plagiat merupakan tindakan tidak terpuji proses … · 2017-12-18 · prambanan dan sma n 2 klaten...
TRANSCRIPT
i
PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN
SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1
PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN
HUKUM GAY-LUSSAC
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
HANA NATALIA PAMUNGKAS
NIM: 121424054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.” (Matius 6: 33)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Seluruh keluarga yang tercinta, terkasih dan tersayang.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi warna di hari-hari kuliahku.
Semua teman-teman Pendidikan Fisika 2012 yang sangat membantu dalam
dinamika selama kuliah.
Seluruh dosen Pendidikan Fisika yang banyak memberi ilmu dan
pembelajaran.
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.
Kekasih hatiku, Yokhanan Ardika, S.Pd. yang tercinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Pamungkas, H.N. 2016. Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: Studi Kasus siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac, Program Studi Pendidikan Fisika , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana proses belajar dengan menggunakan metode problem solving berbantuan simulasi PhET pada siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten (2) bagaimana proses belajar tersebut berlansung optimal.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten yang memiliki kurikulum yang berbeda dan letak geografis yang berbeda pada siswa kelas XI. SMA N 1 Prambanan menerapkan KTSP sedangkan SMA N 2 Klaten menerapkan Kurikulum 2013. Siswa diberi treatment berupa simulasi PhET dalam kelompok yang terdiri dari 3 siswa dan mengopersikan dengan menggunakan laptop milik siswa sendiri. Penelitian dilakukan dengan merekam setiap aktivitas siswa dalam kelompok ketika menjalankan langkah problem solving dengan menggunakan LKS dan aplikasi PhET dan juga wawancara dengan siswa mengenai aktivitas yang membutuhkan keterangan tambahan .
Hasil analisa video dan wawancara menunjukkan bahwa langkah problem solving yang terjadi ialah: (1) Identifikasi masalah dilakukan melalui pembuatan hipotesis dengan mengikuti langkah-langkah pada LKS dan mengamati fenomena pada aplikasi terlebih dahulu, (2) proses pengujian jawaban dilakukan dengan mencari data dimana siswa cenderung berdikusi mengenai angka pada pengukur dan jarang mengamati fenomena yang muncul pada aplikasi, (3) analisa data dilakukan dengan membuat grafik, siswa nampak mampu membuat dan membaca grafik dari data yang diperoleh, (4) kesimpulan dilakukan secara lisan dan spontan dengan membaca grafik dan data tanpa menyelesaikan analisa data. Dari hasil analisa mengenai beberapa perbedaan yang muncul, ternyata bukan disebabkan oleh adanya perbedaan kurikulum dari dua sekolah. Akan tetapi kebiasaan belajar siswa. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa dari kedua sekolah, metode problem solving berbantuan simulasi PhET dapat lebih optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah problem solving dan bisa menggunakan aplikasi PhET untuk menhindari kendala teknis.
Kata kunci : Proses belajar, problem solving, simulasi PhET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Pamungkas, H.N. 2016. Learning process use problem solving method with PhET
simulation of student in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and
SMA Negeri 2 Klaten in Boyles law and Gay-Lussacs law, Physics
Education, Departement of Mathematic and Science Education,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University.
The purpose of this research was to know : (1) how about the learning
process use Problem Solving (PS) method with PhET simulation of
student in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2
Klaten , (2) how to do this process be an optimal learning process.
This research was conducted on March 2016 in in SMA Negeri 1
Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten that the both have a different
curriculume and location. SMA Negeri 1 Prambanan use KTSP and
SMA Negeri 2 Klaten use Kurikulum 2013. This reasearch used
simulation PhET as a treatment for students in small group which
contain about three students use their own laptop.This research used
video record and interview about the student activity when they do the
problem solving steps..
The result are : (1) Students made hypothesis with following the steps in
modul and observed the phenomena in application early in problem
identification, (2) student tend discussed about the value of the datas
and rarely observ the phenomena each variable in applicatin when they
found the datas, (3) they can finished and read the graph to analysis, (4)
they made the result spontanly and orally with read the graph and datas
without finished the analyse task. The result about the different of
schools is not because the different curriculum . It is may be caused by
the study habbit of the student. So, this method can be optimals when the
student often do the step of problem solving and can use the simulation
fluently to decress tecnics troubles.
Keywords: learning process, problem solving, PhET simulation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat TUHAN YESUS KRISTUS yang selalu berlimpah dalam
hidup kita. Kuasanya memampukan peneliti untuk bisa melaksanakan penelitian
hingga menyusun laporan skripsi dengan judul :
PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN
SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1
PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN
HUKUM GAY-LUSSAC
Pada kesempatan kali ini, peneliti telah melaksanakan penelitian dan berdinamika
bersama beberapa pihak di dalam penyusunan laporan skripsi ini. Semua ini tak lepas
dari dukungan berbagai pihak yang bersangkutan. Untuk itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Kiswadi, Ibu Ratih Mariana, kakak dan adik yang terkasih karena telah
memberi semangat pada peneliti.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan dan dosen pembimbing yang telah
membimbing peneliti selama melaksanakan penelitian dan menyusun laporan.
3. Bapak Sutar, selaku Kepala SMA N 1 Prambanan yang telah memberi ijin
peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 1 Prambanan
4. Bapak Drs.Yohanes Supriyono, M.Pd., selaku Kepala SMA N 2 Klaten yang
telah memberi ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Bapak Jumartono dan Ibu Netty selaku Guru Fisika yang telah memberi
kesempatan dan membimbing peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA
N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten.
6. Segenap siswa-siswi kelas XI IPA 4 SMA N 1 Prambanan dan XI IPA 5 SMA
N 2 Klaten yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
7. Seluruh karyawan sekretariat JPMIPA yang telah membantu menyediakan
administrasi perijinan penelitian.
8. Lusi Indriyani, Weni Wenita Francisca Mei Retnowati yang telah membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian dan segenap mahasiswa Pendidikan
Fisika 2012 yang ceria karena telah memberi semangat dalam menjalankan
penelitian.
9. Yokhanan Ardika karena yang terkasih karena telah memberi bantuan dan
dukungan dalam menjalankan penelitian.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi is maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam penyempurnaan penelitian. Terakhir penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........................................ vi
ABSTRAK .................. ......................................................................................... vii
ABSTRACT .................. ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................. .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan Masalah ................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Metode Problem Solving ............................................. 6
B. Media Simulasi PhET ......................................................................... 10
C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Hukum Boyle Dan Hukum Gay-Lussac ............................................. 15
E. Kaitan Teori Dengan Penelitian ......................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .............................................................................. 19
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 21
C. Sampel Dan Populasi ...................................................................... 22
D. Treatment ........................................................................................ 23
E. Instrument Penelitian ...................................................................... 26
F. Metode Analisa Data ....................................................................... 27
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 32
B. Deskripsi Proses Belajar Secara Umum ............................................. 36
C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 44
D. Fakta Perbedaan Kebiasaan Belajar .................................................... 56
E. Proses Yang Optimal ......................................................................... 58
F. Hal Positif Yang Muncul ................................................................... 64
G. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...... .................................................................................. 67
B. Saran-saran ..................................................................................... .... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Video SMA N 1 Prambanan ...... .................................... 73
Lampiran 2 Transkrip Video SMA N 2 Klaten ...... ........................................... 85
Lampiran 3 Trasnkrip Wawancara SMA N 1 Prambanan ...... ........................... 99
Lampiran 4 Trasnkrip Wawancara SMA N 2 Klaten ........................................... 104
Lampiran 5 LKS Siswa Kelompok 1 ...... ............................................................ 109
Lampiran 6 LKS Siswa Kelompok 11 ...... .......................................................... 114
Lampiran 7 Data Siswa Kelas XI IPA 4...... ......................................................... 120
Lampiran 8 Data Siswa Kelas XI MIPA 5...... ...................................................... 122
Lampiran 9 Absensi Subyek Wawancara ...... ...................................................... 124
Lampiran 10 RPP ...... .......................................................................................... 126
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Klaten ...... ........................... 131
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 1 Prambanan ...... ...................... 132
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 2 Klaten ...... ............................. 133
Lampiran 14 Surat Peminjaman Handycam ...... ................................................ 134
Lampiran 15 LKS Coaching ...... ........................................................................ 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal .................... 16
Gambar 2. Grafik Hubungan P terhadap T pada keadaan Isokhorik .................... 17
Gambar 3. Skema Proses Yang Terjadi ............................................................... 18
Gambar 4. Tampilan Awal Simulasi Gas Properties............................................ 23
Gambar 5. Tampilan Icon Constant Parameter ................................................... 24
Gambar 6. Tampilan icon Tool & Options dan ketika klik Mesurement .............. 24
Gambar 7. Tampilan Yang Akan Digunakan ........................................................ 25
Gambar 8. Tampilan Simulasi Saat Digunakan .................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 1 Prambanan ...................... 31
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 2 Klaten ............................ 33
Tabel 3. Perbedaan Cara Belajar Siswa ............................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang
kurang diminati oleh siswa khususnya SMA. Hal ini dapat disebabkan karena
metode yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu
media pembelajaran yang kurang inovatif seperti penggunaan buku teks untuk
menyampaikan materi pembelajaran dapat menurunkan minat siswa belajar
fisika. Untuk itu diperlukan metode dan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa tertarik.
Salah satu metode yang dapat membantu siswa tertarik dan lebih
memahami konsep fisika adalah metode praktikum. Metode praktikum dapat
memberikan suasana belajar dalam kelompok yang cukup baik. Melalui
praktikum, guru dapat melihat sikap ilmiah siswa dalam proses belajar yang
terjadi di kelas. Akan tetapi, ada beberapa materi dalam fisika yang tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan metode praktikum karena ketersediaan
alat praktikum. Tingkat keselamatan dalam menggunakan peralatan juga
menjadi kendala. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan
praktikum cukup lama.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru juga dapat memanfaatkan
suatu media selain dengan praktikum. Salah satu media belajar modern
dengan memafaatkan teknologi komputer ialah PhET. PhET yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
singkatan dari Physic Education Tecnologi. PhET ialah salah satu simulasi
berbasis pada teknologi . PhET dapat memberikan gambaran terhadap materi
ataupun objek-objek yang tidak terlihat secara kasat mata, seperti elektron,
gelombang, foton dan medan listrik. PhET ini berupa permainan ilmiah yang
bersifat menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan komputer. Prinsip
yang dimanfaatkan ialah prinsip ilmiah seperti pada percobaan atau
praktikum. Dalam menggunakan PhET, diperlukan langkah – langkah tertentu
untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Simulasi PhET dapat diterapkan
pada berbagai metode pembelajaran. Salah satunya ialah metode problem
solving. Menurut Barrack & Doni dengan menggunakan metode problem
solving, informasi yang dipelajari dapat bertahan lebih lama dan tertransfer
dengan lebih baik (Jacobsen, 2009 :243).
Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Juli hingga September 2015 media
pembelajaran PhET belum dikenal oleh siswa dan guru. Kemudian peneliti
melakukan pembelajaran dengan menggunakan PhET pada materi gaya
pemulih pada pegas. Beberapa siswa mulai aktif bertanya mengenai cara
menggunakan PhET. Kemudian pengalaman melakukan penelitian untuk
tugas mata kuliah metodologi penelitian pembelajaran fisika, peneliti di SMA
BOPKRI 2 YOGYAKARTA, beberapa siswa mulai tertarik dengan PhET dan
hasil wawancara menunjukkan respon yang positif dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Beberapa SMA di Klaten belum menerapkan simulasi PhET dalam
pembelajaran. Pengalaman salah seorang teman dalam melakukan penelitian
untuk tugas metodologi penelitian pembelajaran fisika mengungkap bahwa
PhET belum diterapkan di SMA N 1 Prambanan. Maka peneliti memutuskan
untuk melaksanakan penelitian tentang proses belajar menggunakan simulasi
PhET dengan metode problem solving di SMA tersebut. Kemudian untuk
mengetahui bagaimana dinamika di SMA lain, maka peneliti juga
melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten . Kedua sekolah tersebut dipilih
karena memiliki perbedaan kurikulum yang diterapkan dan perbedaan letak
sekolah dari sisi geografisnya. SMA N 1 Prambanan menggunakan KTSP
sedangkan SMA N 2 Klaten menggunakan Kurikulum 2013.
Materi yang dipilih ialah hukum-hukum gas ideal. Dalam
pembuktian masing-masing hukum memerlukan beberapa peralatan yang
canggih yang tidak memungkinkan dilakukan disekolah. Dari segi kebutuhan
finansial, peralatan yang diperlukan untuk mengetahui tekanan gas ideal
dalam ruang tertutup tentunya lebih mahal. Untuk itu, materi yang dipilih
dalam melakukan penelitian ini ialah materi hukum-hukum gas ideal.
Bertepatan dengan materi yang diperlajari kelas XI pada semester genap 2016
di dua sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses belajar yang terjadi dengan metode problem solving
menggunakan simulasi PhET di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2
Klaten ?
2. Bagaimanakah proses belajar yang terjadi dapat berlangsung optimal?
C. Batasan Masalah
Prioritas utama ialah bagaimana proses belajar dengan metode
problem solving ketika memanfaatkan media PhET. Selain itu, akan dilihat
mengenai penerapan yang terjadi secara optimal dari dua sekolah yang
dijadikan sampel yang memiliki kurikulum yang berbeda. Materi yang
digunakan dalam melaksanakan penelitian terbatas pada hukum Boyle dan
Hukum Gay-Lussac mengenai hubungan antara volume (V), tekanan (P) dan
suhu (T) gas pada ruang tertutup.
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Mengetahui proses belajar yang terjadi menggunakan metode problem
solving dengan memanfaatkan simulasi PhET untuk materi hukum Boyle
dan hukum Gay-Lussac.
2. Mengetahui penerapan proses belajaryang optimal menggunakan metode
problem solving dengan memanfaatkan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan
pertimbangan dalam pemilihan media dan metode pembelajaran fisika
untuk SMA.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman dalam mempersiapkan diri
sebagai calon guru fisika khususnya SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran dengan metode Problem Solving
Metode belajar termasuk salah satu faktor yang menentukan efisiensi dan
keberhasilan belajar siswa (Noer, 2012: 199). Metode probelm solving ialah
metode berpikir dan memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada
suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya (Bakar, 2014). Metode
ini memberi peluang pada guru untuk mengetahui gagasan siswa dan pengertian
siswa melalui materi tertentu. Guru memberi persoalan pada siswa kemudian
siswa menemukan sendiri cara memecahkan masalah.
Menurut pendapat Gagne, problem solving ialah pengalaman belajar
memecahkan persoalan melalui penggabungan beberapa kaidah dan aturan.
Kemampuan seseorang dalam memahami kaidah atau aturan akan menentukan
kecepatan seseorang dalam menyelesaikan masalah tersebut (Sanjaya, 2008).
Secara lebih rinci, pembelajaran dengan problem solving ini dapat
diterapkan dengan langkah-langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107):
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5. Menarik kesimpulan.
Namun , menurut Dewey (dalam Nugrahanta, 2009) metode pemecahan
masalah atau metode berpikir reflektif dilakukan dengan langkah-langkah
berikut :
1. Menemukan masalah.
2. Membatasi permasalahan.
3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban.
4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis).
5. Menguji jawaban terbaik di dalam ekperimen.
6. Mengadakan evaluasi.
Selain itu, Dewey juga mengungkapkan bahwa syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar metode ini dapat diterapkan ialah :
1. Harus ada pengalaman.
2. Harus ada data yang tersedia dan bisa dijangkau.
3. Harus ada kemungkinan untuk membuat berbagai jawaban.
4. Harus ada kemungkinan untuk menguji jawaban-jawaban itu.
Dengan adanya hal itu, ditekankan bahwa pentingnya belajar sebagai
proses menemukan sesuatu yang baru dan bukan sebagai tranfer atau
penuangan pengetahuan ke kepala anak didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Disisi lain, terdapat keunggulan dari metode problem solving yaitu
(Ambarjaya, 2012: 108):
1. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
4. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(Matematika, IPA, Sejarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja
6. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
8. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Selain memiliki beberapa keunggulan, terdapat pula kelemahan dari
problem solving yakni (Ambarjaya, 2012: 109) :
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru
2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran.
3. Membutuhkan upaya yang lebih bagi guru untuk mengubah kebiasaan
siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi menjadi
belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau
kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar.
Dari pendapat- pendapat yang telah diungkapkan , dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan metode problem solving ialah pembelajaran
berbasis masalah untuk melatih kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya. Dan langkah-langkah yang
digunakan, hampir sama antara pendapat satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Media pembelajaran berupa Simulasi PhET
Pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan media komputer untuk menjalakan aplikasi
PhET yang telah disediakan oleh website PhET yaitu https://phet.colorado.edu
(Khaterhine, 2006). Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang
mengandung unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep
tertentu. Simulasi Phet dapat membantu dalam memudahkan siswa
mempelajari konsep baru atau mamahami konsep yang sudah diketahui.
Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham mengenai materi yang
telah diajarkan (Wieman, 2010).
Program PhET dirancang untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
juga menyediakan satu lingkungan belajar dimana siswa dapat
mengkonstruksi pemahaman konseptual fisika yang kuat dengan
bereksplorasi. Setiap simulasi menyediakan animasi interaktif dan permainan
yang manarik bagi siswa serta mengajak mereka untuk berinteraksi dan
berkesplorasi (Wieman, 2008 : 394).
Adapun keuntungan dari penggunaan simulasi PhET adalah (Wieman, 2007) :
1) Simulasi dapat digunakan di dalam kelas dimana peralatan praktikum
tidak tersedia atau tidak praktis.
2) Simulasi PhET dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak
mungkin dilakukan.
3) Dengan simulasi, siswa dapat mengubah variabel dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4) Simulasi PhET dapat menunjukkan beberapa hal dalam materi yang tidak
dapat di representasikan
5) Simulasi PhET dapat dijalankan siswa pada komputer pribadi di rumah.
Dengan demikian simulasi PhET dirancang untuk membantu siswa
memahami suatu konsep fisika yang dapat memicu siswa untuk berekplorasi
secara mandiri.
C. Proses Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode
problem solving
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang menentukan
keberhasilan , yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu
sendiri (Djamarah, 2010: 33). Proses atau aktivitas belajar dirancang
berdasarkan tujuan pembelajaran tertentu. Proses tersebut harus melibatkan
seluruh aspek psikofisis peserta didik baik jasmani maupun rohani. Aktivitas
dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi perserta didik. Menurut
Dierich yang (dalam Noer, 2012 : 268) aktivitas belajar dibagi ke dalam 8
kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Visual Activities, yaitu membaca , melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja.
2. Oral Activities, yaitu mengemukakan pendapat, berwawancara,
mengemukakan suatu prinsip atau fakta, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, diskusi dan interupsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Listening Activities, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan atau
mendengarkan radio.
4. Writing Activities, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau ringkasan, mengisi
angket dan mengerjakan tes.
5. Drawing Activities, yaitu menggambar, membuat grafik/chart, diagram,
peta dan pola.
6. Motor Activities, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
serta menari atau berkebun.
7. Mental Activities, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat
keputusan.
8. Emotional Activities, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lain-
lain.
Pemanfaatan simulasi PhET dengan menggunakan metode problem
solving tentunya dapat membentuk suatu aktivitas pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa.
Pada metode problem solving, proses pemecahan masalah dapat dilihat
ketika siswa mengikuti langkah-langkah memecahkan masalah. Dalam
memecahkan masalah, siswa tidak hanya melakukan aktivitas fisik, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
juga melibatkan aspek dalam belajar yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Seperti yang disampaikan oleh Anurrahman (2012 : 48)
yang mengungkapkan bahwa siswa yang belajar berarti menggunakan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pemecahan masalah tersebut ialah proses dimana siswa terlibat
aktif dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pemecahan masalah
(David, 2009: 249). Langkah-langkah dari metode problem solving dapat
dijadikan langkah-langkah dalam menjalankan simulasi PhET.
Dari beberapa pendapat yang hampir sama, maka langkah –langkah
yang terjadi dalam proses belajar metode problem solving berbantuan
simulasi PhET ialah:
1. Merumuskan masalah: Masalah yang muncul merupakan masalah
yang jelas dapat dipecahkan oleh siswa dan sesuai dengan materi
yang digunakan.
2. Membatasi masalah: Pembatasan masalah bertujuan untuk
mengarahkan atau memfokuskan siswa pada materi yang sedang
digunakan.
3. Menetapkan jawaban - jawaban terbaik atau sementara sebagai
hipotesa: Proses ini merupakan langkah yang digunakan dalam
memilih solusi yang masih akan diteliti lebih lanjut dengan
menggunakan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Mencari data atau keterangan untuk menguji jawaban terbaik:
Pencarian data bertujuan untuk menemukan data pendukung atau
keterangan – keterangan yang diperlukan dari jawaban yang
terpilih. Proses ini dilakukan dengan mengoperasikan simulasi
PhET untuk menemukan data yang akan digunakan sebagai
penguji hipotesa.
5. Menarik kesimpulan: Proses ini merupakan hasil pengolahan
jawaban sementara yang diuji melalui eksperimen dan dukungan
beberapa keterangan. Hasil tersebut merupakan solusi dari masalah
yang muncul.
Dalam keaadaan ini, siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar,
mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam
melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemontrasikan
langsung. Adanya perubahan tersebut tentunya menyangkut mengenai
adanya aspek belajar yang muncul. Aspek tersebut ialah aspek kognitif ,
afektif dan psikomotorik.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang muncul dalam aktivitas
belajar memiliki beragam bentuk sesuai dengan situasi yang terjadi.
Aktivitas belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat
membantu siswa memperoleh pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
D. Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac
Hukum Boyle dan hukum Gay – Lussac ialah hukum mengenai gas ideal
dalam suatu ruang tertutup yang menyatakan hubungan antara tekanan
(P), suhu (T) dan volume (V) gas.
1. Hukum Boyle
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama
Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu
gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas tersebut.
Persamaannya:
P ≈ �
� ...........................................................(1)
P = �
� constant.......................................................(2)
P.V = constan.......................................................(3)
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya
menjadi:
P1V1 = P2V2..........................................................(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dari bentuk persamaan (2) diperoleh sebuah kurva yang disebut kurva isotermal.
Gambar 1. Grafik hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal
Keterangan: P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2) P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2) V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3) V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
2. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama
Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas
yang berada dalam bejana tertutupdipertahankan konstan, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
P ≈ T................................................. (5)
Diubah menjadi persamaan :
P = T Constan................................................(6)
P2
P1
V2 V1
T
P
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
�
� = constant ...................................................(7)
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap,
persamaannya menjadi:
��
��=
��
��.....................................................(8)
Jika dibuat grafik , maka akan menghasilkan grafik hubungan P
terhadap T pada keadaaan isokhorik (volume konstan ).
Gambar 2. Grafik hubungan P terhadap T pada keadaan isokhorik
Keterangan: P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2) P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2) T1 : suhu gas pada keadaan 1 (m3) T2 : suhu gas pada keadaan 2 (m3) (Nurachmandani, 2009)
E. Keterkaitan Antara Teori dengan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, proses pembelajaran tentunya
dipengaruhi oleh skenario pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh
Noer (2012:269) bahwa situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan
dilaksanakan dalam rangka belajar.
T
P
P2
P1
T2 T1
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk itu, berkaitan dengan rumusan masalah penelitian mengenai
proses belajar menggunakan metode
memanfaatkan simulasi PhET
Pada materi
berpikir mengenai su
ruang tertutup. PhET digunakan sebagai media simulasi pembuktian
berlakunya hukum
mengenai hal tersebut, simulasi PhET dapat memberi gambaran
mengenai fenomena dari suatu gas ideal dalam ruang tertutup.
mengacu pada langkah
mengenai bagaimana membuktikan berlakunya hukum
melalui simulasi Ph
Untuk itu, berkaitan dengan rumusan masalah penelitian mengenai
proses belajar menggunakan metode problem solving
memanfaatkan simulasi PhET dapat dibuat skema sebagai berik
Gambar 3. Skema proses belajar yang terjadi
Pada materi hukum Boyle dan Gay-Lussac siswa diajak untuk
berpikir mengenai suatu gejala atau fenomena partikel gas
ruang tertutup. PhET digunakan sebagai media simulasi pembuktian
berlakunya hukum-hukum. Dalam membantu siswa bereksplorasi
mengenai hal tersebut, simulasi PhET dapat memberi gambaran
mengenai fenomena dari suatu gas ideal dalam ruang tertutup.
mengacu pada langkah problem solving, siswa diajak untuk berpikir
mengenai bagaimana membuktikan berlakunya hukum-hukum tersebut
melalui simulasi PhET.
18
Untuk itu, berkaitan dengan rumusan masalah penelitian mengenai
problem solving dengan
dapat dibuat skema sebagai berikut:
Lussac siswa diajak untuk
rtikel gas dalam suatu
ruang tertutup. PhET digunakan sebagai media simulasi pembuktian
hukum. Dalam membantu siswa bereksplorasi
mengenai hal tersebut, simulasi PhET dapat memberi gambaran
mengenai fenomena dari suatu gas ideal dalam ruang tertutup. Dengan
, siswa diajak untuk berpikir
hukum tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel
bebas , tetapi menggambarkan suatu keadaan (Nana, 2005: 54).
Bentuk yang digunakan ialah Non-Participant Observartion dimana
peneliti tidak secara aktif terlibat dalam pemberian treatment. Penelitian ini
menggunakan treatment simulasi PhET. Penelitian difokuskan pada proses
yang terjadi disaat pemberian treatment. Proses pembelajaran diamati
menggunakan video pengamatan dan wawancara konfirmasi pada subyek.
Adapun data yang diperoleh yaitu data kulaitatif berupa hasil rekaman video
aktivitas dalam kelompok dan hasil wawancara .
Penelitian dilaksanakan dengan membentuk siswa ke dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 siswa dalam satu kelompok. Hal ini
dilakukan karena dapat digunakan untuk membina adanya sikap sosial dalam
memecahkan persoalan bersama melalui treatment yang ada. Djamarah
dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (2010:55) mengungkapkan bahwa
dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuhkembangkan sikap sosial pada
anak didik. Salah satu sikap sosial yang muncul adalah kerjasama. Untuk itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diharapkan siswa bisa bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Masing – masing kelompok terdapat satu komputer atau laptop untuk
mengoperasikan simulasi PhET. Akan tetapi, fokus pengamatan ialah salah
satu kelompok siswa dari seluruh kelompok di kelas. Proses pembelajaran
diawali dengan ceramah dan latihan soal pada kelas yang belum dibagi
kelompok kemudian saat melaksanakan penggunaan PhET, siswa
membentuk kelompok-kelompok.
Penelitian ini menggunakan aplikasi PhET sebagai treatment sehingga
peneliti memerlukan waktu untuk melaksanakan penginstalan dan latihan
menggunakan PhET untuk siswa. Pelaksanaaan penelitian dilakukan dengan
merekam tindakan dan semua dinamika salah satu kelompok dalam
menggunakan PhET untuk menjalankan langkah-langkah problem solving.
Penelitian ini difokuskan pada saat siswa menggunakan PhET dalam satu
episode pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah
ceramah kemudian barulah problem solving dengan menggunakan PhET.
Ceramah dilakukan untuk menghatar siswa ke persoalan yang akan
dipecahkan dengan langkah problem solving. Metode ini mengadopsi dari
adanya metode mengajar ceramah – problem solving – tugas. . Namun dalam
penelitian ini, langkah problem solving dilakukan dengan menggunakan
simulasi PhET. Menurut Djamarah (2012: 102) adakalanya metode ceramah
memerlukan problem solving untuk menyelesaikan persoalan yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Adapun langkah penelitian yang dilaksanakan ialah sebagai berikut :
1. Peneliti menginformasikan adanya penelitian pada sekolah dan
siswa yang dijadikan subjek penelitian.
2. Peneliti mendata siswa yang mempunyai laptop untuk digunkan
dalam satu kelompok.
3. Peneliti menginstal aplikasi PhET di laptop siswa.
4. Peneliti melaksanakan coaching mengenai cara pengoperasian
PhET dan mengisi LKS atau menganalisa LK. Hal ini dilakukan
untuk memperkenalkan siswa tentang PhET dan memberi
pemahaman pada siswa agar bisa mandiri dalam pengoperasian
PhET.
5. Peneliti melaksanakan penelitian dengan merekam peristiwa yang
muncul pada kelompok dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian untuk pengambilan rekaman video dilaksanakan di SMA
N 1 Prambanan dan SMA N 2 KLATEN. Untuk SMA N 1 Prambanan,
penelitian dilakuan pada tanggal 3,4,10 dan 11 Maret 2016 sedangkan SMA
N 2 Klaten dilakukan pada tanggal 14 dan 28 Maret 2016.
Sedangkan wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 April 2016 di
SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten pada jam yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Di SMA N 1 Prambanan, kurikulum yang diterapkan ialah KTSP,
sedangkan di SMAN 2 Klaten ialah kurikulum 2013. Pada KTSP
pembelajaran berlangsung menggunakan pendekatan kotekstual yang
mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2007: 41).
Sedangkan dalam Kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan ialah
pendekatan saintifik yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Pendekatan
ini umumnya melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan untuk
perumusan hipotesis atau mengumpulkan data ( Sani, 2014: 50).
C. Sampel dan Populasi
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ialah siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMA N 1
Prambanan dan kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten tahun ajaran
2015/2016.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah salah satu kelompok yang terdiri dari 3
orang siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan
2 orang siswa perempuan kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan dan
kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
D. Treatment
Wujud treatment yang digunakan pada penelitian ini ialah simulasi
PhET . Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang mengandung
unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep tertentu.
Aplikasi ini dapat didownload pada situs http://phet.colorado.edu. Materi
yang digunakan ialah materi mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac
dengan judul aplikasi Gas Properties.
Gambar 4. Tampilan awal simulasi Gas Properties
Tampilan awal terdiri dari beberapa icon yang digunakan untuk mengubah
variabel sesuai dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel yang dibuat tetap berada pada icon
Gambar
Tampilan tersebut memiliki fungsi masing
akan dibuat tetap. Jika icon yang digunakan ialah
dibuat tetap dapat menyesuaikan sesuai dengan perubahan.
Untuk menampilkan skala volume terdapat beberap
menggunakan icon Tool & Options
Gambar 6. Tampilan icon
Dalam pemberian treatment
maka icon yang perlu diaktifkan ialah
Variabel yang dibuat tetap berada pada icon Constant Parameter
Gambar 5. Tampilan icon Constant Parameter
Tampilan tersebut memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan variabel yang
akan dibuat tetap. Jika icon yang digunakan ialah None maka variabel yang
dibuat tetap dapat menyesuaikan sesuai dengan perubahan.
Untuk menampilkan skala volume terdapat beberapa icon yang dapat
Tool & Options
Tampilan icon Tool & Options dan tampilan ketika klik Mesurement
treatment untuk materi Hukum Boyle dan Hukum GayLussac,
maka icon yang perlu diaktifkan ialah Layer tool, Ruler dan Species information.
24
Constant Parameter yaitu :
masing sesuai dengan variabel yang
maka variabel yang
a icon yang dapat
Mesurement
untuk materi Hukum Boyle dan Hukum GayLussac,
Layer tool, Ruler dan Species information.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 7. Tampilan yang akan digunakan untuk mengukur volume, suhu dan tekanan
yang digunakan.
Salah satu contoh tampilan data saat ruangan diisi gas ialah sebagai berikut :
Gambar 8. Tampilan simulasi saat digunakan untuk menunjukkan suatu fenomena dan
memvariasi variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
E. Insrument Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan instrument berupa :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar selama
penelitian berlangsung. Observasi dilakukan dengan merekam seluruh
kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam suatu
kelompok tertentu. Hasil rekaman berupa video proses pembelajaran
dengan menggunakan PhET .
Fokus satu kelompok tertentu. Perekaman keseluruhan kelas
digunakan untuk mengetahui proses belajar secara umum didalam
kelas. Perekaman pada satu kelompok tertentu digunakan untuk
mengetahui proses yang terjadi di dalam kelompok selama
pembelajaran berlangsung.
Fokus dari proses belajar yang diamati melalui rekaman video
dengan menggunakan Handycam ialah :
a. Diskusi yang terjadi (di dalam kelompok dan kelas).
b. Cara memperoleh data dengan menggunakan PhET (di dalam
kelompok).
c. Proses menganalisa data.
d. Mengemukakan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melakukan klarifikasi dari beberapa
aktivitas yang belum jelas dan memerlukan keterangan tambahan.
Wawancara dilakukan pada kelompok yang menjadi fokus perekaman
video.
3. LKS
LKS yang digunakan merupakan LKS yang terdiri dari dasar teori ,
rumusan masalah, hipotesa, data, soal analisa dan kesimpulan. Di dalam
LKS terdiri dari materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.
F. Metode Analisa Data
Analisa data digunakan untuk mengetahui proses belajar dengan
menggunakan PHET pada siswa kelas XI di SMA N 1 Prambanan dan SMA
N 2 KLATEN. Hasil rekaman dibuat dalam bentuk transkrip berupa aktivitas
yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan
coding untuk memilah setiap aktivitas yang menunjukkan adanya esensi dari
langkah problem solving yakni:
1. Menemukan masalah
2. Membatasi permasalahan
3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban
4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis)
5. Memperoleh data
6. Mengambil kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hal ini dilakukan untuk masing- masing kelompok. Tentunya aktivitas
yang terjadi mendapat keterangan tambahan dari hasil wawancara yang
dilakukan. Setelah itu, peneliti akan melihat perbedaan yang ada dari antara
dua sekolah.
Alasan diadakan analisa untuk dua kelompok kecil dari kelas yang
berbeda ialah adanya perbedaan letak sekolah dan kurikulum yang berbeda
pula. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhibin (2003:153) bahwa faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar siswa ialah letak sekolah dan menurut
Annurahman (2012: 194) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah kurikulum sekolah. Maka dari kedua pendapat tersebut, peneliti
menganalisa perbedaan dalam proses belajar yang terjadi dari dua sekolah
yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah di kabupaten Klaten yaitu
SMA N 1 Prambanan yang terletak di kecamatan Prambanan dan SMA N
2 Klaten di kecamatan Klaten Selatan. Subyek penelitiannya ialah salah
satu kelompok siswa kelas XI IPA 4 untuk SMA N 1 Prambanan dan
siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten yaitu kelompok 1 dan kelompok
11.
Di SMA N 1 Prambanan, pembelajaran fisika kelas XI IPA 4
dilaksanakan setiap hari Kamis pada jam pertama pukul 07.00 dan hari
Jumat pada jam keempat dan lima pada pukul 09.30 hingga 11.00 untuk
salah satu guru fisika kelas XI IPA yang bernama Bapak Drs.Jumartono
dengan menerapkan kurikulum 2006 yaitu KTSP. Sedangkan untuk kelas
XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten pelajaran fisika dilaksanakan setiap hari
Senin pada pukul 06.45 hingga 08.15 dengan menerapkan kurikulum 2013
untuk salah satu guru fisika kelas XI yakni Ibu Netty. Pelaksanaan
penelitian bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Sekolah dan persiapan
Ujian Nasional. Untuk itu, karena agenda sekolah yang padat, maka
peneliti bersama guru memilih waktu untuk pengambilan data ialah hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Kamis 10 Maret 2016 dan Jumat 11 Maret 2016 di SMA N 1 Prambanan.
Sedangkan di SMA N 2 Klaten, hari yang disepakati ialah Senin tanggal
14 Maret 2016 dan 28 Maret 2016.
Persiapan penelitian dilakukan dengan pengistalan aplikasi PhET yang
akan digunakan dan coahcing penggunaan simulasi PhET. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisasi adanya gangguan dalam pengambilan
data yang bersangkutan dengan teknis penggunaan PhET dan pengisian
LKS. Fokus dari penelitian ini ialah cara siswa menyelesaikan persoalan
dengan aplikasi PhET dan menemukan solusi dari eksperimen yang
dilakukan.
Selain itu, juga dilakukan pembentukan kelompok yang terdiri atas 3
siswa dalam satu kelompok. Masing-masing kelompok menyediakan satu
laptop. Pada rencana awal, peneliti akan menggunakan laboratorium
komputer untuk melaksanakan penelitian dan pembelajaran. Namun di
SMA N 2 Klaten laboratorium komputer akan digunakan untuk
melaksanakan Ujian Nasional, maka peneliti tidak diijinkan untuk
menggunakan laboratorium komputer oleh pihak sekolah. Untuk itu setiap
kelompok wajib menyediakan satu laptop. Hal ini juga dilakukan di SMA
N 1 Prambanan untuk perlakuan yang sama.
Proses pembelajaran untuk pengambilan data atau penelitian
dilakukan dengan memberi pengantar materi pada siswa dengan ceramah
dan latihan soal. Kemudian siswa membuktikan beberapa fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan menggunakan simulasi PhET dan LKS. Hal-hal yang dikerjakan
oleh siswa pada LKS ialah membuat hipotesis, mencari data, mengolah
data dan mengerjakan soal analisis serta menyimpulkan. Selain itu, dalam
LKS yang disusun, terdapat langkah-langkah kerja yang dilakukan siswa.
Adapun agenda yang dilakukan di SMA N 1 Prambanan dapat dilihat
pada Tabel 1 mengenai rincian waktu dan kegiatan yang dilakukan.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas XI IPA 4 di SMA N 1
Prambanan
Tanggal Kegiatan
3 Maret 2016
- Pemberitahuan mengenai adanya penelitian yang akan
dilaksanakan.
- Mengenalkan siswa tentang apa itu PhET
- Mendata jumlah Laptop yang dimiliki oleh siswa
- Membagi kelompok sementara
- Mengingatkan siswa untuk membawa laptop pada hari
Jumat
4 Maret 2016
- Menginstal PhET pada Laptop
- Membagi kelompok yang sudah pasti
10 Maret
2016
- Melaksanakan coaching dan latihan mengisi LKS
PhET dengan materi pergerakan partikel gas di dalam
ruang tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
11 Maret
2016
- Pembelajaran dengan menggunakan PhET dan
merekam proses pembelajaran di pada kelompok
tertentu dan secara general dengan handycam.
Jumlah siswa kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan ialah 33 siswa
yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Dalam
pembentukan kelompok dilakukan secara random dengan berhitung angka 1
sampai 11. Namun, untuk masing-masing kelompok, minimal memiliki satu
siswa laki-laki agar dalam terdapat keragaman di dalam kelompok. Jumlah
laptop yang tersedia saat melaksakan coaching ialah 11 laptop. Namun pada
saat melaksanakan pembelajaran pada hari berikutnya laptop yang tersedia
ialah 10 laptop sehingga peneliti menyediakan. Di kelas XI IPA 4, proses
coaching berlangsung kurang efektif karena ada beberapa siswa yang
meminta ijin keluar untuk ke kamar mandi. Pada saat pelaksanaan coaching
siswa banyak bertanya mengenai cara membuat hipotesa. Beberapa siswa di
dalam kelompok nampak bisa mengoperasikan PhET secara mandiri.
Coaching dilaksanakan selama 45 menit.
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada hari Jumat tanggal 11 Maret
2016 pada jam ke 4 dan 5 pukul 09.30 hingga 11.00. Di awal pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
siswa diberi modul tentang materi yang diperlajari. Kemudian siswa diberi
latihan soal dan dibagi dalam kelompok untuk pengerjaan. Kemudian masing-
masing lajur meja diminta untuk maju dan mengerjakan soal di papan tulis.
Setelah pembahasan soal, siswa diajak untuk berkumpul dengan kelompok
yang telah dibentuk sebelumnya. Kemudian siswa berkumpul dengan
kelompok masing-masing. Kelompok yang terpilih untuk dijadikan subjek
penelitian ialah kelompok 1 yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 1 siswa
laki-laki. Sedangkan, agenda yang terlaksana untuk kelas XI IPA 5 di SMA N
2 Klaten terdapat pada tabel 2.
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 2 Klaten
Tanggal Kegiatan
14 Maret
2016
- Menginformasikan adanya penelitian yang akan
dilaksanakan di kelas XI IPA 5 dan mengenalkan pada
siswa apa itu PhET
- Membentuk siswa dalam kelompok.
- Mengisntal aplikasi PhET di laptop siswa
- Melaksanakan coaching dan latihan mengisi LKS PhET
dengan materi pergerakan partikel gas di dalam ruang
tertutup
28 Maret
2016
- Pembelajaran dengan menggunakan PhET dan merekam
proses belajar di kelompok tertentu dan secara general
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan handycam.
Jumlah siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten ialah 33 siswa yang
terdiri dari 13 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pemberitahuan di
kelas tentang penelitian di kelas XI IPA 5 SMA N 2 Klaten dilakukan oleh
guru fisika karena adanya agenda sekolah yang tidak dapat diganggu.
Kelas diminta untuk membawa laptop minimal 11 laptop. Pada saat
penginstalan PhET, jumlah laptop yang disediakan oleh siswa lebih dari 11
laptop. Beberapa siswa di tidak dapat mengikuti coaching karena sedang
melaksanakan latihan upacara. Kemudian pada pertengahan coaching ada
beberapa siswa yang tidak mendapatkan kelompok karena ada siswa yang
tidak hadir. Maka siswa yang tidak mendapat kelompok, untuk sementara
bergabung dengan teman yang sama-sama tidak mendapat kelompok.
Proses pembentukan kelompok, sama dengan proses yang dilakukan di
SMA N 1 Prambanan yaitu dengan berhitung 1 sampai 3 untuk masing-
masing siswa. Mayoritas kelompok terdiri atas 2 siswa perempuan dan 1
siswa laki-laki. Pelaksanaan coaching berlangsung cukup efektif karena
beberapa siswa memperhatikan dan memberi respon pada pertanyaan yang
diajukan guru. Ada pula beberapa siswa membuka-buka aplikasi PhET
dengan judul lain. Proses coaching berlangsung cukup kondusif karena
perhatian siswa terfokus pada pengoperasian PhET dan pengerjaan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada tanggal 11 Maret 2016 pukul
06.45 hingga 08.45. Namun ternyata pembelajaran tidak selesai tepat waktu
sehingga sebagian siswa terburu-buru mengisi LKS. Kemudian peneliti
meminta ijin pada guru mata pelajaran berikutnya untuk menyelesaikan proses
pembelajaran dan ternyata peneliti memperoleh ijin.
Pelaksanaan wawancara untuk konfirmasi mengenai video dilakukan
pada tanggal 14 April 2016 pada pukul 11.00-12.00 WIB di SMA N 1
Prambanan dan pukul 13.00-14.00 WIB di SMA N 2 Klaten. Wawancara
dilakukan sepulang sekolah agar tidak menganggu pembelajaran. Wawancara
dilaksanakan pada bulan April karena terkendala oleh pelaksanaan Ujian
Nasional dan pelaksanaan Ulangan Tengah Semester untuk siswa kelas XI.
Maka, beberapa hal yang dikonfirmasikan pada siswa, tidak dapat
dikonfirmasi karena ada yang sudah lupa. Namun hal tersebut bisa diantisipasi
ketika peneliti sedikit mengingatkan peristiwa yang terjadi. Wawancara
dilakukan dengan menunjukkan video hasil rekaman pada siswa dan
menanyakan beberapa hal yang belum jelas pada siswa dan juga LKS yang
dikumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Deskripsi proses belajar yag terjadi secara umum di SMA N 1
Prambanan dan SMA N 2 Klaten
Durasi untuk masing-masing hasil rekaman berbeda sedikit. Di
SMA N 1 Prambanan, proses pemakaian PhET berlangsung selama 27 menit
3 detik sedangkan di SMA N 2 Klaten berlangsung selama 28 menit. Data
mengenai transkrip video secara keseluruhan ada pada lampiran.
Pada penjabaran selanjutnya, nama dari subyek penelitian
menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput untuk SMA N 1
Prambanan sedangkan untuk SMA N 2 Klaten ialah Putra, Tina dan Ani.
Proses pembelajaran yang menjadi fokus pengamatan ialah proses ketika
menggunakan PhET dan menjalankan langkah pada LKS.
Proses yang terjadi untuk masing-masing kelompok hampir sama
karena desain pembelajaran yang digunakan juga sama. Proses pembelajaran
yang berlangsung diawali dengan pengantar materi dengan menggunakan
ceramah mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay - Lussac dan sedikit
latihan soal. Sebelumnya, siswa diberi modul yang berisi pengatar materi
mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac. Siswa nampak
memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi. Kemudian guru memberi
instruksi siswa untuk mengerjakan latihan soal selama lima menit dengan
pembagian soal masing-masing lajur berbeda-beda. Dua orang siswa maju
untuk menuliskan hasil pengerjaan di papan tulis. Setelah itu, guru membahas
latihan soal tersebut. Pada saat ini, suasana kelas di SMA N 1 Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
lebih ramai jika dibandingkan dengan suasana kelas di SMA N 2 Klaten.
Beberapa siswa di SMA N 1 Prambanan masih sering ada siswa yang
berteriak-teriak memanggil teman sekelas sedangkan di SMA N 2 Klaten
cenderung tenang namun dan beberapa siswa mengerjakan soal dengan
tenang.
Setelah itu, guru mengajak siswa untuk masuk ke dalam langkah
pembelajaran dengan problem solving. Siswa diajak untuk membuktikan
kebenaran dari masing-masing hukum yaitu hukum Boyle dan Hukum Gay-
Lussac. Hukum tersebut dibuktikan dengan menggunakan aplikasi PhET
yang dikerjakan dalam kelompok dengan panduan LKS .
Setelah itu, guru meminta siswa untuk duduk dengan anggota
masing-masing kelompok dan pada meja yang sudah ditentukan. Pada saat ini,
kamera untuk merekam video, tertuju pada kelompok 1 untuk SMA N 1
Prambanan dan pada kelompok 11 untuk SMA N 2 Klaten. Lokasi tempat
duduk kedua kelompok berbeda. Kelompok 1 di SMA N 1 Prambanan berada
di barisan paling depan dan dekat dengan meja guru. Sedangkan kelompok 11
di SMA N 2 Klaten berada pada barisan paling belakang. Proses perekaman
yang dilakukan juga berbeda. Di SMA N 1 Pramban, menggunakan tripot
untuk merekam sedangkan di SMA N 2 Klaten direkam secara langsung oleh
peneliti namun arahnya dari belakang subjek.
Pada awal proses pelaksanaan problem solving, siswa diberi
pengatar dari guru mengenai apa yang harus dikerjakan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PhET. Proses identifikasi masalah tidak dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini
bertujuan untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah agar siswa
dapat membuat hipotesa dengan sendirinya. Selain itu, jika siswa tidak
dibantu oleh guru, maka akan memungkinkan tidak munculnya identifikasi
masalah.
Untuk itu, di dalam LKS rumusan masalah sudah ditentukan oleh
guru sehingga siswa diminta untuk membuat hipotesa yang akan dibuktikan
kebenarannya dengan menggunakan aplikasi PhET. Pada saat
mengidentifikasi masalah, guru bersama dengan siswa membacakan rumusan
masalah. Situasi dari kedua sekolah hampir sama, yaitu siswa nampak
menyimak apa yang disampaikan guru sembari membaca LKS yang sudah
dibuka. Di kelompok 1, siswa membuat hipotesa dengan melihat fenomena
dan langkah kerja. Hal ini dibuktikan pada menit ke 36 hingga 37 dimana
Tika dan Puput membuat hipotesa setelah keduanya mengamatai proses
pengukuran panjang kotak. Sedangkan di kelompok 11, hipotesa dibuat
dengan berembug nampak pada menit ke 7 hingga 9 dimana Tina dan Putra
nampak berdiskusi mengenai penyusunan kalimat untuk hipotesa sesuai
dengan pemahaman yang mereka miliki.
Pada proses pengerjaan, kedua kelompok sudah membagi tugas
untuk masing-masing anggota. Di kelompok 1, Tika bertugas mengoperasikan
PhET sedangkan Doni dan Puput mencatat data. Sedangkan di kelompok 11,
Tina betugas mengoperasikan PhET sedangkan Ani dan Putra mencatat data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada awal percobaan, Tina (kelompok 1 ) dan Tika (kelompok 11) sama-
sama membuka aplikasi dan menjalankan kursor untuk semua icon. Di dalam
kelompok sering terjadi beberapa diskusi mengenai data yang akan
digunakan, contohnya di kelompok 1 pada menit ke 36:55 – 37:21 terjadi
diskusi antara Puput dan Tika mengenai Boyle :
Tika : “Panjange?”(arti “Panjangnya?”). Kemudian pada menit ke
37:01- 37:05, ia mengklarifikasi data pada Puput dan Doni .
Tika : “sing 5,20 kui tinggi lho. Iyo iki lho. Panjange ki tujuh yo “
(arti : “yang 5,20 itu tinggi lho. Iya ini lho. Panjangnya tujuh ya”).
Tika : “iki?” (arti :” ini” ),tanya nya pada Doni.
Doni : “Panjange ko kene pitu.” (arti :” Panjangnya dari sini tujuh”).
Tika : “Ho.o ding.” (arti : “Iya “).
Kemudian mereka mulai mencatat data. Sedangkan di kelompok 11
juga terjadi hal sama mengenai data yang diperoleh, contohnya ialah diskusi
antara Putra dan Tina pada menit ke 17: 06 hingga 17 : 10. Pada saat ini
nampak Tina menunjuk dengan menggunakan jari mengenai angka pada
bagian icon “height”, pengukur tinggi kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Selanjutnya mereka nampak sedang membaca data dan Ani
mencatat data tersebut.
Putra :“ 0,6”.
Tina :” 0,67 “
Ani kemudian mencatat data yang telah disebutkan oleh Tina.
Pada proses pencarian data, siswa cenderung memperhatikan angka
namun jarang untuk membahas mengenai fenomena yang diamati dan yang
sedang terjadi. Hal ini dibuktikan dari beberapa diskusi yang sering terjadi
membahas mengenai cara memperoleh data dan angka yang akan digunakan.
Pada proses ini, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam menjalankan
aplikasi. Mereka cenderung mengamati apa yang dilakukan oleh operator.
Proses pencarian data untuk hukum Boyle berlangsung selama 12
menit di kelompok 1 dan 11 menit di kelompok 11. Sedangkan untuk hukum
Gay Lussac berlangsung selama 10 menit di kelompok 1 dan 6 menit di
kelompok 11.
Dalam proses ini, siswa mengalami beberapa kendala yang berbeda-
beda. Di kelompok 1, siswa memiliki kendala dalam membuat grafik
sedangkan di kelompok 11, siswa memiliki kendala dalam menentukan
volume kotak. Hal ini terbukti ketika kelompok 1 mulai bingung pada menit
ke 44 : 08 – 44: 33. Nampak guru mendekati kelompok dan menanyakan apa
yang sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tika pun menjawab “nggak papa ..”. Kemudian Tika menanyakan grafik
yang telah dibuat bersama kelompok pada guru.
Tika : “Grafiknya gimana e kak? cuma kayak gini ..ga bis ...” , kata
Tika sambil menunjukkan grafik.
Guru : “Ini datanya ?”
Tika : “ iya”
Guru : “Nah ini dihubungkan dengan ini, kemudian nanti dubuat
garis“ , kata guru sambil menunjukkan teknik membuat grafik secara
umum.
Tika : “ Oh nanti digaris gini tho” (sambil menunjuk grafik dengan
telunjuknya). Kemudian mereka kembali fokus mengerjakan dengan
sedikit santai.
Sedangkan di kelompok 11, nampak kebingungan di menit ke 10: 42
hingga 11:55. Nampak mereka sedang membuka LKS halaman 4 bagian data
dan hasil percobaan untuk tabel hukum Boyle. Lalu mereka nampak sedang
mendiskusikan cara mengukur kotak. Ani dan Tina pun menunjuk-nunjuk
bagian icon “ruler” yang mengukur panjang kotak sambil bertanya:
Ani : “Berarti iki podo kabeh?” (arti “ berarti ini sama semua”)
Tina : “Sing iki ? ..Iki 6,5..” ( arti “ yang ini? ..Yang ini 6,5?)
Ani : “ Iki tinggine 40,5 kan ?” ( arti “ ini tingginya 40,5 kan?”),
sambil menunjuk pengukur tinggi kotak. Keduanya bersamaan
menunjuk kotak dan bagian pengukur tinggi kotak.
Ani : “ Tinggine iki piye?” (arti “tingginya ini bagaimana?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kemudian terdengar guru memberi instruksi untuk mengukur tinggi
kotak sampai pada bagian atas kotak. Guru memberi petunjuk tentang tinggi
kotak dengan mengatakan :
“ Yang ... itu sampai bagian atas. Height sama dengan titik itu ... nah
itu harus paling atas ..supaya kalian tahu tingginya dari bawah
sampai atas itu berapa.”
Lalu nampak Ani memberitahu Tina bahwa pengukur tinggi harus
sampai atas kotak.
Pada proses pembuatan grafik sebagai analisa data, kedua kelompok
juga memiliki perbedaan, yaitu di kelompok 1 siswa membuat grafik dengan
lengkap menggunakan koordinat cartesian pada sumbu X dan sumbu Y. Hal
ini dibuktikan pada transkrip video kelompok 1 pada menit ke 48 : 31
hingga 49: 47 yang mendiskripsikan bahwa Puput sudah menyiapkan
koordinat sumbu X dan sumbu Y dengan data dari LKS yang dibuat Doni.
Lalu ia memberikan LKS yang telah ia kerjakan pada Tika. Tika pun
kemudian nampak membuat plot dari masing-masing perpotongan koordinat
yang sudah dihubungkan. Sedangkan di kelompok 11 langsung menggunakan
garis singgung. Pada menit ke 26:23 nampak Tina membuat grafik yang
menunjukkan semakin besar volume tekanan semakin besar.
Untuk proses analisa data yang lebih lanjut, di dalam LKS terdapat
analisa soal. Kedua kelompok cenderung tidak menyelesaikan pekerjaan
hingga analisa soal karena waktu yang diperlukan untuk pembelajaran sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
habis ketika kelompok masih mencari data sehingga proses menyimpulkan
dilakukan setelah membuat grafik.
Pada saat proses pembuatan kesimpulan, siswa di kelompok 1
membuatnya dengan menyusun kata-kata sederhana. Saat guru meminta untuk
maju ke depan, mereka menolak. Sehingga saat waktu sudah habis, guru
membacakan hasil yang mereka peroleh. Hasil yang dibacakan sama dengan
hasil yang diperoleh kelompok lain di dalam kelas. Lain halnya dengan
kelompok 11. Ketiganya maju kedepan saat guru memberi instruksi untuk
menyampaikan hasil dan meminta salah satu kelompok untuk maju kedepan.
Saat mereka selesai menjelaskan kesimpulan, ternyata kesimpulan yang dibuat
oleh Tina tentang hukum Boyle ialah salah karena grafik yang dibuat juga
salah .
“... jadi dapat disimpulkan disini ... apabila tekananya naik maka
volumenya ..ee gini ding ..emmhh semakin sempit luasnya maka
tekananya semakin tinggi . Jadi grafiknya naik ”.
Pada saat akan maju mereka nampak antusias dan terburu-buru.
Sehingga mereka membuat kesimpulan saat setelah membacakan data yang
diperoleh. Namun kelompok lain yang menjelaskan tentang hukum Gay-
Lussac, ternyata menyampaikan kesimpulan yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Proses belajar dengan simulasi PhET metode problem solving
Proses pembelajaran dengan menggunakan PhET dengan metode
problem solving tentunya menggunakan urutan atau langkah tertentu
sebagai suatu kerangka pembelajaran.
a. Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan ini, langkah awal dalam menjalankan metode
problem solving ialah menemukan masalah, membatasi permasalahan,
mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban dan memilih jawaban yang
terbaik (sebagai hipotesis) yang dicakup dalam proses identifikasi
masalah. Proses tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan siswa
dalam memunculkan masalah dan menganalisa masalah yang muncul.
Dalam pelaksanaan penelitian, langkah awal ini dicakup dalam proses
perumusan masalah dan pembuatan hipotesis.
Rumusan masalah pada LKS yang digunakan sudah ditentukan oleh
guru dan dibahas bersama. Untuk itu proses identifikasi masalah yang
dilakukan siswa secara mandiri di dalam kelompok ialah proses
pembuatan hipotesa. Pembahasan rumusan masalah bersama guru
dilakukan agar siswa memiliki bayangan mengenai hipotesa yang akan
dibuat untuk dibuktikan kebenarannya melalui percobaan pada aplikasi.
Selain itu, rumusan masalah yang sudah ditentukan bertujuan untuk
mempermudah siswa agar tidak kesulitan dalam menentukan masalah
yang digunakan sebagai acuan dan juga untuk membatasi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Rumusan masalah yang terdapat pada LKS sebagai alat bantu untuk
melaksanakan langkah awal problem solving terdiri dari dua rumusan
yakni rumusan untuk hukum Boyle yaitu “Bagaimana pengaruh volume
dan tekanan pada suhu tetap?” dan untuk hukum Gay-Lussac ialah”
Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap?”
Dengan membaca rumusan masalah siswa diarahkan untuk berpikir
mengenai hipotesa apa yang akan dibuktikan kebenarannya melalui
aplikasi. Pada pelaksanaan secara nyata, langkah merumuskan hipotesa
dilakukan dengan beberapa hal yang muncul yaitu :
1. Siswa mengikuti kata-kata atau kalimat yang dicontohkan oleh
guru. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dari jawaban Putra
(siswa SMA N 2 Klaten kelompok 11) yang terdapat pada
lampiran halaman yaitu “...ora yo, ketoke kae mung ngganti kata-
kata ne mbak e sitik kok ....” (arti : “ ..tidak ya, kelihatannya itu
hanya mengganti kata-kata mbaknya sedikit kok ....”).
2. Hipotesa dibuat setelah melihat fenomena dengan mengoperasikan
aplikasi PhET . Hal ini nampak pada rekaman video kelompok 1
(SMA N 1 Prambanan) pada menit ke 36 hingga 37, Tika
mengoperasikan PhET mengenai panjang kotak yang terukur. Pada
menit ini terjadi diskusi pengenai pembacaan data yaitu “...sing
5,20 kui tinggine lho ...” (arti “...yang 5,20 itu tingginya lho...”)
kata Tika pada menit ke 36 : 55 , “....panjange ko kene pitu?..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(arti “panjangnya dari sini tujuh?”) kata Doni. Setelah itu barulah
Tika membuat hipotesis bersama dengan Puput dan terjadi
beberapa dikusi pada menit ke 37:53 hingga 38:04, dimana Tika
membacakan hipotesis yang telah ditulis oleh Puput “....pengaruh
volum berbanding terbalik dengan tekanan artinya jika
volumnya....”, kemudian Puput menjawab “....besar?..” , “..ho o, yo
berbanding terbalik kui “(arti”..iya, berbanding terbalik itu”)
jawab Tika. Kemudian barulah Puput menuliskan hipotesis yeng
mereka buat bersama. Dari diskusi tersebut, nampak bahwa
mereka menyusun hipotesis dengan melihat data dan fenomena
dari aplikasi PhET kemudian mereka menyusun kata – kata untuk
hipotesis.
3. Membuka-buka petunjuk pada LKS kemudian barulah membuat
hipotesa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil wawancara dari
jawaban Puput (siswa SMA N 1 Prambanan ) pada lampiran ialah
“....lihat petunjuk dulu baru bikin hipotesis...”. Selain itu, beberapa
tindakan siswa menunjukkan bahwa mereka membuka-buka LKS
untuk menyusun hipotesis. Terbukti pada menit ke 09:31 Putra
nampak sedang membuka-buka LKS pada saat akan menuliskan
hipotesa.
4. Merumuskan dengan berdiskusi bersama teman sekelompok . Hal
ini terbukti di kelompok 11 (SMA N 2 Klaten) yaitu pada menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ke 07:35 nampak Putra sedang menuliskan hipotesa sambil
membaca lembaran lain yaitu LKS coaching hingga menit ke
09:09. Selanjutnya pada menit 09:54 Putra terlihat masih
menuliskan hipotesa sambil berbicara dengan Tina, lalu berdiskusi
yaitu:
Putra : “Berarti anune sebanding yo ? Ho.o to ?” (arti “berarti itu
sebanding ya? Iya kan ”)
Tina : “He’em “ ( arti “ iya”).
Di SMA N 1 Prambanan juga terjadi hal yang serupa. Pada menit
ke 37:53 – 38:04 nampak Puput bertanya pada Tika mengenai
hipotesa yang telah ia buat. Tika membaca hipotesis yang dibuat
Puput, dengan sedikit bersuara.
Tika : “Pengaruh volume berbanding terbalik dengan tekanannya
artinya jika volumenya ...” (ia berhenti sejenak). Lalu secara tiba-
tiba , Puput melengkapi kalimat yang dikatakan Tika.
Puput : “Besar”.
Tika : “Ho.o .. Yo berbanding terbalik kui “(arti : “iya , ya
berbanding terbalik”). Hal ini menunjukkan bahwa siswa
menyusun hipotesis dengan berdiskusi bersama teman
sekelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Proses tersebut menunjukkan bahwa identifikasi masalah yang
dilakukan siswa berbeda-beda. Di SMA N 1 Prambanan, proses tersebut
dilakukan dengan mengamati fenomena pada aplikasi PhET. Mereka
cenderung terpaku untuk mengikuti petunjuk praktikum. Sedangkan di
SMA N 2 Klaten, siswa berpikir sesuai dengan apa yang dipahami dan
teori yang mendukung untuk membuat hipotesa. Pembuatan hipotesa
dilakukan berdasarkan pemahaman salah seorang siswa yang mendapat
persetujuan dari siswa lain di dalam kelompok. Proses pembuatan
hipotesa kelompok 1 dilakukan dua kali saat sebelum melakukan masing-
masing percobaan. Nampak pada menit ke 38:14 untuk hipotesis hukum
Boyle dan menit ke 55:40 untuk hipotesis hukum Gay-Lussac oleh
Puput. Sedangkan di kelompok 11, hipotesa dibuat sekaligus dalam satu
waktu yang beruntut yaitu pada menit ke 09: 31 hingga 12 :18 oleh Putra.
b. Menguji Jawaban Terbaik : Memperoleh Data
Langkah selanjutnya ialah menguji jawaban terbaik di dalam
ekperimen dengan mencari dan menganalisa data sesuai tujuan atau
masalah yang ada. Tujuan yang digunakan sebagai acuan ialah hipotesa
awal siswa. Sedangkan aplikasi PhET digunakan untuk memunculkan
fenomena yang diteliti siswa. Dalam menggunakan aplikasi Gas
Properties siswa diajak untuk berpikir mengenai variabel – variabel yang
dapat ditetapkan (sebagai variabel konstan) dan variabel yang mengikuti
secara sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam percobaan hukum Boyle, siswa mengamati mengenai hubungan
antara volum dan tekanan pada suhu yang dibuat tetap. Sedangkan dalam
hukum Gay-Lussac, siswa mengamati hubungan antara suhu dan tekanan
dalam volum wadah yang dibuat tetap. Proses pengukuran Suhu
dilakukan dengan melihat termometer diatas kotak dan icon “Control
Heat” untuk mengatur suhu yang digunakan. Sedangkan data volum,
diperoleh dari perhitungan luasan dengan mengukur panjang kotak dan
tinggi kotak. Untuk pengukuran tekanan, sudah tersedia barometer pada
aplikasi sehingga diperoleh dengan membaca angka yang terukur.
Dalam pelaksanaan, langkah ini dilakukan oleh siswa secara mandiri
bersama dengan kelompok. Siswa mendiskusikan mengenai beberapa
angka yang diperoleh dari hasil perubahan variabel. Terbukti pada salah
satu contoh di kelompok 1 ialah menit ke 36 hingga 37 terdapat kutipan
percakapan “sing 5,20 kui tinggi lho . Iyo iki lho ...panjange ki 7 yo“ kata
Tika sambil mengkonfirmasi data pada data yang ditulis Puput dan Doni
dan menunjuk aplikasi. Sedangkan pada kelompok 11, juga nampak
salah satu contohnya pada menit ke 17:06 hingga 17:10 terjadi
percakapan antara Tina dan Putra mengenai data yang dibaca. Nampak
Tina menunjuk angka pada pengukuran tinggi kotak icon “height = ” dan
Putra mengatakan “ ..0,6..” dan Tina menjawab “...0,67..”. Siswa sering
mendiskusikan mengenai data-data perkiraan yang terukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa cenderung
memperhatikan angka yang terukur dari masing-masing pengukur namun
kurang memperhatikan keterkaitan nilai masing-masing variabel dan
fenomena yang terjadi. Pengamatan fenomena tidak sering muncul dan
dilakukan oleh operator di kelompok 1 sehingga tidak dapat dikatakan
sebagai langkah yang dilakukan oleh kelompok. Hal ini terbukti pada
menit ke 47: 47 – 48:30 Tika nampak memompa-mompa icon “pump”
untuk menambah jumlah partikel. Setelah berhenti memompa, ia
menaikkan suhu pada icon “Control Heat” kemudian nampak partikel
pada kotak mulai bergerak cepat dan pada menit ke 48 : 30 Tika
mengatakan “Wuih..langsung” pada saat tutup kotak mulai terbuka dan
partikel-partikel berhamburan keluar.
Proses yang terjadi tidak sepenuhnya menyangkut mengenai proses
pemecahaan masalah. Pada saat mencari data siswa mengalami kendala
yang merupakan masalah dalam teknis penggunaan aplikasi. Hal ini
terbukti di kelompok 11 (SMA N 2 Klaten) pada saat Tina telah
mengoperasikan PhET untuk mencari data tentang hukum Boyle. Namun
ia merasa kesulitan dengan teknik menentukan volume pada menit ke 13:
01-13: 12 lalu ia bertanya pada guru “...cara ngukur volumenya yang
mana ?”. Selanjutnya , Tina nampak masih kebingungan mengenai data
yang akan diubah dengan mengatakan bahwa volume yang digunakan
untuk semua data ialah sama. Kemudian Putra dan Ani menjadi nampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bingung . Hal ini terjadi pada menit ke 14: 10 – 14 : 52 lalu mulai
muncul percakapan
Putra : “ Kui sing bener nggon endi “, kemudian Putra membuka
lembaran lain.
Ani : “ Nek meh diperkecil piye?” (arti “ Kalo mau diperkecil
gimana?”)
Putra : “ Lahkan nek volume tetep, sing dianu tekanane to?”(arti “ kan
kalo Volumenya tetap yang di...kan tekananya kan ?”)
Tina : “ ..Piro? Ling Njawab ?” (arti “ berapa? Yang menjawab”)
Ani : “...Tekanane?” (arti “Tekanannya?”)
Tina : “Piye?”. (arti “gimana ?”)Kemudian Tina bertanya pada guru
Kemudian guru pun membantu mereka untuk membenarkan cara
mengubah volume. Mereka menyadari bahwa data yang diperoleh terasa
janggal. Setelah mendapatkan pengarahan dari guru, mereka menemukan
pemecahan cara memvariasi volume yakni dengan mengubah panjang
kotak tanpa mengubah tinggi kotak. Hal ini didukung dari pernyataan
Tina dari rekapan wawancara yakni “Itu lho mbak, volume..pernah salah
dicara membacanya”. Terjadi hal yang serupa di dalam kelompok 1.
Keterlibatan guru dalam menunjukkan teknik pencarian data tidak
dapat disebut sebagai langkah problem solving.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
c. Analisa Data
Selanjutnya, proses analisa dilakukan dengan menggunakan grafik dan
soal analisa yang sudah tersedia pada LKS. Tujuannya ialah membantu
siswa berpikir mengenai hipotesa awal yang dibuat dan dibuktikan
dengan menggunakan data yang telah diperoleh. Dari grafik yang
diperoleh, siswa diarahkan dapat menyusun suatu analisa dan mampu
menyusun suatu kesimpulan. Di kelompok 1, siswa mengalami kendala
pada proses pembuatan grafik. Kendala tersebut terjadi pada menit ke 42
hingga 45 dimana Puput kesulitan menentukan koordinat pada masing-
masing sumbu. Selanjutnya Tika membantu Puput dan untuk memastikan
kebenaranya mereka bertanya pada guru. Hal ini tentunya masih
menyangkut mengenai teknis pembuatan grafik. Namun, dalam membaca
grafik, mereka tidak mengalami kesulitan. Contohnya ialah pada
kelompok 1 di menit ke 42:06 Tika mengatakan sebuah kalimat yang
menunjukkan proses analisa yaitu “..Lho kan seko iki volumene lebih luas
kan tekanane menjadi lebih kecil.. “. Kalimat tersebut menjadi penanda
adanya proses analisa data dengan bantuan grafik. Proses analisa data
juga nampak ketika kelompok 11 menjawab analisa soal pada menit ke
25:40 hingga 26:02 Putra menulis jawaban pada analisa soal sambil
bertanya pada Tina “..semakin besar tekanan, ho.o to?..”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Sedangkan di kelompok 11 sepakat untuk membuat grafik tanpa
koordinat. Tina membuat grafik tanpa menggunakan koordinat cartesian
dan langsung membuat grafik hubungan antara volume dan tekanan. Pada
menit ke 26:23 nampak bahwa Tina membuat grafik yang menunjukkan
semakin besar volume tekanan semakin besar.
Beberapa pertanyaan yang diajukan pada guru, lebih sering mengenai
teknik analisa yang telah mereka lakukan untuk memastikan jawaban.
Salah satu contohnya ialah ketika guru mendekati siswa di kelompok 1
pada menit ke 44:01 nampak bahwa Tika bertanya “Grafiknya gimana e
..? Cuma kayak gini.... gak bisa...”?”. Tika telah membuat grafik dan
memastikannya pada guru. Mereka mengaku bisa membaca grafik dan
tidak merasa kesulitan. Hal ini terbukti pada hasil wawancara, diantara
kedua kelompok mengaku dapat membaca grafik. Dari kutipan kelompok
1 “...iya bisa kalo baca grafik” dan di kelompok 11 “bisa kok mbak kalo
baca grafik..”.
Proses pencarian data dan analisa data dicakup sebagai langkah
pengujian hipotesis untuk menemukan solusi atau pembuktian hipotesa.
Saat menemukan data, siswa banyak mengamati angka dan mendiskusikan
hasil pengukuran untuk masing-masing variabel.
Proses analisa data yang terjadi sebagai langkah dalam pengujian
hipotesa dari masing-masing kelompok terdapat kemiripan. Kedua
kelompok cenderung untuk memperhatikan nilai atau angka yang terukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan diskusi yang muncul ialah diskusi mengenai teknik pencarian data.
Kendala yang dijumpai pun juga mengenai teknik pengambilan data dan
analisa data. Sedangkan esensi dari fenomena yang ditampilkan pada
aplikasi tidak sering muncul.
Siswa cenderung ingin segera mengubah variabel namun tidak
mengamati fenomena secara detail. Hal tersebut juga disebabkan karena
waktu pembelajaran yang kurang dan kemampuan siswa dalam mengatur
waktu untuk menjalakan semua proses. Hal ini terbukti pada hasil
wawancara bahwa siswa mengaku kurang mampu mengatur waktu dalam
menjalankan semua proses yang dilaksanakan.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan membuktikan kebenaran
dari hipotesa yang dibuat, juga ditentukan oleh masalah yang sedang
digunakan. Aplikasi yang tersedia pada PhET Gas Properties
memunculkan fenomena mengenai partikel di dalam ruangan tertutup.
Fenomena yang nampak ialah bagaimana keterkaitan antar variabel jika
salah satu variabel dibuat tetap atau divariasikan. Hal ini bersesuaian
dengan rumusan masalah yang sedang digunakan. Aplikasi juga
memunculkan efek pada perlakuan ekstrem untuk masing-masing nilai
maksimal atau nilai minimal variabel. Contohnya ialah ketika suhu
dinaikkan terus menerus maka tutup gas akan terbuka jika jumlah partikel
dibuat maksimal. Hal tersebut menentukan proses-proses yang terjadi
pada saat pencarian data dan analisa data. Namun pada kenyataanya, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tidak menggunakan rentang data pada nilai ektrem untuk menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan pada masing-masing fenomena.
Rentang data yang diperoleh siswa ditentukan oleh masing-masing
kelompok. Maka langkah analisa data yang dilakukan siswa berpaku pada
angka yang muncul atau terukur pada aplikasi.
d. Membuat Kesimpulan
Setelah melakukan analisa data, siswa membuat kesimpulan
berdasarkan pembacaan data dan grafik. Siswa menyusun kesimpulan
secara spontan. Hal ini terbukti pada kelompok 1 pada menit ke 56:13
ketika guru bertanya mengenai kesimpulan untuk hukum Gay-Lussac,
Tika menjawab “Semakin besar suhu, semakin besar tekanannya ..gitu
doang?..” Sedangkan di kelompok 11, kesimpulan dibuat saat mereka
maju ke depan kelas. Pada menit ke 25 hingga 28 Tina membacakan data
dan menjelaskan grafik mengenai hukum Boyle kemudian ia
menyimpulkan di depan kelas tanpa menyusunnya terlebih dahulu. Pada
menit ke 27: 48 ia mengatakan “... jadi dapat disimpulkan disini ehhm…
apabila tekananya naik maka volumenya ..ee gini ding ..emmhh semakin
sempit luasnya maka tekananya semakin tinggi . Jadi grafiknya naik ”.
Kesimpulan tersebut tidak sama dengan kesimpulan yang diperoleh
oleh kelas. Sehingga ia mengklarifikasi kesimpulan yang dibuat karena
kesimpulan yang ia buat tidak sesuai. Ternyata, ia keliru dalam membuat
grafik sehingga salah menyimpulkan. Proses tersebut tidak disanggah oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
anggota kelompok. Namun didukung oleh anggota kelompok. Sehingga
dapat dikatakan bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan kelompk.
Akan tetapi, setelah merasa keliru, kelompok tersebut segera
membenarkan jawaban. Hal ini dibuktikan karena kelompok lain yang
menjelaskan hukum Gay-Lussac, telah membuat suatu simpulan yang
benar dan disetujui oleh pendapat kelas mayor pada menit ke 29. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor ketelitian dan kecermatan siswa juga berperan
dalam langkah problem solving.
D. Fakta perbedaan kebiasaan belajar
Dalam penjabaran selanjutnya, proses belajar menggunakan PhET
dengan metode problem solving ditinjau dari segi penerapan di dua
sekolah dengan kurikulum yang berbeda.
Dalam pembelajaran yang berlangsung, masing-masing kelompok
memiliki aspek yang menonjol dalam pelaksanaan yang terjadi.
Tabel 3. Perbedaan cara belajar siswa
Proses Kelompok 1 Kelompok 11
Pembuatan Hipotesa Dlakukan dua kali saat
(pada menit ke 38:14
dan 55:40)
sekaligus dalam satu
waktu (pada menit ke
09: 31 hingga 12 :18
Pengambilan dan
analisa data
kendala untuk masalah
teknik pembuatan grafik,
kendala dalam teknik
menentukan volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Penyajian grafik Dilengkapi dengan
koordinat cartesian
Menggunakan garis
singgung
Pengamatan pada
aplikasi
Sering dilakukan oleh
operator
Sering dilakukan
secara bersama
Proses tersebut menunjukkan bahwa kelompok 1 lebih berhati-hati dan
detail dalam menganalisa untuk memecahkan masalah. Proses
pengambilan data yang dilakukan antara kelompok 1 dan kelompok 11
tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Namun, kelompok 11
cenderung memiliki keberanian dalam berekplorasi dan memilih proses
pemecahan masalah.
Pada proses pembuatan kesimpulan, kedua kelompok membuat
kesimpulan secara spontan dengan membaca grafik . Tentunya, hasil yang
diharapkan dari masing-masing kesimpulan ialah sama. Tetapi pada
kenyataannya, siswa di kelompok 11 keliru membuat kesimpulan dan di
kelompok 1 kesimpulan yang dibuat benar. Kelompok 11 cenderung ingin
segera mempresentasikan hasil dan terburu-buru sehingga siswa kurang
berhati-hati dalam menjalankan setiap langkah.
Dari beberapa perbedaan tersebut nampak bahwa kedua kelompok
memiliki kebiasaan atau cara berpikir yang berbeda. Kelompok 1
cenderung untuk mengikuti langkah kerja pada LKS secara runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sedangkan di kelompok 11 cenderung berekplorasi dengan keyakinan
dalam kelompok. Kelompok 11 menggunakan aplikasi PhET dengan
beberapa langkah yang tidak sama dengan petunjuk LKS.
Kedua kelompok masing-masing menunjukkan perilaku yang berbeda.
Akan tetapi tidak dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan perbedaan
tersebut ialah kurikulum. Hal ini disebabkan karena beberapa langkah
yang ada pada LKS mencakup prinsip-prinsip pada KTSP dan Kurikulum
2013 yang semakna. Hal lain yang akan ditinjau ialah adanya kebiasaan
belajar siswa yang berbeda dengan proses pengajaran yang berbeda.
Pebedaan kebiasaan siswa tersebut dimungkinkan karena faktor letak
geografis yang berbeda dari dua sekolah.
E. Proses yang lebih optimal
Dari penjabaran diatas , beberapa fakta membuktikan kebenaran teori
mengenai proses belajar dengan metode problem solving yang optimal. Di
dalam teori menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan yang optimal
memerlukan beberapa hal yaitu adanya pengalaman dalam menggunakan
problem solving, adanya data yang terjangkau dan kemungkinan jawaban
yang muncul.
Pengalaman yang digunakan dalam menjalankan proses problem
solving salah satunya ialah coaching untuk melakukan langkah problem
solving. Disamping itu, dalam menggunakan aplikasi, siswa
membutuhkan latihan. Fakta dalam pelaksanaan, coaching dari kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kelompok dilakukan satu kali pertemuan. Hal ini dapat berpengaruh pada
pengambilan data karena beberapa siswa sudah mulai lupa cara
menggunakan aplikasi. Untuk itu siswa mengalami kendala dalam
mengoperasikan aplikasi.
Dalam menemukan dan menganalisa data, siswa menggunakan
aplikasi sebagai media untuk berekplorasi. Fakta yang ditemukan pada
LKS (lampiran halaman 112 dan halaman 117), jangkauan data yang
digunakan siswa belum mencapai pada nilai data ekstrem untuk kedua
kelompok. Untuk itu, fenomena yang disediakan pada aplikasi tidak
muncul sehingga kurang diamati. Akan tetapi, siswa telah mengisi semua
tabel sebagai syarat penyelesaian tugas.
Beberapa kesimpulan yang disampaikan siswa, merujuk pada
hipotesis awal. Namun, siswa tidak menyusun secara sistematis. Untuk
itu, siswa memerlukan suatu kebiasaan dalam menyusun kesimpulan.
Fakta nya ialah dalam kutipan wawancara pada kelompok 1 :
“kalo kesimpulan itu nyusun kata-katanya itu lho .. agak sulit..”.
Hal lain yang dapat diperhatikan ialah adanya managemen waktu dari
siswa yang belum terbiasa menggunakan langkah problem solving
sehingga merasa kurang waktu. Hal ini merujuk pada referensi yang
mengatakan bahwa metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Selain itu, di dalam melaksanakan metode tersebut, bentuk belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa dirasa cukup membantu
dalam proses belajar siswa . Beberapa siswa menyatakan :
“iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak
ngerjainnya”(siswa kelompok 1),
“merasa terbantu mbak dalam menyelesaikannnya kalau berkelompok”
(siswa kelompok 11)
Beberapa hal yang menjadi catatan dan berpengaruh dalam penelitian
ini ialah:
1. Skenario pembelajaran dengan menggunakan ceramah –problem
solving.
Pengantar berupa ceramah ditujukan untuk menarik siswa
dalam menjalankan setiap proses. Dalam pelaksanaan, ceramah
dilakukan dengan penjelasan materi mengenai hukum Boyle dan
hukum Gay-Lussac. Hal yang menjadi perhatian ialah isi dari
ceramah tersebut. Ceramah yang diberikan pada siswa bukan
hanya teknis yang akan dilaksanakan. Namun juga materi yang
akan dibuktikan kebenarannya. Sebelum menggunakan aplikasi
sebagai media pemahaman untuk proses justifikasi, siswa telah
mengetahui apa yang akan dibuktikan kebenarannya. Namun
ternyata hal ini justru menyebabkan gairah siswa dalam
menjalankan aplikasi sedikit berkurang, karena siswa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengetahui solusi yang akan dicari. Hal ini ditunjukkan dari
beberapa fakta kurangnya eksplorasi siswa.
Dimungkinkan akan menjadi berbeda ketika isi dari ceramah
yakni pengantar berupa instruksi pengerjaan. Namun penelitian ini
merupakan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain
dengan memandang aspek-aspek lain yang akan diukur. Untuk itu,
penelitian ini belum sepenuhnya berjalan optimal.
2. LKS yang digunakan sebagai pedoman siswa
Tujuan adanya pernyataan yang tersedia dalam rumusan
masalah ialah untuk mengantisipasi kemacetan dalam menemukan
masalah karena ketersediaan waktu. Ternyata hal ini justru
membatasi pemikiran siswa.
Proses pembuatan hipotesa belum sepenuhnya mencakup
proses identifikasi masalah ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa
terpaku pada setiap urutan langkah pada LKS yang ternyata
menyebabkan dinamika siswa sedikit lebih kaku. Untuk itu proses
ini dimungkinkan menjadi berbeda ketika sistematika LKS yang
digunakan tidak menyediakan rumusan masalah atau dalam bentuk
lain. Hal yang memungkinkan dapat membantu ialah buku acuan
yang digunakan sebagai pendamping LKS. Dalam mengoperasikan
aplikasi, siswa tidak hanya menjalankannya untuk mencari data
atau mengubah data, tetapi juga untuk melihat fenomena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Fenomena tidak banyak diamati karena siswa terpengaruh akan
LKS yang digunakan sebagai syarat pemenuhan tugas. Untuk itu,
LKS yang digunakan masih memerlukan beberapa perbaikan agar
lebih optimal jika akan digunakan.
3. Kesesuaian antara materi dan media.
Penggunaan media perlu memperhatikan beberapa kesesuaian
antara variabel pada aplikasi dengan materi asli. Keterangan
tambahan dalam menggunakan LKS siswa (terlampir) dalam
penelitian ini justru diperlukan. LKS yang digunakan
menunjukkan tabel untuk menentukan volume merupakan tabel
pengukuran luas kotak pada aplikasi. Media simulasi PhET ini
bersifat dua dimensi. Untuk itu, dalam menentukan volume
memerlukan keterangan tambahan. Keterangan tersebut contohnya
pada materi hukum Boyle, persamaan yang digunakan ialah
persamaan:
P≈ �
� ........................................................(1)
P = �
� constan .......................................................(2)
Sehingga diperoleh grafik hubungan antara P terhadap V. Maka di
dalam menggunakan aplikasi, memerlukan keterangan tambahan
bahwa :
V= volume = luas kotak x tinggi .......................(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
P = �
���������������� constan .......................(4)
Maka persamaan yang serupa dengan persamaan (2) ialah :
P = �
���������
�������
������ ......................(5)
Konstanta dalam persamaan (2) merupakan variabel suhu yang
konstan. Sedangkan konstantan dalam persamaan (5) merupakan
variabel suhu dan tinggi yang dibuat konstan. Sehingga grafik pada
LKS merupakan grafik hubungan P terhadap luas kotak yang
serupa dengan grafik hubungan P terhadap V. Hal ini berlaku pula
untuk materi hukum Gay-Lussac
Dengan demikian metode problem solving menggunakan PhET dapat
berlangsung secara optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah
problem solving dan mahir menggunakan simulasi PhET. Selain itu juga
dalam proses ini perlu menggunakan skenario dan instrumen
pembelajaran yang tidak membatasi ruang gerak eksplorasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
F. Hal – Hal Positif Yang Muncul
Beberapa identifikasi fakta mengenai hal-hal positif dari pemanfaatan
metode problem berbantuan simulasi PhET dalam kelompok ialah :
1. Dalam menggunakan aplikasi PhET siswa dapat mereset percobaan
sehingga siswa lebih terbantu untuk mengamati fenomena yang
telah terjadi secara berulang-ulang.
2. Siswa berpikir aktif dan kreatif dalam menemukan solusi dengan
menggunakan PhET tanpa berpedoman pada petunjuk LKS. Pada
menit ke 19:28 pada percobaan hukum Boyle kelompok 11
melakukan pengubahan variabel volume dengan memperkecil
ruangan terlebih dahulu lalu memasukkan partikel dan melihat
variabel yang lain. Padahal pada petunjuk LKS langkah yang harus
dilakukan ialah mengisi jumlah partikel kemudian memvariasikan
volume.
3. Siswa bereksplorasi dan sikap ingin tahu siswa dalam
menggunakan aplikasi sebagai media belajar. Hal in terbukti pada
kelompok 1 di menit ke 48 : 07 hingga 48 :30, Tika memompa
partikel dengan icon “Pump” kemudian menaikkan suhu dari icon
“Control Heat”. Pada aplikasi nampak bahwa partikel gas
memenuhi ruangan dan tutup kotak terbuka sehingga gas
berhamburan keluar dari kotak/ruangan. Pada saat itu pula Tika
spontan mengatakan “Wuih.. langsung”. Didukung pula dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
ungkapan kata“...penasaran” pada hasil wawancara siswa
kelompok 1.
4. Proses problem solving dengan menggunakan PhET
membangkitkan dinamika. Beberapa diskusi yang terjadi di dalam
kelompok merupakan diskusi interaktif mengenai data yang
diperoleh. Selain itu, siswa juga berdebat mengenai nilai data yang
terukur. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok menjadi lebih
hidup.
5. Muncul aspek kerjasama dengan melakukan pembagian tugas di
dalam kelompok.
Untuk itu melalui penelitian ini, terungkap fakta bahwa proses
yang terlaksana bukan hanya proses penerimaan. Namun, juga proses
mandiri siswa secara aktif dalam mempelajari materi fisika. Selain itu,
terindikasi adanya ketertarikan siswa belajar fisika melalui aplikasi.
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini tentunya tidak lepas dari adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam melaksanakan penelitian. Hal ini dapat
dirinci sebagai beriku:
1. Keterbatasan waktu
Kendala waktu dalam penelitian yaitu rentang antara coaching dan
pengambilan data di SMAN 2 Klaten yang cukup jauh sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
mempengaruhi adanya minat siswa atau ingatan siswa untuk masalah
teknis pengoperasian PhET. Sedangkan di SMA N 1 Prambanan, rentang
waktu mengenai pengenalan PhET, coaching hingga pelaksanaan tidak
terlalu jauh. Selain itu, waktu yang disediakan untuk pengambilan data
mulai dari penjelasan materi hingga penggunaan PhET ialah 90 menit (2 x
45 menit) untuk masing-masing kelompok sehingga yang dirasa kurang.
2. Keterbatasan Tempat pengambilan data
Tempat yang terpilih dari kedua kelompok berbeda-beda. Hal ini
disebabkan karena masalah pencahayaan pada kamera sehingga
mempengaruhi pemilihan kelompok. Selain itu, juga mempengaruhi
teknik pengambilan data dengan pencahyaan yang paling baik. Di SMA N
1 Prambanan, rekaman video dilakukan dengan menggunakan tripot dan
terletak di dekat jendela. Sehingga kelompok yang terpilih ialah kelompok
satu pada baris depan. Di SMA N 2 Klaten, pencahayaan terbaik diperoleh
dibagian belakang kelas dekat dengan jendela. Sehingga kelompok yang
terpilih ialah kelompok 11 dengan lokasi di barisan paling belakang.
3. Keterbatasan Materi
Hasil penelitian hanya terbatas pada materi Hukum-hukum Gas Ideal
yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac pada kelompok 1 (siswa
kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan) dan kelompok 11 (siswa kelas
XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses belajar yang terjadi tentang hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac
dengan metode problem solving menggunakan simulasi PhET di dua
kelompok yaitu kelompok 1 (SMA N 1 Prambanan) dan Kelompok11
(SMA N 2 Klaten) ialah :
a. Identifikasi Masalah: Siswa cenderung menggunakan langkah yang
hampir sama yaitu dengan berdikusi dengan teman dalam satu
kelompok serta melihat fenomena pada aplikasi terlebih dahulu.
b. Memperoleh Data: Siswa cenderung sering mengubah-ubah data
dengan aplikasi PhET yang digunakan namun kurang memperhatikan
keterkaitan nilai masing-masing variable. Diskusi yang muncul sering
membahas mengenai pemilihan angka yang akan digunakan dan yang
terukur. Terjadi beberapa kendala mengenai teknik pengoperasian
aplikasi yaitu menentukan volume kotak.
c. Analisa Data: Siswa nampak mampu menyelesaikan pembuatan grafik
dan membaca grafik dari data yang diperoleh. Terjadi sedikit kendala
dalam membuat grafik. Soal analisa pada LKS tidak diselesaikan
karena kekurangan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Membuat Kesimpulan: dilakukan secara lisan dan spontan tanpa
menyusun dengan sistematis. Siswa membuat kesimpulan dengan
membaca grafik yang diperoleh dan dicocokkan dengan hipotesa awal.
2. Terdapat beberapa kekhasan masing-masing kelompok karena perbedaan
kebiasaan belajar dan proses pengajaran yang sering dilakukan.
3. Proses belajar dengan metode problem solving berbantuan simulasi PhET
dapat dilakukan optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah
problem solving dan mahir menggunakan simulasi PhET. Serta didukung
oleh skenario dan instrumen pembelajaran yang tidak membatasi
eksplorasi siswa.
4. Proses belajar dengan metode problem solving berbantuan simulasi PhET
ternyata mampu membangkitkan keaktifan, ekplorasi dan dinamika siswa
dalam mempelajari materi fisika.
B. Saran
Berdasarkan analisa dan pembahasan data, maka peneliti menyarankan
bahwa:
1. Proses belajar yang terjadi di dua kelompok yang berbeda menghasilkan
dinamika yang interaktif di dalam kelompok. Akan tetapi lebih baik
dilakukan lebih dari 2 pertemuan sehingga siswa terbiasa untuk
melakukan langkah problem solving.
2. Perbedaan kurikulum tidak menunjukkan hasil yang sangat jauh berbeda.
Untuk itu, proses ini dapat dilakukan di kurikulum 2013 dan KTSP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. Dalam menggunakan PhET, siswa cenderung aktif. Namun jika siswa
kesulitan untuk menggunakannya maka akan menjadi kendala dalam
menjalankan proses problem solving. Untuk meminimalisir hal tersebut,
diperlukan coaching lebih dari sekalo agar siswa terbiasa menggunakan
PhET.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti mengenai bagaimana proses
belajar yang terjadi dengan metode problem solving menggunakan PhET
dengan skenario pembelajaran yang berbeda dan ditujukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya,S.Beni. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran Toeri dan Praktik.
Yogyakarta: CAPS
Annurahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Ari Nugrahanta, Gregorius. 2009. Problem Solving Method untuk meningkatkan soft
skills mahasiswa PGSD dalam perkuliahan Landasan Pendidikan SD . Widya
Dharma. Vol.19, April,Hal.229-251.
Bakar,S.Bustomi. 2014. Tinjauan Pustaka Metode Problem Solving. Diakses pada
tanggal 13 Juli 2106 pukul 12:59 , digilib.unila.ac.id
Carl E. Wieman, Katherine K. Perkins,dkk .2008. Oersted Medal Lecture 2007:
Interactive simulations for teaching physics: What works, what doesn’t, and why
dalam American Journal Physics. Vol.76, Hal.393-399
Carl E. Wieman, W. K. Adams, dkk. 2010 .Teaching Physisc Using Phet simulation
dalam The Physics Teacher, Vol. 48, Hal.225-227.
Djamarah,Syaiful Bahri. Ziain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Hanafiah, Suhana. 2012. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN. Bandung : Refika
Aditama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Jacobsen, A.David, Peul Eggen, Donald Kauchak. 2009. Methods for Teaching.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Katherine Perkins, dkk. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and
Learning Physics . The Physics Teacher. Vol. 44, January, Hal.18-23.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kotekstual.
Jakarta : Bumi Aksara
Nurachmandani, Surya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Departemen
Pendidikan Nasional
Rohmah, Noer. 2012. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Yogyakarta: Teras
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1. Transkrip Video SMA N 1 Prambanan
Traskrip Video SMA N 1 Prambanan
Tempat : SMA N 1 Prambanan
Waktu : 32 : 46 – 59 : 49
Durasi : 27 menit 3 detik
Menit ke Kegiatan
32 : 46 -33:15 Guru menanyakan mengenai bagaimana hubungan antara volume dan
tekanan
Tika, Doni dan Puput membaca dan mendengarkan guru.
35: 15 - 35: 33 Tika dan Doni menggeser-geser kursor pada Laptop , aplikasi sudah run.
35: 49 Tika dan Doni membaca LKS pada bagian langkah kerja
35:54 – 35 : 59 Doni dan Puput membuka-buka LKS halaman 4 dan kemudian
membacanya
36 : 02 PhET yang dibuka, sudah mulai nampak ada pengukuran panjang kotak
dengan icon Mistar pada aplikasi. Doni mulai nampak sedang menulis
pada data hasil (LKS halaman 4 ), lalu ia bertanya pada Tika dan Puput
mengenai data yang akan mereka gunakan.
36 : 11 Pada saat ini , Doni dan Puput sudah siap mencatat data yang digunakan
sedangkan Tika sudah mulai menyebutkan angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran Mistar pada aplikasi. Dan Tika juga mengatakan
“Volume tetap”.
36 : 29 – 36 : 32 Mereka mengamati aplikasi . Kemudian Puput menunjuk aplikasi dengan
menggunakan jarinya, lalu ada percakapan yang kurang jelas dan Tika
mengatakan :”Ho.o..” ( arti “ iya”)
36: 46 Nampak Doni menuliskan data hukum Boyle yang telah dibacakan Tika
sambil sesekali melihat aplikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
36:47 -36:52 Nampak Tika menggerakkan kursor, kemudian ia menggatur ulang apa
yang telah dikerjakan. Doni pun mengatakan “Piye e?’’ (arti “gimana?”)
Tika menjawab “Lha ...ra mlaku kok..” (arti “karena tidak jalan”).
Kemudian mereka berhenti sejenak dan sedikit bersendagurau karena
tidak jadi menulis data. Saat itu, guru mengecek kelompok dan melihat
apa yang telah dikerjakan.
36 : 55 – 37:21 Terjadi diskusi antara Tika dan Puput mengenai data panjang untuk
hukum Boyle :
“Panjange ..?”. Kemudian pada menit ke 37 : 01 -37 : 05, ia
mengklarifikasi data pada Puput dan Doni .
Tika : “sing 5,20 kui tinggi lho. Iyo iki lho. Panjange ki tujuh yo “ (arti :
“yang 5,20 itu tinggi lho. Iya ini lho. Panjangnya tujuh ya”)..
Tika : “iki?” (arti :” ini” ),tanya nya pada Doni.
Doni : “Panjange ko kene pitu.” (arti :” Panjangnya dari sini tujuh”).
Tika : “Ho.o ding.” (arti : “Iya “). Kemudian mereka mulai mencatat data.
37 : 25 Tika mengatakan : “Luas.e” (arti :”Luasnya”), sambil melihat aplikasi ,
sedangkan Puput mencatat data.
37: 26 – 37 : 28 Puput mengamati PhET dengan Tika sambil sedikit berdiskusi tentang
volume.
37 : 48 Tika dan Puput kembali membuka LKS pada halaman 1
37 : 53 – 38 : 04 Tika membaca hipotesis yag dibuat Puput, dengan sedikit bersuara.
Tika : “Pengaruh volume berbanding terbalik dengan tekanannya artinya
jika volumenya ...”
(ia berhenti sejenak). Lalu secara tiba-tiba , Puput melengkapi kalimat
yang dikatakan Tika.
Puput : “Besar”.
Tika : “Ho.o .. Yo berbanding terbalik kui “(arti : “iya , ya berbanding
terbalik”).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
38: 14 Puput menuliskan hipotesa yang sudah dibuat bersama dengan Tika
sedangkan Doni, mencatat data sambil mengamati PhET.
38 : 19 Tika mulai menggerakkan kursor dan Doni memperhatikan aplikasi.
38 : 32 Setelah itu, Tika mengatakan “delapan nanometer”. Kemudian Doni
mencatat data yang diucapkan Tika.
38 : 40 PhET yang sedang running nampak sedang menampilkan pengukuran
panjang kotak dengan mistar.
38 : 42 Tika mengatakan sesuatu pada Doni sambil mengoperasikan dan
mengamati aplikasi.
Tika : “Suhune bedo yo tapi .. kudune suhune ditetapke..distabilne” (arti
“tetapi suhunya berbeda.. seharusnya suhu ditetapkan ...distabilkan”).
Doni dan Puput pun ikut memperhatikan aplikasi.
38 : 55 Tika meminta untuk mengulangi percobaan pada Puput dan Doni .
Tika :“ baleni ..baleni ..”(arti : “ulang ..ulang “).
39 : 01 Puput menanyakan sesuatu pada Tika dan Tika menjawab.
Tika : “Kan suhune ditetapke“ (arti :” Kan suhunya ditetapkan”).
39 : 09 Tika mengoperasikan PhET sambil melihat LKS bagian data.
39 : 17 Tika mengetik beberapa tombol angka pada keyboard lalu menekan enter
.
Tika : “ ..suhune tetap tiga ratus kelvin. Podo ra yo?” (arti “suhunya
tetap tiga ratus kelvin, samakah ?”)
39 : 20 – 39 : 30 Pada saat ini , Doni dan Puput memperhatikan aplikasi yang sedang
running. Lalu pada menit ke 39 : 34 mereka menulis data yang diperoleh
dari hasil pengamatan,
39 : 36 Tika : “Suhune. Maukan berubah to pas awak dewe ngganti..?” (arti
:”Suhunya. Tadi kan berubah saat kita mengganti”).
Kemudian Tika kembali menggerakkan dan mengklik .......“
39 : 47 Pada menit ini, guru kembali memberi intruksi dan mengungkap rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
masalah dengan mengatakan : “Jadi .. yang pertama apa pengaruh
volume terhadap tekanan? Kalian tahu Bagaimana hubungannya. ? Lalu
sebagian besar siswa dikelas menjawab “berbanding terbalik.”
Kemudian guru melanjutkan , “berarti kalau ketika volume besar maka
tekanannya ... ?”
Siswa menjawab “ Kecil “.
Pada saat bersamaan Doni dan Tika sedangkan mengoperasikan PhET
sedangkan Puput mengeja apa yang disampaikan oleh guru dengan apa
yang dia baca/tulis.
39 : 58 – 40 : 01 Tika menunjukkan aplikasi dengan telunjuk dan mengatakan “..ora ding ,
berubah” (arti “ ..tidak kok berubah”)
40:18 PhET yang sedang running nampak tampilan pengukuran panjang dari
luasan kotak dan Mistar yang telah tersedia. Tika mulai menggerakkan
kursor dan meklik icon “pause” pada aplikasi.
40:33 – 40 : 47 Pada menit ini, Doni mulai bertanya pada Puput dan Tika.
Doni : “piro ..?” (arti : “berapa?”)
Sambil menunjuk-nunjuk aplikasi. Kemudian Tika juga mengoperasikan
aplikasi dan terdengar ia mengatakan sesuatu.
Tika “ra ngerti yo ..” (arti ”tidak mengerti ya... “).
Kemudian sejenak mereka bertiga memperhatikan aplikasi bersama-sama
dipandu oleh Tika yang mengoperasikan PhET.
40 : 48 – 41: 22 Terjadi diskusi antara Doni dan Tika yaitu :
Doni : “ Oh ..ho.o iki” (arti “ oh iya ni “)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tika : “Mosok limo? Enemlah ..wong munggah sitik kok.” (arti “masak
lima, enamlah kan naik sedikit.”) sambil mengamati aplikasi yang
running.
Tika : “eh ..limo ding “(arti” eh lima ding “)
Doni : “ yo bener iki mau lho..” (arti “ iya benar ini tadi lho”) sambil
menunjukkan LKS pada Tika . Kemudian secara serempak, mereka
berdua mengatakan “..koma delapan” sambil mengamati PhET. Lalu Doni
menulis data tersebut.
Tika: “ sembilan dua yo ..” , kata Tika mencoba memperjelas angka.
Kamudian Doni nampak mencatat.
41: 31 Tika menggerakkan kursor dan nampak ia memperkecil luas kotak dan
pada saat itu pula Puput memperhatikan apa yang dilakukan oleh Tika
42: 06 – 42 : 57 Terjadi lagi diskusi antara Tika dan Doni mengenai data yang diperoleh di
dalam LKS :
Tika : “iki sembilan tujuh?” (arti “ini sembilan tujuh?”)
Doni : “ Kui empat tujuh ..”( arti “ itu empat tujuh”)
Tika : “ oh ..empat tujuh ..”.
Kemudian Tika membaca LKS halaman 4 mengenai data. Ia mencoba
menganalisa yang nampak dari apa yang dibicarakan mengenai data ke
tiga :
Tika : “ lho kan seko iki nek volum e lebih luas, lha kan tekanane menjadi
lebih kecil.. lha yo gambare?” (arti “ kalo dari sini kan kalo volumenya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
lebih luas, kan tekanannya menjadi lebih kecil”). Kemudian nampak Tika
membaca LKS yang sedang dikerjakan Puput dan sedikit berdiskusi
mengenai cara menggambar grafik saat volumenya lebih luas dengan
tekanan yang kecil pada data ke 3 tentang hukum Boyle.
Tika : “ kiro-kiro papat neng kene lah (pada sumbu x) .. siji ning kene
(pada sumbu y)... terus sing nggambar mengko piye?” (arti “kira-kira
empat ya disinilah.. satu disini .. terus cara menggambarnya nanti
gimana?”).
Kemudian Puput mencoba membuat grafik dengan koordinat yang telah ia
buat. Kemudian nampak Tika mencoba bertanya pada kelompok lain.
43 : 12 – 43 : 26 Nampak Puput sedang membuat sketsa grafik dan menunjuk-menunjuk
garis hubung sumbu X dan sumbu Y. Kemudian terjadi diskusi antara
Tika dan Puput :
Puput : “hasil gambar e ki ngene?”(arti “ hasil gambarnya seperti ini?”)
Tika “ ketok e “ (arti “kelihatannya”)
43:32 Guru memperingatkan bahwa waktu yang diperlukan, sudah hampir
habis.
43: 42 – 43 : 44 Puput menanyakan pada Tika tentang hipotesis nomor 1 (Hukum Boyle)
dan nomor 2 (Hukum Gay-Lussac). Kemudian Tika memberitahu pada
Puput bahwa nomor 2 ada dihalaman 2 , “..Lho iki lho ..nomer loro neng
mburi..” (arti “Lho ini lho .. nomor dua dibelakang”)
43 : 47 – 44 : 07 Terjadi diskusi antara mereka bertiga mengenai hipotesis.
Doni : “semakin opo iki ?” (arti “ semakin apa ini?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tika : “semakin ... volume ..semakin tinggi ..tekanannya kecil ...” (jawab
Tika dengan terbata-bata) .
Kemudian Tika ganti bertanya pada Puput :
Tika : “ Sing nomer 2 kui yo ngono kui ye soale ?” (arti “yang nomer 2
itu juga seperti ini soalnya?”)
Puput pun menunjukkan LKS halaman 1 pada Tika tentang rumusan
masalah dan Tika mencoba menklarifikasi.
Puput : “ngene iki ..”(arti “seperti ini ..”)
Tika : “ sing nomer 2 kan kan yo koyo ngene ki neh tapi volume tetap
“(arti “yang nomor 2 kan sama dengan ini tapi volumenya tetap”).
44 : 08 – 44: 33 Guru mulai mendekat pada kelompok dan menanyakan apa yang sedang
terjadi. Tika pun menjawab “nggak papa ..”. Kemudian Tika menanyakan
grafik yang telah dibuat bersama kelompok pada guru.
Tika : “Grafiknya gimana e kak? cuma kayak gini ..ga bisa....” , kata Tika
sambil menunjukkan grafik.
Guru : “Ini datanya ?”
Tika : “ iya”
Guru : “Nah ini dihubungkan dengan ini, kemudian nanti dubuat garis “ ,
kata guru sambil menunjukkan teknik membuat grafik secara umum.
Tika : “ Oh nanti digaris gini tho” (sambil menunjuk grafik dengan
telunjuknya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kemudian mereka kembali fokus mengerjakan dengan sedikit santai .
44 : 39 – 45: 26 Pada menit ini Tika membaca LKS yang dikerjakan Doni dan Puput
membaca LKS yang ia kerjakan. Lalu nampak Tika menyebutkan angka
yang ada pada LKS yang dikerjakan Doni,
Tika : “...tiga tujuh koma satu volume e ..”(arti “tiga tujuh koma satu
volumenya..”). “Empat dua..empat tujuh koma tujuh ...”
Puput : “Lha sing tiga puluh satu koma delapan iki to ?( arti “Yang tiga
puluh satu koma delapan ini kan ?”).
Tika : “Oh ..ho.o ding..sing tiga satu sik ding.” (arti “oh iya.. yang tiga
satu dulu”).
Tiba-tiba ada kelompok lain yang nampak sedang bertanya mengenai
volume pada Tika. Sambil menujukkan aplikasi, Tika pun menjawab
“volume ki nganggo penggaris ki lho..”(arti “volume itu menggunakan
penggaris ini lho”)
45: 44 – 45 : 59 Sembari Puput menyalin data, ia dan Tika berdiskusi lagi :
Tika : “oh ho.o ...2,40 tekanane ..” (arti “ oh iya ..2,40 tekanannya”)
Puput : “ berarti iki sing ngisor?” (arti “ berarti ini yang bawah ?”) kata
Puput sambil menunjukkan data pada LKS yang dipegang Tika.
Tika : “oh .. ho.o “ (arti “ oh iya”).
46 : 49 – 46 : 58 Doni nampak sedang mengoperasikan PhET dengan menggeser kursor.
Melihat Doni sedang mengoperasikan PhET, Tika pun ikut
mengoperasikan dan mencoba mengarahkan Doni dalam mengoperasikan
PhET :
Tika : “Iki mengko tambahi ..”(arti “ ini nanti ditambahi”). Kemudian
ketiganya mengamati aplikasi yang sedang berjalan.
47 : 08 – 47 : 24 Puput bertanya pada Tika mengenai grafik kemudian,Tika menjawab:
Tika :”gambar no... iki karo iki.. pasangane yo satu koma sembilan puluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
karo ...iki dipasangke karo iki..” (arti “gambarlah .. ini dengan ini..
pasangannya ya satu koma sembilan puluh... ini dipasangkan dengan ini
..”).
Pada saat ini, nampak pula Doni sedang sedang menggeser-geser kursor
dan memperhatikan aplikasi. Melihat itu Tika kemudian turut menggeser-
geser kursor sambil berdiskusi :
Tika: “ Ini lho ..opo iki “( arti “ ini lho ..apa ini?”).
Doni : “iki lho ..” ( arti “ini lho ..”) . (sambil menunjuk-nunjuk aplikasi)
Pada saat ini, nampak Puput masih membuat grafik . Kemudian Tika dan
Doni ikut membantu Puput membuat grafik dengan menunjukkan cara
membuat grafik.
47: 47 – 48 : 30 Tika mulai menggeser-geser kursor dan gur mendekati mereka. Pada saat
itu nampak bahwa PhET yang sedang running sudah di reset oleh Tika
dan ia memberi partikel pada kotak. Ia memompa-mompa icon “pump”
untuk menambah jumlah partikel. Setelah berhenti memompa, ia
menaikkan suhu pada icon “Control Heat” kemudian nampak partikel
pada kotak mulai bergerak cepat dan pada menit ke 48 : 30 Tika
mengatakan “Wuih..langsung” pada saat tutup kotak mulai terbuka dan
partikel-partikel berhamburan keluar.
48 : 31 – 49: 47 Pada menit ini, Tika mulai memperkecil luasan kotak dan ia nampak
memperhatikan apa yang sedang terjadi. Pada saat ini, Puput sedang
menyelesaikan membuat grafik. Kemudian Tika bertanya pada doni
apakah nomor 2 juga dikerjakan. Puput pun sudah menyiapkan grafik
tentang Hukum Boyle pada halaman 4 . Terlihat ia sibuk membuat
koordinat sumbu X dan sumbu Y dengan data dari LKS yang dibuat
Doni. Lalu ia memberikan LKS yang telah ia kerjakan pada Tika. Tika
pun kemudian nampak membuat plot dari masing-masing perpotongan
koordinat yang sudah dihubungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
49 : 59 – 50 : 04 Nampak Tika sedang mereset aplikasi lalu ia membaca petunjuk pada
LKS bersama dengan Puput. Selain itu, mereka juga membua halaman 1.
50 : 15 – 50 : 40 Tika kemudian membuka halaman 2 dan menunjukkan pada Puput
mengenai hipotesis yang telah ia buat . Lalu pada saat yang bersamaan ,
guru memberi intruksi untuk mengerjakan Hukum Gay-Lussac.
51: 07 – 52 : 13 Pada saat itu nampak bahwa Tika dan Puput mengoperasikan PhET dan
sambil memperhatikan guru. Tika membuka-buka LKS dan kembali
mengoperasikan PhET. Sembari mengoperasikan PhET, terjadi diskusi
antara keduanya yaitu :
Tika : “Semakin ..oh tekanane.. Malah sitik ..”(arti “semakin ..oh
tekanannya ..Malah Sedikit”)
Puput: “..podo wae..”(arti “sama saja “) (sambil menunjuk aplikasi)
Tika : “rapopo..tulis sik wae ..”(arti “tidak apa-apa..tulis dulu saja”).
52: 37 -53:57 Guru kemudian mendekati kelompok . Dan Tika nampak sedang sibuk
mengoperasikan aplikasi. Pada saat itu nampak Puput sedang
memperhatikan apa yang sedang dikerjakan oleh Tika.
54: 18 – 54: 28 Tika mengoperasikan PhET dan Puput mencatat data. Pada saat ini, Tika
membacakan data yang diperoleh dan Puput mencatat apa yang dibacakan
Tika kemudian sesekali Puput melihat aplikasi.
54: 59 – 55 : 29 Pada saat ini, Puput menanyakan tentang hipotesa yang telah ia buat pada
Tika. Setelah itu , mereka juga mengamati data yang telah diperoleh lalu
terjadi diskusi :
Puput : “coba iki ..” (arti “coba ini”)
Tika : “Tekanan ki banyak po tinggi..?” (arti “tekanan itu banyak atau
tinggi”)
Nampak Puput tidak menjawab pertanyaan Tika kemudian Puput
membuka-buka LKS.
Tika : “Mau kae volum e banyak po tinggi ? Iki mau kan semakin besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
berarti semakin tinggi suhu semakin besar tekanannya.” (arti “Tadi itu
volumenya banyak atau tinggi ? Ini tadi kan semakin besar, berarti
semakin tinggi suhu semakin besar tekanannya”)
Kemudian Puput menuliskan hipotesa setelah berdiskusi.
55 : 48 – 56:00 Pada menit ini, guru telah memperingatkan untuk mempresentasikan
hasil. Guru menunjuk kelompok 1 untuk maju ke depan menyampaikan
apa yag diperoleh. Ketiganya pun menjawab “belum..belum ..”.
Kemudian Tika bertanya pada guru “Gimana jelasinnya ?” sambil
menunjukkan LKS. Guru pun memberitahu.
56:13 Tika mengatakan pada Guru mengenai cara menjelaskan kesimpulan.
Tika : “semakin tinggi suhu, semakin besar tekanannya. Gitu doang?”
Guru pun menganggukkan kepala tanda menyetujui apa yang
disampaikan Tika.
56: 21 – 56 : 30 Kemudian guru meminta mereka untuk membuat grafik. Tika pun
menyerahkan tugas membuat grafik pada Puput dan mengatakan :
“sik grafike, silahkan ..”(arti “yang grafik , silahkan ..”) kata Tika sambil
menyerahkan LKS pada Puput. Lalu Puput mulai membuat grafik.
56: 30 – 57: 27 Puput bertanya pada Tika mengenai letak data pada koordinat untuk
membuat grafik.
Puput : “ Nol koma lima semibilan ki karo satu koma nol lima , disik
piro?” (arti “Nol koma lima sembilan itu dengan satu koma nol lima ,
duluan berapa?”)
Tika : “ nol koma lima sembilanlah..” (Kata tika dengan nada agak keras)
Puput : “ berarti ..”(sambil membuka halaman 4 dan 5 kemudian ia
menulis )
Tika : “ yo nol koma lima sembilan..”(arti “ ya nol koma lima sembilan “)
Puput : “Lho kan semakin besar?”
Tika : “ Nol koma lima sembilan yo. Iki tekanane luweh akeh ..” (arti “nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
koma lima sembilan ya , ini tekanannya lebih banyak”)
Puput kemudian membuat koordinat di masing-masing sumbu. Pada saat
ini, kelompok lain sedang mempresentasikan hasil mengenai hukum
Boyle.
57 : 27 – 58 : 47 Pada saat ini, nampak Tika sedang membuka-buka LKS bagian hipotesa
sedangkan Puput masih melanjutkan membuat grafik. Selanjutnya, Tika
dan Doni memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi di depan
kelas.
Beberapa saat kemudian, Tika melihat apa yang dikerjakan oleh Puput,
lalu ia memberitahu Puput untuk membuat garis singgung dari kedua
grafik.
58 : 51 – 59 :49 Guru pun mendekat dan meminta salah satu dari anggota kelompok untuk
maju ke depan mempresentasikan hasil. Namun , mereka menolak untuk
maju ke depan. Sampai akhirnya guru yang mengambil hasil pekerjaan
mereka dan membacakannya di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2. Transkrip Video SMA N 2 Klaten
Transkrip Video
Tempat: SMA N 2 Klaten
Waktu : 00:00- 28:10
Durasi : 28 Menit
Menit ke Kegiatan
08 : 48 – 09: 06 Nampak Putra sudah menulis hipotesis dan Tina akan mengoperasikan
PhET . Saat itu, Ani meminta Tina untuk membaca LKS terlebih
dahulu bagian petunjuk . Mereka pun nampak sedang membuka
halaman 2 bagian petunjuk praktikum untuk hukum Boyle.
09: 23 Terdengar Ani sedang menentukan data yaitu “ 6,2”
09: 29 PhET yang sedang running nampak sudah menyerupai tampilan pada
petunjuk LKS.
09: 31 Putra nampak akan membuat hipotesa dan melihat lembaran kertas lain
yang ia baca. Kemudian nampak Tina sedikit membantu Putra dengan
mengatakan beberapa kemungkinan kata-kata yang dapat digunakan.
09: 43 – 09: 54 Pada menit ini, nampak Tina sedang mengoperasikan PhET. Tampilan
yang terlihat ialah icon “Tools” berada di tengah kotak dan “ruler”
berada di dasar kotak. Setelah itu, ia terlihat sedang menghitung skala
yang terukur pada icon “ruler” yang mengukur panjang kotak.
Kemudian Putra bertanya pada Tina:
Putra : “Berarti anune sebanding yo ? Ho.o to ?” (arti “berarti itu
sebanding ya? Iya kan ”)
Tina : “He’em “ ( arti “ iya”)
09: 58 – 10 : 37 Setelah menghitung panjang, Tina berhenti sejenak dan bertanya pada
Ani.
Tina : “ Pas ke iki to ? ... Iki jumlah volum e ?” ( arti “ Pas kan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ini kan? Ini jumlah volume?”) ,
kata Tina sambil menunjuk bagian pojok kanan kotak pada aplikasi
dengan menggunakan jari telunjuknya
Ani : “ Bener no .. Lha kan iki .. iki lho volume atau luas kotak” ( arti “
Bener itu .. nah kan ini... ini lho volume atau luas kotak “) , kata Ani
sambil menunjukkan tabel data hasil untuk hukum Boyle.
Lalu Ani menunjukkan pada Tina petunjuk praktikum dan Tina
membaca option “d” mengenai pengukuran terhadap volume kotak.
Kemudian ia pun kembali melihat bagian tabel data hasil. Muncul
diskusi antara Tina dan Ani :
Ani: “ volume mau lho ..tekanane luweh duwur po luweh ..?” ( Arti “
volumenya tadi lho .. tekanannya lebih tinggi atau lebih ...”) kata Ani
sambil menunjuk tabel data hukum Boyle.
Tina : “engko wae kui ..mengko..” (arti “itu nanti saja” )
10 : 42 – 11: 30 Pada saat ini, nampak putra sedang menuliskan hipotesis di LKS
halaman pertama dengan menuliskan “ berbanding terbalik dengan
tekanan apabila...”.
Kemudian Tina dan Ani masih mendiskusikan mengenai data yang
akan diambil. Nampak mereka sedang membuka LKS halaman 4
bagian data dan hasil percobaan untuk tabel hukum Boyle. Lalu
mereka nampak sedang mendiskusikan cara mengukur kotak .Ani dan
Tina pun menunjuk-nunjuk bagian icon “ruler” yang mengukur
panjang kotak sambil bertanya .
Ani : “Berarti iki podo kabeh?” (arti “ berarti ini sama semua”)
Tina : “Sing iki ? ..Iki 6,5..” ( arti “ yang ini? ..Yang ini 6,5?)
Ani : “ Iki tinggine 40,5 kan ?” ( arti “ ini tingginya 40,5 kan?”),
sambil menunjuk pengukur tinggi kotak.
Keduanya bersamaan menunjuk kotak dan bagian pengukur tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kotak.
Ani : “ Tinggine iki piye?” (arti “tingginya ini bagaimana?”)
11 : 34 – 11: 49 Kemudian terdengar guru memberi instruksi untuk mengukur tinggi
kotak sampai pada bagian atas kotak. Guru memberi petunjuk tentang
tinggi kotak dengan mengatakan :
“ Yang ... itu sampai bagian atas. Height sama dengan titik itu ... nah
itu harus paling atas ..supaya kalian tahu tingginya dari bawah
sampai atas itu berapa.”
11: 53 – 11: 55 Lalu nampak Ani memberitahu Tina bahwa pengukur tinggi harus
sampai atas kotak.
12: 06 Nampak aplikasi yang sedang running menampilkan bagian pengukur
tinggi kotak diletakkan pada atap kotak .
12: 18 -12: 38 Nampak Putra sedang menuliskan hipotesa kedua pada LKS halaman
2. Sembari itu, Tina dan Ani sedang sibuk meneruskan pengukuran
kotak.
12: 47 -12 : 51 Nampak Tina menunjuk icon “Hide tools” lalu nampak ragu-ragu
dengan bertanya:
Tina : “ Nggo ngukur volume eh ...”. Lalu ia diam sejenak dan kembali
membuka petunjuk praktikum halaman 3.
13: 01-13: 12 Guru mendekati kelompok dan kelompok mulai bertanya.
Tina : “ Mbak ..ngukur volumenya yang mana?”
Guru : “ Ini ..(sambil menunjuk kotak).... panjang kesana (menunjuk
lebar kotak).. sama tingginya ( menunjuk tinggi kotak).”
Tina : oh ..volume anu to ..” ( arti “ oh volume itu to “)
Ani : “ Luas” (menyambung kalimat Tina)
Lalu guru meninggalkan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
13: 17 – 13: 29 Ani dan Tina masih saja berdebat mengenai data volume.
Ani : “ Iki loro ?... tetep yo ... Volume ne luweh ... tapi ...bedo...( arti “
ini dua.... tetap ya..Volumenya lebih.... tapi ...berbeda ...”), kata Ani
pada Tina. Kemudian
Ani menunjuk icon “ Constant Parameter” pada aplikasi lalu berkata
lagi :
Ani : “..tidak sesuai..”
Tina : “ Lha emang suhune we tetep kok. Suhune tetap yo ” ( arti “
memang suhunya tetap kok. Suhunya tetap ”)
13: 32 – 13: 52 Kemudian nampak Tina sedang mengoperasikan PhET dan pada menit
ke 13: 33 Tina akan memulai mengisi data. Pada aplikasi nampak
kotak tidak terisi partikel gas. Kemudian Tina berdiskusi dengan Ani
mengenai data yang digunakan sebagai angka.
Tina : “ piro ?” (arti “berapa?”)
Ani : “ 100 “
Tina pun mulai mengetikkan angka seratus pada icon “Heavy space”
kemudian ia menekan tombol enter pada keyboard.
13: 53 – 14 : 05 Disisi lain, nampaklah Ani sedang menulis angka pada bagian data
hasil dan tabel sambil melihat PhET. Begitu pula, nampak Putra
sedang mengamati PhET . Tina kemudian bertanya lagi pada Ani :
Tina : “ Berarti iki .. berarti kine podo terusno ? (arti “berarti ini...
berarti ininya sama semua dong?”) , kata Tina sambil menunjuk tabel
bagian “volume/luasan kotak” yang sedang diisi oleh Ani. Ani tidak
langsung menjawab pertanyaan Tina. Mereka diam sejenak dan
memperhatikan aplikasi. Tina meletakkan icon”Heigt :..” ditengah
Kotak.
Putra :”Opone?”(arti “ apanya?”),
nampak Tina sedang menunjuk tabel volume dengan jari telunjuknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Putra :” Bedane opo?”( arti “apa bedanya?”)
Ani : “Tekanane........Kui kan nol koma lima puluh...” (arti “
Tekanannya... itu kan nol koma lima puluh”)
Putra : “ sik bener sik endi ?(arti “ yang benar yang mana “) kata putra
sambil sedikit kebingungan.
14 : 08 – 14:10 Kemudian Tina kembali mengoperasikan PhET , Ani menghapus data
yang sudah ia catat lalu Putra nampak ikut memperhatikan aplikasi dan
membaca data yang terukur.
Tina : “ dua koma lima lima”
Putra : “ Punjul “ ( arti “lebih”)
14: 10 – 14 : 52 Mereka nampak kebingungan dan sambil memperhatikan PhET ,
muncul diskusi :
Putra : “ Kui sing bener nggon endi “, kemudian Putra membuka
lembaran lain.
Ani : “ Nek meh diperkecil piye?” (arti “ Kalo mau diperkecil
gimana?”)
Putra : “ Lahkan nek volume tetep, sing dianu tekanane to?”(arti “
Lahkan kalo Volumenya tetap yang di...kan tekananya kan ?”)
Tina : “ ..Piro? Ling Njawab ?” (arti “ berapa? Yang menjawab”)
Ani : “...Tekanane?” (arti “Tekanannya?”)
Tina : “Piye?”(arti “gimana?”)
14:54 – 15 : 30 Mereka nampak kebingungan lalu nampak Putra memanggil guru.
Tina : “ Mbak..mbak ..mau tanya.”
Kemudian guru pun mendekat.
Tina : “ Mbak kalo gini ...luas kotaknya sama terus no mbak ?”
Apakah boleh divariasi? Berarti kalo jumlah partikelnya , juga
sama?” tanya Tina sambil menunjukkan data bagian tabel dan aplikasi
yang sedang tampil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Guru : “volume nya yang divariasi”
Tina : “ Jumlah partikelnya kalo 100 ya 100 terus mbak ?”
Guru :” Iya . Untuk T nya ga usah dirubah.”
Tina dan Ani : “ Oh berarti yang ini (sambil menunjuk icon untuk
mempersempit dan memperluas kotak)”.
15 : 31 - 15 :
36
Mereka kemudian melanjutkan mengoperasikan PhET dan terdengar
guru mengingatkan kelas :”Ingat ya sekali lagi. Untuk hukum Boyle
yang diubah volumenya. Suhunya tetap , jumlah partikelnya juga
tetap”.Pada saat ini nampak Tina dan Putra memperhatikan dan
mengoperasikan aplikasi. Sedangkan Ani terlihat sedang menghapus
data.
15 : 37 – 16: 04 Lalu mereka bertiga memperhatikan Tina yang sedang mengoperasikan
aplikasi. Tina nampak sedang mengubah luasan kotak.
Tina :”Tak pas ke yo “ ( arti “ Saya paskan ya “), kata Tina sambil
mendrag dan menggeser kursor.
Kemudian nampak Ani menunjuk bagian icon ruler yang sudah
diletakkan pada bagian bawah kotak. Pada saat itu, tampilan aplikasi
yang sedang running nampak partikel bergerak dan terdengar Ani
mangatakan ”21..”
Selanjutnya Tina dan memperhatikan data yang ditulis Ani. Sedangkan
Putra nampak memperhatikan aplikasi.
16 : 09 – 16: 25 Pada saat ini, mereka masih terlihat membahas data. Mereka
membahas mengenai tekanan yang terlihat.
Ani : “ Tekanane kan bedo “ (arti “ Tekanannya kan beda” )
Tina : “ Ho’o po?”( arti “ Iyakah?”)
Kemudian Putra menunjuk tekanan yang ada pada bagian pengukur
tinggi kotak dan mengatakan :” 0,5 duk to ? eh mudun 0,5 ding .” (arti
“ 0,5 bukan? Eh turun 0,5 ding.”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ternyata nampak dua tekanan yang muncul pada aplikasi. Tekanan
yang ditujuk oleh Putra ialah tekanan yang terukur pada icon pengukur
tinggi kotak. Sedangkan yang harusnya dilihat ialah tekanan pada
barometer yang mengukur. Pada saat ini, tampilan aplikasi belum
berisi partikel gas.
16: 26 – 17 : 05 Lalu nampak Tina mengklik enter pada keyboard kemudian partikel
gas mengisi ruangan kotak. Mereka nampak mendiskusikan mengenai
data yang terbaca.
Ani : “9 kali ... 9,5 “ kata Ani sambil berbincang dengan Tina
Kemudian Tina nampak akan mengoperasikan aplikasi sambil
membaca LKS.
Putra : “ lho ..lali ra koe “(arti “ lho ..lupa tidak kamu”), sambil
memperhatikan aplikasi yang akan dijalankan Tina.
17: 06 – 17 : 10 Pada saat ini nampak Tina menunjuk dengan menggunakan jari
mengenai angka pada bagian icon “height”, pengukur tinggi kotak.
Selanjutnya mereka nampak sedang membaca data dan Ani mencatat
data tersebut.
Putra :“ 0,6”.
Tina :” 0,67 “
Ani kemudian mencatat data yang telah disebutkan oleh Tina.
17 : 32 – 17: 44 Pada saat ini, Ani dan Tina nampak sedang berdiskusi . Kemudian
terdengar suara salah seorang anggota kelompok lain yang bertanya
pada guru. “Mbak tekanannya berubah-berubah e”. Guru menjawab “
ditentukan saja yang kira-kira mendekati. Yang mana yang paling
pas.”
Tina nampak memperhatikan pertanyaan dan jawaban tersebut.
Kemudian Putra sedang terlihat sibuk mencatat data.
Putra : “33 koma piro?”(arti “33 koma berapa?”), sambil melihat data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
yang dicatat oleh Ani.
Tina: “ 33, 92 “.
Putra : “ 31 koma 8”
17 : 51 – 18: 39 Nampak Tina mereset aplikasi kemudian ia memperkecil luasan kotak
kemudian menunjuk bagian pengukur panjang kotak dengan menujuk
panjang yang terukur dan mengeja angka pada mistar dengan
menggunakan telunjuk.
Tina : “Pas to ? ... Dadi enem dewe... ”(arti “ pas kan... jadi enam
sendiri “)
Tina mengatakan hal tersebut pada Ani , lalu Putra tiba-tiba
mengatakan :
Putra : “berarti salah kabeh no seko nduwur?”(arti”berarti salah
semua dari atas?”)
Kemudian nampak Tina segera mengambil kertas untuk menghitung.
Ia nampak sendang menghitung perkalian. Sedangkan yang lainnya
membantunya menghitung. Hasil perkalian yang nampak ialah 31,2.
Selanjutnya mereka nampak membiacarakan data yang telah mereka
hitung. Kemudian nampak Tina mengetik angka pada icon” Heavy
Species” dan mengklik enter. Pada aplikasi, nampak kotak terisi
dengan partikel gas.
18 : 41- 19:03 Selanjutnya mereka nampak memperhatikan pergerakan partikel gas
dan beberapa pengukur yang sudah running. Sementara itu, nampak
Putra sedang berdikusi dengan Ani mengenai data yang mereka catat.
Putra : “26 “
Lalu terdengar suara Tina mengatakan sesuatu dan Putra masih sibuk
mengeja data pada Ani :
Tina : “uwaske”.(arti “lihat”)
Ani : ”Tekananne? (arti “tekanannya?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Putra :” 0,39”
Kemudian Putra mengatakan :
Putra : “72........70 wae ”(arti “72 ... 70 saja”)
Lalu nampak Ani dan Tina sedang berdiskusi.
19:16 – 19: 36 Kemudian Tina nampak mengoperasikan aplikasi dengan mengubah
luas kotak. Mula-mula ia mereset kemudian memperkecil luas kotak
yang nampak lebih sempit dari sebelumnya. Pada saat ini, nampak
guru sedang mengecek bagaimana pekerjaan kelompok. Sebelumya,
Ani dan Putra mengatakan tentang data yang akan mereka gunakan
Ani : “31,5...”
Tina : “Ho’o e ..”(arti “iya “)
Putra ; “31,2”
Kemudian Tina memberi partikel gas pada kotak dan nampak sedang
menuliskan perhitungan. Guru pun meninggalkan kelompok .
19 :36- 20:02 Setelah itu, nampak Tina berhenti menulis, kemudian Putra dan Ani
yang nampak menulis.
Tina ; “piye to ..”(arti “bagaimana sih “)
Ani : “31 ne... 21...”( arti “ 31nya ...21”)
Putra : “Tekananne?” (arti “tekanannya?”)
Tina : “Tekananne 0,8” (arti “Tekanannya 0,8”)
Saat Tina mengatakan tentang data mengenai tekanan, nampak Putra
berhenti menulis dan memperhatikan aplikasi. Begitu pula Ani juga
berhenti menulis.
Tina :” 0,8 ...”
Putra : “Weh.. 89 to.. kok mbok tulis 90?”(arti “Weh ..89 to...kok ditulis
90?”).Mereka pun nampak serempak diam sejenak dan memperhatikan
aplikasi.
Putra : “90”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Ani :“92... wes tit yo?”
Putra : “92”
Tina : “92 “
Putra dan Ani nampak menuliskan data yang sudah disepakati. Tina
nampak masih memperhatikan aplikasi
20:10 – 20 : 54 Pada saat ini nampak Ani sudah menuliskan data pada semua kolom di
tabel hukum Boyle. Kemudian mereka nampak akan memulai
mengerjakan tentang hukum Gay-Lussac. Ani nampak membuka LKS
pada bagian petunjuk praktikum mengenai hukum Gay –Lussac.
Ani :”Saiki Gay-Lussac” (“arti “sekarang Gay-Lussac”)
Tina : “Gay – Lussac ki berarti ..anu volume..eh..tekanan...”
Ani :” yang kontans tekanan ... Ho’o ..”
Putra : “berarti tekanan ..volume tetap..?”
Tina : “tekanane tetap”. Ani mulai mempersiapkan bagian tabel
sedangkan Putra dan Tina nampak berdiskusi.
Tina : “eh ..volume ne ..”
Putra : “Lha mau kan suhu tetap”
Ani : “berarti iki..iki anu ..luas kotake ditetapke ...”
Putra : “Luas kotak e sing tetap .... ho’o to?”(arti “luas kotaknya yang
tetap”)
Kemudian terdengar Tina menghitung panjang kotak dengan
mengatakan :
Tina :”siji loro telu papat limo enem ....” (arti “satu dua tiga empat
lima enam “)
Ani : “ mau 52 koma piro ..? ( arti “52 koma berapa ?”)
Tina : “ho’o 52, 8..” (arti “ iya 52,8..)
Kemudian nampak Ani menuliskan data yang akan dipilih untuk
melakukan percobaan Gay-Lussac.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
21: 08 – 22:20 Selanjutnya nampak Tina mereset aplikasi. Kemudian mereka nampak
sibuk membuka petunjuk praktikum Gay-Lussac. Tina nampak
mengoperasikan aplikasi sembari membaca prosedur percobaan
sedangkan Putra dan Ani membantu Tina menunjukkan beberapa icon
yang harus diubah.
22:22 – 23: 28 Pada aplikasi sudah nampak kotak terisi partikel gas dan ketiga siswa
nampak memperhatikan apa yang sedang terjadi sembari berdikusi
mengenai suhu yang akan digunakan.
Tina : “Suhune 600” (arti “suhunya 600 “)
Tina nampak sedang mengubah menaikkan suhu dengan
mengoperasikan icon “Heat Control”
Tina : “ angel bos... Suhune lima ngatus wae ..” (arti “susah
bos..suhunya lima ratus saja “)
Nampak Tina sibuk mengoperasikan aplikasi , dan Ani mengamati apa
yang sedang dioperasikan Tina. Saat itu, nampak Putra sedang
menuliskan data setelah ia melihat aplikasi.
Putra : “0,99”
Tina :”95..”
Putra : “piye e bro ..wong satus kok... Piro? ”(arti “gimana ni bro....
itu seratus kok.... berapa”)
Ani : “lho kui mudun kui ..mudun kui.. berarti ho’o ..95 wae “ (arti
“nah itu turun..itu turun..berarti ya ..95 saja ”)
Kemudian Tina menunjukk bagian icon “Height ” dan mengatakan
Tina : “lho iki kok 1,68 “
kemudian nampak Putra terkejut melihat apa yang ditujuk oleh Tina
dan menyatakan kebingunannya :
Putra : “Piye to cah .. ah ra mudheng “ (arti “bagaimana teman ..ah ga
mudheng ”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pada saat itu, guru mengingatkan seluruh kelas untuk membuat
analisis.
23: 30 – 23:58 Kemudian Tina melanjutkan mengubah suhu .Putra nampak serius
memperhatikan apa yang dilakukan Tina. Bel pun berbunyi , tanda
bahwa jam pelajaran sudah habis. Tetapi guru meminta para siswa
untuk tetap melanjutkan percobaan.
23:59- 24: 24 Setelah serius memperhatikan, Putra kemudian menuliskan data yang
diperoleh. Tina nampak berdiskusi dengan Ani . Kemudian Putra
mengatakan :
Putra : “Iki kudune mudun iki ..”
Tina : “80”
Putra “Fix? 76?... padahal 76 ora enek ( arti “ padahal 76 tidak ada.”)
Saat ini nampak Putra sedang menulis data pada tabel untuk tekanan
yang terukur.
Pada aplikasi, nampak kotak terisi partikel gas.
Guru pun mengingatkan bahwa waktu yang tersisa tinggal 5 menit lagi.
Tina : “80 ono..”( arti “80 ada”)
Ani :”82 “
Putra : “papat seket “ (arti “empat lima puluh”)
24 : 25 – 25: 35 Nampak Ani sedang mencatat data hukum Gay-Lussac dan kolom
data suhu sudah terisi hingga 3 data. Pada saat ini Tina dan Putra
nampak sedang berdiskusi mengenai penurunan suhu yang digunakan.
Terdengar suara Tina :
Tina : “...maksude ben gampang” (arti “maksudnya biar mudah”)
Putra : “ yo ora ..jengenge ...nol koma piro ?” (arti “ ya tidak
..namanya juga.. nol koma berapa?”)”
Tina : “ 7 ..6 ..60 ..eh 85..”
Putra : “pas e piro?” (arti “pasnya berapa?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tina : “di delok tengah-tengah e wae” (arti “dilihat nilai tengahnya
saja”)
Putra : “gawe dewe?..65 “(arti “ buat sendiri? 65?’)
Setelah itu nampak Ani menuliskan data tekanan yang ketiga ialah 0,65
pada kolom tekanan.
Putra : “100?”
Tina :”nggo 45?...nol koma...”(arti “pakai 45?”)
Putra : “ papat?”..... 47?(arti “empat? ...47?“)
Tina : “46”.
Putra : “ 46?”
Tina pun menganggukkan kepala dan mengatakan “wes” (arti
“sudah”)
Kelompok telah menyelesaiakan percobaan.
25: 40 – 27:12 Nampak Ani mulai membuka LKS bagian soal analisa dan muncul
diskusi :
Putra : “Gambar grafik e? Soal e barang ono sewalike.”(arti ‘gambar
grafiknya? Soalnya juga ada disebaliknya”)
Pada saat ini nampak Tina mengerjakan pembuatan grafik dan Putra
menuliskan jawaban soal analisa sambil membaca.
Putra : “informasi yang diperoleh .... semakin besar tekanan.. ho’o to
(arti “iyakan”). Tina nampak sedang membuat garis singgung untuk
grafik hukum Boyle.
Kemudian guru mengatakan bahwa waktunya sudah habis dan guru
akan membahas hasil yang telah dikerjakan secara bersama-sama.
Guru pun meminta salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil yang
telah didapat di depan kelas. Kelompok pun mengacungkan jari dan
bersedia maju ke depan kelas. Mereka bertiga maju ke depan dan hasil
dipresentasikan oleh Tina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
27 : 18 -28:10 Tina memulai mempresentasikan hasil percobaan.
Tina :”Ya ini hasil percobaan hukum Boyle. Suhunya 300 kelvin. Eeee
yang pertama dengan volume 33,92 ee tekanannya menjadi 0,55 atm.
Terus yang kedua ee volumenya turun menjadi 31,8 dan tekanannya
naik menjadi 0,60. Yang ketiga ee volumenya 26,5 tekanannya naik
menjadi 0,70 atm. Yang keempat volumenya 21,2 tekanannya 0,92.
Jadi dapat disimpulkan disini bahwa apabila ..ee..apabila volumenya
naik maka tekanannya..ee semakin .. gini ding .... (Tina sejenak diam
dan nampak Putra mengatakan sesuatu) ..semakin sempit luasnya
..maka tekanannya semakin tinggi ..jadi grafiknya menjadi naik
(sambil menunjukkan grafik yang telah ia buat) ..gitu ..”
Gurupun menanyakan pada kelas apakah kesimpulan yang dibuat oleh
kelompok 11 sudah sama. Terdengar suara salah seorang anggota
kelompok lain “nggon aku turun i”.. Lalu kelas mulai ramai dengan
pendapat bahwa grafik yang mereka buat ialah grafik turun bukan naik.
Kemudian mereka bertiga nampak berdiksusi dan membenar apa yang
telah mereka buat .
Tina :”oh iyo ding..”
Guru pun mendekat pada kelompok 11 dan mengkonfirmasi apa yang
benar. Kemudian kelompok kembali ke tempat duduk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 3. Transkrip Wawancara SMA N 1 Prambanan
Transkrip Wawancara siswa SMA N 1 Prambanan
Tanggal: 14 April 2016 , Pukul : 11:00 s/d 12:00 WIB
Tempat : SMA N 1 Prambanan
Narasumber pada transkrip menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput.
Pewawancara :”Hallo . jumpa lagi. Kita mulai langsung ya wawancara nya ..”
Doni :”yuk mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 35:54.
Pewawancara : “Bagaiamana kemarin proses membuat hipotesisnya? ”
Puput : “Ehmm...baca langkahnya dulu biar bisa nentuin hipotesisnya.”
Tika :”eh..bingung ding mbak ..ya pokoknya ...eh..bikin hipotesis dulu ding
itu ..”
Puput : “kan baca langkahnya dulu to “
Doni :”Karo searching yo ..?”
Puput :’’Enggak yo ..”
Doni :”heheh ..mbok aku dibelani “(arti “mbok saya dibelain”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pewawancara :”Apakah kamu penasaran untuk segera mencoba pakai aplikasi?”
Tika :”Iya..iya kayak gitu.. penasaran mbak”
Doni :”Aku arep nyoba ora oleh mbak” (arti “aku mau nyoba tapi nggak
boleh mbak”)
Tika dan Puput: “Oleh yo ... koe ra nembung yo ” (arti “boleh yo ..kamu nggak bilang
yo”)
Pewawancara :”Bagaimana kamu mengamati aplikasi?”
Tika :”Kayak e kalo suhune rendah partikel e diam mbak “
Pewawancara :”Ini kan ada data hasil dan . Apakah kesulitan membuat grafik ?”
Doni :”Ora yo ? Yen pas nggambar-gambar kae aku melu kok mbak ..
hehehe (arti “Tidak kan? Kalo pas menggambar aku ikut kok mbak”)
Tika :”Enggak mbak .”
Pewawancara :”Apakah kalian bisa membaca grafiknya?”
Tika :”Bisa mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 44:08
Pewawancara : “Mengapa setelah membuat grafik , kalian bertanya pada mbak Weni
?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tika :”Bikin ininya mbak (menunjuk garis singgung pada LKS kelompok)..
itu nggak tau kemaren.
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 46: 49
Pewawancara :”Pada saat itu, ngapain?”
Tika :”Ini lho mbak . Mbenerin tabelnya”
Doni :”Ketoke kae lho sik ngisor tabel sik munggah mudun kae lho”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 47 : 08
Pewawancara :”Pas mengoperasikan ini, apa yang kamu lakukan Doni?”
Doni :”Ming nggeser-nggeser kursor tapi angkane ora tak ganti mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu amati?”
Doni :”Yang gelembung-gelembunge itu lho mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu ubah?”
Doni :”Itu yang ada orang ndoronge itu mbak .. yang kotak e itu. Awak
dewe kae nyurung-nyurung kui yo Tik?”(arti “Kita kemaren dorong-dorong itu kan
Tik?”)
Tika :”Iya.”
Pewawancara : “Ini kan nanti ...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tika :”Nanti kebukak bgitu mbak (sambil menunjuk tutup kotak pada
aplikasi)
Pewawancara : “Kenapa tidak sempat sampai analisa data?”
Tika :”Waktunya nggak cukup mbak.”
Pewawancara :”Apakah masih mengulang-ngulang membaca petunjuk praktikum
setelah menemukan data untuk data selanjutnya?”
Tika : “ Iya ngulang lagi mbak.”
Pewawancara :”Bagaimana kalian menyimpulkan?”
Tika :”Mbak Weni mbak yang membacakan. Yang suruh maju itu. Mbaca
datanya sih mbak nyimpulkannya.”
Pewawancara :”Kalian tidak menjawab pertanyaannya dulu?”
Tika :”Enggak mbak, langsung bikin kesimpulannya. Tapi di LKS yang
satunya mbak.”
Pewawancara : “Dari semua proses, bagian mana yang menurut kalian cukup sulit?”
Tika :”Ga ada sih mbak. Cuma yang nyusun kata-kata buat kesimpulane
itu.”
Pewawancara : “Gimana dalam kelompok. Terbantu nggak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tika :” iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak
ngerjainnya.”
Pewawancara : “Bagaimana tanggapan kalian tentang metode ini dan media ini?”
Tika :”Kalo menurut kami sih menarik mbak.”
Doni :”Menarik kok mbak. Nek wong awam menarik yo (arti”kalau orang
awam menarik kok)
Pewawancara : “Bagaimana jika pertemuannya ditambah? Apakah kalian kira-kira
akan lancar menyelesaikan masalah dan mengoperasikan aplikasi?”
Tika :” Bisa mbak. Kalo sering
Pewawancara :”Baik kalau begitu. Terima kasih untuk waktunya.”
Tika , Doni :”iya Mbak .”
Puput :”Sama-sama mbak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4. Transkrip Wawancara SMA N 2 Klaten
Transkrip Wawancara siswa SMA N 1 Prambanan
Tanggal: 14 April 2016 , Pukul : 11:00 s/d 12:00 WIB
Tempat : SMA N 1 Prambanan
Narasumber pada transkrip menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput.
Pewawancara :”Hallo . jumpa lagi. Kita mulai langsung ya wawancara nya ..”
Doni :”yuk mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 35:54.
Pewawancara : “Bagaiamana kemarin proses membuat hipotesisnya? ”
Puput : “Ehmm...baca langkahnya dulu biar bisa nentuin hipotesisnya.”
Tika :”eh..bingung ding mbak ..ya pokoknya ...eh..bikin hipotesis dulu ding
itu ..”
Puput : “kan baca langkahnya dulu to “
Doni :”Karo searching yo ..?”
Puput :’’Enggak yo ..”
Doni :”heheh ..mbok aku dibelani “(arti “mbok saya dibelain”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pewawancara :”Apakah kamu penasaran untuk segera mencoba pakai aplikasi?”
Tika :”Iya..iya kayak gitu.. penasaran mbak”
Doni :”Aku arep nyoba ora oleh mbak” (arti “aku mau nyoba tapi nggak
boleh mbak”)
Tika dan Puput: “Oleh yo ... koe ra nembung yo ” (arti “boleh yo ..kamu nggak bilang
yo”)
Pewawancara :”Bagaimana kamu mengamati aplikasi?”
Tika :”Kayak e kalo suhune rendah partikel e diam mbak “
Pewawancara :”Ini kan ada data hasil dan . Apakah kesulitan membuat grafik ?”
Doni :”Ora yo ? Yen pas nggambar-gambar kae aku melu kok mbak ..
hehehe (arti “Tidak kan? Kalo pas menggambar aku ikut kok mbak”)
Tika :”Enggak mbak .”
Pewawancara :”Apakah kalian bisa membaca grafiknya?”
Tika :”Bisa mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 44:08
Pewawancara : “Mengapa setelah membuat grafik , kalian bertanya pada mbak Weni
?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tika :”Bikin ininya mbak (menunjuk garis singgung pada LKS kelompok)..
itu nggak tau kemaren.
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 46: 49
Pewawancara :”Pada saat itu, ngapain?”
Tika :”Ini lho mbak . Mbenerin tabelnya”
Doni :”Ketoke kae lho sik ngisor tabel sik munggah mudun kae lho”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 47 : 08
Pewawancara :”Pas mengoperasikan ini, apa yang kamu lakukan Doni?”
Doni :”Ming nggeser-nggeser kursor tapi angkane ora tak ganti mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu amati?”
Doni :”Yang gelembung-gelembunge itu lho mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu ubah?”
Doni :”Itu yang ada orang ndoronge itu mbak .. yang kotak e itu. Awak
dewe kae nyurung-nyurung kui yo Tik?”(arti “Kita kemaren dorong-dorong itu kan
Tik?”)
Tika :”Iya.”
Pewawancara : “Ini kan nanti ...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tika :”Nanti kebukak bgitu mbak (sambil menunjuk tutup kotak pada
aplikasi)
Pewawancara : “Kenapa tidak sempat sampai analisa data?”
Tika :”Waktunya nggak cukup mbak.”
Pewawancara :”Apakah masih mengulang-ngulang membaca petunjuk praktikum
setelah menemukan data untuk data selanjutnya?”
Tika : “ Iya ngulang lagi mbak.”
Pewawancara :”Bagaimana kalian menyimpulkan?”
Tika :”Mbak Weni mbak yang membacakan. Yang suruh maju itu. Mbaca
datanya sih mbak nyimpulkannya.”
Pewawancara :”Kalian tidak menjawab pertanyaannya dulu?”
Tika :”Enggak mbak, langsung bikin kesimpulannya. Tapi di LKS yang
satunya mbak.”
Pewawancara : “Dari semua proses, bagian mana yang menurut kalian cukup sulit?”
Tika :”Ga ada sih mbak. Cuma yang nyusun kata-kata buat kesimpulane
itu.”
Pewawancara : “Gimana dalam kelompok. Terbantu nggak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tika :” iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak
ngerjainnya.”
Pewawancara : “Bagaimana tanggapan kalian tentang metode ini dan media ini?”
Tika :”Kalo menurut kami sih menarik mbak.”
Doni :”Menarik kok mbak. Nek wong awam menarik yo (arti”kalau orang
awam menarik kok)
Pewawancara : “Bagaimana jika pertemuannya ditambah? Apakah kalian kira-kira
akan lancar menyelesaikan masalah dan mengoperasikan aplikasi?”
Tika :” Bisa mbak. Kalo sering
Pewawancara :”Baik kalau begitu. Terima kasih untuk waktunya.”
Tika , Doni :”iya Mbak .”
Puput :”Sama-sama mbak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5. LKS Siswa Kelompok 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 6. LKS Siswa Kelompok 11
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 7. Data Siswa Kelas XI IPA 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 8.Data Siswa Kelas XI MIPA 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 9. Absensi Subyek Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10.RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : Kelas XI IPA4/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Hukum-hukum tentang Gas Ideal
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep dan prinsip kalor,
konservasi energi, dan sumber energi dengan
berbagai perubahannya dalam mesin kalor
B. Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis pesamaan umum keadaan gas
ideal
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
1) Menjelaskan hukum Boyle
2) Menjelaskan hukum Gay Lussac
3) Menjelaskan hukum Boyle-Gay Lussac
4) Menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle, hukum Gay Lussac
dan hukum Boyle-Gay Lussac
b. Proses
Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan hukum
Boyle dan hukum Gay Lusssac dengan menggunakan simulasi PhET
a) Merumuskan masalah
b) Merumuskan hipotesis
c) Mengidentifikasi variabel kontrol
d) Mengidentifikasi variabel manipulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
e) Mengidentifikasi variabel respon
f) Melaksanakan eksperimen
g) Membuat tabel pengamatan dan membuat grafik
h) Melakukan analisis data
i) Merumuskan kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
1) Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle
2) Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac
3) Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle-Gay Lussac
4) Siswa dapat menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle, hukum
Gay Lussac dan hukum Boyle-Gay Lussac
b. Proses
1) Siswa dapat melakukan eksperimen dengan menggunakan simulasi PhET
untuk menyelidiki hubungan antara suhu, tekanan, dan volume sesuai
rincian tugas kinerja dalam LKS.
E. Materi Pembelajaran
Hukum-hukum tentang gas ideal: hukum Boyle, hukum Gay Lussac dan hukum
Boyle-Gay Lussac
F. Metode Pembelajaran
1. Diskusi 4. Membaca buku teks dan laman internet
2. Survei/pengamatan 5. Tanya jawab
3. Eksperimen/percobaan
G. Alat, Bahan, dan Media
1. Alat dan bahan: Laptop
2. Media : Simulasi PhET, internet, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan LCD
H. Sumber Belajar
1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran)
I. Langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan Guru mendata kehadiran siswa Apersepsi (menyampaikan kepentingan) Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
15 menit
Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang materi yang akan
diajarkan Guru meminta siswa untuk mempelajari LKS
terlebih dahulu dan siswa diminta untuk memprediksi jawabannya
Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Boyle: Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu yang tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan Hukum Boyle
Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Gay Lussac: Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan hukum Gay Lussac
Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika volume diperbesar dan suhu tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis)
Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika suhu diperbesar dan volume tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis)
Guru memberikan simulasi tentang PhET yang akan digunakan
Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang hukum Boyle yaitu menyelidiki pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap dan melakukan percobaan tentang hukum Gay-Lussac yaitu menyelidiki pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan menggunakan simulasi PhET
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Rincian Kegiatan Waktu
Guru mengamati siswa dalam kelompok untuk menjalankan percobaan dengan menggunakan simulasi PhET
Siswa dalam kelompok mencatat data yang diperoleh dari percobaan dengan simulasi PhET pada tabel sesuai dengan LKS
Guru menjelaskan bagaimana cara membuat grafik
Setiap kelompok membuat grafik hubungan tekanan terhadap volume pada suhu tetap dan grafik hubungan tekanan terhadap suhu pada volume tetap
Siswa mempersentasikan hasil data yang diperoleh
Kegiatan Penutup Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut
Guru memberikan evaluasi belajar
15 menit
J. Latihan Soal
Soal
1. Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 1,5 liter. Jika
tekanan ruangan tersebut adalah 2 atm, hitunglah tekanan gas pada ruangan
yang volumenya 3 liter?
2. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai volume V dan suhu T. Jika
gas tersebut mengalami proses isobarik sehingga suhunya menjadi 2 kali
suhu semula maka volume gas berubah menjadi?
3. Gas ideal berada dalam ruang tertutup dengan volume V, tekanan P dan suhu
T. Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi 1/2 kali semula dan
suhunya dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka tekanan gas yang berada
dalam sistem tersebut menjadi?
Penyelesaian
1. Diketahui: V1 : 1,5 liter
P1 : 2 atm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
V2 : 3 liter
Ditanyakan: P2 …?
Jawab:
V1.P1 = V2.P2
1,5.2 = 3.P2
3 = 3P2
P2 = 3/3 = 1 atm
2. Diketahui: V1 : V
T1 : T
T2 : 2T
Ditanyakan: V2 …?
Jawab:
��
��=
��
��
�
�=
��
��
V2 = 2V
3. Diketahui: V1 : V
P1 : P
T1 : T
V2 : 1/2V
T2 : 4T
Ditanyakan: P2 …?
Jawab:
����
��=
����
��
��
�=
��(�
��)
��
4P = ½ P2
P2 = 8P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 11 . Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian dari SMA N 1 Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dari SMA N 2 Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 14. Surat Peminjaman Handycam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 15. LKS Coaching
Mengamati pergerakan partikel zat gas
A. Dasar Teori
Apa yang dinamakan gas monoatomik? mono
berarti satu atomik berarti atom. Jadi gas monoatomic
berarti gas yang partikel-partikelnya berupa atom tunggal.
Seperti pada gambar disamping. Contoh gas monoatomik
adalah gas helium, neon, dan argon. Untuk kelas XI SMA
ini masih dibatasi gas monoatomik. Sebenarnya ada gas
yang lain, seperti gas diatomik; oksigen (O2), Nitrogen
(N2), dan ada lagi gas triatomik; Karbondioksida (CO2)
dan uap air (H2O).
B. Tujuan
Mengetahui bagaimana pergerakan partikel zat gas
C. Alat dan Bahan
FreeDownload PhET Software Interactive Simulations dari University of Colorado at
Boulder alamatsitushttp://phet.colorado.eduSimulation: Gas Properties
D. RumusanMasalah
Bagaimana pergerakan partikel pada zat gas?
E. Hipotesis
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
F. Langkah-langkah:
1. Buka aplikasi PhET Interactive Simulations.
2. Pilih dan jalankan Gas properties
3. Pilih constant prameter : klik None, Gas in Chamber : Heavy Species diisi
jumlah partikel, Gravity: 0, dan averaging time tidak dipakai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Gambar 1. Tampilan simulasi gas propertis
4. Catat jumlah partikel sebelum menekan enter. Catat pada tabel 1.
Gambar 2. Tampilan simulasi setelah di enter datanya
5. Dengan partikel yang berada di tabung. Selanjutnya amati pergerakan
partikelnya
6. Ulangi percobaan dengan jumlah partikel sesuai keinginan anda. Catat
pembacaan Jumlah partikel (N) dan catat semua kejadian yang anda lihat
pada Tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
G. Data dan hasil percobaan
Tabel 1.Hasil pengamatan
No Jumlah partikel Hasil pengamatan
H. Analisis
1. Apa yang terjadi pada partikel?
…….….……………………………………………………………
2. Berdasarkan Pengertian gas ideal yang menyebabkan partikel bergerak ke
segala arah itu menyatakan apa?
…….……………………………………………………………….
I. Kesimpulan
1. Kesimpulan apa yang anda buat?
…….……………………………………………………………….
2. Apakah Hipotesis diterima?
…….……………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI