pokok-pokok pengaturan perlintasan sebidang …dishub.wonogirikab.go.id/download/file/bahan...jalan...
TRANSCRIPT
DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT
POKOK-POKOK PENGATURAN PERLINTASAN SEBIDANG
(PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT)
DASAR HUKUM Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas;
PERMENHUB NO. 96 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
MRLL
PERMENHUB NO. PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS
PERMENHUB NO. PM 34 TAHUN 2016 jo PM 67 Tahun 2018 TENTANG
MARKA JALAN
PERMENHUB NO. PM 49 TAHUN 2014 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT
LALU LINTAS
PERMENHUB NO. PM 27 TAHUN 2018 TENTANG ALAT PENERANGAN JALAN
PERMENHUB NO. PM 82 TAHUN 2018 TENTANG ALAT PENGENDALI DAN
PENGAMAN PENGGUNA JALAN
PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NO. SK.407/AJ.401/DRJD/2018
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN LALU LINTAS DI RUAS
JALAN PADA LOKASI POTENSI KECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG
DENGAN KERETA API
Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi
dengan perlengkapan Jalan berupa:
a. alat pemberi isyarat lalu lintas;
b. rambu lalu lintas;
c. marka jalan;
d. alat penerangan jalan;
e. alat pengendali dan pengaman pengguna jalan;
f. alat pengawasan dan pengaman jalan
g. Fas. pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di
jalan maupun di luar badan jalan (yaitu lajur bus/sepeda motor/sepeda,
parkir dan fasilitas integrasi pemadu moda);
h. Fas. pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan (yaitu
trotoar, tempat penyeberangan pejalan kaki, halte dan fasilitas disabilitas).
(UU No. 22 Tahun 2009 pasal 25 dan PP No 79 Tahun 2013 pasal 26)
PERLENGKAPAN JALAN
Peraturan Menteri Perhubungan
No. PM 96/2015 TENTANG
PEDOMAN MRLL (Lampiran II)
LINGKUP KEGIATAN MANAJEMEN DAN REKAYASA
LALU LINTAS JALAN DI PERLINTASAN SEBIDANG
Perlintasan Sebidang WAJIB Dilengkapi :
1.Pemasangan Rambu Lalu Lintas
2.Pemasangan Marka
Dapat Juga Dilengkapi Dengan:
1.APILL
2.Variable Message System (VMS)
3.APILL Terkoordinasi (ATCS)
ALAT
PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS
(TRAFFIC LIGHT)
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 49 Tahun 2014 tentang APILL
Pengertian APILL:
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik
yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi
dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu lintas orang
dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan
Komponen Utama APILL:
Luminer;
tiang penyangga;
bangunan konstruksi pondasi;
perangkat kendali; dan
kabel instalasi.
PERSYARATAN SIMPANG APILL
DENGAN PERLINTASAN SEBIDANG
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 49 Tahun 2014 tentang APILL
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan MRLL
1. Volume Lalu Lintas Yang Memasuki Persimpangan Rata-
rata di Atas 750 kendaraan/jam selama 8 jam
2. Waktu Menunggu (delay) Rata-Rata Kendaraan di
Persimpangan di Atas 30 Detik
3. Rata-Rata Jumlah Pejalan Kaki Yang Menyeberang di
Atas 175 Pejalan Kaki/Jam Selama 8 Jam/hari
4. Jumlah Kecelakaan di Atas 5 Kecelakaan/Tahun
1. Berdasarkan Warnanya:
a.APILL Satu Warna
b.APILL Dua Warna
c.APILL Tiga Warna
2. Berdasarkan Jenis
Pengaturannya:
a.APILL Independen
b.APILL Terkoordinasi
Contoh pemasangan APILL pada Perlintasan Sebidang
MARKA JALAN
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 34 Tahun 2014 Jo PM 67 Tahun 2018
tentang Marka Jalan
Pengertian MARKA JALAN:
Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan
jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan
atau tanda yang membentuk garis membujur, garis
melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas.
Marka Jalan berupa:
Tanda (marka putih, kuning, merah dan warna lainnya)
Peralatan (paku jalan, alat pengarah lalu lintas dan
pembagi lajur atau jalur.)
DASAR HUKUM MARKA DI
PERLINTASAN SEBIDANG Marka lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf f terdiri atas:
a. marka tempat penyeberangan;
b. marka larangan parkir atau berhenti di jalan;
c. marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan;
d. marka lajur sepeda, marka lajur khusus bus, marka lajur sepeda motor;
e. marka jalan keluar masuk lokasi pariwisata;
f. marka jalan keluar masuk pada lokasi gedung dan pusat kegiatan yang
digunakan untuk jalur evakuasi; dan
g. marka kewaspadaan dengan efek kejut.
Pasal 39 PM 34 Tahun 2014 Jo PM 67 Tahun 2018 Tentang Marka Jalan
PENEMPATAN MARKA DI
PERLINTASAN SEBIDANG (2) 1)Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c dinyatakan dengan Marka
Melintang berupa garis utuh sebagai batas berhenti kendaraan dan Marka
Lambang berupa tanda silang dan tulisan “KA”.
2)Marka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna putih.
3)Marka Lambang berupa tanda silang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki ukuran lebar 2,4 (dua koma empat) meter dan tinggi 6 (enam)
meter.
4)Marka Lambang berupa tulisan “KA” sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki ukuran lebar 60 (enam puluh) sentimeter dan tinggi huruf 1,5
(satu koma lima) meter.
Pasal 44 PM 34 Tahun 2014 Jo PM 67 Tahun 2018 Tentang Marka Jalan
TATA CARA PENEMPATAN MARKA
DI PERLINTASAN SEBIDANG 1)Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan yang
dinyatakan dengan Marka Melintang berupa garis utuh sebagai batas
berhenti kendaraan ditempatkan pada jarak paling sedikit 4,50 (empat
koma lima) meter dari jalur kereta api.
2)Marka peringatan perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan yang
dinyatakan dengan Marka Lambang berupa tanda silang dan tulisan “KA”
ditempatkan pada jarak 10 (sepuluh) meter dari Marka Melintang utuh
sebagai tanda garis berhenti.
Pasal 71 PM 34 Tahun 2014 Jo PM 67 Tahun 2018 Tentang Marka Jalan
CONTOH PENEMPATAN MARKA PADA
PERLINTASAN SEBIDANG
SPESIFIKASI TEKNIS MARKA JALAN
Terbuat dari bahan yang tidak licin
Ketebalan marka 2 mm sd 30 mm
Mampu memantulkan cahaya (retroreflektif)
Lebar minimal 10 cm
0 – 6 bulan : minimal 300 mcd/m²/lux (Warna Putih)
minimal 175 mcd/m²/lux (Warna Kuning)
akhir tahun ke-1 : minimal 250 mcd/m²/lux (Warna Putih)
minimal 100 mcd/m²/lux (Warna Kuning)
1
3
4
2
cat, termoplastic, coldplastic; atau prefabricated marking
AASHTO M 247-09 untuk manik manik kaca
AASHTO M 249-98 untuk cat thermoplastic
BS : EN 1871:2000 untuk material cold plastic
Bahan:
5
RAMBU LALU LINTAS
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
Pengertian RAMBU LALU LINTAS:
Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang
berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan
yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau
petunjuk bagi Pengguna Jalan.
1. Berdasarkan Jenisnya :
a. Rambu Larangan (Tabel III)
b. Rambu Perintah (Tabel IV)
c. Rambu Peringatan (Tabel II)
d. Rambu Petunjuk (Tabel V)
e. Rambu Peringatan Sementara (Tabel VI)
2. Berdasarkan Bentuknya:
a. Rambu Konvensional
b. Rambu Elektronik (Tabel I)
SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU LALU LINTAS
Terbuat dari bahan yang tidak licin
Tiang : logam (bulat, segi delapan, besi profil H atau besi profil U)
: beton (bulat, H)
Mampu memantulkan cahaya (retroreflektif)
Bangunan Konstruksi: K 175 tiang biasa dan K 250 tiang F
Warna dasar : tipe 4 (ASTM D4956);
Simbol, angka dan huruf : tipe 4 (ASTM D4956)
Khusus rambu larangan dengan kata-kata
warna dasar tipe 1 (ASTM D4956) dan
Simbol, angka dan huruf tipe 11 (ASTM D4956)
1
3
4
2
Alumunium ketebalan minimal 2,0 mm
Bahan ACP: terbuat dari plat alloy tipe 1100 dengan ketebalan minimal 3,0 mm
Rujukan standar ASTM D790-07 (flextural strength), ASTM D339-09
(adhesion), ASTM D2794-3(2004) (rapid deformation), AAMA 2605-05
(resistensi terhadap korosi), dan ASTM D696-08 (coefficient of linear thermal
expansion)
Bahan daun rambu
5
Rambu Peringatan Perlintasan Sebidang
1. Peringatan pintu perlintasan sebidang kereta api;
2. Peringatan perlintasan sebidang kereta api tanpa pintu;
Ps. 9 ayat 8 Permenhub
No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
Peringatan Pintu Perlintasan Sebidang Kereta Api
Peringatan Perlintasan Sebidang Kereta Api tanpa Pintu
21
Rambu Larangan Perlintasan Sebidang
Ps. 12 ayat 1 Permenhub
No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
1. larangan berjalan terus pada perlintasan sebidang lintasan
kereta api jalur tunggal sebelum mendapatkan kepastian
selamat dari konflik; dan
2. larangan berjalan terus pada perlintasan sebidang lintasan
kereta api jalur ganda sebelum mendapatkan kepastian selamat
dari konflik.
22
Rambu Larangan Perlintasan Sebidang
Ps. 12 ayat 1 Permenhub
No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
23
Tata Cara Penempatan Rambu Pada Perlintasan Sebidang
Ps. 41 Permenhub No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas
1. Rambu peringatan pintu perlintasan sebidang kereta api, jarak
penempatan diukur dari pintu perlintasan kereta api yang terdekat.
2. Rambu peringatan perlintasan sebidang kereta api tanpa pintu,
jarak penempatan diukur dari rel kereta api yang terdekat.
3. Rambu peringatan perlintasan sebidang kereta api dapat
ditempatkan secara berulang dengan dilengkapi rambu peringatan
jarak di bagian bawah berupa rambu:
a. keterangan tambahan yang menyatakan jarak 450 (empat ratus
lima puluh) meter;
b. keterangan tambahan yang menyatakan jarak 300 (tiga ratus)
meter;
c. keterangan tambahan yang menyatakan jarak 150 (seratus lima
puluh) meter.
24
Contoh Penempatan Rambu Pada Perlintasan Sebidang
25
Contoh Penempatan Rambu Pada Perlintasan Sebidang
ALAT PENGENDALI DAN PENGAMAN
PENGGUNA JALAN
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 82 Tahun 2018 tentang Alat pengendali dan
Pengaman Pengguna Jalan
PEMASANGAN PITA PENGGADUH PADA
PERLINTASAN SEBIDANG
Ps. 51 Permenhub No PM 82 Tahun 2018 tentang
Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
Pita penggaduh ditempatkan dan dipasang sebelum:
a. perlintasan sebidang kereta api; b. sekolah;
c. pintu tol; atau
d. tempat-tempat yang berbahaya.
FUNGSI PITA PENGGADUH PADA
PERLINTASAN SEBIDANG
Ps. 33 Permenhub No PM 82 Tahun 2018 tentang
Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
Pita Penggaduh berfungsi untuk: 1. mengurangi kecepatan kendaraan;
2. mengingatkan pengemudi tentang objek di depan
yang harus diwaspadai;
3. melindungi penyeberang jalan; dan
4. mengingatkan pengemudi akan lokasi rawan kecelakaan.
Pita Penggaduh Menurut Jenisnya
1. Rumble Strip, dengan ukuran pemasangan:
Paling Tebal 40 mm
Jarak Pemasangan antar strip 500 mm dan 5.000 mm
Kelandaian Strip paling besar 15%
2. Rumble Shoulder
Paling Tebal 13 mm
Jarak Pemasangan dari marka tepi paling dekat 150 mm dan paling jauh 300 mm ke arah luar ruang manfaat jalan
Panjang paling besar 400 mm
Lebar paling besar 180 mm
Jarak Pemasangan antar Shoulder paling dekat 130 mm dan paling jauh 400 mm
Ps. 31 & 32 Permenhub No PM 82 Tahun 2018 tentang
Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
Pita Penggaduh Menurut Jenisnya (2)
3. Rumble Area, dengan ukuran pemasangan:
Paling Tebal 13 mm
Jarak Pemasangan dari marka tepi paling dekat 150 mm dan paling jauh 300 mm ke arah luar ruang manfaat jalan
Lebar paling jauh 180 mm
Jarak Pemasangan antar Shoulder paling dekat 130 mm dan paling jauh 400 mm
Ps. 31 & 32 Permenhub No PM 82 Tahun 2018 tentang
Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan
Contoh Marka Pita Penggaduh (Rumble Strip)
GAMBAR TEKNIS PITA PENGGADUH
ALAT PENERANGAN JALAN
Peraturan Menteri Perhubungan
No PM 27 Tahun 2018 tentang Alat Penerangan Jalan
Daerah Kepentingan Khusus dan Lokasi Tertentu
Yang Memerlukan Alat Penerangna Jalan
1. kawasan pejalan kaki;
2. persimpangan dan/atau bundaran;
3. terowongan;
4. perlintasan sebidang kereta api.
Ps. 21 Permenhub No PM 27 Tahun 2018 tentang Alat
Penerangan Jalan
Alat Penerangan Jalan berdasarkan
kuat pencahayaan tetap pada
perlintasan sebidang kereta api harus
mampu memberikan pencahayaan
yang memberikan kejelasan daya
pandang terhadap arah datang dan
pergi kereta api serta kendaraan atau
obyek lain di sekitar perlintasan
sebidang.
Ps. 29 Permenhub No PM 27 Tahun 2018 tentang Alat Penerangan Jalan
LEVEL ILUMINANSI DAN LUMINANSI
Ps. 29 Permenhub No PM 27 Tahun 2018 tentang Alat Penerangan Jalan
Level iluminansi dan luminansi pada jalur jalan menjelang dan
sesudah 30 meter dari lintasan kereta api tidak kurang dari 8 lux
dan 0,8 cd/m2, Sedangkan rasio kemerataannya maksimal 3.
Iluminansi adalah kuat pencahayaan yang jatuh pada
permukaan jalan akibat dari suatu sumber cahaya dalam
satuan footcandle atau lux.
Luminansi adalah pantulan kembali cahaya oleh suatu
permukaan yang menerima pencahayaan dalam satuan
candela per meter persegi.
Rasio Kemerataan atau Uniformity Ratio adalah perbandingan
iluminansi dan/atau luminansi antara nilai minimum dengan
nilai rata-rata atau nilai minimum dan nilai maksimum pada
suatu permukaan jalan.
GEOMETRI RUANG ALAT PENERANGAN
PADA PERLINTASAN KERETA API
CONTOH PENEMPATAN 6 LAMPU PADA
PERLINTASAN KERETA API
PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT
NO. SK.407/AJ.401/DRJD/2018
PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN LALU LINTAS DI RUAS
JALAN PADA LOKASI POTENSI KECELAKAAN DI
PERLINTASAN SEBIDANG DENGAN KERETA API
RUANG LINGKUP PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN
LALU LINTAS DI RUAS JALAN PADA LOKASI POTENSI
KECELAKAAN DI PERLINTASAN SEBIDANG
DENGAN KERETA API
1. Tata cara Pengendalian Lalu Lintas di Ruas Jalan Pada
Lokasi Potensi Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Dengan
Kereta Api
2. Tata cara berlalu lintas di Ruas Jalan pada Perlintasan
Sebidang
3. Pembinaan dan Pengawasan
PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NO. SK.407/AJ.401/DRJD/2018
Contoh Peta Identifikasi Lokasi Rawan
Kecelakaan Pada Perlintasan Sebidang
PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT NO. SK.407/AJ.401/DRJD/2018
CONTOH PEMASANGAN
RAMBU DAN MARKA JALAN
PADA PERLINTASAN SEBIDANG
Contoh Pemasangan Perlengkapan Jalan Pada
Perlintasan Sebidang Tanpa Pintu pada jalan dua lajur
dua arah dengan jalur tunggal kereta api
- PM 13/2014 tentang Rambu Lalu Lintas
- PM 34/2014 tentang Marka Jalan
Contoh Pemasangan Perlengkapan Jalan Pada Perlintasan
Sebidang Berpintu pada jalan dua lajur dua arah dengan
jalur tunggal kereta api
- PM 13/2014 tentang Rambu Lalu Lintas
- PM 34/2014 tentang Marka Jalan
Contoh Pemasangan Perlengkapan Jalan Pada
Perlintasan Sebidang Berpintu pada jalan empat lajur
dua arah dengan jalur ganda kereta api
- PM 13/2014 tentang Rambu Lalu Lintas
- PM 34/2014 tentang Marka Jalan
Terima
Kasih