plagiat merupakan tindakan tidak terpuji …repository.usd.ac.id/32962/2/149114106_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
NIM : 149114106
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Whenever you are in a hard situation, think that All is Well
Kita mungkin dilahirkan untuk merasakan kekalahan, tapi kita tidak dilahirkan
untuk menyerah
Learning is not about memorizing the exact words from the book. Learning is
understanding it and being able to explain it in your own words
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu memberikan jalan dan
kekuatan kepada saya
Orang tua, adik-adikku, dan keluarga besar saya yang selalu memberi
dukungan
Dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah berhenti memberi semangat,
petunjuk, dan bimbingan kepada saya
Dan terakhir untuk Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup, sehingga saya belajar menjadi manusia yang
lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Hipotesispenelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Subjek dalampenelitian ini berjumlah 457 orang remaja yang berusia 14 sampai 24 tahun. Alatpengumpulan data yang digunakan ialah skala intensitas penggunaan media sosialInstagram dan skala materialisme. Skala intensitas penggunaan media sosialInstagram memiliki 4 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,885 dan skalamaterialisme memiliki 15 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,858. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman’srho karena persebaran data pada kedua skala bersifat tidak normal. Penelitian inimenghasilkan r = 0,546 dan nilai signifikansi p = 0,00 < 0,05. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antaraintensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Halini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial Instagram,maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendahintensitas penggunaan media sosial Instagram, maka materialisme pada remajamenjadi semakin rendah.
Kata kunci: intensitas penggunaan media sosial Instagram, materialisme, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN INTENSITY OF SOCIAL MEDIAINSTAGRAM USAGE AND MATERIALISM IN ADOLESCENT
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRACT
This research aimed to determine the correlation between intensity of socialmedia Instagram usage and materialism in adolescent. The hypothesis of thisresearch was that there was a positive and significant correlation betweenintensity of social media Instagram usage and materialism in adolescent. Thesubjects in this research were 457 adolescent aged 14 to 24 years old. Theinstrument that used in this research were the intensity of social media Instagramusage scale and the materialism scale. The intensity of social media Instagramusage scale has 4 items with 0.885 reliability coefficient and the materialism scalehas 15 items with 0,858 reliability coefficient. The data analysis technique whichused in this study was Spearman's rho correlation test because the datadistribution of both scale are not normal. This research yielded r = 0,546correlation value and p = 0,00<0,05 significant value. The results of this researchshowed that there was a significant correlation between intensity of social mediaInstagram usage and materialism in adolescent. It means that the higher intensityof social media Instagram, the higher of the materialism in adolescent. Viceversa, the lower intensity of social media Instagram usage, the lower of thematerialism in adolescent.
Keywords: intensity of social media Instagram usage, materialism, adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas tuntunan-Nya, saya dapat menjalankan proses penyusunan skripsi ini dengan
seluruh kemampuan yang saya miliki. Saya juga menyadari bahwa banyak pihak
yang telah berkontribusi dalam penelitian ini. Untuk itu, saya juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama saya
menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberi support dan arahan yang mudah untuk saya
mengerti. Terimakasih dan semangat untuk studinya ya Mbak Etta
semoga diberikan kemudahan, sehingga Mbak Etta bisa cepat kembali ke
Fakultas kita tercinta untuk memajukan Fakultas ini.
5. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. dan Albertus Harimurti, S.Psi.,
M.Hum. sebagai dosen yang memberikan banyak masukan positif,
sehingga skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membagi dan memberi ilmu pengetahuan, sehingga
secara tidak langsung saya belajar bahwa ini semua bukan tentang
kompetensi, tapi bagaimana kompetensi tersebut bisa berkontribusi
nyata bagi sesama.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Pak Sidiq,
Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji yang selalu menunjukkan
kesediaannya untuk membantu kelancaran penyususnan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengisi skala penelitian saya.
9. Terimakasih buat Cik Mel dan El yang membantu saya untuk
menerjemahkan skala.
10. Terimakasih kepada Atu Wayah, Ninik, dan Niang atas penyertaan dan
doa-doanya.
11. Terimakasih kepada kedua orangtua saya, I Gusti Made Arsawan dan
Pande Ni Ketut Rai Puspadewi, there’s no word can describe it.
12. Adik-adik yang sangat saya sayangi, Gilang Sukmaraga & Guna
Sukmaraga. Kesuksesan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal,
tanpa pendidikan formal seperti berkuliah pun kalian bisa sukses asalkan
kalian tau dan yakin dengan potensi yang kalian miliki.
13. Terimakasih buat keluarga saya, Bulik Desy dan Kak Jono yang
mengenalkan Jogja diawal perkuliahan saya disini, semoga kalian hidup
berbahagia selalu.
14. Kak Praba yang sangat-sangat membantu saya dalam memberikan ide,
arahan, dan masukan. Makasi banyak ya Kak, kalau waktu itu nggak
ketemu di depan sekre mungkin aku masih bingung topik skripsi apa
yang bakal aku teliti.
15. Teman-teman seluruh angkatan 2014, terkhusus kelas psikohanam A.
Aku sangat beruntung bisa ada dikelas ini. Kelas yang benar-benar
kompetitif namun tetap tidak melupakan rasa kekeluargaan yang ada.
Mereka yang mengajariku banyak hal disini. Tanpa mereka, kuliah di
Psikologi terasa hampa. Makasi yaa Lur, beberapa akan kusebutkan
Anus, Ridho, Yosta, David, Kuncung, Seno, Krisna, Garin, Lius,
Wahyu, Dea, Grace, Intan, Dina, Angel, Ella, Olak, Anggi, Ayne, Noia,
Yuka, Nindy, Btari, Yashinta, Vivi, Best, Cendri, Pipin, dan lain-
lainnya.
16. Ayam Pelakor Group (Johanes Unaradjan, Pande Ayu, Indri Drestyani) I
love you guys. I hope in the future we can have our own business.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
17. My second family PBB (Mank, Deva, Dewa, Indri, Okta, Pande, Trisna)
We’ve been together since 2014. Thanks for supporting and cheering me
up when I’m in a bad condition. Aku tau kita punya tujuan yang sama,
menemukan apa yang orang-orang sebut sebagai keluarga. 4 tahun bukan
waktu yang sebentar. Aku berharap kalian bisa menemukan passion
kalian masing-masing dan berguna bagi orang lain.
18. Terimakasih kakak tingkat Psikologi yang selalu bersedia membantu
saya dalam kesusahan.
19. Seluruh anak-anak bimbingan Mbak Etta. Terimakasih selalu
mendukung saya. Mari semangat untuk menyelesaikan apa yang sudah
menjadi kewajiban kita sebagai mahasiswa akhir! See you on top guys!
20. Temen-temen ukf seni dan Papikustik (Kak SS, Kak Pipit, Bang Abiel,
Kak Yogi, Kak Arma) yang memberi saya kesempatan untuk tampil
disetiap event yang ada di kampus mulai dari awal perkuliahan hingga
masa dimana saya harus meninggalkan Fakultas ini. Percayalah rekaman
jingle aksi 2017 menjadi kenangan yang akan paling saya ingat sebagai
sebuah bentuk kontribusi nyata atas hobi yang saya miliki ini.
21. KMHD Swastika Taruna yang selalu mengayomi keluarga Hindu di
kampus ini terutama (Kak Ayik, Kak GM, Kak Bayu, Kak Putri, Kak
Gungis, Kak Bincik, Kak Mita, Kak Putra, Pristi, adik-adik 2015, 2016).
22. Sahabat – sahabat SMA saya, terutama Oting, Nyame TA angkatan 48,
Nyame GKSS.
23. Terimakasih kepada seluruh pihak yang belum dapat penulis ucapkan
satu per satu. Kalian semua akan selalu tersimpan di hati saya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca untuk
membantu menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan kata. Terimakasih.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI .....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
A. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram ..................................... 10
1. Definisi Intensitas penggunaan ........................................................ 10
2. Media sosial Instagram .................................................................... 11
3. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram ............................... 17
4. Dampak Penggunaan Media Sosial .................................................. 18
B. Materialisme ........................................................................................... 21
1. Definisi Materialisme ....................................................................... 21
2. Aspek Materialisme ......................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Pengukuran Materialisme ................................................................. 25
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Materialisme .............................. 27
C. Remaja .................................................................................................... 33
D. Dinamika Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dan Materialisme Pada Remaja ....................... 35
E. Skema Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram dan Materialisme Pada Remaja.............................................. 38
F. Hipotesis ................................................................................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 40
B. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 41
1. Variabel Bebas ................................................................................. 41
2. Variabel Tergantung ......................................................................... 41
C. Definisi Operasional ............................................................................... 41
D. Subjek Penelitian .................................................................................... 43
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 43
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 43
2. Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 44
F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 49
1. Validitas ............................................................................................. 49
2. Seleksi Item ........................................................................................ 50
3. Reliabilitas ......................................................................................... 51
G. Metode Analisis Data ............................................................................. 53
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 53
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 56
B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 56
C. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 57
D. Hasil Penelitian ...................................................................................... 60
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 62
3. Analisis Tambahan ........................................................................... 63
E. Pembahasan............................................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 70
A. Kesimpulan ............................................................................................ 70
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 70
C. Saran ....................................................................................................... 71
1. Bagi Subjek (Remaja) ...................................................................... 71
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN ....................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram Sebelum Uji Coba .................................... 45
Tabel 2 Skor Respon Variabel Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram Berdasarkan Frekuensi dan Durasi ....................... 46
Tabel 3 Sebaran Item Skala Materialisme Sebelum Uji Coba ..................... 48
Tabel 4 Pemberian Skor pada Skala Materialisme ....................................... 49
Tabel 5 Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Setelah Uji Coba ............................................................. 51
Tabel 6 Sebaran Item Skala Materialisme Setelah Uji Coba ....................... 51
Tabel 7 Deskripsi Usia Subjek ..................................................................... 56
Tabel 8 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................... 56
Tabel 9 Deskripsi Konten yang Paling Sering Dilihat Subjek ..................... 57
Tabel 10 Data Empiris Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram ................................................................... 58
Tabel 11 Data Empiris Skala Materialisme .................................................... 58
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 61
Tabel 13 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 62
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Spearman’s rho ................................................ 63
Tabel 15 Uji Normalitas Dalam Skala Materialisme
Pada Kelompok Perempan Dan Kelompok Laki-laki ..................... 64
Tabel 16 Uji Homogenitas Dalam Skala Materialisme................................... 65
Tabel 17 Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Skala Penelitian Uji Coba............................................................ 80
Lampiran B Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dan Seleksi Item ................................... 86
Lampiran C Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Item Skala
Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram .......................... 88
Lampiran D Hasil Uji Reliabilitas Skala Materialisme .................................. 90
Lampiran E Skala Penelitian ........................................................................... 92
Lampiran F Hasil Uji T Mean Teoritik dan Mean Empiris........................... 101
Lampiran G Hasil Uji Normalitas.................................................................. 103
Lampiran H Hasil Uji Linearitas.................................................................... 105
Lampiran I Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 107
Lampiran J Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Analisis Tambahan .................................................................... 109
Lampiran K Hasil Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................... 111
Lampiran L Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail) ............ 113
Lampiran M Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Indonesia ....................................................................... 115
Lampiran N Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Inggris ........................................................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir pengguna media sosial Instagram
dihebohkan dengan tagar #RichKidsofInstagram yang berisi konten-
konten para anak muda memamerkan gaya hidup mewah di dalam media
sosialnya (Hasan, 2018). Tagar tersebut juga meluas hingga bermunculan
tagar serupa yang digunakan di berbagai belahan dunia seperti
#RichKidsofBritain, #RichKidsofAmerica, dan #RichkidsofChina (Hasan,
2018). Bahkan di Indonesia, tagar #RichKidsofIndonesia juga sudah dapat
ditemukan dalam media sosial Instagram (Jeko, 2017). Konten yang
termuat di dalamnya adalah foto maupun video para remaja di Indonesia
yang memamerkan liburan mewah, barang-barang mewah, serta
perkumpulan sosial khusus remaja-remaja kaya di Indonesia (Jeko, 2017).
Meluasnya tagar #RichKidsofInstagram di media sosial tersebut
menunjukkan bahwa semakin besarnya potensi pengguna aplikasi
Instagram terpapar pesan yang mengisyaratkan bahwa tujuan utama hidup
ialah kenikmatan inderawi serta kesuksesan hidup bergantung pada
pemerolehan barang-barang material (Dash, 2018). Ketika individu
terpapar pesan-pesan tersebut, mereka akan meyakini bahwa kepemilikan
harta benda bersifat material mampu membuat mereka mencapai kepuasan
hidup (Guru, 2018).
Keyakinan individu yang memandang kepuasan hidup terpenting
berasal dari kepemilikan harta benda dan pemerolehannya disebut sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Whenever you are in a hard situation, think that All is Well
Kita mungkin dilahirkan untuk merasakan kekalahan, tapi kita tidak dilahirkan
untuk menyerah
Learning is not about memorizing the exact words from the book. Learning is
understanding it and being able to explain it in your own words
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu memberikan jalan dan
kekuatan kepada saya
Orang tua, adik-adikku, dan keluarga besar saya yang selalu memberi
dukungan
Dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah berhenti memberi semangat,
petunjuk, dan bimbingan kepada saya
Dan terakhir untuk Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup, sehingga saya belajar menjadi manusia yang
lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Hipotesispenelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Subjek dalampenelitian ini berjumlah 457 orang remaja yang berusia 14 sampai 24 tahun. Alatpengumpulan data yang digunakan ialah skala intensitas penggunaan media sosialInstagram dan skala materialisme. Skala intensitas penggunaan media sosialInstagram memiliki 4 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,885 dan skalamaterialisme memiliki 15 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,858. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman’srho karena persebaran data pada kedua skala bersifat tidak normal. Penelitian inimenghasilkan r = 0,546 dan nilai signifikansi p = 0,00 < 0,05. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antaraintensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Halini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial Instagram,maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendahintensitas penggunaan media sosial Instagram, maka materialisme pada remajamenjadi semakin rendah.
Kata kunci: intensitas penggunaan media sosial Instagram, materialisme, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN INTENSITY OF SOCIAL MEDIAINSTAGRAM USAGE AND MATERIALISM IN ADOLESCENT
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRACT
This research aimed to determine the correlation between intensity of socialmedia Instagram usage and materialism in adolescent. The hypothesis of thisresearch was that there was a positive and significant correlation betweenintensity of social media Instagram usage and materialism in adolescent. Thesubjects in this research were 457 adolescent aged 14 to 24 years old. Theinstrument that used in this research were the intensity of social media Instagramusage scale and the materialism scale. The intensity of social media Instagramusage scale has 4 items with 0.885 reliability coefficient and the materialism scalehas 15 items with 0,858 reliability coefficient. The data analysis technique whichused in this study was Spearman's rho correlation test because the datadistribution of both scale are not normal. This research yielded r = 0,546correlation value and p = 0,00<0,05 significant value. The results of this researchshowed that there was a significant correlation between intensity of social mediaInstagram usage and materialism in adolescent. It means that the higher intensityof social media Instagram, the higher of the materialism in adolescent. Viceversa, the lower intensity of social media Instagram usage, the lower of thematerialism in adolescent.
Keywords: intensity of social media Instagram usage, materialism, adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas tuntunan-Nya, saya dapat menjalankan proses penyusunan skripsi ini dengan
seluruh kemampuan yang saya miliki. Saya juga menyadari bahwa banyak pihak
yang telah berkontribusi dalam penelitian ini. Untuk itu, saya juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama saya
menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberi support dan arahan yang mudah untuk saya
mengerti. Terimakasih dan semangat untuk studinya ya Mbak Etta
semoga diberikan kemudahan, sehingga Mbak Etta bisa cepat kembali ke
Fakultas kita tercinta untuk memajukan Fakultas ini.
5. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. dan Albertus Harimurti, S.Psi.,
M.Hum. sebagai dosen yang memberikan banyak masukan positif,
sehingga skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membagi dan memberi ilmu pengetahuan, sehingga
secara tidak langsung saya belajar bahwa ini semua bukan tentang
kompetensi, tapi bagaimana kompetensi tersebut bisa berkontribusi
nyata bagi sesama.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Pak Sidiq,
Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji yang selalu menunjukkan
kesediaannya untuk membantu kelancaran penyususnan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengisi skala penelitian saya.
9. Terimakasih buat Cik Mel dan El yang membantu saya untuk
menerjemahkan skala.
10. Terimakasih kepada Atu Wayah, Ninik, dan Niang atas penyertaan dan
doa-doanya.
11. Terimakasih kepada kedua orangtua saya, I Gusti Made Arsawan dan
Pande Ni Ketut Rai Puspadewi, there’s no word can describe it.
12. Adik-adik yang sangat saya sayangi, Gilang Sukmaraga & Guna
Sukmaraga. Kesuksesan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal,
tanpa pendidikan formal seperti berkuliah pun kalian bisa sukses asalkan
kalian tau dan yakin dengan potensi yang kalian miliki.
13. Terimakasih buat keluarga saya, Bulik Desy dan Kak Jono yang
mengenalkan Jogja diawal perkuliahan saya disini, semoga kalian hidup
berbahagia selalu.
14. Kak Praba yang sangat-sangat membantu saya dalam memberikan ide,
arahan, dan masukan. Makasi banyak ya Kak, kalau waktu itu nggak
ketemu di depan sekre mungkin aku masih bingung topik skripsi apa
yang bakal aku teliti.
15. Teman-teman seluruh angkatan 2014, terkhusus kelas psikohanam A.
Aku sangat beruntung bisa ada dikelas ini. Kelas yang benar-benar
kompetitif namun tetap tidak melupakan rasa kekeluargaan yang ada.
Mereka yang mengajariku banyak hal disini. Tanpa mereka, kuliah di
Psikologi terasa hampa. Makasi yaa Lur, beberapa akan kusebutkan
Anus, Ridho, Yosta, David, Kuncung, Seno, Krisna, Garin, Lius,
Wahyu, Dea, Grace, Intan, Dina, Angel, Ella, Olak, Anggi, Ayne, Noia,
Yuka, Nindy, Btari, Yashinta, Vivi, Best, Cendri, Pipin, dan lain-
lainnya.
16. Ayam Pelakor Group (Johanes Unaradjan, Pande Ayu, Indri Drestyani) I
love you guys. I hope in the future we can have our own business.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
17. My second family PBB (Mank, Deva, Dewa, Indri, Okta, Pande, Trisna)
We’ve been together since 2014. Thanks for supporting and cheering me
up when I’m in a bad condition. Aku tau kita punya tujuan yang sama,
menemukan apa yang orang-orang sebut sebagai keluarga. 4 tahun bukan
waktu yang sebentar. Aku berharap kalian bisa menemukan passion
kalian masing-masing dan berguna bagi orang lain.
18. Terimakasih kakak tingkat Psikologi yang selalu bersedia membantu
saya dalam kesusahan.
19. Seluruh anak-anak bimbingan Mbak Etta. Terimakasih selalu
mendukung saya. Mari semangat untuk menyelesaikan apa yang sudah
menjadi kewajiban kita sebagai mahasiswa akhir! See you on top guys!
20. Temen-temen ukf seni dan Papikustik (Kak SS, Kak Pipit, Bang Abiel,
Kak Yogi, Kak Arma) yang memberi saya kesempatan untuk tampil
disetiap event yang ada di kampus mulai dari awal perkuliahan hingga
masa dimana saya harus meninggalkan Fakultas ini. Percayalah rekaman
jingle aksi 2017 menjadi kenangan yang akan paling saya ingat sebagai
sebuah bentuk kontribusi nyata atas hobi yang saya miliki ini.
21. KMHD Swastika Taruna yang selalu mengayomi keluarga Hindu di
kampus ini terutama (Kak Ayik, Kak GM, Kak Bayu, Kak Putri, Kak
Gungis, Kak Bincik, Kak Mita, Kak Putra, Pristi, adik-adik 2015, 2016).
22. Sahabat – sahabat SMA saya, terutama Oting, Nyame TA angkatan 48,
Nyame GKSS.
23. Terimakasih kepada seluruh pihak yang belum dapat penulis ucapkan
satu per satu. Kalian semua akan selalu tersimpan di hati saya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pembaca untuk
membantu menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan kata. Terimakasih.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI .....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
A. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram ..................................... 10
1. Definisi Intensitas penggunaan ........................................................ 10
2. Media sosial Instagram .................................................................... 11
3. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram ............................... 17
4. Dampak Penggunaan Media Sosial .................................................. 18
B. Materialisme ........................................................................................... 21
1. Definisi Materialisme ....................................................................... 21
2. Aspek Materialisme ......................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Pengukuran Materialisme ................................................................. 25
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Materialisme .............................. 27
C. Remaja .................................................................................................... 33
D. Dinamika Hubungan Antara Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dan Materialisme Pada Remaja ....................... 35
E. Skema Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram dan Materialisme Pada Remaja.............................................. 38
F. Hipotesis ................................................................................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 40
B. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 41
1. Variabel Bebas ................................................................................. 41
2. Variabel Tergantung ......................................................................... 41
C. Definisi Operasional ............................................................................... 41
D. Subjek Penelitian .................................................................................... 43
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 43
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 43
2. Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 44
F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 49
1. Validitas ............................................................................................. 49
2. Seleksi Item ........................................................................................ 50
3. Reliabilitas ......................................................................................... 51
G. Metode Analisis Data ............................................................................. 53
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 53
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 56
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 56
B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 56
C. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 57
D. Hasil Penelitian ...................................................................................... 60
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 62
3. Analisis Tambahan ........................................................................... 63
E. Pembahasan............................................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 70
A. Kesimpulan ............................................................................................ 70
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 70
C. Saran ....................................................................................................... 71
1. Bagi Subjek (Remaja) ...................................................................... 71
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN ....................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram Sebelum Uji Coba .................................... 45
Tabel 2 Skor Respon Variabel Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram Berdasarkan Frekuensi dan Durasi ....................... 46
Tabel 3 Sebaran Item Skala Materialisme Sebelum Uji Coba ..................... 48
Tabel 4 Pemberian Skor pada Skala Materialisme ....................................... 49
Tabel 5 Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Setelah Uji Coba ............................................................. 51
Tabel 6 Sebaran Item Skala Materialisme Setelah Uji Coba ....................... 51
Tabel 7 Deskripsi Usia Subjek ..................................................................... 56
Tabel 8 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................... 56
Tabel 9 Deskripsi Konten yang Paling Sering Dilihat Subjek ..................... 57
Tabel 10 Data Empiris Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram ................................................................... 58
Tabel 11 Data Empiris Skala Materialisme .................................................... 58
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 61
Tabel 13 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 62
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Spearman’s rho ................................................ 63
Tabel 15 Uji Normalitas Dalam Skala Materialisme
Pada Kelompok Perempan Dan Kelompok Laki-laki ..................... 64
Tabel 16 Uji Homogenitas Dalam Skala Materialisme................................... 65
Tabel 17 Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Skala Penelitian Uji Coba............................................................ 80
Lampiran B Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dan Seleksi Item ................................... 86
Lampiran C Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Item Skala
Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram .......................... 88
Lampiran D Hasil Uji Reliabilitas Skala Materialisme .................................. 90
Lampiran E Skala Penelitian ........................................................................... 92
Lampiran F Hasil Uji T Mean Teoritik dan Mean Empiris........................... 101
Lampiran G Hasil Uji Normalitas.................................................................. 103
Lampiran H Hasil Uji Linearitas.................................................................... 105
Lampiran I Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 107
Lampiran J Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Analisis Tambahan .................................................................... 109
Lampiran K Hasil Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................... 111
Lampiran L Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail) ............ 113
Lampiran M Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Indonesia ....................................................................... 115
Lampiran N Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Inggris ........................................................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
materialisme (Richins & Dawson, 1992). Materialisme merupakan suatu
nilai yang tercermin melalui pandangan akan pentingnya proses
memperoleh harta benda bersifat material sebagai dasar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan (Fournier & Richins, 1991). Kasser (2016) juga
memandang materialisme terdiri dari nilai-nilai serta tujuan yang berfokus
pada sesuatu yang bersifat material (harta benda dan kekayaan), gambaran
diri, serta status sosial.
Richins (1999) menyatakan bahwa materialisme yang dimiliki
individu dapat dibedakan berdasarkan pandangan mereka terkait nilai yang
diterima melalui harta yang dimiliki serta harapan mereka mengenai harta
benda yang akan diperoleh. Individu dengan materialisme rendah
cenderung memandang nilai atau manfaat yang diperoleh sebagai manfaat
pribadi, seperti kesenangan pribadi saat menggunakan barang atau
kenyamanan yang diberikan saat menggunakan barang tersebut (Richins,
1999). Sedangkan individu materialis lebih menilai barang yang dimiliki
sebagai sarana untuk menunjukkan penampilan, menyampaikan status,
kesuksesan, dan prestise (Browne & Kaldenberg, 1997). Lebih lanjut,
individu materialis juga meyakini bahwa barang yang dimiliki mampu
membentuk, menjaga, dan mengekspresikan identitas secara sosial
(Dittmar, 1992).
Harta benda yang dapat mencerminkan materialisme individu
terdiri dari berbagai macam salah satunya pakaian, sepatu, mobil, alat
elektronik, dan gadget (Hartney, 2018). Untuk meninjau bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
materialisme yang dimiliki individu, peneliti melakukan wawancara pada
tanggal 10 dan 11 Maret 2018 dengan 10 orang remaja yang memiliki
rentang usia 15-22 tahun. Peneliti memilih pakaian sebagai objek yang
menjadi fokus karena pakaian relatif sering dibeli oleh masyarakat
(Browne & Kaldenberg, 1997), sehingga peneliti ingin mengetahui
bagaimana pandangan narasumber terkait pakaian yang dibeli.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh
narasumber meyakini bahwa pakaian yang dibeli mampu memberikan
nilai tersendiri bagi individu seperti meningkatkan kepercayaan diri serta
menunjukkan status sosial. Beberapa narasumber merasa bahwa pakaian
yang dibeli juga dapat membuat mereka terlihat lebih keren, mengikuti
trend, dan fashionable di depan orang lain. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa delapan dari sepuluh narasumber tergolong dalam individu
materialis karena mereka lebih memandang pakaian sebagai sarana
mengekspresikan identitasnya serta menyampaikan status sosial disamping
melihat manfaat pribadi yang diterima oleh individu (Richins, 1999).
Richins dan Dawson (1992) menyatakan bahwa materialisme dapat
ditinjau melalui tiga aspek meliputi kepercayaan bahwa harta benda
berfungsi dalam menilai kesuksesan individu dan orang lain, kepercayaan
akan harta benda dan pemerolehannya sebagai pusat kehidupan, serta
kepercayaan bahwa harta benda dan pemerolehannya menjadi penentu
kebahagiaan dan kepuasan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Ketika individu memiliki materialisme yang tinggi mereka
cenderung akan mengalami berbagai dampak diantaranya meningkatkan
stress serta menurunkan kepedulian individu terhadap lingkungannya
(Dittmar & Kapur, 2014; Kilbourne & Picket, 2008). Menurunnya
kepedulian tersebut disebabkan oleh menurunnya kepercayaan individu
terkait masalah yang ada di dalam lingkungannya akibat dari proses
persepsi dan distorsi selektif (Killbourne & Picket, 2008). Selain itu,
penelitian lainnya menemukan bahwa remaja yang materialis tertarik pada
produk terbaru dan sangat responsif terhadap upaya promosi dan iklan,
sehingga mereka cenderung susah dalam menabung dan gemar untuk
berbelanja (Goldberg, Gorn, Peracchio, & Bamossy, 2003).
Kasser, Ryan, Couchman, dan Sheldon (2004) menemukan bahwa
salah satu faktor yang menyebabkan individu menjadi pribadi yang
materialis yaitu saat mereka mendapat informasi dari lingkungan sekitar
seperti orangtua, teman sebaya, masyarakat, serta media yang
menunjukkan bahwa materialisme itu penting. Ketika para remaja
mendapat informasi bahwa materialisme itu penting, mereka cenderung
akan berfokus pada kepemilikan harta benda dan pemerolehannya (Richins
& Dawson, 1992). Para remaja yang seharusnya mampu mengembangkan
nilai yang sesuai dengan budaya dan lingkungannya, justru akan
mengalami berbagai permasalahan karena mereka kesulitan dalam
menemukan suatu komitmen dan identifikasi yang mampu memberi
gambaran mengenai apa yang baik atau penting dan apa yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dilakukan maupun sebaliknya (Carballo dalam Sarwono, 1985; Taylor
dalam Fearon, 1999).
Ketika paparan pesan dalam sebuah media dapat menyebabkan
individu menjadi pribadi yang lebih materialis (Kasser dkk., 2004),
penelitian yang dilakukan oleh Ahluwalia dan Sanan (2015) juga
menyatakan bahwa salah satu media massa, yaitu internet menjadi agen
yang dapat menyebarkan materialisme. Hal ini disebabkan oleh gambaran-
gambaran ideal di dalam media yang kerap mengaitkan kepemilikian uang
dan harta benda sebagai tanda kesuksesan, status sosial, serta kepuasan
hidup individu (Dittmar & Kapur, 2011).
Meskipun keberadaan internet juga memiliki dampak positif
seperti pengguna dapat melakukan transaksi komunikasi dan bisnis,
melakukan penelitian, serta berinteraksi dengan relasi sosial, namun
internet juga dipandang sebagai sumber yang dapat menggambarkan gaya
hidup mewah serta meninggikan kepemilikan harta bersifat material
(Alam, Hashim, Ahmad, Wel, Nor, & Omar, 2014; Ahluwalia & Sanan,
2015). Seseorang yang lebih sering menggunakan internet akan
mempelajari gaya hidup mewah melalui gambaran-gambaran ideal yang
dilihatnya, sehingga individu akan mengutamakan kepemilikan harta
benda material diatas kepentingan lainnya. (Ahluwalia & Sanan, 2015;
Richins & Dawson, 1992; Dittmar & Kapur, 2011).
Ahluwalia dan Sanan (2015) menyatakan bahwa frekuensi
penggunaan internet dijabarkan melalui beberapa kegiatan salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menggunakan jejaring sosial. Frekuensi penggunaan internet menjadi
variabel yang memiliki hubungan positif dan signifikan dengan
materialisme yang dimiliki individu di India (Ahluwalia & Sanan, 2015).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Masood, Musarrat, & Mazahir (2016)
kepada remaja di Pakistan juga menemukan bahwa media sosial menjadi
salah satu faktor yang dapat meningkatkan materialisme pada remaja.
Menurut survei dari We Are Social, Negara Indonesia saat ini
menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan pertumbuhan
pengguna media sosial tertinggi di dunia (We Are Social [WAS], 2018).
Peningkatan pertumbuhan pengguna media sosial tersebut juga sejalan
dengan peningkatan rata-rata waktu yang dihabiskan masyarakat dalam
mengakses media sosialnya. Pada tahun 2018 pengguna media sosial di
Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 23 menit dalam sehari,
dimana rata-rata tersebut meningkat dari tahun 2016 yang hanya 2 jam 51
menit dalam sehari (WAS, 2018; We Are Social, 2016).
Kaplan dan Haenlein (dalam Kaplan & Haenlein, 2014)
memandang media sosial sebagai sekumpulan aplikasi internet yang
dibangun melalui teknologi “Web 2.0”, dimana teknologi tersebut
memberi izin penggunanya untuk membuat dan bertukar konten. Menurut
Osterrieder (2013), kemampuan membagikan konten antarsesama
pengguna merupakan prinsip inti dari media sosial.
Penggunaan media sosial dapat ditinjau melalui intensitas
penggunaan individu terhadap media sosialnya. Intensitas didefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Depdiknas, 2011).
Sedangkan penggunaan berasal dari kata ‘guna’ yang diartikan sebagai
proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu atau pemakaian
(Depdiknas, 2011). Tubb dan Moss (dalam Nurjan, Tjahjono, & Yamin,
2016) menyatakan bahwa intensitas dapat diukur berdasarkan frekuensi
dan durasi dari penggunaan media sosial.
Penelitian ini memilih Instagram sebagai media sosial yang akan
diteliti karena media sosial Instagram hanya berfokus pada fitur foto dan
video yang berdurasi singkat, sehingga lebih mudah untuk dinikmati dan
digunakan jika dibandingkan dengan media sosial lainnya (Manampiring,
2017). Selain itu, media sosial Instagram juga didominasi oleh pengguna
remaja dengan rentang usia 18-24 tahun, sehingga hal tersebut dipandang
sesuai dengan subjek yang ada di dalam penelitian ini (WAS, 2018). Para
remaja memilih Instagram karena media sosial ini terus memperbarui
fitur-fitur dengan mengekspansi fungsinya dan mengadopsi layanan
aplikasi lain seperti membuat fitur story yang mirip dengan fitur pada
aplikasi Snapchat serta fitur IGTV yaitu layanan yang memungkinkan
pengguna untuk membuat dan menonton video yang berdurasi panjang
seperti yang ditemukan pada aplikasi Youtube (Bohang, 2018).
Ho, Shin, dan Lwin (2017) menyatakan bahwa sejak generasi
muda mengandalkan situs media sosial untuk mencari berita, hiburan,
informasi pemasaran, serta dukungan sosial, jaringan media tersebut dapat
memengaruhi perilaku penggunanya. Bahkan, Valkenburg, Peter, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Walther (2016) menyatakan bahwa penggunaan media sosial secara tidak
sadar juga dapat mengubah keyakinan yang dimiliki individu.
Individu dengan intensitas penggunaan media sosial yang tinggi
akan menggunakan media sosialnya dalam jangka waktu lama
berdasarkan durasi dan frekuensi penggunaan (Tubb & Moss dalam
Nurjan dkk., 2016). Melalui tingginya penggunaan media sosial, para
remaja akan semakin berpotensi terpapar berbagai informasi mengenai
pentingnya kepemilikan harta benda material serta gaya hidup mewah
(Ahluwalia & Sanan, 2015). Paparan informasi tersebut berasal dari
gambaran-gambaran ideal di dalam media sosial yang sering mengaitkan
kepemilikan harta benda sebagai tanda kebahagiaan, status sosial,
kesuksesan, dan kepuasan hidup seseorang (Dittmar & Kapur, 2011).
Ketika individu semakin sering terpapar informasi tersebut, kemungkinan
individu akan semakin meyakini bahwa harta benda merupakan hal yang
penting di dalam hidup, sehingga mereka akan berfokus pada kepemilikan
harta benda serta pemerolehannya (Richins & Dawson, 1992). Keyakinan
individu akan pentingnya kepemilikan harta benda bersifat material serta
pemerolehannya di dalam kehidupan disebut materialisme (Richins &
Dawson, 1992).
Sebaliknya, apabila individu memiliki intensitas penggunaan
media sosial yang rendah, kemungkinan individu akan jarang
menggunakan media sosialnya, sehingga tidak akan mengalami
perubahan nilai akibat paparan informasi yang berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pentingnya memiliki harta benda material dan gaya hidup yang lebih
mewah (Ahluwalia & Sanan, 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dalam latar belakang tersebut, maka masalah
dalam penelitian yang diangkat yaitu:
Apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media
sosial Instagram dan materialisme pada remaja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
intensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada
remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi ilmu
psikologi terutama dalam bidang psikologi sosial dan psikologi
konsumen tentang hubungan intensitas penggunaan media sosial dan
materialisme pada remaja.
2. Manfaat Praktis
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
bagi remaja itu sendiri terkait intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan hubungannya dengan perilaku materialisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
1. Definisi Intensitas Penggunaan
Dalam Kamus Psikologi, intensity (intensitas) diartikan sebagai
besarnya kekuatan dari suatu perilaku yang ditunjukkan (Reber &
Reber, 2010). Sejalan dengan hal itu, Kartono dan Gulo (2000)
menyatakan bahwa intensitas merujuk pada kekuatan suatu perilaku
atau jumlah energi fisik yang diperlukan untuk merangsang sebuah
indera. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, intensitas diartikan
sebagai keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Depdiknas, 2011).
Selain itu, kata penggunaan berasal dari kata ‘guna’ yang diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu atau pemakaian
(Depdiknas, 2011). Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa intensitas
penggunaan merupakan besarnya kekuatan perilaku berdasarkan
tingkatan tertentu dalam menggunakan sesuatu.
Tubbs dan Moss (1983) menyatakan bahwa intensitas dipengaruhi
oleh jumlah waktu yang dihabiskan untuk melakukan sesuatu. Jumlah
waktu tersebut dapat ditinjau berdasarkan durasi yang dihabiskan saat
individu melakukan aktivitas serta frekuensi yang dilakukan dalam
aktivitas tersebut (Tubb & Moss dalam Nurjan, Tjahjono, & Yamin,
2016). Sejalan dengan itu, Andarwati dan Sankarto (2005) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyatakan bahwa intensitas ditinjau berdasarkan lamanya waktu
yang dibutuhkan serta frekuensi dari pengulangan perilaku tersebut.
Selain itu pula, Putri, Erlyani, dan Mayangsari (2016) juga sependapat
bahwa intensitas ditinjau berdasarkan frekuensi dan durasi. Frekuensi
merupakan keseringan atau jumlah pemakaian sesuatu dalam kurun
waktu tertentu, sedangkan durasi didefinisikan sebagai seberapa lama
individu dalam melakukan suatu aktivitas (Depdiknas, 2011).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan
merupakan besarnya kekuatan perilaku yang ditinjau berdasarkan
tingkatan pengulangan perilaku (frekuensi) dan lamanya waktu yang
dihabiskan (durasi) saat menggunakan sesuatu.
2. Media Sosial Instagram
Kaplan dan Haenlein (dalam Kaplan & Haenlein, 2014)
mendefinisikan media sosial sebagai sekelompok aplikasi berbasis
internet yang dibangun atas pondasi ideologis dan teknologi “Web 2.0”
yang memberikan izin pengguna untuk membuat dan bertukar konten
yang dihasilkan. Istilah media sosial mengacu pada ruang lingkup
berbasis internet dan layanan mobile yang lebih luas, sehingga
memungkinkan penggunanya untuk berpartisipasi pada pertukaran
online, memberikan (user-created content), serta bergabung dalam
komunitas online (Dewing, 2012). Selain itu, Baruah (2012)
menyatakan istilah media sosial merujuk pada penggunaan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berbasis jejaring dan tekonologi mobile yang berfungsi untuk
mengubah komunikasi ke arah dialog yang bersifat interaktif.
Prinsip inti media sosial menurut Osterrieder (2013) terdapat dalam
kemampuannya untuk membagikan konten dengan orang lain.
Beberapa jenis konten diantaranya berupa pembaruan status singkat
maupun panjang, gambar, serta dokumen audio atau video
(Osterrieder, 2013).
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media sosial
merupakan layanan berbasis internet dan mobile yang dibangun
melalui teknologi “Web 2.0” yang memungkinkan pengguna untuk
melakukan berbagai pertukaran konten diantaranya berupa gambar,
video, serta status singkat maupun lebih panjang secara online,
sehingga memunculkan komunikasi yang mengarah pada dialog
interaktif.
Berkaitan dengan karakteristik media sosial, Mayfield (2008)
memahami media sosial sebagai sekelompok media online berjenis
baru yang memiliki sebagian besar atau seluruh karakteristik,
diantaranya (a) Partisipasi yaitu media sosial mendorong adanya
kontribusi atau tanggapan dari semua orang yang tertarik serta dapat
mengaburkan batas antara media dan penontonnya, (b) Keterbukaan
yaitu sebagian besar layanan dalam media sosial terbuka pada
tanggapan dan partisipasi melalui layanan suara, komentar, dan
berbagi informasi. Mereka tidak membatasi penggunanya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membuka dan memanfaatkan konten – konten dalam media tersebut,
(c) Percakapan yaitu saat media tradisional hanya terpaku pada
broadcast (konten dikirim atau didistribusikan pada penggunanya),
media sosial lebih dilihat sebagai percakapan dua arah, (d) Komunitas
yaitu media sosial mendorong terbentuknya komunitas dengan cepat
serta mampu berkomunikasi secara lebih efektif. Komunitas akan
membagi ketertarikan yang sama, seperti kecintaan pada fotografi, isu
politik, atau acara televisi yang digemari, (e) Keterhubungan yaitu
sebagian besar media sosial berkembang melalui keterhubungan
mereka melalui pemanfaatan hubungan pada situs, sumber, dan orang
lainnya.
Berkaitan dengan jenis dari media sosial, Dewing (2012)
menyatakan bahwa saat ini beberapa kategori dalam sebuah situs telah
melampaui dari apa yang menjadi definisi utamanya, sehingga sebuah
situs dapat tergolong ke dalam beberapa jenis media sosial. Salah
satunya adalah situs Instagram yang tergolong dalam media-sharing
sites dan juga social networking sites karena aplikasi tersebut tidak
hanya dapat membagi video maupun foto penggunanya melainkan juga
dapat mengikuti orang lain (Dewing, 2012).
Penelitian ini memilih Instagram sebagai media sosial yang akan
diteliti karena saat ini Indonesia berada pada peringkat ketiga di dunia
dan pertama di Asia sebagai negara dengan pengguna Instagram
terbanyak (We Are Social [WAS], 2018). Selain itu, pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Instagram didominasi oleh masyarakat dengan rentang usia 18-24
tahun, sehingga hal tersebut dipandang sesuai dengan rentang dalam
subjek penelitian ini (WAS, 2018). Saat ini, Instagram menjadi salah
satu media sosial yang paling diminati oleh para remaja karena
Instagram terus mengekspansi fungsinya dan mendobrak layanan
aplikasi lain seperti membuat fitur story yang mirip dengan fitur pada
aplikasi Snapchat serta fitur IGTV yaitu layanan yang memungkinkan
pengguna untuk membuat dan menonton video yang berdurasi panjang
seperti yang ditemukan pada aplikasi Youtube (Bohang, 2018).
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbasis internet dan mobile
yang memungkinkan penggunanya mengambil foto maupun video
secara instan serta membagikan momen tersebut pada orang lain
(Aditya, 2015). Nama Instagram berasal dari definisi secara
keseluruhan pada aplikasi tersebut. Kata “insta” berasal dari kata
“instan” yang dikaitkan dengan kamera polaroid pada zaman itu yang
dikenal sebagai “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-
foto secara instan seperti polaroid di dalam tampilannya. Kemudian
kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja Instagram
sama seperti telegram yaitu untuk mengirimkan informasi secara cepat
kepada orang lain. Instagram yang dapat memungkinkan penggunanya
mengunggah foto melalui perantara jaringan internet, dipandang
mampu untuk menyampaikan informasi secara cepat kepada orang lain
(Utari, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Instagram didirikan pada tahun 2010 oleh perusahaan teknologi
start-up yang memiliki fokus pada pengembangan aplikasi untuk
telepon genggam bernama Burbn, Inc. Semulanya, perusahaan tersebut
memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 Mobile (hiper
text markup language 5), sehingga membuat kedua CEO (Chief
Executive Officer) perusahaan tersebut yaitu Kevin Systrom dan Mike
Krieger memutuskan untuk memfokuskan pada satu hal saja yaitu
layanan berbagi foto (Landsverk dalam Utari, 2017; Atmoko, 2012).
Kemudian, versi Burbn yang telah mencapai tahap akhir diujicobakan
kepada 100 orang yang dipercaya menjadi tester. Melalui berbagai
tanggapan positif dari para tester, Instagram mulai resmi beroperasi
pada perangkat berplatform IOS pada tanggal 6 Oktober 2010
(Atmoko, 2012). Melalui peningkatan antusiasme masyarakat terhadap
Instagram, pada akhirnya mereka melebarkan sayapnya pada platform
lain yaitu perangkat android pada tanggal 3 April 2012. Pada tanggal
12 April 2012, Instagram dibeli oleh Facebook dengan nilai mencapai
USD 1 miliar. Hal tersebut menjadikan Instagram sebagai start-up
paling mahal yang pernah dibeli oleh jejaring sosial lain (Atmoko,
2012).
Menurut Instagram (2018) beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
oleh pengguna di dalam aplikasi Instagram adalah:
a. Menggunggah foto dan video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menggunggah foto dan video yang akan tersimpan di dalam
akun Instagram pengguna. Pengguna juga dapat melakukan editing
dengan efek dan alat kreatif yang tersedia di dalam aplikasi
Instagram.
b. Pencarian foto atau video
Mencari foto atau video dari pengguna lain yang pengguna
ikuti. Pengguna juga dapat berinteraksi melalui postingan foto atau
video yang diunggah dengan menggunakan fitur like and comments.
c. Membagikan foto atau video dalam Instastory
Pengguna dapat membagikan momen mereka berbentuk foto
atau video melalui fitur story yang ada di Instagram. Pengguna juga
dapat menambahkan efek-efek tertentu, tulisan, maupun stiker untuk
menambah kesan kreatif di dalam setiap story yang diunggah.
d. Melakukan live video
Pengguna dapat melakukan video secara langsung untuk
berinteraksi dengan pengguna lainnya. Pengguna juga dapat
melakukan live video bersama pengguna lain dan memberikan
komentar pada saat live video berlangsung.
e. Mengirim pesan
Pengguna dapat mengirim pesan melalui fitur direct message
secara pribadi kepada pengguna lain. Pengguna juga dapat
mengirimkan konten gambar atau video yang dilihat di dalam
instagram kepada pengguna lain melalui direct message tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f. Menonton story atau live video
Pengguna dapat melihat story atau live video yang diunggah
oleh pengguna lain melalui panel yang telah disediakan oleh pihak
Instagram.
g. Mencari informasi
Pengguna dapat mencari foto, video, atau story yang diunggah
oleh pengguna lain. Selain itu, pengguna juga dapat mencari dan
mengikuti pengguna lain melalui fitur explore tab.
3. Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
Intensitas penggunaan media sosial Instagram merupakan besarnya
kekuatan tingkah laku yang dilihat berdasarkan tingkatan frekuensi dan
durasi saat individu menggunakan sebuah aplikasi berbasis internet
dan mobile yang dilandasi teknologi “Web 2.0”, sehingga membuat
individu mampu melakukan aktivitas yang mengarah pada dialog
bersifat interaktif melalui pengambilan foto atau video dengan instan
serta membagikannya pada pengguna lain. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa intensitas penggunaan media sosial Instagram adalah besarnya
kekuatan tingkah laku berdasarkan jumlah ulangan perilaku serta
waktu yang dihabiskan individu saat menggunakan media sosial
Instagramnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Dampak Penggunaan Media Sosial
Berikut adalah dampak penggunaan media sosial baik secara
umum maupun secara khusus dalam aplikasi Instagram (Amedie,
2015; Instargram, 2018)
a. Dampak positif
1.) Memudahkan individu dalam membentuk sebuah kelompok
yang beraliran sama, sehingga mereka tergabung dalam suatu
komunitas yang dapat bekerja secara bersama maupun
mengekspresikan diri melalui postingan yang diunggah setiap
harinya.
2.) Seiring berkembangnya media sosial, banyak perusahaan
menggunakannya sebagai sarana pemasaran dalam bentuk
periklanan. Mereka mempromosikan produk, membahas
produk, serta membentuk kesadaran konsumennya.
3.) Media sosial dapat menyebarkan berbagai informasi lebih cepat
dibandingkan media yang bersifat tradisional.
4.) Membantu pengguna membagikan konten mereka sendiri
dengan aplikasi atau layanan yang tersedia.
5.) Membantu pengguna untuk dapat berinteraksi dengan teman
maupun keluarga untuk melihat apa yang sedang terjadi.
6.) Membantu pengguna mencari informasi yang disukai melalui
konten-konten yang dimiliki pengguna lain di dunia.
b. Dampak negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1.) Kecemasan
Kecemasan diawali oleh stres yang dihasilkan dari
keinginan individu untuk terus membentuk gambaran diri yang
tidak realistis dan membentuk persepsi kesempurnaan yang
tidak mampu diraih oleh individu dalam media sosialnya. Stres
yang disebabkan oleh kecemasan sosial dihubungkan dengan
individu yang selalu mencoba memproyeksikan dirinya secara
sempurna dan konstan dari waktu ke waktu.
2.) Depresi
Depresi dalam penggunaan media sosial satah satunya
dipicu karena mengalami kegagalan dalam membangun
keintiman. Seseorang cenderung lebih sering menampilkan sisi
kesuksesan dan kebahagiaan hidup dalam media sosialnya
dibandingkan harus jujur menjadi siapa diri mereka
sesungguhnya.
3.) Aktivitas kriminal
Individu yang tidak bertanggung jawab akan menggunakan
media sosial sebagai sarana untuk menyembunyikan identitas
mereka yang sesungguhnya. Mereka dapat melakukan berbagai
aksi seperti cyber bullying, perdagangan manusia, serta
perdagangan obat terlarang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media sosial berdampak bagi materialisme pada individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Ahluwalia &
Sanan (2015) yang menemukan bahwa frekuensi membuka
internet yang dijelaskan melalui beberapa kegiatan seperti
menggunakan jejaring sosial, belanja online, dan menonton
film secara online menjadi salah satu faktor yang berkontribusi
dalam materialisme individu. Selain itu, menurut Kasser, Ryan,
Couchman, dan Sheldon (2004) suatu media dalam hal ini
media sosial menjadi salah satu penyebar pesan yang akan
memunculkan pandangan bahwa materialisme itu penting.
Media sosial dipandang dapat memunculkan keyakinan bahwa
harta benda material tersebut penting melalui gambaran-
gambaran ideal di dalam media tersebut yang mengaitkan
kepemilikan harta benda sebagai penanda kesuksesan,
kebahagiaan, serta status sosial (Dittmar & Kapur, 2011).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Masood, Musarrat,
dan Mazahir (2016) menemukan bahwa media sosial menjadi
sumber yang dapat meningkatkan materialisme pada individu.
Melalui penggunaan media sosial, kesadaran individu perihal
statusnya akan meningkat, sehingga individu menjadi lebih
nafsu terhadap uang dan cenderung mengandalkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. MATERIALISME
1. Definisi materialisme
Dalam Kamus Filsafat, materialisme diartikan sebagai paham yang
memandang bahwa dunia disusun seluruhnya oleh materi (Blackburn,
2013). Sejalan dengan itu, Bagus (1996) menyatakan bahwa
Materialisme merupakan ajaran yang menitikberatkan pada
keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam berbagai hal
seperti metafisika, teori nilai, fisiologi, epistemologi atau penjelasan
historis.
Penelitian yang menyertakan istilah materialisme pertama
dilakukan oleh Ward dan Wackman (1971) dan Moschis dan Churchill
(1978) yang menyebutkan bahwa materialisme merupakan orientasi
yang melihat harta benda yang bersifat material dan uang sebagai hal
penting bagi kebahagiaan individu dan kemajuan sosial.
Pada pertengahan tahun 1980 dan awal tahun 1990, para peneliti
dan psikolog konsumen mulai melakukan kuantifikasi dalam proyek
empiris pada materialisme, mengembangkan alat untuk mengukur
konstruk dan teori tentang sifatnya (Kasser, 2016). Salah satu
tokohnya adalah Belk (1984) yang melihat materialisme sebagai sifat
kepribadian yang dimiliki individu. Materialisme dipandang sebagai
orientasi seorang konsumen yang mencerminkan pentingnya
kepemilikan harta benda yang bersifat duniawi. Kepemilikan suatu
barang secara fisik diyakini menjadi sumber kepuasan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ketidakpuasan dalam hidup individu (Belk, 1984). Individu yang
memiliki materialisme tinggi akan meletakkan harta benda sebagai inti
dari kehidupan yang dipercaya dapat menjadi sumber kepuasan dan
ketidakpuasan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung
(Belk, 1984).
Selain itu, pentingnya kepemilikan suatu barang bagi individu yang
materialis sangat berarti dalam membentuk, menjaga, serta
mengekspresikan identitasnya baik secara individual maupun sosial
(Dittmar, 1992). Kepemilikan harta benda juga mampu memengaruhi
bagaimana cara individu menafsirkan diri dan orang lain (Dittmar,
1992). Hal tersebut karena individu yang materialis menjadikan
kepemilikan harta benda sebagai tujuan utama dalam kehidupan dan
sekaligus menjadi faktor yang mengatur bagaimana mereka hidup.
Konsep lainnya melihat materialisme sebagai nilai yang dianut
oleh individu. Nilai itu sendiri merupakan bagian dari konsep yang
dimiliki individu sebagai sebuah rujukan (Woodruff, 1952). Selain itu,
nilai juga menjadi salah satu hasil dari proses mental yang terbentuk
melalui interaksi antarindividu dan rujukannya (Woodruff, 1952).
Jika membicarakan suatu nilai, Schwartz (2007) melihatnya
sebagai sesuatu yang dianggap penting dalam keberlangsungan hidup
individu. Selain itu, nilai dipandang sebagai suatu keyakinan yang
bersifat abadi mengenai apa yang penting secara mendasar dalam
hidup ini. Nilai dibagi menjadi dua jenis yaitu personal dan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Nilai secara personal membahas mengenai apa yang mereka inginkan
sebagai individu. Sedangkan nilai secara sosial membahas bagaimana
individu berpikir mengenai apa yang seharusnya terlihat dari
masyarakat secara keseluruhan. (Mueller & Wornhoff, 1990).
Richins dan Dawson (1992) memandang materialisme sebagai
keyakinan utama terhadap pentingnya kepemilikan suatu barang pada
kehidupan individu. Dalam hal ini, materialisme sebagai suatu nilai
mencerminkan pentingnya pemerolehan harta benda yang bersifat
material sebagai tindakan yang tepat atau perlu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan (Fournier & Richins, 1991).
Kasser (2016) juga sependapat bahwa materialisme terdiri dari
sekumpulan nilai dan tujuan yang berfokus pada kekayaan, harta
benda, gambaran diri, serta status. Sejalan dengan itu, Burrough dan
Rindfleisch (2002) juga sependapat bahwa pemerolehan objek yang
bersifat material sebagai nilai yang ditempatkan pada konsep
materialisme.
Melalui pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
materialisme merupakan suatu nilai yang dimiliki individu terkait
kepercayaan akan pentingnya kepemilikan harta benda secara material
serta pemerolehannya, sehingga menjadikan hal itu sebagai tujuan
utama di dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Aspek materialisme
Belk memandang materialisme sebagai orientasi seorang
konsumen yang mencerminkan pentingnya keterikatan mereka pada
harta benda yang bersifat duniawi (Belk, 1984). Belk mengukur
materialisme melalui tiga sifat kepribadian individu yaitu posesif,
kurangnya memiliki kemurahan hati, serta iri hati. Ketiga sifat
kepribadian tersebut dipandang Belk sebagai beberapa sifat yang
paling sering dikaitkan dengan materialisme (Belk, 1984). Posesif
didefinisikan sebagai perhatian dan kontrol individu yang berlebihan
terhadap harta benda (Belk, 1983). Kurangnya kemurahan hati
diartikan sebagai keengganan individu untuk memberi atau membagi
harta benda yang dimiliki kepada orang lain (Belk, 1984), serta iri hati
didefinisikan sebagai perasaan tidak senang melihat orang lain mampu
mencapai kebahagiaan, kesuksesan, atau harta benda yang diinginkan
(Belk, 1984).
Berbeda dengan tokoh tersebut, Richins dan Dawson (1992)
memandang materialisme sebagai nilai yang dimiliki individu serta
membaginya ke dalam tiga aspek, antara lain :
a. Acquisition Centrality
Keyakinan seseorang yang menempatkan harta benda dan
pemerolehannya sebagai pusat atau hal yang utama dalam hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Acquisition as the Pursuit of Happiness
Keyakinan seseorang yang memandang pemusatan terhadap harta
benda dan pemerolehannya sebagai esensi dari kepuasan dan
kebahagiaan dalam hidup.
c. Possession-defined Success
Keyakinan seseorang yang menilai kesuksesan diri dan orang lain
melalui akumulasi dari jumlah dan kualitas harta benda yang
dimiliki.
Peneliti memilih aspek-aspek dari Richins dan Dawson
(1992) karena penelitian ini merujuk pada materialisme sebagai
nilai yang dimiliki individu. Materialisme sebagai nilai individu
mampu menunjukkan konsep materialisme yang tidak hanya
terbatas pada ranah konsumsi, namun juga dapat menunjukkan
bagaimana nilai tersebut dapat menuntun individu dalam memilih
dan berperilaku pada berbagai situasi (Richins & Dawson, 1992).
3. Pengukuran materialisme
Richins dan Dawson (1992) menyatakan bahwa tinjauan
sebelumnya mengenai materialisme telah dilakukan melalui berbagai
cara diantaranya meninjau berdasarkan sifat kepribadian individu,
memeriksa pentingnya berbagai tujuan sosial, serta menilai
berdasarkan sikap individu.
Belk (1984) membuat pengukuran materialisme berdasarkan sifat
kepribadian individu. Belk membuat tiga skala untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
konstruk terkait materialisme antara lain skala possessiveness,
nongenerosity, dan envy. Menurut Belk (1984) ciri-ciri konsumen
seperti posesif, kurang memiliki sifat murah hati, dan iri hati bukan
menjadi satu-satunya aspek yang mencerminkan materialisme. Namun,
ketiga sifat kepribadian tersebut dipandang mampu mewakili ekspresi
yang berbeda dan signifikan dari hubungan manusia dengan objek
material (Belk, 1984). Skala yang dibuat oleh Belk berisi 24 item dan
diujikan pada mahasiswa serta orang dewasa. Reliabilitas pada masing-
masing skala yaitu 0.57 untuk skala possessiveness, 0.58 untuk
nongenerosity, dan 0.64 untuk skala envy. Namun, reliabilitas tersebut
dipandang Richins & Dawson (1992) memiliki reliabilitas yang tidak
konsisten dan cenderung rendah.
Untuk mengurangi kelemahan dari tinjauan sebelumnya, Richins
dan Dawson (1992) membuat konsep materialisme yang tidak terbatas
pada bidang konsumsi semata, melainkan sebagai suatu nilai yang
dapat memandu pilihan dan perilaku individu dalam beragam situasi.
Ketika pada bidang konsumsi, materialisme hanya dipandang dapat
memengaruhi jumlah dan jenis barang yang dibeli, pada area yang
lebih luas, materialisme dipandang akan memengaruhi berbagai
sumber daya termasuk waktu.
Richins dan Dawson (1992) juga berusaha mempertahankan
konsep materialisme sebagai suatu nilai dan berusaha memperoleh
kedalaman melalui mengukur keyakinan yang terkait dengan nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Item di dalam skala dibuat berdasarkan tiga aspek materialisme
menurut Richins (2004) yang menghasilkan 15 item. Item tersebut
merupakan hasil revisi dari skala sebelumnya yang berjumlah 18 item
(Richins & Dawson, 1992). Richins (2004) menyatakan bahwa skala
dengan 15 item tersebut memiliki pembagian item yang lebih merata
dibandingkan dengan skala sebelumnya. Reliabilitas skala berada
diantara 0.79 – 0.91. Jadi, skala yang digunakan dalam penelitian ini
ialah skala yang diadaptasi dari skala materialisme milik Richins
(2004).
4. Faktor-faktor yang memengaruhi materialisme
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Ahluwalia & Sanan
(2015); Achenreiner (1997); Goldberg, Gorn, Peracchio, & Bamossy
(2003); Sutton (2013); Masood, Musarrat, & Mazahir (2016); Chaplin
& John (2007); Chaplin & John (2010); Kasser dkk. (2004); Browne &
Kaldenberg (1997) materialisme pada individu disebabkan oleh 2
faktor, yaitu:
a. Faktor individual
1.) Motivasi untuk menonton acara televisi
Moschis dan Moore (dalam Ahluwalia & Sanan, 2015)
menyatakan bahwa motivasi menonton acara televisi dipandang
sebagai sarana individu untuk mengumpulkan informasi
tentang suatu produk dimana hal tersebut akan berdampak pada
keputusan konsumen serta informasi seputar gaya hidup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
perilaku yang terkait dengan produk konsumen. Selain itu pula,
iklan yang terdapat di dalam televisi juga menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi materialisme individu (Ahluwalia &
Sanan, 2015). Iklan dapat membujuk remaja untuk mencari
kesuksesan dan kebahagiaan melalui konsumsi dan
menyampaikan pesan bahwa semua masalah dapat diatasi
dengan mengkonsumsi suatu produk.
2.) Motivasi untuk menggunakan internet
Motivasi dalam menggunakan internet merujuk pada
motivasi individu untuk mengumpulkan informasi melalui
internet yang bertujuan untuk membuat keputusan konsumen
serta memperoleh informasi mengenai gaya hidup dan perilaku
terkait produk konsumen (Moschis & Moore, 1982, dalam
Ahluwalia & Sanan, 2015)
3.) Harga diri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chaplin dan
John (2007) harga diri secara signifikan mampu memengaruhi
materialisme pada remaja. Ketika individu memiliki harga diri
rendah, individu cenderung mencari sesuatu untuk
meningkatkan harga dirinya dan unsur yang ada di dalam harta
benda dipandang mampu memenuhi hal tersebut (Chaplin &
John, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4.) Demografi individu
a.) Usia
Faktor usia menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh pada materialisme individu. Dalam penelitian
Ahluwalia dan Sanan (2015) menyatakan bahwa remaja
akhir yang berusia 14 tahun keatas cenderung lebih
materialis dibandingkan dengan remaja awal yang berusia
dibawah 14 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Achenreiner (1997)
menemukan hasil berbeda dengan Ahluwalia dan Sanan
(2015) yaitu meskipun ada banyak perubahan yang terjadi
saat anak bertambah usia, materialisme pada individu
dipandang sebagai sifat yang relatif stabil, sehingga seiring
bertambahnya usia, sifat tersebut hanya akan menunjukkan
variasi yang sedikit.
b.) Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian Ahluwalia dan Sanan (2015)
menyatakan bahwa remaja laki-laki cenderung lebih
materialis dibandingkan dengan remaja yang berjenis
kelamin perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh
Browne dan Kaldenberg (1997) juga menyatakan bahwa
laki-laki lebih materialis dibandingkan dengan perempuan
karena mereka lebih meyakini bahwa memiliki harta benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mampu menunjukkan status sosial dan kebahagiaan
individu.
c.) Status ekonomi
Status ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi materialisme individu. Hal tersebut dibuktikan
melalui penelitian Ahluwalia dan Sanan (2015) yang
menyatakan bahwa remaja yang berada pada status ekonomi
rendah cenderung lebih materialis dibandingkan dengan remaja
pada status ekonomi menengah keatas. Individu yang memiliki
status ekonomi rendah cenderung merasa tidak aman dan
tertekan karena mereka khawatir terhadap kondisi ekonomi
yang sedang dialaminya, sehingga membuat individu lebih
mengadopsi nilai-nilai materialisme sebagai kompensasi dari
perasaannya tersebut (Kasser dkk., 2004).
b. Faktor sosial / lingkungan
1.) Komunikasi keluarga perihal konsumsi
Komunikasi antaranggota keluarga mengenai konsumsi
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi materialisme
individu. Menurut Moschis dan Churchill (dalam Ahluwalia &
Sanan, 2015) komunikasi tersebut meliputi interaksi antara
orangtua dan remaja mengenai barang dan jasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.) Komunikasi antarsebaya perihal konsumsi
Komunikasi antarsebaya merujuk pada interaksi yang
dilakukan remaja terhadap rekan sebayanya mengenai barang
dan jasa (Moschis & Churchill, 1978, dalam Ahluwalia &
Sanan, 2015).
3.) Penggunaan media sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Masood dkk. (2016)
menyatakan bahwa media sosial menjadi sumber yang dapat
meningkatkan materialisme. Selain itu, dalam penelitian
Ahluwalia dan Sanan (2015), penggunaan jejaring sosial
tergabung dalam variabel frekuensi menggunakan internet yang
menjadi salah satu kontributor dalam nilai materialisme
individu. Media internet juga disebutkan sebagai salah satu
agen penting yang dapat menyebarkan nilai materialisme.
Internet dipandang sebagai sumber yang dapat menggambarkan
gaya hidup mewah dan meninggikan kepemilikan atas barang-
barang yang bersifat material. Melalui penggunaan internet,
remaja cenderung akan mempelajari gaya hidup yang berbeda,
dan cenderung menjadi lebih materialis (Ahluwalian & Sanan,
2015).
4.) Materialisme orangtua
Penelitian yang dilakukan oleh Goldberg dkk. (2003)
menemukan bahwa orangtua yang materialis cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memiliki anak yang lebih materialis pula. Hal tersebut karena
pengasuhan dalam keluarga merupakan sebuah proses
pentransmisian nilai. Ketika anak melihat orangtuanya
mengedepankan nilai harta benda yang bersifat material
sebagai acuan kesuksesan secara finansial, anak akan menganut
nilai yang sama. Orangtua merupakan model pertama bagi
anak. Meskipun anak mempelajari hal yang bersifat eksplisit
melalui orangtuanya, mereka juga mempelajari sesuatu yang
bersifat implisit yaitu bahasa dan perilaku orangtua mereka
(Kasser, dalam Sutton, 2013).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Chaplin dan John
(2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara materialisme orangtua dengan materialisme remaja.
5.) Materialisme rekan
Chaplin dan John (2010) menemukan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara materialisme rekan terhadap
materialisme pada remaja.
Berdasarkan pemaparan faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa
materialisme dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individual dan
faktor sosial atau lingkungan. Faktor individual meliputi motivasi
untuk menonton acara televisi, motivasi untuk menggunakan internet,
harga diri, serta demografi individu (usia, jenis kelamin, serta status
ekonomi). Sedangkan dalam faktor sosial atau lingkungan meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
komunikasi keluarga perihal konsumsi, komunikasi antarsebaya
perihal konsumsi, penggunaan media sosial, materialisme orangtua,
serta materialisme rekan.
C. REMAJA
G. Stanley Hall sebagai tokoh pionir dalam studi ilmiah remaja
melihat masa remaja berada pada rentang usia 14 – 24 tahun (Curtis,
2015). Steinberg (dalam Curtis, 2015) menyatakan bahwa remaja dibagi
menjadi tiga yaitu remaja awal dengan rentang usia 10 – 13 tahun, remaja
madya dengan rentang usia 14 – 18 tahun, serta remaja akhir dengan
rentang usia 19 – 22 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti memilih remaja
dengan batasan usia 14-24 tahun menurut G. Stanley Hall (dalam Curtis,
2015) sebagai subjek penelitian. Batasan usia menurut G. Stanley Hall
dipilih oleh peneliti karena Hall merupakan tokoh pionir yang
mengemukakan gagasannya mengenai remaja (Santrock, 2003).
Banyaknya perbedaan mengenai batasan usia remaja membentuk
suatu pandangan bahwa di dalam pendefinisiannya, remaja tidak hanya
dilihat berdasarkan pertimbangan usia namun juga faktor sosiohistoris
yang memengaruhinya. Santrock (2013) mendefinisikan remaja sebagai
tahapan perkembangan yang berisi proses transisi dari masa kanak-kanak
menuju dewasa serta ditandai oleh perubahan dalam aspek biologis,
kognitif, dan sosioemosional. Papalia (2014) juga menyatakan bahwa
remaja merupakan masa transisi yang melibatkan berbagai perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
baik secara fisik, emosional, kognitif, dan sosial dalam periode yang
panjang.
Anastasia, Rasimin, dan Nuryati (2008) menyatakan bahwa
terdapat dua karakteristik utama yang dimiliki oleh remaja diantaranya, (a)
remaja cenderung labil dan belum mempunyai pendirian yang kuat. Masa
remaja merupakan masa dimana individu sedang dalam proses pencarian
identitasnya. Remaja cenderung masih mencari suatu komitmen dan
identifikasi yang mampu menggambarkan dirinya melalui nilai apa yang
baik atau penting bagi dirinya dan apa yang benar dilakukan atau
sebaliknya (Taylor dalam Fearon, 1999). Selain itu, Hall (dalam Santrock,
2003) menyatakan bahwa remaja merupakan masa dimana individu
memiliki pemikiran, perasaan, dan tindakan yang cenderung mudah
berubah-ubah dan tidak konsisten. (b) remaja lebih mudah dipengaruhi
oleh orang lain dan lingkungan disekitarnya. Pada masa remaja, individu
akan mulai memisahkan diri dari orangtua dan memperluas relasinya
dengan teman sebaya. Oleh karena itu, Nurhayati (2015) menyatakan
bahwa lingkungan teman sebaya menjadi sangat berpengaruh dan berarti
dalam kehidupan sosial para remaja.
Salah satu tugas seorang remaja yang mengarah pada proses
penyesuaian diri individu selama masa remaja ialah mereka harus mampu
mengembangkan hati nurani, moralitas, tanggung jawab, dan nilai yang
sesuai dengan lingkungan serta kebudayaan dimana individu berada
(Carballo dalam Sarwono, 1985). Sejalan dengan itu, Nasution (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menyatakan bahwa masa remaja merupakan fase terpenting dalam proses
pembentukan nilai individu yang diperoleh melalui hasil interaksi sosial.
D. Dinamika hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja
Interaksi yang terjadi antarindividu dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya melalui media sosial (Mar’at, 1981). Hal
tersebut karena media sosial merupakan media berbasis jejaring dan
teknologi mobile yang mampu mengubah komunikasi menjadi dialog
bersifat interaktif dengan sesama penggunanya (Baruah, 2012). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh We Are Social salah satu jenis media sosial
yang paling sering digunakan oleh para remaja dengan rentang usia 18-24
tahun adalah Instagram (WAS, 2018). Instagram merupakan aplikasi yang
dilengkapi dengan fitur untuk mengambil foto atau video secara praktis
serta membagikan momen tersebut pada pengguna lainnya (Aditya, 2015).
Intensitas penggunaan media sosial Instagram dapat ditinjau berdasarkan
dua aspek yaitu durasi waktu yang telah dihabiskan dan frekuensi perilaku
saat individu menggunakan media sosial Instagram dalam jarak waktu
tertentu (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016).
Intensitas penggunaan media sosial di kalangan remaja, memiliki
berbagai dampak baik secara positif maupun negatif. Beberapa dampak
positif dari media sosial diantaranya memudahkan individu membentuk
komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama, membantu pengguna
untuk berinteraksi dengan teman maupun keluarga untuk melihat apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sedang terjadi, serta media sosial mampu menyebarkan informasi lebih
cepat dibandingkan media tradisional (Amedie, 2015; Instagram, 2018).
Namun, saat individu sering menghabiskan waktunya untuk menggunakan
media sosial, mereka cenderung akan mengalami berbagai gangguan
seperti kecemasan dan depresi (Amedie, 2015). Selain itu, Valkenburg
dkk. (2016) dan Ho dkk. (2017) menyatakan bahwa secara tidak sadar,
penggunaan media sosial dapat mengubah perilaku dan keyakinan yang
dimiliki individu, diantaranya keyakinan individu terhadap suatu nilai
(APA, 2002).
Dengan karakteristik remaja yang cenderung labil dan tidak tetap
pendirian (Anastasia, Rasimin, & Nuryati, 2008), mereka lebih berpotensi
untuk menginternalisasi nilai-nilai yang justru menyimpang dari apa yang
seharusnya diharapkan oleh lingkungan dan budayanya. Salah satu
keyakinan yang muncul akibat penggunaan media sosial yaitu
materialisme. Penelitian yang dilakukan oleh Masood dkk. (2016)
menemukan bahwa media sosial menjadi sumber yang mampu
meningkatkan nilai materialisme pada individu.
Materialisme itu sendiri didefinisikan sebagai suatu keyakinan
terhadap pentingnya kepemilikan suatu barang atau harta benda yang
bersifat material dalam kehidupan (Richins & Dawson, 1992). Melalui
penggunaan media sosial, individu akan meningkatkan kesadaran terhadap
status sosialnya (Masood dkk., 2016). Ketika individu menggunakan
media sosialnya, mereka berpotensi terpapar informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menggambarkan bahwa kepemilikan harta benda material merupakan
indikator dari kebahagiaan, status sosial, kesuksesan, dan kepuasan hidup
seseorang (Dittmar & Kapur, 2011). Hal ini membuat individu meyakini
bahwa harta benda merupakan hal yang penting di dalam hidup, sehingga
mereka akan berfokus pada kepemilikan harta benda serta pemerolehannya
(Richins & Dawson, 1992). Selain itu pula, gaya hidup mewah yang
dipelajari individu melalui media sosial juga dapat meningkatkan
materialisme individu tersebut (Ahluwalia & Sanan, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
E. Skema Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja
Ditinjau berdasarkandurasi dan frekuensi :individu menggunakanmedia sosial Instagramdalam jangka waktu lamauntuk melihat berbagaiinformasi serta berbagikonten dengan penggunalain. Selain itu, individujuga semakin seringmengulangi perilakumenggunakan mediasosialnya tersebut.
Ditinjau berdasarkan durasidan frekuensi : individumenggunakan media sosialInstagram untuk melihatberbagai informasi sertaberbagi konten denganpengguna lain dalam jangkawaktu tidak lama sertaindividu jarang pulamengulangi perilakumenggunakan mediasosialnya tersebut.
Intensitas penggunaan media sosialInstagram tinggi
Intensitas penggunaan media sosialInstagram rendah
Materialisme tinggi Materialisme rendah
- Mengubah keyakinanindividu sehingga memilikinilai yang melihatpentingnya harta bendabersifat material sebagaitujuan utama dalam hidup.
- Kesadaran akan statussosial meningkat.
- Mempelajari gaya hidupbaru (gaya hidup mewah)yang ditemukan dalammedia sosialnya.
- Kurang memengaruhikeyakinan individu sehinggakurang memiliki nilai yangmelihat pentingnya hartabenda bersifat materialsebagai tujuan utama dalamhidup.
- Kurang memiliki kesadaranakan status sosial.
- Kurang mempelajari gayahidup baru (gaya hidupmewah) yang ditemukandalam media sosialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara intensitas penggunaan media sosial Instagram
dan materialisme remaja. Semakin tinggi intensitas remaja menggunakan
media sosial Instagramnya maka semakin tinggi kecenderungan
materialisme remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas
remaja menggunakan media sosial Instagramnya, maka semakin rendah
kecenderungan materialisme remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional.
Metode penelitian kuantitatif berfungsi untuk meneliti suatu sampel atau
populasi melalui penggunaan instrumen penelitian untuk mengumpulkan
data, serta metode statistik dalam menganalisis data dengan tujuan untuk
menguji sebuah hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014). Lebih
lanjut, menurut Creswell (2013), jenis penelitian kuantitatif bertujuan
untuk melakukan pengujian atas teori secara objektif melalui pemeriksaan
atau penelitian terhadap hubungan antarvariabel yang dapat diukur,
sehingga data yang dihasilkan bersifat numerik dan dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik.
Sejalan dengan itu, Azwar (2016) juga menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada proses
analisis berdasarkan data-data numerik yang diolah menggunakan metode
statistik. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini dimana
peneliti ingin mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media
sosial Instagram dan materialisme remaja. Data numerik dalam penelitian
ini diperoleh melalui pengukuran dari skala masing-masing variabel, dan
akan dianalisis menggunakan metode statistik (Azwar, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Menurut Azwar (2016), penelitian korelasional bertujuan untuk
melihat sejauh mana variasi pada satu variabel berhubungan dengan
variasi pada variabel lainnya berdasarkan koefisien korelasi, serta
mendapat informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi. Sugiyono
(2014) menyatakan bahwa hubungan yang terjadi antarvariabel bersifat
sebab dan akibat, sehingga dalam penelitian korelasional sering
menemukan istilah variabel tergantung dan variabel bebas.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Creswell (2013) menyatakan bahwa variabel bebas yaitu atribut
dari individu maupun kelompok yang menjadi penyebab,
memengaruhi, atau memberi efek pada hasil. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah intensitas penggunaan media sosial Instagram.
2. Variabel tergantung
Creswell (2013) menyatakan bahwa variabel tergantung yaitu
atribut dari individu maupun kelompok yang merupakan hasil dari
pengaruh variabel bebas atau disebut sebagai atribut yang tergantung
pada variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
materialisme.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan sebuah definisi yang diberikan
pada variabel penelitian dengan berbagai cara, seperti memberi arti,
menspesifikasikan aktivitas, atau memberi suatu operasional yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dibutuhkan dalam mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005). Selain itu,
definisi operasional menurut Azwar (2016) disusun atas karakteristik-
karakteristik variabel yang dapat diamati. Variabel-variabel yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Intensitas penggunaan media sosial Instagram
Intensitas penggunaan media sosial Instagram adalah besarnya
kekuatan tingkah laku berdasarkan jumlah ulangan perilaku serta
waktu yang dihabiskan para remaja saat menggunakan media sosial
Instagramnya. Intensitas penggunaan ditinjau melalui dua aspek yaitu
frekuensi dan durasi (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016). Kedua
aspek tersebut diukur melalui skala intensitas penggunaan media sosial
Instagram yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala tersebut
menunjukkan waktu yang dihabiskan individu saat membuka
Instagram dan jumlah ulangan perilaku yang ditunjukkan individu saat
menggunakan media sosial Instagramnya. Semakin tinggi skor saat
individu menggunakan media sosial Instagramnya, maka semakin
tinggi pula intensitas penggunaan media sosial Instagram individu.
Sebaliknya, semakin rendah skor saat individu menggunakan
Instagram, maka semakin rendah intensitas penggunaan individu pada
media sosial Instagramnya.
2. Materialisme
Materialisme merupakan suatu nilai yang dimiliki remaja terkait
kepercayaan akan pentingnya kepemilikan harta benda secara material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
serta pemerolehannya, sehingga menjadikan hal itu sebagai tujuan
utama di dalam kehidupannya. Materialisme akan diukur
menggunakan skala hasil adaptasi dari material values scale (MVS)
milik Richins (2004). Skala tersebut didasarkan atas tiga aspek
materialisme yaitu, acquisition centrality, acquisition as the pursuit of
happiness, dan possession-defined succes. Semakin tinggi skor total
yang diperoleh individu dalam skala tersebut, maka semakin tinggi
pula materialismenya. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang
diperoleh individu, maka semakin rendah materialismenya.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan remaja yang berada pada
rentang usia 14 sampai 24 tahun (Hall dalam Curtis, 2015). Penelitian ini
menggunakan teknik convenience sampling. Creswell (2013) menyatakan
bahwa convenience sampling merupakan teknik sampling yang memilih
subjek berdasarkan kemudahan dan ketersediaan sampel yang diperoleh.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah paling
pokok dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data
yang sesuai dengan standar data yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2014). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah melalui penyebaran skala. Penyebaran skala merupakan metode
berbentuk laporan diri sendiri yang didalamnya berisi sekumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pernyataan yang harus dijawab oleh individu sebagai subjek penelitian
(Azwar, 2009).
2. Alat Pengumpulan Data
a. Intensitas Penggunaan Media Sosial Intagram
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penggunaan
media sosial Instagram dalam penelitian ini melalui skala pilihan.
Skala pilihan merupakan bagian dari rating scale atau skala
penilaian. Pada skala pilihan, subjek diminta menyatakan secara
langsung jawaban atau pendapat, perasaan, keyakinan, atau sikap
terhadap pertanyaan atau konsep tertentu (Supratiknya, 2014).
Selanjutnya, jawaban subjek akan diubah ke dalam bilangan atau
nilai skala tertentu yang dipandang mampu menunjukkan jumlah
pemilikan atribut psikologis yang sedang menjadi objek pengukuran
(Supratiknya, 2014).
Menurut Tubb dan Moss (dalam Nurjan, Tjahjono, & Yamin,
2016) intensitas penggunaan media sosial Instagram ditinjau melalui
dua aspek yaitu durasi dan frekuensi yang diukur melalui 4 item.
Peneliti menanyakan berapa lama durasi yang dihabiskan individu
saat menggunakan media sosial dalam sehari dan seminggu serta
berapa kali individu membuka dan menggunakan Instagram baik
dalam sehari maupun seminggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel. 1Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial InstagramSebelum Uji Coba
Aspek Nomor Item Jumlah
Frekuensi 1, 2 2Durasi 3, 4 2
Total 4
Setiap item pada skala intesitas penggunaan media sosial
Instagram memiliki lima pilihan jawaban yang didasarkan pada hasil
kategorisasi dari survei terhadap 307 responden. Survei dilakukan
untuk mencari rentang intensitas penggunaan media sosial Instagram
berdasarkan frekuensi dan durasi. Pada survei tersebut, peneliti
menanyakan berapa menit waktu yang responden habiskan setiap
kali membuka dan menggunakan Instagram dalam satu hari, serta
berapa kali responden membuka dan menggunakan Instagram dalam
satu hari. Hasil data survei tersebut dikategorisasi untuk
mendapatkan rentang intensitas penggunaan media sosial Instagram.
Hasil kategorisasi tersebut selanjutnya menjadi pilihan jawaban pada
skala intensitas penggunaan media sosial Instagram. Semakin tinggi
rentang waktu yang dipilih subjek dalam pilihan jawaban maka
semakin tinggi pula skor yang akan diterima. Subjek yang mendapat
skor tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki intensitas
penggunaan media sosial Instagram yang tinggi pula. Sebaliknya,
subjek yang mendapat skor rendah menunjukkan bahwa subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
memiliki intensitas penggunaan media sosial Instagram yang rendah
pula. Pemberian skor ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel. 2Skor Respon Variabel Intensitas Penggunaan Media SosialInstagram Berdasarkan Frekuensi dan Durasi
b. Materialisme
Skala yang digunakan dalam materialisme berjenis skala likert.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi subjek tehadap suatu objek sosial atau
fenomena tertentu (Siregar, 2014). Dalam skala likert, isi pernyataan
dibagi menjadi dua kategori yaitu, pernyataan favorable yang
Pilihan Jawaban SkorItem 1(dalamsehari)
Item 2(dalam
seminggu)
Item 3(dalamsehari)
Item 4(dalam
seminggu)
lebih dari20 kali
lebih dari140 kali
diatas 3 jam38 menit
diatas 25 jam26 menit
5
14 - 20kali
98 - 140kali
2 jam 36menit - 3jam 38menit
18 jam 20menit - 25
jam 26 menit
4
8 - < 14kali
56 - < 98kali
1 jam 35menit - < 2
jam 36menit
11 jam - 5menit - < 18jam 20 menit
3
3 - < 8kali
21 - < 56kali
34 menit - <1 jam 35
menit
3 jam 58menit - < 11jam 5 menit
2
kurangdari 3 kali
kurang dari21 kali
kurang dari34 menit
kurang dari 3jam 58 menit 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bersifat positif karena mencerminkan kehadiran ciri variabel yang
diukur serta pernyataan unfavorable yang bersifat negatif karena
pernyataannya bertentangan dengan ciri variabel yang diukur
(Supratiknya, 2014).
Skala materialisme terdiri dari 15 item, yaitu 9 item favorable
dan 6 item unfavorable. Item tersebut disusun berdasarkan tiga aspek
materialisme menurut Richins (2004) berikut ini:
a. acquisition centrality
b. acquisition as the pursuit of happiness
c. possession-defined success
Skala materialisme dalam penelitian ini merupakan skala yang
telah dibuat oleh peneliti lain menggunakan bahasa asing dan akan
digunakan secara utuh dalam penelitian ini (Creswell, dalam
Supratiknya, 2015), sehingga peneliti terlebih dahulu melakukan
proses adaptasi dengan menerjemahkan skala ke dalam Bahasa
Indonesia.
Proses penerjemahan skala menggunakan metode back-
translation. Menurut Oxford dictionaries, back-translation diartikan
sebagai proses mengubah sebuah teks yang telah diterjemahkan
kembali ke bahasa aslinya. Sejalan dengan hal itu, Brislin (1970)
menyatakan bahwa tahapan back-translation yaitu pertama
melakukan terjemahan dari bahasa sumber (Inggris) ke bahasa target
(Indonesia) dan kedua menerjemahkan kembali dari bahasa target ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bahasa sumber. Ketika skala asli dan skala hasil proses back-
translation bersifat identik, maka dapat dipastikan bahwa skala
terjemahan ditengah proses back-translation setara dengan skala
versi aslinya (Brislin, 1970). Skala Materialisme diterjemahkan oleh
dua orang guru bahasa Inggris yang telah lulus pada tahap
pendidikan S1 di bidang Sastra Inggris.
Sebelum melakukan pengadaptasian skala, peneliti telah
mendapatkan izin sebelumnya dari pihak atau peneliti yang membuat
skala tersebut (terlampir). Kemudian, peneliti melibatkan seorang
professional judgement sebagai usaha untuk menguji kelayakan atau
relevansi isi dari skala tersebut. Professional judgement dalam
penelitian ini merupakan dosen pembimbing skripsi.
Tabel. 3Sebaran Item Skala Materialisme Sebelum Uji Coba
AspekNomor Item
JumlahFavorable Unfavorable
Succes 5,9,12,13 3 5
Centrality 2,4 7,10,15 5
Happiness 1,8,11 6,14 5
Total 15
Subjek yang memiliki skor tinggi pada pernyataan favorable
menunjukkan bahwa subjek tersebut memiliki materialisme yang
tinggi. Sebaliknya, pernyataan unfavorable yang tinggi menunjukkan
bahwa subjek memiliki materialisme yang rendah. Pemberian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada setiap item pernyataan baik favorable maupun unfavorable
dalam skala ini ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel. 4Pemberian Skor pada Skala Materialisme
JenisPernyataan
SangatSetuju(SS)
Setuju(S)
Netral(N)
TidakSetuju(TS)
SangatTidakSetuju(STS)
Favorable5 4 3 2 1
Unfavorable1 2 3 4 5
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas menurut Nazir (2005) meninjau apakah suatu alat ukur
secara tepat mampu mengukur apa yang menjadi tujuan dalam sebuah
penelitian. Sejalan dengan itu, Azwar (2009) juga menyatakan bahwa
tujuan adanya uji validitas skala ialah untuk mengetahui apakah sebuah
skala psikologi dapat memberi hasil yang akurat sesuai dengan tujuan
ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan
validitas isi dimana validitas tersebut mempersoalkan apakah isi dari
suatu alat ukur secara bahan, topik, maupun substansi mampu
merepesentasikan atau cukup menjadi sebuah sampling (Nazir, 2005).
Validitas isi diperoleh melalui pengujian isi tes berdasarkan analisis
rasional dari professional judgement yang bersifat subjektif (Azwar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2003). Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item
Untuk meninjau kualitas item dari skala dalam penelitian ini,
peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji coba
skala. Hasil uji daya beda item ditinjau berdasarkan perolehan skor
korelasi dari item total dengan batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2009). Maka
dapat diketahui bahwa item dengan daya beda yang tinggi memiliki
skor rix minimal 0,30. Sedangkan, item yang memiliki daya beda yang
rendah berada pada skor rix < 0,30 dan item tersebut harus digugurkan.
Proses uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018
menggunakan metode penyebaran skala online melalui Google Form
https://goo.gl/forms/g7TpP6ejUmCyRFVJ2. Jumlah subjek pada uji
coba skala yaitu 64 orang. Hasil uji coba dianalisis menggunakan SPSS
for windows versi 22.
Hasil uji coba skala adalah sebagai berikut:
a. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
Pada skala intensitas penggunaan media sosial Instagram
dengan 4 item menunjukkan bahwa seluruh item memiliki nilai rix
> 0,30. Keempat item berada pada rentang nilai yaitu 0,693 –
0,810. Hal tersebut menunjukkan bahwa item-item pada skala
intensitas penggunaan media sosial Instagram memiliki daya beda
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel. 5Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial InstagramSetelah Uji Coba
Aspek Nomor Item Jumlah
Frekuensi 1, 2 2Durasi 3, 4 2
Total 4
b. Skala Materialisme
Pada skala materialisme dari total 15 item, terdapat 2 item
yang memiliki nilai rix < 0,30. Item tersebut merupakan item nomor
6 (rix = 0,253) dan 14 (rix = 0,215). Hal tersebut menunjukkan
bahwa item tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar,
2009). Namun, peneliti tidak menggugurkan item tersebut karena
menurut Kline (dalam Supratiknya, 2014) item tersebut masih
dipandang ideal apabila memiliki koefisien korelasi item total >
0,20. Berikut adalah tabel skala materialisme setelah dilakukan uji
coba:
Tabel. 6Sebaran Item Skala Materialisme Setelah Uji Coba
AspekNomor Item
JumlahFavorable Unfavorable
Succes 5,9,12,13 3 5Centrality 2,4 7,10,15 5Happiness 1,8,11 6,14 5
Total 15
3. Reliabilitas
Menurut Supratiknya (2014) reliabilitas yang tinggi dalam suatu
pengukuran merupakan salah satu syarat tes yang baik. Nazir (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyatakan bahwa reliabilitas menyangkut apakah suatu alat ukur
cukup akurat, tepat, stabil, serta konsisten dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dalam bentuk
koefisien reliabilitas berjenis koefisien konsistensi internal. Koefisien
konsistensi internal merupakan koefisien yang diperoleh berdasarkan
hubungan antarskor pada masing-masing item atau antarskor pada
kelompok yang datanya diperoleh dari satu kali pengadministrasian tes
pada sekelompok subjek (Supratiknya, 2014). Data dihitung dan
dianalisis menggunakan koefisien Alpha Cronbach (α) untuk
mendapatkan estimasi konsistensi internal item pada skala
(Supratiknya, 2014). Koefisien minimum bagi reliabilitas yang
dipandang memuaskan adalah ≥ 0,70; jika koefisien minimum kurang
dari 0,70 maka alat ukur tersebut dipandang kurang memadai karena
besarnya kesalahan baku skor sehingga interpretasi skor pun menjadi
meragukan jika digunakan bagi perorangan (Supratiknya, 2014).
Skala intensitas penggunaan media sosial Instagram memiliki
reliabilitas sebesar 0,885. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala
intensitas penggunaan media sosial Instagram dalam penelitian ini
reliabel.
Sedangkan pada skala materialisme, skala asli materialisme yang
dibuat oleh Richins (2004) memiliki reliabilitas yang bervariasi yaitu
sebesar 0,79 – 0,91. Pada penelitian ini, reliabilitas dari skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
materialisme sebesar 0,858. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala
materialisme dalam penelitian ini tergolong reliabel.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang berfungsi untuk
memeriksa apakah data penelitian berasal dari sebuah populasi
yang memiliki sebaran normal. Data yang memiliki sebaran normal
berada pada taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p ≥ 0,05)
(Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan uji normalitas
Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov
dalam program SPSS for windows versi 22 untuk mengetahui
normalitas dari distribusi sebaran data.
b. Uji linearitas
Linearitas memiliki asumsi bahwa hubungan antarvariabel
yang akan dianalisis tersebut mengikuti garis lurus. Apabila satu
variabel mengalami peningkatan atau penurunan kuantitas, maka
secara linear variabel lainnya akan mengikuti. Hubungan
antarvariabel dikatakan linear apabila berada pada taraf signifikansi
kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05) (Santoso, 2010). Uji linearitas dalam
penelitian ini ditinjau melalui tes of linearity pada program SPSS
for windows versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan pemeriksaan batas penerimaan-penolakan
taraf signifikansi statistik dari koefisien yang telah dihasilkan
(Winarsunu, 2006). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi untuk meninjau kecenderungan pola
pada satu variabel berdasarkan kecenderungan pola pada variabel
lainnya. Apabila distribusi data bersifat normal, pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment
Pearson. Sedangkan apabila persebaran data bersifat tidak normal,
teknik pengujian hipotesis yang digunakan adalah Spearmen’s Rho
Correlation (Santoso, 2010). Teknik korelasi tersebut digunakan untuk
menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan
variabel satu dengan variabel lainnya (Umar, 2007). Saat melakukan
perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi yang berfungsi
untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel, arah hubungan,
serta apakah suatu hubungan signifikan atau tidak (Priyatno, 2010).
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara -1 sampai +1. Jika nilai r
adalah – 1, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara kedua
variabel bersifat negatif (terdapat hubungan yang bertolak belakang
antara kedua variabel). Apabila nilai r menunjukkan +1, maka
dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel bersifat positif
(terdapat hubungan searah antara kedua variabel) (Umar, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Nilai signifikansi (p) berada pada taraf berkisar 5% atau 0,05. Jika
nilai p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan
yang signifikan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
tergantung. Sebaliknya, jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel
bebas dan variabel tergantung (Priyatno, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2018 sampai dengan 13
Agustus 2018. Peneliti melakukan pengambilan data secara online melalui
penyebaran Google Forms. Selama proses penyebaran skala, peneliti
mendapatkan 457 subjek.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berusia 14 tahun sampai dengan 24 tahun.
Berdasarkan pengambilan data, diperoleh sejumlah 457 subjek yang mengisi
skala online dalam bentuk Google Forms dengan deskripsi sebagai berikut:
Tabel. 7Deskripsi Usia Subjek
Tabel. 8Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Usia Jumlah Subjek Persentase
14 – 17 tahun 82 orang 17,9%
18 – 22 tahun 326 orang 71,3%
23 dan 24 tahun 49 orang 10,8%
TOTAL 457 orang 100%
Jenis Kelamin Jumlah Subjek Persentase
Perempuan 278 orang 60,8%
Laki-laki 179 orang 39,2%
TOTAL 457 orang 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel. 9Deskripsi Konten yang Paling Sering Dilihat Subjek
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya
variabel dalam penelitian ini yaitu intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme. Deskripsi data tersebut dilakukan dengan cara
mencari mean teoritis dan mean empiris. Mean teoritis merupakan hasil
perhitungan manual berdasarkan skor tertinggi dan terendah yang dapat dicapai
dalam sebuah skala. Adapun rumus mean teoritis sebagai berikut:
X teoritis =
Konten yang Paling Sering Dilihat Jumlah Subjek Persentase
Gaya (fashion terkini, online shop, dll) 146 orang 31,9%
Kuliner 71 orang 15,5%
Humor 60 orang 13,1%
Kecantikan (Make up, dan lain-lain) 35 orang 7,7%
Seni 25 orang 5,5%
Olahraga 24 orang 5,4%
Perjalanan Wisata 21 orang 4,6%
TV dan Film 15 orang 3,3%
Binatang 13 orang 2,8%
Otomotif 12 orang 2,6%
Sains dan Teknologi 8 orang 1,8%
Lain-lain 27 orang 5,9%
TOTAL 457 orang 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Mean empiris merupakan rata-rata skor yang dimiliki oleh subjek
penelitian. Mean empiris yang lebih tinggi dari mean teoritis menunjukkan
bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme yang tinggi. Sebaliknya, mean empiris yang lebih
rendah dari mean teoritis menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
memiliki intensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme yang
rendah.
Berikut merupakan perbandingan mean teoritis berdasarkan skala
penelitian yang digunakan dan mean empiris beserta hasil uji One-Sample Test
menggunakan SPSS for Windows versi 22.
X (ipmsi) =
= = 12.
X (m) =
= = 45.
Tabel. 10Data Empiris Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
intensitas 457 13.85 4.676 .219
One-Sample Test
Test Value = 12
t df
Sig.(2-
tailed)Mean
Difference
95% Confidence Intervalof the Difference
Lower Upper
intensitas 8.454 456 .000 1.849 1.42 2.28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel. 11Data Empiris Skala Materialisme
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
materialisme 457 47.14 11.526 .539
One-Sample Test
Test Value = 45
t dfSig. (2-tailed)
MeanDifference
95% Confidence Intervalof the Difference
Lower Upper
materialisme 3.969 456 .000 2.140 1.08 3.20
Berdasarkan tabel data empiris skala intensitas penggunaan media sosial
Instagram (Tabel. 10) uji beda mean One-Sample Test memperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris dari skala intensitas
penggunaan media sosial Instagram. Mean teoritis dari skala intensitas
penggunaan media sosial Instagram sebesar 12 dan mean empiris sebesar 13,85
(SD = 4,676). Hasil ini menunjukkan bahwa mean empiris lebih tinggi secara
signifikan daripada mean teoritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki tingkat intensitas penggunaan media sosial
Instagram yang cenderung tinggi.
Pada tabel data empiris skala materialisme (Tabel. 11) uji beda mean
One-Sample Test memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis
dan mean empiris pada skala materialisme. Mean teoritis pada skala
materialisme yaitu sebesar 45 dan mean empiris sebesar 47,14 (SD = 11,526).
Hasil ini menunjukkan bahwa mean empiris secara signifikan lebih tinggi
daripada mean teoritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat materialisme yang cenderung tinggi.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian
memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik korelasi tertentu.
Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas menggunakan
Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov dan uji
linearitas dengan menggunakan test for linearity dalam SPSS for Windows
versi 22.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam
suatu penelitian terdistribusi dengan normal atau tidak (Priyatno, 2010).
Hasil uji normalitas menggunakan Lilliefors Significance Correction
pada Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS for Windows versi 22 dapat
dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel. 12Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
intensitas .103 457 .000
materialisme .141 457 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa pada skala
intensitas penggunaan media sosial Instagram (p=0,000) dan skala
materialisme (p=0,000) memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa data penelitian dalam kedua skala
tidak terdistribusi secara normal, sehingga penelitian ini akan
menggunakan teknik korelasi non-parametrik Spearman’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel
dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang mengikuti garis
lurus, sehingga peningkatan atau penurunan kuantitas suatu variabel
akan diikuti secara linear oleh variabel lainnya (Santoso, 2010). Hasil
uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel. 13Hasil Uji Linearitas
B
Berdasarkan hasil uji linearitas diketahui bahwa data penelitian
memiliki pola hubungan yang linear atau mengikuti garis lurus karena
nilai signifikasi kurang dari 0,05 (p=0,000). Hal ini menunjukkan
bahwa intensitas penggunaan media sosial Instagram memiliki
hubungan yang linear dengan materialisme, sehingga pengolahan data
dapat dilanjutkan pada tahap uji hipotesis.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji asumsi, diketahui bahwa data dalam skala
intensitas penggunaan media sosial Instagram dan skala materialisme tidak
terdistribusi secara normal. Hal tersebut membuat pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho pada
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
materialisme
*
intensitas
Between
Groups
(Combi
-ned)
23928.686 16 1495.5
43
17.95
6
.000
Linearity 20255.090 1 20255.
090
243.1
96
.000
Deviation
from
Linearity
3673.596 15 244.90
6
2.941 .000
Within Groups 36646.351 440 83.287
Total 60575.037 456
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
program SPSS for Windows versi 22 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05.
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 14Hasil Uji Hipotesis Spearman’s rho
Correlations
intensitas materialisme
Spearman'srho
intensitas CorrelationCoefficient
1.000 .546**
Sig. (1-tailed) . .000
N 457 457
materialisme CorrelationCoefficient
.546** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 457 457
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan teknik korelasi Spearman’s rho
diketahui bahwa intensitas penggunaan media sosial Instagram dan
materialisme memiliki koefisien korelasi sebesar 0,546 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas
penggunaan media sosial Instagram dan materialisme.
3. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan materialisme pada dua kelompok berdasarkan jenis kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yaitu perempuan dan laki-laki. Uji beda menggunakan Two-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test pada SPSS for Windows versi 22. Berikut adalah
hasil uji normalitas, uji homogenitas, dan uji Two-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test:
Tabel. 15Uji Normalitas Dalam Skala Materialisme Pada Kelompok PerempuanDan Kelompok Laki-laki
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.MaterialismeLaki-laki
.162 179 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan pada tabel 15, skala materialisme pada kelompok
perempuan (p=0,002) dan kelompok laki-laki (p=0,000) memiliki nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data
penelitian berdasarkan kelompok perempuan dan laki-laki pada skala
materialisme tidak terdistribusi secara normal, sehingga penelitian ini
menggunakan uji beda yang termasuk dalam statistik non-parametrik.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.Materialismeperempuan
.069 278 .002
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel. 16Uji Homogenitas Skala Materialisme
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
230.561 1 455 .000
Berdasarkan pada asumsi homogenitas bahwa varian kelompok data
dapat dikatakan sama atau homogen apabila nilai signifikansi p > 0,05. Dari
tabel 19 nilai signifikansi berada pada taraf 0,00. Hal tersebut menunjukkan
bahwa varian kelompok data berdasarkan jenis kelamin pada skala
materialisme bersifat tidak sama atau tidak homogen. Dengan demikian uji
beda antara dua kelompok tersebut menggunakan uji Two-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Peneliti memilih uji beda menggunakan Two-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test karena uji tersebut dapat mentoleransi
asumsi normalitas dan homogenitas yang tidak dipenuhi dalam penelitian
(Sheskin, 2000).
Tabel. 17Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Test Statisticsa
MaterialismeMost Extreme Differences Absolute
.438Positive
.438Negative
-.038Kolmogorov-Smirnov Z 4.572Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: gender subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara materialisme pada
kelompok subjek perempuan dan materialisme pada kelompok subjek laki-
laki.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme memiliki hubungan yang positif dan signifikan (r =
0,546; p = 0,000). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
intensitas penggunaan media sosial Instagram, maka semakin tinggi pula
materialisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan
media sosial Instagram, maka semakin rendah materialisme remaja. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diberikan oleh peneliti yaitu
intensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja
memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa frekuensi penggunaan internet
yang dijabarkan melalui penggunaan media sosial menjadi salah satu agen
yang dapat menyebarkan nilai materialisme (Ahluwalia & Sanan, 2015).
Penggunaan media sosial juga dipandang sebagai sumber yang mampu
meningkatkan nilai materialisme (Masood, Musarrat, & Mazahir, 2016). Ketika
seorang remaja sering menggunakan media sosial Instagramnya, mereka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menerima informasi dari lingkungan yang menunjukkan bahwa materialisme
itu penting, sehingga hal tersebut akan meningkatkan perhatian mereka tentang
status sosial, cenderung mempelajari gaya hidup yang lebih mewah, serta
semakin nafsu terhadap uang dan mengandalkannya dalam berbagai situasi
(Kasser, Ryan, Couchman, & Sheldon, 2004; Ahluwalia & Sanan, 2015;
Masood dkk., 2016).
Nilai materialisme tersebut dapat muncul sebagai hasil dari interaksi yang
terjadi antarindividu (Woodruff, 1952). Interaksi yang terjadi antarindividu
dapat melalui berbagai macam media salah satunya melalui media sosial
Instagram (Mar’at, 1981). Instagram merupakan aplikasi berbasis internet dan
mobile yang mampu membuat penggunanya untuk mengambil foto maupun
video secara instan, membagikan momen, serta berbagi informasi salah satunya
mengenai informasi produk dengan sesama pengguna (Aditya, 2015; Agustina,
2016; Utari, 2017). Saat ini, Indonesia menduduki negara dengan pertumbuhan
pengguna media sosial tertinggi ketiga di dunia (We Are Social, 2018). Hal
tersebut semakin memperkuat bahwa semakin banyak orang yang
menggunakan media sosialnya sebagai media untuk berinteraksi (Mar’at,
1981).
Tingginya intensitas penggunaan media sosial Instagram membuat para
remaja semakin berpotensi terpapar berbagai informasi yang dipandang mampu
mengubah perilaku atau bahkan keyakinan remaja terhadap suatu nilai (Ho,
Shin, & Lwin, 2017; Valkenburg, Peter, & Walther, 2016). Melalui
karakteristik remaja yang labil dan cenderung masih mencari komitmen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
suatu nilai yang baik maupun buruk dalam kehidupannya, para remaja akan
sangat rentan menerima nilai-nilai yang justru negatif dari media sosial
Instagram (Anastasia, Rasimin, & Nuryati, 2008; Taylor dalam Fearon, 1999).
Salah satu nilai yang dapat muncul akibat penggunaan media sosial adalah
materialisme (Kasser dkk., 2004). Materialisme dalam media sosial dapat
muncul melalui gambaran-gambaran ideal yang menunjukkan bahwa
kepemilikan harta benda material mampu menilai status, kebahagiaan, serta
kepuasan hidup seseorang (Dittmar & Kapur, 2011). Para remaja yang sering
terpapar informasi tersebut akan meyakini bahwa kepemilikan suatu objek
(barang) dalam kehidupan tersebut penting, sehingga mereka cenderung
berfokus pada harta benda material serta pemerolehannya (Richins & Dawson,
1992).
Hasil analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara materialisme pada kedua kelompok remaja yaitu kelompok
remaja perempuan dan kelompok remaja laki-laki. Hasil analisis tambahan
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara materialisme
pada kelompok remaja perempuan dan kelompok remaja laki-laki (p=0,00 <
0,05). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan
bahwa remaja laki-laki cenderung lebih materialis dibandingkan dengan remaja
perempuan (Ahluwalia & Sanan, 2015; Browne & kaldenberg, 1997). Browne
dan Kaldenberg (1997) menyatakan bahwa laki-laki lebih materialis
dibandingkan dengan perempuan karena mereka lebih meyakini bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memiliki harta benda mampu menunjukkan status sosial dan kebahagiaan
individu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media
sosial Instagram pada remaja tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui
data intensitas penggunaan media sosial Instagram yang menunjukkan bahwa
mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritisnya (13,85 > 12).
Mean empiris yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritis
menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki frekuensi dan durasi yang
cenderung tinggi dalam menggunakan media sosial Instagramnya.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme remaja
cenderung tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui data pada skala materialisme
yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan
mean teoritis (47,14 > 45). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian
yaitu para remaja memiliki keyakinan yang cenderung tinggi akan pentingnya
kepemilikan harta benda dalam kehidupan (Richins & Dawson, 1992).
Tingginya materialisme para remaja tersebut disebakan oleh adanya perubahan
pandangan individu yang mulai mengasosiasikan harga diri mereka dengan
kepemilikan barang-barang bersifat material (John, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas penggunan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja (r = 0,546; p = 0,000). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial
Instagram, maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya,
semakin rendah intensitas penggunaan media sosial Instagram, maka semakin
rendah pula materialisme pada remaja tersebut.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti meyakini bahwa masih terdapat hal yang perlu diperbaiki
dalam penelitian ini. Terkait dengan kriteria subjek dalam proses pengambilan
data, peneliti hanya mempertimbangkan remaja yang memiliki akun Instagram
tanpa melihat apakah subjek tersebut merupakan pengguna aktif Instagram
atau tidak. Selain itu pula, peneliti meninjau intensitas penggunaan media
sosial Instagram berdasarkan durasi dan frekuensi waktu penggunaan saja
tanpa mengaitkannya dengan indikator-indikator di dalam Instagram, sehingga
hal tersebut dipandang kurang mewakili intensitas penggunaan media sosial
Instagram subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Saran
1. Bagi Subjek (Remaja)
a. Hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan media sosial
Instagram berhubungan dengan materialisme. Maka dari itu, untuk
mengurangi potensi menerima informasi mengenai gaya hidup yang
lebih mewah serta pentingnya kepemilikan harta benda material melalui
gambaran-gambaran yang ditemukan di dalam Instagram, para remaja
diharapkan mampu mengurangi penggunaan Instagram. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengalihkannya pada kegiatan
lain, sehingga waktu penggunaan Instagram menjadi berkurang.
b. Para remaja sebaiknya mampu lebih selektif dalam mencari dan
menerima konten-konten yang terdapat dalam Instagram. Berdasarkan
data demografik terdapat 31,9% remaja dalam penelitian ini yang sering
membuka konten terkait informasi mengenai gaya (fashion terkini dan
online shop). Para remaja sebaiknya lebih sering mengakses konten-
konten yang bersifat edukatif disamping konten yang lebih menjurus
pada hal yang bersifat materialis seperti (konten mengenai fashion
terkini dan online shop).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Metode pengambilan data sebaiknya tidak hanya melalui penyebaran
secara online namun juga dapat secara manual (menggunakan kertas
dan pensil), sehingga subjek yang tidak mengerti cara pengisian skala
secara online dapat berkontribusi di dalam penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian lain seperti
eksperimen untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam mengenai
intensitas penggunaan media sosial Instagram individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Achenreiner, G. B. (1997). Materialistic values and susceptibility to influence inchildren. Dalam Merrie Brucks and Deborah J. MacInnis (Ed.), Advances inconsumer research (Vol. 24, hh. 82-88). Provo, UT: Association forConsumer Research.
Aditya, R. (2015). Pengaruh media sosial instagram terhadap minat fotografi padakomunitas fotografi Pekanbaru. Jom FISIP, 2(2).
Agustina. (2016). Analisis penggunaan media sosial instagram terhadap sikapkonsumerisme remaja di SMA Negeri 3 Samarinda. E-journal IlmuKomunikasi, 4(3), 410-420.
Ahluwalia, A. K., & Sanan, P. (2015). Materialism among adolescents: Aconsumer socialization perspective. International Journal of Commerce andManagement, 9, 88-96.
Alam, S. S., Hasyim, N. M. H. N., Ahmad, M., Wel, C. A.C., Nor, S. M., &Omar, N. A. (2014). Negative and positive impact of internet addiction onyoung adults: Empirical study in Malaysia. Intangible Capital, 10(3), 619-638.
Amedie, J. (2015). The impact of social media on society. Advanced Writing: PopCulture Intersections, 2.
American Psychological Association (APA). (2002). Developing adolescents.Diambil dari https://www.apa.org/pi/families/resources/develop.pdf.
Andarwati, S. R., & Sankarto, B. S. (2005). Pemenuhan kepuasan penggunainternet oleh pengguna badan litban pertanian di Bogor. JurnalPerpustakaan Pertanian, 14(1).
Atmoko, D. B. (2012). Instagram handbook tips fotografi ponsel. Jakarta: MediaKita.
Azwar, S. (2003). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi (Ed. 1). Yogyakarta: PustakaPelajar.
Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Baruah, T. D. (2012). Effectiveness of social media as a tool of communicationand its potential for technology enabled connections: A micro-level study.International Journal of Scientific and Research Publication, 2(5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Burroughs, J. E., & Rindfleisch, A. (2002). Materialism and well-being: Aconflicting values perspective. Journal of Consumer Research, 29(3), 348-370.
Belk, R. W. (1983). Wordly possessions: Issues and criticisms, Dalam Advancesin Consumer Research, Vol. 10, ed. Richard P. Bagozzi and Alice M.Tyhout, Ann Arbor, MI: Association for Consumer Research, 514-519.
Belk, R. W. (1984). Three scales to measure constructs related to materialism:Reliability, validity, and relationships to measures of happiness, DalamAdvances in Consumer Research, 11, ed. Thomas Kinnear, Provo, UT:Association for Consumer Research, 291-297.
Bohang, F. K. (2018, Juni 21). Juni 2018 pengguna aktif ig tembus 1 miliar.Diambil dari https://tekno.kompas.com/read/2018/06/21/10280037/juni-2018-pengguna-aktif-instagram-tembus-1-miliar.
Blackburn, S. (2013). Kamus filsafat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brislin, R. W. (1970). Back-translation for cross-cultural research. Journal ofCross-Cultural Psycology, 1(3), 185-216.
Browne, B. A., & Kaldenberg, D. O. (1997). Conceptualizing self-monitoring:Links to materialism and product involvement. Journal of ConsumerMarketing, 14(1), 31-44.
Curtis, A. C. (2015). Defining adolescence. Journal of Adolescent and FamilyHealth, 7(2).
Chaplin, , L. N., & John, D. R. (2007). Growing up in a material world: Agedifferences in materialism in children and adolescents. Journal of ConsumerResearch, 34(4), 480-493.
Chaplin, L. N., & John, D. R. (2010). Interpersonal influences on adolescentmaterialism: A new look at the role of parents and peers. Journal ofConsumer Psychology, 20, 176-184.
Creswell, W. J. (2013). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, danmixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dash, A. (2018, Agustus 9). Effect of materialism as a root cause of crime.Diambil dari https://newsday.co.tt/2018/08/09/effect-of-materialism-as-a-root-cause-of-crime/.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dittmar, H. (1992). Perceived material wealth and first impressions. BritishJournal of Social Psychology, 31, 379-391.
Dittmar, H., & Kapur, P. (2011). Consumerism and well-being in India and theUK: Identity projection and emotion regulation as underlying psychologicalprocesses. Psychology Study, 26(1), 71-85.
Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus besar bahasa Indonesia (4th
ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dewing, M. (2012). Social media: An introduction. Canada: Library ofParliament.
Fearon, J. D. (1999). What is identity (as we now use the word). California:Stanford University Press.
Fournier, S., & Richins, M. L. (1991). Some theoretical and popular nationsconcerning materialism. Journal of Social Behavior and Personality, 6, 403-414.
Guru (2018). Materialism: The root cause of crime. Diambil darihttps://www.scienceofidentityfoundation.net/articles-by-jagadguru/materialism-the-root-cause-of-crime.
Goldberg, M. E., Gorn, G. J., Peracchio, L., & Bamosy, G. (2003).Understanding materialism among youth. Journal of Consumer Psychology,13(3), 278-288.
Hartney, E. (2018, Maret 24). Materialism and shopping addictions. Diambil darihttps://www.verywellmind.com/what-is-materialism-22209.
Hasan, A. M. (2018, Agustus 25). Richard muljadi, richkidsofinstagram, dankonsumsi gila gilaan itu. Diambil dari https://tirto.id/richard-muljadi-richkidsofinstagram-amp-konsumsi-gila-gilaan-itu-cUPu.
Ho, H., Shin, W., & Lwin, M. O. (2017). Social networking site use andmaterialistic values among youth: The safeguarding role of the parent-childrelationship and self-regulation. Communication Research, 1-26.
Instagram, Inc. (2018, April 19). Layanan instagram. Diambil darihttps://help.instagram.com/581066165581870.
Jeko, I. R. (2017, Juni 20). Begini cara remaja kaya di instagram buang-buanguang. Diambil dari https://www.liputan6.com/tekno/read/2997449/begini-cara-remaja-kaya-di-instagram-buang-buang-uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
John, D. R. (1999). Consumer socialization of children: A retrospective look attwenty-five years of research. Journal of Consumer Research, 26(3), 183–213.
Kaplan, A., & Haenlein, M. (2014). Collaborative projects (social mediaapplication): About wikipedia, the free encyclopedia. Business Horizons, 57,617-626.
Kartono, K., & Gulo, D. (2000). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Kasser, T., Ryan, R., M., Couchman, C., E., & Sheldon, K., M. (2004).Materialistic value: Their causes and consequences. Dalam T. Kasser & A.D. Kanner (Eds.), Psychology and consumer culture: The struggle for agood life in a materaialistic world (hh. 11-28). Washington, DC: AmericanPsychological Association.
Kasser, T. (2016). Materialistic values and goals. Annual Review of psychology,67, 489-514.
Kilbourne, W., & Pickett, G. (2008). How materialism affects environmentalbeliefs, concern, and environmentally responsible behavior. Journal ofBusiness Research, 61(9), 885-893.
We Are Social. (2016, Januari 26). Digital in 2016. Diambil darihttps://www.slideshare.net/wearesocialsg/digital-in-2016/218.
We Are Social. (2018, Januari 29). Digital in 2018 in southeast asia. Diambil darihttps://www.slideshare.net/wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-part-2-southeast-86866464.
Manampiring, R. A. (2015). Peranan media sosial instagram dalam interaksi sosialantar siswa SMA Negeri 1 Manado. E-journal “Acta Diurna”, 4(4).
Mar’at Prof. Dr. (1981). Sikap manusia perubahan serta pengukurannya. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Masood, A., Musarrat, R., & Mazahir, S. (2016). Increased materialistic trendsamong youth. Journal of Educational, Health, and Community Psychology,5(3), 56-77.
Mayfield, A. (2008). What is social media? e-book from iCrossing.
Mueller, D. & Wornhoff, S. (1990). Distinguishing personal and social values.Educational & Psychological Measurement, 50(3), 691-700.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Moschis, G. P., & Churchill, G. A. (1978). Consumer socialization: A theoreticaland empirical analysis. Journal of Marketing Research, 15, 599-609.
Nasution, S. (2014). Perkembangan remaja (suatu tinjauan psikologis). JurnalDarul’Ilmi, 2(1).
Nazir. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurhayati, T. (2015). Perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas.Jurnal Pendidikan Sosial Ekonomi, 4(1).
Nurjan, S., Tjahjono, H. K., & Yamin, M. N. (2016). Trends in the adolescentdelinquency behavior at the Institute of Islamic Education PonorogoDistrict. Journal of Government and Politics.
Osterrieder, A. (2013). The value and use of social media as communication toolin the plant sciences. Plant Methods, 9(26).
Oxford Dictionaries online. https://en.oxforddictionaries.com/definition/us/back-translation diakses pada 10 Desember 2017, pukul 17.15 WIB.
Papalia D. E., & Feldman, R. D. (2014). Experience human development(menyelami perkembangan manusia edisi 12 buku 2). (Penerj. Fitriana WuriHerarti). Jakarta: Salemba Humanika.
Putri, R. A., Erlyani, N., & Mayangsari, M. D. (2016). Hubungan antaraaktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path pada remajadi SMA Negeri 2 Banjarbaru. Jurnal Ecopsy: Jurnal Ilmu Psikologi, 3(1).
Putri, Wilga S. R., Nurwati, R. N., & Budiarti, M. (2016). Pengaruh media sosialterhadap perilaku remaja. Jurnal Prosiding KS: Riset & PKM, 3(1), 47-51.
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitiandengan spss dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.
Richins, Marsha L., & Dawson, Scott (1992). A consumer values orientation formaterialism and its measurement: Scale development and validation.Journal of Consumer Research, 19, 303-316.
Richins, Marsha L. (1999). Possessions, materialism, and other-directedness in theexpression of self. Dalam Holbrook, M. B (ed.), Consumer value aframework for analysis and research (hh. 85-104). London, NY: Routledge.
Richins, Marsha L. (2004). The Material Value Scale: Measurement propertiesand development of a short form. Journal of Consumer Research, 31(1),209-219.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Reber, Arthur S., & Reber, Emily S. (2010). Kamus psikologi (3rd ed.).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence (perkembangan remaja) (6th ed.). Jakarta:Erlangga.
Santrock, J. W. (2013). Life-span development (14th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta: CV Rajawali.
Siregar, S. (2014). Statistika deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi perhitunganmanual dan aplikasi spss versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixedmethods). Bandung: Alfabet.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas SanataDharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalampsikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sutton, C. (2013). Adolescent materialism, parental and peer materialism, parentaland peer support and adolescent well-being. MSc by Research thesis.University of Bedfordshire.
Schwartz, S. H. (2007). Cultural and individual value correlates of capitalism: Acomparative analysis. Psychological Inquiry, 18, 52-57.
Sheskin, D. J. (2000). Handbook of parametric and nonparametric statisticalprocedure ( 2nd Ed.). United State of Amerika: CRC Press LLC.
Tubbs, S., & Moss, S. (1983). Human communication fourth edition. UnitedStates: Random House, Inc.
Umar, H. (2007). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Utari, M. (2017). Pengaruh media sosial instagram akun @Princessyahriniterhadap gaya hidup hedonis para followersnya. Jom FISIP, 4(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Valkenburg, P. M., Peter J., & Walther, J. B. (2016). Media effects: Theory andresearch. The Annual Review of Psychology, 315-338.
Ward, S., & Wackman, D. (1971). Family and media influences on adolescentconsumer learning. American Behavioral Scientist, 14 (3), 415-427.
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Woodruff, A. D. (1952). The roles of value in human behavior. The Journal ofSocial Psychology, 36, 97-107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN ASkala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SKALA PENELITIAN
(online)
Perkenalkan saya I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga, mahasiswa Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saya ingin meminta bantuan teman-teman untuk mengisi skala penelitian yangsaya buat, untuk keperluan penyusunan skripsi saya.
Silahkan untuk mengisi identitas yang sebenarnya. Kerahasiaan identitas danjawaban teman-teman akan dijamin sesuai kode etik Psikologi. Adapun kriteriayang dibutuhkan adalah:
1. Laki- laki atau perempuan
2. berusia 14 - 24 tahun.
3. memiliki akun Instagram.
Atas bantuan dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sayaucapkan terimakasih.
BAGIAN IDENTITAS
1. Jenis Kelamin
o Perempuan
o Laki-laki
2. Usia
o 14 tahun
o 15 tahun
o 16 tahun
o 17 tahun
o 18 tahun
o 19 tahun
o 20 tahun
o 21 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
o 22 tahun
o 23 tahun
o 24 tahun
Skala Bagian 1
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai pengunaan saudara/i terhadap
Instagram saudara/i.
Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan jawablah masing-masing
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman yang
saudara/i alami.
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
1. Berapa kali anda membuka dan menggunakan Instagram dalam sehari ?
o lebih dari 20 kali
o 14 - 20 kali
o 8 - < 14 kali
o 3 - < 8 kali
o kurang dari 3 kali
2. Jika dijumlahkan, berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
menggunakan Instagram ?
o lebih dari 140 kali
o 98 - 140 kali
o 56 - < 98 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
o 21 - < 56 kali
o kurang dari 21 kali
3. Apabila dijumlahkan, berapa lama waktu yang anda habiskan saat membuka
dan menggunakan Instagram dalam satu hari ?
o diatas 3 jam 38 menit
o 2 jam 36 menit - 3 jam 38 menit
o 1 jam 35 menit - < 2 jam 36 menit
o 34 menit - < 1 jam 35 menit
o kurang dari 34 menit
4. Jika diakumulasikan, berapa lama waktu yang anda habiskan dalam seminggu
untuk membuka dan menggunakan Instagram ?
o diatas 25 jam 26 menit
o 18 jam 20 menit - 25 jam 26 menit
o 11 jam - 5 menit - < 18 jam 20 menit
o 3 jam 58 menit - < 11 jam 5 menit
o kurang dari 3 jam 58 menit
Skala Bagian 2
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi
saudara/i. Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan tanggapi masing-
masing pernyataan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
saudara/i.
Terdapat 5 pilihan jawaban dalam setiap pernyataan, yaitu:
SS : Jika saudara/i merasa SANGAT SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
S : Jika saudara/i merasa SETUJU terhadap pernyataan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
N : Jika saudara/i merasa NETRAL terhadap pernyataan yang diberikan
TS : Jika saudara/i merasa TIDAK SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
STS : Jika saudara/i merasa SANGAT TIDAK SETUJU terhadap pernyataan
yang diberikan
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya akan lebih bahagia jika saya
mampu membeli lebih banyak
barang.
2. Saya suka banyak kemewahan
dalam hidup saya.
3. Saya tidak menganggap jumlah
harta yang dimiliki seseorang
sebagai tanda kesuksesan.
4. Membeli barang-barang memberi
saya banyak kesenangan.
5. Barang-barang yang saya miliki
menunjukkan seberapa baik
kehidupan saya.
6. Saya memiliki semua hal yang
saya butuhkan untuk menikmati
hidup.
7. Saya kurang mementingkan hal-
hal yang bersifat materi daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kebanyakan orang yang saya tahu.
8. Hidup saya akan lebih baik jika
saya memiliki barang-barang
tertentu yang tidak saya miliki
saat ini.
9. Saya mengagumi orang-orang
yang memiliki rumah, mobil, dan
pakaian yang mahal.
10. Barang-barang yang saya miliki
tidak seluruhnya penting bagi
saya.
11. Terkadang saya sedikit terganggu
ketika saya tidak mampu membeli
semua barang yang saya suka.
12. Beberapa pencapaian terpenting
dalam hidup saya adalah memiliki
harta benda.
13. Saya suka memiliki barang-
barang yang membuat orang
terkesan.
14. Saya tidak akan menjadi lebih
bahagia jika saya memiliki
barang-barang yang lebih baik.
15. Saya mencoba membuat hidup
saya sederhana, sejauh
mempertimbangkan barang-
barang yang saya miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN B
Hasil Uji Reliabilitas Skala
Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram dan Seleksi Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
dan Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.885 4
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
item1 9.25 11.587 .754 .851
item2 9.23 11.801 .693 .872
item3 9.39 10.528 .746 .854
item4 9.30 10.339 .810 .827
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN CHasil Uji Reliabilitas Setelah
Seleksi Item Skala Intensitas
Penggunaan Media Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Item Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.885 4
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
item1 9.25 11.587 .754 .851
item2 9.23 11.801 .693 .872
item3 9.39 10.528 .746 .854
item4 9.30 10.339 .810 .827
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN DHasil Uji Reliabilitas Skala
Materialisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil Uji Reliabilitas Skala MaterialismeCase Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables inthe procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.858 15
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
item1 41.86 74.059 .602 .844item2 42.25 75.810 .621 .844item3 43.05 75.950 .502 .849item4 41.92 77.184 .505 .849item5 42.50 73.810 .623 .843item6 42.70 81.736 .253 .862item7 42.67 76.351 .625 .844item8 42.08 75.851 .551 .847item9 42.44 76.155 .482 .851item10 42.45 80.188 .307 .860item11 42.20 78.831 .405 .854item12 42.31 75.583 .547 .847item13 42.28 74.491 .601 .844item14 42.22 82.586 .215 .863item15 43.19 76.155 .622 .844
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN ESkala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
SKALA PENELITIAN
(online)
Perkenalkan saya I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga, mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Saat ini saya sedang melakukan penelitian
guna memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya. Adapun kriteria yang
dibutuhkan adalah:
1. Laki- laki atau perempuan
2. berusia 14 - 24 tahun.
3. memiliki akun Instagram.
Oleh karena itu, saya memohon bantuan Saudara/i untuk mengisi skala penelitian
yang saya buat. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi skala penelitian ini kurang
lebih 5 - 10 menit. Jawaban yang Saudara/i berikan akan dirahasiakan sesuai
dengan kode etik Psikologi. Saya akan sangat menghargai apabila Saudara/i
mengisi seluruh bagian dari skala penelitian ini dengan sejujur-jujurnya dan apa
adanya.
Bagi 10 orang yang beruntung akan mendapatkan pulsa senilai tertentu yang akan
dikirim langsung setelah seluruh data penelitian terkumpul. Atas bantuan dan
kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya ucapkan
terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAGIAN IDENTITAS
1. Jenis Kelamin
o Perempuan
o Laki-laki
2. Usia
o 14 tahun
o 15 tahun
o 16 tahun
o 17 tahun
o 18 tahun
o 19 tahun
o 20 tahun
o 21 tahun
o 22 tahun
o 23 tahun
o 24 tahun
3. Tingkat pendidikan (pendidikan terakhir)
o SD
o SMP
o SMA
o S1 (Strata 1)
o S2 (Strata 2)
4. Pendapatan/Uang saku (per bulan)
o < Rp 1.000.000
o Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000
o Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000
o > Rp 5.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5. Berapa lama anda sudah menggunakan aplikasi Instagram ? (terhitung sejak
anda mengunduh aplikasi Instagram pada smartphone anda)
o diatas 5 tahun
o 3 - 5 tahun
o dibawah 3 tahun
6. Konten apa yang paling sering anda lihat di Instagram ?
o Binatang
o Humor
o Gaya (fashion terkini, online shop)
o TV dan Film
o Seni
o Perjalanan wisata
o Kuliner
o Sains dan Teknologi
o Kecantikan (make up)
o Otomotif
o Lain-lain (menyertakan jawaban sendiri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Skala Bagian 1
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai pengunaan saudara/i terhadap
Instagram saudara/i.
Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan jawablah masing-masing
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman yang
saudara/i alami.
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
1. Berapa kali anda membuka dan menggunakan Instagram dalam sehari ?
o lebih dari 20 kali
o 14 - 20 kali
o 8 - < 14 kali
o 3 - < 8 kali
o kurang dari 3 kali
2. Jika dijumlahkan, berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
menggunakan Instagram ?
o lebih dari 140 kali
o 98 - 140 kali
o 56 - < 98 kali
o 21 - < 56 kali
o kurang dari 21 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3. Apabila dijumlahkan, berapa lama waktu yang anda habiskan saat membuka
dan menggunakan Instagram dalam satu hari ?
o diatas 3 jam 38 menit
o 2 jam 36 menit - 3 jam 38 menit
o 1 jam 35 menit - < 2 jam 36 menit
o 34 menit - < 1 jam 35 menit
o kurang dari 34 menit
4. Jika diakumulasikan, berapa lama waktu yang anda habiskan dalam seminggu
untuk membuka dan menggunakan Instagram ?
o diatas 25 jam 26 menit
o 18 jam 20 menit - 25 jam 26 menit
o 11 jam - 5 menit - < 18 jam 20 menit
o 3 jam 58 menit - < 11 jam 5 menit
o kurang dari 3 jam 58 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Skala Bagian 2
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi
saudara/i. Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan tanggapi masing-
masing pernyataan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
saudara/i.
Terdapat 5 pilihan jawaban dalam setiap pernyataan, yaitu:
SS : Jika saudara/i merasa SANGAT SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
S : Jika saudara/i merasa SETUJU terhadap pernyataan yang diberikan
N : Jika saudara/i merasa NETRAL terhadap pernyataan yang diberikan
TS : Jika saudara/i merasa TIDAK SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
STS : Jika saudara/i merasa SANGAT TIDAK SETUJU terhadap pernyataan
yang diberikan
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya akan lebih bahagia jika saya
mampu membeli lebih banyak
barang.
2. Saya suka banyak kemewahan
dalam hidup saya.
3. Saya tidak menganggap jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
harta yang dimiliki seseorang
sebagai tanda kesuksesan.
4. Membeli barang-barang memberi
saya banyak kesenangan.
5. Barang-barang yang saya miliki
menunjukkan seberapa baik
kehidupan saya.
6. Saya memiliki semua hal yang
saya butuhkan untuk menikmati
hidup.
7. Saya kurang mementingkan hal-hal
yang bersifat materi daripada
kebanyakan orang yang saya tahu.
8. Hidup saya akan lebih baik jika
saya memiliki barang-barang
tertentu yang tidak saya miliki saat
ini.
9. Saya mengagumi orang-orang yang
memiliki rumah, mobil, dan
pakaian yang mahal.
10. Barang-barang yang saya miliki
tidak seluruhnya penting bagi saya.
11. Terkadang saya sedikit terganggu
ketika saya tidak mampu membeli
semua barang yang saya suka.
12. Beberapa pencapaian terpenting
dalam hidup saya adalah memiliki
harta benda.
13. Saya suka memiliki barang-barang
yang membuat orang terkesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
14. Saya tidak akan menjadi lebih
bahagia jika saya memiliki barang-
barang yang lebih baik.
15. Saya mencoba membuat hidup
saya sederhana, sejauh
mempertimbangkan barang-barang
yang saya miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN FHasil Uji T Mean Teoritik dan
Mean Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hasil Uji T Mean Teoritik dan Mean Empiris
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
intensitas 457 13.85 4.676 .219
One-Sample Test
Test Value = 12
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
intensitas 8.454 456 .000 1.849 1.42 2.28
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
materialisme 457 47.14 11.526 .539
One-Sample Test
Test Value = 45
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
materialism
e3.969 456 .000 2.140 1.08 3.20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN GHasil Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
intensitas .103 457 .000
materialisme .141 457 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN HHasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
materialisme
* intensitas
Between
Groups
(Combined)23928.686 16 1495.543 17.956 .000
Linearity20255.090 1 20255.090
243.19
6.000
Deviation
from
Linearity
3673.596 15 244.906 2.941 .000
Within Groups 36646.351 440 83.287
Total 60575.037 456
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN IHasil Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
intensitas materialisme
Spearman's rho intensitas Correlation Coefficient 1.000 .546**
Sig. (1-tailed) . .000
N 457 457
materialisme Correlation Coefficient .546** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 457 457
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN JHasil Uji Normalitas dan Uji
Homogenitas Analisis Tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Analisis Tambahan
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Materialisme
Laki-laki.162 179 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Materialisme
Levene Statistic df1 df2 Sig.
230.561 1 455 .000
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Materialisme
perempuan.069 278 .002
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN KHasil Uji Two-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel Mean Kedua Kelompok Subjek Pada Skala Materialisme
Test Statisticsa
Materialisme
Most Extreme Differences Absolute .438
Positive .438
Negative -.038
Kolmogorov-Smirnov Z 4.572
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: gender subjek
Perbedaan Mean Kedua Kelompok
Materialisme
perempuan
Materialisme laki-
laki
Mean 43.15 53.33
N 278 179
Std. Deviation 6.705 14.388
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN LIjin dari Pemilik Skala
Materialisme (print out e-mail)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail)
114
Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail)
114
Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN MSurat Keterangan Penerjemahan
Skala ke dalam Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Indonesia
116
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Indonesia
116
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN NSurat Keterangan Penerjemahan
Skala ke dalam Bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Inggris
118
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Inggris
118
Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam Bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI