presentasi jakarta (revisi)
DESCRIPTION
Presentasi Jakarta (Revisi)TRANSCRIPT
PETA KONSEP
Kebakaran
Jakarta Kota Metropolitan
Kurangnya air bersih
Kemacetan
Sampah
Banjir
Pencemaran
Padat Penduduk
Permukiman Padat
Kesehatan
Jakarta Kota Megapolitan
GEOGRAFIS JAKARTA
• Secara geografis, DKI Jakarta memiliki luas wilayah 662,33 km2.
• Daerah ini terbagi menjadi 5 kota administrasi dan 1 kabupaten administrasi, yang meliputi 44 kecamatan dan 267 kelurahan.
JAKARTA KOTA METROPOLITAN
• Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia, menjadi kota paling aktif dan produktif di Indonesia.
• Sejak zaman Belanda, 80% kegiatan ekonomi global Indonesia berpusat di Jakarta.
• Perkembangan pembangunan merambat ke kota-kota di sekitar Jakarta.
• Selain memberikan keuntungan, hubungan Jakarta dengan kota di sekitarnya juga menimbulkan berbagai permasalahan.
KEPADATAN PENDUDUK
• Berdasarkan sensus 2011, populasi penduduk Jakarta sudah mencapai 9,6 juta jiwa.
• Pada siang hari, ditambah warga luar yang beraktivitas di Jakarta sebanyak 2,5 juta jiwa.
Tahun 2010 2009 2008 2007 2006
Jumlah Jiwa
9.607.787 9.223.000 9.146.181 9.064.591 8.949.716
• Penyebab pertambahan penduduk di jakarta
• Urbanisasi
• Angka kelahiran yang tinggi
• Banyaknya penduduk di Jakarta menjadi penyebab terjadinya berbagai jenis permasalahan di masyarakat.
PENCEMARAN UDARA
• World Bank menyatakan kota Jakarta sebagai salah satu kota dengan kadar polutan/ partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
• Kadar partikel debu (particulate matter) dalam udara Kota Jakarta tertinggi nomor sembilan dari 111 kota dunia yang disurvey bank dunia pada 2004, yaitu 104 mikrogram per meter kubik.
• Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara. Sedangkan WHO menetapkan 20 mikrogram.
• Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar ±70 persen.
• Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
SOLUSI• Mengganti bahan bakar kendaraan
• Penghijauan dan reboisasi
• Tidak membakar sampah
• Menggunakan sepeda sebagai alat transportasi
• Memanfaatkan kendaraan umum
• Membatasi usia kendaraan
• Uji emisi
KEMACETAN• Kemacetan yang terjadi karena
jumlah kendaraan tidak seimbang dengan luas jalan yang ada.
• Pada tahun 2008 jumlah kendaraan pribadi mencapai 9,5 juta unit dan sekitar 600.000 kendaraan masuk ke Jakarta dari Bodetabek setiap harinya.
• Apabila seluruh kendaraan yang ada di Jakarta keluar pada saat yang sama maka seluruh ruas jalan di kota metropolitan tersebut akan tertutup oleh kendaraan-kendaraan.
• Peningkatan yang paling ekstrim adalah pertumbuhan jumlah sepeda motor yang meningkat tajam dengan rata-rata 26.5% per tahunnya.
• Sehingga rasio kendaraan pribadi dengan kendaraan umum 98 % dibanding 2%.
KEBAKARAN• Jakarta adalah kota dengan
jumlah kebakaran tertinggi di Indonesia.
• Selama tahun 2011, ada 890 kasus kebakaran (rata-rata 2-3 kasus per hari).
• 60 persen kebakaran yang terjadi akibat arus pendek listrik (korsleting).
• Daerah-daerah yang menjadi tempat kejadian kebakaran adalah daerah sempit dan padat penduduk.
BANJIR
• Banjir di Jakarta disebabkan letak geografis yang lebih rendah.
• Pembangunan yang terlalu padat serta banyaknya kerusakan lingkungan dengan banyaknya sampah yang dibuang sembarangan dan tidak adanya pohon-pohon yang dapat meresap air menyebabkan Jakarta sering terjadi banjir.
SAMPAH
Rata-rata setiap warga Jakarta membuabg 0.88 Kg sampah/hari (Total 7.896 ton/hari)
Namun, hanya 83% yang dapat dikumpulkan, sisanya tersebar mencemari lingkungan
Ketersediaan Air bersih
Kebutuhan air bersih warga Jakarta paling banyak dibandingkan kota lainnya.
Namun, ketersediaan air bersih semakin menipis dan tercemar oleh sampah
Permukiman penduduk
Sebanyak 416 RW tercatat masih memiliki permukiman yang tidak layak (Sumber BPS 2011)
Banyak rumah-rumah dibangun di pinggir sungai Ciliwung, kolong jembatan, atau di lahan kosong milik pemerintah.
KESEHATAN
Dengan berbagai polusi yang ada warga Jakarta dapat terancam kesehatannya.
- pernapasan
- penyakit akibat air yang tercemar(diare, kulit)
UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI MASALAH-MASALAH YANG ADA DI
JAKARTA Pembangunan banjir kanal
berfungsi mencegah terjadinya banjir dengan menampung aliran-aliran air dan mengalirkannya menuju laut.
Dibangun 2 bagian : Banjir kanal Timur dan Barat.
UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI MASALAH-MASALAH YANG ADA DI
JAKARTA Teknologi Pengolahan Sampah
Dinas Kebersihan mengembangkan pengolahan sampah lewat program 3R (reduce-reuse-recycle) dan intermediate treatment facility (ITF). Total 94 titik 3R yang tersebar 5 wilayah kota serta mampu mereduksi sampah hingga 350 ton per hari (5 persen dari total sampah Jakarta)
ITF berbasis teknologi tinggi, modern, tepat guna, dan ramah lingkungan. Tujuan akhirnya mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna (from waste to energy).
UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI MASALAH-MASALAH YANG ADA DI
JAKARTA Teknologi Informasi Mitigasi Bencana
informasi mengenai lokasi geografis bencana, status jalur
transportasi dan system komunikasi, ketersediaan air
bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, dan tempat
hunian, jumlah korban, kerusakan, kondisi pelayanan,
ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di
fasilitas kesehatan, lokasi dan jumlah penduduk yang
menjadi pengungsi, dan estimasi jumlah yang meninggal
dan hilang.
UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI MASALAH-MASALAH YANG ADA DI
JAKARTA Teknologi Mengurangi Dampak Polusi
- Teknologi Hybird (Bahan bakar yang menggunakan
listrik)
- Plasmatron (Teknologi pereduksi asap yang
dihasilkan pada kendaraan bermotor)
- Uji Emisi (Pengujian emisi pada kendaraan)
Kesimpulan
“Dalam langkah mewujudkan peralihan kota Jakarta dari kota yang metropolitan menjadi kota yang megapolitan yang berkualitas, diperlukan langkah konkret seluruh warga dan pemerintah jakarta yang dapat mengatasi permasalahan Jakarta, dengan melakukan pembangunan fasilitas yang berkualitas, perbaikan tata kota, sehingga kota Jakarta siap untuk mejadi kota Megapolitan.”