plagiat merupakan tindakan tidak terpuji optimasi … pdf/f. farmasi/farmasi... · 2020. 11. 2. ·...

117
OPTIMASI KOMPOSISI ASAM SITRAT DAN ASAM TARTRAT DALAM TABLET EFFERVESCENT VITAMIN C: APLIKASI METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Duma Yanti NIM : 028114173 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • OPTIMASI KOMPOSISI ASAM SITRAT DAN ASAM TARTRAT

    DALAM TABLET EFFERVESCENT VITAMIN C: APLIKASI METODE

    DESAIN FAKTORIAL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh: Duma Yanti

    NIM : 028114173

    FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2007

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    berjudul “Optimasi Komposisi Asam sitrat dan Asam Tartrat dalam Tablet

    Effervescent Vitamin C: Aplikasi Metode Desain Faktorial” sebagai salah satu

    syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak

    mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, dorongan, pengarahan,

    sarana, ataupun fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

    menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen

    Penguji atas segala bimbingan, saran, pengarahan, dan kesempatan yang telah

    diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

    2. Ibu Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku Dosen Penguji atas segala masukan

    berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

    3. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji atas segala

    masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

    4. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Si., Apt. atas segala bimbingan, saran, pengarahan,

    dan dorongan yang telah diberikan selama penelitian.

    5. Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.Si., Apt. atas bantuan yang telah

    diberikan dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6. Bapak Jefry Julianus M.Si. atas bantuan yang diberikan dalam penelitian ini.

    7. Pak Bambang, Mas Surajio, dan Ibu Aminem selaku laboran teknologi sediaan

    padat fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada atas segala bantuan dan

    masukan yang telah diberikan selama penelitian.

    8. Laboran teknologi sediaan padat fakultas famasi Universitas Sanata Dharma

    yang telah membantu dalam kelancaran penelitian.

    9. Kedua orangtuaku tercinta untuk doa, semangat dan dukungan baik moril

    maupun materil yang telah diberikan.

    10. Iton untuk doa, dorongan, semangat dan kebersamaan dalam susah dan

    senang.

    11. Teman-teman terbaikku di farmasi, nonot, rinta, leny, berta untuk

    persahabatan, dukungan, dan dorongan selama ini.

    12. Thanks a lot to mb dewi, mas ade, fredy, mb merry, riasa, anto, adit, robby,

    fitri, ovie, nana, tori yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

    13. Teman-teman praktikum kelompok F untuk kebersamaan selama 3 tahun.

    14. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

    masih terdapat banyak kekurangan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini

    dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

    Yogyakarta, Juni 2007

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………ii

    HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………….v

    PRAKATA..............................................……………………………….……..vi

    DAFTAR ISI …………………………………………………………….…..viii

    DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………xi

    DAFTAR TABEL ……………………………………………………………xii

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...xiii

    INTISARI ……………………………………………………………………xiv

    ABSTRACT ……………………………………………………………………xv

    BAB I. PENGANTAR ………………………………………………...…….1

    A. Latar Belakang ……………………………………………………………..1

    B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….4

    C. Keaslian Penelitian …………………………………………………………4

    D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….……4

    E. Tujuan Penelitian …………………………………………………………...5

    BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………………….6

    A. Vitamin C………….………………………………………………………..6

    B. Tablet.................………….……………………........................…………... 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • C. Tablet Effervescent………………………………………………………….9

    D. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet Effervescent ………………...13

    E. Metode Pembuatan Tablet Effervescent …………………………………...18

    F. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk ………….…………………………..........22

    G. Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent ……………………………….………...24

    H. Pemerian Bahan yang Digunakan ……………………………………….....26

    I. Metode Desain Faktorial ……………………………………………….…...28

    J. Landasan Teori ……………………………………………………….……. 32

    K. Hipotesa ……………………………………………………………….…...33

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………….……34

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………….………..34

    B. Variabel dan Definisi Operasional ………………………….…………….34

    1. Variabel Penelitian ……………………………………….……………..34

    2. Definisi operasional …………………………………….………………35

    C. Bahan dan Alat ……………………………………………….…………….37

    1. Bahan Penelitian …………………………………….……………….....37

    2. Alat Penelitian……. ……………………………………………………37

    D. Tata Cara Penelitian …………………………………………….………….40

    1. Penentuan level rendah dan level tinggi ..............………………………40

    2. Penyiapan komponen campuran …………….……………….…………41

    3. Pencampuran serbuk………................................………….……………41

    4. Uji sifat fisis campuram serbuk ..……………………………………….42

    5. Formulasi tablet effervescent ……………………….…………………..43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6. Uji sifat fisis tablet effervescent......................................………….…….43

    7. Prediksi formula optimum tablet effervescent vitamin C ...............……..45

    E. Analisis Data dan Optimasi …………………………….…………………...45

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………….…………46

    A. Formulasi dan Pembuatan Tablet Effervescent....…………………….…….46

    B. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk ……........…………………….………….53

    C. Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent ……………………….........……………56

    D. Optimasi Formula …………...............................……………….....………..67

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….………….74

    A. Kesimpulan ……………………………………………………….………..74

    B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………….………74

    C. Saran ………………………………………………………………….…….75

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………76

    LAMPIRAN …………………………………………………………….……..81

    BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………………..102

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Rumus struktur vitamin C …………………………….….....……..7

    Gambar 2. Proses oksidasi vitamin C …………………………………......…..7

    Gambar 3. N-Vinylpyrrolidone ........................................................................16

    Gambar 4 Poly(N-Vinylpyrrolidone) ..............................................................16

    Gambar 5 Natrium sakarin ..............................................................................18

    Gambar 6 Skema jalannya penelitian ..............................................................39

    Gambar 7 Ikatan hidrogen antara PVP dan vitamin C ....................................50

    Gambar 8 Ikatan hidrogen antara PVP dan asam sitrat ……………………...50

    Gambar 9 Ikatan hidrogen antara PVP dan asam tartrat …………...………..50

    Gambar 10 Ikatan hidrogen antara PVP dan laktosa ........................................51

    Gambar 11a Hubungan antara asam sitrat (g) dan kekerasan tablet ...................58

    Gambar 11b Hubungan antara asam tartrat(g) dan kekerasan tablet ……….….58

    Gambar 12a. Hubungan antara asam sitrat (g) dan kerapuhan tablet ……...…...61

    Gambar 12b. Hubungan antara asam tartrat (g) dan kerapuhan tablet.................61

    Gambar 13a. Hubungan antara asam sitrat (g) dan waktu larut ……….….........64

    Gambar 13b. Hubungan antara asam tartrat (g) dan waktu larut.........................64

    Gambar 14. Contour plot kekerasan tablet effervescent ……...........................68

    Gambar 15. Contour plot kerapuhan tablet effervescent ……….…….....…….69

    Gambar 16. Contour plot waktu larut tablet effervescent .. ……….……...…...71

    Gambar 17. Contour plot super imposed ……………………………….…….72

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial …………………………….30

    Tabel II. Komposisi formula tablet effervescent vitamin C ......................…..40

    Tabel III. Level rendah dan level tinggi formula ………….………………….41

    Tabel IV. Hasil uji sifat alir dan kandungan lembab ……………….…….…..53

    Tabel V. Hasil uji kompaktibilitas ......................................................…….…..53

    Tabel VI. Hasil uji sifat fisis tablet effervescent vitamin C …………......………...56

    Tabel VII. Efek asam sitrat, efek asam tartrat dan ineraksinya....................................57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Data penimbangan dan notasi …………………...………………...81

    Lampiran 2. Data sifat fisis campuran serbuk effervscent …………………..….82

    Lampiran 3. Data sifat fisis tablet effervescent ……………………………...….84

    Lampiran 4. Perhitungan efek sifat fisis tablet effervescent …………………….88

    Lampiran 5. Persamaan regresi ………………………………………………….90

    Lampiran 6. Foto campuran serbuk…………………...…………………………96

    Lampiran 7. Foto tablet effervsecent.....................................……………………98

    Lampiran 8. Foto larutan effervescent …………………….…………………..100

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • INTISARI

    Telah dilakukan penelitian dengan judul “optimasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet effervescent vitamin C: aplikasi metode desain faktorial”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek asam sitrat, asam tartrat, dan interaksinya yang dominan dalam menentukan sifat fisik tablet effervescent vitamin C dan mendapatkan komposisi asam sitrat dan asam tartrat yang optimum.

    Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni menggunakan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Pembuatan tablet effervescent dilakukan secara kempa langsung. Kategori respon yang diharapkan, yaitu kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat dominan dalam menentukan kekerasan dan waktu larut tablet effervescent, sedangkan asam tartrat dominan dalam menentukan kerapuhan tablet effervescent. Dari contour plot super imposed diperoleh area optimum untuk kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut. Area tersebut diprediksi sebagai formula optimum tablet effervescent pada level yang diteliti.

    Kata kunci: asam sitrat, asam tartrat, tablet effervescent, desain faktorial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ABSTRACT

    The research about “compositions optimization of citric acid – tartaric acid of vitamin C effervescent tablets: factorial design method application” has been done. The aim 0f the research were to observe the dominant effect among citric acid, tartaric acid, and the interaction on determining the effervescent tablets properties, and to obtain the optimum composition of formulation area.

    This research was a pure experimental study based on factorial design with two factor and two level. The preparation tablet effervescent with direct compression. The respond category includes hardness, friability, and disintegration time of effervescent tablet

    The result shown that ctric acid dominant in determining the hardness and disintegration time, wheares tartaric acid dominant in friability effervescent tablets. From the counter plot superimposed, there was found the optimum area for the hardness, friability, and disintegration time effervescent tablets. characteristic effervescent tablets. That area was supposed as the formula of the optimum citric acid and tartaric acid in the tested level.

    Key word : citric acid, tartaric acid, effervescent tablet, factorial design

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Vitamin C memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Vitamin C dapat

    meningkatkan sistem imun dan berfungsi sebagai antioksidan yang dapat

    mencegah dan mengobati infeksi dan penyakit lain. Vitamin C membantu

    melawan bakteri, virus, dan penyakit jamur. Dalam jumlah besar vitamin C dapat

    meningkatkan produksi interferon dan mengaktifkan sistem imun terhadap virus,

    juga dapat menurunkan produksi histamin sehingga dapat menurunkan potensi

    alergi. Vitamin C berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan kolagen.

    Vitamin C dapat menguatkan otot dan pembuluh darah. Beberapa studi

    menerangkan bahwa vitamin C juga dapat berperan dalam mengobati kanker.

    (Buringer, 2005).

    Vitamin C tidak dihasilkan oleh tubuh. Vitamin C bisa ditemukan dalam

    sayuran dan buah-buahan tetapi mudah rusak selama pemasakan dan

    penyimpanan karena itu diperlukan asupan dari luar dalam bentuk tablet, pil,

    tablet effervescent, tablet hisap dan cairan injeksi untuk memenuhi kebutuhan

    akan vitamin ini. (Anonim, 2007 a).

    Tablet effervescent merupakan bentuk sediaan yang dipilih karena vitamin

    C dalam bentuk tablet effervescent akan memberikan sistem penyerahan yang

    efisien untuk absorbsi yang efektif. Vitamin yang diberikan dalam bentuk

    effervescent akan terlarut dengan lengkap dalam air sehingga lebih mudah untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • diabsorbsi dibandingkan bentuk sediaan tablet atau pil dan adanya karbonat

    memberikan rasa yang menyegarkan (Anonim, 2006 b).

    Pembuatan tablet effervescent vitamin C dilakukan dengan metode kempa

    langsung karena sifat vitamin C yang mudah rusak oleh adanya lembab. Kempa

    langsung dinilai sangat memuaskan karena kebutuhan kerja rendah sehingga lebih

    ekonomis daripada pencetakan granulat (Voigt, 1995). Dalam kempa langsung

    perlu diperhatikan bahan dasar yang digunakan untuk mendapatkan campuran

    yang mudah mengalir, tidak memisah dan kompak (Lindberg et al., 1992).

    Pada pembuatan tablet effervescent sumber asam merupakan bahan yang

    sangat penting, dimana asam akan bereaksi dengan bahan karbonat sehingga

    terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986). Gas karbondioksida inilah

    yang membantu larutnya tablet ketika dimasukkan ke dalam air. Tablet

    effervescent vitamin C yang beredar dipasaran umumnya menggunakan satu

    sumber asam saja, yaitu asam sitrat. Pada penelitian ini, peneliti mencoba

    mengkombinasikan asam sitrat dengan bahan asam lain, yaitu asam tartrat karena

    campuran serbuk effervescent akan lebih baik jika diolah dari suatu kombinasi

    asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu macam asam saja. Penggunaan

    bahan asam tunggal akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartrat

    digunakan sebagai asam tunggal maka campuran serbuk yang dihasilkan akan

    mudah kehilangan kekuatannya dan menggumpal, sedangkan penggunaan asam

    sitrat saja akan menghasilkan campuran yang lengket (Ansel, 1989). Asam sitrat

    memiliki kelarutan yang tinggi dalam air dan mudah diperoleh dalam bentuk

    granulat. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa asam sitrat lebih sering

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • digunakan sebagai sumber asam dalam pembuatan tablet effervescent (Rohdiana,

    2003). Asam tartrat digunakan sebagai sumber asam dikarenakan asam tartrat

    memiliki kelarutan yang sangat baik dalam air (Ansel, 1989). Asam tartrat juga

    merupakan sumber asam yang banyak digunakan dalam sediaan effervescent.

    Kelarutan merupakan salah satu syarat bagi bahan yang akan digunakan dalam

    pembuatan tablet effervescent. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet

    effervescent hendaknya memiliki kelarutan yang baik dalam air sehingga reaksi

    effervescent dapat terjadi dengan cepat (Mohrle, 1989). Sumber asam akan

    menghasilkan reaksi effervescent yang baik bila digunakan pada range konsentrasi

    25-40% dari berat tablet (Wehling and Fred, 2004).

    Asam sitrat dan asam tartrat memiliki sifat masing-masing yang apabila

    dicampur akan berpengaruh terhadap sifat fisis tablet effervescent vitamin C yang

    dihasilkan, meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu larut. Oleh karena itu, perlu

    dilakukan penelitian tentang campuran asam sitrat dan asam tartrat yang optimum

    sebagai sumber asam dalam pembuatan tablet effervescent vitamin C. Komposisi

    asam sitrat dan asam tartrat dioptimasi berdasarkan metode desain faktorial.

    Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

    memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

    variabel bebas (Bolton, 1997). Metode ini dapat mengidentifikasi efek masing-

    masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode desain faktorial juga

    dapat digunakan untuk memperkirakan faktor yang dominan dalam menentukan

    respon. Dengan persamaan dari masing-masing respon dapat dibuat contour plot

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • untuk masing-masing parameter sifat fisis dan contour plot superimposed untuk

    mendapatkan formula yang optimum (Muth, 1999).

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, permasalahan yang diteliti adalah :

    1. Diantara asam sitrat, asam tartrat, dan interaksinya mana yang lebih dominan

    dalam menentukan sifat fisis tablet effervescent?

    2. Apakah dapat ditemukan area komposisi optimum dari asam sitrat dan asam

    tartrat dengan sifat fisis tablet yang dikehendaki dalam contour plot super

    imposed?

    C. Keaslian Penelitian

    Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang optimasi campuran asam

    sitrat dan asam tartrat untuk menentukan formula optimum tablet effervesent

    vitamin C dengan metode desain faktorial ini belum pernah dilakukan

    sebelumnya.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan informasi yang dapat

    berguna sebagai referensi dalam pembuatan tablet effervescent vitamin C.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2. Manfaat Praktis

    Mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisis tablet

    effervescent vitamin C antara asam sitrat, asam tartrat, dan interaksinya serta

    komposisi asam sitrat dan asam tartrat yang optimum berdasarkan contour plot

    super imposed.

    3. Manfaat Metodologis

    Mengembangkan dan mengaplikasikan metode desain faktorial dengan dua

    faktor dan dua level dalam melakukan optimasi formula.

    E. Tujuan Penelitian

    1. Memperoleh formula tablet effervescent vitamin C yang optimum berdasarkan

    karakter yang dikehendaki.

    2. Mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisis tablet

    effervescent vitamin C dari penggunaan asam sitrat, asam tartrat ataupun

    interaksinya.

    3. Mengetahui ada atau tidaknya area komposisi optimum dari asam sitrat dan

    asam tartrat yang digunakan pada contour plot super imposed.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Vitamin C

    Vitamin C dapat meningkatkan sistem imun dan berfungsi sebagai

    antioksidan yang dapat mencegah dan mengobati infeksi dan penyakit lain.

    Vitamin C dapat mengakifkan neutrofil. Vitamin C juga dapat meningkatkan

    produksi limposit, sel darah putih yang berperan dalam memproduksi antibodi.

    Vitamin C membantu melawan bakteri, virus, dan penyakit jamur. Vitamin C juga

    dapat menurunkan produksi histamin sehingga dapat menurunkan potensi alergi.

    Salah satu fungsi penting vitamin C adalah dalam pembentukan dan pemeliharaan

    kolagen, dengan bekerja sebagai koenzim yang merubah prolin dan lisin menjadi

    hidroksiprolin dan hidroksilisin yang penting bagi struktur kolagen. Vitamin C

    dapat menguatkan otot dan pembuluh darah. Beberapa studi menerangkan bahwa

    vitamin C juga dapat berperan dalam mengobati kanker (Buringer, 2005).

    Penyakit kekurangan vitamin C yang klasik terjadi pada orang dewasa

    adalah skorbut. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan abnormal, kelelahan otot,

    perdarahan, gigi menjadi goyah dan mudah tanggal dan mudah terkena penyakit

    infeksi (Mutschler, 1991). Berbagai gejala-gajala dari skorbut dihubungkan

    dengan jaringan yang dapat dijelaskan dengan peranan vitamin C dalam

    pembentukan kolagen. Sintesis kolagen tanpa vitamin C seperti pada skorbut

    akan menghasilkan pembuluh darah yang rapuh. Kelelahan dan kelemahan pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • skorbut disebabkan oleh defisiensi L-karnitin. Vitamin C merupakan kofaktor

    untuk reaksi biosintesis karnitin ( Anonim, 2006 a).

    Gambar 1. Struktur Vitamin C

    Vitamin C oleh adanya kelembapan akan mengalami proses oksidasi

    sehingga sifat bahan aktif obat akan berubah. Oleh karena itu, vitamin C tidak

    sesuai bila pembuatannya menggunakan metode granulasi sehingga metode tablet

    kempa langsung merupakan pilihan yang terbaik (Bolhuis and Chowhan, 1996).

    Proses oksidasi vitamin C oleh adanya lembab berlangsung sebagai

    berikut

    OO

    OO

    HO

    HO

    O C OH

    CO OH

    O C OH

    C OHH

    CHO H

    CH2OH

    C OO

    CO

    CO

    C OH

    C HHO

    CH2OH

    OO

    OHHO

    HO

    HO

    (a) (b)

    (d)

    (e)

    (c)

    H

    H

    Gambar 2. Proses oksidasi vitamin C. Asam askorbat (a), asam dehidroaskorbat (b), asam L-diketogulonat (c), asam oksalat (d), dan asam

    L-treonat (e) (Halliwell and Gutteridge, 1999)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Reaksi oksidasi vitamin C (asam askorbat) menjadi asam dehidroaskorbat

    bersifat reversible baik secara in vitro maupun in vivo (Connors et al., 1986).

    Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil sehingga dapat dihidrolisis

    menjadi L-diketogulonat dengan memecah cincin laktonnya, sehingga senyawa

    ini tidak memiliki keaktifan vitamin C. Reaksi ini bersifat irreversible. Karena

    tidak stabil, asam L-diketogulonat dapat teroksidasi menjadi asam oksalat dan

    asam L-treonat. Reaksi ini bersifat irreversible (Winarno, 1997).

    Pengempaan tablet vitamin C tanpa menggunakan bahan pengikat pada

    kempa langsung akan menyebabkan tablet mengalami capping, laminating, dan

    kecenderungan mengalami chipping. Vitamin C merupakan brittle material, hal

    ini dapat terlihat selama proses pengempaan dimana tablet akan terfragmentasi.

    Adanya bahan pengikat akan menyebabkan adanya ikatan antar partikel dalam

    tablet (Bolhuis and Chowhan, 1996).

    B. Tablet

    Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tablet adalah sediaan padat

    mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode

    pembuatan, tablet dapat digolongkan menjadi tablet cetak dan tablet kempa

    (Anonim, 1995).

    Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,

    ketebalan dan hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara

    pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada

    pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis

    (Ansel, 1989).

    Sebagai salah satu bentuk sediaan obat, tablet memiliki beberapa

    keuntungan. Tablet memberikan dosis pengobatan yang tepat dan dapat diberikan

    secara mudah. Mudah dalam pengangkutan dan mudah dibawa oleh pasien.

    Produk akhirnya seragam dalam bobot dan penampilan, dan biasanya lebih stabil

    dari bentuk cairan. Dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan mudah dan cepat

    serta biaya produksi yang dikeluarkan sangat rendah jika dibandingkan dengan

    bentuk sediaan lain (Rubinstein, 1988). Tablet memberikan kenyamanan dan

    keamanan dalam pemberian obat karena diberikan dengan rute oral (Alderborn,

    2002).

    C. Tablet Effervescent

    Tablet effervescent adalah tablet tidak bersalut, mengandung asam dan

    karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air

    dengan melepaskan gas karbondioksida. Tablet effervescent diharapkan larut

    dalam air sebelum diberikan kepada pasien (Lindberg et al., 1992). Tablet

    effervescent biasanya mengandung zat aktif dan vitamin (Wolfram, 1999). Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa bahan-bahan aktif

    berupa sumber asam dan sumber karbonat. Bila tablet effervescent dimasukkan

    kedalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber

    karbonat tersebut sehingga membentuk garam natrium dari asam kemudian

    menghasilkan gas dalam bentuk karbondioksida (CO2) (Rohdiana, 2003).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Tablet effervescent memiliki keuntungan dibandingkan bentuk sediaan

    padat oral konvensional lainnya (Lindberg et al., 1992). Banyak studi

    menerangkan bahwa tablet dan serbuk effervescent dapat meningkatkan absorbsi

    jumlah zat aktifnya dibandingkan formula konvensional. Sebagai bentuk obat,

    tablet effervescent memberikan penyiapan larutan dalam waktu seketika yang

    mengandung dosis obat yang tepat sehingga zat aktif sudah berada dalam bentuk

    partikelnya (tidak perlu waktu untuk desintegrasi) sehingga dapat dengan cepat

    diabsorbsi dan cepat mencapai onsetnya (Lee, 2005). Tablet effervescent dapat

    diberikan pada pasien yang sulit menelan kapsul atau tablet (Lindberg et al.,

    1992). Selain itu, adanya pelepasan gas karbondioksida juga membantu

    memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Banker and Anderson, 1986). Gas

    karbondioksida yang terbentuk memberikan efek sparkle (rasa seperti soda) dan

    mempermudah proses pelarutan tablet effervescent tanpa pengadukan secara

    manual dengan syarat semua komponen bersifat sangat mudah larut air

    (Kusnadhi, 2003).

    Kerugian tablet effervescent adalah produk yang dihasilkan tidak stabil

    dengan adanya lembab. Sebagian besar produk effervescent adalah higroskopis

    sehingga dapat mengadsorbsi lembab yang cukup untuk memulai degradasi jika

    tidak disimpan dalam kemasan yang sesuai (Lindberg et al., 1992). Bahkan

    kelembapan udara selama pembuatan produk sudah cukup untuk memulai

    reaktivitas effervescent ( Lachman et al., 1994).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Secara sederhana proses pembuatan tablet effervescent dapat dibagi

    dalam dua tahap, yaitu proses pencampuran dan proses pembuatan tablet.

    (Rohdiana, 2003).

    1. Proses pencampuran

    Pencampuran adalah proses dimana dua atau lebih komponen

    diperlakukan sehingga saling berdekatan dan memungkinkan untuk terjadi kontak

    dengan partikel dari masing-masing komponen (Travers, 1988). Proses

    pencampuran ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen

    (Rohdiana, 2003). Proses ini harus dilakukan pada kelembaban yang rendah,

    sebaiknya kelembaban relatif (RH) dibawah 25% (Mohrle, 1989).

    Mekanisme pencampuran bahan padat dibagi menjadi tiga, yaitu

    pencampuran konvektif, pencampuran shear dan pencampuran difusiv ( Rippie,

    1989; Schwartz and Lantz, 1990).

    1) Pencampuran Konvektif

    Pada pencampuran konvektif terjadi gerakan segerombol partikel dari suatu

    tempat ke tempat lain (Schwartz and Lantz, 1990). Tergantung dari tipe

    mixer yang digunakan, pencampuran konvektif dapat terjadi dengan

    memutar bidang serbuk dengan pisau-pisau pedang atau dayung, dengan

    sekrup yang berputar, atau dengan metode lain dengan memindahkan

    suatu massa yang relatif besar dari suatu bidang serbuk ke bidang serbuk

    yang lain (Rippie, 1989).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2) Pencampuran Shear

    Pada pencampuran shear terjadi perubahan konfigurasi komponen

    penyusun campuran (Schwartz and Lantz, 1990). Shear terjadi antara

    daerah-daerah dengan komposisi berbeda dan sejajar dengan antar

    mukanya, akan mengurangi skala segregasi dengan menipiskan lapisan-

    lapisan yang tidak sama (Rippie, 1989).

    3) Pencampuran Difusiv

    Pada pencampuran difusiv terjadi gerakan-gerakan acak partikel secara

    individu dalam campuran (Schwartz and Lantz, 1990). Pertukaran tempat

    dari partikel-partikel tunggal tersebut mengakibatkan berkurangnya

    intensitas pemisahan (Rippie, 1989).

    2. Proses pembuatan tablet

    Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui kempa langsung atau

    granulasi, baik granulasi basah atau granulasi kering. Untuk menentukan metode

    pembuatannya apakah dibuat dengan kempa langsung atau granulasi sangat

    tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Dibandingkan dengan metode

    granulasi, metode kempa langsung dinilai lebih menguntungkan dalam hal

    penghematan waktu, peralatan, ruangan maupun energi yang dibutuhkan

    (Rohdiana, 2003).

    Proses pembuatan tablet harus dilakukan pada ruang khusus sehingga bisa

    diatur kelembaban relatifnya, kira-kira di bawah 25%. Apabila kelembaban

    relatifnya lebih dari 25% maka akan mengalami kesulitan pada proses pembuatan

    tablet dan sukar tercapai tablet effervescent yang stabilitasnya bagus (Mohrle,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1989). Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap

    air dalam atmosfer dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tertentu

    (Anonim, 2007 b). Kelembaban relatif dinyatakan sebagai persentase dan dihitung

    dengan cara berikut :

    %100xjenuhairuaptekanan

    atmosfirdalamairuaptekananRH =

    (Moechtar, 1990)

    D. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet Effervescent

    Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet

    effervescent meliputi :

    a. Sumber Asam

    Sumber asam yang diperlukan untuk reaksi effervescent dapat diperoleh

    dari tiga sumber utama, yaitu asam makanan (asam sitrat, asam tartrat, asam

    malat, asam fumarat, asam adiptat dan asam suksinat), asam anhidrat ( asam

    suksinat anhidrat dan asam sitrat anhidrat) dan asam garam ( natrium

    dihirogen pospat, dinatrium dihirogen piropospat, garam asam sitrat dan

    natrium asam sulfit). Asam makanan adalah yang biasa digunakan (Mohrle,

    1989). Asam sangat penting pada pembuatan tablet effervescent. Sumber asam

    jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian

    akan melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan

    bahan karbonat sehingga terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986).

    Asam sitrat bersifat sangat mudah larut air dan mudah larut etanol

    (Lindberg et al., 1992). Sifat asam sitrat yang higroskopis dan mudah larut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • dalam air merupakan alasan yang menyebabkan asam sitrat lebih sering

    digunakan dalam pembuatan suasana asam pada pembuatan tablet effervescent

    (Ansel, 1989). Asam tartrat lebih larut dalam air dan lebih higroskopis

    dibandingkan dengan asam sitrat (Mohrle, 1989). Asam tartrat terlarut di

    dalam kurang dari 1 bagian air, hal ini berarti 1 bagian asam larut dalam

    kurang dari 1 bagian air dan larut dalam 2,5 bagian alkohol (Lindberg et al.,

    1992). Sumber asam akan menghasilkan reaksi effervescent yang baik bila

    digunakan pada range konsentrasi 25-40% dari berat tablet (Wehling and

    Fred, 2004).

    b. Sumber Karbonat

    Sumber karbonat untuk effervescent meliputi natrium bikarbonat, natrium

    karbonat, potassium karbonat, natrium sesquikarbonat, natrium glisin

    karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat (Mohrle, 1989). Natrium karbonat

    di pasaran tersedia dalam bentuk anhidrat atau monohidrat.. semua bentuk

    natrium karbonat sangat larut dalam air (Lindberg et al., 1992). Natrium

    karbonat (Na2CO3) menunjukkan efek menstabilkan ketika digunakan dalam

    tablet effervescent dikarenakan kemampuannya mengabsorbsi lembab, hal ini

    dapat mencegah reaksi awal effervescent. Natrium karbonat dalam bentuk

    anhidrat akan mengabsorbsi lembab menjadi bentuk hidrat yang stabil

    (Mohrle, 1989).

    c. Bahan Pengikat

    Bahan pengikat adalah bahan yang membantu untuk mengikat bahan lain

    bersama-sama (Mohrle, 1989). Bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Demikian pula kekompakan

    tablet akan dipengaruhi, baik oleh tekanan pencetakan maupun bahan pengikat

    (Voigt, 1995).

    Bahan pengikat dapat ditambahkan kedalam serbuk dengan beberapa cara,

    yaitu :

    1. Serbuk kering yang dicampur dengan bahan lain sebelum

    penggumpalan basah. Selama prosedur penggumpalan bahan pengikat

    dilarutkan sebagian atau seluruhnya dalam cairan penggumpal.

    2. Larutan yang digunakan sebagai cairan penggumpal selama

    penggumpalan basah. Yang biasa dikenal sebagai solution binder.

    3. Serbuk kering yang dicampur dengan bahan lain sebelum pengempaan.

    Yang biasa dikenal sebagai dry binder.

    (Alderborn, 2002)

    Penggunaan bahan pengikat pada tablet effervescent dibatasi bukan karena

    tidak dibutuhkan tetapi karena aksi dua arah bahan pengikat tersebut.

    Penggunaan bahan pengikat, sekalipun larut air, akan memperlambat proses

    desintegrasi tablet effervescent (Mohrle, 1989). Oleh karena itu, sebaiknya

    bahan pengikat digunakan sesedikit mungkin (Voigt, 1995).

    Bahan pengikat yang efektif untuk tablet effervescent adalah PVP

    (polivinylpyrolidone) (Mohrle, 1989). PVP dapat ditambahkan ke dalam

    campuran dalam bentuk kering atau di granulasi. Konsentrasi PVP yang

    digunakan sebagai bahan pengikat berkisar antara 0,5-5% (Khankari and

    Hortz, 1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PVP (polivinylpyrrolidone) merupakan homopolimer dari N-

    vinylpyrrolidone. PVP bersifat larut dalam air dan pelarut polar lainnya

    (Anonim, 2007 c). Sifat ikatan PVP meningkat dengan semakin meningkatnya

    berat molekul. Ikatan antar partikel yang paling kuat dibentuk oleh PVP

    dengan berat molekul paling tinggi (Schmidt, 1999).

    NO

    CC

    H

    H

    H

    Gambar 3. N- vinylpyrrolidone

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    Gambar 4. poli(N-vinylpyrrolidone)

    f. Bahan Pengisi

    Bahan pengisi berguna untuk memperbesar volume tablet sehingga

    diperoleh ukuran yang sesuai. Bahan pengisi yang ideal memiliki sifat inert,

    non-higroskopis, larut air, memiliki kompaktibilitas yang baik, rasanya dapat

    diterima, dan murah (Alderborn, 2002). Bahan pengisi yang umum digunakan

    adalah jenis pati dan laktosa (Voigt, 1995). Laktosa memiliki sifat bahan

    pengisi yang baik, antara lain dapat larut dalam air, rasanya enak, non-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • higroskopis, tidak reaktif dan menunjukkan kompaktibilitas yang baik

    (Alderborn, 2002).

    g. Bahan Pelicin

    Bahan pelicin merupakan salah satu komponen yang penting karena tanpa

    bahan ini pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi tidak dimungkinkan

    (Mohrle, 1989). Bahan pelicin berfungsi untuk menjamin bahwa pencetakan

    dan pengeluaran tablet dapat terjadi dengan gesekan yang rendah antara

    padatan dan dinding die. Gesekan yang tinggi selama proses penabletan dapat

    menimbulkan masalah, termasuk kualitas tablet yang kurang baik ( capping

    atau bahkan fragmentasi tablet selama proses pengeluaran, dan goresan

    vertikal pada bagian tepi tablet) (Alderborn, 2002). Bahan pelicin umumnya

    ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pelicin ditambahkan dan dicampur

    selama 2-5 menit. Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi

    desintegrasi-disolusi dan tablet dapat kehilangan ikatannya. Bahan pelicin

    juga dapat ditambahkan dalam granulasi sebagai larutan alkoholik dan sebagai

    suspensi dan emulsi (Peck et al., 1989).

    Garam magnesium, kalsium, dan seng dari asam stearat adalah bahan

    pelicin yang paling efisien yang umum digunakan. Konsentrasi efektif yang

    digunakan adalah 1% atau kurang, karena bagaimanapun bahan-bahan

    tersebut tidak larut air sehingga dapat menghalangi hancurnya tablet dan

    menghasilkan larutan yang tidak jernih (Mohrle, 1989).

    Mg stearat (C36H70MgO4) banyak digunakan sebagai bahan pelicin dalam

    proses pembuatan tablet dan lebih efisien karena dengan jumlah yang sangat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • sedikit sudah cukup untuk memperbaiki waktu alir serbuk/granul (Sheth et al.,

    1989).

    h. Bahan Tambahan Lain

    Tablet effervescent mungkin mengandung bahan tambahan lain seperti,

    bahan perasa, pewarna dan pemanis (Mohrle, 1989). Bahan pemanis buatan

    yang disarankan dalam tablet effervescent adalah sakarin atau bentuk garam

    natrium dan kalsiumnya dan aspartame (Lindberg et al., 1992). Konsentrasi

    natrium sakarin sebagai pemanis yang umum digunakan adalah 0,075-0,6%

    (Allen, 2002).

    SN

    O O

    O

    Na

    Gambar 5. Natrium Sakarin

    E. Metode Pembuatan Tablet Effervescent

    Tablet effervescent dapat dibuat dengan dua cara, yaitu kempa langsung

    dan granulasi (Alderborn, 2002).

    1. Kempa Langsung

    Kempa langsung adalah proses pencetakan bahan obat atau campuran

    bahan obat atau pencampuran bahan obat-bahan pembantu berbentuk serbuk tanpa

    proses pengolahan awal (Voigt, 1995). Tablet diproduksi dengan mencampur

    bahan obat dengan bahan tambahan. Campuran serbuk kemudian dikempa secara

    langsung pada mesin tablet (Rubinstein, 1988). Tekanan yang dibutuhkan untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • membentuk cetakan kecil sesuai dengan karakteristik kekompakan yang

    diinginkan, berlainan tergantung dari bahan obat (Voigt, 1995).

    Kempa langsung menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi

    basah dan granulasi kering (Anonim, 1995). Kempa langsung dinilai sangat

    memuaskan karena kebutuhan kerja yang rendah sehingga lebih ekonomis dari

    pencetakan granulat. Keuntungan utama dari kempa langsung adalah bahan obat

    yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat proses

    granulasi dapat dibuat menjadi tablet (Voigt, 1995). Keuntungan lain yang sedikit

    diakui dalam kempa langsung adalah waktu hancur tablet dapat dioptimalkan,

    dimana partikel obat dibebaskan dari tablet dan tersedia dalam bentuk larutan

    (Shangraw, 1989).

    Beberapa tablet effervescent sukses diproduksi dengan kempa langsung.

    Dalam kempa langsung perlu diperhatikan bahan dasar yang digunakan untuk

    mendapatkan campuran yang mudah mengalir, tidak memisah dan kompak

    (Lindberg et al., 1992). Zat pembawa yang digunakan harus dapat mengalir

    dengan baik, inert, tidak berasa, tidak berwarna dan memberikan rasa nyaman

    pada mulut. Zat pembawa sebaiknya dapat meningkatkan kompresibilitas dari

    obat yang memiliki kompresibilitas rendah (Rubinstein, 1988).

    2. Granulasi Kering

    Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada

    tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian

    digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang

    diinginkan. Keuntungan granuasi kering adalah tidak diperlukan panas dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • kelembapan pada proses granulasi (Anonim, 1995). Dengan metode ini, bahan

    aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya

    besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat

    diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau

    karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel,

    1989). Ada dua metode dalam granulasi kering : slugging dan roller compaction (

    Miller, 1997).

    1) Slugging

    Setelah bahan-bahan ditimbang dan dicampur, campuran serbuk di slug,

    atau dikempa menjadi lempengan tablet yang besar atau pelet dengan diameter

    kurang lebih 1 inci. Kemudian slugs dihancurkan dengan tangan atau digiling

    dan diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Bahan pelicin ditambahkan

    dengan cara biasa dan tablet dibuat dengan kompresi (Ansel et al., 2005).

    2) Roller Compaction

    Metode ini digunakan untuk meningkatkan densitas dari serbuk dengan

    menekan serbuk diantara mesin penggilas dengan tekanan 1-6 ton. Bahan

    yang sudah kompak tersebut kemudian dihancurkan, diukur dan dilubrikasi,

    dan tablet dibuat dengan cara biasa (Ansell et al., 2005).

    Tetapi tidak semua tablet effervescent dapat dibuat dengan granulasi

    kering, hanya formula yang memiliki daya ikat cukup dan mengalir dengan

    mudah dapat dibuat tablet dengan proses ini (Parrot, 1990).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3. Granulasi Basah

    Granulasi basah merupakan metode terluas yang digunakan dalam

    memproduksi tablet kompresi (Ansel, 1989). Prinsip pembuatan tablet

    effervescent pada metode ini secara dasar sama dengan tablet konvensional.

    Dimana pada metode ini melibatkan pencampuran bahan – bahan kering dengan

    suatu bahan pengikat untuk menghasilkan massa granul. Granulasi basah pada

    effervescent dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu dengan penggunaan panas,

    dengan cairan non reaktif, dan dengan cairan reaktif (Mohrle, 1989).

    1. Penggunaan panas

    Penggunaan panas merupakan metode klasik dalam granulasi effervescent.

    Metode ini membutuhkan pembebasan air dari bahan hidrat pada temperatur

    rendah untuk membentuk masa granul yang liat. Proses ini sulit dikontrol

    untuk mendapatkan hasil yang sama karena tergantung pada pelepasan air

    bahan-bahan yang dipakai dan temperatur (Mohrle, 1989).

    2. Dengan cairan non reaktif

    Metode ini merupakan metode yang umum digunakan dan sama dengan

    proses granulasi pada pembuatan tablet biasa. Cairan penggranul, seperti

    etanol atau isopropanol ditambahkan perlahan ke dalam formulasi sambil

    diaduk agar cairan penggranul terdistribusi merata. Pembuatan granul asam

    dan granul basa dapat dipisah untuk menghindari reaksi effervescent dini.

    3. Dengan cairan reaktif

    Salah satu cairan penggranul yang efektif adalah air. Kenyataannya reaksi

    effervescent terjadi dengan adanya air, oleh karena itu diperlukan kontrol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • selama proses. Masa granul yang telah terbentuk harus segera dikeringkan

    untuk menghindari reaksi effervescent (Mohrle, 1989).

    Metode granulasi basah menguntungkan dalam penggunaannya karena

    serbuk halus yang dibuat menjadi granul akan memberikan sifat alir yang baik,

    sehingga pengisian ke dalam ruang cetak menjadi konstan dan akan dihasilkan

    bobot yang seragam. Kelemahan metode granulasi basah adalah memerlukan

    peralatan dan penanganan khusus serta tenaga yang cukup besar (Parrot, 1990).

    F. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk

    Uji sifat fisis campuran serbuk sebelum dikempa perlu dilakukan karena

    sangat mempengaruhi kualitas tablet yang dihasilkan. Uji sifat fisis campuran

    serbuk dapat dilakukan sebagai berikut :

    a. Sifat Alir

    Sifat alir campuran serbuk sangat penting tidak hanya karena efek

    langsungnya pada keseragaman pengisian die dan keseragaman bobot tablet,

    tetapi juga peranannya dalam homogenitas campuran atau serbuk. Oleh karena

    secara keseluruhan ukuran partikel yang kecil dijumpai dalam campuran kempa

    langsung, sifat alir merupakan masalah yang penting dibandingkan dengan

    granulasi (Shangraw, 1989). Jika obat memiliki sifat alir yang jelek maka dapat

    dipilih bahan tambahan yang dapat memperbaiki sifat alirnya (Wedke et al.,

    1989).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Sifat alir zat padat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran partikel,

    distribusi ukuran, bentuk, morfologi permukaan, kelembapan, densitas, kohesi,

    dan temperatur (Howard and Lai, 1992).

    Pengukuran sifat alir dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode

    tidak langsung dan metode langsung. Metode tidak langsung terdiri dari

    penentuan sudut istirahat, penentuan shear cell, dan pengukuran densitas bulk.

    Metode langsung terdiri dari kecepatan aliran hopper dan recording flowmeter

    (Staniforth, 2002).

    Kecepatan aliran hopper merupakan metode yang sering digunakan untuk

    mengukur sifat alir (Rosanske et al., 1990). Metode ini merupakan metode

    sederhana dalam menentukan sifat alir secara langsung dengan mengukur

    kecepatan serbuk yang keluar dari hopper. Penutup sederhana diletakkan diatas

    saluran keluar hopper dan hopper diisi dengan serbuk. Penutup kemudian

    digerakkan dan dicatat waktu yang diperlukan seluruh serbuk untuk keluar

    (Staniforth, 2002). Menurut Guyot dalam Fudholi (1983), apabila waktu yang

    diperlukan oleh 100 gram serbuk untuk mengalir lebih lama dari 10 detik (T >10)

    maka akan mengalami kesulitan pada waktu pentabletan.

    b. Kompaktibilitas

    Kompaktibilitas adalah kemampuan serbuk untuk dikempa menjadi tablet

    dengan kekerasan yang sudah ditetapkan (Wedke et al., 1989). Pengujian

    kompaktibilitas dari bahan penting dilakukan untuk mengoptimasi kekerasan

    tablet tanpa memberikan tekanan yang berlebihan yang dapat mempengaruhi

    hancurnya tablet dan larutnya bahan obat (Shangraw, 1989). Kedalaman ruang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • kompresi mesin tablet diatur 10 mm. Kemudian mesin diatur sedemikian rupa

    sehingga bila digunakan untuk menablet serbuk, akan dihasilkan tablet dengan

    kekerasan nol Kg, dan ditandai dengan harga F. Apabila harga F suatu zat lebih

    besar dari 40% (400 perseribu centimeter), maka akan dijumpai kesulitan dalam

    mentabletnya (Guyot dalam Fudholi, 1983).

    c. Kandungan Lembab

    Kelembapan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam

    pembuatan bentuk sediaan farmasi. Perhatian ini bertambah dalam pembuatan

    tablet effervescent. Oleh karena itu, proses pembuatan tablet effervescent

    sebaiknya dilakukan pada ruangan dengan kelembaban relatif dibawah 25%

    (Mohrle, 1989). Kandungan lembab yang terlalu banyak dalam tablet effervescent

    akan menyebabkan reaksi prematur dalam sistem effervescent (Mohrle, 1989).

    Kandungan lembab pada sediaan effervescent berkisar antara 0,4% - 0,7% (Dash

    et al., 2000).

    G. Uji Sifat Fisis Tablet

    a. Keseragaman Bobot

    Tablet di desain untuk mengandung sejumlah obat tertentu dalam sejumlah

    formula tablet tertentu. Untuk memastikan bahwa tablet yang dihasilkan

    mengandung jumlah obat yang sesuai, bobot tablet yang dibuat harus secara rutin

    dievaluasi selama proses produksi. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi oleh

    sifat alir, distribusi ukuran partikel dan variasi punch (Rosanske et al.,1990).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Tablet tidak bersalut dengan bobot rata-ratanya lebih dari 300 mg, syarat

    keseragaman bobotnya tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing

    bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, dan tidak satu

    tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%

    (Anonim, 1979).

    b. Kekerasan

    Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas , dikirim

    dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup

    lunak untuk melarut dan hancur sempurna begitu digunakan orang atau dapat

    dipatahkan diantara jari-jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk

    pemakaiannya. Umumnya semakin besar tekanan semakin keras tablet yang

    dihasilkan (Ansel, 1989).

    Pengetesan kekerasan Stokes-Monsanto dilakukan dengan meletakkan

    sebuah tablet dalam alat logam kecil, dan tekanannya diatur sedemikian rupa,

    sehingga tablet stabil ditempatnya dan jarum penunjuk berada pada skala 0.

    dengan memutar ulirnya, tablet akan terjepit semakin kuat dengan menaiknya

    tekanan tablet secara lambat, yang ditransfer melalui sebuah per, sedemikian

    lama, sampai akhirnya tablet tersebut pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung

    pada skala ( Voigt, 1995). Kekerasan tablet effervescent yang baik menurut

    Wehling and Fred (2004) adalah antara 6-8 kp ~ 5,999-7,999 kg.

    c. Kerapuhan

    Kerapuhan adalah parameter lain untuk mengukur kekuatan tablet.

    Kerapuhan adalah ukuran kemampuan tablet untuk bertahan terhadap guncangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • dan pengikisan pada saat pembuatan, pengepakan, pengiriman dan digunakan

    (Rosanske et al.,1990). Kerapuhan dinyatakan sebagai massa seluruh partikel,

    yang dilepaskan dari tablet akibat adanya beban penguji mekanis. Besaran yang

    digunakan adalah persen, yang mengacu pada massa tablet awal sebelum

    pengujian. Alat uji kerapuhan Erweka berupa drum pleksiglas (garis tengah 20

    cm) mengandung 12 sudut, yang mengambil tablet sampai ketinggian tertentu

    kemudian menggulirkannya. Dengan demikian tablet akan bergesekan satu sama

    lain (Voigt, 1995) Kerapuhan di atas 1% menunjukkan tablet yang rapuh dan

    dianggap kurang baik (Lachman et al., 1994).

    d. Waktu Larut

    Waktu larut merupakan salah satu karakteristik penting dalam tablet

    effervescent. Waktu larut tablet effervescent merupakan waktu yang diperlukan

    oleh tablet effervescent supaya pecah menjadi bagian yang terlarut (Mohrle,

    1989). Residu atau bahan obat yang tidak larut harus minimal (Lindberg et al.,

    1992). Waktu larut tablet effervescent dapat terhalangi oleh jumlah bahan yang

    tidak larut air dan bahan pengikat yang terlalu banyak serta kekerasan tablet yang

    berlebihan. Tablet effervescent yang baik akan larut dan terlarut dengan cepat

    dalam waktu 1-2 menit (Mohrle, 1989).

    H. Pemerian Bahan Yang Digunakan

    1. Vitamin C

    Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat

    laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190°C. Mudah larut

    air , agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan

    dalam benzene (Anonim, 1995).

    2. Asam Sitrat

    Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus,

    putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat

    mekar dalam udara kering. Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam

    etanol, agak sukar larut dalam eter (Anonim, 1995).

    3. Asam Tartrat

    Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai

    granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat mudah

    larut dalam air, mudah larut dalam etanol (Anonim, 1995).

    4. Natrium Karbonat

    Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Mudah larut dalam air,

    lebih mudah larut dalam air mendidih (Anonim, 1979).

    5. Laktosa

    Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan

    rasa sedikit manis. Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah

    larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut daam

    kloroform dan dalam eter (Anonim, 1995).

    6. Polivinilpirolidon (PVP)

    Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,

    higroskopik. Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata, praktis tidak

    larut dalam eter P (Anonim, 1979).

    7. Magnesium Stearat

    Serbuk halus, putih, dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat

    dikulit, bebas dari butiran. Tidak larut dalam air, dalam etamol, dan dalam eter

    (Anonim, 1995).

    8. Natrium Sakarin

    Natrium sakarin adalah bahan pemanis yang kuat, berwarna putih, tidak

    berbau atau aromatik lemah, tidak berfluoresensi, serbuk kristal dengan rasa

    manis yang kuat dan pahit setelah dirasa. Natrium sakarin terdekomposisi

    pada temperatur tinggi (125°C) pada pH rendah (kira-kira pada pH 2) (Allen,

    2002).

    I. Desain Faktorial

    Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

    memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

    variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan

    matematika. Metode ini meliputi level penelitian dari level rendah dan tinggi (low

    and high level) dimana respon dari sampel harus dapat diukur secara kuantitatif

    sehingga signifikan tidaknya pengaruh faktor dan interaksi antar faktor dapat

    diketahui (Bolton, 1997).

    Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,

    efek, dan respon (Bolton, 1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1. Faktor

    Faktor merupakan suatu besaran yang mempengaruhi respon (Voigt,

    1994). Faktor merupakan variabel yang ditentukan seperti, konsentrasi,

    temperature, bahan pelicin, perawatan obat, atau diet. Faktor dapat bersifat

    kualitatif atau kuantitatif (Bolton, 1997).

    2. Level

    Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Pada percobaan dengan

    desain faktorial perlu ditetapkan level yang diteliti yang meliputi level rendah

    dan level tinggi (Bolton, 1997).

    3. Efek

    Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor

    (Bolton, 1990).

    4. Respon

    Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya (Bolton,

    1997).

    Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui

    faktor yang dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap respon. Juga

    memungkinkan kita mengetahui interaksi diantara faktor-faktor tersebut. Adanya

    interaksi juga dapat dilihat dari grafik hubungan respon dan level dari faktor. Jika

    kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi

    antar eksipien dalam menentukan respon. Jika kurva menunjukkan garis yang

    tidak sejajar, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien dalam

    menentukan respon (Bolton, 1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Penelitian desain faktorial yang paling sederhana adalah penelitian dengan

    dua faktor dan dua level (Amstrong and James, 1996). Desain faktorial dua level

    berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada level

    berbeda, yaitu level rendah dan tinggi. Jumlah percobaan untuk penelitian desain

    faktorial dihitung dari jumlah level yang digunakan dalam penelitian,

    dipangkatkan dengan jumlah faktor yang digunakan. Jumlah penelitian untuk

    penelitian dengan 2 level dan 2 faktor adalah 22 = 4 (Bolton, 1997).

    Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level:

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua level dan dua faktor

    Formula Faktor A Faktor B Interaksi

    1 - - +

    a + - -

    b - + -

    ab + + +

    Keterangan:

    - = level rendah

    + = level tinggi

    Formula 1 = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah

    Formula a = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah

    Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi

    Formula ab = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi

    Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain

    faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus:

    Y = b0 + b1X1 + b2 X2 + b12X1X2...................................……….....(1)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Y = respon hasil atau sifat yang diamati, misalnya waktu larut

    X1, X2 = level bagian A dan B

    b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan

    Dari rumus (1) dapat dibuat contour plot suatu respon tertentu yang sangat

    berguna dalam memilih campuran yang optimum. Besarnya efek dapat dicari

    dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan rata-rata

    respon pada level rendah (Bolton, 1997). Perhitungan efek menurut Bolton (1997)

    sebagai berikut:

    Efek faktor A = { a – (1) } + { ab – b }

    2

    Efek faktor B = { b – (1) } + { ab – a }

    2

    Efek interaksi = { ab – b } + { (1) – a }

    2

    Keuntungan utama dari desain faktorial adalah dapat mengidentifikasi efek

    dari masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Dengan desain

    faktorial kontrol terhadap penelitian yang dilakukan dapat ditingkatkan dengan

    mengurangi variasi kelompok. Desain faktorial juga memberikan keuntungan

    secara ekonomis dengan mengurangi jumlah peneitian dibandingkan jika dua

    faktor diteliti secara terpisah (Muth, 1999).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • J. Landasan Teori

    Tablet effervescent merupakan bentuk sediaan yang sekarang ini mulai

    digemari masyarakat, terlihat dari banyaknya produk minuman effervescent yang

    beredar di masyarakat. Sebagian besar tablet effervescent yang beredar dipasaran

    menggunakan vitamin C atau asam askorbat sebagai zat aktif. Vitamin C dalam

    bentuk sediaan tablet effervescent akan diabsorbsi dengan lebih baik dibandingkan

    sediaan tablet atau pil. Mengingat sifat vitamin C yang mudah teroksidasi oleh

    adanya lembab maka merupakan pilihan yang tepat jika tablet effervescent

    vitamin C dibuat dengan metode kempa langsung.

    Pada pembuatan tablet effervescent asam merupakan bahan yang sangat

    penting. Bahan asam inilah yang akan bereaksi dengan bahan karbonat untuk

    membentuk gas CO2 sehingga tablet dapat hancur ketika dimasukkan ke dalam

    air. Asam yang digunakan pada penelitian ini merupakan kombinasi antara asam

    sitrat dan asam tartrat karena penggunaan bahan asam tunggal akan menimbulkan

    kesukaran. Penggunaan asam tartrat tunggal menghasilkan campuran serbuk yang

    mudah kehilangan kekuatannya dan menggumpal, sedangkan campuran yang

    lengket akan dihasilkan ketika asam sitrat tunggal digunakan. Selain itu, kedua

    asam tersebut memiliki kelarutan yang tinggi dalam air sehingga tablet dapat larut

    dengan cepat.

    Campuran asam sitrat dan asam tartrat diharapkan dapat menghasilkan

    sifat fisis tablet effervescent yang memenuhi persyaratan pada komposisi tertentu.

    Desain faktorial merupakan metode pilihan dalam menentukan komposisi asam

    sitrat dan asam tartrat yang optimum. Metode ini memungkinkan untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor.

    Dengan metode ini juga dapat diperkirkan efek yang dominan dalam menentukan

    sifat fisis tablet effervescent.

    K. Hipotesa

    Diduga antara asam sitrat dan asam tartrat ada yang merupakan faktor

    dominan yang menentukan sifat fisik tablet effervescent vitamin C, serta

    kemungkinan adanya interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat dalam

    menentukan sifat fisik tablet effervescent vitamin C. Pada komposisi tertentu,

    campuran asam sitrat dan asam tartrat dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisik

    yang dikehendaki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan

    penelitian metode desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula

    optimum tablet effervescent vitamin C yang memenuhi persyaratan sifat fisis

    tablet effervescent.

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    a. Variabel bebas

    Faktor : asam sitrat dan asam tartrat.

    Level : rendah dan tinggi.

    b. Variabel tergantung

    Sifat fisis tablet effervescent vitamin C, meliputi kekerasan, kerapuhan dan

    waktu larut.

    c. Variabel pengacau terkendali

    Homogenitas tiap campuran formula, kadar zat aktif tiap formula, dan

    bahan-bahan yang digunakan berasal dari satu sumber.

    d. Variabel pengacau tak terkendali

    Kelembaban relatif ruangan (±45%). Tidak semua proses pembuatan tablet

    effervescent vitamin C, yaitu pencampuran dapat dilakukan pada ruangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • dengan RH ±45% karena fasilitas ruangan yang belum memadai.

    Konsekuensi yang berpeluang besar terjadi akibat kurang terkendalinya

    faktor ini adalah dapat meningkatkan kandungan lembab campuran

    serbuk.

    2. Definisi Operasional

    a. Tablet effervescent vitamin C adalah suatu tablet effervescent yang dibuat

    secara kempa langsung dengan bahan aktif vitamin C (asam askorbat).

    b. Vitamin C berupa hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh

    pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan

    kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu

    lebih kurang 190°C. Mudah larut air , agak sukar larut dalam etanol, tidak

    larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene.

    c. Sifat fisis tablet effervescent merupakan parameter yang digunakan untuk

    menentukan bahwa tablet effervescent yang dihasilkan memenuhi

    persyaratan, meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu

    larut.

    d. Faktor adaah variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu asam sitrat dan

    asam tartat.

    e. Level adalah rentang jumlah setiap faktor yang akan diteliti

    f. Level rendah asam sitrat adalah 93,75 gram, yaitu jumlah asam sitrat

    untuk 250 tablet dengan berat masing-masing tablet 3 gram.

    g. Level tinggi asam sitrat adalah 150 gram, yaitu jumlah asam sitrat untuk

    250 tablet dengan berat masing-masing tablet 3 gram.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • h. Level rendah asam tartrat adalah 93,75 gram, yaitu jumlah total asam yang

    digunakan pada level rendah untuk 250 tablet dengan berat masing-masing

    tablet 3 gram sebesar 187,5 gram dikurangi level rendah asam sitrat.

    i. Level tinggi asam tartrat adalah 150 gram, yaitu jumlah total asam yang

    digunakan pada level tinggi untuk 250 tablet dengan berat masing-masing

    tablet 3 gram sebesar 300 gram dikurangi level tinggi asam sitrat.

    j. Efek adalah hasil pengaruh suatu faktor terhadap respon yang nilainya

    ditentukan oleh perhitungan efek rata-rata.

    k. Interaksi adalah peristiwa berubahnya hasil pengaruh suatu faktor karena

    keberadaan faktor lain. Nilainya dapat ditentukan oleh perhitungan efek

    rata-rata atau dapat diamati dengan terjadinya dua garis yang tidak sejajar

    atau perpotongan garis pada grafik hubungan asam sitrat-respon dan asam

    tartrat-respon.

    l. Faktor dominan adalah suatu faktor yang memberikan rata-rata hasil

    pengaruh yang relatif paling besar terhadap suatu respon tertentu

    dibandingkan rata-rata hasil pengaruh interaksi kedua faktor.

    m. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah perubahan respon (naik atau

    turun). Efek dominan tidak ditentukan oleh tanda positif atau negatif

    tersebut, tetapi oleh besaran nilai didalamnya atau merupakan nilai mutlak.

    n. Contour plot adalah garis-garis respon dari sifat fisis tablet effervescent

    vitamin C, meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu larut yang dibuat

    melaui persamaan desain faktorial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • o. Contour plot super imposed adalah penggabungan garis-garis respon sifat

    fisis tablet effervescent vitamin C pada daerah optimum yang telah dipilih

    melalui contour plot.

    p. Komposisi optimum tablet effervescent vitamin C adalah komposisi

    dimana jumlah perbandingan asam sitrat dan asam tartrat menghasilkan

    tablet effervescent dengan sifat fisis yang memenuhi persyaratan. Sifat

    fisis ini meliputi, kekerasan antara 6-8 kp ~ 5,999-7,999 kg, kerapuhan

    kurang dari 1%, dan waktu larut kurang dari 2 menit

    C. Bahan dan Alat Penelitian

    1. Bahan Penelitian

    a. Bahan pembuatan tablet: vitamin C (kualitas farmasetis).

    b. Bahan tambahan pembuatan tablet:

    Asam sitrat (kualitas farmasetis), asam tartrat (kualitas farmasetis),

    natrium karbonat (kualitas farmasetis), Mg stearat (kualitas farmasetis), Na

    sakarin (kualitas farmasetis), PVP (kualitas farmasetis), laktosa (kualitas

    farmasetis).

    2. Alat Penelitian

    a. Pencampur kubus (Erweka AR 400).

    b. Stop watch digital (Alba sport timer).

    c. Alat-alat gelas (Pyrex-Germany).

    d. Neraca analitik (AISEP) dan adventurer TM.

    e. Mesin pencetak tablet single punch Korsch.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • f. Alat untuk menguji sifat fisis campuran serbuk dan tablet : seperangkat

    alat uji waktu alir (Lab. Teknologi Farmasi Sediaan Padat Universitas

    Gadjah Mada), alat uji kerapuhan (Erweka TA 20), alat uji kekerasan

    (Stokes-Monsanto), Moisture balance (IR Balance 6100 Moisture

    analyser).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Skema jalannya penelitian adalah sebagai berikut :

    Penimbangan masing-masing bahan

    Pencampuran bahan-bahan, kecuali Mg stearat selama 10 menit (dalam ruangan dengan RH yang tidak dikendalikan ±45%)

    Penambahan Mg stearat dalam campuran serbuk selama 5 menit (dalam ruangan dengan RH yang tidak dikendalikan ±45%) Campuran serbuk dengan variasi sumber asam

    F1 Fa Fb Fab

    Uji sifat fisis campuran serbuk :

    - sifat alir - kompaktibilitas - kandungan lembab

    (dalam ruangan dengan RH dikendalikan ±45%)

    Pengempaan campuran serbuk (dalam ruangan dengan RH dikendalikan ±45%)

    Tablet effervescent

    Uji sifat fisis tablet effervescent:

    - keseragaman bobot - kekerasan - kerapuhan - waktu larut

    (dalam ruangan dengan RH dikendalikan ±45%)

    Analisa data

    Gambar 6. Skema Jalannya Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • D. Tata Cara Penelitian

    1. Penentuan Level Rendah dan Level Tinggi Asam Sitrat dan Asam Tartrat

    Level rendah dan level tinggi asam sitrat dan asam tartrat ditentukan

    berdasarkan pada metode desain faktorial. Penelitian ini menggunakan dua faktor

    yaitu asam sitrat dan asam tartrat, dan dua level yaitu level rendah dan level

    tinggi. Untuk kedua asam level rendah ditetapkan 25%, sedangkan level tinggi

    40% (Wehling and Fred, 2004). Jumlah asam sitrat dan asam tartrat yang

    digunakan pada level rendah dan level tinggi didapatkan dengan mengalikan

    bobot rata-rata tablet yang mampu dicetak pada mesin tablet yang ada di

    laboratorium yaitu sebesar 3000 mg. Dari hasil perhitungan untuk 250 tablet (1

    formula), maka level rendah yang digunakan adalah 93,75 g dan level tinggi yang

    digunakan sebesar 150 g.

    Komposisi formula per tablet pada formula (1), a, b, dan ab terlihat pada

    tabel dibawah ini:

    Tabel II. Komposisi formula tablet effervescent vitamin C (per tablet)

    Formula (mg) 1 a b ab

    Vitamin C 500 500 500 500

    Asam sitrat 375 600 375 600

    Asam tartrat 375 375 600 600

    Na karbonat 975 975 975 975

    Laktosa 278,5 278,5 278,5 278,5

    Na sakarin 46,5 46,5 46,5 46,5

    PVP 1% 25,5 27,75 27,75 30

    Mg stearat 0,1% 2,576 2,803 2,803 3,03

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Formula untuk penelitian menggunakan metode desain faktorial dengan 2

    faktor dan 2 level ditentukan sebagai berikut:

    Tabel III. Level rendah dan level tinggi formula tablet effervescent

    vitamin C (250 tablet)

    Formula Asam sitrat (g) Asam tartrat (g)

    1 93,75 93,75

    a 150 93,75

    b 93,75 150

    ab 150 150

    Keterangan :

    Formula 1 = asam sitrat level rendah, asam tartrat level rendah

    Formula a = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level rendah

    Formula b = asam sitrat level rendah, asam tartrat level tinggi

    Formula ab = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level tinggi

    2. Penyiapan Komponen Campuran

    Bahan-bahan yang digunakan terlebih dahulu ditimbang dengan

    menggunakan neraca analitik sesuai dengan berat masing-masing sebelum proses

    pencampuran.

    3. Pencampuran serbuk

    Semua bahan dicampur selama 15 menit menggunakan pencampur kubus (

    Erweka AR 400) dengan kecepatan 100 rpm, kecuali magnesium stearat.

    Magnesium stearat ditambahkan 5 menit terakhir.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk

    Uji sifat fisis campuran serbuk meliputi:

    a. Sifat alir

    Seratus gram campuran serbuk dituang perlahan-lahan ke dalam corong

    pengukur melalui tepi corong. Setelah itu penutup corong dibuka dan serbuk

    dibiarkan mengalir keluar. Waktu yang diperlukan campuran serbuk untuk

    keluar melalui mulut corong dicatat menggunakan stopwatch (Lachman dkk,

    1994).

    b. Kandungan Lembab

    Penentuan kandungan lembab campuran serbuk dilakukan secara langsung

    menggunakan moisture analyser. Lima gram campuran serbuk diletakkan di

    atas cawan aluminium dan dimasukkan ke dalam moisture analyser, kemudian

    dilakukan pengukuran kandungan lembab dengan pemanasan pada suhu 105º

    C. Pemanasan dilakukan selama 15 menit atau sampai bobot campuran serbuk

    relatif konstan. Prosen kadar air merupakan hasil bagi selisih bobot sebelum

    dan sesudah pemanasan dengan bobot campuran serbuk sebelum pemanasan

    dikalikan 100%. Kadar air pada campuran serbuk effervescent berkisar antara

    0,4% - 0,7% (Dash et al., 2000).

    c. Kompaktibilitas

    Ruang kompresi diatur sebesar 1 cm. Sejumlah campuran serbuk

    dimasukkan ke ruang cetakan sampai terisi penuh dan rata, kemudian dikempa

    pada kedalaman punch atas 0 mm. Ketinggian punch atas dicatat, dicatat pula

    kekerasan tablet yang dihasilkan. Setelah itu, punch atas diturunkan skalanya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • sebesar 0,5 mm. Demikian seterusnya sampai diperoleh tablet dengan

    kekerasan nol kg, dan ditandai dengan harga F. Apabila harga F suatu zat

    lebih besar dari 40% (400 perseribu centimeter), maka akan dijumpai

    kesulitan dalam mentabletnya (Guyot dalam Fudholi (1983).

    5. Formulasi Tablet Effervescent Vitamin C

    Campuran serbuk masing-masing formula kemudian dikempa dengan

    mesin tablet single punch. Proses pentabletan dilakukan dalam ruangan dengan

    kelembaban relatif ±45%. Kelembaban yang digunakan untuk pembuatan tablet

    effervescent sebaiknya kurang dari 25% (Mohrle, 1989). Dalam penelitian ini

    tidak dimungkinkan untuk mendapatkan kelembaban relatif yang memenuhi

    syarat karena kondisi ruangan yang digunakan masih dapat ditembus udara yang

    masuk dari luar dan kapasitas dehumidifier yang digunakan untuk menurunkan

    kelembapan kurang besar, sehingga hanya mampu menurunkan sampai batasan

    ±45%.. Selain itu, tidak semua proses pembuatan tablet effervescent vitamin C

    dapat dilakukan pada ruangan dengan RH ±45% karena fasilitas ruangan yang

    belum memadai

    Tablet effervescent dibuat empat formula dengan variasi jumlah sumber

    asam, yaitu asam sitrat dan asam tartrat.

    6. Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent

    a. Keseragaman bobot

    Dua puluh tablet effervescent ditimbang satu persatu dengan neraca

    elektrik. Dihitung purata (Χ) dan koefisien variasi (CV). Untuk tablet yang

    besarnya lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak ada 1 tablet

    pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10% (Anonim, 1979).

    b. Kekerasan

    Alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan tablet adalah Stokes-

    Monsanto. Sebuah tablet diletakkan vertikal di antara ujung penekan pada

    Stokes-Monsanto, tekanannya diatur sedemikian rupa, sehingga tablet stabil

    ditempatnya dan jarum penunjuk berada pada skala 0 lalu sekrup diputar

    hingga tablet pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung pada skala ( Voigt,

    1995).

    c. Kerapuhan

    Dua puluh tablet dibebas-debukan dari partikel halus yang menempel, lalu

    ditimbang. Tablet yang telah dibebas-debukan dimasukkan ke dalam

    friabilator (alat penguji kerapuhan tablet), diputar selama 4 menit dengan

    kecepatan 25 rpm. Tablet dibersihkan dan ditimbang kembali. Hitung persen

    (%) kehilangan berat tablet dari berat keseluruhan tablet semula (Kottke and

    Rudnic, 2002).

    d. Waktu larut

    Waktu larut tablet effervescent merupakan waktu yang diperlukan oleh

    tablet supaya pecah menjadi bagian yang terlarut atau partikel. Uji waktu larut

    tablet effervescent dilakukan dengan menempatkan tablet pada air dengan

    volume 120-180 ml. Tablet effervescent yang baik akan hancur dan terlarut

    dengan cepat dalam waktu 1-2 menit (Mohrle, 1989).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7. Prediksi Formula Optimum Tablet Effervescent Vitamin C

    Prediksi formula optimum tablet effervescent vitamin C dilakukan

    berdasarkan area komposisi optimum asam sitrat dan asam tartrat pada contour

    plot super imposed sifat fisis tablet effervescent.

    E. Analisis Data dan Optimasi

    Data yang terkumpul dari sifat fisis tablet effervescent dianalisis dengan

    menggunakan metode desain faktorial. Dari data yang diperoleh, kemudian

    dilakukan perhitungan desain faktorial untuk melihat besarnya efek asam sitrat,

    asam tartrat, dan efek interaksi keduanya, sehingga dapat diketahui efek yang

    dominan dalam menentukan sifat fisis tablet effervescent.

    Dari persamaan akan diperoleh contour plot untuk masing-masing uji

    yang dilakukan dan untuk selanjutnya contour plot ini digabungkan sehingga

    didapatkan contour plot super imposed. Dari contour plot super imposed ini akan

    diperoleh area optimum asam sitrat dan asam tartrat yang menghasilkan sediaan

    tablet effervescent seperti yang dikehendaki.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Formulasi dan Pembuatan Tablet Effervescent

    Sediaan effervescent penggunaannya lebih praktis, mudah dan lebih

    menyenangkan dalam penyediaan bila dibandingkan dengan bentuk sediaan obat

    lainnya (Mohrle, 1989). Sediaan effervescent dapat berupa serbuk atau tablet.

    Salah satu keuntungan tablet effervescent dapat diberikan pada pasien yang sulit

    menelan kapsul atau tablet (Lindberg et al., 1992). Selain itu, adanya pelepasan

    gas karbondioksida juga membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu

    (Banker and Anderson, 1986). Gas karbondioksida yang terbentuk memberikan

    efek sparkle (seperti soda) dan mempermudah proses pelarutan zat aktif

    (Kusnadhi, 2003). Vitamin C yang diberikan dalam bentuk sediaan effervescent

    akan memberikan absorbsi yang baik daripada bentuk tablet atau pil.

    Formulasi suatu sediaan obat mempunyai cakupan yang luas, meliputi

    pemilihan bahan aktif, bahan tambahan, bentuk sediaan obat, proses produksi,

    pemilihan alat produksi, lingkungan, dan pengemasan. Bahan aktif yang berbeda

    akan berpengaruh pada komposisi formulasinya. Pada penelitian ini digunakan

    bahan aktif vitamin C dengan bentuk sediaan tablet effervescent.

    Keberhasilan suatu sediaan padat yang efektif dan stabil sangat ditentukan

    sekali pada ketelitian dan ketepatan dalam memilih eksipien yang dipakai untuk

    pembuatan tablet. Apakah bahan tersebut memudahkan pemberian, membantu

    pelepasan, dan melindungi degradasi, serta aman untuk dikonsumsi. Pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • dasarnya bahan pembantu tabet harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa

    dan sedapat mungkin tidak berwarna (Voigt, 1995). Selain ketepatan dalam

    memilih eksipien, proses dan alat pembuatan juga mempengaruhi kualitas sediaan

    yang dihasilkan.

    Penentuan formula dilakukan berdasarkan metode desain faktorial.

    Dengan metode ini akan ditentukan kombinasi campuran yang optimum antara

    dua faktor, yaitu asam sitrat dan asam tartrat. Komposisi formula campuran asam

    sitrat dan asam tartrat yang digunakan untuk optimasi dapat dilihat pada tabel III.

    Asam sangat penting pada pembuatan tablet effervescent. Sumber asam

    jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian akan

    melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan

    karbonat sehingga terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986). Jumlah

    asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan dalam formula tablet effervescent

    vitamin C sebesar 25% dari berat tablet untuk level rendah dan 40% dari berat

    tablet untuk level tinggi. Pemilihan presentase ini berdasarkan pada jurnal

    (Wehling and Fred, 2004) bahwa pada range konsentrasi 25-40% dari berat tablet

    sumber asam akan menghasilkan reaksi effervescent yang baik.

    Sumber basa yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium

    karbonat. Natrium karbonat dipilih karena memiliki sifat alir yang baik sehingga

    memenuhi syarat untuk kempa langsung. Natrium karbonat menunjukkan efek

    menstabilkan ketika digunakan dalam tablet effervescent dikarenakan

    kemampuannya mengabsorbsi lembab, hal ini dapat mencegah reaksi awal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • effervescent. Natrium karbonat dalam bentuk anhidrat akan mengabsorbsi lembab

    menjadi bentuk hidrat yang stabil (Mohrle, 1989). Melalui reaksi sebagai berikut:

    Na2CO3 + 10H2O → Na2CO3. 10H2O

    Reaksi yang terjadi antara asam sitrat dengan natrium karbonat dan asam

    tartrat dan natrium karbonat adalah sebagai berikut :

    (1) 2H3C6H5O7.H2O + 3Na2CO3 → 2Na3C6H5O7+ 5H2O + 3CO2

    2 mol asam sitrat ~ 3 mol natrium karbonat → 3 mol CO2

    (2) H2C4H4O6 + Na2CO3 → Na2C4H4O6 + H2O + CO2

    1 mol asam tartrat ~ 1 mol natrium karbonat → 1 mol CO2

    Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah PVP (polivinil

    pirolidon). Menurut Mohrle (1980), PVP adalah bahan pengikat yang efektif

    untuk pembuatan tablet effervescent. Konsentrasi PVP yang digunakan sebagai

    bahan pengikat berkisar antara 0,5-5% (Khankari and Hortz, 1997). Berdasarkan

    hasil orientasi maka konsentrasi PVP yang digunakan adalah 1%. Pada

    konsentrasi 1% PVP sudah dapat menunjukkan kemampuannya sebagai bahan

    pengikat terlihat dari kekerasan tablet effervescent yang dihasilkan jika

    dibandingkan dengan campuran yang tidak menggunakan PVP. Pada konsentrasi

    lebih dari 1% tablet yang dihasilkan akan mengalami sticking karena sifat

    campuran serbuk yang lengket, dimana diketahui bahwa PVP bersifat sangat

    higroskopis. Selain itu, tablet yang dihasilkan sangat keras sehingga waktu

    larutnya menjadi semakin lama meskipun PVP bersifat hidrofilik (larut air).

    Polaritas dari PVP dapat dilihat dari strukturnya (gambar 5) dimana terdapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • atom-atom yang elektronegatif, yaitu O dan N sehingga PVP dapat larut dalam

    air. Aksi dua arah dari PVP (dapat memperlama desintegrasi tablet sekalipun larut

    air) dapat dijelaskan melalui mekanisme ikatan yang terjadi antara PVP dengan

    bahan-bahan lain (vitamin C, asam sitrat, asam tartrat, dan laktosa) dalam tablet,

    yaitu ikatan hidrogen yang cukup kuat sehingga apabila konsentarsi PVP yang

    digunakan semakin tinggi maka ikatan yang terbentuk akan semakin banyak jadi

    dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk memutuskan ikatan tersebut. Dilihat dari

    strukturnya, ikatan hidrogen antara PVP dengan natrium karbonat dan sakarin

    (gambar 5) tidak dapat terjadi. Seperti diketahui bahwa ikatan hidrogen

    merupakan ikatan yang terbentuk antara atom H dengan atom-atom elektronegatif

    yang kuat, yaitu fluorin, oksigen dan nitrogen (F, O, N). Atom O dari sakarin akan

    berikatan dengan atom H dari bahan lain, yaitu vitamin C, asam sitrat, asam

    tartrat, dan laktosa baru kemudian bahan-bahan yang telah berikatan dengan

    sakarin akan berikatan dengan PVP. Natrium karbonat berikatan dengan PVP

    melalui mekanisme ion-dipole. Ion natrium akan berikatan dengan atom H dari

    PVP.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • C

    C

    HH

    HN

    OC

    C

    HH

    HN

    OC

    C

    HH

    HN

    O

    C OHH

    OH OH

    CH2OH

    O

    C

    C

    HH

    HN

    O

    Gambar 7. Ikatan hidrogen antara PVP dan vitamin C

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    CHOOC C

    H

    H

    C

    HO

    COOH

    COOH

    H

    H

    C C

    H

    H

    H

    N O

    Gambar 8. Ikatan hidrogen antara PVP dan asam sitrat

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    C C

    H

    H

    H

    N O

    CHOOC C

    H

    OH

    COOH

    OH

    H

    C C

    H

    H

    H

    N O

    Gambar 9. Ikatan hidrogen antara PVP dan asam tartrat

    PLAGIAT MERUPAKAN TIN