ppt kecelakaan pesawat_tgs 2
TRANSCRIPT
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KELOMPOK IV :
• Elvandi (6510040044)• Dewi Kiki Firrdausi (6510040043)• Rizky Srisubagyo (6510040047)• Rizky Suwasono (65100400)
KECELAKAAN PADA PESAWAT
Latar BelakangTujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan
meningkatkan produktifitas kesehatan, dalam hal ini adalah termasuk kecelakaan kerja(penerbangan)
akibat kerja yang tidak terkontrol. Upaya perlindungan tenaga kerja merupakan upaya agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai
suatu tingkat produktifitas yang tinggi dimana salah satunya melalui upaya kesehatan kerja.
Sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat (1) undang-undang No.1 tahun 1970 dimana syarat-syarat
keselamatan kerja terdapat 50% merupakan syarat-syarat keselamatan kerja. Selain itu terdapat pada
pasal-pasal lain yang mengatur tentang kesehatan kerja yang wajib dilaksanakan ditempat kerja. Untuk
dapat melaksanakan upaya-upaya kesehatan kerja perlu adanya organisasi, personil dan program-
program ditempat kerja melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dengan para personilnya
mulai dari dokter, paramedic perusahaan, ahli K3 kimia, petugas P3K dan lain sebagainya maupun
program-program yang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Upaya
membantu pelaksanaan kesehatan kerja maka paramedic perusahaan perlu dibekali tentang keselamatan
dan kesehatan kerja (K3).
TEORI PHAPHA (Preliminary Hazards Analysis)
PHA biasanya digunakan untuk menilai bahaya dari suatu proses.PHA lebih sering digunakan pada
tahap awal atau R dan D (Research & Development) dari suatu pembuatan plant dan sangat berguna
dalam menentukan pengambilan review sebelum pengembangan proses P & ID’s (piping & instrument
diagram)
Biasanya teknik PHA ini digunakan pada fase permulaan dari pengembangan dari suatu palant,
yang masih menghadappi suatu keterbatasn informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam
masalah potensial tentang safety.PHA juga dapat digunakan untuk membantu menilai fasiliatas yang
besar yang ada juga dapat diguanakan untuk mencegah penggunaan teknis yang lebih luas.
PHA memberikan diskripsi secara kualitatif dalam menghubungkan bahaya dengan proses. PHA
juga memberikan perangkingan keadaan yang sangat bahaya,serta dapat dilakukan priyoritas
rekomendasi dalam usaha mengurangi atau menghilangkan bahaya dari suatu proses.
Tabel PHA (Preliminary Hazards Analysis)
Hazards Cause mayor effect Hazards Category Corective/Preventiv measure suggested
Teori K3 penerbangan• Keamanan dan keselamatan penerbangan adalah suatu kondisi untuk
mewujudkan penerbangan
dilaksanakan secara aman dan selamat sesuai dengan rencana penerbanga.• Keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan penerbangan yang
lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana
penerbangan beserta penunjangnya. • Kawasan udara berbahaya (danger area) adalah ruang udara tertentu di
atas daratan dan/atau perairan,
yang sewaktu-waktu terjadi aktivitas yang membahayakan penerbangan pesawat udara.
• Gawat darurat di bandar udara adalah suatu kejadian tidak terduga berkaitan atau berakibat
• terganggunya pengoperasian pesawat udara atau kelangsungan pelayanannya yang perlu dilakukan secara cepat.
Keterangan KejadianKecelakaan terjadi di Bandung pada acara “Indonesia Air Show Crash” adalah akibat
kelalaian manusia (human error).Proses terjadi kecelakan akibat pilot pada saat melakukan
manuver ternyata posisi pesawat terlalu rendah sehingga body pesawat langsung menabrak
tanah akibatnya terjadi kebakaran diseluruh bagian pesawat. Fakta lain adalah bahwa
pertunjukan udara paling internasional adalah hampir semua dari mereka yang diadakan di
daerah pesisir yang dekat berarti permukaan laut.Sehingga Bandung bukan tempat yang
tepat untuk melakukan aerobatic tingkat rendah dan mereka harus membatasi ketinggian
aman.Pada saat terjadi insident kecelakaan tersebut petugas pemadam kebakaran lambat
dalam proses evakuasi . Mobil kebakaran baru datang setelah 7 menit. Itu mengakibatkan
pilot tersebut harus menderita selama 7 menit dalam kondisi terbakar.seharusnya
pemadam kebakaran harus sigap dalam kondisi emergency untuk menanggulangi jika
terjadi kejadian yang tidak dinginkan.
Pengelompokan 5 Faktor
Dalam kasus kecelakaan pesawat ini terdapat faktor yang
mempengaruhi gangguan pada manusia antara lain:
Faktor fisika:• Suara bising gangguan konsentrasi, komunikasi dan ketulian.• Tekanan ekstrem – lelah, kejang , pinsang.• Getaran – penyempitan pembuluh darah, gangguan syaraf dan tulang
sendi.• Iklim yang tidak memungkinkan untuk dipakai dalam pertunjukan
penerbangan karena dekat dengan laut.• Intensitas cahaya yang terlalu terang karena terletak dekat pesisir pantai.
Faktor Psikologi: Hubungan dengan pekerjaan
Jenis Pekerjaan Pilot diharuskan melakukan manuver di ketinggian tertentu(tempat
ketinggian) dan juga pilot tentunya beresiko tinggi untuk terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan(beresiko tinggi).
Hubungan dengan lingkungan kerja 3D(dangerous)
Tempat kerja yang berbahaya untuk dilakukan tanpa pengawasan dan pelatihan yang memungkinkan sebelum pertunjukan.
Panas dan bising Panasnya matahari yang mengganggu penglihatan pilot, dan
bisingnya suara pesawat yang terlalu keras Pengaruh potensi bahaya• Trauma untuk kembali berkerja• Depresi karena mengalami kejadian fatal• shock
Faktor Ergonomi:• Umur pilot yang sudah tua• Aktivitas yang terlalu padat• Pengalaman kerja yang sudah banyak (14 tahun kerja)• Istirahat yang kurang
Cara Pengendalian Faktor Fisika
Dengan memberikan/memakai ear plug untuk mencegah paparan bising yang terlalu pada pilot.
Penembahan jam istirahat.
Menggunakan tabir yang memantulkan panas radiasi.
Agar getaran terhadap mesin bisa diminimalisir maka diadakan penggantian komponen mesin yang sudah aus.
Faktor Psikologi
Diadakan pelatihan dan breefing sebelum melakukan pertunjukan tersebut
Trauma pasca kecelakaan yang harus dipulihkan kembali
Pemulihan mental dan psikis pilot
Faktor Ergonomis
Sebelum lepas landas, pilot benar-benar harus memenuhi persyaratan kesehatan yang telah ditentukan, meskipun pilot telah belasan tahun dalam kiprah penerbangan.
Pemantauan lingkungan kerja.
Pemeriksaan bagian-bagian pesawat yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pilot sebelum digunakan dalam pertunjukan.
Pemilihan lokasi yang sesuai dengan lokasi yang sesuai untuk melakukan pertunjukan pesawat udara.
Kesigapan petugas PMK dan Petugas Medis.
Peraturan Undang-undang tentang Penerbangan
• PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 58 TAHUN 2010 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 142 (Civil Aviatlon Safety Regulations Part 142) Tentang Persyaratan Sertifikasi Dan Operasi Pusat Pendidikan Dan Pelatihan (Certification And Operatlng Requirements For Training Centers).
• PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 56 TAHUN 2010 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 60 (Civil Aviation Safety Regulations Part 60) Tentang Persyaratan Alat Bantu Pelatihan Sintetis (Synthetic Training Devices) .
• PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 18 TAHUN 2010 Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 41 Tahun 2001 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 91 (Civil Aviation Safety Regulations Part 91) tentang Peraturan Umum Pengoperasian Pesawat Udara (General Operating And Flig.
Suwun Dulur