politik dan kebijakan publik

Click here to load reader

Upload: university-of-andalas

Post on 22-Jun-2015

4.360 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

  • 1. Politik dan Kebijakan Publik

2. prolog Ilmu politik tidak pernah lepas dari persoalan pengambilankeputusan, inheren dalam ilmu politik. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan dan banyakkesulitan yang dihadapi. Kesulitan tersebut tergantung dari beberapa hal:1. Sederhana atau kompleksnya persoalan yang tengahterjadi, akan berdampak pada resiko pengambilankeputusan.2. Ketersediaan informasi (Stiglitz:2002&2003) mengatakanpembusukan ekonomi yang dapat berimbas padakemandekan politik dapat disebabkan oleh informasiyang asimetris, yaitu informasi yang timpang antarawarga masyarakat sehingga terjadi ketidaksempurnaandalam pengambilan keputusan.3. Kedewasaan pengambil keputusan, dapat berlaku netraluntuk melihat suatu kejadian politik yang mungkin jugamenyangkut kepentingan golongan, partai atau agama. 3. mendefinisi kebijakan publik Kebijakan publik atau yang dikenal dengan sebutan public policy merupakan salah satu dari core function dalam studi Ilmu Administrasi Negara. Paradigma yang selama ini berkembang pada umumnya sering mempersepsikan kebijakan publik identik dengan peraturan yang sifatnya tertulis dan administratif. Pendapat semacam itu tidaklah sepenuhnya salah. Hal yang perlu dilakukan pelurusan adalah dengan pergeseran paradigma Administrasi Negara tersebut bahwa negara sebagai satu-satunya aktor yang berhak mengeluarkan keputusan yang menyangkut kemaslahatan umum, juga mesti melibatkan pasar dan masyarakat dalam proses perumusan keputusan politik yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing pihak yang memiliki kepentingan terhadap persoalan 4. Lanjutan Banyak sekali pakar yang mengemukakan tentang definisi kebijakan publik. Antara pakar yang satu dengan pakar yang lain mendefinisikan kebijakan publik secara berbeda-beda sesuai dengan pendekatan yang menjadi mainstream logika berpikir pakar tersebut. Riant Nugroho D menyatakan bahwa Kebijakan Publik adalah keputusan yang dibuat negara sebagai sebuah strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Dari definisi tersebut kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Dalam kebijakan publik menurut ahli ini sudah merangkum preferensi-preferensi politis aktor yang terlibat dalam proses kebijakan Nugroho D, Riant. 2008. 5. Sementara itu, Syahrin Narhasy (2006) mengungkapkan bahwa kebijakan publik merupakan studi tentang bagaimana dan apa efek dari tindakan aktif dan pasif dari pemerintah. Definisi tersebut agak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh pendapat ahli sebelumnya dimana Syahrin Narhasy melihat bahwa persoalan teknis dari kebijakan publik lebih penting bila dibandingkan dengan administrasinya. Hal tersebut dikarenakan kebijakan publik lebih menyangkut persoalan sejauh mana pemerintah tanggap terhadap aspirasi masyarakat yang menuntut pemerintah untuk segera memberikan solusi untuk menyelesaikannya. 6. Lanjutan Harold J. Laswell menyatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu program yang diproyeksikan pada tujuan, nilai, dan praktek tertentu. Apabila dicermati, pernyataan definisi tersebut mengedepankan aspek teknokratis dimana kebijakan publik lebih dipahami sebagai sebuah rancangan program, tidak hanya bersifat administratif saja seperti yang tertuang dalam peraturan tertentu. 7. Lain lagi halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Carl J. Friedrich. Kebijakan publik menurut ahli ini dimaknai sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi dan sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. 8. lanjutan Di sisi yang lain, George C. Edward dan Ira Sharkansky mengatakan bahwa kebijakan publik adalah menyangkut persoalan apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah serta hal tersebut merupakan tujuan akhir dari program pemerintah. Definisi ini mirip dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye bahwa kebijakan publik merupakan persoalan pemerintah untuk mengambil pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ketiga pakar tersebut mengedepankan prinsip pilihan rasional (rational choice) dimana pemerintah diminta untuk mengambil suatu pilihan antara melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini jika dikaji lebih jauh ada keterkaitan dengan persoalan pengelolaan konflik dimana sebuah pilihan yang diambil akan menentukan arah yang akan ditempuh 9. H. Hugh Heclo mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan sebuah analisa untuk mengkarakterisasi apa yang terdapat dalam studi pemerintahan tentang persoalan publik. Apa yang dipikirkan oleh Heclo terkait dengan definisi kebijakan publik cenderung bersifat administratif. Hal ini dikarenakan bahwa kebijakan publik dianggap sebagai sebuah kajian teoritis mengenai ciri khas dalam setiap persoalan publik yang dihadapi oleh suatu pemerintahan. 10. Lanjutan Definisi tersebut mengacu kepada pernyataanEdward dan Sharkansky yang menyatakanbahwa . Public Policy is what government sayand do, to do not do, it is the goals or purposes ofgovernment programs. Bedakan antara definisi kebijakan publik yangdikemukakan oleh Thomas R. Dye denganEdward & Sharkansky. Thomas Dye menyatakanbahwa Public Policy means what thegovernment choose to do or not to do. ThomasDye tidak menyebutkan bahwa kebijakan publiksebagai sebuah tujuan akhir dari suatu programpemerintah, sementara Edward &Sharkansky menyatakan hal yang sebaliknya. 11. Pakar lain yang memiliki definisi tersendiri mengenai kebijakan publik adalah E. S. Quade. Menurutnya, kebijakan publik merupakan seperangkat analisa yang umumnya mempresentasikan sejumlah informasi sebagai langkah untuk basis pengembangan bagi pembuat kebijakan guna memberikan keputusan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa kebijakan publik lebih dipahami sebagai suatu hal yang sifatnya cenderung teknokratis. Ini terlihat dari sejumlah aturan yang telah dihasilkan dimana aturan tersebut menuntut adanya suatu tindak lanjut dalam wujud praktis yang terlihat dari adanya sejumlah presentasi 12. Lanjutan Begitu juga halnya dengan apa yang dikemukakan oleh William N. Dunn mengenai konsep dasar dari kebijakan publik. Dunn mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan bagian dari disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metodologi dan sejumlah argumentasi guna menghasilkan dan transformasi informasi kebijakan yang relevan yang akan digunakan dalam peraturan politik untuk mengatasi persoalan kebijakan. Definisi tersebut lebih mengedepankan sifatnya yang teknokratis, hal tersebut terlihat dari adanya keharusan untuk transformasi segala macam informasi yang terdapat di dalam sebuah kebijakan yang sagat diperlukan untuk menyelesaikan 13. E. S. Quade, dalam Dunn, William N. 1981. PublicPolicy Analysis; An Introduction. New Jersey: Hal.35. Quade menyatakan bahwa Policy is anytype of analysis that generates and presentsinformation in such a way as to improve the basic forpolicy makers to exercise their judgement. Policy is an applied social science discipline whichuses multiple methods of inquiry and argument toproduce and transform policy relevant informationthat may be utilized in political settings to resolvepolicy problems. untuk lebih jelasnya lihat Ibid. 14. Lanjutan.. Definisi lain tentang kebijakan publik menurut Dimock, salah seorang pakar yang concern dengan berbagai macam persoalan publik. Menurutnya, kebijakan publik lebih didefinisikan sebagai sebuah rekonsiliasi dan kristalisasi dari pandangan serta keinginan dari sejumlah orang maupun kelompok tertentu dalam sebuah struktur sosial. Adanya rekonsiliasi sebagai sebuah pendekatan yang dikedepankan oleh Dimock mengisyaratkan bahwa perlu adanya penggunaan pendekatan pengelolaan konflik. Hal ini penting dikarenakan setiap kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah, dampaknya akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat selaku pemegang otoritas tertinggi dalam pemerintahan yang demokatis. 15. Teori pengambilan keputusan1. Teori rasional komprehensif (the rational comprehensive theory), langkah dan unsurnya sbb:Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah yg tidak dapat dipisahkan dg masalah lain atau ada masalah yg diprioritaskan sbg pertimbanganTujuan, nilai, atau sasaran yg menjadi pedoman pengambil keputusan dijelaskan dan diranking menurut kepentingannyaBermacam-macam alternatif yg berhubungan dg masalah yg diteliti secara seksama 16. Lanjutan Konsekuensi (biaya&manfaat) yg akanditimbulkan oleh setiap alternatif yg diteliti. Masing-masing alternatif dan akibat ygmenyertai dibandingkan dg alternatif yg lain. Pembuat keputusan akan memilihalternatif, konsekuensi yg mendorongpencapaian tujuan, nilai atau objeknya. 17. Lanjutan.. Mendapat kritikan seperti Lindbloom(1977), pengambilan keputusan seringkali tidakdihadapkan pada masalah yg kongkrit yg mampudidefinisikan secara jelas Tidak realistis (stiglitz mengatakan kekomplitan datasusah untuk didapatkan) Aspek nilai juga menerima kritikan, karena susahuntuk melakukan perbandingan dan pembobotandalam konflik yang terjadi susah membedakan nilaibersifat pribadi atau umum. 18. Teori pengambilan keputusan2. Teori inkremental, perevisian (tambal sulam), merunutsbb: Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis empirisdari tindakan yg diperlukan utk mencapainya lebihbersifatt saling menjalin daripada terpisah-pisah satusama lain. Pembuat keputusan hanya mempertimbangkan bbrpalternatif yg bhubungan dg permasalahannya, dan halini dibedakan hanya yg bersifat menambah kebijakanyg ada Utk masing-masing alternatif hanya akibat(konsekuensi) yg penting yg akan dilakukan evaluasi 19. Lanjutan Permasalahan yg dihadapi pembuat keputusansecara kontinyu didefinisikan kembali Tidak akan terdapat kputusan tunggal ataupemecehan yg benar utk suatu masalah Pembuatan keputusan yg bsifat menambahkansesungguhnya merupakan perbaikan dan lebih sesuaiutk kemajuan saat ini, lebih menunjukkanketidaksempurnaan sosial yg kongkrit daripada utkpeningkatan tujuan sosial di masa yg akan datang 20. Teori pengambilan keputusan3. Mixed scanning theory Merupakan kritik thd dua teori sebelumnya, sependapat dg kritik thd teori rasional komprehensif dan kritik thd inkrementalis keputusan yg diambil cenderung membela kepentingan mayoritas (kuat&terorganisir) dan menafikan masyarakat marjinal. Dimungkinkan penggunaan teori rasional atau inkremental dalam keadaan yg berbeda, memperhitungkan kemampuan si pengambil keputusan, merupakan kompromi yg menggunakan kombinasi dari rasional dan inkremental (et zioni) 21. Faktor yg mempengaruhipengambilan keputusanAnderson (1984:13-15), 5 kategori ygmempengaruhi1. Political values2. Organization values3. Personal values4. Policy values5. Dan, ideological values 22. Mengapa belajar kebijakan publikdalam studi ilmu politikDye (1995) dan Anderson (1984)1. Pertimbangan ilmiah, menambah pengetahuan yang lebih mendalam2. Pertimbangan profesional, menerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah sosial secara praktis.3. Pertimbang politis, agar setiap perundangan dan regulasi yang dihasilkan dapat tepat guna mencapai tujuan yang sesuai dengan target yg dituju. 23. Beberapa pendekatan dalam studikebijakan publik1.Pendekatan kelompokSuatu kelompok merupakan sekumpulan individu yang diikat oleh tingkah laku atau kepentingan yang sama. Individu akan dianggap penting jika ia bertindak mengatasnamakan kelompok kepentingannya.Sehingga kelompok dapat dijadikan penghubung antara inividu dengan pemerintah. Kelompok tersebut memiliki tujuan, secara langsung atau melalui media massa menyampaikan tuntutannya kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan publik yang diperlukan.Pada saat-saat tertentu kebijakan publik merupakan usaha yang menjaga keseimbangan yang dicapai di dalam kelompok. Keseimbangan ini ditentukan oleh pengaruh dari kelompok kepentingan, pengaruh ini diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam kebijakan publik.Pendekatan kelompok merupakan abstraksi dari proses formulasi kebijakan, yang di dalamnya kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan secara interaktif. 24. Pendekatan KelembagaanStruktur organisasi pemerintah merupakan fokus dari pendekatan ini karena kegiatan-kegiatan politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah, seperti pada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kebijakan publik ditentukan, dilaksanakan dan dipaksakan secara otoritatif oleh lembaga- lembaga pemerintahan tersebut. Kegiatan individu-individu dan kelompok-kelompok secara umum diarahkan kepada lembaga- lembaga pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan publik dan lembaga pemerintah dilihat memiliki hubungan yang sangat erat. Suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh suatu lembaga pemerintah. Ada tiga karakteristik kebijakan publik:1.Pemerintah memberi legitimasi kepada kebijakan-kebijakan, namun hanya kebijakanpemerintah sajalah yang mampu melibatkan semua warga negara untuk mematuhinya sebagaikewajiban yang sah2.Kebijakan-kebijakan pemerintah membutuhkan universalitas, kebijakan pemerintah mampumenjangkau semua masyarakat, bukan sebagian dari masyarakat3.Pemerintah memonopoli paksaan dalam masyarakat, hanya pemerintah yang memegang hakmonopoli untuk memaksakan secara sah kebijakan-kebijakan kepada anggotamasyarakat, sehingga pemerintah dapat memberikan sanksi kepada mereka yang tidakmentaatinya. 25. Pendekatan Fungsional Pendekatan ini memusatkan perhatian pada berbagai kegiatan fungsional yangterjadi dalam proses kebijakan. Ada tujuh kategori analisis fungsional menurutHarold Lasswell, yaitu: Inteligensi, pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang masalah-masalahkebijakan Rekomendasi, pembuatan dan pengembangan alternatif-alternatif untukmengatasi suatu masalah Preskripsi, tentang bagaimana peraturan-peraturan umum dipergunakan atauditerapkan dan siapa yang menerapkannya Permohonan, penentuan perilaku tertentu yang bertentangan dengan peraturanatau undang-undang serta penggunaan pearturan atau undang-undang Aplikasi, penerapan dan diberlakukannya undang-undang dan peraturan Penilaian, pelaksanaan kebijakan (berhasil atau tidak) Terminasi, penghentian atau dilanjutkannya peraturan-peraturan 26. Pendekatan Elite Masyarakat terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pemegangkekuasaan atau elit dan yang tidak memiliki kekuasaan atau massa. Semualembaga politik dan lembaga masyarakat lainnya didominasi olehsekelompok individu yang sangat kuat. Kebijakan publik merupakan produkelit yang merefleksikan nilai-nilai mereka untuk penguatan kepentinganmereka. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada peran kepemimpinandalam pembentukan kebijakan-kebijakan publik. Elit bertugas membuat dan melaksanakan kebijakan serta mampu bertindakdalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yangapatis, kerancuan informasi sehingga massa menjadi pasif. Pejabatpemerintah hanyalah sekedar pelaksana dari kebijakan yang telahditetapkan oleh elit tadi. Massa buta terhadap informasi tentang kebijakan.Maka, elit lebih banyak mempengaruhi massa daripada massamempengaruhi elit. Akibatnya, kebijakan tidak begitu banyak mencerminkankeinginan rakyat, tetapi keinginan elit. Artinya tanggungjawab kesejahteraanmassa berada di tangan elit dan bukan pada massa. Kelemahan daripendekatan ini adalah kebijakan-kebijakan tidak selalu mementingkankesejahteraan masyarakat. 27. Pendekatan Sistem Ada tiga komponen yang terdapat dalam pendekatanini, yaitu input, proses dan output. Input merupakandesakan atau tekanan dari lingkungan yangmempengaruhi sistem politik, yang terdiri atas dua halyaitu tuntutan dan dukungan. Output dari suatu sistempolitik itu sendiri adalah alokasi nilai-nilai yang otoritatifdari suatu sistem. Kebijakan merupakan hasil atau outputdari suatu sistem (politik). Pendekatan sistem menggambarkan kebijakan publiksebagai suatu output dari suatu sistem politik. Sistemmengandung arti serangkaian institusi dalam masyarakatdan aktivitasnya mudah diidentifikasi. Lembaga-lembagaini melakukan fungsi transformasi dari beberapa tuntutanke dalam suatu keputusan yang otoritatif. Usahatransformasi ini membutuhkan dukungan seluruhmasyarakat. Kelemahan dari teori ini adalah terpusatnya perhatian