portofolio stroke iskemi rangga
TRANSCRIPT
Portofolio Kasus Stroke Iskemi
Oleh :
dr. Rangga Novandra
Pendamping :
dr. Eka Sari
RSUD DEPATI HAMZAH
INTERNSHIP PERIODE 2013-2014
PANGKAL PINANG
1
FORMAT PORTOFOLIO
Topik: Stroke Iskemi
Tanggal (kasus): 16-06-2014 Persenter: dr. Rangga Novandra
Tangal presentasi: 29-09-2014 Pendamping: dr. Eka Sari
Tempat presentasi: RSUD Depati Hamzah , Pangkal Pinang
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan
pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi: Lemas sesisi kanan sejak 3 hari SMRS. Nyeri kepala bagian belakang
seperti ditekan, leher kaku, penurunan berat badan dan nafsu makan, serta kesemutan
pada kedua telapak tangan.
□ Tujuan: Stroke Iskemi
Bahan bahasan: □ Tinjauan
pustaka
□ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos
Data pasien: Nama: Ny. A No registrasi:
Nama klinik: RSUD Depati Hamzah ,
Pangkal Pinang
Telp: - Terdaftar sejak: -
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Stroke Iskemi
2. Riwayat Pengobatan: pengobatan hipertensi secara rutin dari puskesmas.
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: pasien tidak pernah mengalami seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: riwayat hipertensi pada keluarga (ayah)
5. Riwayat pekerjaan: IRT
6. Lain‐lain : -
Daftar Pustaka:
2
1. Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia. PERDOSSI. 1999
2. Warlow, et al. Stroke: a practicall guide to management. 1996: 385 – 430
3. Caplan LR. Stroke a clinical approach. 3rd ed. Wellington : Butterworth, 1993; 3,517
4. Lindsay KW. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rd ed. New York: Churchill,
1997: 241
5. Wolf PA. Epidemiology of stroke, in Barnett HM. (ed). Stroke, pathophysiology
diagnosis and management 2nd (ed). New York: Churchill, 1992: 29-48
6. Mastuti L. Infark tromboemboli. Available at:
repository.usu.ac.id/bitstream/.../1995/1/bedah-iskandar%20japardi33.pdf. Accessed
on July 29th, 2012.
7. Snell R. Neuroanatomi klinik, Jakarta : EGC, 1996.p.504-506
8. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline
Stroke 2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta,
2007.
9. Rohkamm, Reinhard. Color Atlas of Neurology. Edisi 2. BAB 3. Neurological
Syndrome. George Thieme Verlag: German, 2003.
10. Tsementzis, Sotirios. A Clinician’s Pocket Guide: Differential Diagnosis in
Neurology and Neurosurgery. George Thieme Verlag: New York, 2000.
Hasil pembelajaran:
1. Penatalaksanaan stroke iskemi
2. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat
Subyektif
Os datang dengan Lemas sesisi kanan sejak 3 hari SMRS. Tangan dan tungkai
kanan dirasakan lemas, lemah dan berat hingga sulit untuk digerakkan. Keluhan timbul secara
mendadak sewaktu pasien bangun tidur saat pagi hari. Sebelum lemas terjadi, pasien merasa
kepala bagian belakang seperti tertekan dan leher pasien terasa kaku dan pegal. Os
menyangkal bicara menjadi pelo, gangguan penglihatan, dan gangguan menelan. Os juga
menyangkal adanya demam, mual, dan muntah, dan pingsan.
3
Os mengeluh adanya penurunan berat badan sebanyak tiga kilogram selama 2 minggu
terakhir disertai dengan penurunan nafsu makan. Os mengeluh sering kencing pada malam
hari sebanyak 3-4 kali sehingga terkadang mengganggu tidur. Os mengeluh kedua telapak
tangan sering kesemutan.
BAB 1x/hari dengan konsistensi lunak, BAK 7-8x/hari,urin jernih dengan warna urin
putih kekuningan.
Os rutin kontrol ke puskesmas untuk pengobatan darah tinggi dan diberikan obat rutin
untuk menurunkan tekanan darahnya, akan tetapi os lupa nama obat tersebut. Os sering
mengonsumsi obat bodrex dan neoremasil untuk menghilangkan nyeri kepala dan nyeri yang
ada pada kakinya.
Obyektif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
2. Tanda Vital :
a. Kesadaran : Compos mentis
GCS E4M6V5
b. Tekanan darah : 160/90 mmHg
c. Nadi : 92x/menit
d. Suhu : 36,70C
e. Pernapasan : 20 x/menit
f. BB : 68 kg
g. TB : 158 cm
3. Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
4. Paru : Suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
5. Abdomen : Datar, supel, sedikit buncit, bising usus (+) 2x/menit
6. Extremitas : Superior: akral hangat +/+, edema -/-
Inferior: akral hangat +/+, edema -/-
4
I. STATUS NEUROLOGI
Kesan Umum
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5
Pembicaraan :
Disartri : tidak
Afasia : tidak
Kepala :
Besar : normocephali
Asimetris : tidak
Tortikolis : tidak
Mask (topeng) : tidak
Lain-lain : tidak
Pemeriksaan Khusus
1. Rangsang selaput otak
Kaku kuduk : (-)
Kernig : 1350/1350
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
2. Nervus Kranialis
Nervus I
Hypo/hiper anosmia : tidak dilakukan
Nervus II
Visus : normal
Campus visi : tidak dilakukan
Melihat warna : tidak dilakukan
Funduscopi : tidak dilakukan
Nervus III, IV, VI
Kedudukan bola mata : ortoforia / ortoforia
Pergerakan bola mata
Ke atas : (+)/(+)
Ke temporal : (+)/(+)
Ke bawah : (+)/(+)
5
Ke temporal bawah : (+)/(+)
Eksopthalmus : (-)/(-)
Ptosis : (-)/(-)
Pupil
Bentuk : bulat/bulat
Lebar : Ø 3mm/3mm
Anisokoria : -
Reaksi cahaya langsung : +/+
Reaksi cahaya konsensuil : +/+
Reaksi akomodasi : +/+
Reaksi konvergensi : +/+
Nervus V
Cabang motorik
Otot masseter : dalam batas normal
Otot temporal : dalam batas normal
Otot pterygoidus int./eks. : dalam batas normal
Cabang sensorik
I : baik
II : baik
III : baik
Refleks kornea langsung : +/+
Refleks kornea konsensuil : +/+
Nervus VII
Waktu diam
Kerutan dahi : simetris
Tinggi alis : simetris
Sudut mata : simetris
Lipatan nasolabial : simetris
Sudut mulut : simetris
Waktu gerak
Mengerut dahi : simetris
Menutup mata : simetris
Bersiul : tidak dilakukan
6
Memperlihatkan gigi : simetris
Pengecapan 2/3 depan lidah : tidak dilakukan
Hiperakusis : tidak dilakukan
Sekresi air mata : tidak dilakukan
Nervus VIII
Vestibular
Vertigo : (-)
Nistagmus : (-)
Tinnitus aureum : tidak dapat dilakukan
Cochlear
Weber : tidak dilakukan
Rinne : tidak dilakukan
Schwabach : tidak dilakukan
Nervus IX, X
Bagian motorik
Suara biasa/ parau/ tidak bersuara : biasa
Kedudukan arcus faring : simetris
Kedudukan uvula : di tengah
Pergerakan arcus faring/ uvula : simetris
Detak jantung : reguler, murmur (-), gallop (-)
Bising usus : (+)
Menelan : dapat
Bagian sensorik
Pengecapan 1/3 belakang lidah : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
Refleks palatum molle : tidak dilakukan
Nervus XI
Mengangkat bahu : baik
Memalingkan kepala : baik
Nervus XII
Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah
Atrofi : tidak
Fasikulasi/tremor : tidak
7
3. Sistem motorik
Kekuatan otot
Lengan
M. deltoid (adduksi lengan atas) : 3/5
M. biceps (fleksi lengan atas) : 3/5
Fleksi sendi pergelangan tangan : 3/5
Ekstensi sendi pergelangan tangan : 3/5
Membuka jari-jari tangan : 3/5
Menutup jari-jari tangan : 3/5
Tungkai
Fleksi artic. Coxae : 3/5
Ekstensi artic. Coxae : 3/5
Fleksi sendi lutut : 3/5
Ekstensi sendi lutut : 3/5
Fleksi plantar kaki : 3/5
Ekstensi dorsal kaki : 3/5
Gerakan jari-jari : 3/5
Besar otot
Atrofi : (-)
Pseudoatrofi : (-)
4. Refleks
Refleks tendon/periost
Refleks biceps : +/+
Refleks triceps : +/+
Refleks patella : +/+
Refleks achilles : +/+
Refleks patologik
Tungkai
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
8
5. SSO
Miksi : baik
Defekasi : baik
Sekresi keringat : baik
Salivasi : baik
Gangguan vasomotor : tidak ada
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (28 Juli 2012)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,9 13 – 18
Leukosit 4.870 4000 – 10000
Trombosit 274.000 150000 – 400000
Hematokrit 38 40 – 54
SGOT 37 < 42
SGPT 23 <47
Ureum 24,3 10 – 50
Kreatinin 0,70 0,67 – 1,36
Glukosa Sewaktu 245 < 140
“Assessment”
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskular.
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum
mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke
dalam jaringan otak. Stroke iskemi terjadi melalui pembentukan trombus, emboli, atau
gangguan hemodinamik. Dalam kategori klinis stroke infark dapat dibedakan menjadi infark
atherotrombotik, infark kardioemboli atau infark lakuner.
1. Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
9
3. Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung
Dasar klasifikasi yang berbeda-beda ini perlu, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara
pencegahan, pengobatan, dan prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnyasama. Berikut
menurut klasifikasi Marshall.
1.Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :
1. Stroke nonhemoragik (iskemik)
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis Serebri
c. Emboli Serebri
2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan Intra Serebral
b. Perdarahan Subaraknoid
2.Berdasarkan stadium klinis/pertimbangan waktu :
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
TIA menggambarkan terjadinya suatu defisit neurologik secara tiba-tiba dan defisit
tersebut berlangsung hanya sementara (tidak lebih dari 24 jam). Diagnosa TIA
berimplikasi bahwa lesi vaskuler yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh
embolisasi. Sumber utama emboli ialah ”plaque atheromatosa” di arteri karotis
interna atau arteria vertebrobasilaris.
2. RIND (Reversibel Ischemic Neurologic Defisit)
Defisit neurologis yang terjadi selama 24 jam atau lebih, dapat juga mengalami
pemulihan secara komplit atau hampir komplit dalam beberapa hari. Keadaan ini
sering diterminologikan sebagai ”stroke minor”.
3. Stroke in evolution
Diagnosa stroke in evolution menggambarkan perkembangan defisit neurologik yang
berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur dalam waktu beberapa jam sampai
1 hari. Stroke in evolution berimplikasi bahwa lesi intravaskular yang sedang
menyumbat arteri serebral berupa ”palque atheromatosa” yang sedang ditimbun oleh
fibrin dan trombosit. Penimbunan tersebut disebabkan oleh hiperviskositas darah atau
karena perlambatan arus aliran darah.
4. Complete stroke
10
Merupakan kasus hemiplegia dimana tubuh penderita sudah memperlihatkan
kelumpuhan sesisi yang sudah tidak memperlihatkan progresi lagi. Dalam hal ini
kesadaran tidak terganggu.
3.Berdasarkan sistem pembuluh darah :
1. Sistem Karotis
2. Sistem Vertebrobasiler
Klasifikasi stroke berdasarkan:
1. Siriraj Stroke Score (SSS)
SSS= (2.5 x derajat kesadaran) + (2x muntah) + (2 x nyeri kepala ) + (0,1 x tekanan darah
diastol) - (3x atheroma ) – 12
Hal yang dinilai Nilai
Derajat kesadaran
sadar
delirium , stupor
semikoma, koma
0
1
2
Muntah/nyeri kepala dalam 2 jam
Tidak
Ya
0
1
Sakit Kepala
Tidak
Ya
0
1
Angina Pectoris/Claudicatio
Intermitten/ Riwayat DM
Tidak
Ya
0
1
SSS diagnosa
>1 : perdarahan serebral
< -12 : Infark serebral
-1 sampai 1 : diagnosa tidak pasti gunakan kurva kemungkinan/ CT-Scan
11
2. Gajah Mada Score
Variabel Skoring
Penurunan kesadaran + -
Nyeri kepala + -
Refleks Babinsky + -
Total
2 tanda positif → stroke hemoragik
2 tanda negatif → stroke iskemi
3. Allen Score
“Plan”
12
Variabel Skoring
Onset apoplektik
(penurunan kesadaran,
nyeri kepala, muntah, kaku
kuduk)
≤ 1 tanda
≥ 2 tanda
= 0
= 21,9
Derajat kesadaran Compos mentis
Mengantuk
Koma
= 0
= 7,3
= 14,6
Respon plantar Kedua sisi fleksi / salah
satu ekstensi
Kedua sisi ekstensi
= 0
= 7,1
Diastolik Diastolik X 0,17
Pertanda ateroma Tidak ada
> 1 petanda
= 0
= -3,7
Riwayat hipertensi Tidak ada
Ada
= 0
= -4,1
Riwayat TIA atau stroke Tidak ada
Ada
= 0
= -6,7
Penyakit kardiovaskular Tidak ada
Ada
= 0
= -4,3
TOTAL -12,6
Total < 4 → stroke iskemik
Total > 24 → stroke hemoragik
Diagnosis: Stroke Iskemi
Pengobatan: IVFD RL 20 tpm, Aspilet 1 x 80 mg, inj. Citicolin 3 x 500 mg, inj. Ranitidin 2
x 1 a, captopril 3 x 12, 5 mg, amlodipin 1 x 10 mg.
Pendidikan: kontrol tekanan darah secara teratur, diet rendah lemak, latihan untuk
menguatkan otot.
Konsultasi: Dijelaskan secara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.
Rujukan: Pada pasien ini dilakukan perujukan kepada dokter spesialis saraf untuk
tatalaksana lebih lanjut mengenai stroke iskemi.
Kontrol:
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
- Edukasi gejala klinis,
diagnosis, penyebab, faktor
resiko, pengobatan.
Kunjungan ke puskesmas
atau RS terdekat secara
teratur.
- Mencegah terjadinya
kejadian stroke
berulang
- Mengetahui tanda dan
gejala stroke
13