presentasi hidung 3
DESCRIPTION
THTTRANSCRIPT
HidungOleh 1. Desire B. Palada2. Rahayu Asmarani
Anatomi Hidung
• Hidung merupakan indera pembau manusia.• MEMPUNYAI RANGKA TULANG & TLG RAWAN
- DIBAGI MENJADI 2 BAGIAN- 1. NASUS EXTERNUS (HIDUNG LUAR)
- 2. CAVUM NASI
ANATOMI HIDUNGANATOMI HIDUNG
CAVUM NASI
RONGGA YG MEMPUNYAI :
-DASAR ( LANTAI )-ATAP -DINDING LATERAL-DINDING MEDIAL
POSTERIOR : CHOANEANTERIOR : NARES
DASAR CAVUM NASI :
-PROC PALATINUS OS MAXILLAE-PROC HORIZONTALIS OS PALATINAE
ATAP CAVUM NASI-LAMINA CRIBROSA OS ETHMOIDALIS (SEBAGIAN BESAR-SEB ANTERIOR : OS FRONTALIS-SEB POSTERIOR : OA SPHENOID
DINDING LATERAL CAVUM NASI
-CONCHAE NASI-MEATUS NASI
DINDING MEDIAL CAVUM NASI (SEPTUM NASI)
MEMBAGI HIDUNG MENJADI 2 BAGIAN-DIBENTUK OLEH : - LAMINA PERPENDICULARIS OS ETHMOIDALIS ( SUPERIOR) - CARTILAGO QUADRANCULARIS (ANTERIOR) - VOMER (POSTERIOR)
SEPTUM NASI SEPTUM NASI
VASCULARISASI HIDUNGVASCULARISASI HIDUNG
PERSYARAFAN / INNERVASI CAVUM NASI
Berasal darai N. Trigeminus ( V )Memberikan cabang : N. Opthalmicus & N. Maxillaris
1. N. Opthalmicus : bercabang via N. Ethmoidalis ant
-N. Nasalis interna medialis - septum nasi bag ant sup-N. Nasalis interna lateralis - ddg lat cavum nasi bag ant sup-N. Nasalis externa Cab. N. Nasalis int lat - kulit dorsum nasi
2. N. Maxillaris : via gangglion sphenopalatina
-N. Nasalis post sup - Ramus lateralis - ddg lat cav nasi bag post & ke bawah sampai conchae media - Ramus medialis (N. Nasopalatinus) - septum bag post & ke bawah sampai dasar cav nasi
-N. Nasalis post inf - concha inf & dasar cav nasi
sinus paranasalissinus paranasalis
sinus paranasalissinus paranasalis
1. golongan anteriorsinus maksilaris, sinus etmoidalis ant, sinus frontalis.ostia: meatus medius
2. golongan posteriorsinus etmoidalis post, sfenoidalis.ostia : meatus superior
FAAL / FISIOLOGI HIDUNG
-Pintu gerbang bagi sal pernafasan-Mempunyai fungsi : 1. fungsi respiratorius 2. fungsi olfactorius 3. fungsi resonansi suara 4. fungsi drainage - ventilasi
1. Fungsi respiratorius - “ Conditioning the air “ - menyiapkan udara agar sesuai dg fisiologi paru- Dilakukan dengan cara : 1. mengatur banyaknya udara yang masuk 2. menyiapkan udara yg masuk ke paru-paru a. Menyaring b. Membasahi c. Memanasi
1. Fungsi Respiratorius
• “ Conditioning the air “ yaitu menyiapkan udara agar sesuai dg fisiologi paru
- Dilakukan dengan cara : 1. mengatur banyaknya udara yang masuk
2. menyiapkan udara yg masuk ke paru-paru a. Menyaring b. Membasahi c. Memanasi
3. Desinfeksi : lendir, enzym, cilia, phagocyt
• Udara inspirasi masuk ke hidung melalui nares anterior -> naik keatas setinggi konka media -> turun ke bawah ke arah nasofaring
• Udara yang dihirup -> humidifikasi oleh palut lendir -> kelembaban udara ± 80%
• Udara yang dihirup -> suhu diubah menjadi berkisar 37° C (dilakukan oleh konka nasi)
•Partikel debu, virus, bakteri dan jamur yang terhirup bersama udara -> disaring di hidung
oleh: a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
b. Silia c. Palut lendir
•Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan
dikeluarkan dengan refleks bersin
2. Fungsi OlfactoriusUdara masuk ke rongga hidung -> menarik napas kuat -> sampai ke konka superior -> ada mukosa
olfaktorius -> mencium bau
3. Fungsi Resonansi SuaraGetaran yang dihasilkan pita suara -> resonansi
pada rongga sinus -> suara nyaringSumbatan hidung -> resonansi bekurang atau hilang
-> suara sengau (rinolalia)Membantu proses pembentukan kata-kata
4. Fungsi drainage-ventilasi ostea / ostium pada meatus nasi
Fisiologi Sinus
1. Pengatur kondisi udara2. Penahan suhu
3. Membantu keseimbangan kepala4. Membantu resonansi suara
5. Peredam perubahan tekanan udara6. Membantu produksi mukus untuk
membersihkan rongga hidung
Penyakit pada Hidung
1. Kelainan Kongenital, mis : Atresia Koane
2. Penyakit Radang, mis : Rhinitis
3. Kelainan anatomis, mis : Deviasi septum nasi
4. Adanya massa di rongga hidung, mis : polip, tumor
5. Benda Asing
Benda Asing
• tersering pada anak - anak
• Keluhan bersifat unilateral
• Keluhan hidung berbau dan biasanya bercampur darah
• Mukosa hiperemis, mukopus, bila keadaan lama -> Terjadi granulasi, nekrosis mukosa dan nekrosis tulang rawan
Tindakan : Ekstraksi
Rhinitis Akutmerupakan radang akut mukosa cavum nasi yang ditandai dengan gejala obstruksi nasi, bersin, rhinorea dan suhu tubuh naik.
Etiologi : Virus dan Bakteri (haemophylus influenza, streptokokus, monokokus)
Predisposisi : • Faktor Luar : ventilasi ruangan kurang, debu, dingin• Faktor dalam : Imun menurun, Daya tahan lokal cavum
nasi • Peny. Excanthemata : Rhinitis yang merupakan gejala
prodormal (morbili, variola, scarler fever)
Patologi• Stadium Permulaan
Virus -> merusak pertahanan mukosa -> vasokonstriksi diikuti vasodilatasi
Oedem & meningkatkan aktifitas kel seromucous, Sel goblet
Infiltrasi lekosit & desquamasi epithel
Sekret mula2 encer, jernih (serous)
Kental & lekat (mukoid),nanah & bakteri(mukopurulent)
Toxin terserap dlm darah & lymphe menimbulkan Gejala umum
• Stadium Resolusi
Manfes :• St. prodormal (H-1)
rasa panas dan kering pada cavum nasi, pilek, hidung buntupemr RA : cavum nasi sempit, sekret serous, konka inferior udem dan hiperemis
• St. Akut (H-2 sampai 4)bersin berkurang, obstruksi nasal akibat sekret yang mukopurulenPemr RA : avum nasi lebih sempit, sekret mukopurulent, mukosa lebh udem hiperemis
• St. Resolusi (H-5 sampai 7)Gejala berkurang, obstruksi dan sekret berkurang.
Terapi : • Lokal :
– tts hidung– sol ephedrin Hcl 1% dlm Gluc 5 %
• Umum– Hindari tubuh kedinginan– simptomatik
analgetik & antipiretik :acetosalbersin-bersin :antihistamin /ctm
Komplikasi : OMA, Sinusitis, Laryago-tracho bronchitis.
Rhinitis Alergika
• Merupakan suatu reaksi hipersensitif yang khas pada penderita atopi, dan terjadi bila ada kontak dengan suatu bahan antigen atau alergen.
• Untuk menimbulkan reaksi alergi dipengaruhi oleh 2 faktor:
1. Adanya sensitivitas terhadap alergen (atopi)
2. Adanya kontak ulang dengan alergen tersebut
PATOGENESIS :
1. Fase sensitisasi- diawali penetrasi alergen pada mukosa hidung- tubuh membentuk Ig E yang spesifik thd alergen tsb- Ig E menempel mastosit dan basofil (mediator sel) yang mengandung granule pada mukosa & permukaan hidung
2. Fase aktivasi -terjadi pada paparan alergen yang kedua -diawali oleh melekatnya alergen pada 2 molekul Ig E yg
telah menempel pada mastosit & basofil -terjadi proses degranulasi pada sel mediator -dilepaskannya zat-zat mediator : histamin,serotonin,
bradikinin, SRS-A
Klinis
• terdapatnya serangan bersin yang yang berulang, > 5 kali sekali bersin (khas)
• rinorea yang encer & banyak• hidung tersumbat• hidung & mata terasa gatal, kadang disertai lacrimasi• tidak didapatkan demam
• Pemeriksaan rhinoscopi anterior (RA)– mucosa cavum nasi edema– berwarna pucat kebiruan – disertai adanya sekret yang encer
Terapi1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab2. Simtomatis
Antihistamin :- CTM (chlorpheramin maleat), Dipenhydramin Hcl, Hydroxyzine Hcl - Terfenadine, Astemizole, Loratdine, Cetirizine
Pemberian AH biasanya dengan atau tanpa vasokonstriktorLokal : -TH solusio Efedrin Hcl 1 % atau Oxymetazolin 0,05 %
-TH mengandung steroid -TH mengandung stabilisator mast cell
Komplikasi :
1. Polip Nasi (hidung)
2. OMS terutama pada anak-anak
3. Sinusitis paranasal
Rhinitis Medikamentosa• Rhinitis yang berulang dan riwayat
penggunaan obat dekongestan jangka panjang.
• Gejala : obstruksi nasi yang mulanya terjadi pada saat pasien berbaring
• Rhinoskopi Ant : tampak mukosa udem hiperemis dan konka nasi hipertrofi
• Terapi :– Hindari pencetus– Melonggarkan cavum nasi dengan
conchotomi
Rhinitis Vasomotorica• Inflamasi hidung akibat ketidkseimbangan
vasomotor
• Sensitif terhadap perubahan hawa dingin dan kelembapan udara yang tinggi
• Klinis : gejala akan terjadi pada bangun tidur pada pagi hari, pilek encer dan akhirnya hidung terasa buntu.
Ozaena
• Penyebabnya belum diketahui
• Predisposisi :– Infeksi : Coccobacillus
ozaena, Klebsiella ozaena
– Herediter– Malnutrisi– Def FE– Gangguan hormonal
(wanita muda)
• Klinis : foetor nasi yang dirasakan oleh orang disekitarnya dan penderita sendiri tidak dapat mencium, obstruksi nasi, Faring yang terasa kering
• Pemr RA : atrosi mukosa cavum nasi (tampak luas), sekret kental, krusta kering warna kehijauan, berbau busuk
• Terapi : – INH 1 x 400 mg– Vit A 150.000U– Estradiol– Preparat FE 1 x 1tab
Polip Nasi
pertumbuhan masa bertangkai pada hidung akibat inflamasi kronik, ketidakseimbangan vasomotor atau predisposisi genetik
Etiologi :
1. Faktor radang kronis
2. Faktor alergi yang terjadi berulang-ulang
Patofisiolgi :
- faktor alergi/bakteriil yang terjadi berulang & lama, akan menimbulkan degenerasi mukosa
periphlebitis aliran kembali cairan interstisiil terhambat
perilymphangitis (congesti) oedem (berlangsung lama)
penonjolan mukosa panjang & bertangkai
terbentuk polip dan cyste
Berdasarkan bentuk
1. Bentuk multiple : paling sering dijumpai, sering berasal dari cellulae ethmoidalisyang melalui ostiumsinus ethmoid, keluar ke cavum nasi
2. Bentuk solitair : biasanya berasal dari anthrum sinus maksilaris, melalui ostium sinus maksila meluas kearah choanal (choanal polip)
Klinis:1. Obstruksi nasi : partial atau
total, tergantung besar & banyaknya polip
2. Rhinorea/pilek : terus menerus, sekret bisa serous atau mucous, bertambah bila terserang rhinitis (acut atau alergi)
3. Obstruksi nasi : suara bindeng (sengau), caries gigi, batuk, dll
• Pemeriksaan • Rhinoscopy anterior : tampak
polip multiple/soliter jenis seromucuos/fibroedematous
• Rhinoscopy posterior : polip dapat tampak di choane
Terapi :– Polipektomi– Operasi Calwell Luc apabila polip berasal dari
sinus maksilaris– Ethmoidektomi : bila polip berasal dari sinus
ethmoid– FESS (functional endoscopy sinus surgery)
Deviasi Septum NasiEtiologi :
- Trauma jalan lahir, hidung tertekan jalan lahir
- Trauma kecelakaan - Kecepatan pertumbuhan bagian-
bagian septum nasi yang tidak sesuai dgn pertumbuhan kerangka hidung & palatum
Klinis : -obstriksi nasi (buntu hidung) pada satu
sisi - hipertropi pada konka inferior satu sisi
yang lain - cephalgia - hiposmia
Komplikasi :Akibat terjadinya gangguan oksigenase dan drainase maka dapat mengakibatkan sinusitis paranaslis dan otitis media
Terapi :• cauterisasi concha inferior (obstruksi ringan)• pelurusan septum nasi (Killia & Cottle)
Sinusitis Maksilaris
• Sinus maxillaris (anthrum Highmori)Sinus yang paling besar- Waktu lahir, sebesar biji jagung- Umur ± 3 th rongga sinus max mendekati ukuran- orang dewasa
• Keradangan akut pada mukosa sinus, sekretmukoid/purulent & biasanya mengenai satu sisi sinus yang sakit.
Insiden : Paling banyak,sebab :a.ada 2 modus infeksinya
1. Rhinogen2. Dentogenb.Posisi sinus maxillaris paling rendah
- sekret sinus Frontalis & ethmoidalis dpt masuk sinus maxillaris
c.Drainage sinus maxillaris susah
klinis
a. Subyektif (anamnesis)• didahului keluhan rinitis acut (rinogen)• subfebril & kdg febris• nyeri daerah pipi(1 sisi)meningkat sore hari• nyeri kepala yang berkurang pagi hari• sakit bila mengunyah = geraham atas (dentogen)• sekret mucopurulent (foetor)• obstruksi nasi (buntu hidung)
pemeriksaan
b. ObyektifInspeksi: sedikit oedem dan hiperemi pada pipi,
Palpasi - RA :mucosa cav nasi oedem, hiperemi & sempit
pus dalam meatus medius- RP :pus di meatus medius
pus di faring (nasofaring)
- Transiluminasi = gelap satu sisi- x-foto (water,s) perselubungan sinus yg sakit
WATER’S POSITIONWATER’S POSITION
terapi
• konservatif : perbaiki drainaseTH sol efedrin 1 %waktu tidur miring heterolateral
• istirahat, makan lunak, analgetik• antibiotik• irigasi sinus
SINUSITIS MAXILLARIS CHRONICA
Frekuensi : terbanyak
a.drainage kurang baik
b.sinusitis max yg tdk diobati
c.faktor geraham
d.posisinya plg rendah:reinfeksi dr sinus lain
Diagnosisa.Subyektif -keluhan tak banyak & samar (tdk tegas) -keluhannya lama -mengeluh bau busuk (amis)/foetor -obstruksi nasi(kadang) -kadang sakit kepala -tidak didapatkan panas (febris)
b.Obyektif -geraham caries -RA & RP : pus di meatus medius (kdg) -Transiluminasi :gelap homolateral -Palpasi :kdg sakit pd fossa canina
Terapi
a. Irigasi sinus 1 x/mgantibiotikatetes hidung sol efedrin 1 % / xymetazolin 0,05%cabut geraham bila dentogen
b.Operasi (ekstranasal): Cadwell Lucindikasi :- degenerasi mucosa ireversibel- akar gigi atau sequester dlm sinus maxillaris