plagiat merupakan tindakan tidak terpuji fileterima kasih kepada segala bentuk kehidupan, yang dalam...
TRANSCRIPT
PERAN MEDITASI MINDFULNESS TERHADAP
PEMAKNAAN KEBAHAGIAAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Mario Febryan Heimbach
NIM : 089114094
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PERAN MEDITASI MINDFULNESS TERHADAP
PEMAKNAAN KEBAHAGIAAN
Oleh:
Mario Febryan Heimbach
NIM: 089114094
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Skripsi,
C. Siswa Widyatmoko S.Psi., M.Psi. Yogyakarta, 20 Februari 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PERAN MEDITASI MINDFULNESS TERHADAP
PEMAKNAAN KEBAHAGIAAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Mario Febryan Heimbach
NIM: 089114094
Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji
pada tanggal: .. Maret 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 C. Siswa Widyatmoko S.Psi., M.Psi. …………………………
Penguji 2 …………………………
Penguji 3 …………………………
Yogyakarta, Maret 2013
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Christina Siwi Handayani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Your vision will become clear only when you can look into your own heart.
Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes”
(Carl Gustav Jung)
Terima kasih kepada segala bentuk kehidupan,
yang dalam ketidakkekalannya
mewujud indah ke dalam setiap napas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 April 2013
Penulis,
Mario Febryan Heimbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERAN MEDITASI MINDFULNESS TERHADAP
PEMAKNAAN KEBAHAGIAAN
Mario Febryan Heimbach
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran meditasi mindfulness terhadappemaknaan kebahagiaan. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana peran meditasimindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatifdengan pendekatan interpretative phenomenological analysis. Penelitian ini melibatkan tiga orangresponden. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur. Proses validasi yangdilalui adalah validasi komunikatif, di mana data dapat dipakai jika responden merasa data yangdidapat peneliti dapat menggambarkan pengalaman responden; dan validasi argumentatif, di manahasil penelitian dapat dibuktikan dengan melihat data mentah. Hasil penelitian menunjukkanbahwa praktik meditasi mindfulness yang dijalani dapat menggeser pemaknaan kebahagiaan, yangdahulu berorientasi pada mengejar dan mempertahankan sesuatu menjadi penerimaan pada realitassaat ini, sebagaimana adanya. Perubahan tersebut dapat terjadi karena melaui meditasimindfulness, para meditator belajar untuk tidak melekat pada pikiran melalui pengamatan terhadappikiran yang terus mengalir, memfokuskan perhatian pada kualitas napas, serta menerima diri danmomen saat ini seutuhnya.
Kata kunci: Meditasi, mindfulness, kebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
THE ROLE OF MINDFULNESS MEDITATION
TOWARDS THE MEANING OF HAPPINESS
Mario Febryan Heimbach
ABSTRACT
This research aimed to explore the role of mindfulness meditation towards the meaning ofhappiness. The research question was how mindfulness meditation can affect the meaning ofhappiness. This was a qualitative research that applied interpretative phenomenological analysisas an approach. Three respondents were involved during this reseach. The data was collected byusing semi-structured interview. Credibilty in this research was built by communicative andargumentative validation. Communicative validation was applied when the data can portray therespondents’ experience correctly. While argumentative validation was applied when theresearch’s result can be confirmed by looking at the raw data. The result suggested that bypracticing mindfulness meditation, the meaning of happiness was shifted. Previously, themeditators defined happiness as a state that can be achieved by pursuing and holding on tosomething. After practicing mindfulness meditation, the meditators defined happiness as a statewhen people can accept reality in the present moment, as the way it is. This shifting meaning ofhappiness can be achieved because by practicing mindfulness meditation, the meditators learnedto not getting attached to any thoughts through observing the stream of thoughts, focusing on thequality of breath, and fully accepting the occuring present moment as well as themselves.
Key words: Meditation, mindfulness, happiness
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata
Dharma
NAMA : MARIO FEBRYAN HEIMBACH
NIM : 089114094
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Peran Meditasi Mindfulness
terhadap Pemaknaan Kebahagiaan
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya
memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 April 2013
Yang menyatakan,
Mario Febryan Heimbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Ada banyak cara untuk melihat esensi sebuah tugas akhir dari suatu proses
perkuliahan. Jika dilihat dari sudut pandang akademis formal, tugas akhir yang
berupa tulisan ini adalah salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana psikologi
(S.Psi) dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Namun,
dari sudut pandang personal penulis, tulisan ini merupakan sebuah langkah awal
dari penjelajahan panjang yang baru saja dimulai.
Perwujudan tulisan ini dapat terlaksana karena adanya pengetahuan dari
individu-individu lain, dari masyarakat luas. Oleh karena itu, tulisan ini juga
diharapkan dapat kembali memberi kontribusi (berupa inspirasi, referensi teori,
atau apapun) kepada khalayak luas. Biarlah pengetahuan yang mampir dalam rupa
huruf-huruf ini memberi sumbangsih kepada siapa saja yang memerlukannya.
Akhirnya, penulis ingin mempersembahkan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya terhadap mereka yang berjasa baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap terwujudnya tulisan ini. Ucapan terima kasih penulis
persembahkan kepada:
1. Ibu Dr. C. Siwi Handayani selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma. Terima kasih atas dedikasinya dalam menjalankan roda
fakultas.
2. Bapak Siswa Widyatmoko S.Psi., M.Psi. dan Mbak Haksi selaku
pembimbing skripsi. Terima kasih atas pengetahuan yang telah
diturunkan sedemikian rupa sampai terlesesaikannya tulisan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Ibu Agnes Indar Etikawati., M.Si., Psi. selaku dosen pembimbing
akademik. Terima kasih atas saran-saran dan tanda tangan yang
dibubuhkan selama beberapa semester panjang yang terasa singkat ini.
4. Semua staf Fakultas Psikologi: Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu
Nanik, dan Pak Gie. Terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa.
5. Orangtua penulis, yang selalu berusaha menyediakan layar dan perahu
terbaik agar penulis dapat berlayar ke samudera seberang tanpa kurang
suatu apapun.
6. Ketiga responden dalam penelitian ini, R, A, dan N. Terima kasih atas
kesediaan untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan
yang tertuang dalam penelitian ini.
7. Semua orang di Chan Indonesia, khususnya Bapak Agus Santoso, yang
telah memberi kesempatan agar penulis dapat menemukan dan
menyalakan lentera di dalam diri.
8. Teman-teman di kampus yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terima kasih atas warna-warni yang sudah kalian tumpahkan dalam
kehidupan. Interaksi dengan kalian merupakan momen yang sangat
mendewasakan.
9. Teman-teman, murid-murid, rekan-rekan guru dan staf di Sekolah
Bahasa Realia. Terima kasih atas segala cerita, ilmu, dan wawasan
tentang betapa luasnya dunia. Diskusi dan obrolan dengan kalian adalah
jendela bagi luasnya pengetahuan di dunia yang menanti untuk
dijelajahi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Segala entitas yang (tentu saja) tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terima kasih atas kesalingterhubungan yang mencerahkan.
Demikian kata pengantar yang dapat disampaikan. Penulis selalu
membuka mata hati dan pikiran terhadap kritik dan saran yang terkait dengan
tulisan ini. Sekali lagi, terima kasih.
Yogyakarta, 10 April 2013
Penulis
Mario Febryan Heimbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ………………………………... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1. Manfaat teoretis ................................................................. 8
2. Manfaat praktis ................................................................. 9
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 10
A. Subjective Well-Being ............................................................... 10
1. Pengertian subjective well-being .................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Jenis-jenis kebahagiaan .................................................... 11
3. Kebahagiaan dan momen saat ini ……………………… 12
B. Meditasi ……………………………………………………… 12
1. Meditasi konsentrasi …………………………………… 14
2. Meditasi mindfulness …………………………………… 14
3. Meditasi loving-kindness ……………………………….. 14
C. Meditasi Mindfulness…………………………………………. 15
1. Definisi mindfulness …………………………………… 15
2. Mindfulness dalam Buddhist Psychological Model ……. 17
3. Mindfulness dan konsep here and now ……………….... 21
D. Hubugan antara mindfulness dan subjective well-being …….. 22
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................... 26
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 27
B. Fokus Penelitian .................................................................... 27
C. Responden Penelitian............................................................... 27
D. Metode Pengumpulan Data ................................................... 28
E. Prosedur Pengumpulan Data.................................................... 32
F. Metode Analisis Data ............................................................ 37
G. Kredibilitas Penelitian ............................................................ 41
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 42
A. Profil Responden ..................................................................... 42
B. Analisis Data .......................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Pembahasan ............................................................................ 81
1. Kondisi sebelum mempraktikkan meditasi mindfulness ... 81
2. Hal yang dilakukan saat mempraktikkan meditasi
Mindfulness ........................................................................ 83
3. Perubahan yang berangsur terjadi sesudah
mempraktikkan meditasi mindfulness .............................. 85
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………… 91
A. Kesimpulan …………………………………………………. 91
B. Kekuatan Penelitian ………………………………………… 92
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 92
D. Saran ...................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
LAMPIRAN …………................................................................................. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Persiapan Wawancara ……………………………………………. 29
Tabel 2 Pedoman Wawancara ………………………………………….... 31
Tabel 3 Pelaksanaan Wawancara ………………………………………… 34
Tabel 4 Pengelolaan Wawancara dengan Triangulasi Peneliti ................... 39
Tabel 5 Tema-tema Umum Responden ………………………………….. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam eksistensinya, semua manusia tidak bisa lepas dari beberapa hal
deterministik seperti bertambah tua, terserang penyakit, dan menjumpai
kematian. Untuk mempertahankan eksistensinya tersebut, manusia sering kali
berupaya untuk memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya dengan harapan
bahwa ketika semua kebutuhannya terpenuhi, maka akan tercapai kondisi
“bahagia”.
Beberapa manusia melakukan usaha yang tidak biasa sebagai bentuk
usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya dan untuk mengejar kebahagiaan.
Khususnya di masyarakat Indonesia, ada beberapa laku atau cara untuk
mengejar hal tersebut, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa di bulan
Ramadhan, mutih, ngrowot, dll), bertapa dengan berbagai jenisnya,
menggunakan mantra serta susuk, dan masih banyak lagi (Endraswara, 2010).
Berbagai orang yang melakukan cara-cara tersebut juga menyertakan
permohonan, seperti ingin lulus ujian atau ingin memenangkan undian dengan
hadiah uang (Sartono, 2012). Meskipun pada kenyataannya, uang atau
kekayaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebahagiaan seseorang
(Baumgardner & Crothers, 2009).
Fenomena-fenomena di atas adalah representasi dari berbagai tantangan
dan kesulitan yang dialami manusia dalam mengejar kebahagiaan. Hal-hal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
atas sebenarnya tidak berasal dari eksistensi manusia itu sendiri, tetapi berasal
dari respons yang maladaptif (Olendzki, dalam Didonna, 2009). Respons
tersebut nampak dalam pengejaran kenikmatan dan penghindaran
ketidaknikmatan tanpa henti sebagai bentuk usaha mengejar kebahagiaan. Oleh
karena itu, perlu dipelajari esensi kebahagiaan dan langkah-langkah adaptif
yang dapat dijalani sebagai jalur menuju kebahagiaan (Leyden, Goldberg,
Michelbach, 2011).
Sejak dahulu, mulai dari era Yunani kuno sampai era fisafat modern,
sudah banyak para pemikir dan cendekiawan yang mempertanyakan esensi
atau makna kebahagiaan (Eid & Larsen, 2008). Kebahagiaan (happiness) atau
dalam terminologi psikologi sering disebut sebagai subjective well-being
merupakan kombinasi dari kepuasan hidup, adanya afek positif, dan tidak
adanya afek negatif (Baumgardner & Crothers, 2009). Kepuasan hidup
merupakan faktor kognitif mengenai tingkat kepuasan seseorang atas hidupnya.
Afek positif adalah faktor emosional yang menunjukkan frekuensi dan
intensitas emosi yang menyenangkan, seperti kesenangan dan keceriaan. Di sisi
lain, afek negatif merupakan faktor emosional yang menunjukkan frekuensi
dan intensitas emosi yang tidak menyenangkan, seperti kesedihan dan
kekhawatiran.
Menurut Keyes (dalam Lopez, 2008), komponen-komponen dalam
subjective well-being merupakan komponen dalam menentukan kesehatan
mental seseorang. Orang yang memiliki tingkat subjective well-being yang
tinggi (dengan kata lain, orang yang bahagia) adalah orang yang lebih sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(Davidson. Mostofsky, & Whang, dalam Leyden et al., 2011). Melalui mental
yang sehat, manusia dapat memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih
maju agar dapat merealisasikan segala potensinya dan mengaktualisasikan diri
sepenuhnya (Schultz, 1991). Dalam kesehariannya, mereka pada akhirnya akan
memiliki lebih banyak emosi positif dan dapat berfungsi secara optimal dalam
berbagai aspek. Pada aspek psikologis dan sosial, individu yang sehat mental
dapat memiliki tujuan hidup dan kedekatan dengan sahabat dan keluarga.
Mereka juga dapat beraktivitas lebih optimal, khususnya dalam performa kerja
dan kehidupan sehari-hari (Lopez, 2008).
Subjective well-being adalah rumusan yang relevan untuk
mengeksplorasi kualitas hidup seseorang dari perspektif mereka sendiri
(Keyes, et al. dalam Lopez 2008). Hal ini disebabkan karena setiap individu
memiliki nilai-nilai, tujuan hidup, dan daya yang berbeda (Diener et al., dalam
Lopez, 2008). Oleh karena itu, hasil subjektif yang mendalam dapat didapat
dengan memberikan kesempatan kepada individu untuk mengeksplorasi
hidupnya berdasarkan penilaian, nilai-nilai, dan tujuan hidupnya sendiri.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, kebahagiaan atau
subjective well-being nampak berhubungan dengan beberapa hal. Menurut
Worsch, Amir, dan Miller (2011), Subjective well-being dipengaruhi oleh
kapasitas individu untuk menyesuaikan tujuan-tujuannya (goal adjustment
capacities) dan strategi individu dalam menanggulangi stres. Individu yang
tidak terikat pada tujuan yang gagal tercapai serta dapat memiliki tujuan lain
terbukti memiliki subjective well-being yang lebih tinggi. Subjective well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
juga berhubungan dengan gejala-gejala depresif (Kim, Ann, & Kim, 2011).
Semakin tinggi tingkat kebahagiaan individu, maka gejala-gejala depresif
individu tersebut akan semakin rendah. Peristiwa-peristiwa dalam hidup juga
mempengaruhi subjective well-being seseorang (Luhman, Hoffman, Eid, &
Lucas, 2012). Setiap peristiwa hidup yang berbeda memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap subjective well-being. Menurut Shier dan Graham (2011),
subjective well-being juga dipengaruhi oleh tingkat mindfulness seseorang.
Semakin mindful seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat subjective well-
being orang tersebut.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kebahagiaan atau subjective
well-being. Padash, Dehnavi, dan Botlani (2012) menyebutkan bahwa terapi
kognitif adalah pendekatan yang efektif untuk meningkatkan subjective well-
being seseorang. Salah satu modifikasi dari terapi kognitif, yaitu mindfulness-
based cognitive therapy (terapi kognitif yang berdasar pada pendekatan
mindfulness) juga berpengaruh positif pada subjective well-being (Collard,
Avny, & Boniwell, 2008). Meditasi mindfulness adalah salah satu pendekatan
yang juga berpengaruh terhadap well-being secara umum dan psychological
functioning seseorang (Lykins & Baer, 2009), di mana psychological
functioning merupakan salah satu bagian dari subjective well-being (Keyes, et
al. dalam Lopez, 2008).
Meskipun sudah berulang kali terbukti secara empiris, penelitian-
penelitian tentang terapi yang dapat meningkatkan subjective well-being adalah
beberapa contoh dari banyak penelitian lainnya yang masih berfokus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tingkat kebahagiaan seseorang. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu
penelitian yang dapat menjelaskan apa sebenarnya esensi atau makna dari
kebahagiaan sehingga makna kebahagiaan yang diperoleh dapat berperan
terhadap terapi mindfulness yang diberikan (Mogilner, Kamvar, & Aaker,
2011). Sebagai contoh, jika individu memaknai kebahagiaan sebagai
penerimaan, maka terapi mindfulness yang diberikan sebaiknya juga
menekankan aspek penerimaan.
Sebagai pendekatan yang berpengaruh terhadap kebahagiaan,
mindfulness pada dasarnya merupakan jantung atau inti dari meditasi dalam
Buddhisme (Thera, dalam Kabat-Zinn, 2003). Untuk mengembangkan
ketrampilan mindfulness, Kabat-Zinn (2003) menyebutkan bahwa praktik
meditasi merupakan landasan yang utama. Dalam praktik mindfulness, individu
mengamati bagaimana kesadaran (persepsi, kognisi, emosi, atau sensasi)
bekerja dengan tidak menghakimi segala yang muncul dan terjadi di sana
(Baer, 2003). Mindfulnes bukan aktivitas mistis atau spiritual, juga bukan
jawaban dari semua masalah. Namun, dengan praktik mindfulness, semua
permasalahan dalam hidup dapat dilihat dengan lebih jelas melalui pikiran
yang jernih (Kabat Zinn, 1990).
Mindfulness memiliki beberapa pengaruh terhadap subjective well-
being. Dengan pendekatan mindfulness, afek negatif dapat berkurang secara
signifikan dan kepuasan hidup dapat meningkat (Collard, Avny, & Boniwell,
2008). Brown dan Ryan (dalam Collard, et al., 2008) juga menyatakan bahwa
mindfulness berpengaruh terhadap well-being secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sampai saat ini, pendekatan berbasis mindfulness mulai banyak
diterapkan dalam berbagai konteks. Dalam konteks klinis, mindfulness
diterapkan dalam beberapa intervensi seperti mindfulness-based stress
reduction atau MBSR dan mindfulness-based cognitive therapy atau MBCT
(Baer, 2003). MBSR merupakan latihan ketrampilan meditasi mindfulness,
tidak hanya dalam meditasi duduk, namun juga dalam aktivitas sehari-hari
seperti berjalan, berdiri, dan makan. Dalam MBSR, partisipan juga mendapat
kesempatan untuk berdiskusi, khususnya tentang stres dan penanggulangannya.
MBCT merupakan intervensi yang berdasarkan pada MBSR. Dalam MBCT,
partisipan dilatih untuk mengamati pikiran dan perasaannya tanpa menghakimi.
Pada akhirnya, partisipan diharapkan dapat melihat pikiran dan perasaannya
sebagai peristiwa mental yang selalu berlalu dan tidak lekat terhadapnya.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa intervensi berbasis
mindfulness terbukti memiliki pengaruh positif terhadap banyak hal. Kabat-
Zinn (1982) dan Gardner-Nix (dalam Didonna, 2009) menyatakan bahwa
intervensi mindfulness berpengaruh positif terhadap penanggulangan rasa sakit
kronis. Proses penyembuhan psoriasis mengalami peningkatan setelah
intervensi mindfulness, khususnya MBSR (Kabat-Zinn, 2003). Dengan
ketrampilan yang diajarkan dalam intervensi mindfulness, gangguan kecemasan
yang dialami individu dapat berkurang (Kabat-Zinn et al., 1992; Greeson &
Brantley, dalam Didonna, 2009). Intervensi mindfulness juga berpengaruh
positif terhadap gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, bullimia nervosa,
dan binge eating disorder (Wolever & Best, dalam Didonna, 2009). Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Teasdale et al. (2000) serta Barnhofer dan Crane (dalam Didonna, 2009),
gangguan depresi mengalami penurunan setelah intervensi mindfulness.
Pengaruh positif dari intervensi berbasis mindfulness juga nampak pada
gangguan obsesif-kompulsif, borderline personality disorder, perilaku adiktif,
trauma dan post-traumatic stress disorder, attention-deficit hyperactivity
disorder, & psychosis (Didonna, Rizvi et al., Bien, Follette & Vijay, Zylowska
et al., Pinto, dalam Didonna, 2009).
Hasil penelitian-penelitian menunjukkan bahwa praktik mindfulness
memang memiliki pengaruh positif dan terbukti efektif menangani kondisi
psikologis dan fisik. Namun, karena adanya kesulitan dalam operasionalisasi
mindfulness, proses yang mendasari praktik mindfulness masih belum dapat
dipahami dengan baik (Chambers, Lo, & Allen, 2007). Oleh karena itu,
Shapiro (2005) menyatakan bahwa penelitian-penelitian selanjutnya perlu
mengeksplorasi bagaimana mindfulness bekerja. Grabovac, Lau, dan Willett
(2011) dalam Buddhist Psychological Model sudah mencoba menjelaskan
mekanisme mindfulness berdasarkan teks di dalam Buddhisme. Namun, karena
penelitian ini ditujukan untuk mengkaji mindfulness dalam konteks psikologi
sebagai ilmu, mekanisme tersebut masih perlu dieksplorasi melalui pendekatan
empiris yang sistematis, khususnya dalam konteks klinis saat ini sehingga
diharapkan akan didapat data yang sesuai dengan pengalaman, kondisi mental,
dan kondisi pikiran individu. Dengan demikian, pada akhirnya data yang
didapat akan memberi gambaran kontekstual mengenai peran meditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mindfulness terhadap individu secara umum dan pemaknaan kebahagiaan
secara khusus.
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian mindfulness
sebelumnya, peneliti ingin mengeksplorasi peran mindfulness terhadap
pemaknaan kebahagiaan atau subjective well-being. Dengan mengeksplorasi
peran mindfulness, mekanisme yang terselubung di dalamnya dapat terungkap,
khususnya dalam kaitannya dengan pemaknaan kebahagiaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian: Bagaimana
peran meditasi mindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran meditasi
mindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber literatur
mengenai psikologi positif secara umum dan meditasi mindfulness sebagai
salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan mental secara khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Manfaat praktis
Hasil eksplorasi dari penelitian ini diharapkan dapat menawarkan
salah satu cara yang terbukti empiris dan therapeutic untuk meraih
kebahagiaan sebagai faktor penting dari kesehatan mental seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SUBJECTIVE WELL-BEING
1. Pengertian subjective well-being
Subjective well being (SWB) adalah evaluasi subjektif individu
terhadap hidupnya, baik secara kognitif maupun afektif (Diener, dalam
Baumgardner & Crothers, 2009). Individu yang memiliki tingkat SWB
tinggi adalah individu yang mengalami banyak emosi positif dan sedikit
emosi negatif, mengalami lebih banyak kenikmatan daripada penderitaan,
dan mengalami kepuasan terhadap hidupnya. Dalam bahasa yang lebih
umum, istilah SWB sering kali diterjemahkan menjadi kebahagiaan
(Baumgardner & Crothers, 2009; Lopez, 2008).
SWB atau kebahagiaan terdiri dari tiga komponen, yaitu kepuasan
hidup, afek positif, dan afek negatif. Kepuasan hidup merupakan faktor
kognitif mengenai tingkat kepuasan seseorang atas hidupnya. Afek positif
adalah faktor emosional yang menunjukkan frekuensi dan intensitas emosi
yang menyenangkan, seperti kesenangan dan keceriaan. Di sisi lain, afek
negatif merupakan faktor emosional yang menunjukkan frekuensi dan
intensitas emosi yang tidak menyenangkan, seperti kesedihan dan
kekhawatiran (Baumgardner & Crothers, 2009).
Menurut Keyes (dalam Lopez, 2008), komponen-komponen dalam
subjective well-being tersebut merupakan komponen dalam menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental merupakan hal penting,
karena melalui mental yang sehat, manusia dapat memperjuangkan tingkat
pertumbuhan yang lebih maju supaya dapat merealisasikan semua
potensinya dan mengaktualisasikan diri sepenuhnya (Schultz, 1991).
2. Jenis-jenis kebahagiaan
Kebahagiaan dibagi menjadi dua, yaitu kebahagiaan hedonis dan
kebahagiaan eudaimonis. Baumgardner dan Crothers (2009) menyebutkan
bahwa kebahagiaan hedonis adalah kesenangan-kesenangan dan
kenikmatan-kenikmatan dalam hidup. Berdasarkan perspektif ini, tujuan
dari kehidupan seseorang adalah untuk mengejar kebahagiaan dan
kenikmatan. Sedangkan, kebahagiaan eudaimonis adalah realisasi diri,
pengekspresian, dan pemenuhan segala potensi dalam diri. Perspektif ini
melihat bahwa sumber kebahagiaan adalah usaha menuju aktualisasi diri,
ketika talenta, kebutuhan, dan nilai-nilai dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari. Waterman (dalam Baumgardner & Crothers, 2009)
menyebutkan bahwa individu dapat mencapai kebahagiaan eudaimonis
ketika ia dapat terlibat ke dalam aktivitas yang sesuai dengan nilai-nilai
yang dianutnya dan sesuai dengan persepsi dirinya.
Meskipun kebahagiaan hedonis dan eudaimonis tampak berbeda
secara konseptual, pengukuran kebahagaain hedonis dan eudaimonis
menunjukkan adanya korelasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa individu
yang bahagia dan puas atas hidupnya (secara hedonis) juga merasa hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bermakna (secara eudaimonis). Jadi, meskipun sebuah penelitian meneliti
kebahagiaan hedonis maupun eudaimonis, kedua bentuk kebahagiaan
tersebut akan terlihat dalam hasil penelitian (Baumgardner & Crothers,
2009).
3. Kebahagiaan dan momen saat ini
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mogilner, Kamvar, dan
Aaker (2011), pemaknaan kebahagiaan dipengaruhi oleh usia. Individu
yang berasal dari kelompok usia muda (sekitar 20 tahun) memaknai
kebahagiaan sebagai kegembiraan (excitement). Pada kelompok usia yang
lebih tua, individu yang berusia sekitar 50 tahun memaknai kebahagiaan
sebagai ketenteraman (peacefulness) yang berfokus pada momen saat ini.
Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa seiring bertambahnya usia,
individu mengalami pergeseran makna kebahagiaan. Pergeseran ini terjadi
karena adanya pergeseran fokus dan orientasi kehidupan dari masa depan
ke momen saat ini seiring bertambahnya usia.
B. MEDITASI
Meditasi telah menjadi bagian dari budaya manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Meditasi mindfulness khususnya dapat ditemukan dalam ajaran
Siddharta Gautama (Gunaratna, Hanh, Nanamoli & Bodhi, dalam Kabat-Zinn,
2003). Ajaran yang kemudian dikenal sebagai Buddhisme tersebut mulai
dikenal manusia sejak 2500 tahun yang lalu. Karena berakar dari Buddhisme,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Thera menyatakan bahwa meditasi mindfulness seringkali disebut sebagai
jantung dari meditasi dalam Buddhisme (Kabat-Zinn, 2003).
Ada beberapa alasan mengapa meditasi menjadi salah satu pendekatan
yang populer. Kabat-Zinn (2003) menyatakan bahwa ketrampilan dalam
meditasi (khususnya mindfulness) dapat dipraktikkan oleh orang-orang atau
budaya yang enggan menerapkan Buddhisme, tetapi membutuhkan teknik
untuk mengurangi stres dan hidup lebih sehat. Baik terapis maupun peneliti
telah membawa praktik meditasi tanpa nuansa tradisi dan agama (Linehan,
Kabat-Zinn et al, dalam Appel & Kim-Appel, 2009). Pendekatan dalam
meditasi sejatinya bernuansa psikologis, bermetode empiris, dan bertujuan
therapeutic (Didonna, 2009).
Meditasi melatih individu untuk menyadari pikiran-pikiran yang
mengalir dalam kesadaran. Hal ini merupakan hal yang utama karena pada
dasarnya pikiran-pikiran akan senantiasa mengalir dalam kesadaran, satu demi
satu maupun sekaligus, dalam rangkaian tanpa akhir. Fenomena ini adalah sifat
dasar pikiran (nature of the mind). Oleh karena itu, meditasi tidak bertujuan
untuk menghilangkan pikiran-pikiran, namun meditasi bertujuan untuk tidak
mengidentifikasi diri dengan pikiran-pikiran – not being your own thoughts
(Didonna, 2009). Dengan tidak mengidentifikasi diri dengan pikiran, individu
menjadi lebih dapat mengamati dan menerima, tanpa niat untuk mengubah
segala yang terjadi pada pikiran-pikiran dan emosi-emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Secara umum, meditasi dibagi menjadi tiga jenis.
1. Meditasi konsentrasi.
Meditasi jenis ini menggunakan suatu objek untuk memusatkan
pikiran, seperti mantra atau nafas. Dalam teknik ini, praktisi memusatkan
kembali pikirannya pada objek konsentrasi setiap kali pikirannya
berkelana sehingga pada akhirnya akan tercipta ketenangan. Bahasa Pali
yang tepat untuk menyebut meditasi konsentrasi ini adalah samatha
bhavana.
2. Meditasi mindfulness.
Meditasi mindfulness tidak memiliki suatu objek untuk
memusatkan pikiran. Alih-alih memusatkan pikiran, meditasi ini melatih
individu untuk mengamati segala yang terjadi dalam pikiran, menerima
semua buah pikir yang timbul-tenggelam, mengamati aliran kesadaran
(stream of consciousness). Dalam bahasa Pali, meditasi mindfulness
disebut sebagai vipassana bhavana. Namun, istilah spesifik untuk kata
mindfulness dalam bahasa Pali disebut sebagai sati, yang berarti “alat”
untuk mengamati segala yang terjadi dalam pikiran dari waktu ke waktu.
3. Meditasi loving-kindness
Dalam bahasa Pali, loving-kindness dapat diterjemahkan sebagai
meta. Saat praktik meditasi jenis ini, individu mengucapkan kalimat
seperti “semoga semua makhluk berbahagia”. Teknik ini membuat niat
dalam praktik meditasi menjadi penuh dengan emosi positif, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pada akhirnya dapat membantu praktisi dalam merespons segala buah
pikir yang muncul dalam pikiran.
Ketrampilan dalam ketiga jenis meditasi tersebut saling berhubungan.
Saat ketrampilan sati (mindfulness) sudah terlatih dengan baik, individu dapat
memilih antara meditasi meta (loving-kindness), meditasi samatha
(konsentrasi), atau meditasi vipassana (mindfulness) sesuai keperluan. Dalam
konteks psikologis secara umum, individu dapat memusatkan perhatiannya
pada nafas, suara-suara, atau apapun (samatha) saat sedang diliputi stressor.
Individu juga dapat menerapkan loving-kindness (meta) untuk membuat pikiran
menjadi lebih tenang dan dipenuhi emosi positif. Ketika memori buruk muncul,
ketika emosi dan pikiran negatif menguasai pikiran, individu dapat mengamati
dan menerima semua hal yang terjadi tersebut (vipassana). Jadi, ketiga jenis
meditasi di atas pada dasarnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk mengurangi penderitaan dan mencapai kebahagiaan (Siegel, Germer, dan
Olendzki, dalam Didonna, 2009).
C. MEDITASI MINDFULNESS
1. Definisi mindfulness
Beberapa ahli memiliki definisi yang berbeda-beda terhadap
mindfulness. Baer (2003) menyebutkan bahwa mindfulness adalah
pengamatan terhadap munculnya stimulus-stimulus internal dan eksternal
seperti apa adanya dan tanpa menghakimi. Menurut Kabat-Zinn (2003),
mindfulness adalah kesadaran yang muncul melalui pengamatan momen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
saat ini, secara tanpa menghakimi dari waktu ke waktu. Germer (dalam
Didonna, 2009) menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk
menyadari dan menerima pengalaman saat ini. Definisi-definisi tersebut
menunjukkan bahwa mindfulness bicara tentang kesadaran, penerimaan, dan
momen saat ini.
Meditasi mindfulness bekerja dengan cara yang tidak sama dengan
teknik-teknik meditasi lain (seperti meditasi samatha dan meta, atau
meditasi yang menggunakan visualisasi). Seperti meditasi lain, mindfulness
melatih individu untuk menempatkan dan menjaga perhatian pada suatu
objek. Tidak seperti meditasi lain, objek dari meditasi mindfulness adalah
keseluruhan pikiran yang terus-menerus berubah dan mengalir. Ketrampilan
dalam mindfulness bukan untuk menginvestigasi suatu objek khusus,
melainkan untuk menginvestigasi suatu proses. Meditasi mindfulness
sebenarnya juga memerlukan konsentrasi untuk mengendalikan dan
memfokuskan perhatian, tetapi, pikiran yang sudah terkonsentrasi tersebut
kemudian diarahkan pada objek yang bergerak, yaitu aliran kesadaran (the
stream of consciousness). Alih-alih mengarahkan kesadaran pada suatu
objek tunggal, individu dilatih untuk melihat bagaimana kesadarannya
termanifestasi.
Secara umum, meditasi mindfulness memiliki beberapa pengaruh.
Coffey dan Hartman (2008) menemukan bahwa kemampuan untuk
mengamati aliran kesadaran tanpa menghakimi dalam meditasi mindfulness
dapat meningkatkan awareness dan kemampuan untuk meregulasi emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif. Dalam mindfulness,
emosi-emosi yang muncul dapat diregulasi dengan menggunakan fungsi
kognitif. Meningkatnya mindfulness juga berhubungan dengan
berkurangnya kelekatan dan perenungan. Ketika individu betul-betul berada
pada momen saat ini, kecenderungan untuk mencari hal-hal di luar
pengalaman kekiniannya tersebut berkurang. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Greeson (2009), kemampuan dalam mindfulness dapat
meningkatkan ketenangan (equanimity) dan kemampuan untuk tidak
merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity). Selain hal-hal di atas,
mindfulness juga terbukti dapat mengurangi stress dengan memberikan efek
relaksasi, meningkatkan kemampuan untuk menerima, dan mengubah fungsi
kognitif menjadi lebih adaptif (Baer, 2003). Alih-alih menganggap pikiran
sebagai realitas, individu dapat mepersepsikan pikiran atau buah pikir yang
muncul sebagai “hanya pikiran”.
2. Mindfulness dalam Buddhist Psychological Model
Grabovac, Lau, dan Willett (2011) mencoba menjelaskan mekanisme
mindfulness berdasarkan Buddhist Psychological Model (BPM). Konsep-
konsep dalam BPM diambil dari Abhidamma Pitaka, sehingga dapat
dikatakan bahwa hal-hal yang dijelaskan di dalamnya merupakan hasil dari
tinjauan literatur yang masih memerlukan validitas empiris.
Menurut BPM, aktivitas mental terjadi dalam beberapa komponen.
Kesadaran atau awareness terhadap suatu objek muncul ketika stimulus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
memasuki persepsi dan mengalami kontak dengan indera atau ketika objek
kognisi (pemikiran, memori, emosi) muncul di pikiran. Kesadaran ini hadir
dalam waktu singkat dan kemudian segera berlalu.
Dengan munculnya kesadaran akan suatu objek, secara bersamaan
juga muncul perasaan (feeling tone) yang mengikuti: menyenangkan, tidak
menyenangkan, dan netral. Dalam konteks ini, “perasaan” di sini tidak sama
dengan konteks emosi seperti ketakutan, amarah, dll, melainkan merupakan
pengalaman afektif yang muncul secara spontan. Karena sifatnya yang
selalu berubah, tidak kekal, serta datang dan pergi dengan cepat, perasaan-
perasaan ini sering kali tidak disadari sehingga dapat memicu reaksi
pemikiran-pemikiran (termasuk emosi) dan tindakan yang menimbulkan
penderitaan atau suffering.
Kebiasaan manusia adalah mengejar hal yang menyenangkan dan
menjauhi hal yang tidak menyenangkan. Dalam Buddhisme, hal tersebut
dikenal sebagai kelekatan (attachment) dan aversi (aversion). Kebiasaan ini
muncul dalam segala hal atau peristiwa yang terjadi di pikiran. Secara
umum, masyarakat menganggap bahwa individu mengejar atau menjauhi
suatu objek yang muncul di kesadaran. Namun, BPM melihat bahwa
kelekatan dan aversi muncul dalam perasaan yang ditimbulkan suatu objek.
Hal-hal dan segala peristiwa yang terjadi di dalam pikiran (mental
events) yang memicu munculnya perasaan juga berasosiasi dengan perasaan
lain. Adanya kelekatan dan aversi yang muncul bersamaan dengan suatu
mental events akan semakin mengembangkan mental events tersebut. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ini disebut sebagai proliferasi mental. Menurut BPM, ketika individu tidak
memiliki kesadaran atas pola kelekatan dan aversi yang menyebabkan
proliferasi mental, ia akan membuat proses tersebut menjadi kebiasaan
maladaptif.
BPM memiliki tiga karakteristik yang menjadi fokus utama.
Pertama, impresi sensoris (kesan-kesan yang ditangkap oleh indera) dan
segala hal yang terjadi di pikiran bersifat sementara. Hal-hal tersebut selalu
datang dan pergi. Hal ini dikenal sebagai ketidakkekalan atau
impermanence. Kedua, reaksi-reaksi yang dipicu oleh kelekatan dan aversi
adalah penyebab penderitaan atau suffering. Ketiga, impresi sensoris dan
segala hal yang terjadi di pikiran bukanlah bagian dari diri. Hal ini dikenal
sebagai bukan-diri atau not-self. Segala bentuk sensasi inderawi maupun
hal-hal yang terjadi di pikiran memiliki tiga karakteristik tersebut. Terlebih
lagi, penderitaan dalam konteks umum dan konteks klinis merupakan akibat
dari reaksi kelekatan/ aversi terhadap perasaan-perasaan dan proliferasi
mental di dalamnya. Dalam BPM, peningkatan well-being terjadi ketika
sensasi inderawi dan segala hal di pikiran dibiarkan datang dan pergi secara
alami, tanpa proses kognitif yang mengarah ke kelekatan maupun aversi,
meskipun masih terasa menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral.
Ketika tidak ada kelekatan dan aversi, maka tidak ada proliferasi mental,
sehingga tidak ada penderitaan yang ditimbulkan.
Menurut BPM, praktik mindfulness dilandasi oleh beberapa hal.
Pertama, praktik mindfulness dilandasi oleh regulasi atensi. Perhatian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tidak beraturan difokuskan pada kualitas napas. Setiap napas yang dihirup
dan dihembuskan dapat memberikan pemahaman tentang ketidakkekalan
(impermanence), penderitaan (suffering), dan not-self, yang merupakan tiga
karakteristik segala fenomena dalam pikiran (mental events). Ketika
perhatian difokuskan pada napas, meditator dapat menyadari bahwa tidak
ada kualitas napas yang sama (ketidakkekalan). Meditator juga dapat
melihat bahwa mereka akan mengejar gaya bernapas tertentu (pelan atau
cepat), kemudian menyadari adanya kelekatan pada gaya bernapas tersebut
sehingga menyebabkan munculnya penderitaan sebagai usaha pengejaran
kelekatan. Meskipun tidak dikejar dan tidak disadari, napas akan tetap
terjadi tanpa intevensi diri (not-self). Dalam memfokuskan perhatian,
meditator juga mengonsentrasikan pikirannya. Praktik mindfulness memang
lazim digabungkan dengan praktik konsentrasi, khususnya untuk
memfokuskan dan menenangkan pikiran, tidak semata-mata untuk
berkonsentrasi pada suatu objek spesifik.
BPM menyebutkan bahwa salah satu tujuan individu untuk
mempraktikkan meditasi mindfulness adalah untuk mengalami transformasi
batin. Hal ini juga sering dikenal sebagai pencerahan atau enlightenment.
Transformasi batin dalam BPM dijelaskan sebagai perubahan permanen
dan radikal dalam persepsi yang dapat menghentikan proses identifikasi
terhadap hal-hal di pikiran. Dalam perjalanan menuju transformasi batin,
para meditator lambat laun akan menyadari bahwa mengejar kenikmatan
dan menghindari ketidaknikmatan tidak akan mendatangkan kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Transformasi batin yang didapat dari pemahaman terhadap tiga karakter
(impermanence, suffering, not-self) dapat mengembangkan kesadaran yang
seimbang. Keseimbangan ini tercapai ketika individu mempersepsikan suatu
objek tanpa adanya kelekatan maupun aversi.
Praktik mindfulness yang dijelaskan dalam BPM juga mencakup
latihan untuk menerima diri. Ketika individu berlatih untuk menerima diri
saat bermeditasi, sensasi-sensasi serta segala hal yang terjadi dalam pikiran
menjadi lebih mudah untuk disadari karena kondisi pikiran yang bebas dari
ketegangan. Kesadaran yang terhanyut dalam aliran pikiran juga dapat
kembali diarahkan kepada objek meditasi (misalnya napas) tanpa reaksi
negatif sehingga kemunculan pemikiran-pemikiran negatif dapat dicegah.
Latihan regulasi atensi dan penerimaan diri yang dijalani dalam praktik
mindfulness dapat meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri
(behavioral self-regulation).
3. Mindfulness dan konsep here and now
Seperti yang diungkapkan oleh Germer (dalam Didonna, 2009) dan
Kabat-Zinn (2003), mindfulness menekankan pada pentingnya menyadari
momen saat ini. Perls (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa momen di
sini dan kini (here and now) adalah satu-satunya kenyataan yang ada. Masa
lampau dan masa depan adalah sesuatu yang tidak riil. Orang-orang yang
melekat pada masa lampau ataupun masa depan memiliki kepribadian yang
tidak seimbang. Ketika individu melekat pada masa lampau ataupun masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
depan, individu tersebut menjadi tidak dapat menerima diri sepenuhnya
karena adanya realitas yang dihindari. Oleh karena itu, ketika individu dapat
menerima realitas secara penuh, maka ia dapat memanfaatkan seluruh
potensinya untuk menjadi individu yang fleksibel. Dengan demikian,
kelekatan terhadap masa lampau ataupun masa depan adalah kecenderungan
yang maladaptif terhadap perkembangan manusia yang penuh.
D. HUBUNGAN ANTARA MINDFULNES DAN SUBJECTIVE WELL-
BEING
Intervensi berbasis mindfulness memiliki pengaruh positif terhadap
banyak hal. Kabat-Zinn (1982) dan Gardner-Nix (dalam Didonna, 2009)
menyatakan bahwa intervensi mindfulness berpengaruh positif terhadap
penanggulangan rasa sakit kronis. Proses penyembuhan psoriasis mengalami
peningkatan setelah intervensi mindfulness, khususnya MBSR (Kabat-Zinn,
2003). Dengan ketrampilan yang diajarkan dalam intervensi mindfulness,
gangguan kecemasan yang dialami individu dapat berkurang (Kabat-Zinn,
1992; Greeson & Brantley, dalam Didonna, 2009). Intervensi mindfulness juga
berpengaruh positif terhadap gangguan makan, seperti anoreksia nervosa,
bullimia nervosa, dan binge eating disorder (Wolever & Best, dalam Didonna,
2009). Menurut Teasdale et al. (2000) dan Barnhofer dan Crane (dalam
Didonna, 2009), gangguan depresi mengalami penurunan setelah intervensi
mindfulness. Pengaruh positif dari intervensi berbasis mindfulness juga nampak
pada gangguan obsesif-kompulsif, borderline personality disorder, perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adiktif, trauma & post-traumatic stress disorder, attention-deficit hyperactivity
disorder, & psychosis (Didonna, Rizvi et al., Bien, Follette & Vijay, Zylowska
et al., Pinto, dalam Didonna, 2009).
Beberapa penelitian terbukti menunjukkan hubungan yang signifikan
antara mindfulness dengan subjective well-being. Penelitian yang dilakukan
oleh Collard, Avny, dan Boniwell (2008) menunjukkan bahwa mindfulness-
based cognitif therapy (terapi kognitif yang berdasar pada pendekatan
mindfulness) memiliki pengaruh positif terhadap SWB. Pada penelitian
tersebut, afek positif dari partisipan tidak mengalami peningkatan, sedangkan
afek negatif partisipan terbukti berkurang secara signifikan. Tingkat kepuasan
hidup terbukti mengalami peningkatan, tetapi nampak tidak cukup signifikan.
Lykins dan Baer (2009) menemukan bahwa meditasi mindfulness berpengaruh
positif terhadap psychological functioning, di mana psychological functioning
merupakan salah satu bagian dari SWB (Keyes, et al. dalam Lopez, 2008).
Menurut Keyes (dalam Lopez, 2008), SWB dan komponen-
komponennya merupakan komponen dalam menentukan kesehatan mental
seseorang. Orang yang memiliki tingkat SWB yang tinggi (dengan kata lain,
orang yang bahagia) adalah orang yang lebih sehat (Davidson. Mostofsky, &
Whang, dalam Leyden et al., 2011). Melalui mental yang sehat, manusia dapat
memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya dapat
merealisasikan semua potensinya dan mengaktualisasikan diri sepenuhnya
(Schultz, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Penelitian-penelitian di atas adalah beberapa contoh dari banyak
penelitian lainnya yang hanya berfokus pada tingkat kebahagiaan seseorang.
Dengan demikian, perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menjelaskan apa
sebenarnya esensi atau makna dari kebahagiaan tersebut (Mogilner, Kamvar, &
Aaker, 2011).
Eksplorasi mengenai bagaimana mindfulness dapat memberikan
pengaruh positif seperti yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan hal
yang penting. Meskipun mindfulness terbukti berpengaruh positif dan efektif
dalam menangani kondisi psikologis dan fisik, Chambers, Lo, dan Allen (2007)
berpendapat bahwa intervensi berbasis mindfulness belum dapat dipahami
dengan baik karena adanya kesulitan dalam operasionalisasi mindfulness. Oleh
karena itu, Shapiro (2005) menyarankan kepada penelitian-penelitian
selanjutnya untuk mengeksplorasi bagaimana mindfulness bekerja.
Penelitian ini berharap untuk dapat mengisi kekosongan yang
dikemukakan oleh Chambers, Lo, Allen (2007), dan Shapiro (2005) tersebut,
khususnya dalam kaitannya dengan kebahagiaan atau SWB seperti yang
diungkapkan oleh Mogilner, Kamvar, dan Aaker, (2011). Untuk dapat
mengeksplorasi proses yang mendasari mindfulness dan pemaknaan
kebahagiaan, metode penelitian yang digunakan adalah interpretative
phenomenological analysis (IPA). IPA dapat digunakan untuk mengeksplorasi
secara mendetail mengenai bagaimana individu mempersepsikan situasi atau
kondisi tertentu dalam hidupnya, serta bagaimana individu memaknai hidupnya
(Smith, 2008). Dengan demikian, IPA merupakan metode yang tepat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengeksplorasi suatu proses yang kompleks seperti yang terjadi pada
mindfulness dan kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi mendalam pada
peran mindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan. Melalui penelitian ini
akan didapatkan suatu informasi berupa proses mendetail mengenai bagaimana
meditasi mindfulness berpengaruh terhadap pemaknaan kebahagiaan individu.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
interpretative phenomenological analysis (IPA). IPA dapat digunakan untuk
mengeksplorasi secara mendetail mengenai bagaimana individu
mempersepsikan situasi atau kondisi tertentu dalam hidupnya, serta bagaimana
individu memaknai hidupnya (Smith, 2008).
Penelitian yang menggunakan metode IPA memiliki dua tahapan
utama. Pertama, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berusaha untuk
memikirkan kembali dan memaknai pengalaman-pengalaman mereka. Kedua,
peneliti kemudian berusaha untuk memaknai bagaimana responden penelitian
memikirkan kembali dan memaknai pengalaman-pengalaman mereka. Proses
kedua ini merupakan suatu proses interpretasi yang bertujuan untuk
mengeksplorasi dunia personal responden, sesuai dengan persepsi dan
pengalamannya masing-masing (Smith, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Penelitian ini memiliki suatu nilai lebih dari metode IPA yang
digunakan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heeren, Van Broeck,
dan Philipot (2009), intervensi berbasis mindfulness (dalam hal ini, MBCT)
terbukti dapat meningkatkan memori autobiografis. Kondisi ini memungkinkan
individu untuk mengingat pengalaman masa lalu mereka secara spesifik.
Dengan mempertimbangkan hasil dari penelitian tersebut, dapat diasumsikan
bahwa pengalaman-pengalaman yang diutarakan oleh responden-responden
dalam penelitian ini lebih bisa dipertanggungjawabkan.
B. FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini berfokus pada mekanisme yang terjadi di dalam meditasi
mindfulness sampai pada tingkat di mana meditasi mindfulness dapat berperan
terhadap pemaknaan kebahagiaan. Peneliti berharap dapat menemukan benang
merah pada fokus-fokus penelitian.
C. RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa
pertimbangan. Pemilihan responden dalam penelitian ini menggunakan kriteria
tertentu (Patton, dalam Poerwandari 2005), yaitu para meditator yang secara
khusus melakukan meditasi mindfulness selama paling sedikit satu tahun.
Peneliti merasa satu tahun adalah waktu yang cukup untuk melihat pengaruh
dari mindfulness, mengingat bahwa penelitian-penelitian sebelumnya dapat
mulai mengases pengaruh mindfulness setelah pemberian intervensi selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
delapan minggu. Agar dapat menghasilkan data dan analisa yang mendalam,
penelitian ini melibatkan tiga orang responden (Smith, 2008).
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi-terstruktur. Smith (2008) menyatakan bahwa wawancara
semi-terstruktur adalah metode yang paling tepat digunakan untuk
mengumpulkan data dalam peneltian dengan pendekatan IPA. Dalam
wawancara semi-terstruktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang
sangat umum, yang mencantumkan topik-topik penting yang harus digali
(Poerwandari, 2005). Urutan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat
disesuaikan dengan respons dari responden sehingga metode wawancara ini
menuntut fleksibilitas dari peneliti dalam mengajukan pertanyaan. Peneliti
bebas untuk menggali topik-topik yang dimunculkan oleh responden. Oleh
karena itu, peneliti diharapkan dapat menciptakan dan membina hubungan
yang baik (rapport) selama proses pengumpulan data.
Dalam mempersiapkan wawancara, ada beberapa langkah yang
dilakukan peneliti. Pertama-tama, peneliti mencari referensi dari skripsi-skripsi
terdahulu yang dapat dijadikan pedoman untuk memberikan gambaran umum.
Dari gambaran umum yang sudah diperoleh, peneliti kemudian membuat
panduan wawancara dengan menjadikan teori-teori yang ada sebagai poin-poin
pemandu. Panduan wawancara tersebut kemudian didiskusikan peneliti dengan
dosen pembimbing. Sesudah mendapat ijin untuk melakukan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
percobaan, peneliti langsung menghubungi salah satu responden yang sejak
awal sudah bersedia untuk terlibat dalam penelitian. Wawancara percobaan
akhirnya dilakukan pada tanggal 27 Juli 2012 dengan responden pertama.
Sesudah wawancara, peneliti langsung membuat verbatim dan menganalisis
data untuk segera didiskusikan. Sesudah mendiskusikan hasil wawancara
percobaan dengan dosen pembimbing, akhirnya diputuskan untuk
menggunakan hasil wawancara percobaan tersebut sebagai data yang terpakai.
Hal ini bisa disepakati bersama karena panduan wawancara yang digunakan
sudah mampu menggali data-data yang diperlukan dalam penelitian.
Berikut ini adalah tabel persiapan wawancara yang dilakukan peneliti.
Tabel 1
Persiapan Wawancara
No Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Catatan
1 20 Juli
2012
Membaca
contoh-contoh
wawancara
semi-
terstruktur
pada skripsi-
skripsi
terdahulu
10:15 –
12:00
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Ada banyak
format dalam
menulis
panduan
wawancara
2 23 Juli
2012
Membuat
panduan
wawancara
09:30 –
11:00
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Selalu
perhatikan
teori; jadikan
itu sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dharma,
Yogyakarta
poin-poin
pemandu
3 25 Juli
2012
Mendiskusikan
panduan
wawancara
dengan dosen
pembimbing
skripsi
13:00 –
15:00
Fakultas
Psikologi,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Ingat untuk
fleksibel
dalam
penggunaan
panduan
wawancara
4 27 Juli
2012
Wawancara
percobaan
dengan
responden R
17:20 –
18:30
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Menggunakan
wawancara
semi-
terstruktur
5 3 Agustus
2012
Mendiskusikan
hasil
wawancara
percobaan
dengan dosen
pembimbing
13:00 –
15:00
Fakultas
Psikologi,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Memutuskan
untuk
menggunakan
hasil
wawancara
percobaan
sebagai data
yang terpakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel rancangan panduan wawancara yang digunakan oleh peneliti bisa
dilihat di bawah ini.
Tabel 2
Pedoman Wawancara
No Aspek Topik yang digali Pertanyaan
1 Latar belakang
meditasi
Landasan awal
mengenai meditasi yang
dilakukan subjek
Sudah berapa lama
Anda praktik
meditasi?
Mengapa Anda
melakukan meditasi?
Apa yang membuat
Anda terus melakukan
meditasi sampai saat
ini?
2 Afek positif &
negatif
Deskripsi perasaan-
perasaan sebelum
praktik meditasi
mindfulness
Bagaimana Anda
menilai kondisi emosi
Anda sebelum
meditasi? Bisa
sebutkan contohnya di
kehidupan sehari-hari?
Deskripsi perasaan-
perasaan setelah
meditasi mindfulness
Bagaimana Anda
menilai kondisi emosi
Anda setelah
meditasi?
Bisa sebutkan
contohnya di
kehidupan sehari-hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3 Kepuasan hidup
(life
satisfaction)
Deskripsi hidup ideal
sebelum praktik
meditasi mindfulness
Sebelum Anda
mengenal dan
melakukan meditasi,
bagaimanakah hidup
yang ideal menurut
Anda?
Deskripsi hidup ideal
setelah praktik meditasi
mindfulness
Setelah Anda
mengenal dan
melakukan meditasi,
bagaimanakah hidup
yang ideal menurut
Anda?
4 Makna
kebahagiaan
Proses meditasi
mindfulness dalam
mempengaruhi
kehidupan
Meditasi paling
berpengaruh pada hal
apa dalam hidup
Anda?
Makna kebahagiaan
menurut responden
Apa makna
kebahagiaan bagi
Anda?
E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Pola yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah zig-zag
(Creswell, 1998). Creswell (1998) menyatakan bahwa dengan pola ini, peneliti
mengumpulkan data dari lapangan, menganalisisnya, kemudian kembali lagi ke
lapangan jika data yang didapat ternyata belum mencukupi. Hal ini dilakukan
terus-menerus sampai akhirnya data yang didapat dirasa cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan beberapa langkah
berikut:
1. Peneliti menentukan dan mencari responden penelitian sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Semua responden yang terlibat
merupakan anggota komunitas meditasi di Vihara Buddha Prabha,
Yogyakarta. Peneliti secara rutin menghadiri meditasi yang diadakan
oleh komunitas ini sejak Desember 2011.
2. Peneliti melakukan pendekatan secara personal, kemudian
menciptakan dan membina rapport dengan responden-responden
penelitian.
3. Peneliti menyatakan niatnya dan menanyakan kesediaan responden
untuk terlibat dalam penelitian. Sejak awal terlibat dalam komunitas
meditasi ini, peneliti sudah menyatakan niatnya untuk melakukan
penelitian tentang meditasi mindfulness. Hal ini mempermudah peneliti
ketika mendatangi dan bertanya kepada responden satu per satu, terkait
dengan kesediaan mereka untuk terlibat dalam penelitian.
4. Setelah responden bersedia, peneliti dan responden kemudian
menentukan waktu dan lokasi wawancara.
5. Saat wawancara pertama, peneliti memberi gambaran penelitian secara
umum kepada responden. Hal-hal yang digali adalah latar belakang
responden secara umum. Dalam melakukan wawancara ini, peneliti
tidak menggunakan panduan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Wawancara kedua dilakukan peneliti dengan menggunakan panduan
wawancara. Wawancara ini dilakukan sesudah responden mendapat
gambaran mengenai penelitian yang dilakukan.
7. Sambil mengajukan pertanyaan dan merekam dengan alat perekam
suara digital, peneliti juga menulis catatan-catatan penting yang
digunakan sebagai bantuan dalam mengajukan pertanyaan.
8. Setelah wawancara kedua selesai, peneliti membuat verbatim dan
menganalisis data yang didapat sejauh ini. Jawaban-jawaban
responden yang memerlukan konfirmasi juga dicatat dan dan disiapkan
untuk wawancara selanjutnya.
9. Wawancara ketiga kemudian dilakukan. Selain untuk menggali
kembali jawaban yang belum jelas, wawancara ini juga dilakukan
untuk mengonfirmasikan hasil analisis kepada responden.
10. Langkah nomor 5 sampai 9 juga dilakukan terhadap responden kedua
dan ketiga
Tabel 3
Pelaksanaan Wawancara
No Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Catatan
1 20 Juli
2012
Wawancara
pertama
dengan
responden
R
20:15 –
20:45
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Wawancara
informal; untuk
mengembangkan
rapport dan
memberikan
gambaran besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
2 27 Juli
2012
Wawancara
kedua
dengan
responden
R
17:20 –
18:30
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Menggunakan
wawancara
semi-terstruktur
3 26 Oktober
2012
Wawancara
pertama
dengan
responden
A
20:55 –
21:15
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Wawancara
informal; untuk
mengembangkan
rapport dan
memberikan
gambaran besar
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
4 31 Oktober
2012
Wawancara
kedua
dengan
responden
A
12:30 –
13:40
Jalan
Pakuningratan
53,
Yogyakarta
Menggunakan
wawancara
semi-terstruktur;
Ada sedikit
interupsi dari
karyawan
responden yang
datang di tengah
wawancara
5 17
November
2012
Wawancara
pertama
dengan
responden
N
10:00 –
10:30
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Wawancara
informal; untuk
mengembangkan
rapport dan
memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
gambaran besar
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
6 18
November
2012
Wawancara
kedua
dengan
responden
N
09:00 –
10:15
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Menggunakan
wawancara
semi-terstruktur;
suasana sedikit
ramai karena
adanya ibadah di
vihara
7 3
Desember
2012
Wawancara
ketiga
dengan
responden
R
19:10 –
19:50
Jl. Taman
Siswa MG
II/76,
Yogyakarta
Melakukan
konfirmasi atas
hasil wawancara
sebelumnya
8 5
Desember
2012
Wawancara
ketiga
dengan
responden
A
12:00 –
12:40
Jl.
Pakuningratan
53,
Yogyakarta
Melakukan
konfirmasi atas
hasil wawancara
sebelumnya; ada
sedikit data
tambahan
9 16
Desember
2012
Wawancara
ketiga
dengan
responden
N
09:20 –
10:15
Vihara
Buddha
Prabha,
Gondomanan,
Yogyakarta
Melakukan
konfirmasi atas
hasil wawancara
sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. METODE ANALISIS DATA
Analisis dalam pendekatan IPA bertujuan untuk mempelajari dunia
psikologis responden penelitian (Smith, 2008). Berikut ini adalah langkah-
langkah yang dilakukan dalam pendekatan IPA:
1. Mencari tema-tema dalam kasus pertama
Pada langkah ini, transkrip verbatim dibaca berulang-ulang. Penulisan
kemudian dibentuk menjadi tiga kolom. Kolom di tengah menjadi
ruang untuk transkrip verbatim. Setelah transkrip verbatim selesai
dibaca, peneliti kemudian menuliskan komentar atau parafrase untuk
setiap hal-hal atau kalimat yang dirasa menarik oleh peneliti. Langkah
ini dilanjutkan sampai seluruh transkrip selesai. Kemudian, peneliti
kembali ke awal transkrip dan menuliskan tema-tema yang muncul di
kolom sebelah kanan. Tema-tema yang ditulis merupakan intisari yang
ditemukan dalam teks. Tema-tema yang ditulis memerlukan daya
abstraksi yang tinggi dan dapat menggunakan istilah psikologis.
2. Menghubungkan tema-tema
Tema-tema yang ditemukan kemudian dituliskan dalam selembar kertas
dan dicari keterkaitannya satu sama lain. Pertama, penulisan dilakukan
secara kronologis, didasarkan pada urutan di dalam transkrip verbatim.
Kedua, tema-tema tersebut dikelompokkan dan diurutkan secara analitis
atau teoritis. Pada langkah ini, tema-tema akan terbagi menjadi
beberapa kelompok yang sesuai dengan ciri-cirinya masing-masing.
Langkah selanjutnya adalah membuat tabel untuk kelompok tema-tema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Setiap kelompok tema diberi nama atau label yang mewakili
keseluruhan tema dalam kelompok tersebut. Jika ditemukan suatu tema
yang dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian, maka tema
tersebut dapat dihilangkan.
3. Melanjutkan analisis ke kasus berikutnya
Tema-tema dari suatu transkrip verbatim yang sudah dibuat dijadikan
peneliti sebagai acuan untuk mengerjakan transkrip verbatim
selanjutnya. Ketika semua transkrip verbatim telah memiliki tabel tema,
tema-tema tersebut kemudian dikelompokkan menjadi sebuah tabel
tema superordinat
4. Mengubah tema menjadi narasi
Pada langkah ini, tema-tema yang sudah dikelompokkan kemudian
diubah menjadi suatu narasi yang dapat menjelaskan dinamika dan
pengalaman responden penelitian.
Dalam menganalisis data, peneliti melibatkan dua orang peneliti lain
yang memiliki ketertarikan yang sama pada tema mindfulness. Hal ini
dilakukan peneliti dalam rangka mewujudkan triangulasi peneliti. Dengan
triangulasi peneliti, adanya perspektif yang berbeda dalam menganalisis data
yang sama akan memperkuat kredibilitas suatu penelitian kualitatif (Patton,
dalam Poerwandari 2005).
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah bersama-sama
menentukan alur pengalaman responden. Hal ini dilakukan peneliti untuk
melihat gambaran kronologis pengalaman responden. Alur yang jelas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menyajikan gambaran pengalaman responden, khususnya kepada peneliti lain
yang tidak terlibat secara langsung dengan responden. Langkah kedua adalah
mencari, menghubungkan, dan mengelompokkan tema-tema responden.
Setelah didapat tabel tema yang menggambarkan pengalaman responden,
analisis dilanjutkan dengan responden-responden selanjutnya. Pada akhirnya,
tabel tema-tema dari ketiga responden disajikan ke dalam satu tabel tema yang
mencakup semua tema-tema dari responden pertama, kedua, dan ketiga.
Tabel 4
Pengolahan Hasil Wawancara dengan Triangulasi Peneliti
No Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Catatan
1 22 Oktober
2012
Membuat
alur
responden R
17:00 –
18:25
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Alur dapat
dibuat dengan
mudah karena
data yang
ringkas
2 25 Oktober
2012
Membuat
pengelom-
pokkan
tema-tema
responden R
13:30 –
15:15
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Makan waktu
lama dalam
pemberian
label tema
yang tepat
3 2 November
2012
Membuat
alur
responden A
16:00 –
19:45
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Makan waktu
lama karena
banyaknya
data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dharma,
Yogyakarta
berulang
4 12
November
2012
Membuat
pengelom-
pokkan
tema-tema
responden A
(berlanjut)
16:00 –
20:00
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Sangat
banyak data;
kebanyakan
terulang
berkali-kali
5 15
November
2012
Membuat
pengelom-
pokkan
tema-tema
responden A
17:00 –
20:00
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Perlu
membaca
berkali-kali,
lagi, dan lagi
6 26
Novermber
2012
Membuat
alur dan
pengelom-
pokkan
tema-tema
responden N
17:00 –
18:15
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Proses
pengolahan
menjadi lebih
efektif karena
dengan
pedoman
struktur dari
responden R
dan A
7 17
Desember
2012
Merangkum
tema-tema
responden
R, A, dan N
ke dalam
satu tabel
14:10 –
15:15
Perpustakaan,
Kampus III,
Universitas
Sanata
Dharma,
Yogyakarta
Pemaknaan
yang sangat
variatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
G. KREDIBILITAS PENELITIAN
Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya dalam
mengeksplorasi masalah (Poerwandari, 2005). Deksripsi mendalam yang
menjelaskan kompleksitas dan interaksi dari aspek-aspek yang terkait menjadi
salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Dalam rangka mendapatkan kredibilitas penelitian, peneliti melakukan
dua cara. Pertama, peneliti melakukan validasi komunikatif. Pada langkah ini,
peneliti mengkonfirmasi data dan hasil analisis kepada responden penelitian.
Responden penelitian berhak untuk menyetujui atau tidak menyetujui data dan
hasil analisis yang didapat. Langkah kedua adalah validasi argumentatif. Pada
langkah ini, peneliti melihat kembali keterkaitan antara hasil dan kesimpulan
penelitian dengan melihat kembali data mentah yang sudah didapat
sebelumnya. Hal ini dapat tercapai jika hasil dan kesimpulan penelitian
memiliki alur berpikir yang baik serta dapat dibuktikan dengan melihat
kembali ke data mentah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL RESPONDEN
Berikut ini adalah profil dari ketiga responden yang terlibat dalam
penelitian ini:
1. Responden I
Responden pertama dalam penelitian ini berinisial R, seorang
perempuan berusia 43 tahun. R betubuh relatif gemuk dengan kulit sawo
matang. Kacamata dan potongan rambut pendek menjadi ciri khasnya.
Setiap kali sedang terlibat dalam sesi wawancara, R selalu menunjukkan
sikap yang santai dan sering tertawa. Jawaban R cenderung singkat, padat,
dan ringkas.
Dalam kesehariannya, R hidup melajang. Meskipun hidup melajang, R
tidak tinggal sendirian melainkan tinggal dengan keluarganya. Aktivitas
sehari-hari R dijalaninya sebagai seorang peneliti yang beberapa kali pergi
ke luar kota untuk mengadakan penelitian. Pekerjaannya ini baru saja
dijalaninya karena dahulu R bekerja di bidang periklanan. Kedua pekerjaan
yang diceritakannya tersebut berhubungan dengan latar belakang
pendidikannya, yaitu ilmu komunikasi.
R memutuskan untuk mulai bermeditasi sejak tahun 1989. Hal yang
mendorong R untuk belajar meditasi pada waktu itu ialah kebutuhannya
untuk mencari fondasi hidup. Gereja adalah salah satu tempat yang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menjadi tempat pencariannya. Namun, gereja tidak bisa memenuhi hal yang
dicarinya sampai akhirnya ia menemukan meditasi. Meskipun R merasa
gereja bukanlah tempat yang bisa memenuhi kebutuhannya, R
mengidentifikasi diri sebagai seorang Kristen Protestan.
2. Responden II
Inisial dari responden kedua adalah A. A adalah laki-laki berusia 50
tahun dengan postur yang relatif tinggi. Ciri khas dari A adalah rambutnya
yang selalu dicukur sampai habis. Saat diwawancarai, A dapat menceritakan
banyak hal sampai mendetail dan dengan wajah yang selalu nampak
antusias.
Dalam kehidupan sehari-harinya, A bekerja sebagai kontraktor – sejalan
dengan latar belakang pendidikannya, yaitu teknik sipil. Namun, beberapa
tahun belakangan ini A memutuskan untuk menjalani pekerjaannya dengan
gaya hidup pensiunan sambil mementori anak sulungnya yang juga bekerja
sebagai kontraktor. A tinggal serumah dengan istri dan kedua orang
anaknya.
A mulai bermeditasi sejak tahun 1996. Sebelum mulai praktik meditasi,
A banyak membekali diri dengan ilmu-ilmu filsafat, baik yang umum
maupun yang bernuansa meditasi. A pertama kali belajar meditasi secara
intensif di Amerika Serikat karena tidak adanya lembaga atau guru meditasi
yang secara khusus mengajarkan meditasi beraliran Zen. Saat ini, A menjadi
pemimpin diskusi dan latihan meditasi di vihara Buddha Prabha,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Yogyakarta. A juga aktif di vihara dan komunitas-komunitas umat
beragama Buddha.
3. Responden III
N adalah inisial dari responden ketiga dalam penelitian ini. Laki-laki
berusia 36 tahun ini nampak gemar bercerita. Setiap kali berada dalam sesi
wawancara, N selalu bersemangat dalam menceritakan hal-hal apapun yang
berkaitan dengan meditasi. N memiliki perawakan yang tegap dengan
rambut yang selalu dicukur tipis.
Dalam kesehariannya, sarjana ekonomi ini bekerja sebagai seorang
wiraswastawan. Saat ini N hidup melajang. Selain bekerja, aktivitas N
sehari-hari adalah merawat orangtuanya yang mulai membutuhkan banyak
perhatian darinya.
N mulai bermeditasi sejak tahun 2001. Dengan latar belakang beragama
Buddha, N akrab dengan cerita-cerita dalam Buddhisme. Dari salah satu
cerita itulah N menemukan cerita yang menginspirasinya untuk belajar
meditasi. Selain aktif dalam komunitas meditasi, N juga aktif berlatih yoga
untuk memperkuat praktik meditasinya.
B. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil analisis terhadap tiga responden yang terlibat, didapat
beberapa tema yang menjelaskan jawaban dari pertanyaan penelitian. Analisis
dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah, dari satu responden kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dilanjutkan ke responden-responden lainnya. Hal ini dilakukan agar analisis
dapat dilakukan secara terfokus kepada setiap responden.
Pada tahap analisis lanjutan ini, ada beberapa proses yang dilalui oleh
peneliti. Tema-tema yang didapat dari responden pertama dijadikan panduan
untuk menganalisis transkrip-transkrip selanjutnya. Meskipun memiliki
panduan, peneliti tetap memperhatikan dan terbuka pada kemungkinan
munculnya tema-tema yang baru dan unik dari responden selanjutnya. Peneliti
juga memperhatikan adanya tema-tema yang terulang pada tiap responden.
Dengan cara ini, pola-pola yang sama dan berbeda pada masing-masing
responden dapat terlihat dengan lebih jelas.
Sesudah ketiga responden selesai dianalisis secara individual, peneliti
kemudian merangkum tema-tema yang muncul sebagai hasil analisis lebih
lanjut. Ada beberapa hal yang menjadi petimbangan peneliti dalam
memutuskan tema-tema yang dapat dijadikan fokus analisis dan pembahasan
lebih lanjut. Pertimbangan tersebut antara lain: kesesuaian dengan fokus
penelitian, frekuensi kemunculan, dan keterkaitan satu tema dengan tema-tema
lain.
Berikut ini adalah hasil analisis dari masing-masing responden.
1. Responden I
a. Adanya kehampaan dalam diri
Sebelum mengenal praktik meditasi mindfulness, R mudah
mengalami kepanikan, khususnya saat berada dalam tuntutan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kepanikan itu mendorong R untuk semakin berlarut-larut dan tenggelam
dalam masalahnya sehingga R sering kali merasa tidak dapat menemukan
solusi dari masalahnya.
“Dulu saya sering cepat panik, misalnya dikejari deadline atauada masalah gitu tuh... sering saya merasa nggak menemukanjalan keluar ya... atau berlarut-larut ke dalam masalah, tertarik kedalam masalah” (R, 16)
Tidak hanya pada konteks pekerjaan, hal-hal eksternal seperti
interaksi sosial dengan teman, pasangan, atau tetangga juga berpotensi
untuk menjadi sumber masalah yang dapat membuat diri R menjadi
semakin larut.
“Nah, kalau selama ini kan kalau kesibukan di luar kita terlalularut dalam segala macam. Ada pekerjaan, ada interaksi denganteman, dengan pasangan, dengan tetangga.. itu lebih eksternal”(R, 6)
Semakin lama, karena semakin disibukkan oleh hal-hal eksternal,
R merasa kehilangan waktu untuk dirinya sendiri. Ia menjadi asing bagi
dirinya sendiri karena terlarut oleh kesibukannya.
“Kita kan hidup... Waktu itu saya di Jakarta. Kalau di Jakarta tusaya kerja dan terlalu sibuk gitu ya, jadi saya kayak kehilanganwaktu untuk diri sendiri” (R, 2)
Karena merasa asing dengan dirinya, R merasa bahwa ia
memerlukan suatu fondasi dalam hidupnya, suatu pegangan yang bisa
memenuhi kebutuhan yang ia miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
“Saya pernah cari-cari, belajar ke gereja. Cuman, kayaknyagereja tu kurang memenuhi ini ya, kebutuhan yang saya cari” (R,3)
Dalam perjalanan mencari fondasi hidup, R sempat mempelajari
ilmu-ilmu yang diajarkan dari gereja. Namun, hal yang dipelajarinya di
gereja tidak memberi kepuasan. Salah satu faktor yang dapat
menyebabkan hal ini adalah kesan asing yang dirasakan R terhadap ilmu-
ilmu di gereja karena bernuansa Barat. Akhirnya, R memiliki keinginan
untuk mempelajari ilmu kuno yang berasal dari budaya Timur. sesuai
dengan latar belakangnya sebagai orang yang dibesarkan dalam budaya
Timur.
“Terus akhirnya saya cari yang lebih ke “arah timur” gitu ya.Saya lihat kalau gereja tu agak ke barat-baratan, jadi saya cariilmu-ilmu lama yang kuno, yang timur... antara lain aku ketemunyameditasi, terus mulailah belajar meditasi” (R, 4)
Dari transkrip di atas dapat dilihat bahwa R merasa cocok dengan
meditasi mindfulnes dan mulai melibatkan praktik tersebut ke dalam
kehidupan sehari-harinya.
b. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
Dalam berpraktik meditasi mindfulness, R belajar untuk berfokus
pada diri. Sebelumnya, R mengalami keterasingan dengan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Namun, dengan praktik meditasi mindfulness, R mendapat kesempatan
untuk mengenal diri, melihat hal-hal yang terjadi di dalam dirinya.
“Oke... Setelah saya belajar meditasi, saya menemukan bahwa kitadiajak untuk mengenal tentang diri kita sendiri, apa yang terjadidengan pikiran kita, apa yang terjadi dengan emosi, apa yangterjadi dengan perasaan kita. Nah, di situ kita diajak masuk kedalam, mengenal diri sendiri” (R, 5)
Dalam mengenal dirinya melalui meditasi mindfulness, R juga
belajar untuk mengenal kehidupannya.
“Dengan meditasi, benar-benar dibawa ke dalam untuk mengenaltentang hidup kita” (R, 7)
Kemampuan R dapat mengenal diri dan kehidupannya secara lebih
mendalam didapatnya karena ia belajar untuk mengamati segala hal yang
terjadi di dalam pikirannya. Dalam mengamati pikiran, R tidak bereaksi
secara spontan terhadap apa pun yang terjadi di sana – hanya mengamati
dan mengenali.
“Karena kita belajar untuk ‘diam’ gitu ya... ‘Diam’ itu artinya kitaenggak spontan bereaksi terhadap apa pun yang muncul di dalampikiran kita. Melihat, mengamati. Terus... dari situ pelan-pelan,‘oh ternyata kecenderungan pikiran saya tuh begini’. Nah, setelahmenemukan seperti itu, nanti ‘oh, mengatasinya begini...” (R, 22)
Pengamatan terhadap pikiran yang dilakukan R memberi
kesempatan padanya untuk mengenali hal yang terjadi di dalam pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dengan mengenali pikirannya sendiri, R dapat meregulasi pikirannya
sehingga menjadi lebih tertata.
“Oh, oke. Memang kalau secara fisik kalau meditasi itu kita dudukdiam, antara melamun atau apa gitu enggak jelas ya. Cuman,proses yang terjadi di dalam diri kita pada saat meditasi adalahkita melihat tentang pikiran kita, batin kita. Dari situ ya kita bisamengenali. Karena kalau kita terlalu, yang contoh... apanamanya... yang berlawanan ya, kita sering lebih frontal, lebihopposite gitu dengan problem kita. Padahal, kalau kita denganmeditasi tu lebih.. ya... sebenarnya sederhana kayaknya ya. Cumanmengenali, merasakan, dan menata kembali pikiran kita (R, 24)”
c. Respons terhadap pikiran
Sesudah mulai mempraktikkan meditasi mindfulness, R menjadi
tidak mudah terlarut ke dalam pikiran-pikirannya. Hal ini disebabkan
oleh adanya kemampuan untuk selalu waspada terhadap pikiran.
Dengan demikian, R mampu mempertahankan pikirannya agar selalu
berada dalam keseimbangan.
“Jadi, kita juga harus waspada dengan pikiran kita sendiri danmenempatkannya pada proporsi yang seimbang aja... Seimbang itupas... seperti timbangan, kiri kanan imbang, hehe...” (R, 38)
d. Perubahan pikiran menjadi lebih positif
Meditasi mindfulness yang dipraktikkan oleh R selama bertahun-
tahun memberi pengaruh positif terhadap pikiran. Dengan kata lain,
pikiran berkembang menjadi lebih adaptif. Salah satu perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
positif yang dialami R adalah perubahan pikiran menjadi lebih
fleksibel.
“Tapi bagian yang terbaik dari proses kita melakukan meditasiadalah kita bisa melenturkan ego kita. Kita enggak terikat denganpikiran kita, yang jadi kaku gitu... memegang itu sebagai sesuatuyang absolut. Tetapi kalau kita meditasi tu, ego kita lebih lentur.Jadi, apa pun yang datang pada kita, masalah atau keyakinan kita,itu sebenarnya kadang-kadang enggak mutlak benar ya. Misalnyakita punya musuh gitu, kita juga enggak menganggap itu 100%musuh. Tapi kadang-kadang kan ada hal-hal lain, misalnyapersoalan, atau musuh, atau apa pun yang negatif itu enggakmutlak itu tuh negatif gitu ya. Karena pasti ada sesuatu yang darisitu tu bisa membuat kita lebih lentur lagi, lebih lentur lagi kalaukita menghadapi itu” (R, 40)
Dengan pikiran yang fleksibel, R dapat mengurangi kecenderungan
untuk melekat terhadap suatu persepsi, kesan, ataupun penilaian.
Karena kecenderungannya ini, pikiran R menjadi lebih terkendali.
Pikiran yang lebih terkendali membantu R dalam pemecahan masalah.
“Tapi, setelah saya mengalokasikan waktu untuk meditasi, pikiranitu lebih tertata dan banyak kemungkinan bisa menemukan solusiterhadap masalah saya atau pikiran saya tu lebih terkendali” (R,17)
Kecenderungan untuk tidak melekat pada masalah selain membuat
pikiran menjadi lebih fleksibel dan terkendali ternyata juga memberi
pengaruh relaksasi. Dengan pikiran yang tidak melekat, R merasa
pikirannya menjadi lebih relaks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
“Karena di dalam meditasi itu kita juga membuat pikiran kita itutidak ada ‘engagement’ terhadap apa pun... Eee.... Keterikatan...yang benar-benar mencengkram sesuatu atau memikirkan sesuatusampai pusing sendiri. Jadi, kita lebih rileks” (R, 30)
Pikiran R juga menjadi lebih relaks karena tubuh yang relaks.
Meditasi mindfulness yang dipraktikkan R nampak memberi pengaruh
relaksasi yang bertahap, mulai dari tubuh sampai ke pikiran.
“Ternyata dengan relaks itu, pikiran kita akhirnya relaks” (R, 29)
e. Perubahan sikap menjadi lebih positif
Dengan pikiran yang lebih adaptif, sikap R berubah menjadi lebih
adaptif pula. Perubahan yang positif ini diwujudkan dalam sikap yang
lebih terkendali. Kendali terhadap sikap pada R dimulai dari pikiran
yang tidak mudah melekat, tidak mudah larut, atau terbawa hal-hal di
luar diri.
“Karena kita jadi lebih terkendali ya. Kita nggak terlarut dengansegala hal yang ada di luar kita” (R, 11)
Selain lebih terkendali, pikiran R juga menjadi lebih terbuka dan
dapat menerima peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.
“Ada perubahan sih yang saya rasakan. Ya saya lebih bisamenerima peristiwa apa pun yang kena pada saya” (R, 34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dengan lebih terkendali dan mampu menerima hal-hal yang terjadi
pada diri, R dapat mengembangkan ketenangan dalam bersikap.
“Emmm.... lebih menenangkan ya. Membuat kita tuh lebihmemahami, menerima, terus reaksinya itu enggak frontal. Jadilebih kalem lah” (R, 21)
Dari kutipan-kutipan di atas dapat dipahami bahwa kondisi pikiran
R yang adaptif (fleksibel, terkendali dan relaks) nampak memiliki
pengaruh positif terhadap cara bersikap.
f. Kondisi fisik yang membaik
R merasakan adanya pengaruh positif terhadap fisiknya sesudah
mulai berpraktik meditasi mindfulness. Dengan relaksasi yang
dilakukan selama meditasi, R dapat mengendurkan ketegangan-
ketegangan yang ada di tubuhnya. Dengan demikian, tubuh R terasa
lebih relaks.
“Ya... Jadi metode relaksasi adalah membuat setiap bagian daritubuh kita relaks. Dari kepala, pikiran, sampai ke muka, kemudianpunggung. Karena secara tidak sadar kadang-kadang kita menarikpunggung seperti ini. Dan di sana ada ketegangan (R, 26)”
Tubuh yang relaks juga menimbulkan rasa nyaman.
“Dengan merilekskan itu kita menjadi, badan menjadi lebihnyaman gitu ya” (R, 27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Selain rasa nyaman, relaksasi yang didapat dari meditasi
mindfulness juga membuat tubuh menjadi lebih sehat. R percaya
bahwa ketegangan-ketegangan dalam tubuh dapat menjadi penyebab
munculnya penyakit. Dengan demikian, ketika tubuh mengalami
relaksasi, tubuh dapat menjadi lebih sehat.
“Terus perut juga, kadang-kadang kita tegang. Dan itu menjadipenyakitlah kalau kita memperlakukan seluruh badan kita denganpenuh ketegangan... Tangan, sampai kaki, terus semuanya dariseluruh tubuh. Kita dibuat rileks” (R, 28)
g. Penghayatan tujuan hidup
Praktik meditasi mindfulness yang dilakukan R nampak
memberikan pengaruh terhadap penghayatan tujuan hidupnya. Salah
satu tujuan hidup yang dihayati R adalah untuk menjalani hidup
dengan mengalir dan tidak dibatasi oleh kaidah-kaidah yang kaku.
“Kebetulan saya tu tidak punya patokan hidup itu harus begini,harus begitu. Jadi saya mengalir aja” (R, 31)
Hidup yang mengalir dijalani R dengan fleksibilitas. Fleksibilitas
yang dimulai dari pikiran selama praktik meditasi mindfulness nampak
mempengaruhi R dalam mempersepsikan tujuan hidupnya.
“Ya sebenarnya kalau relaks itu kan enggak kaku. Kaku tu yamisalnya orang meninggal kan kaku ya, tapi kalau orang hidup kankita musti lentur” (R, 42)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Meskipun R belajar untuk lebih dapat menerima dan hidup
mengalir, dalam kesehariannya R juga tetap berusaha untuk memiliki
kehidupan yang lebih baik.
“Ada perbedaan... hmm... gimana ya ngomongnya... Pasti adayang dicari ya di dalam hidup, cuman, saya melakukan usaha,mencari untuk hidup lebih baik, tapi kalau pun itu belum berhasil,saya tetap berusaha dan tidak putus asa” (R, 35)
Usaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dimaknai R
sebagai usaha untuk hidup bahagia.
“Mencari yang saya tuju... hidup bahagia” (R, 36)
h. Pemaknaan kebahagiaan
Kebahagiaan dimaknai R sebagai kondisi ketika semua keinginan-
keinginan dapat terpenuhi dalam proporsi yang tepat. Dalam
memaknai hal ini, R juga menekankan pentingnya kewaspadaan
dalam berkeinginan karena keinginan dapat menjadi terlalu
berlebihan.
“Itu sifatnya personal ya, masing-masing orang punya ini sendiri.Kalau yang saya rasakan sih bila semua yang kita inginkan tuhbisa terpenuhi. Tapi keinginan itu pun kita harus hati-hati karenaada batasan-batasan juga keinginan kita tuh terlalu berlebihan”(R, 37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pada konteks yang lebih luas, R memaknai kebahagiaan sebagai
keseimbangan dalam hidup – tidak hanya dari segi keinginan, tetapi
juga dalam konteks apa saja.
“Kebahagiaan itu bisa karena hidup kita seimbang. Nah,keseimbangan itu bisa apa saja. Dalam konteks apa pun yang adadalam kehidupan kita” (R, 39)
Keseimbangan dalam hidup juga diikuti oleh kemampuan untuk
menjalani hidup dengan ringan. Bagi R, hidup ringan ini bisa dicapai
dengan tidak melekat pada masalah. Masalah adalah hal yang tidak
bisa dihindari. Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah, R
memilih untuk tidak tenggelam ke dalam masalah melainkan memilih
untuk tidak melekat ke dalamnya.
“Bahagia tu ya kita bisa menghadapi hidup ini dengan ringan...Misalnya... kita enggak bisa menolak persoalan atau pun masalahdi dalam hidup ini ya, tapi kita bisa menghadapinya dengankeyakinan, dengan percaya diri, cuman ‘oke, ini masalah. Ituenggak bisa dihindari. Saya harus menghadapi, mencari solusi,mungkin terpecahkan, mungkin tidak’, itu diserahkan saja” (R, 32)
2. Responden II
a. Adanya kehampaan dalam diri
Sebelum mulai praktik meditasi mindfulness, A merasa tidak
memiliki kendali atas pikirannya. Pikiran yang tidak terkendali ini sering
kali dirasakan A khususnya ketika merespons stimulus yang tidak
disukainya, stimulus yang menyebabkan munculnya afek negatif seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
rasa jengkel. Saat rasa jengkel muncul, demikian juga pikiran otomatis
berkecenderungan destruktif yang diarahkan baik pada diri maupun
orang lain. Hal ini menjadi kebiasaan dalam diri A.
“Jadi, jengkel, terus timbul niat buruk, terus mungkin sampaiterjadi ucapan atau tindakan buruk. Buruk di sini jangan diartikansebagai dosa. Buruk artinya tidak sehat, yang merugikan dirisendiri, maupun orang lain. Nah, contohne misale gini... Kitaduduk-duduk di sini deh, terus di luar ada orang naik sepeda motorngebut, berisik. “wreeeeeng, wreeeeeng, wreeeeeng!”. Di dalamsini, pikiran, langsung jengkel. Terus langsung timbul niat buruk.“Nabrak o, nabrak o”. Terus misalnya saya kedengaran,‘wreeeeeng, wreeeeweeeeng... ciiiiiit, dueeeees!’ ‘sukur!’, sayabilang. Itu otomatis, gitu lho. Itu reaksi otomatis yang... kebiasaansaya begitu” (A, 78)
Pikiran yang tidak terkendali juga membuat diri A menjadi tergesa-
gesa. Ketergesan-gesaan dalam diri A memunculkan sikap yang ingin
berebut, seolah-olah selalu ada sesuatu yang dikejar.
“Dan di jaman dahulu, sebelum saya latihan meditasi, rasanya akukok enggak pernah ingat ya aku dikeki dalan karo wong. Rasanyasaya mau berebut saja, mau serobot-serobotan” (A, 87)
Munculnya kejengkelan hingga menjadi suatu kebiasaan juga
merupakan salah satu perwujudan dari pikiran A yang tidak terkendali.
Rasa jengkel yang muncul sebagai respons dari suatu stimulus (dalam hal
ini, kendaraan yang mengebut) diperkuat oleh faktor lingkungan dan
significant others. Hal ini menunjukkan bahwa respons maladaptif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dimiliki A merupakan respons yang dapat diterima sehingga berubah
menjadi kebiasaan.
“Pertama; saya dulu punya kebiasaan dan itu lazim di lingkungansaya, kawan-kawan atau sedulur, atau di lingkungan saya. Punyakebiasaan, misale lihat orang naik kendaraan ugal-ugalan,ngebut... tidak harus ugal-ugalan, pokoke ngebut atau berisik,bising. Itu timbul jengkel langsung” (A, 77)
Di sisi lain dalam kehidupan sehari-harinya, meskipun A menjalani
kehidupan yang lancar, Ia mengalami peristiwa yang membuatnya
menderita. Penderitaan yang dirasakannya ini dialaminya selama
bertahun-tahun sehingga A merasa tidak bahagia di sepanjang tahun
tersebut.
“Terus, ada situasi yang susah. Suatu situasi suffering yanglumayan intens, terjadi pada saya selama hampir sekian bulan,sekian tahun...” (A, 53)
Kondisi-kondisi A di atas memperkuat adanya kebutuhan untuk
mencari suatu prinsip atau pemahaman yang dapat dijadikan sebagai
fondasi hidup. Dalam pencarian akan fondasi tersebut, A
mempertanyakan penjelasan tentang kebaikan, kejahatan, tujuan hidup
ideal, serta alasan-alasan di baliknya.
“Risetnya pertama-tama saya tu mempertanyakan lagi, singjenenge baik ki opo to? Terus sing jenenge buruk atau jahat ki opoto? Saya ingin kembali ke basis definisinya, gitu lho. Sak tenane
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sing jenenge apik ki opo to? Sing jenenge buruk ki opo to? Terus,bagaimana saya harus menjalankan kehidupan saya? Apakah sayajadi orang baik? Kalau tentang begitu kenapa? Apakah saya jadiorang jahat? Kalau memang begitu, kenapa alasan’e? Pertanyaanitu yang muncul pada saat itu. Katakanlah waktu itu mungkin usia27, sekitar itu lah” (A, 12)
Seiring berjalannya proses pencarian A, akhirnya ia menemukan
meditasi mindfulness secara teoritis pada tahun 90-an dan mulai
berpraktik meditasi mindfulness pada sekitar tahun 1996.
b. Pemaknaan kebahagiaan sebelum praktik mindfulness
Seperti individu di dalam masyarakat secara umum, A dibesarkan
dalam budaya yang menuntut sikap-sikap yang sesuai dengan normal
sosial. Namun, dalam lingkungan pekerjaannya, A melihat keadaan di
mana orang-orang yang melakukan tindakan dengan tidak
mempertimbangkan norma-norma sosial, tega dan tidak peduli terhadap
orang lain sering kali nampak lebih sukses dalam bekerja. Bahkan,
Kesuksesan yang didapat dengan melakukan tindakan di luar norma-
norma sosial yang tidak memedulikan orang lain tersebut nampak lebih
mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
“Saya menyaksikan bahwa, dengan sudut pandang pada saat itu,orang yang keras, yang kejam, tega ki maksud’e ekstrem’e kejamlah... orang yang kejam, yang tega, bahkan dalam artian yangnegatif, yang bersedia melanggar kaidah-kaidah moral, acapkalilebih sukses ketimbang orang yang lemah lembut, yang baik. Wis,kasarane sing jahat luwih sukses ‘mbangane sing apik. Kasaranegitu lho. Di dalam bisnis, waktu itu kesan yang saya tangkap padasaat itu adalah sing jahat, sing tegel kuwi lebih sukses dibanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yang baik... Tidak sekedar lebih sukses, bahkan. Yang saya jumpai,sing jahat, sing tegel kuwi lebih “bahagia”, lebih “beruntung”ketimbang yang baik... dalam tanda kutip. Sekali lagi saya bilang,sudut pandang saya pada saat itu, gitu ya. Ya itu given factsituasiku pada saat itu, gitu lho. Itu yang saya alami. Orang lainmungkin bisa punya pengalaman yang lain” (A, 9)
c. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
Hal yang dilakukan oleh A ketika ia mempraktikkan meditasi
mindfulness adalah memfokuskan diri pada momen here and now.
Pikiran difokuskan untuk menyadari sensasi-sensasi yang dirasakan
tubuh ketika sedang duduk bermeditasi. Dengan menyadari sensasi-
sensasi tubuh pada momen saat ini, A juga berlatih untuk meninggalkan
pikiran-pikiran yang datang silih berganti seperti urusan pekerjaan.
“Bagaimana meditasi kok bisa ngefek, misale luwih sabar, ataulebih awas, gampangane ngene... Teknik meditasi ki misale obyekememperhatikan rasa tubuh yang sedang duduk di sini-sekarang.Sadar bahwa tubuh ini sedang duduk di sini-sekarang. Menyadari,memperhatikan, merasakan tubuh kita ini yang sedang duduk diruangan ini, di sini, sekarang. Katakanlah kita meditasi formal.Aku lingguh neng kene mungkin 20 menit. Mungkin pikirangrambyang, mengembara. ‘Aduh, urusan proyek urung beres...Tagihane urung beres. Eh, sik... Aku saiki meh meditasi’. Kitasudah sepakat, commit ke diri sendiri, 20 menit atau 30 menit, akuwis tekade seko setengah tiga sampai jam tiga ini mau meditasi.‘Relakanlah, sing urusan kantor kuwi sementara relakan. 30 menitwae, atau 15 menit... urusan kantor, rileks... kembali di sini-sekarang... tubuh sedang duduk’, atau ‘wah, kemarin... kembali ketubuh sedang duduk, rasanya gimana...’ Nah, pada saat kitangalami satu aksi tersebut, misale ‘eh, nang kene urung beres. Ikinang kene ono opo? Ra ono opo-opo, ‘kan awak lagi lingguh” (A,104)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. Respons terhadap pikiran
Dalam pengalamannya mempraktikkan meditasi mindfulness, A
mendapat pemahaman bahwa pikiran adalah sesuatu yang tidak dapat
diandalkan. Pikiran yang selalu bergerak tanpa bisa diatur membuat A
memunculkan kewaspadaan terhadap pikirannya sendiri.
“Pada saat itu juga Anda menyaksikan dan mengalami sendiribahwa pikiran ini ilusi, gitu lho. Tidak bisa diandalkan, nggugukarepe dewe. Wong tekade, komitmene meh meditasi 30 menit disini kok. Iki kok mlayu karepe dewe, ngono lho. Jadi Anda akanmenyaksikan betapa unreliable-nya si pikiran kita sendiri” (A, 105)
e. Perubahan pikiran menjadi lebih positif
Kewaspadaan A terhadap pikiran pada akhirnya mengubah pikiran
A menjadi lebih adaptif. Perubahan yang positif tersebut ialah
kemampuan A untuk menyadari hal-hal yang terjadi dalam pikiran yang
terus bergerak.
“Efek psikologis juga, maksudnya kita jadi lebih... yang palingutama, lebih mindful, lebih awas terhadap reaksi-reaksi batin kitasendiri. Kita menjadi lebih awas terhadap pikiran kita sendiri,terhadap gerak pikiran kita sendiri” (A, 72)
Karena mampu menyadari segala hal dalam pikirannya, A mulai
mencoba untuk menyesuaikan pola pikir dan sikapnya. Rasa jengkel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang dulu selalu diikuti oleh respons maladaptif kini mulai disadari tanpa
dituruti maupun ditolak sehingga memunculkan kendali atas pikiran.
“Nah, saya mencoba untuk meng-adjust pola pikir, sikap saya...dan ini memerlukan praktik. Misale sekarang dengar “wreeeeengwreeeeweeeeng!”, pertama-tama saya, “oh iyo, ono jengkel”.Timbul rasa enggak enak. Saya tidak menekan, tapi juga tidakmenolak, tapi juga tidak menuruti, gitu lho. Tidak nuruti jadi“nabrak o...”, gitu, ora. Jengkel atau enggak enak, ini enggakenak... Soal tindakan itu ‘kan keputusane nang tanganku. Responssaya terhadap jengkel ‘kan di tangan saya. Saya sebenarnyaberkuasa terhadap keputusan itu, gitu lho. Choice-nya di saya,decision-nya di saya” (A, 80)
f. Perubahan sikap menjadi lebih positif
Perubahan yang terjadi dalam aspek pikiran juga memengaruhi
aspek sikap. Karena pikiran yang lebih adaptif, sikap A pun mengalami
perubahan ke arah positif. Dahulu, ketika ada respons yang
memunculkan reaksi negatif pada diri A, sikap yang ditunjukkan adalah
sikap negatif. Sesudah praktik meditasi mindfulness, sikap yang dahulu
negatif berubah menjadi positif. Perubahan sikap ini ditandai dengan
kecenderungan A untuk berintensi positif terhadap orang lain.
“Kalau sekarang, saya tahu, dari jauh ada orang nyalip, ngebut,lampunya dia enggak terang, cepat-cepat saya dim lampu mobilsaya. Saya dim, mugo-mugo yang sana juga lihat bahwa ini adaorang ngebut, yang ngebut pun juga jadi lihat, ada orangnyebrang. Itu wis otomatis. Saya akan begitu otomatis” (A, 80)
Selain adanya intensi positif, A juga mulai mengembangkan sikap
lebih menerima. Hal ini dicontohkan A dalam konteks berkendaraan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
lalu lintas. Dulu, A selalu tergesa-gesa dan ingin berebut ketika di jalan,
tetapi sesudah praktik meditasi mindfulness, A dapat menerima fakta
adanya orang lain yang juga ingin menggunakan jalan yang sama. Untuk
itu, A lebih memilih untuk mempersilakan orang lain lewat terlebih
dahulu.
“Sekarang enggak. Kalau saya lihat, saya akan kasih jalan kalaudia lewat dulu. Saya akan cari celah untuk menepi. Minggir, agarlawan saya bisa lewat lebih dulu” (A, 90)
Tidak hanya bersedia mendahulukan orang lain, khususnya saat
berkendaraan, A juga nampak lebih tenang dalam bersikap.
“Saya pilih berhenti. Dengan demikian, dia lancar. Wong aku yongopo to, cepet-cepet nyemplung, blung, tetep harus nunggu. Jadi,saya pilih berhenti. Saya pilih berhenti walaupun kurang satu, dua,tiga detik” (A, 93)
Sikap-sikap yang adaptif berpengaruh positif terhadap gaya hidup
A. Gaya hidup A menjadi lebih teratur karena nilai-nilai dari praktik
meditasi mindfulness.
“Mungkin karena bukan sekedar latihan, tapi setting life style-nyatu mulai jadwal hidup harian, bulanan, tahunan, cara sayaberelasi dengan orang… artinya, ini kan mengubah life style, gitulho… Jadi lebih teratur” (A, 67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
g. Perubahan sikap orang lain menjadi lebih positif
Praktik meditasi minduflness yang dilakukan A juga berpengaruh
terhadap cara orang lain bersikap. Sikap orang lain yang positif
disebabkan karena sikap A yang juga positif. Karena sikap yang tidak
tergesa-gesa, orang lain ternyata mendapat kesempatan untuk bersikap
positif.
“Terus, eee... Lucunya, paradoksnya, pengalaman bagus terjadi.Misale, si Yoko kadang suka tanya saya, ‘Koe nek nyupir koksering dikeki dalan karo wong yo?’ Aku yo enggak tahu, gitu loh.Maksudnya, kalau saya nyebrang, aku enggak pernah tergesa-gesangerebut jalan, gitu, enggak. Santai wae lah. Kalau diberi jalan yasyukur... Bukan malas ya, tapi tidak berusaha menyerobot. Nah,sering kali kok malah dikeki dalan. Berulang kali. Sangat sering”(A, 86)
Sikap yang positif dari orang lain juga berhubungan dengan fakta
bahwa orang lain nampak menjadi lebih relaks. Dalam pengalaman A,
orang lain dapat menjadi lebih relaks karena adanya kondisi relaks pada
diri A.
“Nah, lucunya, apakah karena hawanya, atau gelagatnya itu...lawan kita itu mungkin bisa merasakan situasi emosi kita, geraksupir kita sing biyayakan atau rileks, itu mungkin lawan kita itubisa nyetrum, bisa terasa. Lucunya, dia juga jadi rileks, gitu lho.Kalau kita beri jalan, dia juga lebih rileks, lebih santai, enggakberebut jarak. Saya ketemu sampai orang yang gelap mata jadijarang, gitu lho. Sering kali dia juga jadi rileks. Dia juga kasihjalan ke kita, gitu lho. Itu menurutku contoh sederhana singfenomenal” (A, 91)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
h. Kondisi fisik yang membaik
Pikiran dan sikap yang lebih positif membawa pengaruh yang
positif terhadap tubuh. Dengan sikap A yang lebih positif, A dapat
merasakan efek relaksasi pada tubuhnya.
“Satu; yo nek contoh tadi saya bilang ‘mugo-mugo selamet’, itukan neng awak yo luwih penak to? Lebih rileks. Nek Anda “modyaro!”, dari ekspresi saja Anda sudah bisa lihat ini orang jadi lebihtegang, jengkel... Ketika “mugo-mugo selamet” kan ekspresiwajahnya saja Anda sudah bisa lihat bahwa luwih kepenak nengawak. Itu satu” (A, 107)
Selain karena tubuh yang rileks, gaya hidup yang lebih positif juga
berpengaruh terhadap kondisi tubuh A. Hal-hal tersebut membuat kondisi
tubuh A menjadi lebih sehat.
“Ya, plus yang lain-lain, maksudnya, pola kita, jadwal hidup kita,respons-respons kita terhadap orang lain, lingkungan, danseterusnya lebih baik lah, lebih sehat” (A, 108)
Kondisi tubuh yang lebih relaks dan lebih sehat juga membuat
tubuh A terasa lebih nyaman. Dalam pengalaman A, kondisi tubuh yang
lebih sehat dan lebih nyaman mulai dapat dirasakan setelah praktik
mindfulness dalam hitungan bulan.
“Nah, itu setelah dipraktikkan sekian bulan, itu cukup bulanan aja.Jadi lebih sehat ya, lebih nyaman gitu lho”(A, 84)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
i. Penghayatan tujuan hidup
Selama pencarian akan fondasi hidup, A menghayati beberapa
nilai-nilai yang dijadikan tujuan hidupnya. Salah satu hasil dari
penghayatannya adalah untuk menjadi orang baik, bukan karena
menghindari dosa atau hubungan, melainkan karena pilihan untuk
menjadi orang baik adalah suatu pilihan yang cerdas. Berdasarkan
pengalaman A, perbuatan baik yang diwujudkan misalnya dalam intensi
positif terhadap orang lain, pada akhirnya akan membawa efek relaksasi
pada tubuh, membuat tubuh menjadi lebih sehat dan nyaman.
Eee... simple-nya dari belajar, riset, mikir-mikir, menganalisis,nimbang-nimbang sendiri, nguji di lapangan, dicocoke karopengalaman, di-cross check, direnung-renung sendiri... ituakhirnya saya berkesimpulan eee... satu, wong urip ki sing benerdadi wong apik, jadi orang baik. Orang menjadi orang baik, itubukan karena takut dosa, takut hukuman, bukan... karena ituadalah pilihan cerdas” (A, 15)
Selain untuk menjadi orang baik, A juga ingin mengalami suatu
transformasi dalam dirinya. A ingin menjadi lebih sehat, lebih bijak,
lebih cerdas, dan lebih realistis.
“Ya, sama... kalau seorang meditator ya disebutnya ya tujuannyamencapai pencerahan... atau pencerahan yang mendalam.Mungkin yang lebih cocok saya mau bilang transformasi batin...menjadi lebih sehat, lebih bijak, lebih cerdas, lebih realistik” (A,110)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
A menghayati kebahagiaan sebagai tujuan hidupnya setelah
membaca dan mempelajari ilmu etika.
“Dua... ini berkaitlah, topik ini. Dua adalah, kalau ngomongtujuan hidup karena itu juga merupakan pertanyaan yangmencekam bagi saya... Tujuan hidup apa ya, tujuan hidup...intuitively ngerti. Tujuan hidup donge happy. Tapi terlaluconfused, otak saya waktu itu terlalu ruwet. Nah, belajar etika itusaya jadi paham, clear bahwa “oh iyo, tujuan hidup tu adalahkebahagiaan”... (A, 21)
j. Pemaknaan kebahagiaan sesudah praktik mindfulness
Salah satu alasan A untuk menjadi orang baik adalah karena A
memaknai tindakan baik sebagai suatu tindakan yang membahagiakan.
“Kenapa? Karena jadi wong apik ki luwih happy, luwih penak...Orang baik itu adalah tindakan bahagia” (A, 16)
Berdasarkan nilai-nilai dan pemahaman yang didapat dari praktik
meditasi mindfulness, A memaknai kebahagiaan sebagai kondisi yang
terjadi di pikiran.
“Happy terjadinya di mana? Di pikiranku dewe” (A, 50)
Karena kebahagiaan merupakan suatu kondisi yang terjadi di
pikiran, maka A memaknai kebahagiaan sebagai kondisi yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dicapai melalui upaya melatih pikiran. Salah satu cara untuk melatih
pikiran yang dilakukan A adalah meditasi mindfulness.
“Ya, agar bisa happy, pikirane kudu dikelola ben happy, gitu. Nah,saya sudah tahu, pikiran dikelola itu, sama dengan meditasi” (A,52)
Karena kebahagiaan merupakan kondisi yang terjadi di pikiran,
maka A juga memaknai kebahagiaan sebagai kondisi yang tidak dapat
dipenuhi oleh hal-hal eksternal seperti rumah, jabatan, kekuasaan, dll.
“Sedang tujuan-tujuan yang lain, misal’e rumah bagus, atau duit,atau istri cantik, atau jabatan, kekuasaan, terkenal, kesehatan,apapun lah... itu tidak bisa menjadi ‘the end by itself’. Nek konopunya duit, mesti duit meh nggo opo, nek kono punya sehat pastisehat meh nggo opo, nek kono punya istri cantik, pasti istri cantiknggo opo” (A, 23)
Hal-hal eksternal tidak bisa menciptakan kebahagiaan karena hal-
hal tersebut tidak bisa menjadi akhir. Jika terpenuhi, akan selalu
mengarah ke dorongan untuk mencari pemenuhan lain. Oleh karena itu,
A memaknai kebahagiaan sebagai akhir dari segala kebutuhan. Jika
seseorang sudah mencapai kebahagiaan, maka ia tidak memerlukan hal-
hal lain.
“Tapi kalau kamu bilang bahagia... wis, selesai. The end by itself.Kamu udah enggak perlu apa-apa yang lain, wong sudah happykok” (A, 24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Ketika seseorang sudah tidak memerlukan apa-apa lagi, maka ia
berada dalam kondisi di mana ia dapat menerima realitas sebagaimana
adanya. Melalui praktik meditasi mindfulness yang dilakukannya, A
memaknai kebahagiaan sebagai penerimaan terhadap realitas
sebagaimana adanya, realitas pada momen saat ini ketika pikiran tidak
mencari hal-hal eksternal sebagai bentuk usaha pemenuhan kebutuhan.
Kebahagiaan itu adalah kemampuan batin kita untuk melihatsegala sesuatu sebagaimana sebenarnya. Kebahagiaan itumisalnya sekarang... keberadaannya ya begini. Ini tidak kurang,tidak lebih, gitu. Tidak ada yang kurang, tidak ada yang kelebihan.Kalau kita bilang ada yang lebih, ada yang kurang... Pikiran kitaitu sudah tidak sebagaimana adanya. Pikiran kita sudah lari. ‘Oh,alangkah baiknya kalau ada A.C. Alangkah baiknya kalau adalotek’. Itu kan pikiran kita sudah ke mana-mana” (A, 111)
3. Responden III
a. Adanya kehampaan dalam diri
Sebelum praktik meditasi mindfulness, N tidak memiliki kendali
terhadap pikirannya. Ketika dalam kondisi yang diliputi kemarahan dan
kebencian, N kehilangan kontrol dan memiliki kecenderungan untuk
membuat skenario atau perencanaan di pikirannya yang ditujukan kepada
obyek yang menjadi pemicu kemarahan dan kebenciannya.
“Nak contoh konkritnya ya tentang ketidakstabilan ketika sayabetul-betul dalam kondisi yang marah, itu menjadi tidak terkontrol,gitu lho. Kalau benci ya, benci sekali... sehingga pikiran ini kalausudah benci sesuatu, mereka-reka, merencanakan rencana, teruswes nanti tak begini-beginikan gitu...” (N, 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Selain tidak adanya kendali terhadap pikiran, N juga memiliki
ketergantungan pada orang lain. Ketergantungan ini bersumber dari
adanya dorongan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dalam diri.
Dalam usaha pemenuhan kebutuhan dalam diri tersebut, N juga
memerlukan adanya orang lain sebagai sumber pemenuh kebutuhan.
“Tapi biasanya karena kita geraknya acak, dan self ini dipandangioleh pandangan subjektivitas yang tinggi dan pekat... termasukpandangan self yang kuat itu tadi, jadi akhirnya kan penuntutan.“Mbok kamu begini terhadap saya, mbok kamu begitu terhadapsaya”, kan menjadi begitu to? Pokoknya intinya, berusahamemuaskan self, kalau perlu ya menggunakan self-self yang lain”(N, 52)
b. Pemaknaan kebahagiaan sebelum praktik mindfulness
Dalam memaknai kebahagiaan sebelum praktik mindfulness,
Kebahagiaan dimaknai oleh N sebagai kondisi ketika individu dapat
mempertahankan sesuatu yang dimilikinya. Dalam usaha
mempertahankan hal tersebut, rasa ketergantungan dan tidak adanya
kendali terhadap pikiran semakin mendorong N untuk terobsesi dan tidak
dapat berpikir secara jernih, bahkan untuk waktu yang lama.
“Bahagia kalau bisa dapat sesuatu, pertahankan sesuatu secaramembuta sampai ngedani hal tersebut. Pokoknya bahkan enggakmelek ini sehat atau tidak… pikiran sangat menyempit. Jikadirundung sesuatu bisa lama usianya, baik benci dan lain-lainbagiku itu berharga” (N, 81)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
Saat melakukan meditasi minfulness, N mengonsentrasikan
pikirannya. Pikiran diarahkan untuk selalu berkonsentrasi dari waktu ke
waktu.
“Karepe kalau kamu mau konsentrasi ya konstan, terus, sambung-menyambung, dan selalu kaitannya dengan dari momen ke momen,dari berjalannya waktu ke waktu... Maunya dia satu garis lurusterus. Teruuuus... begitu” (N, 39)
Agar dapat mencapai konsentrasi, pikiran N yang selalu bergerak
tidak terkendali difokuskan pada obyek yang netral, yaitu napas.
“Terus bagaimana cara nganunya? Geraknya disusut. Pertama,geraknya disusut. Caranya nyusut bagaimana? Diberikan obyek.Terus pertanyaannya, obyeknya yang seperti apa? Wong toh inibergerak juga mencari obyek... Kalau tadi bergerak karena yangsubjektif tadi, subjektifnya tu tadi pasti pada suka dan tidak suka.Dia merancang pada gerak suka, tidak suka, gitu aja. Lha,otomatis, disusut geraknya, obyeknya karena dia terlalu subjektif...maka dikasih obyek yang kontra dengan yang suka, tidak suka.Yang tidak mengandung suka dan tidak suka, contohnya napas”(N, 25)
Melalui fokus pada napas, N dapat memfokuskan diri pada
pengalaman dan momen saat ini.
“Nah, tingkat dari elingnya tadi, kalau di dalam meditasi, diubahdalam yang betul-betul kamu experience di sini. Tubuhmu tu disini. Napasmu tu di sini. Jadi, kita masuk terus di situ. Maunya diakamu menyatu dengan terus yang di sini” (N, 36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Fokus pada pengalaman dan momen saat ini juga melatih N untuk
menerima diri, untuk puas pada diri. Dengan kepuasan terhadap diri, N
juga berlatih menjadi individu yang mandiri karena dilatih untuk tidak
tergantung pada orang lain.
“Saat meditasi itu, ini bajiknya kita dilatih mandiri, untuk puaspada diri kita sendiri, atau puas pada self kita sendiri. Betul-betulmandiri, gitu lho” (N, 53)
d. Perubahan pikiran menjadi lebih positif
Sesudah praktik meditasi mindfulness, N memiliki pikiran yang
lebih adaptif. Dahulu, N memiliki pandangan subjektif yang disebabkan
oleh adanya kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan diri dan pikiran yang
tidak terkendali. Praktik meditasi mindfulness yang dilakukan membuat
pandangan subjektif tersebut berkurang sehingga N dapat berpikir dengan
lebih objektif.
“Kalau ditanya tentang pertanyaan itu tadi, sebelum dan sesudah,saya katakan bahwa banyak yang tanggal di dalam diri saya. ...Eee... kalau ditanya misalnya... contoh yang paling gampangbeginilah, kita karena dia merasa ada pandangan subjektif ini, adaself yang terlalu kuat, terlalu acak, otomatis dia merasa koyo...katakanlah begini, dia ada self, kamu ada self... otomatis, selfketemu self jadi bentrok. Padahal, kalau self lihat self, kamu lihataku, ya merasa aku aneh, ini juga rasa aneh. Jadi, pandangan-pandangan kayak gitu tanggal di dalam diri saya” (N, 43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan pengalaman N, dorongan untuk memenuhi kebutuhan
diri yang memunculkan subjektivitas membuat dirinya berpikir secara kaku.
Dengan lunturnya subjektivitas yang dimiliki, N dapat berpikir dengan lebih
fleksibel.
“Nah, pemahaman-pemahaman tentang melenturnya ini tadi.Pandangan self yang begini tadi, yang acak itu tadi, sebetulnya diamembentuk suatu subjektivitas yang keras. Tapi kemudian diamelentur, melentur, melunak” (A, 79)
Selain pikiran yang lebih objektif dan fleksibel, N juga
mengembangkan pikiran yang lebih aware, lebih dapat melihat yang terjadi
pada diri secara jernih sehingga memunculkan pemahaman terhadap diri.
“Pandangan Anda mulai jernih, tapi ada menggigil sedikit. Kalaukamu tanya tentang efek, ceritanya begitulah.... Maksudnyaadalah, ketika kamu sakit kamu mungkin kan.... meriang itu berartikan matanya berair. Ini masalah tentang sakit itu tadi. Nakpandangan jernih tentang aspek meditatifnya, Anda menjadi tahu,Kalau kita ngomong tentang pikiran, Anda menjadi tahu bahwagerak yang ini tu, Anda sudah menangkap bahwa.... Andamemahami bahwa gerak di sini sudah mulai tereduksi, terkurangi.Anda mengetahui itu, pasti. Jadi, meditasi tu ya Anda memahami”(N, 76)
e. Perubahan sikap menjadi lebih positif
Praktik meditasi mindfulness yang dilakukan N tidak hanya
berpengaruh terhadap pikiran, tetapi juga terhadap sikap. Sikap yang lebih
adaptif ini ditunjukkan dengan kemampuan N dalam mengembangkan
intensi positif terhadap orang lain, khususnya orangtuanya. Karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
berfokus pada kebutuhan diri, N dapat melayani dan memberikan perhatian
lebih kepada orangtuanya yang sudah memiliki banyak kebutuhan.
“Kalau pengaruhnya tentang sehari-hari... yo kalau umpamanya...gampangannya dengan kemandirian yang saya dapat, saya bisa...Umpamane saya punya orangtua ya, saya bisa meladeni orangtuasaya dengan lebih baik. Karena saya sendiri tidak membutuhkanbanyak perhatian, otomatis saya bisa memberikan perhatian yanglebih kepada orangtua. Kasusnya dalam diri saya karena sayapunya orangtua yang sudah cukup tua, sehingga orangtua itubutuh perhatian. Lha, kalau seandainya pikiran saya tidak mandiri,atau pikiran saya yang acak, ini akan menjadi kacau. Alih-alihsaya memperhatikan orangtua, terjadi benturan” (N, 63)
Intensi positif yang muncul pada diri N disebabkan oleh hilangnya
ketergantungan pada orang lain. Dengan hilangnya ketergantungan tersebut,
N menjadi lebih mandiri.
“Intinya, kita menjadi pribadi yang lebih mandiri. Karenaketergantungan kita terhadap self-self yang lain itu menjaditerkuak gitu lho. Apakah itu benar atau tidak, seiring berjalannyawaktu, kita meditasi, kita menjadi tahu... Kita menjadi...katakanlah ketidaktergantungan kita pada banyak self, bukanberarti diri kita hambar lho” (N, 55)
Kemandirian pada diri N mengurangi kebutuhannya akan barang-
barang seperti makanan, pakaian, hiburan, dll. Hal ini menyebabkan
munculnya kesederhanaan dalam diri N.
“Karena tidak membutuhkan banyak hal. Entah makanan yangenak, pakaian yang bagus. Entah hiburan, entah apa... Sayabanyak sesuatu hal yang tanggal. Katakanlah itu tentang sebelumdan sesudah” (N, 47)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Karena tidak berfokus pada pemenuhan kebutuhan diri, N dapat
merasa lebih nyaman dengan dirinya. Ia merasa berkecukupan, tidak lagi
merasa membutuhkan banyak hal.
“Saya pikir, malah ceritane, paradoksnya adalah ketika kamumembutuhkan banyak self itu sesungguhnya kamu yang hambar.Benar nggak? You merasa kering, gitu lho. Kalau kamu merasacukup, kenapa kamu butuh? Kan katakanlah menjadi begitu to?Karena kita betul-betul damai lho. Saya merasa nyaman dengandiri saya” (N, 56)
f. Penghayatan tujuan hidup
Melalui meditasi mindfulness yang dipraktikkannya, N menghayati
tujuan hidupnya sebagai usaha untuk menghilangkan penderitaan. Dengan
kata lain, N ingin mencapai kebahagiaan.
“Saya hanya ingin satu, saya enggak ingin menderita. Saya inginbahagia” (N, 69)
g. Pemaknaan kebahagiaan
Melalui transkrip di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa tujuan
hidup N adalah untuk mencapai kebahagiaan. Berdasarkan nilai-nilai dari
meditasi mindfulness yang dilakukannya, N memaknai pikiran sebagai
sumber kebahagiaan. Kebahagiaan, penderitaan, serta hal-hal di dunia
dipersepsikan oleh pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
“Nek tentang kon ngopo dalam hidup, saya sering ngomongbegini... Di dalam hidup ini, saya mengutip omongannya SangBuddha, ‘Kita menangkap jagat raya itu di pikiran”, jadi dipikiran. Aku sih ngomong bahwa jagat raya ini ditangkap olehpikiran. Sebagai umat awam, saya concern bahwa saya lebihsering ngomongin pikiran, karena di situlah sumber dari dua hal:kebahagiaan mau pun penderitaan. Ya kan? Kalau di awal tadi kanacak. Saya ngomong saya lebih senang ngurusi di hulunya, padasifat aslinya yang paling utama” (N, 68)
Nilai-nilai dari meditasi mindfulness yang dipelajari N
menyebutkan kebutuhan yang tidak terbatas sebagai sumber dari
penderitaan. Pada sisi lain, ketika kebutuhan dapat dibatasi, dapat diakhiri,
maka kebahagiaan dapat dicapai.
“Kemandirian ini penting. Karena, kalau kita enggak mandiri, kitaakan membutuhkan banyak hal. Jadi, karena dia sendiribergeraknya cepat, acak, ya dia akhirnya membutuhkan banyakhal. Lagi, lagi, lagi, dan terus, gitu lho. Dan kemandirian ini,menurut saya, tidak ada batasnya. Nah, itu yang membuatpenderitaan. Sesuatu yang berbatas itu pasti enak. Tapi kalausesuatu tidak terbatas, yo bayangin aja, gitu lho. Kita ngomonggampang aja” (N, 48)
N juga memaknai salah catu cara untuk mencapai kebahagiaan,
yaitu dengan konsentrasi tanpa pandangan subjektif secara terus menerus
terus-menerus.
“Kalau happiness-nya ya gampangannya yang stabil, kontinyu,terus-menerus, dan objektif. Kira-kira kan begitu” (A, 41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dalam praktik meditasi mindfulness yang dijalani N, kebahagiaan
dimaknai sebagai suatu keadaan ketika individu dapat merasakan
kenyamanan dalam dirinya. Kenyamanan dalam diri ini ditandai dengan
adanya rasa ringan dan optimisme di dalam diri, meskipun individu belum
mencapai keadaan transformasi diri yang signifikan.
“Saya sih hanya nyontohinya begini... saya sering ngomongkepada teman saya efeknya begini... Kalau kamu dirundung demamyang tinggi, yang betul-betul kamu menggigil, demam yang tinggi...Dia juga bertanya yang sama seperti kamu. Saya cerita bahwakamu menggigil, badanmu panas-dingin. Nah, ketika kamumeminum obat, otomatis kalau kamu perhatikan... Terjadi kayakgradasi, gitu lho. Nah, di mana gradasi itu kamu masuk di dalamarea yang tidak meriang, tidak panas-dingin, tapi juga belumtotally sembuh. Tapi Anda masuk ke dalam suatu gradasi yangkelihatannya ya agak sakit, tapi kok yo rodo enteng, rodo nyaman.Ha, piye kui sing mbahasake? Kira-kira begitu. Anda karenaminum obat, sudah terjadi badanmu mulai fit... Anda masuk dalamsuatu gradasi di mana demamnya masih ada, tapi ada rasa enteng,tapi sembuh juga belum. Tapi rasanya ya... ada suatu rasa optimisdi dalam diri Anda. Anda, ‘eey, saya sudah enakan!’. Ya, sayakalau cerita begitu bisa ekspresinya, ini kan aku sing ngalami, bisaketawa, betul-betul ketawa. Tapi nek dikatakan sembuh 100% jugabelum. Saya mengakui bahwa saya belum sembuh 100%” (N, 74)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5
Tema-tema Umum Responden
R A N
A. Adanya kehampaan dalam diri
1. Mudah panik dan tenggelam dalam
masalah
16
2. Hal-hal eksternal berpotensi menjadi
stressor
6
3. Alienasi dengan diri 2
4. Ketidakpuasan terhadap pendekatan
Barat yang lebih modern
4
5. Kebutuhan untuk mencari fondasi hidup 1, 3 10, 12,
33, 36
6. Tidak adanya kendali pikiran 55, 78,
82
1, 5, 7
7. Tergesa-gesa 87, 89
8. Jengkel 77
9. Tidak bahagia 45, 51,
53
10. Ketergantungan pada orang lain 52
B. Pemaknaan kebahagiaan sebelum
praktik mindfulness
1. Konflik dalam pemaknaan: kebahagiaan
dicapai ketika individu tidak
memedulikan orang lain
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Kebahagiaan dicapai ketika dapat
mempertahankan sesuatu
81
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi
1. Mengenal diri 5
2. Mengenal hidup 7
3. Mengamati pikiran 22
4. Meregulasi pikiran 24
5. Fokus pada momen here and now 104 31, 34,
36
6. Fokus pada napas 25, 30
7. Konsentrasi secara terus menerus 39
8. Menerima diri 53
D. Respons terhadap pikiran
1. Waspada terhadap pikiran 38 46, 54,
105
E. Perubahan pikiran menjadi lebih positif
1. Lebih fleksibel 40 79
2. Lebih terkendali 17, 23 80, 76,
106
3. Lebih rileks karena hilangnya kelekatan 30
4. Lebih rileks karena tubuh yang rileks 29
5. Lebih aware 72, 74,
92, 96,
103
76
6. Lebih objektif 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
F. Perubahan sikap menjadi lebih positif
1. Lebih terkendali 11
2. Lebih dapat menerima 34 90, 95
3. Lebih tenang 21 63, 93
4. Adanya intensi positif 81, 83,
101
57, 63
5. Gaya hidup menjadi lebih teratur 67, 100
6. Lebih mandiri 44, 46,55, 69,
727. Lebih sederhana 47
8. Lebih nyaman dengan diri 56
G. Perubahan sikap orang lain menjadi
lebih positif
1. Adanya perlakuan positif dari orang lain 86, 88
2. Orang lain menjadi lebih rileks 91, 94
H. Kondisi fisik yang membaik
1. Tubuh menjadi lebih rileks 26 107
2. Tubuh menjadi lebih nyaman 27 108
3. Tubuh menjadi lebih sehat 28 84, 102
I. Penghayatan tujuan hidup
1. Menjalani hidup dengan mengalir 31
2. Menjalani hidup dengan fleksibel 42
3. Berusaha hidup lebih baik dengan tidak
putus asa
35
4. Menemukan kebahagiaan 36 21, 28,
35, 49
69
5. Menjadi orang baik 15, 20,
30, 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
6. Mengalami transformasi batin 110
J. Pemaknaan kebahagiaan sesudah
praktik mindfulness
1. Kebahagiaan dicapai ketika keinginan
terpenuhi secara seimbang
37
2. Kebahagiaan dicapai dengan kehidupan
yang seimbang
39
3. Kebahagiaan dicapai dengan hidup
ringan dan tidak melekat pada masalah
32
4. Orang baik adalah orang yang bahagia 16
5. Kebahagiaan ada di pikiran 50 68, 70
6. Kebahagiaan dicapai dengan melatih
pikiran
40, 52
7. Kebagaiaan tidak bisa dipenuhi oleh hal-
hal eksternal
23
8. Kebahagiaan adalah akhir dari segala
kebutuhan
22, 24,
29
48
9. Kebahagiaan dicapai dengan menerima
realitas sebagaimana adanya
111
10. Kebahagiaan dicapai dengan
konsentrasi yang objektif dan terus-
menerus
41
11. Kebahagiaan dicapai ketika individu
merasa nyaman dengan dirinya sendiri
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
C. PEMBAHASAN
Peneliti membagi pembahasan ke dalam tiga bagian. Pertama, kondisi
meditator sebelum mempraktikkan meditasi mindfulness; kedua, hal yang
dilakukan meditator saat mempraktikkan meditasi mindfulness; dan ketiga,
perubahan yang berangsur terjadi sesudah mempraktikkan meditasi
mindfulness.
Hasil penelitian yang dibahas berusaha untuk menunjukkan peran
meditasi mindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan. Dengan melihat peran
tersebut, penelitian ini dapat melihat proses yang terjadi di dalam meditasi
mindfulness. Hal ini dapat mengisi kekosongan yang dilontarkan oleh Shapiro
(2005) dan Chambers et al. (2007), serta berkontribusi terhadap validitas dalam
Buddhist Psychological Model (Grabovac, et al., 2011). Pemaknaan
kebahagiaan yang nampak dalam hasil penelitian ini juga dapat menjawab
pertanyaan dan mengonfirmasikan penelitian yang dilakukan oleh Mogilner et
al. (2011) serta penelitian-penelitian lain yang akan dibahas pada bagian
berikut ini.
1. Kondisi sebelum mempraktikkan meditasi mindfulness
Sebelum memulai praktik meditasi mindfulness, para meditator tidak
memiliki kendali atas pikirannya. Pikiran yang tidak terkendali tersebut
membuat para meditator mudah lekat dan terhanyut ke dalam ketergesa-
gesan dan kejengkelan sehingga mereka menjadi mudah panik dan
tenggelam dalam permasalahan yang mereka alami. Grabovac et al. (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dalam BPM (Buddhist Psychological Model) menjelaskan bahwa hal ini
disebabkan oleh ketidakmampuan individu untuk menyadari sifat dasar
pikiran. Dalam tulisannya tersebut, pikiran dan hal-hal yang terjadi di
dalamnya selalu berubah, tidak kekal, serta datang dan pergi dengan cepat.
Ketika hal ini tidak disadari, maka akan timbul reaksi-reaksi yang memicu
pikiran dan perasaan tertentu yang dapat menyebabkan penderitaan atau
ketidakbahagiaan.
Ketidakbahagiaan yang dialami para meditator mendorong mereka
untuk mencari pemenuhan kebutuhan dari orang lain atau hal-hal eksternal
lainnya sehingga perlahan-lahan mereka mengalami alienasi dengan dirinya
sendiri. Hal ini merupakan penyebab dari munculnya kebutuhan untuk
mencari fondasi atau suatu pegangan dalam kehidupan sebagai awal dari
praktik meditasi mindfulness.
Sebelum mengenal praktik meditasi mindfulness, para meditator
memaknai kebahagiaan sebagai kondisi yang dapat dicapai ketika individu
dapat mengejar sesuatu yang diinginkan tanpa memedulikan orang lain.
Para meditator juga akan merasa bahagia jika dapat mempertahankan
sesuatu yang dikejarnya tersebut. Baumgardner dan Crothers (2009)
mengategorikan kebahagiaan ini ke dalam kebahagiaan hedonis. Dalam
BPM (Grabovac et al., 2011), keinginan untuk mengejar dan
mempertahankan sesuatu adalah suatu reaksi ketika individu tidak dapat
menyadari sifat dasar pikiran yang selalu berubah, tidak kekal, serta datang
dan pergi dengan cepat. Individu akan selalu mengejar hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menyenangkan (yang berakibat pada munculnya kelekatan atau attachment),
serta menghindari hal yang tidak menyenangkan (yang berakibat pada
munculnya aversi). Pada dasarnya, kelekatan dan aversi tidak diatribusikan
pada obyek, melainkan pada perasaan yang ditimbulkan obyek tersebut.
2. Hal yang dilakukan saat mempraktikkan meditasi mindfulness
Pada saat mempraktikkan meditasi mindfulness, para meditator
melakukan beberapa hal. Salah satu hal tersebut adalah pengamatan
terhadap pikiran. Hal ini serupa dengan definisi mindfulness dalam Didonna
(2009), di mana mindfulness dijelaskan sebagai proses pengamatan terhadap
pikiran yang senantiasa berubah dan mengalir. Para meditator juga
mengonsentrasikan pikirannya secara terus menerus, tidak kepada suatu
obyek khusus, melainkan kepada aliran kesadaran dalam pikiran. Grabovac
et al. (2011) menjelaskan bahwa praktik mindfulness memang lazim
digabungkan dengan praktik konsentrasi, khususnya untuk memfokuskan
dan menenangkan pikiran.
Hal lain yang dilakukan oleh para meditator adalah memfokuskan
perhatian pada napas. Melalui fokus pada napas, individu dapat memperoleh
pengaruh adaptif dari meditasi mindfulness. Perubahan yang adaptif tersebut
dapat dicapai karena menurut BPM (Grabocav et al., 2011), kualitas setiap
napas yang dihirup dan dihembuskan dapat memberikan pemahaman
tentang ketidakkekalan (impermanence), penderitaan (suffering), dan not-
self, yang merupakan tiga karakteristik segala fenomena dalam pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(mental events). Dalam BPM juga dijelaskan ketika memfokuskan perhatian
pada napas, meditator dapat menyadari bahwa tidak ada kualitas napas yang
sama (ketidakkekalan). Meditator juga dapat melihat bahwa mereka akan
mengejar gaya bernapas tertentu (pelan atau cepat), kemudian menyadari
adanya kelekatan pada gaya bernapas tersebut sehingga menyebabkan
munculnya penderitaan sebagai usaha pengejaran kelekatan. Meskipun tidak
dikejar dan tidak disadari, napas akan tetap terjadi tanpa intevensi diri (not-
self).
Fokus pada napas membantu para meditator untuk menyadari
momen here and now. Perls (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa
momen here and now adalah hal yang penting karena merupakan satu-
satunya kenyataan yang ada. Masa lampau dan masa depan adalah sesuatu
yang tidak riil. Dengan demikian, kelekatan terhadap masa lampau ataupun
masa depan adalah kecenderungan yang menghambat perkembangan
individu seutuhnya. Dengan fokus pada momen here and now, para
meditator cenderung tidak melekat pada hasil yang diharapkan dari praktik
meditasi mindfulness. Menurut Kabat-Zinn (2003), kecenderungan untuk
tidak melekat pada hasil merupakan hal radikal, khususnya dalam konteks
intervensi klinis.
Dalam mempraktikkan meditasi mindfulness, para meditator juga
berlatih untuk menerima diri. BPM (Grabovac et al., 2011) menjelaskan
bahwa dengan berlatih untuk menerima diri, khususnya saat bermeditasi,
sensasi-sensasi serta segala hal yang terjadi dalam pikiran menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mudah untuk disadari. Kesadaran yang terhanyut dalam aliran pikiran juga
dapat kembali diarahkan kepada obyek meditasi (misalnya napas) tanpa
reaksi negatif sehingga kemunculan pemikiran-pemikiran negatif dapat
dicegah.
3. Perubahan yang berangsur terjadi sesudah mempraktikkan meditasi
mindfulness
Praktik meditasi mindfulness secara berlanjut dan berkepanjangan
yang dilakukan oleh meditator mendatangkan pengaruh positif terhadap
pikiran. Dengan berlatih menerima diri saat mempraktikkan meditasi
mindfulness, pikiran menjadi lebih relaks. Hal ini konsisten dengan
penjelasan Grabovac dalam BPM (2011). Efek relaksasi dalam pikiran
ternyata juga dirasakan pada tubuh meditator secara otomatis sehingga para
meditator merasa tubuh mereka menjadi lebih sehat dan nyaman. Para
meditator dapat merasakan manfaat meditasi mindfulness terhadap
kesehatan fisik karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kabat-
Zinn (2001), meditasi mindfulness dapat meningkatkan kekebalan tubuh
sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Menurut Baer (2003), meskipun praktik
mindfulness memberi pengaruh relaksasi, tujuan dari mindfulness bukanlah
relaksasi.
Dengan pikiran yang lebih relaks, para meditator dapar berpikir
dengan lebih fleksibel. Grabovac et al. (2011) menjelaskan bahwa selain
dengan kemampuan untuk menerima diri, fleksibilitas pikiran juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
berkontribusi pada kemampuan untuk menyadari sensasi-sensasi serta
segala hal yang terjadi di pikiran. Dengan kata lain, pikiran yang fleksibel
membuat para meditator menjadi lebih aware. Penelitian yang dilakukan
oleh Coffey dan Hartman (2008) juga menemukan bahwa meditasi
mindfulness dapat meningkatkan awareness. Menurut Perls (dalam Schultz,
1998), fleksibilitas ini tidak hanya berkembang karena kemampuan untuk
menerima diri, tetapi juga karena kemampuan untuk fokus pada momen
here and now. Dengan fokus pada momen saat ini, para meditator menjadi
lebih terbuka terhadap lingkungan dan diri. Oleh karena itu, fleksibilitas ini
dapat membantu meditator untuk berkembang secara lebih adaptif.
Para meditator juga mengalami perubahan sikap. Karena lebih dapat
menyadari dan menerima segala hal yang terjadi di pikiran, sikap para
meditator menjadi lebih terkendali. Hal ini konsisten dengan penjelasan
dalam BPM (Grabovac et al., 2011) yang menyebutkan bahwa pengendalian
perilaku (behavioral self-regulation) merupakan hasil dari proses
pengamatan dan penerimaan terhadap hal-hal yang terjadi di pikiran.
Dengan adanya pengendalian diri, gaya hidup para meditator menjadi lebih
teratur.
Praktik meditasi mindfulness yang dijalani oleh para meditator
mendorong hilangnya rasa jengkel yang dahulu dapat melanda. Secara
umum, praktik meditasi mindfulness memang dapat mengurangi afek negatif
yang muncul dalam diri (Collard et al., 2008). Coffey et al. (2008) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mindfulness seseorang, maka
semakin tinggi pula kemampuannya untuk mengelola emosi-emosi negatif.
Sikap yang lebih adaptif juga nampak dalam kemampuan untuk lebih
menerima. Penelitian yang dilakukan oleh Baer (2003) menunjukkan bahwa
mempraktikkan meditasi mindfulness memang terbukti dapat meningkatkan
kemampuan untuk menerima. Menurut Kabat-Zinn (2003), penerimaan
adalah landasan dari meditasi mindfulness. Karena para meditator menjadi
lebih dapat menerima, maka mereka tidak terhanyut dalam kelekatan
maupun aversi. Dalam BPM (Grabovac et al., 2011), kondisi ini disebut
sebagai a balanced state of mind atau pikiran yang seimbang. Dengan
demikian, para meditator cenderung tidak memiliki kebutuhan akan banyak
hal serta menjadi lebih mandiri di dalam kehidupan mereka.
Sikap yang lebih adaptif dalam diri para meditator juga
memunculkan intensi yang lebih positif. Dengan adanya intensi positif
tersebut, orang lain yang berada di sekitar para meditator juga memunculkan
sikap positif. Karena belum adanya referensi dari penelitian maupun sumber
empiris lain, maka hal ini perlu diperiksa keakuratannya pada penelitian-
penelitian selanjutnya.
Para meditator menghayati fleksibilitas yang didapat dari
mempraktikkan meditasi mindfulness sebagai tujuan hidup mereka.
Meditator juga memiliki tujuan hidup untuk mengalami trasformasi batin.
Dalam BPM (Grabovac et al., 2011), transformasi batin memang merupakan
tujuan dari praktik meditasi mindfulness. Transformasi batin dalam BPM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dijelaskan sebagai perubahan permanen dan radikal dalam persepsi yang
dapat menghentikan proses identifikasi terhadap hal-hal di pikiran.
Transformasi batin dalam konteks ini juga terkadang disebut sebagai
pencerahan atau enlightenment. Selain fleksibilitas dalam hidup dan
transformasi batin, para meditator juga menghayati kebahagiaan sebagai hal
yang dituju, tentunya dengan pemaknaan yang spesifik berdasarkan
pengalaman mereka dalam menjalani praktik meditasi mindfulness.
Melalui praktik meditasi mindfulness yang dijalani, para meditator
memaknai kebahagiaan dari beberapa sisi. Kebahagiaan dimaknai sebagai
kondisi yang berada di pikiran. Karena berada di pikiran, maka kebahagiaan
tidak dapat dipenuhi oleh hal-hal eksternal. Dengan demikian, cara untuk
mencapai kebahagiaan adalah melalui melatih pikiran, yaitu dengan
meditasi mindfulness. Grabovac et al. (2011) dalam BPM menjelaskan,
pemahaman yang didapat melalui praktik ini dimaknai oleh para meditator
karena para meditator menyadari bahwa kelekatan (mengejar kenikmatan,
usaha memenuhi keinginan) maupun aversi (menghindari penderitaan) tidak
dapat mendatangkan kebahagiaan karena sifatnya yang tidak permanen dan
segala hal di pikiran hanyalah fenomena sensoris, bukan bagian dari diri.
Kebahagiaan juga dimaknai para meditator sebagai kondisi ketika
individu dapat menerima realitas seutuhnya. Penerimaan seutuhnya terhadap
realitas dihayati oleh para meditator sebagai kondisi ketika individu tidak
memiliki kelekatan maupun aversi, benar-benar berada pada momen saat
ini. Hal ini juga dimaknai para meditator sebagai kondisi ketika individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak lagi memiliki kebutuhan dan dapat merasa nyaman dengan diri
sehingga dapat menjalani kehidupan yang seimbang. Menurut Baumgardner
dan Crothers (2009), kebahagiaan seperti ini dapat dikategorikan sebagai
kebahagiaan yang eudaimonis.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat dilihat bahwa
praktik meditasi mindfulness yang dijalani para meditator nampak
mentranformasikan pemaknaan kebahagiaan. Kebahagiaan yang dahulu
berorientasi pada kondisi mengejar dan mempertahankan sesuatu
berkembang menjadi kebahagiaan yang berorientasi pada penerimaan
realitas dalam momen saat ini. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mogilner et al. (2011) yang menyebutkan bahwa
memfokuskan diri pada momen saat ini dapat mengubah pemaknaan
kebahagiaan pada subyek dari kelompok usia muda menjadi kebahagiaan
yang juga berorientasi pada momen saat ini, seperti makna kebahagiaan
pada subyek dari kelompok usia lebih tua. Meskipun dapat dilihat bahwa
tejadi pergeseran pemaknaan kebahagiaan, penelitian ini belum dapat
menjelaskan apakah pergeseran ini terjadi karena praktik meditasi
mindfulness yang dijalani oleh para meditator atau karena usia mereka
semata. Untuk itu, penelitian-penelitian selanjutnya perlu membandingkan
pemaknaan kebahagiaan di antara kelompok meditator dari kelompok usia
yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Skema 1. Peran meditasi mindfulness terhadap pemaknaan kebahagiaan
Kondisi Sebelum PraktikTidak memiliki kendali atas pikiran
Tergesa-gesa dan jengkel
Mudah panik dan tenggelam dalammasalah
Tidak bahagia
Mencari pemenuhan dari hal-haleksternal
Butuh fondasi hidup
Praktik MindfulnessPengamatan terhadap pikiran
Konsentrasi terus menerus
Fokus pada napas
Fokus pada here and now
Menerima diri
Kondisi Sesudah PraktikPikiran relaks lebih fleksibel lebih aware
Tubuh relaks lebih sehat dan nyaman
Sikap lebih menerima lebih terkendali
Intensi positif pada diri
Intensi positif dari orang lain
Makna Sebelum PraktikKebahagiaan =Mengejar dan
mempertahankan sesuatu
Makna Sesudah PraktikKebahagiaan =
Ada di pikiran dicapai denganmelatih pikiran
Tidak dipenuhi oleh hal eksternalMenerima realitas seutuhnyaTidak memiliki kebutuhan
Nyaman dengan diri
Keterangan:
Hubungan kausalitas
Hubungan timbal-balik
Kondisi meditator
Praktik mindfulness
Makna Kebahagiaan
Proses perubahan makna
Proses perubahan kondisimeditator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
pemaknaan kebahagiaan mengalami perubahan setelah praktik meditasi
mindfulness. Perubahan dalam pemaknaan kebahagiaan tersebut dapat tercapai
melalui mekanisme yang terjadi pada saat mempraktikkan meditasi
mindfulness. Melalui praktik meditasi mindfulness, para meditator belajar
untuk tidak melekat pada pikirannya melalui pengamatan terhadap pikiran
yang terus mengalir, memfokuskan perhatian pada kualitas napas, serta
menerima diri dan momen saat ini seutuhnya. Dengan dilakukannya hal ini,
pikiran dan sikap berkembang menjadi lebih adaptif. Selain itu, praktik
meditasi mindfulness juga memberi pengaruh positif terhadap tubuh.
Sebelum mempraktikkan meditasi mindfulness, para meditator memiliki
kecenderungan untuk memaknai kebahagiaan sebagai kondisi yang dicapai
ketika dapat mengejar dan mempertahankan sesuatu. Sesudah menjalani
praktik meditasi mindfulness, secara berangsur kebahagiaan mengalami
pergeseran makna. Karena berorientasi pada momen saat ini, kebahagiaan
dimaknai sebagai kondisi ketika individu dapat menerima realitas yang ada
pada momen saat ini sebagaimana adanya.
Dari hasil yang didapat tidak ditemukan adanya perbedaan mengenai
mekanisme yang dijelaskan dalam BPM dengan pengalaman dari reponden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
yang terlibat. Dengan demikian, sejauh ini dapat disimpulkan bahwa
penjelasan dalam BPM dapat menggambarkan mekanisme mindfulness secara
akurat.
B. KEKUATAN PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui pendekatan empiris yang
sistematis, khususnya dalam konteks saat ini sehingga dapat merefleksikan
pengalaman, kondisi mental, dan kondisi pikiran beberapa orang secara
kontekstual.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Penelitian ini melibatkan tiga orang responden. Dari ketiga responden
tersebut, data yang didapat masih sangat bervariasi sehingga belum
mencapai titik jenuh. Oleh karena itu hasil dari penelitian ini belum dapat
menyajikan gambaran pengalaman pada kelompok yang lebih luas.
2. Penelitian ini belum dapat menjelaskan apakah pergeseran makna
kebahagiaan yang terjadi pada responden disebabkan oleh meditasi
mindfulness yang dilakukan atau karena usia semata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
D. SARAN
Saran dalam penelitian ini ditujukan bagi:
1. Bagi peneliti lain, disarankan untuk:
a. Membandingkan pemaknaan kebahagiaan di antara kelompok meditator
dari kelompok usia yang berbeda.
b. Melibatkan lebih banyak responden sampai mendapat data yang
mencapai titik jenuh.
c. Untuk semakin memperkuat kredibilitas penelitian-penelitian
selanjutnya, juga disarankan untuk menggunakan triangulasi metode
(seperti observasi dan wawancara dengan significant others).
2. Bagi pembaca, psikolog, dan ahli kesehatan secara umum, disarankan
untuk mempertimbangkan praktik meditasi mindfulness sebagai salah satu
pendekatan untuk meningkatkan kesehatan mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Appel, J., Kim-Appel, D. (2009). Mindfulness: Implications for substance abuseand addiction. International Journal of Mental Health and Addiction,7, 506-512, doi: 10.1007/s11469-009-9199-z
Baer, R. A. (2003). Mindfulness training as a clinical intervention: A conceptual& empirical review. Clinical Psychology: Science & Pratice, 10(2),125-143, doi: 10.1093/clipsy/bpg015
Baumgardner, S. R. & Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology. New Jersey:Prentice Hall.
Chambers, R., Lo, B. C. Y., Allen, N. B. (2007). The impact of intensivemindfulness training on attentional control, cognitive style, and affect.Cognitive Therapy and Research, 32, 303-322, doi: 10.1007/s10608-007-9119-0
Coffey, K. A., Hartman, M. (2008). Mechanisms of action in inverse relationshipbetween mindfulness and psychological distress. ComplementaryHealth Practice Review, 13(2), 79-91.
Collard, P., Avny, N., Boniwell, I. (2008). Teaching mindfulness based cognitivetherapy (MBCT) to students: The effects of MBCT on the levels ofmindfulness and subjective well-being. Counselling PsychologyQuarterly, 21(4), 323-336, doi: 10.1080/09515070802602112
Creswell, J. W. (1998). Qualitative inquiry and research design: choosing amongfive traditions. Washington DC: Sage Publications.
Didonna, Fabrizio. (Ed.). (2009). Clinical handbook of mindfulness. New York:Springer.
Eid, M., Larsen, R. J. (2008). The science of subjective well-being. New York:The Guilford Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Endraswara, S. (2010). Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala.
Grabovac, A. D., Lau, M. A., Willett, B. R. (2011). Mechanisms of mindfulness: aBuddhist psychological model. Mindfulness, 2, 156-166, doi:10.1007/s12671-011-0054-5
Greeson, J. M. (2009). Mindfulness research update: 2008. ComplementaryHealth Practice, 14(1), 10-18. doi: 10.1177/1533210108329862
Heeren, A., Van Broeck, N., Philipot, P. (2009). The effects of mindfulness onexecutive process and autobiographical memory specificity.Behaviour Research and Therapy, 47(5), 403-409, doi:10.106/j.brat.2009.01.017
Kabat Zinn, J. (1982). An outpatient program in behavioral medicine for chronicpain patients based on the practice of mindfulness meditation:Theoritical considerations and preliminary results. General HospitalPsychiatry, 4, 33-47.
Kabat-Zinn, J. (1990). Full catastrophe living: using the wisdom of your body andmind to face stress, pain, and illness. New York: Delacourt.
Kabat-Zinn, J., Massion, M. D., Kristeller, J., Peterson, L. G., Fletcher, K. E.,Pbert., L., et al. (1992). Effectiveness of a meditation-based stressreduction program in a treatment of anxiety disorders. AmericanJournal of Psychiatry, 149, 936-943.
Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-based interventions in context: Past, present,and future. Clinical Psychology: Science & Practice, 10(2), 144-156,doi: 10.1093/clipsy/bpg016
Kim, J., Ann, J., Kim, M. (2011). Relationship between improvements ofsubjective well-being and depressive symptoms during acutetreatment of schizophrenia with atypical antipsychotics. Journal ofClinical Pharmacy & Therapeutics, 26, 172-178, doi: 10.1111/j.1365-2710.2010.01175.x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Leyden, K. M, Goldberg, A., Michelbach, P. (2011). Understanding the pursuit ofhappiness in ten major cities. Urban Affairs Review, 47(6), 861-888,doi: 10.1177/1078087411403120
Lopez, S. J. (Ed.). (2008). Positive Psychology: Exploring the Best in People(Vol.4). London: Praeger Publisher.
Luhman, M., Hoffman, W., Eid, E,m Lucas, R. (2012). Subjective well-being andadaptation to life events: A meta-analysis. Journal of Personality &Social Psychology, 102(3), 592-613, doi :10.1037/a0025948
Lykins, E., Baer, R. A. (2009). Psychological functioning in a sample of long-term practitioners of mindfulness meditation. Journal of CognitivePsychotherapy: An International Quarterly, 23(3), 226-241, doi:10.1891/0889-8391.23.3.226
Mogilner, C., Kamvas, S. D., Aaker, J. (2011). The shifting meaning of happiness.Social Psychology and Personality Science, 2(4), 395-402, doi:10.1177/1948550610393987
Padash, Z., Dehnavi, S. R., Botlani, S. (2012). The study of efficacy of cognitivetherapy basis on positive psychology on subjective well being.International Journal of Business and Social Science, 3(10), 202-207.
Poerwandari, K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.Jakarta: LPSP3.
Sartono, A. (2012, Juni 21). Hujan aneh di sekitar kedhung. Koran Merapi, h.12.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Shapiro, S. L., Carlson, L. E., Astin, J. A., Freedman, B. (2005). Mechanisms ofMindfulness. Journal of Clinical Psychology, 1-14, doi:10.1002/jclp.20237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Shier, M. L., Graham, J. R. (2011). Mindfulness, subjective well-being, and socialwork: Insight into their interconnection from social work practitioners.Social Work Education, 30(1), 29-44, doi:10.1080/02615471003763188
Smith, J. A. (Ed.). (2008). Qualitative psychology: a practical guide to researchmethods (ed. Ke-2). London: Sage Publications.
Teasdale, J. D., Williams, J. M., Soulsby, J. M., Segal, Z. V., Ridgeway, V. A.,Lau, M. A. (2000). Prevention of relapse/recurrence in majordepression by mindfulness-based cognitive therapy. Journal ofConsulting and Clinical Psychology, 68, 615-623.
Wrosch, C., Amir, E., Miller, G. (2011). Goal adjustment capacities, coping, andsubjective well-being: The sample case of caregiving for a familymember with mental illness. Journal of Personality and SocialPsychology, 100(5), 943-936, doi: 10.1037/a0022873
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
VERBATIM RESPONDEN I (R)
No Catatan Verbatim Tema Spesifik1 R mencari pondasi
hidupApa yang menyebabkanAnda memilih meditasi?Ya, ceritanya panjang.. .Jadi, waktu itu sih kalau akutuh nyari pondasi hidup, ya.
Adanya kebutuhanuntuk memilikifondasi hidup
2 Karenakesibukannya, Rmerasa tidakmemiliki waktuuntuk dirinyasendiri
Kita kan hidup... Waktu itusaya di Jakarta. Kalau diJakarta tu saya kerja danterlalu sibuk gitu ya, jadisaya kayak kehilanganwaktu untuk diri sendiri.
Alienasi dengan dirisendiri
3 R mencari carayang dapatmemenuhikebutuhannya
Saya pernah cari-cari,belajar ke gereja. Cuman,kayaknya gereja tu kurangmemenuhi ini ya, kebutuhanyang saya cari.
Adanya kebutuhanuntuk mencari pondasihidup
4 R pernah belajar digereja namunmerasa tidak puassampai akhirnyamenemukanmeditasi dan mulaibermeditasi sejak23 tahun yang lalu
Terus akhirnya saya cariyang lebih ke “arah timur”gitu ya. Saya lihat kalaugereja tu agak ke barat-baratan, jadi saya cari ilmu-ilmu lama yang kuno, yangtimur... antara lain akuketemunya meditasi, terusmulailah belajar meditasi.Itu kapan ya? Itu sekitartahun ‘89
Ketidakpuasanterhadap pendekatanBarat yang lebihmodern
5 R menemukanbahwa meditasimemberikesempatan untukmengenal diri,masuk ke dalamdiri, mengenalpikiran dan emosi
Oke... Jadi tadi Andabilang Anda mencarisesuatu yang memenuhikebutuhan Anda danAnda menemukanmeditasi, gitu ya? Bisacerita kenapa meditasicocok untuk Anda? Oke...Setelah saya belajarmeditasi, saya menemukanbahwa kita diajak untukmengenal tentang diri kita
Mengenal diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
sendiri, apa yang terjadidengan pikiran kita, apayang terjadi dengan emosi,apa yang terjadi denganperasaan kita. Nah, di situkita diajak masuk ke dalam,mengenal diri sendiri.
6 R menilai bahwaselama ini hal-halseperti pekerjaandan interaksidengan orang-oranglain dapat membuatdiri terlarut.
Nah, kalau selama ini kankalau kesibukan di luar kitaterlalu larut dalam segalamacam. Ada pekerjaan, adainteraksi dengan teman,dengan pasangan, dengantetangga.. itu lebih eksternal.
Hal-hal eksternalberpotensi menjadisumber stressor
7 R merasa meditasiberfokus ke dalamdiri danmembuatnya lebihmengenal hidupnya
Dengan meditasi, benar-benar dibawa ke dalamuntuk mengenal tentanghidup kita.
Mengenal hidup
8 R terus-menerusmelakukan meditasi
Sejak tahun ’89 Andarutin melakukan meditasi?Dikatakan rutin sih enggak.Tapi, saya kontinyumemenuhi kebutuhan danyang saya temukan dimeditasi itu
Meditasi dilakukansecara kontinyu
9 R merasa meditasisudah menjadiseperti kebutuhan
Kalau interval dalammelakukan meditasi?Kalau sekarang, meditasisudah menjadi sepertikebutuhan.
Meditasi sebagaikebutuhan
10 Setiap hari, Rmelakukan meditasiuntuk menyegarkanpikiran danbatinnya
Jadi, setiap hari sayamelakukan meditasi. Pagirutin, kalau siang sepanjanghari ya meditasi tapi bukanduduk, bukan sitting yangformal gitu tapi masuk kedalam gitu ya... Kayak me-refresh pikiran, me-refreshbatin kita, melihat ke dalam.
Meditasi sebagaisarana penyegaranpikiran dan batin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
11 R menjadi lebihterkendali karenatidak terpengaruhihal-hal eksternal
Apa yang memotivasiAnda untuk melakukanmeditasi sampai sekarang?Karena kita jadi lebihterkendali ya. Kita nggakterlarut dengan segala halyang ada di luar kita.
Lebih terkendali
12 R mengalokasikanwaktu khusus untukmeditasi sehinggabisa menjadi lebihsegar jika sedangdalam kondisi stres
Kalau aku sih biasa bikinkayak “traffic” gitu ya...misalkan per jam berapagitu kita menarik diri kedalam, mengenal lagi kedalam, masuk lagi. Itumembuat... misalnya lagicapek banget atau emosinyanaik turun, tapi begitumeditasi, kayak refresh gitu.
Meditasi diatur dalamjadwal sehari-hari
13 Meditasi sudahseperti ibadah bagiR
“Traffic” di sinimaksudnya seperti apaya? Kalau orang Islammisalnya bilang “limawaktu” gitu ya. Kan itu kanada waktu-waktu khususyang dilakukan untukmelakukan ibadah. Nah,kalau aku, ya itu untukmeditasi
Meditasi menjadiseperti ibadah
14 R menilai dirinyasebagai orang yangpendiam dan lebihberfokus dengandiri sendiri
Ahh.. oke. Jadi tadi Andajuga sempat menyinggungkalau meditasi bisamempengaruhi perasaandan emosi. Kalau dulu,sebelum Anda melakukanmeditasi, bagaimana Andamenilai emosi Anda?Eeee.... Sudah lupa,hahaha... Itu lama sekali.Cuman mungkin karaktersaya memang lebih pendiamya. Dan saya lebihmenyenangi mengenal kedalam.
Menilai diri sebagaiorang yang pendiamdan berfokus pada dirisendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
15 Meditasi cocokuntuk R karenasesuai dengankarakter R yangintrovert (menyukaikeheningan dankesendirian)
Bukan ekstrovert gitu ya.Tapi, memang, ya, sayalebih introvert. Danmungkin itu juga yangmembuat saya cocok untukmeditasi ya. Tapi bukanintrovert... saya sih menilaidiri saya sendiri bukanintrovert yang negatif, tapiyang lebih menyukaikeheningan, lebih menyukaisendiri
Menilai diri introvert
16 Sebelum meditasi,R merasa seringmudah panik,sering tenggelamdalam masalah
Kalau dengan contohsehari-hari, bagaimanadulu waktu sebelummeditasi? Dulu saya seringcepat panik, misalnyadikejari deadline atau adamasalah gitu tuh... seringsaya merasa nggakmenemukan jalan keluarya... atau berlarut-larut kedalam masalah, tertarik kedalam masalah
Mudah panik dantenggelam dalammasalah
17 Setelah meditasi,pikiran R lebihtertata danterkendali sehinggabisa menemukansolusi masalah
Tapi, setelah sayamengalokasikan waktuuntuk meditasi, pikiran itulebih tertata dan banyakkemungkinan bisamenemukan solusi terhadapmasalah saya atau pikiransaya tu lebih terkendali
Pikiran menjadi lebihterkendali
18 R merasa setiapmasalah sebenarnyamemiliki solusi,namun, orang-orang kadang-kadang terlalutenggelam dalammasalah
terus...apa pun masalahnyatu sebenarnya ada solusinya,cuman kadang-kadangkarena kita ketarik kepersoalan itu jadi itu enggakkelihatan
Tenggelam dalammasalah membuatsolusi tidak terlihat
19 Proses meditasi Oke... lalu proses yang Proses meditasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
yang dialami Rcukup lama
terjadi di situ bagaimana?Prosesnya enggak bisadikatakan instan ya... ya,cukup lama. Karena kitange-switch pikiran kita dariyang dulu enggak pernahmeditasi kemudian meditasigitu ya
cukup lama
20 R menyukaimeditasi karenaadanya nilai-nilaipositif yangdirasakan
Itu cukup.... Tapi sayabanyak merasakan nilai-nilaipositifnya. Jadi, saya yamenyukai meditasi, gitu
Menyukai meditasikarena adanya efekpositif yang dirasakan
21 R merasa meditasimembuatnya lebihtenang karena dapatmemahami danmenerima emosi-emosinya
Anda bisa merasakanperannya meditasi dalampengendalian emosi Andaitu seperti apa? Emmm....lebih menenangkan ya.Membuat kita tuh lebihmemahami, menerima, terusreaksinya itu enggak frontal.Jadi lebih kalem lah.
Lebih tenang
22 Dari meditasi, Rbelajar untukmelihat danmengamati pikiran
Kenapa bisa seperti itu?Karena kita belajar untuk“diam” gitu ya. Maksudnya“diam”? “Diam” ituartinya kita enggak spontanbereaksi terhadap apa punyang muncul di dalampikiran kita. Melihat,mengamati. Terus... dari situpelan-pelan, “oh ternyatakecenderungan pikiran sayatuh begini”. Nah, setelahmenemukan seperti itu,nanti “oh, mengatasinyabegini...”
Mengamati pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
23 R tidak bereaksisecara spontanterhadap hal-halyang muncul dipikirannya
...enggak buru-buru, enggaktergesa-gesa bereaksiterhadap pikiran yangmuncul. Dan ternyata itucuma “sampah”, “oh, tadi tucuman enggak sabar”, kayakgitu....
Pikiran menjadi lebihterkendali
24 Dengan meditasi, Rbelajar untukmelihat, mengenali,merasakan, danmenata pikiran
Oke... lalu yang terjadidalam sehari-haricontohnya seperti apa?Oh, oke. Memang kalausecara fisik kalau meditasiitu kita duduk diam, antaramelamun atau apa gituenggak jelas ya. Cuman,proses yang terjadi di dalamdiri kita pada saat meditasiadalah kita melihat tentangpikiran kita, batin kita. Darisitu ya kita bisa mengenali.Karena kalau kita terlalu,yang contoh... apanamanya... yang berlawananya, kita sering lebih frontal,lebih opposite gitu denganproblem kita. Padahal, kalaukita dengan meditasi tulebih.. ya... sebenarnyasederhana kayaknya ya.Cuman mengenali,merasakan, dan menatakembali pikiran kita
Meregulasi pikiran
25 R menggunakanmetode relaksasidan mengatur napasdalam meditasimindfulness
Oke.... Dalam meditasigitu kan banyakmetodenya ya, kalau Andasendiri memakai metodeapa? Ya, dalam Zen adabanyak ya... Kalau sayamemakai metode relaksasidan mengatur napas
Memakai metoderelaksasi danmengatur napas
26 Dengan metoderelaksasi, Rmembuat seluruhtubuhnya relakssehingga tidak ada
Bisa dijelaskan? Ya... Jadimetode relaksasi adalahmembuat setiap bagian daritubuh kita relaks. Darikepala, pikiran, sampai ke
Tubuh menjadi lebihrelaks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
ketegangan muka, kemudian punggung.Karena secara tidak sadarkadang-kadang kita menarikpunggung seperti ini. Dan disana ada ketegangan.
27 R merasa lebihnyaman denganmetode relaksasi
Dengan merelakskan itu kitamenjadi, badan menjadilebih nyaman gitu ya.
Tubuh menjadi lebihnyaman
28 R merasa penyakitbisa muncul jikabadan penuhketegangan
Terus perut juga, kadang-kadang kita tegang. Dan itumenjadi penyakitlah kalaukita memperlakukan seluruhbadan kita dengan penuhketegangan... Tangan,sampai kaki, terus semuanyadari seluruh tubuh. Kitadibuat relaks.
Tubuh menjadi lebihsehat
29 R merasa, dengantubuh yang relaks,pikiran juga akanmenjadi relaks
Oke... lalu bagaimanapengaruhnya antararelaks tadi itu denganpengaruh meditasi yangAnda sebutkan? Ternyatadengan relaks itu, pikirankita akhirnya relaks.
Pikiran menjadi lebihrelaks karena tubuhyang relaks
30 Meditasi membuatR menjadi tidakterikat dengan hal-hal di pikirannyasehingga R menjadilebih relaks
Karena di dalam meditasi itukita juga membuat pikirankita itu tidak ada“engagement” terhadap apapun, Engagement? Eee....Keterikatan... yang benar-benar mencengkram sesuatuatau memikirkan sesuatusampai pusing sendiri. Jadi,kita lebih relaks
Pikiran menjadi lebihrelaks karenahilangnya kelakatan
31 R menjalani hidupdengan mengalir
Oke.... Terus kemudian....Dalam bermeditasi kanada filosofinya gitu ya, danfilosofi tersebutmempengaruhi persepsihidup... Ya,Hmmm...hmmm. Sebelummeditasi, bagaimana Andamelihat hidup Anda?Kebetulan saya tu tidakpunya patokan hidup ituharus begini, harus begitu.
Menjalani hidupdengan mengalir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Jadi saya mengalir aja32 R merasa bahagia
kalau ia bisamenghadapi hidupdengan ringan dantidak terobsesidengan masalah
Oke... lalu, orang-orangdalam hidup kan biasanyamengejar sesuatu untukmewujudkan “good life”gitu ya.... Menurut Andasewaktu sebelum meditasi,“good life” itu seperti apa?Bahagia. Bahagia yangdimaksud di sini sepertiapa? Bahagia tu ya kita bisamenghadapi hidup inidengan ringan. Hmmm...dengan ringan?Maksudnya denganringan? Misalnya... kitaenggak bisa menolakpersoalan atau pun masalahdi dalam hidup ini ya, tapikita bisa menghadapinyadengan keyakinan, denganpercaya diri, cuman “oke,ini masalah. Itu enggak bisadihindari. Saya harusmenghadapi, mencari solusi,mungkin terpecahkan,mungkin tidak”, itudiserahkan saja
Kebahagiaan dicapaidengan hidup ringandan tidak melekatpada masalah
33 Dengan menjalanihidup secararingan, R menjadilebih senang dantidak tegang dalamhidup
Ah... Lalu apa pengaruhitu pada kondisi mentalAnda? Ya.... menjalanihidup dengan senang.Dengan tidak tegangmenghadapi hidup, gitu
Kondisi relaksmembuat hidupdijalani dengan lebihsenang
34 Dengan meditasi, Rlebih bisamenerimafenomena-fenomena dalamhidupnya
Lalu bagaimana dengansetelah meditasi? Adaperubahan sih yang sayarasakan. Ya saya lebih bisamenerima peristiwa apa punyang kena pada saya
Lebih dapat menerima
35 Setelah belajarmeditasi, R tetapberusaha mencarihidup yang lebihbaik dengan tidakmudah putus asa
Lalu, ehh... setelah Andameditasi apakah adaperbedaan mengenaipersepsi Anda tentanghidup? Ada perbedaan...hmm... gimana ya
Berusaha untuk hiduplebih baik dengantidak putus asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ngomongnya... Pasti adayang dicari ya di dalamhidup, cuman, sayamelakukan usaha, mencariuntuk hidup lebih baik, tapikalau pun itu belumberhasil, saya tetap berusahadan tidak putus asa
36 R mencari hidupbahagia
Berusaha untuk? Mencariyang saya tuju... hidupbahagia
Menemukankebahagiaan
37 R merasa bahagiajika semuakeinginannyaterpenuhi tidakberlebihan
Hidup bahagia yangseperti apa? Itu sifatnyapersonal ya, masing-masingorang punya ini sendiri.Kalau yang saya rasakan sihbila semua yang kitainginkan tuh bisa terpenuhi.Tapi keinginan itu pun kitaharus hati-hati karena adabatasan-batasan jugakeinginan kita tuh terlaluberlebihan.
Kebahagiaan dicapaidengan terpenuhinyakeinginan secaraseimbang
38 R merasa haruswaspada denganpikiran sendiri danmenempatannyasecara proporsional
Jadi, kita juga haruswaspada dengan pikiran kitasendiri danmenempatkannya padaproporsi yang seimbang aja.Seimbang? Seimbang itupas... seperti timbangan, kirikanan imbang, hehe...
Waspada terhadappikiran
39 R merasa bahagiajika bisa hidupdengan seimbang
Eeeh... Jadi? Kebahagiaanitu bisa karena hidup kitaseimbang. Nah,keseimbangan itu bisa apasaja. Dalam konteks apa punyang ada dalam kehidupankita
Kebahagiaan dicapaidengan kehidupanyang seimbang
40 Meditasi membuatR menjadi tidakterikat terhadappikiran sehinggabisa menjadi lebihfleksibel dalammempersepsikan
Oh oke, hahaha... Oh iya,tadi kan Anda juga sempatmenyebutkan pengaruh-pengaruh meditasi padaAnda ya... Kalau yangpaling berpengaruh padaAnda apa? Mungkin
Pikiran menjadi lebihfleksibel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
fenomena enggak bisa ya kalaudisebutkan “paling” gitu ya.Karena semuanya itu yamerata. Karena kalau maudibikin grade, enggak bisasih... Tapi bagian yangterbaik dari proses kitamelakukan meditasi adalahkita bisa melenturkan egokita. Kita enggak terikatdengan pikiran kita, yangjadi kaku gitu... memegangitu sebagai sesuatu yangabsolut.Tetapi kalau kita meditasitu, ego kita lebih lentur.Jadi, apa pun yang datangpada kita, masalah ataukeyakinan kita, itusebenarnya kadang-kadangenggak mutlak benar ya.Misalnya kita punya musuhgitu, kita juga enggakmenganggap itu 100%musuh. Tapi kadang-kadangkan ada hal-hal lain,misalnya persoalan, ataumusuh, atau apa pun yangnegatif itu enggak mutlak itutuh negatif gitu ya. Karenapasti ada sesuatu yang darisitu tu bisa membuat kitalebih lentur lagi, lebih lenturlagi kalau kita menghadapiitu
41 R merasa denganfleksibilitas, ialebih dapatmenghadapi segalasesuatu di hidupnya
Oke... dalam halkelenturan itu ya. Yangdimaksud ego tadimenurut definisi Andaapa? Ego tu sesuatu yangkaku, yang kita pegang,menjadi seolah-olah itu tuhal yang benar, yang benar-benar kita yakini bahwaee.... itu tu “milik” kita yangkita, yang ada di dalam diri
Fleksibilitas membuatadaptasi menjadi lebihbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
kita tu benar. Berarti kalauego kita lentur, itu kita lebihfleksibel menghadapi segalasesuatu, kemudian....
42 R berpikir bahwadalam hidup,individu memangseharusnyafleksibel
Ya sebenarnya kalau relaksitu kan enggak kaku. Kakutu ya misalnya orangmeninggal kan kaku ya, tapikalau orang hidup kan kitamusti lentur
Menjalani hidupdengan fleksibel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
TEMA-TEMA RESPONDEN I (R)
A. Adanya kehampaan dalam diri1. Mudah panik dan tenggelam dalam masalah2. Hal-hal eksternal berpotensi menjadi sumber stressor3. Alienasi dengan diri4. Kebutuhan untuk mencari fondasi hidup5. Ketidakpuasan terhadap pendekatan Barat yang lebih
modern
B. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi1. Mengenal diri2. Mengenal hidup3. Mengamati pikiran4. Meregulasi pikiran
C. Respons terhadap pikiran1. Waspada terhadap pikiran
D. Perubahan pikiran menjadi lebih positif1. Lebih fleksibel2 . Lebih terkendali3. Lebih rileks karena hilangnya kelekatan4. Lebih rileks karena tubuh yang rileks
E. Perubahan sikap menjadi lebih positif1. Lebih terkendali2. Lebih dapat menerima3. Lebih tenang
F. Kondisi fisik yang membaik1. Tubuh menjadi lebih rileks2. Tubuh menjadi lebih nyaman3. Tubuh menjadi lebih sehat
G. Pengahayatan tujuan hidup1. Menjalani hidup dengan mengalir2. Menjalani hidup dengan fleksibel3. Berusaha untuk hidup lebih baik dengan tidak putus asa4. Menemukan kebahagiaan
(Nomor)16621, 34
572224
38
4017, 233029
113421
262728
31423536
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
H. Pemaknaan kebahagiaan1. Kebahagiaan dicapai dengan terpenuhinya keinginan secara
seimbang2. Kebahagiaan dicapai dengan kehidupan yang seimbang3. Kebahagiaan dicapai dengan hidup ringan dan tidak
melekat pada masalah
37
3932
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
VERBATIM RESPONDEN II (A)
No Catatan Verbatim Tema Spesifik1 A memiliki rasa
ingin tahu yangbesar sejak usiamuda
Apa yang membuat bapakmelakukan meditasi?Mungkin waktu itu SMAatau SMP ya, sekitar itu.Saya sama sekali tidakpaham soal meditasi, samasekali tidak paham soal hal-hal spiritual, eee...Walaupun waktu itupembawaan saya sejak kecilmemang curious, banyakpingin tahu... dan untukorang seusia saya, seusia ituwaktu itu, katakanlah usiasebelas-dua belas tahun itupertanyaan-pertanyaan sayasudah agak filosofis, gitu.Enggak lazim untuk anakseusia itu... dan itu keluarsecara genuine, lebih kesifatnya curiousity, logika.
Rasa ingin tahu sejakusia muda
2 A kagum denganekspresi rileks dantenang dari patungBuddha yangdilihatnya
Terus di masa itu, ketikaSMP saya jalan-jalan diMalioboro, ketemu patungBuddha kecil. Nah, sayahanya lihat, apa, patungBuddha yang murahan itu,belakangan saya baru tahunbahwa itu modelnyaKamakura, model Jepang,Kamakura. Saya lihat, “iniwajahnya kok cakep danteduh”. Saya pikir itu adalahperjumpaan saya pertamatentang ekspresi teduh. Oke.Jadi, sebelumnya saya tuh...itu tidak masuk dalam opsi,atau tidak masuk dalammemori, atau tidak masuk didalam katalog, vocab,kosa... apa, perbendaharaan
Kekaguman padaekspresi rileks dantenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
hidup saya, gitu lho,ekspresi bahwa “oh, onowong teduh”, gitu lho...Wajah yang teduh, yangketoke ki tersenyum,matanya setengah terpejam,seolah-olah, bukan seolah-olah ya, tapi ada rasa self-content, puas. Dia merasaekspresinya itu enggakrisau. “Aku cukup kok”,gitu. Walaupun saya enggakpaham apa-apa soalmeditasi, tapi waktu itu sayabeli patung kecil itu yangmana saya pikir itu adalahperjumpaan pertama.Setelah itu ya ora mudeng,blas ora mudeng opo-opo.
3 A kagum denganfigur dan cara hidupmonastik
Kemudian ketika SMA, dide Britto, saya merasasangat beruntung, untukpertama kali saya dalamhidup melihat figurmonastik. Biarawan, gitu.Frater, atau pastur, atauromo. Sekali lagi itu juga didalam perbendaharaanpengalaman saya sejak SD-SMP tidak masuk. Opsi ituenggak pernah terlintas. Halyang baru ya? Hal yangbetul-betul baru. Lihat orangbeneran, daging tulangbeneran, itu adalah baru.Figur yang... kendatibelakangan saya sadari tidaksempurna, tapi tetap spirit-nya ‘kan spirit unselfish.Spirit yang hidupnya bukanuntuk nglumpukke, untuknglumpukke nggo aku, aku,aku, semakin kaya, atausemakin itu lah. Spirit-nyaunselfish, atau bahkanascetic. Maksud’e mungkin
Kekaguman padafigur dan cara hidupmonastik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
dia kepemilikan pribadinyaminim, cara hidupnya jugabersahaja, plus cerdas.Pastur-pastur Jesuit itu ‘kanpendidikannya bagus.
4 A menemukan carapandang hidup yangbaru
Ya. Cerdas itu adalahsesuatu yang baru juga bagisaya. Maksudku, kalaukonco sing pinter matematikatau... cerdas di sini maksudsaya wisdom, bijak, gitu.Bukan sekedar cerdas pintermatematik atau pinterBahasa Inggris. Di SMP adaya orang yang pinter ini, itu,tapi cara pandangnya hidupyang cerdas, gitu lho. Itubaru bagi saya, “oh, onowong koyo ngene yo”
Menemukan sudutpandang baru
5 Pengalamanmeditasi pertamayang buruk, karenadiliputiketidaktenangandan kejenuhan
Terus, menjelang kelas 3SMA de Britto, atau diperguruan tinggi tahunpertama... karena sayangambil agamanya Katolik,pembimbingnya ya fraterwaktu itu. Waktu itu pupulerdi kalangan frater-fraterKotabaru, bukunya Anthonyde Mello, Burung Berkicau,Doa Sangata, terus bukumeditasi sadana. Sadanyakaryanya Anthony de Mello.Pengalaman pertama saya,disuruh nyoba meditasiwaktu itu di... apa itu? Di deBritto ono pasturan, opo?Ngarep, cedak... Dekatpasturan itu? ‘kan adakapel. Di situ disuruh nyobameditasi. Di situ kalauenggak salah pelajaranagama di tingkat satu ya,tahun pertama, jadipesertanya tidak banyak.Cuma lima atau sepuluhorang, gitu. Disuruh njajal,
Pengalaman buruksaat meditasi pertamakali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
panduannya pakai sadanaitu, eee... Wah,pengalamannya buruk. Sayasuruh duduk cuma limamenit atau sepuluh menit,setelah selesai ditanya samapasturnya, “gimanarasanya?”, “wah, rasanyasumpek, mau meledak”.Rasanya jengkel, disuruhdiam itu jengkel, sumpek.Buruk, pengalaman itu.
6 Pengalamanmeditasi pertamayang buruk karenakurang mendapatpemahaman
Mungkin karena sipembimbingnya kurangmemberi pendahuluan,kurang memberi penjelasan,pendahuluan, guidance, atauperspektif, tujuan meditasiopo, terus filosofinyagimana. Mungkinpenjelasannya kurang,begitu. Tapi pokoknyapengalamannya buruktentang meditasi.
Pemahaman yangkurang menghambatmeditasi
7 Ketertarikanterhadap Zenmuncul karenaadanya kisah-kisahyang menabraknorma umum
Tapi, buku-buku Anthonyde Mello itu memikat bagisaya. Memukau, memikat,menantang. Jadi, terutamayang cerita-cerita tentangZen. Bahkan disampingchalenging itu juga kisah-kisah Zen itu ‘kanikonoklas. Ngerti ikonoklas?Ikonoklas ki ugal-ugalan.Jadi, patung dibakar, patungBuddha dibakar,dikencingin, misalnyabegitu. Nabrak kaidah-kaidah standar, gitu. Beraninabrak kaidah-kaidahstandar. Dan bagi orangseusia saya waktu itu, ituseksi, memikat.
Merasa tertantangsecara intelektual
8 A merasa tertantangsecara intelektual
Tapi ya, kalau saya tanya kesana ke mari tentang itu
Merasa tertantangsecara intelektual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dengan kisah-kisahZen
kalau mau tanya lebih lanjut,saya tidak menjumpai orangyang bisa menjelaskanwaktu itu. Terus lupa... Yaseneng baca-baca nengdonge mung menarik,cerdas, tapi donge ora tekmudeng. Tapi justru karenaora mudeng kui jadi seksi.Barangkali karena menjadimenantang, gitu lho.Maksud’e, aku ki merasa,“aku ki sekolahe pinter’e,opo-opo mudeng. Tapi ikikok ora mudeng?” Jadi itumenjadi, malah menjaditantangan, jadi seksi.
9 Dalam dunia kerja,A belajar bahwakebahagiaan dankesuksesan dicapaidengan sikap yangkeras dan kejam
Terus eeee... lulus sekolah,lulus kuliah... sudah lupa,urusan-urusan itu wisenggak pernah membahaslagi. Terjun di dunia kerja,saya kerja di bisniskonstruksi selama tigatahun. Bisnis konstruksi tukeras, banyak tantangan,eee... kendati waktunyacuman tiga tahun tapijamnya tinggi. Jam kerja perharinya tinggi dan intens.Intens maksudnya padat,intens, tantangannyabanyak, sehingga dalamwaktu singkat saya belajarbanyak, atau ngehadapipersoalan banyak. Nah...kira-kira sehabis tiga tahunkerja, tiga-empat tahunkerja, eee... timbulpertanyaan bagi saya,pertanyaan pribadi. Kira-kira pertanyaannya gini, daripengalaman saya
Konflik dalampemaknaan:kebahagiaan dicapaiketika individu tidakmemedulikan oranglain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
menyaksikan orang di duniabisnis, di dunia kerja lah...Saya menyaksikan beberapamentor saya di dunia bisnisngajari saya untuk... di duniabisnis itu tega, tegel. Tough,tapi dalam artian lebihnegatif lah. Tega, tegel.Dalam hal apa biasanya,pak?Eee... ya, dalam mencariprofit, dalam mensikapirelasi kerja. Harus keras,begitu ya? Harus keras,harus tega. Kalau perlu ya...atau pokoknya kaidah-kaidah moral tidak masukdalam pertimbangan. Itupertimbangan yang kesekian, atau bahkan enggakmasuk dalam pertimbangan.Saya menyaksikan darisudut pandang mata sayapada saat itu, kemudian jugasudut pandang orang padaumumnya yang saya kenalpada saat itu. Sayamenyaksikan bahwa, dengansudut pandang pada saat itu,orang yang keras, yangkejam, tega ki maksud’eekstrem’e kejam lah... orangyang kejam, yang tega,bahkan dalam artian yangnegatif, yang bersediamelanggar kaidah-kaidahmoral, acapkali lebih suksesketimbang orang yanglemah lembut, yang baik.Wis, kasarane sing jahatluwih sukses ‘mbanganesing apik. Kasarane gitulho. Di dalam bisnis, waktuitu kesan yang saya tangkappada saat itu adalah singjahat, sing tegel kuwi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
sukses dibanding yang baik.Oke. Tidak sekedar lebihsukses, bahkan. Yang sayajumpai, sing jahat, singtegel kuwi lebih “bahagia”,lebih “beruntung”ketimbang yang baik...dalam tanda kutip. Sekalilagi saya bilang, sudutpandang saya pada saat itu,gitu ya. Ya itu given factsituasiku pada saat itu, gitulho. Itu yang saya alami.Orang lain mungkin bisapunya pengalaman yanglain. Ya, tentu saja
10 A mempertanyakanfigur diri idealuntuknya
Nah, sehingga sebagai orangmuda, timbul pertanyaanuntuk diri saya sendiri, lhaaku ki... terus berikutnyasaya mau jadi orang sepertiapa?
Kebutuhan untukmencari fondasi hidup
11 A berkomitmenuntuk mengikutijalan apapun yangnanti ditemukannya
Background saya bukanorang yang relijius, saleh,gitu lho. Jadi, nek memangketentuan’e kudune kejam,tega, jahat itu adalah yangsukses, saya ya bersediauntuk ngikutin kaidah-kaidah seperti itu lho.
Komitmen untukmengikuti jalan hidupyang akan ditemukan
12 A mencari prinsiphidup
Tapi seperti sebelum ngikutikaidah-kaidah itu, sayamencoba untukmengevaluasi, belajar,menganalisis,mempertanyakan, sebelummenyimpulkan, gitu lho.Jadi saya memutuskan untukbelajar dulu, terus sayamelakukan pencarian atauriset. Risetnya yang palinggampang ya keperpustakaan. Riset tentangapa, pak? Risetnyapertama-tama saya tumempertanyakan lagi, sing
Kebutuhan untukmencari fondasi hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
jenenge baik ki opo to?Terus sing jenenge burukatau jahat ki opo to? Sayaingin kembali ke basisdefinisinya, gitu lho. Saktenane sing jenenge apik kiopo to? Sing jenenge burukki opo to? Terus, bagaimanasaya harus menjalankankehidupan saya? Apakahsaya jadi orang baik? Kalautentang begitu kenapa?Apakah saya jadi orangjahat? Kalau memangbegitu, kenapa alasan’e?Pertanyaan itu yang munculpada saat itu. Katakanlahwaktu itu mungkin usia 27,sekitar itu lah.
13 A berkomitmenuntuk mengikutijalan apapun yangnanti ditemukannya
Nah, eee... dan waktu itusaya bertekad untuk, nantikalau saya sudahmenyimpulkan, ya sayabersedia konsisten dengankesimpulan saya itu.Andaikata kesimpulannyaadalah, “ woo, sing bener ki,sing logis ki dadi wongjahat”, ya saya bersediauntuk konsisten dengan hasilpencarian saya, atau hasilriset, hasil logika tersebut.
Komitmen untukmengikuti jalan hidupyang akan ditemukan
14 A menemukanprinsip hidupnyapada kajian etikadalam filsafat
Oke. Nah, saya baca buku,tanya sana-sini, kadangtanya-tanya ke pastur, tanyasana-sini lah. Nah, kebetulannemunya mungkin diGramedia atau di mana ya,saya lupa. Intinya saya belibuku tipis. Karena tertarikkemudian saya jadingumpul-ngumpulke bukufilsafat, buku opo, opo...Ketemu satu buku tipis yangsangat sederhana. Judul’ePengantar Etika. Buku’ne
Menemukan prinsiphidup dalam kajianetika dan filsafat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
gur tipis. Terbitan Kanisius,sing ngarang Romo FranzMagnis-Suseno SJ.Pengantar Etika, jadi gurpengantar, ibarat’e gurpembukaan, buku “pra”,ngono lho. Nah, waktu itu,bahkan kata etika itu akuwae ora mudeng. Saya pikirwaktu itu sing jenenge etikatu sama dengan sopansantun. Adalah lazim dimasyarakat kalau lihat orangenggak sopan, dikatakanwong ora ndue etika. Oh ya,sering ya... Ya... Ketikabaca itu saya baru paham,gitu lho, bahwa etika ki raono urusane karo sopansantun. Etika itu adalahsuatu cabang ilmu filsafatyang mempelajari tentang“baik”, apakah baik itu...“buruk”, apakah buruk itu...terus definisi’ne opo, teruskepiye satu filsuf denganlainnya, terus tentang wongurip ki kudune piye... ituetika. Ya mungkin adakaitannya dengan sopansantun karena sopan santunki etiket, jadi mungkin akarkatanya sama. Tapi kalaungomongin sopan santun tuetiket, bukan etika. Nah,waktu itu baru paham sayakalau etika tu begitu... “woh,lha iki cocok banget karokarepku”, gitu lho. Ini yangsaya cari-cari, pertanyaanyang saya cari-cari. Terussaya beli lagi yang lebih,bukan pengantar, yang lebihdetil, antara lain mungkinDua Belas Tokoh Etika.Kebetulan ya buku-bukunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Franz Magnis-Suseno, terusbuku etikanya Carl Belton,belakangan agak lama sayabuku yang Bahasa Inggris,Aristoteles, Ethics, beberapabuku etika. Tapi yang palingmenggetarkan bagi sayapertama ki yo cuman bukupengantar kui.
15 Berdasarkanrisetnya melaluikajian tentang etika,A menemukanbahwa tujuan hidupadalah untukmenjadi orang baikdenganpertimbanganrasional
Eee... simple-nya daribelajar, riset, mikir-mikir,menganalisis, nimbang-nimbang sendiri, nguji dilapangan, dicocoke karopengalaman, di-cross check,direnung-renung sendiri...itu akhirnya sayaberkesimpulan eee... satu,wong urip ki sing bener dadiwong apik, jadi orang baik.Orang menjadi orang baik,itu bukan karena takut dosa,takut hukuman, bukan...karena itu adalah pilihancerdas
Adanya tujuan hidupuntuk menjadi orangbaik
16 Menurut A, orangbaik adalah orangyang lebih bahagia
Kenapa? Karena jadi wongapik ki luwih happy, luwihpenak.Jadi orang bahagia ketikaia menjadi orang baik?Orang baik itu adalahtindakan bahagia
Orang baik adalahorang yang bahagia
17 A merasa bahwatindakan yang baikmembuat fisikterasa lebih baiksecara seketika
Artinya, ketika Andamelakukan tindakan yangbaik, itu kan physically waeluwih penak kok neng awak,ketimbang tindakan yangburuk, immediately lah. Sakdek, sak nyet, pada saat itu,misal’e saya nawari “mas,monggo minum”, dengan“ojo, ngko ora diombe”...Pada saat itu immediately dibadan itu lebih enak, kalausaya bilang... “monggo masdiunjuk”, ketimbang
Fisik yang terasa lebihbaik karena perbuatanbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
“ojooo....”. Atau misalnyasaya bilang, “mas, monggodijunjuk” tapi sak tenaneora rela, itu terus enggakenak, gitu lho. Jadi, efeknyaitu immediate.
18 A berpikir bahwaperbuatan baikadalah pilihancerdas
Jadi, kalau saya bertindakbaik itu donge bukan karenasaya orang baik, bukankarena saya gawa’ane orangbaik, tapi saya cerdas. Jadi,ini adalah pilihan cerdas.
Perbuatan baik adalahperbuatan yang cerdas
19 Perbuatan baikyang dilakukanakan memberikanmanfaat ke dirisendiri terlebihdahulu
Jadi saya baik ni sak tenaneadalah pilihan yang tandakutip “selfish”, egois, tapiegois yang cerdas. Artinya,iki donge nggolek penakudewe. Sing pertama-tamaoleh penak ki aku, donge.Dudu wong liyo. Itu akarnyabegitu lah.
Fisik yang terasa lebihbaik karena perbuatanbaik
20 A meyimpulkanbahwa tujuanhidupnya adalahmenjadi orang baik
Jadi ada dua yang sayasimpulkan. Satu, kudunedadi wong apik...
Adanya tujuan hidupuntuk menjadi orangbaik
21 A menjadi lebihyakin bahwa tujuanhidupnya adalahkebahagiaan
Dua... ini berkaitlah, topikini. Dua adalah, kalaungomong tujuan hidupkarena itu juga merupakanpertanyaan yang mencekambagi saya... Tujuan hidupapa ya, tujuan hidup...intuitively ngerti. Tujuanhidup donge happy. Tapiterlalu confused, otak sayawaktu itu terlalu ruwet. Nah,belajar etika itu saya jadipaham, clear bahwa “oh iyo,tujuan hidup tu adalahkebahagiaan”...
Adanya tujuan hidupuntuk menemukankebahagiaan
22 Kebahagiaan layakmenjadi tujuanhidup, karenakebahagiaan adalah
Lho kok bisa begitu? Nah,penjelasannya Aristotelesbetul-betul mengena bagisaya. Kenapa kebahagiaan
Kebahagiaan adalahakhir dari segalakebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
akhir dari segalatujuan
tu layak menjadi tujuanhidup? Karena kebahagiaanitu bisa menjadi the end byitself. Maksudnya “theend”?“The end by itself” tumaksudnya itu menjadiakhir bagi tujuan, bagidirinya sendiri.
23 Hal-hal eksternaltidak bisa menjaditujuan akhir bagi A
Sedang tujuan-tujuan yanglain, misal’e rumah bagus,atau duit, atau istri cantik,atau jabatan, kekuasaan,terkenal, kesehatan, apapunlah... itu tidak bisa menjadi“the end by itself”. Nek konopunya duit, mesti duit mehnggo opo, nek kono punyasehat pasti sehat meh nggoopo, nek kono punya istricantik, pasti istri cantik nggoopo.
Kebahagiaan tidakbisa dipenuhi oleh hal-hal eksternal
24 Ketika sudahbahagia, orang-orang tidakmemerlukan apa-apa lagi
Tapi kalau kamu bilangbahagia... wis, selesai. Theend by itself. Kamu udahenggak perlu apa-apa yanglain, wong sudah happy kok.
Kebahagiaan adalahakhir dari segalakebutuhan
25 Menurut A, banyakorang tidakmemahami hal inikarena terlalusederhana
Saya pikir tidak semuaorang bisa paham ini.Walaupun... ini terlalusimple, gitu lho. Terlalusimple malah jadi, wong oramudeng.
Konsep kebahagiaanyang terlalu sederhana
26 Ketika sudahbahagia, orang-orang tidakmemerlukan apa-apa lagi
Karena lha jelas to, nek wishappy ki wis ora butuh opo-opo.
Kebahagiaan adalahakhir dari segalakebutuhan
27 Menurut A, banyakorang tidakmemahami hal inikarena terlalusederhana
Itu terlalu simple, orangbiasanya enggak paham.
Konsep kebahagiaanyang terlalu sederhana
28 Tujuan hidup Aadalah kebahagiaan
Jadi kesimpulan saya... satu,happiness layak dijadikantujuan hidup. Jadi, tujuan
Adanya tujuan hidupuntuk menemukankebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
hidup adalah happy,bahagia.
29 A merasa bahagiajika ia merasa puasatas hidupnya
Walaupun definisi bahagia,sing jenenge bahagia itumasih cerita panjang, gitulho... tapi intuitively, dewemudeng lah, jenengebahagia berarti content,puas, kecukupan, mungkinsemacam itulah pada saat itupemahaman saya. Jadi itukesimpulan sementara.
Kebahagiaan adalahakhir dari segalakebutuhan
30 Menjadi orang baikjuga menjadi tujuanhidup A
Bahagia, terus dadi wongapik.
Adanya tujuan hidupuntuk menjadi orangbaik
31 A tidak setujudengan salah satuahli filsafat yangdipelarinya ketikamelakukan risettentang etika
Karena alasannya begini,tidak semua orang, atautidak semua filsufsebetulnya memberijawaban yang sesederhanaitu. Ono sing rodo ugal-ugalan, misalnya sepertiNietzsche dan lainsebagainya. Eee... Misalnyadari Dua Belas Tokoh Etika,Nietzsche sing rodonyempal. Jawabannya...mungkin karena sayaenggak paham, tapi diamungkin bahkan malah rodosinis atau mengritik tindakanbaik. Penangkapan sayabegitu waktu itu. Akuenggak sempat baca lagilebih lanjut. Dia nganggaporang baik itu hanya oranglemah. Oh... Oke. Ya.Orang-orang yang lemah.Waktu itu saya enggaksempat... itu, apa itu tafsirkuyang keliru, enggak sempatbelajar lebih lanjut. Tapi,dari dua belas tokoh etikaitu, yo gur siji kui singnyempal. Yah, aku bodon-bodone, gur statistik rolas,
Skeptis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
sewelas banding siji,mungkin ngono. Itu Satu.
32 A tidak inginhidupnyaberantakan
Dua, memang kesannyagagah, macho, si Nietzscheitu, berontak terhadapkemapanan. Tapi terus, takdelok wae sejarah uripeNietzsche koyo ngopo, uripedeknen dewe koyo ngopo.Lah, Nietzsche ki uripeberantakan. Berakhir dirumah sakit jiwa, sinting,stres, terus sedeng karoseneng karo mbakyunedewe. Terus aku wegah, uripkok koyo ngono. Walaupunkamu punya definisi yangbrilian, aku wegah kiro-kirotiru urip koyo Nietzsche.Mati, akhire dadi sintingneng rumah sakit jiwa,mosok jatuh cinta karosaudara sedarah dagingbarang, itu aku wis oraminat karo biografi-neNietszche.
Menghindarikehidupan yangberantakan
33 A tidak ingin hiduptanpa prinsip yangjelas
Karena saya toh harusmengambil keputusan, dandalam hidup saya, sayaenggak mau ngambang.Saya harus mengambilkesimpulan lah.
Kebutuhan untukmencari fondasi hidup
34 Tujuan hidup untukmenjadi orang baikadalah pilihan yangcerdas, logis, danrasional
Iki meh tak apake uripku?Jadi, yo aku sepakat karofilsuf sing sebelas wae. Jadi,urip baik… dan itu logisbagi saya, karena itu sudahpilihan cerdas, danseterusnya.
Adanya tujuan hidupuntuk menjadi orangbaik
35 A menyimpulkanbahwa kebahagiaanadalah tujuanhidupnya
Terus, tujuannya adalahbahagia. Itu fondasi-nengono. Fondasi, backgroundfilosofis saya begitu.
Adanya tujuan hidupuntuk menemukankebahagiaan
36 A mencari carauntuk mencapaitujuan hidupnya
Nah, terus pertanyaane,tujuan jelas, perilakunya yarodo jelas, dadi wong apik,
Kebutuhan untukmencari fondasi hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
gitu ya, tapi detail-e ki orajelas. Yo wis, setuju wisdadi wong apik. Tapi terusngko sore dikon ngopo?Sesuk isuk dikon ngopo?Sesuk awan aku suruh apa?Minggu depan saya suruhapa? Besok bangun pagi tuhsaya suruh ngerjakan apa?Agar selaras dengan nilai-nilai yang saya yakini tujongklang ra ono.
37 Beberapa cara yangsudah ditemukan Atidak dapatditerapkan di jamansekarang
Saya baca ini, filsuf ini,masing-masing… bahkanAristoteles yang sayakagumi pun juga jawabanekadang lucu-lucu, enggakup-to-date, cuma berlaku dijaman itu. Ketika diterapkedi jaman sekarang, itu lucu,ngono lho…
Menemukan fondasihidup yang tidak bisaditerapkan di jamansekarang
38 A membaca buku-buku Zen,meskipun padaawalnya tidakmengerti
Nah, saya mulai cari-carilagi, baca ini, baca itu.Terus, jadi teringat neh Zenkui mau. Ketika sudahmembaca, nantiperilakunya seperti apa,kemudian jadi teringattentang Zen? Teringat soalZen sing ceritane nggoneAnthony de Mello, dan terusmungkin ada banyak faktorlah. Antara lain, waktu ituaku suka travelling keAmerika, dan karena sayasukanya baca buku. Jamanitu dollarnya murah. Kalausaya pergi ke kota-kotabesar di Amerika, saya pastimampir ke buku-bukusecond. Kalau di sana, bukusecond tu murah banget.Jaman itu paling enggak,gur sak dollar, dua dollar.Dollare waktu itu mungrongewu, sewu pitungatus.
Membaca buku Zen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Sangat murah. Nah, setiapkali saya pergi, saya caribuku-buku sing aku seneng.Waktu itu antara lain sayajalan-jalan ke San Fransisco,ke Berkeley. Di Berkeley tu,satu kota kecil yang koyoJogja gini, toko bukunebekas, gede-gede, piranglantai, bukune murah-murah, banyak. Ono sakdalan koyo Pakuningratankene, ono limo, po enem, popitu ngono. Wis to, pestapora aku, koyo bazaar kaepokoke. Aku pesta. Mrono,angger lungo bawa tas besarkosong loro. Dadi mulih takkebaki buku. Nah, waktu itubuku yang populer, dietalase banyak, itu bukutentang Zen. Tahun berapaitu, pak? Kira-kira…. Itumungkin tahun ’96 ya. 16tahun lalu lah. Jadi…walaupun ora mudeng,waton tak tuku beberapa.
39 A merasa terkesandengan salah satubuku Zen yangdibacanya
Ada buku-buku dari penerbitBuddhist karangannya yangBahasa Indonesia. Saya beli,ada beberapa. Ada satu bukuyang berkesan. Waktu itusaya baca… ya sekitarproses pencarian itu,bersama-sama. Judule…kalau Bahasa Inggrisnya itujudulnya The Sword ofWisdom, pengarangnyaMaster Sheng Yen. Di siniditerjemahkan sebagaiPedang PusakaKebijaksanaan. Intine sayabelajar sendiri, moco-mocora mudeng, tapi intine satu,buku Bahasa Indonesiameskipun terjemahane
Merasa terkesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
kurang kadar, PedangPusaka Kebijaksanaan,terjemahane enggak persis,alakadarnya, tapi ituberkesan bagi saya. Iniadalah buku Zen sing akupaling mudeng ketimbangyang lain-lain
40 A menemukanbahwa kebahagiaandapat dicapaimelalui proseslatihan
Oke… dan kenapa bukuini menimbulkan kesanbagi bapak? Penjelasanelebih jelas, kemudian adasatu hal sing di buku-bukuZen lain itu, paling tidakbuku Zen yang pernah sayabaca di jaman itu, ada satuyang beda. Bedanya, sayabaru tahu bahwa keadaanhappy atau keadaantercerahkan itu adaprosesnya. Sedangkan kalaucerita-cerita di Anthony deMello tu kejadiannya kanpas peristiwa pencerahanekuwi tok. Diiing... ngonotok… enggak menceritakanprosesnya berlatih gimanatu, bahkan kata “berlatih”pun mungkin enggak adawaktu itu. Nah, di bukuPedang PusakaKebijaksanaan itu banyakmembicarakan soal praktik,soal berlatih. Saya barumudeng bahwa,”oh… ngonokui ono prosese, onolatihane” Berupa praktikitu ya? Walaupunpraktiknya kayak apa jugabelum jelas pada saat itu…tapi ternyata, kui ora ujug-ujug, gitu lho.
Kebahagiaan dicapaidengan melatihpikiran
41 A merasa bahagiaketika mengetahuibahwa ada carauntuk mencapai
Waktu itu aku happy bangetrasanya… berarti ituaccessable. Bisa dilatih, bisadiakses, bukan sesuatu yang
Merasa bahagia ketikamenemukan carauntuk mencapaikebahagiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kebahagiaan seolah-olah given, langsungjliing….. ora ono udan, oraono angin, gur hoki. Jadi,bukan sesuatu yangrandom… jadi, accessable.Nah, eee… itu mungkinsekitar tahun ‘90an.
42 Adanya situasitertentu mendorongA untuk seriusmenekuni meditasi
Terus, eee… Ya intine adasuatu situasi yang akhirnyasaya berkesimpulan, “wah,aku harus mengambil stepyang serius, yang drastis,gitu… untuk terjun kepraktik meditasi”… adasuatu situasi yang membuatsaya eee… mengambillangkah serius lah, sayaharus serius. Bukan sekedarbaca-baca, bukan sekedarwacana…
Terdorong oleh situasi
43 A tidak bisamenemukan orangyang bisamengajarinyameditasi (Zen) diIndonesia
dan dalam proses,katakanlah, tujuh-delapantahun mencari tu tanya-tanya di sini juga enggakada orang yang menjelaskansoal Zen… ya memangenggak ada pada jaman itu.Tanya ke mana-mana jugaenggak ada.
Tidak bisamenemukan tempatuntuk belajar
44 Dari risetnya, Amenyimpulkanbahwa kebahagiaanterjadi di pikirankita sendiri
Kenapa situasi tersebutmembuat akhirnya bapakingin fokus praktik kemeditasi? Eee… Oh,gampangnya gini… Dariproses belajar, ada satu halyang penting sing terkaitdengan ini, dengan riset ini.Dari proses belajar, sayaakhirnya berkesimpulan,yakin, convinced bangetbahwa “oh, uripku ki happy,atau enggak happy itutergantung…” tak baleni,tak ulang ya… Satu, sayaberkesimpulan, jelas bahwa
Kebahagiaan ada dipikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
“oh, sing jenenge happy,bahagia, itu terjadinya dipikiran. Sing bahagia kiterjadine ora nang mobil,nang ngomah, nang duit,nang dengkul, opo nang,tangan, wajah… enggak.Terjadinya di pikiran”. Singiso ngrasakke happy ‘kanpikiran. Pikiran itu ‘kan orajempol, jenthik, mobil, duit,opo omah, opo anak, istri,teman, pegawai, bapak,simbok. Ora ono kaitane,gitu lho. Kalo kita ngomongsaklek, saklek tenan, happyterjadinya di mana? Dipikiran. Pikirane sopo?Pikiranmu dewe. Dudupikirane kamu, pikirane siA, si B, si C… ora onokaitane, gitu lho. Happyterjadinya di pikiran. Sayapikir tidak semua orangpaham ini: Happy itu terjadidipikiran; pikirane sopo?Pikiranmu dewe. Itu satu.
45 A merasa tidakbahagia
Terus… nyatanya, aku orahappy.
Tidak bahagia
46 Pikiran yang tidakdikelola bisamencelakakan dirisendiri
Lha, carane piye ben happy?Pikirannya itu harusdikelola. Kalau enggakdikelola, dia bakalmencelakakan diri sayasendiri.
Waspada terhadappikiran
47 Meditasi adalahcara untukmengelola pikiran
Itu poin yang kedua. Nah,sing jenenge ngelola kuiadalah meditasi. Ngelolapikiran kui yo meditasi.
Meditasi adalah carauntuk mengelolapikiran
48 A menyimpulkanbahwa kebahagiaanterjadi di pikirankita sendiri
Meditasi ini, dalam halini… dalam hal praktikya? Ya, dalam hal praktik.Ini pemahamannya masihpemahaman intelektual padasaat itu. Aku belum praktik,hanya kesimpulan yang
Kebahagiaan ada dipikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
jelas, bahwa happy tuterjadinya di pikirankusendiri.
49 A merasa tujuanhidupnya sudahjelas: bahagia
Tujuane urip wis ceto:happy
Adanya tujuan hidupuntuk menemukankebahagiaan
50 Kebahagiaan terjadidi pikiran kitasendiri
Happy terjadinya di mana?Di pikiranku dewe.
Kebahagiaan ada dipikiran
51 A merasa tidakbahagia
Terus, nyatane aku orahappy…
Tidak bahagia
52 Kebahagiaan dapatdicapai denganmengelola pikiran(meditasi)
Ya, agar bisa happy,pikirane kudu dikelola benhappy, gitu. Nah, saya sudahtahu, pikiran dikelola itu,sama dengan meditasi.
Kebahagiaan dicapaidengan melatihpikiran
53 A mengalamisituasi yangmenimbulkanpenderitaan
Terus, ada situasi yangsusah. Suatu situasisuffering yang lumayanintens, terjadi pada sayaselama hampir sekian bulan,sekian tahun...
Tidak bahagia
54 A merasapenderitaan yangdirasakannya ada dipikirannya
yang mana waktu itu,dengan kesimpulan sepertiitu, aku akhirnya “lha ikikan pikiran-pikiranku deweto?
Waspada terhadappikiran
55 A merasa tidakberdaya ataspikirannya sendiri
...Susah, susahku dewe. Takgawe dewe. Ning, aku oraiso opo-opo”.
Tidak adanya kendaliatas pikiran
56 A mencari tempatuntuk melatihpikirannya
Pemecahannya gimana? Yaharus dilatih. Latihane piye?Ya makane digoleki… caritempat yang bisa untukbelajar di mana…
Mencari tempat untukmelatih pikirannya
57 A merasa terpaksamencari jalan untukmengatasipenderitaannya
Akhirnya, “ah, aku wis oratahan tenan dengan situasiini. Saya harus serius”.Situasi setahun, dua tahun,tiga tahun terakhir ini betul-betul berat banget. Iki nekora segera tak carikanpemecahan, bakal rekososak lawas-lawase uripku.
Merasa tertekan
58 A tidak bisamenemukan orang
Jadi yo gek pemecahan.Pemecahane, “aku sinau
Kebutuhan untukbelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
yang bisamengajarinyameditasi (Zen) diIndonesia
meditasi neng ndi yo?”. Singcocok karo aku Zen, styleyang saya cocok Zen. Sayacari di sini enggak ada.
59 A pergi ke NewYork untuk belajarmeditasi Zen
Akhirnya saya kembali kebuku Pedang PusakaKebijaksanaan itu,pengarangnya Master ShengYen. Waktu itu tahun ’96,’97 mungkin… sudah adajaman internet. Tak cari-caridi internet, ketemu, terus,oh, wonge ngajar nang NewYork. Jadi, saya berangkatke New York.
Pergi belajar ke NewYork
60 A belajar meditasisecara intensif
Dan sesudah itu, bapakkemudian praktikmeditasi terus menerus?Ya… Jadi, dari itu terusbelajar, terus belajartekniknya, melu latihanintensif, retret, disampinglatihan intensif, itu jugasemacam proses… opojenenge? Training,workshop, nang duniasehari-hari, semacamlearning by doing.
Mempelajari meditasisecara intensif
61 A merasapemahaman danlatar belakangdalam melakukanmeditasimerupakan hal yangpenting untukmendorongindividu terusberlatih
Jadi itu, fondasi yangmendasari kenapa bapakmelakukan meditasi…Saya pikir, dari pengalamansaya sharing, belajar,berlatih bersama denganbanyak orang… saya bahkanberani ngomong fondasi itulebih penting ketimbanglatihannya sendiri. Karena,orang tanpa fondasipemahaman, backgroundseperti itu, biasanya yakalaupun belajar, berlatihgitu enggak bisa kontinyu…dia hanya on/off, gitu…
Pemahamanmembantu individudalam praktikmeditasi
62 Pada tahun-tahunpertama awal
Oke… Jadi tadi bapakjuga mengatakan bahwa
Tidaka danya efekyang dirasakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
latihan meditasi, Ahampir tidakmerasakan efekyang signifikan
ada pemahaman fondasi,kemudian belajar praktik,ikut workshop,mempelajari teknik-teknik, dan cara berlatih,ikut retret… dankemudian sesudahmelakukan hal-hal itu, apayang bapak rasakan darimeditasi yang bapaklakukan? Eee… Kalau yangdirasakan artinya ituadalah… kalaupertanyaanmu dirasakan ituadalah apakah luwih penak,apakah luwih tenang, apakahluwih happy, gitu, atau nangawak, nang pikiran luwihpenak, gitu… sebetulnya…lima tahun training sayapertama itu boleh dibilangnyaris enggak ada rasa apa-apa. Nyaris enggak adabonus, enggak ada insentif,enggak ada hadiah singbetul-betul “woooah….hore!”, boleh dibilangenggak ada.
tahun pertamameditasi
63 Pada tahun-tahunawal latihan, Amerasa lebih tenang
Boleh dibilang lima tahunpertama belum ada efekyang signifikan? Ya…Ibaratnya orang berlatih,sedikit banyak ada lebihtenang.
Lebih tenang
64 Pada tahun-tahunawal latihan, Amerasa semakinyakin padapemahaman danprinsip hidupnya
Tapi mungkin, kalau maudibilang efek, itu adalah…ada suatu sense of direction,ada rasa arah dalam hidupyang dibangun berdasarkanlogika, filsafat, praktik,psikologi, sing jernih…kesimpulan yang jelas,sehingga uripku mantap.Mantapnya bukan karenatakut sama dogma-dogma,bukan karena manut melu
Semakin yakin padapemahaman danprinsip hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
wong, jarene nganu, jarenaiku… bukan karena ngikutsana, ngikut sini, tapi karenasaya cari sendiri, sayaakhirnya mendapatkesimpulan sendiri yanglogis dan siap diuji di setiapwaktu selama lima tahun tuhdari minggu ke minggu kansiap diuji. Prosesnya siapdiuji… setting ulang, di-review, diterapkan, diujilagi, belajar lagi, crosscheck. Nah, eee… ada suatusense of kemantapan, rasa“oh, uripku ngene. Ikikeputusanku. Tak lakonidewe”.
65 Dengan keyakinanterhadap prinsipdan pemahamanhidupnya, A merasalebih percaya diri
Buahnya boleh dibilangkalaupun ada, minim. Tapi,kemantapan ketikamelakukan itu, ya… tidaktertandingi. Maksudnya,boleh dibilang, rasanyamantap lah… Uripki dadiconfident, “iki ki wis taksimpulke, aku wis sinau, wisriset. Pun, aku juga siapberubah kok. Ketika dalamperjalanan, aku menemuihambatan, aku harus siapganti jalan atau ganti arah”,arahnya tuh jelas, bagi saya,ngono lho. Itu katakanlahlima tahun pertama.
Lebih percaya dirikarena adanyapemahaman
66 Efek meditasiterhadap tubuh danpikiran mulai terasasesudah lima tahunpertama latihan
Eee… mungkin selepas limatahun pertama, efek ketubuh dan pikiran barumulai agak signifikan.Mungkin lho.
Efek meditasi yangmulai dapat dirasakansetelah lima tahun
67 Meditasi membuatgaya hidup Amenjadi lebihteratur
Bisa diceritakan? Mungkinkarena bukan sekedarlatihan, tapi setting life style-nya tu mulai jadwal hidupharian, bulanan, tahunan,cara saya berelasi dengan
Hidup menjadi lebihteratur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
orang… Jadi, setelah limatahun praktik itu, ternyatakemudian meditasimempengaruhi life stylejuga? Ya jelas… artinya, inikan mengubah life style, gitulho… Jadi lebih teratur.
68 A mengalami efekmeditasi terhadapfisik, pikiran, dangaya hidup setelahlatihan bertahun-tahun
Otomatis itu memberidampak secara psikologisyang anggaplah… Ini akusimplifikasi. Lima tahunbarang itu adalahsimplifikasi, orang lainmungkin punya pengalamanlain. Kalau mau dampak ituibaratnya terukur, maudiukur, ya lima tahun itu,kira-kira… Saya yakinbilangannya bukan bulananatau mingguan, pastitahunan… aku maungomong begitu… yang bisangefek ke pola pikir,psikologis, gaya hidup,physically. Yang punya efekterukur, jangkanya pastitahunan.
Meditasi berpengaruhpada fisik, pikiran dangaya hidup setelahlatihan bertahun-tahun
69 Pemahaman akanprinsip meditasilebih pentingdaripada praktiknyasendiri
Makanya saya bilang, senseof direction atau fondasi,pemahaman, pemikiran,view, pandangan sebelummulai praktik itu lebihpenting ketimbangpraktiknya sendiri, karenapraktik itu bakal tahunan,begitu. Prosesnya bakaltahunan, tanpa bonus, tanpahadiah.
Pemahaman akanmeditasi mendasaripraktik
70 A berpikir bahwateori perlu diketahuisebelum praktik
Ya, oke. Tadi bapakbilang, praktik ‘kan bakaltahunan. Dibutuhkanfondasi, view, dan prinsipuntuk melatarbelakangipraktik. Nah, kenapa bisaseperti itu? Orangmembutuhkan fondasi,
Landasan meditasiperlu dipahamisebelum praktik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
view, supaya bisa praktik.Eee... Satu; ya wajar to,kamu mau melakukansesuatu kan mestinya ngertiteorine sikik, ngerti teknike.Misale kamu maumengoperasikan mobil,ideale kamu ya tahu sedikitmanualnya, pernah bacamanualnya... ataumengoperasikan handphone,sedikit banyak kamu belajarsoal manualnya, kaidah-kaidahnya, perawatannya,fungsi-fungsinya untuk apa,cara pengoperasiannya yangbenar gimana. Nah, ituadalah suatu hal yang wajarkita perlu tahu itu. Sedikit,paling enggak.
71 Denganpemahaman yangjelas, orang akanmampu mengatasihal-hal di hidupnya
Dua; saya mau ngutip kata-katanya Nietzsche yangdikutip oleh satupsikoterapis terkemuka,Viktor Frankl: orang yangpaham akan why, kenapa,maksude kenapa diamelakukan sesuatu, dia akanmampu menanggung anyhow. Orang yang pahamkenapa atau punya alasanyang jelas untuk melakukansesuatu, dia akan mampumenanggung situasi yangseperti apapun, kalau diapunya alasan yang jelas. Ya,saya pikir itulah.
Segala hal di hidupdapat dipahamidengan adanyapemahaman
72 Meditasi membuatA lebih menyadaripikiran dan gerakpikirannya
Oke... dan kemudian tadibapak juga bilang setelahkira-kira lima tahun,meditasi mempengaruhilife style. Life style jadilebih teratur... dan ituotomatis ya? Kemudian,dalam life style itu... Efekpsikologis juga, maksudnya
Pikiran menjadi lebihaware
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
kita jadi lebih... yang palingutama, lebih mindful, lebihawas terhadap reaksi-reaksibatin kita sendiri. Kitamenjadi lebih awas terhadappikiran kita sendiri, terhadapgerak pikiran kita sendiri.
73 Beberapa kebiasaanmental yang burukberkurang
Kemudian, beberapakebiasaan buruk susut atautersembuhkan. Beberapakebiasaan mental yangburuk susut atautersembuhkan.
Tidak mudah jengkel
74 Meditasi membuatA lebih menyadaripikiran dan gerakpikirannya
Jadi yang pertama tadi lebihawas terhadap reaksi-reaksipikiran, terhadap gerakpikiran kita sendiri.
Pikiran menjadi lebihaware
75 Beberapa kebiasaanmental yang burukberkurang
Dua; kebiasaan burukmental susut atau bahkantersembuhkan.
Tidak mudah jengkel
76 Meditasi membuatA tidak larut dalampikirannya sendiri
Yang ketiga; eee... dengandemikian kita menjadisemakin “tidak percaya”dalam tanda kutip. Tidakpercaya pada pikiran kitasendiri. Skeptis? Ya, Andaboleh sebut skeptis... tidakmudah dikecoh oleh pikirankita sendiri. Jadi kalaupikiran kita muni “sikat!”,“eh, sik, sik... didelok sik,ojo kesusu”. Atau “Oh, sianu kae ngene!”, “sik, sik”.Itu... atau misale “oh, kaengene!”, “oh yo? Tenane?”Jadi tidak langsung “si anukae ngene...”, “ oh iyo! Akungerti! Mesti ngene...”,enggak. Jadi lebih awas,lebih... tiga hal itu lah.
Lebih terkendali
77 Dulu, A seringmudah merasajengkel dalammenghadapi hal-haldi lingkungannya
Lha nek njenengan tanyacontohnya, gampang. Misalecontoh sederhana yangsering saya pakai: nyupirmobil, berkendara. Pertama;saya dulu punya kebiasaan
Mudah merasa jengkel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
dan itu lazim di lingkungansaya, kawan-kawan atausedulur, atau di lingkungansaya. Punya kebiasaan,misale lihat orang naikkendaraan ugal-ugalan,ngebut... tidak harus ugal-ugalan, pokoke ngebut atauberisik, bising. Itu timbuljengkel langsung.
78 Dulu, rasa jengkelyang dirasakan Adapat berubahmenjadi perilakuyang merugikan dirisendiri dan oranglain secara otomatis
Jengkel, setelah jengkel,timbul niat buruk, bahkanmungkin tindakan buruk.Jadi, jengkel, terus timbulniat buruk, terus mungkinsampai terjadi ucapan atautindakan buruk. Buruk disini jangan diartikan sebagaidosa. Buruk artinya tidaksehat, yang merugikan dirisendiri, maupun orang lain.Nah, contohne misale gini...Kita duduk-duduk di sinideh, terus di luar ada orangnaik sepeda motor ngebut,berisik. “wreeeeeng,wreeeeeng, wreeeeeng!”. Didalam sini, pikiran, langsungjengkel. Terus langsungtimbul niat buruk. “Nabrako, nabrak o”. Terusmisalnya saya kedengaran,“wreeeeeng,wreeeeweeeeng... ciiiiiit,dueeeees!”, “sukur!”, sayabilang. Itu otomatis, gitulho. Itu reaksi otomatisyang... kebiasaan sayabegitu.
Tidak adanya kendaliatas pikiran
79 A hidup dalamlingkungan yangterbiasa meresponshal-hal secarareaktif
Dan itu lazim. Teman-temansaya, sedulur saya jugabegitu, masyarakat saya,tempat saya dibesarkan, itupolanya ya begitu.
Hidup dalamlingkungan yangreaktif
80 Setelah belajarmeditasi, A belajar
Nah, setelah saya belajarmeditasi, perlahan-lahan
Lebih terkendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
untuk mengaturpola pikir dansikapnya
saya belajar untuk... karenapaham mana yang sehat,mana yang eee... kalauBahasa Inggrisnya bukansekedar healthy, tapiwholesome. Wholesomeversus unwholesome.Wholesome tu bajik, sehat.Nek panjenengan tahumakanan sehat, misale berasbrown rice itu whole grain.Atau kalau roti sing kasarkae, whole bread. Jadiwhole ki utuh... apik, sehatlah. Nah, saya mencobauntuk meng-adjust polapikir, sikap saya... dan inimemerlukan praktik. Misalesekarang dengar “wreeeeengwreeeeweeeeng!”, pertama-tama saya, “oh iyo, onojengkel”. Timbul rasaenggak enak. Saya tidakmenekan, tapi juga tidakmenolak, tapi juga tidakmenuruti, gitu lho. Tidaknuruti jadi “nabrak o...”,gitu, ora. Jengkel atauenggak enak, ini enggakenak... Soal tindakan itu‘kan keputusane nangtanganku. Respons sayaterhadap jengkel ‘kan ditangan saya. Sayasebenarnya berkuasaterhadap keputusan itu, gitulho. Choice-nya di saya,decision-nya di saya.
81 Karena memilikikendali ataspikiranya, intensi Aberubah menjadilebih positif
Jengkel, ya ngerti jengkel,atau enggak enak lah,enggak sampai jengkel. Tapiterus, sing keluar adalah“mugo-mugo selamet”. Adarasa harapan ojo ciloko lah,mugo-mugo selamet.
Adanya intensi positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
82 Dulu, A tidakpunya kendali ataspikiran negatifnya
Terus bahkan kalau di jalanmisalnya sudah gelap,malam, gitu. Misalnya daribelakang, dari sebelah adaorang ngebut... Mungkinlampunya enggak terang dia.Terus saya lihat di depan,jauh di sana ada orangnyebrang, atau becaknyebrang. Nek mbiyen,“jarne, mugo-mugo nabrako”.
Tidak adanya kendaliatas pikiran
83 Sikap A berubahmenjadi lebihpositif denganadanya intensipositif
Kalau sekarang, saya tahu,dari jauh ada orang nyalip,ngebut, lampunya diaenggak terang, cepat-cepatsaya dim lampu mobil saya.Saya dim, mugo-mugo yangsana juga lihat bahwa ini adaorang ngebut, yang ngebutpun juga jadi lihat, adaorang nyebrang. Itu wisotomatis. Saya akan begituotomatis.
Adanya intensi positif
84 Setelah praktikmeditasi, A merasalebih nyaman atasdirinya
Nah, itu setelah dipraktikkansekian bulan, itu cukupbulanan aja. Jadi lebih sehatya, lebih nyaman gitu lho.
Tubuh menjadi lebihnyaman
85 Setelah praktikmeditasi, A merasahampir tidak pernahmerasa jengkel
Enggak gampang jengkelsaya. Atau bahkan sekarangwis, disalip wong, ngonokui, saya di jalan nyarisenggak pernah jengkel. Adaorang motong, aku nyarisenggak pernah jengkel.
Tidak mudah jengkel
86 Setelah praktikmeditasi, A merasalebih seringmendapat perlakuanpositif dari oranglain
Terus, eee... Lucunya,paradoksnya, pengalamanbagus terjadi. Misale, siYoko kadang suka tanyasaya, “Koe nek nyupir koksering dikeki dalan karowong yo?” Aku yo enggaktahu, gitu loh. Maksudnya,kalau saya nyebrang, akuenggak pernah tergesa-gesangerebut jalan, gitu, enggak.
Adanya perlakukanpositif dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Santai wae lah. Kalau diberijalan ya syukur... Bukanmalas ya, tapi tidak berusahamenyerobot. Nah, seringkali kok malah dikeki dalan.Berulang kali. Sangat sering.
87 Dulu, A seringmerasa tergesa-gesa, saling berebutdengan orang lain
Dan di jaman dahulu,sebelum saya latihanmeditasi, rasanya aku kokenggak pernah ingat ya akudikeki dalan karo wong.Rasanya saya mau berebutsaja, mau serobot-serobotan.
Sering tergesa-gesa
88 Setelah praktikmeditasi, A merasalebih seringmendapat perlakuanpositif dari oranglain
Sekarang sering sekali sayajalan, dikasih jalan samaorang. Mau jalan, diberijalan lebih dulu.
Adanya perlakukanpositif dari orang lain
89 Dulu, A seringmerasa tergesa-gesa, saling berebutdengan orang lain
Nah, di rumah saya,Jambon, jalannya kecil.Orang suka bilang, sedulur-sedulur suka bilang“omahmu ra enak, dalanecilik. Nek mlebu, lewat, oraenak, dalane cilik”. Sayaenggak pernah ada masalahdi situ. Nyaris enggakpernah ada masalah. Karenasetiap kali saya masuk jalanitu, mungkin karena sayahapal rumah saya sendiri.Tahu mana celah-celah yangsaya bisa minggir. Kalau adalihat orang dari jauh, nekjaman dulu cepet-cepetan,rebutan dalan.
Sering tergesa-gesa
90 Setelah praktikmeditasi, A lebihsering memberikesempatan kepadaorang lain terlebihdahulu
Sekarang enggak. Kalausaya lihat, saya akan kasihjalan kalau dia lewat dulu.Saya akan cari celah untukmenepi. Minggir, agar lawansaya bisa lewat lebih dulu.
Lebih dapat menerima
91 A merasa, dengankondisi rileksternyata bisa
Nah, lucunya, apakah karenahawanya, atau gelagatnyaitu... lawan kita itu mungkin
Orang lain menjadilebih rileks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
membuat orang lainmenjadi lebih rileksjuga
bisa merasakan situasi emosikita, gerak supir kita singbiyayakan atau rileks, itumungkin lawan kita itu bisanyetrum, bisa terasa.Lucunya, dia juga jadirileks, gitu lho. Kalau kitaberi jalan, dia juga lebihrileks, lebih santai, enggakberebut jarak. Saya ketemusampai orang yang gelapmata jadi jarang, gitu lho.Sering kali dia juga jadirileks. Dia juga kasih jalanke kita, gitu lho. Itumenurutku contoh sederhanasing fenomenal.
92 Setelah praktikmeditasi, A dapatmelihat suatufenomena denganlebih jelas
Di traffic light, misalnya.Misalnya, tempatnyaramai... Ini hijau, kurangmungkin lima, empat, tiga,dua, satu... Sebenarnya sayamasih punya kesempatanuntuk lewat. Tapi saya lihat,di perempatan tersebutpadat. Kalaupun saya lewat,wong aku yo ra iso bablas,malah mandek nang tengah-tengah. Saya akanmengganggu arus yangbersilangan. Aku weruhijone isih tiga, dua, satu...‘kan aku lewat donge iso.Tapi ini, mobil ini merayappelan di traffic ini. Nek akumelu njujul neng kene, ikiengko nek misale gilirankene ijo, ini saya bakalnutup-nutupi, gitu lho.Walaupun secara hukum akuenggak salah. Wis lewat iki.Posisinya aku melewatitraffic dalam kondisi hijau.Tapi nek tak lewatkan, akubakal nutup-nutupi trafficyang di sini.
Pikiran menjadi lebihaware
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
93 A menjadi lebihsantai, tidaktergesa-gesa
Saya pilih berhenti. Dengandemikian, dia lancar. Wongaku yo ngopo to, cepet-cepetnyemplung, blung, tetepharus nunggu. Jadi, sayapilih berhenti. Saya pilihberhenti walaupun kurangsatu, dua, tiga detik. Itu kok,eee....
Lebih tenang
94 A merasa, dengankondisi rileksternyata bisamembuat orang lainmenjadi lebih rileksjuga
ya poinnya saya mau bilanglawan kita tu keroso. Diajadi lebih tenang, enggakbiyayakan, enggak panik.Kalau itu cukup latihanbulanan, enggak usahtahunan.
Orang lain menjadilebih rileks
95 Dengan meditasi, Amenjadi lebihtoleran
Oke. Jadi tadi kalau sayabisa simpulkan, efek darimeditasi yang bapaklakukan, yang pertama difaktor pikiran, jadi lebihawas, terus lebih mindful,terhadap pikiran-pikiranyang muncul. Teruskemudian, dari aspekemosi, jadi lebih sabar,terus lebih sering dalamtanda kutip “ngalah”... Ya,lebih toleran. Tidak harusngalah. Luwih jembar lah,luwih toleran. Luwihperspektif mungkin, luwihtoleran,
Lebih dapat menerima
96 Meditasi membuatA menjadi lebihsadar, lebih awareterhadap dirinya
ngerti kapan harusbertindak, enggak gelapmata, gitu. Jarang sampailost, gelap gitu, jarang.
Lebih aware
97 Dalam mempelajarimeditasi, Asekaligusmempelajari etika,metode, dan nilai-nilai kebijaksanaandari meditasi
...dan yang ingin sayatanyakan itu, bagaimanameditasi bisamempengaruhi sampaiseperti itu? Dari aspekpikiran dan perasaan.Jadi, gini... yang disebutmeditasi itu terdiri dari tigatraining atau tiga studi: sila,
Mempelajari etika,metode, dan nilai-nilaikebijaksanaan darimeditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
samadhi, prajna. Sila iniethic. Samadhi itu adalahtraining-nya meditasi itusendiri. Semacam nganune...kita mengerjakan suatupraktik... ada suatu metodeyang harus kita kerjakan.Prajna ini adalah wisdom.
98 Dalam belajarmeditasi, A jugabelajar etika; carahidup yang baik
Nah, misalnya ethic. Tadisaya sudah cerita soal ethicatau etika. Etikanya jelas.Urip sing bajik, danseterusnya. Itumenguntungkan bagi kita.Sori, etika tu jelas, bajik.
Mempelajari etika
99 Pengertian tentangetika adalahkebijaksanaan
Tapi pengertian bahwa etikatu mengungtungkan bagikita dan seterusnya, ituadalah satu wisdom.
Pengertian tentangetika adalahkebijaksanaan
100 Praktik meditasiyang dilakukan Adidasari oleh gayahidup yang baik
Jadi, meditasi ki mestinyadilandasi etika uripe, uripsing bajik, terus lakukanolah pikiran, terus di-guide,dipandu oleh wisdom,pengertian, kecerdasan,intelijen, dan seterusnya.
Hidup menjadi lebihteratur
101 Latihan meditasimengubah intensi Amenjadi lebihpositif
Nah, kalau yang bajik, tadisaya sudah cerita. Aku pilihketimbang ngojeke “nabrako”, aku pilih “mugo-mugoselamet”. Itu yang bajik. Itujuga menyangkut training.Training merubah dari“nabrak o”, di-switch jadi“mugo-mugo selamet”. Itutraining pikiran. Itumenyangkut transformasi,menyangkut training. Tapinek sing jawaban singsimple, sori, aku mbalik...dari “mugo-mugo nabrak o”,jadi “mugo-mugo selamet”...ini landasannya adalahkebajikan, tindakan inibajik. Terus yang kitalakukan ini adalah teknik
Adanya intensi positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
meditasi sebenernya. Ini kantermasuk teknik meditasi,artinya ada change, switch,dari “nabrak o”, “mugo-mugo selamet”.
102 Meditasi membuatfisik A terasa lebihnyaman
Nah, terus, hasilnya jugaAnda bisa lihat, “weh,ternyata kok yo luwih penakyo ning awak”, itu wisdom.
Tubuh menjadi lebihnyaman
103 Meditasi membuatpikiran A menjadilebih jernih
Anda bisa melihat “kok akudadi luwih jembar yo?Luwih jernih yo?”
Pikiran menjadi lebihaware
104 Dengan belajarmeditasi, A belajaruntuk memfouskanperhatiannya padamomen di sini-sekarang (here andnow)
Tapi ini contoh kedua yangmenurut aku luwih simple.Bagaimana meditasi kokbisa ngefek, misale luwihsabar, atau lebih awas,gampangane ngene...Teknik meditasi ki misaleobyeke memperhatikan rasatubuh yang sedang duduk disini-sekarang. Sadar bahwatubuh ini sedang duduk disini-sekarang. Menyadari,memperhatikan, merasakantubuh kita ini yang sedangduduk di ruangan ini, di sini,sekarang. Katakanlah kitameditasi formal. Akulingguh neng kene mungkin20 menit. Mungkin pikirangrambyang, mengembara.“Aduh, urusan proyek urungberes... Tagihane urungberes. Eh, sik... Aku saikimeh meditasi”. Kita sudahsepakat, commit ke dirisendiri, 20 menit atau 30menit, aku wis tekade sekosetengah tiga sampai jamtiga ini mau meditasi.“Relakanlah, sing urusankantor kuwi sementararelakan. 30 menit wae, atau15 menit... urusan kantor,rileks... kembali di sini-
Fokus pada momenhere and now
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
sekarang... tubuh sedangduduk”, atau “wah,kemarin... kembali ke tubuhsedang duduk, rasanyagimana...” Nah, pada saatkita ngalami satu aksitersebut, misale “eh, nangkene urung beres. Iki nangkene ono opo? Ra ono opo-opo, ‘kan awak lagilingguh”.
105 Dengan latihanmeditasi, Amenyadari bahwapikiran adalah halyang tidak bisadiandalkan
Pada saat itu juga Andamenyaksikan danmengalami sendiri bahwapikiran ini ilusi, gitu lho.Tidak bisa diandalkan,nggugu karepe dewe. Wongtekade, komitmene mehmeditasi 30 menit di sinikok. Iki kok mlayu karepedewe, ngono lho. Jadi Andaakan menyaksikan betapaunreliable-nya si pikirankita sendiri
Wasapda terhadappikiran
106 Meditasi membuatadanya kendali ataspikiran
sehingga semakin dilatih,Anda semakin tidakgampang percaya. Ketikadia mau begini, “yo sikik, ikisaiki karepku ngopo nengkene”. Itu penjelasan,kenapa kok bisa ngefek.
Lebih terkendali
107 Sikap yang positifmembuat badanmenjadi lebih rileks
Bapak tadi juga bilang,meditasi membuat badanjadi lebih sehat ya? Bisadijelaskan bagaimanamaksudnya? Satu; yo nekcontoh tadi saya bilang“mugo-mugo selamet”, itukan neng awak yo luwihpenak to? Lebih rileks. NekAnda “modyar o!”, dariekspresi saja Anda sudahbisa lihat ini orang jadi lebihtegang, jengkel... Ketika“mugo-mugo selamet” kanekspresi wajahnya saja Anda
Tubuh menjadi lebihrileks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
sudah bisa lihat bahwa luwihkepenak neng awak. Itu satu.
108 Dengan gaya hidupyang lebih sehat,fisik menjadi lebihsehat
Ya, plus yang lain-lain,maksudnya, pola kita,jadwal hidup kita, respons-respons kita terhadap oranglain, lingkungan, danseterusnya lebih baik lah,lebih sehat.
Tubuh menjadi lebihsehat
109 Sesudah belajarmeditasi, A merasamemiliki lebihbanyak perspektifdan lebih realistis
Oke... dan tadi bapakbilang, sebelum praktikmeditasi, hal-hal sepertitujuan hidup, dan pondasihidup itu sebelum praktikmeditasi ya? Kemudiansesudah praktik meditasi,apakah ada perubahanterhadap fondasi itu, ataumungkin adaperkembangan?Adjustment saja, tapi enggakada perubahan. Adjustmentitu, ibarate eee... saya maupergi ke kantor PerusahaanA, katanya di Jakarta.Setelah sampai di Jakartasaya baru tahu rupanya diabukan di Jakarta, tapi diTangerang. Setelah sayasampai di Tangerang sayabaru tahu rupanya itu bukankantor A, tapi lebih tepatnyaanak perusahaane. Kira-kirabegitu. Jadi, apa yang kitatuju mungkin tidak berubah,tapi gambare mungkin agakberubah, perspektifnya lebihkaya, lebih realistik.Mungkin kalau dulu kitaagak romantik, rodo naif.Dalam perjalanan kita jadilebih realistik.
Lebih realistis
110 Sesudah belajarmeditasi, A merasalebih sehat
Bagaimana dengan tujuanhidup? Ya, sama... kalauseorang meditator yadisebutnya ya tujuannya
Adanya tujuan hidupuntuk mengalamitransformasi batin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
mencapai pencerahan... ataupencerahan yang mendalam.Mungkin yang lebih cocoksaya mau bilangtransformasi batin... menjadilebih sehat, lebih bijak, lebihcerdas, lebih realistik.
111 Bagi A,kebahagiaan adalahkemampuan batinuntuk melihatsegala sesuatusebagaimanasebenarnya, tidakkurang, tidak lebih
(tambahan) Kebahagiaan ituadalah kemampuan batinkita untuk melihat segalasesuatu sebagaimanasebenarnya. Kebahagiaan itumisalnya sekarang...keberadaannya ya begini. Initidak kurang, tidak lebih,gitu. Tidak ada yang kurang,tidak ada yang kelebihan.Kalau kita bilang ada yanglebih, ada yang kurang...Pikiran kita itu sudah tidaksebagaimana adanya.Pikiran kita sudah lari. “Oh,alangkah baiknya kalau adaA.C. Alangkah baiknyakalau ada lotek”. Itu kanpikiran kita sudah ke mana-mana
Kebahagiaan dicapaidengan menerimarealitas sebagaimanaadanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
TEMA-TEMA RESPONDEN II (A)
A. Adanya kehampaan dalam diri1. Tidak adanya kendali pikiran2. Tergesa-gesa3. Jengkel4. Tidak bahagia5. Kebutuhan untuk mencari fondasi hidup
B. Pemaknaan kebahagiaan sebelum praktikmindfulness1. Konflik dalam pemaknaan: kebahagiaan dicapai
ketika individu tidak memedulikan orang lain
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi1. Fokus pada momen here and now
D. Respons terhadap pikiran1. Waspada terhadap pikiran
E. Perubahan pikiran menjadi lebih positif1. Lebih aware2. Lebih terkendali
F. Perubahan sikap menjadi lebih positif1. Adanya intensi positif2. Lebih dapat menerima3. Lebih tenang4. Gaya hidup menjadi lebih teratur
G. Perubahan sikap orang lain menjadi lebih positif1. Adanya perlakuan positif dari orang lain2. Orang lain menjadi lebih rileks
H. Kondisi fisik yang membaik3. Tubuh menjadi lebih rileks1. Tubuh menjadi lebih sehat2. Tubuh menjadi lebih nyaman
I. Penghayatan tujuan hidup1. Adanya tujuan hidup untuk menjadi orang baik2. Adanya tujuan hidup untuk mengalami
transformasi batin2. Adanya tujuan hidup untuk menemukan
kebahagiaan
(Nomor)55, 78, 8287, 897745, 51, 5310, 12, 33, 36
9
104
46, 54, 105
72, 74, 92, 96, 10380, 76, 106
81, 83, 10190, 9563, 9367, 100
86, 8891, 94
10710884, 102
15, 20, 30, 34110
21, 28, 35, 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
J. Pemaknaan kebahagiaan sesudah praktikmindfulness1. Orang baik adalah orang yang bahagia2. Kebahagiaan ada di pikiran3. Kebahagiaan dicapai dengan melatih pikiran4. Kebahagiaan tidak bisa dipenuhi oleh hal-hal
eksternal5. Kebahagiaan adalah akhir dari segala kebutuhan6. Kebahagiaan dicapai dengan menerima realitas
sebagaimana adanya
165040, 5223
22, 24, 29111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
VERBATIM RESPONDEN III (N)
No Catatan Verbatim Tema Spesifik1 N menyadari
bahwa pikirannyatidak dapatdikendalikan
Bisa menceritakanbagaimana dulu, awalmengenal meditasi? Kalaumengenai awal tentang akupraktik meditasi... Segalasesuatunya itu pastinyadibentur oleh permasalahankita hidup. Saya menyadaribetapa pikiran ini acak, betul-betul acak, gitu lho. Nah,karena sifatnya yang cepat,acak, dan tidak terkendali.Karena cepat, acak, dan tidakterkendali inilah yangmembuat segala sesuatunya,hidup itu tuh... ya, kalau kitahidup dalam kapasitas yangbaik-baik saja, saya pikir itutidak begitu terasa, gitu lho.Tapi ketika kita hidup didalam sesuatu yang sifatnyapenuh dengan ketidak-enakan,lha itu menjadi terasa.Dorongan itu yang membuatsaya ingin menuntaskan padaaspek itu. Itu satu.
Tidak adanya kendalipikiran
2 Moralitas Ndipengaruhi olehorangtua
Yang kedua, inspirasine yo,nek inspirasinya begini... inibarangkali ceritanya agaksedikit... ya pokoknya adacerita beginilah... Contohumpamane kata “marah”.Otomatis pandangan kitahidup nganu to, pastimungkin dipengaruhi olehmoralitas dari orangtua,“marah itu tidak baik”. Nah,beruntungnya saya, bahwasaya, support pemahamanmoralitas dari orangtua itumembentuk suatu... apa ya?
Moralitas yangdipengaruhi olehorangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Suatu pandangan yang lebihmembentuk “oh, itu hal yangbaik”. Kan ada to, supportyang mengesampingkan hal-hal yang bajik. Kebetulansupport keluarga pada waktukecil tu banyak, “kita begini,kita tidak begini, kita tidakboleh begitu, yang begini tutercela”.
3 N merasa kecewajika tidak dapatbertindak sesuaidengan yangdiajarkanorangtuanya
Nah, itu landasan yangmembuat ketika saya tidakbisa melakoni apa yang, apayang, moralitas yang pertamakali kita bentuk dari orangtuakita, kalo kita enggaknglakoni ada rasa tersiksa. Yato? Tentang baik dan buruk tuada rasa “aku kok betul-betul...”.
Kecewa ketika tidakdapat bertindak sesuaidengan ajaranorangtua
4 Keluarga Nmengajarkanbatasan-batasanmoralitas yangjelas
Sementara ada sekian orangyang mungkin enggak pernahmendapat masukan itu merekaya salah, karena, batasanbenar dan salahnya itu tidakjelas, mereka ya biasa-biasasaja. Tapi nak kamu tanyakepada saya, batasan benardan salah itu, di dalamkeluarga kami sangat-sangatjelas. “Kamu enggak bolehbegini, enggak boleh begitu”.Itu yang bikin bentuk mindsetsaya ketika sesuatu terjadi.Sesuatu terjadi bahwa iniyang seharusnya dilakukan,ini yang seharusnya tidakdilakukan itu menjadi kuat,gitu lho. Itu satu
Batasan moralitasyang jelas dalamkeluarga
5 N tidak dapatmengendalikanpikiran ketikaberada dalamkondisi marah
Nak contoh konkritnya yatentang ketidakstabilan ketikasaya betul-betul dalamkondisi yang marah, itumenjadi tidak terkontrol, gitulho. Kalau benci ya, bencisekali... sehingga pikiran ini
Tidak adanya kendalipikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
kalau sudah benci sesuatu,mereka-reka, merencanakanrencana, terus wes nanti takbegini-beginikan gitu...
6 N ingin mengatasipermasalahannyadalammengendalikanpikiran
itu betul-betul bagi saya, koksaya mengenali itu sebagaisuatu problematik yang harussaya selesaikan. Itu kalaucontoh konkritnya.
Keinginan untukmengatasipermasalahan dalammengendalikanpikiran
7 N tidak dapatmengendalikanpikiran ketikaberada dalamkondisi marah
Contoh konkritnya kalau kitamarah, kita larut dalamkemarahan itu betul-betultercampur menjadi satu,seolah-olah kita enggak tahu.
Tidak adanya kendalipikiran
8 N menilai bahwapikiran yang tidakterkendali adalahsuatu masalah
Saya mengenali bahwa ituadalah ketidakberesan.
Pikiran yang tidakterkendali adalahsuatu masalah
9 Nilai-nilaimoralitas yangdipelajari N sejakkecil berpengaruhpada dirinya
Sementara orang lain, yamungkin itu biasa-biasa saja.Toh itu ya lumrah, toh diajuga ya salah, memandangsaya. Itu saya menganggapbentukan-bentukan tinjauanmoral dari saya masih kecilitu eee... tentang opo, kalaucerita klasiknya Kwan Im, itumempengaruhi saya, gitu.Saya enggak ngomong bahwaceritanya itu benar atau salah,tapi itu sifat-sifat, hal-halbajik itu sudah saya lihat diTV atau di video jaman dulu...ya itu mempengaruhi saya.
Pengaruh moralitaspada diri sejak kecil
10 N terkesan padasalah satu ceritadalam Buddhisme
Terus, yang paling memukuldi dalam diri saya, yangpaling dahsyat di dalam dirisaya, ketika saya menemukansatu buku. Pokoknya di dalambuku itu ada cerita begini...Ada seorang pemuda yangkecanduan akan onani. Sakingkecanduan dengan onani, diatidak bisa menghentikankebiasaan itu. Lah, pada saatitu dia gemes. Dia merasa
Terkesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
jengkel kepada dirinya.Barangkali pemuda ini jugamungkin batasan baik-buruknya dulu ditanamkanoleh keluarga tidak bolehbegini, tidak boleh begitu,sehingga kuat. Sehingga diamerasa feeling guilty-nya,merasa jijik terhadap dirinya,feeling guilty terhadap dirinyaitu begitu kuat sehingga diaingin potong kemaluannyapada saat itu juga. Saking diamenyalahkan bahwa inisalahnya kemaluan, bahwa“kemaluan saya ini yangsalah”. Dia ingin potong. Padasaat itu, Buddha muncul dihadapannya. Cerita ini, sayatidak tahu kok, eee... sayakalau konkritnya, apakah inicerita yang di... rujukan darisutha-nya, sutha-nya manajuga tidak tahu. Tapipokoknya inti ceritanyaadalah pada saat itu Buddhamengatakan, “kalau kamuingin memotongnya, kamujangan potong di situ, tapipotonglah di pikiranmu”.Nah, kejadian, tulisan di situsangat menghentak di dalampikiran saya. Jadi nek awalnyasaya belajar meditasi, kira-kira ceritanya begitulah.Walaupun ini cerita singkat,cerita panjangnya bisaberwaktu-waktu, gitu. Tapikalau cerita singkatnya,“kamu jangan potong di situ.Kamu lebih baik potong dipikiranmu”. Nah, walaupunsaya tidak sepaham sekarang,tapi pada saat itu tulisan itu,bunyi cerita itu, bahkan sayamasih ingat sampai sekarang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
gitu lho. Ingatnya tu, betapamengesankan... pikiran.
11 N tidak dapatmemahami ceritayang membuatnyaterkesan
Padahal waktu itu kalaumisalkan kita tanya, sayaenggak tahu apa yang disebutpikiran. Saya hanya tahunyapikiran itu adalah satu tambahsatu sama dengan dua.Padahal, konsep 1+1=2 iniadalah pemikiran.
Rasa terkesan tanpadisertai pemahaman
12 N merasa cocokpada nilai-nilaidalam cerita yangdibacanya
Tapi, pada saat itu sayamerasa bahwa cocok saja.Cocok.
Merasa cocok
13 Semua hal munculdi pikiran
Ini adalah segala sesuatubahwa segala sesuatu munculdi pikiran.
Semua hal muncul dipikiran
14 N merasa memilikipemahaman yangkeliru pada awalketertarikannya
Ceritanya kira-kira begitu.Padahal nak kita bagi lagi, apayang saya pahami tentangpikiran pada kala itu ya keliru.Karena saya hanyamemahami gerak dari pikiran,yaitu pemikiran.
Pemahaman yangkeliru
15 N memahamitentang gerakpikiran
Oke... Ya to? Padahal yangnamanya, sekarang saya tahu,bahwa yang dimaksud pikiranitu yang begini. Kala itu sayamemahami, bahwa yang sayapahami itu adalah...sebetulnya yang saya pahamiadalah geraknya. Geraknya!Oh, begini, begini... Inimasalah kecocokan di dalamsebuah kehidupan.
Pemahaman tentanggerak pikiran
16 N menilai bahwaorang lain yangtidak bermeditasitidak dapatmemahami hakikatpikiran
Mungkin teman-teman yangdi luar sono yang enggak,tidak duduk meditasi,mungkin mengalaminyasebetulnya sama. Orangmengalami dari gerak padapikirannya. Tapi, karenamereka tidak meneliti lebihlanjut, sehingga mereka tidaksempat mengenali apa yangdisebut pikiran. Saya sih
Penilaian terhadapnonmeditator: tidakdapat memahamihakikat pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
menganggap bahwa orang diluar sono kalau disuruhmengalami pikiran... pikiranitu, mereka tidak... merekatidak mengalami pikiran.Yang mereka lihat dan yangmereka rasakan sesungguhnyahanyalah geraknya.
17 N mengalamikesulitan melihathakikat pikirankarena sifat pikiranyang tidakterkendali
Makanya kembali tadi darikonsep awal: acak, tidakstabil, terus bergerak terus.Iya to? Kamu paham yo?Karena dia bergerak acakterus, kita enggak pernahmelihat siapa yang bergerak.Yang kita lihat hanyageraknya. Jadi gerak itusendiri yang kita lihat terus.
Kesulitan melihathakikat pikiran karenapikiran yang tidakterkendali
18 N menilai bahwaorang lain yangtidak bermeditasitidak dapatmemahami hakikatpikiran
Saya pikir, orang luar sonohanya melihat geraknya saja.
Penilaian terhadapnonmeditator: tidakdapat memahamihakikat pikiran
19 Hakikat pikirandapat lebihdipahami denganpikiran yang sudahlebih terkendali
Baru setelah kita settle down,settle down...baru setelahgeraknya ini dikurangi,dikurangi, dikurangi... Kitabaru mengerti bahwa “oh,yang dimaksud oleh Buddhaitu adalah yang ini. Yangdisebut pikiran itu yang ini”.Walaupun tetap kitamengalaminya sekilas,sekilas, sekilas. Karena,geraknya itu, penstabilan darigerak itu butuh waktu yangcukup lama.
Hakikat pikiran dapatlebih dipahami denganpikiran yang sudahlebih terkendali
20 N memaknaipikiran sebagaikesadaran(awareness)
Tadi Anda bilang kitabiasanya melihat gerak daripikiran itu sendiri kan?Lalu sebenarnya, pikiranitu apa? Kalau konseppikiran dari gerak itu, konseppikiran itu sesungguhnya diasikapnya hanya tahu saja.
Pikiran adalahkesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Tapi “tahu” di sini juga bukanseperti tahu operasimatematika 1+1=2... Itupemikiran tetepan! Kitamasuk dalam suatu... Kalaukita ngomong tentangmeditasi, kita ngomongtentang Buddhisme. Kitabicaranya pasti selalu mundur,mundur, dan mundur. Padasesuatu yang sifatnya itukalau bisa tu dia mengarahpada hulu, gitu lho. Jadi kitamundur, mundur, mundur.Yang dikatakan pikiran ituhanyalah kesadaran.Kesadaran yang sifatnyacuman mengetahui dan jernih,begitu saja.
21 Orang yang tidakbermeditasi tidakakan kehilangankualitas kesadaran
Ini saya katakan, ini sulitsekali dilihat karena... kalauterus pertanyaannya sekarangsaya sering ngomong, “teruskalau orang tidak train, tidakberlatih, apakah kualitas inihilang?” Tidak, tidak hilang.Kualitas ini tidak hilang. Diahanya terkubur di dalamgeraknya saja
Kualitas kesadarantidak akan hilang
22 N berpikir bahwasubyektivitasmempengaruhikesadaran untukmelihat secaraobyektif
Lah, tahu dan kejernihannyaini hanya berubah padasesuatu yang dia suka, padasesuatu yang dia tidak suka,gitu lho. Sehingga tahunya diaini sifatnya menjadi...katakanlah, sangat subyektif.Tingkat subyektif ini yangdisebut sebagai self. Diamenjadi tidak obyektif lagi,gitu lho. Pandangan self inilho yang membuat dia suka,tidak suka... acak. Sehinggadia terus bergerak terus. Tapiyang bergerak ini kita enggakpernah lihat... sesungguhnyakita enggak pernah lihat.
Subyektivitasmempengaruhikesadaran untukmelihat secaraobyektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Tanpa kita berlatih, tanpa kitastabilkan, tanpa kitamengurangi dari gerak itutadi... yang kamu lihat apa?Ya geraknya terus...
23 N mengurangigerak pikiran lewatmeditasi
Yang dilakukan saatmeditasi, itu sebenarnyabagaimana sih terhadappikiran itu? Lha, kamu harusmengurangi geraknya to? Lha,cara mengurangi geraknyaitu....
Meditasi untukmengurangi gerakpikiran
24 N beranggapanbahwa pikiranselalu bergerakkarena adanyasubyektivitas: sukadan tidak suka
Gerak ini kan dikarenakan adaself, suka, tidak suka. Jadi,pandangan self ini ngracuni.Dia merasa dia ada diri didalam pikiran ini... Karena diadiracuni oleh self,pandangannya menjadisubyektif
Pikiran selalubergerak karenaadanya subyektivitas:suka dan tidak suka
25 N memakai napasuntuk membantumengendalikangerak pikiran
Terus bagaimana caranganunya? Geraknya disusut.Pertama, geraknya disusut.Caranya nyusut bagaimana?Diberikan obyek. Teruspertanyaannya, obyeknyayang seperti apa? Wong tohini bergerak juga mencariobyek... Kalau tadi bergerakkarena yang subyektif tadi,subyektifnya tu tadi pasti padasuka dan tidak suka. Diamerancang pada gerak suka,tidak suka, gitu aja. Lha,otomatis, disusut geraknya,obyeknya karena dia terlalusubyektif... maka dikasihobyek yang kontra denganyang suka, tidak suka. Yangtidak mengandung suka dantidak suka, contohnya napas.
Fokus pada napas
26 Subyektivitasdinilai N sebagaihal yang tidak riil
Kamu bisa bilang warnamerah ini kamu suka, sayatidak suka... subyektif sekali,gitu lho. Ketika dia melayangke suka, tidak suka, dia
Subyektivitas bersifattidak riil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
sesungguhnya masuk dalamjagatnya sendiri. Masuk kedalam sesuatu yang sifatnya,katakanlah tidak riil. Jadi dialarut ke dalam ke-tidak-riil-an itu? Karena diamemandang berdasarkansubyektivitas dia sendiri.Karena ada pandangan self.Dia merasa bahwa ini ada self.
27 N berpikir bahwanapas bersifatobyektif, netral
Lah, napas itu menjadisesuatu yang menantang, gitulho. Karena napas itu, kamuenggak bisa bilang kamusuka, kamu enggak bisabilang dia tidak suka.
Napas bersifatobyektif
28 Untuk mengurangigerak pikiran, Nberkonsentrasipada lawan darigerak pikirannya
Jadi, tadi kalau Anda tanya,bagaimana kita mengurangiitu, ya gampang aja.Diberikan “lawannya”.
Konsentrasi padalawan dari gerakpikiran
29 Dengan rasa sukadan tidak suka, Nkehilangankesadaran akanmomen kekinian
Kalau tadi yang sukanyangelamun, larut pada obyeksuka dan tidak suka. Suka dantidak suka tu kebanyakan dimana? Di masa lalu, maupundi masa yang akan datang.Kekiniannya hilang, karenakekiniannya sudah larut padawaktu masa lalu maupunmasa yang akan datang... sukadan tidak suka. Bener to?Sekarang dijadikan, dikasihaja obatnya.
Subyektivitas (sukadan tidak suka)menghilangkankesadaran padamomen here and now
30 Untuk mengurangigerak pikiran, Nmenggunakannapas
Jadi, saya pikir Buddhisme inicerdas, gitu lho. Cerdasnyadia, ini kamu, kamu bergerakke kanan, ya saya kasihsesuatu ya ke kiri, gitu lho.Kiri tu berarti apa? Napas.
Fokus pada napas
31 Saat bermeditasi, Nfokus pada momenhere and now
Napas di sini, sekarang...Berarti kamu menggunakanenerginya di sini, sekarang.Kamu menyatu pada sesuatuyang di sini, sekarang.Masalah suka dan dukanya
Fokus pada momenhere and now
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
bagaimana? Kamu enggakbisa bilang suka kepadanapas, kamu juga enggak bisabilang kamu tidak sukakepada napas. Ya to? Jadi, itusifate, menjadi presentmoment, di sini, sekarang.
32 Ketikaberkonsentrasipada hal subyektif,individuberkonsentrasipada hal yang tidakriil
Jadi, kalau bisakusimpulkan... Pada saatmeditasi itu, pertama, fokuspada obyek napas... Kiro-kiro nyambung to? Terus, satulagi... Ketika kamu masukpada pandangan yangsubyektif, itu tadi, sebetulnyakamu masuk ke dalam suatuhal. Umpamane kamu suka.Itu pikiranmu tu ya, suka ituberarti kamu konsentrasi lho,di suka itu. Cuman,konsentrasinya tu subyektifbanget, gitu lho. Tidak riil,gitu lho.
Konsentrasi pada halsubyektif bersifattidak riil
33 Menurut N,konsentrasi dapatdiarahkan pada halyang obyektif dansubyektif
Lha, terus kita menggunakanobyek yang “tawar” itu tadi.Katakanlah napas itu tawar,kita mengubahnya padakonsentrasi. Sama-samakonsentrasi. Jadi, saat kitangelamun pada suka itu, kitakonsentrasi juga. Ketika kitapada obyek yang di sini,sekarang berarti dia jugakonsentrasi. Yang tadi,subyektif tadi, kitamenggunakan konsentrasi,masuk dalam subyektivitas...masuk dalam sesuatu yangbelum terjadi... biasanya kanbegitu. Sesuatu yang kitareka-reka sendiri. Itu sama,konsentrasi.
Konsentrasi dapatdiarahkan pada halyang obyektif dansubyektif
34 N berkonsentrasipada momen hereand now
Terus kita dibalik saja. Kalaudi dalam Buddhisme, padanapas, kita menggunakankonsentrasi tu pada sesuatu
Fokus pada momenhere and now
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
yang di sini, sekarang.35 N beranggapan
bahwa lamunanmasih merupakanmomen here andnow
Sebetulnya kita ngelamun itudi sini, sekarang. Cuman, disini, sekarangnya itu masukdalam area yang... Biasanyamasa lampau, atau...waktunya saja yang keliru.Jadi, present moment-nya,kamu sebenarnya di sini,sekarang. Tapi, kamuceritanya itu pasti elingsesuatu sing di masa lampau,tapi tetep di sini, sekarang.
Lamunan merupakanmomen here and now
36 Saat meditasi, Nberfokus padamomen here andnow
Nah, tingkat dari elingnyatadi, kalau di dalam meditasi,diubah dalam yang betul-betulkamu experience di sini.Tubuhmu tu di sini. Napasmutu di sini. Jadi, kita masukterus di situ. Maunya diakamu menyatu dengan terusyang di sini.
Fokus pada momenhere and now
37 Konsentrasi padahal-hal subyektif(memori, suka-tidasuka) dinilai Nsebagai ilusi
Jadi, kamu menggunakanenerginya bukan... maka kalaudikatakan yang di sono atau disini sifatnya dikatakan ilusi.Itu tidak betul-betul terjadi.Katakanlah umpamane kamu,tentang memori, tentang sukadan tidak suka. Itu kan...memori berarti kan sudahterjadi. Kamu ulangi lagi jugaenggak bisa, gitu lho.Katakanlah begitu.
Konsentrasi pada halsubyektif bersifattidak riil
38 Saat tenggelamdalam lamunan,pikiranberkonsentrasisecara acak
Jadi caranya ya padakonsentrasi. Jadi, orangngelamun itu jelas punyakonsentrasi, namanya yakepikiran itu tadi.Konsentrasinya sama. Cuman,kalau kita ngelamunbiasanya... karena dia tadiacak, jadi jedanya ganti terus.Sedelok ngelamun ini, sedelokngelamun itu. Kalau di dalamBuddhism, ini keliru semua.
Lamunan adalahbentuk konsentrasiyang acak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
39 Saat meditasi,diperlukankonsentrasi yangterus-menerus
Karepe kalau kamu maukonsentrasi ya konstan, terus,sambung-menyambung, danselalu kaitannya dengan darimomen ke momen, dariberjalannya waktu ke waktu...Maunya dia satu garis lurusterus. Teruuuus... begitu.
Konsentrasi secaraterus-menerus
40 Penderitaanmuncul karenakonsentrasi padahal yang tidak riil
Jadi, tidak konsentrasinyatidak seperti yang tadi. Ideawalnya yang acak, tidakstabil, berantakan, mencolot-mencolot. Karepe begitu. Ya,terus nek meh ngomongtingkat kesulitannya... kenapakok yang di sini lebih mudah?Yang di sini tu sebenarnyawis kebiasaan kita. Itulahyang disebut sebagai akar daripenderitaan. Jadi nek kitangomong awal tadi adalahakar dari penderitaan:ketidakstabilan, subyektif,tidak riil, sudah terjadi, ataubelum terjadi. Kita kan ditipuoleh itu. Katakanlah kita umatawam enggak ngerti, kamumau po tertipu? Kan enggakmau. Oke, kita ngomongpenderitaan pada level yangpaling gampang itu kamuditipu. Kamu diakalin sesuatuyang belum terjadi... koeditipu lah. Jadi ide awalnyasuffering adalah di sini.
Sebab penderitaan:konsentrasi pada halyang tidak riil
41 N bahagia jikadapatberkonsentrasipada hal obyektifsecara terus-menerus
Kalau happiness-nya yagampangannya yang stabil,kontinyu, terus-menerus, danobyektif. Kira-kira kan begitu.
Kebahagiaan dicapaidengan konsentrasiyang obyektif danterus-menerus
42 Tujuan Nbermeditasi adalahuntuk mengurangigerak pikiran
Terus, eee... BagaimanaAnda menilai kondisi emosisebelum dan sesudahmeditasi? Yang jelas, karenaproses dari Buddhism itu
Tujuan meditasi:mengurangi gerakpikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
adalah kayak prosespembalikan saja. Jadi, yangtadinya tidak stabil, acak,bergerak terus... jadi yang initu berusaha disusut.
43 N dapat berpikirsecara lebihobyektif
Kalau ditanya tentangpertanyaan itu tadi, sebelumdan sesudah, saya katakanbahwa banyak yang tanggal didalam diri saya. Misalnya?Eee... kalau ditanyamisalnya... contoh yangpaling gampang beginilah,kita karena dia merasa adapandangan subyektif ini, adaself yang terlalu kuat, terlaluacak, otomatis dia merasakoyo... katakanlah begini, diaada self, kamu ada self...otomatis, self ketemu self jadibentrok. Padahal, kalau selflihat self, kamu lihat aku, yamerasa aku aneh, ini juga rasaaneh. Jadi, pandangan-pandangan kayak gitu tanggaldi dalam diri saya.
Pikiran menjadi lebihobyektif
44 N menjadi lebihmandiri
Self, pandangan di sini karenaberkurang, dia menjadi lebihmandiri. Lebih mandiri,dalam arti dia tidak begitubanyak membutuhkanperhatian banyak orang, tidakkegeden rumangsa.
Lebih mandiri
45 Individu yang tidakmandiri,membutuhkanbanyak hal,merupakancerminan daripikirannya yangtidak terkendali
Orang butuh perhatian dariorang tu gede rumangsa lho.Ya to? Jadi terlalu banyakmembutuhkan perhatianorang. Terus, kalau dikatakan,eee.... karena self ini tidakmandiri, dia membutuhkanbanyak hal, banyak hal... apapun. Karena dia tidak keruan,maka dia butuh banyak hal.
Pikiran yang tidakterkendali membuatindividu menjadi tidakmandiri
46 N menjadi lebihmandiri
Tentang kebutuhan itu tadi,saya pikir banyak nganunya...saya lebih mandiri
Lebih mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
47 N tidakmembutuhkanbanyak hal sepertidulu lagi
Lebih mandiri... ini yangdimaksud self ini ya? Karenatidak membutuhkan banyakhal. Entah makanan yangenak, pakaian yang bagus.Entah hiburan, entah apa...Saya banyak sesuatu hal yangtanggal. Katakanlah itutentang sebelum dan sesudah.
Lebih sederhana
48 Menurut N,kebutuhan yangtidak terbatasmerupakan sumberpenderitaan
Kemandirian ini penting.Karena, kalau kita enggakmandiri, kita akanmembutuhkan banyak hal.Jadi, karena dia sendiribergeraknya cepat, acak, yadia akhirnya membutuhkanbanyak hal. Lagi, lagi, lagi,dan terus, gitu lho. Dankemandirian ini, menurutsaya, tidak ada batasnya. Nah,itu yang membuatpenderitaan. Sesuatu yangberbatas itu pasti enak. Tapikalau sesuatu tidak terbatas,yo bayangin aja, gitu lho. Kitangomong gampang aja. Aku,background-ku dari ekonomi.Orang ekonomi ya ngomongbahwa, untuk apa to ilmuekonomi? Ilmu ekonomi kanuntuk merancang kebutuhan,merancang kebutuhan yangtidak terbatas dengan alatpemuas yang terbatas. Itu sajawis tampak to, sebetulnyatidak ada batasnya.
Kebahagiaan adalahakhir dari segalakebutuhan
49 N merasa nyamanketikakebutuhannyasudah dikurangi
Tapi nek sesuatu yangberbatas itu ya enak. Tapibatasnya itu bukan karena kitastrength terhadap diri kitasendiri, tapi memang karenadari origin-nya, aslinya itumemang geraknya itu kitasudah pangkas.
Kebutuhan yangdikurangi akanmendatangkankenyamanan
50 Proses transformasidiri yang dialami N
Terus kita membiasakan diridengan present moment. Di
Transformasi diriterjadi saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
terjadi saatmembiasakan diriberfokus padamomen here andnow
sinilah proses transformasi ituterjadi, gitu lho, dan itumungkin. Perbaikan diri tumungkin. Wong kitamemperbaikinya darihulunya. Katakan tadi kankalau kita ngomongBuddhism, kita pasti ngomonghulu. Bukan kita ngomongmuara. Kita berbicara padasesuatu yang sifatnya lebihasli.
membiasakan diriberfokus pada momenhere and now
51 N beranggapanbahwa segalakeinginan selalumewujud padasuatu kebutuhanakan orang lain
Jadi... kalau dulu selalu adakeinginan seperti butuhperhatian, tapi sekarangjadi lebih mandiri? Ya,Anda marah kan itu butuhperhatian. Anda merasabahwa ada sesuatu yang kelirudan Anda membutuhkanperhatian dari orang yangAnda marahi. Kan perhatianjuga? Apa lagi? Seksual?Seksual ya butuh perhatian.Anda membutuhkanperhatian. Gampangannya, didalam Buddhism itu, perhatianini pasti berkaitan denganorang lain. Kayak contohnyasaya dulu pernah... Sama PakAgus, kita punya guru,namanya Pak Salim, umatawam dari Tibetan itu. Diapertanyaannya begini,“sebutkan sesuatu, kegiatanAnda yang tidak berkaitandengan orang lain”. Terus diamenjawab, ada muridnyayang menjawab “onani”, diangomong gitu. Ya Pak Salimjawabnya, “Kalau kamuonani, kamu bayangin siapa?Kamu bayangin orang lainto?”, ya udah... Bahkan dalamonani, yang kamu katakanonani, kamu tu butuh orang
Segala keinginanselalu mewujud padasuatu kebutuhan akanorang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
lain. Nah, prinsipnya gitu aja.Jadi yang dimaksud“perhatian” di sini,kebutuhan yang didapatdari orang lain, gitu ya? Ya,karena adanya self ini, pastiself ini berdiri pasti berkaitandengan self, self, self yanglain. Kan self ini tidak bisaberdiri sendiri aslinya. Kanada orang-orang lain yang diawujudkan... Perhatian di sini,kata-katanya mungkin bisakeliru, bisa salah. Coba kamukembangkan sendiri, butuhapa? Sesuatulah, butuhsesuatu dari orang lain.
52 Karena adanyakebutuhan, makamunculketergantunganpada orang lain
Tapi biasanya karena kitageraknya acak, dan self inidipandangi oleh pandangansubyektivitas yang tinggi danpekat... termasuk pandanganself yang kuat itu tadi, jadiakhirnya kan penuntutan.“Mbok kamu begini terhadapsaya, mbok kamu begituterhadap saya”, kan menjadibegitu to? Pokoknya intinya,berusaha memuaskan self,kalau perlu ya menggunakanself-self yang lain.
Ketergantungan padaorang lain
53 Saat meditasi, Nberlatih untuk puaspada diri sendiri
Saat meditasi itu, ini bajiknyakita dilatih mandiri, untukpuas pada diri kita sendiri,atau puas pada self kitasendiri. Betul-betul mandiri,gitu lho. Jadi fokusnya kediri ya?Iya, pada diri kita sendiri.
Menerima diri
54 Hal-hal yangdibicarakan Nbersumber daripengalamanpribadinya
Nah, terus tadi denganpandangan-pandanganseperti ini, itu kemudianotomatis kondisi emosi jadilebih mandiri, gitu ya?Pastinya. Sekarang kamubayangkan... Enggak mungkin
Bersumber daripengalaman pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
to itu saya ngomong enggakada efeknya. Kan sama sajaini kan menjadi sebuahpengalaman pribadi bagi saya.Saya ngomong begini, sayakan bisa cerita. Berarti nekkamu tanya tadi tentangbagaimana pengaruhnya, yajelas sekali, gitu lho.
55 Karena menjaditidak tergantungpada orang lain, Nmenjadi lebihmandiri
Intinya, kita menjadi pribadiyang lebih mandiri. Karenaketergantungan kita terhadapself-self yang lain itu menjaditerkuak gitu lho. Apakah itubenar atau tidak, seiringberjalannya waktu, kitameditasi, kita menjadi tahu...Kita menjadi... katakanlahketidaktergantungan kita padabanyak self, bukan berarti dirikita hambar lho.
Lebih mandiri
56 N merasa lebihnyaman dengandirinya sendiri
Saya pikir, malah ceritane,paradoksnya adalah ketikakamu membutuhkan banyakself itu sesungguhnya kamuyang hambar. Benar nggak?You merasa kering, gitu lho.Kalau kamu merasa cukup,kenapa kamu butuh? Kankatakanlah menjadi begitu to?Karena kita betul-betul damailho. Saya merasa nyamandengan diri saya...
Lebih nyaman dengandiri
57 Dengan diri yangnyaman, N bisabersikap lebihpositif kepadaorang lain
dengan kamu ya nyaman.Karena saya merasa nyamandengan diri saya sendiri, yasaya pun bisa berperilakunyaman kepada orang lain.Oh, jadi efek ke diri sendirijuga membawa efek keorang lain? Pasti...
Adanya intensi positif
58 Ketidakpuasanpada diri membuatN menjaditergantung padaorang lain
Lha, sedangkan yang di sininih, yang kamu dikatakanbahwa, “yo enggak, wong disitu tuh bahagia”, umpamanekita terjadi eyel-eyelan begitu.
Ketergantungan padaorang lain bersumberpada ketidakpuasandengan diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Loh, kamu membutuhkanmereka kan berarti kamukan... Pertama, kamu enggakpuas terhadap dirimu sendiri,sehingga kamu membutuhkanmereka untuk muasin kamu.
59 Ketika individuingin memenuhikebutuhannya padaindividu lain, makaakan terjadipenuntutan untukpemenuhankebutuhan masing-masing
Tapi apakah orang yang kamutunjuk untuk muasin kamu tubisa muasin kamu? Wong,mereka sendiri penyakitnyasama, gitu lho. Mereka yoingin, dia muasin kamu, kamuitu muasin dia, gitu lho. Kanmenjadi begitu
Saling ketergantungan
60 Tujuan Buddhisme:damai dengan dirisendiri
Buddhism memandang bahwaini tu enggak ada habisnya.Perilaku, “mbok kamu puasinaku”, yang sana ngomong“mbok kamu juga muasinaku”, ini enggak adahabisnya. Buddhismengomong “mbok kamu damaidengan dirimu sendiri.
Tujuan Buddhisme:damai dengan dirisendiri
61 Menurut N,pandangansubyektivitasadalah kekeliruanyang membebanidiri
Bahwa permasalahan kalaukamu ingin dipuaskan tusesungguhnya sesuatu yangkeliru”. Sesuatu yang keliruitu apa to? Karena kalianmempunyai pandangan selfyang mempunyaisubyektivitas masing-masing.Self itu pasti kan beban.Pengkondisian masa lalunyakan kuat.
Subyektivitas adalahbeban
62 N tinggal dalamkeluarga denganpola asuh yangadaptif
Saya tadi contoh ngomongtentang pertama kali awalnya,orangtua saya kasih tahu “inienggak boleh”. Ini kan jugaself. Ini membentuk self saya,sedangkan orang lain belumtentu. Umpamanya ya, sayatinggal di orangtua yangmungkin halusan, ya. Singagak, katakanlah mungkinjarang marah. Itu kan juga
Dibesarkan denganpola asuh adaptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
membentuk perilaku saya didalam marah. Sehingga kan,saya melihat orangtua begitu,itu kan lebih membentuk dirisaya untuk oke, untuk tidaksembarangan mengumbarkarena saya menjadi belajar.Daripada saya tumbuh dalamlingkungan sehat, kanlingkungan ini jugapengkondisian. Kan jadibegitu.
63 N bisa melayaniorangtuanya
Dengan pemahaman yangseperti ini, bagaimanapengaruhnya terhadapkehidupan sehari-hari?Kalau pengaruhnya tentangsehari-hari... yo kalauumpamanya... gampangannyadengan kemandirian yangsaya dapat, saya bisa...Umpamane saya punyaorangtua ya, saya bisameladeni orangtua sayadengan lebih baik. Karenasaya sendiri tidakmembutuhkan banyakperhatian, otomatis saya bisamemberikan perhatian yanglebih kepada orangtua.Kasusnya dalam diri sayakarena saya punya orangtuayang sudah cukup tua,sehingga orangtua itu butuhperhatian. Lha, kalauseandainya pikiran saya tidakmandiri, atau pikiran sayayang acak, ini akan menjadikacau. Alih-alih sayamemperhatikan orangtua,terjadi benturan.
Adanya intensi positif
64 N mengalamikesulitan dalamtransformasidirinya
Nah, saya pikir itu jugapenting. Karena, Buddhismeitu pada akhirnya itu,munculnya sesuatu yangsederhana-sederhana kok;
Kesulitan dalamproses bermeditasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
perhatian kepada orangtua.Tetapi, orang menganggap,“halah, mung koyo ngono waeaku wis ngerti!”. Tidak, tidakdemikian. Ini sulit untukdikatakan. Karena prosestransformasi itu adalah yangpaling sulit dan menantangdalam kehidupan. Sulit,sungguh sulit. Dilakukansungguh sulit. Saya juga bisangomong begini karena sayaterpaksa menjawab. Tapi padaproses belajarnya ya jatuhbangun.
65 N bermeditasisecara terus-menerus
Proses transformasi itu kalausaya bisa mengatakan terjadi,itu tidak dibangun olehsesuatu yang sifatnya mulus,tetapi melalui berbagaimacam eksperimen-eksperimen terus dan terussampai sekarang. Sayakatakan ya sampai sekarang.Jadi, saya katakan kata,konsep ini tadi, kalau ditanyasampai kapan, ya itupembelajaran seumur hidup.Jadi, meditasi...pembelajarannya seumurhidup? Seumur hidup.Sekarang kalau dikatakanbahwa dia berbatas waktu,gitu ya... Lha bagaimanamungkin? Wong Sang Buddhasaja setelah pencerahan sajabanyak ditemukan dalampose-pose meditasi. Apalagikita yang belajar dari dia.Lebih dari seumur hidup.Tidak berlebihan, gitu lho.
Meditasi adalahproses seumur hidup
66 N pertama kalimeditasi padatahun 2001
Anda pertama kali meditasitahun berapa... atau sudahberapa tahun? Saya tahun2001
Pertama kali meditasi:2001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
67 Kebijaksanaandalam Buddhimsedinilai N sebagaihal yang tidaklazim
Tadi kan Anda juga sudahmenyebutkan pengaruhnyadi kehidupan sehari-hari.Kemudian, dari situbagaimana Anda melihatsebenarnya hidup itu konngopo to?Saya sih sering ngomongbegini, walaupun ini tidak...tidak nganu ya. Saya katakanini tidak lazim. Karena yangnamanya, kalau sayangomong tentang Buddhismya pastinya dia sifatnya ya...maka disebut kebijaksanaanyang tidak lumrah atauuncommon wisdom.
Konsep yang tidaklazim di dalamBuddhisme
68 Jagat raya;kebahagiaan danpikiran ada dipikiran
Nek tentang kon ngopo dalamhidup, saya sering ngomongbegini... Di dalam hidup ini,saya mengutip omongannyaSang Buddha, “Kitamenangkap jagat raya itu dipikiran”, jadi di pikiran. Akusih ngomong bahwa jagat rayaini ditangkap oleh pikiran.Sebagai umat awam, sayaconcern bahwa saya lebihsering ngomongin pikiran,karena di situlah sumber daridua hal: kebahagiaan mau punpenderitaan. Ya kan? Kalau diawal tadi kan acak. Sayangomong saya lebih senangngurusi di hulunya, pada sifataslinya yang paling utama.
Kebahagiaan ada dipikiran
69 N ingin bahagia Yaitu di pikiran? Sayahanya ingin satu, saya enggakingin menderita. Saya inginbahagia.
Adanya tujuan hidupuntuk menemukankebahagiaan
70 Kebahagiaan danpenderitaan ada dipikiran
Bahagia dan menderita, yakembali ke konsep awal tadi,ya di pikiran.
Kebahagiaan ada dipikiran
71 N tetap mengalamiproblem-problemsosial
Walaupun saya sebagai umatawam ya enggak bolehngemis. Saya tetap bekerja.
Tetap mengalamiproblem sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Saya tetap memenuhi, sayatetap bersentuhan denganberbagai macam problemsosial.
72 N menjadi tidaktergantung padaorang lain
Tapi ya, saya merasa padaefek meditasinya, sayamenjadi orang yang lebihmandiri, sederhana... dan sayatidak begitu ribet denganorang lain. Ngurusi wong liyo,ngerumpi, gitu sudah enggaknganu lagi.
Lebih mandiri
73 N masih butuhkomunitas yangseaspirasi danmendukungupayanya
Walaupun saya masih butuhorang lain. Saya butuhkomunitas. Komunitas apa?Komunitas yang sama...Tentunya yang seaspirasi.Saya enggak mungkin togabung dalam komunitasyang bertentangan denganpadangan hidup saya ya,enggak mungkin. Saya butuhkomunitas. Hari Jumat nekumpamane koe nganu, itu yakomunitas. Atau mungkinsaya latihan yoga... ya ituadalah salah satu upaya untukmendukung.
Kebutuhan untukberafiliasi
74 N merasa bahagiaketika mulaimerasa nyamanpada dirinyasendiri
Tadi, kebahagiaan itu adadi pikiran... dankebahagiaan itu adalahtujuan hidup Anda. Nah,sebenarnya kalau orangsudah bahagia itu ketika diangapain? Kalau yang jelas,begini... Saya mengatakanbegini, ini menjadi sulitkepada orang yang tidakmengalami pengalamanmeditatif. Karena begini... inimembutuhkan suatueksperimen yang panjangkepada yang nanya...Sekarang begini, kalau daripikiran aslinya acak, betul-betul bergerak terus... Terus
Kebahagiaan dicapaijika individu merasanyaman dengandirinya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
pikiran itu menyusut. Sayakan enggak bisa ngomong,“ini lho, enaknya seperti ini”.Kan enggak bisa. Itu samasaja saya justru disuruhngomong rasanya gula sepertiapa. Ya sulit bagi saya untukmenjawab pertanyaan itu.Karena pertanyaan itumenyangkut pengalaman.Otomatis, ketika saya ditanya,“sekarang efeknyabagaimana?”. Saya sih hanyanyontohinya begini... sayasering ngomong kepadateman saya efeknya begini...Kalau kamu dirundungdemam yang tinggi, yangbetul-betul kamu menggigil,demam yang tinggi... Dia jugabertanya yang sama sepertikamu. Saya cerita bahwakamu menggigil, badanmupanas-dingin. Nah, ketikakamu meminum obat,otomatis kalau kamuperhatikan... Terjadi kayakgradasi, gitu lho. Nah, dimana gradasi itu kamu masukdi dalam area yang tidakmeriang, tidak panas-dingin,tapi juga belum totallysembuh. Tapi Anda masuk kedalam suatu gradasi yangkelihatannya ya agak sakit,tapi kok yo rodo enteng, rodonyaman. Ha, piye kui singmbahasake? Kira-kira begitu.Anda karena minum obat,sudah terjadi badanmu mulaifit... Anda masuk dalam suatugradasi di mana demamnyamasih ada, tapi ada rasaenteng, tapi sembuh jugabelum. Tapi rasanya ya... adasuatu rasa optimis di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
diri Anda. Anda, “eey, sayasudah enakan!”. Ya, sayakalau cerita begitu bisaekspresinya, ini kan aku singngalami, bisa ketawa, betul-betul ketawa. Tapi nekdikatakan sembuh 100% jugabelum. Saya mengakui bahwasaya belum sembuh 100%.
75 N merasa optimisketika mulai dapatmerasakanpengaruh meditasi
Karena kembali ke itu tadiya, meditasi itupembelajaran seumurhidup. Seumur hidup, ya,pasti. Terus dan terus... Kalausaya cerita tentang panas-dingin itu tadi saya betul-betulbisa tersenyum dengan lebar,gitu. Karena saya merasa...Kamu bisa bayangin to?Tentang cerita awal. Kamumenanyakannya dari awal...sekarang ya sayamengibaratkan gimana itu?Sembuh juga belum. Sayangakui bahwa sembuh itubelum. Tetapi tidak seburukketika kamu diguncang olehpanas-dingin yang begitukuat. Tapi pada saat Andamulai sembuh itu, Anda wismulai, “aaaaaah...”, gitu lho.Rasanya ya, “wow”-nya itulho. Ini aku belum sembuh.Tapi ada, “wah, sedelokmeneh aku mari”. Anda bisa“wooow!”, gitu lho.
Optimis
76 Pandangan Nmenjadi lebihjernih
Pandangan Anda mulai jernih,tapi ada menggigil sedikit.Kalau kamu tanya tentangefek, ceritanya begitulah.Tadi yang dimaksud“pandangan jernih” itubagaimana? Maksudnyaadalah, ketika kamu sakitkamu mungkin kan....meriang itu berarti kan
Lebih aware
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
matanya berair. Ini masalahtentang sakit itu tadi. Nakpandangan jernih tentangaspek meditatifnya, Andamenjadi tahu, Kalau kitangomong tentang pikiran,Anda menjadi tahu bahwagerak yang ini tu, Anda sudahmenangkap bahwa.... Andamemahami bahwa gerak disini sudah mulai tereduksi,terkurangi. Anda mengetahuiitu, pasti. Jadi, meditasi tu yaAnda memahami.
77 Proses transformasipikiran yangdialami N tidakterjadi dengancepat
Jadi, proses di sini bukankayak semata-mata nganuya... Proses di dalam pikiranitu bukan berarti koyomembalikkan telapak tangansing cepet banget, ora ketok.Proses dari yang acak tadi,yang bergerak terus, yangkeruh, yang selalu subyektifkarena ada pandangan self. Disini tertransformasinya tubukan koyo ngene lho,“weeet, weeet!”, njuk oraketok, bukan.
Proses transformasipikiran dalam praktikmeditasi memakanbanyak waktu
78 Adanyapemahamanmembantu praktikmeditasi N
Tapi ini semua muncul karenadasar pemahaman. Olehkarena itu, pemahaman yangmuncul dari praktik,pemahaman yang muncul darimeditatif, maka dikatakan dia“insight”. Oke... Jadipemahamannya itu munculkarena praktik? Praktik...Dari pengalaman... “Oh, takbeginikan ketoke piye,diginikan ketoke piye. Oh,ketoke salah”.
Pengaruh meditasimuncul karena adanyapemahaman
79 Pikiran N menjadilebih fleksibel
Nah, pemahaman-pemahamantentang melenturnya ini tadi.Pandangan self yang beginitadi, yang acak itu tadi,sebetulnya dia membentuk
Pikiran menjadi lebihfleksibel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
suatu subyektivitas yangkeras. Tapi kemudian diamelentur, melentur, melunak.
80 N mendapatpemahaman saatpraktik ketika ialangsungmengalami suatupengalaman itusendiri
Nah, proses melentur,melunaknya itu lho. Itusesungguhnya proses yangbisa kita ceritakan. Nah,proses pemahamannya ini,pemahaman kalau inidibeginikan kok yo keliru,dibeginikan yo akhirnyabenar... Ini tadi pemahamanyang muncul dari praktikdisebut insight. Pemahamanyang langsung, gitu lho.Karena Anda experience, gitulho... pengalaman. Kira-kirabegitu...
Adanya pemahamanyang muncul daripraktik meditasi
81 Sebelum meditasi,N bahagia jikadapatmempertahankansesuatu
Oke… Jadi itu tadi kansudah dijelaskan artikebahagiaan sesudahmeditasi ya. Kalau dulusebelum meditasibagaimana? Bahagia kalaubisa dapat sesuatu,pertahankan sesuatu secaramembuta sampai ngedani haltersebut. Pokoknya bahkanenggak melek ini sehat atautidak… pikiran sangatmenyempit. Jika dirundungsesuatu bisa lama usianya,baik benci dan lain-lainbagiku itu berharga
Kebahagiaan dicapaiketika dapatmempertahankansesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
TEMA-TEMA RESPONDEN III (N)
A. Adanya kehampaan dalam diri1. Tidak adanya kendali pikiran2. Ketergantungan pada orang lain
B. Pemaknaan kebahagiaan sebelum praktikmindfulness1. Kebahagiaan dicapai ketika dapat mempertahankan
sesuatu
C. Proses pengelolaan pikiran saat meditasi1. Konsentrasi secara terus-menerus2. Fokus pada napas3. Fokus pada momen here and now4. Menerima diri
D. Perubahan pikiran menjadi lebih positif1. Lebih obyektif2. Lebih fleksibel3. Lebih aware
E. Perubahan sikap menjadi lebih positif1. Adanya intensi positif2. Lebih mandiri3. Lebih sederhana4. Lebih nyaman dengan diri
F. Penghayatan tujuan hidup untuk mencarikebahagiaan1. Adanya tujuan hidup untuk menemukankebahagiaan
G. Pemaknaan kebahagiaan sesudah praktikmindfulness1. Kebahagiaan ada di pikiran2. Kebahagiaan adalah akhir dari segala kebutuhan3. Kebahagiaan dicapai dengan konsentrasi yang
obyektif dan terus-menerus4. Kebahagiaan dicapai jika individu merasa nyaman
dengan dirinya sendiri
(Nomor)1, 5, 752
81
3925, 3031, 34, 3653
437976
57, 6344, 46, 55, 69, 724756
69
68, 704841
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI