presentasi

Upload: michelle-hendrayanta

Post on 10-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bagian mata

TRANSCRIPT

  • Pembimbing:dr. Agah Gadjali, Sp. Mdr. Gartati Ismail, Sp. Mdr. Henry A. Wibowo, Sp. Mdr. Hermansyah, Sp. Mdr. Mustafa K. Shahab, Sp. MDisusun oleh:Sandra Aldira 1102010262

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTO

    Hordeolum Internum

  • IDENTITAS PASIENNo. Rekam Medis: 740115Nama: Tn. A Umur: 15 tahunJenis Kelamin: Laki laki Tanggal lahir: 2 Juni 1999Agama: IslamBangsa / Suku : Indonesia / Jawa Pendidikan : SMPPekerjaan: Pelajar SMAAlamat: Pinang Ranti RT 003 / 02, Pondok Gede, Jakarta TimurStatus : Belum menikahTanggal pemeriksaan: Senin, 12 Januari 2015

  • ANAMNESA (Autoanamnesis pada 12 Januari 2015)Keluhan Utama: Benjolan di kelopak mata kanan atas sejak enam bulan yang lalu Keluhan tambahan : tidak ada

  • Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien diantar oleh ibunya datang ke Poliklinik Mata RS Polri dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kanan atas kurang lebih sejak enam bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya berupa benjolan kecil yang terasa nyeri dan gatal kemudian semakin lama semakin membesar sehingga kelopak mata kanan atas merah dan bengkak. Benjolan terasa lunak dan pasien mengeluhkan mata sebelah kirinya terlihat lebih kecil.

  • Benjolan diakui pasien sempat mengempes namun pasien lupa kapan benjolan mulai mengempes. Pasien saat ini juga merasa seperti ada yang mengganjal pada mata kanan atas namun benjolan sudah tidak dirasa gatal maupun nyeri. Keluar kotoran dan penglihatan kabur disangkal oleh pasien.

  • Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit diabetes melitus disangkalRiwayat penyakit hipertensi disangkalRiwayat mengalami benturan atau trauma benda lain disangkalRiwayat menggunakan kacamata disangkal Riwayat sakit serupa (+) Riwayat alergi makanan disangkalRiwayat alergi obat disangkal

  • Riwayat penyakit keluargaRiwayat keluarga dengan sakit yang sama disangkal Riwayat penyakit diabetes melitus disangkalRiwayat penyakit hipertensi disangkal

  • PEMERIKSAAN FISIKStatus generalis:Keadaan umum: baik Kesadaran: Compos MentisTanda VitalTekanan darah: 120/80Nadi: 80 kali/menitRespirasi: 20 kali/menitSuhu: afebris

  • STATUS OFTALMOLOGIINSPEKSI

  • ODOSVisus 5/5 E5/5 ETION/palpasiTidak dievaluasiPosisi Hirschberg ortoforia Gerakan bola mata Palpebra superior Edema (+), benjolan (+) berukuran 0,5x0,3cm, konsistensi kenyal, Hiperemis (+), nyeri tekan (-)Edema (-), benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)

  • Palpebra inferior Edema (-), benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)Edema (-), benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)Konjungtiva tarsalis superior Hiperemis (-), papil (-), edema (-)Hiperemis (-), papil (-), edema (-)Konjungtiva tarsalis inferior Hiperemis (+), papil (-), edema (+)Hiperemis (-), papil (-), edema (-)Konjungtiva bulbiJernih Jernih Kornea Jernih, ulkus (-), infiltrat (-), sikatriks (-)Jernih, ulkus (-), infiltrat (-), sikatriks (-)Bilik mata depan Dalam, jernih, Dalam, jernih,

  • IrisCoklat, radier Coklat, radier Pupil Bulat, jernih, berada di sentral, refleks +/+Bulat, jernih, berada di sentral, refleks +/+Lensa JernihJernihVitreus Tidak dievaluasiTidak dievaluasi Fundus Tidak dapat dievaluasiTidak dievaluasi

  • RESUMEPasien laki - laki berumur 15 tahun datang dengan keluhan benjolan pada mata kanan atas kurang lebih sejak satu tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit yang awalnya berupa benjolan kecil dalam kelopak mata kanan atas kemudian semakin lama semakin membesar sehingga kelopak mata kanan atas menjadi merah dan bengkak. Benjolan saat ini tidak disertai rasa gatal dan nyeri namun pasien mengeluh seperti ada rasa mengganjal pada kelopak mata kanan atas. Benjolan diakui pasien sempat mengempes namun pasien lupa kapan benjolan mulai mengempes

  • Pada pemeriksaan fisik :Visus OD : 5/5 EVisus OS : 5/5 E

    Palpebra superior OD :Edema (+)Hiperemis (+) Nyeri tekan (-)

    Konjungtiva tarsalis superior OD : Hiperemis (+)

  • DIAGNOSIS KERJAHordeolum internum palpebra superior OD

    DIAGNOSIS BANDINGHordeolum eksternum ODKalazion OD

  • PENATALAKSANAANRencana terapi :Insisi hordeolum

  • PROGNOSISQuo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Fungsionam: Dubia Ad BonamQuo Ad Sanactionam: Dubia Ad bonamQuo Ad Cosmetican: Ad Bonam

  • Tinjauan Pustaka Anatomi Palpebra Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

  • Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva palpebrae).

  • Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom dan tarsal).

  • DefinisiHordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll. 6

  • Klasifikasi Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum .

  • Hordeolum eksternumHordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.

  • Hordeolum internum Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan) dibandingkan dengan kalazion yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa intervensi.

  • EpidemiologiData epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin.

    Etiologi Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

  • Faktor resiko hordeolum adalah sebagai berikut : 5Penyakit kronik.Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.Diabetes.Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.Riwayat hordeolum sebelumnya.Higiene dan lingkungan yang tidak bersih.Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik

  • Patogenesis terjadinya hordeolum eksternum diawali dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus.

  • Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom di lempeng tarsal.

  • Gejala 3,4Pembengkakan.Rasa nyeri pada kelopak mata.Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata.Gatal Penglihatan terganggu Rasa tidak nyaman saat berkedip

    Tanda 1,8Eritema.Edema.Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.Seperti gambaran abses kecil.

  • PenatalaksanaanKompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.Antibiotik topikalBacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 4 .

  • Antibiotik sistemikDapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 125 - 250 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari.

  • Pembedahan Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi 7Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (vertikal) pada margo palpebra.Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar (horizontal) dengan margo palpebra.

    Setelah dilakukan insisi, dilakukan kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik

  • Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.

  • Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.14

  • Pembahasan

  • Pada pemeriksaan fisik ditemukan : Visus ODS: 5/5 EPalpebra superior OD :Edema (+)Hiperemis (+) Konjungtiva tarsalis superior OD : Hiperemis (+) Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan diagnosis pasien mengarah pada hordeolum internum palpebra superior OD

  • TERIMA KASIH

  • PERTANYAANIQBAL : 1.stadium apa pada pasien anda?, 2. perbedaan hordeolum dan kalazion dari onsetnya?Wemdi : Pada penatalaksanaan hordeolum selain pembedahan apa saja?Keyko : 1. Kenapa harus dilakukan pengkompresan air hangat pada hordeolum?, 2. beda externum dan internum pada hordeolum?Rahmandra (Andra) : apakah blefaritis bisa menyebabkan hordeolum?

  • KesimpulanHordeolum adalah infeksi pada palpebra, harus bisa membedakan antara hordeolum dengan kalazion... Dari onset, nyeri atau tidak, konsistensi, liat juga tanda peradangan.Tentukan diagnosisnyaTentukan stadiumnyaTentukan posisinyaTentukan urutan terapinyaBedakan terapi pada tiap stadium pada hordeolumPada hordeolum internum insisinya harus vertikal, karena dilihat dari posisi kelenjar meinbom.Dillihat pada penyembuhannya jika horizontal bisa menyebabkan entropion, hal itu tidak akan terjadi pada sayatan vertikal pada insisi hordeolum externum

    Kalazion adalah suatu obstruksi tidak perlu diberikan antibotik.