praktikum fister

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hematologi berasal dari bahasa yunani, yaitu hemo atauhemato atau haima yang berarti darah, dan ologi atau logos yang berarti pengetahuan tentang. Secaraharfiah, hematologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang darah. Oleh karena itu, hematologi ini adalahilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari oleh manusia agar kita d mengetahui fungsi, unsur-unsur, serta mekanisme yang terjadi dalam darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen y dibutuhkanoleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahankimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus ata Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasala dari bahasa yunani haima yang berarti darah. Dengan meningkatnya kompleksitas organisme, problemapenyediaan lingkunganyang memadai bagi tiap-tiap sel, semakin menjadi sulit. hewan tingkat tinggi mempunyai sistem sirkulasi darah dan cairan-cairan s suatu cara untuk mempertahankan lingkungan yang relatif konstan bagi semu Manusia dan makhluk tingkat tinggi lainnya (kecuali tumbuhan) akan dapathidup tanpaadanya darahdidalamtubuhnya, karenadarahini merupakancairan yang memiliki fungsi yang kompleks sebagai penunjang kehidupan. Darah manusia sekilas tampak sederhana, cairan biasa b merah, seolah tak ada yang istimewa dari darah, dan seseorang mungkin ber bawah darah terbuat dari cairan biasa yang diberi pewarna merah. Namun fa bahwa manusia akan sakit, bahkan mati, ketika kekurangan darah atau mende kelainan darah menunjukkan bahwa darah bukanlah cairan biasa. Darah dapat diartikan sebagai nyawa dari suatu kehidupan, karena dal darahlah banyak terjadi suatu reaksi yang mengatur proses kehidup darah ataupun saat mahluk hidup kekurangan darah maka ia akan sakit bahka

Upload: erwedi-prakoso

Post on 21-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hematologi berasal dari bahasa yunani, yaitu hemo atau hemato atau haima yang berarti darah, dan ologi atau logos yang berarti pengetahuan tentang. Secara harfiah, hematologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang darah. Oleh karena itu, hematologi ini adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari oleh manusia agar kita dapat mengetahui fungsi, unsur-unsur, serta mekanisme yang terjadi dalam darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasala dari bahasa yunani haima yang berarti darah. Dengan meningkatnya kompleksitas organisme, problema penyediaan lingkungan yang memadai bagi tiap-tiap sel, semakin menjadi sulit. Hewanhewan tingkat tinggi mempunyai sistem sirkulasi darah dan cairan-cairan sebagai suatu cara untuk mempertahankan lingkungan yang relatif konstan bagi semua sel. Manusia dan makhluk tingkat tinggi lainnya (kecuali tumbuhan) tidak akan dapat hidup tanpa adanya darah didalam tubuhnya, karena darah ini merupakan cairan yang memiliki fungsi yang kompleks sebagai penunjang kehidupan. Darah manusia sekilas tampak sederhana, cairan biasa berwarna merah, seolah tak ada yang istimewa dari darah, dan seseorang mungkin berpikir bawah darah terbuat dari cairan biasa yang diberi pewarna merah. Namun fakta bahwa manusia akan sakit, bahkan mati, ketika kekurangan darah atau menderita kelainan darah menunjukkan bahwa darah bukanlah cairan biasa. Darah dapat diartikan sebagai nyawa dari suatu kehidupan, karena dalam darahlah banyak terjadi suatu reaksi yang mengatur proses kehidupan. Tanpa darah ataupun saat mahluk hidup kekurangan darah maka ia akan sakit bahkan

mati. Adanya bibit penyakit dalam darah pun akan berpengaruh terhadap kinerja ataupun produktivitas orang itu sendiri. Banyak sekali jenis penyakit yang diawali atau yang biasa menyerang darah ini, contohnya yaitu leukimia, yaitu suatu penyakit yang menyerang darah yang disebabkan banyaknya sel darah puti dalam darah sehingga ia memakan sel darah merah yang ada didalamnya. Setiap makhluk hidup memiliki bentuk sel darah yang berbeda satu sama lain, meskipun memiliki kesamaan dalam proses pembentukannya. Pada manusia darah ini dibedakan menjadi beberapa macam atau biasa disebut dengan golongan darah. Ada goloangan darah A, B, AB, dan O, ini dilakukan karena darah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibedakan menjadi beberapa macam. Selain itu, dalam darah pun terdapat elemen-elemen yang berbentuk meliputi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keping darah. Karena sel-sel darah merah dan keping darah keduanya mempunyai nukleus, maka tidak dimasukkan kedalam jenis sel yang khas. Hal yang tidak kalah pentingnya menenai darah ini adalah PH darah. pH darah menggambarakan konsentrasi ion hidrogen, yang menggambarkan keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH darah dipertahankan didalam suatu batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer kimia, terutama natrium bikarbonat. Dalam darah terjadi peredaran darah, ini memungkinkan untuk darah dapat mengirimkan oksigen dan zat-zat nutrien lain keseluruh tubuh. Dalam proses peredaran darah organ yang bertugasa dalam peredaran darah ini adalah pembuluh darah. Pembuluh yang mengedarkan darah dari jantung ke bagian lain disebut arteri. Sedangkan yang membwa darah menuju ke jantung disebut vena. Disemping itu, pembuluh yang membawa cairan jaringan atau cairan limfa menuju ke vena-vena besar disebut pembuluh limfa/ limfatik. Selain itu darah ini pun berwarna merah, ini dipengarauhi oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah, hemoglobin inilah yang bertugas untuk mengalirkan oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan.

B. Tujuan Adapun tujuan intriksional khusus dari praktikum yang dilakukan adalah : 1. Untuk dapat mengetahui suhu tubuh dan frekuensi denyut jantung pada itik pada saat suhu panas dan suhu dingin. 2. Dapat mengetahui bentuk atau gambar sel darah itik. 3. Dapat mengetahui cara pengambilan darah pada ternak, yang pada praktikum kali ini menggunakan itik sebagai objeknya. 4. Untuk dapat mengetahui pengaruh dari perusakan saraf pusat (cellebrum) pada katak terhadap kinerja dari organ tubuh katak yang lain. 5. Mengetahui unsur-unsur atau bagian-bagian yang menyusun darah. 6. Mengetahui fungsi serta mekanisme peredaran darah pada ternak itik. 7. Mengetahui mekanisme penggumpalan darah pada ternak. 8. Untuk dapat mengetahui perbedaan struktur darah pada berbagai jenis ternak, terutama itik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006) Adapun fungsi darah adalah sebagai berikut : 1. Membawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan, menuju ke jaringan tubuh. 2. Membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. 3. Membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. 4. Membawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk diekskresikan. 5. Membawa hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ lain didalam tubuh. 6. Berperan penting dalam pengendalian suhu, dengan cara mengangkut panas dari struktur yang lebih dalam menuju ke permukaan tubuh. 7. Ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan air. 8. Berperan dalam sistem buffer, seperti bikarbonat di dalam darah membantu mempertahankan pH yang konstan pada jaringan dan cairan tubuh. 9. Penggumpalan dan pembekuan darah mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan pada saat luka. 10. Mengandung faktor-faktor penting untuk mempertahankan tubuh terhadap penyakit (R.D.Frandson:1996) B. Hemoglobin Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen. Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah

kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen. (Evelyn C. Pearce, 2006). a. Struktur Hemoglobin Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus haem yang masing-masing mengandung sebuah atom besi (Adji Darmawan, 1985). b. Fungsi Hemoglobin Hemoglobin memiliki fungsi sebagai berikut : 1). Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan tubuh. 2). Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3). Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. 4). Kelainan metabolisme hemoglobin. C. Darah Kapiler Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang sangat kecil dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin menghilang ketiga lapis dindingmya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja, yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida (Evelyn C. Pearce, 2006). Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah kapiler : 1) Cara penusukan jari yang tidak terlalu dalam, sehingga jari harus ditekantekan menyebabkan darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan menjadi encer.

2) Saat penusukan masih ada sisa alkohol 70% yang belum kering, sehingga akan mempengaruhi kadar hemoglobin. D. Darah Vena Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugularis externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006) Faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena : 1) Cara pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi hemolisis. 2) Terjadi pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan yang kurang baik. 3) Cara pemipetan yang kurang tepat, dilihat dari kualitas alat maupun kemampuan pemeriksa.

BAB III WAKTU DAN PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal : Jumat/ 11 Mei 2012 Waktu Tempat : 15:00 wib s/d selesai : Laboratorium Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. B. Alat dan Bahan Alat : 1. Stetoskop 2. Mikroskop 3. Jarum Suntik 4. Termometer 5. Tabung kecil 6. Tisu 7. Kapas 8. Pisau kecil

Bahan : 1. 1 ekor itik 2. 1 ekor katak 3. Alkohol C. Cara Kerja Pada praktikum kali ini, adapun cara kerja yang dilakukan adalah ; pertama-tama kita siapkan satu ekor itik yang masih hidup. Kemudian, pada saat suhu panas kita ukur suhu tubuhnya menggunakan termometer yang diletakkan dikloakanya. Setelah itu, kita hitung frekuensi denyut jantung dari itik tersebut menggunakan stetoskop. Hasil yang didapatkan dari pengukuran yang telah dilakukan kemudian dicatat. Ulangi cara kerja tersebut pada saat suhu dingin atau pada saat itik tenang.

Kemudian, itik tersebut kita ambil darahnya menggunakan jarum suntik. Untuk pengambilan darah, kita ambil darah dibagian pembuluh darahnya dan darah yang telah didapatkan dimasukkan kedalam tabung kecil. Kemudian darah tersebut diletakkan diatas kaca kecil dan langsung diteliti dibawah mikroskop, amati apa yang terjadi dengan darah itik tersebut. Selain itik, pada praktikum kali ini juga menggunakan katak sebagai objek praktikum, dimana katak tersebut diletakkan diatas meja kemudian kita tusuk saraf pusatnya (cellebrum) menggunakan pisau kecil, setelah itu kita perhatikan apa yang terjadi dengan katak tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan itik dan katak, telah didapatkan hasil dari praktikum, sebagai berikut : Hasil perhitungan frekuensi denyut jantung itik: NO. Macam Percobaan Frekuensi Denyut Jantung (menit) Sebelum 1. 2. Suhu Dingin Suhu Panas 154 167 Sesudah 160 187

Hasil pengukuran suhu tubuh itik : NO. Macam Percobaan Sebelum 1. 2. Suhu Dingin Suhu Panas 42,0 41.7 Suhu Tubuh Sesudah 42,0 42,0

B. Pembahasan Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Hasil praktikum mengenai suhu tubuh itik ini dapat diketahui bahwa pengukuran suhu tubuh dilakukan dalam dua kali, yang pertama dilakukan pada saat suhu tubuh dingin atau pada saat itik tenang, dan pada saat suhu tubuh itik panas atau saat itik mengalami stress. Hasil yang diperoleh pun berbeda, pada saat itik tenang hasil yang didapatkan cenderung lebih besar, sedangkan pada saat itik mengalami stress hasil yang didapatkan cenderung kecil. Dengan demikian, kondisi ataupun keadaan ternak sangat mempengaruhi nilai suhu tubuh dari ternak itu sendiri.

Pada praktikum darah dengan melakukan pengambilan sempel darah melalui pembuluh darah itik dan kemudian diteliti dibawah mikroskop dapat diketahui bahwa ada beberapa unsur yang menyusun darah yaitu diantaranya : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit), plasma dan serum. 1. Sel Darah Merah Se-sel darah merah atau eritrosit (Bahasa Yunani: eritro= merah, dan sit= sel) adalah sel-sel yang diameter rata-ratanya sebesar 7,5 , dengan spesialisasi untuk pengangkutan oksigen. Sel-sel ini merupakan cakram (disk) yang bikonkaf,denga pinggiran sirkuler yang tebalnya 1,5 dan pusatnya yang tipis. Cakram yang bikonkaf tersebut mempunyai permukaan yang relatif luas untuk pertukaran oksigen melintasi membran sel. Sel darah merah hanya terdapat dalam pembuluh darah dan mengandung hemoglobin. Pada mammalia, sel darah merah berbentuk bundar pipih, oval,dan tanpa inti, sementara pada unggas sel darah merahnya masih memiliki inti. Dalam setiap sel darah merah mengandung sekitar 180 juta molekul hemoglobin dan setiap 1 molekul hemoglobin mampu mengikat 4 molekul oksigen. Bila hemoglobin kurang atau tidak ada, maka dibutuhkan plasma 70 kali lebih banyak untuk dapat melarutkan oksigen dengan cukup. Dari segi kimia, hemoglobin merupakan suatu senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah (heme), masing-masing mengandung atom besi ditambah globin, yang merupakan protein globular yang terdiri dari empat rantai asam amino. Hemoglobin bergabung dengan oksigen udara yang terdapat didalam paru, hingga terbentuklah oksihemoglobin, yang selanjutnya melepaskan oksigen tersebut ke sel-sel jaringan didalam tubuh. Karena adanya hemoglobin, darah dapat mengangkut sekitar 60 kali oksigen lebih banyak dibandingkan dengan air dalam jumlah dan kondisi yang sama. 2. Sel Darah Putih Sel darah putih disebut juga leukosit. Sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh, yang membantu tubuh melawan berbagai penyakit

infeksi. Jumlah sel darah putih pada ternak bervariasi, 8000-20000/mm3 (Heath and Oluswnya,1985) tergantung kepada spesiesnya. Berbeda dengan eritrosit, leukosit tidak memiliki bentuk yang tetap. Hal ini berfungsi untuk memudahkan untuk melawan invasi bakteri. Tingginya jumlah sel darah putih mengindikasikan adanya infeksi penyakit pada ternak. Sel darah putih memiliki 2 kelompok, yaitu kelompok sel granulosit dan kelompok sel agranulosit. Kelompok sel granulosit adalah kelompok sel yang dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar yang disebut granula. Granula tersebut tidak lain adalah lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Kelompok ini terdiri atas : eosofil, basofil, dan neutrofil. Sedangkan agranulosit adalah kelompok sel yang dalam sitoplasmanya tidak terdapat butir-butir granula. Kelompok sel agranulosit ini terdiri dari : limfosit dan monosit. 3. Keping Darah Keping darah disebut juga trombosit atau sel darah pembeku karena didalamnya mengandung banyak faktor pembeku. Keping darah ini berfungsi membantu menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan atau clot. Jika trombosit kurang, maka ternak akan mengalami trombisitpenia. Akibatnya, hewan mudah mengalami pendarahan dan memar. 4. Plasma Plasma adalah cairan cairan darah yang didalamnya terkandung unsur/faktor pembeku antara lain benang-benang fibrin/ fibrinogen yang berguna untuk menutup luka. Apabila suatu sampel darah diberi zat untuk mencegah penggumpalan dan dibiarkan tenang tak terganggu, sel-selnya akan turun dan mengendap (settle) kebagian dasar, hingga akan terlihatlah suatu cairan dibagian atas yang berwarna bening kekuningan, bagian cair itulah yang disebut dengan plasma, yang oleh sarjana Claude Berard dikatakan sebagai lingkungan internal yang secara langsung maupun tidak langsung merendami semua sel tubuh dan melindunginya dari pengaruh luar. Jadi plasma darah dari hewan vertebrata kelas tinggi, seakan

menggantikan fungsi air laut yang diperkirakan merupakan lingkungan dari kehidupan primitif. 5. Serum Serum adalah cairan darah yang sudah tidak mengandung faktor pembeku. Serum akan ditemukan pada saat luka atau saat terjadi cloting. Apabila darah menggumpal didalam suatu tabung reaksi, terbentuklah suatu massa padat yang berwarna merah. Akan tetapi, bila dibiarkan agak lama, gumpalan itu akan berkontraksi dan menghasilkan cairan kuning supernatan yang dinamakan serum. Pada intinya, serum adalah plasma dikurangi fibrinogen dan faktor-faktor penggumpalan darah. Kenyataan bahwa serum mengandung antibodi yang barangkali telah dibentuknya, menyebabkab serum itu berparan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam darah sering terjadi proses penggumpalan atau yang biasa disebut dengan koagulasi. Ini terjadi apabila darah ditampung dan dibiarka begitu saja. Akan terjadi massa yang menyerupai jeli, yang kemudian berubah menjadi massa yang memadat dengan meninggalkan cairan jernih, yang disebut serum darah. Apabila pembuluh darah seekor ternak terpotong atau rusak, pertama-tama akan terjadi penyempitan bagian yang terluka itu. Hal ini terjadi karena : 1. Kontraksi miogenik dari otot polos, sebagai suatuspasme lokal, dan 2. Refleks saraf simpatetik, yang merangsang serabut-serabut adrenergik yang menginervasi otot polos dari dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini menyempitkan bukaan pembuluh guna mengurangi arus darah yang akan keluar. Spasme akan berlangsung kira-kira 20 menit yang memungkinkan terbentuknya platelet plug dan berlangsungnya koagulasi.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Semakin (tenang) dingin suhu tubuh dari ternak, maka nilai hasil pengukurannya pun semakin besar. Begitupun sebaliknya, pada suhu panas (stres) nilai yang diperoleh semakin kecil. 2. Karakteristik khusus dari darah adalah darah akan mengalami koagulasi atau blood clot, yaitu proses pembekuan darah, jika keluar dari pembuluh darah akibat luka. Unsur yang berperan dalam proses pembekuan darah ini adalah trombosit atau keping darah. 3. Didalam darah terdapat unsur-unsur yang menyusun darah, antara lain: sel darah merah, sel darah putih, keping darah, plasma dan serum. 4. Bentuk sel darah pada ternak berbeda-beda, yang paling menonjol perbedaan tersebut adalah pada sel darah itik, bentuk sel darah itik ini lebih besar dibandingkan sel darah kelinci dan ayam. 5. Dalam sel darah merah mengandung hemoglobin yang memiliki kemampuan untuk mengangkut oksigen, serta menjadi penyebab timbulnya warna merah pada darah. 6. Sel darah putih terbagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok sel granulosit dan kelompok sel agranulosit. 7. Perbedaan antara plasma dan serum terdapat pada cara memperolehnya. Dimana, plasma diperoleh melalui proses sentrifugasi yang sebelumnya diberikan anticoagulant/ anti pembekuan. Sedangkan serum diperoleh bila terjadi clotting. 8. Hemopoiesis adalah suatu proses dimana terjadinya pembentukan sel darah, baik sel darah merah maupun sel darah putih. 9. Anticoagulant adalah zat yang berfungsi untuk mencegah pembekuan.

B. Saran Adapun saran yang ingin disampaikan mengenai praktikum fisiologi ternak tentang darah ini, yaitu: 1. Sebelum memulai praktikum hendaknya praktikan dapat memastikan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini telah tersedia. 2. Sebelum praktikum, praktikan seharusnya telah mengetahui gambaran mengenai materi yang akan di praktikkan. 3. Kegiatan yang telah dipraktikkan hendaknya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari,misalnya: cara pengambilan darah pada hewan ternak. 4. Praktikan diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti praktikan tersebut. 5. Adanya kerjasama yang baik antara praktikan yang satu dengan praktikan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson,R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta. Pearce,E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta. Kimbal, J. W. 1988. Biologi II. Erlangga, Jakarta. Storer,T.I.W.F. Walker dan R.D. Barnes. 1970. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta. Bandiati,S. K. P.2007. Buku Ajar Genetika Ternak. Lestari Desain Pro, Bandung.

LAMPIRAN