replication untuk hama kutu putih ............. 35
Tabel 4.4 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai (dalam %) .................. 41
Tabel 4.5 Intensitas penyakit Virus ....................................................................... 43
Tabel 4.6 Uji anova two factor with replication penyakit virus ........................... 44
Tabel 4.7 Perbandingan mean tiap perlakuan ....................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Azas penggunaan pestisida (Djojosumarto, 2008) ............................. 9
Gambar 4.1. Gejala Penyakit Virus pada Tanaman Cabai .................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus ................. 61
A. Kutu Putih .................................................................................................. 61
B. Penyakit Virus ............................................................................................ 62
Lampiran II : Uji Statistik Hama Kutu Putih ........................................................ 63
A. Uji Normalitas Kutu Putih ............................................................................ 63
B. Uji Homogenitas Hama Kutu Putih .............................................................. 68
C. Uji Anova Dua Faktor .................................................................................. 68
D. Uji Anova Satu Faktor .................................................................................. 69
Lampiran III : Uji Statistik Penyakit Virus ........................................................... 70
A. Uji Normalitas .............................................................................................. 70
B. Uji Homogetitas ............................................................................................ 70
C. Uji Anova Dua Faktor .................................................................................. 71
D. Uji critical differences (CD) ......................................................................... 72
E. Uji Anova Satu Faktor .................................................................................. 72
Lampiran IV: Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan ............................... 75
SILABUS .......................................................................................................... 75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ......................................... 82
Instrumen Tes Tertulis ....................................................................................... 91
Instrumen Penilaian Observasi .......................................................................... 95
Instrumen Penilaian Proyek ............................................................................... 96
Lampiran V : Dokumentasi penelitian .................................................................. 97
A. Tata Letak Tanaman .................................................................................. 97
B. Serangan Kutu Putih pada Tanaman Cabai .................................................. 97
C. Gejala dan Serangan Virus pada Tanaman Cabai ......................................... 98
D. Bahan yang Digunakan ................................................................................ 98
E. Pengambilan Data ......................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman cabai ( Capsicum annuum) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang dibudidayakan hampir di seluruh wilayah pertanian di
Indonesia. Tanaman cabai termasuk tanaman yang mampu tumbuh pada iklim
tropis di Indonesia sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Buah cabai
menjadi buah sayuran yang digemari. Selain karena memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi, buah cabai telah menjadi “teman” para ibu rumah tangga
dalam menyajikan setiap masakan dalam rumah tangga.
Budidaya tanaman cabai memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.
Peningkatan konsumsi buah cabai setiap saat mengalami peningkatan dan
memberi dampak yang baik bagi para petani cabai. Pada saat-saat tertentu di
Indonesia, harga buah cabai melambung begitu tinggi dan dapat mencapai
harga Rp.70.000/kg. Buah cabai pantas disebut tanaman yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan dapat bersaing menjadi tanaman ekspor.
Permasalahan yang sering muncul terkait dengan budidaya tanaman
adalah hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit
ini dapat menurunkan jumlah produksi buah cabai dan mengakibatkan
kerugian yang cukup besar bagi para petani cabai. Pengendalian hama selama
ini dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia. Penggunaan
pestisida sintetik sebagai pengendali hama dan penyakit cukup efektif.
Namun jika dilihat dampak yang akan ditimbulkan ternyata berbahaya bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
tanaman, hewan non terget bahkan manusia. Maka, perlu dicari alternatif lain
yang lebih ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru
terkait dengan pengendalian hama tersebut.
Harian online Kedaulatan Rakyat Yogyakarta (KRJogja.com,
17/1/2014) mengungkapkan bahwa di Kebumen terjadi serangan penyakit
mematikan pada tanaman cabai. Ribuan tanaman yang mati ini diduga
terserang virus dan mengakibatkan produktifitas tanaman cabai terhenti.
Selain itu, di Kediri terjadi hal yang serupa. Virus ini menyerang tanaman
cabai di tiga kecamatan yakni kecamatan Kepung, kecamatan Siman dan
kecamatan Kebonrojo. Tamanan cabai yang diserang langsung kering dan
menyebabkan 80% gagal panen tulis harian kompas online (Kompas.com,
17/1/2010).
Berdasarkan hasil observasi ke salah satu desa pertanian di kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah ditemukan bahwa masalah hama dan penyakit
menjadi masalah utama petani yang menyebabkan terjadinya gagal panen.
Umumnya hama yang sering menyerang tanaman pertanian adalah hama
walang sangit, belalang, kutu putih dan beberapa hama lain yang diberi nama
sendiri oleh para petani. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman
cabai adalah jamur, penyakit layu dan virus. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sintetik yang dibeli di toko-toko
pertanian. Kurangnya pengetahuan dan juga pemahaman mengenai
penggunaan pestisida membuat para petani menakar dosis sesuai keinginan
tanpa mengikuti petunjuk penggunaan. Jika hama maupun penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
disemprot belum mati, maka dosisnya akan ditambahkan lagi. Hal ini tentu
saja sangat berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian. Penggunaan pestisida
sintetik secara berlebihan dan terus – menerus dapat mendatangkan masalah
yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup lain
termasuk manusia.
Indonesia dikenal memiliki banyak kekayaan alam termasuk
keanekaragaman makhluk hidupnya. Hampir di semua pelosok wilayah
mempunyai kebiasaan menggunakan tanaman sebagai bahan untuk
dikonsumsi maupun digunakan untuk berbagai kepentingan manusia. Salah
satunya yaitu penggunaan jenis tanaman yang dapat mengusir serangga.
Dalam berbagai studi pustaka, kekayaan alam Indonesia memiliki berjuta-juta
tanaman yang berkasiat dalam berbagai bidang termasuk pada bidang
pertanian yang dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai bahan penyubur
tanah maupun bahan dasar pembuatan pestisida. oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk menguji tingkat keefektifan beberapa tanaman yang
mempunyai kemampuan sebagai pengendali hama dan penyakit.
Pemanfaatan tanaman lokal yang dapat ditemui di lingkungan sekitar
sebagai bahan pengganti pestisida sintetis menjadi alternatif untuk
mengendalikan hama dan penyakit yang lebih ramah lingkungan. Banyak
penelitian yang telah memanfaatkan tanaman sebagai bahan pengendalian
hama maupun penyakit secara organik. Maka pentingnya uji tingkat
keefektifan setiap bahan yang digunakan sangat pertlu untuk diteliti lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
lanjut karena setiap tanaman yang digunakan memiliki kandungan yang
berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.), daun
nimba (Azadirachta indica A. jus) dan daun tembakau (Nicotiana
tabacum) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada
tanaman cabai?
2. Konsentrasi berapakah yang paling efektif dalam menekan intensitas
serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai?
C. Batasan Penelitian
1. Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman cabai keriting (Capsicum
annuum) jenis Yosii F1.
2. Jumlah tanaman yang digunakan sebanyak 100 tanaman yang ditanam
pada polybag ukuran 50 cm x 50 cm.
3. Setiap faktor yang diuji terdiri dari 3 kelompok sehingga total perlakuan
berjumlah sembilan ditambah satu kontrol.
4. Penelitian ini menggunakan pestisida dari tiga bahan tanaman antara lain
umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) yang diperoleh dari kebun
kawasan Omah Petruk, daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss) yang
diambil dari pohon yang terdapat di kebun biologi Babadan dan kebun
samping Laboratorium P. Biologi dan daun Tembakau (Nikotiana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
tabacum) berupa bahan kering yang dibeli di pasar tradisional Beringharjo,
Yogyakarta.
5. Setiap bahan terdiri dari tiga perbandingan konsentrasi yaitu 1:4, 1:8 dan
1:12.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ekstrak dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.), daun
nimba (Azadirachta indica A. jus) dan daun tembakau (Nicotiana
tabacum) yang dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit
pada tanaman cabai
2. Mengetahui konsentrasi berapa yang paling efektif menekan intensitas
serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai syarat untuk mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian
terutama tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai
2. Bagi Pertanian
Sebagai masukan informasi bagi petani dalam membuat pestisida
3. Bagi Dunia Pendidikan
Sebagai masukan informasi mengenai khasiat tanaman-tanaman yang
tumbuh di setiap wilayah Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Menurut Widada dalam Sibarani (2008), dalam budidaya tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan masalah hama dan penyakit
merupakan kendala yang utama. Keberhasilan dalam budidaya tanaman
ditentukan oleh banyak faktor namun jika tanaman yang dibudidaya
terserang hama dan penyakit maka akan sangat menentukan produktifitas
budidaya tanaman tersebut. Usaha pengendalian hama harus dilakukan
secara terpadu. Oleh karena itu, pengendalian hama harus dapat
dikendalikan dengan baik melalui cara-cara yang ramah lingkungan, tidak
mencemari lingkungan, tidak meracuni lingkungan, tidak meracuni tanah,
tanaman, binatang dan manusia (Pracaya, 2008).
1. Hama
Hama tanaman adalah makhluk hidup pengganggu berupa hewan yang
umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. sebagian besar hama
tanaman adalah serangga. Hewan lain yang sering menjadi hama selain
serangga adalah tungau (acarinae), binatang lunak (mollusca) seperti
siput dan vertebrata seperti monyet, tikus, burung dan babi hutan. Hama
merusak tanaman dengan berbagai cara misalnya memakan daun
tanaman, membuat korok-korok pada daun, melubangi dan membuat
korok-korok pada batang, menggerek umbi, mengisap cairan tanaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
memakan bunga dan bagian-bagian bunga dan sebagainya
(Djojosumarto, 2008).
2. Penyakit
Menurut Djojosumarto, 2008, penyakit infeksi pada tanaman dapat
disebabkan oleh kekurangan unsur tertentu, cendawan (jamur, fungi),
bakteri, virus, nematoda, mikoplasma dan tumbuhan parasit. Penyebab
penyakit tanaman tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh sebab
itu, kebanyakan penyakit hanya dapat diidentifikasi dari gejalanya yang
khas misalnya terdapat bercak pada daun dan batang, ujung buah
membusuk, daun tanaman layu dan menggulung (Pitojo, 2003)
3. Pestisida
Pestisida (Inggris: pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest: hama; cide: membunuh). Menurut Peraturan Pemerintah No.
7/1973, pestisida adalah semua jenis zat kimia atau bahan aktif lain serta
jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
a. mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman, bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian;
b. mengendalikan rerumputan;
c. mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan;
d. mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
e. mengendalikan hama-hama air;
f. mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu
dilindungi.
Teknik aplikasi pestisida pertanian harus memperhatikan prinsip-
prinsip berikut:
1) Penggunaan secara legal, yakni penggunaan pestisida pertanian yang
tidak bertentangan dengan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.
2) Penggunaan secara benar, yakni penggunaan pestisida sesuai dengan
metode aplikasinya sehingga pestisida yag diaplikasikan efektif dan
mampu mengendalikan hama organisme pengganggu tanaman
sasaran.
3) Penggunaan pestisida secara bijaksana yakni:
a) Penggunaan pestisida yang mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan
resiko (risk management), untuk menjamin keselamatan pengguna,
konsumen dan lingkungan.
b) Penggunaan pestisida sejalan dengan prinsip-prinsip Pengendalian
Hama Terpadu (PHT).
c) Penggunaan pestisida yang ekonomis dan efisien.
(Djojosumarto, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Secara ringkas azas penggunaan pestisida pada budidaya pertanian
dapat dilihat pada gambar 1:1 berikut:
Gambar 1.1: Azas penggunaan pestisida (Djojosumarto, 2008)
Tujuan aplikasi pestisida di bidang pertanian dapat dikelompokkan
menjadi dua yakni:
a. Bila aplikasi dilakukan sebelum tanaman terserang, maka aplikasi
bertujuan untuk menghindari atau mencegah agar tanaman tidak diserang.
Aplikasi ini disebut aplikasi preventif, protektif, atau propilaktit.
b. Bila aplikasi dilakukan setelah ada gejala serangan maka tujuannya adalah
untuk menghentikan serangan agar tidak berlanjut. Aplikasi yang
dilakukan setelah ada gejala serangan disebut aplikasi kuratif dan
eradikatif.
(Djojosumarto, 2008)
APLIKASI
PESTISIDA
LEGAL
BENAR
BIJAKSANA
Tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia
Pestisida yang diaplikasi-
kan mampu menampilkan
efikasi biologisnya yang
optimal. (efektif, ampuh)
Menekan dampak negatif
pestisida terhadap
pengguna, konsumen dan
lingkungan serta ekonomis
dan efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Pestisida Organik
Berdasarkan asalnya, pestisida organik dibedakan menjadi
dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati
merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun,
buah, biji, batang dan akar yang mengandung senyawa metabolik
sekunder yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.
Pestisida nabati umumnya digunakan untuk mengendalikan hama
(bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakteriasidal). Pestisida
organik yang berasal dari bahan-bahan alam tidak meracuni tanaman dan
tidak mencemari lingkungan. Pemakaian ekstrak bahan alami secara
terus-menerus diyakini tidak menimbulkan resistensi terhadap hama.
Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu
baik berupa jamur, bakteri maupun virus yang bersifat antagonis terhadap
mikroba penyebab penyakit tanaman atau menghasilkan senyawa tertentu
yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematoda.
Pestisida organik dapat dibedakan dalam herbisida, fungisida dan
insektisida (Djunaedy, 2009) .
5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum)
Tanaman cabai bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari
Amerika Tengah dan Selatan. Sejarah mencatat bahwa orang-orang
Indian yang merupakan penduduk asli Amerika telah memanfaatkan
cabai sebagai bumbu masak sejak tahun 7000 SM, sedangkan budidaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
cabai telah dimulai sejak tahun 5200-3400 SM. Tanaman cabai pertama
kali ditemukan oleh Columbus. Tahun 1493, cabai dibawa ke Spanyol
dan selanjutnya berkembang di Eropa. Diperkirakan, tanaman cabai
sampai ke Indonesia karena dibawa oleh orang-orang Eropa, hingga
akhirnya berkembang di Nusantara (Pitojo, 2003).
a. Taksonomi
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflora
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum
b. Morfologi
i) Akar
Perakaran tanaman cabai cukup kuat, terdiri atas akar
tunggang, akar cabang, dan akar serabut. Jika tanaman tumbuh
menahun, panjang akar dapat mencapai satu meter ke dalam tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Oleh karena itu, budidaya cabai untuk pembenihan perlu disesuaikan
dengan kondisi kesuburan tanah sebagai tempat tumbuh perakaran
tanaman.
ii) Batang
Batang tanaman cabai besar licin, berkayu pada bagian
pangkal, tegak, dapat mencapai ketinggian 50 cm – 150 cm dan
membentuk banyak percabangan di atas permukaan tanah sehingga
habitus tanaman relatif rimbun pada saat daun-daun tanaman masih
muda. Warna batang hijau hingga keunguan, tergatung varietasnya.
iii) Daun
Tanaman cabai besar berdaun tunggal sederhana. Daun terletak
berselang dan tidak memiliki daun penumpu. Bentuk daun bulat telur
dengan ujung meruncing, berlekuk dangkal hingga dalam, dan
kadang-kadang ada yang berlekuk majemuk. Panjang daun berkisar
antara 5 cm – 12 cm, lebar 1,5 cm – 4 cm, dan panjang tangkai daun
berkisar antara 1cm - 1,25 cm. Daun berwarna keunguan, tergantung
varietasnya.
iv) Bunga
Tanaman cabai besar memiliki bunga sempurna. Bunga
muncul dari ketiak daun, berkedudukan menggantung atau berdiri,
dan merupakan bunga tunggal. Bunga memiliki lima kelopak
bunga yang saling berlekatan. Mahkota bunga berbentuk seperti
bintang, corong, atau terompet; bersudut 5-6; berwarna putih; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berdiameter 8 mm – 15 mm. Jumlah benang sari 5 – 6 buah,
dengan kepala benang sari berwarna kebiruan dan berbentuk
memanjang. Kepala putik berwarna kuning kehijauan. Bakal buah
beruang dua atau lebih.
v) Buah
Buah cabai besar adalah buah buni, memiliki 3 ruang,
berukuran panjang atau pendek dengan variasi ukuran antara 1cm –
30 cm, dan berbentuk bulat atau kerucut. Pada saat masih muda
berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah, kuning atau oranye,
tergantung varietasnya.
vi) Biji
Biji cabai besar berukuran kecil, antara 3 mm – 5 mm,
berwarna kuning, serta berbentuk bulat, pipih, dan ada bagian yang
sedikit runcing.
c. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
Tanaman cabai dapat tumbuh di daerah-daerah dengan ketinggian
tempat hingga 2.000 mdpl. Syarat tumbuh tanaman cabai yang meliputi
keadaan iklim dan keadaan tanah adalah sebagai berikut:
i) Iklim
Persyaratan iklim dalam penanaman tanaman cabai meliputi keadaan
suhu, cahaya (sinar matahari) dan curah hujan.
a) Suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai
adalah antara 24oC – 27
oC, sedangkan suhu udara optimal bagi
pembentukan buah adalah 16oC – 23
oC. Perbedaan antara suhu
siang dan suhu malam yang terlalu besar kurang menguntungkan
bagi pembentukan bunga dan warna buah cabai. Kelembapan
udara yang rendah disertai dengan suhu udara yang tinggi akan
meningkatkan proses penguapan air pada tanaman. Hal ini dapat
mengakibatkan tanaman kekurangan air sehingga kuncup bunga
dan buah cabai yang masih kecil berguguran.
b) Cahaya
Tanaman cabai menghendaki tempat yang terbuka dan
tidak ternaungi. Tanaman cabai juga dapat hidup di perkarangan
dan mendapat sedikit naungan dari tanaman lain.Tanaman cabai
bukan merupakan tanaman hari panjang, hanya memerlukan sinar
matahari selama 9 jam per hari.
c) Curah Hujan
Curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman hingga
akhir pertumbuhan berkisar antara 600 mm – 1.250 mm. Curah
hujan yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Sebaliknya, curah hujan yang terlalu tinggi
menyebabkan kelembapan udara meningkat dan cenderung
mendorong pertumbuhan penyakit tanaman.
ii) Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Persyaratan keadaan tanah bagi pertumbuhan tanaman cabai
meliputi jenis tanah, kesuburan tanah, keasaman tanah, dan sifat
biologi tanah.
a) Jenis tanah
Tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah
tanah yang memiliki sifat fisik gembur, remah, dan memiliki
drainase yang baik. Jenis tanah yang memiliki karakteristik
tersebut antara lain adalah tanah lempung berpasir, liat berpasir,
lempung liat berpasir, dan lempung bedebu, atau tanah andosol,
regosol, dan latosol. Tanah yang berat dan becek jika turun hujan
atau tanah yang memiliki drainase kurang baik sering
menyebabkan daun tanaman cabai gugur dan tanaman mudah
terserang penyakit layu.
b) Kesuburan Tanah
Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah
tanah yang subur dan kaya akan bahan organik yang telah terurai
sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
c) Keasaman Tanah
Derajat keasaman tanah yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman cabai berkisar antara 5,5 – 6,8. Pada kondisi pH tanah
kurang dari 5,5 atau lebih dari 6,8 produksi cabai kurang optimal.
Tanah asam cenderung menimbulkan permasalahan keracunan
unsur alumunium, zat besi, dan mangan; sedangkan tanah basa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
cenderung menimbulkan permasalahan hambatan serapan hara
tanah karena terdapatnya unsur bikarbonat yang merintangi
penyerapan ion-iom yang diperlukan oleh tanaman.
d) Sifat Biologi Tanah
Tanah yang subur dan memiliki sifat baik berkorelasi dengan
mikrobiologi tanah. Jasad renik di dalam tanah berkompetisi sesuai
dengan dukungan milieu, fisika, dan kimia. Mikroba patogen yang
merugikan tanaman cabai antara lain antraknosa dan virus (Pitojo, 2003).
Tabel 1.1. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai
No Hama Penyakit
1 Kutu Persik
(Myzus persicae Sulz)
Antraknosa
(Colletotrichum capsici)
2 Kutu Thrips
(Tabaci lindeman )
Penyakit Layu
(Fusarium oxysporum)
3 Kutu Apis
(Aphis gossypii Glov.)
Bercak Daun
(Cercospora capsici)
4 Kutu Putih
(Bemisia tabaci)
Busuk Buah
(Phytophthora capsici Leonian)
5 Lalat Buah
(Dacus dorsalis Hend.)
Semai Roboh
(Damping-off)
6 Ulat Grayak
(Spodoptera sp.)
Virus
(Pitojo, 2003)
6. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
Tanaman gadung mula-mula ditemukan di India barat, kemudian
penyebarannya meluas ke Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia
serta kepulauan Karibia, Afrika Barat, Amerika Selatan, Kepulauan
Pasifik, dan seluruh daerah tropis. Di Indonesia sendiri gadung ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
banyak diusahakan sebagai tanaman perkarangan, tumbuh liar di hutan-
hutan, kadang-kadang ditanam di perkarangan atau tegalan. Gadung
tumbuh dan berkembang secara luas di seluruh daerah tropis, baik di
hutan hujan tropis maupun di padang rumput (savana). Kombinasi
kelembapan yang cukup dan drainase yang baik sangat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini.
Suhu yang diperlukan untuk tumbuh dan menghasilkan umbi yang
baik adalah diantara 20-30oC. Diatas suhu 30
oC, gadung akan tumbuh
merana apalagi ditambah dengan keadaan udara yang kering. Walaupun
umumnya gadung tahan terhadap kekeringan, tanaman ini membutuhkan
kelembapan yang cukup selama masa pertumbuhan dan ada korelasi
positif antara curah hujan, pertumbuhan merambat, dan hasil umbinya.
Tanaman gadung dapat menghasilkan panen utama berupa umbi
sebanyak 19,7 ton/ha, (Tropical Product Institue, 1973). Melalui
pengusahaan yang lebih intensif, kemungkinan besar tanaman ini dapat
menghasilkan umbi yang lebih banyak lagi, khususnya di Indonesia
karena tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan baik di iklim tropis.
Di seluruh Indonesia tanaman ini dijumpai tumbuh liar, sedangkan
pembudidayaan gadung terutama terdapat di Jawa dan Madura.
Dalam umbi gadung terkandung senyawa alkaloid yang bersifat
racun dan diosgenin yang tidak berancun. Juga dalam umbi gadung
terkandung saponin berupa dioscin yang bersifat racun. Umbi yang tua
jika dibiarkan akan berwarna menjadi hijau dan kadar racunnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
meningkat. Di samping golongan alkaloid, umbi gadung juga terkandung
senyawa sianida yang beracun.
Dioskoroin tergolong senyawa alkaloid, yang ditunjukkan dengan
sifatnya yang basa, mengandung satu atau lebih nitrogen heterosiklik,
dan umumnya beracun bagi manusia. Di alam alkaloid dioskorin
variasinya sangat beragam dalam hal struktur, stabilitas, kemampuan
untuk menguap dan polaritasnya. Alkaloid dioskarin (C13H19O2N)
dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dan isolasi dari tepung gandum.
Dioskorin berwarna kuning kehijauan, bersifat higroskopis, dan
merupakan senyawa basa kuat yang rasanya sangat pahit. Senyawa ini
mudah larut dalam air, etanol dan klorofom, tetapi sukar larut dalam eter
dan benzene. Kadar dioskorin dalam umbi gadung sekitar 0,044 persen
berat basa atau 0,221 persen berat kering.
Di dunia terdapat 3000 spesies dari 110 famili yang dapat
melepaskan hydrogen sianida melalui proses yang disebut cyanogenesis.
Salah satunya adalah gadung yang dalam umbinya mengandung asam
sianida dalam bentuk bebas maupun prekursornya berupa sianogenik
glukosida. HCN disintesis dari linamarin dan lotaustralin yag umumnya
terdapat dalam tanaman dengan perbandingan kuantitatif 93 dan 7%.
Pada konsentrasi tinggi, sianida terutama dalam bentuk bebas sebagai
HCN dapat mematikan. Dari umbi gadung segar bisa menghasilkan
sekitar 400 mg sianida per kilogram (Koswara, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
7. Nimba (Azadirachta indica A. jus)
Tanaman nimba termasuk dalam famili Meliaceae dan ordo
Rutales. Tanaman ini berasal dari India yang dimanfaatkan sebagai obat
untuk kesehatan manusia dan sebagai obat insektisida pada tanaman.
Penyebaran tanaman nimba telah tersebar di Asia Tenggara, Asia Timur,
Afrika, Fiji, Mauritius, dan Amerika Tengah. Tanaman ini dapat tumbuh
baik di daerah setengah kering dan setengah basah serta dapat hidup di
daerah yang curah hujannya kurang dari 500 mm per tahun serta dapat
tumbuh di segala macam jenis tanah baik tanah tandus maupun tanah
subur. Nimba berbuah pada umur 4 – 5 tahun dan dapat menghasilkan
sekitar 30 – 50 kg buah per pohon. Semua bagian tanaman nimba efektif
sebagai insektisida. Myanmar (Birma) dan India telah menggunakan
tanaman nimba sebagai obat bagi manusia maupun insektisida pada
tanaman sejak 2.500 tahun lalu.
Biji dan daun tanaman nimba paling efektif digunakan sebagai
insektisida karena mengandung senyawa azadirachtin baik A maupun B
yang berperan sebagai pengendali hama. Selain itu, pada daun nimba
terdapat kandungan zat-zat kimia lain seperti salannin dan meliantriol
yang mempunyai efek penolak dan zat nimbin/nimbodin yang
mempunyai efek anti virus. Beberapa zat tersebut saling menyokong
sehingga menimbulkan efek senergistik. Kegunaan zat-zat dalam nimba
adalah sebagai insektisida, penolak hama, akarisida, penghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pertumbuhan, neumatisida, fungisida dan anti virus. Zat-zat tersebut
sebagai racun perut dan sistematik (Pracaya, 2008).
Tabel 1.2 Sasaran hama dan penyakit
Jenis Hama Jenis Penyakit
Wereng padi punggung putih
(Sogatella furcifera)
Bercak daun kelapa kelabu
(Pestalotiopsis palmarum)
Wereng cokelat
(Nilaparvata lugens)
Busuk pangkal batang kelapa
(Ganoderma lucidum)
Wereng hijau
(Nephotettix virescens)
Jamur tepung
Ulat tritip
(Plutella xylostella)
Virus
Ulat terowongan daun jeruk
(Phillocnistis citrella)
Ulat tanah
(Agrotis sp.)
Ulat grayak
(Spodtera litura)
Tungau
(Tetranychus sp.)
Kumbang badak
(Oryctes rhinocheros)
Thrips
(Heliothrips sp.)
Kutu putih
(Bemisia tabaci)
Semut
Penggerek batang pisang
(Cosmopolites sordidus)
Penggerek batang padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Jenis Hama Jenis Penyakit
Lembing
(Epilachna varivestis)
Bubuk beras (Sitophilus
oryzae)
Bubuk jagung (Sitophilus
zeamays)
(Pracaya, 2008)
8. Tembakau (Nicotiana tabacum)
Tembakau berasal dari Barat Laut Argentina, Amerika Selatan,
namun sekarang sudah ditanam di seluruh dunia. Pertumbuhan tembakau
tidak baik pada lahan yang tergenang air dan tanahnya banyak
mengandung garam. Tembakau dapat hidup dengan baik di daerah panas.
Tembakau memerlukan cukup air, terutama pada tembakau yang masih
muda. Varietas tembakau bermacam-macam dan kandungan nikotinnya
pun bermacam-macam.
Bagian tanaman tembakau yang baik untuk digunakan sebagai
pengendali hama ataupun penyakit adalah daun dan batangnya, karena
bagian ini memiliki kandungan nikotin yang tinggi, terutama pada
tangkai dan tulang daun.
Sasaran Hama dan Penyakit
i. Hama: Aphis, ulat, ulat kobis (tritip), kumbang kecil, pembuat
terowongan daun, tungau, pembor batang, dan thrips. Ekstrak daun
tembakau ini sangat efektif bila disemprotkan di atas suhu 30oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ii. Penyakit: karat pada buncis dan gandum, jamur kentang, virus
keriting daun.
(Pracaya, 2008)
B. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama yang sering menyerang tanaman adalah jenis
serangga. Serangga biasanya sensitif terhadap aroma dan rasa. Tanaman
dengan aroma yang disukai serangga menyebabkan serangga tersebut akan
tinggal menetap pada tanaman tersebut sebaliknya jika aroma tanaman
tersebut tidak disukai maka serangga tersebut akan meninggalkan tanaman
tersebut. Begitu juga dengan rasa. Ketiga bahan yang digunakan memiliki
rasa yang sangat pahit yang tidak disukai serangga dan memiliki aroma
yang menyengat. Selain itu, senyawa kimia yang terkandung dalam bahan-
bahan tersebut juga mampu untuk mempengaruhi daya makan, daya
reproduksi, pertumbuhan dan juga dapat menurunkan daya tetas telur.
Masing-masing bahan tumbuhan memiliki kandungan metabolik sekunder
berupa senyawa saponin yang bersifat racun, senyawa nimboid sebagai anti
virus dan nikotin yang juga beracun bagi hama dan juga sebagai anti virus.
Maka dapat dibuat dugaan bahwa ketiga bahan yang digunakan ini mampu
mengendalikan hama terutama hama jenis insecta serta penyakit pada
tanaman cabai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Hipotesis
1. Pemberian pestisida dari ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida
Dennst.), daun nimba (Azadirachta indica A.jus) dan daun tembakau
(Nicotiana tabacum) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan
penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum).
2. Pestisida dengan konsentrasi pekat (perbandingan 1:4) paling baik
mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai
(Capsicum annuum).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2014 - Desember 2014 di lahan
kebun Biologi, Babadan, Maguwoharjo.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang dilakukan
dengan menguji tiga jenis tanaman dan tiga macam konsentrasi sebagai bahan
pembuatan pestisida organik. Penelitian ini sendiri bersifat kuantitatif
deskriptif. Pengaruh pemberian pestisida organik ini akan dilihat berdasarkan
jumlah tanaman yang terserang serta intensitas serangan hama dan penyakit.
Penelitian ini didesain menjadi dua faktor yakni jenis bahan dan
konsentrasi. Jenis bahan (faktor pertama) terdiri dari tiga taraf yaitu umbi
gadung (P1), daun nimba (P2) dan daun tembakau (P3). Macam konsentrasi
(faktor kedua) terdiri dari tiga taraf yaitu konsentrasi dengan perbandingan
1:4 (K1), perbandingan 1:8 (K2) dan perbandingan 1:12 (K3). Selain itu
penelitian ini juga didesain menggunakan kontrol negatif tanpa diberi
perlakuan (TP).
Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas dan
variabel kontrol. Variabel terikat terdiri atas pestisida (umbi gadung, daun
nimba dan daun tembakau) dan perbandingan konsentrasi (1:4, 1:8 dan 1:12).
Variabel bebas terdiri atas hama dan penyakit tanaman cabai. Sedangkan
variabel kontrol terdiri atas jenis tanaman cabai, media tanam dan volume
penyemprotan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cangkul
b. Polybag 100 buah
c. Tempat Pembibitan
d. Parang
e. Sprayer
f. Lumpang
g. Timbangan
h. pH meter
i. Saringan
j. Ember
k. Baskom
l. Karung
m. Alat tulis menulis
n. sarung tangan
o. masker
p. penutup kepala
2. Bahan
a. Umbi Gadung
b. Daun Nimba
c. Daun Tembakau
d. Benih Cabai
e. Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
f. Kompos
g. Detergen
C. Cara Kerja
1. Penyemaian Benih
Penyemaian benih bertujuan untuk menyiapkan benih cabai yang
berbentuk biji hingga menjadi bibit atau tanaman muda yang ditanam di
lahan. Tempat persemaian dibuat di kotak pembibitan yang berukuran 20 x
50 cm dengan jumlah lubang pembibitan 70 lubang sebanyak 2 buah.
Media tanah yang digunakan adalah campuran antara tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1. Biji tanaman cabai yang telah ditabur
pada masing-masing lubang ditutupi dengan paranet untuk melindungi dari
sinar matahari langsung. Persemaian disiram setiap hari.
2. Persiapan Media Tanam
Penyiapan media tanam bertujuan untuk menciptakan tempat dan
media tanam yang gembur dan berdrainase baik. Lahan penetilian ini
menggunakan polybag ukuran 50 x 50 cm. Media tanah yang digunakan
adalah campuran pupuk kandang, tanah dan pasir dengan perbandingan
1:2:1/2. Tambahan pasir pada media tanam dimaksudkan agar
memperlancar proses drainasi media karena masa penelitian memasuki
musim penghujan sehingga perlu menyiasati agar tidak terlalu banyak air
tertinggal pada media tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Penanaman
Bibit yang digunakan untuk menanam adalah bibit dengan umur 3 –
4 minggu dengan helaian daun 3-4 helai daun. Bibit yang dipilih adalah
bibit yang tidak terserang hama maupun penyakit. Sebelum ditanam pada
media, tanah pada media tanam dilubangi 10 cm kemudian ditanami
dengan bibit cabe yang telah disiapkan.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mulai dilakukan sejak pertama kali bibit
dipindahkan ke polybag yang meliputi penyiraman, pemberian ajir pada
saat tamanan berusia 2-3 minggu serta pemupukan. Pemeliharaan tanaman
dilakukan dengan seksama agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dapat terjadi dengan optimal.
5. Pembuatan Larutan Pestisida
Pembuatan pestisida dilakukan setiap kali melakukan penyemprotan
sehingga pestisida yang digunakan selalu dalam keadaan fresh tanpa
difermentasi. Selain itu larutan pestisida yang digunakan diberi tambahan
detergen yang berperan sebagai perekat. Cara membuat larutan pestisida
adalah sebagai berikut:
a. Larutan Gadung
Umbi gadung dibersihkan dan diambil sebanyak 1,5 kg dan
ditumbuk sampai halus kemudian ditambahkan air 1,5 liter dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
disaring. Hasil saringan gadung dapat langsung digunakan. Sebelum
digunakan, hasil saringan gadung diencerkan lagi dengan
menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan
pada penelitian.
b. Larutan Nimba
Daun nimba dibersihkan dan diambil sebanyak 1,5 kg dan
ditumbuk sampai halus kemudian ditambahkan air 1,5 liter dan
disaring. Hasil saringan daun nimba dapat langsung digunakan.
Sebelum digunakan, hasil saringan daun nimba diencerkan lagi dengan
menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan
pada penelitian.
c. Larutan Tembakau
Daun tembakau kering sebanyak 1,5 kg direndam dalam air panas
(mendidih) 1,5 liter dan didiamkan selama satu malam. Daun tembakau
yang direndam, disaring sebelum digunakan. Sebelum digunakan hasil
saringan daun tembakau diencerkan lagi dengan menambahkan air
sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan pada penelitian.
6. Teknik Penyemprotan
Larutan pestisida disemprotkan menggunakan sprayer dengan
ukuran 800 ml. Volume larutan pestisida tiap perlakuan sebanyak 400 ml.
Larutan disemprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman yakni pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
batang dan daun tanaman. Setiap daun tanaman cabai disemprotkan larutan
pestisida sebanyak tiga semprotan.
7. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan sebanyak sepuluh kali selama sepuluh
minggu. Data diambil setiap minggu dengan kelipatan 7 hari setelah tanam
dan seterusnya. Data diambil berdasarkan intensitas serangan hama dan
penyakit pada setiap tanaman dan ditulis dalam bentuk persen. Tingkat
intesitas serangan hama dan penyakit setiap tanaman (Djafaruddin,2000)
dihitung dengan rumus:
x 100 %
Ket:
I = intensitas sampel yang terserang
n = jumlah sampel yang terserang
v = nilai skala sampel yang terserang
N= jumlah sampel yang diamati
Z= nilai skala kategori tertinggi
dengan kategori kerusakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kategori serangan berdasarkan tingkat serangan
Nilai Intensitas serangan (%0 Kategori
0
1
2
3
4
0
>0 – 25
>25 – 50
>50 – 75
>75
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
(Leatimia dan R.Y. Rumthe, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
D. Metode Analisis Data
Data mengenai intensitas serangan hama dan penyakit yang telah
diperoleh selama masa pengamatan dilanjutkan dengan pengujian statistik
menggunakan uji Anova two factor within replication. Digunakan confident
interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka
significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan
program microsoft excel 2007. Pengujian statistik ini bertujuan untuk
mengetahui perlakuan yang sungguh memberikan pengaruh secara signifikan.
E. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas X semester Ganjil yakni pada bab Ruang
Lingkup Biologi dengan sub bab Metode Ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian menyangkut uji pengaruh pemberian pestisida didesain menjadi
percobaan eksperimen dua faktor. Faktor-faktor yang diuji adalah pengaruh
variasi bahan tanaman (P) yang digunakan sebagai pestisida organik dan variasi
konsentrasi (K) terhadap intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman
cabai yang terdiri dari 10 perlakuan yakni P1K1, P1K2, P1K3, P2K1, P2K2,
P2K3, P3K1, P3K2, P3K3 dan TP (kontrol). Untuk mengetahui apakah pestisida
organik dengan tiga bahan tanaman dan tiga perbandingan konsentrasi yang
digunakan itu mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman
cabai keriting, diukur menggunakan uji Anova two factor within repication.
Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil
dari α, maka significant. Perhitungan anova two factor with replication
menggunakan program microsoft excel 2007.
Dua faktor yang diuji pada penelitian ini yakni kandungan tiga bahan tanaman
yang digunakan (umbi Gadung, daun Nimba, dan Tembakau) dan tiga perbedaan
konsentrasi (1:4, 1:8, 1:12) pada sembilan kelompok tanaman cabai. Tujuan dari
percobaan ini yakni ingin mengetahui pestisida organik pada perlakuan mana
yang paling baik dalam menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada
tanaman cabai.
Data yang diambil berjumlah dua kelompok yakni data mengenai intensitas
serangan hama dan intensitas serangan penyakit. Pemisahan pengambilan data
antara hama dan penyakit dikarenakan terdapat dua variabel dependent yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diukur yakni menyangkut intensitas hama dan intensitas penyakit. Kedua variabel
dependent ini diasumsikan tidak saling berhubungan satu sama lain sehingga
dapat dianalisa secara terpisah. Terdapat teori yang mengatakan bahwa
penyebaran penyakit tidak terlepas dari serangga vektor. Walaupun demikian
tidak diasumsikan bahwa akibat yang ditimbulkan akan sama karena masih ada
faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap intensitas serangan hama maupun
penyakit antara lain kondisi lingkungan, teknik bertani, serta kualitas tanaman itu
sendiri.
Hasil penelitian menyangkut pengaruh pemberian pestisida organik dengan
beberapa bahan sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan
penyakit pada tanaman cabai memberikan hasil bahwa selama melakukan
penelitian ditemukan satu jenis hama dan satu jenis penyakit dengan gambaran
sebagai berikut:
A. Hama Kutu Putih
Diperoleh data hasil penelitian mengenai intensitas serangan hama kutu
putih (dalam %) sebagai berikut:
Tabel 4.1 Intensitas Hama Kutu Putih pada Tanaman Cabai (dalam %)
No Perla
kuan
Pengamatan Total Rataan
I II III IV V VI VII VIII IX X
1 P1K1 100 87,5 47,5 35 30 27,5 25 22,5 25 32,5 432,5 43,3
2 P1K2 100 90 45 25 30 25 20,2 20,2 25 27 407,9 40,8
3 P1K3 100 75 40 35 32,5 25 20,2 22,5 25 27 407,7 40,8
4 P2K1 100 75 70 22,5 37,5 25 25 25 25 32,5 430 43
5 P2K2 100 75 67,5 30 30 25 25 25 25 25 427,5 42,8
6 P2K3 100 85 42,5 27,5 25 25 25 25 25 25 405 40,5
7 P3K1 100 70 27,5 25 20,2 25 16 12,2 25 25 345,9 34,6
8 P3K2 100 77,5 42,5 37,5 31,5 25 18 12,2 25 25 394,2 39,4
9 P3K3 100 75 47,5 35 37,5 25 12,2 16 25 25 398,2 39,8
10 TP* 100 95 70 52,5 60 50 47,5 47,5 42,5 45 610 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Keterangan:
- P1 : Umbi Gadung
- P2 : Daun Nimba
- P3 : Daun Tembakau
- TP : Tanpa Perlakuan (Kontrol)
- K1 : Pengenceran 1:4 (10 ml / 40 ml air)
- K2 : Pengenceran 1:8 (10 ml / 80 ml air)
- K3 : Pengenceran 1:12 (10 ml / 120 ml air)
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan hama
kutu putih mengalami penurunan setiap minggu pengamatan. Pada minggu
pertama sebelum aplikasi pestisida organik, serangan hama kutu putih
mencapai 100% pada tiap perlakuan (lihat tabel 4.1 pada minggu I). Pada
minggu terakhir aplikasi pestisida, intensitas serangan hama menurun.
Berdasarkan tabel 4.1 jika dilihat tingkat penurunan intensitas serangan pada
minggu X mencapai 25% (P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2, P3K3), 27%
(P1K2) dan 32,5% (P1K1, P2K3) sedangkan pada kontrol serangan hama juga
menurun sampai 45%. Penurunan intensitas serangan kutu putih tersebut
selain dipengaruhi oleh pemberian pestisida pada tiap perlakuan dipengaruhi
juga oleh umur tanaman. Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai
kutu putih sebagai tempat untuk meletakkan telurnya karena pada daun yang
tua kandungan air yang menjadi makanan kutu putih berkurang. Populasi kutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
putih meningkat pada fase vegetatif tanaman dan menurun pada generatif
(Heinz et al., 1982 dalam Nasution, 2010).
Jika dibandingkan rata-rata intensitas serangan hama kutu putih seperti
pada tabel di atas, ditunjukkan bahwa intensitas terendah terdapat pada
perlakuan P3K1 (34,6 %) dan intensitas tertinggi terdapat pada perlakuan TP
(61 %). Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikategorikan berdasarkan
intensitas serangan menurut Leatimia dan R.Y. Rumthe (2011) yang
menggolongkan tingkat intensitas serangan menjadi 5 kategori yakni:
nilai skala 0 dengan intensitas serangan 0 % untuk kategori normal
nilai skala 1 dengan intensitas serangan ≥ 0 - 25 % untuk kategori ringan
nilai skala 2 dengan intensitas serangan ≥ 25 – 50 % untuk kategori sedang
nilai skala 3 dengan intensitas serangan ≥ 50 – 75 % untuk kategori berat
nilai skala 4 dengan intensitas serangan > 75 % untuk kategori sangat berat
Maka intensitas serangan hama kutu putih yang diperoleh dapat
digolongkan berdasarkan kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Intensitas serangan hama Kutu Putih
Perlakuan Rata-rata Kategori
P1K1 43,3 Sedang
P1K2 40,8 Sedang
P1K3 40,8 Sedang
P2K1 43 Sedang
P2K2 42,8 Sedang
P2K3 40,5 Sedang
P3K1 34,6 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Perlakuan
P3K2
Rata-rata
39,4
Kategori
Sedang
P3K3 39,8 Sedang
TP 61 Berat
Tabel 4.2 di atas menunjukkan tingkat intensitas serangan hama kutu putih
berada pada kategori sedang dan kategori berat. Kategori sedang terdapat pada
perlakuan P1K2, P1K3, P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2 dan P3K3. Kategori
berat terdapat pada perlakuan TP (kontrol).
1. Uji Anova Dua Faktor
Keseragaman variansi data setiap perlakuan diketahui dengan melakukan
uji homogenitas menggunakan uji F-test two-sampel for varians. Hasil yang
diperoleh seperti pada lampiran II bagian B, F hitung < F tabel, berarti data
homogen. Data homogen artinya pada setiap perlakuan mempunyai keseragaman
variansi data. Selanjutnya untuk menguji adanya perbedaan pengaruh antar
perlakuan digunakan uji Anova two factor within repication. Digunakan confident
interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka
significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan program
microsoft excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji anova two factor with replication untuk hama kutu putih
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Bahan (P) 307,656 2 153,828 0,19829 0,820529 3,109311
Konsentrasi (K) 8,948667 2 4,474333 0,005768 0,994249 3,109311
Interaction (P x K) 239,1153 4 59,77883 0,077057 0,989065 2,484441
Total 63393,36 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada faktor pertama (P) nilai F
hitung (0,198) < F crit (3,109) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh pada
perlakuan yang diberikan. H0 diterima, H1 ditolak yang berarti pengaruh
perbedaan tiga bahan tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik yang
diberikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap intensitas serangan
hama kutu putih. Pada faktor kedua (K) nilai F hitung (0,005) < F crit (3,109)
berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh pada perlakuan yang diberikan. H0
diterima, H1 ditolak yang berarti pengaruh perbedaan tiga konsentrasi yang
diberikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada pengaruh
interaksi antara kedua faktor yang diuji (P x K) nilai F hitung (0,077) < F crit (2,
484) berarti tidak terdapat pengaruh pada perlakuan yang diberikan. H0 diterima,
H1 ditolak yang berarti kedua faktor yang diberikan (P dan K) tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman
cabai.
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap konsentrasi pada
masing-masing perlakuan yang diberikan dengan kontrol. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Umbi Gadung
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh
hasil F hitung (1,387) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada
tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 1).
b. Daun nimba
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh
hasil F hitung (1,308) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada
tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 2).
c. Daun Tembakau
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh
hasil F hitung (2,005) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada
tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 3).
Maka dapat dikatakan bahwa perlakuan perbedaan tanaman dan variasi
konsentrasi pestisida organik yang digunakan tidak memiliki perbedaan nyata tiap
perlakuan terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai.
Beberapa hal yang menyebabkan tidak adanya perbedaan pengaruh antara
perlakuan-perlakuan yang diberikan terhadap tingkat intensitas serangan hama
kutu putih dapat dianalisis sebagai berikut:
Menurut Anto dan Yul (2014) tanaman cabai merupakan salah satu tanaman
inang untuk hama kutu putih (Bemisia tabaci). Tanaman inang menjadi media
untuk perkembangbiakan serangga kutu putih serta media untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
makanan. Pada umur 3 hari setelah tanam (HST), hama kutu putih (Bemisia
tabaci) menyerang semua tanaman cabai yang ditanam (lihat Lampiran VI
bagian B). Hama ini menempati bagian bawah daun pada semua tanaman
cabai. Setiap daun terdapat 8-10 imago kutu putih dan bertambah hingga dua
kali lipat pada 7 HST. Telur yang diletakkan di bagian bawah daun akan
menetas setelah 5 hari sejak telur diletakkan. Hal ini diperkuat dengan teori
menurut Mau and Kessing dalam Nasution (2010) yang mengatakan bahwa
Imago dapat meletakkan telur sebanyak 28-300 butir telur. Imago yang
berumur 1-4 hari dapat langsung menghasilkan telur tanpa melakukan
perkawinan (Sanderson dalam Nasution, 2010). Kecepatan
perkembangbiakan kutu putih berbanding lurus dengan kecepatan kerusakan
yang ditimbulkan karena imago dan nimfa kutu putih memperoleh makanan
dengan mengisap cairan daun dan menimbulkan becak nekrotik pada daun
sehingga mengakibatkan kerusakan sel-sel dan jaringan daun. Selain itu,
isapan imago dan nimfa juga menjadi vektor penyebaran gemini virus (Diltin
Hortikultura dalam Nasution, 2010) yang mengakibatkan kerusakan yang
lebih parah pada tanaman cabai (lihat Lampiran VI bagian C).
Keadaan iklim ketika masa tanam berlangsung juga dapat menjadi penyebab
tingginya intensitas serangan hama kutu putih. Penelitian dilakukan pada
awal Oktober - Desember 2014. Pada masa itu, keadaan iklim di daerah
Yogyakarta berada pada akhir musim panas dan mulai memasuki musim
penghujan. Ketika musim hujan, pestisida yang diberikan kemungkinan
memiliki pengaruh yang rendah. Hal ini diduga karena penyemprotan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pestisida dilakukan pada sore hari antara pukul 16.00 WIB – 18.00 WIB.
Pada awal musim penghujan, hujan turun pada waktu malam hari. Hal ini
dapat mengakibatkan semprotan pestisida yang diberikan pada tanaman cabai
terbawa oleh air hujan sehingga efek pestisida yang disemprotkan tidak
berpengaruh.
Perbedaan sumber pengambilan bahan yang digunakan sebagai pestisida
berpengaruh terhadap kandungan zat yang terdapat dalam bahan yang
digunakan. Daun nimba yang digunakan pada penelitian tidak diambil dari
tanaman yang sama. Hal ini tentu berpengaruh juga terhadap umur daun
antara daun yang muda dan daun yang tua. Sama halnya dengan umbi gadung
yang digunakan. Variasi umur umbi yang digunakan juga berbeda sehingga
berpengaruh terhadap jumlah atau takaran zat yang terkandung. Selain itu
perbedaan penggunaan antara bahan fresh (umbi gadung dan daun nimba) dan
bahan kering (daun tembakau) juga berpengaruh terhadap senyawa yang
terkadung sehingga hasil yang diberikan juga kemungkinan berbeda (lihat
Lampiran VI bagian D).
Walaupun data menunjukkan bahwa setiap perlakuan tidak memberikan
pengaruh yang berbeda, namun jika dilihat dari intensitas serangan hama
yang ditunjukkan pada tabel 4.2, intensitas serangan hama tiap perlakuan
berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bahan yang
digunakan cukup memberikan efek yang baik sehingga intensitas serangan
hama dikategorikan sedang. Sedangkan pada kontrol, intensitas serangan
hama dikategorikan berat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Bila dilihat dari tingkat intensitas serangan hama, perlakuan ekstrak tembakau
dengan konsentrasi 1:4 (P3K1) menunjukkan intensitas serangan hama kutu
putih yang paling rendah. Seperti yang telah dikemukakan di awal bahwa
perlakuan yang menunjukkan intensitas serangan hama kutu putih paling
rendah adalah perlakukan yang lebih efektif sehingga dapat dikatakan bahwa
perlakuan ekstrak tembakau dengan konsentrasi 1:4 (P3K1) memberikan hasil
yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini
dimungkinkan karena bahan daun tembakau yang digunakan seragam
sehingga berpengaruh terhadap jumlah zat metabolik sekunder yang
terkandung. Daun tembakau yang digunakan berasal dari tanaman yang sama
dan memiliki umur yang sama. Dari ketiga bahan yang digunakan, aroma
ekstrak daun tembakau paling menyengat dan memiliki rasa paling pahit. Carl
Friedrich Wilhelm Meissner dalam Sinaga (2014) mengemukakan bahwa
secara organoleptik rasa pahit dan sepat yang dirasakan pada tanaman
disebabkan oleh adanya alkaloid yang terkandung pada tanaman tersebut.
Kandungan alkaloid merupakan senyawa metabolik sekunder yang dihasilkan
tanaman yang berperan sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan
hama maupun menyakit pada tanaman. Pada daun tembakau metabolik
sekunder yang terkandung berupa nikotin dan neurotoksin. Nikotin adalah
senyawa kimia antiherbivora dan kandungan neurotoksinnya sensitif bagi
serangga. Hal ini yang memungkinkan mempengaruhi kecepatan populasi
hama kutu putih sehingga laju pertumbuhannya dapat ditekan. Perlakuan
P3K1 memiliki konsentrasi yang lebih pekat dibandingkan dengan perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
P3K2 dan P3K3 sehingga kandungan nikotin dan neurotoksinnya lebih tinggi
yang menyebabkan hasil yang diberikan lebih baik.
B. Penyakit Virus
Diperoleh data hasil penelitian mengenai intensitas serangan virus (dalam %)
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai (dalam %)
Perla
kuan
Pengamatan Total Rataan
I II III IV V VI VII VIII IX X
P1K1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23,3 2,3
P1K2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6,4 0,6
P1K3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17,7 1,7
P2K1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 2,5
P2K2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,4 0,4
P2K3 10 0,2 1,5 13,5 0,5 10 0,2 1 4,5 56,2 67,7 6,8
P3K1 3,7 1 1 3 0,5 8 0,2 1 5 56,2 2,8 0,3
P3K2 5,2 1,5 1,5 3 0,7 13,7 0,2 1 3 49,5 11 1,1
P3K1 2,2 1,5 8,7 3 2,2 18 2 4 2,2 40,5 18,7 1,9
TP* 2,2 2,2 5 2,5 0,5 18 0,2 4 4 42 244,4 24,4
Keterangan:
- P1 : Umbi Gadung
- P2 : Daun Nimba
- P3 : Daun Tembakau
- TP : Tanpa Perlakuan (Kontrol)
- K1 : Pengenceran 1:4 (10 ml / 40 ml air)
- K2 : Pengenceran 1:8 (10 ml / 80 ml air)
- K3 : Pengenceran 1:12 (10 ml / 120 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan
penyakit virus memiliki data yang tidak merata dan cenderung meningkat.
Gejala serangan virus terlihat pada akhir minggu ke-5 dan kerusakan akibat
serangan didata pada minggu ke-6 masa pengamatan. Tidak semua tanaman
terserang virus. Jumlah tanaman yang terserang virus berbeda-beda antar tiap
perlakuan. Jumlah tanaman terserang paling sedikit terjadi pada perlakuan
P3K1 dengan rata-rata 1 tanaman terserang. Jumlah tanaman terserang paling
banyak terjadi pada kontrol (TP) dengan rata-rata 9 tanaman terserang (Lihat
lampiran I Bagian B)
Intensitas serangan virus pada perlakuan P1K1 di awal sebesar 10 % dan
menurun menjadi 2,2 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada
perlakuan P1K2 di awal sebesar 0,2 % dan naik menjadi 2,2 % di akhir
pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P1K3 di awal sebesar
1,5 % dan naik menjadi 5 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus
pada perlakuan P2K1 di awal sebesar 13,5 % dan menurun menjadi 2,5 % di
akhir pengamatan. Presentase serangan virus pada perlakuan P2K2 di awal
sebesar 0,5 % dan di akhir pengamatan sebesar 0,5 %. Intensitas serangan virus
pada perlakuan P2K3 di awal sebesar 10 % dan naik menjadi 18 % di akhir
pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P3K1 di awal sebesar
0,2 % dan di akhir pengamatan sebesar 0,2 %. Intensitas serangan virus pada
perlakuan P3K2 di awal sebesar 1 % dan naik menjadi 4 % di akhir
pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P3K3 di awal sebesar
4,5 % dan turun menjadi 4 % di akhir pengamatan. Sedangkan pada kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(TP) intensitas serangan virus di awal sebesar 56,2 % dan turun menjadi 42 %
di akhir pengamatan.
Ditinjau berdasarkan rata-rata intensitas serangan virus, intensitas paling
rendah terdapat pada P3K1 sebesar 0,3 % dan intensitas paling tinggi terdapat
pada kontrol (TP) sebesar 24,4%. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat
dikategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan R.Y.
Rumthe (2011) yang menggolongkan tingkat intensitas serangan menjadi 5
kategori yakni:
nilai skala 0 dengan intensitas serangan 0 % untuk kategori normal
nilai skala 1 dengan intensitas serangan ≥ 0 - 25 % untuk kategori ringan
nilai skala 2 dengan intensitas serangan ≥ 25 – 50 % untuk kategori sedang
nilai skala 3 dengan intensitas serangan ≥ 50 – 75 % untuk kategori berat
nilai skala 4 dengan intensitas serangan > 75 % untuk kategori sangat berat
Maka intensitas serangan virus yang diperoleh dapat digolongkan berdasarkan
kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai berikut:
Tabel 4.5 Intensitas penyakit Virus
Perlakuan Rata-rata Kategori
P1K1 2,3 Ringan
P1K2 0,6 Ringan
P1K3 1,8 Ringan
P2K1 2,5 Ringan
P2K2 0,4 Ringan
P2K3 6,8 Ringan
P3K1 0,3 Ringan
P3K2 1,1 Ringan
P3K3 1,9 Ringan
TP 24,4 Ringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.5 memberikan gambaran tingkat intensitas serangan penyakit virus
< 25 %. Berdasarkan kategori intensitas serangan data diatas menunjukkan
bahwa intensitas serangan virus berada pada kategori ringan.
1. Uji Anova Dua Faktor
Keseragaman variansi data setiap perlakuan diketahui dengan
melakukan uji homogenitas menggunakan uji F-test two-sampel for varians.
Hasil yang diperoleh seperti pada lampiran III bagian B, F hitung < F tabel,
berarti data homogen. Selanjutnya untuk menguji adanya perbedaan
pengaruh antar perlakuan digunakan uji Anova two factor within repication.
Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih
kecil dari α, maka significant. Perhitungan anova two factor with replication
menggunakan program microsoft excel 2007 diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Uji anova two factor with replication penyakit virus
SS df MS F P-value F crit
Bahan (P) 116,0087 2 58,00433 4,986744 0,00907 3,109311
Konsentrasi (K) 76,28067 2 38,14033 3,278998 0,042723 3,109311
Interaksi (PxK) 119,9427 4 29,98567 2,577926 0,043497 2,484441
Total 1254,4 89
Berdasarkan uji anova yang dilakukan, pada faktor pertama (P) nilai F
hitung (4,98) > F Crit (3,109) berarti terdapat perbedaan pengaruh variasi
bahan terhadap intensitas serangan virus pada tanaman cabai. Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dan Hi diterima yang menunjukkan bahwa ketiga bahan yang digunakan
sebagai pestisida organik memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
intensitas serangan virus. Pada faktor kedua (K) nilai F hitung (3,27) > F crit
(3,109) berarti terdapat perbedaan pengaruh variasi konsentrasi ekstrak yang
diberikan pada tanaman. Ho ditolak dan Hi diterima yang menunjukkan
bahwa tiga konsentrasi yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap intensitas serangan virus. Sedangkan pada pengaruh interaksi
antara kedua faktor yang diuji (P x K) nilai F hitung (2,57) > F crit (2, 484)
berarti terdapat pengaruh pada perlakuan yang diberikan. Ho ditolak, Hi
diterima yang berarti kedua faktor yang diberikan (P dan K) menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap itensitas serangan penyakit virus pada
tanaman cabai.
Maka untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda secara
signifikan, perhitungan dilanjutkan menggunakan multiple comparison
procedures yaitu untuk mengetahui mean mana yang berbeda secara
signifikan (Paul, 2011). Rumusan yang digunakan yaitu dengan critical
differences (CD) dan diperoleh hasil CD = 2,58. Perhitungan dilanjutkan
dengan membandingkan mean tiap perlakuan. Jika perbedaan 2 mean ≥ CD
maka signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.7 Perbandingan mean tiap perlakuan
P1K1 P1K2 P1K3 P2K1 P2K2 P2K3 P3K1 P3K2 P3K3
P1K1 0 -1,7 -0,5 0,2 -1,9 4,5 -2 -1,2 -0,4
P1K2 -1,7 0 1,2 1,9 -0,2 6,2 -0,3 0,5 1,3
P1K3 - 0,5 -1,2 0 1,7 -1,4 5 -1,5 -0,7 0,1
P2K1 0,2 -1,9 -1,7 0 -2,1 4,3 -2,2 -1,4 -0,6
P2K2 -1,9 0,2 1,4 2,1 0 6,4 -0,1 -0,7 -1,5
P2K3 4,5 -6,2 -5 -4,3 -6,4 0 -6,5 -5,7 -4,9
P3K1 -2 0,3 1,5 2,2 0,1 6,5 0 0,8 1,6
P3K2 -1,2 -0,5 0,7 -1,4 0,7 5,7 -0,8 0 0,8
P3K3 -0,4 -1,3 -0,1 0,6 1,5 4,9 -1,6 -0,8 0
Mean setiap perlakuan:
P1K1: 2,3 P2K1: 2,5 P3K1: 0,3 TP: 24,4
P1K2: 0,6 P2K2: 0,4 P3K2: 1,1
P1K3: 1,8 P2K3: 6,8 P3K3: 1,9
Perhitungan perbandingan mean yang dilakukan menunjukkan bahwa
terdapat 8 mean > CD maka dikatakan terdapat perbedaan pengaruh antara
tiap perlakuan yang diberikan terhadap intensitas serangan virus. Perbedaan
ini terdapat pada perbandingan antara perlakuan P2K3 dengan tujuh
perlakuan lainnya. Dari perbandingan yang dilakukan nilai perbandingan
terdapat pada perbandingan antara perlakuan P2K3 dan P3K1 sebesar 6,5.
Jika dilihat nilai mean kedua perlakuan, mean terkecil terdapat pada
perlakuan P3K1. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P3K1 memberikan
perbedaan paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.1. Gejala Penyakit Virus pada Tanaman Cabai
Penyakit virus yang menyerang tanaman cabai disebarkan oleh vektor
yakni kutu putih. Hal ini didukung dengan apa yang dikemukakan oleh
Agrios (1996) yang mengatakan bahwa salah satu cara penularan virus
adalah melalui serangga vektor yakni kutu putih. Gejala penyakit yang
ditemukan ditunjukkan dengan timbulnya bercak berwarna kuning pada
daun muda tanaman cabai. Bercak kuning ini lama kelamaan menyebar ke
seluruh permukaan daun dan daun yang terserang menggulung sehingga
daun tanaman terlihat mengeriting (Sudiono, 2008).
Gejala penyakit seperti pada gambar 4.1 sama halnya seperti gejala
yang diungkapkan Tuhumury dan Amanupunyo (2013) yang
mendeskripsikan bahwa gejala virus kuning pada cabai ditandai dari daun
mulai menguning dan mengeriting dimulai dari pucuk daun berkembang
menjadi warna kuning, tulang daun menebal dan menggulung ke atas.
Penyakit ini umumnya menyebabkan penurunan laju fotosintesis dengan
mengurangi jumlah klorofil pada daun. Hal ini menyebabkan tanaman
menjadi kerdil (Tjahjadi, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan data yang diperoleh intensitas serangan virus pada
tanaman cabai dikategorikan ringan. Baik pemberian perlakuan pestisida
organik maupun kontrol menunjukkan bahwa serangan virus tidak tergolong
berat. Namun jika dibandingkan tingkat intensitasnya terdapat perbedaan
yang cukup jauh antara tiap perlakuan dengan kontrol. Intensitas serangan
virus paling rendah terdapat pada perlakuan ekstrak tembakau dengan
konsentrasi 1:4 (P3K1) dengan intesitas serangan virus sebesar 0,3 %
sedang pada kontrol (TP) intensitas serangan virus mencapai 24,4 %.
Rendahnya intensitas serangan virus ini dapat disebabkan oleh
pengaruh kandungan ekstrak tanaman yang digunakan sebagai pestisida
organik. Setiap tanaman pada umumnya memiliki kandungan metabolit
sekunder yang bermanfaat sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan
hama dan penyakit tanaman. Ketiga jenis tanaman yang digunakan sebagai
bahan untuk membuat pestisida organik masing-masing menghasilkan
kandungan metabolit sekunder yang berbeda-beda. Umbi gadung diketahui
memiliki kandungan senyawa yang bersifat racun. Sifat racun tersebut
disebabkan oleh kandungan dioskorin, diosgenin, dan dioscin yang dapat
menyebabkan gangguan syaraf. Oleh karena senyawa metabolit sekunder
yang terbentuk pada bagian tertentu tumbuhan terdistribusi ke seluruh
bagian tumbuhan, maka diduga umbi gadung juga mengandung senyawa
yang bersifat toksik (Rahayu, 2010). Daun nimba memiliki beberapa
kandungan yang berperan sebagai insektisida, penolak hama, akarisida,
penghambat pertumbuhan, neumatisida, fungisida dan anti virus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kandungan senyawa tersebut antara lain azadirachtin, salannin, meliantriol
dan nimbin / nimbodin (Pitojo, 2003). Tanaman tembakau sangat dikenal
dengan kandungan nikotinnya. Nikotin termasuk metabolit sekunder dari
golongan alkaloid yang berperan mempengaruhi neurotransmisi dan
menghambat kerja enzim (dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder).
Tanaman dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari berbagai
serangan hama dan penyakit jika terjadi keseimbangan antara faktor internal
dan faktor eksternal yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor lingkungan
seperti kecukupan sinar matahari, suhu, curah hujan dan ketersediaan air
berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Selain itu faktor
internal seperti kemampuan tanaman menyerap air dan unsur hara,
ketercukupan unsur hara, kemampuan melakukan fotosintesis juga berperan
besar bagi tumbuhan. Jika terjadi keseimbangan maka tumbuhan tersebut
akan tumbuh baik. Sebaliknya jika tidak terjadi keseimbangan antara kedua
faktor tersebut maka akan ada masalah lain yang ditimbulkan salah satunya
adalah mudahnya tanaman terserang hama dan penyakit.
Tanaman cabai yang ditanam pada penelitian ini dikondisikan agar
kedua faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi dapat terjaga dan
terpenuhi. Tanaman ditanam pada polibag dengan media tanam yang
mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman cabai (lihat
Lampiran VI bagian A). Selain itu tanaman cabai juga diletakkan di tempat
terbuka yang memungkinkan terjadi penetrasi cahaya matahari secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
langsung sehingga kebutuhan cahaya matahari yang dibutuhkan oleh
tanaman cabai terpenuhi. Penyiraman juga dilakukan setiap sore hari untuk
memenuhi ketersediaan air bagi tanaman cabai. Bibit cabai yang digunakan
juga diseleksi agar mendapat bibit dengan kualitas yang baik. Bibit dengan
kualitas yang baik memungkinkan tanaman memiliki sistem kekebalan
tubuh yang baik sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit
tanaman. Kondisi ini diatur sedemikian rupa sehingga tanaman cabai yang
ditanam dapat tumbuh sehat dan subur dan juga dapat terhindar dari
berbagai macam serangan hama dan penyakit tanaman.
Pitojo (2003) mengemukakan bahwa kurang lebih terdapat enam jenis
hama dan enam jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cabai (lihat
tabel 2.1). Serangan hama dan penyakit dapat meningkat jika kondisi
lingkungan kurang mendukung terutama pada musim penghujan. Satu jenis
hama dan satu jenis penyakit yang ditemukan pada penelitian ini
membuktikan bahwa selain faktor internal dan eksternal, pemberikan
pestisida organik yang dilakukan mampu menghambat dan mengurangi
jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai.
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap konsentrasi pada
masing-masing perlakuan yang diberikan dengan kontrol. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Umbi Gadung
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil
F hitung (7,404) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan.
Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi
mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar
12,034. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P1K1, P1K2,
P1K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga
perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan
dengan kontrol. Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
perbandingan TP (Kontrol) dan P1K2 (Ekstrak umbi Gadung pada
konsentrasi 1:8). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P1K2
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan
P1K1 dan perlakuan P1K3 (Lihat lampiran III bagian E no.1).
b. Daun Nimba
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil
F hitung (6,229) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan.
Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi
mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar
12,515. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P2K1, P2K2,
P2K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga
perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan
dengan kontrol. Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
perbandingan TP (Kontrol) dan P2K2 (Ekstrak daun Nimba pada
konsentrasi 1:8). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P2K2
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan
P2K1 dan perlakuan P2K3 (Lihat lampiran III bagian E no.2).
c. Daun Tembakau
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil
F hitung (7,861) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan.
Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi
mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar
11,929. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P3K1, P3K2,
P3K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga
perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan
dengan kontrol. Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
perbandingan TP (Kontrol) dan P3K1 (Ekstrak daun Tembakau pada
konsentrasi 1:8). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P3K1
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan
P3K2 dan perlakuan P3K3 (Lihat lampiran III bagian E no.3).
Berdasarkan uji anova satu faktor yang dilakkukan diketahui bahwa pada
masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda dengan kontrol.
Masing-masing perlakuan tersebut dapat mengurangi intensitas serangan virus
pada tanaman cabai. Perbedaan perbandingan konsentrasi yang diberikan
ternyata memberikan hasil yang berbeda juga. Pada perlakuan dengan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
umbi gadung dan daun nimba, perlakuan dengan konsentrasi 1:8 memberikan
hasil paling baik dibandingkan dengan konsentrasi 1:4 dan 1:12. Sedangkan
pada perlakuan dengan bahan daun tembakau, perlakuan dengan konsentrasi
1:4 memberikan hasil paling baik dibandingkan dengan konsentrasi 1:8 dan
1:12. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi 1:4 yang diduga
dapat memberikan hasil paling baik tidak terbukti. Faktor yang kemungkinan
mampengaruhi adalah tingkat penyerapan zat dari ekstrak yang disemprotkan
berdasarkan sifat kepekatan masing-masing konsentrasi yang diberikan. Telah
dikemukakan di atas bahwa bahan tanaman yang digunakan berupa bahan
segar (umbi gadung dan daun nimba) dan bahan kering (daun tembakau).
Ekstrak pada bahan segar diperoleh dengan cara diblender sedangkan pada
bahan kering, diperoleh dengan cara merendam ke dalam air mendidih selama
satu malam. Hasil blender bahan tanaman segar terdapat endapan dari partikel-
partikel tumbuhan. Pada umbi gadung, endapan berupa partikel berwarna putih
seperti endapan tepung dan pada daun tembakau endapat berupa partikel
berwarna hijau berupa butiran-butiran halus. Sedangkan pada ekstrak tembakau
tidak terdapat endapan. Endapan yang ada lebih banyak berada pada ekstrak
dengan konsentrasi 1:4 dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 1:12.
Pada aplikasi pestisida yang dilakukan, ekstrak yang telah dimasukan ke
dalam sprayer dikocok sebelum digunakan sehingga endapan yang ada
tercampur dan ikut keluar pada waktu disemprotkan pada tanaman. Telah
diketahui bahwa tanaman dapat menyerap zat-zat berupa cairan melalui
stomata pada bagian daun dan lentisel pada bagian batang. Penyerapan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
optimal terjadi jika partikel-partikel yang terdapat dalam ekstrak berukuran
kecil. Sebaliknya penyerapan tidak optimal jika partikel-partikel yang
terkandung berukuran besar ataupun dalam jumlah yang besar. Hal ini yang
diduga mempengaruhi sehingga pada pemberian ekstrak dari umbi gadung dan
daun nimba, konsentrasi 1:8 memberikan hasil lebih baik karena memiliki
jumlah partikel dalam endapan ekstrak berjumlah sedikit dari konsentrasi 1:4
dan memiliki senyawa yang terkandung lebih banyak dari konsentrasi 1:12.
Sedangkan pada ekstrak tembakau penyerapan dapat terjadi dengan optimal
karena tidak terdapat endapan yang mempengaruhi tingkat penyerapan
tumbuhan dan pada konsentrasi 1:4 jumlah senyawa terkandung lebih banyak
dibandingkan dengan konsentrasi 1:8 dan 1:12 sehingga konsentrasi 1:4
memberikan hasil yang lebih baik.
Jika dibandingkan aroma serta rasa dari ketiga bahan tanaman yang
digunakan, ekstrak tembakau memiliki rasa yang lebih pahit dan aroma yang
lebih menyengat. Selain itu, bahan tembakau yang digunakan berupa bahan
kering sehingga senyawa yang terkandung lebih banyak dibandingkan dengan
bahan umbi gadung dan daun nimba yang diambil dari bahan segar. Maka
dapat dikatakan bahwa pada bahan tembakau pada konsentrasi tinggi lebih
memberikan hasil lebih baik. Sedangkan pada bahan umbi gadung dan daun
nimba hasil paling baik diperoleh dari perbandingan konsentrasi lebih rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Aplikasi Hasil Penelitian pada Materi Pembelajaran SMA
Pengujian berbagai jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan
pembuatan pestisida organik dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam
mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk mendukung
proses belajarnya. Melalui pelajaran di sekolah siswa dapat membantu
memperluas pengetahuannya tersebut untuk membantu masyarakat yang
secara umum berperan sebagai penggiat pertanian terutama bagi masyarakat
yang masih minim pengetahuannya mengenai pemanfaatan tanaman sekitar
mereka yang dapat dijadikan pestisida organik.
Selain itu, siswa sendiri dapat mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan
berproses secara ilmiah menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian
siswa dapat merancang dan melakukan penelitian dan percobaan biologi
secara sederhana. Bahan belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar
tersebut terdapat pada materi SMA kelas X semester I yakni mengenai Ruang
Lingkup Biologi bagian sub bab kerja ilmiah dan melakukan penelitian serta
percobaan Biologi sederhana.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi dasar
(KD) yang digunakan adalah KD 3.1: Memahami tentang ruang lingkup
biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan KD 4.1: Menyajikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi
kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek
keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis (Lihat
lampiran IV).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan dan pengolahan data yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian pestisida ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.),
daun nimba (Azadirachta indica A.jus) dan daun tembakau (Nicotiana
tabacum) dapat menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit
pada tanaman cabai
2. Perbedaan konsentrasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan
terhadap intensitas hama kutu putih. Namun pada serangan virus, pada
ekstrak dari umbi gadung dan daun nimba, konsentrasi 1:8 memberikan
hasil yang paling baik sedangkan pada daun tembakau, konsentrasi 1:4
memberikan hasil yang paling baik.
B. Saran
Bagi Peneneliti selanjutnya
a. Bahan tanaman yang digunakan sebaiknya diseragamkan baik dalam
bentuk fress atau dalam bentuk kering karena perbedaan penggunaan
bahan antara bahan fresh dan bahan kering sangat berpengaruh
terhadap senyawa metabotit sekunder yang terkandung.
b. Dapat membuat perbandingan penggunaan bahan antara bahan fress
dan bahan kering agar dapat mengetahui antara bahan kering dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bahan fresh mana yang lebih baik digunakan sebagai pestisida
organik
c. Dapat membandingkan waktu penyemprotan pestisida antara pagi
dan sore hari untuk mengetahui waktu melakukan penyemprotan
mana yang memberikan hasil paling baik.
d. Penelitian sebaiknya tidak dilakukan pada musim penghujan karena
curah hujan dan tingkat kelembapan tinggi akan menyebabkan
tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu, jika
pestisida yang baru disemprotkan terkena guyuran hujan maka tidak
akan berpengaruh terhadap hama yang disemprot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Metabolit sekunder, Dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder), Diakses 10 Maret
2015
Agrios, G.N., 1996, Ilmu Penyakit Tumbuhan, Edisi Ketiga Terjemahan
Munzio Burnid, M.si., Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Anto A., dan Yul, 2014, Waspadai Serangan Kutu Kebul, Dalam
http://balista.litbang.pertanian.go.id/ind/indeks.php/berita-terbaru/320 ,
diakses 10 Maret 2015.
Djafaruddin, 2000, Dasar-dasar Pengendalian Hama dan Penyakit, Bumi
Aksara, Jakarta.
Djojosumarto P., 2008, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian edisi revisi,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Djunaedy A., 2009, Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) yang Ramah Lingkungan, EMBRYO 6 (1): 88-95.
Irnaningtyas, 2013, BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Koswara, S., 2011, Teknologi Pengolahan Umbi-umbian Bagian 3:
Pengolahan Umbi Gadung, Dalam http://Seafast.ipb.ac.id, Diakses 10
Maret 2015.
Leatemia J. A dan R. Y. Rumthe, 2011, Studi Kerusakan Akibat Serangan
Hama Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram
Bagian Timur, Propinsi Maluku. Universitas Pattimura, Ambon. J.
Agroforestri 6(1):53-56.
Nasution, 2010, Hama Kutu Putih, Dalam http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/17786/5/chapter%20I, Diakses 10 Maret 2015.
Pitojo S., 2003, Benih Cabai Seri Penangkaran, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pracaya, 2008, Pengendalian Hama dan penyakit Tanaman secara Organik,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Rahayu, S., 2010, Senyawa aktif anti makan dari umbi gadung (dioscorea
hispida dennts), Jurnal Kimia 4(1), 71-78.
Sibarani, F.M., 2008, Uji Efektifitas beberapa Pestisida Nabati untuk
Mengendalikan Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai (Capsiccum
Annuum) di Lapangan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sinaga R., 2014, Metabolit Sekunder, Dalam
https://rahmatsinaga10 .wordpress.com/2014/11/04/metabolit-
sekunder/, Diakses 21 Mei 2015.
Sudiono. 2008. Pengendalian Penyakit Kuning Gunila. Dalam
https://pengendalianpenyakitkuninggunila.wordpress.com/kategori/jurn
al. Diakses 10 Maret 2015
Sunarti, dan Selly R., 2014, Penilaian dalam Kurikulum 2013, Penerbit
Andi,Yogyakarta.
Suparno P., 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi,
Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Tenrirawe, A., 2011, Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H)pada Jagung, Balai
Penelitian Tanaman Serealis, 521-529.
Tjahjadi, N. 1993. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunyo. 2013. Kerusakan Tanaman
Cabai akibat Penyakit Virus di desa Waimital Kecamatan Kairatu.
Agroligia Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman 2 (1): 36 – 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN
Lampiran I : Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus
A. Kutu Putih
Pengamatan P1K1 %
P1K2 %
P1K3 %
P2K1 %
P2K2 %
P2K3 %
Minggu ke- N V n N V n N V n N V n N V n N V n I 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 II 10 3.5 10 87.5 10 3.6 10 90 10 3 10 75 10 3 10 75 10 2.8 10 75 10 3.4 10 85 III 10 1.9 10 47.5 10 1.8 10 45 10 1.6 10 40 10 2.8 10 70 10 2.7 10 67.5 10 1.7 10 42.5 IV 10 1.4 10 35 10 1 10 25 10 1.4 10 35 10 0.9 10 22.5 10 1.2 10 30 10 1.1 10 27.5 V 10 1.2 10 30 10 1.2 10 30 10 1.3 10 32.5 10 1.5 10 37.5 10 1.2 10 30 10 1 10 25 VI 10 1.1 10 27.5 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 VII 10 1 10 25 10 0.9 9 20.2 10 0.9 9 20.2 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 VIII 10 0.9 20.2 22.5 10 0.9 9 20.2 10 0.9 10 22.5 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 IX 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 X 10 1.3 10 32.5 10 1.1 10 27.5 10 1.3 10 32.5 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 P3K1 % P3K2 % P3K3 % TP %
I 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 10 4 10 100 II 10 2.8 10 70 10 3.1 10 77.5 10 3 10 75 10 3.8 10 95 III 10 1.1 10 27.5 10 1.7 10 42.5 10 1.9 10 47.5 10 2.8 10 70 IV 10 1 10 25 10 1.5 10 37.5 10 1.4 10 35 10 2.1 10 52.5 V 10 0.9 9 20.2 10 1.4 9 31.5 10 1.5 10 37.5 10 2.4 10 60 VI 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 2 10 50 VII 10 0.8 8 16 10 0.9 8 18 10 0.7 7 12.2 10 1.9 10 47.5 VIII 10 0.7 7 12.2 10 0.7 7 12.2 10 0.8 8 16 10 1.9 10 47.5 IX 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1.7 10 42.5 X 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1 10 25 10 1.8 10 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Penyakit Virus
Pengamatan P1K1 %
P1K2 %
P1K3 %
P2K1 %
P2K2 %
P2K3 %
Minggu ke- N V n N V n N V n N V n N V n N V n
I 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
II 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
III 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
IV 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
V 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0
VI 10 1 4 10 10 0.1 1 0.2 10 0.3 2 1.5 10 0.9 6 13.5 10 0.2 1 0.5 10 0.8 5 10
VII 10 0.5 3 3.7 10 0.2 2 1 10 0.2 2 1 10 0.4 3 3 10 0.2 1 0.5 10 0.8 4 8
VIII 10 0.7 3 5.2 10 0.3 2 1.5 10 0.3 2 1.5 10 0.4 3 3 10 0.3 1 0.7 10 1.1 5 13.7
IX 10 0.3 3 2.2 10 0.3 2 1.5 10 0.7 5 8.7 10 0.4 3 3 10 0.3 3 2.2 10 1.2 6 18
X 10 0.3 3 2.2 10 0.3 3 2.2 10 0.5 4 5 10 0.5 2 2.5 10 0.2 1 0.5 10 1.2 6 18
P3K1 % P3K2 % P3K3 % TP % I 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 II 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 III 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 IV 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 V 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 0 0 VI 10 0.1 1 0.2 10 0.2 2 1 10 0.6 3 4.5 10 2.5 9 56.2 VII 10 0.1 1 0.2 10 0.2 2 1 10 0.5 4 5 10 2.5 9 56.2 VIII 10 0.1 1 0.2 10 0.2 2 1 10 0.6 2 3 10 2.2 9 49.5 IX 10 0.4 2 2 10 0.4 4 4 10 0.3 3 2.2 10 1.8 9 40.5 X 10 0.1 1 0.2 10 0.4 4 4 10 0.4 4 4 10 2.1 8 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran II : Uji Statistik Hama Kutu Putih
A. Uji Normalitas Kutu Putih
Perlakuan = P1K1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 43.2500
Std. Deviation 27.69000
Most Extreme Differences Absolute .317
Positive .317
Negative -.227
Kolmogorov-Smirnov Z 1.003
Asymp. Sig. (2-tailed) .267
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P1K1
Perlakuan = P1K2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 40.7900
Std. Deviation 29.50346
Most Extreme Differences Absolute .343
Positive .343
Negative -.243
Kolmogorov-Smirnov Z 1.084
Asymp. Sig. (2-tailed) .191
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P1K2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Perlakuan = P1K3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 40.7700
Std. Deviation 26.04454
Most Extreme Differences Absolute .312
Positive .312
Negative -.215
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P1K3
Perlakuan = P2K1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 43.0000
Std. Deviation 28.03272
Most Extreme Differences Absolute .340
Positive .340
Negative -.232
Kolmogorov-Smirnov Z 1.074
Asymp. Sig. (2-tailed) .199
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P2K1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Perlakuan = P2K2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 42.7500
Std. Deviation 27.54920
Most Extreme Differences Absolute .378
Positive .378
Negative -.260
Kolmogorov-Smirnov Z 1.196
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P2K2
Perlakuan = P2K3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 40.5000
Std. Deviation 28.15631
Most Extreme Differences Absolute .378
Positive .378
Negative -.291
Kolmogorov-Smirnov Z 1.195
Asymp. Sig. (2-tailed) .115
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P2K3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Perlakuan = P3K1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 34.5900
Std. Deviation 27.89753
Most Extreme Differences Absolute .400
Positive .400
Negative -.211
Kolmogorov-Smirnov Z 1.266
Asymp. Sig. (2-tailed) .081
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P3K1
Perlakuan = P3K2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 39.4200
Std. Deviation 27.92744
Most Extreme Differences Absolute .256
Positive .256
Negative -.165
Kolmogorov-Smirnov Z .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .528
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P3K2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Perlakuan = P3K3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 39.8200
Std. Deviation 27.76092
Most Extreme Differences Absolute .233
Positive .233
Negative -.160
Kolmogorov-Smirnov Z .738
Asymp. Sig. (2-tailed) .648
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = P3K3
Perlakuan = TP
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
KutuPutih
N 10
Normal Parametersa,,b
Mean 61.0000
Std. Deviation 20.85665
Most Extreme Differences Absolute .258
Positive .258
Negative -.188
Kolmogorov-Smirnov Z .816
Asymp. Sig. (2-tailed) .518
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Perlakuan = TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Uji Homogenitas Hama Kutu Putih
F-Test Two-Sample for Variances
Variable 1 Variable 2
Mean 42,13555556 38,95111111
Variance 758,7259798 676,8466465
Observations 45 45
df 44 44
F 1,120971765 P(F<=f) one-tail 0,353273423 F Critical one-tail 1,650934533
C. Uji Anova Dua Faktor Anova: Two-Factor With Replication
SUMMARY P1 P2 P3 Total K1 Count 10 10 10 30 Sum 432,5 407,9 407,7 1248,1 Average 43,25 40,79 40,77 41,60333 Variance 766,7361 870,4543 678,3179 720,0086
K2 Count 10 10 10 30 Sum 430 427,5 405 1262,5 Average 43 42,75 40,5 42,08333 Variance 785,8333 758,9583 792,7778 726,7601
K3 Count 10 10 10 30 Sum 345,9 394,2 398,2 1138,3 Average 34,59 39,42 39,82 37,94333 Variance 778,2721 779,9418 770,6684 728,6005
Total Count 30 30 30
Sum 1208,4 1229,6 1210,9 Average 40,28 40,98667 40,36333 Variance 740,1217 749,6626 695,8852
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Sample 307,656 2 153,828 0,19829 0,820529 3,109311
Columns 8,948667 2 4,474333 0,005768 0,994249 3,109311
Interaction 239,1153 4 59,77883 0,077057 0,989065 2,484441
Within 62837,64 81 775,7733
Total 63393,36 89
D. Uji Anova Satu Faktor
1. Umbi Gadung
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 2862,405 3 954,1349 1,387576 0,262251 2,866266
Within Groups 24754,58 36 687,6271
Total 27616,98 39
2. Daun Nimba
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 2721,719 3 907,2396 1,308879 0,2865 2,866266
Within Groups 24953,13 36 693,1424
Total 27674,84 39
3. Daun Tembakau
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 4156,547 3 1385,516 2,005173 0,130608 2,866266
Within Groups 24874,94 36 690,9706
Total 29031,49 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran III : Uji Statistik Penyakit Virus
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Virus Perlakuan
N 100 100
Normal Parametersa,,b
Mean 4.214 5.500
Std. Deviation 11.0088 2.8868
Most Extreme Differences Absolute .351 .107
Positive .338 .107
Negative -.351 -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 3.509 1.068
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .204
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
B. Uji Homogetitas
F-Test Two-Sample for Variances
Variable 1 Variable 2
Mean 1,608888889 2,324444444
Variance 8,31810101 19,92916162
Observations 45 45
df 44 44
F 0,417383389 P(F<=f) one-tail 0,002271458 F Critical one-tail 0,605717537
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Uji Anova Dua Faktor
Anova: Two-Factor With Replication
SUMMARY P1 P2 P3 Total K1 Count 10 10 10 30 Sum 23,3 25 2,8 51,1 Average 2,33 2,5 0,28 1,703333 Variance 10,68011 17 0,375111 9,759644
K2 Count 10 10 10 30 Sum 6,4 4,4 11 21,8 Average 0,64 0,44 1,1 0,726667 Variance 0,698222 0,460444 2,544444 1,22823
K3 Count 10 10 10 30 Sum 17,7 67,7 18,7 104,1 Average 1,77 6,77 1,87 3,47 Variance 8,317889 60,15122 4,457889 28,267
Total Count 30 30 30 Sum 47,4 97,1 32,5
Average 1,58 3,236667 1,083333 Variance 6,623724 31,27551 2,725575
ANOVA
Source of Variation SS Df MS F P-value F crit
Sample 116,0087 2 58,00433 4,986744 0,00907 3,109311
Columns 76,28067 2 38,14033 3,278998 0,042723 3,109311
Interaction 119,9427 4 29,98567 2,577926 0,043497 2,484441
Within 942,168 81 11,6317
Total 1254,4 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
D. Uji critical differences (CD)
CD = ( ) ( )
= (√2 . 2,48) (√11,6 / 10
= (√4,96) (√1,16)
= (2,227) (1,07)
= 2,38
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
P1K1 P1K2 P1K3 P2K1 P2K2 P2K3 P3K1 P3K2 P3K3
P1K1 0 -1,7 -0,5 0,2 -1,9 4,5 -2 -1,2 -0,4
P1K2 -1,7 0 1,2 1,9 -0,2 6,2 -0,3 0,5 1,3
P1K3 - 0,5 -1,2 0 1,7 -1,4 5 -1,5 -0,7 0,1
P2K1 0,2 -1,9 -1,7 0 -2,1 4,3 -2,2 -1,4 -0,6
P2K2 -1,9 0,2 1,4 2,1 0 6,4 -0,1 -0,7 -1,5
P2K3 4,5 -6,2 -5 -4,3 -6,4 0 -6,5 -5,7 -4,9
P3K1 -2 0,3 1,5 2,2 0,1 6,5 0 0,8 1,6
P3K2 -1,2 -0,5 0,7 -1,4 0,7 5,7 -0,8 0 0,8
P3K3 -0,4 -1,3 -0,1 0,6 1,5 4,9 -1,6 -0,8 0
E. Uji Anova Satu Faktor
1. Umbi Gadung
ANOVA Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
Between Groups 3934,169 3 1311,39 7,404902 0,00055 2,866266
Within Groups 6375,51 36 177,0975
Total 10309,68 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Uji Critical Differences (CD)
CD = ( ) ( )
= (√2 . 4,11) (√177,097 / 10
= (√8,22) (√17,709)
= (2,86) (4,208)
= 12,034
Perbandingan Mean
P1K1 P1K2 P1K3 TP
P1K1 0 -1,7 -0,5 22,1
P1K2 -1,7 0 1,2 23,8
P1K3 -0,5 -1,2 0 22,6
TP 22,1 -23,8 -22,6 0
2. Daun Nimba
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 3580,345 3 1193,448 6,229622 0,001613 2,866266
Within Groups 6896,749 36 191,5764
Total 10477,09 39
Uji Critical Differences (CD)
CD = ( ) ( )
= (√2 . 4,11) (√191,576 / 10
= (√8,22) (√19,157)
= (2,86) (4,376)
= 12,515
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Perbandingan Mean
P1K1 P1K2 P1K3 TP
P1K1 0 -2,1 4,3 22,1
P1K2 -2,1 0 6,4 24
P1K3 4,3 6,4 0 17,6
TP 21,9 24 17,6 0
3. Daun Tembakau
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 4104,149 3 1368,05 7,861549 0,000368 2,866266
Within Groups 6264,641 36 174,0178
Total 10368,79 39
Uji Critical Differences (CD)
CD = ( ) ( )
= (√2 . 4,11) (√174,017 / 10
= (√8,22) (√17,401)
= (2,86) (4,171)
= 11,929
Perbandingan Mean
P1K1 P1K2 P1K3 TP
P1K1 0 4,8 5,2 26
P1K2 4,8 0 0,4 21,6
P1K3 5,2 -0,4 0 21,2
TP 26 -21,6 -21,2 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran IV: Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan
SILABUS
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas : X
Semester : Ganjil
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
KOMPETENSI DASAR
MATERI
POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA,
ALAT,
BAHAN
1. Ruang Lingkup Biologi, Kerja Ilmiah dan Keselamatan Kerja, serta karir berbasis Biologi
1.1. Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati,
ekosistem dan
lingkungan hidup.
Ruang lingkup
biologi:
Permasalahan
biologi pada
berbagai
objek biologi,
dan tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-
cabang ilmu
dalam biologi
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran, gizi,
lingkungan, makanan,
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
Tugas
Laporan
tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-
cabang
biologi, serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
kerja
2
minggu
x 4JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
kerja lab
dalam satu
1.2. Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan mengamati
bioproses
1.3. Peka dan peduli
terhadap permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
lingkungan hidup,
menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
dan kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi
diri sendiri dan
lingkungan,
serta masa
depan
peradapan
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
kegiatan tersebut dengan
biologi?
Apakah Biologi, apa yang
dipelajari, bagaimana
mempelajari biologi, apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi?
Mengumpulkan
data(Eksperimen/Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya.
Melakukan studi literatur
Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati,
melaporkan
secara lisan
dan saat
diskusi
dengan
lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
membuat
laporan dari
format, isi
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
ilmuwan,
sikap
perilaku, dan
objek yang
diteliti)
Contoh
2.1. Berperilaku ilmiah:
teliti, tekun, jujur
terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam
observasi dan
eksperimen, berani dan
santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
tentangcabang-cabang
biologi, obyek biologi,
permasalahan biologi dan
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan/PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan, membuat
hipotesis, merencanakan
percobaan dengan
laporan,
kesesuaian
isi, dan aspek
komunikatif
dan berbahasa
Tes
Tertulis
membuat
bagan/skema
tentang ruang
lingkup
biologi, aspek
kerja ilmiah
dan
keselamatan
kerja
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
2.2. Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
lingkungan sekitar. menentukan variabel
percobaan, mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya dalam
tabel/grafik/skema,
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab.
Mengamati contoh laporan
keselamatan
kerja.
3.1. Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan), metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan
dalam kehidupan sehari-
hari.
4.1. Menyajikan data tentang
objek dan permasalahan
biologi pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan memperhatikan
aspek keselamatan kerja
serta menyajikannya
dalam bentuk laporan
tertulis.
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponen/format laporan
dan mengamati
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi, cabang-cabang
biologi, pengembangan
karir dalam biologi, kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
ilmiah dan keselamatan
kerja untuk
membentuk/memperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi, kerja ilmiah dan
keselamatan kerja, serta
rencana pengembangan
karir masa depan berbasis
biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas / Semester : X / Gasal
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit ( 2 X pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
B. Kompetensi Dasar
KD 1.2 : Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
KD 2.1 : Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
KD 3.1 : Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai
obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan
prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari.
KD 4.1 : Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai
tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan
memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis.
C. Indikator
1.1.1 : Mengagumi cara berpikir ilmiah
2.1.1 : Teliti, jujur, tanggung jawab dan bekerja sama dalam melakukan
pengamatan
3.1.1 : Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah secara benar
3.1.2 : Menganalisis langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1 : Merencanakan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan
sebagai pestisida organik pada hama tanaman
4.1.2 : Melaksanakan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan
sebagai pestisida organik pada hama tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.1.3 : Menyusun laporan percobaan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 : Melalui refleksi siswa menyadari kemampuan pola pikir ilmiah yang
dimiliki sebagai anugerah dari Tuhan
2.1.1.1 : Melalui diskusi kelompok siswa mampu bekerja sama menemukan
jawaban terkait langkah-langkah metode ilmiah
2.1.1.2 : Melalui kerja proyek, siswa dapat melakukan pengamatan secara teliti,
jujur dan tanggung jawab
3.1.1.1 : Melalui diskusi kelompok siswa mampu mengidentifikasi langkah-
langkah metode ilmiah dengan tepat
3.1.2.1 : Melalui video yang ditayangkan guru, siswa secara berkelompok
menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1.1 : Melalui studi kasus yang diberikan guru, siswa secara berkelompok
merancang satu percobaan sederhana dan mempresentasikan hasil
rancangan di depan kelas
4.1.2.1 : Melalui kerja proyek, siswa bekerja sama dalam kelompok melakukan
percobaan sederhana berdasarkan rancangan yang dibuat
4.1.3.1 : Setelah melakukan percobaan, siswa mengkomunikasikan hasil
percobaan melalui laporan percobaan secara tertulis menggunakan tata
cara penulisan ilmiah yang benar
E. Materi Pembelajaran
Metode Ilmiah dan Melakukan Penelitian dan Percobaan Biologi Sederhana
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran : Studi kasus, tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi
dan kerja proyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1 Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin
doa
3. Guru memberikan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan sederhana kepada
siswa “siapa yang pernah melakukan
pengamatan?”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 Menit
2 Kegiatan Inti Mengamati
1. Siswa secara berkelompok mencermati video
mengenai penelitian biologi sederhana
Menanya
1. Guru menanyakan langkah-langkah apa saja
yang dilakukan dalam sebuah penelitian
berdasarkan video yang ditayangkan
Mengumpulkan Data
1. Siswa mengkaji hasil kerja ilmiah dari
berbagai sumber
Mengasosiasikan
1. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
langkah-langkah percobaan menurut kerja
ilmiah
Mengkomunikasikan
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
1. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi
mengenai langkah-langkah percobaan
menurut kerja ilmiah dan teman lain
memberikan tanggapan
3 Penutup 1. Guru mengajak siswa membuat rangkuman
terhadap materi yang telah dipelajari
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
3. Memberikan penghargaan kepada semua
kelompok yang telah berpartisiasi dalam
pembelajaran
4. Memberikan tugas untuk mencari referensi
dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber tentang permasalahan yang berkaitan
dengan pertanian
10 Menit
Pertermuan II
No Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1 Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam
2. Guru memberikan apersepsi dan
mengorganisasi siswa ke dalam kelompok
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 Menit
2 Kegiatan Inti Mengamati
1. Siswa secara berkelompok mencermati kasus
mengenai dampak pemberian pestisida
organik sebagai pengendali hama dan
penyakit tanaman
Menanya
25 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
1. Guru memberikan petanyaan dampak apa saja
yang dihasilkan dari pemberian pestisida
organik sebagai pengendali hama dan
penyakit tumbuhan.
Mengumpulkan Data
1. Siswa mengkaji berbagai informasi mengenai
pemanfaatan macam-macam tumbuhan
sebagai pestisida organik
Mengasosiasikan
1. Siswa secara berkelompok membuat
rancangan percobaan sederhana untuk
menguji ekstrak tumbuhan yang ada di sekitar
lingkungan tempat tinggal mereka sebagai
pestisida organik
Mengkomunikasikan
1. Kelompok mempresentasikan hasil rancangan
percobaan dan teman lain memberi tanggapan
3 Penutup 1. Guru mengajak siswa membuat
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
3. Memberikan penghargaan kepada semua
kelompok yang telah berpartisiasi dalam
pembelajaran
4. Memberikan tugas untuk melakukan
percobaan yang telah dirancang yang
dilakukan selama 2 minggu.
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
4. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat Pembelajaran
a. Laptop
b. Viewer
c. Lembar Observasi
d. Lembar Kerja Siswa
e. Video
2. Sumber Belajar
a. Buku Siswa
b. Buku Guru
c. Jurnal, Majalah Pertanian dan Internet
d. Lingkungan Sekitar
5. Penilaian Hasil belajar
1. Tes
a. Tes tertulis
2. Non Tes
a. Observasi
b. Proyek
6. Instrument Penilaian Hasil belajar
1. Instrumen tes tertulis
2. Instrumen lembar observasi
3. Instrumen proyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)
A. Judul : Metode ilmiah
B. Tujuan : Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
C. Alat dan Bahan : Alat tulis menulis, video penelitian
D. Langkah Kerja :
1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan
2. Amati dan cermati dengan seksama video mengenai
penelitian biologi sederhana
3. Diskusikan dengan teman kelompok langkah - langkah
metode ilmiah yang dilakukan berdasarkan video yang
ditayangkan
4. Tulis dan urutkan secara benar langkah - langkah metode
ilmiah serta definisinya
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
E. Hasil
No. Langkah Metode Ilmiah Definisi
1
2
3
4
5
Dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan II)
A. Judul : Melakukan percobaan Biologi sederhana
B. Tujuan : Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
C. Alat dan Bahan : Alat tulis menulis
D. Langkah Kerja :
1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan
2. Amati dan cermati studi kasus mengenai dampak pemberian
pestisida organic sebagai pengendali hama dan penyakit
tumbuhan
3. Pilihlah satu bahan tumbuhan dan satu hama untuk diujikan
dalam percobaan yang akan dilakukan
4. Diskusikan dengan teman kelompok untuk membuat
rancangan penelitian sesuai dengan langkah metode ilmiah
5. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
E. Hasil
1. Judul
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Alat dan Bahan
5. Langkah kerja
Tugas Lanjutan
Lakukanlah Percobaan berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Percobaan dilakukan
selama 2 minggu. Hasil percobaan dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk makalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Instrumen Tes Tertulis
Kisi-kisi soal
Indikator
Men
gin
gat
(C1)
Mem
ah
am
i
(C2)
Men
erap
kan
(C3)
Men
gan
ali
sis
(C4)
Men
gev
alu
asi
(C5)
Men
cip
tak
an
(C6)
Ju
mla
h
3.1.1 : Mengidentifikasi
langkah-langkah
metode ilmiah
secara benar
1 2,5 3
3.1.2 : Menganalisis
langkah-langkah
metode ilmiah
3,4 2
Soal
1. Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah dalam melakukan sebuah
penelitian!(10)
2. Jelaskan macam-macam variabel dalam sebuah penelitian! (20)
Perhatikan permasalahan berikut!
Permasalahan yang sering muncul terkait dengan budidaya tanaman
adalah hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit ini
dapat menurunkan jumlah produksi buah cabai dan mengakibatkan kerugian
yang cukup besar bagi para petani cabai. Pengendalian hama selama ini
dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia. Penggunaan
pestisida sintetik sebagai pengendali hama dan penyakit cukup efektif. Namun
jika dilihat dampak yang akan ditimbulkan ternyata berbahaya bagi tanaman,
hewan non target bahkan manusia. Maka, perlu dicari alternatif lain yang lebih
ramah lingkungan yakni menggunakan pestisida organik sehingga tidak
menimbulkan permasalahan baru terkait dengan pengendalian hama dan
penyakit tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Berdasarkan permasalahan di atas, solusi apa yang anda tawarkan dalam bentuk
sebuah penelitian? Rumuskan dalam bentuk Judul, Rumusan masalah dan
Tujuan masalah!(30)
4. Berdasarkan judul yang telah anda buat pada soal no. 3 buatlah
hipotesisnya?(15)
5. Apa isi dari abstrak suatu penelitian?(25)
Jawaban:
1. Judul, Rumusan Masalah, Tujuan, mengumpulkan data, membuat hipotesis, Alat
dan Bahan, Waktu dan Tempat, Cara Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan
2. Variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan dalam percobaan yang
mempengaruhi hasil. Variabel terikat adalah akibat yang dihasilkan oleh
variable bebas. Variable control adalah variable yang tidak diteliti pengaruhnya
dan hanya digunakan sebagai pembanding.
3. Judul: Pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendali hama dan
penyakit tumbuhan. Rumusan masalah: apakah ada pengaruh pemberian
pestisida organik sebagai pengendali hama dan penyakit tumbuhan?. Tujuan:
Mengetahui pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendali hama dan
penyakit tumbuhan.
4. Terdapat pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hama dan
penyakit pada tumbuhan
5. Abstrak berisi uraian singkat makalah yang terdiri dari nama penulis, judul
makalah, latar belakang masalah, tujuan penelitian, teknik pengambilan dan
pengolahan data serta hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Penilaian Tes
No Nama Siswa
Butir Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
3
4
5
Dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Rubrik Penilaian
Soal Skor Aspek
1 10 Menjawab benar dan lengkap
2 - 9 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2 16 - 20 Menjawab benar dan lengkap
5 - 15 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1 - 4 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
3 21 - 30 Menjawab benar dan lengkap
11 - 20 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1 - 10 Menjawab tetapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
4 11 - 15 Menjawab benar dan lengkap
5 - 10 Menjawab benar tetapi kurang tepat
1 Menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5 21 - 25 Menjawab benar dan lengkap
11 - 20 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
5 - 10 Menjawab tetapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Instrumen Penilaian Observasi
No Aspek Indikator Kategori
Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan Aktif mengemukakan pendapat
Aktif bertanya
Aktif menanggapi pendapat
2 Kerjasama Bertanggung jawab terhadap tugas
kelompok
Mengerjakan tugas kelompok
bersama teman kelompok lain
Menghargai pendapat orang lain
3 Percaya
Diri
Mampu berbicara dengan suara
lantang
Mampu mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
Berani mempertahankan pendapat
Kategori:
Baik = 3 ( Jika tiga indikator terpenuhi)
Cukup = 2 ( Jika dua indikator terpenuhi)
Kurang= 1 ( Jika satu indikator terpenuhi)
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
Keterangan
Nilai Kategori
91 - 100 Amat baik
81 - 90 Baik
71 - 80 Cukup
60 - 70 Kurang
< 60 Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Instrumen Penilaian Proyek
No Aspek Skor
1 Persiapan 1 2 3
a. Perumusan judul
b. Penentuan masalah
2 Pelaksanaan
a. Kerincian analisis data
b. Ketepatan penarikan kesimpulan
3 Laporan
a. Sistematika penulisan laporan
b. Penggunaan bahasa yang baik dan
benar
Keterangan:
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang= 1
Skor Perolehan
Nilai Akhir = x 100
Skor Maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran V : Dokumentasi penelitian
A. Tata Letak Tanaman
(Tanaman Cabai dilihat dari bagian utara)
B. Serangan Kutu Putih pada Tanaman Cabai
(Serangan Kutu Putih pada 3 HST)
(Telur Kutu Putih)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
C. Gejala dan Serangan Virus pada Tanaman Cabai
(Gejala serangan Virus: daun tanaman Cabai menguning)
(Akibat serangan Virus: daun tanaman Cabai mengeriting)
D. Bahan yang Digunakan
(Daun Nimba) (Daun Tembakau kering)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(Umbi Gadung) (Benih Cabai Penelitian)
E. Pengambilan Data
(Pencatatan Data)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI