pr0p0sal ali

76
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan yang senantiasa dilaksanakan berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan atau gedung. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan sering dipakai adalah beton. Penggunaan beton merupakan pilihan utama karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Beton merupakan bahan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, air dan dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) dengan perbandingan tertentu yang akan membentuk beton segar (Mulyono, 2003). Dalam pembuatan beton, pemilihan akan bahan-bahan yang digunakan sangat penting terutama untuk memperoleh mutu 1

Upload: kurniawan25

Post on 08-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pr0p0sal Ali

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPelaksanaan pembangunan yang senantiasa dilaksanakan berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan atau gedung. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan sering dipakai adalah beton. Penggunaan beton merupakan pilihan utama karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya.Beton merupakan bahan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, air dan dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture) dengan perbandingan tertentu yang akan membentuk beton segar (Mulyono, 2003). Dalam pembuatan beton, pemilihan akan bahan-bahan yang digunakan sangat penting terutama untuk memperoleh mutu beton dengan sifat-sifat khusus yang diinginkan untuk tujuan tertentu dengan cara yang paling ekonomis. Agregat kasar adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75% dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. Sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu terlebih dahulu diketahui bahwa untuk penggunaan material batu pecah asal desa Mabodo merupakan agregat kasar yang sering di gunakan untuk pekerjaan-pekerjaan struktur maupun infrastruktur yang sering digunakan pada umumnya maka untuk mendapatkan data valid dari kualitas agregat kasar yang digunakan perlu dilakukan pengujian dilaboratorium.Beranjak dari uraian diatas sehingga penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir dengan mengambil judul Uji Kelayakan Batu Pecah Asal Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Sebagai Campuran Beton.1.2 Rumusan MasalahBerkaitan dengan latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengetahui kualitas batu pecah asal desa Mabodo Kecamatan Kontunaga sebagai bahan campuran beton. 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat PenelitianTujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Untukk mengukur kadar air, berat isi, kadar lumpur, berat jenis, gradasi yang terkandung dalam agregat kasar (batu pecah) asal desa Mabodo Kecamatan Kontunaga 2. Untuk mengukur seberapa besar kuat tekan beton dengan menggunakan bahan campuran agregat kasar ( batu pecah ) asal desa Mabodo Kecamatan Kontunaga

Manfaat penelitian ini adalah 1. Menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan kondisi lapangan.2. Untukmemberikanpemahamandaninformasikepadamasyarakat mengenai besar kuat tekan beton batu kapur setelah dilakukan pengujian laboratorium.

1.4 Batasan MasalahAgar tidak tejadi perluasan dalam tugas akhir ini, maka penelitian dibatasi pada masalah berikut :1. Di dalam penelitian ini peneliti hanya akan melakukan pemeriksaan batu pecah asal Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga sebagai agregat kasar bahan campuran beton.2. Dengan perencanaan yang telah di tentukan dalam penelitian ini kita akan mengetahui kualitas batu pecah asal Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga sebagai agregat kasar yang di rencanakan untuk beton mutu normal K250.3. Mutu beton yang akan direncanakan adalah mutu beton 250 dengan waktu perendaman selama 28 hari.1.5 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini disesuaikan dengan metode penulisan ilmiah yang benar dan efektif. Format Tugas Akhir ini terdiri atas beberapa bab yang susunannya dapat dijelaskan secara singkat seperti berikut ini :a. Bab I (Satu) Pendahuluan, bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.b. Bab II (Dua) Tinjauan Pustaka, bab ini membahas tentang tinjauan pustaka dan dasar teori yang dipergunakan dalam tugas akhir ini, diantara meliputi teori tentang beton,c. Bab III (Tiga) Metode Penelitian, bab ini membahas tentang tata cara pengujian material dan teknik pengumpulan data.d. Bab 1V (Empat) hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang di lakukan serta menyajikan analisis data hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel, gambar, dan grafik yang di dapat dari hasil penelitian tersebut.e. Bab V (Lima) Penutup, Di dalam Bab ini memuat mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan saran yang berguna untuk penelitian-penelitian selanjutnya

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Umum Beton2.1.1 Beton Beton terbuat dari campuran homogen dengan perbandingan tertentu yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta dapat ditambahkan pula dengan bahan campuran tambahan lainnya jika dianggap perlu. Sebelum mengeras beton semula berbentuk seperti pasta/bubur sehingga memudahkan dalam pengerjaan dan pengangkutan. Setelah dituang dalam cetakan, beton harus dipadatkan agar setelah mengering dan terjadi pengerasan beton tidak terjadi keropos serta mempunyai karakteristik kekuatan dan keawetan seperti yang direncanakan.Struktur beton sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kualitas bahan-bahan pencampur beton, yang dibatasi oleh kemampuan daya tekan beton (in state of compression) seperti yang tercantum dalam perencanaannya. Ditinjau dari sudut estetika, beton hanya membutuhkan sedikit pemeliharaan. Selain itu, beton tahan terhadap serangan api. Sifat-sifat beton yang kurang disenangi adalah sifat deformasi yang tergantung pada waktu dan disertai dengan penyusutan akibat mengeringnya beton serta gejala lain yang berhubungan dengan hal tersebut.Masalah lain yang sering dihadapi oleh seorang perencana adalah bagaimana merencanakan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton tersebut agar dapat memenuhi spesifik teknik yang ditentukan. Sehingga, dengan kata lain dalam perencanaan beton harus diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan beton (beton segar/fresh concrete) yang baik dan beton (beton keras/hardened concrete) yang dihasilkan juga baik.2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Beton Dalam keadaan mengeras, beton bagaikan batu karang yang mempunyai kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi berbagai macam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan estetis atau dekoratif.Beton yang baik ialah beton yang kuat, tahan lama/awet, kedap air, tahan aus, dan sedikit mengalami perubahan volume (kembang susutnya kecil). Selain tahan terhadap serangan api seperti yang telah dijelaskan diatas, sebagai bahan konstruksi beton mempunyai kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan Beton 1. Harganya relatif murah. 2. Mampu memikul beban yang berat. 3. Mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. 4. Biaya pemeliharaan/perawatannya kecil. 5. Tahan terhadap temperatur yang tinggi. 6. Ketersediaan bahan penyusun yang mudah diperoleh. 7. Bersifat monolit, sehingga tidak memerlukan sambungan seperti baja.

b. Kekurangan beton 1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes). 2. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton. 3. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah. 4. Memiliki berat sendiri yang besar. 5. Daya pantul suara yang besar. 6. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.2.1.3 Kinerja Beton Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Selain karena kemudahan dalam mendapatkan material penyusunnya, hal itu disebabkan oleh penggunaan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja. Selain dua kinerja yang telah disebutkan di atas, kekuatan tekan yang tinggi dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengadaan beton pada proses produksinya juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan. Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja beton yang akan dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kategori bangunan yang dibuat. ASTM membagi bangunan menjadi tiga kategori, yaitu : rumah tinggal, perumahan, dan struktur yang menggunakan beton mutu tinggi.Menurut SNI T-15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau yang kekuatan tekannya tidak melebihi 10 MPa boleh menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 batu pecah dengan slump untuk mengukur tingkat kemudahan pengerjaannya tidak melebihi dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat.

2.2 Semen Semen jika dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut pasta semen, jika dicampur dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan terbentuk adukan yang disebut mortar, jika ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan terbentuk adukan yang biasa disebut beton. Dalam campuaran beton, semen bersama air sebagai kelompok aktif sedangkan pasir dan kerikil sebagai kelompok pasif adalah kelompok yang berfungsi sebagai pengisi. (Tjokrodimulyo, 1995).Pada umumnya semen berfungsi untuk:1. Bercampur dengan untuk mengikat pasir dan kerikil agar terbentuk beton.2. Mengisi rongga-rongga diantara butir-butir agregat.2.3 AirDalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air dapat bereaksi dengan pasir dan semen, yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air juga berpengaruh terhadap kuat desak beton, karena kelebihan air akan menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air akan mengakibatkan beton menjadi bleeding, yaitu air bersama-sama pasir dan semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Hal ini akan menyebabkan kurangnya lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan yang lemah. Air pada campuran beton akan berpengaruh terhadap:1. Sifat workability adukan beton.2. Besar kecilnya nilai susut beton3. Kelansungan reaksi dengan semen portland, sehingga dihasilkan dan kekuatan selang beberapa waktu.4. Perawatan keras adukan beton guna menjamin pengerasan yang baik. Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lainlain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum. Air yang baik untuk membuat adukan adalah air bersih atau air yang dapat diminum. Air boleh mengandung unsure lain, asal kadarnya sangat kecil. Air yang tercemar yang digunakan untuk mencampur adukan semen akan mengubah sifat semen yang dihasilkan. Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara semen dan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang penting, tetapi justm perbandingan air dengan semen atau yang bisa disebut dengan faktor air semen (Water cement ratio). Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak selesai seluruhnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kekuatan. Menurut PUBI (1982) air yang dimaksudkan disini adalah air sebagai bahan pembantu dalam konstruksi bangunan meliputi kegunaannya dalam pembuatan dan perawatan beton, pemadaman kapur, adukan pasangan dan adukan plesteran. Persyaratan air menurut PUBI (1982) adalah :a. Air harus bersih.b. Tidak mengandung lumpur, minyak atau benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2g/liter. d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organic dsb) lebih dan 15g/liter. Kandungan khlorida (Cl) tidak lebih dari 500 p.p.m. dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m. sebagai SO3.e. Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang diperiksa tidak lebih dari 10%. f. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut pemakainya. Sumber-sumber air yang dapat digunakan berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditentukan bisa digunakan. Air laut umumnya mengandung 3,5% larutan garam (sekitar 78% adalah sodium klorida dan 15% adalah magnesium klorida).2.4 AgregatAgregat adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75% dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau buatan. Untuk menghasilkan beton dengan kekompakan yang baik, diperlukan gradasi agregat yang baik. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat. Gradasi diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm dan 40 mm untuk kerikil. Untuk pasir lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,15 mm. Penggunaan bahan batuan dalam adukan beton berfungsi:1. Menghemat Penggunaan semen .2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada betonnya.3. Mengurangi susut pengerasan.4. Mencapai susunan pampat beton dengan gradasi beton yang baik.5. Mengontrol workability adukan beton dengan gradasi bahan batuan baik (A. Antono, 1995)Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan adalah dengan berdasarkan pada ukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai butir-butir yang besar disebut agregat kasar yang ukurannya lebih besar dari 4,8 mm. Sedangkan butir agregat yang kecil disebut agregat halus yang memiliki ukuran lebih kecil dari 4,8 mm.Menurut peraturan SK-SNI-T-15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan kasar. Pasir yang digunakan dalam adukan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut:1. Pasir harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Hal ini dikarenakan dengan adanya bentuk pasir yang tajam, maka kaitan antar agregat akan lebih baik, sedangkan sifat keras untuk menghasilkan beton yang keras pula.2. Butirnya harus bersifat kekal. Sifat kekal ini berarti pasir tidak mudahhancur oleh pengaruh cuaca, sehingga beton yang dihasilkan juga tahan terhadap pengaruh cuaca.3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering pasir, lumpur yang ada akan menghalangi ikatan antara pasir dan pasta semen 4. Jika konsentrasi lumpur tinggi maka beton yang dihasilkan akan berkualitas rendah.5. Pasir tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak. Gradasinya harus memenuhi syarat seperti tabel 2.4 berikut ini:Tabel 2.4 Gradasi PasirLubang Ayakan(mm)Persen bahan butiran yang lewat ayakan

Daerah IDaerah IIDaerah IIIDaerah IV

104,82,41,20,60,30,1510090-10060-9530-7015-345-200-1010090-10075-10055-9035-598-300-1010090-10085-10075-10060-7912-400-1010095-10095-10090-10080-10015-500-15

Sumber : Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992)Keterangan:Daerah I : Pasir kasar Daerah III : Pasir agak halusDaerah II : Pasir agak kasar Daerah IV : Pasir halusAgregat halus adalah pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batuan ataupasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran terbesar 4,8 mm. Pasir alam dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992), yaitu:1. Pasir galian.Pasir ini diperoleh lansung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali. Bentuk pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari kandungan garam walaupun biasanya harus dibersihkan dari kotoran tanah dengan jalan dicuci terlebih dahulu.2. Pasir sungai.asir ini diperoleh lansung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir halus, bulat-bulat akibat proses gesekan. Daya lekatan antar butiran agak kurang karena bentuk butiran yang bulat.3. Pasir laut.Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Butir-butirnya halus dan bulat karena gesekan Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena mengandung banyak garam. Garam ini menyerap kandungan air dari udara dan mengakibatkan pasir selalu agak basah serta menyebabkan pengembangan volume bila dipakai pada bangunan. Selain dari garam ini mengakibatkan korosi terhadap struktur beton, oleh karena itu pasir laut sebaiknya tidak dipakai. Agregat kasar berupa pecahan batu, pecahan kerikil atau kerikil alami dengan ukuran butiran minimal 5 mm dan ukuran butiran maksimal 40 mm. Ukuran maksimum dari agregat kasar dalam beton bertulang diatur berdasarkan kebutuhan bahwa agregat tersebut harus dengan mudah dapat mengisi cetakan dan lolos dari celah-celah yang terdapat di antara batang-batang baja tulangan. Berdasarkan berat jenisnya, agregat kasar dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992), yaitu:1. Agregat normal.Agregat normal adalah agregat yang berat jenisnya antara 2,5-2,7 gr/cm3. Agregat ini biasanya berasal dari agregat basalt, granit, kuarsa dan sebagainya. Beton yang dihasilkan mempunyai berat jenis sekitar 2,3 gr/cm3.2. Agregat berat.Agregat berat adalah agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2,8 gr/cm3, misalnya magnetik (FeO4) atau serbuk besi. Beton yang dihasilkan mempunyai berat jenis tinggi sampai 5 gr/cm3. Penggunaannya dipakai sebagai pelindung dari radiasi.3. Agregat ringan.Agregat ringan adalah agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari 2,0 gr/cm3 yang biasanya dibuat untuk beton non struktural atau dinding beton. Kebaikannya adalah berat sendiri yang rendah sehingga strukturnya ringan dan pondasinya lebih ringan. Dalam pelaksanaan pekerjaan beton, besar butir agregat selalu dibatasi oleh ketentuan maksimal persyaratan agregat, ketentuan itu antara lain:a. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih dari 43 kali jarak bersih antara baja tulangan atau antara tulangan dan cetakan.b. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 31 kali tebal pelat.c. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 51 kali jarakterkecil antara bidang samping cetakan.Agregat yang dapat dipakai harus memenuhi syarat-syarat (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992):1. Kerikil harus merupakan butir yang keras dan tidak berpori. Kerikil tidak boleh hancur adanya pengaruh cuaca. Sifat keras diperlukan agar diperoleh beton yang keras pula. Sifat tidak berpori, untuk menghasilkan beton yang tidak mudah tembus oleh air.2. agregat harus bersih dari unsur organik.3. kerikil tidak mengandung lumpur lebih dari 10% berat kering. Lumpur yang dimaksud adalah agregat yang melalui ayakan diameter 0,063 mm, bila lumpur melebihi 1% berat kering maka kerikil harus dicuci terlebih dahulu.4. kerikil mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk yang tajam maka timbul gesekan yang lebih besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebih baik, selain itu dengan bentuk tajam akan memerlukan pasta semen maka akan mengikat agregat dengan lebih baik. Besar ukuran maksimum agregat mempengaruhi kuat tekan betonnya. Pada pemakaian ukuran butir agregat maksimum lebih besar memerlukan jumlah pasta semen lebih sedikit untuk mengisi rongga-rongga antar butirannya, berarti sedikit pula pori-pori betonnya (karena pori-pori beton sebagian besar berada dalam pasta, tidak dalam agregat) sehingga kuat tekannya lebih tinggi. Namun sebaliknya, karena butir-butir agregatnya besar maka luas permukaannya menjadi lebih sempit sehingga lekatan antara permukaan agregat dan pastanya kurang kuat. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992)Tabel 2.5 Gradasi KerikilLubang Ayakan (mm)Persen bahan butiran yang lewat ayakan

Berat butir maksimum

40 mm20 mm

4020104,895-10030-7010-350-510095-10025-550-10

Sumber : Kardiyono Tjokrodimulyo, 1992)Indek yang dipakai untuk ukuran kehalusan dan kekasaran butir agregat ditetapkan dengan modulus halus butir. Pada umumnya pasir mempunyai modulus halus 1,5 sampai 3,8 dan kerikil antara 5 sampai 8. Modulus halus butir campuran dihitung dengan rumus: W=K-C x100%................................................................................(3.1) C-PDengan; W : Persentase berat pasir terhadap berat kerikil.K : Modulus halus butir kerikil.P : Modulus halus butir pasir.C : Modulus halus butir campuran.Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dari agregat itu sendiri. Terdiri atas beberapa pengujian diantaranya :a. Berat Jenis Agregat Berat Jenis Agregat Halus Berat Jenis Agregat Kasarb. Analisa Saringan Agregat Analisa Saringan Agregat Halus Analisa Saringan Agregat Kasarc. Kadar Air Agregat Halus dan Kasard. Berat Isi Agregat Halus dan Kasare. Kandungan Lumpur Yang Terkandung Dalam Agregat Halus.2.4.1 Agregat HalusAgregat halus adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm). Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :1. pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras, bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk, oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.2. Tidak mengandung limpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-harder. Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yang sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama. 2.4.2 Agregat KasarAgregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm). Fungsi agregat kasar adalah komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan kepada calon beton nantinya. Secara umum, kekuatan beton tergantung pada kekuatan agregat kasarnya. Dan kualitas agregat kasar dan halus juga berpengaruh terhadap kekuatannya. Sedangkan fungsi agregat halus pada beton adalah sebagai bahan pengisi (filler) yang akan mengurangi bahkan menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara agregat kasar dan mortar. Semakin padat struktur beton maka semakin tinggi kuat tekan yang dihasilkan. Hal inilah yang membuat pemilihan agregat kasar yang baik menjadi faktor yang penting dalam pembuatan atau perencanaan beton.Ilmu teknologi bahan mengklasifikasikan agregat kasar dan halus berdasarkan ukuran butirnya. Untuk agregat kasar (selanjutnya disebut agregat saja) ukuran butirnya diatas 4,75 mm sedangkan agregat halus dibawah nilai tersebut. Fisik agregat yang baik untuk beton dapat dibagi menjadi beberapa kriteria.1. Berbentuk Kebulatan atau Hampir Bulat.Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada agregat dengan butir-butir yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.1. Tekstur permukaan kasar Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.2. Berat Jenis RinganAgregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.3. Ukuran Butir MaksimalAdukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang sama, akan membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran butir agregat yang besar-besar. Semakin sedikit semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi dampak panas hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya. Namun, tetap penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. (http://sipilholic.blogspot.com/2008/12/sifat-fisik-agregat-kasar-yang-baik_07.html)2.4.3 Gradasi Agregat Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat. Adapun jenis gradasi yaitu, gradasi baik dan gradasi buruk.Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran. Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat. Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi : Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh agregat ukuran butiran kasar. Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh agregat ukuran butiran halus. Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik. Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan menjadi:1. Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama.2. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik.3. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.2.5 Faktor Air SemenFaktor air semen (fas) adalah perbandingan berat air dan berat semen yang digunakan dalam adukan beton. Faktor air semen yang tinggi dapat menyebabkan beton yang dihasilkan mempunyai kuat tekan yang rendah dan semakin rendah faktor air semen kuat tekan beton semakin tinggi. Namun demikian, nilai faktor air semen yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Nilai faktor air semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab itu ada suatu nilai faktor air semen optimum yang menghasilkan kuat desak maksimum. Umumnya nilai faktor air semen minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2003). Perbandingan faktor air semen dengan kondisi lingkungan dapat dilihat pada tabel 2.5Tabel 2.6 Faktor Air Semen Untuk Setiap Kondisi LingkunganKondisi Lingkungan

KondisiNormalBasah keringberganti-gantiDibawahpengaruhsulfat/air laut

Koreksi langsing atau yang hanya mempunyai enutuptulangan kurang dari 25 mm.0,530,490,40

Struktur dinding penahan tanah, pilar, balok, abutmen.*0,530,44

Beton yang tertanam dalam pilar, balok, kolom-0,440,44

Struktur lantai beton di atas Tanah*--

Beton yang terlindung dariperubahan udara9konstruksi interiorbangunan).*--

* Rasio air semen ditentukan berdasarkan persyaratan kekuatan tekan rencana.Sumber : Tim penyusun Struktur Beton, 1999Hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan beton secara umumdapat ditulis dengan rumus Duff Abrams (1919) sebagai berikut:fc = A B1,5*X.....................................................................................................(3.2)Keterangan : fc = Kuat desak betonX = faktor air semenA,B = konstantaDengan demikian semakin besar faktor air semen semakin rendah kuat desak betonnya, walaupun apabila dilihat dari rumus tersebut tampak bahwa semakin kecil faktor air semen semakin tinggi kuat desak beton, tetapi nilai fas yang rendah akan menyulitkan pemadatan, sehingga kekuatan beton akan rendah karena beton kurang padat. Dapat disimpulkan bahwa hampir untuk semua tujuan beton yang mempunyai fas minimal dan cukup untuk memberikan workabilitytertentu yang dibutuhkan untuk pemadatan yang berlebihan, merupakan beton yang baik. Pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, faktor air semen dapat diartikansebagai water to cementious ratio, yaitu rasio total berat air (termasuk air yang terkandung dalam agregat dan pasir) terhadap berat total semen dan additifcementious yang umumnya ditambahkan pada campuran beton mutu tinggi (Supartono, 1998). Pada beton mutu tinggi nilai faktor air semen ada dalam rentang 0,2-0,5 (SNI 03-6468-2000). Bahan ikat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen dan Fly Ash (sebagai pengganti semen). Rumus yang digunakanpada beton mutu tinggi adalah:Fas=W/(C+P) .......................................................... 3.3Keterangan : Fas = Faktor air semenW = Rasio total berat airc = Berat semenp = Berat bahan tambah pengganti semenNilai faktor air semen pada beton mutu tinggi termasuk berat air yangterkandung di dalam agregat. Faktor air semen pada kondisi agregat kering oven.2.6 Kuat Tekan BetonSifat yang paling penting dari beton adalah kuat tekan beton. Kuat tekanbeton biasanya berhubungan dengan sifat-sifat lain, maksudnya apabila kuat tekanbeton tinggi, sifat-sifat lainnya juga baik. (Kardiyono Tjokrodimulyo,1995).Kekuatan tekan beton dapat dicapai sampai 1000 kg/cm2 atau lebih, tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta kualitas perawatan. Kekuatan tekan beton yang paling umum digunakan adalah sekitar 200 kg/cm2 sampai 500 kg/cm2. Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban tertentu dengan benda uji berupa silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Selanjutnya benda uji ditekan dengan mesin tekan sampai pecah. Beban tekan maksimum pada saat benda uji pecah dibagi luas penampang benda uji merupakan nilai kuat desak beton yang dinyatakan dalam MPa atau kg/cm2. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM C 39 atau menurut yang disyaratkan PBI 1989.Rumus yang digunakan untuk perhitungan kuat tekan beton adalah:fc =P/A.........................................................................................................3.4Keterangan : fc = kuat desak betonP = beban maksimumA = luas penampang benda ujiKuat tekan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain(Tjokrodimulyo, 1995):1. Pengaruh mutu semen portland. 2. Pengaruh dari perbandingan adukan beton.3. Pengaruh air untuk membuat adukan4. Pengaruh umur beton.5. Pengaruh waktu pencampuran.6. Pengaruh perawatan.7. Pengaruh bahan campuran tambahan.

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1. Tahapan Persiapan3.1.1 Identifikasi MasalahMenentukan topik yang menarik untuk dibahas yaitu tentang Uji Kelayakan Batu Pecah Asal Desa Mabodo Kecamatan Kontunaga Sebagai Agregat Kasar Untuk Campuran Beton3.1.2 Teknik pengumpulan dataTeknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data diambil yaitua) Data PrimerAdapun data primer yang dapat kita peroleh disini yaitu denganMelakukan pengujian bahan material pasir tersebut dilaboratorium berdasarkan kondisi pasir yang sebenarnya dilapangan. b) Data SekunderData sekunder yaitu data yang kita dapatkan dari literatur atau internet maupun dari istansi lain yang berhubungan dengan penelitian.1. 2. 3. 3.1. 3.2 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober tepatnya di Laboratorium Konstruksi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.3.3 Pengujian Bahan Penyusun Beton3.3.1 Pemeriksaan Kadar Air AgregatA. Peralatan dan Bahan1. Peralatana. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.b. Oven kering yang suhunya dapat diatur konstan (1105 )0C.c. Cawan.2. Bahan :a. Pasir lagasa.b. Suplit mabodo.B. Prosedur Pelaksanaan1. Catat dan timbang berat kontainer/wadah kosong,2. Masukksan benda uji kedalam kontainer/wadah, kemudian timbang dan catat beratnya 3. Hitung berat benda uji 4. Keringkan benda uji beserta wadah dalam oven dengsn suhu (110 5 )0C.5. Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta wadah.6. Hitung berat benda uji kering oven.7. Hitunglah kadar air agregat tersebut.

3.3.2 Pemeriksaan Kadar Lumpur Lewat Saringan No. 200A. Peralatan dan Bahan1. Peralatan :a. Saringan No. 16 dan No. 200.b. Bejana gelas dan pengaduk.c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu ( 110 5)0C.d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.e. Container / wadah.f. Penjepit.g. Desikator.2. Bahan :a. Pasir lagasab. Suplit mabodoB. Prosedur Pelaksanaan1. Masukkan contoh agregat kurang lebih 1,25 kali berat benda uji kedalam cawan dan keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 5 )0C.2. Timbang benda uji dan catat berat.3. Masukkan benda uji kedalam bejana, tuangkan air bersih kedalam bejana tersebut sehingga benda uji terendam.4. Aduk contoh benda uji, sehingga terpisah dari bagian halus.5. Tuangkan suspensi yang kelihatan keruh dengan perlahan lahan kedalam susunan ayakan.6. Ulangi langkah 3, 4, dan 5 diatas beberapa kali, sehingga air cucian didalam bejana kelihatan jernih.7. Bilas butiran-butiran yang tertinggal diatas ayakan dan didalam bejana.8. Tampung butiran yang tertinggal di atas ayakan dan bejana.9. Keringkan butiran tersebut didalam oven dengan suhu (110 5 )0C.10. Timbang dan catat beratnya.3.3.3 Pemeriksaan Berat Isi AgregatA. Peralatan dan Bahan1. Peralatan :a. Timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 gram.b. Talang yang berkapasitas besar untuk mengeringkan contoh agregat.c. Tongkat pemadat diameter 15 mm panjang 60 cm yang ujungnya bulat.d. Mistar perata e. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.2. Bahan :a. Pasir lagasab. Suplit mabodoB. Prosedur Pelaksanaan1. Persiapan benda ujiMasukkan contoh agregat kedalam talam sebanyak kapasitas wadah, keringkan kedalam oven dengan suhu (110 5)0C. Kemudian digunakan sebagai benda uji.2. Pelaksanaan Pemeriksaana. Timbang dan catat berat wadah uji.b. Masukkan benda uji kedalam wadah, lakukan hal ini dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir.c. Ratakan permukaan benda uji dengan mistar peratad. Timbang berat benda uji beserta wadahe. Hitung berat benda uji. 3.3.4 Pemeriksaan Berat Jenis A. Peralatan dan Bahan1. Peralatan a. Kerangjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (No.6 atau No.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kgb. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan c. timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)0C.e. Alat pemisah contoh.f. Saringan no. 42. Bahan :Agregat yang tertahan saringan No. 4, agregat disiapkan kira-kira 1000 gram.B. Prosedur Pelaksanaana. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang melekat pada permukaan.b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 1050C sampai berat tetap.c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar 1-3 jam kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (BK).d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 jame. Keluarkan benda uji dari dalam air kemudian dilap dengan kain menyerap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD).f. Dalam keadaan SSD tersebut benda uji ditimbang (Bj)g. Letakkan benda uji dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba)

3.3.5 Pemeriksaan Analisa Saringan AgregatA. Peralatan dan Bahan1. Peralatan a. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,2 % dari benda uji.b. Satu set saringan dengan ukuran 1,5 ; 1 ; 3/4 ; No.4 ; No. 8 ; No. 30 ; No. 50 ; No. 100 ; No. 200.c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)0C.d. Alat pemisah contoh.e. Mesin pengguncan saringan.f. Talam.g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain.2. Bahan :Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh.B. Prosedur Pelaksanaan1. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (1105)0C, sampai berat tetap.2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan diatas. Saringan diguncang dengan tangan atau dengan mesin pengguncang selama 15 menit.

3.3.6 Pemeriksaan Gradasi PasirA. Peralatan dan Bahan1. Peralatan :a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contohb. Seperangkat saringan dengan berbagai ukuranc. Oven dengan pengatur suhud. Alat pemisah contohe. Mesin penggetar saringanf. Talamg. Kuas, sikat kuningan, sendokB. Prosedur Pelaksanaana. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (1105) C sampai berat contoh tetapb. Tuangkan benda uji pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai dari saringan paling besar ditetapkan di paling atas sampai yang terkecil ditempatkan paling bawahc. Perangkat saringan digetarkan oleh mesin penggetar selama 15 menitd. Pindahkan contoh ketalame. Timbang beserta benda uji yang tertinggal disaringan tersebut.

3.4 Tahap Perencanaan AdukanPada penelitian ini komposisi campuran yang akan di gunakan yaitu 1:2:3 dan 1:1.5:2.5 dengan mutu beton yangsama yaitu beton mutu 250 masing-masing perencanaan mempunyai metode yang sama. 3.5 Pembuatan Benda Uji1. Pembuatan dan pematangan benda ujiA. Pengadukan a. Masukkan semen dan agregat halus kedalam molen kemudian diaduk sampai rata.b. Masukkan agregat kasar dan aduklah sampai merata teruskan pengadukan sambil menambahkan air pencampur sedikit demi sedikit.c. Adukan beton dimasukkan kedalam cetakan kubus yang sebelumnya telah diberi minyak pelumas pada bagian dalamnya kemudian ratakan dengan mesin penggetar, setelah itu biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam.d. Setelah berumur 24 jam, beton lalu dikeluarkan dalam cetakan kubus.e. Rendam beton tadi kedalam bak perendam selama 7 hari.

a. Tahap Perawatan Benda Uji Setelah beton berumur 24 jam, kemudian cetakan dibuka dari benda uji kemudian diberi tanda, kemudian benda uji direndam kedalam bak perendaman selama 7 hari. Setelah benda uji berumur 7 hari keluarkan benda uji dari bak perendaman, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab, setelah itu timbang berat beton tersebut, dan benda uji siap untuk ditest.b. Pengujian Kuat Tekan Beton1. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris.2. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm23. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catat angka maksimum yang tertera pada mesin kuat tekan beton yang menunjukan daya tahan benda uji.4. Menghitung kuat tekan benda uji dengan menggunakan rumus Fm = Keterangan : Fm = kuat tekan beton (Kg/cm) = gaya tekan (N) = Luas (mm)P

15cm

15cm5. Menghitung berat jenis kubus dengan rumus :

Berat jenis kubus = Keterangan :A = berat mortar kering oven (gr)B = berat mortar SSD (br)C = berat mortar dalam air (gr).

c. Bagan Alir Penelitian

MULAI

STUDI LITERATUR-Buku, artikel laporan penelitian terdahulu-Situs-situs di internet

PERSIAPAN BAHAN Pasir, Semen, dan Krikil

PENGUJIAN BAHAN -pasir nambo (Kadar lumpur,Kadar air,Berat jenis,berat isi,analisa saringan,gradasi)-pasir boro-boro (Kadar lumpur,Kadar air, Berat jenis,berat isi,analisa saringan,gradasi)-suplit moramo(Kadar lumpur,kadar air,berat jenis,berat isi,analisa saringan,gradasi)

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

PEMBUATAN BETON

PERAWATAN BETON

UJI KUAT TEKAN BETON

ANALISIS HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN PENELITIAN

SELESAI

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. 2. 3. 4. 4.1 Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton4.1.1 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir NamboPemeriksaan yang dilakukan pada benda uji, kemudian di rata-rata (lampiran ) pada kondisi kering di dapat berat jenis pasir nambo 3,45 ton/m. Pasir nambo termasuk agregat berat ( berat jenisnya > 2,0).4.1.2 Pemeriksaan Kadar LumpurPemeriksaan kadar lumpur rata-rata di dapatkan sebesar 7,66%.(lampiran)menurut ASTM C117 kadar lumpur maksimum pasir adalah 5 % dengan demikian pasir nambo bisa di gunakan sebagai bahan susun beton tapi sebelum dipakai harus hendak di cuci dulu karena kandungan lumpurnya melebihi 5%.4.1.3 Pemeriksaan Berat Isi Pada percobaan berat isi padat agregat halus ini di lakukan dalam 2 percobaan yaitu,percobaan lepas dan percobaan padat.yang dimana dalam percobaan ini dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa percobaan padat lebih besar dari pada percobaan lepas dengan berat isi padat rata-rata di padatkan sebesar 2,03 gram/cm (lampiran )

4.1.4 Pemeriksaan Analisa Saringan Pada percobaan analisa saringan agregat halus pasir nambo dilakukan dengan benda uji sebanyak 2000 gram pasir kemudian dan dimasukkan kedalam saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan diatas. Setelah itu saringan diguncang dengan mesin pengguncang. Hasil analisa saringa (lampiran).4.1.5 Pemeriksaan Gradasi Pasir Pemeriksaan gradasi pasir nambo dapat dilihat dalam (lampiran ).Menurut ASTM pasir nambo termasuk pada zona 1(pasir kasar) dapat dilihat pada( lampiran ) analisis gradasi pasir nambo dan batasan gradasinya menurut ASTM C33 dapat dilihat pada gambar.dibawah ini.

Pasir = Split = Gradasi pasir =

Gambar 4.1 Grafik Gradasi Pasir Nambo

4.1.6 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir Boro-boroPemeriksaan yang dilakukan pada 3 sample benda uji, kemudian di rata-rata (lampiran ) pada kondisi kering di dapat berat jenis pasir boro-boro 2,13 ton/m. 4.1.7 Pemeriksaan Kadar LumpurPemeriksaan kadar lumpur rata-rata di dapatkan sebesar 2,23%.(lampiran )menurut ASTM C117 kadar lumpur maksimum pasir adalah 5 % dengan demikian pasir boro-boro bisa di gunakan sebagai bahan penyusun beton tanpa harus dicuci. 4.1.8 Pemeriksaan Berat IsiPada percobaan berat isi padat agregat halus ini di lakukan dalam 2 percobaan yaitu,percobaan lepas dan percobaan padat.yang dimana dalam percobaan ini dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa percobaan padat lebih besar dari pada percobaan lepas dengan berat isi padat rata-rata di padatkan sebesar 1,74 gram/cm, sedangkan berat lepas dengan nilai 1,59 gram/cm.(lampiran )4.1.9 Pemeriksaan Analisa Saringan Pada percobaan analisa saringan agregat halus pasir nambo dilakukan dengan benda uji sebanyak 2000 gram pasir kemudian dan dimasukkan kedalam saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan diatas. Setelah itu saringan diguncang dengan mesin pengguncang. Hasil analisa saringa (lampiran).

4.1.10 Pemeriksaan Gradasi Pasir Pemeriksaan gradasi pasir boro-boro dapat dilihat dalam (lampiran ).Menurut ASTM pasir nambo termasuk pada zona IV(pasir halus) dapat dilihat pada( lampiran ) analisis gradasi pasir nambo dan batasan gradasinya menurut ASTM C33 dapat dilihat pada gambar.dibawah ini.

Pasir = Split = Gradasi pasir = Gambar 4.2 Grafik Gradasi Pasir Boro-boro

4.2 Tahap Perencanaan Adukan BetonPada penelitian ini komposisi campuran standar yang akan digunakan yaitu 1 : 2 : 3 dan 1 : 1,5 : 2,5 dengan mutu beton yang sama. 4.3 Pembuatan Benda UjiDalam pembuatan benda uji dalam penelitian ini adalah pembuatan benda uji sebanyak 12 buah, dengan campuran yang komposisi yang berbeda.Pembuatan benda uji yang pertama adalah dengan campuran 1:2:3, semen dan agregat halus dimasukkan kedalam mollen kemudian diaduk hingga rata dan setelah itu agregat kasar dimasukkan dan diaduk hingga semua bahan tercampur rata kemudian ditambahkan air sedikit demisedikit.Air yang di butuhkan dapat ditentukan dengan mencari nilai slump test dengan memasukkan benda uji kedalam kerucut kemudian diukur sesuai dengan keruntuhan yang terjadi setelah benda uji dikeluarkan dari kerucut tersebut. Hasil dari nilai slump test yang diperoleh adalah 12 cm dengan kebutuhan airnya 2 liter .Pembuatan benda uji kedua yaitu menggunakan campuran 1:1,5:2,5 pembuatan benda uji kedua ini sama dengan pembuatan benda uji yang pertama yang membedakan adalah nilai slump testnya 11 dengan kebutuhan air 1,5 liter.

Setelah pengadukan benda uji dimasukkan kedalam cetakan kubus dan diratakan dengan mesin penggetar, kemudian beton disimpan selama 24 jam, setelah berumur 24 jam beton lalu dikeluarkan dalam cetakan dan direndam kedalam bak selama 7 hari. 4.4 Tahap Perawatan Benda UjiTahap perawatan benda uji dalam penelitian ini adalah setelah berumur 7 hari benda uji dikeluarkan dari bak, kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel setelah itu benda uji atau beton ditimbang dan siap untuk di test.4.5 Pengujian Kuat Tekan BetonDengan penelitian yang saya lakukan dengan sample benda uji sebanyak 3 buah untuk tiap variasi subsitusi dalam umur 7 hari dengan proporsi campuran 1 : 2 : 3 dan 1 : 1.5 : 2.5 . Pengujian kuat tekan beton normal di laksanakan setelah umur beton mencapai umur 7 hari,karena pada umur ini yang di keluarkan oleh SNI 03-6882-2002,kekuatan mortar di anggap telah mencapai 100%.hasil pengujian kuat tekan beton normal di sajikan dalam (lampiran)

Tabel 4.1 hasil pemeriksaan masing-masing perencanaan kuat tekan beton normal umur 28 hari (pasir nambo)Proporsi campuranHasil kuat tekan beton (Kg/cm2)

1 : 2 : 3234,61

1 : 1,5 : 2,5265,91

Tabel 4.2 hasil pemeriksaan masing-masing perencanaan kuat tekan beton normal umur 28 hari (pasir boro-boro).Proporsi campuranHasil kuat tekan beton (Kg/cm2)

1 : 2 : 3208,71

1 : 1,5 : 2,5226,49

Dengan variasi subsitusi antara pasir nambo dan suplit moramo dengan proporsi campuran 1 : 2 : 3 dan 1:1.5:2.5 menunjukan bahwa masing-masing dari perencanaan K 250 pasir nambo lebih memenuhi syarat dan bisa dikategorikan bahwa pasir nambo dan suplit moramo layak digunakan sebagai campuran beton normal, sedangkan pasir boro-boro tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bahan campuran beton dengan perencanaa 250 karena kuat tekan yang didapatkan dibawah dari kuat tekan yang dihasilkan pasir nambo. Akan tetapi pasir boro-boro dapat digunakan sebagai campuran beton tetapi lebih baik untuk digunakan sebagai campuran dalam pekerjaan plesteran karena keadaan pasirnya lebih halus. 4.6 Faktor Air SemenFaktor air semen sangat penting dalam penentuan material bahan yang akan di uji karna di dalam pengujian laboratorium ini semakin besar kadar semen dalam penentuan margin maka jumlah mterial yang akan di peroleh dalam pengujian tersebut semekin sedikit begitu juga dengan sebaliknya.karne di dalam penentuanya kdar agregat total di kurangi dengan presentase dari agregat dan di kurangi dengan hasil margin yang suda di bagi dengan kadar air bebas.jadi hasil dari semua material suda di dapat dan siap untuk di uji.Dari perencanaan adukan campura 250 di atas kebutuhan masing masing material telah di dapat dengan di kalikan dengan faktor keamanan 1,2 dan hasilnya dapat di jadikan sebagai perencanaan beton normal untuk mutu beton 250. Adapun rumus untuk mendapatkan hasil dari masing-masing material.yitu. Umtuk agregat halus:kadar agregat total x presentase agregat halus Untuk agregat kasar :kadar agregat total kadar agregat halus Untuk penentuan kadar semen : kadar air semen / dengan f.a.s Untuk penentuan kadar air :kadar air bebas +(kadar pasir+koreksi pasir)+(kadar kerikil koreksi kerikil).

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanDari hasil penelitian Penggunaan Pasir Nambo dan Pasir Boro-boro Sebagai Bahan Campuran Beton diatas, dapat disimpulkan bahwa:1. Perencanaan beton dengan proporsi campuran yang berbeda yaitu perbandingan 1 : 2 : 3 dan 1 : 1,5 : 2,5. 2. Hasil yang didapatkan pada perbandingan agregat halus antara pasir nambo dan pasir boro-boro yaitu pasir nambo dengan komposisi campuran 1 : 2 : 3 memiliki kuat tekan dengan umur beton 28 hari 234,61 kg/cm2 , pasir nambo dengan komposisi campuran 1 : 1,5 : 2,5 memiliki kuat tekan dengan umur beton 28 hari 265,1 kg/cm2. Sedangkan pasir boro-boro dengan komposisi campuran 1 : 2 : 3 memiliki kuat tekan dengan umur beton 28 hari 208,71kg/cm2 , pasir nambo dengan komposisi campuran 1 : 1,5 : 2,5 memiliki kuat tekan dengan umur beton 28 hari 226,49kg/cm2, dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan pasir nambo memiliki kuat tekan yang lebih kuat dari pasir boro-boro. Oleh karena itu, pasir nambo,suplit moramo dan semen tonasa tiga komposisi campuran tersebut dapat di kategorikan sebagai beton normal.3. Kadar air pasir nambo 2,19 %, berat jenis 3,45 , berat isi lepas 1,83 gram/cm2, berat isi padat 2,03 gram/cm3, dan kadar lumpur pasir nambo 7,66 %.4. Kadar air pasir boro-boro 1,19 %, berat jenis 2,13 , berat isi lepas 1,59 gram/cm2, berat isi padat 1,74 gram/cm3, dan kadar lumpur pasir nambo 2,23 %.5.2 SaranDalam menentukan kelayakan material yang akan kita pakai didalam pembangunan gedung struktur diharapkan material yang dipakai suda diuji di Laboratirium dan memenuhi syarat yang telah di tetapkan.

45