prak.mikro 1

Upload: rini-anggreini

Post on 06-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mikro

TRANSCRIPT

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah AWT, karena dengan rahmat

    dan hidayahNya kami dapat menyeleseikan Penuntun Praktikum Mikrobiologi ini. Penuntun

    praktikum ini berisi materi yang mendukung perkuliahaan / teori tentang mikrobiologi secara

    umum, misal : mengenal alat-alat yang digunakan apabila bekerja dengan mikroba,

    sterilisasi alat dan pembuatan media, Isolasi mikroba, morfologi mikroba, mengenal sifat

    fisiologi dan biokimia mikroba, mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan

    mikroba, serta cara menghitung populasi mikroba.

    Sebagai akhir kata, semoga penuntun praktikum ini dapat memberi bimbingan bagi

    mahasiswa pengguna dan berguna bagi pembaca secara umum.

    Surabaya,

    Tim penyusun

  • 2

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mikroba secara umum seperti

    bakteri, Actinomycetes, jamur, virus dan lainnya. Penuntun praktikum ini merupakan

    pelengkap dari buku buku tentang mikrobiologi yang menjadi pedoman kuliah mikrobiologi

    sedang materinya disesuaikan dengan silabus wajib nasional untuk mata kuliah mikrobiologi

    dalam pedoman akademik.

    1.2. Tujuan

    Tujuan praktikum mikrobiologi untuk memperkenalkan cara (1) sterilisasi alat dan

    media, (2) membuat media, (3) isolasi mikroba, (4) pengamatan morfologi sel dan koloni

    mikroba, (5) pengujian sifat fisiologi dan biokimia, 6). mengetahui pengaruh lingkungan

    terhadap mikroba dan pengujian mikroba patogen tumbuhan.

  • 3

    II. PENGENALAN ALAT DAN MIKROSKOP

    Sebelum bekerja dengan mikroba, kita harus mengenal semua alat-alat yang

    digunakan, cara menggunakannya dan fungsi dari alat tersebut termasuk mikroskop.Hal

    tersebut harus dipahami, agar apa yang kita kerjakan benar dan berjalan dengan baik. Alat-

    alat tersebut ada yang terbuat dari kaca dan ada yang dari logam. Alat-alat yang terbuat dari

    kaca antara lain ; Erlenmeyer, cawan petri, beker glass, tabung reaksi, kaca pengaduk,

    gelas ukur, dan lain-lain. Adapun alat yang terbuat dari logam antara lain adalah jarum ose,

    jarum preparat, pinset, scalpel, bor gabus, dan lain-lain.

    Mikroskop merupakan alat untuk mengamati mikroba atau histologi sel/jaringan.

    Secara garis besar mikroskop terdiri dari 2 bagian yaitu (1) bagian mekanik dan (2) bagian

    optik.Bagian mekanik meliputi : statif, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur tubus

    (kasar dan halus), sekrup pengatur kondensor dan sekrup penggerak meja benda. Bagian

    optik meliputi : lensa okuler dan obyektif, kondensor dan cermin pengatur cahaya. Lensa

    obyektif membentuk bayangan nyata dari preparat, lensa okuler membuat bayangan semu

    sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat mata dan kondensor untuk mengatur

    intensitas cahaya yang masuk ke mikroskop.

    2.2. Tujuan

    Mengenalkan alat-alat yang digunakan untuk bekerja dengan mikroba, dan

    mengenalkan bagian-bagian dan cara penggunaan mikroskop.

    2.3. Tata Kerja

    Siapkan semua alat-alat laboratorium seperti Erlenmeyer, cawan petri, beker glass,

    tabung reaksi, kaca pengaduk, gelas ukur, dan alat yang terbuat dari logam antara lain

    jarum ose, jarum preparat, pinset, scalpel, bor gabus. Semua alat disebut nama alat, cara

    menggunakan serta fungsinya dalam laboratorium.

    Untuk mikroskop; siapkan preparat kemudian periksa lensa okuler dan obyektif

    kemudian atur lensa okuler dan obyektif. Letakkan preparat di atas meja benda dan amati

    preparat dengan perbesaran obyektif yang terkecil, bila telah terdapat bayangan lanjutkan

    dengan perbesaran obyektif yang besar sampai tampak bayangan nyata ( bayangan obyek

    yang sesungguhnya ). Gambar hasil pengamatan anda.

  • 4

    III. STERILISASI ALAT, PEMBUATAN DAN STERILISASI MEDIA

    3.1. Pendahuluan

    Menurut Jutono, Soedarsono, Hartadi, Kabirun, Suhadi, Soesanto (1980), sterilisasi

    merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat atau media dari segala jenis mikroba.

    Sterilisasi alat atau media dapat dikerjakan secara mekanik ( misal : penyaringan ), kimia

    (misal : desinfektan), dan fisik (misal : sinar ultra violet) dan cara sterilisasi yang digunakan

    tergantung pada jenis dan sifat bahan yang disterilkan (misal : ketahanan terhadap panas).

    Sterilisasi dapat dilakukan dengan 4 cara :

    e. Sterilisasi dengan pemijaran

    f. Sterilisasi dengan udara panas

    g. Sterilisasi dengan uap air panas

    h. Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan

    Adapun penjelasan masing-masing cara Sterilisasi tersebut adalah :

    e. Sterilisasi dengan pemijaran : cara ini digunakan untuk Sterilisasi alat dari platina/nikrom

    denga cara membakar di atas api Bunsen sampai pijar.

    f. Sterilisasi dengan udara panas (kering) : Menggunakan oven (hot air Sterilizer) pada

    170-180C selama 1-2 jam, digunaka untuk Sterilisasi alat, bahan/media.

    g. Sterilisasi dengan uap air panas : menggunakan Ardold steam sterilizer pada 100C

    selama 30 menit, digunakan untuk media tumbuh yang tidak tahan terhadap panas tinggi.

    h. Sterilisasi dengan uap air bertekanan : menggunakan otoklaf pada 121C selama 25

    menit dan tekanan 1-2 atm, digunakan untuk alat dan media/bahan.

    3.2. Tujuan

    Mengenalkan alat dan cara untuk sterilisasi alat juga cara membuat media/bahan

    dan sterilisasi media/bahan.

    3.3. Tata Kerja

    3.3.1. Sterilisasi Alat

    Rendam dan rebus semua alat dari kaca dalam air mendidih untuk menghilangkan

    lemak / sisa-sisa jamur / bakteri yang masih melekat pada alat. Dinginkan air kemudian

  • 5

    ambil semua alat atau dalam keadaan air agak panas ambil semua alat dengan

    menggunakan penjepit dan tampung dalam suatu tempat / bak plastik. Cuci semua alat dari

    kaca (misal : cawan petri, tabung reaksi) dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.

    Keringkan dengan oven pada 70Cselama 24 jam atau kering angin. Bungkus cawan petri

    dengan kertas dan sumbat tabung reaksi, Erlenmeyer dengan kapas kemudian sterilkan

    dengan oven pada 170C selama 1,5 jam (dihitung setelah temperatur stabil ) atau sterilkan

    dengan autoklaf pada 121C selama 25-30 menit dan tekanan 1-2 atm ( dihitung setelah

    temperatur dan tekanan stabil ). Untuk skalpel, pinset, jarum Ose bungkus dengan

    alumunium foil kemudian sterilkan dengan oven pada 170C selama 1,5 jam (dihitung

    setelah temperatur stabil) ,atau dengan pemijaran menggunakan lampu Bunsen, atau

    sterilkan dengan autoklaf pada 121C selama 25-30 menit dan tekanan 1-2 atm (dihitung

    setelah temperatur dan tekanan stabil ). Ambil alat dan simpan (Jutono, dkk.,1980).

    3.3.2. Pembuatan dan Sterilisasi Media

    a. Media Nutrient Agar (NA)

    - Bahan : 1 g ekstrak daging, 1 g ekstrak khamir, 5 g pepton, 5 g NaCI, 15 g agar-

    agar, 1000 ml aquadest (1 resep).

    Cara Membuat : Timbang masing-masing bahan dan siapkan. Larutkan ekstrak daging,

    ekstrak khamir dalam 200 ml aquadest (larutan I ). Didihkan 800 ml aquadest dan masukan

    larutan I kemudian masak sampai mendidih. Ukur pH media (6,8-7,0) dengan kertas lakmus.

    Untuk mencapai pH tersebut gunakan larutan NaOH40%. Tambahkan agar-agar dan aduk

    sampai larut.

    Bila telah siap tuang ke Erlenmeyer sebanyak bagian Erlenmeyer. Sterilkan

    dengan autoklaf pada 121C, tekanan 1.5 atm selama 25-30 menit.

    b. Media Potato Dekstrosa Agar (PDA)

    - bahan : 250 g kentang, 20 g dekstrosa, 15 g agar-agar, 1000 ml aquadest (1 resep).

    Cara membuat : Timbang dekstrosa dan agar-agar kemudian siapkan. Kupas kentang

    berbentuk dadu kemudian timbang. Rebus kentang dalam 1000 ml aquadest sampai

    mendidih dan kentang lunak. Saring air rebusan dan tambahkan aquadest lagi bila

    berkurang sampai volume mencapai 1000 ml kembali. Masukan agar-agar sambil aduk

    sampai larut. Masukan dekstrosa dan aduk sampai larut.

    Bila telah siap tuang ke Erlenmeyer 1/2 bagian Erlenmeyer. Sterilkan dengan

    autoklaf pada 121C, tekanan 1.5 atm selama 25-30 menit.

  • 6

    IV. ISOLASI

    4.1. Pendahuluan

    Isolasi, menurut Jutono, dkk., (1980), isolasi adalah proses memisahkan suatu

    organisme / mikroba (patogen / non-patogen) dari inang / tempat tumbuh / hidup ke tempat

    tumbuh / hidup baru (alami, buatan / sintesis ).

    Isolasi bakteri dan jamur umumnya dilakukan dari jaringan tipis dan tebal juga dari daerah

    sekitar perakaran dan tanah tempat tumbuh.

    4.2. Tata Kerja

    4.2.1. Isolasi Bakteri dari Jaringan Tipis

    - Bahan : daun sakit (komoditas menyesuaikan), aquadest steril, sublimat 0,1% atau alkohol

    70%, media NA steril.

    Alat : Jarum Ose, Lampu Bunsen, skalpel, pinset, laminar air flow.

    Sediakan media NA dalam cawan petri. Ambil bahan / spesimen sakit bersihkan

    sengan aquadest steril. Potong-potong bahan tersebut, pisahkan bagian yang sakit dan

    yang sehat. Rendam potongan tersebut dalam larutan sublimat (HgCI2) 0,1% atau alkohol

    70% selama 1 menit kemudian cuci dengan aquadest steril hingga alkohol atau sublimat

    hilang.

    Masukkan potongan bahan yang telah steril ke cawan Petri yang telah diisi aquadest

    steril kemudian cacah potongan bahan hingga keluar masa bakterinya dan membentuk

    suspensi bakteri.

    Ambil suspensi dengan jarum Ose dan goreskan ke media NA dan inkubasikan 24

    jam. Amati koloni yang tumbuh dan pindah ke media NA baru dan inkubasikan 24 jam. Bila

    tumbuh amati bentuk, warna, wajah, permukaan koloni berdasar buku Dasar-dasar

    Mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1985). Catat hasil pengamatan pada tabel 2.

    4.2.2. Isolasi Bakteri dari Jaringan Tebal

    - Bahan : buah sakit (komoditas menyesuaikan), aquadest steril, sublimat 0,1% atau alkohol

    70% NA steril.

    Alat : jarum Ose, lampu Bunsen, skalpel, pinset, laminar air flow .

  • 7

    Sediakan media NA dalam cawan petri. Ambil bahan / spesimen sakit bersihkan

    dengan aquadest steril. Bersihkan atau usap bahan sakit dengan alkohol 70% atau sublimat

    0,1%. Potong-potong bahan tersebut, pisahkan bagian sakit dan sehat. Rendam potongan

    tersebut dalam larutan sublimat (HgCI2) 0,1% atau alkohol 70% selama 1 menit kemudian

    cuci dengan aquadest steril hingga alkohol atau sublimat hilang.

    Masukan potongan bahan yang telah steril ke cawan petri yang telah diisi aquadest

    steril kemudian cacah potongan bahan hingga keluar massa bakterinya dan membentuk

    suspensi bakteri.

    Ambil suspensi dengan jarum Ose dan goreskan ke media NA dan inkubasikan 24

    jam. Amati koloni yang tumbuh dan pndah ke media NA baru dan inkubasikan 24 jam. Bila

    tumbuh amati bentuk, warna, wajah, permukaan koloni berdasar buku Dasar-dasar

    Mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1985). Catat hasil pengamatan pada tabel 2.

    4.2.3. Isolasi Bakteri dari Tanah

    - Bahan : tanah sekitar tanaman sakit, aquadest steril, media NA steril.

    Alat : timbangan, tabung reaksi steril, pengaduk, pipet tetes.

    Metode Pengenceran

    Timbang 1 g contoh tanah kemudian buat suspensi dalam 10 ml aquadest steril.

    Buat 4 seri pengenceran (104) yaitu setiap 1 ml suspensi tanah dilarutkan dalam 9

    ml aquadest steril dan setiap suspensi harus dikocok hingga homogen.

    Teteskan 1 tetes suspensi terakhir menggunakan pipet tetes ke media NA yang telah

    siap dan ratakan. Inkubasikan 24 jam, amati dan catat hasil pengamatan pada Tabel

    2.

    Metode Penaburan

    Timbang 1 g contoh tanah kemudian kering anginkan beberapa saat. Taburkan

    sedikit (1 kolong Ose) ke media NA yang telah siap.Inkubasikan 24 jam. Catat hasil

    pengamatann pada Tabel 2.

    4.2.4. Isolasi Jamur dari jaringan Tebal

    - Bahan : buah sakit (komoditas menyesuaikan), aquadest steril, sublimat 0,1% atau alkohol

    70%, media PDA steril.

    Alat : jarum Ose, lampu Bunsen, skalpel, pinset, laminar air flow.

  • 8

    Sediakan media PDA dalam cawan petri. Ambil bahan / spesimen sakit bersihkan

    sengan aquadest steril. Bersihkan atau usap bahan sakit dengan alkohol 70% atau sublimat

    0,1%. Potong atau ambil bagian yang berbatasan antara sakit dan sehat.

    Letakkan potongan bahan pada medai dalam cawan petri, kemudian inkubasikan 2-3

    hari. Amati koloni yang tumbuh dan pindah ke media PDA baru dan inkubasikan 2-3 hari.

    Bila tumbuh amati koloninya. Catat hasil pengamatan pada tabel 3.

    4.2.5. Isolasi Jamur dari jaringan Tipis

    - Bahan : daun sakit (komoditas menyesuaikan), aquadest steril, sublimat 0,1% atau

    alkohol 70%, media NA steril.

    Alat : jarum Ose, Lampu bunsen, skalpel, pinset, laminar air flow.

    Sediakan media PDA dalam cawan petri. Ambil bahan / spesimen sakit bersihkan

    dengan aquadest steril. Potong-potong bahan tersebut, kemudian rendam potongan

    tersebut dalam larutan sublimat (HgCI2) 0,1% atau alkohol 70% selama 1 menit dan cuci

    dengan aquadest steril hingga alkohol atau sublimat hilang.

    Keringkan potongan di atas kertas kering saring steril beberapa saat kemudian

    letakkan pada media. Inkubasikan 2-3 hari dan amati koloni yang tumbuh. Pindah ke media

    PDA baru, inkubasikan 2-3 hari. Catat koloni yang tumbuh pada tabel 3.

    4.2.6. Isolasi Jamur dari Tanah

    - Bahan : tanah sekitar tanaman sakit, aquadest steril, media NA steril.

    Alat : timbangan, tabung reaksi steril, pengaduk, pipet tetes.

    Metode Pengenceran

    Timbang 1 g contoh tanah kemudian buat suspensi dalam 10 ml aquadest steril.

    Buat 4 seri pengenceran (104) yaitu setiap 1 ml suspensi tanah dilarutkan dalam 9

    ml aquadest steril dan setiap suspensi harus dikocok hingga homogen.

    Teteskan 1 tetes suspensi terakhir menggunakan pipet tetes ke media PDA yang

    telah siap dan ratakan. Inkubasikan 24 jam, amati dan catat hasil pengamatan pada

    tabel 3.

    Metode Penaburan

    Timbang 1 g contoh kemudian keringanginkan bebrapa saat. Taburkan sedikit (1

    kolong Ose) ke media PDA yang telah siap. Inkubasikan 24 jam. Catat hasil

    pengamatan pada tabel 3.

  • 9

    Tabel 2. Hasil Isolasi Bakteri

    No Isolasi dari Bentuk

    Koloni

    Warna

    koloni

    Wajah Koloni Permukaan

    Koloni

  • 10

    Tabel 3. Hasil Isolasi Jamur

    No Isolasi Dari Bentuk koloni Warna koloni

  • 11

    V.MORFOLOGI KOLONI DAN SEL MIKROBA

    A. Pendahuluan

    Jamur benang merupakan jamur berbentuk benang multiseluler tidak berklorofil,

    selnya tidak mengalami diferensiasi dalam jaringan. Pada umumnya jamur benang hidup

    sebagai saprofit atau parasit. jamur benang membentuk pertumbuhan seperti benang

    bercabang-cabang yang disebut miselium. Pengamatan morfologi jamur benang sangat

    penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting

    bila dibandingkan dengan pengamatan fisiologi, walaupun pengamatan fisiologi perlu

    dilakukan untuk membantu identifikasi dan determinasi jamur sampai spesies. Dalam

    pengamatan morfologi secara mikroskopis beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

    hifa, spora seksual, spora aseksual, tangkai (pendukung) badan buah, dan lain-lain.

    Pengamatan Bakteridengan menggunakan mikroskop ini hanya dapat untuk

    mengamati bentuk sel bakteri, sedangkan untuk mengetahui bagian-bagian sel

    dengan teliti dapat dilakukan dengan pengecetan.

    Untuk mengetahui bentuk dan warna koloni bakteri dapat dilakukan dengan

    menggunakan perlakuan pada media yang telah ditambah tyrosin, sedangkan

    konsistensi koloni dilakukan dengan menggunakan media dilakukan dengan

    menggunakan media ditambah TTC.

    Tujuan :

    1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengamatan bentuk, warna, konsistensi

    koloni dan sel berbagai mikrobia.

    2. Agar mahasiswa dapat mengenal berbagai macam bentuk, warna , konsistensi

    koloni dan sel berbagai mikrobia.

    Bahan :

    Biakan murni jamur dan bakteri, media CPG, PDA, lactofenol, alkohol, TTC

    dan tyrosin.

    Alat :

    Gelas benda, cawan petri, jarum ose, lampu bunsen, mikroskop, dan lain-lain.

    Cara kerja :

    Morfologi koloni jamur dan koloni bakteri.

    Untuk mengetahui bentuk dan warna koloni bakteri yaitu :

    1. Siapkan biakan murni bakteri.

  • 12

    2. Goreskan biakan murni bakteri pada medium CPG yang telah disiapkan di cawan

    petri.

    3. Bentuk dan warna koloni bakteri diamati diamati setelah berumur 48 jam.

    Pembentukan pigmen bakteri diuji dengan cara :

    1. Tumbuhkan bakteri pada medium CPG yang ditambah tyrosin.

    2. Inkubasikan selama 24-48 jam.

    3. Amati pertumbuhan koloninya, terutama di sekitar koloni (bila di sekitar koloni

    berwarna cokelat berarti positif).

    Konsistensi koloni Bakteri :

    1. Tumbuhkan bakteri pada media CPG yang telah ditambah dengan TTC.

    2. Inkubasikan pada suhu kamar selama 48 jam.

    3. Amati pertumbuhan koloninya.

    Pengamatan koloni jamur :

    1. Tumbuhkan jamur pada media PDA.

    2. Inkubasikan pada suhu kamar selama 4 hari.

    3. Amati pertumbuhan koloninya.

    Morfologi sel jamur dan bakteri :

    Untuk mengetahui morfologi sel jamur

    1.Bersihkan gelas benda dengan alkohol sampai bebas dari lemak dan debu,

    kemudian ditetesi dengan larutan laktofenol pada bagian tengahnya.

    2. Ambil sedikit biakan jamur dengan jarum preparat dan letakkan di atas gelas

    benda yang telah diberi laktofenol.

    3. Jika masa miselium jamur menggumpal supaya dipisahkan dengan menggunakan

    dua buah jarum preparat.

    4. Kemudian ditutup dengan gelas penutup. Harus dijaga agar pada waktu

    meletakkan gelas penutup jangan sampai terbentuk gelembung-gelembung udara

    di dalam preparat.

    5. Amati dengan mikroskop perbesaran lemah terlebih dahulu, selanjutnya

    perbesaran kuat.

    6. Gambar hyfa dan spora jamur dan beri keterangan yang lengkap.

    Untuk morfologi sel bakteri :

  • 13

    1. Bersihkan gelas benda dengan alkohol sampai bebas dari lemak dan debu,

    kemudian ditetesi dengan larutan laktofenol pada bagaian tengahnya.

    2. Ambil sedikit biakan dengan jarum ose dan suspensikan dalam air steril.

    3. Ambil sedikit suspensi bakteri dengan menggunakan jarum ose.

    4. Teteskan 1 tetes suspensi bakteri ke atas gelas benda, kemudian ditutup dengan

    gelas penutup. Harus dijaga agar pada waktu meletakkan gelas penutup jangan

    sampai terbentuk gelembung-gelembung udara di dalam preparat.

    5. Amati dengan mikroskop perbesaran lemah terlebih dahulu, selanjutnyaperbesran

    kuat.

    6. Gambar dan beri keterangan yang lengkap.

  • 14

    VI. PENGUJIAN SIFAT-SIFAT FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

    A. Pendahuluan

    Identifikasi bakteri patogen tanaman ada 2 tahap yaitu : 1). Identifikasi awal dengan

    parameter bentuk dan warna dari koloni maupun sel bakteri, 2). Identifikasi lanjutan dengan

    uji fisiologi dan biokimia bakteri. Uji fisiologi dan biokimia bakteri meliputi uji gram, oksidase,

    katalase dan Oksidasi Fermentasi (OF). Untuk identifikasi bakteri, bakteri dari biakan murni

    yang berumur 24-72 jam adalah yang paling baik karena pertumbuhan bakteri

    optimal/proses metabolisme paling baik.

    Tujuan :

    1. Melatih mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi bakteri.

    2. Mengelompokkan bakteri patogen tanaman berdasar sifat-sifatnya.

    Bahan :

    Biakan murni bakteri, media CPG, NA, KOH, H2O2, Kovacs media untuk uji OF

    Alat :

    outoklaf, Jarum ose, tabung reaksi, gelas benda, dll

    Cara Kerja :

    Pengujian fisiologi dan biokimia

    1.Pengujian gram

    a. Teteskan KOH 3% pada gelas benda.

    b. Letakkan satu ose koloni bakteri yang diambil dari biakan murni berumur 48 jam,

    pada gelas benda yang telah diberi KOH 3%.

    c. Lakukan gerakan berputar-putar dengan menggunakan jarum ose dan tarik-tarik

    ke atas.

    d. Jika larutan KOH menjadi lentur seperti benang dengan panjang kurang lebih 0,5

    2 cm berarti reaksi positif sebagai gran negatif.

    2. Uji katalase atau reduksi hydrogen peroksida

    a. Goreskan biakan bakteri yang telah berumur 48 jam pada gelas benda.

    b. Teteskan H2O2 5% pada gelas benda.

    c. Tunggu selama 1 2 detik, bila terjadi gelembung udara, menunjukan bahwa

    bakteri mereduksi H2O2.

  • 15

    3. Uji Oksidasi

    a. Goreskan satu ose bakteri yang berumur 24 48 jam pada kertas saring yang

    telah diperlukan dengan larutan Kovacs Oxydase.

    b. Tunggu selama 10 detik.

    c. Apabila pada spot yang ada goresan, kertas berubah warna menjadi ungu berarti

    hasil positif.

    4. Oksidasi fermentasi = OF (kebutuhan oksigen)

    a. Inokulasikan suspensi bakteri pada medium untuk OF test dalam tabung reaksi.

    b. Tutup permukaan medium dengan minyak parafin steril setinggi 1 cm, pada salah

    satu tabung yang telah diinokulasi.

    c. Inkubasikan selama 3 4 hari, selanjutnya amati pertumbuhannya.

  • 16

    VII. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN MIKROBIA

    A. Pendahuluan

    Kegiatan suatu mikrobia dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan atau unsur-unsur

    ekologi. Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan

    sifat morfologi dan fisiologi mikrobia. Faktor-faktor lingkungan meliputi faktor abiotik dan

    faktor biotik.

    Faktor abiotik adalah faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan yang bersifat fisika

    dan kimia. Di antara faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah temperatur, pH,

    kelembaban, sinar, dan lain-lain.

    B. Temperatur

    Masing-masing mikrobia memerlukan temperatur tertentu untuk hidupnya.

    Temperatur pertumbuhan suatu mikrobia dapat dibedakan dalam temperatur minimum,

    optimum, dan maksimum. Berdasarkan atas perbedaan temperatur pertumbuhannya dapat

    dibedakan mikrobia yang psikhrofil, mesofil, dan termofil.

    C. pH

    Mikrobia dapat tumbuh baik pada daerah pH tertentu, misalnya untuk bakteri pada

    pH 6,5 7,5; khamir pada pH 4,0 4,5 ; sedangkan jamur pada daerah pH yang luas.

    Setiap mikrobia mempunyai pH minimum, optimum, dan maksimum untuk pertumbuhannya.

    Berdasarkan atas perbedaan daerah pH untuk pertumbuhannya dapat dibedakan mikrobia

    yang asidofil, mesofil (neutrofil), dan alkalofil. Untuk menahan perubahan pH ke dalam

    medium sering ditambahkan larutan buffer.

    Tujuan :

    1. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap

    pertumbuhan mikrobia.

    2. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui kisaran temperatur dan pH untuk hidup

    jamur dan bakteri.

    Bahan :

    Biakan murni jamur dan bakteri, medium CPG dan PDA, air steril, dan lain-lain.

    Alat :

    Cawan petri, tabung reaksi, jarum preparat, jarum ose, dan lain-lain.

  • 17

    Cara Kerja :

    Pengaruh temperatur terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur :

    1. Siapkan biakan murni bakteri dan jamur yang berumur 48 jam.

    2. Siapkan medium CPG cair dalam tabung reaksi untuk bakteri dan PDA cair untuk

    jamur.

    3. Inokulasikan 5 tabung yang telah ada medium CPG masing-masing dengan 1 ose

    biakan murni bakteri.

    4. Inokulasikan 5 tabung yang telah ada medium PDA masing-masing dengan koloni

    jamur dengan menggunakan jarum preparat.

    5. Pisahkan masing-masing tabung tersebut dan inkubasikan pada temperatur kamar

    almari es, 30, 37, dan 47/50 C.

    6. Catat pertumbuhan bakteri maupun jamur dengan melihat keadaan / kekeruhan

    medium.

    Pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur :

    1. Siapkan biakan murni dan jamur yang berumur 48 jam

    2. Siapkan medium CPG cair dalam tabung reaksi untuk bakteri dan PDA cair untuk

    jamur dengan pH yang berbeda yaitu 4;5;6;7;8;10.

    3. Inokulasikan 5 tabung yang telah ada medium PDA masing-masing dengan 1 ose

    biakan murni bakteri.

    4. Inokulasikan 5 tabung yang telah ada medium PDA masing-masing dengan koloni

    jamur dengan menggunakan jarum preparat,

    5. Pisahkan masing-masing tabung tersebut dan inkubasikan pada temperatur

    kamar.

    6. Catat pertumbuhan bakteri maupun jamur dengan melihat keadaan / kekeruhan

    medium.

  • 18

    VIII. PENGUJIAN MIKROBIA PATOGEN TUMBUHAN

    A. Pendahuluan

    Hampir semua jamur patogen tumbuhan menghabiskan sebagian hidupnya pada

    tumbuhan inangnya dan sebagian di dalam tanah atau sisa tumbuhan dalam tanah.

    Beberapa jenis jamur melewati seluruh hidupnya pada inang, dan mungkin hanya spora

    yang mendarat di tanah, tetapi spora tidak aktif sampai terbawa kembali ke inang untuk

    tumbuh dan memperbanyak diri. Jamur menyebabkan gejala lokal atau sistemik pada

    inangnya. Umumnya jamur menyebabkan nekrosis, hipotrofi, hiplasia, atau hiperplasia.

    Pada banyak penyakit, patogen menghasilkan sebagai struktur pada permukaan inang.

    Struktur tersebut meliputi miselium, sklerotium, tubuh buah dan atau spora, yang disebut

    tanda yang dapat dibedakan dengan gejala yaitu hanya berkenan dengan penampakan

    tumbuhan atau jaringan tumbuhan yang terinfeksi.

    Bakteri patogenik tumbuhan menyebabkan gejala hampir sebanyak gejala tumbuhan

    yang terinfeksi jamur, bakteri menyebabkan bercak, hawar daun, busuk lunak pada buah,

    layu, pertumbuhan yang tidak normal, kudis, kanker dan lain sebagiannya. Hampir semua

    bakteri patogenik tumbuhan berkembang dalam tubuh inangnya sebagai parasit dan

    sebagian kecil pada sisa tumbuhan atau di dalam tanah sebagai saprofit.

    Tujuan :

    1. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui cara melakukan inokulasi bakteri atau

    jamur ke tanaman inang

    2. Agar mahasiswa memahami dan mengetahui reaksi suatu tanaman inang terhadap

    inokulasi suatu bakteri atau jamur patogen.

    Bahan :

    Tanaman inang (tomat, cabai), biakan murni bakteri patogen ( Ralstonia

    solanacearum), biakan murni jamur patogen (Colletotrichum sp. Atau Fusarium sp.),

    air steril.

    Alat :

    Cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur, jarum ose, jarum preparat, dan lain-lain.

    Cara Kerja :

    Inokulasi bakteri pada tanaman tomat :

    1 Siapkan biakan murni bakteri yang telah berumur 24 48 jam.

  • 19

    2. Tambahkan air steril sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi yang ada biakan

    murni bakteri.

    3. Koloni diambil dengan dikerok-kerok menggunakan jarum ose secara perlahan-

    lahan agar media tidak terikut. Setelah semua koloni lepas dari media, tabung

    reaksi digoyang-goyang agar homogen.

    4. Suspensi bakteri dituang kembali ke tabung reaksi yang kosong.

    5. Suspensi biakan murni bakteri diambil dengan menggunakan spet (suntikan).

    6. Inokulasi pada tomat dilakukan dengan menyuntikan suspensi langsung pada

    bagian pangkal daun atau suspensi bakteri sebanyak 4 ml dituangkan pada

    bagian pangkal batang dekat akar dengan cara tanah digali terlebih dahulu dan

    akar sedikit dilukai.

    7. Inkubasikan di dalam rumah kaca dan amati masa inkubasinya setiap hari dan

    perkembangan gejalanya setiap 5 hari sekali.

    Inokulasi jamur pada tanaman cabai atau buah cabai :

    1. Siapkan biakan murni jamur yang telah berumur 48-72 jam.

    2. Tambahkan air steril sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi yang ada biakan

    murni jamur.

    3. Koloni diambil dengan cara dikerok-kerok menggunakan jarum ose secara

    perlahan-lahan agar media tidak terikut. Setelah semua koloni lepas dari media,

    tabung reaksi digoyang-goyang agar homogen.

    4. Suspensi jamur dituang kembali ke tabung reaksi yang kosong.

    5. Hitung kerapatan spora jamur kurang lebih 10 spora / ml.

    6. Inokulasikan suspensi jamur sebanyak 4 ml pada tanaman cabai dengan cara

    dituangkan ke pangkal batang dekat akar, tetapi sebelumnya tanah digali dan

    akar sedikit dilukai.

    7. Inokulasi pada buah cabai, dilakukan dengan cara suspensi jamur diteteskan pada

    permukaan buah cabai yang sebelumnya telah dilukai dengan cara ditusuk-tusuk

    dengan menggunakan jarum.

    8. Amati massa inkubasi setiap hari dan perkembangan penyakit setiap 5 hari sekali.

  • 20

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Dwidjoseputro, D. 1985. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

    Hadioetomo, R.S. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. PT. Gramedia. Jakarta.

    Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi, Soesanto. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Depart. Mikrobiologi. Fak.Pertanian. UGM.

    Ni Made L.E. 2001. Penggunaan Mikroorganisme Tanah Antagonis untuk Menekan Pseudomonas solanacearum Penyebab Penyakit Layu pada Tanaman Pisang. Tesis. Program Pascasarjana Univ. Brawijaya Malang. (Tidak Dipublikasi).