pneumonia ibeth

Upload: elizabethpurba

Post on 13-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendahuluan Pneumonia adalah peradangan saluran nafas bagian bawah pada jaringan paru sehingga menyebabkan gangguan pernafasan. Kematian akibat pneumonia pada balita di seluruh dunia mencatat angka yang cukup tinggi, yaitu sebesar 19 persen. Tak hanya di dunia, di Indonesia, kematian akibat pneumonia pada balita menjadi penyumbang kematian yang besar, yaitu sebesar 23 persen. Berdasarkan data yang ada penulis menarik untuk mengangkat kasus pneumonia pada anak ini dalam sebuah makalah. Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Anamnesis juga dapat membantu penenggakan diagnosis hingga 80%. Beberapa hal yang perlu ditanyakan saat anamnesis1 adalah: Identitas : tanyakan nama,usia, cermati alamat (untuk mengetahui apakah tinggal didaerah polusi,negara berkembang) Keluhan Utama : batuk / sesak nafas / demam RPS : tanyakan mulai sejak kapan pasien mengalami keluhan utamnya. Pada pasien ditemukanbatuk akut yang semula kering lalu jadi berdahak tanyakan warna, volume, frekuensi mengeluarkan dahak dan seberapa banyak, pada dahak apakah terdapat lendir atau darah. Pada keluhan demam tanyakan suhu yang pernah diperhatikan, demam dirasakan ketika pagi, siang, sore, malam atau sepanjang hari. Tanyakan juga bagaimana ketika kapan anak sesak nafas. Menanyakan perbaikan/perburukan keluhan utama : apakah pasien sudah pernah berobat atau minum obat dan bagaimana hasilnya. Keluhan penyerta seperti : susah makan/minum, berat badan turun, mual, muntah rewel,dll RPK : adakah keluarga yangsakit serupa? RPD : apakah pernah sakit serupa? riwayatasma dan alergi? cermati ada tidaknyagastroesofageal reflux(tanyakan apakah pernah heartburn, sering mual / muntah)? Riwayat Pribadi : tanyakan riwayat imunisasi, kebersihan diri, dan kebiasaan makan. Riwayat Sosial Ekonomi : apakah tinggal dirumah yang padat dan bagaimana kondisi lingkungannya.

Pemeriksaan Fisik

1. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkatkesadaran dibedakan menjadi :1. Compos Mentis(conscious),yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.22. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.23. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.24. Somnolen(Obtundasi, Letargi),yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 25. Stupor(soporo koma),yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.26. Coma(comatose),yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). 2Pemeriksaan tanda-tanda vital Vital Sign :Nafas cepat (takipnea) : < 2 Bulan : 60 x/m 2 11 Bulan: 50 x/m 1 5 Tahun : 40 x/m 5 Tahun : 30 x/m- DemamPemeriksaan sistem tubuh

1. Inspeksi

Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan 5 tahun adalah 40 kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak jelas.3

2. Palpasi

Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan atau tachycardia.3

3. PerkusiSuara redup pada sisi yang sakit.3

4. AuskultasiAuskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung / mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura.3

Pemeriksaan Penunjang Gambaran radiologisFoto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.3 Pemeriksaan mikrobiologis Pada pneumonia anak, pemeriksaan mikrobiologis tidak rutin dilakukan, kecuali pada pneumonia berat yang rawat inap. Spesimen pemeriksaan ini berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru . Spesimen dari saluran napas atas kurang bermanfaat untuk kultur dan uji serologis karena tingginya prevalens kolonisasi bakteri.Kultur sputum umumnya memerlukan kurang lebih dua sampai tiga hari, jadi sebagian besar dari sputum digunakan untuk konfirmasi antibiotika yang sudah diberikan dan sensitif terhadap infeksi itu. Pada contoh darah dapat dikultur dengan cara yang sama untuk mencari infeksi dalam darah(kultur darah). Setiap bakteri yang teridentifikasi kemudian di uji untuk melihat antibiotik mana yang paling efektif. 3 Pemeriksaan darah Pada pneumonia virus atau mikoplasma, umunya leukosit normal atau sedikit meningkat, tidak lebih dari 20.000/mm3 dengan predominan limfosit. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan sel polimorfonuklear khususnya granulosit. Leukositosis hebat (30.000/mm3) hampir selalu menunjukkan pneumonia bakteri. Adanya leukopenia ( 3 bulan, pilihan utama adalah ampisilin dipadu dengan kloramfenikol. Bila keadaan pasien berat atau terdapat empiema, antibiotik adalah golongan sefalosporin. Antibiotik parenteral diberikan sampai 48-72 jam setelah panas turun, dilanjutkan dengan pemberian per oral selama 7 10 hari. Bila diduga penyebab pneumonia adalah S.aureus, kloksasilin dapat segera diberikan. Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan cefazolin, klindamisin, atau vancomycin. Lama pengobatan untuk Stafilokokus adalah 3 4 minggu. 10 Tatalaksana rawat inap Penatalaksanaan bergantung pada usia anak dan keadaan klinis (klinis-beratnya pneumonia). Sebagian besar pneumonia pada anak usia 3 bulan-5 tahun disebabkan infeksi virus. Oleh karena itu pada anak usia tersebut apabila anak tampak sakit ringan, tidak demam, dapat diobati dengan rawat jalan. Namun apabila tidak perbaikan dalam 48 jam atau terdapat perburukan, anak harus segera dibawa ke rumah sakit. 10 Adapun indikasi rawat inap pada pneumonia adalah : 1. Pneumonia sedang atau pneumonia berat2. Usia anak < 3 bulan 3. Dehidrasi4. Muntah-muntah5. Sianosis6. Kejang, letargis atau tidak sadar7. Tidak dapat minum obat8. Tidak berespon dengan pengobatan rawat jalan 10 Penanganan yang dilakukan di rumah sakit adalah sebagai berikut :1. Pemberian oksigen (O2) bila saturasi oksigen