pola komunikasi antara guru dan orang tua murid...
TRANSCRIPT
POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN
ORANG TUA MURID DI SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI
TANGERANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Aulia Pratiwi
NIM. 105051001886
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN WALI MURID
DI SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI
TANGERANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Sosial Islam (S. Kom. I)
Oleh
AULIA PRATIWI
NIM. 105051001886
Pembimbing,
RUBIYANAH, M.A
NIP. 197308221998032001
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013M / 1434 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “ POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN
WALI MURID DI SD FAJAR ISLAMI TANGERANG ” telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 31 Januari 2013.
Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana program
Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 31 Januari 2013
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Drs. H. Mahmud Jalal, M.A.
NIP. 195204221981031002
Sekretaris Merangkap Anggota
Hj. Umi Musyarofah, M.A.
NIP. 1971081997032002
Anggota
Penguji I
Dr. H. Sunandar, M.A.
NIP. 196206261994031002
Penguji II
Dra. Hj. Musfirah Nurlaely, M.A.
NIP. 197104122000032001
Pembimbing
Rubiyanah M.A.
NIP. 197308221998032001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 31 Januari 2013
Aulia Pratiwi
i
ABSTRAK
Aulia Pratiwi : Pola Komunikasi Antara Guru Dengan Wali Murid di Sekolah
Dasar Fajar Islami Kelapa Dua Tangerang.
Komunikasi antara guru dengan wali murid di sekolah sangatlah penting
karena semakin intensif komunikasi yang terjalin maka semakin kecil masalah
yang dihadapi khususnya masalah belajar dan mengajar baik di dalam kelas
maupun di luarnya. Guru dan wali murid memiliki ikatan penting dalam
menjalin silaturahmi untuk mengetahui sikap dan perilaku anak di luar jam
sekolah begitupun sebaliknya wali murid selalu membutuhkan informasi dari guru
kelas yang bersangkutan. Komunikasi yang baik memiliki dampak yang baik pula
untuk kebaikan bersama tetapi jika disalah artikan bisa menghancurkan hubungan
silaturahmi antara guru dengan wali muridnya.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah pertama, untuk
mengetahui pola komunikasi antara guru dengan wali murid. Kedua, untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara guru dengan
wali murid. Untuk memudahkan penelitian maka penulis membatasi penelitian ini
agar lebih fokus dalam melakukan observasi dan penelitian ini dilakukan antara
guru kelas 1, 4 dan 6 dengan wali muridnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode
deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang di pakai dalam
mempelajari masalah-masalah sosial dan hubungannya dengan masyarakat,
seperti pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam
hal ini penulis mengadakan observasi langsung ke lapangan dan mewawancarai
beberapa guru dan wali murid serta mengumpulkan file-file dan buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian ini guna memperoleh data yang lebih akurat.
Teori yang ditemukan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi
antarpribadi dan teori komunikasi kelompok menurut Joseph A. Devito yang
dirumuskan oleh Nuruddin yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika dan juga bisa terjadi antara seorang pembicara dengan sekelompok
orang dengan jumlah yang lebih besar pada suatu tatap muka.
Dalam proses komunikasi antara guru dengan wali murid di sekolah dasar
fajar islami, pola yang ditemukan adalah pola komunikasi antarpribadi dan
kelompok dan berdasarkan observasi yang dilakukan sejumlah wali murid yang di
wawancara juga menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi di sekolah dasar
fajar islami adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah khaliqul baits yang telah menciptakan langit
berlapis-lapis, dari sanalah turun hujan dan gerimis. Shalawat berangkaikan salam
dan berbuah syafa’at kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya serta generasi penerus hingga akhir zaman. Yang dengan_Nya
penulis memiliki kesabaran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Doa, perhatian, semangat, dalam bentuk apapun adalah suatu hal
yang sangat berharga bagi penulis dalam meraih cita-cita. Dalam kesempatan kali
ini, penulis mengucapkan untuaian terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah memberikan nasihat untuk penulis.
2. Para Pudek fakultas dakwah dan komunikasi yang telah memberikan nasihat
untuk penulis.
3. Ketua dan sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Bapak Drs. Jumroni, M.Si., dan Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A., atas segala
perhatian dan nasihat bagi penulis.
4. Ibu Rubiyanah, M.A., selaku dosen pembimbing, yang dengan tekun dan
sabar dalam memberikan nasihat dan menyempatkan waktu untuk
membimbing penulis.
5. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullahdan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan pelayanan dan
fasilitas buku-buku refrensi.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas kesabaran
selama memberikan ilmu yang sangat berharga.
7. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Nuryadi dan Ibunda Sunarsih. Ketiga
adik-adikku tersayang, Hafiz Fuady, Destriany Amalia dan Fariz Firmansyah
iii
juga adik sepupuku yang lucu Wanda Khoirunnisa. Mereka telah memberikan
dukungan dan doa untuk mewujudkan cita-cita untuk penulis.
8. Suami tercinta usmayadi yang selalu membimbing dan motivasi penulis.
9. BAZIS atas pemberian beasiswa unggulan
10. Kepala sekolah, guru-guru juga wali murid sekolah dasar fajar islami yang
telah memberikan informasi dan pengarahan serta memberikan izin untuk
melakukan penelitian
11. Teman-teman kelas KPI B angkatan 2005 khususnya Nisa, Eddy, Ucup dan
Syarif yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi
12. Teman-teman alumni Gontor Putri angkatan 2003 khususnya konsulat
Tangerang yang tidak pernah berhenti mengingatkanku untuk segera selesai
kuliah.
Semoga Allah SWT meridhoi setiap waktu, langkah dan pengorbanan
yang telah dilakukan selama penyelesaian skripsi ini. Amin.
Tangerang, januari 2013
Aulia pratiwi
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 4
D. Metodologi Penelitian ................................................................. 5
E. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi ............................................................. 10
1. Prinsip komunikasi ............................................................... 14
2. Tujuan Komunikasi ............................................................... 14
3. Komponen-komponen komunikasi ....................................... 15
B. Pengertian Pola komunikasi ....................................................... 16
C. Proses komunikasi ...................................................................... 21
BAB III GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR FAJAR ISLAMI
A. Sejarah dan Perkembangan yayasan ........................................... 25
B. Visi dan Misi Sekolah Dasar Fajar Islami ................................... 25
C. Letak geografis sekolah dasar fajar islami .................................. 26
D. Fasilitas umum sekolah dasar fajar islami ................................... 26
E. Struktur kepegawaian sekolah dasar fajar islami ........................ 27
v
F. Struktur wali kelas sekolah dasar fajar islami ............................. 27
G. Kegiatan belajar mengajar .......................................................... 29
H. Kegiatan ekstra kulikuler ............................................................. 33
I. Profil kelas ................................................................................... 34
1. Kelas 1 ................................................................................... 34
2. Kelas 2 ................................................................................... 36
3. Kelas 3 ................................................................................... 36
4. Kelas 4 ................................................................................... 36
5. Kelas 5 ................................................................................... 37
6. Kelas 6 ................................................................................... 37
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
A. Pola Komunikasi antara guru dengan wali murid ...................... 39
1. Komunikasi antarpribadi ....................................................... 39
2. Komunikasi kelompok .......................................................... 41
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi antara guru
dengan wali murid ....................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 55
B. Saran ............................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang
memiliki rasa ingin tahu, ingin berkembang dan ingin maju, maka salah satu
cara bersosialisasi manusia adalah melalui komunikasi. Dengan komunikasi,
manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan,
dan perasaan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai
maupun penerima. Melalui komunikasi juga orang dapat mempengaruhi dan
merubah sikap tingkah laku orang lain. Karena komunikasi merupakan
kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia.
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu
maupun kelompok. Baik secara sadar ataupun tidak, komunikasi telah menjadi
bagian dari kehidupan manusia karena komunikasi dilakukan dalam pergaulan
kita sehari-hari.1
Dalam perspektif agama, komunikasi sangat penting peranannya bagi
kehidupan manusia dalam bersosialisasi. Dalam surat al-Alaq ayat 1-5 Allah
berfirman :
1 Widjaja H.A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara,
2002), cet. Ke-4, h. 1.
2
”bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan, menciptakan
manusia dari segumpal darah bacalah dan tuhanmu akan memuliakan,dia
telah mengajarkanmu dengan tulisan dan mengajarkan manusia tentang apa-
apa yang belum di ketahuinya”.
Dari ayat tersebut Allah memerintahkan umatnya agar membaca,
karena dengan membaca manusia bisa tahu apa yang belum mereka tahu dan
ketika mereka tahu manusia bisa berdakwah atau berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Selain itu dengan membaca ayat-ayat Allah manusia bisa
dekat dengan penciptanya.
Al-Qur’an juga mengajarkan kita jadi pandai berbicara. Perlu disadari
bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi,
bahkan dalam proses belajar mengajar. Karena proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah proses komunikasi , yaitu proses penyampaian dari sumber
pesan kepada penerimanya. Proses belajar mengajar tak lepas pula dengan
peran orang tua karena tanpa orang tua atau wali murid, guru akan kesulitan
memberikan pesan atau pengajaran kepada murid.
Guru adalah orang tua murid di sekolah namun selepasnya di rumah
orang tualah yang banyak berperan untuk membantu proses belajar di rumah,
jika hanya mengandalkan seorang guru, tidak akan mungkin seorang murid
dapat berkembang pesat dalam proses belajar.
Tujuan pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan yang
bertujuan mengembangkan aspek batin atau rohani dan pendidikan yang
bersifat jasmani atau lahiriah. Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada
kualitas kepribadian, karakter, akhlak dan watak, kesemua itu menjadi bagian
penting dalam pendidikan. Pendidikan jasmani terfokus pada ketangkasan,
3
kesehatan, cakap dan kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan di institusi
sekolah dan di luar sekolah seperti dalam keluarga dan di dalam lingkuangan
anak tersebut melakukan aktifitas sehari-hari.
SD Fajar Islami adalah salah satu sekolah yang memiliki visi dan misi
mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan yang melibatkan
bermacam-macam karakter guru, murid serta wali murid di dalamnya, karena
komunikasi antara guru dan wali murid memiliki arti tersendiri dalam proses
belajar mengajar terutama prestasi siswa dan murid. Maka penulis tertarik
untuk meneliti “pola komunikasi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar
Islami Tangerang”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya tingkatan murid yang ada di SD Fajar
Islami, maka penulis membatasi penelitian hanya pada pola komunikasi
antara guru kelas 6 dengan orang tua murid kelas 6. Penulis memilih Kelas
6 karena mereka adalah siswa akhir yang akan menghadapi ujian akhir di
Sekolah Dasar karena itu komunikasi antara guru dan wali muridnya lebih
banyak terjadi untuk proses belajar anak-anaknya.
2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan batasan masalah yang tertulis di atas, maka penulis
merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :
a. Bagaimana pola komunikasi antara guru dan wali murid di SD Fajar
islami ?
4
b. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pola komunikasi antara
guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak di capai adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi guru dan wali murid di SD
Fajar Islami
2. Ingin mengetahui bagaimana factor pendukung dan penghambat
komunikasi di SD Fajar Islami.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan
dokumentasi ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga
pendidikan serta dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam
memperkaya kajian ilmu komunikasi
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap dapat menjadikan info yang berguna bagi
pembaca khususnya guru dan wali murid sebagai pendukung pendidikan
di sekolah maupun di rumah. Serta dapat memotivasi pelaku komunikasi
untuk meningkatkan kemampuannya dibidang komunikasi sehingga dapat
memilih pola komunikasi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada.
5
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, dimana pendekatan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, factual dan
akurat, mengenai faktor -faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena
yang diteliti. Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka–angka, hal ini
disebabkan oleh adanya penerapan pendekatan kualitatif.2
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pola komunikasi guru dan wali murid
SD Fajar islami Tangerang. Objeknya adalah guru dan orang tua murid
kelas 6 di SD Fajar Islami
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Penulis melakukan observasi secara langsung untuk
memperoleh data yang diperlukan3 observasi memungkinkan penulis
membentuk pengetahuan yang diketahui bersama. Dalam hal ini
penulis mengamati secara langsung kegiatan komunikasi antara guru
dan orang tua murid di SD Fajar Islami.
2 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelotian Kualitatif, ( Bandung, Rosdakarya, 2007), cet.
Ke-23, h. 9-10 3 Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsiti, 1986), cet. Ke-
7, h. 162
6
b. Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu penulis sebagai pewawancara
dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada individu yang
bersangkutan. 4 adapun yang menjadi informan adalah guru dan orang
tua murid, yang menjadi sampel untuk memperoleh informasi
mengenai pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid yang di
gunakan di SD Fajar Islami.
c. Dokumentasi
Yaitu tekhnik pengumpulan data melalui kumpulan dokumen-
dokumen untuk memperkuat informasi. Dokumentasi ini dapat
dilakukan untuk mencari data mengenai permasalahan yang diteliti
dari berbagai macam dokumen seperti arsip, brosur, dan buku-buku
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4. Analisis data
Untuk memperoleh hasil akhir, peneliti menggunakan metode
deskriftif analisis yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara
menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai
kutipan-kutipan data. 5 Alasan penulis memilih tekhnik analisis data secara
kualitatif adalah demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang bisa
4 Lexy. J. moleong, Metodologi Penelotian Kualitatif, ( Bandung, Rosdakarya, 2007), h.
186 5 Lexy. J. moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung, Rosdakarya, 2007), h. 6
7
diperoleh dari pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan lisan bukan
data nominal yang menunjukkan angka.
5. Teknik penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada buku “Pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ( Jakarta: CeQDA, 2007).
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Mengingat yang menjadi tempat penelitian adalah sebuah lembaga
pendidikan maka penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2012-2013 pada
bulan Januari 2012- Maret 2012. Penulis juga melakukan penelitian ini saat
jam pelajaran telah selesai jadi tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Penelitian ini bertempat di yayasan Al-husna tepatnya di SD Fajar
Islami yang bertempat di jalan Gerbang Sinai blok O1 no. 23-25 Kelapa dua
Tangerang .
SDS Fajar islami juga menjadi tempat mengajar penulis jadi untuk
melakukan penelitian di sekolah ini penulis tidak menemukan masalah apapun
dan mendapatkan izin dari ketua yayasan dan kepala sekolahnya.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah meninjau beberapa skripsi
yang sama pembahasannya dengan objek yang berbeda, antara lain :
8
1. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi ustadz dan santri dalam
pembelajaran qiroatul kutub di MAK darunnajah yang ditulis oleh Imam
Nur Iskandar tahun 2009
2. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi guru dan murid pada lembaga
bimbingan belajar bintang pelajar yang ditulis oleh Rosalina tahun 2009
3. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi orang tua dan anak di kelurahan
malaka jaya Jakarta Timur milik Siti Widyani tahun 2008
4. Skripsi yang berjudul pola komunikasi santri dan kyai di pondok pesantren
Salafiyah Daarul Istiqomah desa Kalang gunung Cipeucang Pandeglang
milik Anna Lestari Anwari tahun 2012.
Adapun penelitian tentang pola komunikasi antara guru dan wali
murid belum ada yang membahas jadi penulis tertarik untuk membahas
penelitian yang berisi pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid
kelas 6 di SD Fajar Islami.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah
sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan memiliki beberapa
sub bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
9
Bab II : Tinjauan teoritis yang terdiri dari pengertian komunikasi, jenis-
jenis komunikasi, pola komunikasi dan proses komunikasi,
Bab III : Gambaran umum Sekolah dasar Fajar Islami yang terdiri dari
sejarah singkat SDS Fajar Islami, visi misi SDS Fajar Islami,
kegiatan belajar mengajar SDS Fajar Islami, struktur pengajar
SDS Fajar Islami
Bab IV : Analisis pola komunikasi guru dan wali murid kelas 1, 4 dan 6 di
SDS Fajar Islami
Bab V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan pola komunikasi guru dan
orang tua murid kelas 6 di SDS Fajar Islami dan saran
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau
Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita
berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Dapat pula di
artikan sebagai proses pernyataan antar manusia. 1 Pernyataan tersebut adalah
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam rumusan Richard west dan lynn H
Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan atau menginterpretasikan dalam lingkungan
mereka.2
Setiap manusia tidak akan mungkin dapat hidup sendiri dan selalu
akan memerlukan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupan di dunia.
Agar dapat berlangsung kehidupan yang serasi dalam kelompok manusia,
maka manusia perlu untuk saling bertukar informasi. Saling bertukar
informasi atau berita yang berjalan lancar dan terus menerus dikenal dengan
istilah komunikasi.
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi,
1 Onong uchjana Effendy, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung : Remaja
Rosdakarya ), h.28 2 Richard west dan lynn H. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi,
(penerjemah maria natalia) buku I ed.3, salemba humanika, 2008. h. 5
11
sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing
definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan
bidang dan tujuan mereka masing-masing.
Komunikasi dalam rumusan Onong Uchjana dapat didefinisikan
sebagai berikut3 :
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung
arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan
atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu
orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang
lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang
kepada orang lain,
6. komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi)
Dari beberapa definisi di atas, diperoleh gambaran bahwa pengertian
komunikasi memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah suatu proses. Yakni bahwa “komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan, serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu
3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung :
Rosdakarya, 2007), h. 9.
12
proses, komunikasi tidak statis, tetapi dinamis, dalam arti akan selalu
mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus.
2. Komunikasi melibatkan beberapa unsur, seperti yang diungkapkan
Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima unsur yang
terlibat dalam komunikasi, yakni Who, Says What, In Which Channel, To
Whom, With What Effect ? Who, yaitu Siapa (pelaku komunikasi pertama
yang mempunyai inisiatif sebagai sumber). Says What, yaitu mengatakan
apa (isi pesan yang disampaikan baik secara verbal maupun non verbal). In
Which Channel, yaitu melalui saluran apa (media atau alat yang digunakan
untuk berkomunikasi). To Whom, yaitu kepada siapa (penerima pesan,
yang disebut sebagai receiver atau sasaran komunikasi). Dan With What
Effect ? yaitu efek apa (hasil yang terjadi pada penerima akibat
komunikasi). Namun, unsur-unsur tersebut dapat ditambah dengan yang
lainnya sesuai kebutuhan.
3. Komunikasi bersifat transaksional, karena pada dasarnya komunikasi
menuntut tindakan memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut
tentunya perlu dilakukan secara seimbang oleh masing-masing pelaku
yang terlibat dalam komunikasi. Pengertian “transaksional” juga menunjuk
pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan
oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam
komunikasi. Ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua
13
belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang
dikomunikasikan”.4
4. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan, yakni
bahwa komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuh berada dalam
kondisi mental psikologis yang terkendali dan terkontrol bukan dalam
keadaan „mimpi‟. Disengaja juga maksudnya komunikasi yang dilakukan
memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Dan mempunyai tujuan
berarti komunikasi menunjuk pada hasil atau akibat dari komunikasi yang
diinginkan.
5. Komunikasi menuntun adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelakunya. Yakni komunikasi akan berlangsung, apabila pihak-pihak yang
terlibat komunikasi sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap
topik atau pesan yang dikomunikasikan. Jadi kedua belah pihak harus
partisipasi dan kerja sama.
6. Komunikasi bersifat simbolis. Komunikasi yang dilakukan pada dasarnya
menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol. Lambang yang
paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa
verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka dan lain-lain.
Dan juga lambang-lambang yang bersifat non verbal, seperti; gerakan
tubuh, tangan, kaki dan lain-lain, warna, gambar, pakaian simbolik, signal
dan lain-lain. Bersifat simbolik, maksudnya adalah “salah satu kebutuhan
4 Sasa Djuarja Sendjaja, dkk, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), h. 111
14
pokok manusia yaitu simbolisasi, seperti yang dikatakan Susanne K.
Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang”.5
7. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Yakni bahwa para peserta
yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat
yang sama, karena adanya berbagai produk teknologi komunikasi, seperti
telepon, faksimili, dan lainya. Demikian juga adanya televise, dunia terasa
sempit. Apa yang terjadi dibelahan dunia, secara cepat diketahui ditempat
lainnya dan tanpa kita pergi ke suatu tempat, maka kita pun tahu tentang
tempat itu. Semuanya karena adanya teknologi yang canggih.
1. Prinsip Komunikasi
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui
prinsip dari komunikasi tersebut.
a. Komunikasi adalah Suatu Proses
b. Komunikasi adalah Sistem
c. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
d. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja
2. Tujuan Komunikasi
Tujuan berkomunikasi kepada lawan bicara adalah untuk
menyampaikan pesan dan menjalin hubungan sosial (social relationship).
Dalam penyampaian pesan tersebut biasanya digunakan bahasa verbal baik
lisan atau tulis, atau non verbal (bahasa isyarat) yang dipahami kedua
belah pihak; pembicara dan lawan bicara.
5 Hayakawa, “Symbols” dalam Wayne Austin Shrope, Experience In Communication,
(New York, Harcourt Brace Jovanovivh, 1974), h. 144
15
Sedangkan tujuan komunikasi untuk menjalin hubungan sosial
dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi. Misalnya, dengan
menggunakan ungkapan kesopanan (politeness), ungkapan implisit
(indirectness), basa-basi (lips service) dan penghalusan istilah
(eufemisme). Strategi tersebut dilakukan oleh pembicara dan lawan bicara,
agar proses komunikasi berjalan baik dalam arti pesan tersampaikan
dengan tanpa merusak hubungan sosial diantara keduanya. Dengan berlaku
demikian setelah proses komunikasi selesai antara pembicara dan lawan
bicara mempunyai kesan yang mendalam, misalnya, kesan impatik, sopan,
ramah, dan santun.
Namun demikian untuk mencapai dua tujuan komunikasi tersebut
ternyata tidak mudah. Bahkan seringkali prinsip-prinsip komunikasi sering
berbenturan dengan prinsip-prinsip kesopanan dalam berbahasa. Disatu
sisi kita diharuskan untuk mematuhi prinsip komunikasi agar tidak terjadi
kesalahpahaman, tetapi disisi lain kita harus melanggar prinsip-prinsip
tersebut, dengan berbasa-basi, untuk menjaga hubungan sosial.
3. Komponen – Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar
komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-
komponen komunikasi adalah6:
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan
pesan kepada pihak lain.
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung :
Rosdakarya, 2007), h. 9.
16
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh
satu pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran
dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima
pesan dari pihak lain
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas
isi pesan yang disampaikan.
f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")7
B. Pola komunikasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Pola dapat diartikan dengan
model atau rancangan,8 pola komunikasi berarti dapat diartikan sebagai model
komunikasi.
Menurut Everett Rogers Komunikasi adalah proses hal mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud
mengubah perilaku. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi ada
sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide,gagasan,lambang, dan didalam
7 www. blogspot.com/2006/08/komunikasi.html, Komponen-komponen komunikasi,
Rahmat Ridwan 8 Dep. Pend. Dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai pustaka, Jakarta,
1990, h. 601.
17
proses situ melibatkan orang lain. Namun begitu, sebenarnya dalam proses
komunikasi itu sendiri orang lain tersebut bisa menjadi dirinya sendiri.
Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau
kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati sebelumnya. Beberapa pola komunikasi, nyata telah mampu
membentuk sebuah arus komunikasi tersendiri, dan dengan kelebihannya
masing-masing jelas akan mempengaruhi sistem komunikasi Indonesia. Sistem
komunikasi Indonesia bisa berjalan jika tinjau dari pola-pola sebagai berikut:
1. komunikasi dengan diri sendiri
2. komunikasi antar pribadi
3. komunikasi kelompok
4. komunikasi massa.
Pola komunikasi adalah alur berjalannya suatu komunikasi yang
memiliki fungsi untuk dijalankan dan terjadi karena perilaku anggotanya. Pola
komunikasi di bagi menjadi pola komunikasi antar personal, komunikasi
kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi massa.9
Joseph A Devito membagi pola komunikasi menjadi 4;
1. Interpersonal communication,
2. Small group communication,
3. Public communication
4. Mass communication
9 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2004), h.26.
18
Sementara para sarjana komunikasi lain di Amerika membagi pola
komunikasi manusia menjadi:
1. Interpersonal communication
2. Small group communication,
3. Organizational communications
4. Mass communication,
5. Public communication
Pola komunikasi di Indonesia bisa di bedakan berdasarkan beberapa
pola komunikasi diatas:
1. Komunikasi dengan diri sendiri ( Intrapersonal communication)
Karateristik komunikasi intrapersonal:
a. Keputusan merupakan hasil berfikir atau hasil usaha intelektual
b. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
c. Keputusan selalu melibatkan tindakan yang nyata
2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito
sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang
atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi di atas dapat
berlangsung antara dua orang dalam suatu pertemuan misalnya antara guru
dengan wali murid. Komunikasi antarpribadi dikatakan penting karena
prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis karena dengan
berdialog dapat terjadinya interaksi antara komunikan dan komunikator.
19
Komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka. Oleh
karena itu terjadilah kontak pribadi yang dapat menyentuh pribadi
komunikan ketika itu pula terjadilah umpan balik. Jika umpan balik yang
diberikan positif berarti kita berhasil melakukan komunikasi namun jika
hasilnya negative, maka kita belum berhasil atau ada kesalahan dalam
penyampaian pesan yang kita sampaikan.10
Karateristik komunikasi interpersonal:
Pesertanya dua orang atau lebih, berlangsung secara tatap muka,
peserta memiliki kedudukan yang sama, tidak ada dominasi sehingga sulit
di bedakan mana komunikator dan komunikan.
Tujuan komunikasi antar personal adalah:
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain
b. Mengetahui dunia luar
c. Menciptakan dan memelihara hubungan jadi bermakna
d. Mengubah sikap dan perilaku
e. Bermain dan mencari hiburan
f. Membantu orang lain
Komunikasi antar personal dibedakan menjadi 2 menurut sifatnya,
yaitu dyadic communication dan triadic communication.
a. komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung
antara dua orang yakni komunikator dan komunikan, maka dialog yang
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung :
Rosdakarya, 2007 ) h. 60-62.
20
terjadi berlangsung secara intens. Komunikator memusatkan
perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang itu.
b. Komunikasi triadic adalah komunikasi yang terjadi antara tiga orang,
yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan dilakukan secara
dialogis. Namun diantara keduanya yang lebih efektif adalah
komunikasi diadik karena lebih memusatkan perhatiannya kepada satu
orang saja.
3. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada
tatap muka. 11
Karateristik komunikasi kelompok adalah:
a. Pesan disampaikan dari satu atau lebih komunikator terhadap
sekelompok audien
b. Proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan dan secara tegas
bisa di bedakan komunikator dan komunikannya
c. Pesan disampaikan secara terencana pada khalayak tertentu, tidak
spontanitas
Menurut H.A.W. Widjaja di dalam bukunya ilmu komunikasi
pengantar studi, ada empat pola komunikasi12
, yaitu:
a. Pola roda yakni seseorang berkomunikasi pada banyak orang.
11
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2004), hal. 33. 12
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 35
21
b. Pola rantai yakni seseorang berkomunikasi pada seseorang yang lain
dan seterusnya.
c. Pola lingkaran yakni hampir sama dengan rantai namun orang terakhir
berkomunikasi pula kepada orang pertama.
d. Pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua
anggota.
C. Proses Komunikasi
Komunikasi mempunyai proses dalam penyampaian pesannya, antara
lain ada tujuh proses komunikasi13
:
1. Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan
kepada seseorang dengan harapan dapat difahami oleh orang yang
menerima sesuai dengan yang dimaksudkan. Pesan adalah informasi yang
akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesanan. Pesanan
adalah secara verbal atau non verbal dan pesanan akan efektif bila
dikendalikan.
2. Symbol atau kode
Pada tahap ini pengirim pesanan membuat kode atau simbol
sehingga pesanannya dapat difahami oleh orang lain. Biasanya seorang
pengurus menyampaikan pesanan dalam bentuk kata-kata, gerakan
anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bahagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesanan adalah untuk mengajak, memujuk, mengubah sikap,
perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
13
Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi. ( Yogyakarta : kanisius, 2007 ), h. 25.
22
3. Media/penghubung
Alat untuk penyampaian pesanan seperti; TV, radio surat khabar,
papan pengumuman, telefon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat
dipengaruhi oleh isi pesanan yang akan disampaikan, jumlah penerima
pesanan dan sebagainya.
4. Menafsir code/isyarat
Setelah pesanan diterima melalui pancaindera (telinga, mata dan
seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mentafsirkan simbol/code
dari pesan tersebut, sehingga dapat difahami.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si
pengirim meskipun dalam bentukcode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan
yang dimaksud oleh pengirim
6. Tindakbalas/tanggapan
Tindakbalas adalah isyarat atau tanggapan yang berinformasi kesan
dari penerima pesanan dalam bentuk verbal mahupun non-verbal. Tanpa
tindakbalas seorang pengirim pesanan tidak akan tahu kesan pesanannya
terhadap si penerima pesanan. Hal ini penting bagi pengurus atau pengirim
pesanan untuk mengetahui apakah pesanan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. 14
Tindakbalas dapat disampaikan oleh penerima pesanan atau orang
lain yang bukan penerima pesanan. Tindakbalas yang disampaikan oleh
14
Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi, ( Yogyakarta : kanisius ), h. 31.
23
penerima pesanan pada umumnya merupakan tindakbalas langsung yang
mengandungi pemahaman atas pesanan tersebut.
Tindakbalas yang diberikan oleh orang lain boleh didapati dari
pengamatan pemberi tindakbalas terhadap perilaku mahupun ucapan
penerima pesanan. Pemberi tindakbalas menggambarkan perilaku
penerima pesanan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bahagian dari proses komunikasi akan
tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, kerana pada setiap
situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya secara baik dan jelas. 15
Teknik-teknik Komunikasi
Istilah-istilah teknik berasal dari bahasa Yunani Technikos yang berarti
keterampilan.16
Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan
komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:17
1. Komunikasi informatif adalah memberikan keterangan-keterangan (fakta-
fakta), kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan
sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif justru berhasil dari
persuasif.
15
www.scribd.com., Gangguan-gangguan dalam komunikasi. 16
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h. 55 17
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 32.
24
2. Komunikasi persuasif adalah berisikan bujukan, yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan
memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini adalah atas kehendak
sendiri (bukan dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran
sendiri.
3. Komunikasi koersif adalah dengan menggunakan sanksi-sanksi.
Bentuknya terkenal dengan agitasi, yakni dengan penekanan-penekanan
yang menimbulkan tekanan batin di antara sesamanya dan pada kalangan
publik.
4. Hubungan manusia, bila ditinjau dari ilmu komunikasi hubungan manusia
itu masuk ke dalam komunikasi antarpersona sebab berlangsung pada
umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan
manusiawi itu komunikasi karena bersifat oction oriented, mengandung
kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
25
BAB III
GAMBARAN UMUM SD FAJAR ISLAMI
A. Sejarah Singkat
Berdirinya SD Fajar Islami berawal dari TK Fajar Islami yang telah
berdiri pada tahun 2000. SD Fajar Islami berdiri di bawah naungan yayasan al-
Husna yang didirikan oleh ibu Husnaini S.Pd dan ibu Elfiarni Oktarina S.Pd.
Berawal dari TK Fajar Islami maka muncul SD Fajar Islami salah satu
faktor pendorongnya adalah orang tua murid yang telah mempercayakan
anaknya dididik oleh yayasan Al-husna kemudian atas usulan orang tua murid
SD Fajar Islami dapat berdiri di tahun 2004 hingga saat ini.
B. Visi dan misi
1. Visi
Meraih prestasi tertinggi dalam bahasa Inggris, bersifat santun
dengan dilandasi iman dan taqwa di tingkat kabupaten Tangerang1
2. Misi2
a. Meningkatkan kompetensi guru melalui diklat
b. Melengkapi sarana dan prasarana dan media pembelajaran
c. Meningkatkan mutu proses kegiatan belajar mengajar
d. Membiasakan berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama
e. Membiasakan pemakaian bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari
f. Menjalin kerjasama yang baik dengan warga dan komite sekolah
1 Husnaini, visi dan misi yayasan al-husna, h. 20
2 Ibid, h. 21.
26
C. Letak Geografis SDS Fajar Islami
SDS Fajar Islami terletak di kabupaten Tangerang tepatnya di jalan
Gerbang Sinai blok O1 No 23-25 Kelapa Dua Tangerang
D. Fasilitas umum
1. Ruang kelas
2. Ruang guru
3. Ruang tata usaha
4. Ruang kepala sekolah
5. Perpustakaan
6. Aula pertemuan
7. Mushola
8. Tempat berwudhu
9. Kamar mandi
10. Dapur
11. Lapangan
12. Arena bermain
13. Laboratorium ipa
14. Ruang computer
15. Koperasi sekolah
27
E. Struktur Kepegawaian SDS Fajar Islami3
1. Kepala sekolah : Husnaini S.Pd.
2. Wakil kepala sekolah : Papidin S.Pd.I
3. Komite sekolah : Maharani S.E
4. Tata usaha : Devi Januarita A.Md.
5. Bag.Kurikulum : Ahmadin S.E
Ir. Laksmi Tara
Amalia Apriyanti S.si
6. Bag. Sarana : R. Subarjo S.E
Memed Gunawan
7. Bag. Kesiswaan : Dian Dwi Putri S.Pd.I
Nurmaliyah S.Pd
Yuhana S.Pd
8. Bag. Humas : Aulia Pratiwi
Fitriana S.sos
Ade Hermawati
F. Struktur Wali Kelas SDS Fajar Islami4
1. Kelas 1-1 : Aulia Pratiwi & Nurmaliyah S.Pd
2. Kelas 1-2 : Yuhana S.Pd & Ade Hermawati
3. Kelas 2-1 : Fitriana Rahmawati S.sos
4. Kelas 2-2 : Amalia Apriyanti S.si
3 Iskandar, Surat Keputusan Tenaga Kerja SDS Fajar Islami Tahun Ajaran 2012-2013
4 Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013
28
5. Kelas 3-1 : Dian Dwi Putri S.pd
6. Kelas 3-2 : Ir.CL.Laksmi Tara
7. Kelas 4 : Alifah Rahmawati S.Pd
8. Kelas 5 : Raden Subarjo S.E
9. Kelas 6 : Papidin Abdullah S.Pd.i
Daftar guru kelas 6
1. Guru bahasa Indonesia : Dian Dwi Putri S.pd
2. Guru matematika : Ir.CL.Laksmi Tara
3. Guru pkn : Papidin Abdullah S.Pd.i
4. Guru ipa : Amalia Apriyanti S.si
5. Guru ips : Yuhana S.Pd
6. Guru agama : Papidin Abdullah S.Pd.i
7. Guru bahasa inggris : Alifah Rahmawati S.Pd
8. Guru penjaskes : Memed Gunawan
9. Guru Komputer (TIK) : Raden Subarjo S.E
10. Guru kesenian : Raden Subarjo S.E
Daftar orang tua murid kelas 6 TA 2012-2013
1. Atik Wina orang tua dari Rizdho Nugraha
2. Yuli Astuti orang tua dari Gita Fitri
3. Dewi Ayu orang tua dari Rafiana Shaumi
4. Devi Meilawaty orang tua dari Renaldy Pratama
5. Sylvia orang tua dari Salma Noora Zeba
6. Ayu Rahmawati orang tua dari Alya Izzah
29
7. Cut Mutia orang tua dari Andi Muyassar
8. Kamela orang tua dari Shafa Kamila
9. Soraya Srianun orang tua dari Naufal Windra
10. Umi Salamah orang tua dari Umar Faroq
11. Rosita orang tua dari Fatimah Azzahra
12. Farida orang tua dari fildza husna
13. Kalina orang tua dari Nurul Aulia
14. Indiani orang tua dari Sabrina
15. Mulyati orang tua dari Firda Farida
16. Irmawati orang tua dari Nazwa Afifah
G. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar didalamnya pasti ada guru dan murid dan di
SD Fajar Islami ini murid-murid harus memanggil gurunya dengan sebutan
“Miss” untuk guru perempuan dan “Mister” untuk guru laki-lakinya, karena
sekolah ini adalah sekolah dwi bahasa maka sebagai langkah awal murid-
murid dibiasakan untuk menyebut gurunya dengan sebutan tersebut.
Pembiasaan lainnya yaitu jika ingin meninggalkan kelas saat pelajaran
berlangsung murid kelas 1-6 harus meminta izin dalam bahasa inggris
misalnya anak tersebut ingin ke kamar kecil mereka harus berkata “miss or
mister may I go to toilet please?” atau ingin minum saat pelajaran berlangsung
mereka harus berkata “miss or mister may I drink please ?” dan guru harus
menjawab dengan berkata “yes, please” jika diizinkan atau “no, please” jika
30
tidak diizinkan. Menurut salah satu wali murid kelas 1 kebiasaan ini sampai
terbawa saat di rumah ketika anak itu ingin ke kamar mandi dan secara tidak
sadar ia berbicara dengan ayahnya menggunakan bahasa inggris yang dia
katakan saat disekolah. 5
Kegiatan lainnya yang menunjang proses belajar mengajar adalah
kegiatan pagi yang disebut morning activity yaitu dengan acara kegiatan yang
berbeda setiap harinya dengan petugas yang berbeda-beda. Berikut adalah
tabel jadwal kegiatan pagi SDS Fajar Islami dengan petugasnya.
Morning Activity Schedule
Fajar Islami Primary School
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday
Flag
ceremony
Short
surrah or
Arabic
song
National
song
Fun
English
Dhuha
prayer
Exercise
All teacher Mr.
rahman
Mr
papidin
Ms. Tara
Ms. Lia
Ms. Ifa
Ms. Amel
All
teacher
All teacher
SD Fajar Islami meningkatkan kualitas belajar mengajar muridnya
dengan mengadakan tes di akhir bulan yang disebut “monthly test” tujuan
5 Husnaini, Agenda Kegiatan Sekolah, h. 5.
31
diadakan tes setiap bulannya tak luput dari komunikasi antar guru dengan
orang tua murid. Dengan adanya tes, guru pun menyiapkan hasilnya berupa
raport bulanan, di sanalah proses komunikasi dapat terjadi walaupun dengan
waktu yang terbatas. Hasil dari tes ini akan dijadikan tambahan nilai saat
dibagikannya raport semester dan nilai yang ada di raport bulanan ini adalah
murni tanpa ada tambahan nilai harian atau praktek. Selain tes ada pula
pertemuan bulanan khusus dengan orang tua murid kelas 1, dikarenakan
mereka adalah murid baru di SD Fajar Islami yang tak luput dari masalah baik
proses belajar maupun perilaku yang terjadi selama di pelajaran berlangsung. 6
Sebelum tiba ujian nasional di semester 2 hubungan komunikasi guru
dengan orang tua murid kelas 6 mulai meningkat dikarenakan mereka adalah
murid yang akan menghadapi ujian akhir sekolah juga ujian nasional.
Pertemuan pertama di awali dengan pembahasan bimbingan belajar yang
dilakukan setiap minggunya di hari sabtu. Walaupun murid dari kelas 1-5
belajar di rumah untuk kelas 6 diwajibkan masuk untuk bimbingan belajar
persiapan ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional dan pelajaran yang
disajikan pun hanya pelajaran yang di ujikan saat ujian nasional saja yaitu 3
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), Matematika dan Bahasa
Indonesia. Pengajar Bimbel kelas 6 di ambil dari guru-guru SD Fajar sendiri
karena beberapa guru sudah berpengalaman dalam mengajar bimbingan
belajar di tempat lain.
6 Husnaini, Agenda Kegiatan Sekolah, h. 7.
32
Hubungan orang tua murid lainnya dapat terjadi setiap hari ketika
orang tua murid mengantarkan anaknya atau menjemput karena walaupun
dengan waktu yang sangat sedikit orang tua murid akan menanyakan keadaan
anaknya di dalam kelas ataupun sebaliknya. Selain di sekolah di luar jam
sekolah pun guru selalu menjaga komunikasi dengan orang tua murid dengan
komunikasi melalui pesan singkat atau media lainnya agar setiap murid
merasa diperhatikan oleh guru-gurunya walaupun sudah bukan wewenang
guru saat murid-murid sudah berada di rumah. ada juga kunjungan khusus
yang dilakukan guru-guru untuk mengetahui karakter anak lebih dalam lagi
saat di rumah karena beberapa anak ada yang memiliki perbedaan karakter
saat di kelas. Dirumah anak masih bisa dilayani oleh orangtua atau bahkan
pramuwisma namun di sekolah mereka harus belajar mandiri dengan kondisi
apapun, mungkin itu salah satu penyebab perbedaan karakter anak yang
penting untuk dikomunikasikan.
Kegiatan penunjang proses belajar lainnya adalah outdoor study yaitu
belajar yang dilakukan diluar kelas misalnya pada mata pelajaran ipa kelas 1
ada tema kebersihan maka murid-murid diajari cara membersihkan halaman
sekolah dengan sapu lidi dan mengambil sampah dengan serokan sampah dan
membuangnya ke tempat sampah. Dengan pembelajaran seperti itu anak anak
murid jadi belajar mandiri tidak mengandalkan orang lain untuk membuang
sampah dimana pun mereka berada dan membiasakan membuang sampah
ditempatnya bahkan secara tidak langsung mereka bisa berdakwah atau
memberi contoh kepada orang sekitar tentang pentingnya membuang sampah
33
ditempatnya. Selain outdoor study ada juga fieldtrip atau study tour yang
bertujuan membuat anak-anak bergembira dan tidak jenuh belajar di sekolah
dan kegiatan seperti ini juga bisa meningkatkan proses komunikasi kita
dengan orang tua murid Karena mayoritas orang tua murid sekolah ini selalu
mengikuti kegiatan fieldtrip ini kecuali yang bekerja.7
Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini orang tua muridpun akan terpacu
untuk berkomunikasi dengan guru karena ini menyangkut peningkatan belajar
anaknya di sekolah, baik yang negative ataupun positif. Senang atau tidaknya
anak-anak saat fieldtrip pasti akan mereka ungkapkan kepada orangtuanya
dan saat itulah waktu yang tepat kita berdiskusi untuk mengetahui dampak
positif atau negatifnya suatu kegiatan.
H. Kegiatan ekstra kurikuler
Berikut adalah jadwal kegiatan ekstra kurikuler SDS Fajar Islami
beserta penanggung jawabnya.
Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Marawis Marching
band
Tahfiz Futsal Karate
Mr.Rahman Mr.Barjo
dan
Mr. Agus
Mr. papidin Mr.Gunawan
dan
Mr. Ahmaddin
Mr. barjo
dan
mr. hasan
7 Husnaini, Agenda Kegiatan Sekolah, h. 10.
34
I. Profil Kelas
1. Kelas 1
Sejak tahun ajaran baru 2010-2011 kelas 1 terbagi menjadi dua
kelas yaitu kelas 1-1 dan kelas 1-2 jumlah keseluruhan siswanya ada 38.
Kelas 1-1 mempunyai 1 orang wali kelas yang bernama Sugesti M.Si8
beliau sudah menjadi wali kelas selama 2 tahun. Selain menjadi wali kelas
beliau juga menjadi guru bidang study Matematika dan IPA. Di tahun
ajaran 2011-2012 SD Fajar Islami menerima 40 murid baru yang akhirnya
di bagi menjadi 2 kelas lagi dan untuk wali kelas 1-1 tahun tersebut di
percayai kepada Ms. Aulia (Ms. Lia)9 dan untuk tahun tersebut dipilih
asisten wali kelas mengingat kelas 1 adalah murid peralihan dari taman
kanak-kanak yang masih banyak ingin bermain daripada belajar maka dari
itu asisten wali kelas ini bertugas untuk selalu mendampingi murid-murid
di kelas walaupun pergantian pelajaran dan dan guru, namun asisten wali
kelas tetap berada bersama murid-murid di dalam kelas. Untuk kelas 1-1
asisten wali kelasnya adalah Ms. Gita Hudayah (Ms. Gita ) dan untuk tahun
ajaran 2012-2013 kelas 1 bertambah banyak muridnya yang awalnya 20
orang perkelas, kini 25 orang perkelas dan untuk wali kelas 1-1 masih
dipercayakan kepada Ms.lia10
dan dibantu oleh asisten wali kelasnya yaitu
Ms.Nurmaliyah (Ms.Nurma) pengajar baru dari bidang pendidikan dan
8 Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2010-
2011 9 Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2011-
2012 10
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013
35
berpengalaman di bidang konseling. Ms. Nurma juga diberikan tugas untuk
menangani anak-anak yang bermasalah di sekolah ini dan proses konseling
ini juga tidak bisa lepas dari pantauan wali murid di rumah maka tidak
salah jika Ms. Nurma dijadikan asisten untuk murid kelas 1 karena murid-
muridnya masih harus banyak perhatian dari guru kelasnya terutama untuk
membentuk kepribadian yang baik.
Sedangkan kelas 1-2 memiliki 1 orang wali kelas yang bernama
Fitriana Rahmawati S.sos11
beliau dipercaya menjadi wali kelas di tahun
ajaran ini dan mengajar bidang study Matematika dengan bahasa Inggris
(el-math) juga bahasa Indonesia di kelas 1-3. Jumlah muridnya 20 anak dan
pada tahun ajaran 2011-2012 murid kelas 1-2 berjumlah 20 anak dan untuk
wali kelasnya adalah Ms. Amalia12
atau biasa disebut Ms. Amel dan
didampingi oleh Ms. Anna walaupun Ms. Amel ini adalah guru baru
namun menurut pengakuan beberapa wali murid Ms.Amel adalah guru
terbaik. Ms. Amel dan Ms. Anna adalah guru yang berpengalaman karena
sebelum mereka bergabung di SDS Fajar Islami mereka adalah guru
bimbingan belajar di Ganesha Operation (GO). Tahun ajaran 2012-2013
murid kelas 1-2 berjumlah 25, untuk wali kelasnya Ms.Anna13
masih
dipercaya untuk memegang murid kelas 1 dibantu oleh Ms. Ade yang
berpengalaman menjadi guru di TK Fajar islami. Selain menjadi wali kelas
11
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013 12
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran2011-
2012. 13
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013
36
1-2 Ms. Anna juga dipercaya untuk mengajar murid kelas 4-6 mata
pelajaran bahasa Indonesia.
2. Profil kelas 2
Kelas 2 memiliki 2 lokal kelas dan memiliki jumlah murid sebanyak 38
anak. Dibimbing oleh wali kelas yang bernama Amalia Apriyanti S.si (ms. Amel
)dan Fitriana Rahmawati S.sos. (ms. Fitri )
3. Profil kelas 3
Kelas 3 juga memiliki 2 lokal dengan jumlah murid 30 anak. Dibimbing
oleh dian dwi putri S.pd (ms. Dian ) dan Ir.CL.Laksmi Tara
4. Kelas 4
Kelas 4 ini merupakan murid terfavorit di SD Fajar Islami, karena
karakternya yang unik ada yang pemarah, tukang gosip bahkan murid
perempuannya terkenal dengan sebutan ibu PKK karena ketika guru
berbicara mereka sering kali ikut berbicara bukan mendengarkan muridnya
berjumlah 15 orang dan memiliki 1 wali kelas yang bernama Alifah
Rahmawati S.Pd14
selain menjadi wali kelas beliau juga mengajar Bahasa
Inggris karena beliau adalah sarjana pendidikan Bahasa Inggris.
Beliau juga salah satu guru terbaik yang selalu memiliki ide-ide
kreatif untuk kemajuan sekolah. 2 tahun terakhir ini selalu menjadi guru
teladan di SD Fajar Islami . Orang tua murid di kelas ini sangat
memperhatikan proses belajar anak di banding kelas lainnya. kritik maupun
saran banyak disumbangkan oleh orang tua murid kelas 4 untuk kemajuan
belajar anaknya di sekolah. Kelas 4 memiliki ruangan kelas di sebelah
14
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013
37
perpustakaan dan letaknya dilantai 2 jadi murid-murid dan guru di anjurkan
untuk membuka sepatu saat masuk ke dalam kelas.
Dalam proses belajar mengajar wali kelas 4 juga guru-guru yang
mengajar kelas 4 selalu mendapatkan kesulitan dalam proses belajar
mengajar di kelas ini karena kelas 4 adalah masa transisi menjelang
pubertas anak. Berbagai macam karakter anak ada di kelas 4 dan tidak
heran jika tiap harinya ada saja masalah baik positif maupun negative yang
dilaporkan guru kepada wali kelas 4 ini.
5. Kelas 5
Kelas 5 adalah kelas yang memiliki jumlah murid paling sedikit
yaitu 10 orang dan memiliki wali kelas yang bernama R. Subarjo S.E (mr.
Barjo)
6. Kelas 6
Kelas 6 tahun ini memiliki jumlah murid sebanyak 16 orang.
Mr. Papidin S.Pd.i15
atau biasa dipanggil Mr. Papi adalah wali kelas
6 tahun ini, beliau adalah salah satu guru yang paling lama mengajar di
SDS ini. Selain menjadi wali kelas beliau juga mahir dalam urusan agama.
Maka beliau dijadikan guru agama dari kelas 1-6. kelas 6 tahun ini adalah
alumni ke-4 SD Fajar Islami.
Sudah 2 tahun ini Mr. Papidin di percaya menjadi wali kelas 6 dan
sebagai ustadz di SD Fajar Islami karena pada setiap acara atau kegiatan
yang berbau keagamaan beliaulah yang banyak menangani salah satunya
untuk menjadi imam pada waktu shalat dzuhur berjamaah dengan anak-
15
Husnaini, Iskandar., Surat Keputusan Mengajar dan Wali Kelas Tahun Ajaran 2012-
2013
38
anak saja Mr Papidin yang memimpin. Beliau juga sedang meneruskan S2
nya jurusan pendidikan juga disalah satu kampus swasta di Tangerang.
Kegiatan belajar di kelas 6 ini sedikit berbeda karena mulai tahun ajaran ini
untuk kelas 6 setiap hari jum’at mereka mulai belajar dari jam 06.30-11.00
sedangkan yang lainnya dari jam 07.00-10.50 karena khawatir mata
pelajaran yang di sajikan belum mampu diserap oleh 26 orang murid dalam
waktu yang singkat.
Tahun ajaran ini kelas 6 menempati kelas baru yaitu di lantai 2
letaknya di atas ruang guru dengan ruangan yang sedikit terbuka. Kelas 6
tahun sebelumnya tidak ada yang gagal dalam menempuh ujian akhir maka
harapan besar guru-guru agar tahun ini murid-murid kelas 6 bisa
meneladani alumni-alumni terdahulu. Prestasi alumni-alumni terdahulu
membuat nama SD Fajar Islami semakin harum dan menyebarkan aroma
yang sedap sehingga menarik perhatian para masyarakat sekitar untuk
memasukkan anak-anaknya di sekolah ini. Alumni-alumni sekolah ini juga
banyak yang lolos ujian masuk SMP Negeri karena nilai tes nya di atas
rata-rata dan banyak pula yang melanjutkan di pondok Pesantren karena
ingin lebih banyak menimba ilmu agama.
39
BAB IV
ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU
DAN ORANG TUA MURID DI SD FAJAR ISLAMI
A. Pola Komunikasi Guru dengan orang tua murid
Komunikasi memiliki persyaratan, bentuk dan strategi untuk mencapai
tujuannya. Faktor tersebut akan menimbulkan kepercayaan dan daya tarik
komunikan terhadap komunikator. Komunikasi memiliki peran penting
khususnya dalam bidang pendidikan. Guru harus menjalin komunikasi yang
baik dengan murid juga dengan wali murid.
Dalam proses belajar mengajar guru hanya beberapa jam saja dapat
menyampaikan materi pembelajaran dalam kelas selebihnya murid akan
banyak berkomunikasi dengan orangtuanya di rumah. Komunikasi yang baik
antara guru dengan wali murid sangat membantu proses belajar dan mengajar,
namun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menghambatnya.
Komunikasi guru dengan wali murid biasanya dilakukan di luar jam belajar
sekolah gunanya untuk menanyakan perkembangan belajar anak,
membicarakan tentang sikap dan aktifitas anak di kelas ataupun di rumah.
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan
wawancara dengan para informan di SDS fajar islami, komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
40
1. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi yang dirumuskan oleh onong uchjana dan
didefinisikan oleh Joseph A. Devito adalah sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil
orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.1 Dapat
dikatakan komunikasi antar pribadi karena terjadi antara individu-individu,
bisa dua orang bahkan lebih. Komunikasi ini dilakukan guna mencurahkan isi
hati atau keinginan dalam mencari informasi dan mendapatkannya. Proses
komunikasi yang terjadi di SD Fajar Islami dapat terlihat ketika wali murid
ingin mengetahui perkembangan anaknya di kelas, ingin mengetahui nilai
anak dan kegiatan lainnya di sekolah kepada guru yang bersangkutan.2
Komunikasi yang terjalin antara guru kelas 6 dan orang tua murid kelasnya
cukup baik, sebab kelas 6 adalah murid akhir sekolah dasar yang memerlukan
perhatian khusus masalah belajar, dimana antara guru dan orang tua muridnya
dibutuhkan kerja sama agar proses belajar tidak hanya di sekolah saja. Tidak
heran jika orang tua murid kelas 6 menghentikan kegiatan di luar sekolah dan
memfokuskan anaknya untuk lebih banyak belajar. Berbeda dengan guru-
guru di kelas 6 menurutnya belajar saat mendekati ujian itu justru membuat
anak stress jadi saat minggu tenang biasanya guru- guru di kelas 6 ini
membuat acara sendiri guna mencerahkan otak mereka agar tidak tegang
menghadapi ujian. Rapat antara guru dengan wali murid kelas 6 juga terasa
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, ( Bandung :
Rosdakarya, 2007 ) h. 60-62.
2 Hasil wawancara dengan Alifah, (guru bhs. Inggris kelas 6), Senin 7 Februari 2011,
18.30 WIB.
41
lebih intensif dibanding dengan kelas lainnya. Dengan adanya rapat-rapat
seperti ini komunikasi antara guru dengan wali murid pun terasa lebih baik
karena bukan hanya membicarakan masalah belajar anak-anak saja namun
sikap anak terhadap guru bahkan adik kelas juga teman-temannya dibahas saat
pertemuan ini berlangsung yang akhirnya rapat berlangsung secara interaktif .
menurut contoh kasus yang terjadi pada murid 6 pola komunikasi antar
pribadilah yang sangat berperan karena pada murid di kelas 6 tersebut setiap
individu memiliki berbagai macam karakter.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada suatu
tatap muka.3 Pola komunikasi kelompok juga dipakai dalam komunikasi yang
terjadi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami, dikatakan
komunikasi kelompok karena orang tua murid adalah kelompok kecil yang
ada di sekolah atau dapat juga dikatakan komite sekolah yang berguna untuk
membantu kegiatan di sekolah. Dalam komunikasi kelompok juga melibatkan
komunikasi antarpribadi karena itu komunikasi antarpribadi juga berlaku juga
bagi komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok juga bisa berdasarkan latar
belakang budaya yang sama misalnya orang tua murid dikelas 6 terdiri dari
berbagai macam suku namun jika dilihat orang tua murid lebih asyik
berkomunikasi jika mereka memiliki bahasa daerah yang sama bahkan lewat
kelompok suku pula akhirnya mereka bisa saling mengenal sampai
mengadakan pulang kampung bersama. Contoh komunikasi kelompok
3 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2004), hal. 33.
42
lainnya yaitu di adakannya arisan dan pengajian setiap minggu juga bulanan
antara guru dan orang tua murid. Dalam acara tersebut antara guru dengan
wali murid bisa bebas berkomunikasi dan bertukar informasi juga saling
bersilaturahmi karena diadakan berkeliling rumah-rumah misalnya minggu ini
di rumah guru lalu minggu depannya di rumah orang tua murid dan bergilir
terus hingga arisannya selesai. Komunikasi kelompok juga mendukung saat
adanya kegiatan fieldtrip, dimana saat fieldtrip atau study tour orang tua murid
seharusnya tidak boleh mendampingi namun orang tua murid masih memiliki
kekhawatiran yang berlebih sehingga melibatkan koordinator kelas untuk
menangani masalah orang tua murid yang ingin ikut dalam kegiatan fieldtrip.
Jika tidak ada komunikasi antara orang tua murid yang satu dengan orang tua
murid yang lain belum tentu kegiatan tersebut bisa berjalan lancar.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi
1. Faktor Pendukung Komunikasi
Faktor pendukung komunikasi guru dan wali murid di SD Fajar
Islami dikelompokkan menjadi beberapa aspek, yaitu :
a. Wali murid yang proaktif
Bermacam-macam karakter wali murid di SDS Fajar Islami
dari yang pasif sampai yang proaktif ada di sana. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan orang tua murid dan guru lebih
banyak orang tua murid yang proaktif dibanding orang tua murid yang
pasif. Proaktif disini ada yang positif dan ada pula yang negatif.
Proaktif yang positif contohnya jika pertemuan antara guru dan orang
43
tua murid sebagian orang tua murid mengusulkan adanya bimbingan
belajar agar anak-anak yang kurang konsentrasi belajar di rumah bisa
dibimbing oleh guru di luar jam sekolah apalagi yang orang tuanya
sibuk bekerja namun sebagian orang tua murid yang proaktif lainnya
mengusulkan ide yang negative yaitu menginginkan wali kelas anak-
anaknya atas kemauan mereka. Ide tersebut disampaikan langsung oleh
sebagian orang tua murid kelas 6 dan disampaikan kepada kepala
sekolah langsung tanpa mengadakan rapat resmi dengan orang tua
murid yang lain. Komunikasi seperti ini yang membuat perpecahan
antara orang tua murid dan mengundang kecemburuan sosial
khususnya di kalangan guru namun dengan kebijakan kepala sekolah
ide ini diklarifikasi dan sampai saat ini tidak ada guru yang
mengetahui jika ada permintaan wali kelas yang di ajukan oleh orang
tua murid kelas 6 karena menurut kepala sekolah jika hal ini
disampaikan kepada guru yang bersangkutan pasti ada rasa tinggi hati.4
Dalam komunikasi tidak bisa menyalahkan pesan yang beredar karena
pesan disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka jika ada
pesan yang tidak benar artinya komunikan yang belum bisa
menyampaikan dengan baik. Bagaimanapun juga orang tua murid yang
proaktif dan mengakibatkan yang negative, tetap saja orang tua murid
menjadi faktor pendukung komunikasi di SDS Fajar Islami karena
tidak mungkin kita menjadi lebih baik jika tidak pernah melihat atau
4 Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00
WIB.
44
belajar dari kesalahan yang ada karena dalam komunikasi pasti ada
benar dan salahnya.
b. Waktu dan kegiatan
Proses belajar di SDS Fajar islami di mulai pukul 07.00 pagi
sampai pukul 13.00 siang untuk kelas 1,2 dan 3 sedangkan untuk kelas
4, 5 dan 6 sampai pukul 14.30. Biasanya orang tua murid kelas 6
menanyakan masalah anaknya saat jam istirahat juga jam pulang
sekolah namun selain diluar jam tersebut di SD Fajar Islami orang tua
muridnya bisa berkomunikasi saat kegiatan di luar jam belajar
misalnya saat filedtrip, saat penerimaan raport atau saat pertemuan
awal semester dan masih banyak kegiatan lainnya yang mendukung
proses komunikasi antara guru dan wali murid. Waktu untuk
berkomunikasi di SD Fajar Islami memang lebih banyak dibandingkan
sekolah lainnya, karena dalam satu semester SD Fajar Islami memiliki
lebih dari tiga kegiatan
Kegiatan inipun bisa dijadikan ajang berkomunikasi oleh orang
tua murid kepada wali kelas dan guru-gurunya. Selain itu guru-guru
sekolah ini mengadakan kunjungan silaturahmi ke rumah anak-anak
muridnya guna mendekatkan diri kepada kedua orang tua mereka.
Program ini berjalan baru di tahun ajaran 2010-2011.
Program ini juga dapat menjadikan guru lebih memahami
karakter anak karena kita sebagai guru dapat melihat dan bertanya
kepada orang tuanya tentang tingkah laku anak di rumah. program ini
45
juga kita jalani karena sebagian guru dari sekolah ini sudah melakukan
analisa terhadap salah satu SDN di Jakarta dan hasilnya cukup positif
walaupun ada sebagian wali murid yang keberatan dengan adanya
program ini dikarenakan waktunya berbenturan dengan jadwal kerja
mereka. Akhirnya kegiatan kunjungan untuk yang memiliki wali murid
yang bekerja diganti harinya menjadi hari libur, agar semua anak-anak
murid kita merasa di perhatikan semua dan tidak ada yang berpikir
gurunya hanya perhatian terhadap salah seorang murid saja atau orang
tua murid tertentu saja. Komunikasi antara guru dengan wali murid di
SD Fajar Islami ada yang patut diteladani ada pula yang harus di
hindari karena segala sesuatau memiliki kekurangan juga
kelebihannya. Komunikasi bisa berlangsung dengan baik jika pesan
yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator juga khalayak
lainnya tanpa ada kesalah pahaman dan unsur yang negative.
2. Faktor penghambat komunikasi
Hambatan - hambatan komunikasi yang terjadi di sekolah dasar
fajar islami yaitu :
a. Kurang Memaksimalkan Pertukaran Informasi
Manusia memiliki indra pendengar yaitu telinga dan alangkah
baiknya jika kita mendengar informasi yang positif bukan yang negatif.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak
semua yang kita dengar harus langsung ditanggapi. Setiap informasi
pasti harus dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pada kasus di SD
Fajar Islami sebagian besar dari wali murid hanya tertarik
46
mendengarkan cerita yang bukan fakta atau sekedar gosip yang belum
tentu benar. orang tua murid yang ingin mengetahui kabar yang
sebenarnya menyikapinya dengan menanyakan cerita atau informasi
yang beredar kepada wali kelas atau guru yang bersangkutan karena
mereka tahu dampak yang akan terjadi jika hanya sekedar mendengar
saja. Ada pula beberapa orang tua murid yang pintar memanfaatkan
situasi misalnya saat upacara hari senin pembina upacara pastinya
menyampaikan info kegiatan untuk kegiatan 1 bulan atau 1 minggu.
orang tua murid yang masih berada di depan sekolah biasanya
mendengarkan info tersebut. Alangkah baiknya jika semua orang tua
murid seperti itu jadi tidak mendengar informasi yang tidak benar saja
namun masih banyak saja wali murid yang terpengaruh hanya dengan
informasi yang belum tentu benar yang dampaknya akan terasa pada
orang yang bersangkutan namun akan terasa pula oleh orang yang
sudah menyebarkan info tidak benar tersebut karena akhirnya orang tua
murid tidak percaya dengan apa yang ia sampaikan. 5
b. Kurang selektif dalam Memilih Informasi
Faktor penghambat yang kedua yang terjadi di SDS Fajar Islami
yaitu orang tua murid kurang selektif dalam memilih informasi
sehingga lebih percaya kepada orang yang menyampaikan pesan tanpa
tahu kebenaran pesan tersebut dibandingkan mengetahui sumbernya
langsung, yang mengakibatkan adanya perpecahan karena informasinya
5 Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, (wali murid kelas 6), Sabtu 12 Februari
2011, 10.00 WIB.
47
di abaikan dan bersikap “sok tahu” Hal seperti ini yang bisa membuat
rusak komunikasi antara guru dengan orang tua muridnya.6 Cara
mengatasinya guru hanya bisa menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi
dan menegur orang yang sudah membuat rusak komunikasi tersebut.
c. Subyektivitas
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika
ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya. Pada kasus di SD Fajar Islami anak kecil
atau anak murid sekolah ini ada yang melakukan hal yang tidak disukai
oleh salah seorang guru pada saat pelajaran guru tersebut. Suasana di
kelas tidak bisa dikondisikan sampai guru kelas tersebut menyamakan
anak yang berbuat kegaduhan tersebut dengan setan maksudnya setan
disini adalah sifat buruk karena gaduh saat pelajaran berlangsung
adalah seperti sifatnya setan namun yang diterima oleh anak tersebut
hingga menyampaikan kepada orang tuanya adalah kata-kata setan.
Guru juga spontanitas mengucapkan seperti itu namun tidak bisa pula
disalahkan karena maksud guru tersebut bukan berkata kasar tetapi
ingin mengingatkan namun caranya saja yang salah. Hal ini
menyebabkan kesalahpahaman komunikasi yang akhirnya orang tua
murid yang tidak terima anaknya dibilang seperti itu datang ke sekolah
dan menegur guru yang bersangkutan, karena guru tersebut melakukan
kesalahan pada proses komunikasi akhirnya guru tersebut minta maaf
6 Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00
WIB.
48
dan ternyata anak yang bersangkutan telah berbicara kasar juga saat
minggu lalu dipelajaran yang sama. Dengan 2 kejadian itu orang tua
murid pun agak sedikit terpukul ternyata bukan gurunya yang salah
tetapi anaknya memang terlalu berlebihan dan suka mendramatisir
bahkan bisa dibilang tidak sopan karena sudah menghina guru dengan
nama binatang. Kejadian seperti ini bisa menimbulkan penilaian
subyektifitas dan merusak komunikasi antara guru dan orang tua
murid.7
d. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Faktor ini bisa kita hubungkan dengan faktor sebelumnya yaitu
kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan
pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi,
mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu
jam kemudian. “Ada 3 orang setan di kelas ini” padahal artinya anak
yang malas menulis sifatnya seperti setan. Kata yang seperti ini juga
menjadi salah paham antara anak murid dan guru sehingga
menyebabkan orang tua murid tidak bisa menerima jika anaknya
dibilang seperti setan yang akhirnya setelah dijelaskan barulah orang
tua murid ini mengerti. 8
7 Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011, 20.00
WIB. 8 Hasil wawancara dengan Alifah, (guru bhs. Inggris kelas 6), Senin 7 Februari 2011,
18.30 WIB.
49
e. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada
lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang
berlangsung. Faktor seperti ini juga ada di SDS Fajar Islami karena
sebagai guru jika ada muridnya yang salah pasti akan dinasehati namun
ada saja murid yang selalu menjawab jika sedang dinasehati seolah-
olah murid tersebut tidak menghargai apa yang dikatakan oleh ibu atau
bapak guru. Pada situasi tersebut sebagai guru kita juga harus
mengetahui karakter anak seperti apa mungkin saja cara kita
menegurnya salah atau karena anak itu takut bukannya menjawab
malah menangis. Tingkat kesabaran guru juga di uji saat menangani
faktor hambatan yang satu ini. 9
f. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya. Faktor yang satu ini salah satu wali murid
SD Fajar Islami merasa dirugikan oleh keegoisan semata karena orang
tua murid tersebut terlalu overprotektif dengan anaknya sehingga
apapun yang terjadi di kelas langsung ditanyakan saat itu juga dan
menegur teman anaknya langsung tidak melalui perantara guru. Sikap
seperti itu juga merugikan pihak guru karena teman yang ditegur
9 Hasil wawancara dengan Alifah, (wali kelas 4), Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB.
50
biasanya membicarakan apa yang terjadi dengan orang tuanya dan saat
itu pula menegur pihak sekolah karena pengaruh emosi orang tua murid
yang sudah menegur langsung tanpa memberi tahu kepada wali kelas
yang ada namun tidak bisa pula disalahkan orang tua murid yang
langsung menegur anak yang sudah buat sedikit ulah karena mungkin
saat itu kurangnya perhatian dari guru kelasnya dan orang yang sudah
terpengaruh emosi biasanya sudah tidak bisa menahan amarahnya
sehingga anak yang berbuat ulah seketika itu pula dimarahinya.
g. Pemanfaatan Teknologi Media Yang Belum Maksimal
Media yang sudah ada salah satunya adalah telepon seluler yang
bisa di manfaatkan guru dan orang tua murid dalam menjalin
komunikasi selama ini. Buku penghubung yang tersedia belum bisa
menjadi media yang efektif dalam menjalin komunikasi antara guru
dengan orang tua murid karena belum semua orang tua murid
menyadari betapa pentingnya komunikasi antara guru dengan orang tua
murid. Alasan yang paling banyak diucapkan oleh orang tua murid
yaitu mereka sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu luang untuk
sekedar memeriksa buku anak-anak mereka sendiri.10
Berbeda denga
para ibu rumah tangga mereka lebih banyak waktu di rumah sehingga
bisa memanfaatkan buku penghubung dengan sebaik-baiknya. Telepon
seluler juga bisa menjadi penghambat dalam proses komunikasi, ini
banyak terjadi salah informasi atau mist communication antara guru
10
Hasil wawancara dengan Atik wina, (wali murid kelas 6), Senin 7 Februari 2011,
20.00 WIB.
51
dengan orang tua murid. orang tua murid biasanya lebih percaya
dengan kata orang tua murid yang lain daripada mulut guru-guru di
sekolah dalam beberapa hal. Maka kesalahpahaman dalam
berkomunikasi sering terjadi dalam telepon selular ataupun media
lainnya. Media lain yang belum bisa di operasikan dengan baik yaitu
media internet. Media ini belum bisa dgunakan dengan baik di SD ini
karena belum ada guru khusus untuk melayani proses komunikasi
dalam media internet ini. Situs sekolah sudah kita miliki, namun untuk
fasilitas internet memang belum tersedia. Selama ini guru-guru masih
memakai alat penyambung ke internet atau yang disebut dengan
modem.
h. Keterbatasan sarana
Keterbatasan sarana juga menjadi faktor penghambat jalannya
komunikasi. Sarana yang mendukung membuat komunikasi lebih baik
dan antara komunikar juga komunikator pun bisa menyampaikan
pesannya dengan baik. Mulai tahun ajaran 2011 sarana untuk
berkomunikasi di renovasi karena ada beberapa alasan yang akhirnya
menyebabkan orang tua murid tidak suka berlama-lama di sekolah.
Wali kelas dan guru pun rela berpanas-panasan jika ada orang tua
murid yang menanyakan kondisi anaknya di kelas. Tamu dari instansi-
instansi dan sekolah-sekolah yang ingin ke sekolah pun masih harus
menunggu di bawah pohon jika ada tamu di dalam ruang kepala
sekolah. Kelas yang panas juga bisa menghambat terjadinya
52
komunikasi, dikarenakan kurang perhatiannya pihak yayasan terhadap
sekolah padahal sudah ada perencanaan awal jika fasilitas yang ada di
dalam kelas dalam waktu 3 bulan sekali harus dbersihkan atau di
service namun semua itu hanya dilaksanakan jika fasilitasnya sudah
rusak atau jika ada salah seorang orang tua murid yang komplain
masalah fasilitas kelas.
i. Tim pengajar yang kurang perhatian
Guru adalah orang tua saat di sekolah namun masih banyak
anak yang merasa kurang diperhatikan oleh wali kelas dan gurunya
akibatnya anak menjadi berontak di kelas atau sering terjadi
pertengkaran kecil yang menyebabkan kesalahpahaman dalam
komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Saat pulang sekolah
juga guru seharusnya menunggu anak-anak yang pulang di depan pintu
agar bisa terkontrol siapa yang sudah pulang atau belum. Tetapi masih
saja ada beberapa guru yang belum melakukannya, Sehingga inilah
faktor utama penghambat komunikasi guru dan orang tua murid.11
Penanggulangan terhadap guru yang kurang perhatian juga sudah
di lakukan antara lain guru piket wajib menegur para guru khususnya
wali kelas yang masih duduk di ruang guru saat anak-anak pulang. Dan
dengan teguran seperti itu bisa mempengaruhi nilai akhlak guru di
depan kepala yayasan juga kepala sekolah. Karena jika anak tidak
11
Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, (wali murid kelas 1), Sabtu 12 Februari
2011, 10.00 WIB.
53
terkontrol saat pulang dan ada kejadian dengan anak tersebut maka
pihak sekolahlah yang akan bertanggung jawab.
Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan
dimana tugasnya adalah sebagai pelaksana kegiatan di sekolah yang
amat dibutuhkan bagi keberhasilan tujuan pendidikan. 12
Kurangnya
perhatian guru terhadap orang tua muridnya menjadi bahasan orang tua
murid saat melihat anaknya mendapat nilai yang rendah dibandingkan
anak yang mendapat pelajaran tambahan atau les dengan wali kelas
atau guru bidang studi di sekolah ini. Hal ini terjadi karena rasa kasihan
terhadap salah satu atau beberapa muridnya yang masih kurang dalam
prestasinya tetapi dampak buruknya mengenai guru juga anak murid
yang bersangkutan.
Menurut beberapa orang tua murid yang di wawancarai anaknya
tidak mengikuti les dengan guru-guru di sekolah itu dan suatu ketika ada
ulangan harian yang tidak diinfokan sebelumnya. Anak tersebut merasa
kecewa karena apa yang telah dipelajarinya tidak ada yang keluar
materinya dan ternyata 50 % dari soal-soal ulangan tersebut soalnya sudah
diberikan kepada anak yang mengikuti les tambahan sedangkan yang
belajar dengan sungguh-sungguh akhirnya kecewa, ini sebuah contoh
kasus yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
12
Rahasia Menjadi Guru, artikel ini di ambil dari www.gurukreatif.com
54
Namun ada pula yang mengatakan perhatian wali kelas adalah
wujud sogokan belaka bukan tugas dari seorang guru.13
Hal ini bisa terjadi
ketika orang tua murid tidak bisa berpikir secara logika karena hanya
mengira atau menebak saja. Kurangnya komunikasi antara wali kelas dan
orang tua murid pun bisa menjadi salah satu faktor yang menghambat dan
menjadi salah arti.
Padahal pada awal rapat tahun ajaran baru diberi tahukan kepada
seluruh orang tua murid bahwa selama kegiatan belajar mengajar segala
apapun yang terjadi adalah kewajiban seorang guru atau wali kelas untuk
melakukan tugasnya. Jam pulang sekolah masih dalam tanggug jawab
guru apalagi saat anak murid belum ada yang menjemput, bukan hanya
OB yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan sekolah namun
sungguh amat disayangkan saat para guru masuk ke dalam kelas untuk
melihat anak muridnya sudah pulang atau belum ada saja obrolan di luar
sana bahwa guru yang seperti itu hanya mencari perhatian orang tua saja.
Orang tua seperti ini selalu bersikap manis di depan wali kelasnya ternyata
di luar jam sekolah dia menceritakan apapun tentang wali kelasnya.14
13
Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, (wali murid kelas 6), Sabtu 12 Februari
2011, 10.00 WIB. 14
Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, (wali murid kelas 6), Sabtu 12 Februari
2011, 10.00 WIB.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang pola komunikasi antara guru dan wali murid di SD
Fajar Islami Tangerang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola komunikasi yang digunakan antara lain :
a. Pola komunikasi yang pertama digunakan antara guru dan wali murid
di SD Fajar Islami adalah komunikasi antarpribadi dengan model
interaksional karena komunikasi ini dilakukan oleh dua orang atau
lebih dan pesan yang disampaikan juga langsung mendapatkan
feedbacknya.
b. Pola komunikasi yang kedua digunakan antara guru dan murid di
sekolah ini adalah komunikasi kelompok karena komunikasi yang
terjadi di suatu kelompok bisa membuat informasi yang ada mudah
diketahui oleh wali murid yang lainnya
c. Pola komunikasi yang ketiga digunakan antara guru dan wali murid di
sekolah ini adalah komunikasi massa karena komunikasi yang terjadi
bukan hanya lewat lisan saja tapi bisa melalui media misalnya wali
murid yang bekerja dan tidak bisa datang ke sekolah untuk bicara
dengan guru yang bersangkutan bisa mengirimkan pesan lewat pesan
elektronik atau SMS dan bisa juga berbicara lewat telepon atau
telepon genggam. Pola komunikasi yang ketiga paling sering
56
digunakan karena prosesnya mudah dan menghemat waktu baik untuk
wali murid yang bekerja atau hanya ibu rumah tangga saja.
2. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi di SD Fajar Islami antara
lain :
a. Wali murid yang proaktif dengan ide-ide, kritik dan saran mereka yang
cukup membangun adalah salah satu faktor pendukung komunikasi di
SD Fajar Islami.
b. Waktu dan kegiatan juga berpengaruh positif dalam kelancaran
berkomunikasi dengan sesama khususnya antara guru dan wali murid.
Alasannya karena dengan waktu yang singkat terkadang pesan yang
tersampaikan belum diterima dengan jelas dan feedback yang
diterimapun belum sampai ke titik kepuasan dalam berkomunikasi.
c. Faktor yang menghambat komunikasi antara lain pemanfaatan
teknologi media yang belum maksimal alasannya karena belum ada
salah satu guru yang siap untuk pengoperasian website sekolah dan
keterbatasan tenaga kerja yang ahli di bidang elektro.
d. Keterbatasan sarana dan fasilitas juga bisa menghambat komunikasi
karena komunikasi akan berjalan baik jika dilakukan ditempat yang
nyaman namun karena memang belum ada tempat yang nyaman untuk
berkomunikai maka guru yang ingin berbicara dengan wali murid
biasanya di bawa ke ruang kepala sekolah dan selebihnya komunikasi
berjalan kadang di tengah lapangan saat jam pelajaran selesai ataupun
57
di ruangan kelas dengan keadaan yang cukup bising karena suara anak-
anak yang bermain.
e. Kurang perhatiannya guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
ini juga berpengaruh besar dalam proses komunikasi karena wali murid
menginginkan adanya komunikasi yang intensif saat jam pelajaran
selesai atau saat istirahat dimana pada waktu-waktu tersebut wali
murid bisa menyampaikan pesan atau kabar apapun pada hari itu.
B. Saran
1. Kepada guru-guru SD Fajar Islami sebaiknya lebih mengintensifkan
komunikasi dengan wali murid baik di dalam proses belajar maupun di
luarnya.
2. Kepada pihak yayasan Al-Husna sebaiknya menambah tenaga pendidik
yang memiliki dasar di bidang elektro agar media yang ada bisa
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3. Kepada wali murid SD Fajar Islami hendaknya lebih proaktif dalam
mengkomunikasikan kegiatan belajar anak baik di dalam lingkungan
sekolah maupun di luar dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
4. Kepada wali murid SD Fajar Islami sebaiknya lebih selektif dalam
menerima informasi dan memanfaatkan informasi tersebut dengan sebaik-
baiknya.
58
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Hawadi, Menguatkan Bakat Anak. (Jakarta : Grasindo, 2010), h. 43.
Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi antar pribadi, Jakarta, universitas
terbuka cet. ke-1, 1994
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,( bumi aksara,
Jakarta, 1995
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi k-3
Jakarta, Balai Pustaka, 2002
Effendi, Onong uchjana, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2002
-----------------------------, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002
-----------------------------, Dinamika komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya,
cet. Ke-6, 2004
-------------------------, Metode penelitian kualitatif , Bandung, Remaja Rosdakarya
cet. ke-4, 2002
Hardjana, Agus, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta,
Kanisius, cet. Ke-1, 2003
Jalaluddin, Rahmat, psikologi komunikasi, Remaja Rosdakarya, cet. ke-23, 2005
Jumroni, metode-metode penelitian komunikasi, (jkt: uin jkrt press,2006)
Komala, lukiati Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks, Bandung,
Widya Padjadjaran , 2009
Koesoema, Doni Pendidik Karakter, ( Grasindo )
Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, ( Yogyakarta :
Kanisius, 1995 )
Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta, Bumi Aksara, 1995
Mulyana, Dedy, ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya
cet. ke-4, 2002
Moleong, lexy, Metodologi Penelotian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
cet. Ke-23 2007
59
Morrisan dan andy corry. Teori komunikasi, ghalia indonesia, cet. Ke-1, 2009
Mulyana, Rahasia Menjadi Guru, ( Jakarta: Grasindo)
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2004),
Richard west dan lynn H. Pengantar teori komunikasi : analisis dan aplikasi,
(penerjemah maria natalia) buku I ed.3, salemba humanika, 2008
Rohim, syaiful Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi. ( Jakarta:
Rineka Cipta 2009
Roudhonah, ilmu komunikasi, Jakarta: Uin Press, cet. ke-1, 2007
Shafique , ali khan, Filsafat Pendidikan Al-Ghazali, Pustaka Setia, Bandung,
2005
Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta, Kanisius, 2007
Susanto, astrid, komunikasi dalam teori dan praktek , Jakarta, Bina Cipta, cet .ke-
3, 1980
Tjipta, Susana, Mempertimbangkan Hukuman Pada Anak, Yogyakarta, Kanisius,
2007
Tubs, Stewart L dan moss, Sylvia. Human comm, penerjemah Deddy Mulyana,
Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000
West, Richard & Lynn H. Turner, Introducing Communication Theory ( Third
Edition. Singapore: The McGrow Hill companies , 2007
Widjaja, A.W, ilmu komunikasi : Pengantar Studi, Yogyakarta, Rineka Cipta,
2002
Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsiti, cet. Ke-7,
1986
Wiryanto, Pengantar ilmu komunikasi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, cet. k-1, 2004
www. blogspot.com/2006/08/komunikasi.html, Komponen-komponen komunikasi,
Rahmat Ridwan
www.scribd.com., Gangguan-gangguan dalam komunikasi.
www.wikipedia.com, definisi murid
Wawancara dengan wali murid kelas 6 (Devi Meilawaty dan Sylvia )
1. Apa pengertian komunikasi menurut ibu ?
Komunikasi itu saling bertukar informasi, ngobrol biasa juga disebut
komunikasi karena dari ngobrol itu kita bisa tahu informasi terbaru atau yang
sudah lalu.
2. Jika ibu adalah wali murid kelas 1 ,komunikasi yang seperti apa yang ibu
inginkan ?
Saya ingin wali kelasnya cepat tanggap jika ada informasi apapun jangan di
tunda-tunda apalagi sekarang sudah ada HP jadi bisa langsung berkomunikasi
walaupun wali murid ada dimana-mana dan buku penghubung juga sangat
membantu tetapi, masih ada saja wali murid yang masih belum peduli jadi
menganggap gurunya tidak tanggap padahal guru yang bersangkutan sudah
menulis di buku penghubung dan tidak sempat menginfokan lewat telepon
seluler tetapi orang tuanya malas memeriksakan buku anak-anaknya sehingga
sering ada salah paham masalah komunikasi. Saya juga menginginkan agar
wali kelas 1 itu lebih ekstra perhatian apalagi saat jam istirahat atau pulang
sekolah sebaiknya pada saat-saat itu wali kelas stand by disana karena
terkadang wali murid ingin menanyakan masalah belajar anaknya di kelas.
3. Sudah efektifkah komunikasi ibu dengan wali kelas anak ibu saat ini,jika
belum apa yang menghambat proses tersebut ?jika sudah cara apa yang sudah
ditempuh dalam proses tsb?
Sampai saat ini Alhamdulillah saya merasa komunikasi saya sudah efektif
dengan wali kelasnya karena setiap pulang sekolah saya yang menjemput jadi
saat itu saya langsung menanyakan sikap dan proses belajar anak saya seperti
apa hari itu, sebaliknya wali kelas anak saya selalu menanyakan masalah anak
saya di rumah dari bersosialisasi ataupun belajarnya. Sebagai contoh di kelas
1.1 ada salah seorang muridnya, dia memiliki perbedaan sikap dengan murid
yang lain, dia tidak mau bersosialisasi dengan temannya dan cenderung
menyendiri bahkan kadang suka mengamuk jika ada sikap temannya yang
menurut dia berperilaku yang tidak pas di hatinya. Saya selalu menanyakan
hal ini kepada wali kelasnya dan hampir setiap pekan wali kelasnya
memperhatikan terjadinya perubahan sikap pada anak tersebut, hal ini
membuktikan jika adanya komunikasi antara wali kelas dengan wali murid
yang pro aktif menanyakan sikap atau perkembangan anaknya dalam kadar
yang positif tanpa disadari anak tersebut mengalami perubahan
4. Apakah ibu tahu tentang komunikasi kelompok? Yang saya tahu Seperti
arisan atau pengajian – pengajian bulanan atau pertemuan-pertemuan komite
sekolah, yang berbau-bau sekolah deh
5. apa dampak baik dan buruk dari komunikasi kelompok tsb?
Dampak baiknya jika kita mengaji sama-sama tambah ilmu dan tambah
silaturahmi, tetapi dampak buruknya jika habis mengaji kita bergosip sama
saja pahalanya hilang apalagi jika semua ibu-ibu tidak jauh-jauh dari gossip
yah kalau gosipnya bukan membicarakan orang itu masih tidak apa-apa kalau
sudah membicarakan kejelekan atau menghina orang lain itu yang bahaya.
6. Bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi yang terhambat karena
sibuknya walimurid yang bekerja? Sebaiknya wali muridnya lebih aktif
bertanya pada wali kelasnya atau jika segan menanyakan kepada guru bisa
bertanya kepada wali murid lainnya.
7. Saat anak ibu kelas 6 seberapa penting komunikasi dengan wali kelas atau
guru-guru di sekolah ? kalau kelas 6 kita sebagai wali murid sebaiknya harus
lebih perhatian pada proses belajar.
wawancara dengan wali murid kelas 4 dan 6 (atik wina)
1. Apa pengertian komunikasi menurut ibu ?
Komunikasi itu berbicara dengan lawan kita baik hanya berdua maupun orang
banyak
2. Sudah efektifkah komunikasi ibu dengan wali kelas anak ibu saat ini,jika
belum apa yang menghambat proses tersebut ? karena anak saya sudah besar
jadi apapun yang diberitahu wali kelasnya atau guru lainnya selalu
disampaikan apalagi 2 anak saya disana jadi kalau yang satu lupa kakaknya
yang kelas 6 mengingatkan jika kurang jelas saya kirim pesan lewat sms atau
langsung telepon biasanya ke wali kelasnya. Faktor penghambatnya ya anak
saya sendiri kalau mereka lupa jadi ga tersampaikan infonya malah surat
pemberitahuan dari sekolah suka lupa diberitahu sampai berapa hari di tas
baru dikasih sampai infonya basi. Saya juga sadar karena saya suka kerja di
luar kota jadi anak-anak kurang saya perhatikan jadi saya ga menyalahkan
sekolah atau guru kelas anak saya, kita instropeksi saja diri kita. Sebaiknya
bagi orang tua yang bekerja memang harus rajin mencari info kepada gurunya
karena jika tidak akan berakibat fatal dan bisa salah paham jika yang
menyampaikan bukan dari sumbernya langsung.
3. Apakah ibu tahu tentang komunikasi kelompok? Komunikasi sama orang
dengan jumlah yang banyak seperti arisan, pertemuan komite yang
berhubungan dengan orang banyaklah.
4. apa dampak baik dan buruk dari komunikasi kelompok tsb?
Baik kalau ngobrolnya tidak menjelek-jelekkan orang lain tapi buruk jika kita
membicarakan orang lain sampai menghasut dan membuat orang lain juga
ikut-ikut bergosip karena saya adalah orang yang suka bersosialisasi namun
saya juga bisa pilah-pilih mana yang baik mana yang buruk dan yang saya
rasakan ibu-ibu di sekolah anak saya justru lebih suka membicarakan orang
jadi saya lebih baik pergi dan tidak ikut-ikutan. Saya pernah ikut pertemuan
yang akhirnya membuat saya sendiri malu dan merasa tidak enak dengan
kepala sekolah anak saya dan itu kejadiannya saat anak saya kelas 6 karena
wali murid menginginkan wali kelas anaknya sesuai pilihan mereka kita
diminta tanda tangan untuk menyetujui rencana para wali murid tersebut pada
awalnya saya tidak mau tetapi karena paksaan orang tua murid yang tidak
bertanggung jawab akhirnya saya malu dan ini yang membuat salah paham
antara guru dengan wali murid.
5. Bagaimana cara mengatasi masalah komunikasi yang terhambat karena
sibuknya walimurid yang bekerja? Janganlah pernah cuek dan merasa
dibutuhin oleh guru anaknya, itu saja menurut saya.
6. Saat anak ibu kelas 6 seberapa penting komunikasi dengan wali kelas atau
guru-guru di sekolah ? sangat penting karena anak kelas 6 itu terakhir belajar
di sekolah dasar dibanding kelas 4 yang masih 2 tahun lagi tetapi perhatian
kita juga harus sama karena biasanya di kelas 4 pelajaran sudah mulai berbeda
dengan kelas 3 karena banyak hafalannya
Wawancara dengan wali kelas 1, 4 dan 6
1. Apa komunikasi menurut ibu ?
Komunikasi adalah saling bertukar informasi, bisa juga berbicara dengan 2
orang atau lebih bisa lewat tatap muka bahkan lewat telepon seluler atau
media lainnya.
2. Seberapa penting komunikasi antara guru dengan wali muridnya?
Sangat penting sekali karena tanpa wali murid tidak akan
ada kerja sama yang baik karena sekolah memiliki komite dan selalu
melibatkannya dalam berbagai kegiatan apapun.
3. Faktor pendukung dan penghambat yang seperti apa yang sering ibu temukan
? yang mendukung komunikasi antara guru dengan wali murid itu antara lain :
wali murid yang kritis atau pro aktif dalam memberikan ide yang cukup
membangun, waktu dan kegiatan juga sangat cukup untuk melakukan
komunikasi sebaliknya faktor penghambat terjadi karena banyak hal salah
satunya karena kurang selektifnya wali murid dalam memilih informasi.
Informasi masih simpang siur ditelan mentah-mentah sehingga di anggap
benar tanpa bertanya pada pihak yang bersangkutan.
4. Solusi seperti apa yang harus dilakukan jika adanya salah paham dalam
komunikasi ?
Memanggil wali murid yang bersangkutan dan menjelaskan informasi yang
sebenarnya, berhati-hati dengan wali murid yang kritis
5. Apa yang sering dibicarakan wali murid saat bertemu dengan wali kelas
anaknya ?
Kalau kelas 1 biasanya menanyakan sikap dan belajar di kelasnya seperti apa
jika kelas 4 menanyakan masalah pelajaran yang makin sulit jika kelas 6 lebih
banyak pertemuan untuk membicarakan masalah belajar juga bimbingan
belajar guna membantu anak menghadapi ujian Negara.