pola perilaku dan kepribadian
DESCRIPTION
psikologi kesehatanTRANSCRIPT
POLA PERILAKU DAN KEPRIBADIAN
Oleh :MARIYAM ULFA SUKORINI
101411123074
DEFINISI
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati.
Menurut Notoadmodjo (2003) seseorang yang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya dalam 3 tahap, yaitu : pengetahuan, sikap, praktek atau tindakan (practice).
Komponen Perilaku
Teori Bloom (1908) yang dikutip dalam Notoatmodjo (2010) membedakan perilaku
dalam 3 domain perilaku yaitu : kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotor (psychomotor). Untuk kepentingan pendidikan
praktis, teori ini kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
2. Sikap (attitude)
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku.
3. Tindakan (practice)
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas atau sarana
dan prasarana.
Cara Terbentuknya Perilaku
Perilaku manusia sebagaian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat dipelajari, berkaitan dengan itu Walgito (2003) menerangkan beberapa cara terbentuknya sebuah perilaku seseorang adalah sebagai berikut :
a. Kebiasaan, terbentuknya perilaku karena kebiasaan yang sering dilakukan, misal menggosok gigi sebelum tidur, dan bangun pagi sarapan pagi.
b. Pengertian (insight) terbentuknya perilaku ditempuh dengan pengertian, misalnya bila naik motor harus menggunakan hem, agar jika terjadi sesuatu dijalan, bisa sedikit menyelamatkan anda.
c. Penggunaan model, pembentukan perilaku melalui ini,contohnya adalah ada seseorang yang menjadi sebuah panutan untuk seseorang mau berperilaku seperti yang ia lihat saat itu.
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut konsep dari Lawrence Green, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
a. Faktor predisposisi, faktor faktor ini mencakup tentang pengetahuan dan sikap seseorang terhadap sebuah rangsangan atau stimulus yang ia dapatkan.
b. Faktor pemungkin (enabling factor), faktor faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas sebagai penunjang terjadinya sebuah perilaku yang terjadi pada seseorang tersebut.
c. Faktor penguat ( reinforcing factors ) , Faktor-faktor penguat ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku dari peran role dari seseorang yang membuatnya menirukan apa yang mereka lakukan semuanya.
Perubahan Perilaku a. Teori Stimulus Organisme ( S- O- R )
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang ( stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme ( Notoatmojo, 2007).
b. Teori Festinger ( Dissonance Theory)Rumus ini menjelaskan bahwa ketidakseimbngan dalam diri seseorang yang akan
menyebabkan peruabhan perilaku dikarenakan adanya perbedaan jumlah elemen kognitif yang seimbang dengan jumlah kognitif yang tidak seimbang dan sama-sama pentingnya ( Notoatmojo, 2007).
c. Teori FungsiTeori ini berdasarkan anggapan bahwa peruabhan perilaku individu tergantung
kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat di mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut ( Notoatmojo, 2007). Menurut Katz (1960) dalam (Notoatmojo, 2007) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan.
d. Teori Kurt LewinKurt Lewin (1970) berpendapat dalam ( Notoatmojo, 2007) bahwa perilaku manusia
adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving force) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces), perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang
Bentuk-bentuk Perubahan PerilakuMenurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi tiga ( Notoatmojo, 2007) :a. Perubahan Alamiah ( Natural Change)
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan.
b. Perubahan Terencana ( Planned Change)Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncakan sendiri oleh subyek.
c. Ketersediaan untuk berubah ( Readiness to change)Apabila terjadi suatu inovasi, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang
sangt cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda
Proses Adopsi Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007), dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness : orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
2. Interest : orang mulai tertarik kepada stimulus 3. Evaluation : orang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya 4. Trial : orang mulai mencoba perilaku baru 5. Adoption : orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengukuran PerilakuPengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung yakni dengan
pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek
dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak
langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang
apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu ( Notoatmodjo,
2005).
Definisi Kepribadian
Kepribadian menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Dengan kata
lain, segala tingkah laku individu adalah manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya
sebagai perpaduan yang timbul dari dalam diri dan lingkungannya (Sunaryo, 2002).
Struktur KepribadianDalam teori psikoanalitik struktur kepribadian terdiri dari Id, Ego, dan
Superego.a. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif
libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip keseangan “Pleasure Principle”.
b. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dororngan Id agar tidak melanggar nilai-nilai Superego.
c. Superego adalah bagian moral dan kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik-buruk, salah-benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego
Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
Faktor Biologis
Faktor Sosial
Faktor Kebudayaan
Tipe Kepribadian1. Koleris
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat, daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Seorang koleris pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, pelaku dan optimis. Kelemahan dari koleris yaitu pekerja keras, suka memerintah, mendominasi, tidak peka terhadap perasaan orang lain, tidak sabar, merasa selalu benar, merasa sulit secara lisan atau fisik memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka, keras kepala, tampaknya tidak bisa tahan atau menerima sikap, pandangan, atau cara orang lain
2. MelankolisSedangkan seorang melankolis mempunyai sifat
mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis. Seorang melankolis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pemikir dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang melankolis yaitu mendalam dan penuh pemikiran, analitis, serius dan tekun,, menghargai keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh kesadaran, idealis.
Kelemahan dari melankolis yaitu mudah tertekan, punya citra diri rendah, mengajukan tuntutan yang tidak realistis kepada orang lain, sulit memaafkan dan melupakan sakit hati, sering merasa sedih atau kurang kepercayaan, suka mengasingkan diri, suka menunda-nunda sesuatu
3. PhlegmatisSifat khas phlegmatis tidak suka
terburu-buru (calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang phlegmatis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pengamat dan pesimis. Dari segi emosi, ciri seorang phlegmatis yaitu kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan. Kelemahan dari phlegmatis yaitu cenderung tidak bergairah dalam hidup, sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih atau gelisah, orang yang merasa sulit membuat keputusan, tidak mempunyai keinginan untuk mendengarkan atau tertarik pada perkumpulan, tampak malas, lambat dalam bergerak
4. SanguinisSeorang sanguinis mempunyai sifat
khas hidup, mudah berganti haluan, ramah, lekas bertindak tapi juga lekas berhenti. Seorang sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari segi emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka bicara, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar, emosional dan demonstrative.Kelemahan dari sanguinis yaitu terlalu banyak bicara, mementingkan diri sendiri, orang yang suka pamer, terlalu bersuara, orang yang kurang disiplin, senang menceritakan kejadian berulang kali, lemah dalam ingatan, tidak dewasa, tidak tetap pendirian.
Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
a. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun) Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.
b. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun) Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
c. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun) Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat membahagiakannya.
d. Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun) Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
e. Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun) Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun Negara
Pengukuran Kepribadian
1. Observasi DirekObservasi direk dilakukan dengan memilih situasi
tertentu, yaitu pada saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang ingin diteliti, dilakukan dalam situasi yang dikontrol, dapat diulang dan dapat dibuat replikasinya. Observasi direk juga disebut dengan observasi quasi experimental.
2. Wawancara (Interview) a) Stress Interview b) Exhaustive Interview
3. Tes Proyektif Metode ini dilakukan untuk mengetahui
proyeksi pribadi seseorang melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya.
4. Inventori Kepribadian Inventori kepribadian adalah kuesioner yang
mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada setiap orang, dan jawabannya biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai