pra persia pan
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
1/9
2. PERSIAPAN PASIEN.
2.1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin, dilakukan dengan teliti, bila terdapat
indikasi lakukan konsultasi dengan bidang keahlian lain. Ri a!at medis dan pemeriksaan fisik merupakan metode s"reening !ang paling baik untuk mendeteksi
adan!a pen!akit. Pemeriksaan fisik dilakukan se"ara men!eluruh dan sistematik.
Pada praktekn!a pemeriksaan fisik meliputi empat prosedur rutin !aitu #
1. Anamnesa.
2. Inspeksi. Pemeriksaan dia ali dengan melihat pasien se"ara keseluruhan,
sebelum melihat pada lokasi pen!akit. $ungkin sa%a ge%ala !ang tampak dapatmen%adi petun%uk untuk menegakkan diagnosa.
&. Palpasi. 'angkah berikutn!a adalah menggunakan u%ung %ari untuk
merasakan apakah ada pembengkakan, konsistensi.
(. Perkusi. )iasan!a digunakan perkusi %ari untuk menentukan kualitas
resonansi dan tingkat keutuhan dari organ tertentu atau rongga tubuh.
*. Auskultasi. )iasan!a digunakan stetoskop untuk memeriksa suara+suaraabnormal !ang dihasilkan oleh tubuh. )an!ak rumah sakit meminta beberapa
u%i laboratorium standard untuk setiap pasien bedah, alaupun pasien tidak
menun%ukkan adan!a ge%ala klinis pen!akit sistemik
2.2. Ri a!at $edis
Ri a!at medis !ang akurat merupakan informasi !ang sangat berguna bagi
dokter untuk memutuskan apakah seorang pasien dapat men%alani pera atan dengan
aman atau tidak. Ri a!at medis dapat diperoleh dengan bertan!a langsung pada pasien atau keluarga pasien atau dengan mengisi kuesioner.
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
2/9
Tabel 1 Format standard digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fsik
)eberapa hal !ang perlu ditan!akan dan di"atat adalah #
1. Alergi, terutama pada penggunaan antibiotik.
2. Pengobatan, dilihat apakah pasien menggunakan steroid, insulin dan
antikoagulan.
&. Pen!akit !ang sedang diderita, terutama demam reumatik, kelainan katup
%antung, adan!a ri a!at infark atau stroke, diabetes mellitus, epilepsi, asma,
kelainan fungsi tiroid, gagal gin%al khronis dan kelainan perdarahan.
(. Ri a!at pembedahan terdahulu, biasan!a adalah pembedahan %antung,transplantasi organ, atau operasi kanker. itan!akan pula apakah pasien
mengalami reaksi !ang tidak biasa pada saat anestesi umum, obat+obatan !ang
sedang diminum, alergi, pen!akit !ang sedang diderita - upp, 2//&0
imitroulis , 1 34.
5abel 1. Format standard untuk pen"atatan ri a!at medis dan pemeriksaan fisik
- upp,2//&4
2.&. Pemeriksaan arah
6%i laboratorium merupakan suatu alat !ang berguna bagi ahli bedah. alam
hubungann!a dengan ri a!at medis dan pemeriksaan fisik, u%i laboratorium dapat
ditambahkan kedalam suatu diagnosa dari berbagai pen!akit dan memungkinkan
penanganan prabedah dan pas"a bedah !ang tepat bagi pasien+pasien dengan kelainan
sistemik.
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
3/9
1. ata biografi
2. Ri a!at keluhan utama
&. Ri a!at medis
(. Status sosial dan keluarga
*. E7aluasi keadaan umum
8. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium dan rontgen
emoglobin
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bagian dari hitung darah lengkap.
9onsentrasi b adalah pengukuran %umlah total b dalam darah perifer. b berperan
dalam transport :2 dan ;:2. nilai normal ber7ariasi menurut %enis kelamin dan usia.
9onsentrasi b meningkat pada pen!akit %antung kongenital, polisitemia 7era,
pen!akit paru obstruktif khronis, gagal %antung kongestif, luka bakar parah, dan
dehidrasi. b rendah terdapat pada anemia, perdarahan hebat, hemolisis,hemoglobinopati, pen!akit hodkin, kanker, defisiensi nutrisi, limfoma, perdarahan
khronis, pen!akit gin%al, splenomegali, lupus eritematosus sistemik, si"le "ell anemia.
Nilai normal pada 0 -Pagana, 1 *4
'aki+laki 1(+1< g=dl
>anita 12+18 g=dl -kehamilan ? 11 g=dl +
Anak+anak 11+18 g=dl
)a!i 1/+1* g=dl
'eukosit
'eukosit merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh, !ang akan bereaksi
terhadap benda asing !ang masuk dan membuat mekanisme pertahanan -feedba"k
me"hanism4. Peningkatan %umlah leukosit -leukositosis4 biasan!a ter%adi pada infeksi
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
4/9
akut, nekrosis %aringan, leukemia, pen!akit kolagen, anemia hemolitik dan stres.
)eberapa obat+obatan seperti aspirin, antibiotik -ampisilin, eritromisin, tetrasiklin,
streptomisin, kanamisin4, alupurinol, sulfonamid, heparin dan epineprin dapat
men!ebabkan meningkatn!a %umlah leukosit. Penurunan leukosit -leukopenia4
biasan!a ter%adi pada pen!akit hematopoetik -anemia aplastik, anemia pernisiosa,
hipersplenism4, infeksi 7irus, malaria, agranulositosis, alkoholik, S'E, artritis
reumatoid, dan beberapa obat+obatan seperti kloramphenikol, asetaminofen,
barbiturat, agen terapi kanker, dia@epam, diuretik, metildopa, fenotia@in. Nilai normal
pada # -Pagana,1 *4
e asa # (*//+1////=mm&
Anak+anak 2 tahun # 8///+13///=mm&
)a!i baru lahir # ///+&////=mm&
'a%u Endap arah
Pemeriksaan ini mengukur ke"epatan sel darah merah mengendapkan darah
!ang tidak membeku dalam milimeter per %am. Pemeriksaan ini tidak spesifik.
Penurunan kadar 'E bisa terlihat pada pen!akit polisitemia 7era, gagal %antung
kongestif, anemia sel sabit, infeksi mononukleosis, defisiensi fektor , artritis
degeneratif, angina pektoris dan pemakaian obat+obatan -etambutol, aspirin, golongan
kortison4. Peningkatan kadar 'E dapat terlihat pada keadaan pen!akit artritis
reumatoid, demam, infark m!okard akut, kanker -pa!udara, kolon, gin%al, hepar4
pen!akit hodkinBs, multipel mieloma, limfosarkoma, infeksi bakteri, pen!akit radang
pel7is akut, S'E , kehamilan trimester kedua dan ketiga, operasi, luka bakar, dan
obat+obatan seperti metildopa, teofilin, dan dekstrans.
Nilai normal pada # -Pagana,1 *4
e asa # metode estern # C */ thn0 pria /+1/ mm=%am0 anita /+2/mm=%am
? */ thn0 pria /+2/ mm=%am0 anita /+&/mm=%am
metode introbe0 pria /+3 mm=%am0 anita /+1* mm=%am
Anak0 ba!i baru lahir /+2/mm=%am0 (+1(thn /+2/ mm=%am
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
5/9
5rombosit
5rombosit merupakan elemen dasar dalam darah !ang meningkatkan
koagulasi. 6%i ini perlu dilakukan karena trombositopenia merupakan kelainan
hemostasis !ang paling sering ditemukan pada pasien bedah. itung trombosit normal pada de asa adalah 1*/.///+(//.///=mm&. bila nilai diba ah 1//.///=mm&
menun%ukkan trombositopenia !ang dapat disebabkan oleh produksi trombosit !ang
berkurang, destruksi akselerasi trombosit, konsumsi trombosit -sekunder karena I;4,
hilangn!a trombosit karena perdarahan. Dika nilai diatas (//.///=mm& menun%ukkan
trombositosis !ang dapat ter%adi karena kelainan polisitemia 7era, leukemia, sindroma
postsplenektomi dan pen!akit keganasan. Perdarahan spontan merupakan baha!a
!ang serius dan biasan!a ter%adi pada %umlah trombosit kurang dari */.///=mm&. Nilai normal pada 0 -Pagana,1 *4
e asa atau anak 1*/.///+(//.///=mm&
)a!i 2//.///+(3*.///=mm&
Neonatus 1*/.///+&//.///=mm&
ematokrit
ematokrit merupakan pengukuran persentase sel darah merah dan 7olume
darah total. ematokrit sangat men"erminkan nilai b dan sel darah merah. )iasan!a
nilai hematokrit kira+kira & kali konsentrasi b %ika sel darah merah dalam ukuran
normal dan memiliki %umlah b normal. Nilai hematokrit meningkat pada eritositosis,
eklamsia, sho"k, dehidrasi, polisitemia 7era, dan pen!akit %antung kongenital. Nilai
hematokrit menurun pada anemia, pen!akit hodkinBs, kegagalan sumsum tulang,hipertiroid, sirosis, reaksi hemolitik, perdarahan, leukemia, malnutrisi, multipel
mieloma, dan reumatoid artritis -Pagana,1 *4. Nilai normal pada #
Pria # (2+*2
>anita # &3+(3 -kehamilan ? && 4
Anak # &1+(&
)a!i # &/+(/
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
6/9
>aktu perdarahan dan aktu pembekuan
>aktu perdarahan memberikan suatu penilaian interaksi antara trombosit dan
pembuluh darah !ang rusak dan pembentukan sumbatan trombosit. >aktu perdarahan
normal adalah 1+ menit -metode I7!4. >aktu perdarahan dapat abnormal pada pasien
dengan trombositopenia, gangguan trombosit kulitatif, pen!akit 7on >illenbran, dan
pasien dengan defisiensi faktor atau hipofibrinemia.
>aktu perdarahan memen%ang ditemukan pada pasien dengan hitung
trombosit rendah, pasien dengan I; !ang disebabkan adan!a konsumsi trombosit,
pasien uremia karena trombosit berkurang dalam %umlah dan fungsi, pasien dengan
aktu protrombin meman%ang, meningkatn!a fragilitas kapiler, pen!akit "husing, dan
obat+obat anti inflamasi seperti aspirin, endometason.
9e"epatan dan laman!a proses pembekuan, menun%ukkan apakah fungsi dan
%umlah trombosit adekuat atau tidak. >aktu pembekuan akan meman%ang bila kadar
fibrinogen kurang dari 1// mg=dl atau bila fungsi fibrinogen tidak normal. >aktu
pembekuan normal adalah (+< menit.
ula darah
6%i glukosa serum membantu dalam mendiagnosa beberapa pen!akit
metabolik. lukosa darah !ang meninggi -hiperglikemi4 umumn!a menun%ukkan
diabetes mellitus. Sebalikn!a hipoglikemi umumn!a disebabkan karena dosis insulin
berlebihan pada pasien diabetes mellitus. 9adar glukosa serum meningkat pada
keadaan diabetes mellitus, respon stres akut, pen!akit ;husing, hiperparatiroid,
adenoma pankreas, pankreatitis, terapi diuresis, terapi kortikosteroid. 9adar glukosa
menurun pada keadaan insulinoma, hipoparatiroid, hipopituitarism, pen!akit adison,
dan pen!akit hepar !ang berat. 6%i gula darah puasa minimal < %am. $akanan
berperan sebagai glukosa !ang akan mengalami metabolisme dalam tubuh. Pada
pasien normal, insulin diekskresi segera setelah makan sebagai respon terhadap
glukosa darah !ang meningkat, men!ebabkan kadar glukosa kembali normal dalam
aktu 2 %am. Nilai normal. -Pagana,1 *4
glukosa puasa anak ? 2 tahun+de asa 3/+1/* mg=dl
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
7/9
anak C 2 tahun 8/+1// mg=dl
ba!i (/+ / mg=dl
glukosa darah 2 %am setelah makan
/+*/ tahun 3/+1(/ mg=dl
*/+8/ tahun 3/+1*/ mg=dl
? 8/ tahun 3/+18/ mg=dl
2.(. PE$ERI9SAAN RA I:': IS
Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk mengetahui adan!a kelainan pada tulang,
adan!a perluasan susatu kelainan pada tulang , posisi anatomis.
2.*. PE$ERI9SAAN IS5:PA5:': IS.
Pemeriksaan histopatologis diperlukan untuk menentukan pera atan !ang akan
dilakukan.
2.8. PERSIAPAN $EN5A'.
Pasien dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan , karena pasien selalu "emas
apabila mengahadapi suatu pen!untikan, rasa sakit, bahkan terhadap kegagalan operasi
berupa ke"a"atan bahkan kematian.
2.3. 9:NS6'5ASI $E IS
9onsultasi medis merupakan suatu permintaan formal terhadap masukan dari dokter
lain. al ini dapat memberikan masukan atau partisipasi aktif dari berbagai sumber terhadap
berbagai aspek dari e7aluasi pasien dan penanganann!a. 5u%uann!a adalah untuk mengurangi
resiko dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembedahan. Selain ahli anestesi,
konsultasi medis %uga sering dilakukan dengan dokter spesialis pen!akit dalam dan spesialis
anak. )iasan!a ahli anestesi dan ahli bedah mengharapkan konsultasi medis untuk men%a ab
pertan!aan berikut #
1. Apakah pasien mempun!ai pen!akit sistemik !ang bermakna untuk
pembedahan 2. Apakah pasien sudah dalam kondisi !ang maksimal dari terapi medis
&. Dika selan%utn!a ada kema%uan, terapi tambahan apa !ang diindikasikan
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
8/9
Pertan!aan+pertan!aan diatas harus se"ara eksplisit di%a ab oleh dokter konsultan dan
se"ara khusus ditu%ukan untuk konsultan - oldmann,1 (4.
2.
-
8/16/2019 Pra Persia Pan
9/9
2. . PR:FI'A9SIS AN5I)I:5I9
Penggunaan antibiotik profilaksis men%adi suatu komponen penting dalam standar
penanganan pasien bedah, karena dapat mengurangi resiko infeksi pas"a bedah. )eberapa
prinsip pemberian antibiotik profilaksis adalah #
1. Profilaksis diberikan pada prosedur bedah !ang memiliki resiko tinggi terkontaminasi
oleh bakteri !ang dapat meningkatkan infeksi pas"a bedah.2. :rganisme pen!ebab infeksi harus diketahui atau dapat diduga sebelumn!a.&. Antibiotik harus aktif terhadap bakteri pen!ebab infeksi dan sedapat mungkin
menghindari spektrum luas. Antibiotik spektrum luas generasi terbaru sebaikn!a
di"adangkan untuk infeksi !ang resisten.(. Antibiotik harus berada didalam %aringan dalam konsentrasi !ang efektif pada saat
insisi dilakukan atau saat ter%adi kontaminasi. 9egagalan pemberian profilaksis seringdisebabkan pemberian antibiotik !ang terlambat atau terlalu dini.
*. Aktifitas antibiotik profilaksis !ang terpilih harus efektif men"akup sebagian besar
patogen !ang sering mengkontaminasi luka insisi atau daerah pembedahan.8. Profilaksis umumn!a diberikan pada aktu sebelum pembedahan, biasan!a &/ menit
sebelum insisi dilakukan atau pada saat induksi anestesi.3. Antibiotik profilaksis diberikan dalam dosis tunggal dapat menimbulkan konsentrasi
!ang efektif dalam %aringan sebelum ter%adi kontaminasi bakteri intra bedah.