pokok-pokok arah kebijakan pembangunan...
TRANSCRIPT
POKOK-POKOKARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL TAHUN 2020
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Disampaikan pada:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat
Bandung, 2 April 2019
Sistematika
1.Pencapaian Pembangunan Nasional
Kerangka Ekonomi Makro dan Target Pembangunan 2020
Pokok-Pokok RKP 2020
Isu Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Kerangka Pendanaan
Pembangunan Rendah Karbon
Penutup
1
2
3
4
5
6
2
7
Pertumbuhan Ekonomi terus Menguat dengan Stabilitas Ekonomi Terjaga
4,7
4,8
4,9
5,0
5,1
5,2
5,3
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
Komponen Pengeluaran 20172018
2018Tw I Tw II Tw III Tw IV
Konsumsi Rumah Tangga 4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05
Konsumsi LNPRT 6,93 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08
Konsumsi Pemerintah 2,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,80
PMTB/Investasi 6,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67
Ekspor 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48
Impor 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04
PDB 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17
Pertumbuhan ekonomi meningkat didorong oleh penguatan investasi dan konsumsi RT
5,03 5,07 5,173,13
(2,0) -
2,0 4,0 6,0 8,0
10,0 12,0
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
2016 2017 2018
Per
sen
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
12000
13000
14000
15000
16000
17/0
5/20
17
17/0
6/20
17
17/0
7/20
17
17/0
8/20
17
17/0
9/20
17
17/1
0/20
17
17/1
1/20
17
17/1
2/20
17
17/0
1/20
18
17/0
2/20
18
17/0
3/20
18
17/0
4/20
18
17/0
5/20
18
17/0
6/20
18
17/0
7/20
18
17/0
8/20
18
17/0
9/20
18
17/1
0/20
18
17/1
1/20
18
17/1
2/20
18
17/0
1/20
19
Inflasi stabil pada tingkat yang rendah
Rupiah menguat terhadap dolar AS
(persen, yoy)
(persen, yoy)
(Rupiah thd USD)
4
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
121,8
7
122,3
8
125,4
4
128,0
6
131,0
1
114,6
3
114,8
2
118,4
1
121,0
2
124,0
0
7,2
4
7,5
6
7,0
3
7,0
4
7,0
0
4,80%
5,94%
6,18%
5,61%5,50%
5,34%5,20%
4,0%
4,5%
5,0%
5,5%
6,0%
6,5%
-
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Juta
Ora
ng
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT
1,87
0,19
3,59
2,612,98 2,60–2.90
0,370,04
0,710,52 0,58
5,01
4,88
5,035,07
5,17
5,30
4,2
4,4
4,6
4,8
5
5,2
5,4
0
1
2
3
4
5
6
2014 2015 2016 2017 2018 2019
%
Juta
Ora
ng
Tambahan KK
Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat Pengangguran Berhasil diturunkan SeiringMeningkatnya Penciptaan Kesempatan Kerja
• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehinggatingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang sebesar 10 juta orang. Jumlah penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 jutalapangan kerja, sehingga TPT diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.
5
Tingkat Kemiskinan dan Ketimpangan Terus Menurun
0,4280,433
0,4280,419
0,41 0,409 0,407 0,404 0,4010,391
0,319
0,336 0,3340,329 0,327
0,316 0,32 0,32 0,3240,319
0,4060,414
0,4080,402
0,397 0,394 0,393 0,391 0,3890,384 0,380
0,385
0,3
0,32
0,34
0,36
0,38
0,4
0,42
0,44
Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 2019
Ind
eks
Perkotaan Perdesaan Nasional Target RKP
Rasio GiniTingkat Kemiskinan
• Rasio Gini menurun bertahap dari 0,414 menjadi 0,384 dalam 4 tahun terakhir.
• Rasio Gini tersebut diperkirakan dapat mencapai target tahun2019, pada kisaran 0,380-0,385.
• Penurunan Rasio Gini nasional terutama disumbang oleh penurunan Rasio Gini di perkotaan.
Sumber: BPS, 2018
• Pada Maret 2018, tingkat kemiskinan berhasil diturunkan hingga 1 digit (9,82 persen) dan kembali turun menjadi 9,66 persen pada September 2018.
• Tingkat kemiskinan diperkirakan berada pada kisaran 8,5-9,5 persen di tahun 2019.
• Jika pertumbuhan ekonomi dapat lebih dinikmati oleh kelompok miskin dan rentan, tingkat kemiskinan akan lebih cepat turun.
28
,28
27
,73
28
,59
28
,51
28
,01
27
,76
27
,77
26
,58
25
,95
25
,67
11,2510,96
11,22 11,1310,86 10,7 10,64
10,129,82 9,66
8,5
9,5
5
6
7
8
9
10
11
12
23
24
25
26
27
28
29
30
Mar-14 Sept-14 Mar-15 Sept-15 Mar-16 Sept-16 Mar-17 Sept-17 Mar-18 Sept-18 2019
Per
sen
tase
(%)
Jum
lah
Pen
du
uk
Mis
kin
(Ju
ta J
iwa)
Jumlah penduduk miskin (juta jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) Target RKP
6
IPM Indonesia Terus Meningkat dan Sudah
Masuk Kategori Tinggi
Sumber: Bappenas dan BPS (perhitungan dengan metode baru)
Perkembangan Capaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia 2014-2017 &
Target 2018-2020
Capaian Komponen Pembentuk IPM
Tahun 2017 & Target 2019-2020
Angka Harapan Hidup Saat Lahir meningkat
71,06 tahun(Capaian 2017)
Rata-rata Lama Sekolah penduduk 25+ tahun meningkat
8,10 tahun(Capaian 2017)
Pengeluaran per kapita disesuaikan meningkat(dalam ribu rupiah)
10.664(Capaian 2017)
Harapan Lama Sekolah penduduk 7 tahun meningkat
12,85 tahun(Capaian 2017)
71,30 tahun(Target 2019)
71,47 tahun(Target 2020)
8,30 tahun(Target 2019)
11.131 (Target 2019)
13,21 tahun(Target 2019)
8,39 tahun(Target 2020)
13,41 tahun(Target 2020)
11.283(Target 2020)
7
INDIKATOR2019
2020APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3 5,3 – 5,5
Inflasi (%) 2,5 – 4,5 2,0 – 4,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 15.000 14.000 – 14.400
Harga minyak mentah Indonesia (USD/barrel)
70 60 - 70
Lifting Minyak Bumi (Rb barel/hr) 775 695 – 840
Lifting Gas (Rb barel/hr) 1.250 1.191 – 1.300
PERTUMBUHAN EKONOMI MENINGKAT DENGAN STABILITAS MAKROEKONOMI YANG TERJAGA
Asumsi Makro 2020
9
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
(nilai)
Tingkat Kemiskinan(persen)
Pertumbuhan Ekonomi(persen)
72,5
8,5 – 9,0
5,3 - 5,5
Target Pembangunan Tahun 2020
Tingkat PengangguranTerbuka (TPT)
(persen)
4,8-5,1
Gini Rasio(indeks)
0,375 – 0,380
11
5,3 - 5,5
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertanian: 3,77 – 3,79
Pertambangan: 1,03 – 1,17
Industri: 5,00 – 5,40
Listrik:4,25 – 4,45
Perdagangan:5,46 -5,58
Konstruksi:5,68 – 5,72
Infokom:7,26 – 7,54
Jasa Keuangan:5,72 – 6,60
Transportasi:7,04 – 7,12
C: 5,09 – 5,15
G: 4,07 – 4,21
I: 7,00 – 7,32
X: 5,26 – 6,61
M: 6,05 – 6,95
LNPRT: (0,37) – 0,41
*Angka exercise internal Bappenas(Angka sementara)
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi 2020
12
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
14
Infrastrukturdan
PemerataanWilayah
Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
Nilai Tambah Sektor Riil,
Industrialisasi dan
Kesempatan Kerja
PN
1
PN
2
PN
3
PN
4
Ketahanan Pangan, Air, Energi dan
Lingkungan Hidup
StabilitasPertahanan dan
KeamananPN
5
Kesetaraan Gender Tata KelolaKerentanan Bencanadan Perubahan Iklim
Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
Pengarusutamaan
RKP 2020
TEMA: “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”
PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
PP
3
Pembangunan Budaya, Karakter, dan Prestasi Bangsa
PengentasanKemiskinan
Perlindungan Sosialdan Tata KelolaKependudukan
Peningkatan Aksesdan KualitasPelayanan Kesehatan
PemerataanLayanan Pendidikan Berkualitas
PP
1PP
2
PP
4PP
5
Kebijakan dan Program Prioritas PN 1: Pembangunan Manusia dan PengentasanKemiskinan
15
PenguatanKewirausahaan dan UMKM
Peningkatan Nilai Tambah dan Investasidi Sektor Riil
Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
Peningkatan Ekspor BernilaiTambah Tinggi dan PenguatanTingkat Komponen DalamNegeri (TKDN)
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
PP
3PP
1PP
2
PP
4PP
5
PN 3 Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
Kebijakan dan Program Prioritas PN 3: Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasidan Kesempatan Kerja
17
PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan KualitasKonsumsi Pangan
PeningkatanKuantitas, Kualitasdan Aksesibilitas Air
Pemenuhan Kebutuhan Energi melalui Peningkatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
Peningkatan DayaDukung SDA dan DayaTampung Lingkungan
PP
3PP
1PP
2
PP
4PP
5Penguatan Ketahanan Bencana
Kebijakan dan Program Prioritas PN 4: Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan
18
Penanggulangan Terorisme,Peningkatan Keamanan Siber, dan Penguatan Keamanan Laut
PP
4
Penguatan Kemampuan Pertahanan
PP
1Peningkatan DiplomasiPolitik dan Kerjasama Pembangunan Internasional
PP
2
Penanggulangan Narkotikadan Penguatan Kamtibmas
PP
5
Penguatan SistemPeradilan dan Upaya Anti Korupsi
PP
3
PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
Kebijakan dan Program Prioritas PN 5: Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
19
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat
• Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dalam lima tahun terakhir cenderungmeningkat dan selalu tumbuh di atas LPE Nasional.
• Sumber terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat: sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor informasi dan komunikasi, dan sektor konstruksi.
Sumber Pertumbuhan Utama Ekonomi Provinsi Jawa BaratTahun 2014-2018
2121
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Tahun 2014-2018
2,26 1,92 2,07 2,30
2,80
0,44 0,52 0,41
0,59
0,62 0,54 0,59 0,70
0,71
0,65 0,49
0,51 0,50
0,44
0,36
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
2014 2015 2016 2017 2018
Informasi dan Komunikasi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Konstruksi
Industri Pengolahan
5,01 4,88 5,02 5,07 5,17
5,09 5,05
5,665,35
5,64
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
2014 2015 2016 2017 2018
LPE Nasional Jawa Barat
Kontribusi dan Pertumbuhan Sektor PDRB
22
Perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran menurun (2014-2018),
sebaliknya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan meningkat pada akhir tahun (2018). Sementara
pertumbuhan sektor industri mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan sektor perdagangan cenderung megalami
perlambatan.
0,3 0,2
5,7
1,6 2,1
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,30
8,40
8,50
8,60
8,70
8,80
8,90
9,00
2014 2015 2016 2017 2018
Per
tum
bu
han
(%
)
Shar
e (%
)
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Share (%) Pertumbuhan
5,2
4,4 4,8
5,3
6,5
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
41,00
41,50
42,00
42,50
43,00
43,50
44,00
2014 2015 2016 2017 2018
Per
tum
bu
han
(%
)
Shar
e (%
)
Sektor Industri Pengolahan
Share (%) Pertumbuhan
3,3
3,7 4,4 4,5
4,2
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
14,60
14,70
14,80
14,90
15,00
15,10
15,20
15,30
2014 2015 2016 2017 2018
Per
tum
bu
han
(%
)
Shar
e (%
)
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran
Share (%) Pertumbuhan
Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari SisiPengeluaran Tahun 2014-2018
23
RATA-RATA SHARE PENGELUARAN RATA-RATA PERTUMBUHAN
Perekonomian Jawa Barat dari sisi pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga, impor barang dan jasa, serta ekspor barang dan jasa. Adanya defisit perdagangan yang ditunjukan dari kontribusi impor sedikit lebih tinggi dari ekspor. Rata-rata pertumbuhan
tertinggi adalah ekspor barang dan jasa.
KONSUMSI PEMERINTAH
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
EKSPOR BARANG DAN JASA
IMPOR BARANG DAN JASA
KONSUMSI RUMAH TANGGA 64,85 %
6,19 %
25,05 %
37,05 %
38,34 %
KONSUMSI PEMERINTAH
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
EKSPOR BARANG DAN JASA
IMPOR BARANG DAN JASA
KONSUMSI RUMAH TANGGA 5,10 %
3.91 %
5,60 %
7,55 %
5,63 %
LEMBAGA LEMBAGA SWASTA NIRLABA 0,19 % LEMBAGA SWASTA NIRLABA 4,40 %
PERUBAHAN INVENTORI 4,14 % PERUBAHAN INVENTORI -3,70 %
Angka Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat rendah dan berada dibawah rata-rata kemiskinan nasional. Pada tangkat kabupaten/kota, beberapa masih di atas
angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan paling tinggi di Kota Tasikmalaya.
Tingkat Kemiskinan Dibawah Rata-Rata Nasional
Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2014 – 2018 (September)
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 (Maret)
Pola Spasial Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat 2018 (Maret)
24
9,189,57
8,777,83
7,25
10,96 11,1310,70
10,129,66
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2014 2015 2016 2017 2018
Pen
du
du
k M
iksi
n (
%)
JAWA BARAT NASIONAL
2,14
12,71
7,45
9,82
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
Ko
ta D
epo
k
Ko
ta B
and
un
g
Ko
ta B
eka
si
Bek
asi
Ko
ta C
imah
i
Ko
ta B
anja
r
Ko
ta B
ogo
r
Ban
du
ng
Suka
bu
mi
Ko
ta S
uka
bu
mi
Bo
gor
Cia
mis
Pu
rwak
arta
Kar
awan
g
Pan
gan
dar
an
Sub
ang
Ko
ta C
ireb
on
Gar
ut
Sum
edan
g
Cia
nju
r
Tasi
kmal
aya
Ban
du
ng
Bar
at
Cir
eb
on
Maj
alen
gka
Ind
ram
ayu
Ku
nin
gan
Ko
ta T
asik
mal
aya
Kabupaten/Kota Jabar Nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Tingkat pengangguran Provinsi Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, begitu juga untuk pengangguran di kabupaten/kota sebagian besar berada di atas TPT nasional, kecuali di Pangandaran, Bandung, Majalengka,
dan Ciamis. TPT paling tinggi terdapat di Kabupaten Bekasi dan paling rendah di Pangandaran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Perkembangan TPT Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2018 (Agustus)
TPT Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus)
Pola Spasial TPT Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus)
25
3,3
4
10
,97
5,50
8,22
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
TPT Kabupaten/Kota TPT Nasional TPT Provinsi
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
8,45 8,72 8,898,22 8,17
5,94 6,185,61 5,50 5,34
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
2014 2015 2016 2017 2018
TPT Jawa Barat TPT Nasional
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Perkembangan IPM Provinsi Jawa Barat dan Nasional 2014 – 2017
IPM Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
IPM di Jawa Barat lebih rendah dibandingkan IPM nasional. Begitu juga untuk IPM di kabupaten/kota sebagian besar di bawah rata-rata
nasional. IPM tertinggi berada di Kota Bandung dan terendah berada di Kabupaten Cianjur
26
Pola Spasial IPM Kab/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 (Agustus)
68,8
69,5
70,05
70,69
68,9
69,55
70,18
70,81
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
67,5
68
68,5
69
69,5
70
70,5
71
2014 2015 2016 2017
Pet
um
bu
han
IPM
IPM
IPM Jawa Barat IPM Nasional
Pertumbuhan IPM Provinsi Pertumbuhan IPM Nasional
65,49
0,000,200,400,600,801,001,201,401,60
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
85,00
Ko
ta B
and
un
g
Ko
ta B
eka
si
Ko
ta D
epo
k
Ko
ta C
imah
i
Ko
ta B
ogo
r
Ko
ta C
ireb
on
Ko
ta S
uka
bu
mi
Bek
asi
Ko
ta T
asik
mal
aya
Ban
du
ng
Ko
ta B
anja
r
Sum
edan
g
Pu
rwak
arta
Kar
awan
g
Bo
gor
Cia
mis
Ku
nin
gan
Sub
ang
Cir
eb
on
Ban
du
ng
Bar
at
Pan
gan
dar
an
Maj
alen
gka
Ind
ram
ayu
Suka
bu
mi
Gar
ut
Tasi
kmal
aya
Cia
nju
r
Pe
rtu
mb
uh
an
IPM
IPM Kab./Kota IPM Nasional Pertumbuhan (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 27
Isu Kesenjangan di Jawa Barat
• Gini rasio Provinsi Jawa Barat berada di atas angka Gini Rasio nasional, dan meningkat cukup tajam pada tahun terakhir.
• Berdasarkan PDRB per Kapita, masih terdapat kesenjangan yang cukup jauhantara Kota Bandung dengan Kabupaten Cianjur dan kabupaten/kota lainnya.
Perkembangan Gini Rasio Jawa Barat 2014-2018 PDRB per kapita ADHB kab/kota di Jawa Barat tahun 2017 (RP. ribu/Jiwa)
0,413
0,398
0,415
0,426
0,413
0,402 0,403
0,393
0,407
0,406
0,414
0,408
0,402
0,3970,394 0,393
0,3910,389
0,37
0,38
0,39
0,40
0,41
0,42
0,43
Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar
2014 2015 2016 2017 2018
JAWA BARAT INDONESIA
96.123
17.083
37.722
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
Ko
ta B
and
un
g
Kab
. Kar
awan
g
Kab
. Bek
asi
Ko
ta C
ireb
on
Kab
. Pu
rwak
arta
Ko
ta C
imah
i
Kab
.ind
ram
ayu
Ko
ta B
ogo
r
Kab
. Bo
gor
Ko
ta S
uka
bu
mi
Ko
ta B
eka
si
Kab
. Ban
du
ng
Ko
ta T
asik
mal
aya
Ko
ta D
epo
k
Kab
. Su
med
ang
Kab
. Ban
du
ng
Bar
at
Kab
. Pan
gan
dar
an
Kab
. Su
kab
um
i
Kab
. Cia
mis
Kab
. Su
ban
g
Ko
ta B
anja
r
Kab
. Maj
ale
ngk
a
Kab
. Cir
ebo
n
Kab
. Ku
nin
gan
Kab
. Gar
ut
Kab
. Tas
ikm
alay
a
Kab
. Cia
nju
r
KABUPATEN/KOTA Rata-rata Kabupaten/Kota
Ekspor Jawa Barat Meningkat
28
Nilai ekspor Jawa Barat sedikit meningkat daritahun 2010 hingga 2016.
Ekspor Jawa Barat didominasi oleh tekstil danfurnitur, serta elektronik.
Kontribusi tekstil dan furnitur meningkat dari tahun2010 hingga 2016, sedangkan kontribusi produkelektronik mengalami penurunan pada periodeyang sama.
Vegetables, foodstuffs and
wood
Chemicals and plastics
Textiles and furniture
Machinery
Electronics
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
West Java
Hasil Pencapaian/Permasalahan:1. Laju pertumbuhan ekonomi Jabar banyak dipengaruhi oleh Industri
Pengolahan, Sektor Konstruksi, dan Perdagangan2. Tingkat pengangguran tinggi diakibatkan adanya lulusan SMK yang tidak
terserap pada lapangan pekerjaan sehingga menghambat pertumbuhaninklusif Jawa Barat
3. Sebagai salah satu pemasok pangan nasional terbesar, Jawa Barat dihadapkan dengan permasalahan lahan pertanian yang semakin sempit. Sehingga dapat mengancam produktifitas pangan nasional
4. Capaian IPM Jawa Barat berada pada angka 70,69 dimana angka tersebutmasih dibawah nasional.
5. Perlu adanya pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Barat bagianselatan untuk menekan angka ketimpangan.
Rekomendasi:1. Dengan makin berkurangnya lahan pertanian maka Efisiensi proses produksi
pertanian perlu dilakukan sehingga dengan lahan yang semakin sedikit dapat memenuhi produksi yang banyak
2. Akses Modal kerja untuk para lulusan SMK yang belum terserap dalam industri kerja
3. Peningkatan konektifitas antara utara Jawa Barat dengan selatan Jawa Barat dengan penambahan jaringan jalan dan rel kereta api
Rangkuman Provinsi Jawa Barat
Sasaran Indikator Makro PembangunanProvinsi Jawa Barat Tahun 2020
29
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
72,99
Tingkat Kemiskinan6,68%
Pertumbuhan Ekonomi5,65%
Tingkat PengangguranTerbuka (TPT)
7,72%
HASIL REKAPITULASI RAKORTEKRENBANGPROVINSI JAWA BARAT
Provinsi
Usulan yang Diajukan OPD Provinsisebanyak 340 usulan
81,5% Usulan Telah DiverifikasiBappeda Provinsi
Kabupaten/Kota
Usulan yang Diajukan OPD Kab./Kota sebanyak 1.448 Usulan
67,2% Usulan Telah DiverifikasiBappeda Provinsi
65,0% Usulan Telah DiverifikasiDitjen Bina Bangda Kemendagri
201 Usulan Dibahas dalamRakortekrenbang 2019 dan 17,9%
diantaranya disetujui oleh K/L
4,8% Usulan Telah DiverifikasiDitjen Bina Bangda Kemendagri
40 Usulan Dibahas dalamRakortekrenbang 2019 dan Belum Ada yang disetujui oleh K/L
30
Pembinaan dan Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) sejumlah 250 unit
Penyaluran Bantuan Sosial KUBE sejumlah 1.500 KPM;Pengembangan Kelapa Dalam Jawa Barat seluas 1.200 ha (peremajaan)
Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha
Kementerian Kesehatan
Kementerian PertanianKementerian Sosial
Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau sejumlah 10.000 ekor
Pengembangan Tanaman Pala seluas 1.100 ha
Pendukungan Pembiayaan bagi Wirausaha Pemula
Revitalisasi Pasar Rakyat;
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Pembinaan pencegahan stunting.
Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi Jemaah Haji sejumlah 38.852 jemaah haji;
Pelaksanaan PKH
Perlindungan dan Pelayanan Sosial Penyandang Disabilitas di Masyarakat
Highlight Hasil Rakortekrenbang Provinsi Jawa Barat
31
32
Arahan DAK Fisik 2020 Provinsi Jawa Barat
Pengentasan kemiskinan dan peningkatan IPM melalui dukungan DAK Pendidikan dan Kesehatan
Pengurangan kesenjangan wilayah denganpeningkatan konektivitas antar wilayah melalui dukungan DAK Fisik Jalan
Penguatan sektor agroindustri melalui dukungan DAK Pertanian dan Perikanan, Kehutanan, Pasar, serta IndustriKecil dan Menengah (IKM)
Pendidikan Kesehatan
Pengurangan tingkat pengangguran melalui dukungan DAK IKM dan Pasar
DAK Kesehatan Penugasan DAK Kesehatan Afirmasi
Kerangka Pendanaan
RKP 2020 merupakan RKP transisi menuju RPJMN 2020 – 2024,untuk itu dilakukan :
Reviu efektivitas dan efisiensi program
Reviu/Identifikasi kontribusi Masyarakat-Dunia Usaha-BUMN-Pemerintah dalam pendanaan program
PemangkuKepentingan
Mekanisme Keterangan
Masyarakat Melalui CSR, filantropis, waqaf, ZIS Mendukung prioritas pembangunan.
Dunia Usaha Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA)
Infrastruktur ekonomi dan sosial yang memiliki kelayakanekonomi.
BUMN Penugasan kepada BUMN Mendorong pertumbuhan ekonomi Meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintah APBN : Memperkuat pengendalian melalui penyiapan ProyekPrioritas (“satuan 3”)
APBD : Mengembangkan output based transfer melalui DAK Penugasan dan Hibah Daerah untuk mengamankan prioritaspembangunan di daerah
Dirarahkan utamanya pada: Fungsi absolut pemerintah (antara lain politik, hankam). Pelayanan dasar (antara lain pendidikan, kesehatan,
perumahan) dengan Standar Pelayanan Minimal.
34
36
Komitmen Pemerintah Jawa Barat
9.94%
Target Penurunan Emisi CO2
Provinsi Jawa Baratdari Business as Usual
Lahan
Energi
Limbah
MoU riset “Plastic Energy” untuk membangun
Plastic Recycling Facility di Bogor, Bekasi,
Bandung, Cirebon dan Tasikmalaya
37
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon
Pembangunan yang tidak hanya memperhatikan peningkatan pertumbuhan
ekonomi, namun juga perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek
daya dukung dan daya tampung sumberdaya alam dan lingkungan, termasuk
tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditimbulkan
Reforestasi & Pengurangan
Laju DeforestasiPeningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup
Peningkatan Produktivitas
Pertanian & Efisiensi
Pemanfaatan Sumber Daya
Peningkatan Penggunaan
Energi Baru & Terbarukan
serta Efisiensi Energi
39
Bentuk Intervensi Kebijakan PRK
Penyiapan integrasi
kebijakan Pembangunan
Rendah Karbon di daerah
Penyusunan dokumen
Rencana Pembangunan
Rendah Karbon Daerah
Penguatan sistem online
Pemantauan, Evaluasi dan
Pelaporan (PEP) Pembangunan
Rendah Karbon di daerah
Dukungan terhadap penyiapan
kegiatan Pembangunan Rendah
Karbon
40
Kemitraan Pusat dan Daerah dalam PRK
42
Penutup
• Pentingnya sinergi antara semua tingkat pemerintahan.
• Pelaksanaan rangkaian Musrenbang di Provinsi Jawa Barat perlu difokuskan pada pelaksanaanpertemuan multi sektor dan kewilayahan untuk mendukung upaya sinergi perencanaan antarapusat dan daerah.
• Pentingnya memastikan mitigasi dan adaptasi pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, sertamainstreaming Pembangunan Rendah Karbon ke dalam penyusunan kajian lingkungan hidup strategis(KLHS).
• Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota perlu diperhatikan:
• Penajaman program dan proyek dan Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasidengan program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yangdiperlukan).
• Penguatan integrasi pendanaan, baik antara Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Daerah(APBN) dengan APBD termasuk DAK, BUMN/BUMD, dan sumber-sumber pendanaan lainnya.
• Pentingnya memastikan program dan proyek yang mendukung pencapaian SDGs.
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di atas TPT nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan 20-24 tahun16,73%.
• TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebut disusuloleh lulusan SMA 7,95%.
• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 juta orang), berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengah penganggurberusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
3,04% 2,43%
4,80%
9,55%7,95%
11,24% 11,24%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
2014 2015 2016 2017 2018
TPT Berdasarkan Pendidikan
SD SMP SMA SMK Diploma Universitas Nasional
26,67%
16,73%
6,99%3,47% 2,49%
1,81% 1,58% 1,40% 1,25% 0,61%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+
TPT Berdasarkan Kelompok Umur dan Nasional, 2018
TPT Nasional
5,34%
9,68 9,74 8,98 9,14 8,21
8,45% 8,48%
7,58% 7,55%
6,62%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
0
10
20
30
40
50
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
ora
ng
Setengah Penganggur
Setengah Penganggur / Pengangguran Terpaksa % Terhadap Total Pekerja
SMK
SMA
SD
SMPUniv
Dipl
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, sertakeberadaan setengah penganggur masih perlu menjadi perhatian
45
Pertumbuhan Ekonomi Terus Menguat dengan Penguatan Mitigasi
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia termasuk negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Penyebabnya adalah tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana.
• Kejadian bencana 5 tahun terakhir didominasi oleh bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung..
• Dalam perencanaan, pemerintah daerah harus memastikan langkah-langkah
mitigasi dan adaptasi terhadap risiko bencana dan perubahan iklim, kajian
lingkungan hidup strategis (KLHS) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs).
Kawasan timur menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sekaligus kerentanan bencana
46
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh meningkat
• Penciptaan kesempatan kerja yang lebih berkualitas• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu• Efektivitas Bansos• Stabilitas harga• Perkembangan E-commerce
Konsumsi pemerintah diarahkan pada belanja operasionaldan penguatan belanja produktif
Penguatan investasi dilakukan melalui peningkataninvestasi pemerintah (pusat dan daerah) serta swastamelalui perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan
• Pendalaman pasar keuangan• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu• Perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan (penerapan OSS, insentif
fiskal)• Pembangunan infrastruktur terus belanjut dan mulai berdampak
Penguatan ekspor melalui diversifikasi produk ekspor, termasuk jasa pariwisata
• Pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas membaik tapiterbatas.
• Didorong oleh peningkatan investasi dan perbaikan sektor industripengolahan
• Peningkatan sektor pariwisata
I: 7,00 – 7,32
X: 5,26 – 6,61
M: 6,05 – 6,95
Impor meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitasekonomi domestik
C: 5,09 – 5,15 G: 4,07 – 4,21
Memperkuat Permintaan Domestik dan KinerjaPerdagangan Internasional
47
TRANSFORMASI SEKTOR JASA
8,87,26 – 7,54
2015-2018
2020
7,47,04 – 7,12
2015-2018
2020
4,05,46 – 5,58
2015-2018
2020
6,85,72 – 6,60
2015-2018
2020
TRANSPORTASI INFOKOM JASA KEUANGAN PERDAGANGAN
Mendorong sektor jasa dengan nilai tambah yang tinggi didorong oleh inovasi dan teknologi
REVITALISASI INDUSTRI MANUFAKTUR
4,35,00 – 5,40
2015-2018
2020
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
3,34,25 – 4,45
2015-2018
2020Perbaikan enabling environmentuntuk persiapan menghadapi era
Industry 4.0
MODERNISASI PERTANIAN
3,73,77 – 3,79
2015-2018
2020
Meningkatkan produktivitasserta pendapatan petani dan
nelayan
Melanjutkan pembangunan infrastruktur terutamakonektivitas dan energi untuk mendukung ekspansi
ekonomi dan pertumbuhan inklusif
6,15,68 – 5,72
2015-2018
2020
INDUSTRI MANUFAKTUR PERTANIAN LISTRIK KONSTRUKSI
HILIRISASI PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
2015-2018
2020
Peningkatan nilai tambah pertambanganyang mendukung pengembangan
indutsri hilir
0,11,03 – 1,17
Transformasi Struktural untuk PeningkatanKesejahteraan
48
ACEH
LPE: 4,64
SUMUT
LPE: 5,21
SUMBAR
LPE: 5,16
BENGKULU
LPE: 5,04 LAMPUNG
LPE: 5,29
BANTEN
LPE: 5,85
DKI JAKARTA
LPE: 6,01
RIAU
LPE: 2,43JAMBI
LPE: 4,77
KEP. RIAU
LPE: 4,65
SUMSEL
LPE: 6,03
KEP. BABEL
LPE: 4,60
KALBAR
LPE: 5,20
KALTARA
LPE: 6,05
KALTENG
LPE: 5,65 KALSEL
LPE: 5,14
KALTIM
LPE: 2,87
SULBAR
LPE: 6,27
SULTENG
LPE: 6,32
GORONTALO
LPE: 6,54
SULUT
LPE: 6,01
SULSEL
LPE: 7,10
SULTRA
LPE: 6,44
MALUKU UTARA
LPE: 7,94
MALUKU
LPE: 5,96
PAPUA BARAT
LPE: 6,40
PAPUA
LPE: 7,47
JABAR
LPE: 5,65
JATENG
LPE: 5,40
DIY
LPE: 6,22
JATIM
LPE: 5,60
BALI
LPE: 6,38
NTB
LPE: 1,55
NTT
LPE: 5,16
• Skenario pertumbuhan PDB nasional5,4 persen (titik tengah)
Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019*angka proyeksi sangat sementara
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 2020
49
SUMATERA
LPE: 4,62KALIMANTAN
LPE: 4,08
SULAWESI
LPE: 6,68
MALUKU
LPE: 6,88PAPUA
LPE: 7,18
JAWA-BALI
LPE: 5,74NUSTRA
LPE: 3,12
• Skenario pertumbuhan PDB nasional5,4 persen (titik tengah)
Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019*angka proyeksi sangat sementara
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 2020
50
Share EkonomiProvinsiTerhadap Pulaudan Nasional
Rata-Rata ShareProvinsi Jawa Barat
2014-2018
Rata-rata 5 ShareSektor Tertinggi
Tahun 2014-2018
51
TerhadapPulau Jawa-Bali
22,36 %
Terhadap Nasional
13,05 %
Perdagangan
Besar dan
Eceran
Industri
Pengolahan
Pertanian,
Kehutanan,
dan Perikanan15,34%
8,86%
8,86%
Konstruksi
Transportasi dan
Pergudangan
5,05%
43,01
%
Kontribusi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten-Kota di Jawa Barat Tahun 2014-2017
Rata-rata Kontribusi Kab/Kota terhadap PDRB Jawa BaratTahun 2014-2017, (%)
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Tahun 2014-2017
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) 52
2,16
4,89
5,03
5,16
5,20
5,24
5,28
5,32
5,40
5,40
5,41
5,42
5,47
5,47
5,48
5,48
5,67
5,75
5,77
5,82
6,04
6,08
6,25
6,29
6,36
6,96
7,59
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00
Kab. Indramayu
Kab. Pangandaran
Kab. Garut
Kab. Cirebon
Kab. Subang
Kab. Tasikmalaya
Kab. Bekasi
Kota Banjar
Kab. Sukabumi
Kab. Purwakarta
Kota Sukabumi
Kab. Bandung Barat
Kab. Ciamis
Kab. Sumedang
Kota Cimahi
Kab. Karawang
Kab. Cianjur
Kota Bekasi
Kab. Majalengka
Kota Cirebon
Kab. Bogor
Kab. Bandung
Kota Bogor
Kab. Kuningan
Kota Tasikmalaya
Kota Depok
Kota Bandung
0,22
0,52
0,58
0,99
1,10
1,08
1,39
1,47
1,47
1,62
1,67
1,90
2,11
2,11
2,21
2,32
2,65
3,05
3,18
3,25
4,60
4,23
5,60
10,98
10,96
12,83
15,90
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00
Kota Banjar
Kab. Pangandaran
Kota Sukabumi
Kota Tasikmalaya
Kab. Kuningan
Kota Cirebon
Kab. Majalengka
Kota Cimahi
Kab. Ciamis
Kab. Sumedang
Kab. Tasikmalaya
Kab. Subang
Kota Bogor
Kab. Cianjur
Kab. Bandung Barat
Kab. Cirebon
Kab. Garut
Kab. Sukabumi
Kota Depok
Kab. Purwakarta
Kota Bekasi
Kab. Indramayu
Kab. Bandung
Kab. Bogor
Kab. Karawang
Kota Bandung
Kab. Bekasi