presentasi dengan dua layar - pppptk seni dan budaya ...p4tksb-jogja.com/arsip/images/wi/presentasi...
TRANSCRIPT
1
ARTIKEL
Presentasi dengan Dua Layar
Agung Handoko
19650219 199303 1 002
Desember 2014
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jalan Kaliurang Km.12,5 Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta-55581
2
Abstrak
Presentasi merupakan salah satu kegiatan presenter untuk menyampaikan pesan. Umumnya pesan disampaikan menggunakan alat bantu/media pada umumnya LCD. Pembuatan dan penggunaan media presentasi masih banyak yang tidak memperhatikan konsep media grafis. Tayangan presentasi masih banyak pula media/slide yang dipadati tulisan.
Konsep pembuatan media grafis dapat membantu dalam tahapan pembuatan media grafis. Pemanfaatan dua layar untuk presentasi membuat presentasi lebih menarik. Tampilan pada layar LCD haya terpampang/tertayang point-point dan penjelasan hanya tampil di layar laptop yang hanya terbaca oleh presenter.
Penampilan presentasi yang sederhana merupakan salah satu kriteria presentasi yang berkualitas. Presentasi akan baik bila dilakukan pembuatan presentasi dengan memperhatikan konsep media grafis. Dan pelaksanaan presentasi akan lancar apabila dilakukan persiapan alat dengan mencobanya terlebih dahulu.
Key words: presentasi, media, dua layar
A. LATAR BELAKANG
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini merupakan sumber belajar atau sumber informasi
yang tersedia sangat melimpah. Setiap peserta diklat dapat mengakses berbagai informasi yang terkait
dengan materi kediklatan, dari berbagai media yang ada dengan sangat mudah. Posisi fasilitator pun
tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar.
Fasilitator harus mampu memerankan diri sebagai fasilitator yang dapat menginspirasi peserta diklat.
Fasilitator dituntut memiliki wawasan pengetahuan yang luas, mengenal teknologi dan kreatif
memanfaatkan teknologi informasi, situasi lingkungan alam maupun sosial untuk dijadikan sebagai
sumber informasi, disamping bahan-bahan pustaka. Sehingga apa yang ada dilingkungan maupun di
dunia maya (teknologi informasi) dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam
pelaksanaan diklat.
Proses diklat hakikatnya adalah proses komunikasi, fasilitator berperan sebagai pengantar
pesan dan peserta diklat (audience) sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh fasilitator
berupa isi/ ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan
tulisan) maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi
tersebut oleh audience dinamakan decoding. Namun bagaimanakah bentuk dan wujud dari media atau
perantara ini, hal tersebut harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik materi yang akan
disampaikan serta kemampuan fasilitator tentang pengetahuan dan keterampilannya mengenai
media. Sebagai contoh dalam proses penyampaian pesan, maka hal yang harus diperhatikan ketika
penyampaian materi/informasi berlangsung adalah keluasan, kedalaman dari materi, selain itu juga
3
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi tersebut, dan kondisi yang tersedia di tempat,
sehingga media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain sebagai perantara dalam interaksi penyampaian pesan, media pembelajaran memiliki
peran sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar dalam diklat
seringkali ditandai dengan adanya unsur tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi. Keempat
unsur tersebut saling berinteraksi dan berinterelasi. Metode dan media merupakan unsur yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Metode dan alat, yang dalam hal ini adalah media
pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan.
Penyiapan dan penggunaan media, yang maksudkan multimedia/liquid crystal display (LCD)
yang dilakukan oleh fasilitator belum maximal. Waktu yang tersedia untuk fasilitator relatif sempit,
mengingat tugas yang diberikan berdekatan dengan pelaksanaan, sehingga fisilitator konsentrasinya
fokus di penguasaan materi. Fasilitator akan bertambah bebannya lagi ketika kurang menguasai media
LCD dan powerpoint. Kurang maximal lagi bila presentasinya sekedar membaca tayangan yang ada
dalam powerpoint.
B. PEMBAHASAN
Konsep Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu audience supaya terjadi proses
belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan audience akan dapat memperoleh
berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan
mudah dan lebih baik. Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar
dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain : dengan mengalami secara langsung (melakukan
dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar. Dan sekarang
audience maupun fasilitator dapat belajar atau memperoleh informasi dari dunia maya yang
memanfaatkan teknologi informasi.
Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode
pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut
media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Jika kembali
kepada paradigma pembelajaran sebagai suatu proses transaksional dalam menyampaikan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotor, maka posisi media jika diilustrasikan dan disejajarkan
dengan proses komunikasi yang terjadi. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan posisi dari media
dalam suatu proses yang bisa dikatakan sebagai proses komunikasi dalam pembelajaran.
KOMUNIKATOR KOMUNIKAN PESAN SALURAN/
MEDIA
4
Proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan keberadaan media
pembelajaran, yaitu:
a. Tingkat pengolahan Informasi
b. Tingkat penyampaian informasi
c. Tingkat penerimaan informasi
d. Tingkat pengolahan informasi
e. Tingkat respon dari peserta didik
f. Tingkat diagnosis dari pengajar
g. Tingkat penilaian
h. Tingkat penyampaian hasil.
Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna tidak terlepas dari peran media terutama dari
kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori
& kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi
yang sama.
Peranan media dalam proses pembelajaran
a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat fasilitator menyampaikan pelajaran.
Dalam hal ini media digunakan fasilitator sebagai variasi penjelasan verbal mengenai
bahan pengajaran.
b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh para
audience dalam proses belajarnya. Paling tidak fasilitator dapat menempatkan media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar audience.
5
c. Sumber belajar bagi audience, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus
dipelajari para audience baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian akan
banyak membantu tugas fasilitator dalam kegiatan penyampaian materinya.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh fasilitator agar
mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media
audio, merupakan media auditif mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti
pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat
karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan
pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat
perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya meng-gunakan
alat yang sama pula.
Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi audience. Penggunaan media mempunyai
tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pebelajar
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik
juga akan mengaktifkan pebelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong
audience untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media, antara lain biaya, ketersediaan
fasilitas pendukung, kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu
dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan, dan kegunaan.
Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media antara lain:
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami audience.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh fasilitator pada waktu mengajar.
d. Keterampilan fasilitator menggunakannya, artinya secanggih apapun sebuah media
apabila tidak tahu cara menggunakanya maka media tersebut tidak memiliki arti apa-apa.
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi
siwa selama pengajaran berlangsung.
6
f. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir audience, sehingga
makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para audience.
Penggunaan Multimedia Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis,
digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang.
Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar
cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai
dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual,
auditif maupun kines-tetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup
lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan pre-sentasi. Saat ini teknologi
pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya.
Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikembangkan
oleh Microsoft inc "Corel presentation” yang dikembangkan oleh Coral inc hingga perkembangan
terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali
jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia
yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh
perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak
memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor,
kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang
memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam kepentingan
dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai karakteristik audience. Tentu
saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat
dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak ha-nya untuk
dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector
(seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi
lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi.
Lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki
kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara
maksimal. Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode
pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode
7
lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya
pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada
teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu
komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Diantaranya
tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah materi
pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.
C. PEMECAHAN MASALAH
Pembuatan Media/Slide
Membuat media atau bahan tayang yang menggunakan power point, harus dapat
memanfaatkan point-point yang berpower. Agar point-point berpower, dalam pembuatanya tidak
bisa lepas dengan teori media grafis yang sering disebut media visual dasar. Mendesain media grafis,
perlu memperhatikan prinsip-prinsip; kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan.
a. Kesederhanaan
Bahan untuk media grafis harus ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang penting
saja. Konsepnya harus tergambar jelas serta mudah dipahami. Tulisan harus sederhana, cukup
tebal, jelas, dan mudah dibaca oleh audience yang duduk paling jauh dari layar. Jangan
menggunakan huruf yang artistik, sulit dibaca.
b. Kesatuan
Yang dimaksud kesatuan adalah jalinan yang harmonis antara bagian-bagian visual dalam
kesatuan fungsinya secara keseluruhan. Jalinan antar bagian ini dapat dinyatakan dengan
batas yang bertumpangan, dengan menggunakan petunjuk anak panah dan alat visual grafis
seperti garis, bentuk, warna, tekstur dan ruangan.
c. Penekanan
Meskipun media grafis dibuat berdasarkan gagasan tunggal, didesain menurut prinsip-prinsip
kesederhanaan dan mempunyai kesatuan fungsional, kadang-kadang masih diperlukan
penekanan pada bagian tertentu untuk dijadikan pusat perhatian. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai cara, misalkan dengan memperbesar, memberi warna, atau
ruangan pada bagian tertentu.
d. Keseimbangan
Ada dua macam keseimbangan, yaitu formal dan informal. Suatu desain dikatakan
mempunyai keseimbangan formal apabila dapat dibayangkan ada suatu poros vertikal yang
membagi dua bagian bentuk visual secara simetris. Keseimbangan formal memberikan kesan
statis. Hal ini sering digunakan untuk mendesain caption dan judul. Suatu desain yang
8
mempunyai keseimbangan informal adalah desain yang tidak simetris secara vertikal. Hal
tersebut memberikan kesan dinamis sehingga mempunyai daya tarik yang lebih kuat.
Disamping keempat prinsip umum tersebut, masih ada unsur-unsur grafis yang perlu diperhatikan,
yaitu; garis, bentuk, warna, tekstur, dan ruang.
a. Garis
Dalam media grafis sebuah garis dapat menghubungkan unsur-unsur dan membimbing yang
melihatnya kepada suatu unsur tertentu.
b. Bentuk
Suatu bentuk yang aneh akan membengkitkan perhatian khusus kepada sesuatu yang
divisualisasikan. Seperti hukum Gestalt Penglihatan di bawah ini.
c. Warna
Warna merupakan unsur tambahan yang penting. Akan tetapi hal tersebut harus digunakan
secara hati-hati. Usahakan batas warna jelas, dan tidak terlalu banyak warna. Warna yang
terlalu banyak dan tidak sesuai perpaduannya akan melelahkan mata. Pilihan warna yang
berseberangan disebut warna kontras, seperti warna kuning dengan warna violet. Sedangkan
9
warna yang bersebelahan disebut warna harmoni, seperti warna kuning dengan kuning
kehijauan. Perhatikan gambar lingkaran warna di bawah ini.
Atau menggunakan komposisi di bawah ini Dugan Laird (1982-210), untuk komposisi warna.
Bila pemilihan komposisi warna tidak tepat akan menyulitkan kerbacaan media presentasi.
Komposisi Warna Dugan Laird
Black on yellow
Black on orange
Orange on navy blue
Green on white
Scarlet red on white
Black on white
Navy blue on white
White on navy blue
Orange on black
White on black
White on bottle green
White on scarlet red
White on purple
Purple on white
Navy blue on yellow
Navy blue on orange
Yellow on black
Scarlet red on yellow
Yellow on navy blue
Purple on yellow
e. Ruang
10
Ruang terbuka yang dikelilingi unsur visual dan kata/kalimat akan mencegah perasaan
berdesakan. Tatalah ruang yang digunakan dengan cermat agar unsur-unsur desain jadi
efektif.
Menyiapkan slide
Pada umumnya membuat slide seperti gambar di bawah ini. Apa yang akan disampaikan ditulis
secara lengkap dan dibaca secara lengkap saat penyampaian/presentasi.
Memanfaatkan dua layar, tampilan dapat dibuat sederhana sedang penjelasan diketik di ”Click to add
notes”. Ketikan di bagian ”notes” ini tidak tampil di layar LCD, dengan kata lain akan tampil di laptop
11
sehingga hanya presenter yang dapat membaca. Catatan kecil maupun alur yang akan disampaikan
atau diceritakan dapat diketik di ”notes” ini.
Menyiapkan LCD
Setelah slide ditata semua, sambungkan laptop dengan LCD lalu hidupkan. Pada layar LCD akan
tampil seperti tampilan laptop. Klik ”Show hidden icon”
Tampilan akan muncul seperti gambar di bawah ini. Klik ”Graphics” seperti gambar di bawah ini.
12
Selanjutnya pilih ”Graphics Option” seperti gambar di bawah ini.
Pilih ”Output To”
13
Pilih ”Extended Desktop”
Pilih ”Monitor + Built in Display”
14
Atau menggunakan short-cut, tekan keyboard ”simbol windows + p”. Tampilan monitor terlihat
seperti gambar di bawah ini.
Bila berhasil pada layar LCD akan tampak seperti gambar di bawah ini (ada powerpoint/tampilan
desktop).
15
Dan layar laptop akan tampak seperti gambar di bawah ini. Bila tampilan tidak dapat dua layar,
kemungkinan software atau laptop (hardware) tidak support untuk presentasi dua layar. Pemindahan
cursor/pointer mouse yang tampil di layar dapat dilakukan menggeser mouse ke kiri atau ke kanan
layar. Dimana kursor berada, disitulah layar yang aktif.
Setelah setting koneksi LCD sudah selesai, arahkan cursor pada layar LCD, buka power point.
Lakukan setting power pointnya. Menu bar (bagian layar atas), pilih slide show, klik ”Use Presenter
View”, seperti pada gambar di bawah ini.
16
Setelah siap semua buka file presentasi yang telah dibuat, untuk melaksanakan ”runing power point”
pilih layar yang ada power ponit, selanjutnya lakukan slide show atau tekan ”F5” (slide show).
Tampilan pada layar LCD seperti gambar di bawah ini.
Tampilan pada layar laptop seperti gambar di bawah ini. Tampilan di LCD terlihat seperti background
biru, sedang catatan terlihat seperti di background putih, tampilan catatan dapat dibesarkan atau
dikecilkan sesuai kebutuhan dengan mengatur zoom. Menu dibagian bawah terlihat nomor slide, dan
timer, hal ini dapat dugunakan sebagai kontrol, slide apa berikutnya dan waktu yang telah digunakan.
Memanfaatkan dua layar untuk presentasi akan meningkatkan kualitas presentasi. Dari sisi tampilan
yang direncanakan memperhatikan teori grafis. Dari sisi penayangan akan lebih menarik, mengingat
yang tampil di layar LCD berupa point-pointnya saja, sedangkan penjelasan hanya tampil di layar
monitor. Hal ini tidak menjemukan audience dan presenter terlihat profesional.
Uji coba ini dilakukan menggunakan Powerpoint 2010 dan netbook dengan spesifikasi di bawah ini.
17
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pembuatan media presentasi dilakukan secara terencana. Perencanaan tersebut meliputi
tampilan slide yang mengacu pada teori grafis yaitu terkait dengan empat prinsip dan lima unsur.
Empat prinsip grafis meliputi kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan. Lima unsur
grafis meliputi garis, bentuk, warna, tekstur, dan ruang. Presentrasi dapat memanfaat dua layar,
sehingga dapat meningkatkan performa presentasi. Presentasi akan terlihat profesional karena yang
ditayangkan merupakan point-pointnya saja. Penjelasan dapat dilihat pada layar laptop, dimana
audience tidak membacanya. Hal ini dapat meningkatkan kualitas presentasi, sehingga presentasi
merupakan penampilan yang profesional. Target dari media ini adalah dapat menyampaikan pesan,
bukan membuat kesan bahwa penampilan presentasi ini ”wah”.
Saran
Sebelum melakukan presentasi perlu dilakukan uji coba alat. Uji coba tersebut untuk mengecek
dapat bekerja tidaknya konsep dua layar. Keterbacaan tampilan ini perlu dicek pula apakah audience
yang duduk paling jauh dapat membaca tayangan layar LCD dengan nyaman.
E. Daftar Pustaka
18
Adey, P. 1989. Adolescent development and school science. International Journal of Science
Education, 79: 98. England.
Alessi M. Sthephen & S.R., Trollip. 1984. Computer Based Instruction Method & Development. New Jersley:
Prentice-Hall, Inc.
Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Instructiuonal Technology: The Definition and Domains of The
Field, AECT Washington DC.
Bates, A. W. 1995. Technology, Open Learning and Distance Education. London: Routledge.
Bobbi DePorter & Mike Hernacki. Penterjemah Alwiyah Abdurrahman. 2002. Quantum Learning
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa
Cepi Riyana. 2004. Strategi Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Menerapkan
Konsep Instructional Technology. Jurnal Edutech, Jurusan Kurtek Bandung.
Cepi Riyana. 2006. Media Pembelajaran. Modul, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Depdikbud. 1993. Kurikulum SD 1994. Jakarta: Depdikbud.
Drive, R. 1988. Changing conceptions. Journal of Research in Education, 161-96.
Gerlach, S. Vernon. 1980. Teaching and Media. New Jersey: Prentice-Hall., Inc.
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. 1996. (3rd Ed). Instructional Technology for Teaching and
Learning: Designing Instruction, Integrating Computers and Using Media. Upper Saddle River, NJ.:
Merril Prentice Hall.
Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan Publisher.
Kenji Kitao. 1998. Internet Resources: ELT, Linguistics, and Communication. Japan: Eichosha.
Laird, Dugan. 1982. Approach to Training and Development. Wesley: Addison Publishing Company.
Molenda, Heinich Russell. 1982. Instructional Media and The New Technology of Instruction. Canada: John
Wiley & Son.
Sadiman Arief. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta:
Rajawali.
E. Biodata Penulis
Nama : Drs. Agung Handoko, M.Pd. NIP : 19650219 199303 1 002 Jabatan : Widyaiswara Madya Kantor : P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta Mail : [email protected]