pleno-imun

13
IMUNISASI KELOMPOK 3

Upload: reski-yunisa-mareska

Post on 15-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

imun

TRANSCRIPT

Page 1: Pleno-Imun

IMUNISASI

KELOMPOK 3

Page 2: Pleno-Imun

Imunisasi

IMUNISASI

DEFINISI

FUNGSI

JENIS-JENIS

KLASIFIKASI

MEKANISME KERJA

Page 3: Pleno-Imun

IMUNISASI

DefinisiImunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu (Proverawati, 2010)

Page 4: Pleno-Imun

IMUNISASIFungsi

Imunisasi berfungsi anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Manfaat imunisasi :

Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang sering berjangkit

Keluarga : menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak sakit

Negara : memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

Page 5: Pleno-Imun

Klasifikasi ImunisasiImunisasi Aktif: kekebalan tubuh

yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat anti bodi.

Imunisasi Pasif: kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar

Page 6: Pleno-Imun

Imunisasi Aktif1. Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit 2. Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit

Imunisasi Pasif1. Imunisasi pasif alamiah Adalah antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.

◦ 2. Imunisasi pasif buatan Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.

Page 7: Pleno-Imun

Jenis-Jenis Imunisasi 1. Hepatitis B

Vaksin ini mencegah infeksi virus hepatitis B (VHB). ES : Umumnya tidak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hariKI : Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Vaksin Hepatisis B Rekombinan tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Jadwal Pemberian: vaksin pertama harus diberikan paling lama 12 jam setelah lahir, vaksin kedua antara 1-2 bulan,dan vaksin ketiga pada bulan 6.

2. DPTMencegah penyakit Difteri (penyakit menular pada saluran pernapasan atas), Pertusis (batuk rejan) dan Tentanus. Pemberian vaksin secara intra muskular di 1/3 bagian atas paha kiri bagian luar. ES: lemas, demam, pembengkakan, dan atau kemerahan pada bekas penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.KI: Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir.Jadwal Pemberian: Diberikan satu seri terdiri dari 5 suntikan, pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 s/d 18 bulan dan terakhir saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun).

Page 8: Pleno-Imun

3. Campak

Mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

ES: demam dan diare. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.

KI: anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau diare. HIV atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun

Jadwal Pemberian: Vaksin Campak pertama diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak kedua pada usia 6 tahun

4. Polio

Diberikan dengan penyuntikan secara Intra Muscular di berikan di 1/3 bagian atas paha kanan bagian luar.

ES: Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.

KI: Individu yang menderita “immune deficiency” dan Bayi yang mengidap HIV baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala.

Jadwal Pemberian: Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat usia 5-6 tahun dan pada saat usia12 tahun

Page 9: Pleno-Imun

5. BCG Vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Diberikan secara Intrakutan, bagian atas lengan kanan ( deltoid ) pada imunisasi BCG akan terjadi benjolan pada lokasi penyuntikan dan akan pecah dengan sendirinya dan kemudian akan menjadi jaringan parut atau bekas. ES: Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leherKI: penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis dan sebagainya, serta orang yang sedang menderita TBC.Jadwal pemberian: diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin

6. HibMencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Diberikan secara inra muskular pada lengan 1/3 bagian atas ( deltoid).ES: bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam.KI: anak yang sakit atau kekebalan yang menurunJadwal Pemberian: usia 2, 4, 6, dan 12 sampai 15 bulan

Page 10: Pleno-Imun

7. Thypoid

Mencegah demam tifoid (tifus atau paratifus). Diberikan secara oral dan suntikan

ES: demam, sakit kepala, nyeri perut, mual, muntah, bengkak dan kemerahan di tempat penyuntikan

KI: orang dengan penurunan sistem imun (HIV, kanker)

Jadwal pemberian: sumtikan diberikan pada usia 2 tahun dan diulangi setiap 3 tahun. Secara oral pada usia 6 tahun.

8. PCV (pneumococcal vaccine)

Mecegah menigitis, pneumonia, infeksi telinga akibat bakteri Streptococcus. Vaksin Pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir.

ES: demam ringan, napsu makan berkurang, muntah, diare dan kemerahan pada kulit.

Page 11: Pleno-Imun

9. MMRMemberikan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit Mumps (parotitis), Measles (campak) dan Rubella (campak jerman). Disuntikan pada 1/3 bagian lengan atas.ES: demam, kemerahan dan pilekKI: menderita TBC, demam tinggi, defisiensi gizi derajat berat, defisiensi kekebalan dan riwayat kejang

10. Varisella vaksin varisela dapat diberikan mulai umur 1 tahun, dosis 0,5 mL secara subkutan, dosis tunggalES: demam dan ruam ringan di tempat penyuntikanKI: Adanya gangguan imunokompresi seperti orang mengalami imunodefisiensi congenital, leukemia, limfomia dan lain-lain. Individu yang mendapat kortikosteroid dosis tinggi mengalami reaksi anafilaksisterhadap nemisin.

Page 12: Pleno-Imun

11. Hepatitis A

Mencegah penyebaran virus hepatitis A. Vaksin dapat diberikan saat usia 2 tahun, sebanyak 2 kali dengan interval pemberian 6-12 bulan.

ES: sakit kepala, hilangnya napsu makan, rasa sakit pada bekas suntikan, gatal, dan merah, disertai demam ringan.

12. Influenza

Memberikan kekebalan tubuh terhadap serangan virus influenza. Vaksin Diberikan 0,5 mL per dosis secara intramuskular pada otot deltoid. Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu

ES: demam, nyeri serta kemerahan atau bengkak di tempat suntikan

KI: anak yang sakit atau kekebalannya sedang menurun untuk menghindari efek samping yang akan muncul.

Page 13: Pleno-Imun

Mekanisme Kerja Imunisasi imunisasi ketika suatu saat tubuh di serang oleh

mikroorganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin,maka antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksiImunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap organisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang sakit terlebih dahulu.vaksin zat yang di gunakan untuk membentuk imunitas tubuh. Terbuat dari mikroorganisme atau pun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah di matikan ataudi lemahkan.

Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi ke dalam vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang.Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk