porositas rini

Upload: jumadil-awaluddin

Post on 12-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Porositas

TRANSCRIPT

I

BAB IIPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDi dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara (gas-gas) juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, penyediaan air untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu. Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah.Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.

1.2. Tujuan dan KegunaanTujuan dari praktikum Porositas adalah untuk menentukan nilai Porositas pada sampel tanah utuh Alfisol.Kegunaan dari praktikum Porositas adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Porositas adalah sampel tanah utuh Alfisol, aquadest, tissu rol, dan kertas label. 3.2 MetodeMenghitung nilai Bulk Density dan Particle Density sampel tanah utuh AlfisolMenghitung Porositas dengan persamaan :

f= x 100 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKAPorositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara.(1: 20)Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori-pori. Ruang pori-pori ini penting oleh karena ruang-ruang ini diisi oleh air dan udara. Air dan udara juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Jadi, air dan S2 untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan sangat erat dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah ini. (2: 65-66)Tanah dengan struktur remah atau kersai umumnya mempunyai porositas yang besar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. (1: 20)Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. (2: 66)Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan sebagai gr\ cm3. contoh tanah yang digunakan untuk menetapkan berat jenis palsu harus diambil dengan cara hati-hati dari dalam tanah. Pengambilan contoh tanah tidak boleh merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat mempengaruhi jumlah pori-pori tanah, demikian pula berat persatuan volume. (2: 66)Dalam menentukan kerapatan zarah tanah, perhatian kita hanya tertuju pada partikel-partikel tana. Jadi kerapatan tanah tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasai dengan jumlah ruang antara partikel-partikel. (2: 67)Top-soil yang berpasir biasanya mempunyai kerapatan isi yang lebih besar dibandingkan dengan tanah-tanah yang berliat. Ini artinya bahwa dalam kondisi kering, tanah berpasir memiliki volume yang diisi ruang pori lebih rendah. Meskipun dari pengalaman sehari-hari memberitahukan bahwa biasanya bergerak lebih cepat melalui tanah-tanah berpasir dibandingkan tanah-tanah berliat. (2: 69)Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisien dalam lau lintas air maupun udara. (2: 69)Pada tanah yang lembab, berdrainase baik ruang pori pori yang besar biasanya diisi oleh udara dan sebagai akibatnya disebut pori-pori aerasi atau pori-pori makro. Pori-pori yang lebih kecil biasanya cenderung diisi oleh air dan biasanya disebut kapiler atau pori-pori mikro.(2: 69)Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-pori total (jumlah pori-pori makro+mikro), lebih tinggi daripada tanah pasir. (3: 50)Pori-pori tanah dipengaruhi oleh :Kandungan bahan organikStruktur tanahTekstur tanah

Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. (3: 50)Tanah yang poreus adalah tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk keluar tanah secara leluasa, sebaliknya jika tanah tidak porous. Porositas dapat ditentukan dengan dua cara yaitu:selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering oven, misalnya bobot tanah jenuh = 100 g cm-3 dan bobot tanah kering oven = 50 g cm-3, maka berarti ruang pori total tanah = 100% x (100-50) = 50%, atauNisbah BI : BP adalah ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat, misalnya tanah mempunyai BI = 1,3 g cm-3 dan BP = 2,6 cm-3, maka porositas bahan padat tanah = (1,3 : 2,6)x 100% = 50% dan ruang pori total = 100%-50% = 50%. (5:79)

Tanah yang ditumbuhi oleh rerumputan dan tumbuh-tumbuhan memiliki lebih banyak rongga dan pori-pori terbuka dipermukaannya dibandingkan tanah yang sudah tertutup bangunan dan aspal jalan raya. Itulah sebabnya bila turun hujan, air hujan bisa meresap ke bawah tanah dengan mudah dan cepat. Suatu kawasan dimana air hujan mudah meresap ke bawah tanah disebut kawasan resapan air atau disebut juga kawasan konservasi air. keberadaan rongga kosong tersebut berikut volumenya sangat penting sekali karena ia akan menentukan efektifitas peresapan air hujan. Banyak sedikitnya air hujan yang bisa diserap tergantung dari ukuran volume efektif seluruh rongga-rongga kosong yang tersedia. Suatu kawasan yang memiliki volume rongga kosong yang sangat besar disebut kawasan resapan air atau disebut juga kawasan konservasi air. Kawasan tersebut memiliki potensi untuk meresapkan air ke bawah tanah dalam jumlah besar jika dan hanya jika rongga-rongga dan pori-pori tanah dari permukaan tanah sampai bawah tidak ditutupi oleh bangunan-bangunan, pluran semen dan aspal jalan raya yang mencirikan kawasan hunian perkotaan. (4)

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung

Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta

LAMPIRAN 6Perhitungan Nilai Porositas Lapisan I pada Tanah Alfisol Profil DalamDiketahui: Bulk Density= 1,13 gr/cm3 Particle Density= 3,63 gr/cm3f= x 100 % = x 100 % = [ 1 0,31 ] x 100 % = 0,69 x 100 % = 69 %Perhitungan Nilai Porositas Lapisan II pada Tanah Alfisol Profil DalamDiketahui: Bulk Density= 0,97 gr/cm3 Particle Density= 2,67 gr/cm3f= x 100 % = x 100 % = [ 1 0,36 ] x 100 % = 0,64 x 100 % = 64 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilBerdasarkan hasil perhitungan nilai Porositas dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 7 : Data Perhitungan Nilai Porositas Pada Tanah Alfisol Pada Profil DalamLapisan TanahNilai Porositas (%)I69II64Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 20074.2. PembahasanBerdasarkan hasil yang telah diperoleh, tanah Alfisol pada profil dalam pada lapisan I memiliki nilai porositas yang lebih tinggi daripada lapisan II. Lapisan I memiliki nilai porositas sebesar 69 %. Pada lapisan ini, tanah tersebut memiliki daya serap yang tinggi, sehingga banyak ruang atau pori yang ditempati oleh air. Jadi, tanah tersebut merupakan tanah bertekstur halus atau liat karena memiliki porositas yang lebih tinggi daripada lapisan II. Hal ini sependapat dengan Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air tinggi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air. Lapisan II memiliki nilai porositas yang cukup tinggi, yaitu sebesar 64 %. Lapisan II nilai porositasnya lebih rendah dari lapisan I karena tekstur yang ada pada lapisan II kandungan liatnya relatif lebih sedikit sehingga otomatis ruang pori untuk menyimpan air lebih kecil daripada lapisan I. Jadi, tanah pada lapisan ini juga memiliki tekstur yang halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air tinggi. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin ke lapisan bawah tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang, sehingga tanah semakin kurus. Tetapi pada lapisan II ini bahan organik yang dikandung tetap tinggi hampir sama seperti lapisan I karena nilai yang diperoleh tidak berbeda jauh.

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :Pada profil dalam tanah Alfisol pada lapisan I memiliki nilai Porositas sebesar

69 %.Pada profil dalam tanah Alfisol pada lapisan II memiliki nilai Porositas sebesar

64 %. 5.2. SaranBerdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan bahwa tanah yang dipakai pada percobaan ini merupakan tanah yang cukup subur karena mengandung bahan organik yang tinggi, maka sebaiknya ditanami dengan tanaman yang berproduksi tinggi dengan perawatan yang baik.