praktek audit

Upload: iamhamham-swankuradanata

Post on 08-Jan-2016

149 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

praktek

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pada dasarnya prosedur audit diklasifikasikan menurut tujuan audit dalam kategori sebagai beikut:1. Perencanaan Audit (Planning the Audit)Terlebih dahulu harus merencanakan sasaran yang akan di audit kemudian harus memahami sasaran tersebut, kemudian mengumpulkan informasi awal yang dibutuhkan dan mengidentifikasikan resiko.1. Pengujian Pengendalian (Test of Controls)Melakukan observasi terhadap pengendalian dan mengevaluasi sistem yang telah ada, apakah sistem sudah berjalan dengan baik atau belum.1. Pengujian Subtantifa. Pengujian Transaksi (Test of Transactions) Melakukan pengujian terhadap seluruh aktivitas transaksi yang terjadi.b. Pengujian Keseluruhan Hasil (Test of Overall Result)Melakukan pengujian terhadap efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan komputerisasi.1. Penyelesaian Audit (Completion of the Audit) Membuat kesimpulan atau rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen

Bab 2Pembahasan

1. KasKas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah ntuk diselewengkan menurut SAK 1994:1. kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.2. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan mum perusahaan.Contoh dari perkiraan2 yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank adalah:a. Kas Kecilb. Saldo Rekening Giro Di Bank.c. Bon Sementarad. Bon-Bon Kas Kecil yang belum Di Reimbursede. Check tunai yang akan di depositokanYang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank dalam neraca adalaha. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bulanb. Check kosong dan check mundurc. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)d. Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya karena dibekukanMenurut PSAK no.2 kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.Setara kas (cash equivalent) merupakan Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan .Cerukan ( bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaanI. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) KAS DAN SETARA KAS1. untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Beberapa ciri internal control:a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bankb. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansic. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecild. Penerimaan kas, cek dan giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnyae. Uang kas disimpan di tempat yang amanf. Uang kas harus dikelola dengan baik2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan, maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank.3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.

4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.

5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK:a. kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancerb. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancr hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.c. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.II. PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS.1. Pahami dan evaluasi IC atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca 3. Lakukan Cash Count per tanggal neraca 4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dlm hal tdk dilakukan kas opname 5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan 6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca 7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi tersebut 8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit 9. Periksa inter bank transfer 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca 10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan 11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah saldo tsb sdh dikonfirmasi ke dalam rupiah dgn menggunakan kurs tengah BI dan apakah selisihnya sdh dibebankan pada laba rugi tahun berjalan 12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan keuangan , sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia13. Buat kesimpulan Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah menjalankan audit di atas.

Penjelasan prosedur pemeriksaan kas dan setara kas1. Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Proses memaham dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia.Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang lesu darah atau kekurangan darah.Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test ( pengujian ketaatan) , namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut Penerimaan Kas/banka. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random : misal semua penerimaan kas yang berjumlah > Rp 10 juta ditambah 10 penerimaan kas/Bank yang berjumlah < Rp 10 juta.b. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut :Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang, Lengkap bukti pendukungnya (misal kwitansi bernomor urut, cetak deposit slip). Mencantumkan nomor perkiraan yang kredit dengan benar dan perhitungan mathematisnya sudah benar.c. Periksa apakah posting ke buku kas ( untuk penjualan tunai ) dan piutang ( untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang .d. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.Pengeluaran kas/bank1) Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random : semua pengeluaran kas yang misalnya berjumlah > RP 5 juta ditambah 10 pengeuaran kas/bank berjumlah < Rp 5 juta.2) Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Lengkap bukti pendukungnya ( misal PR,PO, supplier invoice, RR, Kwitansi dari supplier dan lain-lain). Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar Perhitungan mathematisnya sudah benar.3) Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar ( misalnya hutang) sudah dilkakukan dengan benar.4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.2. Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.Proses memaham dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia.Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang lesu darah atau kekurangan darah.Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test ( pengujian ketaatan) , namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut Penerimaan Kas/bank1. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random : misal semua penerimaan kas yang berjumlah > Rp 10 juta ditambah 10 penerimaan kas/Bank yang berjumlah < Rp 10 juta.2. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang Lengkap bukti pendukungnya( misal kwitansi bernomor urut cetak , deposit slip) Mencantumkan nomor prkiraan yang kredit dengan benar dan perhitungan mathematisnya sudah benar.3. Periksa apakah posting ke buku kas ( untuk penjualan tunai ) dan piutang ( untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang .4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. Pengeluaran kas/bank1. Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random : semua pengeluaran kas yang misalnya berjumlah > RP 5 juta ditambah 10 pengeuaran kas/bank berjumlah < Rp 5 juta.2. Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Lengkap bukti pendukungnya ( misal PR,PO, supplier invoice, RR, kwitansi dari supplier dan lain-lain). Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar Perhitungan mathematisnya sudah benar.3. Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar ( misalnya hutang) sudah dilkakukan dengan benar.4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.5. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca.6. Lakukan cash account, Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya,cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap.Perbedaan journal entry antara imprest fund system dan fluctuating fund system dalam pengelolaan kas kecil adalah sebagai berikut:1. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname.2. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening Koran dari bank.3. Minta rekonsiliasi bank dan dilakukan pemeriksa atas rekonsiliasi bank tersebut.Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut.4. Review jawaban konfirmasi dari bank,notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.5. Periksa interbank transfer 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk mengetahui adanya ketting dengan tujuan untuk window dressing.6. Periksa Transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan .7. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca ,periksa apakah saldo tersebut sudah dikonfersikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.8. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas merupakan harta lancar,saldo depossito berjangka yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan tidak boleh dilaporkan sebagai kas dan bank.2. PIUTANG USAHAMenurut Donald E. Keiso (2004:386), piutang adalah klaim uang, barang, jasa kepada pelanggan atau pihak pihak lainnya. Sedangkan menurut Sukrisno Agoes, (2004:173), piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum ialah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam bentuk perkiraan terbuka atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang disebut surat promes (wesel). Surat promes (promissory note), yang sering disebut wesel (nota), adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu atas permintaan atau pada suatu tanggal yang telah ditetapkan.KLASIFIKASI PIUTANGPiutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1) Piutang usaha a) Piutang dagang b) Piutang jasa2) Piutang non usaha a) Piutang karyawan b) Piutang deviden c) Piutang pendapatan yang masih harus diterima d) Piutang klaim asuransi e) Piutang wesel f) Piutang lain-lainPRINSIP AKUNTANSI YANG DITERIMA UMUM UNTUK PENYAJIAN PIUTANG PADA LAPORAN POSISI KEUANGAN1. Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah yang harus ditagih2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan piutang usaha, harus mencantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih.3. Jika piutang usaha bersaldo material pada neraca harus disajikan rinciannya di neraca atau dibuatkan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).4. Piutang usaha yang bersaldo kredit terdapat pada kartu piutang pada tanggal neraca disajikan dalam kelompok hutang lancar.5. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usahaTUJUAN AUDIT PIUTANGMenurut Sukrisno Agoes (2004:173), tujuan audit atas piutang antara lain :1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang.3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANGMenurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain :1. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan.2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya.3. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.4. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.5. Kirimkan konfirmasi piutang: (1)Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi. (2)Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. (3)Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi. (4)Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. (5)Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi6. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.7. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.9. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.10. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.11. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK12. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

3. Audit PersediaanAudit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.

Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa : Persediaan secara fisik benar-benar ada Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuanganWalaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :1. Pemahaman Bisnis Klien kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.2. Penilaian Pengendalian Intern tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.3. Pengujian Substantif tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian harga.Observasi dan Pengujian Fisik PersediaanObservasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum. Keikutsertaan auditor pemeriksa dalam penghitungan fisik dan observasinya akan memberikan kepuasan dalam menilai metode penghitungan fisik yang dilakukan dan ketaatan perusahaan atas penyajian kuantitas serta kondisi fisik persediaan.Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atas penghitungan fisik persediaan karena adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat memberikan pendapat dengan kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama sekali atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya.Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :1. Penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.2. Penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun3. Penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai Sediaan mengatur mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh auditor.Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan melalui penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik sediaan dan, melalui pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan.Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam penghitungan fisik persediaan, diantaranya adalah :1. Selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa pengendalian atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan intern barang selama penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai kecermatan pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan, sebaiknya proses produksi dihentikan sementara selama berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.2. Auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi (titipan) yang bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan lainnya3. Kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan perusahaan, misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum, barang yang dipegang oleh penjual, barang konsinyasi dan lainnya. Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus dilakukan adalah dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan penghitungan fisik.4. Auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-benar belum diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan berlangsung.Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca, auditor harus melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo persediaan pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di gudang.Pengujian atas Penentuan Harga Pokok PersediaanHarga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.Kuesioner Pengendalian Intern PersediaanKuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang biasanya ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya adalah : apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam proses, bahan pembantu maupun barang jadi apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran, banjir maupun risiko lainnya apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas gudang apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok persediaan apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang berfungsi sebagai penjaga gudang apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan dengan buku besar apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan dicocokkan dengan kartu persediaan.PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAANPersediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha. Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak waktu, karena:a. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik serta penghitungannyac. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditord. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaane. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahunSifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus-siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT1. Mengolah Order PembelianSetiap permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk meminta bagian pembelian membuat order atas persediaan. Permintaan dapat diajukan oleh karyawan bagian gudang penyimpanan jika persediaan telah dalam jumlah untuk memesan kembali atau untuk memenuhi pesanan khusus.2. Menerima Bahan yang BaruSetiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya. Bagian penerimaan barang membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari dokumen penting sebelum pelunasan dilakukan.3. Menyimpan Bahan BakuBahan-bahan yang disimpan di gudang dikeluarkan dari gudang ke bagian produksisetelah adanya penyerahan permintaan bahan yang disetujuisebagaimana mestinya, order pekerjaan, atau dokumen sejenisnya yang menunjukkan jenis dan jumlah unit bahan yang dibutuhkan.4. Mengolah BarangPenentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya didasarkan pada order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan (sales forecast), tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang ekonomis.5. Menyimpan Barang JadiDalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi disimpan di tempat terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah pengendalian secara fisik. Pengendalian barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.6. Mengirim Barang jadiSebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap pengiriman atau transfer harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.Tabel 1. Fungsi Bisnis dalam Siklus Persediaan dan Dokumen TerkaitNO.FUNGSI-FUNGSI DALAM SIKLUS PERSEDIAANDOKUMEN YANG BERHUBUNGAN

1. Mengolah order pembelianPermintaan pembelian, order pembelian

2. Menerima bahan yg baruLaporan penerimaan barang, faktur rekanan

3. Menyimpan bahan bakuCatatan perpetual bahan baku

4. Mengolah barangPermintaan bahan baku, catatan akuntansi biaya

5. Menyimpan barang jadiCatatan perpetual barang jadi, catatan akuntansi biaya

6. Mengirim barang jadiDokumen pengiriman, catatan perpetual barang jadi, catatan akuntansi biaya

TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAANTujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu :1. Pengendalian fisik terhadap persediaanPengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.2. Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaanPerhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.3. Catatan perpetualTerdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.4. Catatan mengenai biaya per unitCatatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat.Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa sikluS3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu auditHasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan pergudangan akan mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan. Dua aspek pengujian rincian saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan penetapan harga serta kompilasi.Observasi FisikPenting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan observasi, pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan metode penghitungan persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat) keandalan yang mungkin diberikan pada pernyataan klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-prosedur untuk melakukan penghitungan fisik yang akurat dan untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara aktual. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi dan mengamati setiap prosedur fisik klien dan menarik kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan fisik. Seandainya persediaan yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di gudang umum atau para penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis dari penyimpanan tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah yang terkandung menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau keseluruhan aktiva tetap, keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk meyakinkan auditor independen mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut.PengendalianDalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur pengendalian yang memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai penghitungan fisik yang cermat, pengawasan oleh petugas yang bertanggung jawab, verifikasi intern yang independen terhadap setiap penghitungan, rekonsiliasi independen terhadap penghitungan fisik dengan catatan perpetual, dan adanya pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-formulir penghitungan.

Keputusan AuditKeputusan audit terdiri dari :a. Waktu (timing)Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu akhir tahun terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.b. Besar SampelBesar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil dinyatakan dalam bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian terletak pada pengamatan terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada pemilihan item tertentu untuk diuji.c. Pemilihan Jenis ItemPemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian keputusan audit yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan jenis barang yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan yang khas, persediaan yang rusak atau usang, dan alasan-alasan pengecualian jenis barang yang material oleh pihak manajemen.Pengujian Observasi FisikBagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah penentuan apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk klien.Audit atas Penetapan Harga dan KompilasiPenetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien untuk menentukan apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua pengujian atas ikhtisar dari perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan dari ikhtisar persediaan, dan penelusuran jumlah persediaan keseluruhannya ke buku besar.Pengendalian atas Penetapan Harga dan KompilasiPengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya standar yang menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.Pengendalian intern kompilasi dibutuhkan untuk memberikan sarana guna memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan sebagaimana mestinya, ditetapkan harganya dengan jumlah yang sama dengan catatan satuannya, adanya perkalian dan penjumlahan yang benar, dan dimasukkan ke dalam buku besar dengan jumlah yang tepat.

Prosedur Penetapan Harga dan KompilasiDalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan spesifik terhadap pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan tersebut antara lain: Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat dalam daftar persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah layak. Tujuan khusus yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian, keberadaan dan keterjadian, serta kelengkapan.Penilaian atas PersediaanDalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang sangat penting mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut harus sesuai dengan PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari tahun ke tahun, dan harga pokok pengganti (replacement cost) dibanding dengan nilai pasar harus dipertimbangkan.Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelianJenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu pada metode penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO, rata-rata tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos angkut, penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai persediaan.Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiriDalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Hal ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi sendiri lebih rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PERSEDIAANMemperoleh pemahaman atas bisnis klien bahkan lebih penting untuk persedian dibandingkan untuk kelayakan aspek audit karena persediaan bervariasi sangat signifikan untuk perusahaan yang berbeda. Pemahaman yang baik mengenai bisnis klien dan industrinya memungkinkan auditor menanyakan dan membahas masalah semacam penilaian persediaan, potensi keusangan, dan adanya persediaan konsinyasi yang bercampur baur dengan persediaa milik sendiri. Titik awal yang berguna untuk lebih mengenal persediaan klien yaitu auditor melakukan pemeriksaan ke fasilitas milik klien termasuk bagian penerimaan, bagian penyimpanan, produksi, perencanaan dan pembukuan.Sebagai bagian dari perolehan pemahaman mengenai dampak bisnis dan industri klien pada persediaa didalam tahap perencanaan audit, auditor tersebut harus menilai resiko bisnis klien. Terdapat sumber yang signifikan mengenai resiko bisnis yan terkait dengan persediaan karena adanya faktor semacam siklus produk yangpendek dan resiko keusangan, penggunaan persediaan JIT dan teknik manajemen saluran pasokan lain, ketergantungan pada sedikit pemasok dan penggunaan teknologi pengelolaan yang canggih.Setelah melakukan penilaian resiko bisnis, auditor selanjutnya selanjutnya menetapkan salah saji yang ditolerir, dan menilai resiko bawaan untuk persediaan. Persediaa biasanya salah satu dari unsur paling material didala laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur, grosir dan eceran. Risiko bawaan seringkali dinilai relatif tinggi tingkatannya untuk perusahaan yang persediaannya signifikan. Persediaan dapat disimpan dibanyak lokasi, sehingga akan meningkatkan kekhawatiran tentang keberadaan persediaan, termasuk potensi untuk kecurian. Penilaian harga persediaan sering kali kompleks, sehingga meningkatkan risiko salah saji untuk tujuan akurasi. Terdapat juga kekhawatiran mengenai keusangan persediaan, yang berhubungan dengan tujuan nilai bersih yang dapat direalisasi. Dalam menilai resiko pengendalian, auditor terutama tertarik pada pengendalian intern atas catatan perpectual, pengendalian fisik, perhitungan persediaan dan penilaian harga persediaan. Sifat dan luasnya pengendalian sangant bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Catat bahwa hasil pengujian dari beberapa siklus selain persediaan dan pergudangan juga mempengaruhi pengujian terinci atas saldo untuk persediaan.Proses pencatatan fisikAuditor diharuskan melaksanakan pengujian pengamatan fisik atas persediaan sejak dikemukakanyya kecurangan yang besar di tahun 1938 di McKesson & Robbins Company, perusahaan itu membukukan jumlah persediaan fiktif yang signifikan. Hal ini mungkin karena auditor tidak mengamati fisik persediaan. Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah perbedaan antara pengamatan terhadap penghitungan persediaan fisik dan tanggung jawab untuk melakukan perhitungan. Klien bertanggung jawab menyusun prosedur yang akurat untuk pehitungan fisik persediaan, serta betul-betul melakasanakannya dan membukukannya. Tanggung jawab auditor adalah mengevaluasi dan mengamati prosedur fisik klien tadi dan mengambil kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik. Ketentuan pemeriksaaan fisik itu tidak dapat diterapkan ke persediaan di dalam gudang umum. Persediaan di dalam gudang umum atau yang dilakukan pihak luar lainnya biasanya diversifikasi melalui konfirmasi terhadap orang terebut. Akan tetapi, jika jumlah persediaan mrupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar atau total aktiva, auditor harus menerapkan prosedur tambahan. Tambahan ini meliputi menginvestigasi kinerja penjaga gudang, menerima laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian penjaga gudang atas barang yang di bawah tanggung jawabnyadan mengamati persediaan fisik barang yang berada di bawah tanggung jawab penjaga gudang, seandainya itu praktis.Apapun metode pembukuan persediaan klien, selalu ada perhitungan secara periodik atas persediaan fisik yang ada. Klien mungkin melakukan perhitungan pada saat atau di sekitar tanggal neraca, beberapa waktu sebelumnya, atau berdasarkan siklus sepanjang tahun. Dalam hubungannya dengan perhitungan fisik persediaan, prosedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang independen atas perhitungan, rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan perhitungan dengan berkas induk perpetual, dan pengendalian yang cukup mengenai kartu atau kertas kerja hasil perhitungan.Aspek penting dari pemehaman auditor mengenai pengendalian fisik persediaan klien adalah pengendalian menyeluruh terhadapnya dari sejak persediaan itu ada. Hal ini perlu untuk mengevaluasi evektifitas prosedur klien, tetpi itu juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran yang membangun kepada klien.Keputusan audit dalam hal pengantan persediaan secara fisik umumnya sama dengan bidang audit lainnya: memilih prosedur audit, menetapkan saat pelaksanaan, mentapkan besarnya sampel dan memilih unsur yang akan diuji.Saat pelaksanaan. Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik dapat dilakukan sebelum tanggan neraca, terutama berdasarkan akurasi berkas induk persediaan perpetual. Kalau penghitungan persediaan fisik interim diijinkan, maka auditor saat itu mengamati dan sekaligus menguji berkas persediaan perpetual untuk transaksi dari tanggal perhitungan hingga tanggal neraca.Besarnya sampel. Besarnya sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak mungkin dinyatakan dalam angka tertentu, karena penekanan dalam pengujian ini, adalah pengamatan prosedur klien, bukannya memilih unsur tertentu untuk diuji. Cara mudah memandang besarnya sampel dalam pengamatan persediaan fisik adalah berdasarkan total jam kerja yang digunakan, bukan jumlah persediaan yang dihitung.Pemilihan unsur. Pemilohan unsur tertentu untuk diuji adalah bagian terpenting dalam keputusan audit pada pengamatan persediaan secara fisik. Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan tertentu, menanyakan jenis barang yang mungkin mengalami kusangan atau rusak, dan mendiskusikan dengan manajemen alasan unuk tidak mengikutkan barang tertentu yang material.Tujuan audit terkait sado yang sama yang telah digunakan dalam bagian sebelumnya pada pengujian terinci atas saldo memberka kerangka acuan untuk pembahasan pengujian pengamatan persdiaan fisik. Tapi, sebelum membahas tujuan, perlu memahami beberapa komentar yang belaku untuk semua tujuan. Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua bagian dimana persediaan digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi kartu yang memadai.4. Investasi Surat Berharga

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar /bukan aktiva lancar tergantung maksud dari pembeliannya.

INVESTASI JANGKA PANJANG Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli. Untuk memperoleh pendapatan yg terus menerus. Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku.

TUJUAN PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA Untuk memeriksa terdapat internal control yang cukup baik atas investasi sementara. Untuk memeriksa surat berharga yang tercantum di neraca, benar adanya, dimiliki dan atas nama perusahaan pada tanggal neraca. Untuk memeriksa semua pendapatan yang berasal dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima perusahaan. Untuk memeriksa penilaian dari surat berharga sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Untuk memeriksa penyajian di dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA1. Pelajari dan evaluasi internal control atas investasi sementara dan jangka panjang.2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan adanya mutasi.3. Periksa phisik dari surat berharga dan kepemilikannya.4. Cocokkan data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaannya.5. Periksa mathematical accuracynya.6. Cocokkan saldo akhirnya dengan buku besarnya.7. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga.8. Periksa pembukuan dan perhitungan bunga dan pajaknya.9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca.10. Periksa apakah perubahan tujuan dari investasi surat berharga.11. Periksa subsquent events untuk mengetahui transaksi setelah tanggal neraca.12. Periksa penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku. Tarik kesimpulan.

5.ASET TETAPAktiva tetap adalah Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.Program pengujian substantif terhadap aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit yang terdiri dari:1.Prosedur audit awalLakukan prosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan di uji lebih lanjut : Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasi bersangkutan di buku besar. Hitung kembali saldo aktiva tetap dan akumulasi depresiasi di buku besar. Usut saldo akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasi ke kertas kerja tahun lalu. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut. Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap.2.Prosedur analitikRatio yang sering dipergunakan dalam prosedur analitik terhadap aktiva tetap antara lain: Tingkat perputaran aktiva tetap = hasil penjualan bersih : rata-rata saldo aktiva tetap Ratio Laba bersih dengan aktiva tetap = hasil penjualan bersih : rata-rata saldo aktiva tetap Ratio Aktiva tetap dengan modal saham = aktiva tetap : modal saham Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap = biaya reparasi dan pemeliharaan : hasil penjualan bersih.3.Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut. Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi aktiva tetap Lakukan review terhadap akun biasa maintenance maupun biaya reparasi.4.Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci. Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit. Periksa dokumen kontrak dan dokumen hak kepemilikan klien atas aktiva tetap. Lakukan review terhadap perhitungan depresiasi dan deplesi aktiva tetap.5.Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap.

6. PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DI MUKAA. SIFAT DAN CONTOH BIAYA DIBAYAR DI MUKAMenurut Standar Akuntansi Keuangan , Biaya Dibayar Di Muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai Biaya Dibayar Di Mukaadalah:a.Premi asuransib.Sewa Dibayar Di Muka untuk masa satu tahun yang akan datang.c.Biaya Lain-lain Dibayar Di Muka, misalnya : biaya iklan di radio atau televise yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosiB.TUJUAN PEMERIKSAAN BIAYA Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control )yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan telah dibebankan/ dicatat sebagai biaya tahun berjalan. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode. Untuk memeriksa apakahpenyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan ( SAK).C.PROSEDUR PEMERIKSAANProsedur pemeriksaan dibagi atas prosedurcompliance testdan prosedursubstantive test.Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.1. Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance Test Pelajari dan evaluasiinternal controlatas Biaya Tarik kesimpulan mengenaiinternal controlatas Biaya 2. Prosedur Pemeriksaan Substantive Sewa Dibayar Di Muka (Prepaid Rent) Minta rincian (schedule) prepaid rentper tanggal neraca. Check ketelitian perhitungan mathematis (mathematical accuracy). Cocokkan saldoprepaid rentper tanggal neraca dengan saldo buku besar (general ledger) prepaid rent. Cocokkan saldo awalprepaid rentdengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Lakukanvouchinguntuk pembayaranprepaid rentdi tahun berjalan dan periksalease agreement. Cocokkan total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku besar biaya sewa. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.3.Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar Di Muka ( Prepaid Insurance) Minta rincianprepaid insuranceper tanggal neraca. Checkmathematical accuracy Cocokkan saldoprepaid insuranceper tanggal neraca dengan saldo buku besar (general ledger)prepaid insurance. Cocokkan saldo awalprepaid insurancedengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Lakukanvouchinguntuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan, perhatikan apakah adadiscountuntuk pembayaran tersebut. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi dengan rincianprepaid insurance. Cocokkan total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya asuransi. Periksa apakah nilai pertanggungan cukup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKERS CLAUSE. Buat usulanaudit adjustmentjika diperlukan.4. Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising Minta rincianprepaid advertisingper tanggal neraca Checkfootingdan cocokkan saldo akhirprepaid advertisingke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian dan bukti pembelian Periksa kebenaran pembebanan ke biaya.7. Kewajiban LancarHutang lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi di dalam periode jangka pendek (1 tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang di kelompokkan dalam aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current assets) perusahaan.Termasuk current liabilities diantaranya : Hutang dagang/account payable : Yaitu kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun. Pinjaman bank jangka pendek/short term loan : Yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility) Hutang pajak/tax payable,yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya, misal hutang PPH 21, PPH 25, PPN. Biaya yang masih harus dibayar : Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit : Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya. Hal ini bertujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari yang sebenarnya. Auditor harus melakukan searching of unreposting liabilities, yakni dengan cara memeriksa pembayaran setelah tanggal neraca. Perbedaan account payable dan accrual expense. Account payable memiliki angka pasti, karena dicatat berdasarkan invoice, sedangkan accrual expense dicatat berdasarkan estimasi.B. Tujuan pemeriksaan hutang lancar

Ada beberapa tujuan audit current liabilities yang perlu diperhatikan, diantaranya : Untuk meyakini bahwa pengendalian intern current liabilities memadai.Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka pendek. Dengan internal control yang memadai auditor dapat mempertimbangkan mengurangi substantif tes atau mengurangi scope. Internal Control yang baik adalah :a) Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian. Bagian penerimaan barang, bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan.b) Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered), untuk permintaan pembelian, order pembelian, dan laporan penerimaan barang.c) Adanya system otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan hutang.d) Digunakannya system tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar, dimana beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis dalam amplop tertutup ke panitia tender.e) Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk hutang lancar, dan setiap akhir bulan jumlah saldo hutang lancar menurut buku tambahan harus dibandingkan dengan saldo hutang lancar menurut general ledger yang merupakan perkiraan pengendali.f) Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (fakturin voice) harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving report dan purchase order, untuk mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi jumlah barang yang dipesan dan yang diterima.g)Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen tersebut untuk proses pembayaran kedua kalinya Untuk meyakini bahwa current liabilities didukung bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi.Minta rincian hutang jangka pendek, periksa kebenaran penjumlahan, cocokkan dengan saldo general ledger. Rincian disiapkan oleh klien, dan auditor melakukan pengujian terhadap rincian, apabila terdapat kesalahan dibuat koreksi audit dan dikomunikasikan dengan klien. Untuk meyakini bahwa semua transaksi telah tercatat per tanggal neraca. Cocokkan saldo masing-masing debitur dengan saldo pada subsidoary ledger. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak). Periksa dasar perhitungan accrual expense yang dibuat perusahaan, apakah konsisten dan reasonable dengan tahun sebelumnya. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca. Untuk meyakini bahwa pencatatan transaksi telah sesuai dengan SAK. Periksa apakah pencatatan transaksi current liabilities sudah sesuai dengan SAK. Dalam hal ini auditor harus meyakinkan bahwa tidak terdapat unrecorded liabilities. Untuk itu auditor harus memeriksa notulen rapat direksi dan pemegang saham, dan mengirim konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan.Hal-hal yang diperiksa : tanggal kejadian, jumlah hutang, syarat hutang, bunga, jatuhtempo. Substantif test : Periksa apakah dokumen dan subledger sesuai atau tidak Periksa jurnal pada tanggal bersangkutan Periksa bukti penerimaan kas Lihat ke mutasi buku besar Cek pembayaran bunga Untuk meyakini bahwa hutang dalam mata uang asing telah dikonveksikan dengan kurs BI.Periksa apakah saldo hutang dalam mata uang asing per tanggal neraca telah dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI. Selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan. Untuk meyakini bahwa semua persyaratan dalam akad kredit sudah dipenuhi untuk menghindarkan bank default (right and obligation). Periksa penjanjian dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh nasabah, seperti penggantian manager kunci, pengendalian current ratio, dan ketepatan waktu pembayaran hutang.Bank default (ketetapan persyaratan-persyaratan untuk nasabah) antara lain : Perusahaan nasabah tidak boleh mengganti manajer kunci tanpa seijin bank Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu Tidak diperkenankan terlambat membayar bunga Jika terdapat pelanggaran terhadap ketiga syarat tersebut maka dalam audit harus di disclousure untuk masalah hutang di catatan laporan keuangan. Untuk memeriksa apakah penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan keuangan telah sesuai dengan SAK.Periksa apakah penyajian hutang jangka pendek di neraca dan catatan laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

C. PROSEDUR PEMERIKSAAN HUTANG LANCARProsedur Pemeriksaan kewajiban Jangka Pendek adalah :1.Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek.2.Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang maupun kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo hutang di buku besar.3. Untuk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger hutang dagang.4. Secara test basis, periksa bukti pendukung dari saldo kepada beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, purchase order, reseving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematis dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger hutang.6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraaca (subsequent payment) untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorder liabilities) per tanggal neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran saldo hutang per tanggal neraca.8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excepent dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.10. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna, dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat sebagi hutang jangka pendek.11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan tiap jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek pajaknya.12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalain barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar harus direklasifikasikan sebagai piutang.13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode berikutnya misalnya dengan megirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.14. Seandainya ada kredit jangka panjang , harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek.15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.16. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi pada periode berikiutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya. Sedangakan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayarPPh 2917. Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh perusahaan, apakah reasonable dan konsisten dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK)

8. Kewajiban Jangka Panjang Jangka waktu Perjanjian pinjaman lebih dari dua belas bulan Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang Perjanjian pembiayaan kembali yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui

Contoh Likuiditas Jangka Panjang Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank yang digunakan untuk pembelian aset tetap. Utang obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan menjual obligasi didalam negeri maupun luar negeri. Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yaitu suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah uang tertentu,pada tanggal tertentu, dengan menghitungkan tingkat bunga tertentu. Utang kepada pemegang saham Utang subordinasi yaitu utang dari pemegang saham atau perusahaan induk yang mempunyai beberapa sifat yaitu tanpa bunga, baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk membayar kembali utangnya dan mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal Bridging loan yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Utang leasing ( utang dalam rangka sewa guna) yaitu utang yang diperoleh perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap dan biasanya dicicil dalam jangka panjangTUJUAN PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang Liabilitas jangka panjang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya pertanggal laporan posisi keuangan neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang Liabilitas jangka panjang yang tercantum dilaporan posisi keuangan neraca betul betul merupakan kewajiban perusahaan Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah di identifikasi Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing pertanggal laporan posisi keuangan neraca sudah dikonversikan kedalam rupiah Biaya bunga dan bunga yang terutang serta amortisasi telah dicatat pertanggal posisi keuangan Biaya bunga liabilitas jangka panjang benar benar dicatat secara akurat dan merupakan beban perusahaan Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi bank default Liabilitas jangka panjang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancarAUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang Periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount,premium, dan bunga selama periode yang diperiksa, Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai plafon kredit, daldo pertanggal laporan posisi keuangan neraca, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file,lalu perhatikan apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang Periksa apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris/direksi/pemegang saham Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga, dan amortisasi dari obligasi Periksa apakah adaliabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang Seandainya adautang dari pemegang saham/direksi/perusahaan afiliasi apakah ada pembebanan bunga atau pinjaman Bila adautang leasing, periksa pencatatan dan penyajiannya sudah seusai dengan dtandart akuntansi atau belum Periksa liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo setahun yang akan datang sehingga direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek Memeriksa liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dengan mata uang asing dan selisih kurs sudah dibebankan pada laba rugi tahun berjalan Melakukan penelaahan analisis liabilitas jangka panjang dan bunganya Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang dilaporan posisi keuangan neraca dan dicatat atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan9. Ekuitas PemilikEkuitas pemegang saham adalah jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan olehpemilik (pemegang saham) kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang ditahan di dalam perusahaan. Ekuitas pemegang saham pada PT ditunjukkan dengan akun Modal Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan Cadangan (Reserve).Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang SahamTujuan pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah :1.Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham. Sebelum auditor melakukan pengujian kewajaran atas ekuitas pemegang saham pada laporan keuangan, hendaknya auditor memperoleh keyakinan terlebih dahulu mengenai ketelitian dan kehandalan tentang akun tersebut. Cara untuk memperoleh keyakinan tersebut, auditor dapat melakukan rekonsiliasi antara saldo modal saham, paid in capital, treasury stock, saldo laba dan cadangan di dalam buku besar selanjutnya ke jurnal penerimaaan kas, check register dan jurnal umum.2.Membuktikan bahwa saldo Modal Saham mencerminkan kepentingan pemegang sahamyang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang di audit. Aucitor membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham menunjukkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca danmencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan ini maka auditor melakukan pengujian-pengujian sebagai berikut:a.Pengujian analitikb.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham.c.Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya.d.Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen, rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrakunderwritingdan persyaratan emisi saham.e.Konfirmasi dariindependent registrardantransfer agent.f.Analisis terhadap modal saham, treasury stock, saldo laba.g.Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalakan.3.Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca. Unutk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di nearaca mencakup semua kepentingan pemegang saham(stockholders interest)terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:a.Pengujian analitik.b.Konfirmasi dariindependent regristrardantransfer agent.c.Pemeriksaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.d.Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalakan.4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas. Untuk membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca, audiotr melakukan pengujian substantif berikut ini:a.Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham.b.Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman deviden dan pembayarannya.c.Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat, pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrankunderwritingdan persyaratan emisi saham.d.Konfirmasi dariindependent regristrardantransfer agent.e.Analisis terhadap modal saham, treasury stock, saldo laba.f.Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalakan.

5.Membuktikan kewajaran penilaian bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Sperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, akun modal saham, paid in capital, treasury stock, saldo laba dan cadangan harus disajikan dalam neraca dengan penjelasan tertentu sebagai mana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:

a.Prosedur audit awalb.Pengujian analitikc.Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat, pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrankunderwritingdan persyaratan emisi saham.6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur - unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegng sahan diarahkan unutk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur ekuitas pemegang saham telah disajikan dan diuangkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan menbandingkan penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di beraca yang diaudit dengan prindip akuntansi berterima umum melalui berbagai prosedur berikut ini:a.Pemeriksaan atas pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid in capital.b.Pemriksaan atas penyajian treasury stock.c.Pemeriksaan atas pengisian saldo laba dalam tahun yang diaudit.d.Pemeriksaan atas penjelasan ayang bersangkutan dengan unsur modal saham.

Program Audit dalam Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham.AuditAwalProsedur audit awal terdiri dari 6 prosedur audit berikut ini :a.Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di neraca ke saldo akun ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar.Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca diusut ke dalam akun buku besar berikut ini. Modal saham : Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal saham yang beredar dan pengurangan saham yang beredar karena pelunasan saham dan transaksi treasury stock. Paid-in Capital:Merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan atau kekurangan setoran pemegang saham dari nilai nominal saham. Trasury Stock: Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat kos saham klien yang dibeli kembali dan kos trasury stock yang dijual kembali. Saldo Laba: Merupakan akun yang digunakan mencatat laba dan rugi kegiatan perusahaan dan adjustment perhitungan rugi laba periode akuntansi yang lalu. Cadangan (Reserve) : Merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo laba untuk tujuan tertentu.b.Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun ekuitas pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun modal saham. Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan cadangan, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap - tiap akun.c.Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam ekuitas pemegang saham. Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian deviden, pembentukan cadangan (reserve) dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Modal Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan Cadangan.d.Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhdapa transaksi rinci yang menyangkut akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun - akun : Modal Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan Cadangan. Untuk mencapai tujuan ini auditor melakukan pengusutan saldo awal akun - akun ke kertas kerja tahun lalu, kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi mengenai berbagai koreksi yang diajukan auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksiyang diajukan oleh auditor tersebut.e.Unsur posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan. Pengkreditan dan pendebitan ke dalam akun modal saham dan paid-in capital diusut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan akun modal saham dan paid-in capital berasal dari jurnal - jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dan pengkreditan di dalam akun Treasury Stock di usut ke jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Pengkreditan dan pendebitan di dalam akun Saldo laba dan cadangan diusut ke jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan kedua akun berasal dari jurnal - jurnal yang bersangkutan.f.Lakukan rekonsiliasi akun kontrol Modal saham dalam buku besar ke buku pembantu pemegang saham dan buku sertifikat saham. Akun kontrol modal saham memperlihatkan total nilai nominal saham yang beredar dikurangi, jika ada, trasury stock. Buku pembantu pemegang saham berisi jumlah lembar, nomor seri, dan nilai nominal saham yang dimilikioleh setiap pemegang saham. Buku sertifikat pemegang saham berisi semua sertifikat saham yag dibatalkan pemakaiannyadan bonggol saham (stocks stubs) untuk saham yang beredar . Auditor harus merekonsiliasi ketiga macam catatan ini untuk memperoleh keyakinan bahwa jumlah lembar saham yang beredar tidak melebihi jumlah yang seharusnya beredar.

Prosedur AnalitikPada tahap awal pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini :Tabel 2.1Perhitungan RasioRatioFormula

Nilai buku saham biasa

Return on common stockholders equityDeviden PayoutLaba per sahamEkuitas pemegang saham rerata jumalah saham biasa yang beredarLaba bersih rerata jumlah saham biasa yang beredarDeviden Kas Laba BersihLaba bersih Rerata timbangan jumlah saham beredar

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan : (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.Pengujian terhadap Transaksi RinciPengujian terhadap transaksi rinici ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui dua prosedur audit berikut ini :a.Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun modal saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan.b.Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya.Usut Penerimaan Kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank.Jika klien tidak menunjuk independent registrar untuk mengurus saham yang dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke dalam buku jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank. Jika dalam pengeluaran saham, klien menerima aktiva selain kas sebagai pembayarannya, auditor harus mengusut penerimaan aktiva tersebut ke dalam akun aktiva yang bersangkutan. Dalam keadaan demikian auditor harus memperhatikan penilaian aktiva yang diterima sebagai penukaran saham klien yang dikeluarkannya. Penilaian yang tidak wajar terhadap aktiva yang diterima tersebut harus disebutkan oleh auditor di dalam laporan audit. Jika klien menunjuk independent registrar untuk mengurus pengeluaran sahamnya, Penerimaan kas dan pengeluaran saham diusut oleh auditor ke dalam rekening koran bank.Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannnya.Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karen itu, auditor harus mereview notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian deviden. Auditor harus mencatat tanggal dan jumlah deviden yang dibagikan menurut keputusan rapat tersebut, karena keputusan itulah yang merupakan otorisasi permulaan untuk pembayaran deviden.Pengujian terhadap Akun RinciPengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini: Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien.Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan serta perubahan yang terjadi dalam tahun yang di audit. Informasi penting yang berhubungan dengan akuntansi yangperlu diketahui oleh auditor adalah :a.Nama berbagai jenis sahamyang dikeluarkan oleh perusahaan (misalnya saham biasa, saham istemewa, saham istemewa yang dapat diubah kedalam saham biasa)b.Jumlah lembar saham yang diizinkan untuk dikeluarkan oleh perusahaan.c.Nilai nominal setiap jenis saham yang beredar.d.Berbagai ketentuan yang berhubungan dengan pelunasan kembali saham istemewa.e.Ketentuan yang bersangkutan denganpenukaran saham istemewa menjadi saham biasa.f.Hak istemewa yang melekat pada setiap jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham, pembentukan cadangan (reserves), tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian dividen. Umumnya kenaikan jumlah lembar saham yang beredar (selain dari pembagian dividen saham) dan pelunasan saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan memerlukan otorisasi dari pemegang saham. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.Perusahaan yanggo public, menjual sahamnya melalui pasar modal, yang dikelola oleh Bapepam. Untuk menjual sahamnya kepada masyarakat umum. Bapepam menetapkan persyaratan bagi perusahaan yang akango publictersebut. Untuk mengetahui apakah klien memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bapepam tersebut, auditor harus mempelajari peraturan-peraturan yang berlaku bagi perusahaan yang go public.Dan untuk menjamin terjualnya seluruh saham yang dikeluarkan oleh perusahaan , perusahaan yang akan go public harus menunjuk perusahaan underwriter, yang akan membeli semua sisa saham yang telah diotorisasi untuk dijual. Auditor harus mempelajari kontrakunderwriting yang ditandatangani bersama antara klien dengan perusahaanunderwriter. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen.Kebijakan pembagian dividen, jenis dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, dana tanggal pembagian dividen diputuskan oleh rapat pemegang saham dan rapat dewan komisaris. Dalam memverifikasi dividen yang dibagikan dalam tahun diaudit, auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat dewan komisaris untuk memperoleh informasi mengenai otorisasi pembagian dividen dalam tahun yang diaudit. Pelajari kontrak antara klien denganindependent registrardantransfer agentDi negara maju, umumnya perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal diharuskan menggunakan jasaindependent registraruntuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham yang melibihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran sertifikat saham. Fungsiindependent registraradalah untuk mengawasi sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan otorisasi yang ditentukan di dalam anggaran dasar dan otorisasi dewan komisaris. Sertifikat saham baru sah jika telah ditandatangani oleh independent registrar ini. Independent transferagent ini hanya menandatangani sertifikat saham sejumlah yang telah diotorisasi, dan hanya mensyahkan sertifikat saham yang baru jika telah menerima penyerahan sertifikat saham yang lama.Independent registrar ini biasanya juga ditugasi untuk menunjuk transfer agent yang berfungsi untuk menyelenggarakan catatan pemegang saham dan perpindahan hak pemilikan atas saham.Transfer agentini juga memiliki catatan mengenai jumlah lembar saham yang beredar tetapi kepentingannya berbeda denganindependent registrar. Jikaindependent registrarberkempetingan untuk mengawasi jumlah maksimum lembar saham yang beredar, makatransfer agentberkepentingan untuk menyelenggarakan catatan yang memperlihatkan siapa pemilik saham pada saat tertentu dan transfer hak pemilikan atas saham.Transfer agentinilah yang menyediakan data mengenai : atas nama pemegang saham pada tanggal pencatatan nama pemegang saham dalam pembagian dividen. Daftar ini berfungsi sebagai dasar pembuatan cek untuk pembayaran dividen kepada tiap-tiap pemegang saham dan sebagai dasar untuk menentukan hak suara masing-masing pemegang saham dalam rapat pemegang saham tahunan.Transfer agentini seringkali juga ditunjuk sebagai agen yang membagikan dividen kepada para pemegang saham. Jika demikian maka pada tanggal pembayaran dividen perusahaan cukup hanya membuat satu lembar cek yang diserahkan kepada transfer agent tersebut, dan kemudian transfer agent inilah yang akan membuat cek untuk tiap-tiap pemegang saham yang berhak atas dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal yang membatasi pembagian dividen.Seperti yang disajikan dalam pengujian substantif terhadap utang jangka panjang, seringkali kreditur mengenakan pembatasan terhadap pembagian dividen selama klien memiliki kewajiban jangka panjang. Dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit danbond indenture, auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien atas persyaratan mengenai perjanjian kredit tersebut. Lakukan analisis terhadap akun Modal SahamDalam pemeriksaan yang pertama kalinya, auditor berkepintangan untuk menilai kewajaran saldo awal akun Modal Saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis Modal Saham sejak perusahaan tersebut berdiri sampai dengan awal tahun yang diaudit. Dalam pemeriksaan selanjutnya, auditor menitikberatkan verifikasinya terhadap transaksi pendebitan dan pengkreditan akun tersebut dalam tahun yang di audit.Analisis akun Modal Saham meliputi:a.Mengumpulkan informasi mengenai sifat perubahan akun Modal Saham yang terjadi dalam tahun yang diauditb.Pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung setiap pengkreditan dan pendebitan akun Modal Saham.c.Pemeriksaan terhadap penerapan prinsip akuntansi berterima umum oleh klie dalam mencatat transaksi perubahan akun Modal Saham. Lakukan analisis terhadap akun Saldo LabaAkun laba ditahan dikredit dengan laba yang ditransfer dari akun Laba-Rugi; cadangan; yang sudah dihentikan dan dikembalikan ke akun Saldo Laba; dan penggabungan perusahaan yang dicatat sebagai pooling of interest. Akun ini di debit dengan rugi yang dialami perusahaan dalam periode akuntansi tertentu; pembagian dividen tunai saham; pembentukan dan penambahan cadangan. Penyisihan sebagian Saldo Laba memerlukan otorisasi dari dewan komisaris. Auditor melakukan analisis terhadap pendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah diotorisasi yang berwenang. Prosedur pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan apakah transaksi yang menyangkutpendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba telah dilakukan oleh klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Jenis transaksi yang mengakibatkan pendebitan dan pengkriditan akun Saldo Laba telah diuraikan dalam pengujian pengendalian (test of control) tersebut di muka. Dapatkan konfirmasi dariindependent registrardantransfer agent.Jika klien menunjuk independentregistrardantransfer agentuntuk mengurus transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus mendapatkan konfirmasi dari independentregistrardantransfer agentmengenai jumlah lembar saham yang dikeluarkannya. Jawaban yang diterima oleh auditor harus diusut ke dalam catatan klien. Jumlah saham yang beredar menurut akun Modal Saham di dalm buku besar harus sama dengan jawaban yang diterima dari konfirmasi tersebut. Jika klien tidak menuntut independentregistrardantransfer agent, auditor harus memeriksa pertanggungjawaban penggunaan nomor urut sertifikat saham. Periksa pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.Pengendalian intern yang baik mengharuskan pencatuman nomor urut tercetak pada sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien, baik yang sudah dikeluarkan yang dibatalkan pemakaiannya karena rusak, atau sebab lain dan yang belum beredar serta yang berada di tangan klien. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya.Pengendalian intern yang baik mengharuskan pencatuman nomor urut tercetak pada sertifikat sahamyang dikeluarkan oleh perusahaan. Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor harus memeriksa pertanggungjawaban setifikat saham yang dikeluarkan oleh klien, baik yang sudah dikeluarkan yang dibatalkan pemakaiannya karena rusak, atau sebab yang lain dan yang belum beredar serta yang berada di tangan klien. Selidikilahadjusmentyang berasal dari tahun sebelumnyayang dicatat di dalam akun Saldo Laba.Adjusment tahun yang lalu yang dicatat oleh kliendalam tahun sekarang, mempunyai akibat terhadap penyajian saldo awal akun Saldo Laba. Jumlah yang digunakan untuk mengadjust dicantumkan sebesar jumlah setelah diperhitungkan pajak penghasilan. Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba yang diberi keterangan sebagai adjusment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatatnya sesuaidengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.Menurut akuntansi berterima umum modal saham harus disajikan di dalam neraca sebesar nilainya pada tanggal neraca, yang nilai modal saham dikurangi atau ditambah denganpaid-in capital, dikurangi dengantreasury stock, ditambah atau dikurangi dengan saldo laba. Oleh karena itu verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan nominal modal saham, saldo akunPaid-in Capital,Treasury Stockdan akun Saldo Laba. Lakukan analisis terhadap akunTreasury Stock.Treasury stockadalah saham milik klien yang dibeli kembali oleh klien. Dalam melakukan analisis terhadap akunTreasury Stockauditor harus memperoleh keyakinan bahwa sertifikat saham yang berada di tangan sebagaitreasury stockadalah saham yang dikeluarkan atas nama klien. Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai treasuri stock tersebut di dalam suatu kertas kerja, yang memperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah lembar sertifikatnya. Dalam audit selanjutnya, nomor sertifikat treasury stock ini harus dibandingkan dengan kertas kerja yang dibuat dalam audit tahun sebelumnya, untuk mendeteksi adanya kemungkinan penjulan dan pembelian kembali saham yang tidak diotorisasi dan tidak dicatatat. Auditor harus memperoleh keyakinan bahwa klien tidak mebagikan dividen untuk saham yang dimilikinya sebagaitreasury stock. Treasury stockharus dicatat dalam akunTreasury Stocksebesar kosnya. Jika treasury stock tersebut dijual kembali dan hasil penjualan berbeda dengan kos yang dicatatat di dalam akunTrasury Stock, maka perbedaan ini harus diperlakukan sebagai adjustment terhadap akun modal. Jika klien menjual kembalitreasury stockdengan menerima aktiva tetap sebagai penukarnya, auditor harus memeriksa apakah nilai aktiva tetap yang dicatat tidak lebih tinggi dari nilai tunai yang dapat direalisasikan dari treasury stockyang dikeluarkan.Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham denganpaid-in capital.Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun Modal Saham sebesar nilai nominalnya (jika saham bernilai nominal), sedangkan kelebihan atau kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva yang lain yang diterima klien dari nilai nominal saham tersebut dicatat di dalam akunPaid-in Capital. AkunPaid-in Capitalini juga digunakan untuk mencatat selisih antara kos