pra persia pan

Upload: benazir-amriza

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    1/9

    2. PERSIAPAN PASIEN.

    2.1. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin, dilakukan dengan teliti, bila terdapat

    indikasi lakukan konsultasi dengan bidang keahlian lain. Ri a!at medis dan pemeriksaan fisik merupakan metode s"reening !ang paling baik untuk mendeteksi

    adan!a pen!akit. Pemeriksaan fisik dilakukan se"ara men!eluruh dan sistematik.

    Pada praktekn!a pemeriksaan fisik meliputi empat prosedur rutin !aitu #

    1. Anamnesa.

    2. Inspeksi. Pemeriksaan dia ali dengan melihat pasien se"ara keseluruhan,

    sebelum melihat pada lokasi pen!akit. $ungkin sa%a ge%ala !ang tampak dapatmen%adi petun%uk untuk menegakkan diagnosa.

    &. Palpasi. 'angkah berikutn!a adalah menggunakan u%ung %ari untuk

    merasakan apakah ada pembengkakan, konsistensi.

    (. Perkusi. )iasan!a digunakan perkusi %ari untuk menentukan kualitas

    resonansi dan tingkat keutuhan dari organ tertentu atau rongga tubuh.

    *. Auskultasi. )iasan!a digunakan stetoskop untuk memeriksa suara+suaraabnormal !ang dihasilkan oleh tubuh. )an!ak rumah sakit meminta beberapa

    u%i laboratorium standard untuk setiap pasien bedah, alaupun pasien tidak

    menun%ukkan adan!a ge%ala klinis pen!akit sistemik

    2.2. Ri a!at $edis

    Ri a!at medis !ang akurat merupakan informasi !ang sangat berguna bagi

    dokter untuk memutuskan apakah seorang pasien dapat men%alani pera atan dengan

    aman atau tidak. Ri a!at medis dapat diperoleh dengan bertan!a langsung pada pasien atau keluarga pasien atau dengan mengisi kuesioner.

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    2/9

    Tabel 1 Format standard digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fsik

    )eberapa hal !ang perlu ditan!akan dan di"atat adalah #

    1. Alergi, terutama pada penggunaan antibiotik.

    2. Pengobatan, dilihat apakah pasien menggunakan steroid, insulin dan

    antikoagulan.

    &. Pen!akit !ang sedang diderita, terutama demam reumatik, kelainan katup

    %antung, adan!a ri a!at infark atau stroke, diabetes mellitus, epilepsi, asma,

    kelainan fungsi tiroid, gagal gin%al khronis dan kelainan perdarahan.

    (. Ri a!at pembedahan terdahulu, biasan!a adalah pembedahan %antung,transplantasi organ, atau operasi kanker. itan!akan pula apakah pasien

    mengalami reaksi !ang tidak biasa pada saat anestesi umum, obat+obatan !ang

    sedang diminum, alergi, pen!akit !ang sedang diderita - upp, 2//&0

    imitroulis , 1 34.

    5abel 1. Format standard untuk pen"atatan ri a!at medis dan pemeriksaan fisik

    - upp,2//&4

    2.&. Pemeriksaan arah

    6%i laboratorium merupakan suatu alat !ang berguna bagi ahli bedah. alam

    hubungann!a dengan ri a!at medis dan pemeriksaan fisik, u%i laboratorium dapat

    ditambahkan kedalam suatu diagnosa dari berbagai pen!akit dan memungkinkan

    penanganan prabedah dan pas"a bedah !ang tepat bagi pasien+pasien dengan kelainan

    sistemik.

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    3/9

    1. ata biografi

    2. Ri a!at keluhan utama

    &. Ri a!at medis

    (. Status sosial dan keluarga

    *. E7aluasi keadaan umum

    8. Pemeriksaan fisik

    3. Pemeriksaan laboratorium dan rontgen

    emoglobin

    Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bagian dari hitung darah lengkap.

    9onsentrasi b adalah pengukuran %umlah total b dalam darah perifer. b berperan

    dalam transport :2 dan ;:2. nilai normal ber7ariasi menurut %enis kelamin dan usia.

    9onsentrasi b meningkat pada pen!akit %antung kongenital, polisitemia 7era,

    pen!akit paru obstruktif khronis, gagal %antung kongestif, luka bakar parah, dan

    dehidrasi. b rendah terdapat pada anemia, perdarahan hebat, hemolisis,hemoglobinopati, pen!akit hodkin, kanker, defisiensi nutrisi, limfoma, perdarahan

    khronis, pen!akit gin%al, splenomegali, lupus eritematosus sistemik, si"le "ell anemia.

    Nilai normal pada 0 -Pagana, 1 *4

    'aki+laki 1(+1< g=dl

    >anita 12+18 g=dl -kehamilan ? 11 g=dl +

    Anak+anak 11+18 g=dl

    )a!i 1/+1* g=dl

    'eukosit

    'eukosit merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh, !ang akan bereaksi

    terhadap benda asing !ang masuk dan membuat mekanisme pertahanan -feedba"k

    me"hanism4. Peningkatan %umlah leukosit -leukositosis4 biasan!a ter%adi pada infeksi

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    4/9

    akut, nekrosis %aringan, leukemia, pen!akit kolagen, anemia hemolitik dan stres.

    )eberapa obat+obatan seperti aspirin, antibiotik -ampisilin, eritromisin, tetrasiklin,

    streptomisin, kanamisin4, alupurinol, sulfonamid, heparin dan epineprin dapat

    men!ebabkan meningkatn!a %umlah leukosit. Penurunan leukosit -leukopenia4

    biasan!a ter%adi pada pen!akit hematopoetik -anemia aplastik, anemia pernisiosa,

    hipersplenism4, infeksi 7irus, malaria, agranulositosis, alkoholik, S'E, artritis

    reumatoid, dan beberapa obat+obatan seperti kloramphenikol, asetaminofen,

    barbiturat, agen terapi kanker, dia@epam, diuretik, metildopa, fenotia@in. Nilai normal

    pada # -Pagana,1 *4

    e asa # (*//+1////=mm&

    Anak+anak 2 tahun # 8///+13///=mm&

    )a!i baru lahir # ///+&////=mm&

    'a%u Endap arah

    Pemeriksaan ini mengukur ke"epatan sel darah merah mengendapkan darah

    !ang tidak membeku dalam milimeter per %am. Pemeriksaan ini tidak spesifik.

    Penurunan kadar 'E bisa terlihat pada pen!akit polisitemia 7era, gagal %antung

    kongestif, anemia sel sabit, infeksi mononukleosis, defisiensi fektor , artritis

    degeneratif, angina pektoris dan pemakaian obat+obatan -etambutol, aspirin, golongan

    kortison4. Peningkatan kadar 'E dapat terlihat pada keadaan pen!akit artritis

    reumatoid, demam, infark m!okard akut, kanker -pa!udara, kolon, gin%al, hepar4

    pen!akit hodkinBs, multipel mieloma, limfosarkoma, infeksi bakteri, pen!akit radang

    pel7is akut, S'E , kehamilan trimester kedua dan ketiga, operasi, luka bakar, dan

    obat+obatan seperti metildopa, teofilin, dan dekstrans.

    Nilai normal pada # -Pagana,1 *4

    e asa # metode estern # C */ thn0 pria /+1/ mm=%am0 anita /+2/mm=%am

    ? */ thn0 pria /+2/ mm=%am0 anita /+&/mm=%am

    metode introbe0 pria /+3 mm=%am0 anita /+1* mm=%am

    Anak0 ba!i baru lahir /+2/mm=%am0 (+1(thn /+2/ mm=%am

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    5/9

    5rombosit

    5rombosit merupakan elemen dasar dalam darah !ang meningkatkan

    koagulasi. 6%i ini perlu dilakukan karena trombositopenia merupakan kelainan

    hemostasis !ang paling sering ditemukan pada pasien bedah. itung trombosit normal pada de asa adalah 1*/.///+(//.///=mm&. bila nilai diba ah 1//.///=mm&

    menun%ukkan trombositopenia !ang dapat disebabkan oleh produksi trombosit !ang

    berkurang, destruksi akselerasi trombosit, konsumsi trombosit -sekunder karena I;4,

    hilangn!a trombosit karena perdarahan. Dika nilai diatas (//.///=mm& menun%ukkan

    trombositosis !ang dapat ter%adi karena kelainan polisitemia 7era, leukemia, sindroma

    postsplenektomi dan pen!akit keganasan. Perdarahan spontan merupakan baha!a

    !ang serius dan biasan!a ter%adi pada %umlah trombosit kurang dari */.///=mm&. Nilai normal pada 0 -Pagana,1 *4

    e asa atau anak 1*/.///+(//.///=mm&

    )a!i 2//.///+(3*.///=mm&

    Neonatus 1*/.///+&//.///=mm&

    ematokrit

    ematokrit merupakan pengukuran persentase sel darah merah dan 7olume

    darah total. ematokrit sangat men"erminkan nilai b dan sel darah merah. )iasan!a

    nilai hematokrit kira+kira & kali konsentrasi b %ika sel darah merah dalam ukuran

    normal dan memiliki %umlah b normal. Nilai hematokrit meningkat pada eritositosis,

    eklamsia, sho"k, dehidrasi, polisitemia 7era, dan pen!akit %antung kongenital. Nilai

    hematokrit menurun pada anemia, pen!akit hodkinBs, kegagalan sumsum tulang,hipertiroid, sirosis, reaksi hemolitik, perdarahan, leukemia, malnutrisi, multipel

    mieloma, dan reumatoid artritis -Pagana,1 *4. Nilai normal pada #

    Pria # (2+*2

    >anita # &3+(3 -kehamilan ? && 4

    Anak # &1+(&

    )a!i # &/+(/

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    6/9

    >aktu perdarahan dan aktu pembekuan

    >aktu perdarahan memberikan suatu penilaian interaksi antara trombosit dan

    pembuluh darah !ang rusak dan pembentukan sumbatan trombosit. >aktu perdarahan

    normal adalah 1+ menit -metode I7!4. >aktu perdarahan dapat abnormal pada pasien

    dengan trombositopenia, gangguan trombosit kulitatif, pen!akit 7on >illenbran, dan

    pasien dengan defisiensi faktor atau hipofibrinemia.

    >aktu perdarahan memen%ang ditemukan pada pasien dengan hitung

    trombosit rendah, pasien dengan I; !ang disebabkan adan!a konsumsi trombosit,

    pasien uremia karena trombosit berkurang dalam %umlah dan fungsi, pasien dengan

    aktu protrombin meman%ang, meningkatn!a fragilitas kapiler, pen!akit "husing, dan

    obat+obat anti inflamasi seperti aspirin, endometason.

    9e"epatan dan laman!a proses pembekuan, menun%ukkan apakah fungsi dan

    %umlah trombosit adekuat atau tidak. >aktu pembekuan akan meman%ang bila kadar

    fibrinogen kurang dari 1// mg=dl atau bila fungsi fibrinogen tidak normal. >aktu

    pembekuan normal adalah (+< menit.

    ula darah

    6%i glukosa serum membantu dalam mendiagnosa beberapa pen!akit

    metabolik. lukosa darah !ang meninggi -hiperglikemi4 umumn!a menun%ukkan

    diabetes mellitus. Sebalikn!a hipoglikemi umumn!a disebabkan karena dosis insulin

    berlebihan pada pasien diabetes mellitus. 9adar glukosa serum meningkat pada

    keadaan diabetes mellitus, respon stres akut, pen!akit ;husing, hiperparatiroid,

    adenoma pankreas, pankreatitis, terapi diuresis, terapi kortikosteroid. 9adar glukosa

    menurun pada keadaan insulinoma, hipoparatiroid, hipopituitarism, pen!akit adison,

    dan pen!akit hepar !ang berat. 6%i gula darah puasa minimal < %am. $akanan

    berperan sebagai glukosa !ang akan mengalami metabolisme dalam tubuh. Pada

    pasien normal, insulin diekskresi segera setelah makan sebagai respon terhadap

    glukosa darah !ang meningkat, men!ebabkan kadar glukosa kembali normal dalam

    aktu 2 %am. Nilai normal. -Pagana,1 *4

    glukosa puasa anak ? 2 tahun+de asa 3/+1/* mg=dl

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    7/9

    anak C 2 tahun 8/+1// mg=dl

    ba!i (/+ / mg=dl

    glukosa darah 2 %am setelah makan

    /+*/ tahun 3/+1(/ mg=dl

    */+8/ tahun 3/+1*/ mg=dl

    ? 8/ tahun 3/+18/ mg=dl

    2.(. PE$ERI9SAAN RA I:': IS

    Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk mengetahui adan!a kelainan pada tulang,

    adan!a perluasan susatu kelainan pada tulang , posisi anatomis.

    2.*. PE$ERI9SAAN IS5:PA5:': IS.

    Pemeriksaan histopatologis diperlukan untuk menentukan pera atan !ang akan

    dilakukan.

    2.8. PERSIAPAN $EN5A'.

    Pasien dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan , karena pasien selalu "emas

    apabila mengahadapi suatu pen!untikan, rasa sakit, bahkan terhadap kegagalan operasi

    berupa ke"a"atan bahkan kematian.

    2.3. 9:NS6'5ASI $E IS

    9onsultasi medis merupakan suatu permintaan formal terhadap masukan dari dokter

    lain. al ini dapat memberikan masukan atau partisipasi aktif dari berbagai sumber terhadap

    berbagai aspek dari e7aluasi pasien dan penanganann!a. 5u%uann!a adalah untuk mengurangi

    resiko dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembedahan. Selain ahli anestesi,

    konsultasi medis %uga sering dilakukan dengan dokter spesialis pen!akit dalam dan spesialis

    anak. )iasan!a ahli anestesi dan ahli bedah mengharapkan konsultasi medis untuk men%a ab

    pertan!aan berikut #

    1. Apakah pasien mempun!ai pen!akit sistemik !ang bermakna untuk

    pembedahan 2. Apakah pasien sudah dalam kondisi !ang maksimal dari terapi medis

    &. Dika selan%utn!a ada kema%uan, terapi tambahan apa !ang diindikasikan

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    8/9

    Pertan!aan+pertan!aan diatas harus se"ara eksplisit di%a ab oleh dokter konsultan dan

    se"ara khusus ditu%ukan untuk konsultan - oldmann,1 (4.

    2.

  • 8/16/2019 Pra Persia Pan

    9/9

    2. . PR:FI'A9SIS AN5I)I:5I9

    Penggunaan antibiotik profilaksis men%adi suatu komponen penting dalam standar

    penanganan pasien bedah, karena dapat mengurangi resiko infeksi pas"a bedah. )eberapa

    prinsip pemberian antibiotik profilaksis adalah #

    1. Profilaksis diberikan pada prosedur bedah !ang memiliki resiko tinggi terkontaminasi

    oleh bakteri !ang dapat meningkatkan infeksi pas"a bedah.2. :rganisme pen!ebab infeksi harus diketahui atau dapat diduga sebelumn!a.&. Antibiotik harus aktif terhadap bakteri pen!ebab infeksi dan sedapat mungkin

    menghindari spektrum luas. Antibiotik spektrum luas generasi terbaru sebaikn!a

    di"adangkan untuk infeksi !ang resisten.(. Antibiotik harus berada didalam %aringan dalam konsentrasi !ang efektif pada saat

    insisi dilakukan atau saat ter%adi kontaminasi. 9egagalan pemberian profilaksis seringdisebabkan pemberian antibiotik !ang terlambat atau terlalu dini.

    *. Aktifitas antibiotik profilaksis !ang terpilih harus efektif men"akup sebagian besar

    patogen !ang sering mengkontaminasi luka insisi atau daerah pembedahan.8. Profilaksis umumn!a diberikan pada aktu sebelum pembedahan, biasan!a &/ menit

    sebelum insisi dilakukan atau pada saat induksi anestesi.3. Antibiotik profilaksis diberikan dalam dosis tunggal dapat menimbulkan konsentrasi

    !ang efektif dalam %aringan sebelum ter%adi kontaminasi bakteri intra bedah.