present as i
DESCRIPTION
presentasiTRANSCRIPT
Penentuan Kadar Lemak Secara Non-Destruktif pada
Bubuk Biji Kakao dengan Menerapkan Metode Mean
Normalization dan De-TrendingMuaida Alfia12051060100
31
Pembimbing 1 : Dr. Zulfahrizal Pembimbing 2 : Dr. - Ing. Agus Arip MunawarPenguji 1 : Dr. Rita Khathir, S.TP, M.ScPenguji 2 : Raida Agustina, S.TP, M.Sc
Tahun 2014 produksi biji kakao Pantai Gading diperkirakan sebesar 1.746.000 ton, Ghana 897.000 ton dan Indonesia sebesar 375.000 ton (ICCO, 2015).
Aceh sendiri pada tahun 2013 menyumbang sebesar 34.795 ton (BPS, 2013).
Masalah mutu
Solusi
NIRS Spectroscopy
LATAR BELAKANG
Bagaimanakah membangun model pendugaan kadar lemak bubuk biji kakao dengan menggunakan NIR Spectroscopy ?
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN Untuk menentukan kandungan
kadar lemak pada bubuk biji kakao menggunakan NIRS dengan metode Partial Least Squares (PLS) sebagai metode regresi
serta membandingkan antara pretreatment de-trending (DT) dengan mean normalization (MN) sebagai metode koreksi.
RUANG LINGKUP
PENELITIAN1. Penelitian ini terbatas pada bubuk biji
kakao (Theobroma cacao) varietas Lindak.
2. Pengujian atribut bubuk biji kakao terbatas pada kadar lemak.
3. Pretreatment yang digunakan adalah de-trending (DT) dan mean normalization (MN).
4. Pengolahan data menggunakan Partial Least Squares (PLS).
MANFAAT PENELITIAN
Membantu mempermudah para petani kakao dan industri kakao dalam menentukan mutu bubuk biji kakao serta dapat menyumbang bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
TINJAUAN PUSTAKA
MetodePretreat
ment
• Mean Normalization
• De-Trending
Metode Prediksi
• Partial Least Square (PLS)Gambar 1. Interaksi Sinar NIRS
dengan Bahan Biologik (Munawar, 2008)
PENELITIAN NIRS TERKAIT KAKAONama dan
TahunBahan Uji Yang di Ukur Metoe Pengolahan
Kaffa et al.(1982) Bubuk kakao Kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat
Step wise multiple refression untuk analisis data dan panjang gel. Optimum. Semua digandeng dengan running average 0f 21 points dan D2.
Permanyer dan Perez (1989)
Bubuk kakao Kadar air, lemak dan sukros ANNOVA
Davies et al. (1991) Bij kakao mentah, biji sangria keduanya dalam bentuk bubuk. Massa coklat dan coklat jadi keduanya dalam bentuk blok
Kadar air, lemak PCA untuk mereduksi data. CVA untuk mempertahankan disriminasi data. PCC untuk menghubungkan dua set variable. CCA untuk menunjukkan hubungan lineer. Model digandeng dengan MSC.
Bolliger et al. (1999) Cocoa Butter dan coklat dalam bentuk cairan massa
Viskositas dan kandungan Kristal.
mPLS untuk pengembangan model digandeng dengan SNV, DT dan D1.
Whitacre et al. (2003) Kakao Liquors Kandungan procyanidin PCT-PLS1 untuk membangun model digandeng dengan SNV.
Moros et al. (2007) Coklat Komersial Kadar Karbohidrat, kadar lemak dan kadar protein
CA untuk analisis data eksplorasi untuk memilah objek yang berbeda ke dalam kelompok HCA untuk mengevaluasi kesamaan antara sampel dan untuk menilai jumlah subset karakteristik ANN+PCA untuk membangun model kalibrasi.
Cambrai et al. (2009) Dark chocolates Senyawa volatile PCA untuk mengurangi data. FDA untuk analisis varians
Aculey et al. (2010) Biji kakao dibubukkan Senyawa volatile FDA untuk evaluasi variasi dan PLS untuk evaluasi kinerja prediksi
Hue et al. (2014) Biji kakao dibubukkan (Fermentasi) Kandungan NH3 PCA yang dilengkapi dengan SNV, DT, D2, dan SGs
Sumber : (Zulfahrizal , 2014)
ALAT DAN BAHAN
Alat
AntarisTM II Method Development
Sampling (MDS), perlengkapan uji kadar lemak, dan
unscrambler software® X version 10.1.
Bahan Bubuk biji kakao
Mulai
Bubuk Biji Kakao
Pengukuran kadar lemakPengukuran spektrum NIR bubuk (1000-
2500 nm)Transformasi Reflektan menjadi
absorbanKoreksi Spektrum Mean Normalization dan
de-trendingPengembangan Model kalibrasi NIR
Metode PLSMetode pre-treatment panjang gelombang
relevan optimumMenguji kehandalan model
kalibrasiK.Fold Cross Validation
K=10r,
RMSEC,RMSECV,RPD,
LVs
Selesai
NO
YES
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Model prediksi, panjang gelombang optimum, metode koreksi terbaik