potensi tik untuk pendidikan · web viewpembuatan media video penulis: drs. jaka warsihna, m.si...
TRANSCRIPT
MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KONTEN
JARDIKNAS
PEMBUATAN MEDIA VIDEO
Penulis:Drs. JAKA WARSIHNA, M.Si
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
2009
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
TUJUAN .......................................................................................................................... 4
Kegiatan Belajar 1 : MEDIA PEMBELAJARAN ............................................................. 5
TUJUAN ........................................................................................ 5
URAIAN MATERI .......................................................................... 5
1. Pengertian media Pembelajaran ............................................. 6
2. Kontribusi media dalam pembelajaran .................................... 7
3. Klasifikasi dan jenis media pembelajaran ................................ 8
4. Karakteristik media video pembelajaran ................................. 8
5. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran ........... 9
SIMPULAN ..................................................................................... 10
LATIHAN ........................................................................................ 10
Kegiatan Belajar 2 : PRAPRODUKSI .......................................................................... 11
TUJUAN ......................................................................................... 11
URAIAN MATERI............................................................................ 11
1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan ........................................ 11
2. Analisis Sasaran ...................................................................... 12
3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) ............... 13
4. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)..................... 14
5. Penyusunan Naskah .............................................................. 14
6. Pengkajian Naskah .................................................................. 17
SIMPULAN .................................................................................... 18
LATIHAN ........................................................................................ 18
Kegiatan Belajar 3 : PRODUKSI ................................................................................... 19
TUJUAN ........................................................................................ 19
URAIAN MATERI ........................................................................... 19
1. Rembuk Naskah ...................................................................... 19
2. Penentuan Tim Produksi ........................................................ 19
3. Membuat Shooting Scrip ......................................................... 21
4. Penyusunan Anggaran ............................................................ 21
5. Casting (Pencarian Pemain) ................................................... 21
6. Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) ...................................... 21
2
7. Cru Metting (Rapat Tim Produksi) .......................................... 22
8. Seting Lokasi .......................................................................... 22
9. Pengambilan Gambar .............................................................. 22
SIMPULAN ..................................................................................... 37
LATIHAN ....................................................................................... 37
Kegiatan Belajar 4 : PASCAPRODUKSI .................................................................... 38
TUJUAN ......................................................................................... 38
URAIAN MATERI .......................................................................... 38
1. Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)..................... 38
2. Mixing (Pengisian Musik) ....................................................... 42
3. Preview .................................................................................. 42
4. Ujicoba .................................................................................... 43
5. Revisi ..................................................................................... 43
6. Distribusi/Penyiaran ................................................................ 44
SIMPULAN .................................................................................... 44
LATIHAN ....................................................................................... 44
PENUTUP ......................................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 46
TES AKHIR MODUL ....................................................................................................... 47
KUNCI TES AKHIR MODUL ............................................................................................ 48
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 50
3
PENGEMBANGANMEDIA VIDEO/TELEVISI PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami masalah yang cukup serius yaitu
mutu pembelajaran. Bicara mutu pembelajaran yang langsung berkaitan yaitu guru dan
siswa. Sebenarnya masih banyak yang berkaitan dengan masalah tersebut yaitu
manajemen Sekolah, orangtua, lingkungan sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi dan Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab mengelola pendidikan
secara nasional di dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2004 – 2009, telah
menggariskan beberapa arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional, antara lain
(1) mengupayakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing, serta (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan
publik.
Untuk mewujudkan yang telah digariskan di dalam Renstra tersebut, Pusat Teknologi
Informasi dan Komunikasi (PUSTEKKOM) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 38 Tahun 2008 mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.
Salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang mampu menjangkau masyarakat
luas dan sekaligus paling populer adalah media video/televisi. Saat ini sebagian besar
masyarakat Indonesia telah memiliki video/televisi atau bisa mengakses informasi dari
televisi. Bahkan sebagian besar dari kehidupan manusia tidak terlepas dari televisi.
Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman dari beberapa
negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah menunjukkan
bahwa pendayagunaan video/televisi untuk pendidikan telah memetik manfaat yang
tidak kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi pendidikan, seperti Cina,
Malaysia, Australia, Inggris, Amerika, dan banyak lagi negara lain.
Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya potensi
televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, paling tidak hal itu
ditunjukkan dengan diproduksinya video-video pembelajaran baik untuk pendidikan
formal SD – PT, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, serta
diselenggarakannya siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI yaitu sinetron
serial Aku Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran pendidikan di TPI pada
4
tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan sekarang ini ada Televisi Edukasi
(TVE).
Untuk menyediakan video pembelajaran dan menyelenggarakan siaran televisi
pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran berupa rekaman video yang harus
memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran, yaitu untuk peserta pendidikan. Proses
pembuatan materi siaran harus memenuhi kaidah tertentu yaitu dengan prinsip-prinsip
teknologi pembelajaran. Untuk itulah berbagai pihak termasuk guru, perlu memiliki
pengetahuan cara membuat video/siaran televise pembelajaran.
B. TUJUANSetelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat mengetahui tahapan
pengembangan media video/televisi pembelajaran yang meliputi:
1. media video pembelajaran
2. praproduksi;
3. produksi; dan
4. pasca produksi.
5
Kegiatan Belajar 1
MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN
TUJUANSetelah mempelajari kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan :
1. Pengertian media
2. Kontribusi media dalam pembelajaran
3. Klasifikasi dan jenis media pembelajaran
4. Karakteristik media video pembelajaran
URAIAN MATERI1. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium. Batasan
mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan
saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu
pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari
pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi
penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari
beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan
yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin
meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya
dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut
media yang bervariasi pula.
Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah
merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari
sumber belajar. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology)
membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,
yaitu:
a. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
b. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
c. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over
6
head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut
software).
d. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan
bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape
recorder, dan sebagainya.
e. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam
membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya
mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan
sebagainya.
f. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang,
pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media
pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru, seberapa pentingkah media
pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam
pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses
komunikasi,penyampaian pesan dari pengajar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran
yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan)
maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol
komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/ ketidakberhasilan dalam
memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati akan menghambat proses
pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi
dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak
pemahaman yang diterima. Lantas dimana fungsi media?
2. Kontribusi Media dalam pembelajaran
Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media.
Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum
media mempunyai kegunaan:
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
7
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya.
e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan
persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
h. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar
mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-
topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa
asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara
langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam
pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk
mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa
asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
3. Klasifikasi & Jenis Media
KLASIFIKASI JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque
Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video Video
Media berbasis komputerComputer A ssisted I nstructional ( Pembelajaran
Berbasis Komputer)
Multimedia kit Perangkat praktikum
8
Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas media
video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya media ini
merupakan gabungan antara suara dan gambar.
4. Karakteristik Media Video/Televisi PembelajaranSebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan
media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat
digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya
dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran.
Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena
terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit
(proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
• Kelebihan- Dapat menstimulir efek gerak
- Dapat diberi suara maupun warna
- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
- Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya- Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)Æ control
pada pengguna.
• Kekurangan- Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
- Memerlukan tenaga listrik
- Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya- Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) Æ kontrol pada pengelola.
- Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui
telepon/sms).
- Dan lain sebagainya.
9
5. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran
Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran. Pembuatan media ini tidaklah
terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Hampir setiap
orang dapat membuat media video pembelajaran, yang membedakan yaitu kualitas dan
kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum
ada tiga tahap yaitu:
a. PraproduksiTahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan keberhasilan pada
tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan
hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi:
• Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
• Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
• Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
• Penyusunan Naskah
• Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah
disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut laik
produksi.
b. ProduksiProduksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan
Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis
naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:
• Rembuk Naskah
• Penentuan Tim Produksi
• Casting (Pencarian Pemain)
• Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
• Cru Metting (Rapat Tim Produksi)
• Pengambilan Gambar
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari
lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.
10
c. PascaproduksiSetelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah
selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dan
suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang, yaitu
meliputi:
• Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
• Mixing (Pengisian Musik)
• Preview
• Ujicoba
• Revisiƒ Distribusi/Penyiaran
Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran yang siap
dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas.
SIMPULANDi dalam proses pembelajaran kadang guru sulit menjelaskan suatu konsep yang abstrak
atau jauh dari kehidupan siswa. Saat itulah guru memerlukan media. Terdapat banyak jelas
media, pengelompokkan jenis-jenis media lebih didasarkan pada pemanfaatannya (indera)
dan peralatan yang dipakai untuk membuat dan menyajikan. Untuk memilih media mana
yang tepat untuk menyajikan materi pembelajaran perlu mengetahui karakteristik materi
yang akan disajikan disesuaikan dengan jenis medianya.
Media video merupakan media yang akrab di sekitar siswa dan guru. Media video
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk dimanfaatkan di kelas.
Untuk membuat media video pembelajaran tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan
dan semangat untuk berkarya. Untuk menghasilkan media video pembelajaran melalui
beberapa tahap yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
LATIHANJelaskan manfaat media dalam pembelajaran.
11
Kegiatan Belajar 2
PRAPRODUKSI
TUJUANSetelah mempelajari kegiatan 2, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan
dalam kegiatan praproduksi media video pembelajaran, yaitu:
1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
2. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
3. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
4. Penyusunan Naskah
5. Pengkajian Naskah
URAIAN MATERIPembuatan program video/televisi pembelajaran berbeda dengan pembuatan program
televisi secara umum. Pembuatan program video/televisi untuk pembelajaran selalu
didahului dengan serangkaian kegiatan yang panjang. Media video/televisi merupakan salah
satu media massa yang populer di masyarakat. Untuk menyiapkan materi pembelajaran
(praproduksi) baik dalam bentuk media video maupun siaran televisi harus melalui tahapan-
tahapan:
1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Untuk memulai suatu karya apapun dimulai dengan sebuah ide/gagasan. Demikian juga
pembuatan media video pembelajaran. Untuk menemukan ide, dapat dari mana saja,
misalnya pengalaman mengajar di kelas, lingkungan, permasalahan, buku, siaran TV,
siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya.
Khusus pembuatan media video/televisi pembelajaran sebaiknya ide diambil dari
kurikulum yang berlaku saat itu. Misalnya media tersebut akan digunakan oleh siswa
SD/SMP/SMA, maka idenya sebaiknya dari kurikulum SD/SMP/SMA, sesuai sasaran
yang akan memakai media tersebut.
Kurikulum di sini merupakan acuan utama di dalam pemilihan kompetensi yang akan
diajarkan kepada siswa melalui media video/televisi. Di dalam penelaahan kurikulum
harus dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Guru yang
menelaah harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan jenjangnya.
Maksudnya materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP oleh guru SMP, dan
seterusnya.
12
Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai
dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus
menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Sedangkan ahli media
harus mengkaji agar di dalam pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media
video/televisi sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi
yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media video/televisi secara menarik.
Dengan demikian ahli media harus menjaga agar nantinya setelah materi tersebut dibuat
dalam media video/televisi menarik untuk dilihat siswa dan menambah pengetahuan.
Di dalam penelaahan kurikulum ini biasanya untuk seluruh media dan hasilnya disebut
Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM). PDKBM merupakan acuan tahapan
selanjutnya yaitu penyusunan GBIM.
Langkah-langkah pembuatan PDKBM yaitu, pertama semua kompetensi dan indikator
untuk satu jenjang harus masuk, kemudian untuk mencapai kompetensi tersebut
diperlukan indikator apa saja. Dari indikator inilah akan ditentukan media yang akan
dipakai dalam pembelajaran selama satu tahun atau satu jenjang. Media yang biasa
digunakan yaitu media cetak, video, audio, presentasi, multimedia, dan internet.
Contoh PDKBM:
POLA DASAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PDKBM)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : 7 (1 SMP)
NoStandar
KompetensiKompetensi Dasar
Indikator
Media
PustakaC A V M I
1 Siswa mampu
mengemukakan
pendapat dalam
berbagai
kesempatan
secara lisan dan
tertulis.
Siswa mampu
mengemukakan
pendapatnya dalam
berbagai kesempatan
dalam bentuk lisan
dan tulisan.
- Siswa mampu
berbicara di
depan umum
- Siswa mampu
menulis surat
v
v
v v
v
v
v
Penulis,
tahun, judul,
penerbit,
kota.
2. Analisis SasaranDalam proses komunikasi, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu
mengenali sasaran dengan baik. Untuk mengenali sasaran dapat dilihat dari
psikologis. Dari aspek ini dilihat berkaitan, antara lain:
• Usia (Paud, anak, remaja, umum)
• Pengalaman
• Pendidikan (Formal, informal, atau nonformal)
• Ekonomi (bawah, menengah, atau atas)
• Geografi (kota besar, kota kabupaten, pinggiran, pedesaan, pegunungan,
pantai, dsb).
3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)Di dalam PDKBM sudah tampak jelas standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, serta jenis media yang akan dikembangkan untuk mencapai pembelajaran
selama periode tertentu. Dalam PDKBM tersebut juga sudah ditentukan ada jenis
media video/televisi, sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar, serta
indikator tersebut dipilih untuk dikembangkan menjadi media video, sedangkan
media lain dikembangkan lain waktu.
Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) untuk media video dilakukan oleh guru
dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan
kecukupan materi, sedangkan ahli media mengkaji kemenarikan materi tersebut
untuk divideokan. GBIM merupakan acuan tahapan selanjutnya dalam penyusunan
JM.
Contoh GBIM:
GARIS BESAR ISI MEDIA VIDEO (GBIMV)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : 7 (1 SMP)
NO Kompetensi Dasar Indikator Materi PokokPenerapan
Konsep
Topik/
JudulPustaka
1 Siswa mampu
mengemukakan
pendapatnya dalam
berbagai kesempatan
dalam bentuk lisan dan
tulisan.
- Siswa
mampu
berbicara
di depan
umum
Cara
berbicara di
depan umum
Berpidato
pada rapat
OSIS.
Pidato Penulis,
tahun,
judul,
penerbit,
kota.
4. Penyusunan Jabaran Materi (JM)Setelah GBIM selesai disusun, maka langkah selanjutnya yaitu penyusunan
Jabaran materi (JM). JM disusun oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Di dalam JM harus diuraikan secara lengkap materi yang akan diangkat dalam
media video serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pemilihan
aplikasi ini harus disesuaikan dengan lingkungan siswa. Salah dalam pemilihan
aplikasi akan menyebabkan materi tersebut sulit dipahami oleh siswa.
Contoh JM:
JABARAN MATERI MEDIA VIDEO (JMV)Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : 7 (1 SMP)
NO Kompetensi Indikator Topik/Judul
Uraian Materi PenerapanKonsep
Pustaka
1 Siswa mampu
mengemukaka n
pendapatnya
dalam
berbagai
kesempatan
dalam bentuk
lisan dan
tulisan.
Pidato Cara berbicara di
depan umum: ketika
kita berbicara di
depan umum kita
harus
memperhatikan:
kepada siapa kita
berbicara, di mana,
kapan,
dalam situasi apa,
dan berbicara
masalah apa?
Berpidato
pada rapat
OSIS.
Penulis,
tahun,
judul,
penerbit,
kota.
5. Penulisan NaskahSetelah JM selesai disusun, langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah
disusun oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah. Seseorang
dianggap mampu menulis naskah salah satu syaratnya yaitu pernah mengikuti
pelatihan penulisan naskah video/televisi pembelajaran dan dinyatakan lulus, atau
pernah menulis naskah video/televisi lain dan diproduksi.
Tahapan yang harus dilakukan untuk menulis naskah video/televisi pembelajaran
yaitu:
- Mempelajari GBIMV dan JMV- Mencari buku referensi yang dianjurkan serta sumber lain yang barkaitan.
- Melakukan riset lapangan, untuk menemukan aplikasi atau penerapan konsep
yang dibahas, sebagai ilustrasi dan adegan yang akan diambil dalam naskah.
- Menyusun identifikasi naskah, sinopsis, dan treatmen (urutan sajian
naskah), kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli media agar
mendapatkan masukan dari kebenaran aplikasi atau penerapan konsep serta
kemenarikannya.
- Visualisasi ide: sinopsis dan treatmen yang sudah disetujui kemudian
dikembangkan dalam uraian visual dan audio menjadi sebuah naskah. Langkah
awal penulisan naskah, sebaiknya dimulai dari uraian visual dari detik awal
hingga akhir dan sebisa mungkin juga sudah digambarkan durasi dari visual
tersebut. Setelah uraian visual lengkap kemudian dilengkapi dengan audio.
Dalam audio meliputi musik, narasi, sound efeks, direct sound, dll, mulai dari
pembuka sampai penutup program.
- Memilih format penulisan Naskah. Format penulisan naskah secara umum
ada dua macam yaitu satu kolom dan dua kolom. Untuk program pembelajaran
yang dianjurkan adalah format dua kolom.
- Menentukan format sajian: format sajian secara umum ada banyak,
misalnya: dokumenter, feature, kuis, news, presenter, naratif, dsb. Pilihlah
yang tepat sesuai materi dan kemenarikan
- Metode pembelajaran: Naskah video/televisi pembelajaran sebaiknya ditulis
dengan memperhatikan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang
secara umum digunakan yaitu:
Contoh format sajian program pembelajaran:
VISUAL AUDIO
SEGMEN 1
TUNE PEMBUKA MUSIK
OPENING/BRIGING (apersepsi) LIVE/MONTAGE SHOT
SAJIAN MATERI LIVE
REPETISI LIVE
LATIHAN SOAL
JAWABAN MUSIK
BUMPER
BRIGING
SEGMEN 2
Contoh lengkap naskah satu segmen: terlampir.
- Pengemasan secara edutainmen: Hal lain yang harus diperhatikan di dalam
menulis naskah adalah kemenarikan program. Istilah umum untuk program
pembelajaran penyajiannya yaitu secara edutainmen, artinya mendidik dan
menghibur (perlu dan menarik). Untuk membuat menarik ada beberapa cara,
misalnya adanya konflik, lucu, human interes (menyentuh perasaan), bintang,
terkenal, berbeda, mutakhir, dsb.
LANGKAH PRAKTIS (TIP) MENULIS NASKAH:
- Lihat indikator dan materi yang akan disajikan.
- Pilih format sajian sesuai karakteristik materi yang disajikan (misalnya; game,
kuis, dll)
- Bumper Tune dibuat animasi tiga dimensi yang mewakili identitas program.
- Teaser (pembuka) berupa adegan yang menggambarkan materi yang akan
dibahas atau montage shot (cuplikan gambar), dan bisa juga dalam bentuk
komedi atau tragedi untuk menarik perhatian penonton.
- Isi bagian visual dengan perintah deskripsi atau gunakan istilah teknis
pertelevisian.
- Utamakan visual gerak, berwarna, kalau bisa tiga dimensi, dan detail sesuai
narasi
- Penulisan Caption harus sesuai kaidah bahasa dan singkat, tidak lebih dari
lima baris.
- Sajikan materi dengan menarik, jelas, dan mudah diingat penonton.
- Repetisi atau pengulangan tidak persis sama dengan sajian materi.
- Latihan dibuat dalam bentuk soal tertutup (pilihan ganda), sebagai bentuk
penguatan sajian materi.
- Kolom audio diberi musik, sound effect, dialog, presenter, direct sound,
embience, narator sesuai dengan kebutuhan. Audio sebagai penguat atau
penjelasan visual yang masih belum jelas.
- Narasi sebaiknya tidak menggurui, kalimat tidak terputus-putus, bersifat
memotivasi, dialog disesuaikan dengan situasi dan kondisi, kalau presenter
sebaiknya komunikatif, singkat, dll.
- Dan lain sebagainya.
6. Pengkajian NaskahSetiap naskah harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Ahli materi
mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran. Dari aspek materi misalnya:
kesesuaian materi dengan kurikulum (standar isi) kebenaran, kecukupan, dan ketepatan
pemilihan aplikasi atau contohnya.
Ahli media mengkaji dari aspek penyajian (media), misalnya: kemenarikan penyampaian
materi tersebut sesuai karakteristik media video, karakteristik pemain, perwatakan,
animasi, adegan, konflik, musik, sound effect, format program, alur program dll.
Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik
sasaran.
Ahli bahasa mengkaji dari aspek kebahasaan. Aspek ini meliputi: pilihan kata,
penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf, tanda baca, ejaan, dsb.
Khusus untuk naskah bagi pendidikan informal, misalnya berupa sinetron, kartun, dan
sebagainya, perlu juga dikaji oleh ahli psikhologi.
Naskah dinyatakan final dan siap untuk diproduksi apabila sudah disetujui dan
ditandatangani oleh ketiga pengkaji tersebut. Di sinilah kegiatan akhir dari praproduksi.
Naskah yang sudah dinyatakan final/laik produksi selanjutnya diserahkan kepada
Sutradara untuk diproduksi.
SIMPULANTahap praproduksi merupakan tahap perancangan/perencaaan yang akan menjadi kunci
keberhasilan tahap selanjutnya. Di dalam tahap praproduksi khusus untuk media
video/pembelajaran berbeda dengan nonpembelajaran. Perbedaan itu terletak pada mulai
pencarian ide/eksplorasi gagasan sampai tahap penentuan tujuan, sasaran, penentuan
materi. Media video/televisi pembelajaran harus mengacu kurikulum, sedangkan
nonpembelajaran bebas.
Naskah media video/televisi pembelajaran harus dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli
bahasa. Khusus untuk naskah sinetron dan kartun ditambah ahli psikologi.
LATIHANJelaskan mengapa naskah video/televisi pembelajaran harus didasarkan pada kurikulum?
Kegiatan Belajar 3
PRODUKSI
TUJUANSetelah mempelajari kegiatan 3, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan tahapan
dalam kegiatan produksi media video pembelajaran, yaitu:
1. Rembuk Naskah (script conference)
2. Penentuan Tim Produksi ( Production Crews)
3. Membuat Shooting Script
4. Penyusunan Anggaran
5. Pemilihan Pemain (Casting)
6. Pencarian Lokasi Shooting (Hunting)
7. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)
8. Setting Lokasi /Blocking Area (Location Set)
9. Pengambilan Gambar (Shooting)
URAIAN MATERISetelah naskah diterima oleh Sutradara, untuk melakukan kegiatan produksi, maka langkah-
langkah kegiatan yang dilakukan yaitu :
1. Rembuk Naskah (Script Conference)Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka Sutradara meminta kepada
Produser untuk dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli
media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap
naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil
dari rembuk naskah adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan
kemauan penulis, pengkaji materi, media, dan bahasa. Dengan demikian Sutradara
akan mengubah naskah menjadi bahasa visual dan audio yang terintegrasi sehingga
menjadi sebuah media pembelajaran yang enak ditonton dan bermanfaat.
2. Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)Setelah Sutradara memahami naskah dengan baik, langkah selanjutnya adalah
membentuk Tim Produksi. Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat
kerja merupakan sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbeda-
beda tetapi setelah disatukan menjadi sebuah tim yang kompak sehingga menghasilkan
sebuah karya yang luar biasa.
Tim produksi dapat berjumlah besar dan dapat juga kecil, hal ini tergantung dari
seberapa kompleks naskah yang akan diproduksi. Apabila kompleks, rumit, dan besar,
maka tim produksinya besar dan lengkap, sedangkan apabila sederhana dan hanya
sedikit yang diproduksi, maka tim produksinya kecil. Tim produksi yang besar terdiri dari:
- Produser
- Sutradara + asisten
- Cameraman + asisten
- Soundman + asisten
- Lightingman + asisten
- Teknisi + Assisten
- VTRman (Juru Rekam)
- Switcherman (Pemadu gambar)
- Floor Manager
- Unit Manager/Pimpinan Unit
- Editor + asisten
- Animator
- Penata Musik
- Penata Artistik + asisten
- Penata Rias + asisten
- Pembantu Umum
- Pengemudi
Kolaborasi professi di atas adalah kondisi ideal dalam sebuah produksi program
video/televisi, hal tersebut sifatnya kondisional. Mereka memiliki tugas yang berbeda
namun harus terintegrasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu mereka harus
memiliki kekompakan yang baik, saling melengkapi, dan bekerjasama, mengingat
semua saling ketergantungan agar mendapatkan produk yang berkualitas. Jika terjadi
kekurangan personel maka kadang kala seorang crew bisa memiliki professi ganda agar
pekerjaan dapat tertangani. Kondisi seperti memang dapat dilakukan selama professi
rangkap tersebut tidak berjalan pada waktu yang bersamaan, sebagai contoh
cameraman merangkap editor, hal ini karena editor bekerja pada waktu paska produksi,
Sutradara merangkap Assisten atau tidak ada assisten dsb. Selain itu pula sebaiknya
pemegang rangkap professi tsb benar-benar memiliki kapabilitas yang memadai baik
dari sisi skil maupun kondisi fisik.,.dan sebagainya. Prinsipnya jumlah tim dalam
produksi cukup fleksibel, tergantung kondisi pekerjaan yang dihadapi.
3. Membuat Shooting ScriptSetelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka
mereka melakukan rapat untuk membuat Shooting Script/story board (naskah untuk
pengambiln gambar) di dalam naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap
adegan bahkan shot (gambara), misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, di
mana posisi obyek, dan melakukan apa, kemudian di mana posisi kamera dan angle
camera serta bagaimana cara pengambilan gambarnya, apakah secara tilt up, tilt down,
follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan bagaimana suasana yang ingin
diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan tuntutan
naskah.
4. Penyusunan AnggaranPenyusunan anggaran disusun berdasarkan pertimbangan berbagai hal yaitu:
- Lamanya syuting
- Jumlah tim produksi
- Lokasi : di studio, di luar studio, jauh dekatnya dan berapa tempat
- Pemain : bintang atau bukan dan jumlahnya
- Peralatan yang dipakai
- Setting dan properti yang diperlukan.
- Faktor kesulitan (stuntman, animasi)
- Musik (buat sendiri atau beli hak cipta)
- Dan lain sebagainya.
5. Pemilihan Pemain (Casting)Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan
tuntutan naskah. Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter pemain, menyebabkan
kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak menarik. Pemain merupakan salah
satu kunci keberhasilan, memakai bintang atau tidak harus dipertimbangkan dengan
matang, sebab ada untung dan ruginya. Untungnya yaitu sajian lebih menarik dan orang
suka menonton bintang, kerugiannya biayanya mahal. Bukan bintang harus
dipertimbangkan bahwa mereka betul-betul dapat menjiwai karakter yang dituntut dalam
naskah.
6. Pencarian Lokasi (Hunting)Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
naskah. Kalau ingin mengubah lokasi syuting demi pertimbangan penghematan, perlu
dibicarakan ketika rembuk naskah, atau jika dimungkinkan karena adanya teknologi
(chroma key, virtual, dsb). Kalau sebab akan berakibat fatal dan ditokal ketika preview.
Lokasi syuting dapat dil luar atau di studio tergantung dari kemudahan dan efektifitas
dari pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Sebab semua yang ada di naskah
sudah dipertimbangkan efektifitas untuk penyampaian pesan.
7. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi, masing-masing
profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari
solusi permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya.
Di dalam pertemuan ini harus sudah ditemukan:
- Jadwal syuting;
- Dana;
- Lokasi;
- Pemain;
- Perizinan;
- Kostum dan make up
- Kamera;
- Jenis lampu;
- Alat pendukung;
- Transportasi, konsumsi, dan akomodasi;
- Keamanan;
- Properties;
- Musik;
- dan lain sebagainya.
8. Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set)Sebelum malakukan pengambilan gambar Sutradara bersama sama tim produksi
mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah.
Prosedur ini berlaku untuk perencanaan shoting baik di dalam maupun luar studio.
Disamping itu pula penempatan camera(camera blocking) sudah harus tergambarkan
dalam areal ini.
9. Pengambilan GambarSetelah semua persiapan telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu produksi
atau pengambilan gambar. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide
dalam bentuk naskah ke bentuk gambar dan atau suara. Kegiatan Produksi harus
mencari dan mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang
diinginkan (sesuai Naskah, Shooting Script, Story Board).
Gambar yang kita saksikan di pesawat televisi, dihasilkan dari kerja sebuah Video Camera, tetapi jika yang kita saksikan hanya gambar saja, maka dapat dipastikan
tayangan itu tidak menarik, karena itu diperlukan Microphone dan peralatan audio
lainnya untuk melengkapi gambar tayangan dengan suara atau audio, selanjutnya
gambar yang dihasilkan dari Video camera dan Suara yang dihasilkan Microphone
digabungkan dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan Recorder.
a. PRINSIP KERJA KAMERASecara umum prinsip kerja kamera dapat digambar seperti di bawah ini:
b. VIDEO KAMERAPrinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai berikut:
• Pembentukan gambar melalui scanning
• Pakai C C D & Electronics circuit
• Menyimpan gambar & suara pada media Magnetic Tape (Video Tape). Kamera
produk mutakhir media penyimpanan gambar dan suara menggunakan Disc
dan HardDisc (HDD)
• Output langsung dapat dilihat pada Video Monitor
• Dilengkapi dengan Video Tape Recorder (VTR) dan Microphone
CATEGORY OF VIDEO CAMERA
1. CONSUMER VIDEO CAMERA (HOME USED CAMERA)
Digital Video Camera by 5Hanoch Tahapary
2. PROSUMER VIDEO CAMERA ( SEMI PROF. CAMERA)
Digital Video Camera by 6Hanoch Tahapary
3. PROFESSIONAL VIDEO CAMERA
Digital Video Camera by 7Hanoch Tahapary
4. BROADCASTING VIDEO CAMERA (Studio Camera)
Digital Video Camera by 8Hanoch Tahapary
c. PENGGUNAAN KAMERASecara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan untuk pencarian berita
atau ENG (Electronic News Gathering) dan kelompok profesional EFP (Electronic
Field Production)
VIDEO CAMERA
ENG – CAMERA ( Electronic News Gathering )
EFP Camera(Electronic Field Production )
CAMERA MOUNTING/ SUPPORTING
TRIPOD
Digital Video Camera by 45Hanoch Tahapary
d. MODEL KAMERA DARI SISI Prosesor- TVBE/Tabung
- CCD (Copel Charger Devise)
PRISMA BLOCK & CCD
CC FilterDigital Video Camera by 35
Hanoch Tahapary
- Digital
DIGITAL VIDEO CAMERA
• BETACAM SX• DVCAM• DVCPRO• Mini DV• DV Professional
Digital Video Camera by 1Hanoch Tahapary
Terminologi Shot
Long Shot Full Shot Medium Shot
Medium Close Up Close Up Extreme Close Up
Bahasa Visual KameraGerak Kamera dapat dikelompokkan menjadi :
• TILTING ( Tilt Up , Tilt Down )
• PANNING (Pan Left, Pan Rigth)
• TRACKING (Track In, Track Out)
• ZOOMING (Zoom In, Zoom Out)
• Crabbing/Dollying ( Crab L, Crab R )
Mounting
Shoulder Mount Pedestal Mount Track Mount
Tripod Mount Crane Mount
Camera Moving
Camera Moving
Tipe Shots:Pengambilan gambar atau gambar yang dihasilkan dari sebuah kamera dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
• Close-Up (CU)
• Big Close-Up (BCU) / Extrim Close Up
• Medium Close Up (MCU)
• Long shot (LS)
• Medium Long Shot(MLS)
• Full Shot(FS)
Terminologi Shot
Long Shot Full Shot Medium Shot
Medium Close Up Close Up Extreme Close Up
BASIC SHOT
LS
PENGEMBANGAN SHOT
ECU
BCU
Camera Angle :Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata penonton dalam
menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan psikologis penonton
terhadap object tersebutLow Angle (pengambilan gambar dari bawah objek)
• High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)
• Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)
Came
HIGH ANGLE SHOT & LOW ANGLE SHOT
ra Angle
32
33
NORMAL / LEVEL SHOT
Komposisi
• Garis Imaginer
• Jumping
• Looking room /Nose room
• Head room
• Walking room
MICROPHONEMicrophone merupakan alat untuk menangkap suara yang kita inginkan sesuai
dengan kebutuhan naskah. Suara yang diambil dapat bermacam-macam,
misalnya ambiens (suara sekitar kita), direct sound (suara aslinya), sound effect
(suara yang mendukung suatu kejadian/ situasi),
M I C R O P H O N E DEFINISI
Merupakan peralatan
transduceruntuk menerima getaran suara dari sumber suara dan merubahnya menjadi signal electrics (disebutdengan nama Signal Audio)
Digital Video Camera by 43Hanoch Tahapary
34
PERALATAN PENANGKAP SUARA
OMNI DIRECTION ( Tangkapan seluruh arah )
UNI DIRECTION ( Tangkapan satu arah )
BI –Direction (Tangkapan dua arah )
MicrophoneJenis-jenis mikropon yang biasa digunakan untuk produksi video/televisi antara
lain :
• Hand Mic,
• Clip-On Mic,
• Gun Mic,
• Shots Gun
Clip – On Microphone
Short Gun Mic
Gun Mic
35
Karakter
• Omni direction
• Bi direction
Proses kerja Mikropon:
• Ribbon
• Dinamic
• Condensor
• Digital
Berbagai macam Microphone
Dengan Karakteristiknya
MEDIA PENYIMPANANUntuk menyimpan hasil pengambilan gambar dapat dalam:
• Video cassette (Home use , professional, broadcast quality)
• Video Disk (Hard disc, disc)
MEDIA PENYIMPANAN
VIDEO KASET
HOME USE VHS, V8, BETAMAX
PRO SVHS, Hi-8, Mini DV
BROADCAST BETACAM, DV-Cam
MEDIA PEREKAM
• Video casset recorder (VCR)
• Video Tape recorder (VTR)
• Video Disc Recorder
TATA CAHAYA Prinsip Tata cahaya- Cahaya alam
- Cahaya buatan
Konversi cahaya- Cahaya alam ke cahaya buatan
- cahaya buatan ke Cahaya alam
Teknik dasar Tata cahayao Key light
o Back light
o Fill Light
Hasil dari pengambilan gambar dan suara adalah kumpulan gambar dan suara yang
jumlahnya sangat banyak dan masih bersifat acak. Gambar dan suara tersebut
belum mempunyai makna dan harus disusun supaya mempunyai makna sesuai
keinginan naskah.
SIMPULANAda beberapa tahap yang harus dipahami ketika kita akan memproduksi sebuah program
video. Tahapan tersebut harus dilakukan agar kita menghasilkan sebuah karya yang
memuaskan. Setiap tahap merupakan langkah yang akan menentukan tahapan berikutnya.
Untuk mengambil gambar dan suara harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sarana
yang ada. Kalau kita hanya mempunyai handicam, maka kualitas gambar dan suara sudah
kita ketahui, sedangkan kalau untuk kualitas siar, maka kita harus juga memakai kamera dan
peralatan perekam suara yang sesuai dengan kualitas stasiun televisi yang menyiarkannya.
LATIHANApakah handicam dapat mengambil gambar dan suara untuk dikirimkan ke stasiun televisi?
Bentuk informasi apa yang cocok dengan kondisi demikian?
Kegiatan Belajar 4
PASCA PRODUKSI
TUJUANSetelah mempelajari kegiatan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menjelaskan langkah-
langkah kegiatan pascaproduksi yang meliputi:
1. Editing2. Mixing3. Preview4. Uji coba5. Distribusi
URAIAN MATERISetelah produksi (pengambilan gambar) sudah selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu
pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan yaitu:
1. EDITINGEditing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar,
suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu
menyampaikan pesan sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur. Kegiatan
ini adalah gabungan antara seni dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar
dan suara atau populer dengan nama clip, yang dipadukan dan diolah sehingga
mempunyai arti dan makna yang jelas.
Proses seni dalam video editing terdiri dari apa saja bagian yang diambil, dihapus atau
digabungkan dari berbagai sumber agar menjadi satu, masuk akal dan enak untuk dilihat.
Sementara proses teknik meliputi kemampuan untuk mewujudkan ide dari seni itu
sendiri, bagaimana hasil seni itu bisa dinikmati oleh orang lain, bisa berupam Film,
Casset Video maupun piringan Cakram (Video CD DVD ).
Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan antara shot/visual atau suara
dengan shot/visual atau suara yang lain dengan menggunakan bentuk transisi tertentu
agar menjadi kesatuan informasi yang berkesinambungan. Tiga bentuk edit atau
penyambungan gambar yaitu : Cut. Mix. Fade.
CUTDipergunakan untuk :
- Kontinyuitas gerak/action yang relaif cepat.
- Menunjukkan sesuatu yang saling berkaitan ( impact )
- Perubahan informasi atau tempat
- dll
MIX/ DISOLVINGDipergunakan untuk :
- Perubahan waktu
- Menyampaikan dua infonnasi dalam satu frame
- Perubahan waktu setempat secara perlahan
- Flashback, bayangan pikiran
- DIl
FADEFade in ( From black screen to full image )Dipergunakan untuk:
- permulaan program
- permulaan scene
- perubahan waktu
- perubahan lokasi
- dll
FADEFade in ( From black screen to full image )Dipergunakan untuk:
- permulaan program
- permulaan scene
- perubahan waktu
- perubahan lokasi
- dll
Fade out ( From fun image to black screen )Dipergunakan untuk:
- ending program
- ending scene
- perpindahan waktu
- perpindahan lokasi
Editing yang total mengandung unsur :Motivasi :mengapa menggunakan cut" mix" atau fade
Informasi :setiap shot adalah informasi sehingga setiap pergantian shot harus ada
informasi baru
Komposisi :editing tidak hanya sekedar menyambung visual atau
suara saja,tetapi juga menyeleksi komposisi gambar
yang baik dan layak sebagai bahan editing
Suara :menyambung dialog, menempatkan suara ( Narasi atau
illustrasi atmosphere) yang tepat, sesuai dengan visual dan sesuai tujuan dalam
membangun image, dan emosi.
Sudut pandang kamera :Variasi penyajian visual dengan berbagai sudut pandang, tetapi tetap menjaga
kesinambungan informasi yang disampaikan.
Kontinyuitas :kontinyuitas pesan, kontinyuitas,gerak, kontinyuitas posisi, Kootinyuitas suara.
a. Jenis editing- Linear editing
Linear editing hanya mengandalkan pada hasil gambar yang direkam kamera,
dan sangat bergantung pada orang yang mengoperasikan kamera, biasanya
dalam pengambilan gambar mengikuti urutan yang sudah direncanakan, karena
dalam prosesnya gambar yang diambil berupa duplikat atau copy dari master
shootingnya sehingga banyak terjadi penurunan kwalitas gambar akibat dari
proses editing.
Saat ini linear editing sudah banyak ditinggalkan karena sangat mahal,
sebaliknya editing non linear sudah sangat murah dan kwalitas gambar dan
suara yang cukup baik. Adanya standar membantu menjaga mutu gambar
terutama setelah para pembuat komputer mengikuti format gambar DV (Digital
Video) yang banyak dipakai oleh para pembuat kamera sehingga penurunan
mutu gambar pada saat proses capturing bisa diminimalisasi.
• Non Linear EditingMetode editing ini menggunakan komputer untuk melakukan proses editing.
Proses ini hampir seluruhnya dilakukan secara digital dan tidak
menggunakan proses mekanik terkecuali dalam meng-import dan meng-
eksport hasil akhir kedalam kaset atau CD. Editing ini pada dasarnya
menggunakan metode “cut and Paste”
Pada saat ini proses untuk mentansfer gambar dari kamera ke komputer
sudah sangat mudah karena adanya interface yang kadang sudah
terintegrasi pada matherboard komputer bahkan notebook yaitu port
firewire atau port 1394.
Perangkat lunak atau sofeware editing sudah sangat banyak dan mudah
digunakan dan tidak memerlukan hardware kecuali untuk external monitor.
Konsep dan aturan dasar proses editing video adalah sama, tetapi bekerja
pada lingkungan digital sehingga memungkinkan editor menjadi lebih
kreatif dan bebas pada setiap langkah editing, seperti merevisi dan
memperbaiki hasil editan tanpa menurunkan mutu gambar.
Proses video editing menjadi lebih mudah, seperti memindahkan scene
atau urutan gambar cukup dengan di ”cut and paste” sekaligus
menambahkan efek dan judul. Dengan editing digital, setelah video selesai
bisa disimpan ke kaset untuk kemudian di tonton kembali atau di duplikat
ke media lain seperti CD atau DVD . Komputer non-linear editing harus
mempunyai kombinasi yang baik antara Ram, Hardisk dan OS, adanya
konflik antara hardware, software dan komponen lainnya, dapat
menyebabkan crash, hasil akhir yang direkam ke kaset dapat beragam,
seperti lompat atau skipped frames (adanya frame yang hilang). Kunci
dasar untuk menjadi editor video yang sukses adalah waktu, kesabaran,
pemahaman pada alat yang digunakan, dan selalu mencari ide-ide baru
yang inovatif, ingat video editing adalah gabungan antara teknik dan seni
yang dinamis.
EDITING NON - LINEAR
b. Perangkat Lunak EditingSaat ini perangkat lunak (sofware) editing sangat beragam dari yang kelas High – end sampai yang Low – end semua perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, sebagai user kita harus pandai dan tahu apa yang
kita butuhkan. Dari sekian banyak perangkat lunak yang tersedia, yang mudah
penggunaannya adalah Adobe Premiere, untuk itu dalam pelatihan ini saya akan
menggunakan adobe premiere pro karena pada dasarnya kalau kita sudah
memahami cara kerja perangkat lunak editing satu saja maka yang lain pasti akan
mudah dipelajari.
2. MIXINGMixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan
program yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat memadukan
2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, di samping itu juga
memadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar.
3. PreviewSetelah editing dan mixing selesai dilakukan, maka media video/televisi dinyatakan siap
dipreview. Preview melibatkan Sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan
preview atau istilah di alam evaluasi disebut expert judment untuk melihat apakah media
yang dibuat sesuai dengan perencanaan (naskah).
Aspek yang dinilai di dalam preview media video/televisi yaitu:
a. Ahli materi
- Materi
- Pembelajaran
b. Ahli Media
- Media (sesuai karakteristik TV)
- Teknis (gambar, suara, pemain, tulisan, sudut pengambilan gambar, komposisi,
seting, propertis, kostum, musik, animasi. Dll)
c. Ahli Bahasa
- Pilihan kata
- Penggunaan kalimat
- Hubungan antar paragraf
d. Ahli psikologi
- Kesesuaian dengan sasaran
- Dampak/efek psikologis tayangan.
Apabila ada kekeliruan atau kekurangan, maka disarankan untuk direvisi. Semua ahli
bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya.
4. Uji cobaProgram yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian diujicobakan ke
lapangan. Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan
para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang
berkaitan dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau
bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah dipahami, tetapi ternyata di
lapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita makusd. Hasil dari uji coba
merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media
pembelajaran di kelas atau disiarkan.
5. RevisiSetelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan dari lapangan, maka harus direvisi
sesuai masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu
naskah ditulis ulang atau cukup direvisi bagian-bagian yang perlu saja.
6. Distribusi/SiaranSetelah semua sudah sesuai dengan perencanaan dan cocok untuk dimanfaatkan di
lapangan, maka tahapan terakhir yaitu distribusi atau disiarkan.
SIMPULANTahapan pasca produksi merupakan tahap akhir dari pembuatan media video. Tahap ini
merupakan sentuhan akhir sebelum dimanfaatkan atau disiarkan. Setiap tahap memerlukan
ketelitian dan orang-orang yang memahami video/televisi.
Setelah selesai pada tahap ini harus dikembalikan lagi ke tahap perencaanaan yaitu
ide/gagasan yang tertuang dalam naskah. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap dampak
atau manfaat dari media video tersebut bagi sasaran/penonton dan daya serap materi yang
tertuang di dalam media. Apabila sasaran memahami materi yang dijelaskan dan senang
pada waktu menonton, maka media tersebut dikatakan berhasil, baik sebagai tuntunan dan
sekaligus tontonan.
LATIHANCoba jelaskan apa yang dimaksud dengan editing dan mixing? Apakah kedua kegiatan
tersebut dapat dilakukan bersamaan?
PENUTUP
Pengembangan media video/televisi pembelajaran melalui tahapan-tahapan yang cukup
panjang. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan, artinya tidak dapat melompat
dari tahap satu langsung ke tahap lima, atau sembilan. Kebenaran dalam melakukan tiap
tahapan menjamin kebenaran pada tahap selajutnya.
Pembuatan media video/televisi merupakan kerja kelompok. Kekompakan dari unsur-unsur
yang terlibat pada tiap tahapan sangat menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Pada tahap praproduksi melibatkan berbagai ahli yaitu penemuan ide/gagasan (kalau
program formal) oleh guru, sedangkan yang lain oleh penulis naskah, ahli materi, ahli media,
ahli bahasa, dan psikolog.
Tahap produksi melibatkan tim produksi yang terampil pada bidangnya masing-masing,
produser, sutradara, kameramen, lightingman, soundman, unit manager, makeup, dsb.
Tahap akhir yaitu pascaproduksi dilakukan oleh editor untuk memilih gambar dan suara (juga
mengisi suara) sesuai tuntutan naskah yang direncanakan pada awal.
Setelah selesai dibuat dilakukan preview (evaluasi) media, untuk melihat apakah yang dibuat
benar-benar sudah sesuai dengan perencanaan yang ada pada naskah, serta efektif untuk
dimanfaatkan dan diujicobakan kepada sasaran. Hasil akhir semua kegiatan tersebut adalah
media video/televisi dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran atau
disiarkan. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
- Agnes, Elisabeth, 1999. Format Program TV/Video, Pustekkom, Depdiknas.
- Bittner, John R., 1991. Broadcasting and Telecommunication, third edition, Prentice- Hall.
- Comber, Peter & Tiffin, John, 1978. TV Production for Educational, Focus Press, London.
- Hancokck, Alan, 1976. Producing for Educational Mass Media, Unesco Press Paris.
- Kusnandar, 1999. Perencanaan Produksi Media Televisi/Video, Pustekkom, Depdiknas.
- Kuswandi, Wawan, 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Televisi, Rineka Cipta, Jakarta.
- Kasali, Rhenald, 1995. .Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya, PAU Ekonomi UI, Jakarta,
- Siswosumarto, Sandjaja. 1994. Program Televisi Pendidikan Sekolah, Depdiknas, Jakarta.
- Surmanek, Jim, 1986. Media Planning, NTC Business Books, Lincolnwood Illionis USA.
- Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Gramedia, Jakarta.
- Wardwell, Douglas, 1981. Television Production Handbook, Tab Book Inc, USA.
TES AKHIR MODUL
1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan media video/televisi sebagai media
pembelajaran.
2. Sebutkan dan jelaskan tiga tahapan besar dalam pembuatan media video/televisi
pembelajaran.
3. Jelaskan fungsi naskah dalam pembuatan media video/televisi pembelajaran.
4. Mengapa dalam menulis naskah dimulai dengan kolom visualnya terlebih dahulu?
5. Sebutkan minimal 6 profesi dalam tim produksi pembuatan media video/televisi
pembelajaran.
6. Sebutkan macam-macam gerakan kamera.
7. Sebutkan minimal lima macam istilah dalam pengambilan gambar.
8. Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media
video/televisi?
9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan editing media video/televisi ?
10. Mengapa setelah pembuatan media video/televisi sebagai pembelajaran harus
dilakukan preview?
KUNCI TES AKHIR MODUL
1. Kelebihan dan kekurangan media video/televise sebagai media pembelajaran
- Kelebihan:
a) Dapat menstimulir efek gerak
b) Dapat diberi suara maupun warna
c) Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
d) Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
e) Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)Æ control
pada pengguna.
- Kekurangan
a) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
b) Memerlukan tenaga listrik
c) Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya d) Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) Æ kontrol pada pengelola.
e) Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui
telepon/sms).
2. Tiga tahapan besar dalam pembuatan media video pembelajaran yaitu; praproduksi,
produksi, dan pascaproduksi.
3. Fungsi naskah dalam pembuatan media video/televise yaitu sebagai acuan dalam
produksi dalam pengambilan gambar dan pasca produksi. Semua kegiatan produksi dan
pasca produksi dilakukan berdasarkan naskah yang telah dinyatakan final.
4. Di dalam memulis naskah video/televise pembelajaran dimulai dengan kolom visual
terlebih dahulu karena inti dari sebuah tayangan video/televise adalah gambar,
sedangkan kolom audio adalah untuk mendukung atau memperjelas gambar supaya
tayangan menjadi lebih menarik dan lengkap.
5. Profesi yang terlibat dalam kegiatan produksi pembuatan media video/televise adalah:
a. Produser
b. Sutradara + asisten
c. Cameraman + asisten
d. Soundman + asisten
e. Lightingman + asisten
f. Teknisi + Assisten
g. VTRman (Juru Rekam)
h. Switcherman (Pemadu gambar)
i. Floor Manager
j. Unit Manager/Pimpinan Unit
k. Editor + asisten
l. Animator
m. Penata Musik
n. Penata Artistik + asisten
o. Penata Rias + asisten
6. Macam-macam gerakan kamera.
- Panning
- Tillting
- Tracking
- Craning
- Zooming
7. Sebutkan minimal lima istilah dalam pengambilan gambar.
- CU : close up
- MCU : medium close up
- MS : medium shot
- ECU : extrem close up
- LS : long shot
- Dll
8. Yang paling bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi media video/televisi adalah
sutradara, sebab sutradara adalah ketua tim produksi.
9. Editing media video/televisi pemilihan dan penyambungan gambar dan suara dari
kumpulan gambar dan suara yang telah selesai dilakukan dalam kegiatan produksi,
sehingga menjadi sebuah tayangan yang utuh dan bermakna sesuai dengan tuntutan
naskah.
10. Setelah selesai pembuatan media video/televisi pembelajaran harus dilakukan preview,
sebab untuk mengetahui apakah media yang telah selesai dibuat sesuai dengan
perencaaan awal di naskah atau tidak. Preview merupakan kegiatan evaluasi yang
dilakukan oleh ahli-ahli, yaitu ahli materi, ahli media, ahli bahasa, kadang ditambah
psikolog, serta didampingi oleh sutradara. Dalam kegiatan ini untuk mengevaluasi akhir
sebelum media diujicobakan ke lapangan.
Lampiran:
50
51
IDENTIFIKASI PROGRAM
01. MATA PELAJARAN : IPS – EKONOMI02. T O P I K : Mengapa Langka03. JUDUL : MENGAPA LANGKA04. NO. KODE PROGRAM :05. SASARAN : Siswa SMA Kelas X Semester 106. EPISODE : 0107. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka
dan kebutuhan manusia yang tak terbatas.08. INDIKATOR : Setelah mengikuti sajian video kaset ini, siswa dapat:
a. Mendefinisikan kelangkaan ;b. Mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya
kelangkaan ;09. POKOK-POKOK MATERI : Kelangkaan.10. LAMA PUTAR : + 24 menit11. PENULIS : ..............................12. PENGKAJI MATERI : ..............................13. PENGKAJI MEDIA : ..............................14. PENGKAJI BAHASA : ..............................14. PRODUKSI : PUSTEKKOM Depdiknas 200915. FORMAT : Drama16. BUKU SUMBER : Rusdarti., IPS EKONOMI UNTUK SMA/MA KELAS X,
Jakarta: Platinum.Alam, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta:Esis Losina Purnastuti Dkk, Ekonomi Untuk SMA/MAkelas X,Jakarta:GrasindoYudistrira.
17. CASTING/PEMAIN : - JUNED- AJENG- FIGURAN
52
SINOPSIS
Ajeng, juned dan teman- teman meresmikan terbentuknya KELOMPOK MAJALAH DINDING KITA, judul pertama yang mereka buat ada hubungannya dengan materi yang membahas tentang kelangkaan. Pada segmen 1 ini disampaikan tentang pengertian kelangkaan lewat dialog dan aktivitas antara Ajeng dan Juned. Sedangkan pada segmen ke 2 dijelaskan mengenai sebab- sebab terjadinya kelangkaan dengan narasi yang menjelaskan stok- stok gambar/ video yang dirangkai dengan cutting yang dinamis yang dikemas dalam segmen reportase. Pada segmen ini dihadirkan pula testimoni dari masyarakat, sehingga semua menjadi real tanpa ada rekayasa.Pada segmen ke – 3 Ajeng mengerjakan tugas kliping yang berhubungan dengan penyebab terjadinya kelangkaan. Ajeng mencari data-data tentang bencana tsunami sebagai aplikasi bahwa bencana menyebabkan kelangkaan.
53
TREATMENT
00. DISLATE PROGRAM
(a) Mata PelajaranIPS – EKONOMIuntuk siswa SMU Kelas X semester 1
01. Program dibuka dengan OPENING CREDIT TITLE STANDARD.
02. (TEASER)- MONTAGE SEQUENCE:
TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH)LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADATGAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANGMENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR)LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERASDETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRIGAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >)DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA APIDETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRICU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARASEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU
LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBUCU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS
TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN….
54
TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUK- BATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI.AJENG TURUN, JUNED TAMPAK MENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP..HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAM TANGANNYA..AJENG MENDEKAT…
JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT(WAH BENSINNYA HABIS NIH….)
03. BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 1 (Materi 1)
04. INT/ EXT.RUANG MADING – SIANGPeresmian kelompok Mading kita Semua bahagia menyambut kelompok Mading KitaAjeng dan Juned kemudian berdiskusi tentang devinisi kelangkaanKelangkaan Î tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan.
(i) Ajeng dan Juned juga mengkritisi tentang kelangkan yang sedang terjadi diIndonesia, diantaranya kelangkaan minyak tanah, BBm dan yang lainnya
05. BUMPER REPETISI – 1
06. REPETISIMONTAGE SEQUENCE:TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH)
LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADAT DETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADATGAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANGMENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR)
LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERASDETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRIGAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHATKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)
55
LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA APIDETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRICU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARASEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU
LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBUCU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABISkemudian muncul CAPTION TULISAN:Kelangkaan Î tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan Alat pemuas kebutuhan.
07. BUMPER LATIHAN – 1
08. LATIHAN ?
EXT. R U A N G MADI N G – SIANG Juned memberikan doorprize dengan memberikan pertanyaan seputar kelangkaan, pertanyaan pertama dapat dijawab murid- murid, yaitu tentang pengertian kelangkaan. Pertanyaan kedua hanya ibu Ida guru ekonomi mereka yang sedari tadi mengamati peresmian kelompok mading kita yang bisa menjawab pertanyaan tentang contoh- contoh kelangkaan.
09. BUMPER OUT COMMERSIAL BREAK – 1
10. BUMPER PROGRAM IPS – EKONOMI: Segmen 2 (Materi 2)
56
Segmen 1
Skenario Program Pendidikan IPS Ekonomi“ Kelompok Mading”
Karya: ..............................
Scene V I S U A L A U D I O
00.
01.
00. DISLA T E KELOMPOK MADING IPS EKONOMIUNTUK SISWA SMU
OP E NING CREDIT TI T LE STA ND ART ANIMASI LOGO DEPDIKNASS/I: DEPDIKNAS / TV e
MEMPERSEMBAHKAN PROGRAM VIDEO
PEMBELAJARAN
FADE OUT/ FADE IN
TUNE IN PROGRAM
ILUSTRASI MUSIK
02. MONTAGE SEQUENCE (Teaser)
TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH)LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADATDETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADAT
GAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADA AKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR)
LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRI MINYAK TANAH/ BERAS
I/FOILUSTRASI MUSIK
Scene V I S U A L A U D I ODETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRIGAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTIPADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >)
DIPERLIHATAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA APIDETAIL SHOT PARA PENUMPANG YANG ANTRICU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”
GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU
LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBUCU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS
TERLIHAT JUNED DAN AJENG MELINTASI JALAN RAYA, SCCOTER MERAHNYA BERKELAK- KELOK MELEWATI KENDARAAN YANG LAIN…. TIBA- TIBA SCCOTER TERBATUK- BATUK KEMUDIAN BERHENTI, MESINNYA IKUT MATI.AJENG TURUN, JUNED TAMPAK
AJENG : Gimana Ned..? bisa nyala ngga ..? Sebentar lagi telat nih…
JUNED : … biasanya kagak begini, Sebentar ye gue cobe lagi..
wah ni vespa kagak mau diajak kerje same…
57
Scene V I S U A L A U D I OMENGAYUN ENGKOL SCCOTER, TAPI SCCOTER TAK MAU HIDUP..HMM… JUNED NAMPAK PANIK, AJENG MEMPERHATIKAN DENGAN GELISAH.. SESEKALI IA MELIRIK JAMTANGANNYA..AJENG MENDEKAT…
JUNED MENCOBA LAGI, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATU, DIBUKANYA TANGKI BENSIN, IA MENAIKKAN KEDUA PUNDAKNYA SAMBIL TERSENYUM MEMANDANG AJENG YANG DUDUK DITROTOAR SAMBIL MENOPANGKAN KEDUA DAGUNYA.. WAJAHNYA CEMBERUT(WAH BENSINNYA HABIS NIH….)
DISSOLVE TO
03. BUMPER P ROGRAM I PS – EKONOMI: SEGM E N 1
ILUSTRASI MUSIK
04. INT.RU A NG MAD I NG– SIA N G TAMPAK SEKITAR 10 SISWA BERKUMPUL DIRUANG MADING. AJENG TERLIHAT BERDIRI DITENGAH- TENGAH MEREKA SUARA NYA LANTANG TERDENGARYOSI DENGAN HANDYCAM NYA ASIK MENDOKUMNETASIKAN MOMENT INI
SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA
SEMUA YANG ADA BERSORAK GEMBIRA
SEMUA SALING MEMBANTU MENEMPEL MADING DI SEBUAH PAPAN YANG MEMANG TELAH DISEDIAKAN..
AJENG : Nah, kalau begitu sekarang, Kelompok Mading kita secara resmi telah berdiri..
SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita..
AJENG : Mulai sekarang kita harus bekerja sama membuat tampilan dan kemasan mading kita menarik, berbobot dan kreatif.
SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita..RIRIN :
Nah, bagaimana kalau sekarang kita tempel Mading kita…
58
Scene V I S U A L A U D I OTERLIHAT JUDUL MADING ”YUKBERHEMAT”
JUNED KEMUDIAN BERDIRI KETENGAH.
SESEKALI GAMBAR MUNCUL DARI LCD HANDYCAM YOSI(VARIASI SHOOT DAN PENGADEGANAN)
SEMUA BERSORAK GEMBIRA, BEBERAPA TEMAN SALING BERSALAMAN DAN BERPELUKAN MENGUNGKAPKAN KEBAHAGIAAN, TAK JAUH TERLIHAT SEPASANG MATA YANG MEMPERHATIKAN KEJADIAN ITU SEJAK TADI.HMM.. RUPANYA BU IDA, GURU EKONOMI SEKOLAH ITU. NAMPAK IA IKUT TERHARUWALAUPUN HANYA MENYAKSIKAN KEJADIAN ITU DARI KEJAUHAN.
TERLIHAT MADING SUDAH DIKERUMUNI BANYAK SISWA YANG SIANG ITU DATANG UNTUK MENYAKSIKAN PERESMIAN MADING JUNED BERJALAN MENDEKATI AJENG
GAMBAR PERLAHAN- LAHAN KABUR KINI BERGANTI PADA SAAT AJENG DAN JUNED ANTRI UNTUK MENGISI
SEMUA : Hore... hore.... hidup mading kita... hidup mading kita..
JUNED : Selamat siang temen- temen semue.. Edisi pertame mading kite kali eni berjudul YUK BERHEMAT…Semoga setelah teman- teman membaca, kite semue bise makin berhemat, mengingat begitu banyaknye terjadi kelangkaan di negare kite… seperti bensin, minyak tanah, gas.. dan juga masih banyak yang lain…
JUNED : Selamat ya Jeng, smoge mading kita bisa makin maju dan banyak pembacenye..O iye.. maaf ye masalah nyang tadi.. AJENG:Ga papa Ned, lain kali jangan sampai kehabisan bensin lagi, mana antrinya di pom bensin panjang banget..
JUNED ; Iye, maaf ye…Ya itung- itung kita semakin paham arti kelangkaan, bukannya yang kita alami tadi termasuk kelangkaan.
59
Scene V I S U A L A U D I OBENSIN DI POM, BEGITU BANYAKKENDARAAN YANG ANTRI.GAMBAR PERLAHAN LAHAN KABUR KEMBALI DAN KEMBALI PADA WAJAH AJENG
AJENG MENGANGGUK MANTAP
JUNED TERSENYUM, TIBA- TIBA IA TERINGAT SESUATUTANPA MENUNGGU JAWABAN AJENG, JUNED SEGERA BERLALU
JUNED SUDAH HILANG DARI PANDANGAN AJENG, AJENG TAMPAK TERSENYUM, KEMUDIAN IA BERGUMAM PERLAHANAJENG TERSENYUM PENUH MAKNA
Article II. DISSOLVE TO
AJENG:Ya betul, yang dimaksud kelangkaan adalah tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan dengan alatpemuas kebutuhan, tapi bukan berarti kelangkaan diartikan sulit diperoleh atau ditemukan lho..
JUNED : Iya gue paham…kalo bisa ditarik pake benang mereh, kelangkaan itu punye due pengertianPertame Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedue Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan
AJENG : Setuju ned, ya moga- moga aja kelangkaan yang terjadi di negara kita, seperti yang lu bilang tadiminyak tanah, bbm, gas bisa cepet di atasi.
JUNED : Oiya.. dorrprize nya jadi dibagi ga? Sini biar gue yang bagi….
AJENG : Tapi ned… ned…walau pun sering nyebelin, tapi…akh…
60
Scene V I S U A L A U D I O
05. BUMPER REPETISI – 1 ILUSTRASI MUSIK
06. REPETISIINSERT VIDEO :
TERLIHAT RANGKAIAN STOK SHOT YANG DIRANGKAI DENGAN DINAMIS, SEMUANYA MENJELASKAN TENTANG KELANGKAAN. GAMBAR DIMULAI DENGAN GAMBAR SEBUAH PEMUKIMAN YANG PADAT, DIPERLIHATKAN LAHAN UNTUK PEMUKIMAN SEMAKIN SEMPIT. ( PADAT BUKAN BERARTI KUMUH)LS. PEMUKIMAN PENDUDUK YANG PADATDETAIL SHOT RUMAH- RUMAH YANG PADATGAMBAR KEMUDIAN BERGANTI PADAAKTIVITAS WARGA YANG SEDANG MENGANTRI MINYAK TANAH / BERAS. (GAMBAR DAPAT DIAMBIL DIPASAR – PASAR)LS. ANTRIAN WARGA YANG MENGANTRIDETAIL SHOT WARGA YANG MENGANTRIGAMBAR DENGAN CEPAT BERGANTI PADA AKTIVITAS MENGANTRI TIKET KERETA API (BIASANYA PADA HARI JUMAT, SAAT WEEK END BANYAK TERJADI ANTRIAN PENUMPANG KERETA API DILOKET. BAIK STASIUN SENEN, GAMBIR MAUPUN JATINEGARA <UNTUK MEMUDAHKAN PENGAMBILAN GAMBAR >) DIPERLIHTKAN JUGA TULISAN TIKET HABIS/ TEMPAT DUDUK HABIS. (INI BUKAN PULA BERMAKSUD MEMPERLIHATKAN KINERJA PT KAI YANG BURUK, TAPI SEBATAS HAL YANG MEWAKILI KELANGKAAN)LS. PENUMPANG YANG SEDANG ANTRI TIKET KERETA APIDETAIL SHOT PARA PENUMPANG
FI/FO: MUSIK
VO AJENG :
Kelangkaan adalah tidak seimbang antara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhanKelangkaan bukan berarti sulit diperoleh atau ditemukan. Dengan demikian kelangkaan mempunyai dua pengertian
yaitu, Pertama Alat pemuas kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kedua Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan
61
Scene V I S U A L A U D I OYANG ANTRICU. TULISAN “TIKET / TEMPAT DUDUK HABIS”
GAMBAR KEMUDIAN BERPINDAH PADA AKTIVITAS PARA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG MENGANTRI MENGISI BAHAN BAKAR DISEBUAH SPBU. TERLIHAT TULISAN BENSIN/ SOLAR HABIS ( TULISAN INI SELALU ADA DI SETIAP SPBU
LS. PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL YANG SEDANG ANTRI DI SEBUAH SPBUCU .PAPAN BERTULISKAN BBM HABIS, ATAU BENSIN/ SOLAR HABIS
KELANGKAAN Î TIDAK SEIMBANG ANTARA JUMLAH KEBUTUHAN DENGAN ALAT PEMUAS KEBUTUHAN
DISSOLVE TO
07. BUMPER L ATIHAN – 1 ILUSTRASI MUSIK
08. “LATIHAN ”
i) EXT. RUANGAN MADING – SIANG SEMUA MURID BERKUMPUL DIDEPAN RUANG MADING TERLIHAT JUNED BERDIRI PAS DIDEPAN MADINGYOSI SEPERTI BIASANYA,MENDOKUMENTASIKAN BEREBAGAI MOMENT DENGAN HANDYCAM.
SEMUA BERTERIAK SENANG (SETELAH INI SUASANA MENJADI RIUH GEMBIRA)
JUNED :Nah, temen- temen semue… Kelompok madding kita mau bagi- bagi dorrprize sebagai louncing pertama madding kita..Ada yang mau doorprize..
JUNED :Pertanyaannye masih berhubungan ame madding yang udah kite buat.. Apakah nyang dimaksud kelangkaan…
62
Scene V I S U A L A U D I O
SEORANG MURID MENGACUNGKAN TANGAN DAN MENJAWAB
(SESEKALI GAMBAR BISA DIVARIASIKAN DARI LCD HANDYCAMP YOSI)
MURID 2 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB
MURID 3 MENGACUNGKAN TANGAN LALU MENJAWAB
SEMUA BERESORAK MENDENGAR PERKATAAN JUNED
TIBA- TIBA DATANG BU IDA GURU EKONOMI MAJU DAN MENGACUNGKAN TANGANNYA, SEMUA KAGET KEMUDIAN BERTEPUK TANGAN. JUNED AGAK PANIK
YOSI MENDEKAT KE ARAH BU IDA DARI MATA HANDYCAMP YOSI
MUR I D 1 : Tidak seimbangnya anatara jumlah kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan..
JUNED :Eitzz oke juga lu…, betull… !! eni dorrproze nye…Pertanyaan kedua.. kalau tadi pengertian kelangkaan udeh, sekarang ayo sebutin ape aje contohnye minimal 5 …
MUR I D 2 Yang pertama kelangkaan BBM, terus kelangkaan minyak tanah… ee.. apa lagi ya..
JUNED :Ya, Cuma dua… gugur… ada lagi yang mau nambah…
MUR I D 3 kelangkaan minyak tanah, kelangkaan BBM, kelangkaan beras, kelangkaan bensin, kelangkaan solar...
JUNED :Stop… stop apa lu kate… bensin ame solar entu termasuk BBM dasar cumi… GUGUR…!!Ayo siapa yang laen… masakCuma 5 contoh aje kagak bise…
Silahkan ibu Ida
BU IDA : Sifat manusia yang tak pernah puas mendorong manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan.
63
Scene V I S U A L A U D I OTERLIHAT WAJAH BU IDA SANGATDEKAT ( CU )
SEMUA BERTERIAK DAN BERTEPUK TANGAN, JUNED MENYERAHKAN DORRPRIZE PADA IBU IDA..
SEMUA YANG ADA DIRUANGAN BERTEPUK TANGAN DAN TERSENYUM BANGGA
DISSOLVE TO
Akibatnya kebutuhan terhadapbarang dan jasa meningkat tajam. Padahal barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya. Nah, jika permintaan barang dan jasa terus meningkat tajam sedangkan jumlah
barang dan jasa terbatas jumlahnya maka terjadilah kelangkaan. Seperti halnya kelangkaan beras, minyak tanah, gas, lahan pemukiman, tiket kereta api juga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar dan juga masih banyak yang lainnya.
SEMUA:hore… HORE…..
BU IDA : Terima kasih untuk dorprizenya, saya bangga pada kalian, saya ucapkan selamat atas terbentuknya kelompok Madingkita, semoga semakin maju dan kreatif…Ibu Ida siap untuk membantu kalian…..
09. BUMPER OUT ILUSTRASI MUSIK
Commercial break 1
Segmen 2Scene V I S U A L A U D I O
10. BUMPER P ROGRAM I PS – EKONOMI: SEGM E N 2
ILUSTRASI MUSIK
oooOooo
64