pranata sosial dalam islam

10
PRANATA SOSIAL DALAM ISLAM Pranata merupakan istilah sosiologi yang sering dihubungkan dengan kata sosial. Oleh karena itu dalam pembahasan sosiologi pranata selalu disebut istilah pranata sosial. Pranata sosial berasal dari istilah bahasa inggris intitution. Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi intitution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata juga bersal dari bahasa lain istituere yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institutiondiartikan institusi (pranata) dan institut atau lembaga. Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma. Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Menurut Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering dikacaukan pengertiannya. Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah

Upload: nabilla-puteri-trisira

Post on 13-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pranata sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Pranata Sosial Dalam Islam

PRANATA SOSIAL DALAM ISLAMPranata merupakan istilah sosiologi yang sering dihubungkan dengan kata

sosial. Oleh karena itu dalam pembahasan sosiologi pranata selalu disebut istilah

pranata sosial. Pranata sosial berasal dari istilah bahasa inggris intitution. Istilah-

istilah lain pranata sosial ialah  lembaga dan bangunan sosial. Walaupun istilah

yang digunakan berbeda-beda, tetapi intitution menunjuk pada unsur-unsur yang

mengatur perilaku anggota masyarakat.

Pranata juga bersal dari bahasa lain istituere yang berarti mendirikan. Kata

bendanya adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa

Indonesia institutiondiartikan institusi (pranata) dan institut atau lembaga. Institusi

adalah sistem norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-

norma.

Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau

kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang

terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan.

Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Menurut

Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering dikacaukan pengertiannya.

Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah institute. Padahal kedua

istilah itu memiliki makna yang berbeda.

Salah satu gagasan dasar dalam rumpun ilmu-ilmu sosial, khhususnya

dalam disiplin antropologi dan sosiologi adalah tentang institusi sosial (social

institution), sebagai salah satu aspek statis dalam kehidupan masyarakat.

Antropologi lebih menekankan pada aspek kebudayaan, sedangkan sosiologi lebih

menekankan pada aspek struktur dan proses sosial.

Selanjutnya pranata itu mengalami konkretisasi dalam struktur

masyarakat, dalam bentuk berbagai organisasi sosial sebagai wahana untuk

memenuhi kebutuhan hidup secara kolektif dan terencana.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pranata Islam dapat juga diartikan

sebagai aturan-aturan atau norma-norma seperti pranata peribadatan, pranata

kekerabatan, pranata pendidikan, pranata keilmuan, pranata politik, pranata

hukum, pranata ekonomi dan lain-lain.

Page 2: Pranata Sosial Dalam Islam

STUDI PRANATA ISLAM

1.    Pengertian pranata

Pranata adalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas yaitu aturan-aturan

atau norma-norma yang mengatur kehidupan sosial masyarakat dan juga berkaitan

dengan ajaran islam. Jadi, pranata dalam ajaran islam adalah nilai-nilai yang

mengatur kehidupan sosial masyarakat muslim berdasarkan syari’at Islam.

2.    Faktor-faktor Pranata Sosial dalam Islam

a. Pranata Peribadatan

Pranata peribadatan merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

manusia, sebagai hamba (‘abd), dalam melakukan hubungan dengan Allah

Swt. Secara langsung yang dilakukan dengan tata cara dan upacara tertentu,

yang dalam wacana fiqh disebut fiqh ibadah. Untuk memenuhi kebutuhan itu

dilakukan penataan, yang meliputi persyaratan, komponen (rukun) an

kaifiahnya. Komponen dan kaifiah kegiatan peribadatan antara lain shalat,

saum, haji dan umrah bersifat tetap, namun terdapat nuansa dan keragaman

dalam pelaksanaannya, menurut aliran fiqh (madzhab). Pranata peribadatan

itu sangat dekat dengan keyakinan (akidah), dan otoritas ulama madzhab

sangat dominan. Secara praktis penyelenggaraan dan sarana

peribadatan  mengalami keragaman dan perkembangan.

b. Pranata Kekerabatan

Pranata kekerabatan  merupakan norma-norma dalam memenuhi

kebutuhan pemeliharaan dan pengembangan keturunan (reproduksi) , juga

untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan yang dianut secara

kolektif. Untuk memenuhi kebutuhan itu dilakukan penataan hubungan antar

individu di dalam lingkungan keluarga, sebagai organisasi sosial terkecil.

c. Pranata Pendidikan

Pranata pendidikan merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

sosialisasi keyakinan, nilai-nilai, dan kaidah-kaidah yang dianut oleh suatu

generasi kepada generasi berikutnya. Selanjutnya, sosialisasi itu meliputi

informasi-informasi baru dan berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan di

Page 3: Pranata Sosial Dalam Islam

dalam lingkungan keluarga (domestic affairs), sebagai pelaksanaan perintah

Allah untuk menghindarkan diri dan keluarga dari api neraka (QS. Al-tahrim:

6). Kemudian, sebagian tugas pendidikan itu diserahkan kepada masyarakat

luas (public affairs). Dan kemudian berubah orientasi, menjadi upaya

pengembangan potensi individual yang disiapkan untuk menjadi warga

masyarakat yang berkeahlian dan berguna.

d. Pranata Keilmuan

Pranata keilmuan merupakan merupakan norma-norma untuk memenuhi

kebutuhan dalam pengembangan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah, yaitu

ayat-ayat qawliyah dan ayat-ayat kawniyah. Ayat-ayat Qur’an yang pertama

kali diterima Rasulullah Saw. (Q.S. al-‘Alaq:15) memberi petunjuk tentang

keharusan “membaca” ciptaan Allah Swt. Untuk memenuhi kebutuhan itu

dilakukan penataan tentang sumber, subtansi, metode, dan kegunaan hasil

pemahaman tersebut. Kedua jenis ayat itu dideduksi dari ayat-ayat al-Qur’an

dan teks hadis; dan diinduksi dari bebagai gejala ilmiah, perilaku manusia,

dan kebudayaan. Hasil pemahaman itu disebarluaskan dalam berbagai karya

ilmiah, di antaranya dalam kitab-kitab fiqh dalam berbagai mazhab.

Adanya berbagai mazhab fiqh, umpamanya, menunjukkan bahwa didalam

masyarakat Islam di kenal pranata keilmuan, dengan ulama’ sebagai

sentralnya. Ia merupakan pengembangan suatu kegiatan intelektual yang

dilakukan dengan menggunakan metode dan pendekatan tertentu secara

konsisten. Kegiatan itu berlangsung secara berkelanjutan, yang kemudian di

kalangan antropolog dikenal sebagai salah satu ciri tradisi besar (great

tradition). Pusat-pusat penelitian tumbuh dan berkembang, terutana dalam

lingkungan pesantren, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyararakat.

Ulama, sebagai kelompok elite dalam masyarakat Islam memiliki

karakteristik sendiri, serta memiliki peranan yang penting dalam

perkembangan masyarakat bangsa.

e. Pranata Penyiaran

Pranata penyiaran merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

penyebarluasan ajaran Islam di dalam maasyarakat, yang kemudian dikenal

sebagai pranata dakwah. Kebutuhan yang bersifat normatif itu, antara lain,

Page 4: Pranata Sosial Dalam Islam

mengacu pada QS. An-Nahl : 125. Untuk memenuhi kebutuhan itu, dilakukan

penataan tentang para pelaku (da’i), bahan penyiaran, kelompok sasaran,

serta metode dan medianya. Penyiapan tenaga da’i dilakukan melalui proses

kaderisasi (pendidikan, pelatihan, dan penugasan); seleksi bahan penyiaran

untuk berbagi kelompok sasaran;pembentukan berbagai sasaran; pembentuk

berbagai saluran.

f. Pranata politik

Pranata politik merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

pengalokasian nilai-nilai dan kaidah-kaidah Islam melalui artikulasi politik di

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

g. Pranata Hukum

Pranata hukum merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

ketertiban dan ketentraman dalam kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi

kebutuhan itu dilakukan penataan kehidupan bersama yanng mengacu kepada

patokan tingkah laku yang disepakati, yaitu hukum. Patokan tersebut

dirumuskan dan ditetapkan oleh yang memiliki otoritas di dalam masyarakat.

Dalam patokan tingkah laku diatur hak dan kewajiban individual, baik dalam

hubungan antar individu maupun yang berkenaan dengan urusan yang

bersifat kolektif dan publik. Disamping itu, terdapat pengaturan mekanisme

hubungan dalam penerimaan dan penunaian hak dan kewajiban tersebut.

Apabila terjadi perilaku menyimpang, ditentukan cara-cara penyelesaiannya.

Gagasan hukum islam, terinternalisasi ke dalam istilah-istilahhukum dan

politik di Indonesia. Hal itu merupakan potensi dalam pengembangan hukum

islam melalui supra dan insfrastruktur politik, sehingga tumbuh berbagai

pranata hukum di antarannya hukum, majelis hakim, keadilan, peradilan,

mahkamah, tertib hukum, dewan hisbah, komisi fatwa, dan tahkim.

h. Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi merupakan norma-norma dalam pemenuhan kebutuhan

barang dan jasa dalam kehidupan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan

itu dilakukan penataan berbagai akad dalam pola-pola produksi, distribusi,

dan kosumsi barang dan jasa.

Page 5: Pranata Sosial Dalam Islam

Kegiatan perekonomian bagi masyarakat modern biasanya banyak terjadi

dikota terfokus pada sektor industri dan jasa. Kenyataan ini terlihat pada

tingkat keahlian dan profesionalisme pekerjaan mereka seperti dokter, pilot,

dosen, bisnismen, direktur lain sebagainya.Dalam Islam faktor ekonomi

merupakan hal sangat penting dalam membangun kesejahteraan Umat Islam.

Salah satu buktinya adalah eksistensi Bank Syari`ah dan mu`amalat di

Indonesia. Keberadaan sudah teruji dan terbukti ketika ketika Indonesia

mengalami krisis ekonomi maka bank ini tetap bertahan, sebab prinsip yang

ditanamkan adalah bagi hasil dan tidak ada yang dirugikan malah sebaliknya

sama-sama untung.

i. Pranata Kesehatan

Pranata kesehatan merupakan norma-norma dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan dan perawatan kesehatan secara individual dan kolektif. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan pengaturan tentang cara dan etika

yang digunakan. Terdapat pranata yang bersifat tradisional dan kemudian

mengarah kepada cara modern, yang menggunakan pendekatan keilmuan.

j. Pranata Perawatan Sosial

Pranata perawatan sosial merupakan norma-norma dalam pemenuhan

kebutuhan perawatan sosial bagi kelompok masyarakat tertentu , yang karena

keterbatasan sumber daya, memerlukan pelayanan dan perawatan dari

kelompok masyarakat lainnya. Hal itu merupakan penjelmaan dari salah satu

solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial (tafakul al-ijtima’i). Pranata itu

ada yang bersifat spontan (cresive) dan individual, ada pula yang

terorganisasi, terencana, dan bersifat kolektif, seperti panti asuhan bagi anak-

anak yatim dan panti perawatan orang-orang jompo. Disamping itu,

pemenuhan kebutuhan perawatan terhadap korban perang, kerusuhan, dan

bencana alam merupakan bagian dari pranata ini.

k. Pranata Kesenian

Pranata kesenian berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan kreasi dan

ekspresi kesenian. Hal itu merupakan bentuk ekspresi nilai-nilai keislaman

dalam bentuk seni.

Page 6: Pranata Sosial Dalam Islam

Dari berbagai pranata sosial itu, tiga kelompok pertama, sebagaimana telah

dikemukakan di atas, sangat erat hubungannya dengan keyakinan umat Islam

karena dipertela dalam Qur’an dan Hadist Nabi. Al-Quran dan Hadis memiliki

kepekaan yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Oleh karena itu, alokasi hukum

islam, atau nilai Islam pada umumnya, terinternalisasi ke dalam pranata-pranata

itu secara maksimal, sehingga menjadi basis masyarakat Islam dalam konteks

pergaulan hidup secara global. Sedangkan perkembangan pranata-pranata tersebut

sejalan dengan perkembangan masyarakat pada umumnya. Atas perihal tersebut,

hukum keluarga ditransformasikan ke dalam peratuaran perundang-undangan di

negara-negara yang bersangkutan.

Dalam masyarakat transisi, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat

industrial, seperti di Indonesia, perkembangan pranata sosial itu beraneka ragam.

Ada yang bersifat sederhana dan terbatas, ada  pula yang bersifat kompleks dan

menyebar secara luas. Kedua gejala itu bersifat kontinum, menuju ke arah yang

kompleks. Dalam proses itu terjadi adaptasi terhadap perubahan yang muncul

karena tuntutan internal maupun eksternal. Berkenaan dengan

perubahan  yang  berlangsung terus-menerus maka muncul berbagai tuntutan

baru, yang mendorong pengembangan dan perluasan pranata sosial itu. Dengan

perkataan lain, pranata sosial itu mengalami perubahan baik secara kualitatif

maupun kuantitatif (pertumbuhan, perkembangan, pengembangan, pembaharuan,

kemajuan, modifikasi, adaptasi, dan sejenisnya).