plagiat merupakan tindakan tidak terpujipopulasi diambil dari siswa kelas iv berjumlah 149 siswa....
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI
PADA MATA PELAJARAN IPA
DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Laila Rizki Madhania
NIM: 101134237
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI
PADA MATA PELAJARAN IPA
DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Laila Rizki Madhania
NIM: 101134237
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
2. Orangtuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku.
3. Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
5. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu
kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas Ra)
“Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan,
maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya.”
(HR. Tirmidzi dari Anas Ra)
“Anak muda tidak takut menyongsong masa depan. Kelak ia akan pulang,
menjawab doa ibunya, menjawab doa ayahnya dengan membawa ilmu, membawa
manfaat bagi kampung halamannya, bagi negerinya, dan bagi umatnya.”
(Anies Baswedan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Madhania, Laila Rizki. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map
terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran
IPA di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengujicobakan metode
mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran
IPA terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita
Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian
yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control
group design. Populasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa.
Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30
siswa (kelas IVA1) sebagai sampel kelompok kontrol. Variabel independennya
adalah metode mind map dan variabel dependennya adalah kemampuan evaluasi
dan inferensi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test. Analisis
statistik dengan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat
kepercayaan 95%.
Hasilnya sebagai berikut: pertama, penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Berdasarkan uji selisih skor pretest
dan posttest I terhadap kemampuan evaluasi diperoleh sig. (2-tailed) sebesar
0,027 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14, dan t(56) =
-2,27. Besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
evaluasi menunjukkan efek besar dengan harga r = 0,81 atau 67%. Kedua,
penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi.
Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I terhadap kemampuan inferensi
diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,000, SD
= 0,82, SE = 0,16, dan t(56) = -4,941. Besar pengaruh penggunaan metode mind
map terhadap kemampuan inferensi menunjukkan efek besar dengan harga r =
0,77 atau 60%.
Kata kunci : metode mind map, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi, mata
pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Madhania, Laila Rizki. (2014). The effect of the use of mind map method on
evaluation and inference abilities in science subject at SD
Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary
Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
The background of this research was to test the mind map method on
the evaluation and inference abilities. This research was aimed to determine the
effect of the use of mind map method in science subject on the evaluation and
inference abilities of the fourth grade students at SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta in the second semester in the academic year of 2013/2014. The type of
the research used was quasi-experimental design, with non-equivalent control
group design type. The population was taken from the fourth grade students
consisting of 149 students. As many as 28 students (class IVA3) were selected as
the samples of the experimental group and 30 students (class IVA1) were selected
as the samples of the control group. The independent variable was the mind map
method and the dependent variables were evaluation and inference abilities. The
data collection technique used was tests. The data analysis used parametric
statistics tests by using IBM SPSS Statistics 22 for Windows computer program
with 95% of confidence interval.
The result was as the following: first, the use of the mind map method
affected the ability of the evaluation. Based on the difference in test scores of the
pretest and posttest I on the evaluation ability, it was obtained that the price of
sig. (2-tailed) is 0,027 (or p < 0,05), with M value = 1,0179, SD = 0,73, SE =
0,14, and t(56) = -2,27. The amount of the effect of the use of mind map method
on the evaluation ability showed a large effect, with r price = 0,81 or by 67%.
Second, the use of mind map method affected the inference ability. Based on the
difference in the test scores of pretest and posttest I on the inference ability, it was
obtained that the price of sig. (2-tailed) is 0,000 (or p < 0,05), with M value =
1,000, SD = 0,82, SE = 0,16, and t(56) = -4,941. The amount of the effect of the
use of mind map method on the inference ability showed a large effect with r price
= 0,77 or by 60%.
Keywords: mind map method, evaluation ability, inference ability, natural science
subject.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi dan
Inferensi pada Mata Pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”. Skripsi
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari
bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan
perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung
memberikan bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
3. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S-1
sekaligus dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan
kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Thomas Mardiono, S.Pd dan Floribertus Supriya, S.Pd selaku kepala sekolah
SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dan
dukungan kepada penulis.
6. B. Sumardiman selaku guru mata pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo
yang telah membantu dan memberikan waktu sebagai guru mitra penelitian
kolaboratif.
7. Siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah bekerjasama
sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
8. H. Joko Iswaji dan Hj. Titi Widiarti yang senantiasa memberikan doa,
dukungan baik secara moral maupun materiil, perhatian dan semangat kepada
penulis selama menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Aji Fajar Windrato dan Asih Budhiastuti serta Aira Sakina Dinada yang
senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi.
10. Keluarga besar Sapri Supriyanto dan Nitidimedjo yang selalu memberikan
dukungan, perhatian, semangat, dan doa selama ini untuk penulis.
11. Luki dan Farida yang selalu bekerjasama membantu kelancaran selama
penelitian dan penyusunan skripsi.
12. Teman-teman satu kelompok payung IPA yang telah memberikan dukungan,
masukkan dan bertukar pengetahuan (Luki, Rida, Sinta, Mita, Yola, Tri,
Patris, Yuni, Anjar, Renny, Mita, Lia, Lusi, Priyanti, Bowo, Probo dan Dani).
13. Teman-teman PGSD USD Kelas D Angkatan 2010 yang selalu memberikan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan semua pihak
memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi
semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional .................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................. 8
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung....................................................................... 8
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak .......................................................................... 8
2.1.1.2 Metode Pembelajaran ................................................................................ 10
2.1.1.3 Metode Mind Map ..................................................................................... 11
2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................ 13
2.1.1.5 Materi IPA ................................................................................................. 14
2.1.1.6 Berpikir Kritis ........................................................................................... 15
2.1.1.7 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi.......................................................... 16
2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................... 17
2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map ................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang Berpikir Kritis ............................................. 19
2.1.2.3 Literature Map .......................................................................................... 21
2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 24
3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 25
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 27
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................. 31
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ..................................................................... 34
3.7.1 Pengujian Validitas ................................................................................... 34
3.7.2 Pengujian Reliabilitas ................................................................................ 36
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 37
3.8.1 Uji Normalitas ........................................................................................... 37
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ............................................................................. 38
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 38
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest ......................................................... 39
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 39
3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest .................................................. 39
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) .............................................. 41
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................................ 42
3.8.3.4 Dampak Perlakuan .................................................................................... 43
3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut ........................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44
4.1 Implementasi Pembelajaran ...................................................................... 44
4.1.1 Kelompok Kontrol ..................................................................................... 45
4.1.2 Kelompok Eksperimen .............................................................................. 46
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 47
4.2.1 Uji Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan
Evaluasi ................................................................................................................. 48
4.2.1.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi ........................................ 49
4.2.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi .......... 50
4.2.1.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi ... 52
4.2.1.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Evaluasi ....................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi .
................................................................................................................... 60
4.2.2.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi ........................................ 60
4.2.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi .......... 62
4.2.2.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi ... 64
4.2.2.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Inferensi ...................... 66
4.3 Pembahasan ............................................................................................... 71
4.3.1 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi 71
4.3.2 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi 73
4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa ........................................................... 74
4.3.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ........................................................................ 77
BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 79
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 79
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 80
5.3 Saran .......................................................................................................... 80
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 81
LAMPIRAN ......................................................................................................... 84
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data. .................................................................... 27
Tabel 3.2 Topik Wawancara terhadap Kelompok Eksperimen ............................ 30
Tabel 3.3 Topik Wawancara terhadap Guru Mitra ............................................... 31
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 32
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian. ................................................................................... 32
Tabel 3.7 Perhitungan Validitas. ........................................................................... 35
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 36
Tabel 3.9 Perhitungan Reliabilitas ........................................................................ 37
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi .......................... 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi
................................................................................................................... 51
Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan
Evaluasi. ................................................................................................................ 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Evaluasi. ................................................................................................................ 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ......... 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ............ 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi. ......................... 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi.
................................................................................................................... 63
Tabel 4.9 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi................................................................................................................. 65
Tabel 4.10 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi................................................................................................................. 67
Tabel 4.11 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ......... 69
Tabel 4.12 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ...... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Mind Map Sistem Utama Tubuh .......................................... 12
Gambar 2.2 Literature Map dari Penelitian Terdahulu yang Relevan .................. 21
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 25
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 29
Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ........................ 40
Gambar 3.4 Rumus Uji Paired Samples t-test ...................................................... 41
Gambar 3.5 Rumus Uji Wilcoxon Signed Ranks Test ........................................... 41
Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II ................... 43
Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap
Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 54
Gambar 4.2 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap
Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 56
Gambar 4.3 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap
Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 59
Gambar 4.4 Diagram Batang Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap
Kemampuan Inferensi ........................................................................................... 66
Gambar 4.5 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I terhadap
Kemampuan Inferensi ........................................................................................... 68
Gambar 4.6 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap
Kemampuan Inferensi. .......................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ....................................................................... 85
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ................................................................................ 88
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian .......................................... 90
Lampiran 3.4 Tabulasi Skor Pengujian Validitas ................................................ 92
Lampiran 3.5 Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................................ 94
Lampiran 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................................. 95
Lampiran 3.7 Resume Expert Judgement .............................................................. 96
Lampiran 4.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................ 98
Lampiran 4.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol .................................... 103
Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 108
Lampiran 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 118
Lampiran 4.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ............................... 126
Lampiran 4.6 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ...................................... 134
Lampiran 4.7 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen 143
Lampiran 4.8 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol ..... 144
Lampiran 4.9 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen145
Lampiran 4.10 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol ... 146
Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi ................ 147
Lampiran 4.12 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan
Evaluasi ............................................................................................................... 148
Lampiran 4.13 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan
Evaluasi ............................................................................................................... 149
Lampiran 4.14 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap
Kemampuan Evaluasi ......................................................................................... 150
Lampiran 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Evaluasi ............................................................................................................... 151
Lampiran 4.16 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ....
................................................................................................................. 152
Lampiran 4.17 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi ......................... 153
Lampiran 4.18 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi .
................................................................................................................. 154
Lampiran 4.19 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi............................................................................................................... 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 4.20 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi............................................................................................................... 156
Lampiran 4.21 Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ........ 157
Lampiran 4.22 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi....
................................................................................................................. 158
Lampiran 4.23 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 159
Lampiran 4.24 Transkrip Wawancara Siswa ...................................................... 161
Lampiran 4.25 Foto Kelas Kontrol ..................................................................... 167
Lampiran 4.26 Foto Kelas Eksperimen ............................................................... 168
Lampiran 4.27 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 169
Lampiran 4.28 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pondasi untuk membangun bangsa yang lebih
maju. Pendidikan adalah proses terlatih dan terencana dalam mengembangkan
potensi diri individu untuk mewujudkan tujuan nasional Indonesia (Sanjaya, 2006:
2). Proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam menyongsong masa depan
yang lebih baik. Pembelajaran dapat membuat orang yang tidak tahu menjadi
tahu. Artinya, seseorang memperoleh suatu pengetahuan harus melalui
serangkaian proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
tergantung bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Guru
sebagai pengajar merupakan fasilitator dan motivator bagi siswa, sedangkan siswa
sebagai subjek pembelajaran yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh
guru. Proses pembelajaran yang ideal yaitu di mana strategi belajar yang
diciptakan oleh guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
secara menyeluruh. Penerapan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di
Indonesia. Adanya peningkatan mutu pendidikan Indonesia, maka akan tercipta
sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sehingga mampu
menghadapi perkembangan dunia global dan bersaing dengan negara lain.
Pada kenyataannya, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Indonesia menduduki peringkat
bawah yaitu peringkat 57 dari 65 negara partisipan dengan skor pada kemampuan
bidang sains 383. Peringkat tersebut dikemukakan oleh PISA (Programme for
International Student Assesment) pada tahun 2009. Hasil evaluasi internasional
selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun. Indonesia menduduki
peringkat 64 dari 65 negara partisipan dengan skor pada kemampuan bidang sains
382. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
proses pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan kinerja guru yang kurang
maksimal dalam melayani siswa. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas
hanya difokuskan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang
ditransfer oleh guru melalui metode konvensional atau metode ceramah sehingga
kurang memahami informasi yang diterimanya dan mengkaitkan pada kehidupan
sehari-hari (Trianto, 2009: 6).
Berdasarkan hasil observasi di sekolah pada tanggal 16 Januari 2014,
selama proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengkombinasikan
penerapan metode inovatif dalam proses pembelajaran. Guru hanya menerapkan
metode ceramah untuk menjelaskan materi pelajaran. Pemilihan metode ceramah
dalam proses pembelajaran di kelas cenderung membosankan dan monoton,
sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Selain itu,
proses pembelajaran juga berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya mencatat
hal-hal yang dianggap penting. Pembelajaran yang diterima oleh anak hanya
berupa hafalan materi pelajaran. Tentu permasalahan tersebut akan mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Misalnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) seharusnya menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Siswa
dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar dengan kemampuan berpikir kritis
dan sistematis sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih bermakna. Namun berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 16 Januari 2014, siswa mengatakan bahwa “Saat belajar
IPA jarang sekali melakukan praktikum, kayaknya baru sekali atau dua kali
saja”. Dalam wawancara pada hari yang sama, siswa yang lain juga mengatakan,
“Biasanya kalau belajar IPA kegiatannya mendengarkan materi, terus siswa
mencatat yang penting-penting”. Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut
dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA, siswa tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis, karena metode
pembelajaran yang melibatkan kemampuan berpikir kritis tidak diterapkan secara
maksimal dalam proses pembelajaran di kelas sehingga mempengaruhi hasil
belajar siswa dan rendahnya kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang
menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan
terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,
kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut (Facione,
1990). Dalam hal ini hanya akan difokuskan pada kemampuan evaluasi dan
inferensi saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam beberapa
bagian penting dalam kemampuan berpikir kritis. Kemampuan evaluasi
merupakan kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain
yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau
opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan
dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya (Facione, 1990:
8). Sub kecakapan dalam kemampuan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai
argumen. Kemampuan inferensi merupakan kecakapan mengidentifikasi dan
memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk
akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi
yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran,
pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya (Facione, 1990: 9). Sub kecakapan
dalam kemampuan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan
menarik kesimpulan.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui program
sertifikasi guru. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), program sertifikasi guru bertujuan untuk
meningkatkan kinerja guru supaya menjadi guru yang semakin profesional dan
memfasilitasi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa (Chang, dkk, 2014: 98). Pemerintah memberikan apresiasi yang lebih
kepada guru melalui pemberian tunjangan untuk memotivasi guru dalam
meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas proses sertifikasi secara keseluruhan tidak sebaik tujuan yang
dimaksudkan sehingga hampir tidak ada bukti perbedaan kompetensi antara guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bersertifikat dan guru yang tidak bersertifikat atau dampaknya terhadap hasil
belajar siswa (Chang, dkk, 2014: 184).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan politik pemerintah
Indonesia terkait program sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia ternyata tidak efektif digunakan sebagai solusi inti
permasalahan pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi tersebut tidak tepat
sasaran atau tujuan utamanya karena tidak secara langsung mempengaruhi metode
pembelajaran yang diciptakan oleh guru, namun hanya sebagai aksesoris semata.
Hasil belajar siswa tetap rendah meski pemerintah sudah mengeluarkan dana yang
banyak untuk upaya melakukan reformasi pendidikan di Indonesia. Fakta
berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk memperbaiki kualitas
pendidikan di Indonesia, program yang diberikan harus secara langsung tertuju
pada sasaran utama yang menjadi permasalahan pendidikan selama ini, yakni
pembaharuan metode pembelajaran di dalam kelas.
Upaya untuk memperbarui metode pembelajaran tersebut, perlu dirancang
metode yang dapat melibatkan kemampuan berpikir dan pengembangan potensi
diri siswa melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa. Salah satu
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dan diduga efektif mampu
mempengaruhi ketrampilan berpikir siswa yakni dengan menggunakan metode
mind map. Metode mind map memungkinkan kita untuk menyusun fakta dan
pengetahuan sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal
melalui pemetaan yang hebat dalam kegiatan berpikir manusia (Buzan, 2008: 5).
Metode mind map memberikan pandangan yang menyeluruh terhadap pokok
permasalahan dan mendorong pemecahan masalah melalui terobosan kreatif baru.
Penelitian eksperimen ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan
perbaikan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya pada mata pelajaran IPA.
Penelitian ini akan mengujicobakan secara sistematis dan metodis untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dengan adanya
penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan untuk mengetahui pengaruh salah satu metode pembelajaran yang
inovatif dalam mengembangkan mutu pendidikan Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode mind map
terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA siswa kelas
IV di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran
2013/2014. Materi pembelajaran yang digunakan hanya dibatasi pada materi yang
terdapat pada Standar Kompetensi 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak
dan/atau bentuk suatu benda, sedangkan Kompetensi Dasar yang digunakan 7.1
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita
Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?
1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA
berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita
Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran
IPA terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran
IPA terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Guru
Guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas dalam
menerapkan metode mind map pada mata pelajaran IPA sehingga
memberikan inspirasi untuk menggunakannya pada mata pelajaran lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.1 Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermanfaat untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode
mind map dalam mata pelajaran IPA.
1.4.2 Sekolah
Laporan penelitian ini dapat menambah referensi bacaan di perpustakaan
sekolah terkait tentang penelitian eksperimen mengenai pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis pada
mata pelajaran IPA. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan
masukkan dan pertimbangan bagi sekolah sebagai bahan kajian dalam
usaha memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk meningkatkan
mutu pendidikan sekolah.
1.4.3 Peneliti
Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berharga dalam
menerapkan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis pada
mata pelajaran IPA sehingga bermanfaat sebagai bekal bagi peneliti untuk
menerapkannya kelak setelah menjadi guru.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun untu memfasilitasi
siswa dalam mengembangkan potensi agar tujuan belajar tercapai secara
optimal.
1.5.2 Mind map adalah metode pembelajaran dengan cara mencatat informasi
secara kreatif dengan menggunakan kombinasi warna, gambar, dan
cabang-cabang melengkung agar lebih mudah dalam mengingat informasi
tersebut.
1.5.3 Berpikir kritis adalah penalaran logis dalam menjelaskan tujuan,
memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran, mengevaluasi bukti, menyelesaikan
tindakan, dan menilai kesimpulan dalam memecahkan suatu
permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5.4 Kemampuan evaluasi adalah kecakapan untuk menilai kredibilitas
pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman,
situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang
bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi,
pertanyaan, atau ungkapan lainnya.
1.5.5 Kemampuan inferensi adalah kecakapan mengidentifikasi dan memastikan
elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal,
merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-
informasi yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang
mungkin timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian,
kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk ungkapan
lainnya.
1.5.6 IPA adalah ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana
pengetahuan tersebut didapatkan melalui serangkaian metode ilmiah yang
sistematis.
1.5.7 Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengakibatkan
bergeraknya suatu benda.
1.5.8 Siswa SD adalah siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta pada
semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang tergolong pada
perkembangan anak dalam tahap operasional konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Setiap anak perlu melakukan adaptasi untuk menunjukkan pola hubungan
individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif (Piaget
dalam Suyono dan Harianto, 2011: 86). Adanya dorongan untuk
mengorganisasikan pengalaman agar mendapatkan adaptasi yang optimal
(ekuilibrium) disebut ekuilibrasi (Hergenhahn dan Olson, 2008: 316). Agar terjadi
ekuilibrasi antara individu dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan
akomodasi harus terjadi secara terpadu (Schunk, 2012: 334). Asimilasi merupakan
proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam kehidupan nyata,
kemudian informasi tersebut dikelompokkan ke dalam istilah yang sebelumnya
telah dipahami anak. Sedangkan akomodasi merupakan mengubah struktur
kognitif yang sudah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan menghadapi
tantangan baru. Jadi setiap organisme yang melakukan adaptasi dengan
lingkungannya harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium), antara aktivitas
individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan aktivitas lingkungan terhadap
individu (akomodasi).
Menurut Piaget (dalam Suyono dan Harianto, 2011: 83) setiap anak
mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan perkembangan
kognitif yang teratur berupa aktivitas yang gradual dari konkret menuju abstrak.
Empat tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (Hergenhahn dan Olson,
2008: 318): 1) tahap sensorimotor (sekitar 0-2 tahun), 2) tahap pra-operasional
(sekitar 2-7 tahun), 3) tahap operasional konkret (sekitar 7-11 tahun), dan 4) tahap
operasional formal (sekitar 11-15 tahun).
Dalam tahapan sensorimotor, ditandai dengan aktivitas anak dilakukan
secara spontan dan menunjukkan adanya usaha untuk memahami dunia (Schunk,
2012: 332). Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, seperti: melihat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan menggerakkan
anggota tubuh. Dalam hal ini anak sangat mengandalkan kemampuan sensorik
dan motoriknya. Kemampuan kognitif yang muncul pada saat ini adalah anak
mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi
dirinya.
Dalam tahapan pra-operasional, perkembangan bahasa dan ingatan pada
tahap ini membuat anak mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya.
Anak mulai membentuk konsep sederhana seperti mengklasifikasikan benda-
benda berdasarkan kemiripannya, namun masih banyak melakukan kesalahan
dalam memahami konsep. Anak lebih menjadi tidak egosentris karena menyadari
bahwa orang lain dapat berpandangan berbeda terhadap suatu objek yang mereka
pikirkan (Schunk, 2012: 333).
Dalam tahapan operasional konkret, anak memperlihatkan pikiran yang
sudah lebih tidak egosentris dan bahasanya menjadi semakin bersifat sosial
(Schunk, 2012: 333). Anak mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan,
kemampuan mengklasifikasi secara memadai, melakukan pengurutan, dan
menangani konsep angka. Selama tahap ini proses pemikiran anak diarahkan pada
kejadian konkret yang diamati oleh anak.
Dalam tahapan operasional formal, proses berpikir anak semakin logis
(Hergenhahn, 2008: 320). Anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir
mengenai ide dan memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah sehingga
proses berpikirnya tidak lagi bergantung pada hal-hal yang langsung dan riil. Oleh
karena itu pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis,
secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa SD kelas
IV tergolong pada tahap operasional konkret. Di dalam tahap operasional konkret,
proses pembelajaran yang diberikan pada siswa hendaknya melibatkan aktivitas-
aktivitas yang konkret untuk menyelesaikan masalah yang kompleks selama
masalah tersebut merupakan objek yang tidak abstrak. Melalui aktivitas konkret
tersebut maka ada kesempatan untuk merangsang siswa mengembangkan pikiran
logisnya. Salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk siswa dalam tahap
operasional konkret adalah dengan menggunakan metode mind map. Metode mind
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
map melibatkan siswa dalam aktivitas konkret yakni melalui aktivitas
menggambar mind map pada kertas putih. Hal ini akan membuat siswa memiliki
pengalaman belajar yang lebih bermakna melalui aktivitas pembuatan mind map
dalam pembelajaran.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan bagi kelancaran
proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Sumantri
dan Permana, 2001: 114). Sedangkan menurut Sanjaya (2006: 147) metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai
secara optimal. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli mengenai metode
pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
untu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi agar tujuan belajar
tercapai secara optimal.
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru hendaknya dapat
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal.
Beberapa metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam proses belajar di
kelas antara lain (Sumantri dan Permana, 2001: 116): 1) metode ceramah,
penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan
secara lisan kepada peserta didik, 2) metode demonstrasi, penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses
atau situasi tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan, dan 3) metode diskusi,
penyajian pelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan
tujuan siswa mampu memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami siswa, serta membuat keputusan secara bersama-sama.
Beberapa ahli telah menjelaskan beberapa metode yang sering diterapkan
dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti memilih salah satu metode selain
metode di atas yang sesuai untuk siswa kelas IV dalam tahap operasional konkret.
Metode yang dipilih oleh peneliti yakni metode mind map. Huda (2013: 307-308)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menjelaskan bahwa salah satu metode yang efektif untuk mengembangkan
gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta yakni dengan menggunakan mind
map. Oleh karena itu peneliti membahas metode mind map tidak pada sub-bab
metode pembelajaran namun pada sub-bab yang berbeda agar metode mind map
dapat dimengerti lebih jelas.
2.1.1.3 Metode Mind Map
Mind map (Buzan, 2008: 4-5) merupakan cara mencatat yang kreatif,
efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita serta menyusun fakta sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan. Informasi-informasi yang diperoleh
disusun menjadi diagram warna-warni yang teratur dan penuh kreativitas sehingga
bentuknya menarik, mudah dipelajari, dan memusatkan perhatian siswa agar
mudah diingat. Michalko (dalam Buzan, 2008: 4) berpendapat bahwa mind map
adalah sebuah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linier.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mind map akan membuat proses berpikir
menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.
Peneliti menyimpulkan pengertian mind map adalah metode pembelajaran dengan
cara mencatat informasi secara kreatif dengan menggunakan kombinasi warna,
gambar, dan cabang-cabang melengkung agar lebih mudah dalam mengingat
informasi tersebut.
Menurut Michalko (dalam Buzan, 2008: 6) manfaat penggunaan mind map
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2)
membereskan akal dari kekusutan mental, 3) memungkinkan kita berfokus pada
pokok bahasan, 4) membantu menunjukkan hubungan bagian-bagian informasi
yang saling terpisah, 5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan
perincian, 6) dapat mengelompokkan dan membandingkan konsep, dan 7)
memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan
informasi ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Menurut Buzan (2006: 15-16) terdapat tujuh langkah dalam membuat
mind map, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar, karena memulai dari tengah memberikan kebebasan kepada otak
untuk menyebarkan informasi ke segala arah.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar membantu
mengembangkan imajinasi berpikir sehingga lebih menarik dan tetap fokus
dalam berkonsentrasi.
3. Gunakan warna agar mind map lebih hidup, menambah energi pada pemikiran
kreatif, dan menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan pada
cabang tingkat dua dan tiga hal sekaligus, dengan begitu akan lebih mudah
mengerti dan mengingatnya. Setiap cabang pada sub pokok yang berbeda,
gunakanlah warna yang berbeda agar tidak membingungkan.
5. Buat garis hubung yang melengkung dan organis, seperti cabang pohon, bukan
garis lurus. Hal ini jauh lebih menarik bagi mata.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena dengan kata kunci tunggal
memberi banyak daya dan fleksibilitas.
7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata.
(Sumber: Buzan, 2006: 136)
Gambar 2.1 Contoh Mind Map Sistem Utama Tubuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Perbedaan utama peta konsep dengan mind map yakni pada mind map ada
titik sentral yang diletakkan di tengah dan antar cabangnya tidak perlu
dihubungkan dengan cabang-cabang yang lain, sedangkan peta konsep tidak
terdapat titik sentral dan antar cabangnya dihubungkan satu sama lain untuk
memetakan suatu konsep. Peta konsep merupakan ilustrasi grafis konkret yang
menunjukkan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep
lain pada kategori yang sama (Martin dalam Trianto, 2009: 158). Dengan kata lain
dalam peta konsep lebih menekankan untuk menunjukkan keterkaitan atau
hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya.
Penggunaan mind map pada pembelajaran untuk anak dalam tahap
perkembangan operasional konkret sesuai karena adanya keterkaitan antara mind
map dengan aktivitas konkret yang bisa dilakukan oleh anak. Melalui metode
mind map anak dapat mengembangkan kemampuannya untuk berpikir logis
melalui aktivitas konkret dalam pembuatan mind map. Aktivitas konkret tersebut
berupa proses menggambar mind map yang dilakukan oleh anak pada selembar
kertas putih. Proses pembuatan mind map akan merangsang perkembangan cara
berpikir anak dalam mengelompokkan, mengembangkan ide-ide, menguatkan
peta-peta pikiran dalam otak, dan menangani suatu konsep yang diarahkan pada
kejadian riil, sehingga siswa mampu memecahkan suatu permasalahan.
2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai bentuk penyelidikan
yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam (Iskandar,
1996: 1). Definisi IPA menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2) merupakan
pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Purnell (dalam Iskandar, 1996: 2)
berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan
melalui observasi dan eksperimen yang sistematis. Peneliti menyimpulkan bahwa
IPA adalah ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana
pengetahuan tersebut didapatkan melalui serangkaian metode ilmiah yang
sistematis.
Menurut Iskandar (1996: 11) hakekat IPA meliputi pengetahuan tentang
alam berupa produk IPA yang diperoleh melalui proses IPA dengan dilandasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pemilihan sikap ilmiah tertentu. Menurut Darmodjo dan Kaligis (1991: 5)
menguraikan tiga hakekat IPA sebagai berikut: 1) IPA sebagai suatu proses
merupakan upaya untuk memahami berbagai gejala alam melalui cara-cara
tertentu yang bersifat analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan berbagai
gejala alam sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang baru
tentang objek yang diamati. 2) IPA sebagai suatu produk merupakan upaya
manusia untuk memahami berbagai gejala alam sehingga dihasilkan prinsip-
prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta yang
bertujuan untuk menjelaskan berbagai gejala alam. 3) IPA sebagai suatu faktor
yang dapat mengubah pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut
pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.
2.1.1.5 Materi IPA
Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu :
7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.
Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Gaya
adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengakibatkan bergeraknya suatu benda
(Halim, 2010: 39). Alat pengukur gaya disebut dinamometer atau neraca pegas.
Satuan pengukur gaya disebut Newton yang dilambangkan dengan huruf N.
Gaya yang bekerja pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut.
Saat suatu benda dikenai gaya maka pengaruhnya antara lain (Haryanto, 2007:
136-141): 1) Mengubah arah benda, contohnya: mendorong gerobak, menarik
gerobak, parasut, kompas. 2) Mengubah kecepatan benda, contohnya: mendorong
gerobak, menarik gerobak, parasut, menendang bola, rem sepeda, berjalan kaki. 3)
Menyebabkan benda bergerak menjadi diam, terjadi jika dua benda yang bertemu
memiliki besar gaya yang sama, contohnya: rem sepeda yakni besarnya gaya
gesek kampas rem yang menjepit ban sama dengan gaya yang berputar pada ban
tersebut sehingga dapat menghentikan laju sepeda. 4) Mengubah bentuk benda,
contohnya: tanah liat yang dibuat kerajinan tangan, kertas yang diremas, karet
gelang yang berbentuk bulat: ketika ditarik dengan kuat menyebabkan karet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terputus, gelas yang utuh kemudian diberi gaya dorong yang menyebabkan gelas
jatuh dan pecah.
Jenis-jenis gaya ada berbagai macam. Gaya menurut asalnya digolongkan
menjadi 4 jenis (Halim, 2010: 40): 1) gaya otot merupakan gaya yang ditimbulkan
oleh manusia ataupun hewan yang dihasilkan oleh tenaga otot, contohnya: ketika
mendorong dan menarik gerobak, mengayuh sepeda, menarik tali sumur timba,
memikul ember, mengangkat tongkat, tarik tambang, dan menendang bola. 2)
Gaya gravitasi, merupakan gaya yang disebabkan oleh gravitasi bumi, contohnya:
buah kelapa yang jatuh ke tanah, parasut yang jatuh ke tanah, bola yang dilempar
ke atas kemudian kembali jatuh ke tanah. 3) Gaya magnet merupakan gaya yang
ditimbulkan karena adanya magnet, contohnya: penggunaan kompas dan paku
yang ditarik oleh magnet. 4) Gaya gesek merupakan gaya yang melawan gesekan
antara dua permukaan yang bersentuhan, contohnya pada parasut ada gaya gesek
parasut terhadap udara (semakin lebar parasut, semakin lama bertahan di udara).
2.1.1.6 Berpikir Kritis
Menurut Glaser (dalam Fisher, 2007: 3) berpikir kritis merupakan suatu
keterampilan memeriksa dan melakukan penalaran logis pada setiap keyakinan
dan pengetahuan asumtif mengenai hal-hal yang menjadi jangkauan pengalaman
seseorang berdasarkan bukti pendukung dan kesimpulan lanjutan yang
diakibatkannya. Sementara menurut Browne dan Keeley (2012: 2-3) istilah
berpikir kritis merujuk pada kemampuan melontarkan dan menjawab serangkaian
pertanyaan kritis yang saling terkait pada saat yang tepat serta menggunakannya
secara aktif. Berpikir kritis merupakan interpretasi dan evaluasi yang terampil dan
aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher dan
Scriven dalam Fisher, 2007: 10-11). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan penalaran logis dalam menjelaskan
tujuan, memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran, mengevaluasi bukti, menyelesaikan
tindakan, dan menilai kesimpulan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Facione (1990) menggunakan metode Delphi dalam 46 ahli dari berbagai
disiplin ilmu selama 2 tahun yang menghasilkan sebuah konsensus tentang
pengertian berpikir kritis. Facione menyatakan bahwa berpikir kritis adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penilaian yang terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis
evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan
faktual, konseptual, metodologis, kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar
penilaian tersebut. Facione (1990) menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif. Pada
penelitian ini hanya difokuskan pada dimensi kognitif.
Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling
penting yang terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Berikut ini diuraikan enam kecakapan
berpikir kritis dimensi kognitif (Facione, 1990): 1) Interpretasi, merupakan
kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai
pengalaman. 2) Analisis, merupakan kecakapan mengidentifikasi hubungan-
hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan konsep, uraian, atau bentuk ungkapan
lain untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran,
informasi, atau opini. 3) Evaluasi, merupakan kecakapan untuk menilai
kredibilitas pernyataan atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu
penalaran yang berkaitan dengan pernyataan atau ungkapan lainnya. 4) Inferensi
merupakan kecakapan mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang
diperlukan untuk menarik alasan, merumuskan dugaan dan hipotesis,
mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan, dan menarik konsekuensi-
konsekuensi yang mungkin timbul dari prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau
bentuk ungkapan lainnya. 5) Eksplanasi merupakan kecakapan menjelaskan dan
memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang
digunakan untuk menarik kesimpulan, dan untuk mengemukakan argumen-
argumen logis yang kuat. 6) Regulasi diri merupakan kecakapan memonitor
aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, dan kecakapan untuk memonitor
aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan
mengevaluasi penilaiannya sendiri.
2.1.1.7 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi
Fokus utama dalam penelitian ini adalah dimensi kognitif yang terdiri dari
kemampuan evaluasi dan inferensi. Kemampuan evaluasi merupakan kecakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan
persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk
menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan,
deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya (Facione, 1990: 8). Sub kecakapan
dalam kemampuan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai argumen. Beberapa
unsur yang terdapat dalam kemampuan evaluasi adalah sebagai berikut (Facione,
1990: 8): menilai benar tidaknya suatu argumen, menilai apakah argumen
didasarkan pada asumsi yang benar, menilai benar tidaknya alternatif-alternatif
pemecahan masalah, dan menilai apakah suatu prinsip dapat diterapkan untuk
situasi tertentu.
Kemampuan inferensi merupakan kecakapan mengidentifikasi dan
memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk
akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi
yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran,
pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya (Facione, 1990: 9). Sub kecakapan
dalam kemampuan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan
menarik kesimpulan. Beberapa unsur yang terdapat dalam kemampuan inferensi
adalah sebagai berikut (Facione, 1990: 9): mengemukakan alternatif-alternatif
untuk mengemukakan masalah, tepat menentukan pemecahan masalah mana yang
paling kuat untuk diterima dan mana yang lemah untuk ditolak, memperkirakan
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin muncul dari suatu pilihan, dan
memperkirakan pro dan kontra dari suatu pilihan.
2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map
Penelitian yang dilakukan Septiani (2012) bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi proses pembentukan tanah akibat
pelapukan batuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di SD
Kanisius Sengkan yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 7, Condongcatur,
Sleman, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kanisius Sengkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VA yang berjumlah 24 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB
yang berjumlah 24 orang sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan diperoleh hasil yaitu ada pengaruh signifikan pada penggunaan
mind map terhadap kemampuan menganalisis dengan Independent Samples t-test
diperoleh nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 dan kemampuan mengevaluasi
diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,043.
Penelitian yang dilakukan Imadudin dan Utomo (2012) bertujuan untuk
mengetahui efektivitas metode mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar
fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
8 Yogyakarta. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 34 siswa yang
berasal dari 17 siswa kelas VIII C dan 17 siswa kelas VIII D SMP
Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Siswa kelas VIII C yang berjumlah 17 siswa
dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII D yang berjumlah
17 siswa dijadikan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis uji-t
yaitu Paired Samples T-test pada kelompok eksperimen, diperoleh bahwa metode
mind mapping berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar fisika.
Sedangkan hasil analisis uji-t yaitu Independent Samples t-test pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh bahwa ada perbedaan rata-rata
(mean) hasil posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
analisis uji-t diperoleh nilai t = 2,144 dengan p = 0,020 (p < 0,05), artinya
signifikan. Hasil nilai rata-rata (mean) posttest pada kelompok eksperimen
menunjukkan nilai M= 7,55 dan pada kelompok kontrol menunjukkan nilai M=
6,62.
Penelitian yang dilakukan Priantini, Atmadja, dan Marhaeni (2013)
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap
keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS. Jenis penelitian ini adalah
kuasi eksperimen dengan desain posttest only control group design. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Sampel
penelitian yang diambil adalah kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII
E sebagai kelas eksperimen dengan jumlah keseluruhan siswa 64 orang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil adanya perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS yang signifikan antara siswa
yang mengikuti pembelajaran menggunakan mind mapping dan siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan data hasil penelitian
analisis multivariate dengan bantuan SPSS 17 for windows diperoleh nilai F =
5,865, df = 1, dan signifikansi = 0,018. Ini berarti nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti metode mind mapping dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang Berpikir Kritis
Penelitian yang dilakukan Lestari (2011) bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dan
kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA materi
pembentukan tanah akibat pelapukan batuan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret 2011 di SD Kanisius Ganjuran dengan alamat Jogodayoh,
Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VA yang terdiri atas 27 siswa sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VB yang terdiri atas 27 siswa sebagai kelompok kontrol.
Dalam penelitian tersebut data yang digunakan adalah skor pretest dan posttest.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu ada pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori
kognitif dengan menerapkan metode inkuiri. Hal ini dapat dilihat dari analisis data
signifikansi penggunaan metode inkuiri dalam meningkatan prestasi belajar
ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Untuk rata-rata
(mean) kenaikan skor yang terjadi di kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-
rata kenaikan skor di kelompok kontrol, yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-
tailed) < 0,05 atau 0,032 < 0,05. Sedangkan untuk rata-rata kenaikan kemampuan
berpikir kritis kategori kognitif pada masing-masing unsurnya terdapat perbedaan
yang signifikan, ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) < 0,000 atau 0,000 <
0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penelitian yang dilakukan Sastrika, Sadia, dan Muderawan (2013)
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
dengan model pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep kimia dan
keterampilan berpikir kritis. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
desain posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2012/2013. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini menggunakan 64 siswa sebagai kelompok kelas
eksperimen dan 65 siswa sebagai kelompok kelas kontrol. Kelompok kelas
eksperimen diberikan model pembelajaran berbasis proyek dan kelompok kelas
kontrol diberikan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan Test Between
Subjects Effects dapat diketahui nilai Fhitung = 20,714 sedangkan nilai Ftabel = 3,91.
Oleh karena, Fhitung > Ftabel (p < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulan
yang dapat ditarik adalah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dan
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan Astika, Suma, dan Suastra (2013) bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan model
pembelajaran ekspositori terhadap sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan ditetapkan 7 kelas sebagai
populasi. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 245 siswa dengan
140 siswa dari 4 kelas sebagai sampel. Kelompok kelas eksperimen diberikan
model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kelas kontrol diberikan
model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan hasil Test Between-Subjects Effects
diketahui keterampilan berpikir kritis nilai (Fhitung = 23,192; p < 0,05). Dengan
demikian H0 ditolak dan HA diterima. Simpulan yang dapat ditarik adalah
pembelajaran berbasis masalah mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran.
Penelitian-penelitian tentang mind map dan berpikir kritis yang telah
diuraikan di atas belum ada yang membahas tentang pengaruh penggunaan mind
map terhadap kemampuan berpikir kritis. Untuk melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Kemampuan berpikir kritis yang diteliti adalah kemampuan berpikir kritis yang
diungkapkan oleh Facione. Kemampuan berpikir kritis menurut Facione terdiri
dari kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi
diri. Dalam skripsi ini tidak membahas enam kemampuan berpikir kritis Facione,
tetapi hanya difokuskan dalam dua kemampuan saja yaitu kemampuan evaluasi
dan inferensi.
2.1.2.3 Literature Map
Dari uraian penelitian-penelitian sebelumnya dapat dibuat literature map
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Literature Map dari Penelitian Terdahulu yang Relevan.
Mind Map Berpikir Kritis
Septiani (2012)
mind map – kemampuan
menganalisis dan kemampuan
mengevaluasi
Lestari (2011)
metode inkuiri – prestasi belajar
dan kemampuan berpikir kritis
Imadudin & Utomo (2012)
metode mind map – prestasi
belajar
Sastrika, Sadia, &
Muderawan (2013)
model pembelajaran berbasis
proyek – pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir kritis
Priantini, Atmadja, &
Marhaeni (2013)
metode mind map –
keterampilan berpikir kreatif
dan prestasi belajar
Astika, Suma, & Suastra
(2013)
model pembelajaran berbasis
masalah – sikap ilmiah dan
keterampilan berpikir kritis
Yang perlu diteliti:
mind map – berpikir kritis pada
kemampuan evaluasi dan
inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.2 Kerangka Berpikir
Metode mind map merupakan cara mencatat informasi yang efektif dan
memetakan pikiran-pikiran sedemikian rupa sehingga melibatkan proses kognitif
anak. Proses pembuatan mind map sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Proses pembuatan mind map dengan kata kunci sederhana dan pemberian gambar
serta alur yang berwarna-warni bertujuan agar siswa mudah dalam mengingat dan
memahami materi pembelajaran. Selain itu penggunaan metode mind map
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan proses berpikirnya
agar lebih kritis, analitis, dan kreatif.
Kemampuan berpikir kritis dimensi kognitif dipandang sebagai pusat
kecakapan mental yang paling penting. Dalam kemampuan berpikir kritis, siswa
diajak untuk membuat dugaan, mencari pembuktian, memberikan alternatif-
alternatif pemecahan masalah dan menarik kesimpulan. Kemampuan berpikir
kritis siswa akan mempengaruhi hasil belajarnya. Biasanya siswa yang mampu
untuk berpikir kritis akan memiliki prestasi yang lebih baik. Kemampuan berpikir
kritis sangat berkaitan dengan mata pelajaran IPA di mana siswa perlu terlibat
dalam proses berpikir untuk menemukan penyelesaian masalah yang terdapat di
alam sekitar. Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang
bahasan materinya cukup luas, banyak, dan berhubungan dengan aktivitas sehari-
hari dalam lingkungan sekitar. Materi-materi dalam pembelajaran IPA menuntut
siswa untuk lebih kritis dalam mengungkapkan gejala-gejala alam berkaitan
dengan materi. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat
mempengaruhi perkembangan berpikir kritis dan melibatkan keseluruhan kerja
otak. Metode mind map dipilih sebagai salah satu metode pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Jika metode
mind map digunakan pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas IV SD
Tarakanita Bumijo Yogyakarta, penggunaan metode mind map akan berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
2.3.2 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh
terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experimental design dengan tipe non-equivalent control group design. Cresswell
(2012: 242) menjelaskan dalam rancangan penelitian tersebut diseleksi tanpa
prosedur penempatan acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dampak dari suatu perlakuan
(treatment). Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen sebagai kelompok yang diberi treatment tertentu dan
kelompok kontrol sebagai kelompok yang tidak diberi treatment. Treatment yang
diberikan terhadap kelompok eksperimen berupa penggunaan mind map dalam
pembelajaran IPA di kelas. Selanjutnya pada kedua kelompok tersebut sama-sama
diberikan pretest dan posttest.
Hasil penelitian dengan menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh
kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah yaitu (Campbell dan
Stanley dalam Cohen, 2007: 276): (1) mengurangkan skor rerata posttest dengan
pretest untuk menghasilkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok
eksperimen, (2) mengurangkan skor rerata posttest dengan pretest untuk
menghasilkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol, dan (3)
mengurangkan hasil selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen
dengan hasil selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol. Pengaruh
perlakuan menurut desain ini dapat diketahui melalui rumus: (O2 – O1) – (O4 –
O3). Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh,
sebaliknya bila hasilnya positif maka efek kausal positif atau ada pengaruh.
Rancangan penelitian dengan tipe non-equivalent control group design dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian.
Keterangan:
O1 = rerata pretest pada kelompok eksperimen
O2 = rerata posttest pada kelompok eksperimen
O3 = rerata dengan pretest pada kelompok kontrol
O4 = rerata dengan posttest pada kelompok kontrol
X = perlakuan (treatment) dengan menggunakan mind map
Pada desain penelitian di atas menggunakan garis putus-putus untuk
menunjukkan bahwa dalam penentuan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang ditetapkan tidak dipilih secara acak (nonrandomly
assigned groups) (Setyosari, 2010: 158). Dengan kata lain tidak ada pilihan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan secara acak dengan
kedua kelas sudah terbentuk terlebih dahulu. Oleh karena itu pemilihan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan proses undian.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest untuk mengetahui
ada tidaknya kesamaan kemampuan awal siswa. Setelah itu, kelompok
eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan metode mind
map, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment dan hanya
melakukan pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah.
3.2 Setting Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo,
Yogyakarta. SD Tarakanita Bumijo merupakan sekolah Katolik dibawah naungan
Yayasan Tarakanita yang dikelola oleh suster-suster Cinta Kasih St. Carolus
Borromeus. SD Tarakanita Bumijo berdiri sejak tahun 1952. SD Tarakanita
Bumijo telah meluluskan ribuan siswa yang sebagian besar memiliki peranan
penting dalam masyarakat.
Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo beralamat di Jalan Sindunegaran Nomer
01 Yogyakarta. Secara kedinasan, SD Tarakanita Bumijo ini terbagi menjadi dua
O1 X O2
O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bagian yaitu SD Tarakanita Bumijo I dipimpin oleh kepala sekolah bernama
Thomas Mardiono, S.Pd., sedangkan untuk SD Tarakanita Bumijo II dipimpin
oleh kepala sekolah bernama Floribertus Supriya, S.Pd. Namun secara operasional
tetap satu, yaitu SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
Luas lahan dari kedua SD tersebut adalah 5600 m² dan luas bangunan
sekolah 2974 m². SD Tarakanita Bumijo memiliki 31 ruang kelas, sedangkan
untuk ruang administrasinya memiliki 1 ruang bertempat di kantor Kepala
Sekolah. Gabungan SD Tarakanita ini juga memiliki ruang lain, diantaranya :
ruang praktek komputer, ruang serbaguna, ruang multimedia, ruang teduh, ruang
BK, ruang redaksi mekar, koperasi sekolah, UKS, toilet/WC, dapur, gudang,
ruang pramuka, ruang English Club, ruang alat olah raga, ruang guru, ruang cuci,
ruang tunggu, ruang ganti PP/karyawan, aula, pos satpam, kantin sekolah, dan
perpustakaan.
SD Tarakanita Bumijo I terdapat 17 kelas yang terdiri dari kelas IA1, IA2,
IIA1, IIA2, IIIA1, IIIA2, IIIA3, IVA1, IVA2, IVA3, VA1, VA2, VA3, VIA1,
VIA2, VIA3, dan VIA4. Sedangkan SD Tarakanita Bumijo II terdapat 14 kelas
yang terdiri dari kelas IB1, IB2, IIB1, IIIB1, IIIB2, IVB1, IVB2, VB1, VB2, VB3,
VIB1, VIB2, VIB3, dan VIB4. SD Tarakanita Bumijo I memiliki murid dengan
jumlah 499 siswa dengan jumlah guru pengajar berjumlah 23 guru. Sedangkan
untuk SD Tarakanita Bumijo II memiliki murid berjumlah 429 siswa dengan
jumlah guru pengajar berjumlah 21 guru.
SD Tarakanita Bumijo merupakan SD yang meraih penghargaan sekolah
Adiwiyata 2012. Selain itu, SD Tarakanita adalah salah satu SD favorit di
Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang ingin belajar di SD
tersebut dan banyaknya prestasi yang telah diraih dari SD Tarakanita Bumijo.
Peneliti memilih SD Tarakanita Bumijo sebagai tempat penelitian
dikarenakan beberapa guru di sekolah tersebut masih banyak yang hanya
menggunakan metode ceramah saja tanpa dikolaborasikan dengan metode lain.
Selain itu guru mitra mata pelajaran IPA kelas IV sebelumnya tidak pernah
menggunakan metode mind map dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
nantinya penggunaan metode mind map ini akan menjadi pengalaman baru bagi
guru maupun siswa. Sekolah tersebut juga memiliki jumlah kelas paralel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
banyak dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam sehingga dapat
dimungkinkan untuk melakukan penelitian quasi experimental.
Pengambilan data penelitian eksperimental dianjurkan dilakukan dalam
waktu singkat untuk menghindari bias (Krathwohl, 2004: 547). Oleh karena itu,
pelaksanaan penelitian di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta dilaksanakan sekitar
2 minggu dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data.
Kelompok Alokasi Waktu Hari, tanggal Kegiatan
Kelompok
Eksperimen
2 x 40 menit Selasa, 11 Februari 2014 Pretest
1 x 40 menit Kamis, 13 Februari 2014 Pengenalan cara pembuatan
mind map.
2 x 40 menit Rabu, 19 Februari 2014 Pembelajaran tentang
pengaruh gaya menggunakan
metode mind map.
1 x 40 menit Kamis, 20 Februari 2014 Pembelajaran tentang jenis-
jenis gaya menggunakan
metode mind map.
2 x 40 menit Selasa, 25 Februari 2014 Pembahasan ulang tentang
materi gaya (pengaruh dan
jenis-jenis gaya)
menggunakan metode mind
map.
2 x 40 menit Rabu, 26 Februari 2014 Posttest I
2 x 40 menit Sabtu, 29 Maret 2014 Posttest II
Kelompok
Kontrol
2 x 40 menit Kamis, 06 Februari 2014 Pretest
2 x 40 menit Rabu, 19 Februari Pembelajaran tentang
pengaruh gaya menggunakan
metode ceramah.
2 x 40 menit Kamis, 20 Februari 2014 Pembelajaran tentang jenis-
jenis gaya menggunakan
metode ceramah.
2 x 40 menit Selasa, 25 Februari 2014 Pembahasan ulang tentang
materi gaya (pengaruh dan
jenis-jenis gaya)
menggunakan metode
ceramah.
2 x 40 menit Rabu, 26 Februari 2014 Posttest I
2 x 40 menit Sabtu, 29 Maret 2014 Posttest II
3.3 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2012: 80) menjelaskan bahwa populasi merupakan generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan digunakan untuk
menarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
SD Tarakanita Bumijo yang terdiri atas kelas IV A1, IV A2, IV A3, IV B1, dan
IV B2 dengan jumlah 149 siswa.
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012: 81). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah non-random sampling dengan tipe purposive sampling.
Purposive sampling merupakan pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas
ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004: 186). Penentuan kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dari keseluruhan siswa kelas IV yang ada di SD
Tarakanita Bumijo dipilih melalui undian yang dilakukan pada tanggal 29
November 2013 dengan disaksikan oleh guru mitra mata pelajaran IPA di kelas
IV. Dua kelas yang terpilih secara acak melalui undian adalah kelas IV A1 yang
terdiri atas 30 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas IV A3 yang terdiri atas
28 siswa sebagai kelompok eksperimen.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol akan
dilakukan oleh guru mitra mata pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta. Pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang sama pada kedua
kelompok agar tidak terjadi kesenjangan atau perbedaan kemampuan guru dalam
mengajar. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung. Kelompok kontrol belajar menggunakan metode
pembelajaran yang biasa dilakukan yaitu metode ceramah dan kelompok
eksperimen menggunakan metode mind map.
3.4 Variabel Penelitian
Sugiyono (2012: 38) menjelaskan bahwa variabel penelitian merupakan
segala sesuatu yang memiliki variasi apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut yang kemudian
dapat ditarik kesimpulan. Dengan kata lain variabel merupakan dasar yang
digunakan untuk penarikan kesimpulan pada sekelompok sumber data yang
memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Variabel independen merupakan hal yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab timbulnya perubahan (Sugiyono, 2012: 39). Variabel ini sering
disebut variabel pengaruh karena tujuannya untuk mempengaruhi variabel
lainnya. Variabel independen pada penelitian ini adalah metode mind map.
Variabel dependen merupakan hal yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat timbulnya perubahan (Sugiyono, 2012: 39). Variabel ini sangat tergantung
dengan variabel lainnya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah berpikir
kritis pada kemampuan evaluasi dan inferensi.
Gambar 3.2 Variabel Penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes
yang digunakan berupa pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kelompok
kontrol dan eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama. Pada tahap
awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberikan pretest.
Setelah pemberian pretest maka dilanjutkan dengan pemberian materi pelajaran
IPA tentang gaya. diberikan treatment yang membedakan Perbedaan proses
pembelajaran antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ada pada
pemberian jenis perlakuan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen
menggunakan treatment berupa penggunaan metode mind map, sedangkan pada
kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah pemberian materi gaya
selesai diajarkan, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi soal posttest
untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map atau pengaruh dari treatment
yang diberikan. Posttest dilaksanakan selama dua kali yaitu posttest I dan posttest
II. Tujuan pemberian posttest II adalah untuk mengetahui retensi pengaruh
perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Untuk lebih mengetahui sensitivitas penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Penggunaan
Metode Mind Map
Kemampuan Inferensi
Kemampuan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tersebut, maka peneliti memberikan posttest II yang dilaksanakan dengan jarak 3-
4 minggu dari pelaksanaan posttest I.
Untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan
elemen kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti
terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan
observasi, anekdot, dan interview sesudah penelitian (Krathwohl, 2004:547).
Pengumpulan data kualitatif bertujuan sebagai elemen tambahan untuk
memperkuat hasil interpretasi peneliti dalam penelitian kuantitatif. Oleh karena itu
peneliti juga melakukan pengumpulan data kualitatif melalui observasi dan
wawancara. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008: 220). Observasi
dilakukan saat pemberian pretest, posttest, dan selama proses pembelajaran
berlangsung. Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara lisan dengan
memberikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh responden (Sukmadinata,
2008: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur.
Wawancara tak berstruktur lebih bersifat informal, pertanyaan-pertanyaannya
berupa pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau tentang keterangan lainnya yang
dapat diajukan secara bebas kepada siswa (Ary, Jacobs, & Razavieh, 2007: 259).
Wawancara dilakukan terhadap guru mitra dan beberapa siswa dari kelompok
eksperimen yang mewakili keseluruhan nilai siswa mulai dari siswa yang
mendapat nilai rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini merupakan topik yang
digunakan sebagai pedoman wawancara:
Tabel 3.2 Topik Wawancara terhadap Kelompok Eksperimen.
No. Topik Wawancara
1. Motivasi siswa ketika belajar IPA dengan guru.
2. Metode yang digunakan guru saat mengajar di kelas.
3. Kepuasan siswa dengan metode yang digunakan guru selama ini.
4. Pengalaman menggunakan mind map.
5. Dampak dari penggunaan mind map.
6. Kesulitan dalam pembuatan mind map.
7. Motivasi menggunakan mind map kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.3 Topik Wawancara terhadap Guru Mitra.
No. Topik Wawancara
1. Pengetahuan guru mengenai metode mind map.
2. Tanggapan guru setelah menggunakan metode mind map.
3. Efektivitas penggunaan metode mind map.
4. Perbedaan keaktifan, motivasi, dan kreativitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
5. Rencana untuk menggunakan mind map kembali.
3.6 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012: 102) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan
alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran dalam sebuah penelitian.
Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu : 7.
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Kompetensi
dasar yang akan diteliti yaitu : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.
Peneliti membuat instrumen penelitian dalam bentuk soal uraian yang
digunakan untuk mengukur 6 kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif
interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Salah satu
kelebihan dalam menggunakan bentuk soal uraian adalah dapat mengukur hasil
belajar yang kompleks, seperti kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan
menginterpretasikan hubungan, kemampuan merumuskan kesimpulan yang sahih
dan sebagainya (Widoyoko, 2013: 84). Oleh karena itu peneliti menggunakan
instrumen dengan soal uraian karena memiliki kelebihan dapat mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa pada dimensi kognitif (lihat Lampiran 3.1,
halaman 85). Namun, soal uraian juga memiliki kelemahan yaitu mempunyai
validitas dan reliabilitas yang rendah (Widoyoko, 2013: 85). Untuk mencapai
validitas dan reliabilitas pada kriteria tinggi, peneliti perlu mengujikan soal uraian
tersebut beberapa kali.
Dari keenam soal tersebut hanya dua soal saja yang digunakan sebagai
instrumen untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi yaitu soal nomor
dua dan tiga. Soal tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur kemampuan evaluasi
dan inferensi serta disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7. Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Kompetensi dasar yang
digunakan adalah 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan
tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Berikut ini merupakan matriks
pengembangan instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan evaluasi dan
inferensi.
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen.
No Variabel Indikator Pembelajaran Unsur-unsur No. Soal
1. Evaluasi Menilai pengaruh gaya
terhadap gerak benda
pada aktivitas tertentu.
Menilai benar tidaknya suatu
argumen.
3
Menilai apakah argumen
didasarkan pada asumsi yang
benar.
Menilai benar tidaknya alternatif-
alternatif pemecahan masalah.
Menilai apakah suatu prinsip
dapat diterapkan untuk situasi
tertentu.
2. Inferensi Menyimpulkan
pengaruh gaya terhadap
gerak suatu benda.
Mengemukakan alternatif-
alternatif untuk memecahkan
masalah.
4
Tepat menentukan pemecahan
masalah mana yang paling kuat
untuk diterima dan mana yang
lemah untuk ditolak.
Memperkirakan konsekuensi-
konsekuensi yang mungkin
muncul dari suatu pilihan.
Memperkirakan pro dan kontra
dari suatu pilihan.
Kriteria penentuan skor atau rubrik penilaian dapat dilihat dalam tabel berikut ini
(lihat Lampiran 3.3, halaman 90).
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian.
No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor
3. Evaluasi Menilai benar
tidaknya suatu
argumen.
Jika dapat menyebutkan 3 argumen dengan
benar.
4
Jika dapat menyebutkan 2 argumen dengan
benar.
3
Jika dapat menyebutkan 1 argumen dengan
benar.
2
Jika tidak dapat menyebutkan argumen
dengan benar.
1
Menilai apakah
argumen
didasarkan pada
asumsi yang
benar.
Jika dapat menyebutkan 3 asumsi dengan
benar.
4
Jika dapat menyebutkan 2 asumsi dengan
benar.
3
Jika dapat menyebutkan 1 asumsi dengan
benar.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor
Jika tidak dapat menyebutkan asumsi dengan
benar.
1
Menilai benar
tidaknya
alternatif-
alternatif
pemecahan
masalah.
Jika dapat menyebutkan 3 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
4
Jika dapat menyebutkan 2 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
3
Jika dapat menyebutkan 1 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
2
Jika tidak dapat menyebutkan kategori
alternatif pemecahan masalah dengan benar.
1
Menilai apakah
suatu prinsip
dapat diterapkan
untuk situasi
tertentu.
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat dan menjelaskan suatu
prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu
dengan benar.
4
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat tetapi menjelaskan suatu
prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu
dengan kurang benar.
3
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat atau hanya menjelaskan
suatu prinsip dapat diterapkan untuk situasi
tertentu dengan benar.
2
Jika tidak dapat menyebutkan cara yang
paling efektif dengan tepat dan tidak
menjelaskan suatu prinsip dapat diterapkan
untuk situasi tertentu dengan benar.
1
4. Inferensi Mengemukakan
alternatif-
alternatif untuk
memecahkan
masalah.
Jika dapat mengemukakan 3 alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
4
Jika dapat mengemukakan 2 alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
3
Jika dapat mengemukakan 1 alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
2
Jika tidak dapat mengemukakan alternatif
pemecahan masalah dengan benar.
1
Tepat
menentukan
pemecahan
masalah mana
yang paling kuat
untuk diterima
dan mana yang
lemah untuk
ditolak.
Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat
dengan alasan yang tepat dan solusi yang
paling lemah beserta alasannya yang tepat.
4
Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat
dengan alasan yang tepat atau hanya
menentukan solusi yang paling lemah beserta
alasan yang tepat.
3
Jika hanya dapat menentukan solusi yang
paling kuat dan solusi yang paling lemah saja
tanpa diberi alasan.
2
Jika hanya dapat menentukan solusi yang
paling kuat atau solusi yang paling lemah
dengan benar atau tidak ada jawaban benar.
1
Memperkirakan
konsekuensi-
konsekuensi
yang mungkin
muncul dari
suatu pilihan.
Jika dapat mengemukakan 3 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar.
4
Jika dapat mengemukakan 2 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar.
3
Jika dapat mengemukakan 1 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar.
2
Jika tidak dapat mengemukakan perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar.
1
Memperkirakan Jika dapat menjawab 2 pro dan 2 kontra 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor
pro dan kontra
dari suatu
pilihan.
dengan benar.
Jika dapat menjawab 2 pro dan 1 kontra atau
sebaliknya dengan benar.
3
Jika dapat menjawab 2 pro atau 2 kontra atau
1 pro dan 1 kontra dengan benar.
2
Jika hanya menjawab 1 pro atau 1 kontra
dengan benar atau tidak ada jawaban benar.
1
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan 2 soal uraian berdasarkan
unsur-unsur kemampuan evaluasi dan inferensi. Peneliti bekerja sama dengan dua
peneliti lain yang tergabung dalam satu kelompok payung penelitian. Bersama
dengan dua peneliti lain, maka jumlah soal yang diuji validitas dan reliabilitasnya
ada 6 butir soal uraian. Target peneliti dan dua rekan peneliti yang lain adalah
keseluruhan soal uraian tersebut valid dan reliabel supaya dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian.
3.7.1 Pengujian Validitas
Validitas merupakan taraf di mana suatu instrumen mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173). Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Azwar, 2009:
174). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai
dengan tujuannya. Untuk itulah tes dapat dikatakan valid bila dilihat secara
langsung dari yang sudah dicek valid atau tidaknya dan juga dapat dilihat setelah
membandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Validitas instrumen secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal (Widoyoko, 2013: 129). Validitas internal harus memenuhi validitas isi
dan validitas konstruk.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah menguji validitas isi. Validitas isi
berhubungan dengan isi dan format instrumen yaitu apakah isinya dapat
mengukur hal yang akan diukur oleh peneliti dan apakah formatnya sesuai untuk
mengukur aspek tersebut (Sukmadinata, 2008: 229). Validitas isi dilakukan
dengan cara memberikan instrumen penelitian kepada para ahli (expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
judgement). Validitas ini dilakukan dengan cara melakukan konsultasi kepada
dosen IPA, dosen Bahasa Indonesia, dan guru SD guna melihat kualitas kisi-kisi
materi gaya yang akan digunakan sebagai penelitian (lihat Lampiran 3.7, halaman
96). Selain menggunakan expert judgement, validitas isi juga dilakukan dengan
menggunakan validitas tampang atau face validity. Face validity adalah cara yang
dilakukan untuk melihat kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Diujikan
dengan cara memperlihatkan soal kepada siswa untuk melihat kejelasan soal.
Selain validitas isi, peneliti juga melakukan validitas konstruk. Validitas
konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu
teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2013: 131).
Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan validitas empiris. Validitas
empiris adalah tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur hal-hal yang
akan diukur apakah sudah mewakili kriteria yang akan diukur dengan instrumen
dengan melihat kecocokan istrumen dengan yang akan diteliti (Sukmadinata,
2008: 229). Validitas empiris digunakan untuk memvalidasi soal evaluasi yang
berupa soal uraian. Untuk melakukan validitas ini, peneliti memberikan soal
kepada siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah 41 siswa. SD
Kanisius Wirobrajan digunakan untuk melakukan validitas ini karena dianggap
memiliki kemampuan yang setara dengan SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
Untuk mempermudah perhitungan validitas maka digunakan program
komputer yang bernama IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Hasil perhitungan
uji validitas menggunakan rumus product moment Pearson terhadap 2 soal uraian
untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi. Item yang dapat dikatakan
valid adalah item yang mempunyai nilai rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi
kurang dari 0,05 (atau p < 0,05) (Sugiyono, 2010: 177-183). Besar rtabel untuk 41
responden adalah 0,308 (Sugiyono, 2013: 455). Hasil uji validitas dapat dilihat
dalam tabel berikut (lihat Lampiran 3.5, halaman 94).
Tabel 3.7 Perhitungan Validitas.
No.
Soal Variabel r tabel r hitung
Sig. (2-
tailed) Kualifikasi
3. Evaluasi 0,308 0,882 0,000 Valid
4. Inferensi 0,308 0,783 0,000 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil Pearson Correlation pada
instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi
menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel. Nilai rhitung pada kemampuan evaluasi
sebesar 0,882 (rhitung > rtabel) dan nilai rhitung pada kemampuan inferensi sebesar
0,783 (rhitung > rtabel) dengan harga signifikansi masing-masing kemampuan 0,000
(atau p < 0,05). Dengan kata lain instrumen tersebut tergolong instrumen yang
valid.
3.7.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf dimana suatu instrumen yang apabila digunakan
dalam beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2009:
181). Oleh karena itu pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Koefisien reliabilitas
instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pertanyaan
yang diberikan oleh responden. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan
tingkat ketepatan instrumen yang digunakan karena mempengaruhi validitas. Uji
reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha karena rumus tersebut cocok
untuk digunakan pada skor berbentuk skala atau rentangan (Priyatno, 2012: 121).
Berikut ini tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk melihat hasil perhitungan
reliabilitas instrumen (Masidjo, 1995: 209).
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas.
Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha
menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows diperoleh hasil perhitungan
reliabilitas terhadap dua soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan
evaluasi dan inferensi sebagai berikut (lihat Lampiran 3.6, halaman 95).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.9 Perhitungan Reliabilitas.
N Alpha’s Cronbach Kualifikasi
41 0,554 Cukup
Tabel di atas menunjukkan harga Cronbach’s Alpha untuk kedua
instrumen yang digunakan sebesar 0,554. Sesuai dengan kriteria koefisien
reliabilitas menurut Masidjo, reliabilitas instrumen tersebut termasuk ke dalam
kategori cukup. Instrumen tersebut sudah memenuhi syarat suatu instrumen yang
reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data
penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Normalitas
Sugiyono (2012: 173) mengatakan bahwa statistik parametrik bekerja
berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan
distribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas data terlebih
dahulu untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dimaksudkan untuk menentukan apakah
skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2006: 35). Kriteria yang digunakan menurut Priyatno (2012: 39)
adalah sebagai berikut :
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi normal.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan jenis statistik inferensial
yang akan digunakan pada pengujian selanjutnya. Jika data yang diperoleh
terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik
parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test.
Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji statistik yang
digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal ini Mann
Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Setelah seluruh data diuji
normalitasnya, maka data baru dapat dapat diuji dengan teknik statistik parametrik
atau non parametrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan data pretest dilakukan untuk mengetahui apakah pretest dari
kelompok eksperimen dan pretest dari kelompok kontrol memiliki titik pijak yang
sama sehingga dimungkinkan untuk melakukan pembandingan. Kondisi yang
ideal adalah jika tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dengan kata lain uji pretest ini dilakukan untuk memastikan bahwa kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. Analisis statistik menggunakan
program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika data terdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik Independent
Samples t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan
statistik non parametrik Mann-Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah
sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor rerata pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat persamaan data
atau titik pijak yang sama antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor rerata pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat persamaan
data atau titik pijak yang tidak sama antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest
Uji selisih skor pretest dan posttest dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan evaluasi dan inferensi. Secara prinsip rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor
posttest-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest-pretest pada
kelompok eksperimen. Analisis statistik dengan program IBM SPSS Statistics 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal
maka digunakan statistik parametrik Independent Samples t-test. Namun apabila
data tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Mann-
Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah
sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan
metode mind map tidak berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan
kemampuan inferensi.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode
mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut
3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest
Uji peningkatan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Analisis statistik menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika data terdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik Paired Samples
t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non
parametrik Wilcoxon Signed Ranks test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai
berikut (Priyatno, 2012: 45).
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno,
2012: 45).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat
peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan
skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.
Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat
ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek
kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka
kausalnya positif atau ada pengaruh. Untuk mengetahui persentase peningkatan
digunakan rumus sebagai berikut.
( )
Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size)
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.
Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak dengan
sendirinya menunjukkan pengaruh tersebut cukup substantif atau tidak.
Pentingnya suatu pengaruh ini disebut effect size. Effect size adalah suatu ukuran
objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan
(Field, 2009: 56-57).
Untuk mengetahui effect size digunakan koefisien korelasi dengan kriteria r
= 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh
pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%,
dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Koefisien
korelasi r dipilih karena koefisien korelasi ini cukup mudah digunakan untuk
mengetahui besarnya efek yang terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1
(efek sempurna).
Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai
berikut. Jika data terdistribusi normal, maka harga t diubah menjadi harga r
dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332).
1. Jika data normal, maka menggunakan rumus uji Paired Samples t-test (Field,
2009: 332).
√
Gambar 3.4 Rumus Uji Paired Samples t-test.
r = besarnya pengaruh (effect size) dengan koefisien korelasi Pearson.
t = harga uji t.
df = derajat kebebasan (degree of freedom).
2. Jika data tidak normal, maka menggunakan rumus uji Wilcoxon Signed Ranks
test (Field, 2009: 350) :
√
Gambar 3.5 Rumus Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
r = besarnya pengaruh (effect size) dengan koefisien korelasi Pearson.
Z = harga konversi dari standar deviasi dari uji Wilcoxon.
N = jumlah total observasi (2 kali jumlah siswa).
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk lebih mengetahui retensi
pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Oleh karena itu uji retensi pengaruh
perlakuan perlu dilakukan untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan
perlakuan dari penelitian eksperimental dengan melakukan posttest II sesudah
posttest I. Analisis statistik dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka
digunakan statistik parametrik Paired Samples t-test. Namun apabila data tidak
terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon Signed
Ranks Test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 45).
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Priyatno, 2012: 45).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan
mind map tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari
posttest I ke posttest II.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan mind map
terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest
II.
Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II
digunakan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
( )
Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II.
3.8.3.4 Dampak Perlakuan
Untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan
elemen kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti
terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan
observasi, anekdot, dan interview sesudah penelitian (Krathwohl, 2004:547).
Untuk mengetahui dampak perlakuan dalam penelitian eksperimen maka
dianjurkan untuk memasukkan data kualitatif dengan teknik pengambilan data
triangulasi sebagai elemen tambahan. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada (Sugiyono, 2011: 327). Pendapat ahli yang lain juga
mengatakan bahwa triangulasi merupakan penggunaan dua atau lebih metode
pengumpulan data dalam studi beberapa aspek perilaku manusia (Cohen, 2007:
141). Peneliti menggunakan triangulasi tidak hanya untuk pengumpulan data,
namun juga memeriksa kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti
menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Dari pengumpulan data melalui
teknik triangulasi maka peneliti bukan mencari kebenaran, namun lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan, sehingga
dapat meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut
Konsekuensi lebih lanjut digunakan untuk melihat penggunaan metode
inovatif, dalam hal ini mind map, berdampak besar atau tidak terhadap
peningkatan kompetensi dan kemampuan belajar siswa. Cara yang dilakukan
adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest terhadap kemampuan evaluasi
dan inferensi. Penggunaan metode inovatif, dalam hal ini mind map, diharapkan
akan membantu mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Pembelajaran
Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen
dilakukan sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran. Kelompok
kontrol adalah kelas IV A1 yang terdiri dari 30 siswa, sedangkan kelompok
eksperimen adalah kelas IV A3 yang terdiri dari 28 siswa. Pada pertemuan
pertama kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberikan
pretest. Untuk pertemuan selanjutnya pelaksanaan pembelajaran pada kelompok
eksperimen menggunakan treatment berupa penggunaan mind map, sedangkan
pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol hanya menggunakan metode
ceramah atau dengan kata lain tidak menggunakan treatment apapun.
Penyampaian materi gaya pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan sebanyak 6 jam pelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan oleh guru mitra sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti. Kegiatan dalam RPP
tersebut terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Guru mitra merupakan guru yang sama dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama proses pembelajaran
berlangsung, peran guru mitra sebagai pembimbing bagi siswa dalam memberikan
materi pelajaran dengan menggunakan mind map pada kelompok eksperimen,
sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Peran
mahasiswa adalah sebagai pengamat aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan membantu guru dalam menyiapkan keperluan yang digunakan
saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini, antara guru dan mahasiswa
memiliki peran masing-masing yang berbeda, namun tetap berkolaborasi dan
bekerjasama selama kegiatan pembelajaran agar penelitian dapat berjalan dengan
lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4.1.1 Kelompok Kontrol
Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dilaksanakan
sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran (lihat Lampiran 4.4, halaman
118). Tiga pertemuan digunakan untuk pelaksanaan pretest, posttest I, dan
posttest II, sedangkan 3 pertemuan lain digunakan untuk penyampaian materi
gaya. Penyampaian materi gaya yang dilaksanakan oleh guru mitra pada
kelompok kontrol tidak menggunakan treatment apapun. Dengan kata lain hanya
menggunakan metode ceramah saja. Guru memiliki peran penting selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Selama menjelaskan mengenai materi gaya, guru
sepenuhnya menggunakan buku paket dan lembar aktivitas siswa yang dibuat oleh
peneliti tanpa menggunakan media pembelajaran apapun. Guru menyampaikan
materi gaya dengan metode ceramah, sedangkan siswa hanya menyimak dan
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Peneliti berperan sebagai observer
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Semua hal-hal yang terjadi selama
kegiatan pembelajaran dicatat dalam sebuah catatan dan didokumentasikan
menggunakan foto. Di dalam materi gaya, ada beberapa pokok bahasan yang akan
dijelaskan kepada siswa meliputi: pengaruh gaya dan jenis-jenis gaya yang akan
dibahas satu persatu. Langkah-langkah setiap pelaksanaan pembelajaram pada
pemberian materi gaya pada kelompok kontrol terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama pokok bahasan yang dijelaskan guru mengenai
pengaruh gaya. Kegiatan apersepsi diawali dengan tanya jawab bersama siswa.
Selanjutnya guru menjelaskan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan
media pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan mengenai materi pengaruh
gaya, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir siswa diberi lembar kegiatan siswa
yang dibuat oleh peneliti. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
membahas lembar kegiatan siswa tersebut.
Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan mengenai pokok bahasan jenis-
jenis gaya. Sama seperti pada pertemuan sebelumnya, guru menjelaskan materi
hanya dengan menggunakan metode ceramah begitu pula saat memberikan
contoh-contoh aplikasi gaya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan apersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
diawali dengan tanya jawab berkaitan contoh-contoh jenis gaya yang ada di
sekitar mereka. Kemudian guru mulai mengaitkan contoh-contoh tersebut
berdasarkan berbagai jenis gaya. Pada kegiatan akhir siswa kembali diberikan
lembar kerja siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru membahas jawaban
soal bersama-sama disertai pemberian kesempatan bagi siswa apabila ingin
bertanya.
Pada pertemuan terakhir sebelum diadakan posttest, guru menjelaskan
kembali materi gaya secara keseluruhan dengan tujuan agar siswa memahami
materi gaya secara utuh. Setelah guru mengulas kembali seluruh materi, siswa
diberikan lembar aktivitas siswa berupa latihan soal-soal. Setelah semua
penyampaian materi selesai, pada pertemuan berikutnya dilakukan posttest
dengan menggunakan instrumen yang sama seperti saat pretest.
4.1.2 Kelompok Eksperimen
Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan
sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran (lihat Lampiran 4.3, halaman
108). Tiga pertemuan digunakan untuk pelaksanaan pretest, posttest I, dan
posttest II, sedangkan 3 pertemuan lain digunakan untuk penyampaian materi
gaya. Penyampaian materi gaya yang dilaksanakan oleh guru mitra pada
kelompok eksperimen menggunakan metode mind map. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran materi gaya, pada kelompok eksperimen diberi waktu tambahan
diluar jam pelajaran untuk latihan pembuatan mind map. Guru menyampaikan
materi gaya dengan menggunakan metode mind map, sedangkan peneliti berperan
sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti
juga membantu guru dalam mempersiapkan bahan ajar sehingga tercipta
kolaborasi yang baik antara guru dan peneliti. Semua hal-hal yang terjadi selama
kegiatan pembelajaran dicatat dalam sebuah catatan dan didokumentasikan
menggunakan foto. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kelompok
ekperimen terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada pertemuan pertama peneliti bersama guru bekerjasama selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan apersepsi diwali dengan guru
bertanya jawab seputar pengaruh gaya dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan media pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti. Setelah
guru selesai menyampaikan materi pengaruh gaya, dengan dibantu peneliti siswa
diberi kesempatan untuk membuat mind map secara berkelompok. Dengan
bimbingan guru dan peneliti siswa dapat membuat mind map mengenai pengaruh
gaya sampai pada jam pelajaran berakhir.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan tanya jawab
guru bersama siswa mengenai jenis-jenis gaya yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Pemberian materi menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan
oleh peneliti. Pembelajaran dilanjutkan dengan membuat mind map mengenai
jenis-jenis gaya secara berkelompok. Dengan bimbingan guru dan peneliti, siswa
membuat mind map sampai pada jam pelajaran berakhir.
Pada pertemuan terakhir, guru mengulas kembali seluruh materi gaya yang
meliputi pengaruh gaya dan jenis-jenis gaya. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kegiatan pembelajaran
dilanjutkan dengan siswa membuat mind map secara mandiri mengenai
keseluruhan materi gaya. Siswa diberi kebebasan untuk membuat mind map
sesuai dengan imajinasi mereka tetapi tetap pada konteks materi gaya yang telah
dipelajari.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama dengan teman
dalam kelompok payung IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Penelitian tersebut
dilakukan terhadap siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, antara
lain : kemampuan intepretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi
diri. Peneliti hanya memfokuskan pembahasan penelitian tentang pengaruh
penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Penelitian
dilakukan dengan metode quasi-experimental design tipe non-equivalent control
group design sehingga menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan, yakni
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa tes uraian yang terdiri dari dua soal, yakni satu soal untuk
mengukur kemampuan evaluasi dan satu soal yang lain untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kemampuan inferensi. Instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest
merupakan instrumen yang sama dan diujikan pada dua kelompok penelitian,
yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil penelitian yang akan dibahas lebih lanjut mengenai deskripsi data
dan dipaparkan lebih lengkap mengenai data pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kontrol pada masing-masing kemampuan yaitu evaluasi dan
inferensi. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini berupa data kuantitatif
dan disertai data kualitatif sebagai elemen tambahan untuk lebih mengetahui
retensi pengaruh tindakan. Data kuantitatif yang diperoleh adalah hasil pretest,
posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
menggunakan soal uraian. Data yang diperoleh dari pretest, posttest I, dan posttest
II untuk kemampuan evaluasi dan inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dianalisis dengan menggunakan program komputer yang bernama
IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
4.2.1 Uji Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan
Evaluasi
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
variabel independen yaitu metode mind map terhadap variabel dependen yang
diteliti yaitu kemampuan evaluasi. Analisis data untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi menggunakan
beberapa langkah uji statistik sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk
mengetahui skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi
normal atau tidak. 2) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk memastikan
bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 3) Uji selisih skor
pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind
map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. 4) Uji peningkatan skor pretest
dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan
dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. 5) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi. 6) Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan
perlakuan dari penelitian eksperimental terhadap kemampuan evaluasi.
4.2.1.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari
populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari
pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk
menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data
selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,
sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan
selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-
test atau Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi
normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non
parametrik, dalam hal ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed
Ranks Test. Berdasarkan analisis uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran
4.11, halaman 147).
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi.
No Aspek Sig. (2-
tailed) Keterangan
1 Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,071 Normal
2 Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,122 Normal
3 Selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen 0,063 Normal
4 Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,200 Normal
5 Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,200 Normal
6 Selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol 0,194 Normal
7 Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,167 Normal
8 Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,088 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok eksperimen
memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,071 (atau p > 0,05), aspek posttest I
kelompok eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,122 (atau p >
0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen memiliki harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sig. (2-tailed) sebesar 0,063 (atau p > 0,05), dan aspek posttest II kelompok
eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05).
Selanjutnya aspek pretest kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar
0,200 (atau p > 0,05), aspek posttest I kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-
tailed) sebesar 0,167 (atau p > 0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I
kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,194 (atau p > 0,05),
dan aspek posttest II kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar
0,088 (atau p > 0,05).
Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-
posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa
skor pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-posttest I, dan posttest II
terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji
statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples
t-test.
Analisis data pada kemampuan evaluasi menggunakan statistik
parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test
dengan lima langkah berikut: 1) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk
memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 2)
Uji selisih skor pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan
metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. 3) Uji peningkatan
skor pretest dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang
signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
evaluasi. 5) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas
perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental.
4.2.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data
pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan
untuk mengetahui apakah pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari
kelompok kontrol memiliki titik pijak yang sama sehingga dimungkinkan untuk
melakukan pembandingan. Jika memiliki titik pijak yang sama dapat dilakukan
pembandingan antara skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
kata lain uji perbedaan kemampuan awal melalui skor pretest ini dilakukan untuk
memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara.
Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan kemampuan awal
pada kemampuan evaluasi adalah statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples t-test. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji
Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu
data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada
Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Berdasarkan uji
Levene’s Test diperoleh besar nilai F = 0,531 dengan signifkansi sebesar 0,469
(atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki homogenitas varians data.
Setelah diketahui data memiliki varians yang homogen, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples t-test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik
kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull
diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak
Hi diterima. Berdasarkan uji analisis perbedaan kemampuan awal dengan
menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.12, halaman 148).
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi.
Hasil Uji Skor Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,594 Tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan tabel uji skor pretest pada kemampuan evaluasi menunjukkan
tidak ada perbedaan skor rerata pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 2,41, SD = 0,63, SE =
0,12, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 2,31, SD = 0,69, SE =
0,12. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -0,537 dan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,594 (atau p > 0,05), sehingga Hnull diterima Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki level kemampuan awal yang sama
pada kemampuan evaluasi sehingga dapat dibuat perbandingan untuk selanjutnya.
4.2.1.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi
Langkah kedua adalah melakukan uji perbedaan selisih skor pretest dan
posttest I. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode
mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Penghitungan dilakukan
dengan cara mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol
dengan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok eksperimen. Hasil analisis uji
selisih skor pretest dan posttest I antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang dilakukan digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan
yang berkaitan dengan hipotesis penelitian. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis penelitian.
Berdasarkan tabel uji normalitas selisih skor pretest dan posttest I dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, pada kelompok eksperimen
memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,063 (atau p > 0,05) dan kelompok kontrol
memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,194 (atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal sehingga untuk uji selisih
skor pretest dan posttest I dilakukan dengan uji statistik parametrik, dalam hal ini
Independent Samples t-test.
Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji Levene’s
Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data
dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Dari hasil uji selisih skor pretest
dan posttest I antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan
bahwa ada homogenitas varians data karena harga Levene’s Test pada data
tersebut memiliki harga signifikansi sebesar 0,411 (atau p > 0,05) dengan F =
0,685.
Setelah diketahui data memiliki varians yang homogen, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples t-test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-
posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka
Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis selisih skor pretest dan posttest I
dengan menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples
t-test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.13, halaman 149).
Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.
Selisih Skor Pretest dan Posttest I Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,027 Ada perbedaan
Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan
evaluasi diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen
memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14,
sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,5333, SD = 0,88, SE =
0,16. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -2,27 dan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan
metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berikut ini merupakan grafik rerata selisih skor pretest dan posttest I pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen memiliki hasil rerata selisih skor pretest dan posttest I
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol
menunjukkan rerata selisih skor sebesar 0,5333, sedangkan pada kelompok
eksperimen menunjukkan rerata selisih skor sebesar 1,0179.
Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.
4.2.1.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Evaluasi
1. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi
Uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari uji peningkatan skor
pretest ke posttest I akan terlihat persentase kenaikan masing-masing kelompok.
Uji perbandingan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) untuk pretest dan posttest I lebih besar
dari 0,05 (atau p < 0,05) sehingga data tersebut dikatakan normal, maka analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
statistik yang digunakan untuk data normal adalah uji statistik parametrik, dalam
hal ini Paired Samples t-test.
Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka
Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis peningkatan skor pretest ke posttest I
dengan menggunakan uji statistik parametrik Paired Samples t-test diperoleh hasil
sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.14, halaman 150).
Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.
No Kelompok Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keputusan
Pretest Posttest I
1 Eksperimen 2,41 3,42 41,91 0,000 Ada perbedaan
2 Kontrol 2,31 2,85 23,38 0,003 Ada perbedaan
Berdasarkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada
kemampuan evaluasi menunjukkan bahwa kenaikan skor pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis pada
kelompok eksperimen M = 1,02, SE = 0,14, dan SD = 0,73, sedangkan pada
kelompok kontrol M = 0,53, SE = 0,16, dan SD = 0,88. Pada kelompok
eksperimen diperoleh hasil analisis t(27) = 7,416 dan harga sig. (2-tailed) sebesar
0,000 (atau p < 0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil analisis
t(29) = 3,310 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (atau p < 0,05). Dari kedua
kelompok tersebut dapat diputuskan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Walaupun sama-sama mengalami peningkatan
skor yang signifikan pada kedua kelompok, namun pada kelompok eksperimen
mengalami peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dengan kata lain penggunaan metode mind map lebih meningkatkan skor pretest
ke posttest I terhadap kemampuan evaluasi.
Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat
ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek
kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka
kausalnya positif atau ada pengaruh. Secara umum hasil uji kenaikan skor pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
analisis di atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal positif
dengan persentase sebesar 41,91% yang berarti metode penggunaan mind map
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok kontrol
juga menunjukkan hasil kausal positif dengan persentase sebesar 23,38% yang
berarti penggunaan metode ceramah juga berpengaruh terhadap kemampuan
evaluasi. Dengan kata lain penggunaan metode mind map lebih meningkatkan
skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan evaluasi. Berikut adalah gambar
diagram grafik yang akan menunjukkan kenaikan skor pretest ke posttest I baik di
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Gambar 4.2 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Evaluasi.
2,41
3,42
2,32
2,90
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Pretest Posttest I
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi. Pentingnya suatu
pengaruh ini disebut effect size. Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien
korelasi ini cukup mudah digunakan untuk mengetahui besarnya efek yang
terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Cara yang
digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Jika
distribusi normal, harga t diubah menjadi harga r. Dari hasil uji besar pengaruh
perlakuan menggunakan rumus uji Paired Samples t-test maka besar effect size
yang diperoleh adalah sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.15, halaman 151).
Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi.
No Kelompok t t2
df r R2 % Efek
1 Eksperimen 7,416 54,99706 27 0,81 0,67 67 Besar
2 Kontrol 3,31 10,9561 29 0,52 0,27 27 Besar
Berdasarkan tabel di atas, pada kelompok eksperimen dapat diketahui
besar harga r = 0,81, t = 7,416, R2 = 0,67 dengan persentase efek sebesar 67%.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan mind map terhadap
kemampuan evaluasi pada kelompok eksperimen termasuk dalam kriteria efek
besar. Pada kelompok kontrol dapat diketahui besar harga r = 0,52, t = 3,31, R2 =
0,27 dengan persentase efek sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
penggunaan metode ceramah terhadap kemampuan evaluasi pada kelompok
kontrol termasuk dalam kriteria efek besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penggunaan mind map dan metode ceramah mempunyai efek yang besar terhadap
kemampuan evaluasi. Walaupun pada kedua kelompok sama-sama menunjukkan
efek yang besar, namun pada kelompok eksperimen memiliki efek lebih besar
dibandingkan dengan besar efek pada kelompok kontrol. Dengan kata lain
pengaruh penggunaan metode mind map menunjukkan efek yang lebih besar
terhadap kemampuan evaluasi.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui
sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental maka dianjurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pengujian ini dilakukan 1 bulan
setelah pemberian treatment. Sebelum melakukan uji retensi, dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu pada skor posttest I dan posttest II terhadap
kemampuan evaluasi. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harga
sig. (2-tailed) untuk posttest I dan posttest II lebih besar dari 0,05 (atau p < 0,05)
sehingga data tersebut dikatakan normal, maka digunakan statistik parametrik
dalam hal ini Paired Samples t-test.
Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka
Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak Hi diterima. Hasil analisis data perbandingan posttest I ke posttest II
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini
(lihat Lampiran 4.16, halaman 152).
Tabel 4.6 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi.
No Kelompok
Rerata Peningkatan
(%) Sig. (2-tailed) Keputusan Posttest
I
Posttest
II
1 Eksperimen 3,42 2,90 -15,2047 0,000 Ada perbedaan
2 Kontrol 2,85 2,52 -11,5789 0,009 Ada perbedaan
Berdasarkan hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan evaluasi, hasil
uji retensi skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis pada kelompok eksperimen M
= 0,52, SE = 0,09, dan SD = 0,52, sedangkan pada kelompok kontrol M = 0,33, SE
= 0,11, dan SD = 0,65. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil analisis t(27) =
5,27 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05). Sedangkan pada
kelompok kontrol diperoleh hasil analisis t(29) = 2,79 dan harga sig. (2-tailed)
sebesar 0,009 (atau p < 0,05). Dari kedua kelompok tersebut dapat diputuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke
posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap
kemampuan evaluasi.
Secara umum hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis di
atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal negatif dengan
persentase sebesar -15,20%. Artinya pengaruh penggunaan metode mind map
terhadap kemampuan evaluasi terjadi penurunan sebesar 15,20%. Sedangkan pada
kelompok kontrol juga menunjukkan hasil kausal negatif dengan persentase
sebesar -11,57%. Artinya pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap
kemampuan evaluasi terjadi penurunan sebesar 11,57%.
Berikut adalah gambar diagram grafik yang akan menunjukkan penurunan
skor posttest I ke posttest II baik di kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol terhadap kemampuan evaluasi.
Gambar 4.3 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Evaluasi.
2,41
3,42
2,85
2,32
2,90
2,52
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Pretest Posttest I Posttest II
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan
Inferensi
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
variabel independen yaitu mind map terhadap variabel dependen yang diteliti
yaitu kemampuan inferensi. Analisis data untuk mengetahui pengaruh
penggunaan mind map terhadap kemampuan inferensi menggunakan beberapa
langkah uji statistik sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk mengetahui
skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau
tidak. 2) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk memastikan bahwa kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 3) Uji selisih skor pretest dan
posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. 4) Uji peningkatan skor pretest dan
posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari
pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 5)
Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap kemampuan inferensi. 6) Uji retensi
pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan dari
penelitian eksperimental terhadap kemampuan inferensi.
4.2.2.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari
populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari
pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan inferensi pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk
menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data
selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,
sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika
data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya
adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau
Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji
statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ini adalah Mann Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan
analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.17, halaman 153).
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi.
No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,056 Normal
2 Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,067 Normal
3 Selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen 0,078 Normal
4 Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,161 Normal
5 Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,062 Normal
6 Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,163 Normal
7 Selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol 0,057 Normal
8 Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,172 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok eksperimen
memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,056 (atau p > 0,05), aspek posttest I
kelompok eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,067 (atau p >
0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen memiliki harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,078 (atau p > 0,05), dan aspek posttest II kelompok
eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,161 (atau p > 0,05).
Selanjutnya aspek pretest kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar
0,062 (atau p > 0,05), aspek posttest I kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-
tailed) sebesar 0,163 (atau p > 0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I
kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,0,57 (atau p > 0,05),
dan aspek posttest II kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar
0,172 (atau p > 0,05).
Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-
posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas data tersebut diperoleh hasil
bahwa skor pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-posttest I, dan posttest
II terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji
statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples
t-test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Analisis data pada kemampuan inferensi menggunakan statistik
parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test
dengan lima langkah berikut: 1) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk
memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 2)
Uji selisih skor pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan
metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. 3) Uji peningkatan
skor pretest dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang
signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
inferensi. 5) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas
perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental terhadap kemampuan inferensi.
4.2.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data
pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis
perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan
untuk mengetahui apakah pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari
kelompok kontrol memiliki titik pijak yang sama sehingga dimungkinkan untuk
melakukan pembandingan. Jika memiliki titik pijak yang sama dapat dilakukan
pembandingan antara skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
kata lain uji perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest ini
dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal
yang setara.
Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan kemampuan awal
pada kemampuan inferensi adalah statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples T-test. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji
Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu
data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada
Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Berdasarkan uji
Levene’s Test diperoleh besar nilai F = 0,575 dengan signifkansi sebesar 0,451
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki homogenitas varians data.
Setelah diketahui data memiliki varian yang homogen, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik Independent Samples t-test.
Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan adalah
sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan
adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi
ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima.
Berdasarkan uji analisis perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan uji
statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test diperoleh hasil
sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.18, halaman 154).
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi.
Hasil Uji Skor Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,889 Tidak ada perbedaan
Berdasarkan uji perbedaan kemampuan awal pada kemampuan inferensi
menunjukkan tidak ada perbedaan skor rerata pretest pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 2,08, SD =
0,78, SE = 0,14, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 2,10, SD =
0,72, SE = 0,13. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan t(56) = 0,141
dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,889 (atau p > 0,05), sehingga Hnull diterima Hi
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki level kemampuan awal yang sama
pada kemampuan inferensi sehingga dapat dibuat perbandingan untuk selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.2.2.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi
Uji perbedaan selisih skor pretest dan posttest I dilakukan untuk
mengetahui apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan inferensi. Penghitungan dilakukan dengan cara mengurangkan selisih
skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest
pada kelompok eksperimen. Hasil analisis uji selisih skor pretest dan posttest I
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan digunakan
sebagai dasar dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian menerima
atau menolak hipotesis penelitian.
Berdasarkan uji normalitas selisih skor pretest dan posttest I dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, pada kelompok eksperimen
memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,078 (atau p > 0,05) dan kelompok kontrol
memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,057 (atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal sehingga untuk uji selisih
skor pretest dan posttest I dilakukan dengan uji statistik parametrik, dalam hal ini
Independent Samples t-test.
Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji Levene’s
Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data
dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s
Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Dari hasil uji selisih skor pretest
dan posttest I antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan
bahwa terdapat homogenitas varians data karena harga Levene’s Test pada data
tersebut memiliki harga signifikansi sebesar 0,102 (atau p > 0,05) dengan F =
2,765.
Setelah diketahui data memiliki varians yang sama, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-
test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan adalah
sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest
I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik
kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull
diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak
Hi diterima. Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I dengan
menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.19, halaman 155).
Tabel 4.9 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi.
Selisih Skor Pretest dan Posttest I Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,000 Ada perbedaan
Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan
inferensi diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen
memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,000, SD = 0,82, SE = 0,16,
sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,0167, SD = 0,68, SE =
0,12. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan t(56) = -4,941 dan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan
metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi.
Berikut ini merupakan grafik selisih skor pretest dan posttest I pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen memiliki hasil rerata selisih skor pretest dan posttest I
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol
menunjukkan rerata selisih skor sebesar 0,0167, sedangkan pada kelompok
eksperimen menunjukkan rerata selisih skor sebesar 1,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.4 Diagram Batang Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi.
4.2.2.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Inferensi
1. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi
Uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari uji peningkatan skor
pretest ke posttest I akan terlihat persentase kenaikan masing-masing kelompok.
Uji perbandingan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) untuk pretest dan posttest I lebih besar
dari 0,05 (atau p < 0,05) sehingga data tersebut dikatakan normal, maka analisis
statistik yang digunakan untuk data normal adalah uji statistik parametrik, dalam
hal ini Paired Samples t-test.
Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka
Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis peningkatan skor pretest ke posttest I
dengan menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Paired Samples t-test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.20, halaman 156).
Tabel 4.10 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi.
No Kelompok Test Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keputusan
Pretest Posttest II
1 Eksperimen 2,08 3,08 48,08 0,000 Ada perbedaan
2 Kontrol 2,10 2,12 0,95 0,895 Tidak ada perbedaan
Berdasarkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada
kemampuan inferensi tersebut, peningkatan skor pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis peningkatan skor
pada kelompok eksperimen M = 1,00, SE = 0,16, SD = 0,82, dan t(27) = 6,414
dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan
Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest I pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor
yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan inferensi. Sedangkan perolehan hasil analisis pada kelompok kontrol
M = 0,0167, SE = 0,13, dan SD = 0,68, dan t(29) = 0,133 dengan harga sig. (2-
tailed) sebesar 0,895 (atau p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat peningkatan skor yang
signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan inferensi.
Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat
ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek
kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kausalnya positif atau ada pengaruh. Secara umum hasil uji kenaikan skor pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
analisis di atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal positif
dengan persentase sebesar 48,08% yang berarti metode penggunaan mind map
berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. Sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukkan hasil kausal positif dengan persentase kecil yakni 0,95% yang
berarti penggunaan metode ceramah tidak berpengaruh terhadap kemampuan
inferensi. Dengan kata lain penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
inferensi pada kelompok eksperimen memiliki peningkatan skor yang lebih tinggi
dibandingkan pada kelompok kontrol. Berikut adalah gambar diagram grafik yang
menunjukkan peningkatan skor pretest ke posttest I baik di kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.
Gambar 4.5 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi.
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan inferensi. Pentingnya suatu
pengaruh ini disebut effect size. Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien
korelasi ini cukup mudah digunakan untuk mengetahui besarnya efek yang
terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Cara yang
2,08
3,08
2,10
2,12
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Pretest Posttest I
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Jika
distribusi normal, harga t diubah menjadi harga r. Dari hasil uji besar pengaruh
perlakuan menggunakan rumus uji Paired Samples t-test maka besar effect size
yang diperoleh adalah sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.21, halaman 157).
Tabel 4.11 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.
No Kelompok t t2 df r R
2 % Efek
1 Eksperimen 6,414 41,1394 27 0,77 0,6 60 % Besar
2 Kontrol 0,133 0,017689 29 0,24 0,06 6 % Kecil
Berdasarkan uji besar pengaruh perlakuan, pada kelompok eksperimen
dapat diketahui besar harga r = 0,77, t = 6,414, R2 = 0,6 dengan persentase efek
sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan mind map
terhadap kemampuan inferensi pada kelompok eksperimen termasuk dalam
kriteria efek besar. Pada kelompok kontrol dapat diketahui besar harga r = 0,24, t
= 0,133, R2 = 0,06 dengan persentase efek sebesar 6%. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap kemampuan inferensi
pada kelompok kontrol termasuk dalam kriteria efek kecil. Dengan kata lain
pengaruh penggunaan metode mind map menunjukkan efek yang lebih besar
terhadap kemampuan inferensi.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui
sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental maka dianjurkan
untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pengujian ini dilakukan 1 bulan
setelah pemberian treatment. Sebelum melakukan uji retensi, dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu pada skor posttest I dan posttest II terhadap
kemampuan inferensi. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harga
sig.(2-tailed) untuk posttest I dan posttest II lebih besar dari 0,05 (atau p > 0,05)
sehingga data tersebut dikatakan normal, maka digunakan statistik parametrik
dalam hal ini Paired Samples t-test.
Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka
Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak Hi diterima. Hasil analisis data perbandingan posttest I ke posttest II
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini
(lihat Lampiran 4.22, halaman 158).
Tabel 4.12 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.
No Kelompok Rerata Peningkatan
(%) Sig. (2-tailed) Keputusan
Posttest I Posttest II
1 Eksperimen 3,08 2,28 -25,78 0,000 Ada perbedaan
2 Kontrol 2,12 2,11 -0,8 0,904 Tidak ada
perbedaan
Berdasarkan hasil uji retensi pengaruh perlakuan, skor posttest I ke
posttest II pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Perolehan hasil uji retensi pada kelompok eksperimen M = 0,79, SE = 0,19, SD =
0,99, dan t(27) = 4,214 dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05)
maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke
posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi. Sedangkan
pada kelompok kontrol M = 0,0167, SE = 0,14, dan SD = 0,75, dan t(29) = 0,29
dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,904 (atau p > 0,05). maka Hnull diterima dan
Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan skor
yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan inferensi.
Secara umum hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis di
atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal negatif dengan
persentase sebesar -25,78%. Artinya pengaruh penggunaan mind map terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kemampuan inferensi terjadi penurunan sebesar 25,78%. Sedangkan pada
kelompok kontrol juga menunjukkan hasil kausal negatif dengan persentase
sebesar -0,8%. Artinya pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap
kemampuan inferensi terjadi penurunan sebesar 0,8%. Berikut adalah diagram
grafik yang akan menunjukkan penurunan skor posttest I ke posttest II, baik di
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terhadap kemampuan inferensi.
Gambar 4.6 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan
Evaluasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map pada
mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV di
SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji
selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05). Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
2,08
3,08
2,28
2,10 2,12 2,11
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Pretest Posttest I Posttest II
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pembelajaran menggunakan metode mind map dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada aspek evaluasi dibandingkan dengan menggunakan metode
ceramah. Dalam grafik peningkatan skor pretest ke posttest I juga menunjukkan
bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengalami
peningkatan, akan tetapi peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode
mind map. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa penggunaan
metode mind map dalam pembelajaran IPA membuat siswa pada kelompok
eksperimen memiliki kemampuan evaluasi yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol. Melalui metode mind map, siswa memetakan sendiri
pengetahuannya dengan menggunakan gambar, warna, dan imajinasi sehingga
siswa lebih mudah dalam menilai benar tidaknya suatu argumen dan menilai
apakah argumen tersebut didasarkan pada asumsi yang benar. Mind map juga
membantu siswa memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok
permasalahan yang sedang dihadapi (Buzan, 2008: 5). Dengan adanya pandangan
yang lebih menyeluruh terhadap suatu permasalahan, siswa mampu menilai
penerapan suatu prinsip untuk memecahkan suatu masalah tersebut dan menilai
benar tidaknya alternatif-alternatif pemecahan masalah yang diberikan. Hal ini
menunjukkan bahwa mind map dapat meningkatkan aspek-aspek kemampuan
evaluasi yang telah dipaparkan oleh Facione (1990).
Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol tidak menggunakan
treatment apapun. Guru hanya menggunakan metode ceramah selama proses
pembelajaran berlansung. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang diberikan
oleh guru dan mencatat hal-hal yang penting. Pengetahuan yang diterima
disimpan dalam bentuk hafalan materi. Peneliti melihat bahwa pada kelas kontrol
proses pembelajarannya kurang kondusif. Siswa mudah merasa bosan dan jenuh
sehingga mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain seperti berbicara dengan
teman sebangkunya, melamun, atau bahkan sibuk dengan suatu barang. Proses
pembelajaran pada kelompok kontrol berpusat pada guru, namun beberapa siswa
cenderung mengabaikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini membuat
penggunaan metode ceramah tidak memberikan pengaruh yang sama besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
terhadap kemampuan evaluasi bila dibandingkan dengan penggunaan metode
mind map.
4.3.2 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan
Inferensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map pada
mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV di
SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji
selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05). Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map
berpengaruh kemampuan inferensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan metode mind map dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada aspek inferensi dibandingkan dengan menggunakan metode
ceramah. Dalam grafik peningkatan skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan, akan tetapi
pada kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode
mind map. Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa penggunaan
metode mind map dalam pembelajaran IPA membuat siswa pada kelompok
eksperimen memiliki kemampuan inferensi yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol. Mind map mendorong pemecahan masalah dengan
membiarkan siswa mencari alternatif pemecahan masalah melalui proses berpikir
kreatif (Buzan, 2008: 5). Melalui mind map siswa mampu mengemukakan
alternatif-alternatif pemecahan masalah dan memilih mana yang paling kuat untuk
diterima dan lemah untuk ditolak. Mind map memungkinkan siswa untuk
mengelompokkan konsep dan membantu siswa untuk membandingkannya dengan
konsep lain serta memperkirakan konsekuensi-konsekuensi dari pengambilan
suatu keputusan. Pemikiran yang dibentuk melalui mind map menggapi ke segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut (Buzan, 2008: 2). Hal ini
tentu memudahkan siswa dalam menarik kesimpulan pada suatu materi yang telah
ia pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa metode mind map dapat meningkatkan
aspek-aspek kemampuan inferensi sesuai yang telah dipaparkan oleh Facione
(1990).
Hal ini berbeda pada proses pembelajaran di kelompok kontrol.
Pembelajaran di kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah. Para siswa cenderung pasif mendengarkan penjelasan guru dan mencatat
hal-hal yang sekiranya penting. Bahkan ada beberapa siswa yang duduk di
belakang mengabaikan apa yang dikatakan guru dan lebih memilih untuk
bercakap-cakap dengan teman sebangku. Siswa cenderung mudah bosan dan lelah
sehingga konsentrasinya mudah hilang. Setelah selesai diberi materi pelajaran,
siswa diminta untuk mengerjakan soal dan mencocokkannya bersama-sama.
Pengetahuan yang diterima disimpan dalam bentuk hafalan materi. Ketika siswa
dihadapkan pada suatu permasalahan, maka siswa kesulitan memberikan alternatif
pemecahan masalahan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas kontrol
berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat dalam penyelesaian masalah
secara langsung. Siswa juga kurang mampu untuk memperkirakan pro dan kontra
dari suatu pilihan, hal ini dikarenakan siswa hanya menghafal apa yang diberikan
oleh guru. Siswa tidak bisa mengembangkan pemikirannya pada hal-hal yang
lebih luas diluar materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini membuat penggunaan
metode ceramah tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan
evaluasi.
4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa
Dalam penelitian ini, selain menggunakan teknik pengumpulan data
berupa test, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk memperkuat data
yang telah diperoleh. Pengumpulan data dengan teknik triangulasi dilakukan
dengan cara observasi, wawancara terhadap guru mitra, dan wawancara terhadap
siswa. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui dampak pengajaran
dengan menggunakan metode mind map, sedangkan wawancara terhadap siswa
dilakukan untuk mengetahui respon siswa selama belajar dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
metode mind map, dan observasi oleh peneliti dilakukan untuk mengetahui cara
guru mengajar, respon siswa dan kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Dari hasil pengujian data diketahui bahwa penggunaan metode mind map
berpengaruh secara terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Berdasarkan
pengamatan pada saat penelitian didapat bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode mind map dapat membuat siswa pada kelompok
eksperimen terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika mereka
aktif bertanya tentang cara pembuatan mind map dan apa saja yang boleh mereka
lakukan dalam pembuatan mind map. Ini menunjukkan mereka memiliki
semangat untuk belajar dan aktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode mind map. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
dengan guru. Guru mengatakan, “anak senang dan antusias dalam membuat mind
map” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Selain itu, guru juga mengatakan,
“anak terlihat sangat aktif, berbeda dengan kelas kontrol” (wawancara guru
mitra, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara dengan guru, guru juga menyadari
bahwa penggunaan mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Wawancara yang dilakukan dengan siswa juga
menunjukkan hal serupa. Ada siswa yang mengatakan, “senang karena biasanya
hanya mendengarkan pelajaran, sekarang bisa belajar sambil menggambar”
(wawancara siswa Be, 03 April 2014). Ada juga siswa yang mengatakan, “senang
belajar pakai mind map karena mudah mempelajarinya kembali” (wawancara
siswa Va, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kelompok
eksperimen.
Selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen, siswa terlihat
antusias dalam pembuatan mind map. Siswa membuat mind map sesuai dengan
kreativitasnya masing-masing. Dengan menggunakan media buku gambar dan
pewarna yang menarik, mereka diberi kebebasan untuk membuat mind map
berdasarkan hal-hal yang telah mereka pelajari sebelumnya, misalnya tentang
jenis gaya, pengaruh gaya, dll. Siswa mengembangkan kreativitasnya dengan
memetakan materi melalui garis melengkung, menggunakan warna-warna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
berbeda, dan menambahkan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi
gaya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map meningkatkan
kreativitas siswa. Hal ini juga didukung pernyataan guru, “mereka suka
menggambar jadi sangat terbantu” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Selain
itu, ada juga siswa yang mengatakan, “senang karena bisa menggambar dan
mewarnai” (wawancara siswa Ki, 03 April 2014). Siswa lain juga mengatakan,
“seneng karena belajar dengan menggambar seperti refreshing” (wawancara
siswa Jo, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan mind map dapat meningkatkan kreativitas siswa pada kelompok
eksperimen.
Selain hal-hal di atas, peneliti juga melakukan wawancara yang berkaitan
dengan motivasi siswa dalam penggunaan metode mind map. Berdasarkan hasil
analisis data penelitian, penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan evaluasi dan inferensi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan mind pada mata pelajaran IPA dirasa membantu siswa dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan pada beberapa siswa menunjukkan adanya motivasi untuk
menggunakan mind map kembali pada materi lain atau pada mata pelajaran lain.
Ada siswa yang mengatakan, “kalau mau liburan, bikin mind map dulu, akan
lebih mudah menyiapkannya” (wawancara siswa Jo, 03 April 2014). Ada juga
siswa yang mengatakan, “jadi sering buat mind map sendiri di rumah atau di
tempat les supaya mudah belajarnya” (wawancara siswa Be, 03 April 2014).
Guru juga menunjukkan adanya motivasi untuk menggunakan mind map kembali
pada mata pelajaran lain. Guru mengatakan, “rencananya akan menggunakan
mind map pada mapel PKT” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan terhadap guru dan siswa menunjukkan bahwa
ada motivasi untuk menggunakan mind map kembali karena dirasa cukup
membantu dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara terhadap guru, dan wawancara
terhadap siswa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind map pada
mata pelajaran IPA memberikan dampak perlakuan yang positif. Keaktifan siswa
yang menggunakan mind map lebih meningkat dan timbulnya kreativitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
membuat siswa tertarik dan semangat untuk belajar. Penggunaan metode mind
map membantu siswa dalam memahami materi sehingga siswa juga termotivasi
untuk menggunakan mind map pada materi lainnya.
4.3.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut
Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara lainnya. Kemampuan bidang matematika, sains, dan bahasa
siswa Indonesia menduduki peringkat bawah yaitu peringkat 57 dari 65 negara
dengan skor 371. Peringkat tersebut dikemukakan oleh PISA (Programme for
International Student Assesment) pada tahun 2009. Hasil evaluasi internasional
selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun dalam bidang matematika,
sains, dan membaca yang menduduki peringkat 64 dari 65 negara partisipan tes
tersebut, dengan rata-rata skor sains 382. Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran di kelas.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui program
sertifikasi guru. Program sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja
guru supaya menjadi guru yang semakin profesional dan memfasilitasi siswa
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Chang, dkk,
2014: 98). Pemerintah memberikan apresiasi yang lebih kepada guru melalui
pemberian tunjangan untuk memotivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB), dapat disimpulkan bahwa kualitas proses sertifikasi secara keseluruhan
tidak sebaik tujuan yang dimaksudkan sehingga hampir tidak ada bukti perbedaan
kompetensi antara guru bersertifikat dan guru yang tidak bersertifikat atau
dampaknya terhadap hasil belajar siswa (Chang, dkk, 2014: 184). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kebijakan politik pemerintah Indonesia terkait
program serifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
Indonesia ternyata tidak efektif digunakan sebagai solusi inti permasalahan
pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi tersebut tidak tepat sasaran atau
tujuan utamanya karena tidak secara langsung mempengaruhi metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pembelajaran yang diciptakan oleh guru, namun hanya sebagai aksesoris semata.
Hasil belajar siswa tetap rendah meski pemerintah sudah mengeluarkan dana yang
banyak untuk upaya melakukan reformasi pendidikan di Indonesia.
Untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, program yang
diberikan harus secara langsung tertuju pada sasaran utama yang menjadi
permasalahan pendidikan selama ini, yakni pembaharuan metode pembelajaran di
dalam kelas. Penggunaan metode inovatif akan membantu mengatasi masalah
rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu metode inovatif yang diujicobakan
peneliti adalah mind map. Penggunaan metode inovatif yang diujicobakan oleh
peneliti, dalam hal ini mind map menunjukkan dampak besar terhadap
peningkatan kompetensi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap
kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV di SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta.
Penggunaan metode mind map yang dilakukan pada jumlah sampel kecil
dengan kontrol yang penuh pada mata pelajaran IPA dapat mengatasi
permasalahan esensial pendidikan di Indonesia. Apabila metode inovatif, dalam
hal ini mind map digunakan pada proses pembelajaran di dalam kelas dalam
lingkup yang lebih luas, khususnya pada mata pelajaran IPA maka akan
membantu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yakni rendahnya hasil
belajar siswa. Namun, metode inovatif mind map belum tentu efektif untuk
diterapkan pada mata pelajaran lain. Maka perlu ada penelitian serupa lebih lanjut
mengenai pengaruh penggunaan metode mind map terhadap mata pelajaran lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uji
selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan evaluasi diperoleh hasil
yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen memperoleh skor
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen diperoleh hasil M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14, sedangkan
pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,5333, SD = 0,88, SE = 0,16.
Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -2,27 dan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest
I - pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata
lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
evaluasi. Besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan evaluasi menunjukkan efek besar dengan harga r = 0,81 atau
67%.
5.1.2 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh
terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uji
selisih skor pretest dan posttest I diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen memperoleh skor yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol pada kemampuan inferensi. Pada
kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,000, SD = 0,82, SE = 0,16,
sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,0167, SD = 0,68,
SE = 0,12. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
-4,941 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), sehingga
Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara
selisih skor posttest I - pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan inferensi. Besar pengaruh penggunaan metode mind
map terhadap kemampuan inferensi menunjukkan efek besar dengan harga
r = 0,77 atau 60%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Pada penelitian ini materi yang yang dipilih terlalu sedikit, padahal waktu
yang disediakan cukup banyak sehingga membuat siswa di kelompok
kontrol merasa materi yang diajarkan diulang-ulang. Berbeda dengan kelas
eksperimen, yang membutuhkan waktu lebih banyak karena mereka harus
berfokus dalam pembuatan mind map.
5.2.2 Pengalokasian waktu penelitian yang sudah dijadwalkan ternyata tidak
dapat terlaksana sesuai jadwal. Hal ini dikarenakan adanya halangan
bencana alam meletusnya Gunung Kelud. Peneliti melakukan diskusi
ulang dengan guru berkaitan dengan waktu penelitian yang mundur agar
tidak mengganggu jadwal guru dalam penyampaian materi selanjutnya.
5.3 Saran
5.3.1 Pengalokasian waktu sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya materi
yang diajarkan. Selain itu beri waktu yang lebih banyak untuk siswa dalam
latihan pembuatan mind map agar saat penelitian siswa sudah terbiasa
menggunakan cara mencatat kreatif menggunakan mind map.
5.3.2 Dalam penyusunan jadwal penelitian dan pembuatan rencana
pembelajaran perlu disiapkan secara matang dengan melakukan diskusi
bersama guru mitra. Jika perlu, siapkan juga rencana cadangan sebagai
antisipasi apabila ada hal-hal yang tidak terduga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR REFERENSI
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. (2007). Pengantar penelitian dalam
pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Astika, I. K. U., Suma, L. K., & Suastra, I. W. (2013). Pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah dan keterampilan
berpikir kritis. Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:
pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/851
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Browne, M. N. & Keeley, S. M. (2012). Pemikiran kritis: panduan untuk
mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: Indeks Permata
Puri Media.
Buzan, T. (2008). Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., Ragatz, A. B., Ree, J. D., &
Stevenson, R. (2014). Teacher reform in Indonesia: the role of politics
and evidence in policy making. Washington DC: World Bank.
Cohen, L., Manion & Marrison. (2007). Research menthod in education sixth
edition. London: British Library.
Cresswell, J. W. (2012). Research design : pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmodjo, H. & Kaligis, J. R. E. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.
Facione, P. A. (1990). Critical thinking: a statement of expert consensus for
purposes of educational assessment and instruction. Millbrae: California
Academic Press.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS third edition. London: Sage.
Fisher, A. (2009). Berpikir kritis: sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.
Halim, S. (2010). Bahas tuntas 1001 soal IPA SD. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan
paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hergenhahn, B. & Olson, M. H. (2008). Theories of learning (teori belajar).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Imaduddin, M. C. & Utomo, U. H. N. (2012). Efektivitas metode mind mapping
untuk meningkatkan prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIII.
Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:
http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/245
Iskandar, S. M. (1996). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Depdikbud.
Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an
integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press.
Lestari, M. S. C. (2011). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi
belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA
SDK Ganjuran Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas
Sanata Dharma.
Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
OECD. (2010). PISA 2009 Results: Executive Summary. PISA, OECD Publishing.
OECD. (2013). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student
Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I). PISA,
OECD Publishing.
Priantini, D. A. M. M. O., Atmadja, N. B. W., & Marhaeni, A. A. I. N. (2013).
Pengaruh metode mind mapping terhadap keterampilan berpikir kreatif
dan prestasi belajar IPS. Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:
pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/.../323
Priyatno, D. (2012). Belajar cepat olah data statistik dengan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran, berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sastrika, I. A. K., Sadia, I. W., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman konsep kimia dan
keterampilan berpikir kritis. Diakses pada tanggal 16 September 2013
dari: pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/.../584
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: perspektif pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumantri, M & Permana, J. (2001). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV
Maulana.
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta:
Kencana Media Prenada Group.
Widoyoko, E. P. (2013). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian
Kasus
BERKEMAH
Hari ini seluruh siswa kelas IV mengikuti kegiatan perkemahan di
halaman sekolah. Andi mengayuh sepedanya menuju ke sekolah dengan penuh
semangat. Andi menghentikan laju sepedanya dan memarkir sepeda di tempat
parkir seperti biasa. Acara diawali dengan mendirikan tenda bagi masing-masing
regu, sehingga membutuhkan banyak tongkat pramuka. Setiap regu mendapat
tugas untuk mengambil air dari sumur dan membawanya ke lokasi perkemahan.
Selain itu ada berbagai kegiatan lomba yang diawali dengan lomba tarik tambang
antar regu. Selanjutnya semua regu berlomba untuk membuat parasut sederhana.
Regu Andi kecewa karena parasut dengan bahan plastik yang sama dengan regu
lainnya namun parasutnya jatuh ke tanah lebih awal. Acara dilanjutkan dengan
kegiatan sosial membersihkan jalanan dan mencari paku menggunakan magnet
yang dipersiapkan oleh sekolah. Kegiatan pada malam hari adalah mencari jejak
dengan menggunakan kompas dan senter untuk menemukan buah kelapa. Sebagai
kegiatan puncak perkemahan akan dilaksanakan perayaan api unggun, dan regu
Andi mendapat tugas untuk mengambil kayu. Setelah kayu ditata melingkar, salah
satu kakak pembina menyalakan korek api. Api unggun menyala dan semua siswa
bergembira.
3. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut ini :
a) Lingkari jawaban yang tepat!
Manakah kalimat-kalimat berikut ini yang benar dan salah?
Berikan alasan untuk setiap jawaban yang kamu pilih!
1) Tidak ada gaya yang mempengaruhi udara disekitar parasut yang jatuh
ke tanah. (Benar / Salah)
Alasan :
..................................................................................................................
.............................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2) Ada gaya yang mempengaruhi kecepatan gerak benda ketika siswa
mendorong gerobak. (Benar / Salah)
Alasan :
..................................................................................................................
..........................................................................................................
3) Gaya dapat menghentikan benda yang bergerak. (Benar / Salah)
Alasan :
..................................................................................................................
..................................................................................................................
b) Lingkari jawaban untuk menunjukkan benar atau tidaknya cara
memperlambat/menghentikan laju sepeda :
1) Dengan menarik rem sepeda. (Benar / Salah)
2) Dengan menahan kaki ke tanah. (Benar / Salah)
3) Dengan menahan pedal sepeda. (Benar / Salah)
Manakah cara yang paling tepat dilakukan oleh Andi untuk memperlambat
laju sepedanya? Berikan alasanmu!
Jawab:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Perhatikan gambar di samping!
Dalam sebuah perlombaan, setiap regu membuat parasut
dari bahan plastik yang sama. Regu Andi kecewa karena
parasut regu mereka jatuh ke tanah lebih awal daripada regu
lainnya.
a) Sebutkan minimal 3 cara yang bisa dilakukan regu
Andi supaya parasut mereka bisa terbang lebih lama di udara?
Jawab:
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b) Berdasarkan pendapat yang telah kamu berikan di atas :
1) Tunjukkan satu cara yang menurutmu paling tepat agar parasut bisa
terbang lebih lama di udara? Berikan alasannya!
Jawab:
..................................................................................................................
..................................................................................................................
2) Tunjukkan satu cara yang menurutmu paling kurang tepat agar parasut
bisa terbang lebih lama di udara? Berikan alasannya!
Jawab:
..................................................................................................................
..................................................................................................................
c) Jika regu Andi menggunakan cara yang paling tepat sesuai dengan
pilihanmu di atas, sebutkan minimal 2 keuntungan dan 2 kerugian yang
mungkin terjadi terhadap parasut regu mereka!
Jawab:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN
3. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut ini :
a) Pernyataan dan alasan :
1) Parasut sederhana yang terbang kemudian jatuh ke tanah tidak
dipengaruhi gaya terhadap udara. Pernyataan ini salah karena pada
parasut tersebut dipengaruhi gaya gesek terhadap udara sehingga
parasut dapat terbang atau bertahan di udara lebih lama.
2) Siswa yang menarik dan mendorong gerobak menunjukkan adanya
pengaruh gaya terhadap kecepatan gerak benda. Pernyataan ini
benar karena pada aktivitas menarik dan mendorong gerobak,
gerobak yang tadinya diam diberi gaya tarik dan dorong sehingga
dapat bergerak. Hal ini dikarenakan adanya gaya tambahan yang
membuat benda bergerak semakin cepat (kecepatan benda).
3) Gaya dapat menghentikan benda bergerak. Pernyataan ini benar,
gaya dapat menghentikan benda bergerak pada saat pemberian gaya
berlawanan dengan arah gerak benda.
b) Pernyataan :
1) Benar
2) Benar
3) Salah
Cara yang paling tepat adalah cara 1) dengan mengerem sepedanya,
karena prinsip kerja rem menggunakan gaya tarik yang berlawanan
arah dengan laju sepeda sehingga menghambat kecepatan gerak
sepeda.
4. Jawaban :
a) 3 cara yang dapat dilakukan Andi :
- Memperluas permukaan parasut
- Mengurangi panjang tali parasut
- Mengurangi beban parasut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
- Cara menerbangkan parasut dilempar atau dengan ketapel
b) Cara yang paling tepat dilakukan adalah dengan memperluas
permukaan parasut. Hal ini dikarenakan agar gaya gesek parasut
terhadap udara lebih besar sehingga parasut dapat terbang lebih lama
di udara.
Hal yang paling kurang tepat dilakukan adalah cara menerbangkan
parasut. Hal ini dikarenakan cara menerbangkan pada umumnya
dilempar ke atas seperti biasa. Apabila menggunakan ketapel, parasut
akan sulit membuka. Cara lain bisa dengan menjatuhkan dari tempat
yang lebih tinggi, namun dalam konteks cerita ini tidak adil.
c) Apabila Andi melakukan sesuai dengan cara yang paling tepat
(memperluas permukaan parasut), maka dampak yang akan terjadi :
Keuntungan :
- Kecepatan jatuh ke tanah menjadi lebih lambat
- Waktu yang dibutuhkan untuk jatuh ke tanah lebih lama
- Gaya gesek terhadap udara lebih besar
- Juara dalam perlombaan
Kerugian :
- Beban parasut menjadi lebih berat
- Kesulitan saat akan menerbangkan parasut
- Resiko saat terbang lebih tinggi (menyangkut di pohon atau sobek)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian
No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor
3. Evaluasi Menilai benar
tidaknya suatu
argumen.
Jika dapat menyebutkan 3 argumen dengan
benar
4
Jika dapat menyebutkan 2 argumen dengan
benar
3
Jika dapat menyebutkan 1 argumen dengan
benar
2
Jika tidak dapat menyebutkan argumen
dengan benar
1
Menilai apakah
argumen
didasarkan pada
asumsi yang
benar.
Jika dapat menyebutkan 3 asumsi dengan
benar
4
Jika dapat menyebutkan 2 asumsi dengan
benar
3
Jika dapat menyebutkan 1 asumsi dengan
benar
2
Jika tidak dapat menyebutkan asumsi dengan
benar
1
Menilai benar
tidaknya
alternatif-
alternatif
pemecahan
masalah.
Jika dapat menyebutkan 3 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar
4
Jika dapat menyebutkan 2 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar
3
Jika dapat menyebutkan 1 kategori alternatif
pemecahan masalah dengan benar
2
Jika tidak dapat menyebutkan kategori
alternatif pemecahan masalah dengan benar
1
Menilai apakah
suatu prinsip
dapat diterapkan
untuk situasi
tertentu.
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat dan menjelaskan suatu
prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu
dengan benar
4
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat tetapi menjelaskan suatu
prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu
dengan kurang benar
3
Jika dapat menyebutkan cara yang paling
efektif dengan tepat atau hanya menjelaskan
suatu prinsip dapat diterapkan untuk situasi
tertentu dengan benar
2
Jika tidak dapat menyebutkan cara yang
paling efektif dengan tepat dan tidak
menjelaskan suatu prinsip dapat diterapkan
untuk situasi tertentu dengan benar
1
4. Inferensi Mengemukakan
alternatif-
alternatif untuk
memecahkan
masalah.
Jika dapat mengemukakan 3 alternatif
pemecahan masalah dengan benar
4
Jika dapat mengemukakan 2 alternatif
pemecahan masalah dengan benar
3
Jika dapat mengemukakan 1 alternatif 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor
pemecahan masalah dengan benar
Jika tidak dapat mengemukakan alternatif
pemecahan masalah dengan benar
1
Tepat
menentukan
pemecahan
masalah mana
yang paling kuat
untuk diterima
dan mana yang
lemah untuk
ditolak.
Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat
dengan alasan yang tepat dan solusi yang
paling lemah beserta alasannya yang tepat
4
Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat
dengan alasan yang tepat atau hanya
menentukan solusi yang paling lemah beserta
alasan yang tepat
3
Jika hanya dapat menentukan solusi yang
paling kuat dan solusi yang paling lemah saja
tanpa diberi alasan
2
Jika hanya dapat menentukan solusi yang
paling kuat atau solusi yang paling lemah
dengan benar atau tidak ada jawaban benar
1
Memperkirakan
konsekuensi-
konsekuensi
yang mungkin
muncul dari
suatu pilihan.
Jika dapat mengemukakan 3 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar
4
Jika dapat mengemukakan 2 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar
3
Jika dapat mengemukakan 1 perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar
2
Jika tidak dapat mengemukakan perkiraan
dampak yang akan dialami dengan benar
1
Memperkirakan
pro dan kontra
dari suatu
pilihan.
Jika dapat menjawab 2 pro dan 2 kontra
dengan benar
4
Jika dapat menjawab 2 pro dan 1 kontra atau
sebaliknya dengan benar
3
Jika dapat menjawab 2 pro atau 2 kontra atau
1 pro dan 1 kontra dengan benar
2
Jika hanya menjawab 1 pro atau 1 kontra
dengan benar atau tidak ada jawaban benar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 3.4 Tabulasi Skor Pengujian Validitas
NO EVALUASI INFERENSI
TOTAL A B C D RERATA A B C D RERATA
1 2 1 3 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75
2 3 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3
3 2 1 3 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75
4 2 1 2 1 1,5 1 1 1 1 1 2,5
5 4 2 3 4 3,25 1 1 2 1 1,25 4,5
6 2 1 3 1 1,75 1 1 2 1 1,25 3
7 4 1 2 2 2,25 1 1 1 1 1 3,25
8 4 2 3 2 2,75 3 1 2 1 1,75 4,5
9 4 2 4 1 2,75 2 1 1 1 1,25 4
10 2 2 2 4 2,5 1 1 1 1 1 3,5
11 2 2 2 4 2,5 1 2 1 1 1,25 3,75
12 3 2 4 4 3,25 3 1 3 2 2,25 5,5
13 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3
14 3 1 3 4 2,75 1 1 1 1 1 3,75
15 3 3 3 1 2,5 2 1 1 1 1,25 3,75
16 3 2 1 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75
17 4 3 4 4 3,75 2 1 2 1 1,5 5,25
18 4 2 3 1 2,5 1 1 1 1 1 3,5
19 3 3 2 1 2,25 1 1 1 1 1 3,25
20 3 3 3 1 2,5 1 1 1 1 1 3,5
21 4 1 4 4 3,25 1 1 1 1 1 4,25
22 4 4 4 4 4 4 1 3 2 2,5 6,5
23 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 4
24 4 4 3 1 3 2 1 2 1 1,5 4,5
25 4 1 4 1 2,5 2 1 2 1 1,5 4
26 4 3 4 4 3,75 2 1 2 1 1,5 5,25
27 4 4 4 4 4 3 1 3 2 2,25 6,25
28 3 3 4 4 3,5 4 4 2 1 2,75 6,25
29 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2,5 6,5
30 3 1 4 2 2,5 1 1 1 1 1 3,5
31 4 1 2 4 2,75 3 1 3 2 2,25 5
32 3 3 1 4 2,75 1 1 1 1 1 3,75
33 3 1 1 2 1,75 3 1 1 1 1,5 3,25
34 2 2 4 2 2,5 2 1 1 1 1,25 3,75
35 2 1 2 1 1,5 3 4 3 2 3 4,5
36 3 1 1 1 1,5 1 1 1 1 1 2,5
37 2 1 1 1 1,25 2 1 2 1 1,5 2,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
38 4 2 2 3 2,75 2 1 2 1 1,5 4,25
39 4 1 2 2 2,25 1 1 1 1 1 3,25
40 4 1 3 2 2,5 1 1 1 1 1 3,5
41 3 2 1 1 1,75 3 1 2 1 1,75 3,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 3.5 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Correlations
TOTAL EVALUASI INFERENSI
TOTAL Pearson Correlation 1 ,882** ,783
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 41 41 41
EVALUASI Pearson Correlation ,882** 1 ,399
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010
N 41 41 41
INFERENSI Pearson Correlation ,783** ,399
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,010
N 41 41 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 41 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 41 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,554 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3.7 Resume Expert Judgement
Rubrik Penilaian Instrumen
No Komponen Penilaian
Expert Judgement Rerata
Skor Dosen
I
Dosen
II
Dosen
III
Guru
SD
1. Kesesuaian antara SK, KD,
dan indikator 4 3 4 4
3,75
2. Kualitas perilaku yang
dituntut dalam indikator
mencerminkan keutuhan
perkembangan pribadi
siswa.
4 3 4 4
3,75
3. Kesesuaian indikator pada
variabel 1 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 3 4 3
3,5
4. Kesesuaian indikator pada
variabel 2 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 3 3 4
3,5
5. Kesesuaian indikator pada
variabel 3 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 3 4 4
3,75
6. Kesesuaian indikator pada
variabel 4 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 3 4 4
3,75
7. Kesesuaian indikator pada
variabel 5 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 2 2 3
2,75
8. Kesesuaian indikator pada
variabel 6 dengan soal item
soal yang diberikan.
4 2 4 4
3,5
9. Kejelasan perintah
pengerjaan soal. 3 2 3 3
2,75
10. Kualitas pedoman penilaian. 4 3 3 3 3,25
11. Bentuk muka instrumen tes
yang disajikan. 4 3 3 4
3,5
12. Penggunaan bahasa
Indonesia dan tata tulis
baku.
3 2 3 3
2,75
Total Skor 40,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rentang skor
Komentar Expert Judgement :
1. Bahasa lebih disederhanakan.
2. Perhatikan penggunaan EYD, tata bahasa, dll.
3. Soal a dan b kurang jelas.
4. Jangan hanya satu soal.
5. Dibuat catatan.
6. Gambar sudah menarik.
7. Soal sudah sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
No Bobot Skor terbobot
1 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan 37-48
2 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
dengan revisi
25-36
3 Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan 13-24
4 Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan 1-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 4.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 4.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 2
Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Indikator
- Menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-
hari
- Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan
sehari-hari
- Menilai pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-hari
- Menyimpulkan pengaruh gaya
- Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-
hari
- Menghargai pendapat teman
II. Petunjuk
- Lakukan kegiatan-kegiatan belajar berikut!
- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi
- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih
III. Percobaan
Tujuan : Menjelaskan Pengaruh Gaya
Langkah :
1. Amati percobaan yang dilakukan oleh gurumu!
2. Tuliskan hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!
A. Kegiatan Belajar 1
Berilah tanda centang () pada tabel di bawah ini!
No Kegiatan / Benda Perubahan
Arah Kecepatan
1 Berjalan kaki
2 Mendorong gerobak
3 Menarik gerobak
4 Memikul ember
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
5 Menendang bola
6 Tarik tambang
7 Rem sepeda
8 Magnet
9 Kompas
10 Parasut yang jatuh ke
tanah
B. Kegiatan Belajar 2
Berdasarkan hasil pengamatan, diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut ini!
1. Apakah gaya mempengaruhi gerak benda?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak benda?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Adakah pengaruh gaya dalam kompas? Bagaimana pengaruhnya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Adakah pengaruh gaya dalam kegiatan mendorong gerobak? Bagaimana
pengaruhnya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Adakah pengaruh gaya ketika mengerem sepeda? Bagaimana
pengaruhnya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Adakah pengaruh gaya pada parasut yang jatuh ke tanah? Bagaimana
pengaruhnya?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. Berikan 3 cara supaya parasut bisa bertahan lama?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
8. Jelaskan langkah-langkah mengambil air menggunakan ember yang
dilakukan oleh temanmu?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. Mengapa ada orang yang menggunakan tongkat dan ember ketika
membawa air? Jelaskan alasanmu!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10. Apakah kamu setuju jika temanmu menyarankanmu untuk menjadi pemain
terdepan dalam regu lomba tarik tambang? Jelaskan alasanmu!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
C. Kegiatan 3
Apa kesimpulanmu dari hasil pengamatan tersebut? Jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 3
Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Indikator
- Menyebutkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menggolongkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan
sehari.
- Menilai berbagai jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menyimpulkan berbagai jenis gaya
- Menjelaskan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menghargai pendapat teman
II. Petunjuk
- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi
- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih
III. Tujuan : Mengetahui jenis-jenis gaya
A. Kegiatan belajar 1
No Aktivitas / Benda Gaya
1 Kompas
2 Magnet
3 Mengangkat ember
4 Parasut yang jatuh ke tanah
5 Mengangkat tongkat
6 Berjalan kaki
7 Tarik tambang
8 Mendorong meja
B. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!
1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....
a. Gaya c. Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
b. Tenaga d. Daya
2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik
bumi disebut dengan gaya ...
a. Listrik c. Magnet
b. Apung d. Gravitasi
3. Gaya gesek yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut
bergerak diperlukan gaya yang ....
a. Lebih besar c. Lebih kecil
b. Sama d. Seimbang
4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya
....
a. Otot c. Tarik
b. Gesek d. Magnet
5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya
gaya.
a. Gravitasi bumi c. Otot
b. Gesekan d. Listrik
6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....
a. Gesekan c. Dorongan
b. Gravitasi d. Magnet
7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin
lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....
a. Otot c. Magnet
b. Gravitasi d. Gesek
8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka
diperlukan gaya ....
a. Tarik c. Magnet
b. Dorong d. Gesekan
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat
1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap
...................
2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................
3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................
4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut
.......................
5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................
dan ................
6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga
dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu ……..............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
C. Kegiatan 3
Apa yang dapat kamu simpulkan dari materi di atas? Jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 4
Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Nama : No : Kelas :
I. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!
1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....
a. Gaya c. Kerja
b. Tenaga d. Daya
2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik
bumi disebut dengan gaya ...
a. Listrik c. Magnet
b. Apung d. Gravitasi
3. Gaya gesk yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut
bergerak diperlukan gaya yang ....
a. Lebih besar c. Lebih kecil
b. Sama d. Seimbang
4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya
....
a. Otot c. Tarik
b. Gesek d. Magnet
5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya
gaya ....
a. Gravitasi bumi c. Otot
b. Gesekan d. Listrik
6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....
a. Gesekan c. Dorongan
b. Gravitasi d. Magnet
7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin
lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....
a. Otot c. Magnet
b. Gravitasi d. Gesek
8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka
diperlukan gaya ....
a. Tarik c. Magnet
b. Dorong d. Gesekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap
...................
2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................
3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................
4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut
.................
5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah .................. dan
................
6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga dapat
mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu........................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 4.6 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 2
Kelas / Semester : IVA1 (Kontrol) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Indikator
- Menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan
sehari-hari
- Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan
sehari-hari
- Menilai pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-hari
- Menyimpulkan pengaruh gaya
- Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-
hari
- Menghargai pendapat teman
II. Petunjuk
- Lakukan kegiatan-kegiatan belajar berikut!
- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi
- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih
III. Percobaan
Tujuan : Menjelaskan Pengaruh Gaya
A. Kegiatan Belajar 1
Berilah tanda centang (√ ) pada tabel di bawah ini!
No Kegiatan / Benda Perubahan
Arah Kecepatan
1 Berjalan kaki
2 Mendorong gerobak
3 Menarik gerobak
4 Memikul ember
5 Menendang bola
6 Tarik tambang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
7 Rem sepeda
8 Magnet
9 Kompas
10 Parasut yang jatuh ke
tanah
B. Kegiatan Belajar 2
Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut ini!
1. Apakah gaya mempengaruhi gerak benda?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak benda?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Adakah pengaruh gaya dalam kompas? Bagaimana pengaruhnya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Adakah pengaruh gaya dalam kegiatan mendorong gerobak? Bagaimana
pengaruhnya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Adakah pengaruh gaya ketika mengerem sepeda? Bagaimana
pengaruhnya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Adakah pengaruh gaya pada parasut yang jatuh ke tanah? Bagaimana
pengaruhnya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Berikan 3 cara supaya parasut bisa bertahan lama?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
8. Jelaskan langkah-langkah mengambil air menggunakan ember yang
dilakukan oleh temanmu?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
9. Mengapa ada orang yang menggunakan tongkat dan ember ketika
membawa air? Jelaskan alasanmu!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
10.Apakah kamu setuju jika temanmu menyarankanmu untuk menjadi pemain
terdepan dalam regu lomba tarik tambang? Jelaskan alasanmu!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kegiatan 3
Apa kesimpulanmu dari materi di atas? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 3
Kelas / Semester : IVA3 (Kontrol) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1. Indikator
- Menyebutkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menggolongkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan
sehari.
- Menilai berbagai jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menyimpulkan berbagai jenis gaya
- Menjelaskan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari.
- Menghargai pendapat teman
2. Petunjuk
- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi
- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih
3. Tujuan : Mengetahui jenis-jenis gaya
B. Kegiatan belajar 1
No Aktivitas / Benda Gaya
1 Kompas
2 Magnet
3 Mengangkat ember
4 Parasut yang jatuh ke tanah
5 Mengangkat tongkat
6 Berjalan kaki
7 Tarik tambang
8 Mendorong meja
B. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!
1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....
a. Gaya c. Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
b. Tenaga d. Daya
2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik
bumi disebut dengan gaya ...
a. Listrik c. Magnet
b. Apung d. Gravitasi
3. Gaya gesek yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut
bergerak diperlukan gaya yang ....
a. Lebih besar c. Lebih kecil
b. Sama d. Seimbang
4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya
....
a. Otot c. Tarik
b. Gesek d. Magnet
5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya
gaya.
a. Gravitasi bumi c. Otot
b. Gesekan d. Listrik
6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....
a. Gesekan c. Dorongan
b. Gravitasi d. Magnet
7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin
lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....
a. Otot c. Magnet
b. Gravitasi d. Gesek
8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka
diperlukan gaya ....
a. Tarik c. Magnet
b. Dorong d. Gesekan
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat
1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap
...................
2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................
3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................
4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut
.......................
5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................
dan ................
6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga
dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu ……..............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
C. Kegiatan 3
Apa yang dapat kamu simpulkan dari materi di atas? Jelaskan!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta
Pertemuan ke : 4
Kelas / Semester : IVA1 ( Kontrol ) / 2
Mata Pelajaran : IPA
Unit : Gaya
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Nama : No : Kelas :
I. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!
1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....
a. Gaya c. Kerja
b. Tenaga d. Daya
2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik
bumi disebut dengan gaya ...
a. Listrik c. Magnet
b. Apung d. Gravitasi
3. Gaya gesk yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut
bergerak diperlukan gaya yang ....
a. Lebih besar c. Lebih kecil
b. Sama d. Seimbang
4. Turun naiknya kapal selam dalam air diatur dengan cara mengatur besarnya ....
a. Kecepatan kapal c. Rongga kapal
b. Posisi kapal d. Muatan kapal
5. Gaya yang dilakukan orang pada gambar ini adalah ....
a. Dorongan
b. Tarikan
c. Tolakan
d. Tenaga
6. Yang termasuk dorongan pada kegiatan berikut adalah ....
a. Meniup balon c. Menggendong tas
b. Membuka laci d. Membuka jaket
7. Gaya dapat mengubah arah benda contohnya adalah ....
a. Memukul kok raket c. Memukul bola tenis ke dinding
b. Melempar bola ke atas d. Menarik kursi
8. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya
....
a. Otot c. Tarik
b. Gesek d. Magnet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
9. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya
gaya ....
a. Gravitasi bumi c. Otot
b. Gesekan d. Listrik
10. Berikut ini merupakan faktor yang tidak memengaruhi gerak suatu benda
adalah ....
a. Gravitasi bumi c. Suhu
b. Tarikan d. Dorongan
11. Gaya yang bekerja pada sebuah benda selain memengaruhi gerak benda juga
mengubah ....
a. Bentuk benda c. Isi benda
b. Jarak benda d. Warna benda
12. Batu yang dipukul dengan palu besi akan pecah sebab ....
a. Besi lebih keras dari batu
b. Batu dalam keadaan diam
c. Gaya dorong sangat kuat
d. Orang yang memukul kuat
13. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....
a. Gesekan c. Dorongan
b. Gravitasi d. Magnet
14. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin
lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....
a. Otot c. Magnet
b. Gravitasi d. Gesek
15. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka
diperlukan gaya ....
a. Tarik c. Magnet
b. Dorong d. Gesekan
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat
1. Gaya disebut juga dengan ............................. dan ...............................
2. Gaya dapat mengubah .......................benda dan .........................benda
3. Alat untuk mengukur gaya disebut .....................
4. Apabila kita melempar bola ke atas maka bola tersebut akan kembali ke
bawah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gaya ....
5. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap
...................
6. Perahu dapat mengambang di air karena ada gaya .............................. air
7. Bola yang menggelinding lama-kelamaan akan berhenti karena ada gaya
..............
8. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................
9. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
10. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet
disebut................
11. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................
dan ................
12. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga
dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu
......................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 4.7 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok
Eksperimen
No Res
Pretest Rata-rata
Posttest I Rata-rata
Selisih Skor
Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV
1 4 2 4 3 3,25 4 2 4 4 3,50 0,25 4 2 4 4 3,50
2 4 3 2 1 2,50 4 4 3 1 3,00 0,50 3 1 3 2 2,25
3 4 2 4 3 3,25 4 3 4 2 3,25 0,00 4 2 4 2 3,00
4 1 1 1 1 1,00 4 3 4 4 3,75 2,75 4 2 4 4 3,50
5 4 2 4 2 3,00 4 3 4 4 3,75 0,75 4 3 4 3 3,50
6 3 1 3 3 2,50 4 3 3 3 3,25 0,75 4 3 3 2 3,00
7 2 1 3 2 2,00 4 1 4 4 3,25 1,25 4 1 2 1 2,00
8 4 1 3 1 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 4 1 4 2 2,75
9 1 2 1 1 1,25 4 3 4 3 3,50 2,25 4 1 2 2 2,25
10 2 1 3 3 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 4 1 4 3 3,00
11 4 1 3 2 2,50 4 1 4 4 3,25 0,75 4 1 3 4 3,00
12 3 1 4 4 3,00 4 2 4 4 3,50 0,50 3 2 4 4 3,25
13 3 1 3 1 2,00 4 1 3 4 3,00 1,00 4 1 3 4 3,00
14 3 2 3 3 2,75 4 2 4 2 3,00 0,25 3 2 4 2 2,75
15 3 1 3 3 2,50 3 1 4 2 2,50 0,00 2 1 4 4 2,75
16 4 2 4 4 3,50 4 4 4 4 4,00 0,50 3 3 4 4 3,50
17 2 1 3 1 1,75 4 2 4 4 3,50 1,75 4 1 3 2 2,50
18 4 3 4 4 3,75 4 4 4 3 3,75 0,00 4 2 4 3 3,25
19 4 1 2 2 2,25 3 3 3 3 3,00 0,75 3 1 3 3 2,50
20 4 1 3 2 2,50 4 3 3 3 3,25 0,75 3 2 4 4 3,25
21 3 1 3 2 2,25 3 1 4 4 3,00 0,75 4 2 3 3 3,00
22 3 1 3 2 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 3 1 3 2 2,25
23 4 1 4 2 2,75 4 3 4 4 3,75 1,00 4 1 3 3 2,75
24 4 1 4 1 2,50 4 2 4 4 3,50 1,00 4 1 3 3 2,75
25 3 1 1 1 1,50 4 4 4 4 4,00 2,50 4 1 4 2 2,75
26 3 1 2 2 2,00 4 3 4 2 3,25 1,25 4 3 4 4 3,75
27 4 2 1 1 2,00 4 4 4 4 4,00 2,00 4 1 2 2 2,25
28 3 1 3 3 2,50 4 4 4 4 4,00 1,50 4 3 2 4 3,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 4.8 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol
No Res
Pretest Rata-rata
Posttest I Rata-rata
Selisih Skor
Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV
1 3 4 4 3 3,50 3 2 4 2 2,75 -0,75 4 1 4 2 2,75
2 4 1 3 2 2,50 4 1 4 1 2,50 0,00 3 4 1 2 2,50
3 2 2 2 2 2,00 3 2 2 1 2,00 0,00 4 1 3 2 2,50
4 4 2 3 1 2,50 4 2 3 4 3,25 0,75 4 1 2 1 2,00
5 3 2 4 3 3,00 3 1 4 4 3,00 0,00 3 1 3 2 2,25
6 2 1 2 1 1,50 3 2 2 2 2,25 0,75 3 3 2 1 2,25
7 3 2 4 2 2,75 2 2 3 2 2,25 -0,50 2 1 3 3 2,25
8 1 1 2 1 1,25 3 2 4 4 3,25 2,00 3 2 4 3 3,00
9 3 2 2 1 2,00 4 2 3 1 2,50 0,50 1 1 2 2 1,50
10 2 2 3 2 2,25 4 3 4 3 3,50 1,25 3 1 2 2 2,00
11 2 1 2 1 1,50 4 1 3 2 2,50 1,00 3 1 3 2 2,25
12 4 4 4 2 3,50 4 3 2 2 2,75 -0,75 2 1 2 2 1,75
13 2 2 3 2 2,25 2 2 2 1 1,75 -0,50 4 1 4 2 2,75
14 3 1 3 3 2,50 4 3 3 4 3,50 1,00 4 1 3 4 3,00
15 3 1 3 4 2,75 3 2 4 4 3,25 0,50 4 2 3 4 3,25
16 3 1 3 3 2,50 2 3 3 4 3,00 0,50 4 2 3 3 3,00
17 2 1 4 3 2,50 4 4 3 2 3,25 0,75 4 3 3 3 3,25
18 3 2 2 2 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 3 1 3 4 2,75
19 3 1 3 2 2,25 4 2 3 4 3,25 1,00 3 1 3 2 2,25
20 2 1 1 1 1,25 2 2 3 1 2,00 0,75 4 1 3 2 2,50
21 3 1 3 2 2,25 4 1 4 2 2,75 0,50 4 1 3 2 2,50
22 1 1 1 1 1,00 4 2 3 3 3,00 2,00 2 1 3 2 2,00
23 2 1 2 3 2,00 2 2 2 2 2,00 0,00 3 2 2 1 2,00
24 4 2 3 2 2,75 4 3 4 4 3,75 1,00 2 1 3 3 2,25
25 3 2 4 4 3,25 3 3 3 3 3,00 -0,25 4 3 3 2 3,00
26 3 1 2 1 1,75 3 2 3 3 2,75 1,00 4 1 3 2 2,50
27 1 1 1 1 1,00 4 4 4 4 4,00 3,00 4 3 4 2 3,25
28 3 2 4 3 3,00 3 1 2 2 2,00 -1,00 4 2 4 2 3,00
29 3 1 3 4 2,75 4 3 3 2 3,00 0,25 4 2 3 3 3,00
30 4 2 3 4 3,25 4 2 3 4 3,25 0,00 4 1 2 2 2,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 4.9 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok
Eksperimen
No Res
Pretest Rata-rata
Posttest I Rata-rata
Selisih Skor
Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV
1 3 3 3 3 3,00 2 1 4 4 2,75 -0,25 4 1 4 4 3,25
2 3 3 3 3 3,00 4 4 4 4 4,00 1,00 4 4 3 4 3,75
3 2 1 1 1 1,25 1 1 4 3 2,25 1,00 1 1 1 1 1,00
4 2 2 2 1 1,75 4 3 3 3 3,25 1,50 1 1 1 2 1,25
5 2 2 1 1 1,50 4 3 3 3 3,25 1,75 4 4 3 4 3,75
6 4 3 3 3 3,25 4 4 4 3 3,75 0,50 3 2 1 1 1,75
7 3 3 3 2 2,75 4 4 3 2 3,25 0,50 1 1 1 1 1,00
8 3 1 1 1 1,50 4 4 3 2 3,25 1,75 3 2 1 1 1,75
9 3 2 2 1 2,00 2 2 2 2 2,00 0,00 3 2 1 1 1,75
10 3 3 3 3 3,00 4 4 4 3 3,75 0,75 3 1 2 3 2,25
11 1 1 1 1 1,00 3 4 4 3 3,50 2,50 4 2 3 4 3,25
12 3 3 2 1 2,25 4 2 3 2 2,75 0,50 4 2 2 3 2,75
13 1 1 3 2 1,75 3 4 4 3 3,50 1,75 3 2 1 2 2,00
14 2 2 2 1 1,75 2 1 4 3 2,50 0,75 2 1 1 1 1,25
15 1 1 1 1 1,00 1 1 2 1 1,25 0,25 1 1 1 1 1,00
16 3 3 4 4 3,50 4 4 4 4 4,00 0,50 4 2 4 4 3,50
17 1 1 1 1 1,00 2 1 1 1 1,25 0,25 4 2 4 4 3,50
18 3 2 3 1 2,25 4 4 4 4 4,00 1,75 4 2 2 3 2,75
19 4 3 3 2 3,00 3 3 3 3 3,00 0,00 2 1 1 1 1,25
20 2 1 2 1 1,50 3 4 4 4 3,75 2,25 4 4 4 4 4,00
21 2 1 2 1 1,50 4 4 4 3 3,75 2,25 4 2 2 3 2,75
22 3 2 3 2 2,50 3 3 4 4 3,50 1,00 2 1 1 1 1,25
23 3 4 2 1 2,50 3 3 2 2 2,50 0,00 3 1 1 1 1,50
24 2 1 2 1 1,50 3 4 1 1 2,25 0,75 3 1 2 3 2,25
25 2 1 1 1 1,25 4 3 3 2 3,00 1,75 3 2 1 1 1,75
26 4 2 2 2 2,50 4 1 4 3 3,00 0,50 3 2 1 2 2,00
27 2 1 1 1 1,25 4 4 4 3 3,75 2,50 4 2 2 3 2,75
28 4 3 3 3 3,25 4 2 4 4 3,50 0,25 4 1 3 4 3,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 4.10 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol
No Res
Pretest Rata-rata
Posttest I Rata-rata
Selisih Skor
Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV
1 3 3 3 3 3,00 2 1 1 1 1,25 -1,75 1 1 1 1 1,00
2 2 1 2 1 1,50 3 2 3 2 2,50 1,00 4 4 4 3 3,75
3 4 2 4 3 3,25 4 3 3 3 3,25 0,00 4 2 3 2 2,75
4 1 1 1 1 1,00 3 1 2 1 1,75 0,75 1 1 1 1 1,00
5 2 1 1 1 1,25 2 1 3 2 2,00 0,75 2 2 2 2 2,00
6 2 3 3 3 2,75 3 2 1 1 1,75 -1,00 3 2 2 3 2,50
7 2 1 2 1 1,50 2 2 2 1 1,75 0,25 2 2 1 2 1,75
8 1 1 3 2 1,75 3 1 2 1 1,75 0,00 2 1 2 1 1,50
9 2 1 1 1 1,25 3 1 2 1 1,75 0,50 1 1 1 2 1,25
10 2 2 2 1 1,75 4 1 3 2 2,50 0,75 3 1 1 1 1,50
11 3 2 4 3 3,00 4 3 3 2 3,00 0,00 1 1 1 2 1,25
12 3 1 1 1 1,50 3 1 1 1 1,50 0,00 3 1 2 3 2,25
13 3 1 1 1 1,50 3 2 2 1 2,00 0,50 3 3 2 3 2,75
14 2 3 3 3 2,75 3 2 4 3 3,00 0,25 4 3 3 2 3,00
15 3 2 2 2 2,25 3 2 2 1 2,00 -0,25 3 2 2 3 2,50
16 2 2 3 3 2,50 4 1 2 1 2,00 -0,50 2 2 1 1 1,50
17 2 2 3 3 2,50 3 2 3 2 2,50 0,00 4 2 1 2 2,25
18 2 1 2 2 1,75 3 1 3 2 2,25 0,50 1 1 1 2 1,25
19 2 2 3 2 2,25 1 1 2 1 1,25 -1,00 3 2 1 1 1,75
20 1 2 3 2 2,00 2 2 2 1 1,75 -0,25 2 1 2 1 1,50
21 2 1 2 1 1,50 2 1 2 1 1,50 0,00 1 1 1 2 1,25
22 2 3 2 1 2,00 1 1 2 1 1,25 -0,75 2 1 1 1 1,25
23 2 1 1 1 1,25 2 1 1 1 1,25 0,00 3 2 2 1 2,00
24 3 1 2 1 1,75 3 2 3 2 2,50 0,75 2 1 3 1 1,75
25 3 3 4 3 3,25 3 3 2 1 2,25 -1,00 4 4 4 4 4,00
26 3 2 2 1 2,00 3 1 3 2 2,25 0,25 3 2 2 3 2,50
27 1 2 1 1 1,25 4 2 3 2 2,75 1,50 3 2 2 1 2,00
28 3 4 3 3 3,25 3 3 3 3 3,00 -0,25 4 2 3 3 3,00
29 3 4 4 3 3,50 3 3 3 3 3,00 -0,50 2 3 4 3 3,00
30 2 3 2 3 2,50 3 2 3 2 2,50 0,00 4 3 4 3 3,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 4.12 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap
Kemampuan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 4.13 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap
Kemampuan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 4.14 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap
Kemampuan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Evaluasi
Kelompok Eksperimen
√
√
√
√
√
√
Persentase Efek:
0,67 x 100% = 67% (Efek
Besar)
Kelompok Kontrol
√
√
√
√
√
√
Persentase Efek:
0,27 x 100% = 27% (Efek
Besar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 4.16 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 4.17 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 4.18 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan
Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 4.19 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan
Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 4.20 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap
Kemampuan Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 4.21 Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi
Kelompok Eksperimen
√
√
√
√
√
Persentase Efek:
0,6 x 100% = 60% (Efek
Besar)
Kelompok Kontrol
√
√
√
√
√
Persentase Efek:
0,06 x 100% = 6% (Efek
Kecil)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 4.22 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 4.23 Transkrip Wawancara Guru
Wawancara Guru
Peneliti : “Apa sebelumnya Bapak pernah mendengar mind map untuk
pembelajaran?”.
Guru Mitra : “Belum, belum sama sekali. Bagi saya baru, pernah mendengar
mengenai mind map tetapi metode ini menurut saya termasuk
baru”.
Peneliti : “Bagaimana tanggapan Bapak terhadap metode mind map setelah
melihat pengaplikasiannya di kelas?”.
Guru Mitra : “Saya lihat baik ya, anak senang dan sangat antusias. Mereka
terlihat menyiapkan alat untuk membuat mind map seperti spidol,
dan pensil warna”.
Peneliti : “Menurut Bapak penggunaan mind map itu seperti apa? apakah
efektif diterapkan?”.
Guru Mitra :“Kalau saya sendiri melihat, untuk membuat mind map memang
membutuhkan banyak waktu. Waktunya sangat banyak dan
pengawasan terhadap anak juga harus ekstra karena kadang kalau
anak-anak tidak senang, yang namanya gambar aja, 2 jam pelajaran
itu ada yang tidak dapat apa-apa. Pertama itukan waktunya, anak
sangat membutuhkan waktu yang banyak, bahkan bisa dua kali
lipat daripada pelajaran biasa. Lalu yang kedua tentang
pengawasan anak itu juga harus ektra, kalau satu guru mengawasi
30 anak saya pikir sangat sangat kurang karena yang satu selesai ,
yang satu tidak, satu belum, bahkan yang satu tidak tau
maksudnya. Yang ketiga membutuhkan biaya yang lebih tinggi
daripada yang mengisi, karena kalau mengisi kan cukup bolpoin
dan pensil.kalau saya amati dari gambarnya memakai crayon tidak
bisa. Karena kecil kecil harus spidol, minimal pensil warna, kalau
pensil warna itu warnanya tidak secerah yang kita harapkan karena
goresan-goresan itu kan tidak setebal crayon. Kalau yang paling
jelas itu ya memang spidol, tapi kan spidol mahal. 1 set itu berapa,
lalu melihat warnanya mind map supaya menarik kan ada lebih dari
lima warna. Ada merah, kuning,biru, hijau, ungu dll”.
Peneliti :“Kira-kira apakah Bapak ada rencana ingin menggunakan mind
map sesekali untuk menyampaikan materi apa gitu Pak?”.
Guru Mitra :“Kalau mind map sepertinya ada, itu saya rencananya karena saya
lebih banyak bidang ke IPA ya justru nanti akan masuk ke IPA,
dengan masuk ke istilahnya PKT (pendidikan karakter Tarakanita)
cuma modelnya kan belum masuk ke yayasan. Nanti nunggu dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
dari Sanata Dharma apakah itu bisa maksimal atau belum
maksimal dsb”.
Peneliti : “Kira-kira dengan mind map siswa terbantu tidak kalau menurut
Pak Mardiman dalam belajarnya, kan siswa sering menghafal?”.
Guru Mitra : “Ya cukup membantu, tapi kan kemaren hanya beberapa kali
pertemuan jadi kadarnya baru sedikit, minimal mereka hanya
mengingat kata-katanya dengan memberi warna. Tetapi jika
diterapkan selama satu bulan mungkin hasilnya akan sangat bagus
saya rasa”.
Peneliti : “Bagaimana perbedaan perbedaan antara kelas IVA1 (kelompok
kontrol) dengan kelas IVA3 (kelompok eksperimen) Pak?”.
Guru Mitra : “Perbedaannya sangat terlihat ya, kalau di kelas IVA1 anak-
anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri,
kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab, tetapi besok
ditanya lagi udah lupa. Jadi harus dicatatkan agar mereka tidak
mengantuk dan mengganggu teman yang lain. Kalau di kelas IVA3
siswa terlihat sangat aktif ya, malah cenderung pada hiperaktif.
Mereka suka menggambar, tetapi kalau sudah bosan ya berhenti
lalu mengganggu teman yang lain. Tapi secara nilai akademis kelas
IVA3 terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVA1”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 4.24 Transkrip Wawancara Siswa
Wawancara dengan Siswa Ki
P : “Bagaimana perasaanmu selama ini belajar dengan pak guru?”.
Ki : “Seneng aja..”.
P : “Biasanya kalau belajar IPA dengan pak guru cara penyampaian
pelajarannya bagaimana?”.
Ki : “Seringnya apalan, paling ngerjain PS, prakteknya IPA-nya saja baru dua
kali”.
P : “Biasanya belajarnya membentuk kelompok atau sendiri-sendiri?”.
Ki : “Belajarnya sendiri-sendiri terus, tidak kelompokkan”.
P : “Bagaimana kepuasan kalian setelah selama ini belajar dengan pak
guru?”.
Ki : “Kurang puas, soalnya jarang praktek”.
P : “Sebelumnya sudah pernah mendengar kata mind map?”.
Ki : “Belum pernah dengar”.
P : “Sebelum belajar dengan kakak-kakak, apakah pak guru pernah
menggunakan mind map untuk menjelaskan materi pelajaran?”.
Ki : “Belum pernah pakai mind map”.
P : “Bagaimana perasaanmu saat kemarin belajar dengan menggunakan mind
map?”.
Ki : “Senang”.
P : “Senangnya kenapa?”.
Ki : “Senang karena bisa gambar-gambar dan mewarnai”.
P : “Waktu kamu bikin mind map, ada gak kesulitan yang kamu alami?”.
Ki : “Ada, sulit bikin cabang-cabangnya, harus dikira-kira kegedean atau
tidak”.
P : “Sebelum kamu buat cabang-cabang, biasanya apa yang kamu lakukan?”.
Ki : “Biasanya aku baca ulang materi yang sudah dipelajari atau baca di buku
dulu”.
P : “Kamu merasa terbantu atau tidak belajar dengan menggunakan mind
map?”.
Ki : “Terbantu karena mind map kan tidak menggunakan kata-kata yang tidak
perlu, langsung kata-kata yang penting, jadi mudah diingat”.
P : “Kemarin kan kita sudah bikin mind map terus-menerus, kamu merasa
bosan nggak?”.
Ki : “Nggak bosan, malah seru”.
P : “Ada rencana untuk menggunakan mind map lagi untuk mata pelajaran
atau materi lain?”.
Ki : “Iya sih ada..”.
P : “Sekarang kalau diminta untuk memilih, pilih belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
menggunakan mind map atau ceramah saja?”.
Ki : “Pilih menggunakan mind map karena lebih enak belajarnya dan mudah
mengingat materinya”.
P : “Oke, makasih ya Ki”.
Wawancara dengan Siswa Be
P : “Bagaimana perasaan kamu selama ini belajar dengan pak guru?”.
Be : “Ya biasa aja kak..”.
P : “Biasanya kalau belajar IPA dengan pak guru cara penyampaian
pelajarannya bagaimana?”.
Be : “Biasanya pak guru ceramah terus ngasih tugas latihan soal di buku PS”.
P : “Biasanya belajarnya membentuk kelompok atau sendiri-sendiri?”
Be : “Belajarnya sendiri-sendiri, tapi pernah berkelompok juga”.
P : “Bagaimana kepuasan kalian setelah selama ini belajar dengan pak
guru?”.
Be : “Puas-puas aja sih”.
P : “Sebelumnya sudah pernah mendengar kata mind map?”.
Be : “Pernah”.
P : “Tahu darimana tentang mind map?”.
Be : “Di tempat les udah sering pakai mind map”.
P : “Sebelum belajar dengan kakak-kakak, apakah pak guru pernah
menggunakan mind map untuk menjelaskan materi pelajaran?”.
Be : “Belum pernah pakai mind map”.
P : “Bagaimana perasaanmu saat kemarin belajar dengan menggunakan mind
map?”.
Be : “Senang sih..”.
P : “Senangnya kenapa?”.
Be : “Senang karena biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus
sekarang bisa belajar sambil menggambar jadi rasanya kayak bukan
belajar IPA”.
P : “Waktu kamu bikin mind map, ada gak kesulitan yang kamu alami?”.
Be : “Sulitnya itu karena waktunya di sekolah terbatas, tapi di rumah jadi
semangat untuk ngelanjutin bikin mind map lagi”.
P : “Sebelum kamu buat cabang-cabang, biasanya apa yang kamu lakukan?”.
Be : “Ya baca buku dulu atau bikin sesuai keinginan kita, jadi nambah-
nambahin gitu”.
P : “Kamu merasa terbantu atau tidak belajar dengan menggunakan mind
map?”.
Be : “Mudah diingat karena tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu,
langsung kata-kata yang penting, jadi mudah diingat”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
P : “Kemarin kan kita sudah bikin mind map terus-menerus, kamu merasa
bosan nggak?”.
Be : “Nggak bosan kok”.
P : “Ada rencana untuk menggunakan mind map lagi untuk mata pelajaran
atau materi lain?”.
Be : “Iya, kadang di rumah atau di tempat les suka bikin mind map”.
P : “Sekarang kalau diminta untuk memilih, pilih belajar dengan
menggunakan mind map atau ceramah saja?”.
Be : “Ya pilih mind map sih karena belajarnya jadi lebih enak, mudah
mengingatnya”.
P : “Oke, makasih ya Be”.
Wawancara dengan Siswa Jo
P : “Nah selama ini, biasanya kalau sama Pak Mardiman biasanya belajar
IPA-nya itu ngapain?”.
Jo : “Diberi PS (Pekerjaan Sekolah)”.
P : “Biasanya dalam pembelajaran itu sering dibikin kelompok-kelompok
atau sendiri-sendiri?”.
Jo : “Belajar sendiri, jarang kelompokan”.
P : “Merasa puas enggak atau seneng gak dengan belajar dengan Pak
Mardiman?”.
Jo : “Enggak, karena sering marah terus, kalo kelompokan tu pasti dipilihin
satu kelompok sama temen yang enggak disenengin. Kan harusnya sudah
hafal biasanya di kelas kalo ini itu gak seneng sama ini, terus itu gak
seneng sama itu. Jadi tu pasti kelompokkannya sama yang enggak
disenengin gitu”.
P : “Pernah denger soal mind map?”.
Jo : “Pernah, di internet”.
P : “Kalau sama Pak Mardiman pernah menggunakan mind map belum?”.
Jo : “Belum, belum pernah”.
P : “Kemaren belajar mind map dengan kakak-kakak PPL seneng enggak?”.
Jo : “Seneng, karena bisa pembelajaran enggak seperti biasanya, bisa kayak
refreshing gitu”.
P : “Kesulitas membuat mind map kemaren itu di bagian mana?”.
Jo : “Bagian mewarnai, waktu mewarnainya kurang”.
P : “Pernah merasa bosan enggak waktu membuat mind map?”.
Jo : “Enggak, yakin, serius. Karena seru!”
P : “Cara mengaitkan teman-tema itu gimana? Apa kalian liat kertas, atau
mengaitkan sendiri dengan otak kalian, atau bagaimana?”
Jo : “Lihat buku”.
P : “Kamu merasa terbantu enggak dengan menggunakan mind map?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Jo : “Soalnya kan ada gambar-gambarnya jadi mudah buat menghafal”.
P : “Pernah terpikir untuk membuat mind map pada mata pelajaran lain?”.
Jo : “Aku sering, jadi kalo misalnya mau ke bandung bisa bikin mind map,
atau kalo mau liburan kemana gitu jadi lebih gampang”.
P : “Kalau disuruh memilih antara membuat mind map atau dijelasin aja,
kamu pilih yang mana?”.
Jo : “Pilih mind map, karena gampang dihafalin”.
Wawancara dengan Siswa Va
P : “Nah selama ini, biasanya kalau sama Pak Mardiman biasanya belajar
IPA-nya itu ngapain?”.
Va : “Dijelasin aja”.
P : “Biasanya dalam pembelajaran itu sering dibikin kelompok-kelompok
atau sendiri-sendiri?”.
Va : “Belajar sendiri cuma dijelasin dari buku paket aja, kadang juga praktek
diluar kelas”.
P : “Merasa puas enggak atau seneng gak dengan belajar dengan Pak
Mardiman?”.
Va : “Seneng-seneng aja sih, asal diem pasti gak bakalan dicubit sama seneng
asik sama pakteknya”.
P : “Pernah denger soal mind map?”
Va : “Belum pernah”.
P : “Kalau sama Pak Mardiman pernah menggunakan mind map belum?”
Va : “Belum, belum pernah”.
P : “Kemaren belajar mind map dengan kakak-kakak PPL seneng enggak?”
Va : “Seneng, karena gampang dipelajari, gampang ngapalinnya”.
P : “Kesulitan membuat mind map kemaren itu di bagian mana?”.
Va : “Bingung bikin cabangnya”.
P : “Pernah merasa bosan enggak waktu membuat mind map?”.
Va : “Bosen sih soalnya diulang-ulang terus, materinya sama terus”.
P : “Cara mengaitkan teman-tema itu gimana? apa kalian liat kertas, atau
mengaitkan sendiri dengan otak kalian, atau bagaimana?”.
Va : “Lihat hand out, trus coba-coba sendiri”.
P : “Kamu merasa terbantu enggak dengan menggunakan mind map?”.
Va : “Enggak, sama aja soalnya belajar IPA dari bukunya Pak Mardiman
malah tambah susah ngapalinnya”.
P : “Pernah terpikir untuk membuat mind map pada mata pelajaran lain?”.
Va : “Iya sih pernah, tapi susah, capek gambar-gambarnya, apalagi terus harus
diwarnai”.
P : “Kalau disuruh memilih antara membuat mind map atau dijelasin aja,
kamu pilih yang mana?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Va : “Dua-duanya. Ya kalo bisa selang-seling aja. Misal hari ini dijelasin terus
besok bikin mind map, jadi ganti-ganti kegiatannya”.
Wawancara dengan Siswa Bi
P : “Kamu senang tidak belajar IPA?”.
Bi : “Iya senang”.
P : “Senangnya kenapa? Apa yang membuat kamu senang belajar IPA?”.
Bi : “Lebih mudah belajar IPA”.
P : “Nah selama ini sama pak mardiman, semua materi sering dijelasin aja
atau menggunakan media/gambar?”.
Bi : “Menggunakan gambar”.
P : “Kalau menggunakan gambar-gambar diberi penjelasan tidak sama Pak
mardiman?”.
Bi : “Iya diberi penjelasan”.
P : “ Selama pembelajaran kamu sering diajak menggunakan media itu atau
gimana?”.
Bi : “Iya sering diajak dengan menggunakan media”.
P : “Berarti cuma ngerjain tugas sendiri atau belajar kelompokkan? Pernah
kelompokkan tidak?”.
Bi : “ Iya ngerjain tugas sendiri tidak kelompokan”.
P : “Selama ini senang tidak diajar sama pak mardiman?”.
Bi : “Iya senang”.
P : “Puaas tidak diajar sama pak mardiman?”.
Bi : “Tidak puas”.
P : “Kenapa tidak puas?”.
Bi : “Bosen aja”.
P : “Nah sebelum sama kak luki, kak farida dan kak lala pernah mendengar
atau membuat mind map tidak?”.
Bi : “Tidak pernah”.
P : “Sama pak mardiman belum pernah menggunakan mind map?”.
Bi : “Belum”.
P : “Kemarin seru tidak menggunakan mind map? Apa gimana?”.
Bi : “Biasa aja”.
P : “Kok biasa aja gimana?”.
Bi : “Bikin capek”.
P : “Susah tidak menggunakan mind map?”.
Bi : “ Tidak susah”.
P : “Pernah bosan tidak ketika membuat mind map kemarin?”.
Bi : “Tidak bosen”.
P : “Cara kamu mengaitkan tema-temanya atau materinya gimana? atau
cuma lihat buku apa kamu berpikir sendiri?”.
Bi : “Lihat buku”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
P : “Terus kamu merasa terbantu ga kemarin dalam mempelajari gaya?”.
P : “Lebih mudah apa tambah puyeng?”.
Bi : “Lebih mudah”.
P : “Nah kamu pernah kepikiran buat mind map ga selain IPA kemarin?”.
Bi : “Tidak pernah”.
P : “Buat mata pelajaran lain? Mencoba yang lain?”.
Bi : “Tidak pernah”.
P : “Pilih mana antara menggunakan mind map sama dijelasin biasa?”.
Bi : “Pilih mind map”.
P : “Kenapa pilih mind map?”.
Bi : “Enak mind map”.
P : “Enaknya kenapa?”.
Bi : “Enaknya bisa ngobrol, ga usah ngerjain soal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 4.25 Foto Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 4.26 Foto Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4.27 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 4.28 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
CURRICULUM VITAE
Laila Rizki Madhania merupakan anak kedua dari
pasangan H. Joko Iswaji dan Hj. Titi Widiarti. Lahir di
Sorong pada tanggal 20 Maret 1993. Pendidikan awal dimulai
di TK Al-Hidayah Tanjunganom Purworejo pada tahun 1997-
1998. Penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2
Tanjunganom Purworejo pada tahun 1998-2004. Dilanjutkan
ke jenjang pendidikan SMP Negeri 5 Purworejo pada tahun
2004-2007. Pada tahun 2007-2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 7 Purworejo. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2010 pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh kuliah, penulis pernah
mengikuti berbagai kegiatan, antara lain:
No. Nama Kegiatan Tahun Peran
1. English Club 2010 -
2012 Peserta
2. Inisiasi Mahasiswa: SIMAK 2010 2010 Peserta
3. Seminar Diseminasi Hasil PHK S1 PGSD 2010 Peserta
4. Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa I 2011 Peserta
5. Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa II 2011 Peserta
6. Workshop Dongeng 2011 Peserta
7. Pelatihan Pengembangan Kepribadian: Weekend
Moral 2011 Peserta
8. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar 2011 Peserta
9. Panitia Inisiasi Prodi PGSD 2011 2011 Sie Dekorasi
10. Maria Montessori Workshop : Learning Model
Development for 3-6 years old 2011 Peserta
11. Maria Montessori Workshop : Learning Model
Development for 9-12 years old 2012 Peserta
12. Seminar Pendidikan Etika Pengguna
Perpustakaan 2011 Peserta
13. Workshop Vertikultur 2012 Peserta
14. Una Seminar and Workshop on Anti Bias
Curriculum and Teaching 2012 Peserta
15. Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD 2012 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI