plts libre

17
MAKALAH TEKNOLOGI ENERGI DAN LINGKUNGAN ENERGI TERBARUKAN (PLTS) Oleh: J Hendra Riko Nim: 201231005 UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN NOVEMBER 2014

Upload: cutmayra

Post on 18-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: Plts Libre

MAKALAH

TEKNOLOGI ENERGI DAN LINGKUNGAN

ENERGI TERBARUKAN (PLTS)

Oleh:

J Hendra Riko

Nim: 201231005

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

NOVEMBER 2014

Page 2: Plts Libre

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

Rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini

dengan waktu yang telah berikan dan bisa menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.

Makalah ini di buat dengan tujuan supaya bisa mengenal elemen pada panel surya serta bisa

mengetahui keuntungan dan kerugiannya serta perbandingannya denger energy yang dihasilkan

misalnya seperti: PLN, Generator listik, PLTA dll. Dan yang pastinya kita lebih bisa lebih jauh

dan lebih baik pengenalannya untuk menambah ilmu pengetahuan baik dari segi cara kerja, serta

pengaplikasiannya dalam keidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, karena

keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran akan penulis terima

demi perbaikan untuk dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna baik bagi penulis

sendiri maupun bagi para pembaca sebagai tambahan wawasan .

Malang,…………..2014

penulis

Page 3: Plts Libre

Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 3

1.2 Tujuan………………………………………………………………………………. 4

1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sel Surya (Fotovoltaik)……………………………………………………………… 6

2.2 Struktur Sel Surya…………………………………………………………………… 7

2.3 Cara Kerja Sel Surya………………………………………………………………… 9

2.4 Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain…………………………. 11

2.5 Sistem PLTS…………………………………………………………………………. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………… 16

3.2 Saran………………………………………………………………………………….. 16

Daftar Pustaka

Page 4: Plts Libre

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.

Peningkatan kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun

bersamaan dengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya.

Pemakaian energi surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengingat

bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis katulistiwa berpotensi energi

surya yang cukup baik. Pemanfaatan Tenaga Surya melalui konversi Photovoltaic telah

banyak diterapkan antara lain, penerapan sistem individu dan sistem hybrid yaitu sistem

penggabungan antara sumber energi konvensional dengan sumber energi terbarukan.

Pada kondisi beban rendah sistem bekerja dengan sistem inverter dan baterai. Jika beban

terus bertambah hingga mencapai kapasitas yang terdapat pada inverter atau tegangan baterai

semakin rendah, maka sistem kontrol akan segera mengoperasikan genset, maka genset akan

berfungsi sebagai AC/DC konverter untuk pengisian baterai, dan dapat beroperasi secara

paralel untuk memenuhi kebutuhan beban tersebut. Dengan demikian, kondisi pembebanan

diesel menjadi sangat efisien karena hanya beroperasi pada beban tertentu.

1.2 Tujuan

Adapun Tujuannya Adalah Sbb :

1. Agar Bisa Mengetahui Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2. Agar Bisa Mengetahui Cara Kerja Pada Sel Surya (Fotovoltaik)

3. Agar Bisa Memahami Dan Mengembangkan Cara Kerja Yang Evektif Pada Panel

Surya

4. Supaya Dapat Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain

5. Agar Bisa Mengenar Dan Mengetahui Sistem PLTS

Page 5: Plts Libre

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sel Surya (Fotovoltaik)

2. Bagaimana Struktur Sel Surya

3. Bagaimana Cara Kerja Sel Surya

4. Apa Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain

5. Apa Yang Dimaksud Serta Pengertian Sistem PLTS

Page 6: Plts Libre

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sel Surya (Fotovoltaik)

sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi

langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk

memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun

selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan

energi panasnya melalui sistem solar thermal.

Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana

saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan

cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya

komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam

skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi,

sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul

surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V

dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara

paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang

dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.

Page 7: Plts Libre

Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk memperbesar total

daya output. (Gambar :”The Physics of Solar Cell”, Jenny Nelson)

2.2 Struktur Sel Surya

Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun

berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan

empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi

surya akan dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini akan dibahas

struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya

berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya

generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

Page 8: Plts Libre

Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai semikonduktor.

(Gambar:HowStuffWorks)

Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri

dari :

1. Substrat/Metal backing

Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat

juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai

kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam

seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel

surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material

yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin

oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).

2. Material semikonduktor

Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai

tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan

Page 9: Plts Libre

1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang

berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas,

semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di

industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang

umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material

Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping

material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian

intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide). Bagian semikonduktor

tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material semikonduktor yaitu

semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-

n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip

kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan

sel surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.

3. Kontak metal / contact grid

Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya

dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.

4. Lapisan antireflektif

Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh

semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi.

Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik

antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah

semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.

5. Enkapsulasi / cover glass

Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau

kotoran.

2.3 Cara Kerja Sel Surya

Page 10: Plts Libre

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction

antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom

yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai

kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan

hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut

bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk

mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk

mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah

menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron). (Gambar

: eere.energy.gov)

Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole)

bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan

tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p

sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif

pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik

yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong

elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan

Page 11: Plts Libre

sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang,

seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.

Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org)

2.4 Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain

Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia

yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu dapat berubah

menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang tipis. Sebuah kristal

silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu

berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong setebal 0,3 mm, akan terbentuklah

sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel silikon itu

dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja

anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu

diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan

mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang

mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.

Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja

dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya

menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang

dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke

Page 12: Plts Libre

permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi

menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25% maka produksi listrik

maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 . Dari sini terlihat bahwa

PLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS

menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena

proses pembuatannya yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki

daerah terpencil sulit dibubungkan dengan jaringan listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis

Indonesia mempunyai potensi energi surya yang tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu

sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Berarti prospek penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup

cerah. Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara sebagai

berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium

Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi 15%.

Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk penerangan rumah

tangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System (SHS), kemudian

untuk TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program SHS di Indonesia

pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan tanda-tanda yang

menggembirakan dengan keberhasilan penerapan secara komersial. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan sampai tahun 1994 jumlah pemakaian sistem fotovoltaik di Indonesia sudah mencapai

berkisar 2,5-3 MWp. Yang pemakaiannya meliputi kesehatan 16%, hibrida 7%, pompa air 5%,

penerangan pedesaan 13%, Radio dan TV komunikasi 46,6% dan lainnya 12,4%. Kemudian dari

kajian awal BPPT diperoleh proyeksi kebutuhan sistem PLTS diperkirakan akan mencapai 50

MWp. Sementara itu menurut perkiraan yang lain pemakaian fotovoltaik di Indonesia 5-10 tahun

mendatang akan mencapai 100 MW terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan

permintaan fotovotaik diperkirakan sudah mencapai 52 MWp. Komponen utama sistem surya

fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk

membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film.

Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk

membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa

sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk

membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa

diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk

Page 13: Plts Libre

itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame),

kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak

maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya

dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang

fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan

pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk

pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,

mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi

dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per

kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas

baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penerapannya fotovoltaik

dapat digabungkan dengan pembangkit lain seperti pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan

pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM). Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida

yang tujuannya untuk mendapatkan daya guna yang optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan

komponen utama, sedang pembangkit listrik lainnya digunakan untuk mengkompensasi

kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi ketidakpastian cuaca dan sinar matahari. Pada

sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan sebagai "bank up" untuk mengatasi beban

maksimal. Pengkajian dan penerapan sistem ini sudah dilakukan di Bima (NTB) dengan

kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40 kWp. Penggabungan antara PLTS dengan PLTM

mempunyai prospek yang cerah. Hal ini karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit

dan itu banyak terdapa di desa-desa. Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah

Jepang telah merealisasi penerapan sistem model hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah)

dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar 6,3 kW. Pada sistem hibrida antara

fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih antara kebutuhan listrik pada beban dan

listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik akan dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi untuk

mengatur fuel cell agar listrik yang keluar sesuai dengan keperluan. Arus DC yang dihasilkan

fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan DC yang sama kemudian diteruskan ke

power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi arus AC.

Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi sehingga dapat menghemat bahan bakar, dan

kehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan menempatkan fuel cell dekat pusat beban.

Page 14: Plts Libre

2.5 Sistem PLTS

PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan secara

terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Sistem ini cocok dan

ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di Desa

Kentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt dan beban

berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan sistem individu

daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50 Wp per rumah

tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan Radio) dan

komunikasi (Radio komunikasi). Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000

unit yang tersebar di seluruh perdesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi

pemeliharaan dan pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya yang

semakin menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah

lingkungan, pemanfaatan PLTS dengan sistem individu semakin ditingkatkan. Pada tahap

pertama direncanakan akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10

propinsi di kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya

fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma.

Kedua perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak,

sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan pada pelumasan. Keempat

peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat

bekerja secara otomatis.

Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi surya atau lebih umum dikenal dengan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1. Sumber energi yang digunakan sangat melimpah

2. Sistem yang dikembangkan bersifat modular sehingga dapat dengan mudah diinstalasi

dan diperbesar kapasitasnya.

3. Perawatannya mudah

4. Tidak menimbulkan polusi

5. Dirancang bekerja secara otomatis sehingga dapat diterapkan ditempat terpencil.

6. Relatif aman

7. Keandalannya semakin baik

Page 15: Plts Libre

8. Adanya aspek masyarakat pemakai yang mengendalikan sistem itu sendiri

9. Mudah untuk diinstalasi

10. Radiasi matahari sebagai sumber energi tak terbatas

11. Tidak menghasilkan CO2 serta emisi gas buang lainnya

Salah satu kendala yang dihadapi dengan dalam pengembangan Pembangkit Listrik

Tenaga Surya adalah Investasi awalnya yang tinggi dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan

juga masih relatif tinggi yaitu Sekitar ($ USD 3 –5 / Wp).

Untuk beberapa kondisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat bersaing dengan

pembangkit Konvensional Diesel/Mikrohydro, yaitu pada tempat-tempat terpencil yang sarana

perhubungannya masih belum terjangkau jaringan listrik umum (PLN)

Page 16: Plts Libre

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Peningkatan

kebutuhan energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan

dengan itu juga menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya. Oleh karena itu, penyediaan

sumber energi alternatif seperti energi surya melalui pemanfaatan sel fotovoltaik merupakan

sebuah prospek yang menjanjikan untk dikembangkan lebih lanjut, mengingat pemakaian primer

minyak bumi dan gas alam masih merupakan sumber energi utama. Selain ramah lingkungan,

sumber energi dari matahari tidak memerlukan perawatan khusus secara periodik, yang

selanjutnya akan mengurangi biaya produksi.

3.2 saran

Penggunaan energy surya sangat evektif untuk menghemat energi baik didunia industry

maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk menerapkan system PLTS

untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim tidak seperti didaerah Jepang, Amerika dan

Negara-Negara lainnya, tapi sebelum praktek/pengaplikasiannya terjun kemasyarakat secara luas

tentunya haruslah diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik itu lewat media cetak, social

dll. Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi, dan

mengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalam perkemangan dizaman modern ini.

Dengan demikian secara perlahan dengan sudah taunya keuntungan dan penghematan yang

dirasakan secara perlahan mereka akan pindah ke-energi terbarukan PLTS.

Page 17: Plts Libre

DAFTAR PUSTAKA

Holladay, April. Solar Energy. Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft

Corporation, 2005.

Wikipedia.org. Solar Cell. http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell. Disunting tanggal 22

November 2007.