ppt salim
DESCRIPTION
tugas presentasi kejang demamTRANSCRIPT
LAPORAN KASUSSEORANG ANAK LAKI-LAKI DENGAN KEJANG DEMAM
SIMPLEKSDAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT
Ahmad Agus Salim22010113210027
PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM
Kejang demam ialah bangkitan kejang akibat
kenaikan suhu tubuh (suhu tubuh lebih dari
38,4oC) tanpa ditemukan adanya kelainan elektrolit
dan infeksi SSP serta tidak ada riwayat kejang
tanpa demam sebelumnya
2-5% anak yang berumur dibawah 5
tahun pernah mengalami kejang.
Beberapa hal yang harus dievaluasi
adalah mortalitas, perkembangan
mental dan neurologis,
berulangnya kejang demam dan resiko
terjadinya epilepsi di kemudian hari
Kejang Demam
Kejang demam sederhana (simpleks)
Umum klonik atau tonik tanpa
gerakan fokal
Kejang kurang dari 15 menit dan berhenti sendiri tanpa bantuan
obat
Tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks
Kejang lebih dari 15 menit tiap
kejang
Fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum
Didahului kejang parsial dan
berulang dalam waktu 24 jam
LAPORAN KASUS IDENTITAS PENDERITANama : An. NUmur : 2 tahun 5 bulan Jenis kelamin : PerempuanAlamat: Desa Bawu, Kec.Batealit, RT 16 RW 03, JeparaAgama: IslamTanggal Masuk : 8 Desember 2015 pukul 19.00 WIBTanggal Keluar : 12 Desember 2015 IDENTITAS ORANG TUANama Ibu : Ny.TUmur : 35 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaPendidikan : SMP
Nama Ayah : Tn. SUmur : 45 tahunPekerjaan : TukangPendidikan : SD
ANAMNESIS
• Demam• Mendadak tinggi• Naik turun• Menggigil (-)• Kejang (-), BAK BAB
tidak ada keluhan• Batuk (+) tidak
berdahak, pilek (+)• Muntah (+) 2x
warna seperti yang dimakan
• Gusi berdarah (-), mimisan (-), bintik merah (-) 2
hari
• KEJANG
KeLuhan Utama
• Masih demam tinggi • Anak kejang, satu
kali, selama ± 15 menit, kejang seluruh tubuh, kelonjotan, mata melirik ke atas, sebelum kejang anak sadar, anak tidak sadar saat kejang, sesudah kejang anak sadar. Kejang berhenti sendiri tanpa diobati
• Lalu anak dibawa orang tua ke IGD Puskesmas Batealit
1 jamRiwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Dahullu
• Riwayat kejang sebelumnya disangkal• Riwayat kejang tanpa demam sebelumnya disangkal. • Riwayat trauma kepala sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Sosial
Ekonomi
• Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah bekerja sebagai tukang dan ibu tidak bekerja. Dalam satu bulan berpenghasilan lebih dari Rp 1.000.000,00/bulan. Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan kakak pasien. Biaya pengobatan dengan umum.
• Kesan : Sosial ekonomi cukup
SepupuPasie
n
RIWAYAT PERINATAL• Pemeliharaan prenatal
di bidan >4x, tidak pernah di dokter kandungan, mendapat imunisasi TT 1x di bidan. Selama hamil ibu penderita tidak demam, tidak pernah ada riwayat daarah tinggi selama hamil, tidak pernah kejang selama hamil, tidak ada riwayat kencing manis selama kehamilan, tidak pernah sakit selama kehamilan dan pada usia kehamilan pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas saat megendarai motor dan sempat dirawat di RSU RA Kartini Jepara. Ibu pasien tidak pernah minum jamu, hanya minum vitamin dan tablet tambah darah yang diberikan bidan.
• ♀, aterm spontan, ditolong oleh bidan, BBL = 2900 gram, PBL = 48 cm
• Lahir langsung menangis, riwayat biru-biru (-)
• Anak rutin diperiksakan ke untuk mendapatkan imunisasi. Anak rutin ditimbang di posyandu
• Kesan : ASI tidak eksklusif, kualitas dan kuantitas cukup
Riwayat makan dan
minum
•Kesan : imunisasi dasar lengkap sesuai usiaRiwayat
Imunisasi
• Berat badan normal• Gizi cukup• Perawakan normal menurut usia• Mesosefal
Riwayat Perkembanga
n dan Pertumbuhan
HASIL PEMERIKSAAN FISIKTGL 09 DES 2015 PKL 06.00 WIB DI BANGSALSEORANG ANAK PEREMPUAN,2 TAHUN 5 BULAN,BB=12 KG, PB=85 CM KU: sadar, kurang
aktif, nafas spontan (+) adekuat,
terpasang infus di tangan kiri, tidak
kejang, tidak sesak
Tanda VitalNadi : 100x/mnt. i/t cukupRR: 24x /mntSuhu: 36°C
MesosefalUbun-ubun besar datar, membonjol (-)Rambut: hitam,
tidak mudah dicabut
Conjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/+ (N), reflek kornea +/+ (N)
Nyeri tekan tragus -/-, discharge -/-Nafas cuping (-),
mimisan (-)
tidak kering, sianosis (-), lidah kotor (-),gusi berdarah (-)
Tenggorok: T1-1, faring hiperemis (-), detritus (-)
simetris, pembesaran nnll (-), kaku kuduk (-)Genital : ♀,
hiperemis (-)
Paru
• In : simetris,statis dan dinamis, tak ada retraksi• Pa : stem fremitus kanan = kiri • Pe : sonor seluruh lapangan paru• Au : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan (wheezing, hantaran,
ronkhi) -/-
Jantung
• In : iktus kordis tak tampak• Pa : iktus kordis teraba di SIC IV, 2 cm medial LMCS• Pe : batas jantung sulit dinilai• Au : Suara Jantung I-II normal, bising (-), gallop (-)
Abdomen
• In : datar, venektasi (-)• Aus : bising usus normal• Pe : tympani, pekak sisi normal, pekak alih • Pa : supel, lemas, nyeri tekan (-), turgorperut kembali cepat, hepar dan
lien tidak teraba
Ekstremitas :
Superior Inferior
Sianosis - / - - / -
Akral dingin - / - - / -
edema - / - - / -
Capillary refill <2” <2”
Tonus N/N N/N
Klonus -/-
Refleks fisiologis: sulit dinilai/+N +N/+N
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk (-)
Brudzinki I dan II (-)
kernig sign (-)
EKSTREMITAS
Pemeriksaan Nervus Kranialis Nervus Olfaktorius : Sulit dinilai Nervus Opticus : Reflek cahaya +/+, penglihatan normal Nervus Ocullomotorius : Pergerakan mata ke superior, ke
inferior ke medial, atas supero lateral normal Reflek cahaya +N/+N
Nervus Troklearis : Pergerakan mata ke infero medial normal Nervus Trigeminus : Reflek kornea +N/+N, Reflek bulu mata +N/+N Nervus Abdusen : Pergerakan mata ke lateral normal Nervus Fasialis : Tersenyum simetris, kelopak mata
menutup secara sempurna, lipatan nasolabialis simetris Nervus Vestibulokoklear : Sulit dinilai Nervus Glosofaringeus : Deviasi uvula (-) Nervus Vagus : Tidak ada gangguan menelan Nervus Assessorius : Menoleh +/+ Nervus Hipoglosus : Lidah tremor (-), deviasi lidah (-)
PEMERIKSAAN ANTHROPOMETRI
WAZ• -0,38• Berat
badan normal
HAZ• -1,48• Perawakan
normal
WHZ • 0,75• Gizi baik
PEMERIKSAAN LAB 10/12/2015Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11,4 gr% 11,00 - 13,00
Hematokrit 33 ↓ % 36 - 44
Trombosit 160.000 ribu/mmk 150 - 400
Leukosit 9500 mm3 5000-10000
DAFTAR MASALAHNo.
Masalah Aktif Tgl No.
Masalah Pasif Tgl
1. 2.
3.
4.
5. 6.
Febris 2 hari 4 Batuk (+) tidak berdahak, pilek (+) 5
Kejang, seluruh tubuh tonik-klonik, ± 15 menit, 1 kali dalam sehari 5 WAZ: -0,33 SD; WHZ: -0,75 SD; HAZ: -0,59 SD 6 Kejang demam simpleks Gizi cukup, perawakan normal dan berat badan cukup
09/12/2015 09/12/2015 09/12/2015 09/12/2015 09/12/2015 09/12/2015
DIAGNOSISDiagnosis Diferensial
Febris 2 hariDD/
ISPA Observasi kejang dengan demam
DD/ Ekstrakranial :Kejang demam simpleks
Kejang demam kompleks
Intrakranial :MeningitisEncephalitisMenigoencephalitits
Diagnosis SementaraDiagnosa Utama : Kejang Demam SimpleksDiagnosa Comorbid : Infeksi Saluran Pernafasan AkutDiagnosa Komplikasi : -Diagnosa Pertumbuhan : Perawakan normal dan berat badan normalDiagnosa Gizi : Gizi cukupDiagnosa Perkembangan : Perkembangan sesuai umurDiagnosa Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai umurDiagnosa Sosial-Ekonomi : Sosial ekonomi cukup
PENATALAKSANAAN
Kecukupan kebutuhan cairan dan elektrolitInfus RL 15 tpm
Atasi demamParasetamol syr 3-4 x 1cth jika suhu ≥ 38°C
Suportif- Anti konvulsanPemotongan kejang: - Injeksi Diazepam 2 mg i.v (bila kejang)Maintenance- Diazepam puyer 2 mg/8 jam (per oral)- Terapi tambahanVit B6Zinc
puyer 3 x 1Metilprednisolon
Medikamentosa
Penderita dirawat di bangsal selama 4 hari ( 08-12 Desember 2015
Perawatan
RENCANA PEMECAHAN MASALAH ( INITIAL PLAN )
1. Assesment: Observasi Kejang dengan demamDD/
Ekstrakranial : Kejang demam simpleks Kejang demam kompleks
Intrakranial : Meningitis Encephalitis Menigoencephalitits
IpDx : S : - O : Lumbal Pungsi
IpRx : Infus RL 15 tpm Injeksi Diazepam 2 mg i.v ( bila kejang) Diazepam puyer 2 mg/8 jam (per oral) Parasetamol 3-4 x 1 cth jika suhu ≥ 38°C
IpMx : Keadaan umum, tanda vital, kejang berulang, kesadaran, px neurologis, efek terapi, efek samping (gangguan pernafasan, hipotensi), darah rutin
IPEX Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kejang dapat
diakibatkan karena demam tinggi. Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk membantu melakukan
pengawasan terhadap kondisi anak bilamana anak kejang untuk lapor kepada petugas kesehatan (pada saat dirawat di Puskesmas).
Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk membantu melakukan pengawasan terhadap pemberian obat antiboitik pasien agar selalu tepat waktu yaitu tiap 24 jam.
Mengedukasikan kepada keluarga pasien bila anak panas segera kompres pada dahi, leher, ketiak, dan lipat paha, serta memberi penurun panas bila panas tinggi, sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya kejang.
Setelah anak pulang, mengedukasikan keluarga pasien untuk sedia termometer untuk mengetahui peningkatan suhu badan anak yang dapat memicu untuk terjadinya kejang berulang.
Mengedukasikan kepada keluarga pasien bila anak kejang, dianjurkan untuk menjaga saluran pernapasan tetap lancar yaitu dengan memposisikan anak dengan posisi miring dan memberikan pemutus kejang dengan stesolid per rectal bila tersedia dan segera membawa anak ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat.
2. Assesment : Febris 2 hariDD/
ISPA Ip Dx : S : -
O : - IpRx : Coparcetin 3 x 11/2cth IpMx : Keadaan umum, tanda vital, efek terapi,
Darah rutin IpEx : -
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kemungkinan kejang pasien dikarenakan infeksi pada saluran pernafasan pasien
Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk membantu melakukan pengawasan terhadap pemberian obat antiboitik pasien agar selalu tepat waktu yaitu tiap 24 jam
Mengedukasikan kepada keluarga pasien bila anak panas segera kompres pada dahi, leher, ketiak, dan lipat paha, serta memberi penurun panas bila panas tinggi, sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya kejang
KUNJUNGAN RUMAHKunjungan rumah tanggal 12 November 2011 pukul 17.00 WIB
Rumah
1 lantai
ukuran : 12x16 m2
Sumber air pdamHalaman rumah :adaVentilasi : kurangTempat sampah ada
Dinding dari batu bata & semen belum dicat
Atap rumah dari genteng
Kebiasaan sehari-hari
Ayah bekerja sebagai tukang dan ibu tidak bekerja (ibu rumah tangga). Makanan dan minuman dimasak sebelum dimakan. Alat makan dicuci dengan sabun colek. Pakaian kotor dicuci tiap hari menggunakan detergen. Kegiatan mencuci dilakukan di halaman belakang rumah. Rumah disapu 1 kali sehari. Sampah dibuang di kantong plastik kemudian dibuang di tempat pembuangan sampah sementara
Lingkungan
Rumah kurang bersih dan terawat, ventilasi dan pencahayaan rumah kurang.
Bagan Permasalahan
FOTO KUNJUNGAN RUMAH
Ruang tidur anak bersama ayah dan ibu
Ruang tv dan bermain anak
Ruang setrika sekaligus garasi
Dapur
Kamar mandii
Tempat jemur pakaian
Kondisi pasien sehat dan bersama ayah dan ibu
TERIMA KASIH