ppt referat dvt

34
REFERAT Nugroho Wirastanto 20060310067 DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)

Upload: nugrohowirastanto

Post on 28-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Ppt Referat Dvt

TRANSCRIPT

REFERAT

Nugroho Wirastanto20060310067

DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)

PENDAHULUANLatar BelakangTrombosis terjadinya bekuan darah

didalam sistem kardiovaskuler termasuk arteri, vena, ruangan jantung dan mikrosirkulasi.

Trombus dapat terjadi pada arteri atau vena

Trombosis Vena Dalam (TVD) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah (trombus) di dalam vena dalam terutama pada tungkai bawah

DVT perlu pengawasan dan pengobatan yang tepat dan pencegahan terhadap meluasnya trombosis serta terbentuknya emboli di daerah lain, yang dapat menimbulkan kematian.

Kematian terjadi akibat lepasnya trombus venaterbentuk embolimenimbulkan kematian mendadak jika menyumbat arteri di dalam paru-paru (emboli paru).

Tujuan PenulisanMengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, terapi, dan komplikasi dari trombosis vena dalam atau deep vein trombosis (DVT).

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pembekuan DarahPembuluh darah yang

cidera/pecahterjadi hemostasis. Melalui beberapa cara yaitu :1. Vasokonstriksi pembuluh darah

Dindingpembuluhberkontraksivasokontriksialiran darah dari pembuluh darah yang pecah berkurang

2. Pembentukan sumbat trombositTrombosit bersinggungan dengan

pembuluh darah yang rusak(serabut kolagen,sel endotel yang rusak) trombosit akan berubah sifat.

Trombosit jadi lengket dan melekat pada serabut kolagen Dengan demikian pada setiap lubang luka akan terbentuksiklus aktivasi trombosit yang akan menjadi sumbat trombosit pada dinding pembuluh

3. Pembentukan bekuan darah

CONT...

Penghentian Pembentukan Bekuan

Antikoagulan yang terdapat didalam tubuh antara lain :

1. Antitrombin III sirkulasi sec bebas di plasma dan menghambat sistem prokoagulan, dengan mengikat trombin dan menetralisir aktifasi faktor Xa, IXa, dan XIa.

2. Protein Cpolipeptida yang dihasilkan hati, yang bekerja menghambat aktifasi protombin dan jalur intrinsik (mencegah aktifasi faktor Va dan VIIIa)

3. Protein S mempercepat cara kerja faktor C.

DefinisiTrombosis Vena Dalam (TVD)suatu

keadaan ditandai dengan ditemukannya bekuan darah (trombus) dalam vena dalam terutama pada tungkai bawah.

DVT pada tungkai bawah dibagi jadi dua kategori besar:

a. Calf-vein thrombosis atau DVT bagian distaltrombus terbatas pada vena dalam di betis (deep calf-vein).

b. Proximal-vein thrombosisthrombosis mengenai vena-vena poplitea, femoral dan illiaca.

EpidemiologiInsidensi trombosis vena sangat sukar

diteliti, sehingga tidak ada dilaporkan secara pasti.

Trombosis vena berkaitan dengan berbagai kondisi medis atau prosedur bedah. Pada pasien yang menjalani operasi panggul dan lutut, kejadian DVT berkisar 30 % di Eropa dan 16% di AS, sedangkan data insidensi kejadian DVT di Asia sangat terbatas.

EtioPatogenesisTriad Virchow

DVT terdapat ketidakseimbangan pembentukan dan penghancuran bekuan darah

Terdapat 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam, yaitu:

1. Statis vena◦ Aliran darah vena cenderung lambat, bahkan

terjadi statis pada daerah-daerah yang mengalami immobilisasi dalam waktu yang cukup lama

◦ Contoh: Immobilisasi yang lama dan paralisis ekstremitas (pada pasien stroke), Obesitas dan varices

2. HiperkoagulabilitasKeadaan normalkeseimbangan sistem

pembekuan darah dan fibrinolisis.Trombosis ↑ aktifitas pembekuan darah

atau aktifitas fibrinolisis ↓.↑Aktifitas pembekuan darah

hiperkoagulasi, defisiensi Anti trombin III, defisiensi protein C, defisiensi protein S dan kelainan plasminogen

contoh: Defisiensi Anti trombin III, protein C, protein S dan alfa 1 anti tripsin, Kehamilan&persalinan, Obat konstrasepsi oral

3. Kerusakan Dinding VenaTraumakerusakan dinding vena,

sehingga terjadi:◦Aktifasi faktor pembekuan.◦Trombosit melekat pada jaringan sub endotel

terutama serat kolagen, membran basalis dan mikro-fibrilmelepaskan adenosin difosfat dan tromboksan A2merangsang trombosit lain berubah bentuk dan saling melekat.

Contoh:operasi dalam bidang ortopedi dan trauma pada bagian panggul dan tungkai bawah

Manifestasi KlinisDVT akan mempunyai keluhan dan

gejala apabila menimbulkan : bendungan aliran vena. peradangan dinding vena dan jaringan

perivaskuler. emboli pada sirkulasi pulmoner.

Keluhan dan gejala DVT dapat berupa:1. NyeriNyeri di betis dan bisa menjalar ke bagian medial dan anterior paha.

2. PembengkakanPembengkakan disebabkan karena adanya edema. Timbulnya edema disebabkan oleh sumbatan vena di bagian proksimal dan peradangan jaringan perivaskuler.

3. Perubahan warna kulitTidak spesifik dan tidak banyak pd DVT

dibanding trombosis arteri. Hanya 17%-20% kasus. Warna kulit bisa

berubah pucat dan kadang-kadang berwarna ungu.

4. Sindroma post-trombosis.Sumbatan vena dalam ↑ tekanan dinding

vena inkompeten katup vena&perforasi vena dalam aliran darah kembali ke vena superfisilalis jika otot berkontraksi edema, kerusakan jaringan subkutan, bisa terjadi ulkus pada daerah vena yang di kenai.

Penegakan DiagnosisPemeriksaan untuk tegakkan

diagnosis DVT, yaitu:1. VenografiGold standart untuk DVTPrinsip pemeriksaan menyuntikkan

zat kontras ke dalam di daerah dorsum pedis dan akan terlihat jelas gambaran sistem vena di betis, paha, inguinal sampai ke proksimal ke vena iliaca.

2. Tes D-DimerUntuk mengukur kadar D-Dimer

darah.Peningkatan D-Dimer indikator

adanya trombosis yang aktif.Pemeriksaan ini sensitif, tetapi tidak

spesifik, lebih berperan untuk menyingkirkan adanya trombosis jika hasilnya negatif.

Pemeriksaan ini mempunya sensitifitas 93%, spesivisitas 77%.

3. Ultra sonografi (USG) DopplerMenggunakan gelombang suara

untuk membentuk gambaran aliran darah melalui pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena pada tungkai yang terkena.

Pemeriksaan ini memberikan hasil sensivity 60,6% dan spesifity 93,9%.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan DVT dibagi

menjadi dua,yaitu:1. Profilaksis (tromboprofilaksis)

Tromboprofilaksis ditujukan pada pasien yang berisiko DVT

2. Terapi.Ditujukan pada pasien yang secara objektif sudah didiagnosa sebagai DVT.

ProfilaksisDengan 2 cara:1. Cara MekanisMobilisasi diniElevasi tungkai15-22 cmmelancarkan aliran darah

venaKompres hangatmeningkatkan sirkulasi

mikrovaskularLatihan gerak sendi (range of motion) gerakan

fleksi-ekstensi. Meningkatkan aliran darah di vena yang masih terbuka (patent)

Pemakaian kaos kaki elastis (elastic stocking)↑ aliran darah vena 1,5x aliran basalnyaPilihan pertama untuk mencegah DVT pada pasien yang dirawat inap dalam jangka waktu yang lama.

2. Cara Farmakologis aktivasi koagulasi darah (profilaksis farmakologi)

Heparin Meningkatkan efek antitrombin III dalam

menetralkan trombin dan protease serum lainnya

Diberikan subkutan dosis 5000 U, satu jam sebelum operasi dan setelah operasi (setiap 8-12 jam

Dapat menurunkan risisko 50-70% Cara ini tidak memerlukan pemantauan

laboratorium, sederhana, tidak mahal, aman.

Warfarin Efektif untuk mencegah DVT pada

semua pasien yang berisiko DVT. 5 atau 10 mg malam sebelum

operasi atau malam setelah operasi. Lama profilaksis pada penggunaan

warfarin adalah 7-10 hari. Regimen ini kurang menyenangkan

karena memerlukan monitoring laboratorium.

LMWH (Low Moleculer Weight Heparin) Lebih efektif dibanding yang lainnya,

terutama pd trombosis vena proksimal

Meningkatkan aktifitas efek antitrombin III, anti faktor Xa

Secara subkutan, 40 mg satu kali sehari, pada diberikan 12 jam sebelum pembedahan dan dilanjutkan sehari sekali selama tujuh hari.

Obat Antiplatelet- Aspirin telah diteliti sebagai

profilaksis terhadap DVT (dosis >100 mh/hr)

- Menurunkan DVT prosimal dan distal sebesar 30-40% pada pasien pembedahan general

- Tetapi proteksinya lebih rendah dibanding antikoagulan lainnya.

Terapi

Tujuan terapicegah embolisasi trombus, resolusi trombus untuk hindari sindroma pasca flebitis dan percepat fibrinolisis.

Antikoagulan ◦Prinsip pemberian Save dan Efektif◦Save tidak menyebabkan perdarahan◦Efektif hancurkan trombus dan cegah timbul

trombus baru dan emboliHeparin

◦Dimulai dengan heparin 4-5 hari ◦Dilanjutkan dg warfarin untuk memperlama

proteksi rekurensi trombosis◦Efek samping perdarahan, trombositopenia,

hipersensitifitas

LMWH (Low Molecular Weight Heparin)◦Waktu paruh yang lebih panjang◦Tanpa pemantauan laboratorium◦Jarang sebabkan perdarahan,

trombositopeni dan osteoporosis sedangkan efek antitrobiknya setara dengan heparin.

◦Tidak dapat menembus barier plasenta, dapat digunakan pada wanita hamil.

◦LMWH (enoxaparin) diberikan dalam dosis 2mg/kgBB/hari subkutan.

Antikoagulan Oral◦Antikoagulan oral perlu diberikan

sesudah terapi awal heparin .◦Terapi lanjutan ini mencegah

rekurensi DVT.◦Menggunakan kumarin (warfarin)

yang merupakan sediaaan antagonis vitamin K.

KomplikasiKomplikasi yang perlu

diperhatikan pada pasien trombosis vena dalam (DVT), ialah:

Emboli pulmoner (EP)Sindrom pasca trombosis (SPT)

atau sindrom pasca flebitis

PrognosisProximal DVTserius dan bahaya, bisa

menyebabkan emboli paru.Proximal DVT yang tidak diobati10% jadi

emboli paru yang fatal. Proximal DVT yang tidak diobati dengan

adekuat menimbulkan risiko 20-50% kekambuhan peristiwa thromboemboli.

Calf-vein thrombosiskejadian emboli paru yang rendah (<1%).

Calfvein thrombosis yang tidak diobati dengan baikPerluasan thrombus sampai vena poplitea atau vena yang lebih proximal.