ppid.padang.go.idppid.padang.go.id/home/download_file/renstra revisi disparbu… · web...
TRANSCRIPT
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Pariwisata sudah diakui dunia Internasional sebagai sektor penggerak
perekonomian dengan bahan baku yang tak kunjung habis. WTO (World Tourism Organisation)
memperkirakan jumlah wisatawan Internasional (inbound tourism) di dunia akan mencapai angka
sekitar 1.602 milyar orang di tahun 2020. Dari jumlah tersebut diantaranya masing-masing 231 juta
orang berada di kawasan Asia Timur dan 438 juta orang berada di Pasifik. Para wisatawan ini
akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.
Sepuluh Negara destinasi pariwisata yang paling diminati adalah Prancis, Amerika
Serikat, China, Spanyol, Italia, Inggris, Turki, Jerman, Malaysia, dan Meksiko. Banyaknya
wisatawan yang datang di sepuluh negara terbesar ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Dua
faktor utama yang berpengaruh adalah banyaknya objek wisata yang populer dan banyaknya
kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang diselenggarakan.
Jumlah (wisman) wisatawan mancanegara ke Indonesia relatif mengalami peningkatan.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang paling rendah atau low season terjadi pada setiap awal tahun. Sedangkan jumlah wisman ke Indonesia mengalami puncaknya
atau peak season pada tengah dan akhir tahun.
Kota Padang sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terletak di pantai
Barat Pulau Sumatera, mempunyai potensi yang cukup besar terutama di bidang kepariwisataan
dan kelautan.Kedudukannya yang sangat strategis sebagai pusat pemerintahan, perdagangan
serta transportasi regional di Sumatera Barat merupakan nilai lebih dari daerah–daerah lain di
Sumatera Barat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-2030, luas wilayah darat Kota Padang + 694,96
km²,luas lautan720 km2. Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan. Luas daratan
Kota Padang setara dengan 1,65% dari luas Provinsi Sumatera Barat. Lebih dari 60% luas Kota
Padang (± 434,63 km²) merupakan daerah perbukitan yang ditutupi hutan lindung, sementara
selebihnya merupakan daerah efektif perkotaan. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 84
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 1
km dan pulau kecil sebanyak 19 buah di antaranya yaitu Pulau Sikuaidengan luas 4,4 ha di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di
Kecamatan Padang Selatan). Daerah perbukitan membentang di bagian Timur dan Selatan kota.
Bukit-bukit yang terkenal di Kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit
Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Sumatera Barat, Pemerintah Kota
Padang mencanangkan pembangunan sektor kepariwisataan dan pelestarian kebudayaan alam
Minangkabau sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan. Sejalan dengan arah kebijakan
tersebut maka penetapan kawasan objek wisata dan pelestarian budaya yang akan dikembangkan
harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Jenis-jenis wisata yang akan dikembangkan di
Kota Padang sangat beragam di antaranya; wisata bahari, wisata budaya, wisata alam, wisata
olah raga/minat khusus, wisata kuliner, wisata sejarah dan wisata MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions).Pelestarian budaya wajib untuk dilindungi baik perlindungan secara
internal maupun eksternal.Adat Istiadat harus dilestarikan sehingga karakteristik suatu kawasan
wisata dapat diperkuat. Selanjutnya seni pertunjukan, karya cipta para leluhur perlu dibentengi dari
ancaman global yang mengintai.
Keragaman produk wisata tersebut merupakan modal dasar dari kebijakan pemerintah
terhadap penetapan pariwisata dan budaya sebagai salah satu sektor unggulan dalam percepatan
perekonomian di Kota Padang. Rencana Strategis Pemerintah Kota Padang dalam hal ini Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang tahun 2014–2019 menetapkan 3 (tiga) faktor
pengembangan Pariwisata Kota Padang yaitu :
1. Pembenahan Destinasi Wisata terpadu Gunung Padang yang meliputi: Gunung Padang
dengan Jembatan Siti Nurbaya, Pelabuhan Muara dengan Kota Tua, Pantai Air Manis
dengan Legenda Batu Malin Kundang dan Penataan Pantai Padang.
2. Pelestarian Budaya, dengan menggerakkan sanggar-sanggar kesenian budaya Minang,
permainan anak nagari, dan melaksanakan event-event yang berbasis kesenian Minang.
3. Peningkatan kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait
(Kementerian/Provinsi/Kab/Kota) baik didalam maupun diluar negeri, lembaga adat,
organisasi pariwisata, organisasi seni, lembaga pendidikan, industri kreatif pariwisata,
kelompok sadar wisata, media cetak dan elektronik, investor pariwisata dan masyarakat
dalam rangka percepatan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota
Padang.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 2
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis.
Perencanaan strategis adalah pendekatan, cara untuk mencapai tujuan, mengarahkan
pada pengambilan keputusan dan tindakan terutama di bidang pengawasan. Rencana strategis ini
disusun berdasarkan isu strategis yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dan Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014-2019. Pemikiran dan analisis yang mendalam dan
komprehensif dalam perumusan strategi, mengkaji ulang terhadap rencana strategis sebelumnya
serta mempertimbangkan masukan maupun saran dari pihak eksternal.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah merupakan bagian dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangannya, berdasarkan kondisi dan potensi
yang dimiliki masing-masing daerah sesuai dinamika pembangunan.
Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Khususnya pada pasal 151 ayat (1)
dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 menyatakan “Perangkat Daerah
menyusun Rencana Strategis dengan berpedoman kepada RPJMD. Rencana Strategis dimaksud
memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan
Wajib dan atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai tugas dan fungsi setiap perangkat daerah.
Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini mengacu dan berpedoman kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014-2019. Hal
ini merupakan wujud dari sistem kerja perangkat daerah dan keterkaitan antara kebijakan rencana
pembangunan kota dengan rencana setiap SKPD yang ada di Kota Padang. Dampak dari
keterkaitan ini adalah adanya konsistensi, sinkronisasi dan keterpaduan kebijakan dan program
sekaligus memberikan dorongan, motivasi, pengembangan inisiatif dan kreatifitas untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pembangunan daerah.
1.2 Landasan Hukum
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 3
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2008
Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966);
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 2010
Nomor 103, Tambahan Lembaran Nomor 5168);
6. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3164);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72, Tahun 2013, tentang Pedoman Pembangunan
Wilayah Terpadu;
13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat 2005-2025;
28. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025;
29. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perda Noomor
18 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Padang 2004-2020;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 4
30. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota
Padang (Lembaran Daerah Kota Padang Tahun 2008 Nomor 04);
31. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Padang 2010-2030;
32. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 12 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perda Nomor 6
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2014-
2019 sebagaimana telah diubah Tahun 2016;
33. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pemebentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6);
34. Peraturan Walikota Padang Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi, dan Tata kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang.
1.3 Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2014–2019 ini disusun dengan maksud untuk dipahami
dan dipedomani oleh berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pembangunan
kebudayaan dan industri pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang
berupa fisik maupun non fisik, tentang gambaran pembangunan pariwisata Kota Padang dalam
kurun waktu 5 tahun ke depan. Kesamaan persepsi dan kesamaan pemahaman terhadap pola
pembangunan dengan berbagai kebijakan dan skala prioritas yang akan dilakukan, diharapkan
akan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang serasi dan didukung secara penuh oleh insan
budaya dan pariwisata berdasarkan prinsip keseimbangan, keadilan, saling menguntungkan dan
keberpihakan pada ekonomi masyarakat, penciptaan lapangan kerja dan kelestarian lingkungan
dan budaya.
Tujuan Renstra ini dibuat agar dapat menjadi landasan dan acuan dalam penyusunan
strategi dan program serta kegiatan yang dilaksanakan para pemangku kepentingan kebudayaan
dan pariwisata/stakeholders kepariwisataan dan pendukung pariwisata di Kota Padang. Renstra ini
dimaksudkan sebagai;
1. Penjabaran visi, misi dan program Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang;
2. Pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Padang;
3. Keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 5
4. Terciptanya konsistensi pembangunan yang terintegrasi, sinkronisasi dan kesinergian antara
programPemerintahDaerah, Provinsi dan Pemerintah Pusat.
1.4 Sistematika Penulisan
Setiap instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II mempunyai Rencana Strategi
tentang program-program utama yangakandicapai selama 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan.
Rencana strategi dimaksud mencakup:
1. Uraian tentang visi, misi, strategi dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi;
2. Uraian tentang tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi;
3. Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran;
Penulisan Revisi Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang Tahun 2014-
2019 terdiri dari 7 bab yang saling berkaitan satu sama lain dan secara umum berisikan hal-hal
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA PADANG
2.1 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya
2.3 Kinerja Pelayanan
2.4 Tantangan dan peluang Pengembangan Pelayanan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA PADANG
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program RPJMD
3.3 Telaahan Renstra K/K dan Renstra Provinsi
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 6
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
3.5 Penentuan isu-isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN5.1 Strategi
5.2 Arah Kebijakan
BAB VI RENCANA, PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VII INDIKATOR KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PADANG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VIII PENUTUP
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 7
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA PADANG
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Padang
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, maka
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan
pemerintah bidang pariwisata dan bidang kebudayan dan tugas pembantuan yang diberikan
kepada daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan bidang pariwisata dan bidang kebudayaan;
2. Pelaksanaan kebijakan bidang pariwisata dan bidang kebudayaan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pariwisata dan bidang kebudayaan;
4. Pelaksanaan administrasi dinas bidang pariwisata dan bidang kebudayaan; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu dinas dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara satu
bidang atau seksi dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mencakup hal – hal sebagai berikut:
1. Spesialisasi kegiatan baik berupa tugas individu maupun tugas kelompok dalam kedinasan dan
mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja.
2. Standarisasi kegiatan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja yang digunakan dalam
kedinasan.
3. Sentralisasi dan desentralisasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan dilakukan oleh
para pimpinan puncak saja. Dalam desentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 8
didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan menengah
bawah.
Gambar 2.1Bagan Susunan Organisasi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
,
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 9
Berdasarkan Peraturan Walikota Padang Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Tugas Pokok dan Fungsi
masing-masing adalah sebagai berikut:
KEPALA DINAS
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan urusan pariwisata dan
kebudayan dan tugas pembantuan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi
terwujudnya kebudayaan dan pariwisata berkualitas, berakhlak mulia, dan berdaya saing tinggi.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dinas mempunyai
fungsi :
a. Menyusun kebijakan teknis bidang Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya kebudayaan dan pariwisata yang berkualitas
melalui system yang kondusif;
b. Merumuskan sasaran kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk pencapaian kebudayaan dan pariwisata yang
berkualitas, berhasil dan berdaya guna;
c. Merumuskan program kerja dinas kebudayaan dan pariwisata berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan agar penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata dapat terukur
secara optimal;
d. Mengkoordinasi penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata dengan para
stakeholdersterkait berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya
sinkronisasi kebijakan dengan baik;
e. Mengendalikan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagai bentuk upaya menjaga mutu dan efisiensi kebudayaan
dan pariwisata;
f. Membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan agar pencapaian hasil pelaksanaan tugas dapat lebih
efisien dan efektif;
g. Mengarahkan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan ketentuan
perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas yang tepat sasaran;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 10
h. Menyelenggarakan urusan kebudayaan dan pariwisata dan tugas pembantuan meliputi
manajemen, penelitian dan pengembangan, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan demi terwujudnya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas;
i. Mengevaluasi penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan tugas secara
komprehensif;
j. Melaporkan penyelenggaraan urusan kebudayaan dan pariwisata secara periodic berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja;
k. Pengguna anggaran dinas;
l. Pengguna barang dinas; dan
m. Melaksanakantugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
SEKRETARIAT
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(2) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan administrasi kepada
seluruh satuan organisasi dilingkugan Dinas yang meliputi urusan umum, perlengkapan, keuangan,
kepegawaian, kehumasan, kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat mempunyai
fungsi :
a. Mengkoordinir penyusunan administrasi umum dan urusan rumah tangga dinas, perlengkapan dan
peralatan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, kearsipan dan perpustakaan serta evaluasi
pelaksanaan tugas dinas;
b. Mengkoordinir penyelenggaraan fungsi tata usaha keuangan dinas
c. Mengkoordinir perencanaan dan program serta kegiatan Dinas;
d. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. Melakukan pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 11
f. Meningkatan sumberdaya manusia berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Membuatevaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sekretariat;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
BIDANG PROGRAM DAN PERENCANAAN
Bidang Program dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
1. Bidang Program dan Pengembangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di bidang program
dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata serta menyusun rencana kerja dan program Dinas.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Program dan
Pengembangan mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran ;
b. Menyelenggarakan pengkajian di bidang kebudayaan dan pariwisata serta penyusunan rencana
strategis, rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan kegiatan Dinas;
c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penetapan kebijakan di bidang program dan pengembangan
Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Mengevaluasi program dan kegiatan pembangunan pariwisata serta membuat rumusan saran
penyesuaian;
e. Menyelenggarakan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala kota;
f. Menyelenggarakan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kota;
g. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala kota;
h. Menyelenggarakan penghimpunan dan membuat laporan pelaksanaan tugas bulanan dan
tahunan Dinas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Program dan Pengembangan;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
BIDANG DESTINASI, USAHA DAN INDUSTRI PARIWISATA
1. Bidang Objek dan Sarana Wisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 12
2. Bidang Objek dan Sarana Wisata mempunyai tugas membantu Keapala Dinas menyelenggarakan
pembinaan dan pengawasan terhadap usaha-usaha di bidang pariwisata serta pemeliharaan sarana
dan prasarana yang ada di obejk wisata.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Objek dan Sarana Wisata
mempunyai fungsi;
a. Mengkoordinasikan penyiapan rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan kegiatan
Bidang Objek dan Sarana Wisata;
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang objek wisata dan sarana wisata
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman
pengembangan destinasi pariwisata;
d. Menyelenggarakan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan
usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kota;
e. Melakukan pengawasan, dan pemeliharaan objek wisata serta sarana dan prasarana yang ada di
objek wisata;
f. Menyelenggarakan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kota;
g. Menyelenggarakan monitoring dan pembuatan evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas bidang
objek dan sarana wisata;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya
BIDANG SENI DAN BUDAYA
1. Bidang Seni dan Budaya dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
2. Bidang Seni dan Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam iliman, kesenian, sejarah
dan purbakala, pembinaan, pelaksanaan dan pelestarian kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian,
sejarah dan purbakala.
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Seni dan Budaya
mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan purbakala;
b. Mengkoordinasikan dan menyiapkan bahan penetapan kebijakan di bidang kebudayaan, tradisi,
perfilman, kesenian, sejarah dan purbakala;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 13
c. Melakukan pembinaan teknis pelaksanaan di bidang kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian,
sejarah dan purbakala berdasarkan peraturan perundang-undangan;
d. Mengkaji dan menganalisa data potensi kesenian dan kebudayaan daerah Minangkabau serta
melakukan pengawasan terhadap perkembangan seni dan budaya daerah Minangkabau di kota
Padang;
e. Menyiapkan bahan penyusunan kegiatan di bidang kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian,
sejarah dan purbakala;
f. Memberikan pelayanan, pengawasan dan pemantauan dalam hal pembinaan di bidang
kebudayaan, tradisi, perfileman, kesenian, sejarah dan purbakala;
g. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan, tradisi, perfileman,
kesenian, sejarah dan purbakala;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BIDANG CAGAR BUDAYA, SEJARAH, DAN MUSEUM
1. Bidang Cagar Budaya, Sejarah, dan Museum dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
2. Bidang Cagar Budaya, Sejarah, dan Museum mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
merumuskan dan melaksanakan kebijakan di Bidang Cagar Budaya, Sejarah, dan museum;
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Bidang Cagar Budaya,
Sejarah, dan Museum mempunyai fungsi :
a. melaksanakan pengkoordinasian penyusunan draf rencana program/kegiatan dan
perencanaan Bidang Cagar Budaya, Sejarah, dan Museum;
b. Melaksanakan pengkoordinasian dan pelaksanaan program/kegiatan dan perencanaan Bidang
Cagar Budaya, Sejarah, dan Museum;
c. Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan perjanjian kinerja dilingkungan Bidang Cagar
Budaya, Sejarah, dan Museum;
d. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Kinerja disiplin pegawai yang
berada dibawah Bidang Cagar Budaya, Sejarah dan Museum;
e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penggunaan dan pemanfaatan barang milik
daerah yang berada pada Bidang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 14
BIDANG PEMASARAN
1. Bidang Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
2. Bidang Pemasaran mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas di
bidang pemasaran kepariwisataan yang mencakup penjualan produk-produk wisata Kota Padang,
bekerjasama dengan pelaku-pelaku wisata dan industri pariwisata serta memberikan pelayanan
informasi kepada Wisatawan yang datang ke Kota Padang, baik Wisatawan Nusantara maupun
Wisatawan Luar Negeri;
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Pemasaran
mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinasikan susunan rencana kerja dan anggaran dan/atau program dan kegiatan Bidang
Pemasaran;
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis kegiatan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan
Bidang Pemasaran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan
pemasaran skala kota, partisipasi dan penyelenggaraan pameran”event” budaya dan pariwisata
skala kota, penyelenggaraan widya wisata skala kota, dan kerjasama pemasaran skala kota;
d. Menyelenggarakan promosi skala kota yang meliputi penyelenggaraan widya wisata serta
mengirim dan menerima peserta group widya wisata, penyelenggaraan pameran/event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi, pengadaan sarana pemasaran, pembentukan
perwakilan kantor promosi pariwisata atau Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), penyediaan
informasi pariwisata ke pusat pelayanan infomrasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat
pelayanan informasi pariwisata;
e. Menyelenggarakan event promosi di luar negeri dengan dan/atau di bawah koordinasi pemerintah
dan provinsi;
f. Menyelenggarakan pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala kota;
g. Menyelenggarakan penerapan branding pariwisata nasional dan penyiapan bahan penetapan
taglinepariwisata skala kota;
h. Melaksanakan kerjasama dengan pelaku wisata dalam rangka memasarkan wisata yang ada di
Kota Padang, serta berkoordinasi dengan bidang-bidang yang lain di lingkungan Dinas;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 15
i. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik di lingkungan pemerintah Kota Padang,
Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Departemen;
j. Melaksanakan kegiatan promosi wisata di dalam maupun luar negeri melalui event-event wisata;
k. Memberikan pelayanan informasi wisata kepada Wisatawan Nusantara maupun Wisatawan Luar
negeri;
l. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Bidang Pemasaran;
m. Melaksanakan tugas kedinasanlain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
UPT TAMAN HUTAN RAYA BUNG HATTA (TAHURA)
1. UPT Tahura mempunyai tugas membantu sebagian tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas teknis tertentu di bidang Kebudayaan dan Pariwisata;
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPT Tahura mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Melaksanakan penatausahaan program/kegiatan, keuangan, peralatan, perlengkapan aset,
kepegawaian dokumentasi dan arsip dilingkup bidang tugasnya;
b. Menghimpun potensi-potensi Tahura;
c. Merencanakan pengembangan Tahura;
d. Melaksanakan koordinasi penyelamatan pengamanan Hutan Raya Bung Hatta;
e. Melaksanakan operasional Tahura;
f. Melaksanakan koordinasi pemberian izin pemakaian fasilitas Tahura;
g. Melaksanakan pemungutan dan penyetoran retribusi ke kas daerah melalui bendaharawan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi kegiatan Tahura;
i. Menerima dan melayani kunjungan para tamu dan wisatawan ke Tahura;
j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.2 Sumber Daya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 16
Sejalan dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas pariwisata dan Kebudayaan, maka
Badan Kepagawaian Daerah Kota Padang, yang disetujui oleh pimpinan daerah, telah
memformulasikan pegawai yang akan mengemban tugas pokok dan fungsi yang ada di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Semua staf yang ada dilingkungan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Padang diatur melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dengan formasi sebagai berikut:
TABEL 2.1JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN
Pendidikan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)SD 1 1 - - -
SLTP 2 2 2 2 2
SLTA 11 11 11 14 14
DIPLOMA 7 7 7 5 5
S1 11 11 11 13 11
S2 12 12 12 15 15
DOKTOR 1 1 - - -
Jumlah 45 45 43 43 45
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 17
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.2JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN GOLONGAN
Golongan Tahun2010Jiwa
2011Jiwa
2012Jiwa
2013Jiwa
2014Jiwa
I 3 3 2 2
II 11 11 11 11 13
III 25 25 23 24 24
IV 6 6 7 8 9
Jumlah 45 45 43 45 47
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.3
JUMLAH PEGAWAI HONOR
No TempatJumlah
Jiwa
1. UPTD TAHURA 5
2. UPTD AIR MANIS 2
3. UPTD PANTAI PADANG 0
4. UPTD PASIR JAMBAK 1
5. UPTD LB. PERAKU 0
6. UPTD TAMAN SITI NURBAYA 1
7. SEKRETARIAT 1
8. BIDANG OBJEK 1
TOTAL 11
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 18
TABEL 2.4
JUMLAH PEGAWAI HONOR
No Tempat JUMLAH (Jiwa)
1. UPTD TAHURA 4
2. UPTD AIR MANIS 1
3. UPTD PANTAI PADANG 7
4. UPTD PASIR JAMBAK 2
5. UPTD LB. PERAKU 0
6. UPTD TAMAN SITI NURBAYA 0
7. UPTD MUSEUM 1
8. PETUGAS KANTOR 3
TOTAL 21
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Kinerja pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang meliputi 2 (dua) garapan
urusan Pemerintahan:
1. Urusan Wajib Kebudayaan;
Melaksanakan pelayanan yang berkaitan dengan Kesenian dan Kebudayaan melalui fasilitas
kegiatan kesenian kebudayaan yang dilaksanakan baik oleh Dinas maupun oleh masyarakat,
melindungi keberadaan bangunan cagar budaya, pelestarian kesenian tradisional, pelaksanaan
pergelaran/festival seni budaya, pemberian tanda daftar legalisasi sanggar/lingkung seni, fasilitasi
keberadaan ruang untuk pengelaran seni budaya masyarakat, promosi seni budaya di luar daerah
serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mendorong motivasi masyarakat untuk memberdayakan
kesenian tradisional melalui regulasi kesenian tradisional.
2. Urusan Pilihan Kepariwisataan;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 19
Melaksanakan pelayanan yang berkaitan dengan kepariwisataan melalui investasi destinasi
pariwisata, promosi, kerjasama dengan mitra pariwisata, fasilitas kegiatan”event” kepariwisataan,
pembinaan SDM pariwisata, pengelolaan sarana wisata dan objek wisata.
Pelayanan Kualitas kepariwisataan seringkali diukur dari lama tinggal dan besaran pengeluaran
wisatawan.Semakin lama tinggal wisatawan dan semakin besar pengeluaran wisatawan, semakin
baik pula kualitas kepariwisataan.Pengembangan dayatarik wisata dapat meningkatkan pengeluaran
wisatawan dan lama tinggal wisatawan melalui keberadaan produk dan jasa sebagai souvenir dan
sebagai hiburan di daerah destinasi wisata.Produk-produk dari subsektor kerajinan, fesyen, dan
pasar barang seni dapat menjadi souvenir, sementara produk dan jasa kuliner, musik, seni
pertunjukan, film, video, fotografi, desain, dan arsitektur dapat menjadi hiburan di daerah destinasi
wisata.
Indikasi ini merupakan sinyal positif bagi upaya-upaya pembangunan untuk meningkatkan
kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, seperti lama tinggal, dan pengeluaran
wisman.
2.3.1 Analisis Pengelolaan Pendataan Jumlah Wisatawan
Pelayanan pariwisata sering kali diukur dari lama tinggal dan besaran pengeluaran
wisatawan.Semakin lama tinggal wisatawan dan semakin besar pengeluaran wisatawan, semakin baik
pula kualitas kepariwisataan. Pengembangan daya tarik wisata dapat meningkatkan pengeluaran
wisatawan dan lama tinggal lama tinggal wisatawan melalui keberadaan produk dan jasa sebagai souvenir
dan sebagai hiburan di daerah destinasi wisata.Produk – Produk dari subsector kerajinan, fesyen, dan
pasar barang seni dapat menjadi souvenir, sementara produk dan jasa kuliner, music, seni pertunjukan,
film, video, fotografi, desain, dan arsitektur dapat menjadi hiburan di daerah destinasi wisata.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 20
TABEL 2.5
JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA PADANG
No NEGARA2009
(Jiwa)
2010
(Jiwa)
2011
(Jiwa)
2012
(Jiwa)
2013
(Jiwa)
1 BELANDA 2.095 2.125 2.205
2 JERMAN 701 715 809 812 815
3 PERANCIS 390 387 421 431 551
4 SWISS 95 87
5 ITALI 129 130 95 95 90
6 INGGRIS 417 421 403 429 471
7 USA 713 726 730 740 790
8 CANADA 108 119 115 114 121
9 AUSTRALIA 3.095 3.872 4.009 4.260 4.068
10 NEW ZEALAND 203 197 199 191 201
11 MALAYSIA 31.584 32.184 32.983 36.970 37.021
12 SINGAPURA 2.901 3.001 3.012 3.633 2.879
13 JEPANG 809 896 898 849 583
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 21
14 LAINNYA 2.905 2.142 1.640 2.641 3.035
15 TOTAL 46.143 47.002 47.609 53.368 53.057
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.6JUMLAH WISATAWAN NUSANTARA KE KOTA PADANGTAHUN 2013
No. Bulan Jumlah (Jiwa)
1. Januari 130.030
2. Februari 199.333
3. Maret 277.884
4. April 178.481
5. Mei 210.623
6. Juni 225.622
7. Juli 567.015
8. Agustus 265.526
9. September 237.283
10. Oktober 174.951
11. November 273.616
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 22
12. Desember 260.952
TOTAL 3.001.306
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.7
RATA-RATA LAMA TINGGAL WISATAWAN
No Tahun Nusantara (Hari) Mancanegara
(Hari)
1. 2009 2.99 1.48
2. 2010 3.00 1.50
3. 2011 3.25 1.50
4. 2012 3.25 2.00
5. 2013 3.50 2.00
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.8
RATA-RATA PENGELUARAN WISATAWAN
Tahun Nusantara (Rp) Mancanegara (Rp)
2009 665.000 350.000
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 23
2010 1.550.000 555.000
2011 2.000.000 1.000.000
2012 2.125.000 1.500.000
2013 2.125.000 1.500.000
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
2.3.2 Analisis Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
TABEL 2.9TARGET DAN REALISASI RETRIBUSI DAERAH OBJEK WISATA KOTA
PADANG KEADAAN: DESEMBER 2016
No Jenis Penerimaan Target Tahun 2016
REALISASI
Bulan lalu Bulan Ini s/d Bulan ini
%
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
1 Objek Wisata Pantai Air
Manis
150.000.000 230.000.000 12.000.000 242.000.000 161
2 Objek Wisata pantai Pasir
Jambak
100.000.000 21.050.000 2.500.000 23.550.000 24
3 Objek Wisata Gunung
Padang
100.000.000 114.000.000 13.000.000 127.000.000 127
4 Pemandian Lubuk
Minturun/Air Dingin
25.000.000 4.100.000 200.000 4.300.000 17
5 Pemandian Lubuk Peraku 15.000.000 2.500.000 2.500.000 17
6 Taman Hutan Raya Bung
Hatta
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 24
- Karcis Masuk 9.550.000 53.860.000 6.930.000 60.790.000 637
- Kamar VIP 6.600.000 4.050.000 600.000 4.650.000 70
- Kamar Biasa 11.000.000 9.000.000 900.000 9.900.000 90
- Ruang Pertemuan 3.600.000 2.850.000 2.850.000 79
- Bumi Perkemahan 2.750.000 1.250.000 1.250.000 45
Pemakaian wahana
permainan
399.500.000 9.000.000 9.000.000 2
7 Taman Ria Pantai Padang 61.000.000 10.168.000 10.168.000 17
8 Pemakaian MCK Pantai
Padang I
5.000.000 - - 0
9 Pemakaian MCK Pantai
Padang II
5.000.000 - - 0
10 Pemakaian MCK Pantai
Padang III
10.000.000 - - 0
11 Pemakaian MCK Pantai
Pasir Jambak
5.000.000 150.000 150.000 3
12 Pemakaian MCK Pantai Air
Manis
10.000.000 3.300.000 3.300.000 33
13 Pemakaian Kios Pemda
Lama
134.000.000 680.000 680.000 1
14 Pemakaian Kios Pemda
Baru
201.000.000 1.880.000 1.880.000 0
15 Sewa LPC 670.000.000 - - 0
16 Pemakaian lokasi objek
wisata untuk acara
hiburan/pameran/promosi
12.000.000 7.897.500 7.897.500 66
17 Sewa Sound System 6.000.000 - - 0
18 Sewa orgen Tunggal 6.000.000 - - 0
19 Sewa Speed Boat 26.000.000 - - 0
20 Sewa Jet Sky 26.000.000 1200.000 1.200.000 5
Jumlah Penerimaan 2.000.000.000 476.935.500 36.130.000 513.065.500 25.7
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 25
Tabel 2.10
Capaian KinerjaPelayanan SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang 2016
No Nama Indikator Target SPMTarget IKK
Target Indikator
Lainnnya2015 2016
1 Pertemuan Sastrawan Nusantara
Melayu Raya (Numera)
100 100 100 0
2 Pelaksanaan event event kesenian
dalam dan luar negeri
100 100 100 0
3 Tampilan Seni Tradisional Minangkabau
secara Rutin/Berkala
100 100 100 0
4 Festival Sitti Nurbaya 100 100 100 0
5 Pelaksanaan Event kesenian dalam
acara APEKSI
100 100 100 0
6 Identifikasi Pendataan dan Pelestarian
Benda Cagar Budaya
100 - - -
7 Pelaksanaan Festival Rendang 100 - - -
8 Pembinaan Kesenian Anak Nagari 100 100 100 0
9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan
Objek Wisata Kota Padang
100 100 100 0
10 Pembinaan Usaha Pariwisata Kota
Padang dan Pengelolaan Objek Wisata
100 100 100 0
11 Penyediaan Sarana Pendukung
Pariwisata di kawasan Danau Cimpago
100 - - -
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 26
12 Pembangunan Sarana Prasarana di
Objek Wisata
- 100 100 0
13 Peningkatan Kebersihan Objek Wisata
Pantai
100 100 100 0
14 Talkshow kepariwisataan dan TIC 100 100 100 0
15 Pengiriman tenaga terampil Pariwisata
ke Malaysia
100 - - -
16 Pembinaan dan Pengembangan Industri
Kreatif Pariwisata
100 100 100 0
17 Pengembangan pelayanan informasi
produk pariwisata melalui Website
100 - - -
18 Penyusunan Kajian Akademis Ranperda
Masterplan Kepariwisataan
100 - - -
19 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam
dan Luar negeri
100 100 100 0
20 Tour de Singkarak 100 100 100 0
21 Pemilihan Duta Wisata 100 100 100 0
22 Pembuatan Bahan Bahan Promosi
Pariwisata
100 100 100 0
23 Evaluasi kegiatan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
- 100 100 0
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 27
Nama Indikator Anggran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan
1 (2009) 2 (2010) 3 (2011) 4 (2012) 5 (2013) 1 (2009) 2 (2010) 3 (2011) 4 (2012) 5 (2013) 1 2 3 4 51 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah- Hasil pajak
daerah 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00
- Hasil retribusi daerah
350.152.0 350.770.0 500.000.0 837.927.0 900.000.0 220.457.7 139.217.5 259.222.5 437.979.5 385.486.0
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00
- Lain-lain PAD yang sah
00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00
- Pendapatan hibah 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00
Belanja Tidak Langsung- Belanja
pegawai 2.232.329. 2.375.067. 2.199.871. 2.725.944. 2.146.437. 1.141.478. 2.109.820. 2.628.876. 96, 50, 95, 96,
- Gaji dan Tunjangan 1.935.739. 1.819.086. 2.130.417. 1.961.775. 2.286.294. 1.863.195. 1.023.903. 1.913.620. 2.244.418. 96, 52, 97, 98,
- Tambahan Penghasilan PNS
296.590.0 204.900.0 225.900.0 196.200.0 394.650.0 283.242.5 117.575.0 196.200.0 384.458.2 95, 38, 10 97,
Belanja Langsung- Belanja
pegawai 699.368.1 583.104.5 874.935.1 1.331.023. 622.085.6 190.645.0 855.420.3 1.235.640. 88, 32, 97, 92,
- Belanja barang dan jasa
2.434.065. 2.524.688. 3.293.291. 4.885.139. 2.107.097. 848.213.8 3.217.208. 4.694.886. 86, 33, 97, 96,
- Belanaja modal 2.618.786. 256.716.0 844.117.1 947.358.5 2.110.334. 65.470.50 807.466.4 678.823.8 80, 25, 95, 71,
Total 10.567.03 8.226.777. 10.208.11 13.470.41 9.352.851. 3.526.504. 9.537.716. 12.252.58
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 28
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 29
Gambar 2.2
Bagan Alir Rencana Strategis Kota Padang Tahun 2014-2019
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 30
2.3.2 Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Eksternal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
A. Tantangan
1. Kekayaan budaya baik dalam bentuk benda (tangible) dan yang tak benda (intangible) belum dikelola
secara sinergis maksimal dan berkelanjutan.
2. Dengan dilaksanakan otonomi daerah, pengelolaan kekayaan budaya oleh daerah menjadi kurang
maksimal yang disebabkan antara lain oleh masalah kemampuan SDM, kapasitas sumber daya dan
pendanaan yang terbatas.
3. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak kepada kemungkinan terjadinya erosi
ciri khas dan identitas nilai budaya daerah.
4. Kurangnya perhatian pengelolaan keragaman budaya dapat menimbulkan konflik sosial, hal ini
disebabkan karena adanya kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat sehingga tidak
tersedianya tempat penyaluran aspirasi masyarakat yang multikultur.
5. Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk daerah masih rendah, antara lain
karena keterbatasan informasi.
6. Pembangunan Destinasi yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan akan ditinggalkan
pasar.
7. Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan kepentingan dan manfaat pada masyarakat
lokal akan mengurangi dukungan dan partisipasi masyarakat dan akan berpotensi timbulnya konflik
sosial.
B. Peluang
1. Wisatawan global semakin meningkat disebabkan oleh beberapa hal seperti meningkatnya “ disposal income”, meningkatnya waktu luang serta meningkatnya teknologi terutama di bidang transportasi.
2. Banyaknya lembaga/pihak di dalam dan luar negeri yang tertarik akan kekayaan budaya baik berupa
benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun tak benda seperti kesenian
dan nilai tradisi.
3. Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya
dengan adanya akulturasi budaya yaitu cirikhas dan identitas kebudayaan semakin berkembang.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 31
4. Pada dasarnya masyarakat Kota Padang dikenal suka membantu dan ramah yang merupakan modal
untuk membangun industri pariwisata sebagai industri jasa.
5. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah mampu menjadikan keragaman dan keunikan daya tarik
alam dan budaya sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan.
6. Pemerintahan yang semakin stabil lebih mampu melaksanakan pembangunan terutama infrastruktur
pariwisata.
7. Motivasi wisatawan semakin tersegmentasi sehingga menuntut destinasi yang mampu menawarkan
keanekaragaman produk pariwisata seperti: wisata kuliner, ekowisata, agrowisata, atau kampung
wisata.
8. Dengan semakin matangnya proses kehidupan berdemokrasi dan semakin maju dan berkembangnya
media ekspresi maka membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam
menciptakan karya seni yang memiliki nilai jual tinggi.
9. Berkembangnya LCC (Low Cost Carrier) yang menawarkan paket wisata terjangkau semakin
meningkat.
10. Transportasi udara yang semakin murah dan semakin banyaknya perusahaan penerbangan dalam
negeri yang semula 6 perusahaan menjadi 18 perusahaan akan mendorong kunjungan wisatawan
khususnya wisatawan nusantara
11. Kemajuan di bidang teknologi informasi, yang memungkinkan calon wisatawan memperoleh akses
informasi terkini mengenai keanekaragaman destinasi
12. Perkembangan implementasi tata pemerintahan yang baik (good governance) memberikan ruang bagi
perbaikan sistem manajemen pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata baik antar sektor,
antar instansi, antar wilayah dan antar tingkatan pemerintahan.
2.3.3 Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Internal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
A. Kekuatan
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 32
1. Kekayaan nilai budaya yang bersumber pada keanekeragaman suku, bahasa, adat istiadat dan
kekayaan nilai budaya lainnya.
2. Adanya Political Will dari pemerintah untuk pengembangan destinasi.
3. Hasil pembangunan yang selama ini berupa prasarana dan sarana pariwisata, secara kualitas dan
kuantitas semakin meningkat dari tahun ke tahun.
4. Karena potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha
dan lapangan kerja, pemerintah berusaha untuk memberikan kemudahan agar pengusaha tertarik
untuk berusaha di bidang pariwisata, dan sebaliknya para pengusaha sendiri berminat cukup besar
untuk mengembangkan usahanya di bidang pariwisata, maka jumlah usaha pariwisata semakin
meningkat.
5. Dengan Otodaakan meningkatkan kemampuan Pemda untuk membangun destinasi baru khususnya
mengembangkan dayatarik wisata baik fisik maupun non fisik.
6. UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjadi salah satu acuan di dalam penyelenggaraan
pembangunan kepariwisataan di tanah air.
7. Kerjasama promosi pariwisata antara pemerintah, pemerintah daerah dan swasta semakin erat seperti
partisipasi pada bursa pariwisata, widyawisata pengenalan (farm trip)
B. Kelemahan
1. Belum maksimalnya kegiatan pelestarian kekayaan budaya baik yang tangible dan intangible.
2. Masih lemahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk daerah, antara lain karena
kurangnya informasi.
3. Masih lemahnya peta dan sistem informasi kekayaan budaya berupa peta budaya dan dokumen arsip
daerah.
4. Krisis nilai budaya/jati diri (identitas) daerah, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan,
keramahtamahan, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan
ciri khas daerah, makin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai-nilai materialisme.
5. Masih belum optimalnya implementasi pembangunan berwawasan kebudayaan, tidak mampunya
bangsa Indonesia mengadopsi budaya global yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa
dan karakter bangsa. Lajunya pembangunan ekonomi yang kurang diimbangi oleh pembangunan
karakter bangsa telah mengakibatkan krisis budaya yang selanjutnya memperlemah ketahanan
budaya.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 33
6. Lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasan daya tarik wisata ke
dalam produk pariwisata.
7. Belum optimalnya implementasi pedoman, standar, prosedur dan kriteria di bidang pariwisata karena
keterbatasan sumber daya di daerah.
8. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata belum maksimal khususnya di sekitar
dayatarik wisata dan kawasan wisata.
9. Belum efektifnya upaya pemasaran dalam dan luar negeri.
10. Terbatasnya sarana/materi promosi budpar dalam dan luar negeri.
11. Belum optimalnya sistem informasi pemasaran untuk mendukung pelaksanaan pemasaran dan
promosi.
12. Koordinasi dan keterpaduan pemasaran antar “stakeholder” masih lemah.
13. Sumberdaya pemasaran yang masih terbatas.
14. Kompetensi dan kualitas SDM masih perlu ditingkatkan agar mampu melaksanakan program secara
optimal dengan kompetensi pelayanan publik yang tinggi.
15. Database kebudayaan dan pariwisata yang tersedia belum mampu mendukung kebutuhan dalam
proses pengambilan keputusan pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang aktual.
2.3.4 Analisis Hubungan Aspek Lingkungan Eksternal dan Internal
Berdasarkan hasil analisis kekuatan dan peluang diatas maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
A. Mengembangkan Kekuatan dan Mengoptimalkan Peluang melalui :
1. Pengembangan Destinasi Pariwisata untuk meningkatan daya saing kepariwisataan daerah.
2. Pengembangan pariwisata daerah dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air dan jati diri
bangsa.
3. Pelestarian lingkungan alam dan budaya sebagai upaya mempertahankan kekayaan bangsa dari
berbagai perubahan.
4. Pemberian penghargaan yang tinggi kepada seniman yang telah melahirkan produk-produk budaya.
5. Pengembangan promosi budaya melalui pengiriman misi dan delegasi kebudayaan ke luar negeri.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 34
B. Mengembangkan Kekuatan untuk Mengatasi Ancaman melalui :
1. Pengembangan pengelolaan keragaman budaya dalam upaya meningkatkan rasa cinta atas
khasanah kebudayaan daerah.
2. Peningkatan pengelolaan kekayaan budaya sebagai upaya melestarikan kebudayaan daerah yang
beragam dan kaya atas kebijakan lokal (Local Wisdom) dan kepakaran lokal (Local Genius).3. Penguatan penegakan hukum guna menjaga upaya-upaya pelestarian kebudayaan dan alam sebagai
modal pembangunan.
4. Pengembangan peraturan perundangan dalam rangka memberikan landasan legal pengembangan
kebudayaan dan kepariwisataan di Kota Padang.
C. Meminimalkan Kelemahan untuk Memanfaatkan Peluang melalui :
1. Pengembangan nilai budaya untuk melestarikan tradisi, budi pekerti sehingga mampu
menghadapi budaya global.
2. Pengembangan pemasaran terpadu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian sasaran
jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara.
3. Pengembangan dan peningkatan dayasaing SDM kebudayaan dan pariwisata guna meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan dalam rangka meningkatkan daya saing nasional.
4. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan sehingga mampu memberikan dukungan
dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
5. Pengoptimalan kapasitas pusat data dan informasi dalam upaya memperbesar desiminasi informasi
pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan kepada masyarakat.
6. Pengoptimalan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan untuk meningkatkan kapasitas dan
peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan fungsinya sebagai fasilitator dan
koordinator pembangunan kebudayaan dan pariwisata.
D. Meminimalkan Kelemahan dan Menghindari Ancaman melalui :
1. Pengelolaan keragaman budaya yang profesional dan sesuai zaman guna meningkatkan daya
resistensi terhadap serbuan budaya global.
2. Pengembangan kekayaan budaya dan alam dalam upaya meningkatkan kualitas aset wisata yang
tersebar di Kota Padang.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 35
3. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi dan antar daerah sehingga terjadi
keterpaduan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan oleh berbagai pihak yang terkait.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 36
BAB III
PERUMUSAN ISU–ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menjelaskan bahwa salah satu
sasaran untuk meningkatkan sektor non-miga adalah dengan meningkatkan kontribusi pariwisata
dalam perolehan devisa, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu
penghasil devisa. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan pembangunan kepariwisataan
diarahkan untuk pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa
pelayanan pariwisata.
Identifikasi Permasalahan :1. Kemampuan daya tarik destinasi unggulan harus mendapatkan perhatian serius bagi semua
aparat dan pelaku kepariwisataan.
2. Secara umum daya saing yang perlu ditingkatkan untuk memacu pertumbuhan pariwisata
mencakup tiga aspek yaitu:
a. Daya saing daerah termasuk di dalamnya organisasi pariwisata nasional dan kualitas SDM
nya;
b. Daya saing masyarakat termasuk didalamnya nilai-nilai yang dimilki masyarakat dalam
menyikapi kepariwisataan;
c. Daya saing unit bisnis kepariwisataan termasuk di dalamnya keandalan dalam
mengantisipasi keinginan wisatawan yang semakin bertambah.
3. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas yang diharapkan
mempunyai dayasaing tinggi. SDMdi bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
harus memiliki pemikiran strategis dan visioner.Jika tidak, kondisi ini dapat menghambat
peningkatan kualitas segala aktivitas kegiatan pemasaran dan promosi. Implikasi lain dari
lemahnya SDM ini adalah menjadi lemahnya diplomasi dan Public Relations (kehumasan)
pemerintah dalam membantu mendongkrak citra Kota Padang yang dirasakan masih lemah di
mata dunia internasionai seperti dalam berbagai isu: keamanan, terorisme, penyakit menular,
dan bencana alam.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 37
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Visi pembangunan Kota Padang, untuk lima tahun kedepan yaitu: “Mewujudkan Padang sebagai kota Pendidikan, Perdagangan danPariwisata yang Sejahtera, Religius, dan Berbudaya”.Misi:
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman, kreatif dan
berdaya saing.
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera.
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan
lokal.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
10 Program Unggulan yaitu:1. Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar serta
pengendalian banjir dan genangan air.
2. Menyelenggarakan pendidikan,pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan,seni budaya dan
olahraga yang lebih berkualitas, Gratis Pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK Negeri serta
pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin.
3. Menyediakan terminal angkutankotadan terminal bus dalam dua tahun serta penataan
transportasi kota yang lebih baik.
4. Merehabilitasi 1.000 unit rumah tidak layak huni per tahun dan pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin.
5. Membangun Pasar Raya Padang dalam dua tahun dan revitalisasi pasar-pasar pembantu.
6. Meningkatkandana operasional Kecamatan, Kelurahan, RW dan RT serta Guru
TPQ/TQA/MDA menjadi 200% (dua ratus persen).
7. Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000,-(satu juta) bagi warga Kota Padang.
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru dan
pengembangan ekonomi kreatif, UMKM serta pemberdayaan masyarakat petani dan
nelayan.
9. Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak
dan ramah.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 38
10. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Dinas Pariwisata Provinsi
3.3.1 Telaah Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015 - 2019
Visi dan Misi Kementerian Pariwisata
Sektor Pariwisata sangat erat kaitannya dengan alam (nature), warisan budaya (heritage), lingkungan sosial, seni, kearifan lokal, toleransi dan tenggang rasa, yang dipadu dengan kemajuan
teknologi masa kini. Sektor pariwisata tidak saja menjadi sektor pencipta kesejahteraan, tetapi juga
menciptakan hidup yang berkualitas. Mempertimbangkan karakteristik pariwisata tersebut, serta
potensi ekonominya yang besar, Kementerian Pariwisata menetapkan visi pembangunan
Kementerian Pariwisata menggunakan pijakan visi Presiden Republik Indonesia periode 2014 - 2019
yaitu: “ Terwujudnya Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Berdasarkan visi tersebut, maka dirumuskan ke dalam 9 agenda prioritas pemerintah yang disebut
NAWACITA. Didalamnya terkandung agenda prioritas pemerintah Republik Indonesia 2015 – 2019
yang terkait pada pariwisata adalah agenda prioritas butir keenam yakni;
“Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia
dapat maju dan bangkit besama bangsa-bangsa Asia lainnya”
Dalam rangka meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum dikelola
dengan baik serta pengembangan pariwisata yang berdaya saing di pasar internasional, sekaligus
member peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor
pariwisata akan meningkatkan daya saing Indonesia, dengan memanfaatkan potensi yang selama ini
belum dikelola optimal, salah satunya adalah potensi maritime, semata-mata untuk meningkatkan
akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan agenda prioritas tersebut disusunlan empat misi Kementerian Pariwisata Tahun
2015 – 2019 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Renstra Kementerian Pariwisata, dengan mengadaptasi 4 (empat) pilar pembangunan
kepariwisataan, yakni pengembangan destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan. Misi
Kementerian Pariwisata 2015 - 2019 adalah;
1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing, berwawasan lingkungan dan budaya
dalam meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan mewujudkan masyarakat mandiri;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 39
2. Mengembangkan produk dan layanan industri pariwisata yang berdaya saing internasional,
meningkatkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial
budaya;
3. Mengembangkan pemasaran pariwisata secara sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara
sehingga berdaya saing di pasar Internasional; dan
4. Mengembangkan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien serta peningkatan
kerjasama internasional dalam rangka meningkatkan produktifitas pengembangan
kepariwisataan dan mendorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.
Tujuan dan Sasaran Kementerian Pariwisata
Berdasarkan Visi Misi Kementerian Pariwisata 2015-2019, maka dirumuskan tujuan
Kementerian Pariwisata 2015-2019 yaitu:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang berdaya saing di pasar
internasional ;
2. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional sehingga
Indonesia dapat mandiri dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya;
3. Memaksimalkan produktivitas kinerja pemasaran pariwisata dengan dengan menggunakan
strategi pemasaran terpadu secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta yang intensif,
inovatif dan interaktif;
4. Mewujudkan kelembagaan kepariwisataan yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi
Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien,
dan mencapai produktifitas maksimal.
Dalam mengembangkan pariwisata, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memiliki 11 sasaran
strategis yang harus dicapai melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada periode 2015–
2019. Setiap sasaran strategis Kemenpar memiliki indikator kinerja serta target yang harus dicapai
setiap tahunnya sebagai ukuran kinerja dari Kemenpar yang diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Destinasi Pariwisata
2. Meningkatnya investasi disektor pariwisata
3. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional
4. Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional
5. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 40
6. Meningkatnya jumlah penerimaan devisa
7. Meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus)
8. Meningkatnya jumlah pengeluaran wisatawan nusantara
9. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM Pariwisata
10. Terlaksananya/terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi di Lingkungan Kementerian
Pariwisata
11. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata
3.3.2 Telaah Renstra Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, bertekad ingin menjadikan daerah Sumatera Barat sebagai
daerah tujuan wisata tingkat nasional kedua setelah Bali.
Keinginan itu telah dijadikan kebijakan Pemprov Sumbar dan memerlukan dukungan semua pihak terkait.
Strategi diwujudkan dalam bentuk lima kebijakan pembangunan sektor pariwisata Sumbar pada tahun
2016 hingga 2020 yaitu :
1. Pengembangan industri pariwisata yang memiliki daya saing baik di tingkat nasional maupun di
tingkat internasional.
Strategi pengembangan standarisasi usaha bidang pariwisata yang akan diterapkan di Sumbar :
a. Pengembangan dan pembangunan dayatarik wisata serta pengembangan usaha pariwisata
yang berbasis masyarakat lokal setempat, khususnya budaya dan tradisi alam Minangkabau.
b. Strategi pengembangan pariwisata dengan pola Program Nasional Pemberdayaan Madani
(PNPM), pengembangan nagari wisata dan pemberian dukungan kepada “destination management organization”.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS
3.4.1 Telaah RTRW
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Padang, yang terkait dengan sektor pariwisata adalah sebagai berikut :
Pada Bab II Pasal 2 Azas Penataan Ruang Kota RTRW kota berazaskan pada azas Manfaat, yaitu
menjadikan kota madani melalui pemanfaatan ruang secara optimal yang tercermin dalam pelayanan
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 41
kegiatan pemerintahan, pendidikan dan kebudayaan, perdagangan dan jasa, transportasi serta
pariwisata.
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Padang :
1. Penataan Ruang Wilayah Kota Padang dilaksanakan dengan tujuan mewujudkan Kota Padang
sebagai kota metropolitan berbasis mitigasi bencana dengan didukung oleh pengembangan sektor
perdagangan, jasa, industri, dan pariwisata.
2. Kebijakan penataan ruang wilayah kota meliputi Pengembangan Kawasan Wisata yang ramah
lingkungan dan berbudaya dalam rangka peningkatan perekonomian, penyediaan lapangan kerja
serta menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata Nasional yang potensial.
3. Strategi pengendalian pengembangan pada kawasan rawan bencana. Mengembangkan kawasan
sepanjang pantai sebagai RTH.
4. Strategi pengembangan kawasan perumahan yang aman dan nyaman sesuai dengan jumlah
penduduk kota sampai akhir perencanaan.
5. Melestarikan kawasan, bangunan dan perumahan yang ditetapkan sebagai cagar budaya.
6. Strategi pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan dan berbudaya dalam rangka
peningkatan perekonomian, penyediaan lapangan kerja serta menjadikan Kota Padang sebagai
Daerah Tujuan Wisata Nasional yang potensial meliputi:
a. Menata kawasan objek wisata alam serta objek wisata buatan berdasarkan konsep ramah
lingkungan serta berkesinambungan
b. Menjaga serta melestarikan benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah serta bagian dari
dayatarik wisata
c. Mengarahkan perencanaan dan pengembangan pariwisata di suatu kawasan berdasarkan
zona dengan spesifikasi atau karakteristik yang dimiliki
d. Mendorong kegiatan atraksi wisata pada setiap zona dengan spesifikasi atau karakteristik
yang dimiliki
e. Mengembangkan fasilitas serta sarana dan prasarana di kawasan wisata.
7. Strategi pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi melalui budaya olahraga
a. Mengembangkan RTH yang terpadu dengan fasilitas olahraga dan rekreasi serta
mengoptimalkan potensi alam bagi pengembangan sektor pariwisata.
b. Memperluas kesempatan usaha bagi sektor swasta dalam mengembangkan wahana dan atau
kawasan rekreasi.
c. Mengembangkan ruang untuk melestarikan nilai-nilai kekayaan budaya Minangkabau sebagai
bagian dari kegiatan rekreasi dan promosi daya tarik wisata.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 42
8. Strategi pengembangan RTH untuk fungsi ekologi, fungsi ekonomi maupun fungsi sosial budaya
maupun baik privat maupun publik yang dapat meningkatkan kualitas kenyamanan ruang kota.
Menyediakan RTH publik sebesar 20 (dua puluh) persen, yang meliputi taman, sempadan pantai,
sempadan sungai, lahan pertanian, sabuk hijau (green belt) dan pemakaman.
Sempadan pantai adalah :
1. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang
air laut tertinggi kearah darat;
2. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan
jarak paling sedikit 50 (lima puluh) meter
Kawasan Lindung Cagar Budaya
1. Kawasan lindung cagar budaya ditetapkan di Kawasan Pondok dan Kawasan Muaro di
Kecamatan Padang barat dan Kecamatan Padang Selatan.
2. Tujuan penetapan kawasan lindung cagar budaya adalah;
a. Menjaga kelestarian kawasan bersejarah dan bangunan bersejarah: dan
b. Membentuk citra kota berdasarkan potensi sejarah.
3. Kawasan lindung cagar budaya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan ekonomi
dan sosial budaya dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian kawasan dan
bangunan cagar budaya.
4. Pengaturan pemanfaatan kawasan lindung cagar budaya akan diatur lebih lanjut dengan
peraturan Walikota.
Kawasan Budidaya
Kawasan Pariwisata
1. Kawasan pariwisata meliputi wisata alam, wisata sejarah, wisata makanan, wisata belanja dan
wisata konvensi.
2. Pengembangan kawasan wisata alam meliputi:
a. Kawasan Pasir Jambak di Kecamatan Koto Tangah;
b. Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun di Kecamatan Koto Tangah;
c. Kawasan Gunung Padang dan Aie Manih di Kecamatan Padang Selatan;
d. Kawasan Sungai Pisang di Kecamatan Bungus Teluk Kabung;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 43
e. Kawasan sepanjang Pantai Padang;
f. Kawasan Taman Hutan Raya Bung Hatta, Lubuk Paraku; dan
g. Pulau-pulau kecil yang berada di wilayah perairan Kota Padang
3. Pengembangan kawasan wisata sejarah meliputi:
a. Kawasan cagar budaya kota lama Pondok dan Muaro Kecamatan Padang Selatan
b. Kawasan wisata sejarah di Kelurahan Belakang Tangsi Kecamatan Padang Barat;
c. Kawasan cagar budaya nagari adat tradisional di Kecamatan Koto Tangah dan Kecamatan
Bungus Teluk Kabung.
Pengembangan wisata makanan, wisata belanja dan wisata konvensi diintegrasikan dengan
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Padang
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap pertama
a. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata
b. Pembinaan organisasi sosial dan budaya.
c. Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap kedua
a. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.
b. Pembinaan organisasi sosial dan budaya.
c. Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah kota tahap ketiga
a. Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya.
b. Peningkatan keanekaragaman hayati dan dan ekosistem kawasan Sungai Pisang, hutan kota,
sempadan sungai dan sempadan pantai.
Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang Wilayah Kota
Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap pertama :
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 44
a. Penataan dan pengamanan sempadan pantai, terutama pada kawasan-kawasan yang letak
bangunannya tidak sesuai dengan ketentuan jarak minimal terhadap garis pantai.
b. Revitalisasi Kawasan Kota Tua Muaro-Pondok.
Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap kedua :
a.Revitalisasi Kawasan Kota Tua Muaro-Pondok
b.Peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan sekitar kawasanSungai Pisang,
hutan kota, sempadan sungai dan sempadan pantai.
Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap ketiga :Peningkatan keanekaragaman hayati dan ekosistem kawasan sekitar kawasan sungai Pisang, hutan
kota, sempadan sungai dan sempadan pantai.
Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung tahap keempat :a. Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan Sumatra Barat.
b. Penertiban pedagang informal.
c. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.
d. Optimalisasi pengembangan obyek-obyek wisata alternative.
e. Pembangunan sarana dan prasana secara terbatas pada kawasan konservasi untuk penunjang
pariwisata.
Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap kedua :a. Peningkatan unit usaha kecil, menengah dan besar serta sektor informal.
b. Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan Sumatra Barat.
c. Penertiban pedagang informal.
d. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata.
Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap ketiga :a. Penertiban pedagang informal
b. Pembebasan lahan beserta bangunan di atasnya
Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya tahap keempat :
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 45
a. Penataan dan pengembangan pusat jajanan dan makanan khas Padang dan SumatraBarat
b. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata
c. Pembebasan lahan beserta bangunan diatasnya
d. ptimalisasi pengembangan obyek-obyek wisata alternative
e. Pembangunan sarana dan prasana secara terbatas pada kawasan konservasi untuk penunjang
pariwisata.
Indikasi Program Utama perwujudan kawasan Strategis Kota
Indikasi program utama perwujudan kawasan strategis tahap pertama :Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu
Gunung Padang.
3.4.2 Kajian Lingkungan Hidup StrategisDasar Hukum Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi :
1. UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 67 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan
Daerah.
3. Perda 21 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah.
Metode Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Pendekatan KLHS di Padang terdiri dari beberapa langkah :
1. Identifikasi dari isu Pantai Padang, yaitu berupa hasil pertemuan antara Pemerintah Kota dan
Dirjen Bina Bangda
2. Penyaringan (Screening). Suatu jawaban langsung terhadap pertanyaan “Apakah sebuah KLHS
itu dibenarkan?” Kompleksitas, lintas bidang dan efek-efek kumulitas dari Pantai Padang sangat
kuat mendebatkan Pantai Padang.
3. Penentuan luas kajian (Scoping). Sebuah pengamatan awal akan dampak lingkungan sebagai
topik diskusi dengan Tim kecil. Keputusan yang pasti tentang daerah di bawah naungan Pantai
Padang, misalnya sebuah proyek reklamasi, pembangunan sebuah marina dan semua bagian dari
sebuah rencana yang terintegrasi belum lagi didapatkan formulirnya
4. Penilaian Partisipasi Dampak Lingkungan dari Rencana Pembangunan Pantai Padang.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 46
Pertama, analisa tim terhadap berbagai bentuk data, seperti peta-peta dan terkini, foto-foto tua dan
terkini dan dokumen-dokumen pembangunan untuk Pemerintah Kota.
Hasil KLHS
Mengidentifikasi isu-isu utama lingkungan untuk dipecahkan untuk rencana pembangunan Pantai
Padang.
REKLAMASI PANTAI
1. Abrasi Pantai. Analisa dari peta dan foto-foto tua mengindentifikasikan erosi pantai.
MARINA DI MUARA
Pencemaran Sungai. Pencemaran sungai Batang Arau yang akan dijadikan marina mengancam
rencana ini. Pemilik yacht tidak begitu mengkhawatirkan keruhnya air sungai, namun tentu tidak
terhadap suspensi sampah domestik di air.
A. Data Sekunder
(i). Data Instansionil dan Publikasi
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2004 – 2020.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004 – 2008
3. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Padang.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang.
5. Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Kota Padang.
Pengembangan Pantai Padang dan kawasan sekitarnya diarahkan sebagai berikut :
1. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dikembangkan dengan kebijakan khusus termasuk
kawasan Gunung padang
2. Kawasan ini memiliki potensi besar sebagai kawasan wisata marina atau ekonomi bahari
seperti pelabuhan Muara, Pantai Padang dan Pantai Aie Manih.
3. Kerjasama dengan investor adalah pilihan yang tepat namun kepastian tentang pola
penggunaan tanah harus diupayakan, seperti pengalihan, pemilikan, penyewaan,
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 47
penyertaan, modal, penyerahan ke pemerintah melalui konsep konsolidasi atau
kombinasinya.
Pengembangan kawasan Gunung Padang, Muaro dan Pantai Padang yang tergolong sebagai kawasan
potensial untuk dikembangkan.
Kota Padang sebagai kota pesisir mempunyai potensi pengembangan wisata bahari sebagai
unggulan. Pengembangan wisata bahari tersebut dapat dipadukan dengan pengembangan Kota Tua
Padang Lama yang menyimpan sejarah permulaan Kota Padang. Untuk itu dapat dikembangkan produk
wisata terpadu yang merupakan kesatuan wisata Pantai Padang – Kawasan Padang Lama – Kawasan
Gunung Padang – Kawasan Pantai Air Manis. Kawasan Batang Arau dapat menjadi marina yang
menghubungkan pulau – pulau kecil diwilayah Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan dan
Kabupaten Pariaman. Selain itu jaringan jalan susur pantai juga perlu dikembangkan untuk
menghubungkan kawasan dengan Bandar Ketaping. Untuk mendukung kawasan wisata terpadu
tersebut didukung dengan pengembangan sarana dan jasa pendukung wisata dan penciptaan kondisi
lingkungan kota yang ramah dan nyaman.”
Beberapa bahaya lingkungan pesisir yang beraspek Geologi terutama adalah :
a) Sedimentasi
b) Gerakan tanah
c) Banjir
d) Abrasi
e) Akresi
f) Intrusi air laut
g) Gempa dan
h) Tsunami
i) Likuifaksi
Permasalahan Lingkungan dan Perairan Laut
1. Banjir dan Genangan Air.
Sebagai daratan alluvial, di bagian-bagian kota banyak ditemukan kantung-kantung permukiman yang
dulunya merupakan daerah perairan/rawa/wet land, tetapi kemudian ditimbun dan dijadikan kawasan
permukiman dan jasa perdagangan tanpa dilengkapi dengan prasarana tata air yang memadai.
Akibatnya pada musim hujan lokasi-lokasi ini menjadi tempat genangan air. Selain itu makin
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 48
menurunnya kapasitas tampung badan air dan saluran mengakibatkan limpasan air hujan ke luar dari
badan air. Dua gejala tersebut mengakibatkan banjir dan genangan air.
2. Longsor
Bahaya longsor yang terdapat di kawasan Gunung Padang dan Bukit Gaung berskala sedang dan
tinggi. Kawasan yang memiliki tingkat bahaya longsor lahan yang tinggi di kawasan Gunung Padang
adalah lereng kaki Gunung Padang yaitu kelurahan Batang Arau, Seberang Padang, Mata Air,
Rawang, Teluk Bayur dan Air Manis, Sedangkan di Bukit Gaung adalah Kelurahan Gates.
3. Abrasi Pantai
Gejala abrasi pantai yang telah berlangsung sejak lama dan mengakibatkan kerusakan pantai
mengancam permukiman penduduk yang berdomisil di sekitar kawasan pantai, terutama di pesisir
pantai Purus, Ulak Karang, Pasir Air Tawar, Parupuk Tabing serta Pasie Nan Tigo.
4. Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi akibat berbagai kegiatan industri, lingkungan pemukiman, pasar dan berbagai
kegiatan lain yang membuang limbah cair yang belum memenuhi baku mutu lingkungan. Beberapa
sungai di daerah ini telah dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah cair dari kegiatan industri
tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Muara sungai Batang Arau telah mengalami penurunan
kualitas lingkungan, baik akibat pencemaran maupun pengendapan.
5. Pembuangan Limbah Domestik
Pantai dan sungai masih dijadikan tempat pembuangan berbagai limbah domestik yang berasal dari
masyarakat yang belum mengerti akan arti penting dari kebersihan lingkungan. Semua kegiatan-
kegiatan ini cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
6. Degradasi Ekosistem Pantai
Degradasi ekosistem pesisir dan pantai, baik akibat pencemaran yang diangkut oleh berbagai sungai
maupun akibat perusakan lingkungan, terutama perusakan ekosistem mangrove, terumbu karang dan
penggunaan potas untuk menangkap ikan.
7. Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa Bumi dan Tsunami yang sesungguhnya merupakan gejala alam, tetapi berakibat pada
kerugian harta benda, lingkungan dan nyawa menjadi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 49
Penjabaran dari regulasi mitigasi bencana adalah :
A. MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI
Gempa bumi merupakan bencana yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana lain seperti
tsunami, gerakan tanah, likuifaksi maupun banjir. Untuk itu upaya mitigasi bencana gempa bumi sangat
menentukan dalam upaya mengurangi kerugian dan korban jiwa yang ditimbulkan oleh bencana itu
sendiri maupun rangkaian bencana yang terjadi sesudahnya. Secara komprehensif upaya mitigasi yang
perlu dilakukan di wilayah Kota Padang adalah :
a. Menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bangunan tanah gempa di Wilayah Kota Padang,
b. Membuat dan menetapkan jalur evakuasi bencana gempa bumi di Wilayah Kota Padang,
c. Membangun sarana transportasi dalam rangka meningkatkan kecepatan evakuasi di daerah-
daerah terpencil,
d. Memasang rambu-rambu jalur evakuasi bencana gempa bumi di lokasi-lokasi strategis di
Wilayah Kota Padang,
e. Membangun Rumah Sakit Khusus Orthopedi di Wilayah Kec. Lubuk Kilangan yang merupakan
daerah dengan resiko bencana gempa bumi paling rendah berdasarkan peta amplifikasi dan
periode dominan batuan.
B. MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Wilayah Kota Padang dengan pemukiman di Wilayah Pantai yang relatif padat memerlukan pengaturan
yang kuat dalam rangka mitigasi bencana tsunami. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi korban
jiwa yang mungkin ditimbulkan akibat bencana tsunami. Beberapa upaya mitigasi yang perlu dilakukan
adalah :
1) Membangun tanggul penahan dan pemecah ombak di daerah Wilayah Kec. Koto Tangah, Padang
Utara, Padang Barat, Padang Selatan, Lubuk Begalung dan Bungus Teluk Kabung.
2) Membangun sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pesisir.
3) Membangun shelter tsunami di daerah pesisir padat penduduk, terutama di Kec. Nanggalo,
Padang Utara, Padang Barat dan Padang Selatan.
4) Membangun sarana transportasi dalam rangka meningkatkan kecepatan evakuasi di daerah-
daerah terpencil dan daerah pesisir
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 50
5) Membangun Rumah Sakit Daerah yang memiliki kapasitas dalam penanganan tanggap darurat,
terutama untuk merawat korban bencana gempa bumi dan tsunami.
6) Intensifikasi penanaman tumbuhan yang bisa hidup di lahan pesisir (misalnya kelapa, mete,
mangrove, dll)
C. MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH
Gerakan tanah teridentifikasi mungkin terjadi pada lokasi-lokasi rawan yang tersebar pada
beberapa titik di wilayah Kota Padang. Untuk itu penanganan mitigasi bencana gerakan tanah dapat
dilakukan secara bersama-sama ataupun secara terpisah satu dengan yang lain. Prioritas perlu
diberikan kepada lokasi rawan bencana gerakan tanah yang memilki kepadatan penduduk yang lebih
besar. Upaya mitigasi yang perlu dilakukan adalah :
1) Inventarisasi dan pendataan karakteristik lokasi-lokasi rawan gerakan tanah,
2) Membangun stasiun-stasiun pengamatan kawasan rawan gerakan tanah yang dilengkapi dengan
alat pengukur curah hujan dan sarana komunikasi yang memadai,
3) Memasang sistem peringatan dini bencana gerakan tanah di lokasi-lokasi rawan bencana gerakan
tanah,
4) Membangun jalan dan jembatan yang memadai sebagai jalur evakuasi pada saat terjadi bencana
gerakan tanah,
5) Penguatan struktur pada tebing-tebing jalan dan sungai yang berpotensi gerakan tanah,
6) Melakukan normalisasi, pengurangan beban dan kemiringan lereng serta pengendalian aliran air
pada daerah-daearah infiltrasi air diatas dan pada kawasan rawan gerakan tanah,
7) Memantau dan reboisasi kawasan lindung di sekitar lokasi rawan gerakan tanah,
8) Merelokasi penduduk pada kawasan gerakan tanah yang relatif tinggi.
D. MITIGASI BENCANA LIKUIFAKSI
Bencana akibat likuifaksi umumnya terjadi secara setempat, namun akibatnya cukup
berpengaruh signifikan bagi kehidupan masyarakat dan bahkan dapat mengakibatkan kerugian jiwa.
Upaya mitigasi yang perlu dilakukan antara lain adalah :
1) Mengendalikan pemanfataan air tanah di pemukiman perkotaan (kedalaman pemompaan,
pencegahan pencemaran air dan eksploitasi air tanah),
2) Penguatan struktur bangunan jalan dan jembatan pada endapan alluvial,
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 51
3) Memperbaiki lapisan tanah untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tanah serta mengontrol
tekanan air pori tanah pada zona kerentaan likuifaksi tinggi, dengan :
- Pemasangan sistem drainase vertikal untuk mengurangi kenaikan tekanan air-pori saat
gempa,
- Pemadatan lapisan tanah untuk menambah kekuatan lapisan tanah terhadap beban gempa,
- Injeksi semen kedalam lapisan tanah untuk menambah kekuatan lapisan tanah terhadap
beban gempa.
4) Penelitian lebih detil kondisi struktur dan kepadatan lapisan tanah/daya dukung tanah (dengan
metode geologi teknik),
5) Pengadaan sumur pantau memadai untuk setiap kawasan yang menggunakan air tanah,
terutama untuk daerah yang rawan penggunaan air tanah.
E. MITIGASI BENCANA BANJIR
Lokasi-lokasi yang telah teridentifikasi sebagai daerah rawan banjir adalah :
a) Kecamatan Koto Tangah : Lubuk Minturun, Simpang Kalumpang, Padang Sarai, Dadok
Rawan Panjang dan sekitarnya, Ikur Koto Anak Air, dan Padang Sarai.
b) Kecamatan Nanggalo: Lapai, Siteba, Maransi, Gunung Pangilun.
c) Kecamatan Kuranji : Ampang, Gunung Sarik, Andalas
d) Kecamatan Lubuk Begalung : Parak Laweh dan Arai Pinang
Upaya mitigasi bencana yang perlu dilakukan antara lain :
1) Memperbaiki dan membangun prasarana dan sarana pengendalian banjir,
2) Normalisasi, pengerukan sungai dan pembuatan sudetan sungai yang berpotensi banjir,
3) Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir dan daerah genangan di daerah-
daerah rawan banjir
4) Menyiapkan peta rawan banjir beserta rute pengungsian, lokasi posko dan pos pengamat
debit dan ketinggian air sungai.
3.5 Penentuan Isu–Isu Strategis
Pada dasarnya segmen wisatawan di wilayah Kota Padang dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
yakni pasar Internasional dan pasar Domestik, yang masing-masing dapat dilklasifikasikan kepada pasar
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 52
potensial dan pasar tradisional.Pasar potensial adalah pasar yang seharusnya dapat dicapai oleh suatu
daerah dikemudian hari sedangkan pasar tradisional adalah pasar yang secara rutin dapat dicapai atau
berkunjung ke wilayah Kota Padang. Pada saat ini, wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang dapat
dibedakan dalam 2 (dua) segmen yakni wisatawan lokal yang berasal dari dalam wilayah kota Padang
dan sekitarnya serta pengunjung yang berasal dari luar wilayah Kota Padang. Segmenlain adalah dari
wisatawan luar negeri yang memiliki pilihan berbeda dengan wisatawan lokal.
Penyusunan Renstra Pariwisata ini diharapkan mampu mengadopsi berbagai kepentingan insan
pariwisata dan penyelenggaraan pembangunan yang akan diwujudkan dalam memenuhi keinginan dan
cita-cita Pemerintah Kota Padang yang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu ujung tombak
bagi peningkatan perekonomian dan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui
penciptaan berbagai peluang kerja dan mampu memberdayakan masyarakat secara optimal. Pariwisata
yang berorientasi pada kelestarian lingkungan serta menjaga kenyamanan wisatawan merupakan
program-program yang perlu diprioritaskan. Beberapa hal yang merupakan isu strategis yang cukup
berpengaruh dalam perkembangan dunia pariwisata secara sederhana dapat disampaikan seperti
berikut:
A. Pengembangan Pariwisata Nyaman
Pariwisatamerupakan industri yang memiliki kriteria-kriteria khusus, mengakibatkan dampak positif
dan negatif.Untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan
sehubungan dengan pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata yang matang.
Kesalahan dalam perencanaan akan mengakibatkan munculnya berbagai macam permasalahan dan
konflik kepentingan di antara para stakeholders. Masing-masing daerah tujuan wisata memiliki
permasalahan yang berbeda dan memerlukan jalan keluar yang berbeda pula.
Dalam pariwisata, perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan pengembangan
pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa hal penting yaitu:
1. Perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan berbagai jenis
industri yang berkaitan dengan pariwisata,
2. Perencanaan penggunaan lahan,
3. Perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan keperluan lainnya
seperti; listrik, air, pembuangan sampah dan lain-lain,
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 53
4. Perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan pekerjaan,
pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial, dan
5. Perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk daerah tujuan wisata dan para
wisatawan.
Pembangunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama pembangunan fasilitas
dan jasa pariwisata. Pengadaaan infrastruktur umum seperti jalan, listrik dan air yang berhubungan
dengan pengembangan pariwisata terutama untuk proyek-proyek yang berskala besar yang memerlukan
dana yang sangat besar seperti pembangunan bandar udara, jalan untuk transportasi darat, proyek
penyediaan air bersih, dan proyek pembuangan limbah merupakan tanggung jawab pemerintah. Selain itu,
pemerintah juga berperan sebagai penjamin dan pengawas para investor yang menanamkan modalnya
dalam bidang pembangunan pariwisata.
Suatu Destinasi harus mengubah sikap dari eksklusif kedaerahan (spasial) ke sikap yang saling
bekerja sama, menjalin kemitraan dan mengembangkan jejaring networking dengan program-program
yang integrated dan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Namun, sesuai hukum pasar, suatu
destinasi harus benar mengerti tentang kaidah dan permasalahan pasar.
B. Perencanaan Berkesinambungan
Beberapa daerah di Sumatera Barat mengandalkan industri pariwisata sebagai pandapatan
utamanya. Agar mampu bersaing dengan destinasi di daerah lain, harus mampu mengemas dan
mengeksploitasi potensi obyek dan tujuan wisatanya secara sistematis, terprogram, terencana,
konsisten, integrated dan holistik. Berbagai kemudahan, fasilitas, pelayanan prima, kemudahan klaim
dan regulasi dijadikan sebagai alat promosi.Komitmen yang tinggi dengan perencanaan yang
berkelanjutan “sustainable” serta penjagaan “pelestarian” yang benar menjadi ciri beberapa destinasi
yang mampu bertahan. Mereka sadar akan konsekuensi yang akan diterimanya, apabila tidak
menjaga potensi dan produk wisatanya secara komprehensif. Industri Pariwisata memiliki konsumen
(pasar) yang tak dapat diatur atau dipaksa agar pergi kesuatu destinasi tertentu.Kebebasan
wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tertentu bersifat absolut.
C. Pelestarian Budaya Tradisi dan Kegiatan Keagaman
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 54
Pelestarian budaya tradisional merupakan wujud dari apresiasi terhadap karyacipta para leluhur dan
usaha memperkuat jati diri budaya tradisional Minangkabau.Jika ditinjau dari potensi ekonomi, budaya
tradisional merupakan aset potensial dalam menciptakan lapangan kerja. Tidak hanya itu, bahkan
mempunyai peluang sebagai sumber pendapatan daerah hingga devisa negara. Kondisi ini dapat
dicapai apabila materi tradisi tersebut dimanfaatkan dan dikelola secara profesional.Salah satu bentuk
pemanfaatan sumberdaya tradisional adalah bahan pakaian tradisional yang potensial sebagai
komoditi ekspor dan bagian penting dalam industri pariwisata.
Suatu kenyataan bahwa trend dalam industri pariwisata saat ini mengarah kepadacultural heritage tourism dan kain tradisional diyakini mampu mengambil peran di dalamnya.Hal tersebut sejalan
dengan kebijakan pemerintah daerah yang menempatkan skala prioritas bagi peningkatan potensi
daerah melalui sektor pariwisata dan industri kerajinan.
Kekayaan bahan kain tradisional tersebut merupakan “cultural attractions” beserta segala aspek
budaya yang menyertainya “social attractions” dan merupakan atraksi wisata yang diyakini mampu
membangkitkan motivasi wisatawan untuk memperpanjang lama tinggal di Kota Padang khususnya
dan Sumatera Barat umumnya.
Untuk itulah dunia pariwisata dipandang sebagai wahana strategis untuk menampilkan potensi
kekayaan budaya secara maksimal untuk memenuhi berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan
peningkatan sektor ekonomi di tingkat individu sampai dengan negara hingga kepentingan proteksi
dan konservasinya.
D. Teknologi Informasi
Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan sebagai salah satu alat
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian
masyarakat.Industri Pariwisata merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah
(borderless).Pengaruh globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan
kemudahan akses membuat pergerakan manusia menjadi lebih cepat, lebih bervariasi, lebih nyaman,
lebih ekonomis, lebih mudah. Efek Globalisasi yang menghasilkan kemajuan teknologi dan informasi
serta liberalisme perdagangan yang memicu persaingan ketat, mengharuskan dilakukannya reformasi
strategi promosi secara mendasar.Hal ini membuat strategi promosi pariwisata yang dilakukan secara
intuitif dan insting semata, harus ditambah atau diubah menjadi strategi yang mengandalkan analisa
pasar komprehensif dan realistis dengan menggunakan media teknologi informasi yang tanpa batas
tersebut.Upaya memenangkan pasar dengan pengetahuan terhadap posisi, karakter pasar, kualitas
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 55
dan kuantitas permintaan dan kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan pelaksanaan penelitian,
riset, studi banding dan intelijen bisnis yang dilakukan secara profesional dan beretika.Prinsip
Simbiosis Mutualisme layak diterapkan dalam pola kerjasama dan kemitraan (dengan berbagai pihak)
yang dilakukan dan menjadi salah satu indikator keberhasilan sistem jejaring yang
berkualitas.Kualitas, kuantitas, ketersediaan, kecepatan penyajian, akurasi dan keselamatan
data/informasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditolerir.
E. Faktor Pendukung
Secara spesifik, isu–isu strategis Kota Padang yang dapat membuat perkembangan kepariwisataan
menjadi salah satu mesin peningkatan perekonomian adalah sebagai berikut:
a. Keamanan dan keselamatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
industri pariwisata. Keselamatan wisatawan dari berbagai kesulitan/kondisi berbahaya,
merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Program-program pelayanan keamanan perlu
dijadikan program prioritas.
b. Otonomi Daerah membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh dalam perencanaan
pengembangan kepariwisata yang tentu saja didasari oleh aspek penunjang yang ada baik
secara “topography”, sosial budaya serta karakter dan konsep pariwisata yang ada. Spesifikasi
dan penonjolan keunikan produk lokal yang bervariasi, berkualitas dapat segera direalisasikan
dan diwujudkan.
c. Regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam era otonomi tersebut dapat diselaraskan
degan kebutuhan yang terkini. Sistem pengaturan dan aturan main sering menjadi kendala
dalam satu kawasan destinasi. Kemudahan, kemurahan, kelancaran, kenyamanan, kebersihan,
keamanan, ketersediaan, keterjangkauan, kelestarian, pola kerjasama dan kejelasan informasi
adalah beberapa masalah yang perlu dipertimbangkan instrumen-instrumen pengaturannya.
Konsistensi regulasi diperlukan bagi investor yangakan menanamkan modal pada kawasan
wisata tertentu.
d. Kepastian perencanaan dan konsistensi kebijakan merupakan pedoman bagi arah
pengembangan kepariwisataan secara umum. Kepastian berusaha, dunia usaha yang kondusif,
keamanan investasi dibidang pariwisata perlu dijamin dengan perencanaan dan aturan yang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 56
sifatnya berkelanjutan (bukan kontingensi) dan berjangka waktu tertentu. Dengan demikian perlu
dibuat semacam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisata Daerah (RIPKD) sebagai
guidelines yang ditindaklanjuti dengan berbagai rencana implementatif dan pentahapan.
e. Muara darisemua ini adalah penciptaan peluang kerja. Bauran dan keanekaragaman produk
wisata dengan sifat saling tergantung, membuat industri pariwisata menjanjikan peluang kerja
yang sangat besar. Kejelian insan pariwisata dalam mengenali karakteristik pasar dan
kemampuan menangkap berbagai peluang serta kreatifitasnya untuk memenuhi
permintaanakan memenangkan pasar yang otomatis akan berimbas pada terciptanya peluang
kerja pada banyak bidang.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 57
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudyaan
Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu,
maka telah tergambar arah pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan Kota Padang yang
merupakan salah satu penjabaran dari Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD). Berbagai dasar pemikiran telah
dirumuskan sebagai rambu-rambu di dalam Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan pada
masa mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan, yang harus dipedomani oleh insan
kebudayaan dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan pembangunan yang
berencana dan berkesinambungan.
Untuk itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang yang merupakan salah satu pelaku
pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merumuskan Visi sebagai berikut:”Menjadikan Padang sebagai Destinasi Wisata Pesisir yang Nyamandan Berkesan Indah”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas serta berpedoman terhadap tugas pokok dan fungsi dinas
yang berperan sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan
yang transparan dan akuntabel dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2014–2019 adalah:
1. Mewujudkan destinasi wisata yang nyaman dan berdaya saing.
2. Mewujudkan Seni dan Budaya sebagai potensi pariwisata.
3. Melestarikan sejarah dan Peninggalan Benda Cagar Budaya serta mengembangkan Museum
sebagai potensi pariwisata.
4. Mengembangkan promosi dan publikasi pariwisata dan kebudayaan.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 58
A. Tujuan
Tujuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2014–2019 adalah:
Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pariwisata dengan laju pertumbuhan ekonomi sub
sektor pariwisata (PDRB sektor pariwisata).
B. SasaranSasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2014–2019 adalah:
1. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
2. Meningkatkan lama tinggal wisatawan.
3. Meningkatkan tata kelola dan manajemen kinerja yang berkualitas.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 59
Tabel 4.1Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Padang
NO TUJUAN SASARANINDIKATOR
SATUANREALISASI TARGET KINERJA
SASARANTUJUAN SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwista di kota Padang
1.Meningkatnya kunjungan wisatawan
2.Meningkatnya lama tinggal wisatawan di kota Padang
3. Meningkatnya kualitas tata kelola/ managemen kinerja
Laju Pertumbuhan ekonomi sub sektor pariwisata
Jumlah kunjungan a. Wisman
(Juta)b. Wisnus
(Juta)
Laju Pertumbuhan wisatawan sub sektor pariwisata
Rata-rata Lama Tinggala. Wisman b. Wisnus
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB
PAD Sektor Pariwisata
Nilai AKIP(tahun)
%
Orang
%
Hari
Milyar
Huruf
6.39
0.057
3.23
3,10
2.001.50
1.28
17.84
B
6.73
0.059
3.63
10.14
3.611.62
1.36
57.19
B
10.81
0.067
4.37
20.25
4.211.89
1.45
74.01
BB
6.90
0.067
3.80
12
3.001.80
1.50
100
A
7.10
0.070
4.00
14
3.502.00
1.60
120
A
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 60
Tabel 4.2Tujuan, sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwista
di kota Padang
1. Meningkatnya kunjungan wisatawan
1. Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata
1. Meningkatkan Pemeliharaan Objek Wisata
2. Meningkatkan Kebersihan di Objek Wisata
3. Meningkatkan keamanan terpadu objek wisata
2. Meningkatnya Pelestarian Cagar Budaya dan Daya Tarik Museum
1. Merevitalisasi Bangunan Cagar Budaya
2. Meningkatkan daya tarik Museum Bencana Kota Padang
3. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat tentang Bangunan Cagar Budaya
3. Meningkatnya promosi pariwisata
1. Meningkatkan Pelaksanaan expo pariwisata
2. Pembuatan Bahan - bahan promosi pariwisata
3. Meningkatkan Peran Duta Wisata
4. Meningkatkan Pelaksanaan Kerjasama Pariwisata
4. Mengembangkan destinasi wisata
1. Meningkatkan inovasi destinasi pariwisata
2. Meningkatkan Kualitas kajian Kepariwisataan
3. Menciptakan destinasi baru
4. Menyusun Perencanaan (FS dan DED) yang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 61
berkualitas
2. Meningkatnya lama tinggal wisatawan di kota Padang
1. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di bidang pariwisata
1. Meningkatkan pengawasan izin Usaha Industri Pariwisata
2. Meningkatkan kapasitas SDM Kelompok Sadara Wisata
3. Meningkatkan Pembinaan Pelaku Usaha Industri Pariwisata
2. Meningkatnya event yang menjadi daya tarik wisatawan
1. Meningkatkan Kuantitas dan/Kualitas Penampilan Seni Tradisional
2. Meningkatkan kegiatan festival, pawai dan lomba seni budaya
3. Meningkatkan kapasitas Kelembagaan seni dan budaya
4. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan industri kreatif pariwisata
5. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 62
BAB VSTRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi
1. Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata;
2. Meningkatkan pelestarian kebudayaan lokal/ Minangkabau
3. Meningkatnya pelestarian Bangunan Cagar Budaya dan daya tarik museum
4. Meningkatnya promosi pariwisata
5. Terwujudnya potensi wisata baru
6. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di bidang pariwisata
7. Meningkatnya event yang menjadi daya tarik wisatawan
8. Meningkatkan Kapasitas lembaga Dinas Pariwisata dan Kebudayan
9. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
5.2 Kebijakan
1. Meningkatkan Pemeliharaan Objek Wisata
2. Meningkatkan pembinaan Pokdarwis
3. Meningkatkan keamanan terpadu objek wisata
4. Meningkatkan sarana prasarana di objek wisata
5. Meningkatnya pemahaman dan kecintaan terhadap seni budaya lokal
6. Meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya
7. Meningkatnya partisipasi pelaku seni budaya
8. Meningkatnya perlindungan terhadap budaya lokal
9. Meningkatkan kapasitas kelembagaan seni dan budaya
10. Meningkatkan sarana dan prasarana seni budaya
11. Merevitalisasi Bangunan Cagar Budaya
12. Pembuatan Profil dan Identitas Bangunan Cagar Budaya
13. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap BCB
14. Meningkatkan pengawasan terhadap BCB
15. Meningkatkan koleksi Museum Bencana Kota Padang
16. Menjadikan Gedung Joeang sebagai museum
17. Meningkatkan Pelaksanaan expo pariwisata
18. Meningkatkan publikasi pariwisata
19. Pembuatan Bahan - bahan promosi pariwisata
20. Meningkatkan Pelaksanaan kerjasama pariwisata
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 63
21. Meningkatkan Sistem informasi pemasaran pariwisata
22. Meningkatkan perencanaan kepariwisataan
23. Meningkatkan Promosi Investasi Kepariwisataan
24. Meningkatkan survey wisata
25. Meningkatkan Regulasi kepariwisataan
26. Meningkatkan pembinaan Pelaku Usaha industri Pariwisata
27. Meningkatkan SDM pelaku usaha industri pariwisata
28. Meningkatkan Penampilan Seni tradisional Minangkabau secara rutin dan berkala
29. Meningkatkan Pembinaan dan pengembangan industri kreatif pariwisata
30. Meningkatnya kualitas SDM Aparatur
31. Meningkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana
32. Meningkatnya pemanfaatan Sistem/Aplikasi
33. Meningkatnya Pertanggungjawaban keuangan yang akuntabel
34. Meningkatnya pengendalian internal
35. Pemeriksaan dokumen Pertanggungjawaban keuangan
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 64
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Potensi wisata Kota Padang cukup menjanjikan, namun belum terkelola secara optimal
sampai saat ini.Objek wisata yang ada, selain belum dilengkapi dengan sarana prasarana yang
memadai, juga masih terfragmentasi pengembangannya.Objek-objek wisata tersebut belum
dikemas sebagai satu kesatuan produk wisata yang bisa dinikmati wisatawan dalam satu rangkaian
perjalanan yang menyenangkan.Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan ke objek wisata di Kota
Padang masih rendah, Meski sarana dan jasa pendukung wisata di Kota Padang relatif sudah
cukup memadai. Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah mulai membenahi dan
membangun sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang tersebar pada beberapa lokasi di
Kota Padang, seperti kawasan sepanjang Pantai Padang, Kawasan Pantai Air Manih, Kawasan
Pelabuhan Muara dengan Jembatan Siti Nurbaya, dan Kawasan Wisata Bungus Teluk Kabung.
Dalam pembangunan dunia kepariwisataan di Kota Padang, program dan kegiatan yang
akan dibuat, dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan pokok. Pendekatan pertama adalah pendekatan
kebijakan (sektoral), yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perhubungan dan Kominfo,
Dinas Pekerjaan Umum, dinas-dinas/badan/lembaga sektoral lainnya serta swasta, akan
memberikan kontribusi program dan kegitan sesuai dengan bidangnya masing-masing, karena
pengembangan pariwisata bersifat multidisiplin dan multisektor, sehingga keterlibatan sektor-sektor
terkait adalah sebuah keharusan. Kebijakansektoral yang dikeluarkan tetap akan mengacu pada
karakteristik dari masing-masing kawasan dan objek pengembangan menurut kriteria
pengembangan pariwisata di Kota Padang, baik dalam jangka waktu pengembangan jangka
pendek, menengah dan jangka panjang. Pendekatan kedua adalah pendekatan kemasyarakatan,
dengan memandang wilayah sebagai sutu kesatuan social.Pemanfaatan ruang dan
pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai harus ditempatkan sebagai suatu variabel yang
penting dalam mendukungpengembangan wilayah.Masyarakat lokal, institusi–institusi
lokal/kemasyarakatan serta lembaga-lembaga non-pemerintah, merupakan faktor yang berperan
menentukan pengembangan wilayah masing-masing sesuai dengan karakteristik
pengembangannya.
Pendekatan ketiga pendekatan keruangan/kewilayahan. Pemerintah Kota, Kecamatan dan
Kelurahan berperan sebagai fasilitator dan katalisator dalam pengembangan pariwisata di Kota
Padang. Koordinasi dalam lingkup keruangan/kewilayahan sekaligus merupakan penentu
terciptanya keseimbangan pemanfaatan ruang antara usaha-usaha pembangunan dan
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 65
pelestarian.Dalam hal ini, komunitas dan swasta diharapkan dapat berperan aktif. Begitu juga
Pemerintah Propinsi dan Pusat, turut memberikan andil sehingga keselarasan unsur pembentuk
wilayah yang meliputi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia beserta
kegiatannya yang mencakup kegiatan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan yang
seluruhnya berintegrasi membentuk wujud tata ruang wilayah, baik yang direncanakan maupun
tidak. Pembangunan sektor pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya tahapan
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development).
5.1 Program Sekretariat
5.1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
A. Tujuan
Tujuan dari Program ini adalah memberikan dukungan pelayanan, sarana dan
prasarana serta peningkatan kompetensi sumber daya aparatur Dinas Kebudayaan
Pariwisata Kota Padang.
B. Sasaran
Sasaran dari program Pelayanan Administrasi Perkantoran adalah meningkatkan
pemberian dukungan layanan kedinasan.
Kegiatan pokok dalam Program ini adalah:
1. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
2. Penyediaan Jasa Surat menyurat;
3. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik;
4. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
5. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendraan Dinas/Operasional;
6. Penyediaan Alat Tulis Kantor;
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;
9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan;
10. Penyediaan makanan dan minuman;
11. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah;
12. Penyediaan Alat Kebersihan;
13. Penyediaan Jasa Pelayanan Publik;
14. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 66
15. Pemasangan Jaringan Komunikasi/Instalasi Listrik/Sumber Daya Air;
16. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja.
5.1.2 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya AparaturProgram ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
kapasitas sumber daya aparatur. Kegiatan dalam program ini adalah sebagai berikut :
- Pelatihan peningkatan kemampuan sumber daya aparatur.
5.1.3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturProgram ini merupkan Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana aparatur.Sasaran dari Program ini adalah agar aparatur dapat bekerja lebih
optimal. Kegiatan dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan Kendaraan Dinas/operasional;
2. Pengadaan Mebeleur;
3. Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung kantor;
4. Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas Operasional;
5. Pemeliharaan Rutin/berkala Perlengkapan Gedung Kantor;
5.1.4 Program Peningkatan Disiplin AparaturA. Tujuan
Tujuan dari Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah meningkatan kompetensi
sumberdaya aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
B. Sasaran
Sasaran dari Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah meningkatknya kompetensi
sumberdaya aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
C. Kegiatan Pokok dalam Program Peningkatan Disiplin Aparatur adalah:
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya
5.1.5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan KeuanganA. Tujuan
Tujuan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan adalah meningkatkan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
B. Sasaran
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 67
Sasaran dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan adalah meningkatnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
C. Kegiatan Pokok dalam Program Peningkatan Pengembangan Sistem Capaian Kinerja
dan Keuangan
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
5.2 Program Perencanaan Pembangunan DaerahProgram ini untuk membuat Perencanaan Kepariwisataan dengan kegiatan Penyusunan
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
5.3 Program Kebudayaan5.4.1 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya bertujuan
untuk pelestarian budaya melalui kegiata sebagai beriut:
1. Pertemuan Sastrawan Melayu Raya (Numera);
2. Pendaftaran Cagar Budaya di Wilayah Kota Padang;
3. Revitalisasi Cagar Budaya Sharing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional RI.
4. Rehabilitasi bangunan Cagar Budaya Kota Padang.
5. Penyediaan dan rehabilitasi bangunan Museum Kota Padang.
6. Sosialisasi Peraturan Tentang Cagar Budaya
7. Penyusunan Produk Hukum tentang Cagar Budaya
8. Pengumpulan dan ganti rugi museum koleksi museum
9. survey dan perekaman digitalisasi benda – benda sejarah yang bernilai
sejarah
10. pengembangan dan peningkatan apresiasi masyarakat terhadap museum
5.4.2 Program Pembinaan Seni dan Budaya DaerahProgram Pembinaan Seni dan Budaya Daerah bertujuan untuk pelestarian budaya
daerah dengan cara peningkatan jumlah dan kualitas sanggar serta bekerjasama
dengan lembaga adat dalam rangka menggerakkan industri pariwisata di Kota
Padang dengan sasaran terpeliharanya nilai budaya, religius, dan tradisi lokal
dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Penampilan Seni Tradisional Minangkabau secara Rutin dan Berkala;
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 68
2. Pelaksanaan Event-event Kesenian Dalam dan Luar Negeri;
3. Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telong-telong);
4. Festival Siti Nurbaya;
5. Event Kesenian dalam Acara APEKSI;
6. Pembinaan Kesenian Anak Nagari;
7. Operasional Museum;
8. Galanggang Silat (11 Kecamatan);
9. Penampilan Kesenian di Pasar, Pasar Pembantu, Pasar Pabukoan, Danau
Cimpago dan Tempat-tempat rekreasi;
10. Festival Kuliner.
11. Selaju Sampan Tradisional.
12. Festival Minangkabau Acara Naval Komodo Exercise
5.5 Program Pariwisata
5.5.1 Program Pengembangan Pemasaran PariwisataPada dasarnya setiap bentuk pengembangan pariwisata bertumpu pada dua
elemen, yaitu destinasi dan pasar.Untuk dapat mengembangkan kedua aspek
tersebut diperlukan upaya pemasaran. Pemasaran dengan menggunakan cara
tradisional perlu diganti dengan pemasaran dengan teknologi modern seperti internet,
leaftlet, booklet sehingga dapat memperluas jangkauan pemasaran yang pada
akhirnya meningkat jumlah wisatawan dan lama tinggal. Program pengembangan
pemasaran bertitik berat pada Pembenahan Pusat Informasi Wisata (Tourist
Information Center) yang dilengkapi teknologi modern.Pusat informasi ini dapat
digunakan oleh seluruh stakeholder yang terkait dengan pariwisata sehingga dapat
memperoleh informasi dan data secara cepat, tepat dan akurat. Dana pengembangan
pemasaran sebagian dibiayai melalui APBN/APBD dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri;
2. Pelaksanaan Tour de Singkarak 2014;
3. Pemilihan Duta Wisata;
4. Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival;
5. Pembuatan Bahan-Bahan Promosi Pariwisata.
6. Seminar Kepariwisataan.
7. Padang Adventure.
5.5.2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 69
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata bertujuan untuk mengembangkan
objek dan daya tarik wisata di Kota Padang. Sesuai dengan Visi dan Misi Walikota
maka Program Pengembangan Objek dan dayatarik wisata adalah pembenahan
wisata terpadu Gunung Padang yang meliputi Gunung Padang dengan Jembatan Siti
Nurbaya, Pelabuhan Muara dengan Kota Tua, Pantai Air Manis dengan Legenda
Batu Malin Kundang, dan Penataan Pantai Padang melalui sharing APBD Provinsi
Sumatera Barat, masyarakat dan pihak swasta. Pengembangan objek dan dayatarik
wisata ini akanmenciptakan wisata keluarga yang nyaman dan berkesan
sertamendorong pengembangan wisata konvensi (MICE). Kegiatannya meliputi:
1. Operasional dan Pemeliharaan Objek Wisata TAHURA Bung Hatta.
2. Renovasi Gedung dan Taman Tahura
3. Pemeliharaan Rutin Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Tua.
4. Pembangunan Kawasan Wisata Terpadu
5. Pemeliharaan Rutin Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Padang
6. Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan Objek Wisata.
7. Pengadaan Sarana untuk Pengembangan Wisata Pantai.
8. Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai.
9. Peningkatan Sarana dan Prasarana di UPTD. Objek Wisata Tahura.
10. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata.
11. Promosi dan Pengembangan Pantai Air Manis (Sharing Propinsi)
12. Sosialisasi Pengembangan Pantai Air Manis
13. Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai Purus
14. Pembangunan Lapau Panjang Cimpago (LPC).
15. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata Pantai Air Manis.
16. Pembangunan Jembatan Lokasi Objek Wisata Batu Malin Kundang
17. Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek Wisata Tahura
18. Penyusunan Infrastruktur Cimpago.
19. Pembuatan DED Pantai Padang Jl. Samudera – Muaro Batang Arau
20. Penyusunan DED Pantai Padang
21. Penyusunan DED Pembangunan Pantai Purus Ex. Ikan Bakar
22. Penyusunan DED Insfrastruktur Cimpago
23. Penyusunan DED Revitalisasi Batu Malin Kundang
24. Penyusunan DED Muaro Lasak
25. FS. Pantai Padang
26. FS. Pantai Air Manis
27. Penyusunan FS Menara dan Cable Car Gunung Padang
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 70
28. Revitalisasi Batu Malin Kundang
29. Pembangunan Pantai Purus Cimpago
30. Pembangunan Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang Kecamatan Padang
Barat (Bantuan keuangan khusus Provinsi)
31. Pengadaan Wahana Wisata di Tahura
32. Penyusunan Perencanaan Kota Lama
33. Penyusunan Pedoman Rehab Bangunan Cagar Budaya
5.5.3 Program Pengembangan KemitraanProgram pengembangan kemitraan ditujukan dalam rangka meningkatkan
kerjasama antar seluruh stakeholder pariwisata dalam menciptakan paket-paket wisata
yang menarik, kreatif, layak dan ramah di Kota Padang.Program ini lebih diarahkan kepada
terciptanya kondisi wisata keluarga yang aman dan nyaman di objek dan daya tarik wisata
dikawasan wisata terpadu Gunung Padang. Selain itu, program pengembangan kemitraan
diharapkan terbentuknya kelompok sadar wisata, pemandu wisata profesional, dan lahirnya
usahwan muda yang bergerak dalam bidang pariwisata dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Talk Show Kepariwisataan dan TIC
2. Bimbingan Teknis Calon Pramuwisata
3. Peningkatan Kapasitas SDM TIC
4. Pengamanan terpadu Objek Wisata
5. Pembinaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
5.5.4 Program Pengembangan Produk Kepariwisataan DaerahProgram pengembangan produk pariwisata ditujukan kepada pengesahaan dari
perencanaan pariwisata Kota Padang.Dalam pengembangan pariwisata menjadi sangat
penting untuk menyusun perencanaan, sebab tanpa perencanan potensi kerusakan
lingkungan di areal atau kawasan pariwisata dapat terjadi, sehngga dalam perencanaan
disusun berdasarkan kondisi saat ini dengan membuat analisis waktu mendatang serta
menentukan tujuan yang ingin dicapai dan memilih alternatif untuk mencapai tujuan
tersebut.Dengan demikian perencanaan pariwisata perlu Legalitas. Legalitas perencaan
pariwisata ini disahkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) sehingga stakeholder
mematuhi apa yang tercantum di dalam perencanaan tersebut. Dana pengembangan
produk pariswisata sebagian didanai melalaui APBN/APBD dengan kegiatan sebagai
berikut:
1. Pembinaan dan pengembangan industri kreatif Pariwisata.
2. Pengembangan Pelayanan Informasi Produk Pariwisata melalui Website.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 71
3. Evaluasi Kegiatan Kepariwisataan
4. Pembuatan Buku Profil Kepariwisataan
5. Pemutakhiran Data-data kepariwisataan.
6. Kajian evaluasi event-event Pariwisata Padang.
7. Pengembangan Aplikasi Kepariwisataan.
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 72
Tabel 5.1Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 73
Target Kinerja
RpTarget Kinerja
RpTarget Kinerja
RpTarget Kinerja
RpTarget Kinerja
RpTarget Kinerja
Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Memberikan pelayanan administrasi perkantoran
Kantor Disparbud
Lancarnya administrasi perkantoran 2 04 2 04 01 01
I. Program pelayanan administrasi perkantoran
Terlaksananya kegiatan administrasi
12 bln 100% 1,892,205,319 100% 1,576,173,000 100% 1,769,000,000 100% 1,858,000,000 100% 1,951,000,000 100% 2,048,000,000
2 04 2 04 01 01 01
1. Penyediaan jasa surat menyurat
Kelancaran pelayanan administrasi perkantoran
12 bln 100% 6,750,000 100% 5,738,000 100% 7,000,000 100% 8,000,000 100% 9,000,000 100% 10,000,000
2 04 2 04 01 01 02
2.Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik
Pembayaran Jasa ,Komunikasi air dan listrik
12 bln 100% 113,887,600 100% 112,040,000 100% 115,000,000 100% 120,000,000 100% 125,000,000 100% 130,000,000
2 04 2 04 01 01 06
3. Penyediaan Jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/Operasional
Pembayaran Surat izin Kendaraan Dinas
14 unit 100% 7,250,000 100% 3,500,000 100% 8,000,000 100% 9,000,000 100% 10,000,000 100% 15,000,000
2 04 2 04 01 01 10
4.Penyediaan Alat Tulis Kantor
Tersedianya Alat Tulis Kantor 12 bln 100% 22,500,000 100% 19,125,000 100% 30,000,000 100% 35,000,000 100% 40,000,000 100% 45,000,000
2 04 2 04 01 01 11
5.Penyediaan barang cetakan dan pengadaan
Penyediaan barang cetakan dan pengadaan
12 bln 100% 35,000,000 100% 29,750,000 100% 35,000,000 100% 42,500,000 100% 45,500,000 100% 50,500,000
2 04 2 04 01 01 12
6.Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan
12 bln 100% 15,000,000 100% 12,750,000 100% 20,000,000 100% 25,000,000 100% 30,000,000 100% 35,000,000
2 04 2 04 01 01 13
7.Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Tersedianya Peralatan dan Perlengkapan Kantor 12 bln 100% 108,850,000 100% 190,000,000 100% 260,000,000 100% 311,000,000 100% 340,000,000 100% 357,000,000
2 04 2 04 01 01 15
8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Tersedianya Bahan Bacaan dan Buku Perundang -undangan
12 bln 100% 7,500,000 100% 6,375,000 100% 7,000,000 100% 8,500,000 100% 9,500,000 100% 10,500,000
2 04 2 04 01 01 17
9.Penyediaan Makanan dan Minuman
Tersedianya makan dan minum kantor 12 bln 100% 60,000,000 100% 51,000,000 100% 55,000,000 100% 60,000,000 100% 65,000,000 100% 70,000,000
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan APBD Kota Padang
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja Akhir Periode Renstra 2019
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Data Capaian
Tujuan SasaranIndikator Sasaran
Kode
4SEKRETARIAT
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 74
2 04 2 04 01 01 18
10.Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar darah
Belanja Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
12 bln 100% 984,217,719 100% 509,325,000 100% 593,680,000 100% 593,680,000 100% 593,680,000 100% 633,680,000
2 04 2 04 01 01 20
11.Penyediaan Alat Kebersihan
Tersedianya Peralatan kebersihan dna bahan 12 bln 100% 40,000,000 100% 21,250,000 100% 23,000,000 100% 30,000,000 100% 37,000,000 100% 45,000,000
2 04 2 04 01 01 21
12.Penyediaan Jasa Pelayanan Public
Pembayaran Gaji Pegawai Honorer 12 bln 100% 491,250,000 100% 615,320,000 100% 615,320,000 100% 615,320,000 100% 646,320,000 100% 646,320,000
Lancarnya Pelaksanaan Tugas Kantor
Pejabat Struktural dan Staf
Kenyamanan Kerja
2 04 2 04 01 02
II.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tersedianya Sarana dan Prasarana
706,502,000 100% 641,602,000 100% 673,000,000 100% 707,000,000 100% 742,000,000 100% 779,000,000
2 04 2 04 01 02 10
1.Pengadaan Mebeleur Tersedianya Mubeler Kantor 4bh 100% 17,900,000 100% 10,900,000 100% 15,000,000 100% 18,000,000 100% 20,000,000 100% 22,000,000
2 04 2 04 01 02 22
2.Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Terpeliharanya Gedung Kantor 12 bln 100% 65,000,000 100% 55,250,000 100% 56,000,000 100% 60,000,000 100% 65,000,000 100% 70,000,000
2 04 2 04 01 02 24
3.Pemeliharaan Rutin Berkala Kendaraan Dinas Operasional
Terpeliharanya Kendaraan Dinas Kantor
14 buah 100% 593,602,000 100% 549,952,000 100% 572,000,000 100% 594,000,000 100% 620,000,000 100% 648,000,000
2 04 2 04 01 02 26
4.Pemeliharaan rutin/Berkala perlengkapan Gedung Kantor
Terpeliharanya Peralatan Kantor
12 bln 100% 30,000,000 100% 25,500,000 100% 30,000,000 100% 35,000,000 100% 37,000,000 100% 39,000,000
Keseragaman PNS
Pejabat Struktural dan Staf
Disiplin PNS
2 04 2 04 01 03
III.Program Peningkatan Disiplin Aparatur
23,500,000 - 24,600,000 25,900,000 27,200,000 28,500,000
2 04 2 04 01 03 02
1.Pengadaan Pakaian Dinas beserta kelengkapanya
Tersedianya Pakaian Dinas PNS 47 PNS 23,500,000 - 24,600,000 25,900,000 27,200,000 28,500,000
Terpenuhinya Laporan Capaian Kinerja
Instansi Berwenang
Tertib Administrasi
2 04 2 04 01 06
IV.Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
10,000,000 100% 8,500,000 100% 8,900,000 100% 9,300,000 100% 9,800,000 100% 10,300,000
2 04 2 04 01 06 01
1.Penyusunan Laporan Capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan Disbudpar 10,000,000 100% 8,500,000 100% 8,900,000 100% 9,300,000 100% 9,800,000 100% 10,300,000
Program Perencanaan
30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000 100% 30,000,000
Tersediannya Dokumen Renstra
Kinerja Dinas
Perencanaan
1 06 2 04 01 21 40
Penyusunan Strategis (RENSTRA)
Dokumen Perencanaan 1 dokumen 30,000,000 - - - - -
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 75
Program Pengembangan Kinerja Persampahan
5,900,000 100% 5,015,000 100% 5,015,000 100% 5,015,000 100% 5,015,000 100% 5,015,000
Kantor Disbudpar dan Tahura
Kebersihan Kantor dan Tahura
Tersedianya Alat Persampahan
1 08 2 04 01 15 02Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
Tersedianya sarana persampahan 5,900,000 100% 5,015,000 100% - - - -
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan
398,638,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000
Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu Raya
Tumbunya Budaya Melayu Raya
Terwujudnya pertemuan sastrawan nusantara melayu raya
1 17 2 04 01 18 5
Pertemuan Sastrawan Melayu Raya (Numura)
Pelestarian Budaya Melayu Raya
146,873,000 100% - - - - -
Diperolehnya Data Cagar Budaya
Cagar Budaya di Kota Padang
perlindungan dan pelestarian cagar budaya
1 17 2 04 01 18 06
Pendaftaran Cagar Budaya di Wilayah Kota Padang
Data Cagar Budaya
124,560,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000 100% 127,500,000
Bangunan Balai Kota Padang
Pelestarian Bangunan Balai Kota Padang sbg Cagar Budaya
Perlindungan dan pelestarian cagar budaya 1 17 2 04 01 18 5
Repitalisasi Cagar Budaya Shering Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI
Perlindungan dan Pelestarian Gedung Balai Kota
Bangunan 127,205,000 100% - - - - -
Group Seni Tradisional Budaya Minangkabau
Perlindungan dan Pelestarian Kesenian Minangkabau
Perlindungan dan Pelestarian Kesenian Minangkabau
1 17 2 04 01 20
Program Pembinaan Seni dan Budaya Daerah
Pengenalan Kesenian Budaya Minangkabau
12 bln 1,945,747,780 100% 2,131,730,000 100% 663,410,000 100% 663,410,000 100% 663,410,000 100% 6,643,410,000
1 17 2 04 01 20 01
Penampilan Seni Tradisional Minangkabau secara Rutin dan Berkala 300,000,000 100% 297,500,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000 100% 250,000,000
1 17 2 04 01 20 03Pelaksanaan Event-event Kesenian Dalam dan Luar Negeri
4 kegiatan 188,078,500 100% 425,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000
1 17 2 04 01 20 05
Pelaksanaan Event-event Budaya (Pawai Telong-telong)
1 kegiatan 87,901,000 100% 85,000,000 100% 71,000,000 100% 71,000,000 100% 71,000,000 100% 71,000,000
1 17 2 04 01 20 06Festival Siti Nurbaya
1 Kegiatan 570,954,000 100% 699,480,000 100% - - - -
1 17 2 04 01 20 08
Pelaksanaan Event Kesenian Dalam Acara APEKSI
1 Kegiatan 63,253,280 100% 63,750,000 100% 63,410,000 100% 63,410,000 100% 63,410,000 100% 63,410,000
1 17 2 04 01 20 13Pembinaan Kesenian Anak Nagari 120,575,000 100% 127,500,000 - - - -
1 17 2 04 01 20 17Operasional Museum Bencana Kota Padang 12 bln 60,000,000 51,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000
1 17 2 04 01 20 18Pembangunan Gelanggang Silat (11 kecamatan)
Tersedianya 1 gelangang
1 gelangang
275,000,000 100% 170,000,000
2 unit Gerobak dan 1 Mesin Potong Rumput
KEBUDAYAAN
LINGKUNGAN HIDUP
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 76
1 17 2 04 01 20 19
Penampilan Kesenian Pasar, Pasar Pembantu, Pasar Pabukoan, Danau Cimpago dan Tempat Rekreasi
45 tampilan
100,000,000 100% 85,000,000 100% 75,000,000 100% 130,000,000 100% 130,000,000 100% 130,000,000
1 17 2 04 01 20 20Festival Kuliner Festival Randang 1 Kegiatan
150,000,000 100% 127,500,000
Pemasaran Pariwisata dalam dan Luar Negeri
Wisman dan Wisnu
Terlaksananya Promosi dalam dan Luar Negeri
2 04 2 4 01 15Program Pengembang Pemasaran
Meningkatnya Jumlah Kunjungan wisatawan
3.256.054 3.490.406 1,200,028,000 100% 1,120,024,000 100% 1,071,000,000 100% 1,124,550,000 100% 1,180,770,000 100% 1,239,820,000
2 04 2 4 01 15 05
Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri
350,028,000 100% 297,524,000 100% 290,000,000 100% 297,550,000 100% 300,770,000 100% 315,820,000
2 04 2 4 01 15 12Pelaksanaan Tour De Singkarak 2014 600,000,000 100% 510,000,000 100% 531,000,000 100% 552,000,000 100% 555,000,000 100% 574,000,000
2 04 2 4 01 15
Pemilihan Duta Wisata dan Padang Fashion Festival - 100% 185,000,000 100% - - - -
2 04 2 4 01 15 14Pembuatan Bahan-bahan Promosi Pariwisata 150,000,000 100% 127,500,000 100% 150,000,000 100% 175,000,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000
Seminar Kepariwisataan 100% 100,000,000
2 04 2 4 01 15
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Meningkatnya sarana prasarana di objek wisata 4,280,310,000 100% 6,517,420,000 100% 6,516,300,000 100% 7,376,420,000 100% 8,334,290,000 100% 9,399,380,000
2 04 2 4 01 16 13Pemeliharaan objek wisata TAHURA Bung Hatta 84,960,000 100% 120,455,000 100% 120,455,000 100% 120,455,000 100% 120,455,000 100% 120,455,000
2 04 2 4 01 16Renovasi Gedung dan Taman Tahura - - - 173,975,000 100% 200,000,000 100% -
2 04 2 4 01 16
Pemeliharaan Rutin Berkala Bangunan Objek Wisata Kota Tua
- - - - 931,845,000 100% -
2 04 2 4 01 16Pembangunan Kawasan Wisata Terpadu - - - - - 1,680,935,000
2 04 2 4 01 16 14Pemeliharaan Rutin Berkala Bangunan Objek Wisata Kota
200,000,000 100% 242,635,000 100% 242,635,000 100% 242,635,000 100% 242,635,000 100% 2,642,635,000
2 04 2 4 01 16 15
Pembinaan Usaha Pariwisata Kota Padang dan Pengelolaan Objek Wisata 720,350,000 100% 824,310,000 - 100% 824,310,000 100% 824,310,000 100% 824,310,000
2 04 2 4 01 16 16Pengadaan Sarana untuk pengembangan Wisata Pantai
300,000,000 100% - 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000 100% 300,000,000
2 04 2 4 01 16 18Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai 374,975,000 100% 1,039,688,000 100% 1,039,688,000 100% 1,039,688,000 100% 1,039,688,000 100% 1,039,688,000
2 04 2 4 01 16 21
Pembangunan Sarana dan Prasarana di Objek Wisata 565,000,000 100% 634,896,000 100% 634,896,000 100% 634,896,000 100% 634,896,000 100% 634,896,000
PARIWISATA
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 77
2 04 2 4 01 16 22
Promosi dan Pengembangan Pantai Air Manis (Sharing Propinsi)
250,000,000 100%
2 04 2 4 01 16 23
Sosialisasi Pengembangan Pengembangan Pantai Air Manis 200,000,000 100% 95,336,000 100% - 100% 95,336,000 100% 95,336,000 100% 95,336,000
2 04 2 4 01 16 25Peningkatan Kebersihan Objek Wisata Pantai Purus 385,025,000 100% - 100% 385,025,000 100% 385,025,000 100% 385,025,000 100% 385,025,000
2 04 2 4 01 16 26Pembangunan Lapau cimpago (LPC) 1,200,000,000 100% 1,990,100,000 100% 1,990,100,000 100% 1,990,100,000 100% 1,990,100,000 100% 1,990,100,000
2 04 2 4 01 16
Pembangunan Sarana dan Prasarana di objek Wisata - 100% 1,200,000,000 100% 987,241,000 100% 1,200,000,000 100% 1,200,000,000 100% 120,000,000
2 04 2 4 01 16
Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek Wisata TAHURA
- 100% 170,000,000 100% 170,000,000 100% 170,000,000 100% 170,000,000 100% 170,000,000
2 04 2 4 01 16Penyusunan Infarastruktur Cimpago - 100% 200,000,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000
Pelayanan Informasi kepariwisataan
Wisman dan Wisnu
Meningkatnya Kerjasama antar stakeholders
2 04 2 4 01 17
Program Pengembangan Kemitraan
Meningkatnya kemitraan antar stakeholders pariwisata
350,000,000 100% 128,500,000 100% 223,130,000 100% 234,300,000 100% 246,000,000 100% 258,000,000
2 04 2 4 01 17 10Talk Show Kepariwisataan dan TIC 200,000,000 100% 128,500,000 100% 128,500,000 100% 130,000,000 100% 135,000,000 100% 135,000,000
2 04 2 4 01 17 12Bimbingan Teknis Calon Pramuwisata 100,000,000 100% - 100% 50,000,000 100% 54,300,000 100% 60,000,000 100% 70,000,000
2 04 2 4 01 17 13
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Tourist Informasion Center (SDM TIC)
500,000,000 100% - 100% 44,630,000 100% 50,000,000 100% 51,000,000 100% 53,000,000
Peningkatan SDM Masyarakat dan PKL
Masyarakat dan PKL di Objek Wisata
Terwujudnya Industri Kreatif
Program Pengembangan Produk Kepariwisataan
Meningkatnya Jumlah Produk Kepariwisataan 240,000,000 100% 399,500,000 100% 419,500,000 100% 440,500,000 100% 462,500,000 100% 485,620,000
Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif Pariwisata
80,000,000 100% 85,000,000 100% 80,000,000 100% 80,000,000 100% 85,000,000 100% 90,000,000
Pengembangan Pelayanan Informasi Produk Pariwisata Melalui Website 30,000,000 100% 42,500,000 100% 42,500,000 100% 42,500,000 100% 50,000,000 100% 60,000,000
Evaluasi Kegiatan Kepariwisataan 30,000,000 100% 51,000,000 100% 51,000,000 100% 51,000,000 100% 51,000,000 100% 51,000,000
Pembuatan Buku Profil Kepariwisataan 50,000,000 100% - 100% 50,000,000 - 100% 50,000,000 -
Naskah Akademis RIPKD50,000,000 100% - - - - -
Pembuatan Buku RIPKD Kepariwisataan Kota Padang
- 100% 102,000,000 - - - -
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 78
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Pengelola Kelompok Sadar Wisata
- 100% 85,000,000 100% 85,000,000 100% 85,000,000 100% 86,500,000 100% 86,000,000
Pemutakhiran Data-data Kepariwisataan - 100% 34,000,000 100% 34,000,000 100% 34,000,000 100% 40,000,000 100% 50,000,000
Lomba Disain Branding Image Pariwisata Kota Padang
- 100% - 100% 77,000,000 100% 75,000,000 - -
DED Kawasan Wisata Terpadu - - - 100% 73,000,000 - -
Kajian Evaluasi Event-event Pariwisata Padang - - - 100% 100,000,000 -
Pengembangan Organisasi Kepariwisataan - - - 100% 148,620,000
BAB VII
KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA YANG MENGACUPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
TABEL 7.1INDIKATOR KINERJA DISBUDPAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
No Indikator Kinerja
Kondisi Kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Target/Realisasi capaian Disparbud setiap Tahun
Kondisi kinerja pada akhir tahun periode RPJMD
Realisasi Target2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Meningkatnya kunjungan wisata
a. Wisman (juta)
b. Wisnus (juta)
c. Laju Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Per Tahun (%)
0.057
3.23
3.10
0.059
3.63
10.14
0.065
4.37
20.25
0.067
3.80
12.00
0.070
4.00
14.00
0.073
4.20
16.00
0.076
4.40
18.00
0.076
4.40
18.00
2 Meningkatnya lama tinggal wisatawan
a. Wisman (hari)
b. Wisnus (hari)
c. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB(%)
2.00
1.50
1.28
3.61
1.62
1.36
4.21
1.89
1.45
3.00
1.80
1.50
3.50
2.00
1.60
3.80
2.50
1.70
4.00
3.00
1.80
4.00
3.00
1.80
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 – 2021
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 79
No IKUCara
Penghitungan
Target dan RealisasiRealisasi Target
2016 2017 2018 2019 2020 20211 Meningkatn
ya Kunjungan Wisatawan
Jumlah data kunjungan wisatawan yang diperoleh dari imigrasi, pintu masuk; bandara, pelabuhan, hunian hotel;
a. Wisman
b. Wisnus
0.059
3.23
0.067
3.63
0.067
4.37
0.70
3.80
0.73
4.00
0.76
4.20
Meningkatnya lama tinggal Wisatawan
Jumlah rata-rata lama tinggal/ menginap wisatawan
a. Wisman
b. Wisnus
2.00
1.50
3.61
1.62
4.21
1.89
3.00
1.80
3.50
2.00
3.80
2.50
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 80
BAB VIII
P E N U T U P
Renstra ini merupakan pedoman dan acuan dalam pengusulan, penetapan, pembahasan
dan arah kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Selanjutnya, sebagai pedoman dan acuan juga bagi OPD terkait dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) masing-masing OPD.
Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang 2014-2019 ini sebagai rencana
jangka menengah yang masih bersifat umum dan diperlukan penjabaran secara teknis operasional
setiap tahunnya sebagai upaya yang berkesinambungan (Rolling Pan) dalam kurun waktu lima
tahun tersebut dalam bentuk Rencana Kerja (Renja) Tahunan.
Agar Renstra ini mampu diimplementasikan secara optimal diperlukan kerja sama dan
koordinasi dari berbagai pihak di lingkungan internal dan eksternal Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Padang. Baik ditingkat nasional (antar instansi pemerintah, pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat) maupun internasional (multilateral, regional dan bilateral). Untuk
menghasilkan upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Renstra ini, diperlukan
keterpaduan, kerjasama, keterbukaan dan etos kerja seluruh personil dan satuan kerja di
lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Didalam pelaksanaannya Renstra ini tidak akan terlepas dengan kondisi yang berkembang
di tingkat nasional maupun global, sehingga jika dipandang perlu dan seiring adanya perubahan
kebijakan dapat dilakukan perubahan seperlunya.
KEPALA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA PADANG
H. MEDI ISWANDI, ST, MMPembina Tingkat I,NIP.19750502 199903 1 004
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 81
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAANTAHUN 2017
[Revisi Renstra Tahun 2014 – 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang] 82
REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014-2019
PEMERINTAH KOTA PADANG