presentasi direktur kongres iakmi
TRANSCRIPT
Oleh: Dr. dr. Aragar Putri, MRDM
Kasubdit Bina Perlindungan Kesehatan Reproduksi
Disampaikan dalam acara : Kongres Nasional ke-IX Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Bandung, 3 Agustus 2010
Percepatan Pencapaian MDGs 1,4,5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
MDGs dan Sasaran Pembangunan Nasional
Pencapaian MDGs Indonesia
Kebijakan dan reformasi upaya kesehatan dalam percepatan pencapaian MDGs
2
Poverty & Hunger
EDUCATION
GENDER
CHLD HEALTH
Maternal Health
Comm. Diseases
ENVIRONMENT
PARTNERSHIP
8 Tujuan
-- Meningkatnya UHH menjadi
72,0 thn
34 per 1000 KH
Menurunnya AKB menjadi 24 per
1000 KH
23 per 1000 KH
228 per 100.000
KH
Menurunnya AKI menjadi 118 per
100.000 kh
102 per 100.000 KH
18,4% pada anak
balita
Menurunnya prevalensi gizi-kurang pada anak balita
menjadi 15%.
18,8%
RPJMN 2010 – 2014 PEPRES No: 5/2010
CAPAIAN 2007
MDG 2015 MDGs 2015
Periode 2010-2014:
Paruh waktu kedua sejak 2000 bagi upaya pencapaian MDG 2015
Kesempatan terakhir (Last Shot) bagi percepatan pencapaian MDG secara sistematis
Perlu mengarusutamaan pencapaian MDG dalam RPJMN dengan penetapan target, program/kegiatan, dukungan sumber daya
6
1. UUD ’45 2. UU 36 / 2009 3. Arahan Presiden RI mengenai landasan kerja KIB II, ttg
perlunya REFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT 4. Revitalisasi PHC (WHO Report 2008): “PHC, now more than
ever” 5. PBB: “Senior Strategic Meeting 14-15 April 2010”: perlunya
Joint Action Plan for MDG: 1) Political leadership and community engagement and mobilization; 2) Delivering high-quality services; 3) Removing financial, social and cultural barriers to access, with services free; 4) Ensuring skilled and motivated health workers; 5) Accountability at all levels for credible results.
6. Inpres 1/2010: al: ANC, Linakes, Pela KB 7. Inpres 3 / 2010: al: PONED & PONEK, Tenaga Kes Strategis
INDIKATOR Acuan Dasar (1990)
Saat ini Target (2015)
1.8. Prevalensi gizi kurang pada anak balita (0-60 bulan)
31.00% (1989)
18.40% (2007)
15.50%
1.8.a. Prevalensi gizi buruk pada anak balita (0-60 bulan) :
7.20% (1989)
5.40% (2007)
3.60%
1.9. Proporsi penduduk dengan konsumsi energi minimal : 1.9a. 1400 kkal/capita/day: 1.9b. 2000 kkal/capita/day:
17.00 % 64.21%
14.47% 61.86% (2009)
8.50% 35.32%
MDG 1 - Target 1C: Menurunkan pervalensi gizi kurang pada tahun 2015 menjadi ½ dari keadaan tahun 1990
INDIKATOR Acuan Dasar
Saat ini
Target (2015)
4.1. Angka Kematian Balita per 1,000 kelahiran hidup:
97 (1991)
44 (2007)
32
4.2. Angka Kematian Bayi per 1,000 kelahiran hidup:
68 (1991)
34 (2007)
23
4.2.a. Angka Kematian Neonatal per 1,000 kelahiran hidup:
32 (1991)
19 (2007)
14
4.3. Proporsi anak umur 1 tahun diimunisasi Campak:
44.50% (1991)
67.00% (2007)
92%
• Target AKBA World Summit for Children (65 per 1.0000 kh) th 2000 telah tercapai dan Target MDG diperkirakan dapat tercapai
• Kesenjangan capaian antar propinsi masih tinggi
TUJUAN 4: KEMATIAN BAYI dan BALITA
MDG 2015
Angka Kematian Bayi dan Balita per Provinsi Tahun 2007
Nasional • AKB : 34 • AKBA : 44
AKB : Sumatera : 25-47 Jawa-Bali : 19-46 Nusa Tenggara : 57-72 Kalimantan : 26-58 Sulawesi : 35-74 Maluku : 51-59 Papua : 36-41
AKBA : Sumatera : 45-67 Jawa-Bali : 22-58 Nusa Tenggara: 80-92 Kalimantan : 34-75 Sulawesi : 43-96 Maluku : 74-93 Papua : 62-64
13 Sumber : SDKI, 2007
ANGKA KEMATIAN BAYI
ANGKA KEMATIAN BALITA
Indikator Target 2014
Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 90% Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap)
88%
Cakupan pelayanan kesehatan bayi 90% Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 85% Cakupan penanganan neonatal komplikasi 80%
Indikator Program Kesehatan Anak Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan 2010 - 2014
INDIKATOR Acuan Dasar
Saat ini
Target (2015)
5.1. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100,000 kelahiran hidup :
390 (1991)
228 (2007)
102
5.2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih :
40.70% (1992)
77.34% (2009)
90.00%
INDIKATOR Acuan Dasar Saat ini Target
(2015)
5.3. Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR) wanita yang menikah usia 15-49, metode modern:
47.10% (2007)
57.40% (2007) 65%
5.4. Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-‐19 tahun :(
67 per 1000
(1991)
35 per 1000
(2007)
30per1000
5.5. Cakupan pelayanan Antenatal (kunjungan pertama dan kunjungan minimal 4 kali ANC): • Kunjungan pertama • Kunjungan minimal 4 kali
75.00% 56.00%
93.30% 81.50%
95% 90%
5.6. Unmet need KB : 12.70% 9.10% 5%
Sumber : SDKI 2007
Persen unmet need KB pada wanita menikah berdasarkan latar belakang
karakteris\k, Indonesia 2007
Pemakaian KB (CPR) diantara wanita menikah usia 15-‐49 berdasarkan latar belakang karakteris\k, Indonesia 2007
Sumber : SDKI 2003 dan 2007
Pencapaian Con\nuum of care, Indonesia 2002/3 and 2007
Persen wanita usia 15-‐19 yang telah melahirkan berdasarkan latar belakang karakteris\k, Indonesia 2002/3 and 2007
VISI & MISI RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN
M I S I
MENCIPTAKAN TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT, MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, TERMASUK SWASTA DAN MASYARAKAT MADANI.
MELINDUNGI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN MENJAMIN TERSEDIANYA UPAYA KESEHATAN YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU DAN BERKEADILAN
MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN DAN PEMERATAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
NILAI : PRO RAKYAT, INKLUSIF, RESPONSIF, EFEKTIF & BERSIH 22
Perlu upaya khusus untuk DTPK dan DBK, termasuk rekruitmen tenaga kesehatan dan insentif khusus
Perlu biaya operasional puskesmas untuk universal akses kespro. Kemkes telah menyiapkan BOK puskesmas untuk kegiatan promotif dan preventif kes ibu.
Kemitraan puskesmas/bidan dan dukun bayi. Pengembangan Public Private Partnership Penguatan mobile tim untuk meningkatkan jangkauan pelayanan
kes ibu dan kespro. Pembinaan berjenjang, RS vertikal & propinsi – RS PONEK –
Pusk PONED - Pusk - BdD Revitalisasi AMP termasuk surveilans kematian ibu dimulai dari
tingkat desa sampai faskes. BPCR (birth preparedness and complication Readiness) dan
rujukannya menjadi gerakan yang membudaya di tingkat desa (Desa Siaga).
23
Strategi Untuk Pencapaian MDG 5
Dilakukan secara sistemik Dilaksanakan dari Pusat sampai
Puskesmas Melibatkan “Stakeholder “ dan lintas
sektor serta swasta terkait di setiap tingkat
Meningkatkan Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan
REFORMASI UPAYA KESEHATAN Revitalisasi puskesmas
Penguatan dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi, Kemenkes
Penguatan RSUD kabupaten/kota, provinsi dan RSUP
Tumbuh dan berkembangnya peran serta masyarakat dan swasta
Kerja sama lintas sektor
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan Pembiayaan kesehatan yang menjamin setiap orang
Kecukupan obat, sediaan farmasi, alat kesehatan & makanan
Reformasi birokrasi kesehatan di setiap tingkat
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat melalui penataan
sistem dan peningkatan jangkauan
pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan yang
berkeadilan
25
STRATEGI
1. Mengembangkan fungsi Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan
2. Mengembangkan infrastruktur, ketenagaan, obat, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, biaya, peran serta masyarakat serta tata kelola pemerintahan yang baik, untuk mendukung pelaksanaan fungsi puskesmas.
1. Pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer 4. Pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer 26
2. Penguatan dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi dan Kementerian Kesehatan sehingga dapat berfungsi optimal sebagai unit pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder dan tertier.
STRATEGI
1. Memperkuat fungsi Dinkes Kab/Kota, Prov. & Kemenkes untuk mendukung yankes primer di Puskesmas
2. Mengembangkan infra struktur; ketenagaan; sediaan farmasi, alkes dan makanan; biaya; peran serta masyarakat serta tata kelola pemerintahan yang baik, untuk mendukung pelaksanaan fungsi Puskesmas
3. Mengembangkan secara terintegrasi unit pelaksana teknis laboratorium kesmas yang komprehensif di tingkat Kab/Kota dan Provinsi
4. Mengembangkan secara terintegrasi unit pelaksana teknis Balai Kesmas yang komprehensif di tingkat kab/kota dan provinsi
SISTEM RUJUKAN
MASYARAKAT
YANKES STR I
YANKES STR II
YANKES STR III
RS PUSAT/ PROPINSI
RS Kabupaten/Kota BKPM,BKMM,BKOM, KLINIK /PRAKTEK SPESIALIS SWASTA
PUSKESMAS (Pustu; Posk); PRAKTEK (dokter, BIDAN)
SELF CARE
UKM UKP
KEMKES/DINKES PROPINSI
DINKES KAB/Kota BKPM, BKMM, BKOM, BTKL, Labkesda
PUSKESMAS (Pustu; Poskesdes) POSYANDU,UKBM lainnya
27
3. Penguatan RSUD kabupaten/kota, provinsi dan RSUP sebagai sistem pendukung (back-up system) pelayanan kesehatan perorangan Puskesmas.
STRATEGI
1. Mengembangkan fungsi pelayanan kesehatan rujukan pelayanan RSUD dan RSUP sebagai sistem pendukung kesehatan perorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer di Puskesmas
2. Mengembangkan infra struktur; ketenagaan; sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan; biaya; peran serta masyarakat serta tata kelola pemerintahan yang baik, untuk mendukung reformasi RSUD kab/kota, provinsi dan RSUP.
3. Mengembangkan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan di RSUD dan RSUP
Puskesmas PONED
Rumah Sakit PONEK
Puskesmas Pembantu
Bidan di Desa Polindes/Poskesdes
Posyandu (ANC)
Keluarga Masyarakat
28
STRATEGI 1. Membangun jejaring kemitraan
pemerintah dan lembaga pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, termasuk Posyandu, Desa Siaga, Kemitraan Bidan-Dukun, P4K dan Buku KIA,
2. Mengoptimalkan pendayagunaan sarana pelayanan kesehatan swasta dalam pembangunan kesehatan
3. Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan swasta dalam pembangunan kesehatan
4. Mempercepat terwujudnya Badan Pertimbangan Kesehatan yang diamanatkan UU 36/2009 tentang Kesehatan.
5. Terselenggaranya kerja sama lintas sektor yang mendukung
pembangunan berwawasan kesehatan.
STRATEGI 1. Membangun jejaring
kerjasama lintas sektoral yang mendukung pembangunan kesehatan
2. Membangun jejaring kerjasama lintas sektoral yang mendukung pembangunan berwawasan kesehatan
29
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan yang mendukung terselenggaranya reformasi
kesehatan.
STRATEGI
1. Memperbaharui sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
2. Menyempurnakan sistem penetapan formasi, distribusi dan utilisasi tenaga kesehatan
5. Memantapkan kebijakan ketenagaan yang terkait dengan globalisasi dan perdagangan bebas.
7. Terpenuhinya pembiayaan kesehatan yang menjamin setiap
orang dapat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
STRATEGI
1. Tetap menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (Jamkesmas)
2. Penyediaan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas dan jaringannya.
3. Merealisasikan alokasi anggaran pembangunan kesehatan sesuai amanat UU 36 / 2009 ttg Kes.
4. Mengembangkan mekanisme kendali biaya melalui pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional.
5. Menyusun formula alokasi anggaran yang berkeadilan .
30
8. Terpenuhinya kecukupan obat, sediaan farmasi alat kesehatan dan
makanan yang mendukung pembangunan kesehatan.
STRATEGI
1. Menyusun regulasi tentang jenis, jumlah, mutu dan harga obat, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan dan kemampuan masyarakat.
9. Terselenggaranya reformasi birokrasi kesehatan di setiap tingkat
pemerintahan.
STRATEGI
1. Mengkaji ulang sistem kelembagaan dan tupoksi di lingkungan kesehatan pusat dan daerah.
2. Mengembangkan budaya kepemerintahan yang baik.
3. Mengkaji ulang kriteria, sistem rekrutmen dan penempatan tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di pusat dan daerah.
31
32
Lintas Sektor
DPR/D
LSM
Donor
Organisasi Profesi
Sarkes Logistik KIA/KB
PPJK Jamlesmas
SDM Bidan, Dokter SpOG, SpA
Litbang Studi Data
Promkes KIP/K MPR
Kesmkom PONED
Yanmed PONEK P- P Mix
UTD
Yanfar Fe, Vit A
Obat KIA/KB
P2M Imunisasi, IMS/HIV Tb, Mal
PL Air Bersih Rmh Sht
Penurunan AKI dan
AKB
Gizi PMT ASI
Swasta
Pemda
Akselerasi Pencapaian MDG Bermitra dengan Semua Komponen