porbank bmpd jawa timur 2017 bca juara umum · bersama para penerima piala juara 1, 2 dan 3 cabang...
TRANSCRIPT
BerBicara menge nai kampungkam pung di kota Su rabaya, tidak
akan bisa lepas dari yang na ma nya sejarah. Sejak Sri Susuhunan Pa ku buwana II yaitu raja te rakhir Ka sunanan Kar ta sura (kelanjutan dari Ke sul tanan Mataram) menyerahkan
pe nguasaan Kota Surabaya ke pada VOC pada tahun 1743, Surabaya berada res mi di bawah peme rin tahan kolonial Belanda.
Di za man kolonial ter sebut, Be landa membagibagi ma syarakat dalam kam pungkampung ber dasar kan etnis, seperti Kam
pung Arab, Kampung P e c i n a n ,
dan lainnya.Penga mat perkem ba ngan
sejarah Kota Su ra baya, Freddy H Istanto me nyatakan kampungkampung etnis di Kota Sura baya ini mulai ber mun culan karena adanya peraturan Wij kensten sel yang berisi setiap etnis harus menempati kampung etnisnya masingmasing. Dan juga, peraturan Pas se n stensel yang me
nyatakan bahwa seseorang
layouter: hadi
HALAMAN 63RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017
harus menunjukkan surat jalan jika hendak keluar dari lingkungannya. Kedua peraturan yang dibuat ini menyebabkan akses ke luarmasuk di kawasan Kampung Pecinan, Arab, atau pribumi menjadi sulit.
”Seiring berjalannya waktu, kampungkampung etnis ini mengalami banyak perkembangan, baik itu positif ataupun negatif. Ada kampung etnis yang me nga lami perluasan, namun ada pula yang hanya me ning galkan bangu nan fisik nya saja tanpa ada manusia yang tersisa,” kata Freddy.
Seperti halnya Kampung Eropa di Surabaya, kini sudah tak mungkin lagi mendapati satu kampung yang lengkap dengan masyarakat keturunan Eropa di dalamnya.
Yang tersisa ha nyalah bangunanba ngunan tua dengan gaya Eropa. Awal mulanya pada tahun 1870
an, di Jalan Rajawali dan Jalan Veteran didirikan banyak per kan toran dan pertokoan de ngan gaya arsitektur Be landa.
Pada tahun 1890an, arsi tek tur Eropa be rada di sela tan Surabaya, yakni
se pan jang Ketabang hingga Darmo. Ketika per dagangan di kawasan Kampung Eropa tumbuh subur sekitar tahun 1900an, kawasan ini me ngalami per luasan hingga ke Kaliasin, Gemblongan, dan
Tunjungan.Orangorang Eropa di
Kota Surabaya seolah lenyap ditelan bumi akibat ada nya “masa bersiap” pas ca kemerdekaan, atau di sebut juga masa na siona lisasi. (han/hen)
B
Kampung Eropa ada lah kawasan yang berada di Jalan Rajawali mulai dari pertigaan Jalan Krem ba ngan sampai Jem batan Merah Plaza. Meski sudah tidak ada lagi orang Eropa yang tinggal di ka wa san tersebut, na mun pu luhan bangunan tua di sepanjang Jalan Rajawali masih ko koh berdiri dan mem buk ti kan bila kawasan tersebut menjadi tempat tinggal bangsa Eropa.
Tim pengamat bangu nan cagar budaya Pe me rin tah Kota (Pemkot) Su ra baya, Pur naman Ba sun doro me nga takan, ba ngu nan kam pung ero pa me miliki ciri khas kuno
yang memiliki fisik ba ngunan tinggi dan besar, sehingga bangunan baru di se ki tar nya me nyesuai kan dengan keting gian bangunanba ngunan kuno tersebut.
”Sebelum tahun 1808 Jalan Rajawali sudah ber kem bang se bagai ka wa san permukiman orang Eropa. Perkembangan itu masih ber pusat di sekitar ka wa san Jembatan Merah yang masih dikelilingi benteng pertahanan,” jelasnya.
Untuk bangunan kuno yang memiliki fungsi se ba gai per kan toran dan per dagangan, ujar dia, ter dapat beberapa ba ngu nan kuno be r ar si tektur ko lo nial se perti ba ngu nan Ge re ja
GPIB, Ra j a wali Motor, Kan tor PTPN XII, Kantor PT Pantja Niaga, Kan tor PT Arina Multikarya, dan kan tor bank milik negara.
Terdapat juga banyak ba ngunan baru yang tam pi lan nya me ngadopsi tam pilan gaya ar si tek tur ko lo nial, se hingga mulai ter cipta suatu ira ma tam pilan harmonis.
Diantaranya, beberapa ba ngunan kuno berar si tek tur ko lonial, seperti ba ngu nan SLTPN 5 Su rabaya, Korps Cacat Ve te ran, Kantor PT Tji wi Ki mia, kantor PTPNVIIXIII /Korwil II, ba ngunan toko dan foto kopi, ba ngu nan ex Ane ka Kimia, Ho tel Ibis (Ar ca dia,
red), dan Ge dung Cerutu.Se lain itu juga ter dapat be berapa
ba ngunan baru yang tam pilan ar sitek turnya me nga dopsi gaya arsitektur ko lo nial, seperti ba ngunan Giant Hy per mart.
“Pada ba ngunan ba ngu nan itu ter cipa suatu irama har mo nis antara ba ngunan baru dengan bangu nan lama, kecuali pada bangunan BRI,” je lasnya. (han/hen)
Porbank BMPD Jawa Timur 2017 BCA Juara UmumBadan Musyawarah
Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Timur, Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru saja menggelar Pekan Olahraga antar bank (Porbank) selama sebulan dan mulai 20 April sampai
20/5 Mei. Pertandingannya dilaksanakan setiap hari Sabtu - Minggu dan hari libur. Pesertanya adalah atlet-atlet karyawan dari
85 Kantor Bank sewilayah Gerbangkertosusila dengan
kriteria tertentu dari usia sampai status karyawanya.
Porbank BMPD Jawa Timur 2017 ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina persahabatan sesama karyawan bank, mempertandingkan sebanyak 15 cabang olahraga (cabor) dan seni. Cabor yang
dipertandingkan antara lain bola voli, tenis lapangan, tenis meja, bulutangkis, golf, memancing, gerak jalan, aerobic, senam komando, goyang dangdut, tari kreasi, karaoke, vokal grup, fashion show putra putri, dan foto grafi.
Sampai akhir penutupan di lt 5 Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Jl. Pahlawan Surabaya (Sabtu 20/5) Bank BCA mengumpulkan 4 medali emas, 4 perak dan 3 perunggu. Dengan demikian Bank BCA menjadi juara umum dan menerima piala bergilir Porbank BMPD Jawa Timur 2017. Menurut Koordinator Humas BMPD Tony Towoliu Porbank BMPD selanjutnya akan dilaksanakan dua tahun mendatang. (bangkoco)
PELEPaSan: Ketua Panitia Porbank BMPd Jawa Timur 2017 Ebenezer Girsang disaksikan pengurus BMPd menggunting rangkaian balon ke udara untuk melepas peserta gerak jalan dan jalan sehat Sabtu (20/5) di depan Kantor BI Jl. Pahlawan Surabaya.
SEnaM KOMandO: Penampilan salah satu peserta Senam Komando. Jura 1 BRI, juara 2 Bank Indonesia, juara 3 BnI 46
TaRI KREaSI: Tari kreasi ini hanya diikuti 3 peserta yaitu BnI 46, BRI dan BCa. Juara I BCa, juara 2 BRI dan juara 3 BnI 46.
PEnYERaHan PIaLa: Ketua Panitia Porbank BMPd Jawa Timur 2017 Ebenezer Girsang (dua dari kanan) foto bersama para penerima piala juara 1, 2 dan 3 Cabang bola voli, tenis lapangan, tenis meja.
PIaLa BERGILIR: Ketua Bakorseni
Bank BCa Subiantoro
(tengah) menerima piala
bergilir dari Ketua BMPd Jawa Timur Difi A Johansyah (kiri) dan Ketua Panitia Porbank
BMPd Jawa Timur 2017 Ebenezer
Girsang.
VOKaL GRUP: Penampilan juara I Vokal Grup dari Bank Mandiri sangat luar biasa. Juara 2 Bank BCa dan juara 3 Bank Jatim.
GERaK JaLan. Ebenezer melepas peserta gerak jalan nomor urut 1. Juara 1 BRI, juara 2 Bank Indonesia, dan juara 3 Bank Shinhan.
fOTO fOTO : andI SaTRIa/RadaR SURaBaYa
peRkAntoRAn: Gedung Rajawali di Jalan Rajawali yang
didirikan sekitar tahun 1.800 an kini digunakan gedung perkantoran
tetAp meGAh: hotel Acardia yang dulunya hotel Ibis sampai kini berdiri megah dan merupakan satu-
satunya hotel di Surabaya Utara.
foto-foto: SAtRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA
penInGGAlAn: Bangunan peninggalan kolonial Belanda
yang kini digunakan kantor ptpn XI masih berdiri kokoh.