praktikum botani farmasi morfologi umbi.docx
DESCRIPTION
HNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMTRANSCRIPT
PRAKTIKUM BOTANI FARMASI MORFOLOGI UMBI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BOTANI FARMASI
ACARA III MORFOLOGI UMBI
I. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi umbi
II. Dasar Teori
Umbi
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain dan
berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi
dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran
dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah
permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan
cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk,
sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa
berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi
jenisnya.
Macam-macam umbi
Umbi merupakan istilah generik (umum). Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ
dasar yang dimodifikasi.
Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang
tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh famili Alliaceae, A maryllidaceae , dan Liliaceae;
Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu
memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif.
Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan mengandung banyak pati
disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae.
Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar. Ketela pohon
adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan
perbanyakan.
Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga kadang-kadang disebut umbi,
seperti rimpang dan geragih.
III. Bahan
Bawang merah (Allium cepa)
Kimpul (Xanthosoma violaceum)
Uwi (Dioscorea alata)
Talas (Xanthosoma roseum)
Ubi jalar putih (Ipomea batatas)
Wortel (Daucus carota)
IV. Cara Kerja
Buatlah gambar umbi
Terangkan bagian-bagian umbi tersebut
Buat deskripsi bagian-bagiannya
Bandingkan dengan sumber pustaka
V
VI. Pembahasan
1. Wortel (Daucus carota)
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Daucus
Spesies: D. carotaNama binomial Daucus carota L.
Tanaman wortel (Daucus carota) berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di
dalam umbi. Mempunyai batang pendek, basah, berakar tunggang, sekumpulan tangkai daun
yang keluar dari ujung umbi bagian atas yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat
dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan
mentah terasa renyah dan agak manis.
Daun majemuk berganda, pangkal tangkai melebar menjadi upih, lonjong, tepi bertoreh,
ujung runcing, pangkal berlekuk, panjang 15-20 cm, lebar 10-13 cm, pertulangan menyirip,
berwarna hijau. Bunga berkumpul dalam payung majemuk, mahkota berbentuk bintang, halus,
berwarna putih. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 m.
Secara keseluruhan tanaman wortel paling berkhasiat adalah bagian umbinya.Tanaman
wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya ada 3 golongan, yaitu :
a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.
Warna oranye tua pada Daucus menandakan kandungan beta karoten yang tinggi. Makin
jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta-karotennya. Kadar beta-karoten yang terkandung
dalam wortel lebih banyak dibanding kangkung, caisim dan bayam. Beta karoten ini dapat
mencegah dan mengatasi kanker, darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol dan mengeluarkan
angin dari dalam tubuh. Kandungan tinggi antioksidan karoten juga terbukti dapat memerangi
efek polusi dan perokok pasif. Beta karoten yang menyebabkan warna oranye pada wortel bisa
juga menimbulkan warna kekuningan pada kulit manusia yang kebanyakan minum jus atau
perasan wortel. Meskipun demikian warna kuningnya berbeda dengan yang menderita sakit
kuning demikian pula warna matanya tidak kuning. Bahkan ada juga yang memanfaatkan
perasan wortel sebagai minuman pemutih kulit.
2. Kimpul (Xanthosoma violaceum)
Nama Ilmiah
Xanthosoma violaceum Schoot
Nama Daerah
Sunda: Kimpul
Jawa: Bentul, Linjik
Halmahera Utara: Dilago gogomo
Botani
Sinonim: Xanthosoma nigrum (Veil.) Mansf.
Klasifikasi
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Arales
Suku: Araceae
Marga: Xanthosoma
Jenis: Xanthosoma violaceum Schoot
Ciri-ciri
Habitus: Herba, tahunan, tinggi + 2 m.
Batang: Tegak, tidak berkayu, bulat, membentuk umbi, putih kecoklatan.
Daun: Tunggal, bentuk jantung, pangkal berlekuk, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-75 cm,
lebar 30-60 cm, hijau.
Bunga: Tongkol, silindris, di ketiak daun, tangkai 20-30 cm, seludang bunga bentuk sodet, putih,
benang sari dan putik tersusun dalam bongkol,
kuning.
Buah: Buni, diameter + 5 cm, hijau.
Biji: Bulat panjang, beralur membujur, hijau.
Akar: Serabut, putih.
3. Uwi (Dioscorea alata)
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Dioscoreales
Famili: Dioscoreaceae
Genus: Dioscorea
Spesies: D. alataNama binomial Dioscorea alata L.
Tumbuhan terna semusim, berumah 2, memanjat, sistem perakarannya berserabut. Umbi
biasanya tunggal, ukuran dan bentuknya bervariasi, seringkali sangat besar, berbentuk silinder
atau seperti gada atau membulat, seringkali berlobi atau berjari dan menukal atau melengkung,
kulit lapisan luar coklat sampai hitam; daging putih, krem atau keunguan. Ia dapat diperbanyak
secara vegetatif menggunakan umbi akar (akar yang membesar) atau umbi udara (umbi yang
keluar dari ruas batang). Umbi akarnya dapat berukuran sangat besar, dengan panjang lebih dari
satu meter. Batang memanjat ke kanan, tidak berduri tetapi kadangkala kasar atau berbintik di
bagian dasar, bersudut 4 dan biasanya bersayap 4 secara nyata, hijau sampai keunguan. Daun
tunggal, berseling di bagian dasar, berhadapan dibagian atas, agak seperti anak panah atau
melonjong seperti tombak, hijau terang atau seringkali agak keunguan. Perbungaan jantan
berbentuk bulir, di ketiak pada percabangan yang tidak berdaun. Perbungaan betina soliter, bulir,
di ketiak. Buah melonjong, bersayap 3 ruang. Biji membulat, bersayap mengelilingi.
4. Talas (Xanthosoma roseum)
Talas merupakan tumbuhan penghasil umbi, populer ditanam terutama di wilayah
Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar.
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung
kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya
kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun. Daunnya juga
sebagai pakan ikan gurame.
Umbi talas dapat diolah dengan dikukus, direbus atau digoreng setelah dipotong-potong
kecil. Daun talas dapat dipakai sebagai pembungkus. Daun talas juga dapat dimakan dan
dijadikan pembungkus makanan yang dikenal sebagai buntil.
5. Ubi jalar putih (Ipomea batatas)
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Spesies: I. batatasNama binomial Ipomoea batatas L.
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.
Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi
(karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok
yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran.
Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Bunga ubi jalar.
Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih diperdebatkan, Papua.
Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang
Indian telah berlayar menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi
jalar ke Asia.
6. Bawang merah (Allium cepa)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Amaryllidaceae (Liliaceae)
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.
Sinonim : Allium ascalonicum L.
Uraian Tanaman
1. Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman
antara 15 – 30 cm di dalam tanah.
2. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek
sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang
semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah
berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
3. Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing,
bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif
pendek.
4. Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan
di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk
payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang
sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga.
Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri atau
silang.
5. Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk
biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang
merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
VII. Kesimpulan
1. Umbi Bawang merah termasuk golongan umbi lapis (bulbus).
2. Umbi Ubi jalar putih dan umbi Uwi termasuk golongan umbi batang.
3. Umbi kimpul, talas dan wortel termasuk golongan umbi akar.