portofolio pertumbuhan kelompok 5

39
PORTOFOLIO DAERAH PERTUMBUHAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN Disusun Oleh: Kelompok 5 Izzu Ar Rifqi Rabbani (XIIA5/14) Nesia Balqis (XIIA5/20) Senandung Istighfarin (XIIA5/26) Usfi Al Imama Billah (XIIA5/28) Yufrida Amalia (XIIA5/30) PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Upload: johnrick-fahmy

Post on 28-Jan-2016

267 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

portofolio

TRANSCRIPT

Page 1: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

PORTOFOLIO

DAERAH PERTUMBUHAN DAN FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Izzu Ar Rifqi Rabbani (XIIA5/14)

Nesia Balqis (XIIA5/20)

Senandung Istighfarin (XIIA5/26)

Usfi Al Imama Billah (XIIA5/28)

Yufrida Amalia (XIIA5/30)

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS PENDIDIKAN

SMA Negeri 2 LumajangJl. HOS Cokroaminoto 159, Lumajang Telp. 67311/ Fax. (0334) 881036

Page 2: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

Http: //www.sman2-lmj.sch.id email : [email protected]

Page 3: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya

laporan ini yang berjudul “Laporan Biologi Pengaruh Faktor Internal (Gen Dan Hormon)

Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan ini disusun

guna melengkapi tugas Biologi.

Dalam pembuatan laporan ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Suroso, M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 2 Lumajang yang telah

memberikan dukungan

2. Bapak Drs. Sugeng Setyo Utomo, selaku guru biologi SMAN 2 Lumajang yang telah

membimbing kami

3. Orang tua kami yang selalu mendo’akan dan memberi motivasi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, karena keterbatasan

pengetahuan, informasi, dan kemampuan kami. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik

dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Lumajang, 12 September 2014

Penulis

Page 4: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

DAERAH PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik ke dalam ukuran

semula. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan

(panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya

disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta

lingkungan yang merubah struktur dan biokimiawi. Perubahan ini terjadi pada hewan dan

tanaman saat berkembang.

Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apical dari

tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase pendewasaan sel hanya sedikit

kenaikan volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk pertumbuhan dan tepat di atas nodus

tumbuhan monokotil atau di dasar daun rerumputan. Meristem apikal tajuk dan apikal akar

terbentuk selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji dan disebut meristem

primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan terjadi pada meristem apikal yang dimana

pertumbuhannya berbeda-beda baik di batang maupun di akar.

Yang melatarbelakangi praktikan untuk melakukan percobaan ini adalah berusaha untuk

menentukan letak daerah organ tumbuh pada organ tumbuhan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui daerah tumbuh pada akar dan batang

Page 5: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

II. PENGEMBANGAN MATERI

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam

kehidupan dan pekembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan

berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya

meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang

mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari

genotipe X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 1992).

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam ukuran

pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva yang sigmoid.

Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon dari lingkungan (panjang

hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air). Pertumbuhan berikutnya disebut

diferensiasi, yang didefinisikan sebagai pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan

yang merubah struktur dan biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat

berkembang (Kaufman,dkk., 1975).

Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder

adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi

penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan

prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem

primer dan pusat stele (Heddy, 1987).

Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan

ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan

pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan

tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel

yang rendah (Campbell, dkk., 1999).

Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi

pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang

namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya

terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung

batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel.

Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka

kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang

biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).

Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di

bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan

sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga

mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell, dkk, 1999).

Pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya

dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung

(Salisbury dan Ross, 1992).

Page 6: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis.

Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan

akar berbentuk silindris (Campbell, dkk., 1999).

Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel

dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona

pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan

turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan

meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-

sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona

pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga

mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung

pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona

pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).

Page 7: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

III. METODE 

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Mistar

3. Rak tabung reaksi

4. Drawing pen

Bahan:

1. Kecambah kacang hijau

2. Plastisin

3.2 Langkah Kerja

A. Daerah tumbuh pada akar

1. Mengambil tanaman yang akarnya lurus dengan member tanda mulai dari ujungnya

dengan drawing pen sebanyak 6 garis dengan interval 2 mm

2. Meletakkan sebagian bagian tanaman ke dalam tabung reaksi yang telah terisi air

sampai seluruh bagian akar tercelup.

3. Menutup tabung reaksi dengan plastisin dengan daun tanaman tetap menjulang ke

atas (keluar melewati plastisin)

4. Setelah 48 jam, jarak masing-masing interval diukur.

B. Daerah tumbuh pada batang

1. Memilih tanaman yang batangnya lurus. Epikotil tanaman tersebut diberi tanda garis

dari ujung dengan interval 2 mm sampai terbagu menjadi 6 bagian.

2. Meletakkan tanaman pada kondisi gelap.

3. Setelaj 48 jam, jarak masing-masing interval diukur.

Page 8: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

IV. HASIL PENGAMATAN

Daerah Pertumbuhan

Pengukuran awal (mm)

Pengukuran Akhir Akar (mm)

Pengukuran Akhir Batang (mm)

I 2 4 2

II 2 2 2

III 2 2 2

IV 2 2 2

V 2 2 2

VI 2 2 2

Page 9: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

V. PEMBAHASAN

Pada organ akar dengan pengukuran awal 2 mm pada setiap daerah, kami mendapatkan

data akhir pengukuran yaitu pada daerah I menjadi 4 mm sedangkan daerah II-VI tidak

terjadi perubahan panjang. Hal ini dapat saja disebabkan oleh aktivitas tnaman yang sudah

tidak lagi fokus pada pemanjangan sel melainkan untuk menumbuhkan organ-organ baru

semisal akar rambut sehingga pertumbuhan akar hanya terjadi di daerah I yang merupakan

tempat meristem apikal.

Pada batang, data yang kami dapatkan yaitu tidak adanya perubahan panjang pada setiap

derah yang telah kami beri tanda. Kemungkinan besar pertumbuhan sangat kecil sehingga

tidak dpat teramati karena terbatasan tingkat ketelitian alat ukur yang kami gunakan. Dan

juga adanya aktivitas tumbuhan dalam menumbuhkan organ-organ lain pada batang seperti

daun, sehingga fokus pemanjangan selnya berkurang atau tidak sepesat tumbuhan muda.

Page 10: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

VI. KESIMPULAN

1. Daerah tumbuh dari batang dan akar adalah pada bagian ujung batang karena adanya

meristm apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan.

2. Tumbuhan akan terhambat aktivitas pemanjangan selnya apabila sudah mulai masuk

aktivitas pengorganan (pembentukan rambut akar, daun, bunga, dll)

Page 11: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

FAKTOR INTERNAL PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Adapun pengertian

dari pertumbuhan adalah proses pertambahan volume, dan tinggi batang karena adanya

pembelahan mitosis atau pembesaran sel secara irreversible yaitu tidak dapat kembali ke

bentuk semula. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan atau

terspesialisasinya sel – sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Tumbuhan tumbuh dari kecil

menjadi besar dan kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang dan daun.

Pertumbuhan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah

berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna yang kemudian tumbuh membesar.

Proses pertumbuhan ditentukan oleh faktor internal (Gen dan hormon) dan faktor eksternal

(makanan, air, suhu, kelebaban, oksigen, cahaya).

Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai pengaruh faktor –faktor internal (gen

dan hormon) terhadap pertumbuhan kacang hijau.

I.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor –faktor internal (gen

dan hormon) terhadap pertumbuhan kacang hijau.

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh faktor-faktor internal (gen dan hormon) terhadap pertumbuhan

tumbuhan kacang hijau?

Page 12: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

II. PENGEMBANGAN MATERI

II.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta

jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan

Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat

dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat

kedewasaan.

Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh

peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan

bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan

diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur

yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses

pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan

mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang

dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.

2. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel

tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan air kedalam

vakuola.

3. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran

tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada

akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

II.2 Faktor- faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan

Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari tumbuhan sendiri, antara lain:

A. Gen

Gen berperan dalam pewarisan sifat keturunan dari induk kepada anaknya atau dalam sel

makhluk hidup. Gen juga berperan sebagai pembawa kode untuk pembentukan enzim. Enzim

berfungsi mengatur laju berbagai reaksi metabolisme dalam tubuh. Pertumbuhan dan

perkembangan akan optimal jika laju metabolisme juga optimal. Perbedaan pada jenis gen

akan menyebabkan terjadinya respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

B. Hormon

Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Hormon merupakan zat pengatur tumbuh,

yaitu molekul organic yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke

bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons

fisiologis. Hormon dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu hormon pemicu pertumbuhan

(auksin, giberelin, dan sitokinin) dan hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas

etilen, hormone kalin, dan asam traumalin).

Macam-macam hormon antara lain :

Page 13: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

1. Hormon auksin

Pertama kali ditemukan oleh Fritz Went, seorang peneliti asal Belanda. Ia meneliti

dengan objek penelitian rumput (Avena Sativa), yaitu dengan mengekstraks zat pengatur

fototropisme pada tumbuhan rumput. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa

auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya

matahari. Auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apical.

Manfaat auksin bagi tumbuhan, yaitu:

a. Merangsang perpanjangan sel pada daerah titik tumbuh.

b. Merangsang pembentukan akar.

c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).

d. Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh.

e. Merangsang absisi (penguguran pada daun).

f. Berperan dalam dominansi apical.

2. Hormon giberelin

Ilmuwan yang menemukan hormone giberelin adalah Ewiti Kurosawa. Ia menggunakan

objek penelitian berupa tanaman padi (Oryza Sativa) yang terkena penyakit foolish seeding

(tanaman pucat) dan jamur Gibberella fujikuroi. Ewiti Kurosawa berhasil melakukan isolasi

giberelin dari jamur Gibberella fujikuro, yang diberi nama giberelin (GA/ Giberelic Acid).

Kesimpulan dari percobaan itu adalah pemanfaatan giberelin secara umum yang dapat

menyebabkan pertumbuhan raksasa.

Manfaat giberelin bagi tumbuhan, yaitu:

a. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel.

b. Merangsang perkecambahan biji.

c. Memecah dormansi biji.

d. Merangsang pembungaan dan pembuahan.

3. Hormon sitikinin

Pertama kali ditemukan oleh Van Overbeek. Ia menggunakan objek penelitian dengan

meneliti pertumbuhan embrio dan air kelapa muda. Dari percobaan yang dilakukan, ia

berhasil mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitikinesis) yang disebut

kinetin. Akhirnya dari penelitian itu dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sitokininsecara

umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi

rimbun.

Hormon sitokinin bersama auksin dan giberelin merangsang pembelahan dan

pemanjangan sel, antara lain:

a. Menghambat dominansi apical oleh auksin.

b. Merangsang pertumbuhan kuncup lateral.

c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.

d. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.

e. Merangsang pembentukan cabang akar.

f. Menghambat pertumbuhan akar adventif.

Page 14: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

g. Menghambat proses penuaan (Senescence) daun, bungga, dan buah dengan cara

mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.

4. Hormon asam absisat (ABA)

Ditemukan oleh ilmuwan P.F. Wareing dan F.T. Addicott. Objek penelitian mereka

adalah buah kapas. Dari percobaan itu di dapatkan kesimpulan bahwa hormon asam absisat

dapat menyebabkan kerontokan pada daun dan buah. Asam absisat diproduksi pada daun,

batang, dan buah yang masih muda.

Fungsi hormone asam absisat bagi tumbuhan, yaitu:

a. Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh.

b. Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan

air.

c. Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan.

d. Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel, bahkan

menghentikannya.

e. Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen.

f. Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.

5. Hormon gas etilen

Ditemukan oleh R. Gene (1934). Beliau mengadakan sebuah penelitian pada buah yang

masak. Hasil penelitian dari percobaan itu Adalah bahwa gas etilen mempercepat pemasakan

buah. Hormone ini termasuk hormon yang berbentuk gas. Selain itu, gas etilen dipengaruhi

oleh O2 dan dihambat oleh CO2.

Fungsi hormon gas etilen, yaitu:

a. Mempercepat pematangan buah.

b. Menghambat perpanjangan akar, batang, dan pembungaan.

c. Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal.

d. Merangsang proses absisi.

e. Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan.

f. Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan

bunga betina pada tumbuhan monoceus.

6. Hormon luka / kambium luka/ asam traumalin

Asam traumalin merupakan hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi

bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Asam

traumalin merupakan hormone yang berperan dalam regenerasi sel apabila tumbuhan

mengalami kerusakan jaringan (terluka). Hormon ini akan merangsang pembelahan sel pada

bagian yang luka sehingga terbentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi). Vitamin B12

(riboflavin), piridoksin (vitamin B6), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang odapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.

7. Hormon kalin

Hormon kalin berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan. Jenis-jenis hormon

kalin, yaitu:

Page 15: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

a. Rhizokalin, berfungsi merangsang pembentukan akar (rizoid)

b. Kaukalin, berfungsi merangsang pembentukan batang (caulis)

c. Anthokalin, berfungsi merangsang pembentukan bunga (anthoceros)

d. Filokalin, berfungsi merangsang pembentukan daun (filus)

Page 16: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

III. METODE

III.1 Alat dan Bahan

1. Biji kacang hijau

2. Air

3. Gelas aqua / pot

4. Humus

5. Pasir

6. Penggaris

III.2 Langkah Kerja

1. Merendam biji kacang hijau dalam air selama 2 - 3 jam.

2. Menyiapkan 1 buah gelas aqua / pot yang sudah berisi humus dan pasir (posisi

humus berada di bawah).

3. Setelah perendaman selesai, meletakkan beberapa biji pada gelas aqua / pot.

Kemudian menyiram biji-bijian tersebut dengan air hingga merata pada dasar

humus dan permukaan pasir.

4. Melakukan penyiraman 2x setiap hari pada masing-masing gelas aqua / pot.

5. Menyisakan 5 tumbuhan kacang hijau dari beberapa kacang hijau yang telah

tumbuh untuk diamati kecepatan pertumbuhannya.

6. Mengukur tinggi batang tumbuhan kacang hijau pada gelas aqua / pot setiap harinya

dengan menggunakan penggaris.

7. Mencatat hasil pengamatan.

Page 17: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

IV. HASIL PENGAMATAN

Biji ke-Tinggi batang (cm) pada hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 - 0,4 1,8 3,6 13 15,2 19,1

2 - 0,3 1,1 2,7 11,7 14,5 18,8

3 - 0,3 0,9 2,9 11,4 13,9 18,3

4 - 0,2 0,9 2,5 11,4 16,8 18,5

5 - 0,3 1 3,6 13,1 14,9 19,4

Page 18: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

V. PEMBAHASAN

Dari tabel di atas di ketahui bahwa setiap tumbuhan pada masing-masing biji melakukan

proses pertumbuhan setiap harinya. Proses pertumbuhan tersebut ditandai dengan tumbuhnya

batang pada masing-masing tumbuhan. Antara tumbuhan pada biji ke 1 dengan lainnya

memiliki perbedaan ketinggian batang. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya gen dan

hormon yang berbeda pada setiap tumbuhan.Gen merupakan faktor pembawa sifat menurun

yang terdapat di dalam sel tumbuhan. Gen berpengaruh pada setiap struktur tumbuhan dan

juga perkembangannya, walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya.

Artinya, sifat-sifat yang tampak pada tumbuhan seperti warna bunga, penambahan ukuran,

bentuk batang dan sebagainya dipengaruhi oleh gen yang dimilikinya. Masing-masing jenis

(spesies), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu. Pada biji ke-5

tumbuhan mengalami proses pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan pertumbuhan

batang yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan memiliki gen tumbuh yang baik

sehingga menghasilkan pertumbuhan yang baik pula. Sebaliknya, jika suatu tanaman tidak

memiliki gen yang unggul meskipun ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai, maka

pertumbuhan dan perkembangannya kurang baik.

Pertumbuhan pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon tumbuhan yang di sebut

fitohormon. Fitohormon yang dihasilkan oleh tumbuhan mempengaruhi pertumbuhan pada

tumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan yaitu berupa pembelahan sel, pertumbuhan akar,

pertumbuhan batang, pertumbuhan bunga, pertumbuhan kuncup dan sebagainya. Aktivitas

pertumbuhan yang dilakukan masing-masing tumbuhan di atas di pengaruhi oleh hormone.

Hormon tumbuhan yang telah diketahui antara lain auksin, giberelin, dan sitokinin. Auksin

berperan merangsang pembentukan bunga dan buah, mengembangkan sel-sel tumbuhan

sehingga sel menjadi panjang, dan menggiatkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.

Auksin juga mempengaruhi pertumbuhan tunas ketiak/aksial. Pada biji ke- 2 dan 5 auksin

yang terkandung di dalamnya cukup banyak sehingga sel-sel yang telah mengembang

menjadi panjang. Pada masing-msing tumbuhan terkandung hormon giberelin dan sitokinin.

Giberelin mempercepat pertumbuhan, menyebabkan tumbuhan menjadi lebih tinggi dari

normal, dan menyebabkan tumbuhan dapat berbunga lebih cepat. Sedangkan sitokinin

mempergiat pembelahan sel, dan mempengaruhi pertumbuhan serta akar. Jadi, hormon

tumbuhan tersebut secara umum mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Selain merangsang

pertumbuhan, ada pula fitohormon yang bersifat menghambat pertumbuhan tumbuhan.

Page 19: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

VI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Faktor-faktor internal (gen dan hormon) berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang

hijau

2. Setiap tumbuhan yang memiliki gen baik dan unggul serta hormon yang sesuai maka

akan menghasilkan pertumbuhan yang baik pula.

Namun kerja hormon pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti

cahaya,matahari sehingga selain faktor internal, faktor eksternal juga berpengaruh terhadap

proses pertumbuhan agar tumbuhan dapat tumbuh secara optimal.

Page 20: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

FAKTOR EKSTERNAL PERTUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat

balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel.

Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan

dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal di antaranya meliputi gen, hormon, dana ketahanan biji.

Sedangkan faktor eksternal adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang

berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke

dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi,

dan lain-lain. Cahaya sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan tanaman, respon

tumbuhan terhadap intensitas cahaya dapat berupa pembungaan, dormansi, perkecambahan,

dan perkembangan. Faktor eksternal yang pengaruhnya paling mudah diamati ialah intensitas

cahaya, karena itulah kami mengadakan suatu pengamatan pengaruh banyak sedikitnya

cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

1.2 Tujuan

Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?

1.4 Hipotesis

Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

1.5 Variabel

Variabel bebas : Intensitas cahaya

Variabel terikat : Pertambahan ukuran dan ciri fisik tumbuhan

Variabel kontrol :

1. Lama perendaman

2. Jenis substrat

3. Penyiraman

4. pH (netral)

5. Kelembaban

6. Suhu

Page 21: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

II. PENGEMBANGAN MATERI

2.1 Uraian Tentang Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang

bersifat tidak dapat balik (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman

atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru.

Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan

pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ perkembangan.

Diferensiasi adalah suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua

atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan

yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel

yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi,

maupun struktural). Misalnya, pembentukan jaringan xylem dan phloem

Morfogenesis merupakan proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan

diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Misalnya, pembentukan

daun, buah,batang bunga akar,batang, bunga. Sel meristematik adalah sel muda yang masih

aktif membelah. Jaringan meristematik adalah suatu jaringan yang sel-selnya masih aktif

membelah.

Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu :

1. Pertumbuhan Primer

Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada

embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3

bagian penting :

a. Tunas embrionik (calon batang dan daun)

b. Akar embrionik (calon akar)

c. Kotiledon (cadangan makanan)

2. Pertumbuhan Sekunder

Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.

Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan

membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :

A. Faktor Internal

1. Gen

Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel.

Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan.

2. Hormon

Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian

tumbuhan dan dipindahkan kebagian yang lain, pada konsentrasi yang sangat rendah mampu

menimbulkan respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan,

seperti pertumbuhan akar, batang, pucuk, dan pembungaan.

Page 22: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

a. Auksin

Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung

batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang

relative sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance).

Dengan memotong ujung batang, dominansi apical akan hilang, sehingga pertumbuhan

cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila

suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya

auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil

yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok kearah datangnya

sinar.

b. Giberelin

Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruasbatang), juga pertumbuhan

pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang

pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).

c. Sitokinin

Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan

pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang

sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampakny amempunyai

peranan dalammemperpanjang usia jaringan.

d. Gas etilen

Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat

mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi

sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis.

e. Asamabsisat (ABA)

Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis

buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah

mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa

dormansi (menghambat perkecambahan biji).

f. Kalin

Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ

yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:

Kaulokalin : merangsang pembentukan batang

Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin

identik dengan vitamin B1 (thiamin)

Filokalin : merangsang pembentukan daun

Antokalin : merangsang pembentukan bunga

g. Asam traumalin

Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan

untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini

terjadi dengan bantuan hormone luka atau cambium luka atau asam traumalin. Luka luka

Page 23: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang

rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh

tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.

B. Faktor Eksternal

1. Suhu / Temperatur Lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,

reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah

antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat

mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.

2. Kelembaban Udara

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan

tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat

mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada

pembentukan sel yang lebih cepat.

3. Cahaya Matahari

Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis,

tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat,

karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat

pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di

tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di

tempat gelap tumbuh lebihcepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam

gelap ini disebut etiolasi.

Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol

pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormone

tumbuhan (misalnyagiberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain

itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh

pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.

2.3 Uraian Tentang Cahaya

Cahaya matahari mempunyai pengaruh terhadap perkecambahan tumbuhan. Tetapi

banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap tumbuhan itu berbeda-beda.

Beberapa peneliti telah memperlihatkan bahwa biji yang peka terhadap cahaya tidak akan

berkecambah dibawah kanopi daun. Cahaya sendiri memiliki suatu intensitas, kerapatan

pengaliran atau intensitas menunjukkan pengaruh primernya terhadap fotosintesis dan

pengaruh sekundernya pada morfogenetika pada intensitas rendah, tetapi sebagian

memerlukan energi yang lebih besar.

Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya yang dibutuhkan untuk:

1. Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll)

Page 24: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

2. Pertumbuhan tanaman dan kwalitas produksi. Tanaman yang kurang cahaya

matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang.

Ketersediaan cahaya bagi pertumbuhan tanaman sangat bermanfaat dalam proses :

1. Perkecambahan

2. Perpanjangan batang

3. Membukanya hipokotil

4. Perluasan daun

5. Dormansi tunas

6. Sistesis klorofil

7. Gerakan batang

8. Gerakan daun

9. Pembukaan bun

Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang

daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon

auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu

pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka

terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak.

Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu

pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat

yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan

lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan

klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.

Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang

ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama

hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan

rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang

tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang

terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Page 25: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

III. METODE

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan

1. Biji kacang hijau

2. Air

3. Pot

4. Pasir

5. Humus

6. Kardus

7. Gunting

3.2 Langkah Kerja

1. Merendam biji kacang hijau dalam air selama 3 jam.

2. Menyiapkan 3 pot yang diisi humus dan pasir sebagai media tanam.

3. Setelah perendaman selesai, menanam biji-biji padi di media tanam masing masing 3

biji

4. Melakukan penyiraman 2x sehari

5. Setelah biji-biji kacang hijau tersebut berkecambah dan tumbuh agak tinggi,

dilakukan pengukuran awal tinggi tanaman

6. Menyiapkan 2 kardus, satu dilubangi di sisi kardus

7. Meletakkan pot 1 di tempat terbuka yang terkena sinar matahari, pot 2 ditutpi dengan

kardus sehingga tidak mendapat cahaya, pot 3 diletakkan di dalam kardus berlubang

8. Setelah 3 hari, dilakukan pengukuran akhir dan mengamati kondisi fisik tanaman.

9. Membuat kesimpulan

Page 26: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel pengamatan pertambahan panjang batang

No Perlakuan

Pengukuran Awal (cm)

Pengkuran Akhir (cm)

Pertambahan Panjang Batang

(cm)

Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 1 Pot 2 Pot 3

1

Diletakkan di dalam kardus

(tertutup)

16,5 4,3 14,5 25,2 5,3 23,4 8,7 1 8,9

2Diletakkan di tempat terbuka

8 13,7 17 10,7 21,3 22,7 2,7 7,6 5,7

3

Diletakkan di dalam kardus

berlubang

17,5 16,3 15,1 24,6 23 21,6 7,1 6,7 6,5

4.2 Tabel pengamatan kondisi fisik

No PerlakuanKondisi Fisik

Akar Batang Daun

1Diletakkan di dalam kardus (tertutup)

Banyak dan lebatPanjang, kecil,

dan pucatBerwarna kuning

dan pucat

2Diletakkan di tempat

terbukaSedikit

Pendek, besar dan segar

Berwarna hijau

3Diletakkan di dalam kardus berlubang

BanyakPanjang, agak

segarBerwarna hijau

Page 27: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

V. PEMBAHASAN

5.1 Pengamatan pertambahan panjang batang

Pada tabel 1 telah tercatat pertambahan panjang batang, dimana pertambahan panjang

paling besar terjadi pada biji kacang hijau yang diletakkan di dalam kardus. Kemudian

pertambahan panjang pada biji yang berada di kardus berlubang lebih besar daripada biji

yang diletakkan di tempat terang (terbuka). Dari data ini dapat dianalisis bahwa penambahan

tinggi batang terbesar terjadi di tempat gelap, hal ini dikarenakan pengaruh fitohormon,

terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran

sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini

sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai

dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus

memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di

tempat yang gelap. Sedangkan pada tempat terang, auksin akan terurai sehingga tidak dapat

memacu pemanjangan batang, karena itulah biji kacang hijau pada tempat terbuka hanya

sedikit mengalami penambahan tinggi batang. Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan

bahwa tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap

daripada diletakkan di tempat yang terang.

5.2 Pengamatan kondisi fisik

Pada tabel 2 menunjukkan kondisi fisik tanaman kacang hijau yang dtumbuhkan pada 3

tempat dengan intensitas cahaya berbeda. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa tempat

gelap menjadikan hormon pertumbuhan memacu pemanjangan batang. Tetapi, pertumbuhan

meninggi yang baik tidak menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya, yang seperti

praktikan amati, bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski

tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang

terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga

daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi.

Sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang, meskipun

tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang

terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Sedangkan pada biji yang diletakkan di tempat yang intensitas cahayanya sedikit, kondisinya

tidak terlalu buruk seperti biji di tempat gelap.

Page 28: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

VI. KESIMPULAN

1. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau

2. Tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi di tempat yang gelap daripada di

tempat yang terang.

3. Pertumbuhan tanaman kacang hijau tidak sehat pada kondisi gelap, sebaliknya sehat

pada kondisi intensitas cahaya tinggi

Hipotesis diterima

Page 29: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP _ Adelia Vistadea.htm

wonderful twinkle PERANAN FAKTOR LUAR DAN FAKTOR DALAM PADA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.htm

Laporan Penelitian Biologi (Perkembangan dan Pertumbuhan) _ Twelve Science 2012.htm

Laporan Praktikum - Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan.htm#.VBLnM3aofiI

http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/

http://www.artikelbiologi.com/2013/01/tahap-tahap-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan-berbunga.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_tanaman

Page 30: Portofolio Pertumbuhan Kelompok 5

LAMPIRAN

1. Inventarisasi data daerah pertumbuhanD

aera

hP

ertu

mbu

han

Pen

guku

ran

Aw

al (

mm

) Pengukuran akhir (mm)Akar / Kelompok

Pengukuran akhir (mm)Akar / Kelompok

I II III IV V VI I II III IV V VI

I 2 2 3 13 10 4 2 2 6 6 2 2 2

II 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2

III 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2

IV 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2

V 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2

VI 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2,5 2 2

2. Inventarisasi data factor eksternal pertumbuhan

Perlakuan Kel

Pengukuran awal batang (cm)

Pengukuran akhir batang (cm)

Pertambahan panjang (cm)

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Terang

1 6,15 2,72 7,7 7,9 8,9 16,8 23,1 20,53 3,2 3,5 3,1 9,3 8,9 8,2 6,1 5,4 5,145 8 13,7 17 2,7 7,6 5,7 2,7 7,6 5,76 16,9 19,6 15,4 6,9 3,4 5,6

Gelap dengan 1 lubang (cahaya dari 1 sisi)

1 6,55 6,12 7,5 8,4 8,4 17 22,6 213 2,9 3,1 4,0 9,6 9,4 10,2 6,7 6,3 6,245 17,5 16,3 15,1 7,1 6,7 6,56 19 13 18,2 0,6 1,6 1,6

Gelap

1 6,95 12,152 8,3 7,9 8,1 4,2 6,1 6,33 3,4 2,7 2,8 12,6 11,4 13,7 9,2 8,7 10,945 16,5 4,3 14,5 8,7 1 8,96 14,8 14,9 5,4 6,6 12,6 15,2