ppt teknik scanning renogram

32

Upload: nona-zesifa

Post on 23-Jan-2018

136 views

Category:

Health & Medicine


4 download

TRANSCRIPT

Scanning renogram merupakan pemeriksaandalam bidang kedokteran nuklir denganmenggunakan radiofarmaka besertatracer/perunut untuk mengevaluasi fungsifisiologis dari tractus urinarius danmenegakkan diagnosa.

1. Renografi Konvensional

2. Renografi Diuretik

3. Renografi Kaptopril

4. Renografi Pediatrik

Radiofarmaka : Tc- 99m

Tracer bergantung dengan organ yang akan dievaluasi

RADIOFARMAKA

GLOMERULAR AGEN

TUBULAR AGEN

a. Glomerular Agent

Yang termasuk golongan radiofarmakaglomerular agent adalah 99mTc-diethylenetetraaminepenta acetic acid ( DTPA )dan 51Cr- ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA ).

b. Tubular Agent

Yang termasuk dalam golongan radiofarmakatubular agent adalah Iodine-131orthoiodohippurate (131I-OIH) namun sekarangsudah banyak digantikan dengan 99mTc-MAG3 (mercaptoacetyltriglycine ).

Disebut juga pemeriksaan radionuklida ginjal dinamik, dengan prinsip pemeriksaan dengan menilai penangkapan radionuklida oleh ginjal yang dialirkan melalui nephron dan dieksresikan ke dalam pelvis ginjal dan kemudian melalui ureter sampai dengan kandung kemih. Kurva hasil pemeriksaannya menunjukkan perubahan aktivitas ginjal terhadap waktu yang menggambarkan fisiologis ginjal seperti fungsi penangkapan, waktu transit dan efisiensi outflow

Indikasi◦ Obstruktif Uropati◦ Transplantasi Ginjal ◦ Kelainan kongenital pada ginjal◦ Evaluasi trauma saluran kemih◦ Gagal ginjal akut dan kronis◦ Uji saring hipertensi renovaskular

Peralatan◦ Kamera gamma dengan kolimator jenis general –

purpose atau high sensitivity◦ Matriks 64 x 64 pixels ◦ Akusisi frame 10 – 20 detik◦ Lama pemeriksaan 30 – 40 menit

Radiofarmaka◦ Tc– 99m MAG3 dengan dosis 2,5 mCi◦ Tc– 99m DTPA dengan dosis5 mCi◦ Tc– 99m EC dengan dosis2,5 mCi◦ I– 123 Hippuran dengan dosis2 mCi

Persiapan Pasien◦ Menjaga status hidrasi pasien selama pemeriksaan.

◦ Penderita dewasa : minum 400 ml air 20-30 menit sebelum pemeriksaan.

◦ Penderita anak-anak : diberikan volume cairan sesuai dengan berat badan.

◦ Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram bersamaan dengan pemeriksaan IVP.

◦ Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum pemeriksaan.

◦ Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran, penderita sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap I-131.

Prosedur Pemeriksaan◦ Pasien supine atau tidur terlentang dengan kamera

gamma berada di posterior atau punggung pasien.

◦ Duduk atau setengah duduk agar lebih fisiologis.

◦ Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana kubiti secara bolus.

◦ Deteksi ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan

• Pemrosesan Data

◦ Seluruh data kasar digabung, kemudian dibuat ROI pada kedua ginjal serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang untuk membuat kurva aktivitas vs waktu

◦ Fase Initial

Terjadi peningkatan secara cepat segera setelah penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan injeksi dan aliran darah vaskular ke dalam ginjal.

Menunjukkan teknik penyuntikan radiofarmaka, apakah bolus atau tidak.

Terjadi kurang dari 2 menit.

◦ Fase Sekresi Menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat

secara bertahap.

Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh dan di dalam ginjal melalui proses difusi lewat sel-sel tubuli ke dalam lumen tubulus.

Dalam keadaan normal fase ini mencapai puncak dalam waktu 2 – 5 menit.

◦ Fase Ekskresi Tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai

puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk dan meninggalkan ginjal.

Menggambarkan pola urodinamik dari ginjal dan pola eliminasi melalui sistem pelvikalises menuju ke ureter dan vesika urinaria, sehingga fase ini sangat sensitif untuk kelainan pada saluran kemih.

Fase Penilaian Kurva Abnormal

- Jika ginjal tidak berfungsi maka penangkapan radioaktivitas akan minimum atau tidak ada sama sekali.

◦ Kurva akan berjalan datar/tidak beraturan karena pada kurva tersebut hanya menggambarkan aktivitas background saja.

◦ Pada kasus obstruksi total, vesika urinaria tidak tampak. Fase kedua akan tampak naik terus dan tidak terlihat adanya fase ketiga.

Parameter Tambahan Pada Penilaian Hasil Renogram◦ Waktu Transit Seluruh Ginjal (Whole Kidney Transit

Time/WKTT) Adalah waktu total yang dibutuhkan radiofarmaka untuk transit melalui parenkim ginjal dan pelvis atau jumlah antara waktu transit parenkim rata-rata (Mean Parenchyma Transit Time/MPTT) dan Waktu transit pelvis (Pelvic Transit Time/PvTT). Nilai normal MPTT adalah 100 – 200 detik.

◦ Indeks Waktu Transit Parenkim (Parenchymal Transit Time Index / PTTI) dan Indeks Waktu Transit Seluruh Ginjal (Whole Kidney Transit Time Index / WKTTI). PTTI adalah MPTT dikurangi Waktu Transit Minimum (MinTT), nilai normal PTTI adalah 10 – 156 detik. WKTTI adalah WKTT dikurangi MinTT, nilai normal WKTTI adalah 20 –170 detik.

HASIL DAN GRAFIK RENOGRAFI KONVENSIONAL

Merupakan salah satu metode pemeriksaan kedokteran nuklir pada pasien dengan dilatasi saluran kemih bagian atas dan follow up pasien dengan hidronephrosis.

Prinsip Pemeriksaan◦ Menggunakan furosemide karena efeknya bersifat diuretik yang

menghambat reabsorpsi garam dan air di limb asenden ansa henle.◦ Sifat diuretik tergantung pada fungsi ginjal.

Furosemide Adalah golongan obat loop diuretics. Durasi kerja dari furosemide 2 – 3 jam.

◦ Fungsi dari furosemide: Menghambat secara selektif reabsorpsi dari NaCl pada tubulus kontortus

asenden ansa henle. Menghambat sistem trasport Na+/K+/2Cl- pada membran lumen di tubulus

kontortus desenden ansa henle. Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan menyebabkan redistribusi dari aliran

darah di dalam korteks ginjal. Meningkatkan jumlah volume urin dan meningkatkan kadar potasium pada

pasien dengan gagal ginjal akut.

Kontra Indikasi Furosemide

Alergi furosemide

Sirosis hepatik

Gagal ginjal borderline

Gagal jantung kongesif

Dosis Furosemide

Menurut Society of Nuclear Medicine & European Nuclear Medicine Association adalah 1 mg/kg berat badan. Dosis maksimum untuk anak – anak 20 mg dan dewasa 40 mg.

Indikasi◦ Mengetahui lebih lanjut tingkat obstruksi apakah total

atau parsial

◦ Hidronephrosis

◦ Hidroureteronephrosis

Persiapan Pasien◦ Penderita dewasa minum 400 ml air 20-30 menit

sebelum pemeriksaan.◦ Penderita anak-anak diberikan volume cairan sesuai

dengan berat badan.◦ Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram

bersamaan dengan pemeriksaan IVP.◦ Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum

pemeriksaan.◦ Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran, penderita

sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap I-131.

◦ Sebelum pemeriksaan hendaknya pasien dilakukan USG dengan tujuan melihat hidronephrosis bilateral atau unilateral, dilatasi dari ureter, dan duplikasi ginjal.

◦ Disarankan sebaiknya pasien dalam status cukup terhidrasi dengan volume urine yang cukup (tahan miksi).

Radiofarmaka◦ Tc– 99m MAG3 dengan dosis 2,5 mCi◦ Tc– 99m DTPA dengan dosis 5 mCi◦ Tc– 99m EC dengan dosis 2,5 mCi◦ I– 123 Hippuran dengan dosis 2 mCi

Protokol Pemilihan Waktu Penyuntikan DiuretikRadiofarmaka + 20 (F+20)

Volume pelvis ginjal penuh pada 20 menit setelah radiofarmaka disuntikkan (furosemide diberikan 20 menit setelah radiofarmaka).

Radiofarmaka – 15 (F – 15)Furosemide diberikan 15 menit sebelum radiofarmaka disuntikkan. Pada menit 15 – 18 setelah penyuntikkan furosemide volume urin tinggi, sehingga akan didapat nilai urine yang maksimal pada saat penyuntikkan radiofarmaka.

Radiofarmaka + 0 (F – 0)Furosemide disuntikkan secara intravena segera setelah penyuntikkan radiofarmaka. Hasilnya tidak berbeda jauh dengan F – 15. Dapat mengurangi frekuensi gangguan pada saat pencitraan oleh pasien yang disebabkan keinginan pasien untuk miksi. Metode ini nyaman digunakan pada pasien bayi dan anak-anak, karena tidak perlu melakukan penyuntikkan sebanyak 2 kali.

Peralatan◦ Kamera gamma, dengan kolimator LEHR untuk Tc– 99m MAG3

dan medium energy collimator untuk I-131 Hippuran◦ Energy setting untuk low energy pada puncak 140 keV dan

medium energy pada puncak 364 keV◦ Window width setting : 20 %◦ Teknik pencitraan dinamik◦ Matrix 128 x 128 pixels◦ Protokol akusisi : Frame / time I = 6 frame / 10 detik selama 1

menit◦ Protokol akusisi : Frame / time II = 25 frame / 1 menit selama 25

menit

Prosedur Pemeriksaan◦ Posisi pasien supine atau tidur terlentang.◦ Detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga ginjal dan vesica

urinaria berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior.

◦ Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana kubiti secara bolus◦ Berikan radiofarmaka dan furosemide sesuai dengan protokol

pemilihan waktu penyuntikkan yang digunakan.◦ Total waktu pemeriksaan adalah protokol pemilihan waktu

penyuntikan yang dipilih ditambah 10 menit.

Pemrosesan DataSeluruh data kasar digabung, kemudian dibuat ROI pada kedua ginjal serta dibawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang yang kemudian didapatkan kurva aktivitas terhadap waktu.

Evaluasi Kurva Renogram Diuretik Terhadap Respon Furosemide◦ Pemberian furosemide tidak merubah bentuk kurva

obstruksi (fase III naik terus), gambaran demikian dikenal sebagai gambaran obstruksi total.

◦ Pemberian furosemide menyebabkan perubahan kurva renogram dengan cepat dan eksresinya menjadi sangat efektif. Gambaran ini ditemukan pada hidronephrosis non obstruksi atau dilatasi hipotonik

◦ Pengaruh furosemide pada kurva obstruksi hanya bersifat parsial, tidak cepat dan eksresinya lambat. Gambaran demikian menunjukkan adanya obstruksi atau subtotal.

Parameter Kuantitatif

Adalah parameter-parameter yang digunakan

untuk menilai respon ginjal terhadap pemberian furosemide.

Jenis-Jenis Parameter Kuantitatif Time of peak (waktu puncak)

Peak of half (waktu untuk mengeksresikan 50% dari radiofarmaka)

Output efisiensi

Efisiensi ekskresi pelvis ginjal

Indeks waktu transit parenkim

Aktivitas residu terkoreksi

Catatan

Pemeriksaan tidak dapat menilai respon diuretik secara akurat jika fungsi ginjal berkurang secara bermakna. Hasil pencitraan juga tidak dapat dinilai bila perunut banyak terkumpul di pelvis ginjal.

Pengertian

Modifikasi dari renografi konvensional yang dapat membantu para klinisi dalam menegakkan diagnosa yang berhubungan dengan transplantasi ginjal.

Indikasi◦ Follow up pasien pasca operasi transplantasi ginjal◦ Mendeteksi terjadinya resiko komplikasi pada pasien◦ Menilai fungsi ginjal pada calon donor yang sehat

(memastikan bahwa ginjal yang akan didonorkan adalah ginjal yang baik dan tidak akan membahayakan bagi pasien penerimanya)

Peralatan◦ Kamera gamma dengan kolimator jenis general –

purpose atau high sensitivity◦ Matriks 64 x 64 pixels◦ Akusisi frame 10 – 20 detik◦ Lama pemeriksaan 30 – 40 menit

Radiofarmaka◦ Tc– 99m MAG3 dengan dosis 2,5 mCi◦ Tc– 99m DTPA dengan dosis 5 mCi

I– 123 Hippuran dengan dosis 2 mCi

Persiapan Pasien◦ Menjaga status hidrasi pasien selama pemeriksaan.◦ Penderita dewasa : minum 400 ml air 20-30 menit sebelum

pemeriksaan.◦ Penderita anak-anak : diberikan volume cairan sesuai dengan berat

badan.◦ Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram bersamaan

dengan pemeriksaan IVP.◦ Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum

pemeriksaan.◦ Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran, penderita

sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap I-131.

Prosedur Pemeeriksaan◦ Pasien supine atau tidur terlentang dan kamera gamma berada di

anterior fossa illiaka di daerah abdomen bagian bawah dan pelvis.◦ Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana kubiti secara bolus.◦ Citra diambil pada interval 1 detik setelah radiofarmaka

disuntikkan selama 60 detik.

Parameter Penilaian◦ Bladder Appearance Time◦ Rasio ginjal-vesika urinaria◦ Waktu puncak renografi◦ Indeks akskresi◦ Indeks perfusi◦ Rasio ginjal aorta

Metode Penilaian Fungsi Ginjal Dan Perfusi Ginjal◦ Indeks Perfusi

Menghitung indeks perfusi ROI dibuat pada ginjal dan arteri illiaka yang kemudian dibuat kurva aktivitas terhadap waktu.

Jika tidak ada aliran darah ke ginjal yang ditransplantasi maka nilai indeks perfusi akan meningkat.

◦ Rasio Ginjal-Aorta Menggunakan kurva aktivitas terhadap waktu dari ginjal dan

aorta. Nilai rasio akan menurun bila tidak ada perfusi ke ginjal.

PengertianModifikasi dari renografi konvensional yang dapat membantu para klinisi dalam menegakkan diagnosa yang yang dilakukan pada anak-anak.

IndikasiMendiagnosa awal dari follow up dari penyakit

genitor-urinary pada anak-anak seperi infeksi saluran kemih (ISK), hidronephrosis neonatal, dan reflux vesikoureteral.

Kontra Indikasi◦ Parameter fungsi ginjal seperti GFR dan aliran plasma ginjalnya

rendah.◦ Perkembangan tubulus ginjal kurang sempurna dibanding dengan

glomerulus.

Radiofarmaka

Tc– 99m MAG3 pada usia 2-4 minggu setelah lahir. Dosis yang digunakan menggunakan parameter skala atau tergantung pada berat badan bayi dan luas permukaan tubuh.

Persiapan Alat◦ Kamera gamma dengan kolimator jenis general –

purpose atau high sensitivity◦ Matriks 64 x 64 pixels◦ Akusisi frame 10 – 20 detik◦ Lama pemeriksaan 30 – 40 menit

Persiapan Pasien◦ Menjaga status hidrasi pasien selama pemeriksaan.◦ Penderita diberikan volume cairan sesuai dengan berat badan.◦ Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan renogram bersamaan

dengan pemeriksaan IVP.◦ Penderita harus mengosongkan vesika urinaria sebelum

pemeriksaan.◦ Pasien telah dipasang kateter sebelum dilakukan renografi.◦ Pada pemakaian radiofarmaka I-131 Hippuran, penderita

sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap I-131.

Prosedur Pemeeriksaan◦ Pasien supine atau tidur terlentang dengan kamera gamma berada

di posterior atau punggung pasien.◦ Duduk atau setengah duduk agar lebih fisiologis.◦ Radiofarmaka disuntikkan pada vena mediana kubiti secara bolus.◦ Deteksi ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan kandung

kemih berada dalam lapang pandang pencitraan.

Fase Penilaian Kurva Normal◦ Fase Initial

Terjadi peningkatan secara cepat segera setelah penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan injeksi dan aliran darah vaskular ke dalam ginjal.

Menunjukkan teknik penyuntikan radiofarmaka, apakah bolus atau tidak.

Terjadi kurang dari 2 menit.

◦ Fase Sekresi Menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat

secara bertahap

Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh dan di dalam ginjal melalui proses difusi lewat sel-sel tubuli ke dalam lumen tubulus

Dalam keadaan normal fase ini mencapai puncak dalam waktu 2 – 5 menit

◦ Fase Ekskresi

Tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk dan meninggalkan ginjal.

Menggambarkan pola urodinamik dari ginjal dan pola eliminasi melalui sistem pelvikalises menuju ke ureter dan vesika urinaria, sehingga fase ini sangat sensitif untuk kelainan pada saluran kemih