plagiat merupakan tindakan tidak terpuji implementasi...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Aloysia Kirana Purnami
NIM : 151134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Aloysia Kirana Purnami
NIM : 151134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat,
rahmat, dan kasihNya tiada henti.
Kedua orang tuaku, Bapak Clemens Houf Bour Sapto Wahyudi dan Ibu
Agnes Karya Wijayanti yang selalu mendoakan, mendukung, dan tak
pernah lelah menyemangatiku hingga saat ini.
Adikku tercinta Theodora Putri Atmaji dan Theodosia Putri Dinanti yang
selalu memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.
Ibu Maria Melani Ika Susanti dan Ibu Kintan Limiansih selaku dosen
pembimbing I dan pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh kasih dan kesabaran.
Clara Violita Levinia Stara dan Natalia Istiyaningtyas yang selalu
memberikan dukungan, motivasi, dan semangat dalam mengerjakan
skripsi.
Para sahabatku sekaligus teman seperjuangan yang selalu ada untuk
memberikan semangat, motivasi, dan bantuannya, yaitu Lois, Dinda, Ayu,
Agatha, Yosie, Tiwi, Sasa, dan Anggun.
Sahabat Payung “Payung Teduh”, Agatha Yekti Pranaestuti dan Yosie
Tiara Putri yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama dalam
penulisan skripsi ini.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya
(Matius 21:22)
Patience is needed when you want to achieve a succes
Don’t lose the faith, keep praying, and keep trying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Maret 2019
Peneliti
Aloysia Kirana Purnami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Aloysia Kirana Purnami
Nomor Mahasiswa : 151134018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Implementasi
Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman” beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 Maret 2019
Yang menyatakan
Aloysia Kirana Purnami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN
Aloysia Kirana Purnami
Universitas Sanata Dharma
2019
Latar belakang dalam penelitian ini adalah rendahnya karakter pada
generasi muda, khususnya di tingkat satuan pendidikan sekolah dasar. Oleh
karena itu, pemerintah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman dan mendeskripsikan upaya implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman yang berjumlah 310 guru. Sampel dalam penelitian ini
adalah 170 guru yang ditetapkan melalui tabel penentuan sampel minimal
menurut Krejcie dan Morgan dengan teknik simple random sampling. Data
dikumpulkan melalui kuesioner (pertanyaan terbuka dan tertutup) dan studi
dokumenter.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman telah diimplementasikan dengan hasil
persentase sebanyak 90,76%. Upaya implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas dilakukan dalam bentuk pengintegrasian Penguatan
Pendidikan Karakter melalui proses pembelajaran (intrakurikuler). Hasil
persentase yang tertinggi terjadi pada cara mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter sebanyak 98% responden. Sedangkan, hasil
persentase yang terendah terjadi pada sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) sebanyak 76% responden.
Kata kunci: Penguatan Pendidikan Karakter, Berbasis Kelas, Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION
REINFORCEMENT CLASSROOM-BASED PROGRAM IN ELEMENTARY
SCHOOLS EDUCATION IN DEPOK, SLEMAN
Aloysia Kirana Purnami
Sanata Dharma University
2019
The background of this research is the low quality of children’s character,
especially at the elementary schools. Due to the situation, the Government has
applied a Character Education Reinforcement Program which is based on
classroom, culture and Community. The objectives of this research are to identify
the implementation of Classroom-Based Character Education Reinforcement
Program in public elementary schools of Depok, Sleman and to describe the
efforts that have been carried out within the implementation of Classroom-Based
Character Education Reinforcement Program in public elementary schools of
Depok, Sleman.
This research is a descriptive quantitative study using survey method. The
population of this research is all public elementary school teachers of Depok,
Sleman and the total number of the population was 310 people. From the
population, 170 teachers were selected as the sample by using the minimum
sample of determination based on Krejcie and Morgan table with simple random
sampling technique. Next, the data were gathered through the questionnaire
(using open-ended and close-ended questions) and the documentary study.
The result of the research shows that the implementation of Classroom-
Based Character Education Reinforcement Program in public elementary schools
Depok, Sleman reaches 90,76%. The program is implemented in the form of
Character Education Reinforcement integrated iinto the learning process
(intracurriculary). The highest percentage is in the classroom management that
relies on the integration of character values, reaches 98%. and the lowest
percentage is found in the socialization of Character Education Reinforcement
Program through Teacher Workgroup that reaches 76%.
Keywords : Character Education Reinforcement, Classroom-Based,
Elementary School.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi
Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman” dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan,
bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Progam Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Progam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi saran pada peneliti.
4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I
yang telah membimbing, memberikan dorongan dan motivasi sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembangan Program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Drs. YB. Adimassana, M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) dan dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang
telah membimbing dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Depok yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
9. Kepala Sekolah dan guru SD Negeri kelas I sampai dengan VI se-
Kecamatan Depok, yang telah memberikan izin dan berpartisipasi dalam
penelitian ini.
10. Kedua orang tuaku, Bapak Clemens Houf Bour Sapto Wahyudi dan Ibu
Agnes Karya Wijayanti yang selalu mendoakan, mendukung, dan tak
pernah lelah menyemangatiku hingga saat ini.
11. Adikku tercinta Theodora Putri Atmaji dan Theodosia Putri Dinanti yang
selalu memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.
12. Sahabat Payung “Payung Teduh”, Agatha Yekti Pranaestuti dan Yosie
Tiara Putri yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama dalam
penulisan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku sekaligus teman seperjuangan yang selalu ada untuk
memberikan semangat, motivasi, dan bantuannya, yaitu Lois, Dinda, Ayu,
Agatha, Yosie, Tiwi, Sasa, dan Anggun.
14. Teman-teman angkatan 2015 PGSD kelas E atas kerjasama dan selalu
memberikan keceriaan selama berproses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut
satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik maupun saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 28 Maret 2019
Peneliti
Aloysia Kirana Purnami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................vii
ABSTRAK ................................................................................................................................viii
ABSTRACT ................................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................x
DAFTAR ISI ................................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................10
C. Batasan Masalah ................................................................................................10
D. Rumusan Masalah ................................................................................................11
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................11
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................12
G. Definisi Operasional ................................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................14
A. Kajian Pustaka ................................................................................................14
1. Pendidikan Karakter ................................................................................................14
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter ................................................................16
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ................................31
B. Penelitian yang relevan ................................................................................................51
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................60
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................64
A. Jenis Penelitian ................................................................................................64
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................................66
1.Waktu ................................................................................................................................66
2. Tempat ................................................................................................................................67
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................68
1. Populasi ................................................................................................................................68
2. Sampel ................................................................................................................................70
D. Variabel Penelitian ................................................................................................75
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................75
1. Kuesioner ................................................................................................................................76
2. Studi Dokumenter ................................................................................................77
F. Instrumen Penelitian ................................................................................................78
1. Pertanyaan Terbuka ................................................................................................78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Pertanyaan Tertutup................................................................................................81
3. Daftar Cek ................................................................................................ 84
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................................................86
1. Validitas Isi ................................................................................................86
2. Validitas Muka ................................................................................................94
H. Teknik Analisis Data ................................................................................................95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................100
A. Hasil Penelitian ................................................................................................100
1.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................100
2.Deskripsi Responden Penelitian ................................................................103
3.Deskripsi Data Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-
Kecamatan Depok ................................................................................................
103
B. Pembahasan ................................................................................................................................135
BAB V PENUTUP ................................................................................................146
A. Kesimpulan ................................................................................................................................146
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................................147
C. Saran ................................................................................................................................148
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................150
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR ................................................................................................154
LAMPIRAN ................................................................................................................................155
BIOGRAFI PENELITI ................................................................................................219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP …....... 26
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………... 66
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian…………………………………… 69
Tabel 3.3 Penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan……. 71
Tabel 3.4 Populasi dan Sampel Tiap Sekolah…………………………… 73
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka Berbasis Kelas…….. 79
Tabel 3.6 Instrumen Pertanyaan Terbuka……………………................. 80
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup Berbasis Kelas…….. 82
Tabel 3.8 Instrumen PertanyaanTertutup…………………….................. 83
Tabel 3.9 Skor Jawaban InstrumenPenelitian…………………………… 84
Tabel 3.10 Daftar Cek Dokumentasi……………………………………... 85
Tabel 3.11 Konversi Nila Skala Lima……………………………………. 87
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima ………………………………… 88
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima …………………………………….. 90
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi……………………………….. 91
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka…………………………… 95
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti ……………………………………….. 101
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Terbuka ………………………………. 104
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup ………………………………. 106
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi …………………………. 139
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi………………………. 139
Tabel 4.6 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas …………………… 140
Tabel 4.7 Rekapitulasi Persentase dari 3 Aspek………………………… 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keterpaduan olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir, dan
olah raga…………………………………………………... 18
Gambar 2.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ………………………. 29
Gambar 2.3 Keterlibatan Polisi dalam Sosialisasi di Sekolah Dasar…... 31
Gambar 2.4 Manajemen Kelas………………………………………… 37
Gambar 2.5 Penerapan Gerakan Literasi ……………………………… 47
Gambar 2.6 Literature Map Penelitian yang Relevan ………………… 58
Gambar 4.1 Grafik Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter ………………………………………………….. 107
Gambar 4.2 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 1 ……………………..... 111
Gambar 4.3 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 2 ……………………..... 113
Gambar 4.4 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 3 ……………………..... 115
Gambar 4.5 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 4 ………………………. 117
Gambar 4.6 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 5……………………...... 119
Gambar 4.7 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 6 ………………………. 121
Gambar 4.8 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 7 ………………………. 124
Gambar 4.9 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 8 ………………………. 126
Gambar 4.10 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 9 ………………………. 128
Gambar 4.11 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 10 ……………………... 131
Gambar 4.12 Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter pada Aitem 11………………………
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma………………. 156
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesatuan Bangsa dan Politik...... 157
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPT Kecamatan
Depok………………………………………………………………... 158
Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik……………………………....... 159
Lampiran 5 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Depok, Kabupaten
Bantul………………………………………………………………… 160
Lampiran 6 Coding Data 37 SD Negeri di Kecamatan Depok………………........ 161
Lampiran 7 Rekap Data Implementasi Instrumen Checklist …………………....... 166
Lampiran 8 Rekap Data Implementasi Instrumen Uraian……………………........ 171
Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup (Checklist) ……………….. 177
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka (Uraian)…………………… 178
Lampiran 11 Surat Pengantar Instrumen ……………………….. ……………........ 179
Lampiran 12 Identitas Responden………………………………………………….. 180
Lampiran 13 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka…………...... 181
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Validasi……………………………………... 184
Lampiran 15 Data Mentah 10 Validasi Ahli……………………………………….. 185
Lampiran 16 Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan Terbuka.... 215
Lampiran 17 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Terbuka dan Tertutup………... 216
Lampiran 18 Daftar Cek Dokumentasi…………………………………………….. 218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kegiatan untuk mengembangkan manusia yang
berkualitas, terutama kepada peserta didik. Usaha untuk membangun bangsa
dengan jati diri yang utuh, maka dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki
materi yang holistik serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang
baik. Dengan demikian, pendidikan harus bermutu dan berkarakter (Suyadi,
2013: 4-5). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Samani dan
Hariyanto, 2012: 42), karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Senada dengan
pendapat Scerenko (dalam Samani dan Hariyanto, 2012: 42) mendefinisikan
karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri
pribadi, ciri etis, dan kompleksitas dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa.
Berdasarkan kedua pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa karakter
merupakan sifat atau ciri pribadi seseorang dalam membedakan seseorang
dengan yang lain. Dalam hal ini, karakter tidak sekedar sikap yang dicerminkan
oleh perilaku, tetapi juga terkait dengan motif yang melandasi sikap. Oleh
karena itu, ada pengaruh lingkungan sekeliling baik lingkungan sosial budaya
maupun lingkungan fisik yang memengaruhi karakter, sehingga memunculkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
suatu sikap yang kemudian diejawantahkan dalam perilaku (Samani dan
Hariyanto, 2012: 48).
Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang dibawa sejak
lahir atau yang dikenal sebagai karakter dasar yang bersifat biologis. Menurut
Ki Hajar Dewantara, aktualisasi karakter dalam bentuk perilaku sebagai hasil
perpaduan antara karakter dan hasil hubungan atau interaksi dengan
lingkungannya. Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan, karena pendidikan
merupakan alat yang paling efektif untuk menyadarkan individu dalam jati diri
kemanusiaannya (Zubaedi, 2011: 13). Dengan pendidikan akan dihasilkan
kualitas manusia yang memiliki kehalusan budi dan jiwa, memiliki
kecemerlangan pikir, kecekatan raga, dan memiliki kesadaran penciptaan
dirinya. Perkembangan karakter seseorang tidak bisa terlepas dari pendidikan,
karena pendidikan merupakan upaya untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan menganut nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, diperlukan
penerapan pendidikan karakter pada setiap sekolah.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Megawangi (dalam Kesuma, dkk,
2011: 5) mengungkapkan, bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha
untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Winton (dalam
Samani dan Hariyanto, 2012: 43) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter
adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para peserta didik. Berdasarkan kedua pendapat para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya secara sadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai karakter
kepada setiap peserta didik, sehingga setiap peserta didik dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun manfaat diterapkannya pendidikan karakter bagi peserta didik
untuk saat ini adalah peserta didik memiliki kepribadian yang baik dan
berkarakter sesuai dengan yang dicita-citakan bangsa Indonesia, sehingga dapat
melakukan pembiasaan-pembiasaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari
mulai sejak dini. Selain itu, manfaat diterapkannya pendidikan karakter bagi
peserta didik untuk masa depan adalah menciptakan generasi penerus bangsa
yang berkualitas dan memiliki karakter yang baik, sehingga mempunyai tujuan
untuk meraih cita-citanya. Penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya
sekedar mentransfer ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan
tertentu. Namun, penanaman pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan,
dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan media massa. Pendidikan karakter dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada setiap
peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya dengan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religiusitas, nasionalisme,
produktif, dan kreatif (Zubaedi, 2011: 17-18).
Pada kenyataannya, dengan adanya pengaruh globalisasi dan arus informasi,
pendidikan karakter telah menjadi polemik di berbagai Negara. Sudarminta
(dalam Zubaedi, 2011: 3) menjelaskan bahwa praktik pendidikan yang
semestinya memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan sejauh ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
hanya mampu menghasilkan berbagai sikap dan perilaku manusia yang nyata-
nyata bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Hal ini disebabkan,
minimnya perhatian tehadap pendidikan karakter dalam ranah persekolahan,
yang menyebabkan berbagai penyakit sosial di tengah masyarakat. Di era
globalisasi saat ini, situasi pendidikan karakter di Indonesia dirasakan mulai
luntur. Beragam persoalan kebangsaan terus menerus mengalami kecemasan
dan kekhawatiran mengenai krisis moral yang menimpa tunas-tunas bangsa.
Berbagai kasus moral seolah mewarnai dinamika perkembangan pendidikan
Indonesia, yang turut serta melibatkan kalangan peserta didik yang berada pada
kondisi yang sangat memprihatinkan. Bangsa Indonesia tengah menghadapi
krisis karakter atau jati diri yang menjadi landasan fundamental bagi
pembangunan karakter bangsa (nation character building). Berbagai peristiwa
atau kejadian yang sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari melalui
televisi maupun media cetak, menunjukkan betapa masyarakat Indonesia
tengah mengalami degradasi jati diri dan menurunnya martabat bangsa yang
berkeadaban. Di saat bersamaan pula terjadi amukan massal atau tawuran di
kalangan anak muda yang mengakibatkan keresahan, karena mengganggu
ketenangan dan kenyamanan hidup masyarakat. Fenomena kriminalitas yang
terjadi dalam kehidupan semua berkaitan dengan pendidikan, seperti peserta
didik melakukan aksi tawuran, peserta didik yang menjadi korban kasus
narkoba, peserta didik yang tidak bersemangat belajar, peserta didik yang
menyontek saat ujian, peserta didik yang melakukan kekerasan dengan
temannya sendiri, dan sebagainya. Merosotnya pendidikan moral yang terjadi
pada yang terjadi pada anak usia sekolah dasar, dimungkinkan karena pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
globalisasi yang melahirkan kemajuan dari sisi kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Jika generasi muda tidak memiliki tameng yang kuat dalam
membendung aroma negatif globalisasi, bukan tidak mungkin kebudayaan
popular akan meruntuhkan nilai-nilai kearifan lokal tersebut (Ilahi, 2014: 27-
28).
Kemerosotan nilai-nilai karakter bangsa ini dapat terlihat dalam berita-
berita yang beredar, seperti berita yang termuat dalam (Liputan 6, 21 April
2018) belasan peserta didik sekolah dasar hendak tawuran dengan membawa
senjata tajam terjadi di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Belasan peserta didik
tersebut diduga hendak menyerang peserta didik yang berbeda sekolah. Polisi
mengamankan barang bukti berupa 4 parang, 5 celurit, 2 golok, 2 gesper, 2 besi
tumpul, dan 1 gir motor diikat gesper dari tangan para peserta didik. Berita lain
yang termuat dalam (Liputan 6, 12 April 2012) yaitu kecurangan dalam
pelaksanaan Ujian Nasional di berbagai daerah pada hari kedua terjadi, salah
satunya di Grobogan, Jawa Tengah. Sejumlah peserta didik tertangkap ketika
sedang mencontek dan bertukar jawaban ujian. Contekan jawaban UN tersebut
dibawa peserta berupa lembaran kunci jawaban dan dari HP. Selain itu, berita
yang termuat dalam (Tribun Jateng, 17 April 2018), terjadinya aksi bullying
hingga menimbulkan aksi kekerasan dengan teman sekelasnya. Awal
permasalahan tersebut terjadi karena peserta didik (korban) tersebut diejek bau
amis. Lalu peserta didik (korban) tersebut tidak terima dengan ejekan teman-
temannya, kemudian membalas dengan omongan. Setelah itu, peserta didik
(korban) dipukuli dan ditendang bagian perutnya. Setelah mengalami
perlakuan kekerasan, peserta didik (korban) sempat dirawat di rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
karena mengalami gangguan pada kesehatannya, seperti perut mual, mimisan,
dan pusing kepala. Melalui pemberitaan tersebut, semakin membuktikan
bahwa pendidikan karakter belum terlaksana secara optimal. Kondisi ini
memunculkan kekhawatiran tersendiri khususnya bagi seorang guru, karena hal
ini menimbulkan dampak negatif akan meningkatnya krisis moral. Jika krisis
moral sudah menimpa kalangan remaja yang masih berstatus sekolah, ancaman
terhadap generasi ini sesungguhnya semakin nyata dan bisa menjadi alarm
negatif bagi potret buram pendidikan di Indonesia (Ilahi, 2014: 29).
Melihat keprihatinan di atas, sekolah memiliki peran yang cukup dominan
terhadap pembentukan karakter pada setiap peserta didik untuk menjadi lebih
baik. Meskipun demikian, peran orang tua dan masyarakat juga jauh lebih
penting. Oleh karena itu, agar karakter setiap peserta didik dapat terbentuk
dengan kuat sesuai yang diharapkan, maka dalam hal ini Pemerintah
Kemendikbud menerapkan suatu gerakan yang disebut dengan Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter yang merupakan kelanjutan dan
kesinambungan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang termasuk dalam
bagian integral dari Nawacita. Nawacita merupakan rancangan sembilan
agenda prioritas Presiden Jokowi dan wakilnya Jusuf Kalla. Salah satu
rancangan dari sembilan agenda prioritas yang berkaitan dengan pendidikan,
terdapat pada butir kedelapan yang berbunyi “Melakukan revolusi karakter
bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia”
(Kompas, 21 Mei 2014). Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Nasional
Revolusi Mental dalam pendidikan hendak mendorong pemangku kepentingan
untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara
bertindak dalam mengelola sekolah, dengan menempatkan nilai-nilai karakter
sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan
memberadabkan para pelaku pendidikan.
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter melalui pembentukan transformasi (perubahan
sifat), transmisi (pesan dari seseorang kepada orang lain), dan pengembangan
potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik/nilai dan
spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga
(kinestetik) sesuai falsafah hidup pancasila (Tim PPK Kemendikbud, 2017:
17). Oleh karena itu, program Penguatan Pendidikan Karakter sebaiknya
diterapkan secara optimal, sehingga setiap peserta didik dapat mengembangkan
perilaku yang berbudi luhur sesuai yang dicita-citakan bangsa Indonesia
dengan menanamkan nilai-nilai utama karakter bangsa sesuai dengan yang
tercantum dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 Pasal 2 Ayat 2 yang
menyatakan bahwa nilai sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1)
merupakan perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling berkaitan yaitu
religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas yang
terintegrasi dalam kurikulum.
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan dengan tiga pendekatan
utama, antara lain: berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sesuai dengan yang tercantum dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 Pasal
6 Ayat 1 yang menyatakan, bahwa penyelenggaraan PPK yang
mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 dilaksanakan dengan pendekatan berbasis: a) kelas; b) budaya
sekolah, dan c) masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
merupakan proses pembentukan karakter yang terjadi dalam lingkungan
pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
intrakurikuler, sedangkan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya
sekolah merupakan sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan
sekolah yang mendukung prestasi PPK dalam mengatasi ruang-ruang kelas dan
melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah yang
tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif, dan Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan proses pembentukan
karakter melalui pelibatan mitra yang ada di masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, orang tua, organisasi, dan lembaga.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas. Peneliti tertarik melakukan penelitian
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, karena peneliti ingin
melihat sejauh mana peran guru dalam menanamkan karakter peserta didik
melalui kegiatan intrakurikuler. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam
Perpres No 87 Tahun 2017 Pasal 7 Ayat 1 yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan PPK dalam kegiatan intrakurikuler sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 Ayat (1) huruf a merupakan penguatan nilai-nilai karakter
melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dengan muatan kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu, setiap peserta didik dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan integrasi perilaku yang positif dalam
kehidupan kesehariannya, sebagai akibat dari guru yang telah
mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter dalam proses pembelajaran
yang dilakukannya.
Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok merupakan sebuah kecamatan yang
berada di Kabupaten Sleman. Secara geografis bagian utara berbatasan dengan
Kecamatan Ngaglik, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Mlati,
sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Gondokusuman, dan
di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Kalasan. Alasan peneliti
memilih Kecamatan Depok sebagai tempat penelitian, karena memiliki jumlah
satuan pendidikan sekolah dasar negeri yang paling banyak dibandingkan
dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Sleman, sehingga semakin
banyak populasi yang diteliti, maka semakin menggambarkan karakteristik dari
populasi tersebut. Selain itu, di Kecamatan Depok belum pernah ada penelitian
tentang implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian survei, yang berjudul
”Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini didasari pada beberapa masalah, adapun masalah-masalah
tersebut adalah :
1. Rendahnya karakter peserta didik yang ditunjukkan melalui tindakan-
tindakan yang tidak bermoral.
2. Penekanan pendidikan karakter belum dilaksanakan secara optimal.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi
sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru SD kelas I sampai
VI di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman.
2. Fokus penelitian pada implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas dan upaya yang dilakukan di satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
3. Jumlah sekolah dasar negeri yang diteliti terdiri dari 37 sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
4. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan melandasi
rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
telah diimplementasikan?
2. Bagaimana upaya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk :
1. Mengetahui implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman.
2. Mendeskripsikan upaya implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan makna yang bermanfaat
bagi:
1. Peserta didik
Hasil penelitian ini untuk memberikan pemahaman bagi peserta
didik, akan pentingnya menumbuhkan nilai-nilai karakter yang harus
dilakukan sejak dini.
2. Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi pada guru dalam
menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter melalui proses pembelajaran
di kelas.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah
atau lembaga pendidikan di sekolah dasar sebagai bahan kajian dalam
upaya membangun pendidikan karakter bagi setiap peserta didik.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengalaman baru dalam melakukan penelitian survei pada implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
G. Definisi Operasional
1. Karakter adalah kebiasaan seseorang yang ditunjukkan dari cara berpikir
dan berperilaku secara khas, sehingga menjadi ciri khas seseorang dalam
membedakan seseorang yang satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mendidik dan menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah Program yang dibuat oleh
pemerintah bertujuan untuk memperkuat karakter peserta didik
berlandaskan nilai-nilai utama karakter Bangsa Indonesia.
4. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas adalah proses
pembentukan karakter yang terjadi dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan intrakurikuler.
5. Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal yang
ditempuh dalam waktu 6 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bagian-bagian tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian kita terhadap berbagai
referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka misalnya
dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Samani dan
Hariyanto, 2012: 42) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Pendapat lain yang diungkapkan Alwisol (dalam Zubaedi, 2011: 11)
bahwa karakter diartikan sebagai gambaran tingkah laku yang
menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara eksplisit
maupun implisit.
Dalam tulisan bertajuk Urgensi Pendidikan Karakter, Suyanto
(dalam Zubaedi, 2011: 11) menjelaskan bahwa karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa karakter adalah kebiasaan seseorang yang
ditunjukkan dari cara berpikir dan berperilaku secara khas, sehingga
menjadi ciri khas seseorang dalam membedakan seseorang yang satu
dengan yang lainnya.
b. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai karakter kepada peserta
didik, pendapat ini disampaikan oleh Winton (dalam Samani dan
Hariyanto, 2012: 43). Di pihak lain, Wibowo (dalam Kurniawan, 2016:
31) mendefinsikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang
menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada
peserta didik sehingga mereka memiliki karakter luhur tersebut,
menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam
keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Sedangkan,
pendapat yang disampaikan Burke (dalam Samani dan Hariyanto,
2012: 43) bahwa pendidikan karakter merupakan bagian dari
pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari
pendidikan yang baik
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan
oleh seorang guru untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
karakter kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Program Penguatan Pendidikan Karakter
a. Latar belakang
Di era globalisasi saat ini, program Penguatan Pendidikan Karakter
perlu diterapkan pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Mengingat
bahwa saat ini krisis karakter telah menimpa anak muda di Indonesia,
yang secara tidak langsung akan memengaruhi kepribadian dan perilaku
mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan menimbulkan dampak
yang negatif. Jika generasi muda tidak memiliki tameng yang kuat
dalam membendung aroma negatif, bukan tidak mungkin kebudayaan
popular juga akan meruntuhkan nilai-nilai kearifan lokal (Ilahi, 2014:
27-28). Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka pendidikan
karakter sangat penting untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang baru di
dunia pendidikan. Salah satu tokoh pelopor pendidikan di Indonesia
yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau berpendapat bahwa pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak (Samani
dan Hariyanto, 2012: 33). Menurut Ki Hajar Dewantara, komponen
budi pekerti, pikiran dan tubuh anak tidak dapat dipisahkan melainkan
saling terintegrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Konsep pendidikan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara yaitu
sistem among yang meliputi ing ngarsa sung tuladha (jika di depan
memberi teladan), ing madya mangun karsa (jika di tengah-tengah atau
sedang bersama-sama menyumbangkan gagasan, maknanya di samping
guru memberikan idenya, peserta didik juga didorong untuk
mengembangkan karsa atau gagasannya), dan tut wuri handayani (jika
berada di belakang, maknanya menjaga agar tujuan pendidikan tercapai
dan peserta didik diberi motivasi serta diberi dukungan psikologis untuk
mencapai tujuan pendidikan sebenarnya sarat akan nilai-nilai karakter)
(Samani dan Hariyanto, 2012: 33). Hal tersebut juga didukung dengan
adanya program Penguatan Pendidikan Karakter. Program ini didukung
oleh Pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, sehingga
program Penguatan Pendidikan Karakter bisa terlaksana dengan baik.
Dampak dari penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
adalah terjadinya perubahan yang mendasar di dalam ekosistem
pendidikan dan proses pembelajaran sehingga prestasi mereka pun juga
meningkat. Program Penguatan Pendidikan Karakter ingin memperkuat
pembentukan karakter peserta didik yang selama ini sudah dilakukan di
setiap satuan pendidikan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 7).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program
Penguatan Pendidikan Karakter bertujuan untuk memperkuat karakter
peserta didik yang tercermin melalui pembiasaan-pembiasaan yang
baik, sehingga hal tersebut menimbulkan dampak yang positif
khususnya bagi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di
sekolah untuk memperkuat karakter melalui pembentukan transformasi
(perubahan sifat), transmisi (pesan dari seseorang kepada orang lain),
dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah
hati (etik/nilai dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan
numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup pancasila
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 17). Melalui penjelasan di atas, maka
karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian.
Keterpaduan ini secara ringkas ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Keterpaduan olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir
dan olah raga
OLAH
HATI
OLAH
RAGA
OLAH
RASA/
KARSA
OLAH
PIKIR
Beriman dan
bertakwa. Jujur,
amanah, adil,
bertanggung
jawab, berempati,
berani mengambil
resiko, pantang
menyerah, rela
berkorban, dan
berjiwa patriotik
Ramai, saling
menghargai,
toleran, peduli,
suka menolong,
gotong royong,
nasionalis,
kosmopolit,
mengutamakan
kepentingan
umum, bangga
menggunakan
bahasa dan
produkIndonesia,
dinamis, kerja
keras, dan
beretos kerja
Cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu,
berpikir terbuka,
produktif,
berorientasi ipteks,
dan reflektif
Bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria,
dan gigih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Berdasarkan gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa Penguatan
Pendidikan Karakter saling berkaitan dengan olah hati (etik/nilai dan
spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan
olah raga (kinestetik) yang memilki keterpaduan dalam diri individu
yang telah terintegrasi secara utuh dan menyeluruh.
c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 16) sebagai berikut :
1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generasi utama
penyelenggaraan pendidikan.
2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045
menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan
keterampilan abad 21.
3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi
pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik/nilai dan spiritual),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga
(kinestetik).
4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekonomi pendidikan
(kepala sekolah, guru, peserta didik, pengawas, dan komite sekolah)
untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.
5) Membangun jejaring perlibatan masyarakat (publik) sebagai
sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa program
Penguatan Pendidikan Karakter perlu diterapkan dengan tujuan untuk
membekali peserta didik dalam menghadapi dinamika perubahan zaman
yang semakin global, dengan mengajarkan pembiasaan-pembiasaan
yang positif sejak dini dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat sebagai manifestasi dari nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan
tantangan.
d. Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau
kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter. Kebajikan yang menjadi
atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai (Zubaedi, 2011: 72).
Dalam kaitan implementasi nilai-nilai dan proses-proses tersebut,
pendidikan bagi peserta didik dilaksanakan dengan maksud
memfasilitasi mereka untuk menjadi orang yang memiliki kualitas
moral, kewarganegaraan, kebaikan, kesantunan, rasa hormat, kesehatan,
sikap kritis, keberhasilan, kebiasaan, insan yang kehadirannya dapat
diterima dalam masyarakat (Samani dan Hariyanto, 2012: 50).
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter, maka
dicetuskan adanya Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang
membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Terdapat
lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Penguatan Pendidikan
Karakter, antara lain sebagai berikut (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8):
1) Religiusitas
Nilai karakter religiusitas merupakan nilai yang mencerminkan
keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan
dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religiusitas ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religiusitas ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan
menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religiusitas antara lain cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan dan melindungi yang kecil dan
tersingkir.
2) Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul,
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
3) Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merelisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras),
tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian,
dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama dan bahu-membahu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral.
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran,
setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa ada lima
nilai-nilai utama karakter antara lain religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas. Lima nilai-nilai utama
tersebut perlu ditanamkan sejak dini, sehingga karakter peserta didik
dapat terbentuk sejak dini dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan
yang positif dan mampu menerapkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai
utama karakter, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
e. Pendekatan Basis Penguatan Pendidikan Karakter
Dalam pelaksanaannya program Penguatan Pendidikan Karakter
dilakukan berdasarkan tiga basis, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Pendidikan Karakter berbasis kelas merupakan locus educations
utama yaitu di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam
lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan,
secanggih apa pun programnya, tidak akan efektif bila tidak
menyentuh pokok persoalan sendiri, yaitu keseluruhan proses
pengajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengajaran di kelas yang
efektif membawa perubahan besar dalam diri peserta didik. Carbrera
(dalam Koesoema, 2018: 9) menyatakan bahwa, pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang memproduksi hasil yang dapat dilihat
bagi perkembangan kognitif dan afektif peserta didik.
Fokus pendidikan karakter pada peserta didik adalah interaksi
dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas terdapat
keseluruhan interaksi antara guru dan peserta didik, dinamika
pembelajaran, pendalaman isi materi pembelajaran, pilihan model
dan metode pengajaran, cara-cara evaluasi, dan penilaian yang terjadi
selama pembelajaran inilah yang menjadi fokus pendidikan karakter
berbasis kelas (Koeseoma, 2018: 9).
Pengintegrasian program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas terdiri dari 6 jenis kegiatan, antara lain: pertama,
pengintegrasian PPK melalui kurikulum; kedua, pengintegrasian
PPK melalui manajemen sekolah; ketiga, pengintegrasian PPK
melalui pilihan dan penggunaan model dan metode pembelajaran;
keempat, PPK melalui mata pelajaran khusus; kelima, PPK melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
gerakan literasi, keenam, PPK melalui layanan bimbingan konseling
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 27-29).
Salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh
informasi mengenai pengintegrasian program Penguatan Pendidikan
Karakter, yaitu melalui sosialisasi dengan Kelompok Kerja Guru
(KKG). Menurut Ratna (2010: 3), Kelompok Kerja Guru (KKG)
merupakan wadah dalam pembinaan professional guru yang dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar fikiran, berbagi
pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi, dan
simulasi dalam pembelajaran. Susilo (2017: 10), menyatakan bahwa
keberadaan KKG merupakan bagian integral dari perwujudan sistem
pembinaan kompetensi guru, yang didalamnya terdapat serangkaian
kegiatan peningkatan mutu pendidikan, kemampuan professional
guru.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(dalam Pratiwi, 2014: 10), tujuan KKG adalah sebagai berikut: 1)
sebagai wadah pembinaan, pengarahan, penjelasan, diskusi penalaran
kepada tenaga kependidikan, 2) meningkatkan semangat kerja guru-
guru di kelompok gugus untuk meningkatkan mutu, 3) sebagai
wahana informasi, inovasi, dan mengajak tenaga kependidikan untuk
berbekal diri agar dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang berhasil dan sesuai target yang diharapkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter berbasis kelas adalah proses pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
karakter yang terjadi dalam proses pembelajaran melalui kegiatan
intrakurikuler. Oleh karena itu, demi terwujudnya pengintegrasian
PPK berbasis kelas, secara optimal maka dibutuhkan sosialisasi
tentang PPK, salah satunya sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja
Guru (KKG).
Salah satu contoh dari penerapan pendidikan karakter berbasis
kelas yaitu mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ini merupakan
tabel contoh penerapan pendidikan karakter berbasis kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang terdapat pada tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1. Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP
Muatan
Pelajaran
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Karakter yang
dikembangkan
PPKn 3.1 Mengidentifikasi
hubungan antara
simbol dan sila-
sila Pancasila
dalam lambang
Negara Garuda
Pancasila
3.1.1 Menjelaskan arti simbol
dalam lambang “Garuda
Pancasila”.
Percaya Diri
dan Cinta
Tanah Air
3.1.2 Menjelaskan contoh sikap
yang dilakukan sesuai pada
gambar yang berkaitan
dengan pengamalan sila
Pancasila kedua.
Bahasa
Indonesia
4.1 Menirukan
ungkapan, ajakan,
perintah,
penolakan dalam
cerita atau lagu
anak-anak dengan
bahasa yang
santun
4.1.1 Memeragakan ungkapan
kalimat ajakan sesuai dalam
teks percakapan “Lani dan
Dayu”.
Berdasarkan pada tabel 2.1 di atas, menunjukkan bahwa karakter
yang dikembangkan, antara lain: nilai karakter cinta tanah air yang
terdapat pada muatan pelajaran PPKn yang tercantum pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kompetensi dasar 3.1 yaitu mengidentifikasi hubungan antara simbol
dan sila-sila Pancasila dalam lambang Negara Garuda Pancasila
dengan indikator pencapaian 3.1.1 menjelaskan arti simbol dalam
lambang “Garuda Pancasila” dan 3.1.2 menjelaskan contoh sikap
yang dilakukan sesuai pada gambar yang berkaitan dengan
pengamalan sila Pancasila kedua. Sedangkan, nilai karakter percaya
diri yang terdapat pada muatan pelajaran PPKn dan Bahasa
Indonesia, yang tercantum pada kompetensi 4.1 yaitu menirukan
ungkapan, ajakan, perintah, penolakan dalam cerita atau lagu anak-
anak dengan bahasa yang santun dengan indikator pencapaian 4.1.1
memeragakan ungkapan kalimat ajakan sesuai dalam teks
percakapan “Lani dan Dayu” .
2) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah
kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang
mendukung prestasi PPK dalam bidang akademik (olimpiade
matematika, perolehan nilai UN terbaik se-Kecamatan) maupun non
akademik (lomba MTQ, lomba taek wondo) dengan melibatkan
seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.
Pengembangan PPK berbasis budaya sekolah termasuk di dalamnya
keseluruhan tata kelola sekolah, desain Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan tata tertib
sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus
pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang mempresentasikan
nilai-nilai utama PPK yang menjadi prioritas satuan pendidikan.
Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah
yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 35). Langkah-langkah pelaksanaan
PPK berbasis budaya sekolah dapat dilaksanakan dengan
menentukan nilai utama PPK, menyusun jadwal harian/ mingguan,
mendesain kurikulum yang digunakan pada setiap tingkat satuan
pendidikan, evaluasi peraturan sekolah, pengembangan kegiatan
kokurikuler, dan ekstrakurikuler (wajib dan pilihan) (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 35).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah adalah
proses pembentukan karakter peserta didik melalui sebuah kegiatan
untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung
prestasi PPK dalam bidang akademik (olimpiade matematika,
perolehan nilai UN terbaik se-Kecamatan) maupun non akademik
(lomba MTQ, lomba taek wondo) dengan melibatkan seluruh sistem,
struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah, desain Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan dan
tata tertib sekolah. Salah satu contoh pelaksanaan PPK berbasis
budaya sekolah, yaitu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
salah satunya ialah kegiatan pramuka. Kegiatan tersebut dapat dilihat
pada pada gambar 2.2 di bawah ini:
Gambar 2.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Sumber:
http://depoktren.com/2017/12/03/kegiatan-pramuka-bangun-
karakter-anak/.
Gambar 2.2 di atas merupakan foto ketika peserta didik sedang
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib yaitu kegiatan
pramuka. Kegiatan pramuka merupakan contoh dari implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah yang
dilakukan oleh peserta didik setiap satu minggu sekali disetiap
sekolah.
3) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan pembentukan
karakter peserta didik dengan melibatkan keikutsertaan lembaga,
komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Oleh
karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerjasama antar
komunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah sangat diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam Penguatan Pendidikan Karakter (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 41-42).
Berikut adalah beberapa contoh bentuk kerjasama dengan
komunitas yang dapat membantu program Penguatan Pendidikan
Karakter di sekolah yang berfokus pada penguatan kekayaan
pengetahuan peserta didik dalam rangka pembelajaran, antara lain:
pembelajaran berbasis museum, cagar budaya, dan sanggar,
monitoring dengan seniman dan budayawan lokal, kelas inspirasi,
program siaran radio on-air, kolaborasi dengan media televisi, koran,
dan majalah, gerakan literasi, literasi digital, kerjasama dengan
perguruan tinggi: riset dosen-guru, program magang kerja, kerjasama
dengan komunitas keagamaan. (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 43-
45).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat adalah proses
pembentukan karakter peserta didik dengan melibatkan keikutsertaan
masyarakat seperti orang tua, organisasi, dan lembaga-lembaga
terkait. Salah satu contoh pelaksanaan PPK berbasis masyarakat
yaitu kerjasama pihak sekolah dengan pihak kepolisian, salah
satunya dengan melaksanakan kegiatan sosalisasi pada peserta didik.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada pada gambar 2.3 di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2.3 Keterlibatan polisi dalam Sosialisasi di Sekolah dasar
Sumber:
https://simomot.com/2014/04/17/tukang-sodomi-hukum-
seberat-beratnya-lebih-50-000-orang-tandatangani-petisi-
gabung-yuk/.
Gambar 2.2 di atas merupakan foto keterlibatan polisi dalam
melaksanakan sosialisasi di sekolah dasar. Kegiatan sosialisasi
tersebut menunjukkan kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak
kepolisian. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh
polisi terhadap seluruh peserta didik merupakan contoh dari
implementasi Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.
5. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
a. Pengertian Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah locus educations utama
yaitu di mana proses pembentukan karakter terjadi di dalam
lingkungan pendidikan. Seluruh reformasi dalam bidang pendidikan,
secanggih apa pun programnya, tidak akan efektif bila tidak
menyentuh pokok persoalan sendiri, yaitu keseluruhan proses
pengajaran yang terjadi di dalam kelas (Koesoema, 2018: 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa
pendidikan karakter berbasis kelas adalah proses pembentukan
karakter pada setiap peserta didik yang dibentuk melalui proses
pembelajaran atau kegiatan intrakurikuler.
b. Jenis-jenis Pengimplementasian Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas
1) Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum
Pengintegrasian PPK dalam kurikulum ini memiliki arti,
bahwa di dalam proses pembelajaran guru mampu
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran.
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan
pengetahuan dalam menanamkan kesadaran peserta didik dan
mempraktikkan nilai-nilai karakter, khususnya dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat
memanfaatkan materi yang tersedia di dalam kurikulum secara
kontekstual dengan disertai penguatan nilai-nilai karakter (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 27)
Langkah-langkah menerapkan PPK (Tim PPK
Kemendikbud, 27-28) melalui pembelajaran terintegrasi dalam
kurikulum dapat dilaksanakan dengan cara :
a) Melakukan analisis KD melalui mengidentifikasi nilai-nilai yang
terkandung dalam materi pembelajaran, seperti KD yang tercantum
dalam mata pelajaran PPKn kelas 4 tema 2 subtema 1 yaitu KD 4.5
Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tentang berbagai perubahan bentuk energi. Melalui KD tersebut,
nilai karakter yang ingin dikembangkan yaitu nilai disiplin dan
tanggung jawab.
b) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan
memilih model dan metode pembelajaran dan pengelolaan
(manajemen) kelas yang relevan. Misalnya, dengan mempelajari
KD 4.5 tersebut, peserta didik menyajikan laporan hasil
pengamatan secara berkelompok. Oleh karena itu, model
pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran kooperatif
dan menggunakan metode diskusi. Pengelolaan kelas yang
dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik
melalui pembelajaran kooperatif yaitu adanya nama-nama pada
setiap kelompok. Contohnya, kelompok A dinamakan kelompok
kedisiplinan, kelompok B dinamakan kelompok tanggung jawab,
dan kelompok C dinamakan gotong royong. Melalui hal tersebut,
peserta didik akan memahami dengan nilai-nilai karakter.
c) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP. Dalam hal ini,
pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Misalnya pada KD 4.5, guru merancang RPP menggunakan
model pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi, maka
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas juga menerapkan model
dan metode pembelajaran sesuai dengan RPP yang dirancang.
d) Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan.
Misalnya, dengan adanya kuis atau pretes. Dalam hal ini, penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
otentik dilakukan bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
e) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan
pembelajaran. Contohnya, setelah melaksanakan pembelajaran,
guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi secara
singkat mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung
dengan cara menanyakan kesulitan apa yang dihadapi mengenai
materi yang telah dipelajari dan memberikan evaluasi terhadap
kekurangan dan kelebihan peserta didik dalam belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa
pengintegrasian kurikulum dalam PPK ini dilaksanakan secara
tidak langsung melalui proses pembelajaran. Hal ini bertujuan
untuk memadukan materi pada setiap mata pelajaran dengan nilai-
nilai karakter yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan
dipelajari. Diharapkan setiap peserta didik dapat memahami
materi dalam pengintegrasian kurikulum yang dipelajari, sehingga
dapat mewujudkan penguatan karakter peserta didik yang baik
dan menganut nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
2) PPK Melalui Manajemen Kelas
Pendidikan karakter di sekolah sangat terkait dengan
manajemen kelas. Manajemen kelas adalah momen pendidikan
yang menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang
dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk
mengarahkan, membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen
bersama agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
berhasil (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 28). Sedangkan di pihak
lain, Evertson dan Weinstein (dalam Koesoema, 2018: 147)
mendefiniskan bahwa manajemen kelas sebagai “tindakan-
tindakan yang diambil oleh guru untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi pembelajaran akademik dan emosi sosial”.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan suatu tindakan
yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif, agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat
momen penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Guru memiliki
kewenangan untuk mempersiapkan sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan penguatan nilai-
nilai karakter. Dalam hal ini, yang dimaksud pengelolaan kelas
yang baik ini, misalnya sebelum memasuki materi pembelajaran,
seorang guru menerapkan komitmen atau aturan yang harus
dilakukan dalam proses pembelajaran seperti jika peserta didik
ingin bertanya, maka peserta didik harus tunjuk tangan terlebih
dahulu. Dengan adanya aturan-aturan atau komitmen yang
diterapkan oleh seorang guru, maka peserta didik akan
menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan dan juga akan menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
suasana kelas yang kondusif dan teratur, sehingga pengelolaan
kelas sangat penting diterapkan. Melalui manajemen kelas yang
baik akan membantu peserta didik dapat belajar dengan lebih baik
dan dapat meningkatkan prestasi belajar (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 28).
Secara langsung, fungsi manajemen kelas dalam proses
pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran melalui
proses pembelajaran yang kondusif. Sedangkan secara tidak
langsung, manajemen kelas dapat membantu peserta didik
mengetahui, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai yang
perlahan-lahan akan membentuk karakter mereka. Nilai-nilai ini
terbentuk dan tertanamkan melalui diskusi, dialog, dan
perencanaan pengalaman belajar yang bermakna (Koesoema,
2018: 146).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa
dengan adanya pengelolaan kelas yang berdasarkan aturan-aturan
yang disepakati oleh guru dan peserta didik, maka akan
menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter seperti nilai tanggung
jawab, kedisiplinan. Oleh karena itu, peserta didik mampu
mengetahui, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai karakter
yang telah ditanamkan sejak dini melalui proses pembelajaran
yang baik.
Berikut ini merupakan salah satu contoh pengelolaan kelas
terdapat pada gambar 2.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 2.4 Manajemen Kelas
Sumber:
https://www.walikelassd.com/2018/12/pengertian-dampak-
prinsip-prinsip.html.
Gambar 2.4 merupakan foto ketika peserta didik melakukan
proses pembelajaran dengan pengaturan tempat duduk diatur
secara berkelompok. Selain itu, dalam foto terlihat bahwa peserta
didik sedang mengangkat tangan/mengacungkan jari kepada guru
sebelum mengajukan pertanyaan/tanggapan, setelah diizinkan
oleh guru ia baru boleh berbicara. Oleh karena itu, foto tersebut
menunjukkan cara yang dilakukan oleh guru dalam mengelola
kelas yang baik dengan menanamkan nilai-nilai karakter. Nilai-
nilai karakter yang nampak dalam foto di atas, antara lain: nilai
gotong royong, kemandirian, dan integritas.
3) PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model dan Metode
Pembelajaran
Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam
kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Triatno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(2010: 51) menjelaskan, bahwa model pembelajaran merupakan
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Sedangkan, metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Djamarah,
2006: 46).
Model dan metode pembelajaran yang dipilih harus dapat
membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan peserta didik. Melalui model dan metode
pembelajaran diharapkan peserta didik memiliki keterampilan yang
dibutuhkan abad 21, seperti berpikir kriitis, berpikir kreatif,
kecakapan berkomunikasi, penguasaan bahasa internasional, dan
kerja sama dalam pembelajaran. Melalui penggunaan model dan
metode pembelajaran yang menarik, dapat membangun motivasi
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 29)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
model merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman untuk
merencanakan tujuan pembelajaran, sedangkan metode
pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi yang efektif, sehingga mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih guru
secara kontekstual (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29-31) antara
lain :
a) Model pembelajaran saintifik (scientific learning) sebagai
model pembelajaran yang didasarkan dengan menggunakan
langkah kegiatan 5 M yaitu mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan (Koesoema, 2018: 188).
Fokus pembentukan karakter dalam model pembelajaran ini
adalah berpikir kritis dan logis dengan mempergunakan model
ilmiah yang teruji untuk memajukan ilmu. Beberapa nilai
pembentukan karakter yang dilatihkan melalui pembelajaran
dengan model pembelajaran saintifik diantaranya adalah
peserta didik dapat menjalani kehidupan dengan sikap optimis,
positif, dengan pengembangan cara berpikir secara kritis,
kreatif, inovatif, dan kolaboratif (Koesoema, 2018: 189).
b) Model pembelajaran inkuiri yaitu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdyama, 2014: 31).
Model ini lebih menekankan pentingnya pembelajaran bukan
pada hasil yang dicapai. Model seperti ini, lebih menghargai
proses pembelajaran melalui pengalaman langsung daripada
hasil akhir (Koesoema, 2018: 190).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Model penemuan ini memiliki beberapa kekuatan dalam
pembentukan karakter peserta didik, karena setiap peserta didik
diminta untuk aktif mencari dan terlibat dalam menggali
informasi yang relevan, menumbuhkan rasa ingin tahu,
membina sikap kerja sama, inovasi, dan kreasi yang bisa
mereka lakukan selama menjalani proses pembelajaran
(Koesoema, 2018: 191).
c) Model pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah
(Hamdyama, 2014: 209). Fokus pembelajaran ini adalah
pembentukan karakter sebagai individu yang memiliki inovasi
dan solusi bagi setiap persoalan yang mereka hadapi. Melalui
model ini, peserta didik bukan hanya belajar demi melatih
kemampuan berpikir, melainkan memberi hati, pikiran, dan
kreativitasnya untuk menyelesaikan persoalan di dalam
masyarakat agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan
bermartabat (Koesoema, 2018: 187).
d) Model pembelajaran berbasis proyek yaitu sebuah model
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Istarani,
2011: 156). Penekanan pembelajaran pada model ini terletak
pada aktivitas-aktivitas untuk menghasilkan produk dengan
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata (Tim PPK Kemendikbud, 2017:
30).
Kemenarikan dalam model ini adalah peserta didik diajak
untuk membuat desain sebuah hasil yang sudah dirancang,
digagas, dan dipersiapkan sejak awal, mulai dari tahap konsep
sampai dengan realisasinya. Hal ini dapat melatih peserta didik
untuk memiliki cara pikir yang urut dan teratur (Koesoema,
2018: 185).
e) Model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokkan/ tim kecil yaitu
antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang
berbeda (Hamdyama, 2014: 64). Penekanan aktivitas
pembelajaran dalam model ini terletak pada bekerja sama dalam
kelompok untuk memahami suatu bahan pembelajaran (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 30).
Fokus nilai dan keterampilan yang menjadi sasaran dalam
model pembelajaran kolaboratif adalah kemampuan bekerja
sama, aktif terlibat dalam sebuah komitmen sosial bersama,
serta pemahaman akan pentingnya tugas dan kewajiban setiap
individu dalam rangka kepentingan yang lebih besar yaitu
keberhasilan seluruh anggota kelompok (Koesoema, 2018: 186).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
f) Model pembelajaran berbasis teks yaitu pembelajaran pada
kemampuan peserta didik dalam menyusun teks. Perancangan
unit-unit pembelajarannya mengarahkan peserta didik agar
mampu memahami dan memproduksi teks baik lisan maupun
tulisan dalam berbagai konteks. Dengan adanya hal tersebut,
maka peserta didik perlu memahami struktur dan fitur
kebahasaan teks (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran sangat penting ditentukan oleh guru yang dijadikan
sebagai pedoman demi tercapainya keberhasilan tujuan
pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran yang dipilih atau
digunakan oleh guru sangat penting atau berpengaruh dengan
perilaku peserta didik yang dilakukan dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Pilihan dan penggunaan model pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan
dengan beberapa metode, antara lain:
a) Pembelajaran kolaboratif
Melalui pembelajaran ini, peserta didik berlatih bagaimana
bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan sebuah
proyek. Sehingga dalam pembelajaran ini, lebih menekankan
pada aktivitas bekerja sama (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 31).
b) Presentasi
Dalam metode ini, peserta didik diminta untuk
mempresentasikan hasil pemikiran, tulisan, dan kajiannya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
depan kelas. Mereka mempresentasikan secara sistematis,
runtut, dan terstruktur sehingga pendengar di kelas bisa
memahami maksud presentasi tersebut (Koesoema, 2018: 184).
Nilai karakter yang dibangun dalam metode presentasi ini
adalah rasa percaya diri, kemampuan berkomunikasi dan
menyampaikan gagasan serta kemampuan untuk
mempertahankan pendapat dalam berargumentasi. Melalui
metode ini, maka akan memperkuat kemampuan untuk berpikir
kritis dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta
didik (Koesoema, 2018: 184).
c) Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana
peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama (Hamdyama, 2014: 131).
Dalam metode diskusi, peserta didik dapat terlibat secara aktif
bersama teman-temannya secara kelompok, saling bertukar
pikiran dan informasi, serta saling mempertahankan pendapat,
mengajukan usulan atau saran yang baik serta dapat memecahkan
suatu masalah bersama kelompok (Tim PPK Kemendikbud,
2017: 31).
Melalui metode diskusi, nilai pembentukan karakter yang
dilatihkan dalam peserta didik terutama kemampuan berpikir
kritis. Nilai pembentukan karakter lain yang bisa diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
melalui metode diskusi adalah peserta didik akan belajar
menghargai dan memahami pendapat orang lain yang berbeda
dengan dirinya, tidak memaksakan kehendaknya sendiri kepada
orang lain, dan berani mengoreksi pandangan diri yang terbukti
keliru atau tidak tepat setelah memperoleh masukan dan
informasi dari peserta diskusi yang lain (Koesoema, 2018: 177).
d) Debat
Debat merupakan metode pengajaran yang efektif untuk
mengajak peserta didik dalam memahami dua sisi persoalan
dengan sudut pandang yang berbeda (Koesoema, 2018: 179).
Peserta didik juga perlu diberi kesempatan untuk beradu
argumentasi dalam sebuah perdebatan yang topiknya dipilih
secara aktual dan kontekstual, agar peserta didik dapat
mempertahankan argumentasinya secara logis, rasional, bahasa
yang komunikatif dan memikat hati pendengar (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 31). Fokus penguatan karakter pada
metode ini adalah pada kemampuan berpikir kritis, kemampuan
berargumen, sikap percaya diri, serta mempengaruhi orang lain
melalui tata cara berargumentasi yang baik (Koesoema, 2018:
180).
e) Pemanfaatan TIK
Dalam pembelajaran, peserta didik dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
menyelesaikan tugas dan memanfaatkan sarana yang tersedia di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sekolah. Melalui pemanfaatan TIK ini diharapkan kemampuan
peserta didik mampu memanfaatkan TIK dan menggunakannya
lebih baik dan canggih, sehingga pembelajaran lebih efektif dan
menarik dengan adanya kemajuan teknologi informasi (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 31-32).
Fokus pada kegiatan ini adalah literasi digital. Penggunaan
TIK akan membantu peserta didik dalam memahami
pembelajaran dengan lebih baik, membentuk sikap kritis,
analisis, serta melatih sikap konsentrasi dalam pembelajaran,
mengingat dalam mempergunakan teknologi mungkin saja
terjadi banyak distraksi yang mengganggu proses pembelajaran
(Koesoema, 2018: 192).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran juga tak lepas dengan metode
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan bermakna. Melalui metode pembelajaran tersebut secara
tidak langsung nilai-nilai karakter ditanamkan pada diri peserta didik ,
sehingga peserta didik mampu mengembangkan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari baik pembelajaran di dalam kelas maupun
di luar kelas.
4) PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus
Penguatan Pendidikan Karakter secara umum dilakukan dengan
cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang sudah ada
(terintegrasi dalam kurikulum). Namun, sekolah bisa pula mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
nilai utama PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada tema
nilai-nilai tertentu. Tema-tema yang mengandung nilai utama PPK
diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dengan model dan metode
pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin memperkaya praksis
PPK di sekolah. Tema-tema yang diambil disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah, maka satuan pendidikan juga akan mendesain sendiri tema
dan prioritas nilai-nilai karakter apa yang mereka tekankan dalam
mengajarkan materi yang akan dipelajari (Tim Kemendikbud, 2017: 32).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa adanya
pengintegrasian mata pelajaran melalui PPK ini, bertujuan untuk
memperkuat karakter peserta didik dengan mengajarkan nilai-nilai PPK
yang terkandung sesuai dengan tema-tema yang akan diajarkan oleh
peserta didik.
5) PPK Melalui Gerakan Literasi
Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan,
mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara
kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak
dan berbicara untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi
tangguh, kuat, dan baik. Dalam konteks PPK berbasis kelas, kegiatan-
kegiatan literasi tersebut dapat dintegrasikan ke dalam kegiatan
pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum.
Setiap guru dapat mengajak peserta didik membaca, menulis, menyimak,
dan mengkomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat tentang topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang dipelajari yang terdapat di berbagai sumber informasi baik media
sosial maupun buku surat kabar (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32).
Dalam hubungan ini, maka di sekolah dibutuhkan ketersediaan
sumber-sumber informasi yang ada seperti internet maupun buku surat
kabar, sehingga fasilitas sekolah seperti perpustakaan ataupun komputer
yang terdapat jaringan internet dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa gerakan
literasi merupakan kegiatan membaca, menyimak, mengolah informasi,
dan mengkomunikasikannya dengan tepat tentang topik yang terdapat di
berbagai sumber-sumber informasi. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dalam
mengakses, memahami dan mengolah sumber-sumber informasi yang
dibutuhkan terutama pada saat proses pembelajaran.
Berikut ini contoh penerapan gerakan literasi di kelas, yang
terdapat pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Penerapan Gerakan Literasi
Sumber:
http://dirhamsd.blogspot.com/2017/10/budaya- baca-melalui-
inovasi-literasi.html.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 2.5 di atas merupakan foto ketika peserta didik sedang
membaca buku secara individu di kelas. Dalam foto di atas, nampak
bahwa kegiatan literasi diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, foto di atas menunjukkan contoh implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yaitu melalui gerakan
literasi.
6) PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling
Peranan guru BK tidak hanya terfokus untuk membantu peserta
didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik
dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan aspek
belajar/akademik, karier, pribadi dan sosial. Bimbingan dan konseling
di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan peran guru mata
pelajaran, tenaga kependidikan maupun pemangku kepentingan lainnya.
Lima nilai utama PPK yaitu religiusitas, nasionalisme, gotong royong,
kemandirian dan integritas sangat sejalan dengan filosofi bimbingan
dan konseling yang memandirikan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 33).
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis layanan bimbingan dan
konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan (Tim
Kemendikbud, 2017: 34-35) sebagai berikut :
a) Layanan dasar
Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan bagi
peserta didik melalui kegiatan pengamalan terstruktur secara
berkelompok yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku
jangka panjang dalam pengembangan perilaku belajar, karier,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pribadi, dan sosial. Layanan ini merupakan momen utama BK yang
paling memunngkinkan dalam integrasi nilai-nilai utama PPK ke
dalam layanan bimbingan konseling.
b) Layanan responsif
Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi
peserta didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang
memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat
dalam pencapaian tugas perkembangannya. Bantuan ini diberikan
melalui kunjungan di rumah, konseling, konsultasi, kolaborasi.
c) Layanan perencanaan individual dan peminatan
Layanan ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik
dalam pengembangan minat dan bakatnya. Nilai-nilai utama dalam
PPK diinkoporasikan dalam proses pemahaman diri dan penguatan
pilihan serta pembelajaran dalam pengembangan minat dan bakat.
d) Dukungan sistem
Dukungan sistem ini terkait dengan aspek manajemen dan
kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan
dan konseling untuk memperkuat PPK. Dukungan ini berupa
kebijakan, ketenagaan, dana, dan fasilitas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa peran
dan tanggung jawab bimbingan dalam PPK adalah mengembangkan
perilaku peserta didik yang menyangkut lima nilai utama tersebut
sebagai kekuatan nilai pada pribadi individu di dalam mengembangkan
potensi di bidang belajar, karier, pribadi, dan sosial. Selain itu, di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
penguatan PPK ini terdapat beberapa layanan dan dukungan seperti
layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan dan peminatan
serta dukungan sistem. Beberapa layanan dan dukungan tersebut
memiliki maksud yang berbeda-beda namun saling berkaitan untuk
memperkuat karakter peserta didik.
c. Tujuan Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum
yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah. Salah satu basis
Penguatan Pendidikan Karakter adalah Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Adapun tujuan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 15) antara lain :
1) Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi
kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun
terintegrasi dalam mata pelajaran.
2) Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi
pengajaran.
3) Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas perlu diterapkan dalam
proses pembelajaran di kelas dengan adanya pengintegrasian kurikulum
dengan memadukan materi yang akan diajarkan, model dan metode
pembelajaran yang menarik, dan adanya pengelolaan kelas atau
manajemen kelas untuk menciptakan suasana lingkungan kelas yang
kondusif dan disiplin, serta adanya kegiatan bimbingan konseling. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kegiatan tersebut, secara tidak langsung peserta didik ditanamkan nilai-
nilai karakter dalam kegiatan intrakurikuler.
B. Penelitian yang relevan
Pada penelitian relevan akan dibahas beberapa penelitian terdahulu yang
mendukung penelitian ini. Berikut beberapa penelitian yang relevan:
Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
Zuchdi, dkk (2010). Penelitian ini berjudul “Pengembangan Model
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi di
Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan komprehensif.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, tes, dan pengamatan.
Sedangkan, teknis analisis data yang digunakan meliputi : uji MANOVA
dan analisis statistik deskriptif. Metode dan strategi yang digunakan
bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi (lawan indoktrinasi),
keteladanan, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills (antara lain
berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi
masalah).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dengan
pendekatan komprehensif yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS, didukung dengan pengembangan kultur
sekolah, terbukti efektif untuk meningkatkan pengamalan nilai-nilai target
yang ingin dicapai, sekaligus juga meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia, IPA, dan IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Penelitian yang dilakukan oleh Zuchdi, dkk mempunyai relevansi
dengan penelitian ini, karena sama-sama membahas mengenai
terintegrasinya pembelajaran yang tercermin melalui pengintegrasian
kurikulum pada setiap mata pelajaran. Penelitian tersebut juga memiliki
perbedaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian tersebut hanya meneliti
tentang terintegrasinya bidang studi saja. Sedangkan dalam penelitian ini,
meneliti secara keseluruhan yang terdapat di dalam basis kelas, misalnya:
pengintegrasian PPK dalam kurikulum, pengelolaan kelas, penggunaan
metode pembelajaran, mata pelajaran khusus, gerakan literasi, dan layanan
bimbingan dan konseling.
Penelitian relevan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh
Purwaningsih (2015). Penelitian ini berjudul “Implementasi Pendidikan
Karakter melalui Terintegrasi ke dalam Pembelajaran Kemampuan
Normatif pada SMK Jurusan Bangunan Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang
dikembangkan oleh guru SMK Jurusan Bangunan yang diintegrasikan ke
dalam pembelajaran, mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh guru SMK Jurusan Bangunan dalam mengintegrasikan muatan nilai-
nilai karakter ke dalam pembelajaran, mengetahui strategi evaluasi yang
dikembangkan ke dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi kendala-
kendala dan tujuan dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter ke
dalam pembelajaran. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif yang dilakukan melalui metode survei pada 8 (delapan) SMK
Negeri Jurusan Bangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
data diperoleh melalui angket, dokumentasi, dan wawancara. Kemudian
dilakukan triangulasi data untuk mendapatkan hasil yang objektif.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa nilai-nilai karakter yang akan
dikembangkan sudah direncanakan secara tertulis dalam dokumen silabus
dan RPP dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan kemendiknas meliputi
18 nilai karakter; strategi pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik
dalam mengintegrasikan ke-18 nilai-nilai karakter tersebut ada 12 macam,
antara lain: diskusi, ceramah, penugasan, presentasi, bermain peran,
pembelajaran tematik, pembelajaran kooperatif, pembelajaran konstektual,
memberikan keteladanan, pembiasaan, pembinaan, disiplin peserta didik,
dan ditegakkannya aturan yang sudah disepakati secara konsisten. Dalam
strategi bermain peran memiliki nilai yang masih paling sedikit dilakukan
karena hanya sebesar 12.5%, dan strategi diskusi memiliki nilai yang
paling banyak dilakukan karena sebesar 100%; guru masih mengalami
kesulitan dalam mengevaluasi hasil pendidikan karakter yang terintegrasi.
Dari 100% hanya 25% yang melakukan evaluasi dalam bentuk tes
perbuatan, observasi, evaluasi diri, dan penilaian antar teman, sedangkan
75% tidak melakukan evaluasi tersebut; kendala-kendala terbesar yang
dialami pendidik dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter adalah dari
kebijakan sekolah yang kurang mendukung. Kendala tersebut adalah salah
satu dari 7 kendala lainnya, antara lain penguasaan guru terhadap strategi
pembelajaran yang sesuai, kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran, ketersediaan sarana pembelajaran yang minim, kemampuan
guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran khususnya evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pencapaian karakter, faktor waktu pembelajaran yang terbatas, dan
lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih mempunyai relevansi
dengan penelitian ini, karena karena sama-sama membahas implementasi
pendidikan karakter berbasis kelas tercermin melalui pengintegrasian
muatan nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran. Penelitian
tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian
tersebut meneliti implementasi pendidikan karakter hanya melalui
pengintegrasian muatan nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran
dan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan penelitian
ini meneliti implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas, baik melalui pengintegrasian kurikulum dalam
pembelajaran, manajemen kelas, metode yang digunakan untuk
mendukung PPK, pengintegrasian mata pelajaran khusus, gerakan literasi
kelas, dan layanan bimbingan konseling di tingkat Sekolah Dasar (SD)
Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh
Panuntun (2016) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter melalui Pengelolaan Kelas yang Dinamis”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru tentang pendidikan
karakter, mendeskripsikan pemahaman implementasi pendidikan karakter
melalui pengelolaan kelas yang dinamis, dan mendiskripsikan nilai-nilai
melalui pengelolaan kelas yang dinamis SD Muhammadiyah 5 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan desain
penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan yang digunakan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi lapangan. Sedangkan,
teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui langkah-langkah reduksi
data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan pengelolaan kelas yang
dinamis seperti mengadakan analisis sosial, pengaturan posisi tempat
duduk, mengatasi masalah kedisiplinan, memanfaatkan perpustakaan, dan
mengefektifkan papan tulis, dapat membentuk nilai-nilai karakter religus,
disiplin, bersahabat, gemar membaca, peduli lingkungan, mandiri, dan rasa
ingin tahu peserta didik. Dengan demikian, penelitian ini disimpulkan
bahwa implementasi pendidikan karakter dapat membentuk nilai-nilai
karakter peserta didik kelas rendah di SD Muhammadiyah 5 Surakarta
tahun ajaran 2015/ 2016.
Penelitian yang dilakukan oleh Panuntun mempunyai relevansi
dengan penelitian ini, karena sama-sama membahas tentang implementasi
pendidikan karakter yang tercermin dalam pengelolaan kelas. Penelitian
tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian
tersebut hanya meneliti tentang cara pengelolaan kelas. Sedangkan
penelitian ini meneliti pendidikan karakter berbasis kelas yang mencakup
pengelolaan kelas, metode yang digunakan untuk menanamkan PPK,
pengintegrasian kurikulum, gerakan literasi, layanan konseling, dan
pengintegrasian melalui mata pelajaran khusus.
Penelitian relevan yang keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh
Christiyanto (2016). Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Materi Himpunan di Kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana tanggapan peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran
berbasis pendidikan karakter dan untuk mengetahui adakah perbedaan
prestasi belajar peserta didik sebelum mendapatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter dengan sesudah mendapatkan pembelajaran berbasis
pendidikan karakter. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan jenis penelitian kuantitatif eksperimental dimana ada
pendekatan kualitatif sebagai data pendukung. Teknik pengumpulan data
yang digunakan, diantaranya: observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan
triangulasi data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini,
menggunakan uji normalitas. Sedangkan untuk mendukung data kualitatif
dilakukan dalam empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, verifikasi dan pengambilan keputusan. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti dampak pendidikan karakter pada peningkatan
prestasi belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter
mendapatkan tanggapan positif dari peserta didik dan terdapat pengaruh
positif melalui peningkatan hasil belajar peserta didik. Selain itu, terdapat
perkembangan hasil belajar peserta didik (kelas VII A) setelah
mendapatkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter, karena terdapat
perbedaan antara hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah
pembelajaran berbasis pendidikan karakter terdapat peningkatan hasil
belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Penelitian yang dilakukan oleh Christiyanto mempunyai relevansi
dengan penelitian ini, karena dalam penelitian ini sama-sama membahas
tentang pendidikan karakter melalui pendekatan basis kelas. Penelitian
tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian
tersebut meneliti tentang pengaruh pembelajaran berbasis pendidikan
karakter terhadap prestasi belajar di satuan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Sedangkan dalam penelitian ini membahas tentang
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Keempat penelitian tersebut memberi dorongan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian mengenai implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan sekolah dasar se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan pada seluruh guru di
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok, dengan jumlah populasi 310
guru. Peneliti menggunakan sistem simple random sampling untuk
menentukan sampel penelitian.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas sudah diterapkan dan upaya yang
dilakukan untuk menerapkan PPK di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok.
Berdasarkan keempat penelitian yang relevan tersebut, peneliti
membuat sebuah bagan tentang literature map penelitian terdahulu sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dengan penelitian yang sekarang. Literature map akan menunjukkan
hubungan antara penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan. Literature map penelitian dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Literature Map Penelitian yang relevan
Purwaningsih (2015)
Implementasi Pendidikan
Karakter melalui Terintegrasi
ke dalam Pembelajaran
Kemampuan Normatif pada
SMK Jurusan Bangunan
Daerah Istimewa Yogyakarta
Zuchdi, dkk (2010)
Pengembangan Model
Pendidikan Karakter
Terintegrasi dalam
Pembelajaran Bidang Studi di
Sekolah Dasar
Panuntun (2016)
Implementasi Pendidikan
Karakter Melalui Pengelolaan
Kelas yang Dinamis
Christiyanto (2016)
Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada
Materi Himpunan di Kelas VII
SMP Pangudi Luhur Boro
Yogyakarta Tahun Ajaran
2015/2016
Purnami (2019)
Implementasi
Program Penguatan
Pendidikan
Karakter Berbasis
Kelas di Satuan
Pendidikan
Sekolah Dasar se-
Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 2.6 memaparkan bagan tentang penelitian relevan yang digunakan
oleh peneliti. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti ada empat.
Penelitian yang pertama terletak pada kolom pertama, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Zuchdi, dkk (2010) memiliki hubungan dengan penelitian ini,
karena penelitian tersebut sama-sama membahas mengenai terintegrasinya
pembelajaran yang tercermin melalui pengintegrasian kurikulum pada setiap
mata pelajaran. Penelitian yang kedua terletak pada kolom yang kedua, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2015) memiliki hubungan
dengan penelitian ini, karena penelitian tersebut sama-sama membahas
implementasi pendidikan karakter berbasis kelas tercermin melalui
pengintegrasian muatan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran. Penelitian
yang ketiga terletak pada kolom ketiga, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Panuntun (2016) memiliki hubungan dengan penelitian ini, karena penelitian
tersebut sama-sama membahas tentang implementasi pendidikan karakter
yang tercermin melalui pengelolaan kelas. Sedangkan penelitian yang keempat
terletak pada kolom keempat, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Christiyanto (2016) memiliki hubungan dengan penelitian ini, karena pada
penelitian tersebut sama-sama membahas tentang pendidikan karakter melalui
pendekatan basis kelas.
Berdasarkan keempat penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa keempat
penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian ini yaitu membahas
mengenai peran guru dalam menanamkan karakter peserta didik melalui
proses pembelajaran di kelas. Keempat penelitian tersebut yang mendukung
penelitian yang dilakukan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan proses pembentukan
karakter peserta didik melalui proses pembelajaran dengan melahirkan
sebuah pembelajaran yang efektif dengan mengintegrasikan Penguatan
Pendidikan Karakter. Proses pembelajaran di kelas menjadi momen
pendidikan yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta
didik. Dalam hal ini, kelas merupakan tempat utama terjadinya proses
pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik.
Di dalam kelas, melalui proses pembelajaran seorang guru
mengajarkan nilai-nilai tertentu kepada setiap peserta didik. Oleh karena
itu, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas sangat bermanfaat
positif bagi peserta didik yaitu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan integrasi perilaku yang positif dalam kehidupan
kesehariannya, sebagai akibat dari guru yang telah mengintegrasikan
Penguatan Pendidikan Karakter dalam proses pembelajaran yang
dilakukannya.
Berdasarkan fakta yang terdapat pada studi kasus, beragam
persoalan kebangsaan terus mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang
menunjukkan rendahnya karakter pada generasi muda saat ini, khususnya
di tingkat satuan pendidikan sekolah dasar. Fakta tersebut dapat terlihat
dalam berita-berita yang beredar, misalnya belasan peserta didik sekolah
dasar hendak melakukan aksi tawuran dengan membawa belasan senjata
tajam yang menyerang peserta didik yang berbeda sekolah. Selain itu,
sejumlah peserta didik tertangkap sedang mencontek dan bertukar jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ketika sedang melaksanakan Ujian Nasional. Contekan jawaban tersebut
dibawa oleh peserta yang berupa lembaran kunci jawaban dan handphone,
dan terjadinya aksi bullying hingga menimbulkan aksi kekerasan dengan
teman kelasnya pada peserta didik di tingkat sekolah dasar. Perlakuan
kasar tersebut ditunjukkan melalui pukulan dan tendangan di bagian perut
peserta didik (korban). Kondisi ini memunculkan kekhawatiran tersendiri
khususnya bagi seorang guru, karena hal ini menimbulkan dampak negatif
akan meningkatnya krisis moral.
Melihat keprihatinan di atas, sekolah berperan terhadap pembentukan
karakter peserta didik melalui Penguatan Pendidikan Karakter, sehingga
karakter peserta didik dapat terbentuk secara optimal yang berpengaruh
terhadap perilaku dan sikap yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, demi terwujudnya pembentukan karakter pada setiap
peserta didik secara optimal diperlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara guru dan peserta didik. Namun, interaksi dan komunikasi
antara guru dan peserta didik di sekolah lebih banyak dihabiskan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, peran guru di kelas jauh
lebih penting dalam membentuk karakter melalui pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dalam proses pembelajaran atau kegiatan
intrakurikuler yang di dalamnya terdapat dinamika pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter, pendalaman isi materi pelajaran,
pengelolaan kelas dengan menanamkan nilai-nilai karakter, pilihan model
dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, serta
pengembangan potensi pada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian untuk mengetahui upaya implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Diharapkan setiap satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
telah mengimplentasikan dan mengupayakan program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas dengan seoptimal mungkin.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman telah diimplementasikan.
2. Upaya implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman melalui sosialisasi tentang PPK dengan Kelompok
Kerja Guru (KKG), kepala sekolah, dan guru yang telah melakukan
PPK, mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan pembiasaan sikap dan
karakter sebelum memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, mengaitkan isi
pembelajaran dengan Penguatan Pendidikan Karakter, memfasilitasi
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter, mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
perkembangan karakter peserta didik, memberikan umpan balik
kepada peserta didik tentang karakter yang dirancang dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini membahas jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik pengujian instrumen, dan yang terakhir teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif
deskriptif dengan metode survei. Irawan (dalam Asra, dkk, 2016: 25)
mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian
empirik (berdasarkan bukti-bukti atau data nyata) yang dilakukan secara
sistematik tentang fenomena sosial atau alam dengan menggunakan metode
atau tehnik statistik, matematik maupun penghitungan lainnya. Data yang
dikumpulkan pada data kuantitatif, lebih banyak angka bukan kata-kata atau
gambar (Yusuf, 2014: 58). Irawan (dalam Asra, dkk, 2016: 26)
mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk
mengembangkan atau menerapkan model statistik/ matematik, teori dan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti tersebut.
Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner. Dengan demikian, penelitian survei adalah penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi dan Tukiran, 2012: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Senada dengan pendapat Jogiyanto (2008: 3) bahwa survei adalah metode
pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden secara tertulis. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa penelitian survei merupakan metode penelitian dengan
mengambil sampel dari suatu populasi menggunakan pertanyaan-pertanyaan
secara tertulis (kuesioner) kepada responden untuk memperoleh data. Tujuan
utama dari survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari
populasi (Sukmadinata, 2016: 55). Survei digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel
yang relatif kecil (Sukmadinata, 2016: 82).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi tertentu (Sanjaya, 2013: 59). Sudaryono
(2016: 22), menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research)
ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa
adanya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data atau informasi mengenai
populasi menggunakan sampel untuk memperoleh gambaran umum dari suatu
populasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2018 sampai dengan Maret
2019. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi
penyusunan proposal, mengurus perijinan penelitian, penyusunan
instrumen penelitian, validasi instrumen dan revisi, penyebaran instrumen
ke 37 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman,
pengumpulan data, pengolahan data, penyusunan laporan, dan revisi.
Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 merupakan jadwal kegiatan peneliti yang dimulai pada bulan
April 2018 mengenai penyusunan proposal, kemudian pada bulan Mei
NO Kegiatan
Bulan
2018 2019
Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Penyusunan
Proposal
2 Mengurus
perijinan
penelitian
3 Penyusunan
instrumen
penelitian
4 Validasi
instrumen
penelitian
dan revisi
5 Penyebaran
instrumen
6 Pengumpulan
data
7 Pengolahan
data
8 Penyusunan
laporan
9 Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2018 peneliti mengurus perijinan penelitian yang dilakukan ke berbagai
instansi-instansi terkait misalnya ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pemerintah Kabupaten Sleman, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan
Depok, Kantor Kecamatan Depok, Sleman, dan sebagainya. Setelah
mengurus perijinan pada bulan Juni 2018 peneliti melakukan penyusunan
instrumen yang berupa kuesioner. Pada bulan yang sama peneliti
melakukan validasi instrumen, setelah itu merevisinya. Setelah instrumen
penelitian selesai, maka pada bulan Juli sampai Agustus 2018 kegiatan
yang peneliti lakukan adalah menyebarkan instrumen ke satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok sejumlah 37 SD.
Selanjutnya pada bulan September 2018, peneliti mengumpulkan kembali
instrumen yang telah disebarkan dan diisi oleh responden. Setelah
dikumpulkan, peneliti selanjutnya mengolah data yang diperoleh.
Pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober sampai awal November
2018. Selanjutnya, kegiatan penyusunan laporan dilakukan pada bulan
November sampai Januari 2019. Setelah disusun kemudian laporan
direvisi kembali oleh peneliti pada bulan Februari sampai bulan Maret
2019.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemilihan tempat penelitian di
Kecamatan Depok karena Kecamatan Depok memiliki jumlah sekolah
dasar negeri yang paling banyak dibandingkan dengan kecamatan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kecamatan lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin
menggambarkan karakteristik populasi yang diteliti. Selain itu,
Kecamatan Depok belum pernah ada penelitian tentang implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Jumlah sekolah
yang dijadikan obyek penelitian yaitu 37 sekolah dasar negeri. Oleh sebab
itu, peneliti ingin mengetahui pengimplementasian program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Data sekolah yang
dijadikan objek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Secara sederhana, populasi adalah kumpulan dari seluruh unsur atau
elemen atau unit pengamatan (observation unit) yang akan diteliti (Asra,
dkk, 2016: 70). Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015:
117) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa populasi merupakan kumpulan dari seluruh obyek/subyek yang
diamati oleh peneliti untuk dipelajari dan dapat ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang seluruhnya berjumlah 310
guru. Jumlah populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian
NO Nama SD Alamat Kelas
Paralel
Jumlah
Guru
1 SDN Deresan Jl. Cempaka CT X Deresan , Caturtunggal 2 12
2 SDN Timbulharjo Jl. Krodan, Krodan , Maguwoharjo 1 6
3 SDN Percobaan 2 Jl. Sekip Caturtunggal 2 12
4 SDN Perumnas 3 Jl. Tambakboyo No.1 Dero 1 6
5 SDN Perumnas Condongcatur Jl. Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur 3 18
6 SDN Puren Jl. Tantular 93 Pringwulung Condongcatur 1 6
7 SDN Sarikarya Jl. Asemgede 48 Kragilan, Condongcatur 1 6
8 SDN Ringinsari Ringinsari, Maguwoharjo 1 6
9 SD N Samirono Jl. Colombo No. 02 Depok 2 12
10 SDN Ambarukmo Gowok, Ambarukmo, Caturtunggal 1 7
11 SDN Caturtunggal 4 Tempel, Caturtunggal 2 12
12 SDN Caturtunggal 3 Jl. Kaliurang Km 4,5 Kocoran, Caturtunggal 1 6
13 SDN Babarsari Jl. Babarsari Kledokan 2 12
14 SDN Kledokan Jl. Garuni 3, Kledokan 1 6
15 SDN Karangasem Jl. Candi Gebang 182A Karangasem, Condongcatur 1 6
16 SDN Karangwuni Jl. Kaliurang Km 5, Karangwuni 1 6
17 SDN Maguwoharjo 1 Jl. Arteri Utara Km 1 Maguwoharjo 2 12
18 SDN Nanggulan Nanggulan, Maguwoharjo 2 12
19 SDN Corongan Corongan, Maguwoharjo 1 7
20 SDN Depok 2 Manisrejo, Maguwoharjo 1 7
21 SDN Condongcatur Jl. Kaliurang Km 6,5, Kentungan, Condongcatur 2 12
22 SDN Caturturtunggal 6 Gang Pinus Janti, Caturtunggal 1 6
23 SDN Depok 1 Mustokorejo, Maguwoharjo 2 12
24 SDN Kalongan Jl. Solo Km 8,5, Kalongan, Maguwoharjo 1 7
25 SDN Kentungan Jl. Kaliurang Km 6,5 Kentungan, Condongcatur 2 12
26 SDN Caturtunggal 1 Jl. Pandega Marta I Manggung, Caturtunggal 1 6
27 SDN Nogopuro Jl. Nogopuro No. 3 Gowok, Caturtunggal 2 12
28 SDN Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto 1 6
29 SDN Adisucipto 2 Komplek Lanud Adisucipto 1 6
30 SDN Gejayan Jl. Anggajaya III, Gejayan 1 6
31 SDN Tajem Banjeng, Maguwoharjo 1 6
32 SDN Nolobangsan Komplek Perum Polri, Gowok 1 6
33 SDN Ngringin Jl. Waringinsari, Ngringin, Condongcatur 1 6
34 SDN Mustokorejo Sopalan, Maguwoharjo 1 6
35 SDN Gambiranom Manukan, Condongcatur 2 12
36 SDN Caturtunggal 7 Jl. Gambir 6b, Karangasem Baru, Caturtunggal 1 6
37 SDN Bhaktikarya Manukan, Condongcatur 1 6
Jumlah 51 310
Tabel 3.2 di atas menunjukkan data mengenai jumlah SD, nama
sekolah, alamat sekolah, jumlah kelas paralel, dan jumlah guru yang
tersebar di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Peneliti melakukan
penelitian di seluruh sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman berjumlah 37 SD, dengan jumlah total populasi sebanyak 310
guru. Setiap sekolah dasar negeri memiliki jumlah guru yang bervariasi
dari yang paling sedikit 6 guru sampai paling banyak 18 guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian
dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh
sampel (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011: 124). Senada dengan pendapat
yang dikemukakan Sugiyono (2015: 118) bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penentuan sampel
dihitung dengan menggunakan tabel penentuan sampel minimal menurut
Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%,
artinya tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel yang dapat ditolerir
oleh peneliti sebesar 5% (Sumanto 2014: 210). Aturan pengaplikasian
tabel penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dapat
dilihat dalam tabel 3.3 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 3.3 Penentuan Sampel Minimal menurut Krejcie dan Morgan
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 265 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan : N = Populasi
S = Sampel
Tabel 3.3 di atas menunjukkan aturan praktis untuk menentukan
jumlah sampel yang harus diambil melihat dari jumlah populasi yang ada.
Contohnya apabila jumlah populasinya sebanyak 210 guru maka sampel
minimal yang harus diambil sebanyak 136 guru. Dalam penelitian ini
jumlah populasi guru sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman yang dijadikan populasi penelitian yaitu 310 guru.
Jumlah populasi guru yang diteliti mendekati populasi 300, maka sampel
minimal yang harus diteliti sesuai dengan tabel penentuan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
minimal menurut Krejcie dan Morgan yaitu 169. Adapun cara
menghitung jumlah sampel yang diteliti yaitu menggunakan rumus
sebagai berikut (Asri, 2016: 60) :
\
Keterangan:
SP : Sampel Penelitian
N : Jumlah guru masing-masing SD
Jp : Jumlah populasi guru SD Negeri se-Kecamatan
Depok
Jumlah sampel minimal: Jumlah sampel sesuai dengan tabel penentuan
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.
Berikut ini adalah perhitungan cara perhitungan sampel penelitian
minimal menurut Krejcie dan Morgan pada tiap-tiap sekolah yang
disajikan pada tabel 3.4 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.4 Populasi dan Sampel Tiap Sekolah
No Nama SD Jumlah
Populasi
Sampel Penelitian Minimal menurut Krejcie dan Morgan
ooMoMorgan Rincian Pembulatan
1 SD N Deresan 12
7
2 SD N Timbulharjo 6
3
3 SD N Percobaan 2 12
7
4 SD N Perumnas 3 6
3
5 SD N Perumnas Condongcatur 18
10
6 SD N Puren 6
3
7 SD N Sarikarya 6
3
8 SD N Ringinsari 6
3
9 SD N Samirono 12
7
10 SD N Ambarukmo 7
4
11 SD N Caturtunggal 4 12
7
12 SD N Caturtunggal 3 6
3
13 SD N Babarsari 12
7
14 SD N Kledokan 6
3
15 SD N Karangasem 6
3
16 SD N Karangwuni 6
3
17 SD N Maguwoharjo 1 12
7
18 SD N Nanggulan 12
7
19 SD N Corongan 7
4
20 SD N Depok 2 7
4
21 SD N Condongcatur 12
7
22 SD N Caturturtunggal 6 6
3
23 SD N Depok 1 12
7
24 SD N Kalongan 7
4
25 SD N Kentungan 12
7
26 SD N Caturtunggal 1 6
3
27 SD N Nogopuro 12
7
28 SD N Adisucipto 1 6
3
29 SD N Adisucipto 2 6
3
30 SD N Gejayan 6 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Nama SD Jumlah
Populasi
Sampel Penelitian Minimal menurut Krejcie dan Morgan
Rincian Pembulatan
31 SDN Tajem 6
3
32 SDN Nolobangsan 6
3
33 SDN Ngringin 6
3
34 SDN Mustokorejo 6
3
35 SDN Gambiranom 12
7
36 SDN Caturtunggal 7 6
3
37 SDN Bhaktikarya 6
3
Jumlah 310
170
Tabel 3.4 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel
menggunakan rumus sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dari
data yang akan diambil. Pengambilan sampel merupakan suatu proses
pemilihan dan penentuan jenis sampel yang akan menjadi subjek atau
objek penelitian (Sukmadinata, 2016: 252). Sampel yang secara nyata
harus representatif dalam arti mewakili populasi baik karakteristik maupun
jumlahnya. Salah satu cara pengambilan sampel yang representatif adalah
secara acak atau random. Sukmadinata (2016: 253) menjelaskan bahwa
pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Dalam
pengambilan acak sederhana (simple random sampling), seluruh individu
yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas
dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu memiliki peluang yang
sama untuk diambil sebagai sampel, karena individu-individu tersebut
memiliki karakteristik yang sama (Sukmadinata, 2016: 255).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pengambilan acak sederhana (simple random sampling), dikatakan
simple (sederhana) karena anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2015 : 120).
Dalam penelitian ini, sampel minimal yang harus diteliti yaitu 169
sampel. Namun, setelah dihitung menggunakan rumus sampel minimal
menurut Krejcie dan Morgan, total sampel yang diperoleh peneliti yaitu
170 sampel. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel secara acak/
simple random sampling sesuai dengan perhitungan rumus sampel
minimal menurut Krejcie dan Morgan yaitu 170 sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2015: 61). Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata,
2016: 216). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menggunakan teknik kuesioner dan studi dokumenter. Kedua teknik
pengumpulan data akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dioperasikan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015: 199). Pendapat
lain dikemukakan oleh Sukmadinata (2016: 219) bahwa angket atau
kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden). Pernyataan digunakan dalam
kuesioner untuk menentukan seberapa jauh responden memiliki sikap
atau perspektif dalam suatu isu tertentu (Morissan, 2014: 170).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang
diisi oleh responden untuk mendapatkan informasi berdasarkan data
yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini kuesioner disebar ke 37 sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, yang bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi mengenai pengimplementasian
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman. Kuesioner yang digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
penelitian ini terdiri dari 11 pertanyaan tertutup dan 11 pertanyaan
terbuka.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
(Sukmadinata, 2016: 221). Pendapat yang serupa juga diungkapkan
oleh Mahdi dan Mujahidin (2014: 119) yang menjelaskan bahwa studi
dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa studi dokumenter
adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan
menganalisis setiap dokumen-dokumen yang dilakukan selama
melakukan penelitian.
Studi dokumenter yang diperoleh selama penelitian ini berlangsung
berupa data-data yang didapatkan dari kantor UPT Pendidikan
Kecamatan Depok. Data-data tersebut antara lain daftar nama-nama
SD se-Kecamatan Depok, data alamat sekolah, no telepon sekolah,
nama kepala sekolah, NIP kepala sekolah, dan no HP sekolah. Tujuan
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan jenis studi
dokumenter, yaitu supaya peneliti mempunyai data fisik yang dapat
dijadikan sebagai bukti pelaksanaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti (Sugiyono, 2015: 133). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrumen non tes berupa kuesioner. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner dioperasikan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono 2015: 199). Pada kuesioner ini, peneliti mengajukan pertanyaan
terbuka dan tertutup kepada responden. Kedua jenis kuesioner akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertanyaan terbuka
Pada kuesioner dengan pertanyaan terbuka, kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau
direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan
ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau
respon. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawab-
an atau respon sesuai dengan persepsinya (Sukmadinata, 2016: 219).
Pertanyan terbuka memberikan responden kebebasan dalam
memberikan jawaban, dan juga peluang untuk memberikan jawaban
yang mendalam (Morissan 2014: 178). Berdasarkan pendapat para ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan terbuka yang terdapat
dalam kuesioner memberikan kesempatan pada responden untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
menjawab sesuai dengan pengetahuan dan pendapat yang dimiliki
responden.
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan terbuka yang
digunakan untuk mengetahui pengimplementasian program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas yang terdapat pada tabel 3.5
berikut ini :
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka Berbasis Kelas
Aspek No
Aitem
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok
Kerja Guru (KKG) 2
Cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) 4
Cara pembiasaan sikap dan karakter yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter 6
Model dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter 7
Cara mengaitkan isi pembelajaran dengan penguatan pendidikan
karakter 8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP 9
Cara mencatat perkembangan peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
Tabel 3.5 di atas adalah kisi-kisi instrumen pertanyaan terbuka
yang berjumlah 11 aitem. Pada aitem 1 membahas tentang praktik
baik, aitem 2 membahas tentang informasi Penguatan Pendidikan
Karakter selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), aitem 3 membahas
tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus, aitem 4 membahas tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
(RPP), aitem 5 membahas tentang cara pembiasaan sikap dan karakter
sebelum memulai pembelajaran, aitem 6 membahas tentang cara
mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7
membahas tentang model dan metode pembelajaran yang digunakan di
sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter, aitem 8
membahas tentang cara mengaitkan isi pembelajaran dengan
Penguatan Pendidikan Karakter, aitem 9 membahas tentang cara
memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP, aitem 10 membahas tentang cara
mencatat perkembangan peserta didik, dan aitem 11 membahas tentang
kendala yang dihadapi.
Berikut ini merupakan instrumen pertanyaan terbuka yang
digunakan peneliti, yang terdapat pada tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6 Instrumen Pertanyaan Terbuka
No Aitem Jawaban
1 Praktik baik yang dilakukan
2 Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) darimana Bapak/Ibu
mendapatkan informasi tentang PPK?
3 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK
dalam desain silabus?
4 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) ?
5 Cara pembiasaan sikap dan karakter seperti apa yang dilakukan
Bapak/Ibu sebelum memulai pembelajaran?
6 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter?
7 Model dan metode pembelajaran yang seperti apa yang bisa
digunakan di sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai
karakter?
8 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan penguatan pendidikan karakter?
9 Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
10 Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter peserta
didik?
11 Kendala-kendala yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Pertanyaan tertutup
Pada kuesioner dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang
tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan
jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif
jawaban (Sukmadinata, 2016: 219). Yusuf (2014: 202) menjelaskan
dalam kuesioner tertutup, alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu. Responden hanya memilih dari alternatif yang telah
disediakan. Berdasarkan penjelasan dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan tertutup yang terdapat dalam kuesioner memiliki alternatif
jawaban yang sudah disediakan dan dapat dipilih oleh responden.
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan tertutup yang
digunakan untuk mengetahui pengimplementasian program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terdapat pada tabel 3.7
berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup
Berbasis Kelas
No Aspek Item No Aitem
1 Sosialiasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala
sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK.
1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG).
2
2 Pra Observasi Integrasi PPK dalam silabus 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
3 Observasi
Pembiasaan sikap dan karakter sebelum
memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter 6
Menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai
karakter
7
Mengaitkan isi materi pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari dengan
penguatan pendidikan karakter
8
Memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik
9
Mencatat perkembangan karakter peserta
didik 10
Memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP
11
Tabel 3.7 di atas adalah kisi-kisi dari pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup terdiri dari 3 aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan
observasi kelas. Pada aspek sosialisasi terdapat di nomor 1 dan 2. Pada
aspek pra observasi terdapat dinomor 3 dan 4. Sedangkan pada aspek
observasi kelas terdapat di nomor 5,6,7,8,9,10, dan 11.
Berikut ini merupakan instrumen pertanyaan tertutup berbasis
kelas, terdapat pada tabel 3.8 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 3.8 Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap dan karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan model dan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter peserta didik
11 Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Instrumen kuesioner ini digunakan untuk mengetahui
implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Sampel penelitian hanya akan
menjawab pertanyaan tertutup berupa checklist dan pertanyaan terbuka
berupa uraian yang dilakukan pada saat pengambilan data antara bulan Juli
sampai awal September pada tahun yang sama.
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala
Guttman. Sudaryono (2016: 104) menjelaskan bahwa skala Guttman ialah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
skala yang digunakan untuk menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan
konsisten. Skala Guttman dalam penelitian ini, dibuat dalam bentuk
checklist.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alternatif jawaban “Ya”
dan “Tidak”. Peneliti membuat skor tinggi satu dan terendah nol. Jawaban
“Ya” diberi skor 1, sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Berikut ini
merupakan tabel skala pengukuran data yang digunakan pada penelitian ini
yang terdapat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Skor Jawaban Instrumen Penelitian
Alternatif Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
3. Daftar Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek aspek-aspek yang
akan diamati (Sudaryono, 2016: 80). Peneliti menggunakan daftar cek
untuk membantu mengorganisir data penelitian yang dibutuhkan atau
dicari. Berikut adalah daftar cek berdasarkan data yang sudah terisi
oleh peneliti terdapat pada tabel 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 3.10 Daftar Cek Dokumentasi
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
1 SDN Deresan Jl. Cempaka CT X Deresan , Caturtunggal 7 √
2 SDN Timbulharjo Jl. Krodan, Krodan , Maguwoharjo 3 √
3 SDN Percobaan 2 Jl. Sekip Caturtunggal 7 √
4 SDN Perumnas 3 Jl. Tambakboyo No.1 Dero 3 √
5 SDN Perumnas
Condongcatur Jl. Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur 10 √
6 SDN Puren Jl. Tantular 93 Pringwulung Condongcatur 3 √
7 SDN Sarikarya Jl. Asemgede 48 Kragilan, Condongcatur 3 √
8 SDN Ringinsari Ringinsari, Maguwoharjo 3 √
9 SD N Samirono Jl. Colombo No. 02 Depok 7 √
10 SDN Ambarukmo Gowok, Ambarukmo, Caturtunggal 4 √
11 SDN Caturtunggal 4 Tempel, Caturtunggal 7 √
12 SDN Caturtunggal 3 Jl. Kaliurang Km 4,5 Kocoran, Caturtunggal 3 √
13 SDN Babarsari Jl. Babarsari Kledokan 7 √
14 SDN Kledokan Jl. Garuni 3, Kledokan 3 √
15 SDN Karangasem Jl. Candi Gebang 182A Karangasem, Condongcatur 3 √
16 SDN Karangwuni Jl. Kaliurang Km 5, Karangwuni 3 √
17 SDN Maguwoharjo 1 Jl. Arteri Utara Km 1 Maguwoharjo 7 √
18 SDN Nanggulan Nanggulan, Maguwoharjo 7 √
19 SDN Corongan Corongan, Maguwoharjo 4 √
20 SDN Depok 2 Manisrejo, Maguwoharjo 4 √
21 SDN Condongcatur Jl. Kaliurang Km 6,5, Kentungan, Condongcatur 7 √
22 SDN Caturturtunggal 6 Gang Pinus Janti, Caturtunggal 3 √
23 SDN Depok 1 Mustokorejo, Maguwoharjo 7 √
24 SDN Kalongan Jl. Solo Km 8,5, Kalongan, Maguwoharjo 4 √
25 SDN Kentungan Jl. Kaliurang Km 6,5 Kentungan, Condongcatur 7 √
26 SDN Caturtunggal 1 Jl. Pandega Marta I Manggung, Caturtunggal 3 √
27 SDN Nogopuro Jl. Nogopuro No. 3 Gowok, Caturtunggal 7 √
28 SDN Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto 3 √
29 SDN Adisucipto 2 Komplek Lanud Adisucipto 3 √
30 SDN Gejayan Jl. Anggajaya III, Gejayan 3 √
31 SDN Tajem Banjeng, Maguwoharjo 3 √
32 SDN Nolobangsan Komplek Perum Polri, Gowok 3 √
33 SDN Ngringin Jl. Waringinsari, Ngringin, Condongcatur 3 √
34 SDN Mustokorejo Sopalan, Maguwoharjo 3 √
35 SDN Gambiranom Manukan, Condongcatur 7 √
36 SDN Caturtunggal 7 Jl. Gambir 6b, Karangasem Baru, Caturtunggal 3 √
37 SDN Bhaktikarya Manukan, Condongcatur 3 √
Tabel 3.10 di atas adalah daftar cek dokumentasi yang berisi
tentang sekolah, alamat, dan jumlah sampel penelitian. Daftar cek di
atas digunakan ketika peneliti mengumpulkan data dokumentasi dari
UPT dan ketika peneliti menyebarkan instrumen penelitian. Peneliti
memberikan tanda cek (√) pada kolom sesuai atau tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian
yaitu validitas Validitas dalam penelitian ini meliputi dua hal yaitu
validitas muka dan validitas isi.
1. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauhmana instrumen mencerminkan
isi yang dikehendaki. Menurut Siregar (2010: 163), validitas isi
berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep)
yang harus diukur. Validitas isi (content validity) yang mengukur
sejauhmana alat isi pengukur tersebut mewakili seluruh aspek yang
dianggap sebagai kerangka konsep yang hendak diukur (Martono,
2014: 100). Validitas isi ingin mengukur sejauhmana isi (konsep)
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Instrumen yang
divalidasi yaitu berupa 11 pertanyaan tertutup (checklist) dan 11
pertanyaan terbuka (uraian).
Validitas ini diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya
berhubungan dengan penelitian ini. Ahli yang dipilih untuk melakukan
validasi ada 10 guru dari berbagai sekolah yang berada di luar daerah
Kabupaten Sleman. Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang
diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen menggunakan
skala Likert. Skala Likert merupakan suatu skala untuk mengukur
sikap dengan skala ordinal (Subali, 2012: 22). Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015: 134).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada skala Likert meliputi skor 1: sangat tidak setuju, skor 2: tidak
setuju, skor 3: ragu-ragu, skor 4: setuju, dan skor 5: sangat setuju.
Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi
kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan
dihapus, agar skor yang didapatkan lebih jelas (Setyawan, 2016: 47).
Selain itu, peneliti menghilangkan kategori ragu-ragu dalam skala
Likert supaya memperoleh hasil kesimpulan penelitian yang tidak bias.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert dengan
kategori skor sebagai berikut: skor 1: tidak baik, skor 2: kurang baik,
skor 3: baik, dan skor 4: sangat baik. Hasil akhir yang diperoleh dari
ahli diakumulasikan dan dikategorikan menggunakan kriteria yang
telah ditentukan. Skor yang sudah didapatkan kemudian dikonversikan
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut (Sukardjo, 2006: 52).
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80SBi Baik
Xi – 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60SBi Cukup
Xi – 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi – 0, 60SBi Kurang
X ≤ Xi– 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
X : Skor aktual
Berdasarkan rumusan tersebut, maka peneliti melakukan
modifikasi menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima, agar sesuai
dengan aspek yang ingin diketahui yaitu kelayakan instrumen penelitian
(Sukardjo, 2006: 53). Modifikasi nilai skala lima terdapat pada tabel 3.12
sebagai berikut:
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X ˃ Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80Sbi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 0, 60Sbi Kurang layak dengan revisi banyak
Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ Xi - 0, 60Sbi Tidak layak revisi total
X ≤ Xi – 1,80Sbi Sangat tidak layak revisi total
Keterangan :
Rerata ideal (Xi) : (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif
pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut :
Diketahui
Skor maksimal ideal : 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (Xi) : (68 + 17) = 42,5
Simpangan baku ideal (SBi) : (68 – 17) = 8,5
Ditanyakan :
Interval skor kategori sangat layak digunakan, sangat layak untuk
digunakan dengan revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak
layak revisi total, dan sangat tidak layak revisi total.
Jawaban :
Kategori sangat layak untuk digunakan
= X ˃ Xi + 1,80SBi
= X ˃ 42,5 + (1,80 . 8,5)
= X ˃ 42,5 + 15,3
= X ˃ 57,8
Kategori layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
= Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ Xi + 1, 80SBi
= 42,5 + (0,60 . 8,5)˂ X ≤ 42,5 + (1,80 . 8,5)
= 42,5 + (5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 15,3)
= 47,6 ˂ X ≤ 57,8
Kategori kurang layak dengan revisi banyak
= Xi - 0,60SBi ˂ X ≤ Xi + 0,60SBi
= 42,5 – (0,60 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5+ (0,60 . 8,5)
= 42,5 – 5,1 ˂ X ≤ 42,5+ 5,1
= 37,4 ˂ X ≤ 47,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kategori tidak layak revisi total
= Xi – 1,80SBi ˂ X ≤ Xi – 0,60SBi
= 42,5 – (1,80 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 (0,60 . 8.5)
= 42,5 – 15,3 ˂ X ≤ 42,5 . 5,1
= 27,2 ˂ X ≤ 37,4
Kategori sangat tidak layak revisi total
= X ≤ Xi – 1,80SBi
= X ≤ 42,5 – 1,80. 8.5
= X ≤ 27,2
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh kategori data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang
dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian dapat
dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori
tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima. Maka
peneliti mendapat hasil penilaian instrumen dapat dilihat pada tabel 3.14
berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
2 D.K SD N 1 Bantul 66 Sangat layak untuk digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk digunakan
6 A.A SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64 Sangat layak untuk digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
8 H SMP N 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan
9 T.K.R SMP N 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
10 B.M SD Muhammadiyah
Karangkajen 67 Sangat layak untuk digunakan
Jumlah 61,5 Sangat layak untuk digunakan
Berdasarkan tabel 3.14 di atas, bahwa dalam penelitian ini terdapat
10 guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi
masih dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesepuluh
validator tersebut antara lain, D.P dari SDN Bhayangkara, D.K dari
SDN 1 Bantul , L dari SDN Ungaran 1, N.W.M dari SDN Keputran 1,
S dari SDN 4 Wates, A.A dari SD Muhammadiyah Jogodayoh, B.A.P
dari SD Joannes Bosco, H dan T.K.R dari SMPN 1 Bantul, B.M dari
SD Muhammadiyah Karangkajen.
Ahli pertama yang ditunjuk sebagai validator adalah D.P dari SDN
Bhayangkara. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan dengan
revisi sedikit. Revisi tersebut terdapat pada item nomor 2, 7, 8, dan 11.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan (pilot
project) pengimplementasian PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ahli kedua yang ditunjuk sebagai validator adalah D.K dari SDN 1
Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan (pilot project)
pengimplementasian PPK.
Ahli ketiga yang ditunjuk sebagai validator adalah L dari SDN
Ungaran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan (pilot
project) pengimplementasian PPK.
Ahli keempat yang ditunjuk sebagai validator adalah N.W.M dari
SDN Keputran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk
digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di
sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan
(pilot project) pengimplementasian PPK.
Ahli kelima yang ditunjuk sebagai validator adalah S dari SDN 4
Wates. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau
ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang
ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan (pilot project)
pengimplementasian PPK.
Ahli keenam yang ditunjuk sebagai validator adalah A.A dari SD
Muhammadiyah Jogodayoh. Beliau menilai instrumen sangat layak
untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mengajar di sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah
percontohan (pilot project) pengimplementasian PPK.
Ahli ketujuh yang ditunjuk sebagai validator adalah B.A.P dari SD
Joannes Bosco. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
mengajar di sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah
percontohan (pilot project) pengimplementasian PPK.
Ahli kedelapan yang ditunjuk sebagai validator adalah H dari SMP
N 1 Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.
Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah
yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan (pilot
project) pengimplementasian PPK.
Ahli kesembilan yang ditunjuk sebagai validator adalah T.K.R dari
SMP N 1 Bantul. Beliau menilai instrumen layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
mengajar di sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah
percontohan (pilot project) pengimplementasian PPK.
Ahli kesepuluh yang ditunjuk sebagai validator adalah B.M dari
SD Muhammadiyah Karangkajen. Beliau menilai instrumen sangat
layak untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau
mengajar di sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sekolah
percontohan (pilot project) pengimplementasian PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Validitas muka
Validitas muka merupakan validitas yang signifikansinya paling
rendah, karena hanya didasarkan pada penelitian selintas mengenai isi
alat ukur (Margono, 2007: 188). Validitas muka menunjukkan apakah
kualitas suatu indikator tampak beralasan (logis) untuk mengukur
suatu variabel (Morissan, 2014: 104).
Validitas muka ini dilakukan pada 11 instrumen checklist dan 11
instrumen uraian. Validitas muka pada instrumen ini dilakukan oleh
guru yang berada di luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Guru tersebut terpilih karena
setara dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu guru.
Validitas muka dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada 10 guru atau ahli tersebut. Setelah guru memberi penilaian
pada instrumen yang telah dibuat ada beberapa masukan yang
diberikan. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut
ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
D.P
Aitem 7, kata “sesuai
dengan” diubah dengan
kata “mendukung”.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Aitem 8, kata “persoalan
kehidupan sehari-hari”
diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan
Karakter”.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK)
Aitem 11, kata ”dirancang”
diubah dengan kata
“dituangkan”.
Memberikan umpan
balik kepada peserta
didik tentang karakter
yang dirancang dalam
RPP.
Memberikan umpan
balik kepada peserta
didik tentang
karakter yang
dituangkan dalam
rancangan RPP.
N.W.M
dan L
Pada bagian awal petunjuk
pengisian ditambahkan
dengan kata “Bapak/Ibu”.
Mohon memberi tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
Bapak/Ibu mohon
memberi tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
T.K.R
Perhatikan petunjuk
pengisian dan diakhir
kalimat selalu diakhiri
dengan tanda titik.
Lingkari angka yang
tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk kelayakan
perangkatinstrumen
implementasi program
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
Berilah tanda centang
(√) pada angka yang tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk
kelayakan perangkat
instrumen
implementasi
program Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK)
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2015: 335).
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
deskriptif. Teknik analisis data kuantitatif adalah kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul (Sugiyono, 2015: 207). Asra, dkk (2016: 186) menjelaskan
bahwa analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data berupa
penggambaran populasi dan sampel dengan mempelajari berbagai ciri dari
setiap variabel penelitian. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara
melakukan perhitungan sehingga rumusan masalah dapat ditemukan
jawabannya secara kuantitatif (Sugiyono, 2011: 146), artinya jawaban
yang diperoleh berupa angka (kuantitatif). Data hasil analisis deskriptif
dapat disajikan dalam bentuk tabulasi silang, tabel distribusi frekuensi,
grafik batang, grafik garis, dan chart (Sugiyono, 2011: 174). Data
penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti berupa jawaban guru
terhadap implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas yang tertera dalam kuesioner. Sesudah peneliti memperoleh jawaban
guru, selanjutnya peneliti mengolah jenis instrumen berupa checklist dan
uraian. Data instrumen berupa checklist dikelompokkan berdasarkan
kategori “Ya” dan “Tidak” per aitem. Lalu mempresentasikan hasil
penelitian implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas yang telah diterapkan oleh guru dalam bentuk diagram batang.
Peneliti juga menganalisis data pada jenis instrumen uraian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mendeskripsikan jawaban guru per aitem untuk mendukung hasil
persentase data pada diagram tersebut.
Analisis data dalam penelitian ini meliputi implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Pada
bagian berikut ini peneliti akan menjelaskan alur teknik analisis data yang
dipakai peneliti untuk mengolah data penelitian. Adapun langkah-langkah
analisis data instrumen yang berupa checklist adalah sebagai berikut ini :
1. Data penelitian yang harus diolah untuk mengetahui implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter di satuan pendidikan sekolah
dasar negeri se-Kecamatan Depok dan upaya program Penguatan
Pendidikan Karakter di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Depok dari hasil jawaban pertanyaan terbuka berupa uraian
dan pertanyaan tertutup berupa checklist.
2. Setelah seluruh data diperoleh, maka peneliti mengelompokkan data
instrumen implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas berdasarkan nama satuan pendidikan dan responden
dengan menggunakan coding. Coding digunakan untuk memberikan
nama-nama inisial setiap satuan pendidikan sekolah dasar dan
responden. Dalam penelitian ini coding yang digunakan terdiri dari dua
jenis yaitu coding angka dan coding abjad. Dalam coding abjad
digunakan untuk memberikan nama-nama inisial pada setiap satuan
pendidikan sekolah dasar. Coding abjad yang digunakan yaitu abjad A
sampai AK. Sedangkan coding angka digunakan untuk memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
nama inisial responden pada setiap satuan sekolah dasar. Coding angka
yang digunakan yaitu angka 1 sampai 18. Coding dilakukan untuk
mempermudah peneliti dalam mengelompokkan dan mengolah data.
Contohnya, coding A digunakan untuk mengcoding SDN Deresan,
selanjutnya coding angka 1 digunakan untuk mengcoding responden
pertama, maka identitas responden pertama pada SDN Deresan
diberikan coding A1, begitu seterusnya.
3. Setelah memberikan kode berdasarkan nama-nama SD, maka peneliti
mengelompokkan data berdasarkan jawaban guru dengan menggunakan
tabulasi. Tabulasi digunakan untuk mengelompokkan jawaban guru
berupa checklist jawaban “ya” dan “tidak” per aitem. Selain itu, peneliti
juga mentabulasi jawaban guru yang berupa uraian per aitem.
4. Setelah data ditabulasi, peneliti merekapitulasi data berupa jawaban
“Ya” dan “Tidak”, selanjutnya data tersebut dihitung jumlah jawaban
untuk kedua pilihaan jawaban. Apabila jawaban “Ya” maka
mendapatkan skor 1, namun jika jawaban “Tidak” maka mendapatkan
skor 0.
5. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menghitung
persentase dari hasil rekapitulasi jawaban “Ya” dan “Tidak” pada setiap
aitem.
6. Langkah berikutnya adalah mempresentasikan hasil dari persentase
setiap jawaban ke dalam bentuk diagram. Peneliti menyajikan data
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
yang diterapkan oleh guru melalui 2 cara, namun menggunakan 1 jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
diagram. Cara pertama yaitu secara umum, artinya data implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada pertanyaan
tertutup berupa checklist disajikan berdasarkan seluruh aitem
menggunakan diagram batang. Cara kedua yaitu secara khusus, artinya
data implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas pada pertanyaan tertutup berupa checklist disajikan khusus per
aitem berdasarkan butir aitem dengan menggunakan diagram batang.
7. Langkah yang terakhir adalah mendeskripsikan hasil perolehan data
dari rekapitulasi jawaban uraian tentang implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dan upaya yang
dilakukan oleh guru dengan melihat hasil persentase pada setiap aitem.
Guru dikatakan telah melakukan implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas, jika jawaban yang diberikan adalah
Ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini membahas mengenai deskripsi penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan. Deskripsi penelitian menjelaskan mengenai subjek penelitian dan
bagaimana penelitian dijalankan. Hasil penelitian menjelaskan bagaimana data
diolah dan apakah hasil penelitian menjawab hipotesis penelitian. Pembahasan
membahas hubungan antara hasil penelitian dengan teori yang diungkapkan pada
bab sebelumnya.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode
survei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai dengan
Maret 2019 di seluruh sekolah dasar negeri di Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman dengan jumlah guru 310 guru. Peneliti mengambil
sampel penelitian sebanyak 170 guru sesuai dengan tabel penentuan
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Berikut adalah daftar
seluruh sekolah dasar negeri di Kecamatan Depok yang diteliti :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti
NO Nama SD Jumlah Guru Sampel
Penelitian
1 SD N Deresan 12 7
2 SD N Timbulharjo 6 3
3 SD N Percobaan 2 12 7
4 SD N Perumnas 3 6 3
5 SD N Perumnas Condongcatur 18 10
6 SD N Puren 6 3
7 SD N Sarikarya 6 3
8 SD N Ringinsari 6 3
9 SD N Samirono 12 7
10 SD N Ambarukmo 7 4
11 SD N Caturtunggal 4 12 7
12 SD N Caturtunggal 3 6 3
13 SD N Babarsari 12 7
14 SD N Kledokan 6 3
15 SD N Karangasem 6 3
16 SD N Karangwuni 6 3
17 SD N Maguwoharjo 1 12 7
18 SD N Nanggulan 12 7
19 SD N Corongan 7 4
20 SD N Depok 2 7 4
21 SD N Condongcatur 12 7
22 SD N Caturturtunggal 6 6 3
23 SD N Depok 1 12 7
24 SD N Kalongan 7 4
25 SD N Kentungan 12 7
26 SD N Caturtunggal 1 6 3
27 SD N Nogopuro 12 7
28 SD N Adisucipto 1 6 3
29 SD N Adisucipto 2 6 3
30 SD N Gejayan 6 3
31 SDN Tajem 6 3
32 SDN Nolobangsan 6 3
33 SDN Ngringin 6 3
34 SDN Mustokorejo 6 3
35 SDN Gambiranom 12 7
36 SDN Caturtunggal 7 6 3
37 SDN Bhaktikarya 6 3
Jumlah 310 170
Tabel 4.1 di atas memperlihatkan jumlah SD Negeri dan jumlah
guru yang menjadi sampel penelitian. Jumlah guru di seluruh sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dasar negeri di Kecamatan Depok sebanyak 310, dan yang menjadi
sampel penelitian sebanyak 170. Sampel penelitian pada setiap SD dapat
dihitung dari jumlah guru suatu SD dibagi jumlah guru seluruh sekolah
dasar negeri di Kecamatan Depok, kemudian dikalikan dengan angka
penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan (dalam
penelitian ini 169).
Instrumen pada penelitian ini adalah lembar kuesioner yang terdiri
dari 11 butir aitem pertanyaan tertutup berupa checklist dan 11 butir aitem
pertanyaan terbuka berupa uraian. Semua instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini telah diuji dengan menggunakan validitas
isi dan validitas muka. Validitas isi dan muka dilakukan oleh 10 validator,
yaitu 8 guru SD dan 2 guru SMP yang berada di luar Kabupaten Sleman,
namun masih berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh sekolah dasar negeri yang
ada di Kecamatan Depok berjumlah 37 SD pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019. Kegiatan peneliti yang dilakukan, pertama meminta
izin dari instansi-instansi terkait sebelum melaksanakan pengambilan
data, kemudian peneliti meminta izin ke setiap kepala sekolah di 37
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok. Lalu peneliti menyerahkan
dan menjelaskan tata cara mengerjakan instrumen yang akan diujikan
agar tidak terjadi kesalahan. Selanjutnya peneliti meminta bantuan kepada
kepala sekolah untuk mengkoordinasi pengisian instrumen kepada guru
kelas I hingga VI dan pengambilan instrumen yang diisi. Setelah seluruh
instrumen terkumpul peneliti mengolah data tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Deskripsi Responden Penelitian
Penentuan responden penelitian diambil secara acak sesuai jumlah
sampel yang telah dihitung menggunakan rumus perhitungan penentuan
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Instrumen terdiri dari 11
butir aitem pertanyaan tertutup berupa checklist, pada lembar kuesioner
terdapat lembar identitas responden guru mengenai nama guru, NIP,
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, lama mengajar, guru wali kelas,
pendidikan terakhir, nama satuan pendidikan, status akreditasi satuan
pendidikan, alamat satuan pendidikan, dan tanda tangan. Instrumen
penelitian ini diisi oleh 310 guru di 37 sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Depok Kabupaten Sleman.
Data dalam penelitian ini disajikan dengan inisial setiap guru untuk
mempermudah pengolahan data. Jawaban guru dikumpulkan dan
direkapitulasi untuk mengetahui pengimplementasian program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok.
3. Deskripsi Data Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan Depok
a. Deskripsi pertanyaan terbuka berupa uraian
Peneliti mendeskripsikan mengenai implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok yang terkandung dalam 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
aitem berupa pertanyaan terbuka (uraian). Pertanyaan tersebut
mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas yang dilengkapi dengan pertanyaan praktik
baik yang dilakukan serta kendala-kendala yang di hadapi dalam
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.
Jika guru sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas, maka guru wajib mengisi pertanyaan terbuka
berupa uraian sesuai dengan pertanyaan. Namun, jika guru belum
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas, maka guru tidak mengisi pertanyaan terbuka sesuai
aitem. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi pertanyaan terbuka yang
digunakan untuk mengetahui implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan sekolah dasar negeri
se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terdapat pada tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.2 Instrumen Pertanyaan Terbuka
Aspek No Aitem
Praktik baik yang dilakukan 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok Kerja
Guru (KKG) 2
Cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus 3
Cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP) 4
Cara pembiasaan sikap dan karakter yang dilakukan sebelum memulai
pembelajaran 5
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter 6
Model dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter 7
Cara mengaitkan isi pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter 8
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP 9
Cara mencatat perkembangan peserta didik 10
Kendala yang dihadapi 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 4.2 di atas adalah kisi-kisi instrumen pertanyaan terbuka
yang berjumlah 11 aitem. Pada aitem 1 membahas tentang praktik
baik, aitem 2 membahas tentang informasi Penguatan Pendidikan
Karakter selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), aitem 3 membahas
tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus, aitem 4 membahas tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), aitem 5 membahas tentang cara pembiasaan sikap dan karakter
sebelum memulai pembelajaran, aitem 6 membahas tentang cara
mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7
membahas tentang model dan metode pembelajaran yang digunakan di
sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter, aitem 8
membahas tentang cara mengaitkan isi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter, aitem 9 membahas tentang cara
memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP, aitem 10 membahas tentang cara
mencatat perkembangan peserta didik, dan aitem 11 membahas tentang
kendala yang dihadapi.
b. Deskripsi pertanyaan tertutup berupa checklist
Peneliti akan mendeskripsikan mengenai implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok yang terkandung dalam 11
aitem berupa pertanyaan tertutup (checklist).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Pertanyaan tersebut mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Pada setiap pertanyaan,
guru diberikan dua alternatif jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Jika
guru sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas, maka guru mengisi jawaban dengan
memberikan tanda centang pada kolom “Ya”. Namun, jika guru belum
mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas,maka guru mengisi jawaban dengan memberikan tanda
centang pada kolom “Tidak”. Deskripsi data akan disajikan pada setiap
aspek yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup berupa
checklist yang terdapat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup
No Aitem Aitem
1
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK.
2 Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).
3 Integrasi PPK dalam silabus
4 Integrasi PPK di silabus dalam RPP
5 Pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai
pembelajaran
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter
7 Menerapkan model dan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter
8
Mengaitkan isi materi pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari dengan penguatan
pendidikan karakter
9 Memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik
10 Mencatat perkembangan karakter peserta didik
11
Memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4.3 di atas adalah kisi-kisi instrumen pertanyaan tertutup
yang berjumlah 11 aitem. Instrumen pertanyaan tersebut mencakup
aspek sosialisasi yang diwakili pada aitem 1 dan 2, aspek pra observasi
yang diwakili pada aitem 3 dan 4, dan aspek observasi yang diwakili
pada aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Hasil persentase implementasi
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dilihat pada
gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Grafik Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Kelas
Gambar 4.1 merupakan grafik persentase implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas pada seluruh sekolah
dasar negeri se-Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Hasil
persentase tersebut diperoleh berdasarkan jawaban responden pada
pertanyaan tertutup berupa checklist. Hasil dapat dilihat untuk butir
aitem 1 sebanyak 96% guru yang telah mengimplementasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, sedangkan
guru yang belum mengimplementasikan sebanyak 4%, butir aitem 2
sebanyak 76% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan
guru yang belum mengimplementasikan sebanyak 24%, butir aitem 3
sebanyak 91% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan
guru yang belum mengimplementasikan sebanyak 9%, butir aitem 4
sebanyak 91% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan
guru yang belum mengimplementasikan sebanyak 9%, butir aitem 5
sebanyak 96% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan
guru yang belum menerapkan sebanyak 4%, butir aitem 6 sebanyak
98% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 2%, butir aitem 7 sebanyak
92% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 8%, butir aitem 8 sebanyak
95% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 5%, butir aitem 9 sebanyak
95% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 5 %, butir aitem 10 sebanyak
94 % guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 6%, butir aitem 11 sebanyak
97% guru yang telah mengimplementasikan, sedangkan guru yang
belum mengimplementasikan sebanyak 3%.
Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa
pengimplementasian program Penguatan Pendidikan Karakter di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok telah
mencapai di atas 50%. Hal ini membuktikan, bahwa program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas telah
diimplementasikan oleh guru di setiap satuan pendidikan sekolah
dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Setelah mendeskripsikan implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas secara umum, maka selanjutnya
peneliti akan mendeskripsikan data pada instrumen pertanyaan
tertutup berupa checklist pada tiap butir aitem yang berkaitan dengan
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman guna mendukung data yang diperoleh dari
pertanyaan terbuka berupa uraian, sebagai berikut :
1) Aspek-aspek yang diamati dalam implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Guru diberikan 11 pertanyaan yang mewakili dari 3 aspek
yang memuat program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek sosialisasi, aspek pra
observasi, dan aspek observasi kelas. Pada aspek sosialiasi
membahas tentang perolehan informasi yang di dapatkan oleh guru
tentang program Penguatan Pendidikan Karakter, pada aspek pra
observasi membahas tentang cara mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam rencana pembelajaran seperti silabus dan RPP,
dan pada aspek observasi kelas membahas tentang pembiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai utama
karakter pada peserta didik, cara mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, cara
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter, cara
memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan yang
dirancang dalam RPP, mencatat setiap perkembangan peserta
didik, serta memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Peneliti selanjutnya mendeskripsikan hasil penelitian yang
diperoleh dari pertanyaan tertutup berupa checklist tiap butir aitem,
guna mendukung data yang diperoleh dari pertanyaan terbuka
berupa uraian, sebagai berikut :
a) Butir Aitem 1: “Sosialisasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK”
Gambar 4.2 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar 4.2
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 1
Gambar 4.2 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 1 menjelaskan mengenai sosialisasi tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK. Jika guru telah
memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK,
maka akan menjawab “Ya”. Jika guru belum memperoleh
sosialiasi tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari
kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK maka
akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih jawaban “Ya”
sebanyak 96%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak”
sebanyak 4%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 1, guru di
Kecamatan Depok yang telah memperoleh sosialisasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK sebanyak 96%, yang dapat
mempengaruhi terwujudnya praktik baik yang dilakukan guru
dalam implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas, antara lain: berbaris sebelum masuk kelas
(mencerminkan nilai nasionalisme yaitu disiplin), mengucap
salam pada guru (mencerminkan nilai integritas yaitu
menghargai martabat individu), berdoa dipimpin secara
bergantian (mencerminkan nilai religiusitas), menyanyikan
lagu kebangsaan “Indonesia Raya” (mencerminkan nilai
nasionalisme yaitu cinta tanah air), membaca literasi 15 menit
(mencerminkan nilai kemandirian), menghargai orang yang
sedang berbicara (mencerminkan nilai integritas yaitu
menghargai martabat individu), tidak membeda-bedakan teman
(mencerminkan nilai religiusitas yaitu toleransi), upacara
bendera setiap hari senin dan hari besar nasional
(mencerminkan nilai nasionalisme yaitu cinta tanah air), dan
membiasakan piket kelas (mencerminkan nilai nasionalisme
yaitu disiplin dan nilai integritas yaitu tanggung jawab),
pembiasaan membuang sampah pada tempatnya yang bertujuan
membiasakan anak untuk ramah lingkungan (mencerminkan
nilai nasionalisme yaitu disiplin dan nilai integritas yaitu
tanggung jawab), pembiasaan bersalaman dengan Bapak/Ibu
guru (mencerminkan nilai integritas yaitu keteladanan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Guru di Kecamatan Depok yang belum memperoleh
sosialisasi tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari
kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK
sebanyak 4%. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi antara
kepala sekolah dan guru yang telah mengikuti pelatihan
terhadap guru yang tidak mengikuti pelatihan PPK.
b) Butir Aitem 2: “Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG)”
Gambar 4.3 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang
terdapat pada butir aitem 2 :
Gambar 4.3
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 2
Gambar 4.3 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
kelas. Butir aitem 2 menjelaskan mengenai perolehan
sosialisasi tentang PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).
Jika guru telah mendapatkan sosialisasi tentang PPK melalui
kelompok KKG, maka akan menjawab “Ya”. Namun, jika guru
belum mendapatkan sosialiasi tentang PPK melalui kelompok
KKG, maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih
jawaban “Ya” sebanyak 76%, sedangkan guru yang menjawab
“Tidak” sebanyak 24%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 2, guru di
Kecamatan Depok yang telah mendapatkan sosialisasi tentang
PPK melalui KKG sebanyak 76%. Sedangkan guru di
Kecamatan Depok yang belum mendapatkan sosialisasi tentang
PPK melalui KKG sebanyak 24%. Hal ini disebabkan guru
tidak aktif di dalam KKG, meskipun sekolah tersebut mendapat
sosialiasi tentang PPK. Selain dari KKG, guru mendapatkan
informasi mengenai PPK melalui berbagai sumber, antara lain:
media cetak (koran, buku majalah, surat kabar) media
elektronik (televisi, internet), pelatihan kurikulum 2013,
seminar, pelatihan workshop, diklat, buku pedoman yang
dikeluarkan dari pemerintah, teman sejawat, kepala sekolah,
lingkungan sekitar, diklat penyegaran IN untuk PKB
(pengembangan Keprofesian Berkelanjutan), dan lembaga
swasta “Gerakan Sekolah Menyenangkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
c) Butir Aitem 3: “Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter dalam
Desain Silabus”
Gambar 4.4 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.4
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 3
Gambar 4.4 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 3 menjelaskan mengenai cara
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus.
Jika guru telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
desain silabus, maka akan menjawab “Ya”. Namun, jika guru
belum mengintegrasikan nilai-nilai utama dalam desain silabus,
maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
“Ya” sebanyak 91%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak”
sebanyak 9%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 3, guru di
Kecamatan Depok yang telah mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam desain silabus sebanyak 91%. Cara yang
dilakukan oleh guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam desain silabus, yaitu melakukan analisis KD
dengan cara memetakan KD, selanjutnya mengintegrasikan
nilai-nilai karakter yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan dimasukkan ke dalam silabus. Oleh karena itu, guru
perlu mengaitkan dan menyesuaikan nilai-nilai karakter dengan
materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran selaras dengan
perkembangan peserta didik, agar nilai karakter yang
dikembangkan sesuai dengan perkembangan karakter peserta
didik yang akan dicapai.
Guru di Kecamatan Depok yang belum mengintegrasikan
nilai-nilai karakter dalam desain silabus sebanyak 9%. Hal ini
disebabkan kurangnya pemahaman guru mengenai cara
mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam silabus.
d) Butir aitem 4: “Mengintegrasikan nilai-nilai karakter di silabus
ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)”
Gambar 4.5 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar 4.5
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 4
Gambar 4.5 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 4 menjelaskan mengenai cara
mengintegrasikan nilai-nilai karakter di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jika guru telah
mengintegrasikan nilai-nilai karakter di silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka akan
menjawab “Ya”. Namun, jika guru belum mengintegrasikan
nilai-nilai karakter di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang
memilih jawaban “Ya” sebanyak 91%, sedangkan guru yang
menjawab “Tidak” sebanyak 9%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 4, guru di
Kecamatan Depok yang telah mengintegrasikan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
karakter di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebanyak 91%. Cara yang dilakukan oleh
guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu bahwa
silabus yang sudah terintegrasi dengan nilai-nilai karakter,
selanjutnya diaplikasikan ke dalam RPP, sehingga guru dapat
mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam langkah-langkah
kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran, secara
tidak langsung guru menanamkan nilai-nilai karakter melalui
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan melakukan
pembiasaan-pembiasaan positif yang berkaitan dengan nilai
karakter yang dikembangkan pada peserta didik.
Guru di Kecamatan Depok yang belum mengintegrasikan
nilai-nilai karakter di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebanyak 9%. Hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai
karakter di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
e) Butir aitem 5: “Melaksanakan pembiasaan sikap dan karakter
sebelum memulai pembelajaran”
Gambar 4.6 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Gambar 4.6
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 5
Gambar 4.6 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 5 menjelaskan mengenai pelaksanaaan
pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai pembelajaran.
Jika guru telah melaksanakan pembiasaan sikap dan karakter
sebelum memulai pembelajaran maka akan menjawab “Ya”.
Namun, jika guru belum melaksanakan pembiasaan sikap dan
karakter sebelum memulai pembelajaran, maka akan menjawab
“Tidak”. Guru yang memilih jawaban “Ya” sebanyak 96%,
sedangkan guru yang menjawab “Tidak” sebanyak 4%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 5, guru di
Kecamatan Depok yang telah melaksanakan pembiasaan sikap
dan karakter sebelum memulai pembelajaran sebanyak 96%.
Pelaksanaan pembiasaan sikap dan karakter yang dilakukan
guru sebelum memulai pembelajaran, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
melaksanakan upacara bendera setiap hari senin dan hari besar
nasional (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu cinta tanah
air), menyanyikan lagu daerah (mencerminkan nilai
nasionalisme yaitu cinta tanah air), menyanyikan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya” (mencerminkan nilai
nasionalisme), membiasakan piket kelas setiap hari secara
bergiliran (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu disiplin dan
nilai integritas yaitu tanggung jawab), membaca literasi selama
15 menit (mencerminkan nilai kemandirian), berbaris sebelum
masuk kelas (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu
kedisiplinan), berdoa sebelum memulai pembelajaran dengan
dipimpin secara bergantian (mencerminkan nilai religiusitas).
Pembiasaan tersebut merupakan contoh pembiasaan sikap dan
karakter yang telah dilaksanakan oleh guru sebelum memulai
pembelajaran.
Guru di Kecamatan Depok yang belum melaksanakan
pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai pembelajaran
sebanyak 4%. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran guru
akan pentingnya melaksanakan pembiasaan sikap dan karakter
pada peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
f) Butir Aitem 6: “Pengelolaan kelas dengan menginterasikan
nilai-nilai karakter”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Gambar 4.7 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.7
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 6
Gambar 4.7 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 6 menjelaskan mengenai pengelolaan kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Jika guru telah
mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
maka akan menjawab “Ya”. Namun, jika guru belum
mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter,
maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih jawaban
“Ya” sebanyak 98%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak”
sebanyak 2%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 6, guru di
Kecamatan Depok yang telah mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter sebanyak 98%. Cara guru
dalam mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dengan adanya kesepakatan kelas, misalnya:
membiasakan peserta didik untuk bersikap sopan dan santun
(mencerminkan nilai nasionalisme dan integritas), tidak
membeda-bedakan teman dengan adanya kerja kelompok di
kelas (mencerminkan nilai gotong royong), pengaturan tempat
duduk bagi peserta didik yang sulit diatur dan memiliki
kemampuan yang terbatas maka ditempatkan di bangku paling
depan (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu kepedulian,
nilai gotong royong yaitu empati, dan integritas yaitu tanggung
jawab), peserta didik menjadi pendengar yang baik atau
menyimak saat guru memberikan penjelasan (mencerminkan
nilai religiusitas yaitu toleransi dan gotong royong yaitu
menghargai), pemberian sanksi yang mendidik kepada peserta
didik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila
terjadi keterlambatan dalam mengerjakan tugas (mencerminkan
nilai nasionalisme yaitu disiplin dan nilai integritas yaitu
tanggung jawab), mengingatkan peserta didik untuk tidak
membuang sampah sembarangan baik di lantai maupun di laci
(nilai nasionalisme yaitu kedisiplinan dan mencerminkan nilai
integritas yaitu tanggung jawab), memberikan nasihat bila ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
peserta didik yang bertingkah laku tidak sesuai dengan norma
(mencerminkan integritas yaitu tanggung jawab dan nilai
nasionalisme yaitu kedisiplinan), memiliki keberanian untuk
bertanya pada guru maupun teman (mencerminkan nilai
kemandirian yaitu keberanian), minta ijin masuk/ keluar kelas
ruangan (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu disiplin), guru
memotivasi peserta didik untuk memiliki keberanian dalam
mengemukakan pendapat (mencerminkan nilai nasionalisme
yaitu kepedulian), mengajarkan peserta didik suka menolong
(mencerminkan nilai gotong royong dan nilai nasionalisme
yaitu kepedulian), membiasakan peserta didik aktif, jujur, dan
percaya diri (mencerminkan nilai integritas), memberikan
reward bagi peserta didik yang memenuhi nilai-nilai karakter
(mencerminkan nilai nasionalisme yaitu penghargaan), guru
memberi contoh sikap yang baik dan patut diteladani kepada
peserta didik (mencerminkan nilai integritas yaitu keteladanan),
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
mengingatkan peserta didik untuk selalu berperilaku baik di
sekolah (mencerminkan nilai nasionalisme dan integritas).
Pengelolaan kelas tersebut merupakan cara yang dilakukan oleh
guru yang telah mengelola kelas dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter.
Guru di Kecamatan Depok yang belum mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter sebanyak 2%. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
ini disebabkan kurangnya kepedulian dan kreativitas guru
dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan
menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik.
g) Butir aitem 7: “Menerapkan model dan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter”
Gambar 4.8 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.8
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 7
Gambar 4.8 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 7 menjelaskan mengenai penerapan model
dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter.
Jika guru telah menerapkan model dan metode pembelajaran
yang mendukung nilai-nilai karakter maka akan menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
“Ya”. Namun, jika guru belum menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, maka akan
menjawab “Tidak”. Guru yang memilih jawaban “Ya”
sebanyak 92%, sedangkan guru yang memilih “Tidak”
sebanyak 8%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 7, guru di
Kecamatan Depok yang telah menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter sebanyak
92%. Beberapa contoh model pembelajaran yang biasa
digunakan di sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai
karakter, antara lain : cooperative learning, problem solving,
discovery learning, saintifik, demonstrasi, konseptual, role
playing, inquiry, project best learning, example non example,
jigsaw, bermain peran. Selain itu, metode pembelajaran yang
biasa digunakan di sekolah untuk mendukung nilai-nilai
karakter, antara lain: metode ceramah, penugasan, tanya jawab,
dan eksperimen. Beberapa model dan metode tersebut biasa
digunakan oleh guru untuk mendukung nilai-nilai karakter,
antara lain: nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas.
Guru di Kecamatan Depok yang belum menerapkan model
dan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter
sebanyak 8%. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
dalam menerapkan model dan metode pembelajaran yang
inovatif dan mendukung nilai-nilai karakter.
h) Butir aitem 8: “Mengaitkan isi materi pembelajaran dalam
persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK”
Gambar 4.9 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.9
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 8
Gambar 4.9 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 8 menjelaskan mengenai cara mengaitkan isi
materi pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK. Jika guru telah mengaitkan isi
materi pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK maka akan menjawab “Ya”.
Namun, jika guru belum mengaitkan isi materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dalam persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
PPK, maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih
jawaban “Ya” sebanyak 95%, sedangkan guru yang menjawab
“Tidak” sebanyak 5%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 8, guru di
Kecamatan Depok yang telah mengaitkan isi materi
pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK sebanyak 95%. Dalam mengaitkan isi
materi pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK, setiap guru memiliki cara yang
berbeda-beda, antara lain : menyesuaikan nilai-nilai PPK
dengan isi materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai (misalnya nilai nasionalisme dikaitkan/
dimasukkan ke dalam mata pelajaran PPKn dengan materi
pengamalan sila-sila Pancasila), mengaitkan materi dengan
kejadian yang ada di lingkungan sekitar/ kejadian yang pernah
dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
sehingga PPK lebih bermakna dan bisa diterima oleh peserta
didik, peserta didik dapat diberikan tugas untuk kerjasama dan
saling menghargai sesama, dengan memberi kegiatan
keteladanan (perilaku sehari hari, disiplin, berbahasa yang baik,
rajin membaca, bersikap ramah). Beberapa cara tersebut
merupakan cara yang dilakukan oleh guru yang telah
mengaitkan isi materi pembelajaran dengan menanamkan nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
nilai karakter yang telah disesuaikan dalam materi yang
dipelajari yang mengandung lima nilai-nilai utama karakter
yaitu nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong, dan integritas.
Guru di Kecamatan Depok yang belum mengaitkan isi
materi pembelajaran dalam persoalan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan PPK sebanyak 5%. Hal ini disebabkan
kurangnya keterampilan guru dalam mengaitkan isi
pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan PPK.
i) Butir aitem 9: “Memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik”
Gambar 4.10 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.10
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Gambar 4.10 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 9 menjelaskan mengenai cara memfasilitasi
setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter
yang dirancang dalam RPP. Jika guru telah memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP maka akan menjawab “Ya”. Namun, jika
guru belum memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP,
maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang memilih jawaban
“Ya” sebanyak 95%, sedangkan guru yang menjawab “Tidak”
sebanyak 5%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 9, guru di
Kecamatan Depok yang telah memfasilitasi setiap peserta didik
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP sebanyak 95%. Dalam memfasilitasi setiap peserta didik
untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP setiap guru memiliki cara yang berbeda-beda, diantaranya
memberikan motivasi pada peserta didik agar aktif di kelas
(mencerminkan nilai nasionalisme, kemandirian, dan
integritas), memberi ruang gerak/ kesempatan pada peserta
didik untuk berpendapat, berkarya, berinovasi, tanya jawab,
dan kerjasama (mencerminkan nilai kemandirian, gotong
royong, dan integritas), memberi kesempatan setiap peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
didik untuk mengaktualisasikan tugas/kegiatan peserta didik
(mencerminkan nilai kemandirian), memfasilitasi/
mendampingi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
di kelas (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu kepedulian
dan nilai gotong royong yaitu empati), memberi kesempatan
peserta didik untuk mengembangkan potensi seperti bercerita
(mencerminkan nilai kemandirian), memberikan contoh yang
baik untuk diteladani (mencerminkan nilai integritas yaitu
tanggung jawab dan keteladanan), memfasilitasi peserta didik
yang berkaitan dengan nilai PPK melalui video pembelajaran
seperti contoh-contoh kerjasama (mencerminkan kemandirian,
gotong royong, dan integritas), memberikan reward atau
penghargaan pada peserta didik yang aktif dan punishment atau
hukuman pada peserta didik yang melanggar aturan yang telah
disepakati (mencerminkan nilai nasionalisme yaitu disiplin dan
nilai integritas yaitu tanggung jawab). Cara yang dilakukan
guru dalam memfasilitasi setiap peserta didik ketika
melaksanakan proses pembelajaran memiliki tujuan tertentu,
diantaranya agar setiap peserta didik dapat berpikir kritis,
kreatif, percaya diri, dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Guru di Kecamatan Depok yang belum memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang
dirancang dalam RPP sebanyak 5%. Hal ini disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
kurangnya keterampilan guru dalam memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter.
j) Butir aitem 10: “Mencatat perkembangan karakter peserta
didik”
Gambar 4.11 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Gambar 4.11
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 10
Gambar 4.11 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 10 menjelaskan mengenai cara guru dalam
mencatat perkembangan karakter peserta didik. Jika guru telah
mencatat perkembangan karakter peserta didik maka akan
menjawab “Ya”. Namun, jika guru belum mencatat
perkembangan karakter peserta didik, maka akan menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
“Tidak”. Guru yang memilih jawaban “Ya” sebanyak 94%,
sedangkan guru yang menjawab “Tidak” sebanyak 6%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 10, guru di
Kecamatan Depok yang telah mencatat perkembangan karakter
sebanyak 94%. Dalam mencatat perkembangan karakter peserta
didik, setiap guru memiliki cara yang berbeda-beda, antara lain:
dicatat dengan lembar pengamatan/observasi sikap dan karakter
peserta didik di kelas, dicatat di buku catatan perkembangan
peserta didik, namun jika peserta didik bermasalah dicatat di
buku kasus, dicatat melalui jurnal perkembangan karakter
peserta didik, dicatat melalui rubrik penilaian dan dijadikan
sebagai nilai, mencatat peserta didik yang menonjol pada setiap
pembelajaran di buku bimbingan konseling, menyediakan buku
catatan tentang perkembangan peserta didik, dicatat dalam
buku akhlak secara rutin sehingga dapat diketahui
perkembangannya, dicatat setiap hari atau setiap kejadian
penting menyangkut peserta didik yang terjadi di kelas ke
dalam buku jurnal catatan afektif peserta didik kemudian
direkap ke dalam jurnal sikap peserta didik. Mencatat
perkembangan peserta didik sangat perlu dilakukan oleh guru,
agar guru dapat mengukur perkembangan karakter setiap
peserta didik secara rutin.
Guru di Kecamatan Depok yang belum mencatat
perkembangan karakter peserta didik sebanyak 5%. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
disebabkan guru hanya sebatas melakukan penilaian peserta
didik, tanpa mencatat perkembangan karakter pada setiap
peserta didik.
k) Butir aitem 11: “Memberikan umpan balik kepada peserta
didik”
Gambar 4.12 di bawah ini adalah grafik persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di SD N se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang
terdapat pada butir aitem 11 :
Gambar 4.12
Grafik Persentase Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas pada Aitem 11
Gambar 4.11 menunjukkan hasil jawaban dari instrumen
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas. Butir aitem 11 menjelaskan mengenai cara memberikan
umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP. Jika guru telah memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP maka akan menjawab “Ya”.
Namun, jika guru belum memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP, maka akan menjawab “Tidak”. Guru yang
memilih jawaban “Ya” sebanyak 97%, sedangkan guru yang
menjawab “Tidak” sebanyak 3%.
Berdasarkan hasil persentase pada butir aitem 11, guru
di Kecamatan Depok yang telah memberikan umpan balik
kepada peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP sebanyak 97%. Cara yang dilakukan guru
dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik yaitu
dengan melakukan tanya jawab. Misalnya: ketika peserta didik
menjawab pertanyaan dari guru, maka guru dapat memberikan
umpan balik kepada peserta didik. Dengan hal tersebut, guru
dapat mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik
mengenai materi yang dipelajari. Apabila peserta didik
menjawab belum tepat, maka peserta didik belum jelas
terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, guru dapat
menjelaskan kembali terhadap materi yang dipelajari. Namun,
apabila peserta didik dapat menjawab dengan tepat, maka
peserta didik sudah memahami materi yang dipelajari, sehingga
guru dapat melanjutkan materi. Selain itu, ketika peserta didik
melakukan tes, hasil tes tersebut dapat memberikan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
sejauhmana peserta didik telah menguasai materi yang
dipelajarinya. Berdasarkan informasi tersebut, cara yang
dilakukan guru dalam memberikan umpan balik kepada peserta
didik yaitu berupa perbaikan atau pengayaan.
Tujuan adanya umpan balik yang dilakukan oleh guru
adalah mencari informasi sejauhmana peserta didik dapat
memahami materi yang dipelajari. Oleh karena itu, hal ini
sangat penting untuk dilakukan oleh guru agar tidak ada peserta
didik yang merasa tertinggal dengan materi yang dipelajarinya.
Guru di Kecamatan Depok yang belum memberikan
umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang
dituangkan dalam rancangan RPP sebanyak 3%. Hal ini
disebabkan kurangnya kepedulian guru dalam membimbing
peserta didik dengan sebaik-baiknya, khususnya peserta didik
yang masih kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengimplementasian dan
upaya program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
Program Penguatan Pendidikan Karakter terdiri dari tiga pendekatan basis,
yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Dalam upaya
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
terdapat berbagai jenis kegiatan, antara lain: pengintegrasian PPK melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kurikulum, manajemen kelas, penggunaan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, pengintegrasian PPK
melalui mata pelajaran khusus, gerakan literasi di kelas, layanan
bimbingan dan konseling. Melalui berbagai ragam kegiatan tersebut,
adanya keterpaduan antara olah hati, olah rasa/karsa, olah pikir, dan olah
raga dalam diri individu secara utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu,
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter melalui pembentukan transformasi (perubahan
sifat), transmisi (pesan dari seseorang kepada orang lain), dan
pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati
(etik/nilai dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan
numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup pancasila (Tim
PPK Kemendikbud, 2017: 17).
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban instrumen yang
disebarkan kepada seluruh guru kelas I sampai VI di setiap satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Instrumen tersebut terdiri dari 11 pertanyaan tertutup berupa checklist dan
11 pertanyaan terbuka berupa uraian. Dalam penelitian ini, peneliti
menggabungkan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka, karena
peneliti ingin mengetahui bukti jawaban dari pertanyaan tertutup
(checklist) yang telah diisi oleh responden. Selain itu, karena keterbatasan
waktu maka peneliti dapat memperoleh informasi lebih jelas dan lengkap
melalui hasil deskripsi jawaban dari pertanyaan terbuka berupa uraian.
Oleh karena itu, data penelitian dideskripsikan sesuai dengan nomor aitem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
checklist (pertanyaan tertutup) dan dilengkapi dengan pertanyaan terbuka
berupa uraian.
Deskripsi hasil penelitian dari pertanyaan tertutup menunjukkan bahwa
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas telah
diimplementasikan oleh guru di setiap satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Guru di setiap satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
telah mengimplementasikan pada setiap butir aitem. Hasil persentase
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
menunjukkan besarnya angka yang bervariasi pada setiap butir aitem.
Hasil persentase implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas yang tertinggi terjadi pada butir aitem 6 yaitu 98%, pada
butir aitem 6 mewakili aspek observasi kelas yang menjelaskan tentang
cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai. Sedangkan,
hasil persentase implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas yang terendah terjadi pada butir aitem 2 yaitu 76%, pada
butir aitem 2 mewakili aspek sosialisasi yang menjelaskan tentang
sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Dari uraian
instrumen yang disampaikan, masih banyaknya guru yang belum
mendapatkan sosialisasi melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Hal ini
disebabkan guru tidak aktif dalam KKG, meskipun sekolah tersebut
mendapatkan sosialisasi tentang PPK. Ratna (2010: 3) mengungkapkan,
bahwa Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan wadah dalam pembinaan
professional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
fikiran, berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi,
dan simulasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini, kegiatan KKG dapat
memperlancar upaya peningkatan kemampuan professional guru dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Pratiwi, 2014: 10), KKG
memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1) sebagai wadah pembinaan,
pengarahan, penjelasan, diskusi penalaran kepada tenaga kependidikan, 2)
meningkatkan semangat kerja guru-guru di kelompok gugus untuk
meningkatkan mutu, 3) sebagai wahana informasi, inovasi, dan mengajak
tenaga kependidikan untuk berbekal diri agar dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang berhasil dan sesuai target yang
diharapkan.
Penelitian ini dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek sosialisasi yang
terdapat pada aitem nomor 1 dan 2, aspek pra observasi yang terdapat pada
aitem nomor 3 dan 4, dan aspek observasi yang terdapat pada aitem nomor
5, 6, 7, 8, 9,10, dan 11. Berikut ini adalah persentase dari setiap aspek:
1. Aspek Sosialisasi
Dalam aspek sosialisasi yakni diwakili oleh aitem pertanyaan
nomor 1 jawaban “Ya” sebanyak 96% dan jawaban “Tidak” sebanyak
4%. Pertanyaan nomor aitem 2 jawaban “Ya” sebanyak 76% dan
jawaban “Tidak” sebanyak 24%. Rerata persentase pada aspek
sosialisasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
1 Apakah Bapak/ Ibu memperoleh sosialisasi
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala
sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK.
96% 4%
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi
PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)? 76% 24%
Rerata 86% 14%
Tabel 4.3 menunjukkan rerata jawaban “Ya” dan “Tidak” pada
aspek sosialisasi. Rerata pada aspek sosialisasi didapatkan 86% untuk
jawaban “Ya” dan 14% untuk jawaban”Tidak”.
2. Aspek Pra Observasi
Dalam pra observasi yakni diwakili oleh pertanyaan nomor aitem 3
jawaban “Ya” sebanyak 91% dan jawaban “Tidak sebanyak 9%.
Pertanyaan nomor aitem 4 jawaban “Ya” sebanyak 91% dan jawaban
“Tidak” sebanyak 9%. Rerata persentase pada aspek pra observasi
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi
No Aspek Persentase
Ya Tidak
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK dalam desain silabus. 91% 9%
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
91% 9%
Rerata 91% 9%
Tabel 4.5 menunjukkan rerata jawaban “Ya” dan “Tidak” pada
aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra observasi didapatkan 91%
untuk jawaban “Ya” dan 8% untuk jawaban”Tidak”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3. Aspek Observasi Kelas
Dalam observasi kelas yakni diwakili oleh pertanyaan nomor aitem
5 jawaban “Ya” sebanyak 96% dan jawaban “Tidak” sebanyak 4%.
Pertanyaan nomor aitem 6 jawaban “Ya” sebanyak 98% dan jawaban
“Tidak” sebanyak 2%. Pertanyaan nomor aitem 7 jawaban “Ya”
sebanyak 92% dan jawaban “Tidak” sebanyak 8%. Pertanyaan nomor
aitem 8 jawaban “Ya” sebanyak 95% dan jawaban “Tidak” sebanyak
5%. Pertanyaan nomor aitem 9 jawaban “Ya” sebanyak 95% dan
jawaban “Tidak” sebanyak 5%. Pertanyaan nomor aitem 10 jawaban
“Ya” sebanyak 94% dan jawaban “Tidak” sebanyak 6%. Pertanyaan
nomor aitem 11 jawaban “Ya” sebanyak 97% dan jawaban “Tidak”
sebanyak 3%. Rerata persentase pada aspek observasi kelas dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas
No Aspek Persentase
Ya Tidak
5 Pembiasaan sikap dan karakter sebelum memulai
pembelajaran 96% 4%
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter 98% 2%
7 Menerapkan model dan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter 92% 8%
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari dengan penguatan pendidikan karakter 95% 5%
9 Memfasilitasi tumbuh kembang peserta didik 95% 5%
10 Mencatat perkembangan karakter peserta didik 94% 6%
11 Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP 97% 3%
Rerata 95,28% 4,71%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Tabel 4.6 menunjukkan rerata jawaban “Ya” dan “Tidak” pada
aspek observasi kelas. Rerata pada aspek observasi kelas didapatkan
95,28% untuk jawaban “Ya” dan 4,71% untuk jawaban “Tidak”.
Berdasarkan data di atas, dapat dibuat rekapitulasi dari 3 aspek tersebut
(sosialisasi, pra observasi, dan observasi).
Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi 3 aspek yang terdapat
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Persentase dari 3 Aspek
NO Aspek Ya Tidak
1 Sosialisasi 86% 14%
2 Pra Observasi 91% 9%
3 Observasi Kelas 95,28% 4,71%
Rerata 90,76% 9,23%
.
Pada tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil rekapitulasi rerata yang
mewakili 3 aspek. Hasil tersebut menunjukkan, jawaban “Ya”
sebanyak 90,76% sedangkan jawaban “Tidak” sebanyak 9,23%.
Berdasarkan hasil rekapitulasi rerata tersebut, semakin membuktikan
bahwa program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di
satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman telah diimplementasikan, karena hasil persentase
pada setiap aspek (sosialisasi, pra observasi, observasi kelas)
menunjukkan telah mencapai di atas 50% , yaitu sebanyak 90,76%.
Berdasarkan hasil penelitian, implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas, dilakukan melalui pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dalam proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran di kelas terdapat keseluruhan interaksi antara guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
peserta didik, dinamika pembelajaran, pendalaman isi materi
pembelajaran, pilihan model dan metode pengajaran, cara-cara
evaluasi, dan penilaian yang terjadi selama pembelajaran inilah yang
menjadi fokus pendidikan karakter berbasis kelas (Koeseoma, 2018:
9). Melalui hal tersebut, upaya implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas yang telah dilakukan oleh guru
yaitu melalui penggunaan model dan metode pembelajaran. Dalam hal
ini, penggunaan model dan metode pembelajaran yang dipilih harus
dapat membantu guru dalam memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Triatno (2010: 51)
menjelaskan, bahwa model pembelajaran merupakan suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Sedangkan, metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Djamarah, 2006:
46). Pilihan penggunaan model dan metode pembelajaran ini sangat
berpengaruh terhadap peserta didik. Melalui penggunaan model dan
metode pembelajaran yang menarik, dapat membangun motivasi
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 29).
Selain itu, upaya implementasi program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis kelas yang telah dilakukan oleh guru, yaitu
mengenai cara pengintegrasian PPK melalui kurikulum dalam proses
pembelajaran. Tim PPK Kemendikbud (2017: 27) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
pengintegrasian PPK dalam kurikulum ini memiliki arti bahwa di
dalam proses pembelajaran, guru mampu mengintegrasikan nilai-nilai
utama PPK dalam setiap mata pelajaran. Adapun cara yang dilakukan
guru dalam mengintegrasikan kurikulum ke dalam suatu pembelajaran,
antara lain: a) melakukan analisis KD melalui mengidentifikasi nilai-
nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran, b) mendesain RPP
yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih model dan
metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang
relevan, c) melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP, d)
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan pembelajaran.
Melalui hal tersebut, upaya implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas ini senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zuchdi, dkk (2010), tentang Pengembangan Model
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang Studi
di Sekolah Dasar, menghasilkan penelitian bahwa pendidikan karakter
dapat terintegrasi dalam pembelajaran yang tercermin melalui
pengintegrasian kurikulum pada setiap mata pelajaran. Selain itu,
Purwaningsih (2015) juga menghasilkan penelitian tentang
Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi ke dalam
Pembelajaran Kemampuan Normatif pada SMK Jurusan Bangunan
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menyatakan bahwa pendidikan
karakter dapat terintegrasi ke dalam pembelajaran.
Upaya lain yang dilakukan dalam implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, yaitu melalui cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
pengelolaan kelas. Dalam hal ini, di dalam kelas guru melakukan
tindakan-tindakan yang efektif demi terciptanya lingkungan kelas yang
kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Evertson dan
Weinston (dalam Koesoema, 2018: 147), mendefinisikan bahwa
manajemen kelas merupakan sebagai tindakan-tindakan yang diambil
oleh guru untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pembelajaran akademik dan emosi sosial.
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh guru sebagai upaya
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
dalam mengelola kelas yaitu dengan menerapkan komitmen atau
kesepakatan yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran,
misalnya peserta didik wajib meminta izin kepada guru sebelum keluar
kelas. Melalui komitmen atau kesepakatan yang telah ditetapkan, maka
secara tidak langsung peserta didik telah menanamkan nilai-nilai
karakter. Hal ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh
Panuntun (2016), tentang Implementasi Pendidikan Karakter melalui
pengelolaan kelas yang dinamis, yang menghasilkan penelitian bahwa
implementasi pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pengelolaan
kelas yang dinamis, yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter
peserta didik melalui penanaman nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran.
Melalui serangkaian berbagai jenis kegiatan dalam mengupayakan
implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
terdapat dampak positif bagi peserta didik, salah satunya ialah
peningkatan prestasi belajar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Christyanto (2016) tentang Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi
Himpunan di Kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015/2016.
Penelitian di atas senada dengan hasil yang diperoleh peneliti,
bahwa implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas terjadi perubahan mendasar di dalam ekosistem pendidikan dan
proses pendidikan karakter dengan membentuk nilai-nilai utama
karakter melalui pengintegrasian PPK dalam proses pembelajaran .
Oleh karena itu, peran guru sangat penting untuk membawa perubahan
besar terhadap perkembangan sikap dan pengetahuan peserta didik.
Hal tersebut, senada dengan pendapat yang dikemukakan Cabrera
(dalam Koesoema, 2018: 9) yang menyatakan bahwa pengajaran di
kelas yang efektif membawa perubahan besar dalam diri peserta
didik.“Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memproduksi
hasil yang dapat dilihat bagi perkembangan kognitif dan afektif peserta
didik”.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa
1. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan
pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
telah diimplementasikan dengan hasil persentase sebanyak 90,76%.
Bentuk implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman yang tertinggi terjadi pada cara mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dengan hasil persentase
sebanyak 98%. Sedangkan bentuk implementasi program Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman yang terendah terjadi
pada sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan hasil
persentase sebanyak 76%. .
2. Upaya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
Kelas di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman melalui sosialisasi tentang PPK dengan Kelompok
Kerja Guru (KKG), kepala sekolah, dan guru yang telah melakukan PPK,
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan pembiasaan sikap dan
karakter sebelum memulai pembelajaran, mengelola kelas dengan
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
mengintegrasikan nilai-nilai karakter, menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, mengaitkan isi
pembelajaran dengan Penguatan Pendidikan Karakter, memfasilitasi
peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter, mencatat
perkembangan karakter peserta didik, memberikan umpan balik kepada
peserta didik tentang karakter yang dirancang dalam RPP.
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa kekurangan dan keterbatasan yang dialami oleh peneliti
pada saat melakukan penelitian yaitu:
1. Keterbatasan waktu yang dialami oleh peneliti dalam penyebaran
instrumen, dikarenakan jumlah sekolah yang sangat banyak mencapai
37 SD. Hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat melakukan
wawancara dengan masing-masing guru, sehingga peneliti hanya
memperoleh data melalui kuesioner yang diisi oleh responden.
2. Kurangnya komunikasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru pada
beberapa sekolah dalam pengumpulan instrumen, sehingga peneliti
harus mendatangi sekolah secara berkali-kali.
3. Penelitian ini menggunakan metode survei, yang memiliki
karakteristik dengan menyebarkan kuesioner, sehingga peneliti tidak
memperoleh data secara lengkap.
4. Keterbatasan kuesioner dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup, sehingga
mempersulit responden dalam mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
5. Kurangnya pemahaman guru terhadap petunjuk pengisian instrumen,
sehingga menyebabkan jawaban instrumen yang telah diisi oleh guru
tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang telah didapatkan, maka peneliti
akan menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk
penelitian selanjutnya. Beberapa saran untuk mengatasi permasalahan
dalam implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis
kelas adalah sebagai berikut: .
1. Penelitian selanjutnya, sebaiknya memperhatikan waktu pelaksanaan
penelitian dalam penyebaran instrumen, supaya peneliti dapat
melakukan wawancara terhadap guru dengan memperoleh data secara
lengkap dan akurat.
2. Penelitian selanjutnya, sebaiknya lebih memperhatikan kedisiplinan
waktu dalam pengambilan instrumen, sehingga jadwal pengambilan
instrumen sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh peneliti.
3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan metode lain seperti
metode studi kasus, sehingga peneliti memperoleh data secara lengkap.
4. Penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan kuesioner pertanyaan
tertutup yang berupa checklist, sehingga mempermudah responden
dalam mengisi kuesioner.
5. Penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti memberikan orientasi kepada
responden mengenai petunjuk pengisian instrumen sebelum responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
mengisi instrumen, sehingga mempermudah responden dalam mengisi
instrumen dan menghindari timbulnya kesalahpahaman terhadap
petunjuk pengisian instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
DAFTAR PUSTAKA
Asra, Abuazar, dkk. 2016. Metode Peneltian Survei. Bogor: In Media.
Asri, Yohana Puji. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma: Yogyakarta.
Christiyanto, Albertus Adhitya Nawang. 2016. Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi
Himpunan di Kelas VII SMP Pangudi Luhur Boro Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015/2016. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Citra.
Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Peneltian Survei. Jakarta: LP3ES.
Hamdyama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ilahi, Mohammad Takdir. 2014. Gagalnya Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-
Ruzz media.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran). Medan. Media Persada.
Jogiyanto. 2008. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner,
Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Koesoema A. Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta:
Kanisius.
Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasi
Secara Terpadu di Lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan
masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mahdi, Adnan dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun
Skripsi, Tesis, & Disertasi. Bandung. Alfabeta.
Purwaningsih, Eka. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi ke
dalam Pembelajaran Kemampuan Normatif pada SMK Jurusan Bangunan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakulas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Panuntun, Yunus Bagus. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui
Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Surakarta.
Permendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20. 2018. Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
Formal. Tersedia di laman
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pd
f. Diakses 22 Januari 2019.
Peraturan Presiden Nomor 87. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Tersedia di
laman://setkab.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahu
n_2017.pdf. Diakses 22 Januari 2019.
Pratiwi, Novi. 2014. Identifikasi Manfaat Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)
Dalam Menunjang Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar Gugus
Diponegoro di Kecamatan Peturuh Kabupaten Purworejo. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Fakulas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Priyatno, Adi Makhmud. 2018. Empat Siswa SD yang Diduga Terlibat
Kekerasan Teman Sekelas Dipanggil Polisi.
http://jateng.tribunnews.com/2018/04/17/empat-siswa-sd-yang-diduga-
terlibat-kekerasan-teman-sekelas-dipanggil-polisi. Edisi 17 April 2018.
Diakses 18 Oktober 2018.
Qodar, Nafiysul. 2018. Belasan Siswa SD di Purwakarta Bawa Senjata Tajam
Diduga Hendak Tawuran.
https://www.liputan6.com/news/read/3476174/belasan-siswa-sd-di-
purwakarta-bawa-senjata-tajam-diduga-hendak-tawuran. Edisi 21 April
2018. Diakses 5 Mei 2018.
Ratna, Julia. 2010. Peran KKG dalam meningkatkan Kompetensi Professional
Guru. Yogyakarta: Pustaka Felika.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Setyawan, Lukas Restu. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2
SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma: Yogyakarta.
Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Subali, Bambang. 2014. Evaluasi Pembelajaran (Proses dan Produk). Makalah
disampaikan bagi dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu 23
Agustus 2014.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center
of Akademic Publishing Service).
Susilo, Andhi Dwi. 2017. Peran Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Dalam
Menunjang Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di
Kecamatan Dlingo Bantul Yogyakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakulas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman: Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Triatno. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Vin, Ali. 2012. Sejumlah Siswa Tertangkap Mencontek.
https://www.liputan6.com/news/read/389459/sejumlah-siswa-tertangkap-
mencontek. Edisi 17 April 2012. Diakses 18 Oktober 2018.
Wedhaswary, Inggried Dewi. 2014. Nawacita 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK.
https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agen
da.Prioritas.Jokowi-JK. Edisi 21 Mei 2014. Diakses 15 Oktober 2018.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta. Prenada Media Group.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.
Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2010. Pengembangan Model Pendidikan Karakter
Terintegrasi Dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar.
Cakrawala Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Diakses 20 Oktober 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR
Nomor Gambar Sumber
Gambar 2.2 http://depoktren.com/2017/12/03/kegiatan-pramuka-bangun-
karakter-anak/. Diakses 23 Januari 2018.
Gambar 2.3 http://dirhamsd.blogspot.com/2017/10/budaya-baca-melalui-
inovasi-literasi.html. Diakses 23 Januari 2018.
Gambar 2.4 https://www.walikelassd.com/2018/12/pengertian-dampak-
prinsip-prinsip.html. Diakses 23 Januari 2018.
Gambar 2.5
https://simomot.com/2014/04/17/tukang-sodomi-hukum-
seberat-beratnya-lebih-50-000-orang-tandatangani-petisi-
gabung-yuk/. Diakses 23 Januari 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kesatuan Bangsa dan
Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPT
Kecamatan Depok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian
kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 5. Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman
Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Depok Tahun Pelajaran 2018/2019
Kecamatan : Depok
Kabupaten : Bantul
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Status Sekolah: Negeri
No Data Sekolah Alamat No Telepon
1 SDN Deresan Jl. Cempaka CT X Deresan , Caturtunggal 0274- 587148
2 SDN Timbulharjo Jl. Krodan, Krodan , Maguwoharjo 0274- 871165
3 SDN Percobaan 2 Jl. Sekip Caturtunggal 0274- 566682
4 SDN Perumnas 3 Jl. Tambakboyo No.1 Dero 0274- 886731
5 SDN Perumnas
Condongcatur Jl. Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur 0274- 884177
6 SDN Puren Jl. Tantular 93 Pringwulung Condongcatur 0274- 540886
7 SDN Sarikarya Jl. Asemgede 48 Kragilan, Condongcatur 0274- 882540
8 SDN Ringinsari Ringinsari, Maguwoharjo 0274- 4332331
9 SD N Samirono Jl. Colombo No. 02 Depok 0274- 546684
10 SDN Ambarukmo Gowok, Ambarukmo, Caturtunggal 0274- 6996991
11 SDN Caturtunggal 4 Tempel, Caturtunggal 0274- 484515
12 SDN Caturtunggal 3 Jl. Kaliurang Km 4,5 Kocoran, Caturtunggal 0274- 553861
13 SDN Babarsari Jl. Babarsari Kledokan 0274- 485983
14 SDN Kledokan Jl. Garuni 3, Kledokan 0274- 489161
15 SDN Karangasem Jl. Candi Gebang 182A Karangasem,
Condongcatur 0274- 4462328
16 SDN Karangwuni Jl. Kaliurang Km 5, Karangwuni 0274-543461/7878692
17 SDN Maguwoharjo 1 Jl. Arteri Utara Km 1 Maguwoharjo 0274- 4332404
18 SDN Nanggulan Nanggulan, Maguwoharjo 0274- 4332024
19 SDN Corongan Corongan, Maguwoharjo 0274- 489272
20 SDN Depok 2 Manisrejo, Maguwoharjo 0274- 4332406
21 SDN Condongcatur Jl. Kaliurang Km 6,5, Kentungan,
Condongcatur 0274-887447/ 889144
22 SDN Caturturtunggal 6 Gang Pinus Janti, Caturtunggal 0274- 489170
23 SDN Depok 1 Mustokorejo, Maguwoharjo 0274- 4462669
24 SDN Kalongan Jl. Solo Km 8,5, Kalongan, Maguwoharjo 0274- 488816
25 SDN Kentungan Jl. Kaliurang Km 6,5 Kentungan,
Condongcatur 0274- 889525
26 SDN Caturtunggal 1 Jl. Pandega Marta I Manggung, Caturtunggal 0274- 585856
27 SDN Nogopuro Jl. Nogopuro No. 3 Gowok, Caturtunggal 0274- 489757
28 SDN Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto 0274- 487178
29 SDN Adisucipto 2 Komplek Lanud Adisucipto 0274- 486661
30 SDN Gejayan Jl. Anggajaya III, Gejayan 0274- 7482340274-
748234
31 SDN Tajem Banjeng, Maguwoharjo 0274- 7482342
32 SDN Nolobangsan Komplek Perum Polri, Gowok -
33 SDN Ngringin Jl. Waringinsari, Ngringin, Condongcatur 0274- 489162
34 SDN Mustokorejo Sopalan, Maguwoharjo 0274- 4462784
35 SDN Gambiranom Manukan, Condongcatur 0274- 885985
36 SDN Caturtunggal 7 Jl. Gambir 6b, Karangasem Baru, Caturtunggal 0274- 547451
37 SDN Bhaktikarya Manukan, Condongcatur 0274- 888646
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 6. Coding Data 37 Sekolah Dasar Negeri
No Nama Sekolah Dasar Inisial
1
SD Negeri Deresan
A1
2 A2
3 A3
4 A4
5 A7
6 A8
7 A12
8
SD Negeri Timbulharjo
B2
9 B3
10 B6
11
SD Negeri Percobaan 2
C1
12 C2
13 C3
14 C4
15 C6
16 C7
17 C9
18
SD Negeri Perumnas 3
D2
19 D5
20 D6
21
SD Negeri Perumnas Condong Catur
E1
22 E3
23 E4
24 E5
25 E7
26 E8
27 E9
28 E10
29 E11
30 E12
31
SD Negeri Puren
F2
32 F3
33 F5
34
SD Negeri Sarikarya
G1
35 G4
36 G6
37 SD Negeri Ringinsari
H1
38 H5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
No Nama Sekolah Dasar Inisial
39 SD Negeri Ringinsari H6
40
SD Negeri Samirono
I1
41 I2
42 I3
43 I4
44 I5
45 I6
46 I7
47
SD Negeri Ambarukmo
J2
48 J3
49 J4
50 J5
51
SD Negeri Caturtunggal 4
K4
52 K5
53 K6
54 K7
55 K8
56 K9
57 K10
58
SD Negeri Caturtunggal 3
L2
59 L4
60 L6
61
SD Negeri Babarsari
M5
62 M6
63 M7
64 M8
65 M9
66 M10
67 M11
68
SD Negeri Kledokan
N2
69 N3
70 N4
71
SD Negeri Karangasem
O4
72 O5
73 O6
74
SD Negeri Karangwuni
P1
75 P2
76 P3
77 SD Negeri Maguwoharjo 1
Q1
78 Q2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
No Nama Sekolah Dasar Inisial
79
SD Negeri Maguwoharjo 1
Q3
80 Q4
81 Q5
82 Q6
83 Q7
84
SD Negeri Nanggulan
R2
85 R3
86 R4
87 R6
88 R8
89 R10
90 R11
91
SD Negeri Corongan
S1
92 S2
93 S3
94 S5
95
SD Negeri Depok 2
T2
96 T3
97 T4
98 T5
99
SD Negeri Condongcatur
U1
100 U2
101 U3
102 U4
103 U5
104 U6
105 U7
106
SD Negeri Caturtunggal 6
V3
107 V4
108 V5
109
SD Negeri Depok 1
W1
110 W2
111 W3
112 W4
113 W5
114 W6
115 W7
116
SD Negeri Kalongan
X1
117 X4
118 X5
119 X6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
No Nama Sekolah Dasar Inisial
120
SD Negeri Kentungan
Y4
121 Y5
122 Y6
123 Y7
124 Y8
125 Y9
126 Y10
127
SD Negeri Caturtunggal 1
Z4
128 Z5
129 Z6
130
SD Negeri Nogopuro
AA4
131 AA5
132 AA6
133 AA7
134 AA8
135 AA9
136 AA10
137
SD Negeri Adisucipto 1
AB1
138 AB2
139 AB3
140
SD Negeri Adisucipto 2
AC1
141 AC4
142 AC6
143
SD Negeri Geyajan
AD1
144 AD2
145 AD4
146
SD Negeri Tajem
AE1
147 AE2
148 AE3
149
SD Negeri Nolobangsan
AF2
150 AF3
151 AF4
152
SD Negeri Ngringin
AG3
153 AG4
154 AG5
155
SD Negeri Mustokorejo
AH2
156 AH3
157 AH6
158
SD Negeri Gambiranom
AI3
159 AI4
160 AI5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
No Nama Sekolah Inisial
161
SD Negeri Gambiranom
AI6
162 AI7
163 AI8
164 AI9
165
SD Negeri Caturtunggal 7
AJ2
166 AJ3
167 AJ4
168
SD Negeri Bhaktikarya
AK2
169 AK4
170 AK6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 7. Rekap Data Implementasi Instrumen Checklist
Rekap Data
Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman
No Inisial Aitem Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 A8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 A12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 B3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 B6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
13 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 C4 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
15 C6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 C7 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
17 C9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 D2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 D5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
20 D6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
23 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 E5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
25 E7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 E8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
27 E9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 E10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
29 E11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 E12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 F2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
32 F3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 F5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 G4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 G6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
37 H1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
38 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
39 H6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
40 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
42 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
43 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
44 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 I6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 I7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
47 J2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
48 J3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 J4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 J5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 K4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
52 K5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6
53 K6 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6
54 K7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 K8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
56 K9 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7
57 K10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
58 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
59 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
60 L6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 M6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 M7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
64 M8 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8
65 M9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 M10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
67 M11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
68 N2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
69 N3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
70 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 O5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 O6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
74 P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
75 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
76 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
77 Q1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
78 Q2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
79 Q3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
80 Q4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
81 Q5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
82 Q6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
83 Q7 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
84 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
85 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
86 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
87 R6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
88 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
89 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
90 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
91 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
92 S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
93 S3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
94 S5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
95 T2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
96 T3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
97 T4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
98 T5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
99 U1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
100 U2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
101 U3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
102 U4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
103 U5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
104 U6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
105 U7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
106 V3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
107 V4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
108 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
109 W1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
110 W2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
111 W3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
112 W4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
113 W5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
114 W6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
115 W7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
116 X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
117 X4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
118 X5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
119 X6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
120 Y4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
121 Y5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
122 Y6 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
123 Y7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
124 Y8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
125 Y9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
126 Y10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
127 Z4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
128 Z5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
129 Z6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
130 AA4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
131 AA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
132 AA6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
133 AA7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
134 AA8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
135 AA9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
136 AA10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
137 AB1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
138 AB2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
139 AB3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
140 AC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
141 AC4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
142 AC6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
143 AD1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
144 AD2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6
145 AD4 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8
146 AE1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 7
147 AE2 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
148 AE3 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 7
149 AF2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8
150 AF3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9
151 AF4 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9
152 AG3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9
153 AG4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
154 AG5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
155 AH2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
156 AH3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
157 AH6 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8
158 AI3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9
159 AI4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
160 AI5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
161 AI6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
162 AI7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
163 AI8 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
164 AI9 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
165 AJ2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
166 AJ3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
No Inisial Aitem
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
167 AJ4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
168 AK2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
169 AK4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
170 AK6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 163 129 154 154 164 166 156 161 162 158 165 1732
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 8. Rekap Data Implementasi Instrumen Uraian
No Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden No Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden
1 Aitem 1 - Upacara bendera setiap hari
senin dan hari besar nasional
- budaya 5 S ( Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun)
- Berbaris sebelum sebelum
masuk kelas, berdoa
dipimpin secara bergantian
- Mengucap salam kepada
guru
- Membiasakan piket kelas,
menyanyikan lagu
“Indonesia Raya
- Membaca literasi selama 15
menit
- Belajar menghargai orang
yang sedang berbicara
- Tidak membeda-bedakan
teman
- Melatih disiplin anak
dengan memberi contoh dari
sikap diri sendiri,
- Membiasakan membuang
sampah pada tempatnya,
membiasakan anak untuk
ramah lingkungan.
- Membuat tata tertib kelas
secara tertulis
(menumbuhkan disiplin dan
tanggung jawab kepada
peserta didik), ada poin
pelanggaran dan ada poin
kebaikan demi
meningkatkan tanggung
jawab ) peserta didik akan
menyadari kesalahannya),
memberikan motivasi dan
apresiasi untuk anak yang
sudah melaksanakan
tanggung jawabnya (setiap
hari terintegrasi dalam
pembelajaran).
2 Aitem 2 - Media cetak (koran, buku
majalah, surat kabar)
- Media elektronik (televisi,
internet),
- Pelatihan kurikulum 2013
- Seminar,
- Pelatihan workshop
- Diklat
- Buku pedoman yang
dikeluarkan dari pemerinta
- Teman sejawat
- Kepala sekolah,
- Lingkungan sekitar, diklat
penyegaran IN untuk PKB
(pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan)
- Lembaga swasta “Gerakan
Sekolah Menyenangkan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden No Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden
3 Aitem
3
- Memilih dan memilah nilai
karakter yang paling sesuai
untuk dimasukkan ke
dalam silabus
- Memperhatikan materi
pembelajaran kemudian
baru menentukan nilai
utama PPK yang sesuai
dengan nilai utama PPK
yang sesuai dengan materi
pembelajaran, dengan cara
setelah kita menentukan
materi atau mata pelajaran,
maka akan muncul standar
kompetensi, kompetensi
dasar, indikator. Dengan
demikian nilai utama PPK
tampak berkaitan dengan
materi yang disampaikan
pada siswa. Misalnya,
aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
- Membaca KI dan
mencocokkan dengan nilai
utama PPK
- Pada silabus disertakan
pendidikan karakter sesuai
dengan mata
pelajaran/materi yang akan
disampaikan
- Menganalisis keterkaitan
SKL, KI, KD dan IPK;
merumuskan indikator
sesuai dengan KD muatan
pelajaran; merancang
pembelajaran tematik
terpadu yang terintegrasi
dengan nilai-nilai PPK
4 Aitem 4 - Menyusun RPP dengan
mengintegrasikan nilai-
nilai PPK dalam langkah-
langkah pembelajaran
kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir
dalam pembelajaran
semua dapat
diintegrasikan dalam nilai-
nilai PPK
- Pendidikan karakter yang
tertulis pada silabus, dan
dituangkan ke dalam RPP
- Silabus konsep PPK yang
diintergrasikan ke silabus
kita aplikasikan ke dalam
RPP
- Disisipkan di materi
pelajaran dan penuangan
pada KD.
- Memasukkan nilai-nilai
PPK dalam kegiatan
pembelajaran.
- Dituangkan dalam
langkah-langkah
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
No
Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden No
Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden
5 Aitem 5 - Melaksanakan upacara
bendera setiap hari senin
dan hari besar Nasional,
- Menyanyikan lagu daerah
- Budaya 5 S ( Senyum,
Sapa, Salam, Sopan,
Santun)
- Membiasakan piket kelas
setiap hari secara
bergiliran
- Berbaris sebelum masuk
kelas, bersalaman dengan
Bapak/Ibu guru
- Menyanyikan lagu
kebangsaan “Indonesia
Raya”
- Berdoa sebelum memulai
pembelajaran dengan
dipimpin secara
bergantian.
- Membaca literasi selama
15 menit.
6 Aitem 6 - Adanya kesepakatan kelas,
membiasakan siswa untuk
bersikap sopan dan santun)
- Tidak membeda-bedakan
teman dengan adanya kerja
kelompok di kelas
- Pengaturan tempat duduk
bagi siswa yang kurang
mampu duduk di depan
- Siswa menjadi pendengar
yang baik atau menyimak
saat guru memberikan
penjelasan
- Pemberian sanksi yang
mendidik kepada siswa
sebagai konsekuensi dan
bentuk tanggung jawab bila
terjadi keterlambatan dalam
mengerjakan tugas
- Mengingatkan anak-anak
untuk tidak membuang
sampah sembarangan baik di
lantai maupun di laci,
- Memberikan nasihat bila ada
siswa yang bertingkah laku
tidak sesuai dengan norma,
- Berani bertanya pada guru
maupun teman, memotivasi
siswa untuk berani
mengemukakan pendapat,
- Mengajarkan siswa suka
menolong
- Membiasakan siswa aktif,
jujur, dan percaya diri,
- Memberikan reward bagi
siswa yang memenuhi nilai-
nilai PPK
- Guru memberi contoh sikap
kepada siswa,
- Menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan
mengingatkan siswa untuk
selalu berperilaku baik di
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
No
Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden No Aitem
Soal Jawaban Responden
7 Aitem 7 - Metode ceramah
- Metode penugasan
- Metode tanya jawab
- Metode eksperimen.
- Metode cooperative
learning
- Model pembelajaran
saintifik
- Model problem solving
discovery learning
- Model bermain peran
- Model demonstrasi
konseptual
- Model role playing
- Model inquiry
- Model project best
learning
- Model example non
example
- Model jigsaw
8 Aitem 8 - Mengaitkan dengan
contoh kehidupan nyata
sesuai dengan materi yang
diajarkan,
- Menyebutkan atau
mencontohkan dengan
materi yang bisa
ditemukan/ dilihat dalam
kehidupan sehari-hari
yang menyangkut
pendidikan karakter
sehingga lebih bermkna
bagi pendidik,
- Siswa dapat diberikan
tugas untuk kerjasama dan
saling menghargai sesama
- Mempraktikkan dengan
apa yang ada bahan untuk
menunjang materi
pembelajaran yang
berkaitan dengan nilai-
nilai PPK pada setiap mata
pelajaran yang perlu
dikembangkan, misalnya :
dalam kelompok belajar
siswa dapat mengamalkan
nilai kerjasama.
- Langsung praktek, karena
memang kelas I
membutuhkan sesuatu
yang langsung. Contoh :
sebeum belajar berdoa dari
cara sikap berdoa agam
islam, Kristen, dan agama
yang lain pasti berbeda.
- Mengaitkan dengan
kehidupan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No
Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden No
Aitem
Soal
Uraian
Jawaban Responden
9 Aitem 9 - Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengemukakan
pendapatnya
- Memberikan penghargaan,
dan memberikan
kesempatan untuk
presentasi
- Memberikan motivasi
pada siswa agar aktif di
kelas, memberi ruang
gerak/ kesempatan pada
siswa untuk berpendapat,
berkarya, berinovasi,
tanya jawab, dan
kerjasama, memberi
kesempatan setiap siswa
untuk mengaktualisasikan
tugas/kegiatan siswa,
- Memfasilitasi/
mendampingi siswa yang
mengalami kesulitan
belajar di kelas
- Memberi kesempatan
siswa untuk
mengembangkan potensi
seperti bercerita,
- Memberikan contoh yang
baik untuk diteladani,
- Memfasilitasi siswa yang
berkaitan dengan nilai
PPK melalui video
pembelajaran yang sesuai
seperti contoh-contoh
kerjasama dan melihat
gambar
- Memberikan reward pada
siswa yang aktif dan
punishment pada siswa
yang melanggar aturan
yang telah disepakati.
10 Aitem 10 - Dicatat dengan lembar
pengamatan/ observasi
sikap dan karakter siswa
di kelas, dicatat di buku
catatan
- Siswa yang bermasalah
dicatat di buku kasus
- Dicatat melalui jurnal
perkembangan karakter
siswa
- Dicatat melalui rubrik
penilaian dan dijadikan
sebagai nilai
- Mencatat siswa yang
menonjol pada setiap
pembelajaran di buku
bimbingan konseling,
- Menyediakan buku
catatan tentang
perkembangan siswa
- Dicatat dalam buku
akhlak secara rutin
sehingga dapat diketahui
perkembangannya
- Dicatat setiap hari atau
setiap kejadian penting
menyangkut siswa yang
terjadi di kelas ke dalam
buku jurnal catatan
afektif siswa kemudian
akan direkap ke dalam
jurnal sikap siswa.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
No Aitem Soal Uraian Jawaban Responden
10 Aitem 10 - Belum terciptanya kebiasaan dari pihak
guru maupun siswa
- Terkadang siswa kurang fokus pada
pelajaran
- Siswa masih kurang percaya diri,
- Siswa terpengaruh tayangan di televisi,
handphone, dan internet tentang hal –
hal yang kurang baik
- Pengaruh lingkungan sekitar, tidak
dibiasakan di rumah, karakter siswa
berbeda-beda
- Kurangnya dukungan dari beberapa
siswa
- Pola pendidikan yang berbeda antara
keluarga dan sekolah (pola asuh)
- Jumlah siswa yang terlalu banyak
sehingga guru kurang spesifik dalam
menilai karakter siswa yang detail
- Implementasi penanaman karakter
terkendala bila tidak
berkesenimabungan ke jenjang yang
lebih tinggi diberi pembiasaan pula
sehingga terdapat pembiasaan yang
diharapkan tertanam pada sikap dan
perilaku peserta didik.
- Karakter siswa yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup (Cheklist)
No Aspek Item No Aitem
1 Sosialiasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala
sekolah atau guru yang mengikuti
pelatihan PPK.
1
Sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG).
2
2 Pra Observasi Integrasi PPK dalam silabus 3
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
3 Observasi
Pembiasaan sikap dan karakter sebelum
memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter 6
Menerapkan model dan metode
pembelajaran yang mendukung nilai-nilai
karakter
7
Mengaitkan isi materi pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari dengan
penguatan pendidikan karakter
8
Memfasilitasi tumbuh kembang peserta
didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta
didik 10
Memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan dalam
rancangan RPP
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka (Uraian)
No AItem Jawaban
1 Praktik baik yang dilakukan
2
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG)
darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi
tentang PPK?
3 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus?
4 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan
nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP) ?
5 Cara pembiasaan sikap dan karakter seperti apa
yang dilakukan Bapak/Ibu sebelum memulai
pembelajaran?
6 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas
dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
7 Model dan metode pembelajaran yang seperti apa
yang bisa digunakan di sekolah untuk mendukung
penerapan nilai-nilai karakter?
8 Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan penguatan pendidikan
karakter?
9 Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap
peserta didik untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP?
10 Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat
perkembangan karakter peserta didik?
11 Kendala-kendala yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 11. Surat Pengantar Instrumen
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
UPT Kecamatan Depok
Kabupaten Sleman
Dengan hormat,
Mulai tahun 2017, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
telah mencanangkan salah satu program yaitu Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di satuan pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun
SMA/MAN serta SMK. Program PPK dilaksanakan melalui tiga basis yakni PPK
berbasis kelas, PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi
instrumen implementasi Program PPK berikut sesuai dengan petunjuk pengisian.
Atas kerja sama yang baik dari Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juni 2018
Peneliti I Peneliti II
Aloysia Kirana Purnami Agatha Yekti Pranaestuti
NIM: 151134018 NIM: 151134086
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma
Peneliti III
Yosie Tiara Putri
NIM: 151134129
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
UniversitasSanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 12. Identitas Responden
IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.
Identitas Responden
Nama : __________________________________
NIP : __________________________________
Tempat, tanggal lahir : __________________________________
Jenis kelamin : __________________________________
Lama Mengajar : __________________________________
Guru Wali kelas : __________________________________
Pendidikan Terakhir : __________________________________
Nama Satuan Pendidikan __________________________________
Status AkreditasiSatuanPendidikan :
__________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : __________________________________
__________________________________
Tanda Tangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 13. Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak
SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru
yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap dan karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan model dan metode pembelajaran yang
mendukung nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan
karakter yang dirancang dalam RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP.
Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana Bapak/Ibu
mendapatkan informasi tentang PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam
desain silabus?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di
silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Cara pembiasaan sikap dan karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu
sebelum memulai pembelajaran?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Model dan metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di
sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan
penguatan pendidikan karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Validasi Ahli
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Perihal : Surat Permohonan Validasi
Lampiran : 1 Bendel
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Jogodayoh
di tempat
Dengan hormat,
Berkenaan dengan akan dilaksanakannya penelitian di Sekolah Dasar
Kabupaten Sleman dengan ini kami mohon dengan hormat bantuan Bapak/Ibu
untuk memberikan saran dan masukan mengenai instrumen berupa instrumen
survei (instrumen mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas,
Budaya, dan Masyarakat) yang akan digunakan dalam penelitian skripsi dengan
judul “Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar se-Kabupaten Sleman”.
Tanggapan Bapak/Ibu adalah anonim (tanpa nama) dan dijamin
kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses
data Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk masyarakat
umum tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang dapat digunakan
untuk mengetahui identitas Ibu.
Kami mohon Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan
mengisi rubrik penilaian instrumen. Instrumen yang sudah divalidasi akan kami
ambil kembali dari Bapak/Ibu seminggu setelah penyerahan.
Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk
menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
dengan alamat e-mail: [email protected] atau dapat menghubungi di
nomor telepon 081809809444.
Bersamaan dengan ini kami lampirkan lembar validasi (instrumen
mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas, Budaya, dan
Masyarakat). Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas bantuan
Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Pemohon Koordinator Mahasiswa
Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Aloysia Kirana Purnami
NIP: 198105142005012002 NIM: 151134018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 15. Data Mentah 10 Validasi Ahli
a. Validasi SD N Bhayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(D.P)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
b. Validasi SD N 1 Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(D.K)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
c. Validasi SD N Ungaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(L)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
d. Validasi SD N Keputran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
L
(N.W.M)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
e. Validasi SD N 4 Wates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(S)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
f. Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(A.A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
g. Validasi SD Joannes Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(B.A.P)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
h. Validasi SMP 1 Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(H)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
i. Validasi SMP 1 Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(T.K.R)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
j. Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Keterangan kriteria kelayakan penyajian lembar instrumen implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas:
Skor Keterangan
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
Kriteria Kelayakan Instrumen
No Interval Skor Kualifikasi
1. 57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
2. 47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
3. 37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
4. 27,2 – 37,4 Tidak layak revisi total
5 ≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan perhitungan di atas, maka lembar penyajian ini termasuk sangat
layak / layak / kurang layak / tidak layak/ sangat tidak layak.
*Coret yang tidak perlu
(B.M)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Lampiran 16. Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan
Terbuka
Kompotensi
Penilaian
No
Soal
Validator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rerata
Kom
pon
en
Tam
pil
an
1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3,36
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,73
5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3,64
6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
Kom
pon
en P
enyaji
an
7 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4 3,18
8 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3,55
9 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,64
10 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3,36
11 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,73
12 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3,27
13 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3,27
14 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,55
15 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
16 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
17 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3,55
Validator Masukan
D.P
Aitem 7, kata “sesuai dengan” diubah dengan kata “mendukung”.
Aitem 8, kata “persoalan kehidupan sehari-hari” diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan Karakter”.
Aitem 11, kata ”dirancang” diubah dengan kata “dituangkan”.
N.W.M dan
L
Pada bagian awal petunjuk pengisian ditambahkan dengan kata
“Bapak/Ibu”.
T.K.R Perhatikan petunjuk pengisian dan diakhir kalimat selalu diakhiri dengan
tanda titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Lampiran 17. Hasil Validasi Instrumen Checklist dan Uraian
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
2 D.K SD N 1 Bantul 66 Sangat layak untuk digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk digunakan
6 A.A SD Muhammadiyah
Jogodayoh 64 Sangat layak untuk digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
8 H SMP N 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan
9 T.K.R SMP N 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan
dengan revisi sedikit
10 B.M SD Muhammadiyah
Karangkajen 67 Sangat layak untuk digunakan
Jumlah 61,5 Sangat layak untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi
D.P
Aitem 7, kata “sesuai
dengan” diubah dengan
kata “mendukung”.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
sesuai dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Menerapkan metode
pembelajaran yang
mendukung dengan
penerapan nilai-nilai
karakter.
Aitem 8, kata “persoalan
kehidupan sehari-hari”
diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan
Karakter”.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari.
Mengaitkan isi materi
pembelajaran dengan
persoalan kehidupan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK)
Aitem 11, kata ”dirancang”
diubah dengan kata
“dituangkan”.
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dirancang dalam RPP.
Memberikan umpan
balik kepada siswa
tentang karakter yang
dituangkan dalam
rancangan RPP.
N.W.M
dan L
Pada bagian awal petunjuk
pengisian ditambahkan
dengan kata “Bapak/Ibu”.
Mohon memberi tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
Bapak/Ibu mohon
memberi tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
T.K.R Perhatikan petunjuk
pengisian dan diakhir
kalimat selalu diakhiri
dengan tanda titik.
Lingkari angka yang
tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk kelayakan
perangkatinstrumen
implementasi program
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
Berilah tanda centang
(√) pada angka yang tertera dalam kolom
skor dan memberikan
saran untuk
kelayakan perangkat
instrumen
implementasi
program Penguatan
Pendidikan Karakter
(PPK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Lampiran 18. Daftar Cek Dokumentasi
No Data Sekolah Alamat
Jumlah
Sampel
Penelitian
Keterangan
Sesuai Tidak
Sesuai
1 SDN Deresan Jl. Cempaka CT X Deresan , Caturtunggal 7 √
2 SDN Timbulharjo Jl. Krodan, Krodan , Maguwoharjo 3 √
3 SDN Percobaan 2 Jl. Sekip Caturtunggal 7 √
4 SDN Perumnas 3 Jl. Tambakboyo No.1 Dero 3 √
5 SDN Perumnas
Condongcatur Jl. Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur 10 √
6 SDN Puren Jl. Tantular 93 Pringwulung Condongcatur 3 √
7 SDN Sarikarya Jl. Asemgede 48 Kragilan, Condongcatur 3 √
8 SDN Ringinsari Ringinsari, Maguwoharjo 3 √
9 SD N Samirono Jl. Colombo No. 02 Depok 7 √
10 SDN Ambarukmo Gowok, Ambarukmo, Caturtunggal 4 √
11 SDN Caturtunggal 4 Tempel, Caturtunggal 7 √
12 SDN Caturtunggal 3 Jl. Kaliurang Km 4,5 Kocoran, Caturtunggal 3 √
13 SDN Babarsari Jl. Babarsari Kledokan 7 √
14 SDN Kledokan Jl. Garuni 3, Kledokan 3 √
15 SDN Karangasem Jl. Candi Gebang 182A Karangasem, Condongcatur 3 √
16 SDN Karangwuni Jl. Kaliurang Km 5, Karangwuni 3 √
17 SDN Maguwoharjo 1 Jl. Arteri Utara Km 1 Maguwoharjo 7 √
18 SDN Nanggulan Nanggulan, Maguwoharjo 7 √
19 SDN Corongan Corongan, Maguwoharjo 4 √
20 SDN Depok 2 Manisrejo, Maguwoharjo 4 √
21 SDN Condongcatur Jl. Kaliurang Km 6,5, Kentungan, Condongcatur 7 √
22 SDN Caturturtunggal 6 Gang Pinus Janti, Caturtunggal 3 √
23 SDN Depok 1 Mustokorejo, Maguwoharjo 7 √
24 SDN Kalongan Jl. Solo Km 8,5, Kalongan, Maguwoharjo 4 √
25 SDN Kentungan Jl. Kaliurang Km 6,5 Kentungan, Condongcatur 7 √
26 SDN Caturtunggal 1 Jl. Pandega Marta I Manggung, Caturtunggal 3 √
27 SDN Nogopuro Jl. Nogopuro No. 3 Gowok, Caturtunggal 7 √
28 SDN Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto 3 √
29 SDN Adisucipto 2 Komplek Lanud Adisucipto 3 √
30 SDN Gejayan Jl. Anggajaya III, Gejayan 3 √
31 SDN Tajem Banjeng, Maguwoharjo 3 √
32 SDN Nolobangsan Komplek Perum Polri, Gowok 3 √
33 SDN Ngringin Jl. Waringinsari, Ngringin, Condongcatur 3 √
34 SDN Mustokorejo Sopalan, Maguwoharjo 3 √
35 SDN Gambiranom Manukan, Condongcatur 7 √
36 SDN Caturtunggal 7 Jl. Gambir 6b, Karangasem Baru, Caturtunggal 3 √
37 SDN Bhaktikarya Manukan, Condongcatur 3 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
BIOGRAFI PENELITI
Peneliti bernama Aloysia Kirana Purnami. Lahir di Bantul,
20 Juni 1997. Anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak
Clemens Houf Bour Sapto Wahyudi dan Ibu Agnes Karya
Wijayanti. Tinggal di Nopaten, Gilangharjo, Pandak, Bantul.
Pendidikan Dasar diperoleh di SD Kanisius Kanutan pada
tahun 2003. Kemudian meneruskan Pendidikan Menengah
Pertama di SMP Kanisius Ganjuran pada tahun 2009. Setelah lulus kemudian
melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Stella Duce Bantul pada tahun
2012, hingga akhirnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk
menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti juga
mengembangkan kemampuannya baik di bidang akademik maupun non akademik
dengan mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di dalam
kampus. Kegiatan tersebut di antaranya Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa (PPKM) I dan II, Kursus Mahir Dasar (KMD) Pembina Pramuka,
Pembina Pramuka, English Club, Weekend Moral, Kepanitiaan Parade Gamelan
Anak ke-IX dan X, serta seminar pendidikan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI