planocosmo 2015

31
PENGEMBANGAN KOTA HIJAU BERKETAHANAN DI INDONESIA 3rd PlanoCosmo and 10th SSMS International Conference - Bandung, 26.10.2015 Ir. KUSWARDONO, MCP. – Kapus Pengembangan Perkotaan Ir. NIRWONO JOGA, MLA. – Tim Pendamping BPIW KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN PERKOTAAN

Upload: kabits

Post on 18-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

plano

TRANSCRIPT

Page 1: Planocosmo 2015

PENGEMBANGAN KOTA HIJAU BERKETAHANAN DI INDONESIA

3rd PlanoCosmo and 10th SSMS International Conference - Bandung, 26.10.2015Ir. KUSWARDONO, MCP. – Kapus Pengembangan PerkotaanIr. NIRWONO JOGA, MLA. – Tim Pendamping BPIW

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATBADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAHPUSAT PENGEMBANGAN PERKOTAAN

Page 2: Planocosmo 2015

KATA KUNCI

• Main Theme : Resilient City, Resilient Region• Track 2 (7) : Environmental Planning and

Management• Scopes 3 (5) : Green City and Carbon Reduction

for Resilient City• Title : PENGEMBANGAN KOTA HIJAU

BERKETAHANAN DI INDONESIA – Development of Resilient Green Cities in Indonesia

Page 3: Planocosmo 2015

(article 134 – 137 dan butir 11 (17))

134. Rencana yang dilaksanakan-holistik-konservasi pusaka-revitalisasi-pusat kota

135. Pendekatan terpadu-energi-ruang perkotaan hijau-perubahan iklim

136. Kebijakan perencanaan dan desain kota-manajemen bangunan-mobilitas ramah lingkungan

137. Kemitraan kota dan masyarakat-dukungan finansial

diperlukan aksi afirmatif entitas kewilayahan berbasis RTR dan desain kota, dengan prioritas

intervensi pada kawasan pusaka, pusat kota, ruang

perkotaan hijau, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dengan Pemerintah mendorong

proses yang inklusif

RIO+20 – SDGs 2030

Page 4: Planocosmo 2015

KONDISI AKTUALKualitas Hidup Menurun (sosial-ekonomi-lingkungan)

SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN TATA KELOLA

• Pengelolaan new-towns, superblok baik di peri-urban maupun in-town

• Alih kelola sarana dan prasarana kepada Pemda

• Kerja sama antar pemerintah daerah

Penurunan kualitas lingkungan buatan dan alami (polusi, macet, banjir, krisis air, dll)

• Penurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan

• Daya saing kota dalam konteks global

• Penjalaran kota• Laju urbanisasi

tinggi, kemiskinan, kekumuhan

• Penduduk kota bertambah (52,03%, 2010)

• Penurunan kualitas hidup (sosial) masyarakat

Page 5: Planocosmo 2015

Banjir Rob

Tsunami

Intrusi air laut

Kota pesisir memiliki kerentanan bencana besar terhadap perubahan iklim dan pembangunan kota yang tidak ramah lingkungan.

Contoh : •Banda Aceh•Padang•Jakarta•Denpasar•Samarinda•Makassar•Kendari•Palu•Manado

KERENTANAN BENCANA

Page 6: Planocosmo 2015

KUALITAS HIDUPKUALITAS HIDUP, kesehatan, kenyamanan and keselamatan untuk umat manusia, sebagai tujuan utama pembangunan, diletakkan pada pusat model

DIMENSI DIMENSI LINGKUNGANLINGKUNGANperubahan iklimbahaya risikopolusi suarakontaminasizat berbahayapolusi udararadiasi...

DIMENSI DIMENSI EKONOMIEKONOMIinovasikekayaankonsumsi & produksipertumbuhan ekonomi...

DIMENSI DIMENSI SOSIAL-SOSIAL-BUDAYABUDAYAkeadilanInklusi sosialpembangunan manusiatoleransidemografibudaya & tradisi...

SISTEM KOTASISTEM KOTAstruktur dan fungsi kotagedung dan arsitekturenergisampahairlansekap & ruang publiklalu lintas/transportasiteknologi informasi dan komunikasi...

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAANKELEMBAGAANperencanaan kotatata kelola kotalegislasi & kebijakankeuanganpendidikan & pelatihankerjasama pemerintah -swastateknologipartisipasi publik...

DIMENSI DIMENSI SPASIALSPASIALkoneksi wilayahhubungan desa-kotakepadatankonfigurasiukurantopografi...

1

2

34

5 6 7

1

2 3 4

5 6 7

FAKTOR KUNCI MODEL KOTA

Page 7: Planocosmo 2015

UU 26/2007: Penataan Ruang, UU No. 28/2002: Bangunan GedungRTRW – RDTR dan PZ – RTBL

KOTA AMAN-NYAMAN-PRODUKTIF-BERKELANJUTAN

HIERARKI PENATAAN RUANG

Page 8: Planocosmo 2015

KOTA BERKELANJUTAN (TEMATIK)

Page 9: Planocosmo 2015

sebagai paradigma baru, sebuah metafora, bagi keberlanjutan

...berada pada keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, begitu pun antara lingkungan alami dan buatan

meliputi 8 subsistem dalam perkotaan

KONSEP KOTA HIJAU

... sebagai solusi cerdas dan kreatif untuk menjawab tantangan

permasalahan kota dan perubahan iklim.

Page 10: Planocosmo 2015

1

2

3

4

5

5 PRINSIP PELAKSANAAN

Page 11: Planocosmo 2015

3 KARAKTER DASAR

Page 12: Planocosmo 2015

Meliputi 8 subsistem dalam perkotaan, dimana “GREEN” sebagai nilai tambah

Pengembangan RTH sebagai ‘quick win’ langkah cepat menuju tercapainya tujuan Kota Hijau

8 ATRIBUT KOTA HIJAU

Page 13: Planocosmo 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2007

TENTANG PENATAAN RUANG

Paragraf 5

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota

Pasal 28

Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

Pasal 26, dan Pasal 27 berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah

kota, dengan ketentuan selain rincian dalam Pasal 26 ayat (1) ditambahkan:

a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;

b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan

c. rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki,

angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan

untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat

pertumbuhan wilayah.

Pasal 29

(1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a terdiri dari ruang

terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.

(2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari

luas wilayah kota.

(3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen

dari luas wilayah kota.

Pasal 30

Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (3)

disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan

rencana struktur dan pola ruang. Pada mulanya, dimaksudkan untuk mendorong pencapaian luasan

RTH perkotaan sebesar 30% UU 26/2007 Penataan Ruang

Membangun Kota Hijau merupakan program kolaboratif antara

pemerintah kota/kabupaten dengan komunitas hijau yang didukung pemerintah provinsi, difasilitasi

Kementerian PU, melalui bimbingan teknis dan mekanisme insentif

(stimulan)

Page 14: Planocosmo 2015

SKENARIO PELAKSANAAN

Page 15: Planocosmo 2015

• Terdiri dari 8 Atribut Kota Hijau• Komitmen APBD• Roadmap• City wide scale• Masukan bagi RPJMD dan RTRW

• Implementasi Masterplan RTH• Generator perluasan RTH kawasan

Perkotaan• Terletak pada lokasi yang strategis

• 1 Atribut Kota Hijau (Green Open Space) dan atribut Up-scaling - nya

• Roadmap RTH• Turunan dari RTRW

• Sebagai etalase implementasi 8 Atribut Kota Hijau

• Aksi nyata perwujudan RTH Publik kawasan perkotaan

Komunitas Hijau Survey RTH

Eksisting

Fungsi Supervisi

Wadah aktivitas

Komunitas

Peran serta Kreatif

Page 16: Planocosmo 2015

16

RTRW KOTA/KABUPATEN(RDTR+PZ, RTBL)

RENCANA AKSI KOTA HIJAU

(RAKH)

DED DAN IMPLEMENTASI

FISIK TAMAN

MASTER PLAN RTH

PETA KOMUNITAS

HIJAU

AKSI DAN FESTIVAL

KOMUNITAS HIJAU

UPSCALLING 5 ATRIBUT KOTA

HIJAU

GREEN OPEN SPACE

GREEN PLANNING &

DESIGNGREEN COMMUNITY

GREEN WATER, WASTE,

TRANSPORTATION, BUILDING, & ENERGY

Fokus RAKH

RAKH IMPLEMENTASI RTRW

Page 17: Planocosmo 2015

17

PARTISIPASI PEMERINTAH DAERAH

Page 18: Planocosmo 2015

Perda RTRW Kota/Kab sudah disahkan sesuai UU No.26/2007 Kepemimpinan daerah yang kuat dan visioner

Komitmen Walikota/Bupati untuk melaksanakan aksi nyata yang positif Kesediaan dan kesiapan untuk alokasi APBD mendukung P2KH

Performance-Based untuk Roll-over Program tahun berikutnya

Prioritas penanganan pada Kota/Kabupaten pembentuk sistem perkotaan nasional : KSN, PKN, PKSN dan PKW* (termasuk dalam lingkup koridor MP3I).

* Kriteria tambahan sesuai dengan RPJP dan RPJMN

• Status lahan milik PEMDA• Kemudahan aksesibilitas• Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat kota serta

dapat digunakan untuk publik

Syarat Penentuan Lokasi Taman

PERSYARATAN PESERTA

Page 19: Planocosmo 2015

Tahun 2014, 52 K/K diundang sebagai peserta baru dan 31 K/K terseleksi untuk menyusun RAKH dan difasilitasi P2KH 2015.

60 K/K

85K/K

112K/K

52K/K

107K/K

JUMLAH PESERTA

Page 20: Planocosmo 2015

(201

1-20

14)

A P

B N

ANGGARAN APBN

Page 21: Planocosmo 2015

PENDAMPINGAN APBD

Page 22: Planocosmo 2015

Pemerintah Kota/Kab telah melakukan: Inventarisasi RTH eksistingInventarisasi lahan asset Pemda yang potensial untuk menjadi RTHPenyusunan Strategi pemenuhan 20 % RTH publikPeningkatan Anggaran terkait atribut kota hijau pada APBD Penyusunan database dan Pemberdayaan FKHReview RTRW dan Penajaman RDTR

CAPAIAN KOTA HIJAU

Page 23: Planocosmo 2015

Kota ProbolinggoKota Banda Aceh

Eksisting

Rencana

Eksisting Rencana

MASTER PLAN RTH

Page 24: Planocosmo 2015
Page 25: Planocosmo 2015

182 Taman Kota

Dari 49 K/K yang dibangun pada T.A. 2014, 10 lokasi di antaranya memiliki luasan lebih besar dari 1 Ha

29,41 Ha

37,82Ha

56,94 Ha

124,17 Ha Luas RTH

PENAMBAHAN TAMAN-RTH

Page 26: Planocosmo 2015
Page 27: Planocosmo 2015

BUDAYA KOTA HIJAU

Page 28: Planocosmo 2015

UP SCALLING GREEN (5G)

Page 29: Planocosmo 2015

BANGGA JADI KOTA HIJAU

Page 30: Planocosmo 2015

KOTA HIJAU : cita-cita bersama yang bisa dicapai, bukan sebuah utopia

GERAKAN KOTA HIJAU

PEMERINTAH PUSAT

DAN PROVINSI

PRIVATESECTOR

MENDORONG

MEMPERCEPAT MEMPERLUAS

MENINGKATKAN

Pemerintah Kota/Kabupaten bersama

dengan masyarakat (komunitas hijau)

Page 31: Planocosmo 2015

REFERENSI LANJUTAN

Juknis P2KH Manual P2KH Panduan Pengembangan Kota Hijau di Indonesia

Gerakan Kota Hijau