prasedimentasi
TRANSCRIPT
DETAIL ENGINEERING DESIGN UNIT PRASEDIMENTASI
1. Gambaran Umum Primary Sedimentation (Prasedimentasi)
Primary Sedimentation dapat berupa bak circular atau rectangular dengan
kedalaman 2-5 m. Bak prasedimentasi ini berfungsi sebagai tempat pengendapan
partikel diskrit, seperti lempung, pasir, dan zat padat lainnya (memiliki spesific gravity
≥1,2 dan diameter ≤0,05 mm) yang mengendap secara gravitasi. Partikel diskrit adalah
partikel yang selama proses pengendapannya tidak berubah ukuran, bentuk, dan
beratnya.
Penggunaan unit prasedimentasi selalu ditempatkan pada awal proses
pengolahan air sehingga dapat dicapat penurunan kekeruhan. Prasedimentasi merupakan
bak pengendap material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen, serta
merupakan pengolahan fisik yang kedua. Pada unit ini tidak ada penambahan bahan
kimia, dan pengendapan yang digunakan adalah pengendapan secara gravitasi. Dalam
pengoperasiannya, prasedimentasi dapat mengurangi zat padat (SS) sampai sebesar 50 –
75 %. Unit prasedimentasi direkomendasikan dalam pengolahan air baku dengan tingkat
kekeruhan lebih dari 10000 Ntu dengan penghilangan yang dapat dicapai dari 65-80%.
Unit prasedimentasi dibagi dalam empat zone, yaitu:
Zona inlet sebagai tempat memperkecil pengaruh transisi aliran dari influen ke
aliran steady yang terjadi di settling zone. Fungsi dari inlet zone ini agar proses
pengendapan yang terjadi di settling zone tidak terganggu.
Zona pengendapan sebagai tempat terjadinya pengendapan partikel diskrit sehingga
terpisah dari air baku.
Zona lumpur sebagai tempat menampung material/lumpur yang diendapkan di
settling zone.
Zona outlet tempat memeperkecil pengaruh transisi aliran dari settling zone ke aliran
effluen.
Gambar 1. Zona dalam Bak Pengendap I
Pemeliharaan rutin unit prasedimentasi merupakan kegiatan-kegiatan perawatan
yang bersifat pencegahan terhadap kerusakan dan dilaksanakan secara rutin dan
perbaikan atas unsur-unsur prasedimentasi yang mengalami kerusakan dilaksanakan
secara insidentil. Ruang lingkup pemeliharaan ini meliputi:
1. Pemekrisaan kondisi fisik bangunan prasedimentasi
2. Pemeriksaan sistem perpipaan dan katup-katup penguras lumpur
terhadap kebocoran
3. Pemeriksaaan dan kebersihan setiap sudut dari unit prasedimentasi
4. Pemeriksaaan kondisi fisik dan kelengkapan pada unit prasedimentasi
lainnya seperti: pintu air, pipa inlet, pipa outlet pipa penguras lumpur.
Kriteria Desain Bak Pengendap I Waktu detensi = 1 - 3 jam
Surface Loading (Vs) = 2 - 3 m/jam
Weir Loading = 25 - 500 m3/m3.hari (tipikal = 250 m3/m.hari)
NRE = < 2000
NFR = > 10-5
Slope Ruang Lumpur = 2% - 6%
Kadar Lumpur = 4 - 6%
Kedalaman Bak = 1 – 3 m
Perencanaan Bangunan Prasedimentasi
Direncanakan:
Q = 100 L/s = 0,1 m3/s
Jumlah unit = 2 unit
Q tiap unit = Q / jumlah unit = 1 m3/s : 2 = 0,05 m3/s
Waktu detensi = 2 jam
Viskositas Kinematis (ʋ) = 0,7716 x 10-6 m2/s (Suhu 32ᵒC)
Viskositas Dinamis (µ) = 0,827 x 10-3 N.s/m2
Kerapatan air (ρw) = 995 kg/m3
Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Panjang : Lebar = 2 : 1
Kedalaman (H) = 3 m
% removal yang diinginkan = 60 % dengan good performance
Maka di plotkan pada grafik permonce dibawah ini:
Gambar 2 Performance curves for settling basin of varying effectiveness(Sumber: Fair dan Geyer, 1981)
Berdasarkan grafik di atas untuk persen removal 60% maka:
Tes coloum dilakukan dengan ketinggian kolom 150 cm selama ¾ jam sehingga:
= 5,55 x 10-4 m/s
I. DED
a.Zona Pengendapan
Direncanakan:
Bak berbentuk rectangular
Perhitungan:
As = Q/Vs
= (0,05 m3/s) / 5,55 x 10-4 m/s
= 90 m2
Dimensi Zona Pengendapan, p : l = 2 : 1
A = p x l
90 = 2 l x l
90 = 2 l2
l = 6,71 m
p = 2 x l = 2 x 6,71 = 13,42 m
H = 3 m
Cek td
td = Volume : Q
= (p x l x H) : Q
= (13,42 x 6,71 x 3) m3: 0,05 m3/s
= 5402,892 s = 1,5 jam (OK!)
Kecepatan Horizontal
VH = Q / (l x H)
= 0,05 m3/s : (6,71 x 3) m2
= 2,48 x 10-3 m/s
Diameter partikel
(d) = =
= 2,17x10-5 m = 21,7 μm
Diketahui nilai k = 0,04 ; f = 0,02
Kontrol Penggerusan =
Vsc = 5,62 x 10-3 m/dt
Karena Vh < Vsc → tidak terjadi penggerusan ( OK ) dan Vh > Vs,
namun seharusnya Vh<Vs, supaya bisa mengendap dan Vh< Vsc agar tidak terjadi
penggerusan dan resuspensi.
Jari-jari Hidrolis (R)
R = (l x H) / (l + 2H)
= (6,71 x 3) / (6,71 + (2 x 3))
= 1,58 m
Cek Bilangan Reynold
NRE = (VH x R) : ʋ
= (2,48 x 10-3 x 1,58) / 0,7716 x 10-6
= 5078,28 > 2000 (Tidak OK)
Cek Bilangan Froud
NFR = VH2 : (g x R)
= (2,48 x 10-3)2 : (9,81 x 1,58)
= 3,97 x 10-7 < 10-5 (Tidak OK)
Karena NFr < 10-5 dan Nre > 2000, maka perlu dipasang perforated baffle di zona
inlet untuk mencegah aliran pendek dan agar alirannya menjadi lebih laminer
sehingga partikel mempunyai kesempatan mengendap yang lebih lama.
b. Zona Inlet
Saluran Pengumpul
Direncanakan
Q = 100 L/dt = 0,1m3/dtk
Saluranberbentuksegiempat
Waktudetensi (td) = 90 detik
Kedalamansaluran (H) = 0,225 m
Tebaldinding = 20 cm = 0,2 m
Freeboard = 0,3 m
Panjangsaluran (P) = (lebar 1 baksettling zone x jlhbak yang direncanakan) +
(tebaldinding x jlhdinding)
= (6,7 x 2) + (0,2 x 1) = 13,6 m
a. Dimensisaluranpengumpul :
V = Q x td
= 0,1m3/dt x 90 dt = 9 m3
V = A x H
A = m2
A = P x L
L = m
DimensiSaluranPengumpul :
Panjang (L) = 13,6 m
Lebar (W) = 2,9m
Kedalaman (H) = 0,225 + 0,3 = 0,525 m
Zona Inlet
Direncanakan:
Saluran Inlet Perforated Baffle, saluran berbentuk persegi panjang (saluran yang
dekat dengan perforate baffle)
Q saluran = 0,05 m3/s
V asumsi = 0,5 m/s
Lebar (b) : kedalaman (h) = 2 : 1
Luas (A) = Q/V
= 0,05 m3/s : 0,5 m/s = 0,1 m²
Kedalaman (h)
Luas (A) = b x h
0,1 m² = 2h²
h = 0,225 m
Lebar (b) = 2 x 0,225 m = 0,45 m
n = 0,015
jari – jari hidrolis (R) = (h x b) : (2h +b)
= (0,225 x 0,45) : (2. 0,225 + 0,45) = 0,1125 m
Slope (s)
v =
0,5 m/s =
s = 0,001
headloss saluran pembawa
Headloss mayor (hf)
V = (persamaan manning)
0,5 m/s =
Hf = 0,02 m
Head kecepatan (hv) =
=
Headloss total = hf + hv
= 0,02 m + 0,01274 m= 0,033 m
Pintu Air (Sesuai inlet)
Pada saluran inlet terdapat pintu air yang berfungsi untuk mengatur debit air
baku yang masuk kemasing – masing bak prasedimentasi.
Direncanakan :
Lebar pintu air = 0,45 m (Sesuai lebar saluran pembagi)
Q tiap pintu air = 0,05 m3/det (ada 2 pintu)
Tinggi muka air sebelum pintu air = 0,0225m
Perhitungan:
Q = K x μ x a x b x (2gh)½
0,05= 1 . 1. a . 0,45 (2 . 9,81 . 0,6)½
a = 0,0323 m
Jadi lebar pintu bukaan pintu air adalah 0,0323 m
Hsaluran =
= (0,02+ 0,013) = (0,033) = 0,011 m
Perforated Baffle
Direncanakan:
Diameter lubang = 15 cm = 0,15 m
Panjang baffle = lebar bak = 6,71 m
Tinggi baffle (H) = Tinggi bak = 3 m
Kecepatan melalui lubang (v) = 0,5 m/s
Perforated baffle diletakkan 0,8 m di depan inlet
Koefisien kontraksi (Cd) = 0,6 (0,5 – 0,6)
Perhitungan:
Luas tiap lubang (A) =
Luas baffle yang terendam air = b x h
= 6,71m x 3m = 20,13 m2
Luas total lubang (A total) =
Jumlah lubang (n) =
Susunan lubang
Horisontal = 3 buah
Vertikal = 3 buah
Jarak horisontal antar lubang (sh)
Jarak vertikal antar lubang
Cek nilai Nre pada tiap lubang
jari – jari hidrolis (R) = A : P = ¼ D
= ¼ x 0,15 m = 0,0375 m
Nre = (VH x R) : ʋ
= (2,48 x 10-3 x 0,0375)/0,7716 x 10-6
= 120, 53 (memenuhi)
N fr = (Vh2/(g x R))
= (2,48 x 10-3)2/ (9,81x0,0375)
= 1,6 x 10-5 (memenuhi)
Headloss melalui perforated baffle
Hf =
c. Zona Lumpur
Direncanakan:
Q = 100L/s = 0.1 m3/s
Jumlah unit = 2 unit
Q tiap unit = Q / jumlah unit
= 0.1 m3/s / 2 unit = 0,05m3/s
Specific gravity = 2,65 gr / cm3
Kadar SS = 600 mg /L
Ruang lumpur berbentuk limas terpancung dengan periode pengurasan 2 kali per hari
Efisiensi pengendapan = 60 %
Konsentrasi Diskrit dan grit = 90 % x Konsentrasi SS
Kadar air dalam lumpur = 95 %
Kadar SS kering dalam lumpur = 5 %
Berat jenis SS = 2650 kg/m³
Berat jenis air = 995 kg/m³
Perhitungan:
Konsentrasi Diskrit dan grit = 90 % x Konsentrasi SS
= 90 % x 600 mg /L = 540 mg/L
Sludge teremoval/terendapkan = 60 % x Konsentrasi Diskrit dan grit
= 60 % x 540 mg/L = 324 mg/L
Sludge lolos = 540 mg/L – 324 mg/L = 216 mg/L
Berat lumpur terendapkan = 324 mg/L x Q
= 324 mg/L x 0,05 m3/s x 86400/1000
= 1399,7 kg/hari
Berat air = (95 % / 5 %) x berat lumpur terendapkan
= (95 % / 5 %) x 1399,7 kg/hari
= 25194,6 kg/hari
Berat jenis lumpur = [berat jenis SS x 5%] + [berat jenis air x 95%]
= [25194,6 x 5%] + [995 x 95%]
= 2204,98 kg/m³
Volume lumpur = (berat lumpur + berat air)/berat jenis lumpur
=(1399,7kg/hari + 25194,6 kg/hari)/2204,98 kg/m³
= 12,1 m³/hari
Volume bak lumpur = volume lumpur/ banyaknya pengurasan
= 12,1 m³/hari / 2 kali/hari
= 6,05 m³
P1 = 6.7 m
L1 = 5 m
A1 = 33,5 m2
P2 = 5 m
L2 = 3 m
A2 = 15 m2
Volume grit storage =
h = 1,1 m
Pengurasan menggunakan pompa non – clogging centrifugal pump
Q pompa = 10 m³ / menit = 0.167 m³ /s
Waktu pengurasan (t) = Volume pasir / Q pompa
= 6,05 m³/10 m³ / menit = 0,605 menit
V asumsi pipa = 1 m/s
Luas (A) pipa = Q lumpur / v pipa
= 0.167 m³ /s / 1 m/s = 0,167 m²
Diameter pipa penguras =
V cek = Q/A
= 0.167 m³ /s / (1/4 π D²)
= 0.167 m³ /s / (1/4 π 0,5²)
= 0.85 m/s (memenuhi, <1 m/s)
Gambar 6.1 Penampang Ruang Lumpur
d. Zona Outlet
Weir dan gutter
Direncanakan:
Zona outlet bak prasedimentasi ini berupa weir dengan perencanaan sebagai berikut:
Weir Loading Rate ( WLR ) = 200 m3/m2.hari
= 2,3 x 10-3 m3/m2.s
Q = 100L/s = 0.1 m3/s
Jumlah unit = 2 unit
Q tiap unit = Q / jumlah unit
= 0.1 m3/s / 2 unit = 0,05 m3/s
Jumlah gutter = 6 buah
Perhitungan:
Panjang total weir (P) = Q / WRL
= 0,05 m3/s / 2,3 x 10-3 m3/m2.s
= 22 m
P1
P2
L1
L2
h
Lebar bak (B) = 6,7 m
Tebal weir (t) = 0,01 m
Lebar bak (B) = (n x b) + (n-1) x b
6,7 = (6 x b) + (6-1) x b
6,7 = 11 b
b ( lebar tiap weir) = 0,6 m
Panjang total weir (P) = (n x b) + (2n-2) x l
22 = (6 x 0,6) + (2(6) – 2) x l
22 = 3,6 + 10 x l
18,4 = 10 x l
l (panjang tiap weir) = 1,84 m
Jarak antar gutter = lebar weir (b)= 0,6 m
A. Tinggi air di atas weir (h)
Tinggi air di atas weir (h) = 0,0104 m = 1 cm
B. Dimensi saluran:
Q = 1,84 x b x h 3/2
0,05 m3/s = 1,84 x 2 x h 3/2
h = 0,2 m
Saluran Pengumpul
Direncanakan:
Q tiap saluran = 0,05m3/s
lebar : kedalaman = 2 : 1
Panjang saluran = lebar bak prasedimentasi = 6,7 m
Perhitungan:
Kedalaman (h)
Q = 1,375 x L x h3/2
0,05m3/s = 1,375 x 2h x h3/2
0,07 = h5/2
Kedalaman (h) = 0,3 m
Lebar (b) = 2 x 0,3 m = 0,6m
Dimensi saluran pengumpul:
Panjang( L ) = 6,7 m
Lebar( b ) = 0,6 m
Kedalaman + freeboard = 0,3 m + 0,3 = 0,6 m
Kecepatan dalam saluran pengumpul
V = Q / A
= 0,05 m3/s / ( 0,6 x 0,3 ) = 0,3 m /s
n = 0,015
jari – jari hidrolis (R) = (h x b)/(2h +b)
= (0,3 x 0,6)/(2. 0,3 + 0,6) = 0,15 m
Slope = Hf/L
v =
Slope (s) = 0,0015
Head loss (hf) = slope x L
= 0,0015 x 6,7 m = 0,01 m
Head kecepatan (hv) = = 0,015 m
Head loss total = hf + hv
= 0,01 m + 0,015 m = 0,025 m