plagiat merupakan tindakan tidak terpuji metode inkuiri dalam … · 2016. 9. 23. · pula beberapa...
TRANSCRIPT
-
METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA
DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK
KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XII SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
SESILIA INDAH LISTYORINI
NIM. 121224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN TEMA
DAN AMANAT NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK
KARYA AHMAD TOHARI UNTUK PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS XII SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh
SESILIA INDAH LISTYORINI
NIM. 121224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberikan
kelancaran, serta sebagai sumber kekuatan dan pengharapan.
2. Mereka yang sangat aku sayangi, kedua orang tuaku. Aloysius Joko Purwono,
S.Pd. dan G. Retno Giriwati, S.Kep., serta kedua adikku, Albertus Agung
Prasetyo dan Maria Indah Pratiwi yang senantiasa memberikan doa,
semangat, dan penghiburan.
3. Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan
semangat, dukungan, dan penghiburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTO
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.”
(Matius 21: 22)
“Segala yang dibutuhkan adalah keyakinan dan kepercayaan.”
(Peter Pan/Peter Pan)
“Percayalah bahwa kamu bisa, maka kamu akan akan bisa melakukannya.”
(Mulan/Princess Stories)
“Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang terbaik dari
Tuhan, dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku pada
waktu yang telah Ia tetapkan.”
(Anonim)
“Nikmati setiap prosesnya, karena semua ada waktunya. Mungkin kita ingin tepat
pada waktunya, tetapi Tuhan telah merencanakan waktu yang tepat untuk kita.”
(Sesilia Indah Listyorini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel “Di Kaki Bukit Cibalak” Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di SMA untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan amanat. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik membaca dan teknik mencatat. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmand Tohari bagi siswa kelas XII semester II dapat dilakukan melalui beberapa langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Dari hasil analisis data dan pembahasan ditemukan dua tema dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Tema pertama adalah mengenai konflik antara pemuda desa dengan lurah desanya, dan tema kedua adalah tentang percintaan antara laki-laki dan perempuan. Tema pertama merupakan tema utama (tema mayor), sedangkan tema kedua merupakan tema tambahan (tema minor). Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga termasuk dalam pengklasifikasian jenis tema fisik, jenis tema sosial, jenis tema egoik. Terdapat pula beberapa amanat di dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi metode inkuiri terhadap pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II dapat diterapkan. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, peneliti menyusun silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA bagi siswa kelas XII semester II. Materi yang digunakan di dalam RPP sesuai dengan KI dan KD yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Dalam RPP peneliti memilih KD 3.3, yaitu menganalisis teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan.
Kata kunci : Metode Inkuiri, Pembelajaran Sastra di SMA, Novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
Listyorini, Sesilia Indah. 2016. Inquiry Method in Learning Theme and Message of “Di Kaki Bukit Cibalak” Novel by Ahmad Tohari for Literature Learning in Senior High School Class XII Second Semester. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Language and Art Education Department, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research analyzes the implementation of inquiry method in teaching literature in high school to find the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. The aims of this research is to describe the implementation of inquiry method in literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester.
The type of this research was descriptive qualitative research. The data was in the form of sentence and paragraph quotes in Di Kaki Bukit Cibalak novel which describes the theme and message. Data sources in this research were obtain from Di Kaki Bukit Cibalak novel. Data gathering technique in this research used reading and recording technique. The instrument of this research was the researcher herself.
The result of this research showed that the implementation of inquiry method toward literature learning to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for senior high school’s students in clas XII of second semester could apply through some steps which was included in inquiry method. From the result of analysis data and discussion, it was found two themes in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari. First theme was about the conflict between the swain and the headman, and the second theme was the romance between the man and woman. The first theme was major theme and the second theme was minor theme. Di Kaki Bukit Cibalak by Ahmad Tohari was included in the classification of physic theme, social theme, and egoic theme. There are also several messages in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari.
Based on data analysis and discussion, the researcher can conclude that implementation of inquiry method toward learing literature to find out the theme and message in Di Kaki Bukit Cibalak novel by Ahmad Tohari for high school’s students in class XII of second semester can be applied. Related to learning in school, the researcher arranged the syllabus and teaching plan which could be used as material for literature learning in senior high school for students in class XII of second semester. The material which was used in the teaching plan was suitable with KI and KD in 2013 Curriculum. In the teaching plan, the researcher chose KD 3.3; which was analyzing history story, news, advertisement, editorial/opinion, and fiction both in oral and written. The syllabus and teaching plan could be one of the alternatives in literature learning in senior high school of class XII second semester by using inquiry method.
Keywords : Inquiry Method, Teaching Literature in High School, Novel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
senantiasa menyertai dan memberikan jalan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema
dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk
Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XII Semester II”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
dalam Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan
Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya
bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan
pendampingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan, dan
memotivasi penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
4. Septina Krismawati, S.S., M.A. yang dengan sabar, tulus dan ikhlas berkenan
memberi pengarahan dan masukan kepada penulis hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
dengan tulus dan ikhlas mendidik, membimbing, mengarahkan, memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
6. Segenap karyawan sekretariat PBSI, terutama R. Marsidiq yang telah
membantu memberikan pelayanan dengan baik, memberikan informasi dan
pengarahan dalam hal administrasi.
7. Kedua orang tua penulis, Aloysius Joko Purwono, S.Pd. dan G. Retno
Giriwati, S.Kep., yang senantiasa memberikan doa, semangat, motivasi,
dukungan, kasih sayang, dan kepercayaan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTO ....................................................................................... v
HALAMAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
E. Definisi Istilah ............................................................................. 8
F. Sistematika Penyajian ................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI.... ................................................................... 11
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 11
B. Kajian Teori ................................................................................ 15
1. Metode Inkuiri ........................................................................ 15
a. Konsep Pembelajaran Inkuiri ............................................ 15
b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ................................... 17
c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri .............................. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri ................................ 19
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri ........................... 20
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ...................... 22
2. Novel ...................................................................................... 23
a. Pengertian Novel ............................................................... 23
b. Unsur-Unsur Novel ........................................................... 24
1) Tema................................................................................ 25
a) Jenis Tema .................................................................. 26
b) Penafsiran Tema ......................................................... 27
2) Amanat ........................................................................... 29
3. Pengajaran Sastra di SMA ..................................................... 30
4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ............... 31
5. Silabus .................................................................................... 33
a. Komponen Silabus ............................................................ 33
6. RPP ......................................................................................... 34
b. Komponen RPP ................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 37
B. Metode Penelitian ....................................................................... 37
C. Data dan Sumber Data ................................................................ 38
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 38
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 39
G. Penyajian Data ............................................................................ 40
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 41
A. Deskripsi Data ............................................................................. 41
B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan
Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari ..... 42
a. Analisis dan Pembahasan Tema Novel Di Kaki Bukit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
Cibalak ............................................................................. 59
b. Analisis dan Pembahasan Amanat Novel Di Kaki Bukit
Cibalak .............................................................................. 80
C. Langkah-Langkah Praktis Penerapan Metode Inkuiri dalam
Mencari Tema dan Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari ............................................................................ 104
D. Silabus ......................................................................................... 106
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 106
Bab IV PENUTUP ………………… ........................................................... 108
A. Simpulan……. ............................................................................ 108
B. Implikasi……. ............................................................................ 109
C. Saran .......................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ………………………. ............................................... 112
LAMPIRAN ………………………. .............................................................. 115
BIODATA PENULIS ………………………. ............................................... 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ........................................................................................ 115
Lampiran 2. RPP .............................................................................................. 121
Lampiran 3. Bagian Kesembilan Novel Di Kaki Bukit Cibalak
Karya Ahmad Tohari .................................................................. 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya bertujuan mengembangkan potensi siswa.
Dalam pembelajaran diperlukan suatu proses yang relevan demi tercapainya
pendidikan yang berkualitas. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut tidak
mudah. Masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam dunia
pendidikan saat ini, salah satunya mengenai penggunaan metode pembelajaran
yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Metode pembelajaran adalah
salah satu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Siregar, 2011: 80). Pemilihan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Realitanya, saat ini
masih ada beberapa guru yang kurang memperhatikan penggunaan metode yang
tepat dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang bersifat tradisional
seperti ceramah masih menjadi metode pembelajaran yang dominan dalam proses
pembelajaran di kelas.
Selain itu, masalah yang masih sering muncul dalam dunia pendidikan
saat ini adalah kurangnya minat membaca dan minimnya rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu informasi. Akibatnya, ketika siswa diberi suatu pertanyaan yang
belum pernah ia ketahui sebelumnya, siswa cenderung diam dan tidak mencoba
menjawab. Siswa lebih senang menunggu guru memberikan informasi terkait
dengan bahan pembelajaran daripada mencari tahunya terlebih dahulu. Padahal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
saat ini dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih aktif. Paling tidak,
siswa telah memiliki pengetahuan mengenai pembelajaran yang akan dibahas di
kelas.
Pemilihan metode pembelajaran sangat penting dalam suatu proses
pembelajaran. Hal tersebut betujuan menarik minat peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Sebagai calon guru, diharapkan mampu menemukan metode
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
metode pembelajaran berbasis inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2012: 195). Dengan menggunakan
metode inkuiri, diharapkan peserta didik mampu terlibat aktif dalam suatu proses
pembelajaran, serta mampu menjawab setiap permasalahan yang timbul dalam
suatu proses pembalajaran. Selain itu, dengan menggunakan metode pembelajarn
inkuiri, dapat meningkatkan minat membaca peserta didik.
Pembelajaran sastra tidak pernah lepas dari pelajaran Bahasa Indonesia,
begitu pula sebaliknya. Hal ini dibutikan bahwa konten pembelajaran sastra dapat
diselipkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Terlebih dalam
kurikulum 2013 yang pembelajarannya lebih menekankan pada pembentukan
sikap. Pembelajaran sastra dapat menjadi salah satu konten yang dapat diberikan.
Berbicara mengenai sastra, yang timbul dalam benak sebagian orang
adalah berbicara pula tentang fiksi. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi tiga
genre, yakni novel atau roman, cerita pendek, dan novelette (novel pendek). Novel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
dalam arti luas berarti cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran
yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter
yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting
cerita yang beragam pula. Novel juga menyuguhkan tokoh dan serangkaian
peristiwa yang disusun dalam sebuah latar dan alur yang urut dan
berkesinambungan.
Dalam dunia pendidikan, novel dapat menjadi sarana untuk memperkaya
bacaan siswa. Novel dapat pula digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru.
Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pengajaran sastra adalah cukup
mudahnya karya tersebut dinikmati siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya
masing-masing secara perseorangan (Rahmanto, 1988: 66). Pemilihan novel yang
akan digunakan sebagai media pembelajaran sastra perlu dipertimbangkan,
tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Sebagai contoh, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari sebagai media pembelajaran sastra. Dengan menggunakan novel tersebut,
kiranya dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran sastra.
Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari menceritakan
mengenai kecurangan politik yang terjadi di Desa Tanggir. Cerita berawal dari
penggambaran perubahan yang terjadi di Desa Tanggir yang dulunya sangat
alami, dan khas alam pedesaan, kemudian berubah menjadi suasana yang kacau
dan bising. Ditambah pula dengan penyimpangan yang terjadi dalam bidang
politik yang dilakukan oleh lurah baru Desa Taggir membuat desa tersebut
menjadi tidak berkembang. Dari kejadian itu, sosok Pambudi muncul sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
tokoh yang sangat menentang kecurangan-kecurangan yang terjadi di desa
tersebut.
Akan tetapi, Pambudi yang bermaksud ingin menyelamatkan desanya
dari kecurangan yang dilakukan oleh lurah yang baru, malah tersingkir ke
Yogyakarta. Di sana Pambudi bertemu dengan teman lama yang memintanya
meneruskan belajar sambil bekerja di sebuah toko. Di toko itu pula, Pambudi
mulai dekat dengan anak pemilik toko yang bernama Mulyani. Tak lama Pambudi
bekerja di toko tersebut, ia pun pindah bekerja di sebuah media surat kabar.
Melalui surat kabar itu, Pambudi melanjutkan perlawanannya terhadap lurah Desa
Tangir yang curang, dan usahanya pun berhasil. Di sisi lain, Pambudi telah
kehilangan gadis desa yang dicintainya karena sewaktu Pambudi berada di
Yogyakarta, gadis itu telah dinikahi oleh lurah desa tersebut. Namun Pambudi
telah mendapat gantinya, yaitu anak pemilik toko tempatnya bekerja dulu.
Pambudi dan Mulyani akhirnya saling menyatakan perasaannya meski harus
mengalami pergulatan batin.
Peneliti memilih novel ini karena novel ini dirasa baik jika digunakan
sebagai media pembelajaran di kelas. Hal tersebut dilihat dari pendapat
masyarakat yang telah membaca novel ini. Novel ini menceritakan mengenai
masalah sosial dan politik yang masih sering terjadi hingga saat ini. Walaupun
sebenarnya novel ini adalah novel lama, akan tetapi cerita yang diangkat masih
sering terjadi dan dekat dengan masyarakat sekarang ini. Selain itu, banyak nilai-
nilai yang dapat dipetik dari novel ini, seperti nilai sosial, nilai politik, nilai moral,
dan nilai pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, peneliti memilih novel Di Kaki Bukit
Cibalak sebagai media dalam proses pembelajaran sastra. Selain banyak nilai-nilai
yang dapat diperoleh, novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Novel ini juga
dapat dikatakan sebagai bacaan ringan karena jumlah halaman yang terdapat
dalam novel tidak terlalu banyak, sekitar 176 halaman. Bahasa yang digunakan
dalam novel ini jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pembaca
mengikuti jalan cerita dalam novel ini. Walaupun novel ini adalah novel lama,
novel ini telah dicetak kembali pada tahun 2014 dengan tampilan yang lebih
menarik. Cerita dan pesan moral yang terdapat dalam novel ini pun dekat dengan
kehidupan sehari-hari, maka baik digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran
sastra di sekolah.
Alasan lain peneliti menggunakan novel ini sebagai media pembelajaran
karena pengarangnya. Ahmad Tohari merupakan salah satu penulis yang dikenal
oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai
karyanya yang cukup terkenal, baik berupa novel ataupun cerita pendek. Ahmad
Tohari merupakan penulis yang pada umumnya setiap karyanya menyoroti
mengenai masalah sosial. Selain itu, Ia juga merupakan salah satu penulis yang
dapat membayangkan pemandangan khas suatu pedesa dalam setiap tulisannya.
Karya-karyanya yang terkenal antara lain, Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh
Paruk (novel, 1982), Litang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala
(novel, 1986), Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986), Senyum Karyamin (kumpulan
cerita pendek, 1989), Bekisar Merah (novel, 1993), Lingkar Tanah Lingkar Air
(novel, 1995), Nyanyian Malam (kumpulan cerita pendek, 2000), Belantik (novel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2001), Orang-orang Proyek (novel, 2002), Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerita
pendek, 2004), Mata Yang Enak Dipandang (kumpulan cerita pendek, 2013).
Peneliti memilih judul “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan
Amanat Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran
Sastra di SMA Kelas XII Semester II” karena peneliti menyadari bahwa sebagai
calon guru, peneliti diharapkan mampu menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta mampu mengajak peserta didiknya
untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan
menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran, diharapkan dapat memacu
siswa untuk lebih aktif dalam menggali informasi serta pengetahuan. Selain itu,
dengan metode inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran sastra, diharapkan
dapat menciptakan minat peserta didik dalam hal membaca. Alasan lain peneliti
memilih judul penelitian tersebut karena peneliti menyadari bahwa sebagai calon
guru, peneliti diharapkan mampu memanfaatkan berbagai media dalam preses
pembelajaran di sekolah, termasuk novel yang digunakan peneliti dalam
penelitian kali ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana implimentasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk
mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi metode inkuiri dalam
pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari bagi siswa SMA kelas XII semester II.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam pembelajaran sastra. Selain itu, memberikan wawasan untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menarik dengan menggunakan metode inkuiri
dalam rangka meningkatkan prestasi siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pihak-pihak berikut.
a. Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa.
Selain itu, untuk merangsang siswa supaya aktif dalam setiap pembelajaran
terutama dalam pembelajaran sastra.
b. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan
motivasi bagi guru sebagai fasilitator yang baik untuk menciptakan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
belajar yang menyenangkan. Selain itu, dapat menambah alternatif bahan
pembelajaran secara khusus dalam pembelajaran sastra.
c. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti
lain, khususnya pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri atau dengan metode lainnya.
E. Definisi Istilah
Berikut adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Metode inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya,
2012: 195).
2. Novel
Novel dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro,
2007: 10).
3. Tema
Tema adalah gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan
yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan (Hartoko dan
Rahmanto, 1986: 142).
4. Amanat
Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau penonton (Wiyatmi, 2006: 49).
5. Pengajaran Sastra
Yang dimaksud dengan pengajaran sastra adalah pengajaran yang
menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra,
Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1).
6. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013
dalam Priyatni, 2014: 61).
7. RPP
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 dalam Priyatni, 2014:
61).
F. Sistematika Penyajian
Hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan
pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
Bab II merupakan landasan teori. Dalam bagian ini akan diuraikan
penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sistematika pada bagian ini terdiri
penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori.
Bab III merupakan metodologi penelitian. Dalam bagian ini
dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode
penelitian meliputi jenis penelitian, metode penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, penyajian
data.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang
deskripsi data dan analisis data. Segala hasil penelitian dan pembahasan akan
dipaparkan secara terperinci pada bagian ini.
Bab V merupkan penutup dari penelitian ini. Bagian ini berisikan
simpulan dari seluruh isi penelitian ini dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Peneliti memperoleh tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Judul-judul penelitian tersebut adalah (1)
“Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA pada
Siswa Kelas V SDN 5 Mayonglor Kabupaten Jepara” yang diteliti oleh Bahrudin
Ardi, A. Ma, (2) “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Alur dan Tokoh Novel
Hilangnya Halaman Rumahku Karya Gregorius Budi Subanar untuk
Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Delsiana Yos
Sudarso Ngaga, dan (3) “Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tema dan
Amanat Novel Pondok Baca Kembali ke Semarang Karya Nh. Dini untuk Siswa
SMA Kelas XI Semester I” yang diteliti oleh Maria Srilestari Handayani Lalong.
Penelitian pertama merupakan penelitian Ardi (2013) yang ingin melihat
bahwa dengan menggunakan metode inkuiri terdapat peningkatan dalam
keterampilan guru, aktifitas siswa, dan hasil belajar siswa pada kelas V SDN 5
Mayonglor Jepara. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA menggunakan metode inkuiri. Jenis penelitian yang dilakukan oleh Ardi
merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitiannya adalah siswa
kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes dan observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Relevansi penelitian Ardi (2013) dan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti adalah penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas. Adapun
perbedaan penelitian Ardi dengan penelitian peneliti adalah subjek penelitian yang
dilakukan Ardi adalah siswa kelas V SDN 5 Mayonglor Jepara, sedangkan subjek
penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang
diimplementasikan dalam pemebelajaran sastra di SMA kelas XII semester II.
Pembelajaran yang diajarkan juga berbeda. Ardi menggunakan metode inkuiri
dalam pembelajaran IPA, sedangkan peneliti menggunakannya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam bidang sastra. Selain itu, terdapat
perbedaan jenis penelitian. Penelitian Ardi berjenis penelitian tindakan kelas,
sedangkan penelitian peneliti berjenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan Ardi dengan cara tes dan wawancara, sedangkan teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik baca dan catat.
Penelitian kedua merupakan penelitian Ngaga (2015) yang membahas
tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran alur dan tokoh novel
Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar untuk pembelajaran
sastra di SMA kelas XI semester I. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ngaga
menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat digunakan dalam pembelajaran sastra
di SMA kelas XI Semester I. Dalam penelitiannya, Ngaga membahas tentang
novel, alur, tokoh dan penokohan dalam sebuah novel, konsep pembelajaran
konteksual yang di dalamnya terdapat metode inkuiri, pembelajaran sastra di
SMA, silabus, dan RPP. Jenis penelitian yang dilakukan oleh Ngaga berjenis
penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode deskriptif, dan teknik baca dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
catat. Ngaga menggunakan novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius
Budi Subanar sebagai subjek penelitiannya.
Relevansi penelitian Ngaga (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-
sama meneliti tentang implementasi metode inkuiri dalam pembelajaran sastra di
SMA. Persamaan lain adalah kesaman jenis penelitian, metode dan teknik. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan
metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah baca dan catat. Adapun
perbedaan, yaitu terletak pada topik yang dicari dalam pembelajaran sastra. Ngaga
menggunakan pembelajaran sastra untuk mencari alur, tokoh dan penokohan
dalam novel, sedangkan penelitian peneliti menggunakan pembelajaran sastra
untuk mencari tema dan amanat dalam novel. Subjek penlitian Ngaga adalah
novel Hilangnya Halaman Rumahku karya Gregorius Budi Subanar, sedangkan
subjek penelitian peneliti adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari. Jenjang kelas yang digunakan juga berbeda. Ngaga menggunakan jenjang
SMA kelas XI semester I, yang sesuai dengan KTSP, sedangkan peneliti
menggunakan jenjang SMA kelas XII semester II, yang sesuai dengan Kurikulum
2013.
Penelitian ketiga merupakan penelitian Lalong (2015) yang membahas
tentang implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran tema dan
amanat novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini untuk siswa
SMA kelas XI semester I. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
implementasi pendekatan kontekstual terhadap pembelajaran tema dan amanat
novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
sastra di kelas XI semester I dapat dilakukan. Dalam penelitian ini, Lalong
membahas tentang pendekatan kontekstual, novel, tema dan amanat, pembelajaran
sastra di SMA, silabus dan RPP. Jenis penelitian Lalong berjenis deskriptif
kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif, dan teknik baca dan catat.
Lalong memilih novel Pondok Baca Kembali ke Semarang karya Nh. Dini sebagai
subjek penelitiannya.
Relevansi penelitian Lalong (2015) dan penelitian peneliti adalah sama-
sama meneliti tentang penggunaan suatu metode pembelajaran dalam
pembelajaran tema dan amanat suatu novel. Persamaan lain adalah kesaman jenis
penelitian, metode dan teknik. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan
adalah baca dan catat. Adapun perbedaan, yaitu terletak pada metode
pembelajaran yang digunakan. Lalong menggunakan pendekatan kontekstual,
sedangkan peneliti menggunakan metode inkuiri. Perbedaan selanjutnya terletak
pada subjek penlitian. Subjek penelitian lalong adalah novel Pondok Baca
Kembali ke Semarang karya Nh. Dini, sedangkan subjek penelitian peneliti adalah
novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Jenjang kelas yang digunakan
juga berbeda. Lalong menggunakan jenjang SMA kelas XI semester I, yang sesuai
dengan KTSP, sedangkan peneliti menggunakan jenjang SMA kelas XII semester
II, yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan
dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah sama-sama memilih
metode inkuri sebagai metode pembelajaran. Antara Lalong (2015) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
peneliti sama-sama memilih pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat
dalam novel. Persamaan lain adalah sama-sama menggunakan novel sebagai
subjek penelitiannya. Jenis penelitian, metode, dan teknik yang digunakan juga
sama.
Perbedaan yang peneliti temukan antara penelitian Ardi (2015) dengan
penelitian peneliti terdapat dalam masalah yang dibahas, jenis penelitian, metode
serta tekniknya. Subjek penelitian Ardi dengan peneliti juga berbeda.
Pembelajaran yang digunakan juga berbeda. Perbedaan penelitian Lalong (2015)
dengan penelitian peneliti terletak pada jenis metode pembelajarannya. Perbedaan
penelitian Ngaga (2015) dengan penelitian peneliti terletak pada pembelajarannya.
Walaupun sama-sama menggunakan novel sebagai subjek penelitiannya, antara
penelitian Lalong, Ngaga, dan peneliti memilih judul yang berbeda. Jenjang
pendidikan dan kurikulum yang dipilih juga berbeda. Dengan demikian, penelitian
yang akan dilakukan peneliti, berbeda dengan penelitian sebelumnya.
B. Kajian Teori
1. Metode Inkuiri
a. Konsep Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sund (dalam al-Tabany, 2014: 78), discovery merupakan bagian
dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan
lebih mendalam. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry yang berarti
„pertanyaan‟, atau „pemeriksaan‟, „penyelidikan‟. Gulo (dalam al-Tabany, 2014:
78) menyatakan metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pendapat tersebut
hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2010: 371)
bahwa pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong
siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip
untuk diri mereka sendiri.
Menurut Sanjaya (2012: 195), metode pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga
dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti „saya menemukan‟.
Sanjaya (2012: 195) juga mengatakan bahwa metode pembelajaran
inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini
siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Dalam
metode pembelajaran inkuiri siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Seluruh
aktivitas ditekankan kepada siswa secara maksimal untuk mencari dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
menemukan jawaban dari permasalahan dalam proses pembelajaran. Guru
bertugas untuk mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara
logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap
percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
b. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri
menurut Sanjaya (2012: 197), yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran
melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang disampaikan.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Strategi
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh
sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan
syarat utama dalam melakukan inkuiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
3. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inkuiri terletak pada
kemampuan siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi dengan cermat
dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan
yang tersaji. Dalam pembelajaran berbasis inkuiri ini, yang menjadi perhatian
utama, yaitu proses pemetaan masalah dan kedalaman pemahaman atas masalah
yang menghasilkan penyajian solusi atau jawaban yang valid dan meyakinkan.
Siswa bukan hanya mampu untuk menjawab pertanyaan „apa‟, tetapi juga
mengerti jawaban dari pertanyaan „mengapa‟ dan „bagaimana‟ (Anam, 2015: 8-9).
Pembelajaran berbasis inkuiri sendiri bertujuan mendorong siswa
semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa
dibimbing untuk menciptakan penemuan-penemuan, baik yang berupa
penyempurnaan dari yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau alat
yang belum pernah ada sebelumnya (Anam, 2015: 9). Di sisi lain, Trianto (2007:
135) berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan
cara bagi siswa membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan
berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Menurut Hosnan (2014: 342), ada lima prinsip yang harus diperhatikan
ketika menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam sebuah proses
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri ini selain
berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan pendidik bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Peran pendidik yang harus dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah
pendidik sebagai penanya, sebab kemampuan peserta didik untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Karena itu, kemampuan pendidik untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat diperlukan.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat jumlah fakta, melainkan belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
5. Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas pendidik adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2012: 199), berpendapat bahwa secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi dalam
pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Melalui proses ini siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Teka teki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka teki yang mengandung
konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan
setiap individu untuk menebak (berhipotesis) suatu permasalahan. Manakala
individu dapat membuktikan tebakannya, ia akan sampai pada posisi yang
bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan kesimpulan
merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
f. Kelebihan dan Kekurang Metode Inkuiri
Suatu metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya
dalam suatu proses pembelajaran. Begitu pula dengan metode inkuiri ini. Berikut
merupakan beberapa keunggulan yang dimiliki metode pembelajaran inkuiri
menurut Shoimin (2014:86).
1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga
pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran inkuiri ini juga memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, strategi ini tampaknya akan sulit
diimplementasikan.
2. Novel
a. Pengertian Novel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) disebutkan bahwa
novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita pendek
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat setiap pelaku. Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti
„sebuah barang baru yang kecil‟, yang kemudian diartikan sebagai „cerita pendek
dalam bentuk prosa‟ (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007: 9). Dalam istilah
Indonesia novella memiliki arti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup,
tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 2007: 9).
Novel mempunyai kesempatan lebih banyak dalam mengetengahkan ide,
lengkap dengan uraian dan jabaran, menjadikan jenis karya sastra ini tak ubahnya
menyajikan kehidupan yang utuh. Tarigan (2012: 16) menyatakan, novel adalah
suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan,
representatif dalam suatu alur. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang
memiliki unsur-unsur yang lengkap. Novel ditulis dalam bentuk naratif yang
mengandung suatu konflik dalam kisah kehidupan tokoh-tokoh ceritanya. Di
dalamnya disuguhkan serangkaian peristiwa yang disusun dalam sebuah latar dan
alur yang urut serta berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Novel juga dapat diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Nurgiyantoro, 2007).
Novel kerap disebut sebagai suatu karya yang menceritakan bagian kehidupan
seseorang, seperti masa menjelang perkawinan; masa percintaan; atau bagian
kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan
sebagainya. Hal ini membuat novel dapat dijadikan inspirasi oleh pembacanya.
Selain dapat memberikan inspirasi kepada pembaca, novel juga dapat memberikan
kesenangan bagi pembacanya melalui penggambaran kehidupan para tokohnya.
b. Unsur-Unsur Novel
Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang sifatnya
artistik. Sebagai karya fiksi, novel dibangun oleh unsur-unsur yang saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lain secara erat dan saling
menggantungkan. Nurgiyantoro (2007: 10) mengemukakan bahwa novel
merupakan karya sastra fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Nurgiyantoro (2007: 23) mengemukakan unsur intrinsik (intrinsic)
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur
tersebut menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur secara
faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah
novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Unsur-unsur yang dimaksud, misalnya peristiwa, cerita, alur (plot), penokohan,
tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.
Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang memengaruhi
bangunan-bangunan cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian
di dalamnya (Nurgiyantoro, 2007: 23). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan
membahas mengenai unsur intrinsik dalam novel, khususnya tema dan amanat
karena dalam praktinya terkadang siswa masih kebingungan dalam menentukan
tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh sebab itu, peneliti memilih tema dan
amanat sebagai bagian yang hendak diteliti. Di bawah ini akan diuraikan
pengertian tema dan amanat.
1) Tema
Tema berasal dari kata tithnai (bahasa Yunani) yang berarti
menempatkan, meletakan. Jadi, menurut arti katanya „tema' dapat diartikan
sebagai sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang ditempatkan (Keraf dalam
Wahyuningtyas, 2011: 2). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008)
disebutkan tema adalah pokok pikiran; dasar percakapan (yang dipercakapkan,
dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya).
Hartoko dan Rahmanto (1986: 142), mengemukakan tema merupakan
gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di
dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan
atau perbedaan-perbedaan. Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam
karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
dan situasi tertentu. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema
bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu.
Tema merupakan makna cerita, tema pada dasarnya merupakan sejenis
komentar terhadap subjek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun
implisit (Wiyatmi, 2006: 42). Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur
lainnya. Selain itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau meresponsi pengarang
terhadap pengalaman totalnya dengan jagat raya (Sayuti, 2000: 192).
a) Jenis Tema
Tema dalam karya sastra menurut Waluyo (2011: 8) dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu: (1) tema yang bersifat fisik; (2) tema
organik; (3) tema sosial; (4) tema egoik (reaksi pribadi); dan (5) tema devine
(Ketuhanan). Tema yang bersfiat fisik menyangkut inti cerita yang bersangkut
paut dengan kebutuhan fisik manusia, misalnya tentang cinta, perjuangan mencari
nafkah, hubungan perdagangan, dan sebagainya. Tema yang bersifat organik atau
moral, menyangkut soal hubungan antara manusia, misalnya penipuan, masalah
keluarga, problem politik, ekonomi, adat, tatacara, dan sebagainya. Tema yang
bersifat sosial berkaitan dengan problem kemasyarakatan. Tema egoik atau reaksi
individual, berkaitan dengan protes pribadi kepada ketidakadilan, kekuasaan yang
berlebihan, dan pertentanga individu. Tema devine (Ketuhanan) menyangkut
renungan yang bersifat religius hubungan manusia dengan Sang Khalik.
Selain lima jenis tema yang dikemukakan oleh Waluyo, terdapat pula dua
jenis tema yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2007: 82), yaitu (1) tema utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
(tema mayor), (2) tema tambahan (tema minor). Makna cerita dalam sebuah karya
fiksi-novel, mungkin saja lebih dari satu, atau lebih tepatnya lebih dari satu
interpretasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya menemukukan tema
utama cerita. Tema utama (tema mayor) adalah makna pokok cerita yang menjadi
dasar atau gagasan dasar umum karya itu. Menentukan tema utama sebuah cerita
pada hakikatnya merupakan aktivitas memilih, mempertimbangkan, dan menilai,
di antara sejumlah makna yang ditafsirkan ada dikandung oleh karya sastra yang
bersangkutan. Makna yang hanya terdapat dalam bagian-bagian tertentu cerita
dapat diidentifikasi sebagai makna tambahan. Makna-makna tambahan inilah
yang dapat disebut sebagai tema-tema tambahan atau tema minor. Banyak
sedikitnya tema minor, tergantung pada banyak sedikitnya makna tambahan yang
dapat ditafsirkan dari sebuah cerita novel (Nurgiyantoro, 2007: 82-83).
b) Penafsiran Tema
Menentukan sebuah tema dalam sebuah novel bukanlah hal yang mudah.
Walaupun penulisan novel telah didasarkan pada tema atau ide tertentu, namun
tema tidak dapat ditemukan secara eksplisit. Tema hadir dalam dan bersamaan
dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Waluyo (2011: 9) mengemukakan
adanya lima cara penafsiran tema antara lain sebagai berikut: (1) jangan sampai
bertentangan dengan setiap rincian cerita; (2) harus dapat dibuktikan secara
langsung dalam teks; (3) penafsiran tema tidak hanya berdasarkan perkiraan; dan
(4) tema cerita berkaitan dengan rincian cerita yang ditonjolkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Hal tersebut sama dengan pendapat yang dikemukan oleh Stanton. Dalam
usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel, secara lebih khusus dan
rinci Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2007) mengemukakan ada sejumlah kriteria
yang dapat diikuti seperti berikut.
Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan
tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting.
Hal tersebut disebabkan pada detil cerita yang menonjol itulah yang dapat
diidentifikasi sebagai masalah atau konflik utama yang pada umumnya
merupakan sesuatu yang ingin disampaikan.
Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat
bertentangan dengan tiap detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra,
merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap
dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan
sebagai sesuatu yang ingin disampaikan.
Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri
pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung
dalam novel yang bersangkutan. Tema tidak dapat ditafsirkan hanya berdasarkan
perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang
kurang dapat dipercaya. Penentuan tema dari kerja yang demikian kurang dapat
dipertanggungjawabkan karena kurangnya bukti empiris.
Keempat, penafsiran tema sebuah novel harus mendasarkan diri pada
bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita.
Penunjukkan tema sebuah cerita haruslah dapat dibuktikan dengan data atau detil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
cerita yang terdapat dalam cerita itu, baik yang berupa bukti-bukti langsung,
maupun tak langsung (Nurgiyantoro, 2007: 87-88).
2) Amanat
Dalam sebuah karya sastra ada kalanya dapat diangkat suatu ajaran
moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Hal itulah yang disebut
dengan amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita diberi jalan
keluarnya oleh pengarang, jalan keluar itu disebut dengan amanat (Sudjiman,
1991: 57).
Amanat disebut sebagai pesan yang mendasari cerita yang ingin
disampaikan pengarang kepada para pembaca. Menurut Wiyatmi (2006:49),
amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca atau penonton. Amanat dapat pula disebut dengan moral, atau
lebih tepatnya pesan moral. Amanat atau moral merupakan sesuatau yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang
terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita
(Nurgiyantoro, 2007: 321).
Amanat dapat diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung oleh
pengarang. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menemukan amanat
dalam sebuah karya sastra, yaitu secara eksplisit dan implisit. Amanat dapat
diungkapkan secara eksplisit jika pada tengah atau akhir cerita, pengarang
menyampaikan seruan, saruan, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan
sebagainya, berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu. Amanat dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
diungkapkan secara implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan
dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir (Sudjiman, 1991: 57). Oleh
karena itu, untuk menemukan suatu amanat dalam sebuah karya sastra, kita tidak
cukup hanya membaca beberapa paragraf dari cerita novel tersebut. Namun untuk
mendapatkan amanat atau pesan moral dari sebuah novel, kita harus membaca
cerita tersebut hingga selesai.
3. Pengajaran Sastra di SMA
Pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek
sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra
Perbandingan, dan Apresiasi Sastra (Ismawati, 2013: 1). Rahmanto (1988: 16),
mengemukakan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh
apabila mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) membantu keterampilan berbahasa,
(2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa, (4)
menunjang pembentukan watak.
Pengajaran sastra memiliki fungsi, yakni pengjaran sastra dapat
dikatakan sebagai wahana untuk belajar menemukan nilai-nilai yang terdapat
dalam karya sastra yang dipelajari, dalam suasana yang kondusif di bawah
bimbingan guru atau dosen. Selain itu, dalam pengajaran sastra dimungkinkan
tumbuhnya sikap apresiasi terhadap hal-hal yang indah, yang lembut, yang
manusiawi, untuk diinternalisasikan menjadi bagian dari karakter anak didik yang
akan dibentuk (Ismawati, 2013: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Adapun tujuan dari pengajaran sastra secara garis besar tujuan tersebut
dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka pendeknya adalah agar siswa mengenal cipta sastra dan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengannya. Siswa juga dapat
memberikan tanggapan, menanyakan, tentang cipta sastra yang dibacanya, siswa
dapat menyelesaikan tugas-tugas pengajaran sastra. Tujuan pengajaran sastra
jangka panjang adalah terbentuknya sikap positif terhadap sastra dengan ciri siswa
mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra dan dapat membuat indah
dalam setiap fase kehidupannya (Ismawati, 2013: 30).
4. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) merupakan penjabaran atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan atau jenjang pendidikan tertentu, yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif),
kognitif, dan psikomotor), yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran (Majid, 2014: 61). KI dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan keagamaan (KI 1), sikap
sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar (KD) dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif (Majid,
2014:61).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Kompetensi Dasar (KD) adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari KI. KD adalah kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik dalam suatu mata pelajaran di kelas tertentu. KD setiap mata
pelajaran di kelas tertentu ini merupakan jabaran lebih lanjut dari KI, yang
memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Priyatni, 2014:
19). Berikut ini akan dipaparkan KI dan KD yang akan digunakan sebagai materi
pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester II.
Tabel 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMA Kelas XII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan
akan keberadaan bahasa
Indonesia dan menggunakannnya
sesuai dengan kaidah dan konteks
untuk mempersatukan bangsa.
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur,
peduli, santun, dan tanggung
jawab dalam menggunaan bahasa
Indonesia untuk memahami dan
menyajikan cerita fiksi dalam
novel.
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.3 Menganalisis teks cerita sejarah,
berita, iklan, editorial/opini, dan
cerita fiksi dalam novel baik
melalui lisan maupun tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif
dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.3 Menyunting teks cerita sejarah,
berita, iklan, editorial/opini, dan
cerita fiksi dalam novel sesuai
dengan struktur dan kaidah teks
baik secara lisan maupun tulisan.
5. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran (Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau
tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok
atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Majid, 2014: 207).
a. Komponen Silabus
Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dinyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat hal-hal berikut :
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan).
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).
f. Materi pokok, muatan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menemukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
i. Aloksi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun.
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar yang relevan.
6. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Permendikbud No. 22
Tahun 2016). RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Dengan kata lain, RPP dapat dikatakan sebagai sebuah rancangan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar tatap muka. RPP
dikembangkan untuk satu kegiatan tatap muka atau lebih.
b. Komponen RPP
Dalam Salinan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, RPP memuat banyak
komponen yang dipaparkan berikut.
a. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan.
b. Identitas mata pelajaran dan tema/subtema.
c. Kelas/semester.
d. Materi pokok.
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam sialbus dan KD yang harus dicapai.
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
rekevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh peserta didik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai.
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran.
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber lain yang relevan.
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan, pendahuluan, inti,
dan penutup.
m. Penilaian hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian “Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Tema dan Amanat Novel
Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari untuk Pembelajaran Sastra di SMA
Kelas XII Semester II”, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendekripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat
alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Adapun
penelitian kualitatif menurut Moleong (2014: 6) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang persepsi, motivasi, tindakan dan
lain sebagainya. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
metode ilmiah. Jadi penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian
(Moleong, 2014: 6).
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif.
Dikatakan metode deskriptif karena penelitian ini nantinya menghasilkan data
tertulis berupa pendeskripsian tema dan amanat yang terkandung dalam novel
yang diamati. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian
pada saat sekarang, berdasakan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Hadari, 2005: 73).
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kalimat
atau paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak yang menggambarkan tema dan
amanat. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah novel
yang berjudul Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Novel ini diterbitkan
pertama kali pada tahun 1994 oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Namun
pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan buku cetakan keempat yang
diterbitkan pada tahun 2014 oleh penerbit yang sama. Novel ini memiliki 176
halaman, dengan tebal 20 cm.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk
memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian (Nasir, 2011). Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik
membaca dan mencatat. Peneliti membaca keseluruhan isi novel. Kemudian
peneliti mencatat bagian-bagian yang berkaitan dengan tema dan amanat dalam
novel. Teknik ini dilakukan karena data dalam penelitian ini berupa teks tertulis.
Peneliti harus cermat dan teliti dalam membaca setiap bagian novel untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
menemukan tema dan amanat dalam novel dengan menerapkan setiap tahapan
dalam metode pembelajaran inkuiri.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah mahasiswa peneliti sendiri (human
instrumen). Artinya, peneliti dengan pembelajaran novel yang dipilih berusaha
untuk mendeskripsikannya dan dikaitkan dengan metode pembelajaran inkuiri
yang ada dalam novel tersebut. Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti
melakukannya dengan membaca dan memberikan tanda pada kalimat-kalimat
yang dimaksudkan. Data-data yang telah diperoleh kemudian diberi tanda,
sehingga memudahkan data untuk diolah.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Siddel (dalam Moleong, 2014: 248) analisis data kualitatif
prosesnya berjalan sebagai berikut: (1) mencatat hasil data lapangan, dengan
memberiberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan,
memilah-milah, mengklasifikasikan, mensitesiskan, membuat ikhtisar, dan
membuat indeksnya, (3) berpikir untuk membuat kategori data itu mempunyai
makna, dengan cata mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan umum.
Berdasarkan teori di atas peneliti akan menganalisis data tersebut dengan
langkah-langkah analisis data sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
1. Menentukan novel yang dijadikan objek penelitian yaitu novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari.
2. Melakukan studi pustaka dengan cara mencari dan mengumpulkan teori dari
berbagai sumber seperti buku, serta sumber referensi lain yang relevan.
3. Mengidentifikasi tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari.
4. Mendeskripsikan tema dan amanat novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad
Tohari.
5. Mendeskripsikan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra untuk mencari
tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari
bagi siswa SMA kelas XII semester II.
6. Menarik kesimpulan.
7. Menyajikannya dalam bentuk laporan dari hasil analisis data tentang tema
dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari.
G. Penyajian Data
Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa paragraf. Paragraf
tersebut berisi tahap-tahap dalam pembelajaran inkuiri. Tahap-tahap tersebut
nantinya akan digunakan sebagai langkah untuk menganlisis tema dan amanat
dalam novel. Selain itu terdapat pula kutipan-kutipan kalimat dalam novel yang
berisi tema dan amanat. Tema dan amanat tersebut dicari secara terpisah. Jadi
peneliti akan menganalisis tema terlebih dahulu. Setelah tema dalam novel
tersebut selesai dianalisis, baru peneliti akan menganalisis amanat dalam novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada bab ini akan dikemukakan data yang ditemukan dalam novel Di
Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari secara keseluruhan. Data yang dianalisis
berupa kalimat dan paragraf dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak untuk
diimplementasikan dengan metode inkuiri dalam pembelajaran sastra sehingga
ditemukan tema dan amanatnya. Dalam praktiknya, terkadang siswa masih
kebingungan dalam menentukan tema dan amanat dalam sebuah cerita. Oleh
sebab itu, dengan data yang ditemukan diharapkan dapat membantu siswa dalam
mencari tema dan amanat sebuah cerita.
Novel merupakan sarana untuk memperkaya bacaan siswa. Dalam
pembelajaran sastra, novel dapat dijadikan sebagai media dalam pembelajaran.
Salah satu kelebihan novel sebagai media pembelajaran adalah cukup mudahnya
karya sastra tersebut dinikmati siswa. Pemilihan novel yang akan digunakan
sebagai media pembelajaran perlu dipertimbangkan, tujuannya agar siswa tidak
merasa bosan dan jenuh.
Selain pemilihan media, pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga
sangat penting dalam proses pembelajaran. Peneliti memilih menggunakan
metode inkuiri karena metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran
yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam suatu proses pembelajaran. Dalam
proses penerapan strategi pembelajaran ini, siswa diminta untuk mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
menjawab permasalahan yang timbul. Selain itu dengan strategi pembelajaran
inkuiri diharapkan dapat meningkatkan minat membaca siswa khususnya dalam
materi pembelajaran sastra yang terdapat di kelas XII semester II. Dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri diharapkan pula dapat memberikan
inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran, mengingat terkadang beberapa guru
masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi di kelas. Hal
tersebut membuat siswa cenderung jenuh dan tidak memperhatikan guru yang
sedang menyampaikan materi.
Berbeda dengan metode ceramah yang lebih didominasi oleh guru, dalam
metode inkuiri ini siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam setiap proses
pembelajaran. Dalam metode inkuiri sendiri terdapat beberapa langkah yang
dilalui, yaitu (a) orientasi, (b) merumuskan masalah, (c) merumuskan hipotesis,
(d) mengumpulkan data, (e) menguji hipotesis, (f) merumuskan kesimpulan.
Tahapan-tahapan tersebut menuntut keterlibatan siswa secara aktif, dengan
demikian siswa tidak akan merasa mudah jenuh.
B. Langkah-langkah Metode Inkuiri untuk Mencari Tema dan Amanat
Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari
Menurut Sanjaya (2012: 199), secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri dapat mengikuti enam langkah, yaitu
(1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4)
mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan. Keenam
langkah tersebut, nantinya akan membantu siswa untuk memahami secara lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
rinci tema dan amanat yang terkandung dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari. Berikut pembahasan mengenai langkah-langkah dalam metode
inkuri yang digunakan untuk mencari tema dan amanat dalam novel Di Kaki Bukit
Cibalak karya Ahmad Tohari.
1. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif (Sanjaya, 2012: 199). Pada langkah ini guru
mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah ini
digunakan guru untuk merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan sebuah masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru
terkait dengan pembelajaran sastra untuk mencari tema dan amanat dalam novel
Di Kaki Bukit Cibalak adalah sebagai berikut.
1. Guru memberi gambaran awal mengenai novel Di Kaki Bukit Cibalak karya
Ahmad Tohari yang akan digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Siswa membaca novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terlebih
dahulu dan memahami isi cerita tersebut. Setelah itu siswa menuliskan
ringkasan cerita novel Di Kaki Bukit Cibalak agar lebih mudah memahami isi
ceritanya.
Novel Di Kaki Bukit Cibalak terdiri atas tiga belas bagian. Oleh karena
itu, untuk mempermudah memahami isi novel tersebut, berikut ini akan
ditampilkan ringkasan novel berdasarkan bagian yang terdapat dalam novel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
a. Bagian Pertama
Di sekitar kaki Bukit Cibalak terdapat sebuah desa yang benama Desa
Tanggir. Penduduk Desa Tanggir adalah keturunan dari dua kelompok orang yang
berlainan, yaitu kaum kawula dan keturunan kerabat ningrat. Pagi itu mereka
semua telah berkumpul di halaman Balai Desa untuk mengadakan pemilihan
Lurah Desa Tanggir yang baru. Dari kelima orang calon lurah, kebanyakan orang
mengatakan hanya dua orang yang memiliki peluang. Satu di antaranya adalah
Pak Badi. Di Desa Tanggir, Pak Badi memiliki nama yang baik. Masyarakat
belum pernah mendengar Pak Badi terlibat dalam perbuatan curang, apalagi
perjuadian dan pelacuran. Sifat dermawannya juga manat menonjol. Calon yang
mengimbangi Pak Badi adalah Pak Dirga. Pak Dirga lebih populer daripada
keempat calon lainnya. Sikapnya luwes, pandai bermain bola, pandai berjudi, dan
gemar berganti istri. Hasil dari pemilihan pun telah didaptakan. Ternyata
keluhuran budi, kearifan, serta kejujuran Pak Badi tidak memberikan nasib baik.
Ia kalah, karena Pak Dirga yang terpilih menjadi lurah