ppt kulit kayu raru
DESCRIPTION
uji toksisitas subkronik ekstrak kulit kayu raru terhadap ginjal mencit jantan secara oralTRANSCRIPT
IMIPRAMIN
Bandar Lampung, 21 Juni 2014-------Seminar Hasil LOADINGAssalamu'alaikum Wr. Wb11
Uji toksisitas subkronik ekstrak kulit kayu raru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) terhadap ginjal mencit jantan secara oralOlehFirman Abu Syahrial07311034FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Terima Kasih2. Akhmad Rokiban, S.Si., Apt.1. Samsuar, S.Si., MT. Nopiyansyah, S.Si., Apt.Pembimbing :Pembahas :FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Rumusan MasalahApakah ekstrak kulit kayu raru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) memiliki efek toksik subkronik terhadap ginjal mencit jantan ?
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit kayu raru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) mempunyai efek toksik subkronik terhadap ginjal mencit jantan.
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Manfaat PenelitianMemberikan informasi kepada masyarakat tentang khasiat kulit kayu raru sebagai salah satu obat tradisional untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keamanan konsumsi ekstrak kulit kayu raru dan efek toksiknya terhadap ginjal.
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGFAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
HipotesisEkstrak kulit kayu raru (Cotylelobium melanoxylon Pierre) mempunyai efek toksik terhadap ginjal mencit jantan.
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGLokasi PenelitianWaktu PenelitianFebruari - April 2014
Penelitian dilakukan di UNILA dan BPPV
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANG
Gelas ukur, spatula, batang pengaduk, botol maserasi, labu ukur, erlenmeyer, beaker glass, rotary evaporator, kertas saring, kandang mencit, neraca ohaus, neraca digital, spuit oral 1 cc, sonde oral, peralatan bedah minor, pot plastik, kapas, tissue, slide, cover glass, embedding casette, Automatic Tissue Processor, Paraffin Oven, Embedding Unit, Mikrotome Blade, Incubator, Water Bath, Slide Warmer, Staining Unit, dan Microscope.Alat Bahan Ekstrak kulit kayu raru, kloroform, formalin 10 %, alkohol, xylol, paraffin, aquadest, kanada balsam, pewarna Hematoxylin Eosin9
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembuatan Ekstrak Kulit Kayu RaruKulit kayu raruMaserasipenyaringanperajangansariSariAlkohol 70 %MaserasiKulit kayuRotary evaporatorKumpulan sari hasil maserasi selama 2 hariEkstrak kentalKulit kayu
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGSkema Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru20 ekor mencit, dibagi menjadi 4 kelompok :1). Kelompok 1 sebagai kontrol, diberi aquades secara oral2). Kelompok 2 dengan dosis ekstrak 21,64 mg secara oral3). Kelompok 3 dengan dosis ekstrak 43,29 mg secara oral4). Kelompok 4 dengan dosis ekstrak 86,58 mg secara oral
Setelah 28 hari hentikan perlakuanSetiap mencit di narkosis dengan kloroformLakukan laparotomi lalu ambil ginjal kanan dan kiriPembuatan preparat histopatologiFiksasi sampel ginjal dengan formalin 10 %Pengamatan dengan mikroskopAnalisis data secara deskriptif
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGDiperoleh ekstrak kental sebanyak 140 gr yang berwarna coklat kehitaman, memiliki bau yang khas diperoleh dari 420 gr kulit kayu raru yang di maserasi dengan etanol 70 %.
Hasil PenelitianHasil Penelitian
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGK IGinjal normalK IIKorteks mangalami perdarahan dan medulla masih terlihat baik
2131423
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGK IIIKorteks mengalami perdarahan dan nekrosa pada tubulus proksimal dan distal, sebagian medulla mengalami perdarahanK IVKorteks mengalami perdarahan dan nekrosa, pada medulla inti sel sudah banyak mengalami pergeseran dan terlihat menumpuk
7665Hasil Penelitian
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembahasanKelompok I sebagai kontrol negatif, hanya diberi aquades secara oral menunjukkan gambaran ginjal normal pada bagian korteks dan medulla.
K I
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembahasanKelompok II dengan dosis ekstrak kulit kayu raru 21,64 mg yang diberikan secara oral menunjukkan korteks mengalami perdarahan dan medulla masih terlihat baik. Menurut Soeksmanto (2003), tubulus pada korteks ginjal lebih mudah terkena toksik yang bersirkulasi dibandingkan dengan jaringan-jaringan lainnya.
K II
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembahasanKelompok III dengan dosis ekstrak kulit kayu raru 43,29 mg yang diberikan secara oral menunjukkan bagian korteks mengalami perdarahan dan nekrosa pada tubulus proksimal dan distal, sebagian medulla mengalami perdarahan. Suatu bahan toksikan yang mempengaruhi organ sasaran didasari oleh kepekaan suatu organ atau lebih tingginya kadar bahan kimia atau metabolitnya di organ sasaran (Lu, 1995).
K III
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembahasanKelompok IV dengan dosis ekstrak kulit kayu raru 86,58 mg yang diberikan secara oral menunjukkan bagian korteks mengalami perdarahan dan nekrosa, pada medulla inti sel sudah banyak mengalami pergeseran dan terlihat menumpuk. Ginjal berfungsi menyaring dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh, pada akhirnya ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dengan filtrasi darah dan mensekresikannya (Syaifuddin, 2001). Sehingga ginjal bekerja dengan sangat keras dan mempengaruhi perubahan berat dan morfologi ginjal.
K IV
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPembahasanBerdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa efek toksisitas subkronik ekstrak kulit kayu raru terhadap ginjal secara berturut-turut yaitu :
K I < K II < K III < K IV
Kesimpulan
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGEkstrak kulit kayu raru terbukti mempunyai efek toksik terhadap ginjal mencitTerdapat perubahan gambaran histopatologi ginjal mencit pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak kulit kayu raru peroral dengan dosis 21,64 mg/kgBB/hari, 43,29 mg/kgBB/hari, 86,58 mg/kgBB/hari, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan histopatologi.Terdapat hubungan antara perubahan histopatologi ginjal mencit dengan pemberian ekstrak kulit kayu raru peroral dosis bertingkat, dimana semakin tinggi dosis maka semakin parah pula efek toksisitas ekstrak raru terhadap ginjal.
Gambaran perubahan histopatologi pada ginjal mencit berupa perdarahan, kongesti dan nekrosa . Dimana tingkat keparahan yang terjadi pada kelompok IV > kelompok III > kelompok II.
Saran
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS TULANG BAWANGPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan senyawa kimia kulit kayu raru dalam uji toksisitas terhadap ginjalPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperluas pengetahuan tentang efek toksik ekstrak kulit kayu raru terhadap organ lain selain ginjal
Wassalamualaikum wr wb