pra sidang - pustaka ilmiah universitas...
TRANSCRIPT
PROFIL ALIRAN DISPERSI PATI UBI JALAR (Ipomea batatas(L))
Nasrul Wathoni, Boesro Soebagio, Rikhardus Rafael Kolo MekoFakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor
ABSTRAKTelah dilakukan penelitian mengenai profil aliran dispersi pati ubi jalar (Ipomea batatas(L)). Penelitian ini dilakukan dengan mengamati sifat fisikokimia dan sifat aliran pati ubi jalar yang meliputi pengaruh berbagai efek konsentrasi (5,2%; 5,3%; 5,4%), efek pH (penambahan HCl 2 N dan NaOH 0,1 N), efek pengawet (penambahan metil paraben 0,02%) dan efek pemanasan (suhu 980C). Pembuatan pati dilakukan dengan metode tradisional menghasilkan rendemen pati sebesar 16,26%. Hasil pengujian kualitas dari pati ubi jalar sesuai dengan kualitas Amylum manihot yang tertera pada Farmakope Indonesia. Hasil pengujian sifat aliran menggunakan alat Viskometer Brookfield model DV dengan berbagai pengaruh efek, menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai viskositas awal selama penyimpanan 56 hari. Sehingga dapat disimpulkan sifat aliran pati ubi jalar adalah sifat aliran pseudoplastik.
Kata kunci: Ipomea batatas (L); Reologi.
ABSTRACT
A study of rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion. The study included watching the physichochemistry properties and rheologies from dispersion of Ipomea batatas (L) starch with a different concentration (5,2%; 5,3%; 5,4%), pH effect (adding HCl 2N and NaOH 0,1 N), preservatives effect (adding methyl paraben 0,02%), and heating effect (980C). Starch of Ipomea batatas (L)) gain using traditional method and having rendemen 16,26%. The result test of Ipomea batatas (L) physicochemistry properties are similar with Amylum manihot on Indonesia Pharmacope IV. Rheologies test result using Brookfield DV model with different effect shows a decreasing value of viscosity for storage on 56 days. It may concluded that the rheologies profile from Ipomea batatas (L) starch dispersion is pseudoplastic.
Keywords : Ipomea batatas (L); Rheology
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara
yang kaya akan keanekaragaman
hayati termasuk sumber pati. Salah
satu sumber pati yang potensial adalah
ubi jalar. Ubi jalar adalah terna perdu
yang tegak atau merambat dengan akar
batang. Sering membelit ke kiri.
Tumbuhan ini umumnya menjelit
menjalar, hidup di daerah tropis, daun
tunggal, berkas, pembuluh bilakoteral,
pembuluh besar terbentuk trompet
(corong) kuncup bunganya terpilin
banyak yang bergetah lateles.
(Tjitrosoepomo, 1998).
Pati merupakan karbohidrat asal
tanaman sebagai hasil fotosintesis,
yang disimpan dalam bagian tertentu
misalnya umbi, akar, atau batang. Pati
merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai
macam pati tidak sama sifatnya,
tergantung dari panjang rantai C-nya,
serta apakah lurus atau bercabang
rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua
fraksi yang dapat dipisahkan dengan
air panas. Fraksi terlarut disebut
amilosa dan fraksi tidak larut disebut
amilopektin. Amilosa mempunyai
struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-
glukosa, sedang amilopektin
mempunyai cabang dengan ikatan α-
(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5% dari
berat total. Molekul amilopektin lebih
besar daripada molekul amilosa karena
terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa
(Winarno, 1997).
Karakteristik fisika kimia dari senyawa
pati sangat bermanfaat dalam
kehidupan manusia sebagai bahan
dasar pembuatan kembang gula, es
krim, jelly, saus juga sebagai bahan
baku industri kimia, obat-obatan,
tekstil, plastik biodegradable dan
bahan kosmetik dan lainnya. Salah satu
karakteristik fisika kimia yang khas
adalah reologi (laju alir).
Konsep dasar reologi adalah tekanan
(stress) dan perubahan bentuk
(deformasi). Jika suatu benda dikenai
tekanan gaya dari luar, benda tersebut
cenderung mengalami deformasi. Jika
deformasi tersebut bersifat sementara
dan menghilang kalau tekanan
dihilangkan, maka disebut sebagai
deformasi elastik. Sebaliknya jika
deformasi tetap (permanen) disebut
deformasi plastik (Martin, 1993).
Hambatan (resistensi) cairan untuk
mengalir merupakan fungsi gaya
diantara molekul-molekul. Viskositas
merupakan gaya satu ukuran gesek di
antara lapisan – lapisan yang
berdekatan dari suatu cairan (Martin,
1993).
Sistem aliran terdiri dari aliran Newton
dan aliran non-Newton. Aliran non-
Newton meliputi aliran plastik,
1
pseudoplastik, dilatan. Aliran non-
Newton terdapat pada sistem emulsi,
suspensi atau mucilago pekat. Aliran
Newton terdapat pada cairan yang
murni atau pada larutan yang
konsentrasinya rendah (Martin, 1993).
METODE PENELITIAN
Penyiapan Bahan dan Determinasi
Tanaman
Ubi jalar yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Propinsi
Jawa Barat-Kabupaten Sumedang-
Desa Ciromed Kecamatan Tanjung
Sari. Sedangkan determinasi tanaman
dilakukan di Laboratorium Taksonomi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Padjadjaran.
Pembuatan Pati Ubi Jalar (Ipomea
batatas(L)) Pati ubi jalar dibuat
dengan menggunakan metode
tradisional pembuatan pati yaitu: Ubi
jalar dibersihkan dari kulit arinya.
Selanjutnya ubi dipotong-potong dan
dihancurkan dengan menggunakan
blender dengan bantuan air. Bahan
kemudian disaring/diperas
menggunakan kain penyaring ke dalam
wadah hingga ampas tidak
mengeluarkan air perasan lagi.
Suspensi atau filtrat yang dihasilkan
kemudian didekantasi (diendapkan)
selama 24 – 48 jam hingga pati
mengendap sempurna. Cairan
supernatan dibuang dan endapannya
dicuci berulang-ulang dengan air
hingga diperoleh endapan pati yang
lebih jernih. Kemudian endapan pati
dikeringkan menggunakan oven pada
suhu ± 30ºC selama 24 jam hingga
kering. Endapan serbuk pati yang
sudah kering kemudian dihaluskan dan
diayak menggunakan mesh 100,
hingga diperoleh pati ubi jalar
(Herman, 1985).
Pemeriksaan Kualitas Pati ubi jalar
Pemeriksaan pati ubi jalar alami
merujuk pada pemeriksaan pati
singkong pada Farmakope Indonesia
(Depkes RI, 1995). Meliputi:
Organoleptis, Mikroskopik, pemerian,
kelarutan, identifikasi pati, keasaman,
susut pengeringan, dan kadar abu.
Pengujian Sifat Fisikokimia
Pengujian sifat fisikokimia meliputi
daya alir, kerapatan sejati, kerapatan
curah dan mampat, suhu gelatinasi dan
viskositas, kadar amilosa, dan derajat
putih.
Suhu Gelatinasi dan Viskositas
Parameter ini ditentukan dengan
alat Brabender viscoamylograph
(Lampiran 8). Dispersi 20 gram pati
dalam 250 mL air dimasukkan ke
dalam wadah sampel Brabender
viscoamylograph. Alat dijalankan
dengan kecepatan suhu 1,5ºC/menit.
Pemanasan dilanjutkan hingga sampel
mencapai suhu 93ºC, sampel kemudian
dipertahankan pada suhu ini selama
dua puluh menit sambil diaduk dan
viskositasnya dicatat. Pasta yang
dihasilkan kemudian didinginkan
hingga 50ºC dengan kecepatan
1,5ºC/menit(Beynum, 1985).
Penentuan Sifat Aliran/Reologi
Penentuan sifat aliran dilakukan
menggunakan alat viskometer
Brookfield model DV pada kecepatan
geser (rpm) yang berbeda, pada spindel
yang sama(Lampiran 11).
Lama rotasi masing-masing 5 menit.
Dilakukan pada hari setelah pembuatan
(hari ke-0) dan setelah 8 minggu
penyimpanan (hari ke-56).
A. Tahapan Orientasi Konsentrasi
Tahapan ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi pati yang
paling stabil untuk dijadikan sebagai
acuan dasar konsentrasi pati untuk
dijadikan sediaan dispersi yang akan
digunakan pada tahapan selanjutnya.
Pengujian ini dilakukan dengan cara
membuat tiga formula dispersi pati
yang terdiri dengan berbagai
konsentrasi pati ubi jalar (Mattha,
2005).Tabel 3.3 Formula Dispersi pati ubi jalarBahan FA FB FC
Pati ubi jalar
5,2% 5,3% 5,4%
Komposisi dan cara pembuatan
masing- masing formula adalah
sebagai berikut :Tabel 3.4 Komposisi Bahan Formula Dispersi Pati ubi jalar dalam Berbagai Konsentrasi ( FA,FB,FC)
Bahan JumlahPati ubi jalar
Aquades sampai* gr
300 mL
Keterangan :* Penambahan pati ubi jalar pada tiga formulasi :
FA = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,2 % (15,6 g)
FB = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,3 % (15,9 g)
FC = Formula dispersi dengan pati ubi jalar 5,4 % (16,2 g)
Cara Pembuatan :1.Pati ubi jalar didispersikan ke dalam aquades secukupnya, kemudian sambil terus diaduk diatas penangas air hingga homogen membentuk kanji. 2.Lalu ditambahkan Aquades hingga mencapai volume 300 mL
B. Tahapan Pengujian Dispersi
Empat macam perlakuan yang dilakukan
adalah efek konsentrasi, efek pH (penambahan
asam dan penambahan basa), efek pengawet
dan efek pemanasan sebagai berikut:
1. Efek konsentrasi
Efek konsentrasi ini bertujuan sebagai
orientasi konsentrasi yang terbaik pada
dispersi pati yang akan digunakan pada uji
lanjutan dalam penentuan profil aliran.
Terdiri dari 3 konsentrasi berbeda yaitu
5,2%, 5,3%,5,4%. Dari tiga konsentrasi
tersebut kemudian dilakukan pengukuran
reologi (Mattha, 2005).
2. Efek pH
Efek perbedaan pH akan memberikan
pengaruh yang berbeda pada reologi pati
ubi jalar. Hal ini dilakukan dengan cara
membandingkan dua dispersi pati ubi jalar
yang memiliki pH relatif asam dengan
penambahan HCl 2 N (pH 2,5) dan pH
relatif basa dengan penambahan NaOH 0,1
N (pH 11). Pengukuran dilakukan pada hari
ke-0 dan hari ke-56 (Mattha, 2005).
3. Efek pengawet.
Pada penelitian sebelumnya (Matha, 2005)
telah disebutkan bahwa pengawet
memberikan pengaruh kepada reologi dari
pati ubi jalar. Efek penambahan pengawet
pada pati ubi jalar dilakukan dengan diberi
pengawet (metil paraben 0,02%).
Pengukuran dilakukan pada hari ke-0 dan
hari ke-56 (Mattha, 2005).
4. Efek pemanasan
Efek pemanasan pada pati ubi jalar
dilakukan dengan memberikan pemanasan
pada dispersi pati ubi jalar yang dilakukan
pada suhu 98oC. Setelah suhu mencapai
98oC dilakukan pengukuran tiap sepuluh
menit pada hari setelah pembuatan dispersi
pati (hari ke-0) (Mattha, 2005).
ALAT DAN BAHAN
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain yaitu alat-alat gelas yang sering
digunakan dalam laboratorium, ayakan mesh
100, mortir dan stemper, oven (Memmet),
timbangan analitis digital (Nagata dan Ohaus),
mikroskop optik, kain penyaring, kertas saring,
pH meter (Toledo MP 220), Brabender
Viscoamylograph (Ohg Duisburg Typ
800146), pemanas listrik, sendok tanduk &
spatel, pompa vakum, corong Buchner, alat
pengukur kecepatan alir dan sudut istirahat,
alat pengukur kecepatan curah dan mampat,
stopwatch (Getz), spektrofotometer (U-2010),
mikroskop (Olympus), blender (Hitachi),
viskometer Brookfield model DV
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ubi jalar yang didapat dari
Desa Ciromed Tanjung Sari-Sumedang,
nipagin dari brataco, HCl 2 N, NaOH 0.1 N
didapat dari brataco, etanol 70%, I2 0,0005 M,
fenolftalen 0,1%, PBS (Phosphate Buffer
Salin), aqua destilata didapat dari
Laboratorium Kimia Dasar PTBS Universitas
Padjadjaran..
DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Pati Ubi Jalar (Ipomea
batatas(L))
Rendemen pati yang diperoleh adalah sebesar
16,26%. Kecilnya rendemen ini disebabkan
adanya pati yang hilang pada saat proses
pembuatan pati. Pati yang dihasilkan berwarna
putih.
Pemeriksaan Kualitas Pati Ubi Jalar
(Ipomea batatas(L))
Hasil pemeriksaan pati yang sesuai dengan
monografi Farmakope Indonesia dapat dilihat
pada (Tabel 4.1). Dari beberapa hasil
pemeriksaan berdasarkan monografi
Farmakope Indonesia yang merujuk pada
pemeriksaan pati singkong, dapat dilihat
bahwa pati Ubi Jalar yang dihasilkan sudah
memenuhi persyaratan yang terdapat dalam
Farmakope Indonesia.
Uji Mikroskopik Pati Pati Ubi Jalar
(Ipomea batatas(L))
Pemeriksaan mikrograf elektron
menunjukkan pati ubi jalar terlihat bentuk
partikel pati ubi jalar serupa dengan bentuk
pati pada umumnya yaitu bentuk granul bulat
dengan bagian ujung yang membulat seperti
topi baja dapat dilihat pada. Dapat dililahat
pada (Gambar 4.1)
Gambar 4.1 Mikroskopik Pati Ubi Jalar (Ipomea batatas(L))
Pengujian Sifat Fisikokimia
Kerapatan Curah, Mampat, Sejati,
Kompresibilitas dan Daya Alir
Hasil pengujian kerapatan curah,
kerapatan mampat dan kompresibilitas Ubi
Jalar tercantum pada (Tabel 4.2).
Tabel 4.1 Pemeriksaan pati ubi jalar merujuk pada pemeriksaan pati singkong pada Farmakope Indonesia
Pemeriksaan Referensi Pati ubi jalar
Pemerian/organoleptis Serbuk sangat halus, putih, tidak berasa Serbuk halus, putih, tawar, bau khas
Mikroskopik
Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak. Butir kecil berdiameter 8-10 μm. Hilus di tengah berupa titik, garis lurus bercabang tiga, lamela tidak jelas.
Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak. Butir kecil berdiameter 8,57 μm (Lampiran 2).Hilus terlihat terletak di tengah, lamela tidak terlihat jelas
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Susut pengeringan Tidak lebih dari 15,0% 12,17% (Lampiran 4)Identifikasi:A. Panaskan sampai mendidih selama
1 menit susupensi 1 g dalam 50 ml air, dinginkan.
B. Campur 1 ml larutan kanji yang diperoleh pada identifikasi A dengan 0,05 ml iodium 0,005 M.
A. Terbentuk larutan kanji yang encer.
B. Terjadi warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan
A. Terbentuk larutan kanji yang encer.
B. Terjadi warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan.
Keasaman Diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml NaOH Diperlukan 1,5 ml NaOH
Kadar abu: Tidak lebih dari 0,6% 0,40%.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kerapatan Dan Kompresibilitas Pati Ubi Jalar
Uji Pati ubi jalar
Kerapatan curah rata-rata (g/mL) ± SD 0,428 ± 0,0046
Kerapatan mampat rata-rata (g/mL) ± SD 0,572 ± 0,0075
Kerapatan sejati rata-rata (g/mL) ± SD 1.158 ± 0,45918
Kompresibilitas rata-rata (%) ± SD 25,16 ± 0,9094
Suhu Gelatinisasi danViskositas Tabel 4.4 Hasil Pengujian Suhu Gelatinisasi & Viskositas Pati Ubi Jalar
Sampel Suhu Gelatinasi
(ºC)
Suhu Puncak
(ºC)
Viskositas Puncak
(BU)
Viskositas 93ºC (BU)
Viskositas 93ºC/20’
(BU)
Viskositas 50ºC(BU)
Viskositas 50ºC/20’
(BU)
Pati ubi jalar 73,5 - - 490 520 990 980
Suhu gelatinasi adalah suhu pada
saat viskositas mulai naik yang
disebabkan karena terjadinya
pembengkakan granul pati. Dari hasil
pengujian dengan menggunakan alat
Viskoamilograp Brabender (Tabel
4.4), diketahui bahwa suhu gelatinasi
pati ubi jalar adalah 73,5 ºC. Pati ubi
jalar tidak memiliki temperatur
puncak sehingga tidak terdapat juga
nilai viskositas puncaknya. Setelah
terjadi gelatinasi, viskositas panas
pada suhu 93oC pati ubi jalar
meningkat karena kekurangan air
yang berperan sebagai pelincir antara
granul yang mengembang. Pada
kenaikan suhu 93oC dan dengan
adanya pengadukan nilai viskositas
pati ubi jalar naik sebesar 490 BU
(Brabender Unit). Viskositas panas
pati ubi jalar setelah dibiarkan
selama 20 menit viskositasnya
meningkat 520 BU. Pada saat suhu
diturunkan hingga 50oC (viskositas
dingin) dan dengan pengadukan,
nilai viskositas pati ubi jalar
meningkat kembali menjadi 990 BU.
Kenaikan viskositas pada saat
penurunan suhu dipengaruhi oleh
kemampuan retrogradasi pati. Pada
saat hanya diaduk nilai viskositas
pati ubi jalar tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa kestabilan
viskositas pati biji ubi jalar berada
pada suhu 50ºC
Hasil Uji Kadar Amilosa
Kadar amilosa pada pengamatan pati
ubi jalar sebesar 32,34%. Kandungan
amilosa mempengaruhi kekentalan
gel yang terbentuk. Semakin rendah
kandungan amilosa, maka
kekentalan gel semakin besar. Hasil
uji Reologi
Efek konsentrasi
Pada tahapan ini dilakukan tiga
macam perlakuan konsentrasi yang
berbeda pada sediaan dispersi pati
yang diamati selama hari ke-0 dan
hari ke-56. Konsentrasi yang
digunakan dalam pengujian reologi
ini adalah pati ubi jalar dengan
konsentrasi 5,4% yang memberikan
hasil paling stabil karena tidak terjadi
pemisahan, sementara pada
pengamatan konsentrasi 5,2% dan
5,3% dispersi pati ubi jalar terjadi
pemisahan dan tidak dapat
terdispersi kembali. Dari hasil
pengukuran reologi 5,4% dispersi
pati ubi jalar membuat suatu grafik
yang menggambarkan bahwa sifat
aliran atau reologi dari pati ubi jalar
adalah pseudoplastik
Hasil Uji Derajat Putih
Pati ubi jalar memiliki nilai
derajat putih sebesar 83,29%. Derajat
putih pada pati ubi jalar dipengaruhi
oleh air yang digunakan dalam
proses penggilingan, lamanya
pengendapan, dan suhu proses
pengeringan.
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Tiga Konsentrasi Yang Berbeda Pada Dispersi Pati Ubi Jalar pada hari ke-0
Konsentrasi RPM Sifat Aliran
6 10 12 20 30 Hari Ke -05,2% 3960 2870 1355 987 805 pseudoplastik5,3% 4533 3200 2447 1700 1580 pseudoplastik5,4% 8350 5910 5342 3810 2813 pseudoplastik
Gambar 4.1. Grafik reologi dengan efek konsentrasi pada hari ke-0
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Tiga Konsentrasi Yang Berbeda Dispersi Pati Ubi Jalar pada hari ke-56
Konsentrasi
RPM Sifat Aliran
6 10 12 20 30 Hari Ke -56
5,2% 365 231 165 78 55 pseudoplastik
5,3% 533 325 261 55 96 pseudoplastik
5,4% 2756 1687 986 745 625 pseudoplastik
Gambar 4.2. Grafik reologi dengan efek konsentrasi pada hari ke-56
Efek pH
A. Asam
Efek pH (asam) dilakukan dengan
menambahkan HCl 2 N sebanyak 5
mL. Sehingga didapat pH dispersi
sebesar 2,5. Pada penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya
disebutkan bahwa dispersi akan
stabil pada pH 5-7. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa
pengaruh efek penambahan asam
selama penyimpanan(hari ke-56)
menurunkan nilai viskositas awal
dari dispersi pati ubi jalar. Hasil
pengamatan dari dispersi pati ubi
jalar yang diberi efek pH(asam)
tetap membentuk sifat aliran
pseudoplastik.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Efek pH (Penambahan Asam Dengan HCl)Hari ke
RPMSifat Aliran
20 30 50 60 100
0 36518 29225 25149 19335 9974 pseudoplastik
56 5142 3584 2525 1333 957 pseudoplastik
Gambar 4.3.Grafik reologi dengan efek pH(asam) pada hari ke-0
Gambar 4.4.Grafik reologi dengan efek pH(asam) pada hari ke-56
B. Basa
Efek pengaruh pH (basa) dilakukan
dengan menambahkan NaOH 0,1 N
sebanyak 5 mL. Sehingga didapat pH
dispersi sebesar 11. Pada penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya
disebutkan bahwa dispersi akan
stabil pada pH 5-7. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa pengaruh efek
penambahan basa selama
penyimpanan(hari ke-56)
menurunkan nilai viskositas awal
dari dispersi pati ubi jalar. Hasil
pengamatan dari dispersi pati ubi
jalar yang diberi efek basa tetap
membentuk sifat aliran
pseudoplastik.
Hari ke
RPMSifat Aliran
3 4 5 6 10
0 30130 27850 24980 13750 9960 pseudoplastik
56 5541 4574 4474 2874 2109 pseudoplastik
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Efek pH (Penambahan Basa Dengan NaOH)
Gambar 4.5.Grafik reologi dengan efek pH(basa) pada hari ke-0
Gambar 4.6.Grafik reologi dengan efek pH(basa) pada hari ke-56
Efek pengawet
Dispersi pati ubi jalar tanpa
pengawet dalam beberapa hari akan
mengendap dan bau. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa
pengaruh efek penambahan
pengawet selama penyimpanan(hari
ke-56) menurunkan nilai viskositas
awal dari dispersi pati ubi jalar.
Hasil pengamatan dari dispersi pati
ubi jalar yang diberi efek pengawet
tetap membentuk sifat aliran
pseudoplastik.
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Efek Pengawet(dengan metil paraben 0,02%)
Hari ke RPM
Sifat Aliran
3 4 5 6 10
0 18730 15600 11920 8760 7875 pseudoplastik
56 500 430 230 220 183 pseudoplastik
Gambar 4.7. Grafik reologi dengan efek pengawet pada hari ke-0
Gambar 4.8. Grafik reologi dengan efek pengawet pada hari ke-56
Efek pemanasan
Pengaruh efek pemanasan
dilakukan dengan cara memanaskan
dispersi pati ubi jalar sampai suhu
dispersi mencapai 98°C yang
kemudian dilakukan pengukuran tiap
sepuluh menit pada hari ke-0. Dari
hasil pengamatan pada efek
pemanasan (98°C), dispersi pati ubi
jalar menurunkan nilai viskositas
awal. Tapi sifat aliran atau reologi
dari pati ubi jalar tetap membentuk
aliran plastik atau pseudoplastik.
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Efek Pemanasan
Hari ke Menit Sifat Aliran
0 10 20 30 40 50 60 pseudoplastik
4533 3200 2447 1700 1580 1254
Gambar 4.9.Grafik reologi dengan efek pemanasan pada hari ke-0
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka diperoleh simpulan
bahwa pembuatan pati ubi jalar
menghasilkan rendemen sebesar
16,26% dan pengujian fisikokimia pati
yang dibandingkan dengan pati
singkong telah memenuhi standar
Farmakope IndonesiaPengujian sifat
aliran pati ubi jalar menggunakan alat
Viskometer Brookfield model DV
dengan berbagai efek dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.Efek konsentrasi yang stabil dari
dispersi pati ubi jalar adalah 5,4%.
Dimana bentuk aliran yang dihasilkan
merupakan suatu aliran pseudoplastik
2.Efek pengaruh pH (penambahan
asam atau penambahan basa) dapat
menurunkan nilai dari viskositas awal
selama penyimpanan. Namun sifat
aliran yang dihasilkan adalah sifat
aliran pseudoplastik
3.Efek pengawet (metil paraben
0.02%) lebih menstabilkan dispersi
pati dan selama penyimpanan dispersi
pati memberikan efek pada penurunan
nilai viskositas awal. Tapi sifat aliran
yang dihasilkan tetap membentuk sifat
aliran pseudoplastik.
4.Efek pemanasan ( 980C) pada
dispersi pati ubi jalar dapat
menurunkan nilai viskositas awal.
Tapi sifat aliran yang dihasilkan tetap
aliran pseudoplastik.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pati ubi jalar (Ipomea
batatas (L)) untuk dijadikan sebagai
bahan dasar pada sedíaan farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Beynum, G. M. A., J. A. van Roels. 1985. Starch Conversion Technology. New York: Marcel Dekker, Inc.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke tiga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke empat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. hal 108
Herman. 1985. Berbagai Macam Penggunaan Temulawak dalam Makanan dan Minuman. Simposium Nasional temulawak UNPAD Bandung.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I. Jakarta : Yayasan Sarana Wana
Lingga, P. 1992. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta : Penebar Swadaya.
Martin, A.,1993. Physical Pharmacy. Fourth ed.,Philadelphia, Lea & Febiger. p 365-382
Mattha, A.G. 2005. Rheological Studies on Plantago albicans (psyllium) Seed Gum Dispersions. National Research Centre of Egypt. Egypt:Laboratory of Sciences
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hal 108
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. hal. 35-42.
Sandell, E. 1983. Pharmaceutics. London : Erik Sandel and Swedish Pharm Press.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM Press.