plagiat merupakan tindakan tidak terpuji efek ... fileiv halaman persembahan “everyone makes...

80
i EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JARONG (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) TERHADAP KADAR ALANN AMINOTRANSFERASE DAN ASPARTAT AMINOTRANSFERASE PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Bartolomeus Widiasta NIM : 128114115 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buikiet

Post on 15-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL 70% DAUN JARONG

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) TERHADAP KADAR ALANN

AMINOTRANSFERASE DAN ASPARTAT AMINOTRANSFERASE PADA

TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON

TETRAKLORIDA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Bartolomeus Widiasta

NIM : 128114115

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but

those who forgive themselves and learn from their mistake” Ajahn Brahm

“Impian haruslah menyala dengan apapun yang kita miliki, meskipun yang kita miliki tidak

sempurna, meskipun itu retak-retak” 9 Summers 10 Autumns

“Dua hal itu tidak dapat berubah: Allah tidak mungkin berdusta mengenai janji dan sumpah-Nya. Sebab itu, kita yang sudah berlindung pada Allah,

diberi dorongan kuat untuk berpegang teguh pada harapan yang terbentang di depan kita” Ibrani 6 : 18

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi perlindungan, kekuatan dan

penerangan di setiap langkah hidupku

Bapak, Ibu, Mb Aning, Mas Anton, Mb Shinta, Mb Nita, Daud, Ria,

Kakak Jo

Teman dan sahabat-sahabatku

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

perlindungan dan berkat yang telah diberikan sehingga skripsi berjudul “Efek

Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 70% Daun Jarong (Stachytarpheta indica (L.)

Vahl.) Terhadap Kadar Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase

pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” dapat dikerjakan

dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari campur

tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan ibu Dra. Sri Hartati Yuliani, Apt.

selaku Dekan dan Ketua Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama dan

Dosen Penguji yang telah membimbing, mendampingi, memotivasi dan

memberikan saran selama penyusunan skripsi.

3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping dan Dosen Penguji yang telah membimbing, mendampingi,

memotivasi, dan memberikan saran selama penyusunan skripsi.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., Ph. D. Sebagai Dosen Penguji skripsi atas

koreksi dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. Sebagai Dosen Penguji skripsi atas

koreksi dan masukan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

viii

6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggungjawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan

fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.

7. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. yang telah memberikan bantuan dalam

determinasi tanaman Stachytarpheta indica (L,) Vahl..

8. Pak Kayat, Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Parlan, dan Pak Bimo selaku laboran

laboratorium Fakultas Farmasi yang telah membantu penulis dalam proses

pelaksanaan penelitian di laboratorium.

9. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma terutama Fakultas

Farmasi yang telah membantu dan memberi pembelajaran penulis dari awal

hingga akhir perkuliahan.

10. Bapak yang selalu mendoakan dari surga, Ibu, Mb Aning, Mas Anton, Mb

Shinta, Mb Nita, Daud, Ria, Kakak Jo yang selalu memberikan doa, segala

bentuk dukungan, semangat, dan kasih sayang.

11. Teman-teman seperjuangan penelitian daun Jarong: Irest, Jojo, Anna yang

telah membant, kerjasama, menikmati suka duka dari awal hingga akhir .

12. Teman satu kelompok praktikum Putra, Agatha, Tika, Cindy, Rossa, Astrid,

Ruri, Novi, Meda, Ira, PWT, Sion, Vani, Vivin yang telah memberikan banyak

pelajaran dan dinamika selama proses perkuliahan terlebih praktikum.

13. Sahabat ngumpul Yudha, Sion, Aan, Satrio, Danang atas semangat dan

dukungan dalam penyelesaian penelitian ini. Sativa sebagai sahabat yang selalu

memberi semangat dan teman berbagi keluh kesah.

14. Keluarga besar MMXII terlebih FSM C 2012 dan FST B 2012 tercinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

ix

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis

berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di

bidang ilmu Farmasi.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA . ............ vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

INTISARI ......................................................................................................... xx

ABSTRACT ...................................................................................................... xxi

BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah........................................................................ 3

2. Keaslian Penelitian ......................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1. Tujuan Umum ................................................................................ 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xi

2. Tujuan Khusus .................................................................................5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................. 7

A. Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) .............................................. 7

B. Anatomi dan Fisiologi Hati ..................................................................... 9

C. Kerusakan Hati ..................................................................................... 12

D. Hepatotoksin ......................................................................................... 13

E. Alanin Aminotransferasi (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST)14

F. Karbon Tetraklorida ................................................................................ 14

G. Flavonoid ................................................................................................. 16

H. Maserasi .................................................................................................. 16

I. Landasan Teori ........................................................................................ 17

J. Hipotesis .................................................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 19

B. Variabel dan Definisi Operasional .......................................................... 19

1. Variabel utama ................................................................................. 19

2. Variabel pengacau ............................................................................ 19

3. Definisi operasional.......................................................................... 20

C. Bahan Penelitian ..................................................................................... 21

1. Bahan utama ...................................................................................... 21

2. Bahan kimia ...................................................................................... 21

D. Alat Penelitian ......................................................................................... 23

E. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xii

1. Determinasi tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl) ....... 23

2. Pengumpulan bahan uji ..................................................................... 24

3. Pembuatan serbuk ............................................................................. 24

4. Penetapan kadar air serbuk daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. .. 24

5. Uji tabung kandungan polifenol ........................................................ 25

6. Pembuatan pelarut etanol 70% .......................................................... 25

7. Pembuatan ekstrak kental daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl ..... 25

8. Pembuatan CMC-Na 1% ................................................................... 26

9. Penetapan dosis ekstrak etanol 70% daun Stachytarpheta indica (L.)

Vahl ................................................................................................... 26

10. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50% .................. 26

11. Uji pendahuluan ................................................................................ 26

a. Penetapan dosis hepatotoksin ................................................ 26

b. Penetapan waktu pencuplikan darah ..................................... 27

12. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ......................................... 27

13. Pembuatan serum .............................................................................. 28

14. Pengukuran kadar ALT-AST ............................................................ 28

F. Tata Cara Analisis Hasil.......................................................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 31

A. Penyiapan Bahan .................................................................................... 31

1. Hasil determinasi tanaman .......................................................... 31

2. Pengumpulan bahan uji ............................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xiii

3. Pembuatan serbuk daun jarong (Stachytarpheta indica (L.)

Vahl.) ........................................................................................... 32

4. Penetapan kadar air serbuk daun jarong (Stachytarpheta indica (L.)

Vahl.) ........................................................................................... 33

5. Hasil uji tabung kandungan polifenol ......................................... 33

B. Pembuatan Ekstrak Etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.)

Vahl.) ....................................................................................................... 34

C. Uji Pendahuluan ...................................................................................... 35

1. Penentuan dosis hepatotoksin ........................................................... 35

2. Penentun dosis ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica

(L.) Vahl.) ......................................................................................... 35

3. Penentuan waktu pencuplikan darah ................................................. 36

D. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 70% Daun Jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) Pada Tikus Terinduksi Karbon

Tetraklorida ............................................................................................. 40

1. Kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB ............................................... 43

2. Kontrol hepatotoksin 2 mL/kgBB .................................................... 45

3. Kontrol perlakuan ekstrak etanol 70% daun jarong 400 mg/kgBB . 46

4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% daun Stachytarpheta indica

(L.) Vahl. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida ....................................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 53

A. Kesimpulan .............................................................................................. 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xiv

B. Saran ........................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54

LAMPIRAN ........................................................................................................ 59

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT ......................................... 22

Tabel II Komposisi dan konsentrasi dari reagen AST .......................................... 22

Tabel III Purata kadar ALT tikus setelah induksi karbon tetraklorida dengan

dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam ke 0, 24, dan 4 ....... 36

Tabel IV Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah induksi karbon

tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam

ke-0, 24, dan 48 ...................................................................................... 37

Tabel V Purata kadar AST tikus setelah induksi karbon tetraklorida dengan

dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam ke 0, 24, dan 48 ..... 38

Tabel VI Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah induksi karbon

tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam

ke-0, 24, dan 48 ..................................................... ................................ 39

Tabel VII Purata ± SE kadar ALT dan AST tikus jantan galur Wistar pada

kelompok perlakuan .............................................................................. 41

Tabel VIII Hasil uji Kruskal-Wallis Mann-Whitney kadar ALT praperlakuan

ekstrak etanol 70% S. indica pada tikus terinduksi karbon tetraklorida

dosis 2 mL/kgBB................................................................................. 43

Tabel IX Hasil uji Post-Hoc Games Howell kadar AST praperlakuan ekstrak

etanol 70% S. indica pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2

mL/kgBB ............................................................................................... 43

Tabel X Purata kadar ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xvi

pada jam ke-0 dan 24 .............................................................................. 44

Tabel XI Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah pemberian olive oil

2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ......................................................... 44

Tabel XII Hasil Paired-Samples T Test kadar AT tikus setelah pemberian olive oil 2

mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ........................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl. ............................... 7

Gambar 2. Letak hati dalam tubuh manusia........................................................... 10

Gambar 3. Anatomi hati manusia........................................................................... 10

Gambar 4. Letak hati dalam tubuh tikus ................................................................ 11

Gambar 5. Hati tikus dan pembagian lobus tikus .................................................. 12

Gambar 6. Biotransformasi karbon tetraklorida..................................................... 15

Gambar 7. Diagram batang purata kadar ALT pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB .................... 37

Gambar 8. Diagram batang purata kadar AST pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB .................... 38

Gambar 9. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar pada

kelompok perlakuan ............................................................................. 41

Gambar 10. Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar pada

kelompok perlakuan ........................................................................... 42

Gambar 11. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar setelah

pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ..................... 45

Gambar 12. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar setelah

pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24 ..................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto tumbuhan Stachytarpheta indica (L.) Vahl. ..................... 61

Lampiran 2. Foto daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. segar .................... 61

Lampiran 3. Foto simplisia Stachytarpheta indica (L.) Vahl. ...................... 62

Lampiran 4. Foto ekstrak etanol 70% daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl.

.................................................................................................. 62

Lampiran 5. Foto ekstrak etanol 70% daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl

kental. ....................................................................................... 63

Lampiran 6. Foto ekstrak kental yang dilarutkan dalam CMC ..................... 63

Lampiran 7. Hasil determinasi Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) ... 64

Lampiran 8. Surat pengesahan determinasi Stachytarpheta indica (L.)

Vahl. .......................................................................................... 67

Lampiran 9. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC) ...................................................................... 68

Lampiran 10. Surat keterangan penggunaan program IBM SPSS Statistics 22 Lisensi

UGM ................................................................................................. 69

Lampiran 11. Analisis statistik kadar ALT dan AST pada penetapan waktu

pencuplikan darah ............................................................................. 70

Lampiran 12. Analisis statistik kadar ALT dan AST pada kelompok kontrol olive oil 2

mL/kgBB ........................................................................................... 72

Lampiran 13. Analisis statistik kadar ALT pada perlakuan ekstrak etanol 70% daun

jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) setelah induksi karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB .................................................................... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xix

Lampiran 14. Analisis statistik kadar AST pada perlakuan ekstrak etanol 70% daun

jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) setelah induksi karbon

tetraklorida 2 mL/kgBB .................................................................... 88

Lampiran 15. Perhitungan efek hepatoprotektif ............................................. 94

Lampiran 16. Perhitungan konversi dosis ekstrak etanol 70% daun jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) ............................................... 96

Lampiran 17. Penetapan kadar air serbuk simplisia daun Stachytarpheta indica

(L.) Vahl. ................................................................................... 97

Lampiran 18. Rendemen ekstrak kental daun S. Indica (L.) Vahl. .................. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xx

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak

etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas alanin

aminotransferase (ALT) dan asparat aminotransferase (AST) pada tikus jantan

galur Wistar yang terinduksi CCl4 serta untuk mengetahui dosis efektif ekstrak

sebagai hepatoprotektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni, rancangan

acak lengkap pola searah. Subjek dalam penelitian ini tikus jantan galur Wistar

sebanyak 30 ekor berumur 2-3 bulan berat badan 160-250 g, dibagi secara acak

dalam 6 kelompok. Kelompok I (kontrol negatif) diberi minyak zaitun dosis 2

mL/KgBB. Kelompok II (kontrol hepatotoksin) diberi larutan CCl4 dalam olive oil

dengan perbandingan 1:1 dosis 2 mL/KgBB. Kelompok III (kotrol ekstrak etanol)

diberi ekstrak etanol 70% daun S. Indica dengan dosis 400 mL/kgBB, setalah enak

jam diambil darah. Kelompok IV, V, dan VI diberi ekstrak etanol 70% daun S.

Indica dengan dosis bertingkat yakni 100, 200, dan 400 mg/KgBB, 6 jam setelah

pemberian ekstrak etanol 70% dilakukan induksi dengan CCl4 dengan dosis 2

mL/kgBB secara i.p. Dilakukan pengambilan darah pada sinus orbitalis mata untuk

penetapan aktivitas ALT dan AST pada jam ke-24 setelah pemberian CCl4. Data

aktivitas serum ALT dianalisis menggunakan one way ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji Mann-Whitney atau Games Howel.

Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun S. indica memiliki

persen hepatoprotektif dari dosis terendah ke tertinggi sebesar 38,12, 30,56 dan

97,53%. Dosis efektif adalah dosis 400 mg/kgBB.

Kata kunci : efek hepatoprotektif, Stachytarpheta indica (L.) Vahl.,

ekstrak etanol 70%, ALT, AST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

xxi

ABSTRACT

This aims of study research to determine the hepatoprotective effect of

70% ethanol extract of jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) leaves to alanine

aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) activities in male

Wistar rats were induced by CCl4 and to determine the effective dose of the extract.

This research is purely experimental research with randomized complete

direct sampling design. Subjects in this research used 30 male Wistar rats, aged 2-

3 months, 160-250 g weight, were randomly divided into 6 groups. Group I

(negative control) was given olive oil at a dose 2 mL/ KgBW. Group II (control

hepatotoxins) was given CCl4 dissolved in olive oil (1:1) at a dose of 2 mL/KgBW.

Group III (ethanol extract) was given 70% ethanol extract S. Indica leaves at a dose

of 400 mL/KgBW, blood was taken after the six hours later. Group IV, V, and VI

were given 70% ethanol extract of S. indica leaves with dose level of 100, 200, and

400 mg/KgBW orally six hours before CCl4 administration intraperitonially at dose

2 mL/kgBW. Blood sampling from all group were taken through eyes orbital sinus

for measuring of the activity of ALT and AST at the 24th hours after administration

of CCl4. The data were analyzed using one-way ANOVA with 95% significancy

level and continued test with Mann-Whitney or Howel Games.

The results showed that administration of 70% ethanol extract of S. indica

leaves has a hepatoprotective percent from the lowest to the highest dose at 38.12,

30.56 and 97.53%. The effective dose is the dose of 400 mg/kgBW.

Keywords: hepatoprotective effect, Stachytarpheta indica (L.) Vahl.,

70% ethanol extract, ALT, AST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Setiap organ dalam tubuh memiliki perannya sendiri-sendiri. Organ penting

dalam tubuh manusia salah satunya hati. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam

tubuh dengan berat sekitar 1300-1550 g. Hati berfungsi sebagai pabrik terbesar

dalam tubuh untuk suplai darah yang cukup besar, yaitu 1-1,5 L/menit, salah

satunya adalah menerima darah dari vena porta yang membawa produk pencernaan

dari saluran cerna. Beberapa fungsi hati, yaitu untuk metabolisme karbohidrat,

protein, lemak, sintesis, penyimpanan, detoksifikasi, produksi eritrosit, dan

destruksi eritrosit (Gibson, 2002).

Fungsi hati yang sangat penting bagi tubuh menyebabkan hati harus dilindungi agar

dapat beraktivitas sesuai tugasnya. Beberapa penyakit dapat menyebabkan

menurunnya aktivitas dari fungsi hati, salah satunya adalah steatosis atau biasa

disebut perlemakan hati (non-alcoholic fatty liver disease-NAFLD). Amarapurka

et al. (2007) dalam tulisannya berjudul How common is non-alcoholic fatty liver

disease in the Asia-Pcific region and are there local difference menyatakan bahwa

30% penduduk dewasa di Indonesia terkena NAFLD. Steatosis ini merupakan

penimbunan abnormal dari trigliserida dalam sel parenkim. Penyebab terjadinya

steatosis ini adalah senyawa toksin, malnutrisi protein, diabetes melitus, obesitas,

dan anoksia. Steatosis dapat disebabkan karena masuknya asam lemak dalam hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

2

sampai keluarnya lemak dari hati sebagai lipoprotein (Sudiono, Kurniadhi,

Hendrawan, & Djimantoro, 2001).

Banyak cara pengobatan yang dapat dilakukan untuk melindungi organ

hati dari kerusakan atau penyakit, salah satunya adalah dengan pengobatan herbal.

Pengobatan dengan menggunakan herbal merupakan cara yang lebih aman daripada

menggunakan obat modern. Hal tersebut, dikarenakan obat herbal memiliki efek

samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat modern yang sudah ada.

Tetapi penggunaan obat herbal ini harus digunakan dengan bahan yang sesuai, tepat

dosis, penggunaan yang tepat guna, informasi akurat mengenai obat herbal yang

digunakan dan tidak menyalahgunakan obat herbal (Sari, 2006). Berdasarkan

tulisan Sari (2006) tersebut sehingga memungkinkan untuk pencegah terjadinya

penyakit steatosis menggunakan herbal. Indonesia sendiri memiliki banyak

tanaman yang berguna untuk pengobatan herbal salah satunya daun jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.).

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senyawa yang dapat

merusak hati dengan terjadinya perlemakan dihati. Kerusakan hati ini ditandai

dengan peningkatan kadar enzim ALT dan AST (Panjaitan, Handaryani, Chairul,

& Masriani, 2007). Karbon tetraklorida ini menjadi radikal bebas karena

dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1). Dengan pemberian CCl4

dengan dosis tinggi akan mengakumulasi lipid.

Ekstrak daun Stacytarpheta indica (L.) dalam artikel yang ditulis oleh

Joshi, Sutar, Karigar, Patil, Gopalakrishna, & Sureban (2010) mengandung

senyawa karbohidrat, glikosida, dan flavonoid. Dijelaskan pula dalam tulisan Joshi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

3

et al. (2010) bahwa ekstrak etanol Stacytarpheta indica (L.) Vahl. memiliki

aktivitas hepatoprotektif yang ditunjukkan dengan tikus yang telah diinduksi

hepatotoksin CCl4 mengalami penurunan nilai SGPT, SGOT, SALP dan serum

bilirubin. Gayatri, Ramesh, Sumalatha, Venkates, & Vidyadhara (2011)

menyebutkan bahwa terdapat kandungan alkaloid, glikosida, saponin, tannin,

karbohidrat dan flavonoid. Senyawa flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70%

(Harborne, 1987). Ekstrak dari serbuk simplisia dengan cara maserasi

menggunakan pelarut yang sesuai. Digunakan pelarut yang dapat menyari sebagian

besar metabolit sekunder yang terkandung dalam serbuk simplisia. Jika tidak

dinyatakan lain digunakan etanol 70% (Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai

pengaruh efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta

indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida.

1. Perumusan masalah

a. Apakah pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta

indica (L.) Vahl.) mempunyai efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas

AST-ALT pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?

b. Berapakah dosis efektif dosis ekstrak etanol 70% daun Jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) dalam penggunaan jangka pendek terhadap

aktivitas AST-ALT yang dapat memberikan efek hepatoprotektif optimal pada tikus

jantan galur Wistar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

4

2. Keaslian penelitian

Penelitian menggunakan tanaman Stacytarphyta indica (L.) Vahl. pernah

dilakukan oleh :

a. Sahoo, Dash, and Bhatnagar (2014) yang melaporkan mengenai

aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol Stacytarpheta indica Vahl. dengan

menggunakan metode DPPH.

b. Joshi et al. (2010) yang melakukan penelitian tentang ekstraksi ekstrak

etanol daun Stacytarpheta indica Vahl. menggunakan sokhlet dengan pelarut yang

kepolaritasanya meningkat. Dalam penelitian ini ekstrak etanol Stacytarpheta

indica Vahl. dilaporkan memiliki efek hepatoprotektif. Uji efek hepatoprotektif ini

dilakukan dengan menggunakan kontrol positif liv 52 (obat herbal dari The

Himalaya Drug Company) dengan jangka waktu penelitian 10 hari.

c. Gayatri et al. (2011) melakukan penelitian tentang aktivitas

hepatoprotektif ekstrak etanol herba Stachytarpheta indica Vahl. pada tikus Wistar.

Metode ekstraksi yang digunakan adalah dengan metode sokletasi. Uji aktivitas

hepatoprotektif dilakukan dalam jangka waktu 7 hari.

Berdasarkan penelitian diatas, penelitian efek hepatoprotektif jangka

pendek ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica Vahl.) dengan

metode ekstraksi maserasi belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi terkait ilmu pengetahuan khususnya pada bidang kefarmasian mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

5

pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol 70% daun jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) sebagai hepatoprotektor.

b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi terkait dosis efektif pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) bagi masyarakat dan industri farmasi sebagai

hepatoprotektor.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol 70% daun

jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas ALT dan AST pada

tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui efek hepatoprotektif pemberian ekstrak etanol 70% daun

jarong (Stachytarpheta indica Vahl.) terhadap penurunan aktivitas ALT-AST pada

tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

b. Mengetahui dosis efektif pemberian esktrak etanol 70% daun jarong

(Stachytarpetha indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas ALT-AST yang dapat

memberikan efek hepatoprotektif optimal pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)

Jarong dengan nama latin (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) merupakan

jenis tumbuhan liar yang berbunga sepanjang tahun, dapat diperbanyak dengan biji,

dan dapat tumbuh di tempat-tempat teduh dengan ketinggian 1300 meter di atas

permukaan laut (Maradjo, 1985). Berikut ini adalah gambar dari tanaman jarong:

Gambar 1 Tanaman Jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)

(Dokumentasi Pribadi, 2015)

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

7

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae

Genus : Stachytarpheta

Spesies : Stachytarpheta indica Vahl.

(van Steenis, 1992; Plantamor, 2012)

Sinonim nama ilmiah:

Spesies : Stachytarpheta indica (L.) Vahl.

2. Nama daerah

Di Indonesia, jarong juga dikenal dengan nama berbeda di tiap-tiap daerah

seperti: remek getih, ngadi rengga (Jawa), jarongan, jarong lelaki (Jakarta), jarong

lelaki, pecut kuda (Sunda), rum jarum, roem jharum (Madura), selasih hutan

(Sumatera) (Dharma, 1996; Soedibyo, 1998).

3. Nama asing

Gajihan (Malaysia), ratstail (Filipina), yu long bian (China) (Plantamor,

2012).

4. Morfologi

Stachytarpheta indica (L.) Vahl. adalah rumput-rumputan yang tegak,

tinggi 0,3-0,9 m. Memiliki daun berhadap-hadapan, bertangkai sangat panjang,

berbentuk elips memanjang atau bulat telur, dengan kaki yang menyempit demi

sedikit, di atas bagian kaki yang bertepi rata berigigi beringgit, berambut jarang

atau tidak yang ukurannya 4-9 cm dan 2,5-5 cm. Bulir bertangkai pendek, panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

8

15-30 cm. Daun pelindung menempel kuat pada kelopak, bertepi lebar serupa

selaput. Kelopak bergigi empat, panjang 0,5 cm. Tabung dasar bunga berbentuk

bantal. Buah berbentuk garis baji, panjang 0,5 cm, pecah dalam 2 kendaga.

Terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di tempat yang cerah atau

sedikit, 1-1,250 m (Van Steenis, 1992).

5. Kandungan kimia

Jarong mengandung senyawa kimia berupa terpenoid, flavonoid,

glikosida, dan flavonoid (Chowdhury, 2003).

B. Anatomi dan Fisiologi Hati

1. Anatomi hati manusia

Hati manusia terletak dibawah diafragma di sisi kanan rongga perut. Hati

terbagi atas dua lapisan utama, yaitu permukaan atas yang berbentuk cembung dan

permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus. Fisura

longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri hati dibagian atas hati, selanjutnya

hati dibagi menjadi empat belahan, yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudat, dan

lobus quadratus (Syaifuddin, 2006). Organ hati di dalam tubuh manusia memiliki

berat sekitar 1500 g, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, berwarna merah

kecokelatan dengan konsistensi lunak. Hati merupakan organ sekaligus kelenjar

terbesar di dalam tubuh yang memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil

produksi dari makanan yang sudah dicerna (Wibowo dan Paryana, 2009). Letak dan

pembagian lobus hati dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

9

Gambar 2. Letak hati dalam tubuh manusia (Rogers dan Dintzis, 2012)

Gambar 3. Anatomi hati manusia (Rogers dan Dintzis, 2012)

Hati memiliki dua jalur peredaran darah, yaitu arteri hepatika dan vena

porta. Pada arteri hepatika, darah yang keluar dari aorta dan memberi seperlima

darah pada hati dan darah ini memiliki kejenuhan 95%-100%. Kemudian darah

yang masuk ke hati kemudian membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

10

kapiler vena, kemudian akan keluar melalui vena hepatika. Pada vena porta yang

terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan empat perlima

darahnya ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70% karena beberapa oksigen

telah diambil oleh limfase dan usus. Kegunaan darah ini membawa zat makanan ke

hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Besar diameter vena porta

lebih kurang 1 mm dan satu dengan yang lain terpisah dengan jaringan ikat yang

membuat cabang pembuluh darah ke hati

2. Anatomi hati tikus

Pada tikus, hati mempunyai berat 6 g (6% dari berat tubuh). Bagian hati

berada pada subdiaphragmatic regional. Hati tikus dibagi menjadi empat bagian

lobus, yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus medial, dan lobus caudate. Lobus kanan

memiliki septum transversal yang membagi menjadi dua. Pada lobus medial berada

pada bagian perut dan merupakan bagian yang paling menonjol pada bagian rongga

perut. Lobus kiri merupakan bagian lobus terbesar dan merupakan bagian yang

paling sering digunakan sampel pemeriksaan histologis, sedangkan lobus caudate

merupakan lobus kecil. Sirkulasi darah tikus mirip dengan manusia (Rogers dan

Dintzis, 2012). Hati tikus digambarkan seperti gambarkan pada gambar 4 dan

gambar 5.

Gambar 4. Letak hati tikus dalam tubuh (Rogers dan Dintzis, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

11

Gambar 5. Hati tikus dan pembagian lobus (Rogers dan Dintzis, 2012)

3. Fisiologi hati

Hati memiliki fugsi mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan

yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh dan akan dikeluarkan sesuai dengan

pemakaiannya dalam jaringan. Selain itu hati mengubah zat buangan dan bahan

racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine. Hati juga berperan untuk

menghasilkan enzim glikogenik untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Hati

juga sebagai pembentuk ureum dari asam amino yang diterima hati kemudian

dikeluarkan melalui darah menuju ginjal untuk dikeluarkan dalam bentuk urine.

Dan hati berfungsi untuk menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam

karbonat dan air (Syaifuddin, 2006).

C. Kerusakan Hati

Kerusakan hati dapat mengakibatkan beberapa penyakit. Beberapa

dianataranya, yaitu: perlemakan hati (steatosis), nekrosis, kolestasis, dan sirosis

(Hodgson, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

12

a. Perlemakan hati

Merupakan akibat dari toksin, malnutrisi protein, diabetes mellitus, obesitas,

dan anoksia. Timbunan trigliserida dalam hati dapat disebabkan karena defek

dari mulai masuknya asam lemak dalm hati sampai keluarnya lemak dari hati

sebagai lipoprotein (Sudiono, Kurniadhi, Hendrawan, & Djimantoro, 2001).

b. Nekrosis

Merupakan keadaan pada kematian jaringan. Dapat dikategorikan nekrosis

keoagulaif yang terjadi karena kekurangan suplai darah karena infark pada

organ, nekrosis likuefaktif, tipe khusus, dan apoptosis (Tambayong, 2000).

c. Kolestasis

Merupakan kelainan mekanisme pengangkutan empedu (kolestasis) yang

terjadi karena obstruksi atau terjadinya efek samping karena terganggunya

struktur hati karena kerusakan sel hati (Jeyaratnam dan Koh, 2009).

d. Sirosis

Merupakan penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar

yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar

fungsi hepar (Baradero, Dayrit, & Siswandi, 2008).

D. Hepatotoksin

Hepatotoksin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: hepatotoksin intrinsik

dan hepatotoksin indiosinkratik. Hepatotoksin intrinsik merupakan senyawa yang

mempunyai efek hepatotoksik hampir pada seluruh populasi yang terpejankan

senyawa tersebut. Senyawa ini bergantung pada dosis pemberian, sedangkan

hepatotoksin indiosinkratik merupakan senyawa yang mempunyai efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

13

hepatotoksik pada sebagian kecil populasi yang terpejankan senyawa tersebut.

Beberapa bergantung pada dosis pemberian (Friedman and Keeffe, 2012).

E. Alanin Aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase

(AST)

Alanin aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST)

meupakan serum yang sering digunakan dalam uji fungsi hati. Jika kedua enzim

ditemukan di dalam serum, maka mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati

(McPhee dan Ganong, 2007). Konsentrasi enzim ALT terbesar terdapat pada hati

yang merupakan petunjuk spesifik adanya nekrosis dibandingkan AST yang

terdapat pada hampir semua jaringan, otot rangka, dan hati (Zimmerman, 1999).

Sebagai parameter krusakan hati, serum ALT dan AST dalam darah

memiliki kisaran kadar sebagai patokan ukuran. Pada tikus putih menurut Pilichos

et., al. (2004) kadar serum AST, yaitu berkisar antara 19,3-68,9 U/L sedangkan

kadar serum ALT 29,8-77,0 U/L.

F. Karbon tetraklorida

Karbon tetraklorida merupakan senyawa xenobiotic yang sering digunakan

untuk menginduksi peroksidasi lipid dan keracunan. Dalam retikulum endoplasma

hati, karbon tetraklorida dimetabolisme oleh sitokrom P450 2 E1 (CYP2E1)

menjadi radikal bebas yang akan menyebabkan peroksidasi lipid sehingga

mengganggu homestasis Ca2+ dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel (Lin,

Yen, Lo, Lin, 1998). Dengan dosis 10 ml/kg CCl4 dapat emgakibatksan perlemakan

hati (steatosis) (Panjaitan et al., 2007). Mekanisme biotransformasi karbon

tetraklrodida disajikan dalam gambar 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

14

Gambar 6. Biotransformasi karbon tetraklorida (McGregor dan Lang, 1996)

Karbon tetraklorida (CCl4) dapat memberikan kerusakan sel hati berupa

perlemakan hati. Sitokrom P-450 (CYP2E1) memiliki fungsi sebagai agen

pereduksi dan mengkatalisis adisi elektron yang mengakibatkan satu ion klorin

yang hilang sehingga membentuk suatu radikal bebas berupa triklorometil (•CClз)

(Gregus, 2008). •CClз dapat berikatan dengan protein dan lemak mikrosomal, serta

akan bereaksi secara langsung dengan kolesterol dan fosfolipid dan terbentuk

radikal lipid yang mengaktifkan oksigen reaktif dan terjadi peroksidasi lipid

(Timbrell, 2009). Penyakit hati yang dinyatakan steatosis jika kadar ALT dan AST

mengalami kenaikan sebesar 3 atau 4 kali lipat dari kadar normal (Paschos dan

Paketas, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

15

G. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang diisolasi dari tumbuhan

dengan memiliki komponen senyawa sebanyak lebih dari 8000 senyawa. Senyawa

ini mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, antimikroba, fotoreseptor,

skrining cahaya, dll (Piettea, 2000). Flavonoid dibagi menadi beberapa kelas, yaitu

Isoflavonoid, Neoflavonoid, dan Chalcones (Grotewold, 2006). Senyawa flavonoid

dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1987). Flavonoid dapat digunakan

untuk menghambat kerusakan jaringan hepar tikus percobaa dengan dosis 100

mg/KgBB. Penghambatan kerusakan jaringan hepar dapat dilihat dari penurunan

aktivitas SGOT dan SGPT (Yerizel, Oenzil, & Endrinaldi, 1998).

H. Maserasi

Ekstraksi merupakan pemisahan senyawa yang mengandung zat aktif

untuk pengobatan yang didapat dari tanaman atau hewan. Teknik yang digunakan

dalam ekstraksi harus dapat mengambil senyawa aktif yang diingin dengan hasil

terbanyak. Beberapa metode ekstraksi, yaitu maserasi, perkolasi, digestion, infusa,

dan dekokta (Troy, 2006). Ekstraksi untuk untuk pengambilan senyawa dari

tanaman dapat berupa bagian tanaman yang masih segar dan bagian tanaman yang

dikeringkan (simplisia). Terdapat empat macam ekstraksi, yaitu maserasi, pekolasi,

perkolasi dingin, dan countercurrent extraction (Raaman, 2006).

Maserasi merupakan metode ekstraksi sederhana dengan merendam

simplisia dari tanaman dalam pelarut yang sesuai dengan keadaan tertutup pada

suhu kamar. Rasio pelarut yang digunakan untuk maserasi simplisia:pelarut, yaitu

1:5 atau 1:10. Perendaman dilakukan hingga beberapa hari. Selama ekstraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

16

dilakukan pengadukan dengan mixer atau shaker hingga homogen. Serbuk hasil

maserasi ini dapat dilakukan maserasi kembali sekali atau dua kali dengan pelarut

yang baru (Mahdi dan Altikriti, 2010). Jika tidak dinyatakan lain, maserasi

dilakukan dengan etanol 70% (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2009).

I. Landasan Teori

Organ hati merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar didalam tubuh

yang memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan

yang sudah dicerna (Wibowo dan Paryana, 2009). Beberapa keruskaan hati akibat

efek toksik, yaitu steatosis, nekrosis, kolestasis, dan sirosis (Lu, 1995).

Karbon tetraklorida (CCl4) dapat memberikan kerusakan sel hati berupa

perlemakan hati. Sitokrom P-450 (CYP2E1) memiliki fungsi sebagai agen

pereduksi dan mengkatalisis adisi elektron yang mengakibatkan satu ion klorin

yang hilang sehingga membentuk suatu radikal bebas berupa triklorometil (•CClз)

(Gregus, 2008). •CClз dapat berikatan dengan protein dan lemak mikrosomal, serta

akan bereaksi secara langsung dengan kolesterol dan fosfolipid dan terbentuk

radikal lipid yang mengaktifkan oksigen reakatif dan terjadi peroksidasi lipid

(Timbrell, 2009). Kerusakan hati oleh karbon tetraklorida dapat dilihat dengan

adanya kenaikan aktivitas serum ALT dan AST.

Jika kedua enzim ALT dan AST ditemukan meningkat di dalam serum

yang diuji, maka mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati (McPhee dan

Ganong, 2007). Konsentrasi enzim ALT terbesar terdapat pada hati yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

17

merupakan petunjuk spesifik adanya nekrosis dibandingkan AST yang terdapat

pada hampir semua jaringan, otot rangka, dan hati (Zimmerman, 1999).

Pentingnya menjaga kondisi hati dari senyawa yang toksik dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satu dengan pengobatan menggunakan senyawa dari

bahan alam, yaitu flavonoid. Senyawa flavonoid hampir terdapat pada semua

tanaman, salah satunya adalah tanaman jarong (S. indica (L.) Vahl.) (Chowdhury,

2003). Tanaman jarong ini merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Gayatri et al. (2011) menunjukkan bahwa esktrak

etanol 95% dengan metode sokletasi daun jarong mempunyai efek hepatoprotektif.

Senyawa flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1987).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2009) maserasi jika

tidak dinyatakan lain menggunakan etanol 70%. Berdasarkan pemaparan di atas,

diperlukan penelitian untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70%

daun jarong sebagai hepatoprotektif pada tikus galur Wistar yang terpejankan CCl4.

J. Hipotesis

Ekstrak etanol 70% daun jarong (S. indica (L.) Vahl.) memiliki efek

hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas ALT-AST pada tikus jantan galur

Wisar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek ekstrak

etanol 70% daun jarong (S. indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas ALT-AST pada

tikus jantang galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida merupakan jenis penelitian

eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi dosis dalam

pemberian jangka pendek ekstrak etanol 70% daun jarong (S. indica (L.) Vahl.).

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini adalah nilai

aktivitas ALT-AST tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida

setelah pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong (S. indica (L.) Vahl.).

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali. Hewan uji yang digunakan, yaitu tikus

jantan galur Wistar yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 160-250 g, cara

pemberian ekstrak secara per oral, frekuensi waktu pemberian ekstrak, dan tempat

tumbuh daun jarong (S. indica (L.) Vahl.).

b. Variabel pengacau tak terkendal. Kondisi patologis dan fisiologis dari

tikus jantan galur Wistar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

19

3. Definisi operasional

a. Daun S. indica (L.) Vahl. Daun S. indica (L.) Vahl. yang diambil dari

tanaman S. indica (L.) Vahl. adalah daun yang berwarna hijau, segar, dan sudah

memiliki bunga.

b. Ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl. Ekstrak etanol 70% daun

S. indica (L.) Vahl. didapatkan dengan cara merendam (memaserasi) simplisia

kering daun jarong ke dalam etanol dengan konsentrasi 70% kemudian dipekatkan

dengan menggunakan vaccum rotary evaporator dan diuapkan dengan water bath

hingga bobot tetap.

c. Efek hepatoprotektif. Efek hepatoprotektif merupakan kemampuan

ekstrak etanol 70% S. indica (L.) Vahl. dengan dosis tertentu yang diberikan dapat

melindungi hati yang ditunjukkan dengan penurunan aktivitas ALT-AST pada tikus

jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

d. Dosis efektif. Didefinisikan sebagai sejumlah miligram per kilogram

berat badan (mg/KgBB) ekstrak etanol S. indica (L.) Vahl. yang memiliki %

hepatoprotektif dari aktivitas ALT dan AST paling mendekati 100% proteksi hati

di antara dosis uji, yaitu 100, 200, dan 400 mg/KgBB.

e. ALT-AST. Alanin aminotransferase (ALT) - Aspartat

aminotransferase (AST) adalah enzim yang ditemukan di dalam serum. Enzim akan

terjadi kenaikan kadar yang mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

20

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus

jantan galur Wistar yang berusia 2-3 bulan dengan berat badan 160-250 g yang

diperoleh dari daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan telah memenuhi

kelaiakan etik (Lampiran 9).

b. Bahan uji. Bahan uji yang digunakan, yaitu serbuk daun S. indica (L.)

Vahl. yang diperoleh dari kebun obat Kampus III Universitas Sanata Dharma,

Paingan, Maguwoharjo.

2. Bahan kimia

a. Hepatotoksin

Karbon tetraklorida Merck® yang diperoleh dari Laboratorium Kimia

Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Kontrol negatif dan pelarut hepatotoksin

Kontrol negatif dan pelarut hepatotoksin yang digunakan adalah minyak

zaitun (olive oil) Caesar® yang diperoleh dari PT. Prambanan Kencana.

c. Pelarut ekstrak

Pelarut ekstrak yang digunakan adalah etanol 70% yang didapat dari

pengenceran etanol 96% dari toko Progo Mulyo, Yogyakarta dan aquadest yang

diperoleh dari Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

21

d. Pelarut ekstrak ketika digunakan

Pelarut ekstrak yang digunakan adalah CMC-Na 1%. Bahan CMC-Na

diperoleh dari CV. General Labora, Yogyakarta.

e. Reagen ALT

Reagen ALT yang digunakan adalah reagen ALT DiaSys. komposisi dan

konsentrasi dari reagen ALT adalah sebagai berikut:

Tabel I. Tabel komposisi dan konsentrasi reagen ALT

Komposisi pH Konsentrasi

R1: TRIS 7,15 140 mmol/L

L-Alanine 700 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase) ≥2300 U/L

R2: 2-Oxoglutarate 85 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridoxal-5 phospate FS:

God’s buffer

Pyridoxal-5-phospate

9,6

100 mmol/L

13 mmol/L

f. Reagen AST

Reagen AST yang digunakan adalah reagen AST DiaSys. Komposisi dan

konsentrasi dari reagen AST adalah sebagai berikut:

Tabel II. Tabel komposisi dan konsentrasi dari reagen AST

Komposisi pH Konsentrasi

R1:TRIS 7,65 110 mmol/L

L-Aspartate 320 mmol/L

MDH (Malate dehydrogenase) ≥800 U/L

LDH (Lactate dehydrogenase) ≥1200 U/L

R2: 2-Oxyglutarate 65 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridoxal-5 phospate FS:

God’s buffer

Pyridoxal-5-phospate

9,6

100 mmol/L

13 mmol/L

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

22

D. Alat Penelitian

1. Alat pembuatan serbuk daun S. indica

Alat yang digunakan antara lain oven, mesin penyerbuk, dan ayakan.

2. Alat ekstraksi daun S. indica

Alat-alat yang digunakan antara lain beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur,

labu ukur, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk, shaker, dan timbangan

analitik.

3. Alat uji penetapan kadar air

Moisture balance, sendok.

4. Alat pengujian hepatoprotektif

Alat-alat yang dibutuhkan adalah gelas Beaker, gelas ukur, tabung reaksi,

labu ukur, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), timbangan analitik

(Mettler Toledo®), vortex (Genie Wilten®), spuit injeksi per oral untuk tikus, spuit

injeksi intraperitonial, pipa kapiler, micropipet, tabung Eppendorf, sentrifuge,

microvitalab 200 Merck®, blue tip, dan yellow tip.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman jarong (S. indica (L.) Vahl.)

Tanaman jarong yang diperoleh dari kebun obat kampus III Universitas

Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo. Tanaman jarong dideterminasi dengan

mencocokkan morfologi tanaman jarong dengan buku acuan (van Steenis, 1992).

Determinasi dilakukan dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

23

2. Pengumpulan bahan uji

Bahan uji dipetik dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma. Daun dipilih yang ideal, yaitu dipetik dengan batas tiga daun dari bawah

maupun dari atas dan dilakukan pada bulan Juli-Agustus saat pagi hari. Daun yang

telah didapat disortasi dan dicuci bersih dengan air mengalir. Setelah bersih, daun

diangin-anginkan dengan ditutup kain hitam hingga tidak tampak basah kemudian

dilakukan pengeringan menggunakan oven pada suhu 40oC selama 48 jam.

Penetapan suhu berdasarkan aturan Direktorat Jenderal Obat dan Makanan

Republik Indonesia (1985) dimana disebutkan bahwa pengeringan dilakukan pada

suhu antara 30-90oC.

3. Pembuatan serbuk

Daun yang telah benar-benar kering (mudah dihancurkan dengan cara

diremas), daun kering diserbuk dan diayak menggunakan ayakan nomor mesh 40

supaya kandungan fitokimia dalam daun S. indica (L.) Vahl. lebih mudah terekstrak

karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar.

4. Penetapan kadar air serbuk daun S. indica

Serbuk daun S. indica (L.) Vahl. dimasukkan ke dalam alat moisture

balance sebanyak 5 gram, lalu diratakan. Bobot serbuk tersebut ditetapkan sebagai

bobot sebelum pemanasan, setelah itu dipanaskan pada suhu 105oC selama 15

menit. Serbuk yang telah dipanaskan ditimbang kembali lalu dihitung sebagai bobot

setelah pemanasan. Kadar air serbuk simplisia yang baik tidak adalah <10%.

Perhitungan kadar air serbuk diperoleh menggunakan rumus:

(𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛)

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑥 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

24

5. Uji tabung kandungan polifenol serbuk daun jarong

Uji kandugan polifenol dilakukan dengan menambahkan 10 mL aquadest

pada sebuah tabung berisi 2 g serbuk daun jarong dan 10 mL etanol 70% pada

tabung lain yang juga berisi 2 g serbuk daun jarong. Kedua tabung didihkan di atas

penangan air, kemudian dilakukan penyaringan. Setelah dingin, filtrat diteteskan

FeCl3 sebanyak 3 tetes. Hasil positif adanya polifenol ditunjukkan dengan

terbentuknya warna hijau-biru (Wulandari dan Hartini, 2015).

6. Pembuatan pelarut etanol 70%

Etanol 96% diencerkan dengan menggunakan rumus V1.C1 = V2.C2,

dimana etanol 96% diencerkan dengan menggunakan aquadest hingga

konsentrasinya menjadi 70%

7. Pembuatan ekstrak kental daun S. indica

Serbuk daun jarong sebanyak 30 g diekstraksi dengan etanol 70% sebanyak

300 mL dengan metode maserasi menggunakan shaker selama 24 jam (Gunawan,

Soegihardjo, Mulyani, Wahyuningsih, dan Sudarto, 1993). Kemudian dilakukan

remaserasi satu kali dengan perlakuan sama dengan maserasi awal. Ekstrak cair

yang diperoleh dari maserasi dan remaserasi diuapkan pelarutnya dengan vacuum

rotary evaporator. Hasil evaporasi yang didapat kemudian dituangkan dalam

cawan porselin yang telah ditibang terlebih dahulu beratnya untuk menghitung

rendemen ekstrak kental kemudian diuapkan dengan waterbath sampai menjadi

ekstrak kental dan bobot tetap. Menurut Farmakope Herbal Indonesia, ekstrak

kental dicapai ketika tercapai bobot tetap, yakni apabila perbedaan dua kali

penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan selama 1 jam tidak melebihi 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

25

mg pada penimbangan dengan timbangan analitik. Rendemen ekstrak kental

didapat dari persamaan berikut:

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎× 100%

8. Pembuatan CMC-Na 1%

CMC-Na ditimbang kurang lebih 1,0 g. Kemudian dilarutkan dengan cara

disebarkan didalam erlenmeyer yang berisi aquadest 40 mL selanjutnya

ditambhakan lagi 60 mL aquadest.

9. Penetapan dosis ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl.

Penentuan dosis ekstrak etanol 70% mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Joshi et al. (2010) yang menyebutkan bahwa dosis efektif ekstrak

etanol daun jarong adalah 200 mg/kgBB. Dosis ini dijadikan sebagai dosis tengah.

Penelitian ini menggunakan tiga peringkat dosis dengan faktor kelipatan 2

sehingga dosis rendah sebesar 100 mg/kgBB, dosis tengah sebesar 200 mg/kgBB,

dan dosis tinggi 400 mg/kgBB.

10. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatoksin

Penetapan dosis hepatotoksin dilakukan melalui studi literatur yang

dilakukan oleh Janakat dan Al-Merie (2002) yang menyebutkan bahwa dosis

hepatotoksin karbon tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan

hati tikus jantan galur Wistar adalah 2 mL/kgBB dimana volume CCl4 sama dengan

volume minyak zaitun (1:1). Pemilihan dosis hepatoksin ini karena pada dosis

tersebut, terjadi kerusakan sel-sel hati dari tikus jantan galur Wistar yang terdeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

26

dari kenaikan serum ALT dan AST, namun tidak sampai menyebabkan kematian

pada tikus jantan sebagai subjek penelitian tersebut (Janakat & Al-Merie, 2002).

b. Penetapan waktu pencuplikan darah

Waktu pencuplikan darah diperoleh dengan cara melakukan orientasi

dengan tiga kelompok perlakuan waktu, yakni pada waktu ke- 0, 24, dan 48 jam.

Kemudian diukur kenaikan aktivitas AST-ALT. Penelitian terdapat sebelumnya

yang dilakukan oleh Janakat dan Al-Merie (2002) telah menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan aktivitas ALT pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida

yang dilarutkan dalam olive oil dengan perbandingan (1:1), yakni dengan dosis 2

mL/kgBB. Peningkatan aktivitas maksimal terjadi pada jam ke-18 dan jam ke-24

setelah pemberian karbon tetraklorida secara injeksi dan kemudian berangsur

menurun pada jam ke-48 dan terjadi perbaikan sel hati setelah 3 hari pemberian

hepatotoksin (Janakat, Al- Merie, 2002).

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Tikus jantan galur Wistar yang diperlukan sebagai hewan uji adalah

sebanyak 36 ekor yang kemudian akan dibagi kedalam 6 kelompok secara acak

sama banyak. Kelompok I (kelompok kontrol negatif diberi minyak zaitun dosis 2

mL/kgBB secara i.p., kemudian setelah 24 jam dilakukan pengambilan darah.

Kelompok II (kelompok kontrol hepatotoksin) diberi larutan karbon tetraklorida

dalam minyak zaitun (1:1) dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonium (i.p.),

setelah 24 jam dilakukan pengambilan darah. Kelompok III (kelompok kontrol

ekstrak) yakni diberi ekstrak etanol daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. dengan

dosis tertinggi (400 mg/kg BB) secara peroral, kemudian setelah enam jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

27

dilakukan pengambilan darah. Kelompok V-VI (kelompok perlakuan uji yang

diberikan ekstrak etanol daun Stachytarpheta indica (L.) Vahl. dengan dosis

bertingkat yakni 100 mg/KgBB; 200 mg/KgBB; dan 400 mg/KgBB kemudian

enam jam setelah pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong dilakukan induksi

dengan karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitoneal

(Alkreathy, Khan, Khan, & Sahreen, 2014). Dilakukan pengambilan darah pada

daerah sinus orbitalis mata sebanyak 1 mL untuk penetapan aktivitas ALT dan AST

pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida.

12. Pembuatan serum

Darah yang diambil melalui sinus orbitalis mata menggunakan pipa

kapiler ditampung dalam tabung Eppendorf sebanyak 1 mL (Office of Animal Care

and Use, 2015). Kemudian darah yang diambil didiamkan selama 15 menit,

selanjutnya dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 15 menit

(Egbung, Atangwho, Itam, & Essien, 2012).

13. Pengukuran aktivitas ALT-AST

Pengukuran aktivitas serum ALT-AST dilakukan menggunakan Microlab-

200 Merck® di Laboratorium Biokimia Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Aktivitas serum ALT-AST diukur pada

panjang gelombang 340 nm, dan dinyatakan dengan satuan U/L. Kisaran nilai ALT

serum kontrol DiaSys Trulab N series yakni 29,8-77,0 U/L. Tahap analisis ALT

dilakukan dengan mengambil sejumlah 100 µL serum dicampurkan dengan 1000

µL reagen I dan divortex selama 5 detik. Campuran didiamkan selama 5 menit

selanjutnya dicampur dengan 250 µL reagen II dan divortex selama 5 detik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

28

Campuran kemudian dibaca serapannya setelah 1 menit berselang dari pemberian

reagen II (DiaSys, 2012).

Tahap analisis ALT dilakukan dengan mengambil sejumlah 100 µL serum

dicampurkan dengan 1000 µL reagen I dan divortex selama 5 detik. Campuran

didiamkan selama 5 menit selanjutnya dicampur dengan 250 µL reagen II dan

divortex selama 5 detik. Campuran kemudian dibaca serapannya setelah 1 menit

berselang dari pemberian reagen II. Tahap analisis AST dilakukan dengan cara yang

sama, yakni dengan mengambil sejumlah 100 µL serum dicampurkan dengan 1000

µL reagen I dan divortex selama 5 detik. Campuran didiamkan selama 5 menit

selanjutnya dicampur dengan 250 µL reagen II dan divortex selama 5 detik.

Campuran kemudian dibaca serapannya setelah 1 menit berselang dari pemberian

reagen II (DiaSys, 2012).

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas dari ALT dan AST serum diperoleh, selanjutnya dianalisis

dengan Saphiro Wilk (karena sampel di bawah 50) untuk mengetahui apakah

distribusi normal atau tidak, kemudian dilakukan uji Levene’s Test untuk

mengetahui homogenitas varian data antar kelompok sebagai syarat parametrik.

Jika diperoleh distribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan analisis pola searah

(One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan

dari masing-masing kelompok. Post-Hoc test Tukey selanjutnya dilakukan untuk

melihat kebermaknaan perbedaan data antara masing-masing kelompok untuk data

berdistribusi normal dan variansi homogen. Post-Hoc test Games Howell

selanjutnya dilakukan guna melihat kebermaknaan perbedaan data antara masing-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

29

masing kelompok untuk data berdistribusi normal dan variansi tidak homogen.

Perbedaan dikatakan bermakna (signifikan) bila memiliki nilai p<0.05, sedangkan

tidak bermakna (tidak signifikan) bila p>0,05.

Bila data aktivitas ALT dan AST yang diperoleh tidak normal, maka

dilakukan uji Kruskall-Wallis. Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk

melihat kebermaknaan perbedaan data antar kelompok. Perbedaan dikatakan

bermakna (signifikan) bila memiliki nilai p<0,05, sedangkan tidak bermakna (tidak

signifikan) bila p>0,05.

Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

ALT = (1 −(purata ALT perlakuan − purata ALT kontrol negatif)

(purata ALT kontrol hepatotoksin − purata ALT kontrol negatif)) x100%

AST = (1 −(purata AST perlakuan − purata AST kontrol negatif)

(purata AST kontrol hepatotoksin − purata AST kontrol negatif)) x100%

(Wakchaure, Jain, Singhai, dan Somani, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian

ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl) terhadap aktivitas

ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida (CCl4)

serta mengetahui dosis efektif pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong.

Penelitian ini melihat pengaruh hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong dari

penuruan kadar ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon

tetraklorida (CCl4).

A. Penyiapan Bahan

1. Determinasi tanaman

Penelitian ini menggunakan bagian daun dari tanaman jarong

(Stachytarpheta indica (L.) Vahl). Banyaknya tanaman yang berpotensi sebagai

obat menjadikan pemastian tanaman yang akan digunakan dalam penelitian sangat

penting (Epidemiological and Statistical Methodology Unit, 1986). Pemastian

tanaman dilakukan dengan melakukan determinasi tanaman. Tanaman yang

digunakan diambil dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Determinasi dilakukan dengan mengacu pada tulisan van Steenis (1992).

Pengamatan untuk determinasi dilakukan dari keseluruhan tanaman mulai daun,

bunga, batang, hingga akar. Hasil dari determinasi didapat bahwa tanaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

31

akan digunakan adalah benar tanaman jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.)

(Lampiran 7 dan Lampiran 8).

2. Pengumpulan bahan uji

Setelah didapatkan daun jarong, lalu diproses hingga pengeringan sesuai

dengan panduan pembuatan simplisia. Sortasi dilakukan untuk memastikan daun

yang diambil tidak terkontaminasi dengan bahan lain, selain itu juga untuk memilah

daun yang rusak. Daun yang rusak harus dipisahkan karena jika daun yang rusak

akibat hama serangga ditakukan akan mempengaruhi kualitas dari zat yang

terkandung dalam daun tersebut. Proses diangin-anginkan setelah sortasi dilakukan

agar pengeringan dapat berlangsung dengan tepat dan benar. Suhu oven

pengeringan dilakukan pada suhu 40oC karena pada suhu tersebut merupakan suhu

optimal (tidak terlalu tinggi maupun tidak terlalu panas), sehingga diharapkan tidak

merusak kandungan senyawa daun jarong. Hasil pengumpulan bahan uji ini

mendapatkan daun jarong sesuai dengan yang diharapkan dan dalam kondisi yang

baik hingga pengeringannya.

3. Pembuatan serbuk daun S. indica (L.) Vahl.

Daun jarong dipastikan kering dengan cara meremas daun, jika daun

langsung hancur menandakan bahwa daun telah kering sempurna dan dapat

dilakukan pembuatan serbuk. Pengayakan serbuk dilakukan dengan menggunakan

penyaring antara mesh 30-40 (International Centre for Science and High

Technology, 2008), sehingga pada penelitian ini digunakan mesh 40 untuk

pengayakan agar partikel serbuk yang besar tidak tercampur dengan partikel serbuk

(ukuran partikel sama). Ukuran peraktikel yang kecil juga diharapkan pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

32

penyarian serbuk simplisia daun jarong dapat tersari sempurna karena dengan

semakin kecilnya ukuran serbuk simplisia menyebabkan luas permukaan kontak

menjadi lebih besar. Serbuk yang didapatkan berwarna hijau.

4. Penetapan kadar air serbuk simplisa S. indica (L.) Vahl.

Syarat serbuk simplisia yang baik menurut Dirjen POM salah satunya

adalah kandungan air yang ada tidak lebih dari 10%. Mengacu syarat tersebut maka

dilakukan pengujian kadar air serbuk simplisia daun jarong yang telah siap

digunakan dalam penelitian. Pengujian kadar ini bertujuan mengetahui %

kandungan air yang ada dalam serbuk simplisa. Pengujian dilakukan dengan

metode gravimetri di laboratorium Kimia Analisis Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Hasil pengukuran kadar air yang didapat sebesar 8,26%. Hasil tersebut

sudah memenuhi persyaratan mutu serbuk simplisia yang baik menurut Dirjen

POM tahun 1995 yang menyatakan bahwa untuk kadar air serbuk simplia kurang

dari 10%.

5. Hasil uji tabung kandungan polifenol

Pada tulisan Harborne pada tahun 1987 menjelaskan bahwa pengujian

polifenol dapat dilakukan dengn pereaksi FeCl3. Pengujian polifenol ini dengan

tujuan untuk melihat secara kualitatif apakah ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.)

Vahl. mempunyai senyawa yang dituju, yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan

bagian terbesar penyusun polifenol (Dai dan Mumper, 2010). Hasil uji secara

kualitatif ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl.

mengandung polifenol salah satunya flavonoid, hal ini ditunjukkan dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

33

perubahan warna dari ekstrak yang berwaran coklat kehijauan menjadi warna hijau

kebiruan setelah diberikan FeCl3 pada ekstrak (Harborne, 1987).

B. Pembuatan ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl.

Ekstrak etanol 70% didapat dengan meode maserasi yang dilanjutkan

remaserasi satu kali. Maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana

(menggunakan alat-alat sederhana) dengan cara merendam serbuk simplisia dengan

menggunakan pelarut yang sesuai. Selanjutnya dilakukan remaserasi untuk menyari

kembali senyawa yang masih tertinggal pada serbuk simplisia. Penggunaan pelarut

yang sebanyak 300 mL ini dimaksudkan agar dapat menyari senyawa yang

diinginkan dengan optimal, dimana Mahdi dan Altikriti (2010) juga menyatakan

bahwa perbandingan simplisia dan pelarut yang digunakan 1:5 atau 1:10.

Penggunaan shaker ini bertujuan untuk mempermudah penggojogan secara konstan

selama maserasi berlangsung, sehingga pelarut yang ada disekitar permukaan

partikel tidak jenuh dan pengambilan senyawa dapat berlangsung dengan maksimal

(International Centre for Science and High Technology, 2009).

Ektrak cair hasil maserasi dan remaserasi kemudian diuapkan pelarutnya

dengan menggunakan rotary evaporator. Prinsip penggunaan rotary evaporator ini

adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang

dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari akan dapat menguap dibawah titik

didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya tekanan. Selanjutnya diuapkan

dengan menggunakan water bath untuk mendapatkan ekstrak kental dan agar

memudahkan perhitungan rendemennya. Ektrak kental harus memenuhi salah satu

klasifikasi, yaitu bobot yang didapatkan adalah tetap. Bobot tetap ini dimaksudkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

34

bahwa ekstrak yang ada hanya ekstrak yang diinginkan saja, sedangkan pelarutnya

diharapkan sudah menguap semua. Berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia,

bobot tetap didapat dengan menimbang selama 1 jam ekstrak hingga selisi bobot

tidak lebih dari 0,5 mg. Sebanyak 30 gram serbuk simplisia daun jarog dengan

replikasi 3 kali menghasilkan bobot ekstrak kental 6,494 gram dengan rendemen

yang didapat, yaitu 21,646%.

C. Uji Pendahuluan

1. Penetuan dosis hepatotoksin

Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senyawa hepatotoksin

yang sering digunakan dalam penelitian. Sebelum digunakan sebagai hepatotoksin,

senyawa ini harus diketahui berapa dosisnya agar menyebabkan tikus mengalami

kerusakan hati dalam hal ini steatosis. Dosis CCl4 pada penelitian ini mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Janakat dan Al-Merie (2002) yang menyatakan

bahwa dosis 2 mL/KgBB CCl4 yang diinduksikan pada tikus secara intra peritoneal

telah dapat menyebabkan hepatotoksik. Karbon tetraklorida ini dilarutkan dalam

pelarut olive oil dengan perbandingan 1:1. Pemastian dosis hepatotoksin ini dilihat

dari uji kadar ALT dan AST. Kenaikan dari kadar ALT dan AST dari kadar normal

menandakan adanya kerusakan hati yang terjadi.

2. Penentuan dosis ekstrak etanol 70% daun jarong (S. indica (L.) Vahl.)

Joshi et al (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dosis efektif

untuk ekstrak etanol daun jarong (S. indica (L.) Vahl.) adalah 200 mg/KgBB. Dosis

tersebut dijadikan sebagai acuan untuk dosis ekstrak etanol 70% daun jarong pada

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tiga peringkat dosis dengan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

35

kelipatan 2, dengan dosis acuan sebagai dosis tengah. Sehingga dosis yang

digunakan dalam penelitian ini 100 mg/KgBB sebagai dosis rendah, 200 mg/KgBB

sebagai dosis tengah, dan 400 mg/KgBB sebagai dosis tinggi.

3. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah ini dilakukan untuk mengetahui efek

optimum hepatotoksin CCl4 pada jam tertentu yang akan digunakan sebagai

penentu pemngambilan darah pada penelitian ini. Penentuan waktu pencuplikan

berdasarkan nilai ALT dan AST kelompok tikus jantan galur Wistar yang diberikan

hepatotoksin CCl4 diukur kadar ALT dan AST pada jam ke 0, 24, dan 48 setelah

pemberian hepatotoksin. Dari pengambilan darah pada jam-jam tersebut

dibandingkan manakah yang memiliki kadar hepatotoksin tertinggi. Darah yang

diambil melalui sinus orbitalis. Hasil dari pengukuran kadar ALT setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB tersaji pada tabel III dan gambar 7.

Tabel III. Purata aktivitas serum ALT tikus setelah induksi karbon tetraklorida

dosis 2 mL/kgBB pada pencuplikan jam ke-0, 24, dan 48 (n = 3)

Waktu pencuplikan jam ke- Purata kadar ALT ± SE (U/L)

0 60,80 ± 2,27

24 181,40 ± 6,40

48 74,20 ± 1,99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

36

Gambar 7. Diagram batang aktivitas serum ALT pada selang waktu 0, 24, dan 48

jam setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Berdasarkan tabel III dan gambar 7 dapat diketahui bahwa aktivitas serum

ALT pada jam ke 0, 24, dan 48 secara beturut-turut, yaitu 60,80 ± 2,27, 181,40 ±

6,40 dan 74,20 ± 1,99 U/L, sehingga dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadar

ALT kelompok tikus yang terinduksi CCl4 pada pencuplikan darah jam ke-24

menunjukkan hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencuplikan darah

pada jam ke 0 dan 48. Selanjutnya, dari hasil tersebut dilakukan analisa paired-

samples T test. Hasil dari analisa paired-samples T test disajikan pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil Paired-Samples T Test aktivitas serum ALT tikus setelah induksi

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB pada pencuplikan jam ke-0, 24, dan

48 (n = 3)

Waktu pencuplikan

(jam ke-)

Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48

Jam ke-0 BB BB

Jam ke-24 BB BB

Jam ke-48 BB BB

Keterangan gambar: BB = Berbeda Bermakna (p≤0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

37

Hasil analisa paired-samples T test menunjukkan bahwa kadar ALT pada

jam ke-0, 24, dan 48 menunjukkan bahwa hasil yang didapat berbeda bermakna

dimana kadar CCl4 pada jam ke 24 naik dengan signifikan dari jam ke-0 dan pada

jam ke-48 terjadi penurunan kadar tetapi belum sama dengan kadar pada jam ke-0,

sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar ALT yang optimum adalah

pada jam ke-24. Hal ini karena pada jam ke-24 menunjukkan bahwa kadar ALT

paling tinggi dibandingkan yang lain (Gambar 7).

Sedangkan hasil pengukuran kadar AST tersaji pada tabel V dan gambar

8.

Tabel V. Purata aktivitas serum AST tikus setelah induksi karbon tetraklorida

dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam ke-0, 24, dan

48

Waktu pencuplikan jam ke- Purata kadar AST ± SE (U/L)

0 141,20 ± 5,15

24 452,40 ± 32,45

48 156,80 ± 4,61

Gambar 8. Diagram batang purata aktivitas serum AST pada selang waktu 0, 24,

dan 48 jam setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

38

Berdasarkan hasil aktivitas serum AST tersebut pada jam ke-0, 24, dan 48

berturut-turut, yaitu 141,20 ± 5,15, 452,40 ± 32,45 dan 156,80 ± 4,61 U/L.

Penentuan perbandingan kadar AST pada jam ke 0, 24, dan 48 dengan

menggunakan analisis statistik Paired-Sample Test (Tabel VI). Hasil statistik

menunjukkan aktivitas kadar serum AST pada jam ke-0 berbeda bermakna dengan

kadar AST jam ke-24 (p=0,000) dan jam ke-48 (p=0,006), yang dapat diartikan

bahwa terjadi peningkatan kadar CCl4 dalam darah pada jam ke-24 dan pada jam

ke-48 terjadi penurunan tetapi belum sama dengan kadar pada jam ke-0. Pada

perbandingan kadar AST pada jam ke-24 dengan kadar AST jam ke-48

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0,001), dimana terjadi penurunan yang

cukup signifikan dari jam ke-24 ke jam ke-48. Berdasarkan pengukuran, dapat

dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar AST pada jam ke 24 yang paling optimum.

Pada jam ke 48, kadar AST mengalami penuruanan tetapi tidak mencapai nilai

normal. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kadar optimum CCl4 terjadi pada jam

ke-24. Berikut adalah tabel hasil uji T berpasangan kadar AST:

Tabel VI. Hasil Paired-Samples T Test kadar AST tikus setelah induksi karbon

tetraklorida dengan dosis 2 mL/kgBB saat pencuplikan darah pada jam

ke-0, 24, dan 48

Waktu pencuplikan

(jam ke-)

Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48

Jam ke-0 BB BB

Jam ke-24 BB BB

Jam ke-48 BB BB

Keterangan gambar: BB = Berbeda Bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

39

D. Hasil Uji Hepatoprotekti Ekstrak Etanol 70% Daun Jarong (Stachytarpheta

indica (L.) Vahl.) pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon

Tetraklorida

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian

ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap

penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida serta untuk mengetahui dosis efektif pemberian ekstrak etanol 70%

daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap aktivitas ALT dan AST

yang dapat memberikan efek hepatoprotektif optimal pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida. Pada penelitian untuk perlakuan dengan

menggunakan tiga peringkat dosis, yaitu 100, 200, dan 400. Sebelum dilakukan

pengujian kepada kelompok perlakuan, peneliti melakukan pengukuran untuk

kontrol olive oil, kontrol CCl4, dan kontrol ekstrak dengan dosis tertinggi. Efek

hepatoprotektif yang ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar aktivitas serum

ALT dan AST dari hewan uji. Data kadar aktivitas serum ALT dan AST ditampilkan

dalam bentuk purata ± SE pada tabel VII, gambar 9, dan gambar 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

40

Tabel VII. Purata ± SE kadar ALT dan AST tikus jantan galur Wistar pada

kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan

Purata kadar

ALT ± SE

(U/L)

Purata kadar

AST ± SE

(U/L)

Efek

hepato-

protektif

(ALT)

Efek

hepato-

protektif

(AST)

I Kontrol olive oil 2

mL/kgBB 49,20 ± 1,07 127,00 ± 2,30 - -

II Kontrol CCl4 2

mL/kgBB 178,80 ± 7,47 451,00 ± 32,21 - -

III Kontrol ekstrak 51,20 ± 0,86 127,80 ± 2,65 - -

IV

EE 70% DJ (*) 100

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

129,40 ± 4,36 363,80 ± 10,92 38,12% 26,91%

V

EE 70% DJ (*) 200

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

139,20 ± 5,63 374,60 ± 19,53 30,56% 23,58%

VI

EE 70% DJ (*) 400

mg/kgBB + CCl4 2

mL/kgBB

52,40 ± 1,43 137,60 ± 1,86 97,53% 96,73%

Keterangan : * EE 70% DJ : Ekstrak etanol 70% daun Jarong

Gambar 9. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar

pada kelompok perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

41

Gambar 10.Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar pada

kelompok perlakuan

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk untuk

mengetahui normalitas dari data yang didapat. Hasil dari data aktivitas serum ALT

menunjukkan data yang tidak normal dengan p < 0,05 sedangkan pada data aktivitas

serum AST menunjukkan bahwa data yang normal dengan p > 0,05. Selanjutnya

dilakukan uji homogenitas untuk data aktivitas serum ALT dan AST. Berdasarkan

Levene’s test hasil yang didapat baik data aktivitas serum ALT dan AST terdistribusi

tidak normal dengan p < 0,05. Berdasarkan hasil uji Shapiro Wilk dan Levene’s test,

maka untuk data aktivitas serum ALT dianalisis dengan menggunakan Kruskal-

Wallis test. Sedangkan untuk data aktivitas serum AST dianalisis menggunakan

Post-Hoc test Games Howell. Hasil uji Kruskal-Wallis test dan Post-Hoc test

Games Howell tersaji dalam tabel VIII dan tabel IX.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

42

Tabel VIII. Hasil uji Kruskal-Wallis Mann-Whitney kadar ALT praperlakuan

ekstrak etanol 70% Stachytarpheta indica (L.) Vahl. pada tikus

terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Kontrol

Olive

Oil

Kontrol

CCl4

Kontrol

ekstrak

Dosis

100

mg/kgBB

Dosis

200

mg/kgBB

Dosis

400

mg/kgBB

Kontrol Olive Oil BB BTB BB BB BTB

Kontrol CCl4 BB BB BB BB BB

Kontrol ekstrak BTB BB BB BB BTB

Dosis 100 mg/kgBB BB BB BB BTB BB

Dosis 200 mg/kgBB BB BB BB BTB BB

Dosis 400 mg/kgBB BB BB BTB BB BB

Keterangan : BB : Berbeda bermakna

BTB: Berbeda tidak bermakna

Tabel IX. Hasil uji Post-Hoc Games-Howell kadar AST praperlakuan ekstrak

etanol 70% Stachytarpheta indica (L.) Vahl. pada tikus terinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB

Kontrol

Olive

Oil

Kontrol

CCl4

Kontrol

ekstrak

Dosis

100

mg/kgBB

Dosis

200

mg/kgBB

Dosis

400

mg/kgBB

Kontrol Olive Oil BB BTB BB BB BTB

Kontrol CCl4 BB BB BTB BTB BB

Kontrol ekstrak BTB BB BB BB BTB

Dosis 100 mg/kgBB BB BTB BB BTB BB

Dosis 200 mg/kgBB BB BTB BB BTB BB

Dosis 400 mg/kgBB BTB BB BTB BB BB

Keterangan : BB : Berbeda bermakna

BTB: Berbeda tidak bermakna

1. Kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB

Kontrol negatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah olive oil

(minyak zaitun). Kontrol negatif ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelarut

hepatotoksin yang digunakan tidak mempengaruhi aktivitas kadar serum ALT dan

AST, sehingga diharapkan hanya CCl4 saja yang memberikan kadar hepatotoksin.

Pengukuran dilakukan pada jam ke-0 atau sebelum penginjekan olive oil dan pada

jam ke-24 setelah penginduksian CCl4. Dosis olive oil yang diberikan 2 mL/KgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

43

Dosis tersebut disamakan dengan dosis hepatotoksin yang akan diinjeksikan karena

olive oil merupakan pelarut dari CCl4. Purata aktivitas kadar serum ALT dan AST

pada saat sebelum dan setelah pemberian olive oil 24 jam ditunjukkan pada tabel X

Tabel X. Purata kadar ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB

pada jam ke-0 dan 24

Waktu pencuplikan

(jam ke-)

Purata kadar ALT ±

SE (U/L)

Purata kadar AST ±

SE (U/L)

Jam ke-0 47,80 ± 2,75 129,00 ± 2,49

Jam ke-24 49,20 ± 1,07 127,00 ± 2,30

Berdasarkan hasil pengukuran aktivitas kadar serum ALT dan AST (tabel

X), dapat dinyatakan bahwa hasil tersebut berbeda tidak bermakna. Selanjutnya

dilakukan analisa Paired-Sample T Test untuk memastikan perbedaan. Hasil dari

analisa Paired-Sample T Test untuk pengukuran ALT menunjukkan bahwa p = 0,716

pada jam ke-0 dan p 0,345 pada jam ke-24. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pengukuran tersebut berbeda tidak bemakna dengan p>0,05, yang dapat diartikan

bahwa tidak ada kenaikan/penurunan kadar ALT maupun AST yang signifikan

antara jam ke-0 dan jam ke-24. Hasil analisa Paired-Samples T Test ditampilkan

lewat tabel XI, tabel XII, gambar 11, dan gambar 12.

Tabel XI. Hasil Paired-Samples T Test kadar ALT tikus setelah pemberian olive

oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

Waktu pencuplikan (jam ke-) Kadar ALT jam ke-0 Kadar ALT jam ke-24

Jam ke-0 BTB

Jam ke-24 BTB

Keterangan tabel: BTB = Berbeda Tidak Bermakna

Tabel XII. Hasil Paired-Samples T Test kadar AST tikus setelah pemberian olive

oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

Waktu pencuplikan (jam ke-) Kadar AST jam ke-0 Kadar AST jam ke-24

Jam ke-0 BTB

Jam ke-24 BTB

Keterangan tabel: BTB = Berbeda Tidak Bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

44

Gambar 12. Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar

setelah pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

Berdasarkan anlisa statistika diatas, dapat dinyatakan bahwa olive oil

sebagai kontrol negatif tidak memberikan efek hepatotoksi.

2. Kotrol hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/KgBB

Kontrol hepatotoksin bertujuan untuk melihat pengaruh dari pemberian

CCl4 terhadap kerusakan organ hati yang dilihat dari kenaikan kadar aktivitas serum

ALT dan AST pada tikus percobaan. Pengukuran dilakukan setelah 24 jam

Gambar 11. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar setelah

pemberian olive oil 2 mL/kgBB pada jam ke-0 dan 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

45

penginjekan hepatotoksin dengan dosis 2 mL/KgBB. Organ hati dinyatakan rusak

jika kadar ALT dan AST menunjukkan hasil yang tinggi. Kemudian hasil yang

didapat dibandingkan dengan kontrol negatif untuk melihat efek yang ditimbulkan

dari hepatotoksin.

Data kadar ALT yang didapatkan 178,80 ± 7,47 U/L dan kadar AST yang

didapatkan 451,00 ± 32,21 U/L. Pada penelitian ini peyakit hati yang diinginkan

adalah steatosis (perlemakan hati). Penyakit hati dinyatakan steatosis jika kenaikan

kadar ALT dan AST sebesar 3 atau 4 kali lipat dari kadar normal (Paschos dan

Paketas, 2009). Berdasarkan hasil perbandingan antara kontrol negatif dengan

kontrol CCl4 didapatkan kenaikan kadar ALT sebesar 3,6 kali lipat sedangkan untuk

kadar AST terjadi kenaikan sebesar 3,55. Kenaikan tersebut mendekati 4 kali lipat

sehingga dapat dinyatakan bahwa tikus yang terinduksi CCl4 mengalami steatosis

seperti yang diharapkan.

Berdasarkan uji statistika yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan antara kontrol hepatotoksin dengan kontrol olive oil dimana teradi

peningkatan kadar pada yang cukup signifikan pada perlakukan CCl4 jika

dbandingkan dengan kontrol olive oil, hal ini dapat dilihat dari nilai siginifikansi

dari kadar aktivitas serum ALT p = 0,00 dan kadar aktivitas serum AST p = 0,003.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa pemberian hepatotoksin CCl4 dapat

menyebabkan hepatotoksik pada hewan uji.

3. Kontrol perlakuan ekstrak etanol 70% daun jarong 400 mg/KgBB

Tujuan dari dilakukan kontrol perlakuan ekstrak etanol 70% daun Jarong

dengan dosis 400 mg/KgBB selama enam jam untuk melihat pengaruh pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

46

ekstrak terhadap kadar aktivitas serum ALT dan AST tanpa diberikan karbon

tetraklorida. Dengan pengujian perlakuan pada dosis tertinggi dari ketiga peringkat

dosis diharapkan dosis tertinggi ini memiliki efek sehingga dosis yang lebih rendah

diperkirakan juga memiliki efek.

Hasil yang didapat pada kontrol perlakuan ini untuk kadar aktivitas serum

ALT 51,20 ± 0,86 U/L sedangkan kadar kativitas serum AST sebesar 127,80 ± 2,65

U/L. Berdasarkan hasil uji statistika, kadar aktivitas serum ALT dan AST berbeda

tidak bermakna dengan kontrol olive oil dengan nilai p = 1,000 (ALT) dan p = 151

(AST). Sehingga dapat dinyatakan bahwa pemberian ekstrak tidak mempengaruhi

kadar aktivitas serum ALT maupun AST.

4. Kelompok perlakuan esktrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta

indica (L.) Vahl.) pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida

Pengujian kelompok perlakuan ini bertujuan untuk melihat efek

hepatoprotektif ekstrak etanol daun jarong (S. indica) pada tikus jantan galur Wistar

yang terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat ada atau tidaknya penurunan

kadar aktivitas serum ALT maupun AST. Dosis yang digunakan dalam pengukuran

ini merupakan dosis bertingkat, yaitu 100, 200, dan 400 mg/KgBB.

Hasil uji statistika perlakuan ekstrak etanol 70% S. indica dengan dosis

100 mg/KgBB menunjukkan kadar aktivitas serum ALT sebesar 129,40 ± 4,36 U/L

berbeda bermakna (p = 0,008) terhadap kontrol CCl4 (178,80 ± 7,47) yang

menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar ALT, sedangkan pada perbandingan

kelompok dosis 100 mg/KgBB dengan kontrol olive oil (ALT = 49,20 ± 1,07 U/L)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

47

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,008), sehingga dapat diartikan

bahwa terjadi penurunan kadar ALT tetapi belum mencapai kadar normal. Kadar

aktivitas serum AST sebesar 363,80 ± 10,92 U/L menunjukkan adanya perbedaan

tidak bermakna (p = 0,261) terhadap kontrol CCl4 (178,80 ± 7,47), hal ini

menunjukkan bahwa tidak adanya penurunan kadar AST, sedangkan perbandingan

kadar AST kelompok dosis 100 mg/KgBB dengan kontrol olive oil (127,00 ± 2,30

U/L) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,000) yang

menunjukkan bahwa kadar AST belum dapat mencapai kadar normal. Hasil

statistika yang diperoleh efek pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong dengan

dosis 100 mg/KgBB tidak mempunyai efek hepatoprotektif karena tidak dapat

menurunkan kedua kadar, yaitu ALT dan AST pada tikus jantan galur Wistar yang

terinduksi CCl4.

Kelompok perlakuan ekstrak etanol 70 % daun S. indica dengan dosis 200

mg/KgBB menunjukkan hasil kadar aktivitas serum ALT (139,20 ± 5,63 U/L)

dibandingkan dengan kontrol CCl4 (178,80 ± 1,07 U/L) menunjukkan adanya

perbedaan bermakna (p = 0,008) yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar

ALT, sedangkan jika dosis 100 mg/KgBB dibandingkan dengan kontrol olive oil

(49,20 ± 1,07 U/L) menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,008) yang

menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kadar ALT tetapi belum mencapai kadar

normal. Pada kadar AST, perbandingan dosis 100 mg/KgBB menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak bermakna (p = 0,416) terhadap kontrol CCl4 (451,00 ± 32,21

U/L) yang berarti tidak ada penurunan kadar AST, sedangkan jika dibandingkan

dengan kontrol olive oil (127,00 ± 2,30 U/L) menunjukkan adanya perbedaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

48

bermakna (p = 0,001) yang dapat diartikan bahwa tidak ada penurunan kadar hingga

kadar normal. Hasil statistika menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun jarong

dosis 200 mg/KgBB tidak memiliki efek hepatoprotektif karena tidak dapat

menurunkan kedua kadar, yaitu ALT dan AST.

Hasil perbandingan antara kelompok perlakuan dosis 400 mg/KgBB

(52,40 ± 1,43 U/L) dengan kontrol CCl4 (178,80 ± 7,47 U/L) menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna (p = 0,008) yang dapat diartikan bahwa terjadi

penurunan kadar ALT, sedangkan jika dibandingan dengan kontrol olive oil (49,20

± 1,07 U/L) menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang tidak bermakna (p = 0,008)

yang dapat diartikan bahwa terjadi penurunan kadar ALT hingga mendekati kadar

normal. Pada kadar AST (137 ± 60 U/L), jika dibandingkan dengan kontrol CCl4

(451,00 ± 32,21 U/L) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,004)

sehingga dapat diartikan bahwa terjadi penurunan kadar AST, sedangkan, jika

dibandingkan dengan kontrol olive oil (127,00 ± 2,30 U/L) menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak bermakna (0,58) yang dapat diartikan bahwa terjadi

penurunan kadar AST hingga mendekati kadar normal. Hasil statistika

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun jarong dosis 400

mg/KgBB memiliki efek hepatoprotektif karena dapat menurunkan kedua kadar,

yaitu ALT maupun AST. Besar persen efek hepatoprotektif yang didapat untuk ALT

sebesar 97,53% dan kadar AST 96,73%.

Hasil uji statistika menunjukkan kadar aktivitas serum ALT maupun AST

pada perbandingan dosis 100 mg/KgBB dengan dosis 200 mg/KgBB berbeda tidak

bermakna (ALT p = 0,95 dan AST p = 0,995). Sehingga dapat diartikan bahwa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

49

ada perbedaan yang signifikan antara dosis 100 mg/KgBB dengan dosis 200

mg/KgBB, sedangkan pada perbandingan antara dosis 100 mg/KgBB dengan dosis

400 mg/KgBB dan perbandingan dosis 200 mg/KgBB dengan dosis 400 mg/KgBB

menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sehingga dari perbandingan tersebut

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan anatra dosis 100 dan 200

mg/KgBB dengan dosis 400 mg/KgBB, sehingga dapat dinyatakan bahwa dosis 400

mg/KgBB mempunyai efek hepatoprotektif, hal ini didukung pula dengan dosis

tersebut dapat menurunkan kadar ALT maupun AST.

Alanin transaminase merupakan enzim sitosol dan terlibat dalam

glukoneogenesis. Peningkatan kadar ALT dalam darah terutama disebabkan oleh

kerusakan sel hati dan sel otot rangka. Asparatat transaminase juga merupakan

enzim yang terlibat dalam glukoneogenesis, terdapat di dalam sitosol serta

mitokondria sel hati, otot rangka, otot jantung, dan eritrosit. Berdasarkan hal

tersebut pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap kadar ALT dan AST untuk

melihat kerusakan hati dari kenaikan kadar yang diperoleh. Namun untuk kadar

AST hanya sebagai pendukung karena AST tidak spesifik penanda kerusakan hati

karena dihasilkan di berbagai organ selain hati.

Perlemakan hati salah satunya disebabkan oleh adanya radikal bebas.

Radikal bebas dalam penelitian ini yang digunkan adalah CCl4. CCl4 pada lazimnya

digunakan untuk menginduksi peroksidai lipid dan keracunan. Dalam endoplasmik

retikulim hati CCl4 dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi

radikal bebas triklorometil. Triklorometilperoxi yang dapat menyerang lipid

membran endoplasmik reikulum dengan kecepatan yang melebihi radikal bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

50

triklorometil. Selanjutnya triklorometilperoxi menyebabkan peroksidasi lipid

sehingga menganggu homeostasis Ca2+ dan akhirnya menyebabkan kematian sel

(Panjaitan et al. 2007).

Adanya dugaan kandungan flavonoid dalam ekstrak etanol 70% daun S.

indica (L.) Vahl., memungkinkan untuk digunakan sebagai hepatoprotektor karena

dapat menangkap radikal bebas. Flavonoid sebagai antioksidan dapat mendonorkan

hidrogen sehingga dapat menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Sehingga

dengan pemberian flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dapat digunakan

sebagai hepatoprotektor.

Dosis efektif dalam penelitian ini dilihat dari persen efek hepatorpotektif

yang mendekati 100%. Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian menunjukan

bahwa ekstrak etaol 70% daun S. indica (L.) Vahl. dengan dosis 400 mg/KgBB

memiliki persen aktivitas hepatoprotektor dengan hasil yang didapat 97,53% untuk

kadar ALT dan 96,73% untuk kadar AST. Hal ini dapat didukung dengan hasil uji

statistika perbandingan antara perlakuan ekstrak etanol 70% daun S.indica (l.) Vahl.

dengan kontrol negatif olive oil. Berdasarkan perbandingan tersebut menunjukkan

perbedaan yang tidak berbeda bermakna yang dapat diartikan bahwa terjadi

penurunan kadar ALT dengan pemberian ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.)

Vahl. pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang

cukup signifikan dari dosis 100 dan 200 ke dosis 400. Signifikansi tersebut dapat

dilihat dari persen hepatoprotektif yang didapat dari dosis 100, 200, dan 400

berturut-turut untuk nilai ALT, yaitu 38,12; 30,56; dan 97,53 %, sedangkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

51

persen hepatoprotektif kadar AST berturut-turut, yaitu 26,91%; 23,58%; dan

96,73%. Dari perbedaan yang cukup signifikan tersebut maka perlu dilakukan

pengujian pada dosis 200 hingga 400 untuk memastikan efek hepatoprotektif 50%

diantara dosis tersebut.

Gangguan fungsional hati lebih mudah dipahami melalui pengamatan unit

struktur penyusun organ hati, yaitu lobul. Lobul tersusun atas sel hapatosit,

pembuluh darah, dan kantung empedu. Adanya kerusakan pada bagian tertentu

dapat menyebar ke seluruh bagian lobul karena secara anatomi letaknya berdekatan.

Beberapa jenis perubahan miksroskopik yang terjadi dapat dilihat dari perubahan

pada inti, sitoplasma, maupun sel secara keseluruhan. Adanya perlemakan hati

dapat dilihat dari perubahan struktur di dalam sitoplasma sehingga mendesak inti

hingga ketepi sel (Hastutui, 2008). Penelitian Joshi et al. (2010) menggambarkan

histopatologi pemberian ekstrak etanol dengan dosis 200 mg/KgBB pada tikus

Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida mengalami regenerasi kembali pada sel-

sel hepatositnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian kondisi patofisiologi

hati, sehingga daoat mempertegas efek hepatoprotektif.

Flavonoid diklasifikasikan dalam beberapa senyawa, yaitu flavon,

flavonon, flavonol, antosianin, isoflavon, dll. Berdasarkan klasifikasinya tersebut,

senyawa-senyawa dalam flavonoid mempunyai perannya masing-masing. Salah

satu peran flavonoid, yaitu sebagai hepatoprotektif dengan senyawa spesifiknya

isoflavonoid. Isoflavonoid ini mempunyai sub kelas, yaitu genistein, daidzein,

glisetin, genistin, dan daidzin (Srivastava dan Bezwada). Dari hal tersebut

disarankan pengujian kadar isoflavonoid. Dengan pengujian adanya isoflavonoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

52

dalam ekstrak 70% daun jarong ini untuk memberikan penegasan bahwa ekstrak

mampu digunakan sebagai hepatoprotektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl. dosis 400 mg/KgBB 6

jam sebelum penginduksian karbon tetraklorida selama 24 jam memiliki efek

hepatoprotektif dengan penurunan kadar ALT dan AST pada tikus jantan galur

Wistar.

2. Dosis efektif ekstrak etanol 70% daun S. indica (L.) Vahl. sebagai

hepatoprotektif pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon

tetraklorida adalah 400 mg/KgBB.

B. Saran

1. Pengamatan profil histopatologi pada hati dengan kondisi steatosis dan kondisi

hati setelah diberikan perlakuan.

2. Pengujian kadar isoflavonoid sebagai salah satu senyawa flavonoid yang

terkandung dalam ekstrak daun S. indica (L.) Vahl.

3. Dilakukan penelitian efek hepatoprotektif pada dosis 200mg/KgBB hingga 400

mg/KgBB untuk memastikan efek hepatoprotektif 50%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

55

DAFTAR PUSTAKA

Alkreathy, H. M., Khan, R. A., Khan, M. R., dan Sahreen, S., 2014, CCl4 induced

genotoxicity and DNA oxidative damages in rats : hepatoprotecive effect of

Sonchus arvensis, BioMed Central Complement Altern Medicine, 21 (14) :

452

Amarapurkar, D. N., Hashimoto, E., Lesmana, L. A., Sollano, J. D., Chen, P., dan

Goh, K. L., 2007, How common is non-alcoholic fatty liver disease in the

Asia-Pacific region and are there local differences, Journal of

Gastroenterology and Hepatology, 22 (6) : 788-793.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2009, Acuan Sediaan Herbal, 5(1), Badan

Pengawasan Obat dan Makanan RI, hal.4.

Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswandi, Y., 2008, Klien Gangguan Hati : Seri

Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1-3.

Cairns, D., 2012, Essential of Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Press,

UK, pp. 159-160.

Chowdhury, R., 2003, Ipolamiide and α-spinasterol from Stachytarpheta

urticaefolia. Biochemical Systematics and Ecology, 31 : 1209–1211.

Dai, J., dan Mumper, R. J., 2010, Plant Phenolics: Extraction, Analysis, and Their

Antioxidant and Anticancer Properties, Molecules, USA, hal. 7313-7352.

Dharma, A.P., 1996, Indonesian Medical Plants, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 99,

204.

DiaSys, 2012, Diagnostic reagent for qualitative in vitro determination of ALAT

(GPT) in serum or plasma o photometric system, DiaSys Diagnostic

Systems GmbH, German, hal. 1-2.

DiaSys, 2012, Diagnostic reagent for qualitative in vitro determination of ASAT

(GOT) in serum or plasma o photometric system, DiaSys Diagnostic

Systems GmbH, German, hal. 1-2.

Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2013, Suplemen III : Farmakope

Herbal Indonesia, Edisi I, Jakarta, Kementrian Kesehatan RI., Hal. Xxii

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1989,

Materia Medika Indonesia, Jilid 5, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. xxii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

56

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995,

Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta, hal. 1036.

Egbung, G. E., Atangwho, I. J., Itam, E. H., dan Essien, E. U., 2012, rans fatty acids

effect on some serum enzymes and immunological parameters in Wistars

albino rats, Agriculture and Biology Journal of North America, 3 (11) : 461-

465

Friedman, L.S., & Kneeffe, E. B., 2012, Handbook of Liver Disease, 3rd edition,

Elsevier, Philadelphia

Ganong, W., & McPhee, S.J., 2011, Patofisiologi penyakit : Pengantar Menuju

Kedokteran Klinis, Edisi ke-5, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.

419-462.

Gayatri, G., Ramesh, B. J., Sumalatha, N., Venkates, J., dan Vidyadhara, S., 2011,

Hepatoprotective Activity of Ethanolic of Stachytarpetha indica on Wistar

Rats, Pharmacie Global, 2 : 1-2.

Gibson, J., 2002, Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta, hal.

207-214.

Girindra, A., 1989, Biokimia Patologi Hewan, Bogor: IPB Pr.

Gomes, A., 2015, Efek Hepatoprotektif Pemberian Jangka Panjang Infusa Herba

Bidens Pilosa L. Terhadap Aktivitas ALT-AST Serum pada Tikus Betina

Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 31, Universitas Sanata Dharma.

Gregus, Z., 2008, Mechanism of Toxicity, in Klaaseen, C. D., Casarett & Doull’s

Toxicology: the Basic Science Poisons, 7th edition, McGraw-Hill, New York,

hal. 57-64.

Grotewold, E., 2006, The Science of Flavonoids, Springer Science, USA, hal. 1-4.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung, hal. 6.

Hastuti, T., 2008, Aktivitas Enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi Hati

Tikus yang Diberi Kelapa Kopyor Pascainduksi Parasetamol, Skripsi,

Universitas Institus Pertania Bogor, Bogor.

Hodgson, E., 2010, A Textbook of Modern Toxicology, 4th edition, John Wiley &

Sons, Inc., New Jersey, pp. 168, 277-289.

Indrayani, L., Soetjipto, H., & Sihasale, L., 2006, Skrining Fitokimia dan Uji

Toksisitas Ekstrak Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta indica Vahl.) Terhadap

Larva Udang Artemia salina Leach., Berk. Penel. Hayati, 12 : 57-61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

57

International Centre for Science and High Technology, 2008, Extraction

Technologies for Medicinal and Aromatic Plants, ICS-UNIDO, Italy, Hal.

29, 71.

Javaplant, 200, Javaplant Extraction Methodology, http://www.javaplant.co.id/,

diakses pada tanggal 10 Mei 2015

Janakat, S., & Al-Merie, H., 2002, Optimization of the Dose and Route of injection,

and Characterization of the Time Course of Carbon Tetrachloride-induced

Hepatotoxicity in the Rat, Journal of Pharmacology and Toxicology

Methods, 48 (1) : 41-44.

Jeyaratnam, J., dan Koh, D., 2009, Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja, EGC,

Jakarta, hal. 229.

Joshi, V. G., Sutar, P. S., Karigar, A. A., Patil, S. A., Gopalakrishna, B., & Sureban,

R. R., 2010, Screening of Ethanolic Extract of Stachytarpheta indica L.

(Vahl) Leaves for Hepatoprotective Activity, International Journal of

Research in Ayurveda and Pharmacy, 1 (1) : 174-179.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Farmakope Herbal

Indonesia Edisi Pertama, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

hal. 175.

Lin, C. C., Yen, M. H., Lo, T. S., dan Lin, 1998, Evaluation of the hepatoprotective

and antioxidant activity of Boehmeria nivea var. nivea and B. Nivea var.

Tenacissima, Journal of Ethnopharmacology, 60 (1) : 9-17

Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology Fundamental Target Organ, and Risk Assesment,

Edisi 2, alih bahasa oleh : Nugroho Edi., UI Press, Jakarta, hal. 85-97.

Mahdi, S., dan Altikriti, Y., 2010, Extracion of Natural Product, Uppsala

Universitet, Sweden, hal. 2.

Maradjo, M., 1985, Flora Indonesia Tumbuhan Liar, Cetakan ke-2, PT. Gita Karya,

Jakarta, hal. 30-31.

Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium

edule Jacq. Swartz.) dalam ekstrak etanol, Biofarmasi, 3 (1) : 25-31.

McGregor, D., & Lang, M., 1996 Carbon tetrachloride: genetic effects and other

modes of action, Mutat Res, hal. 181–195.

McPhee, S. J., dan Ganong, W. F., 2006, Pathophysyiology of Desease : An

Introduction to Clinical Medicine, 5th Edition, Lange Medical Books, USA,

hal. 389.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

58

Office of Animal Care and Use, 2015, Guidelines for Collection of Blood from

Laboratory Animals, Thiel College Institutional Animal Care and

Utilization Committee, hal. 1-5.

Paschos, P., dan Paletas, K., 2009, Non Alcoholic Fatty Liver Disease and

Metabolic Syndrome, Hippokratia, 13 (1) 9-19.

Panjaitan, R. G. P., Handharyani, E., Chairul, & Masriani, 2007, Pengaruh

Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati dan Ginjal Tikus,

Makara Kesehatan, 11 :11-17.

Plantamor, 2012, Stachytarpetha,

http://www.plantamor.com/index.php?Plant=1187, diakses tanggal 10 Mei

2015

Piettea, P. G., 2000, Flavonoid as Antioxidants, Journal of Natural Products, 63 (7)

1035-1042.

Pilichos, C.J., Kouerinis, I.A., Zografos, G.C., Korkolisa, D.P., Prexa, A.A.,

Gazouli, M., Menenakos, E.I., 2004, Management of Carbon Tetrachloride-

induced Acute Liver Injury in Rats by Syngeneic Hepatocyte

Transplantation in Splen and Peritoneal Cavity, World Journal of

Gastroenterol 10 (14) : 2099-2112.

Raaman, N., 2006, Phytochemical Techniques, New India Publishing, New Delhi,

hal. 10.

Rogers, A. B., dan Dintzis, R. Z., 2012, Comparative Anatomy and Histology,

Elsevier, USA, hal. 193-196.

Sari, L.O., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat

dan Keamanan, Majalah Ilmu Kefarmasian UI, 03:01-07.

Sahoo, S. R., Dash, R. R., & Bhatnagar, S, 2014, Phytochemical Screening and

Bioevaluation of Medicinal Plant Stachytarpheta indica L. (Vahl),

Pharmacology & Toxicology Research, hal. 1-5.

Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, Penerbit

Balai Pustaka, Jakarta, hal. 7.

Srivastava, N., dan Bezmada, R. S., Flavonoid : The Real Boosters, INDOFINE

Chemical Company, New Jersey, hal. 4.

Sudiono, J., Kurniadhi, B., Hendrawan, A., & Djimantoro, B., 2001, Penuntun

Praktikum Patologi Anatomi, EGC, Jakarta, hal. 4.

van Steenis C.G.G.J., 1992, Flora : untuk sekolah di Indonesia, Cetakan keenam,

PT Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 348

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

59

Syaifuddin, 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawaan, EGC, Jakarta,

hal.178-179.

Tambayong, J., 2000, Patofisiologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta, hal. 9.

Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, 4th edition, Informa

Healthcare USA, New York, hal. 308, 311.

Troy, D. B., 2006, Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 21st Edition,

Lippincott Williams & Wilkins, Maryland, hal. 773.

Wakchaure, D., Jain, D., Singhai, A. K., Somani, R., 2013, Hepatoprotective

Activity of Symplocos racemosa Bark on Tetrachloride-Induced Hepatic

Damage in Rats, Journal of Ayurveda & Integrative Medicine, 2 (3) : 137-

143.

Epidemiological and Statistical Methodology Unit, 1986, Sample Size

Determination, World Healt Organization, Ganeva, hal. 1-3.

Wibowo, D. S. & Paryana, 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Indonesia,

hal. 347, 348, 351, 352

Wibowo, D. S. & Paryana, 2005, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Indonesia,

hal. 347, 348, 351, 352.

Wulandari, E.T. dan Hartini, Y.S., 2015, Panduan Praktikum Farmakognosi

Fitokimia, Universitas Sanata Dharma, hal. 11.

Yerizel, E., Oenzil, F., & Endrinaldi, 1998, Efek Hepatoprotektor Flavonoid

Terhadap Kerusakan Hepar Tikus, Majalah Kedokteran Andalas, 22 (1) :

31-37.

Zafar, Z., Talkad, M. S., Bandopadhyay, Sinha, M., & Sarkhel, J., 2011,

Antioxidant Activity of Five Selective Medicinal Plants, African Journal of

Scientific Research, 2 (1) : 1-2

Zimmerman, H. J, 1999, Hepatototoxicity : the Adverse Effectst of Drugs and

others Chemical on the Liver, 2nd edition, Lippincott Williams & Wilkins,

Philadelphia, USA, hal. 126.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EFEK ... fileiv HALAMAN PERSEMBAHAN “Everyone makes mistakes. The wise are not people who never make mistake, but those who forgive themselves

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI