presentasi jembatan kel 2

42
Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPJJR 1987) Kelompok 2 : Andi Dwi Yunanto I0109010 Bahresi Mahfud I0109016 Danang Wibawa Shakti I0109018 Deni Anwar Hamid I0109020 Dhiky Pediano I0109021 Dini Romdhoni I0109023

Upload: pgn132pgn

Post on 27-Oct-2015

174 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya(PPJJR 1987)

Kelompok 2 :Andi Dwi Yunanto I0109010Bahresi Mahfud I0109016Danang Wibawa Shakti I0109018Deni Anwar Hamid I0109020Dhiky Pediano I0109021Dini Romdhoni I0109023

BEBAN PRIMER- Beban Mati- Beban Hidup- Beban Kejut- Gaya Akibat Tekanan Tanah

Bentuk Pembebanan Jembatan Jalan Raya yang berlaku di Indonesia

BEBAN SEKUNDER- Beban Angin- Gaya akibat Perbedaan Suhu- Gaya Akibat Rangkak dan Susut- Gaya Rem dan Traksi-Gaya Akibat Gempa Bumi- Gaya Gesekan pada Tumpuan-tumpuan Bergerak

BEBAN KHUSUS- Gaya Sentrifugal- Gaya Tumbuk pada Jembatan Layang- Gaya dan Beban selama Pekerjaan-Gaya Aliran Air dan Tumbukan benda-benda Hanyutan

Beban-beban dan gaya-gaya selain diatas perlu diperhatikan apabila hal tersebut menyangkut kekhususan jembatan seperti sistem konstruksi atau tipe jembatan setempat yakni berupa gaya pratekan, gaya angkat dll..

Jumlah Jalur Lalu Lintas

Lebar Lantai Kendaraan Jumlah Jalur Lalu Lintas5,50 - 8,25 m 2

> 8,25 m - 11,25 m 3> 11,25 m - 15,00 m 4> 15,00 m - 18,75 m 5> 18,75 m - 32,50 m 6

Persyaratan Pelaksanaan

1. BEBAN PRIMERa.Beban Mati

Baja Tuang 7,85 t/m3

Besi Tuang 7,25 t/m3

Alumunium Paduan 2,80 t/m3

beton Bertulang/precast 2,50 t/m3

Beton Biasa, Biasa, Tumbuk, Siklop 2,20 t/m3

Pasangan Batu/bata 2,00 t/m3

Kayu 1,00 t/m3

Tanah, Pasir, Kerikil ( keadaan padat) 2,00 t/m3

Perkerasan Jalan Aspal 2-2,50 t/m3

Air 1,00 t/m3

Dalam Menentukan besarnya beban mati tersebut, digunakan berat isi untuk bahan-bahan bangunan seperti tabel disamping

Untuk bahan-bahan yang belum disebut diatas harus diperhitungkan berat isi sesungguhnya, apabila bahan bangunan setempat memberikan nilai berat isi yang jauh menyimpang dari nilai2 yang tercantum dalam tabel diatas, maka berat ini harus ditentukan tersendiri dan nilai yang didapat harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang

b. Beban Hidup

Ada 2 jenis beban hidup dalam jembatan yang dinyatakan dalam “T” ( beban terpusat lantai kendaraan ) dan “D” ( Beban Jalur gelagar )

- Beban “T”Merupakan beban kendaraan truk yang

mempunyai beban roda ganda sebesar 10 ton.

- Beban “D”Adalah susunan beban pada setiap jalur

lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang per jalur dan beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.

P

P Beban garis P = 12 ton

1 Ja

lur

q

Distribusi baban “D” yang bekerja pada jembatan

Besar “q” ditentukan sebagai barikut :

q = 2,2 t/m, untuk L < 30 m

q = 22 - (1,1/60) x ( L-30 )t/m, untuk 30 m < L < 60 m

q = 1,1 x ( 1+(30/L)) t/m3, untuk L > 60 m

Ketentuan Penggunaan Beban “D” dalam arah melintang Jembatan :

a. Untuk Jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 5,5 meter, beban “D” sepenuhnya ( 100%) harus dibebankan pada seluruh lebar jembatan

b. Untuk Jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,5 m, sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D” ( 50%)

½ q

q

½ q

5,5 m

Ketentuan Penggunaan Beban Hidup (beban terbagi rata dan beban Garis ):a. Panjang bentang untuk muatan terbagi rata adalah sesuai

ketentuan dalam perumusan koefisian kejut,b. Beban hidup per meter lebar jembatan menjadi sbb :

Beban terbagi rata = q t/m 2,75 m

Beban garis = P ton 2,75 m

Angka pembagi 2,75 m selalu tetap dan tidak tergantung lebar jalur lalin.

Beban “D” harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengaruh terbesar dengan pedoman sbb :

a. Dalam menghitung momen2 maksimum akibat beban hidup ( terbagi rata dan garis ) pada gelagar menerus diatas beberapa perletakan digunakan ketentuan sbb :- Satu beban garis untuk momen positif yang menghasilkan pengaruh maksimum- Dua beban garis untuk momen negatif yang menghasikan pengaruh maksimum- Beban terbagi rata ditempatkan pada beberapa bentang/bagian bentang yang akan menghasilkan momen maksimum.

b. Dalam menghitung momen maksimum positif akibat beban hidup (terbagi rata dan garis ) pada gelagar dua perletakan digunakan beban terbagi rata sepanjang bentang gelagar dan satu beban garis

Dalam menghitung reaksi perletakan pada pangkal jembatam dan pilar perlu di perhatikan jumlah jalur

lalu lintas sesuai ketentuan pada sub bab sebelumnya dan jumlah jalur lalu lintas mulai 4 jalur atau lebih, beban “D” harus diperhitungkan dengan

menganggap jumlah median sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah Jumlah Jalur Lalu Lintas Jumlah Median Anggapan

n = 4 1n = 5 1n = 6 1n = 7 1n = 8 3n = 9 3

n = 10 3

- Beban pada trotoir, kerb dan sandaran

Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2. dalam perhitungan kekuatan gelagar pengaruh beban hidup pada trotoir diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoir

Kerb pada tepi2 lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar 500kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan atau pada tinggi 25 cm diatas permukaan lantai kendaraan jika kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari 25 cm

c. Beban Kejut

Untuk memperhitungkan pengaruh getaran dan pengaruh dinamis lainnya, tegangan2 akibat beban garis “P” harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum.

Sedangkan beban merata “q” dan beban “T” tidak dikalikan dengan koefisien kejut

Koefisien Kejut ditentukan dengan rumus

K = 1 +

Dengan : k : koefisien kejut, L : Panjang bentang dalam meter.

Koefisien kejut tidak diperhitungkan terhadap bangunan bawah jika bangunan bawah dan atas bukan merupakan satu kesatuan

Tapi diperhitungkan jika bangunan atas dan bawah merupakan satu kesatuan.

20

(50+L))

2. BEBAN SEKUNDER

- Beban Anginpengaruh beban angin sebesar 150 kg/m2 pada jembatan ditinjau berdasar bekerjanya angin horisontal terbagi rata pada bidang vertikal jembatan dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan.bagian jembatan yang terkena angin dinyatakan dalam prosentase terntentu terhadap luas bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban hidup.

Dalam menghitung jumlah luas bagian2 sisi jembatan yang terkena angin dapat digunakan ketentuan sbb :

• Kendaraan tanpa beban hidup

- untuk jembatan gelagar penuh diambil 100% luas bidang sisi

jembatan yang langsung terkena angin + 505 luas bidang sisi

lainnya.

- untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bidang sisi

jembatan yang langsung terkena angin ditambah 15% luas sisi-sisi

lainnya.

• Kendaraan dengan beban hidup

- untuk jembatan diambil sebesar 50% terhadap luas bidang menurut

( beban mati dan angin )

- untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang

langsung terkena angin

- Gaya akibat Perbedaan Suhu

peninjauan dilakukan terhadap tegangan2 struktural yang berubah bentuk dikarenakan perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan, baik yang menggunakan bahan yang sama maupun yang berbeda.

pada umumnya pengaruh perbedaan suhu tersebut dapat dihitung dengan mengambil perbedaan suhu :

• Bangunan Baja :• Perbedaan suhu maksimum – minimum = 3” C• Perbedaan suhu antara bagian – bagian jembatan = 15” C

• Bangunan Beton :• Perbedaan suhu maksimum – minimum = 15” C• Perbedaan suhu antaar bagian – bagian jembatan < 10” C,

tergantung dimensi penampang

Untuk perhitungan tegangan-tegangan dan pergerakan pada jembatan / bagian2 jembatan / perletakan akibat perbedaan suhu dapat diambil nilai Modulus Elastisitas Young ( E ) dan koefisien muai panjang sesuai tabel dibawah.

*) tergantung pad mutu bahan

Jenis Bahan E (kg/cm2) ᵋ per derajat Celcius

Baja 2,1 x 10-6 12 x 10-6

Beton 2-4 x 105*) 10 x 10-6

Kayu : * Sejajar serat 1,0 x 105* 5 x 10-6

* Tegak lurus serat 1,0 x 104* 50 x 10-6

- Gaya Rangkak dan Susut

Pengaruh rangkak dan susut bahan beton terhadap konstruksi

harus ditinjau, besarnya pengaruh tersebut apabila tidak ada

ketentuan dianggap senilai dengan gaya yang timbul turunya

suhu sebesar 15” C

- Gaya Rem

Pengaruh gaya2 memanjang jembatan akibat gaya rem harus

ditinjau.

pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan 5% dari beban

“D” tanpa koefisian kejut.yang memenuhi semua jalur lalu

lintas yang ada.

Gaya rem tersebut dianggap bekerja horisontal dalam arah

sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m diatas

permukaan lantai kendaraan.

- Gaya Rangkak dan Susut

Pengaruh rangkak dan susut bahan beton terhadap konstruksi

harus ditinjau, besarnya pengaruh tersebut apabila tidak ada

ketentuan dianggap senilai dengan gaya yang timbul turunya

suhu sebesar 15” C

- Gaya Gempa Bumi

Pengaruh gempa bumi pada jembatan dihitung senilai

pengaruh gaya horisontal pada kontruksi dan gaya lain

seperti gaya gesek pada perletakan dan tekanan tanah akibat

gempa

- Gaya Akibat Gesekan Pada tumpuan Bergerak

Karena adanya pemuaian dan penyusutan dari jembatan

akibat perbedaan suhu .

Gaya gesek yang timbul akibat beban mati

saja,besarnya ditentukan berdasarkan koefisien

gesekpada tumpuan bersangkutan

a.Tumpuan rol baja :

Satu atau dua rol = 0,01 Tiga atau lebih = 0,05b.Tumpuan gesekan: Anatara baja dengan campuran tembaga dan baja = 0,15 Anata baja dengan baja atau besi tuang = 0,25 Antara karet dengan baja/beton = 0,15-0,18

3. BEBAN KHUSUS

- gaya sentrifugal

konstruksi jembatan yang ada pada tikungan harus diperhitungkan terhadap suatu gaya horisontal radial yang dianggap bekerja pada tinggi 1,80 meter di atas lantai kendaraan.

Besarnya prosentase tersebut dapat ditentukan dengan rumus :

dengan,

ks : koefisien gaya sentrifugal (prosen)v : kecepatan rencana (km/jam)r : jari-jari tikungan (meter)

- Gaya tumbuk pada jembatan layang

gaya tumbuk antara kendaraan dan pilar dimaksudkan pada jembatan-jembatan layang dimana bagian dibawah jembatan digunakan untuk lalu lintas.

Bagian pilar yang mungkin terkena tumbukan kendaraan perlu diberi tembok pengaman. Bila tidak terdapat sarana pengaman, maka untuk menghitung gaya akibat tumbukan antara kendaraan dan pilar digunakan salah satu dari kedua tumbukan horisontal yang paling menentukan :

# pada arah lalu lintas 100 ton# pada tegak lurus lalu lintas 50 ton

gaya-gaya tumbuk tersebut dianggap bekerja pada tinggi 1,80 meter di atas permukaan jalan raya

- Beban dan gaya selama pelaksanaan

gaya-gaya khusus yang mungkin timbul dalam masa pelaksanaan pembangunan jembatan, harus ditinjau dan besarnya dihitung sesuai dengan cara pelaksanaan pekerjaan yang digunakan

gambar gaya tumbuk pada jembatan layang

- Gaya akibat aliran air dan tumbukan benda-benda hanyutan

semua pilar dan bagian-bagian lain dai bangunan jembatan yang mengalami gaya-gaya aliran air, harus diperhitungkan dapat menahan tegangan-tegangan maksimum akibat gaya-gaya tersebut.

Denganah : tekanan aliran air (ton/m2)vb : kecepatan aliran air yang dihitung berdasarkan analisa hidrologi (m/detik), bila tidak ditentukan lain maka : va – 3 m/detikk : koefisien aliran bergantung bentuk pilar dan dapat diambil menurut tabel V berikut

tabel koefisien aliran

Bentuk/denah pilar

tegangan-tegangan akibat tumbukan benda-benda hanyutan (kayu, batu dan lain-lain pada aliran sungai) pada bangunan bawah harus diperhitungan dan besarnya ditetapkan berdasarkan hasil penyelidikan setempat.

- Gaya angkat

bagian-bagian dasar bangunan bawah pada rencana pondasi langsung atau pondasi terapung harus diperhitungkan terhadap gaya angkat yang mungkin terjadi.

- Penyebaran Gaya (Distribusi Beban)

1. Beban Mati2. Beban Hidup

- Beban mati

1. Beban mati primerbeban mati yang digunakan dalam perhitungan

kekuatan gelagar- gelagar (baik gelagar tengah maupun pinggir) adalah berat sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh masing-masing gelagar tersebut

2. Beban mati sekunderyaitu kerb, trotoir, tiang sandaran dan lain-lain yang

dipasang setelah plat di cor, dan dapat danggap terbagi rata disemua gelagar

- Beban hidup

1. Beban “T”dalam menghitung kekuatan lantai akibat beban “T”

dianggap bahwa beban tersebut menyebar kebawah dengan arah 45° sampai ke tengah-tengah tebal lantai.

2. Beban “D”dalam menghitung momen dan gaya melintang

dianggap bahwa gelagar-gelagar mempunyai jarak dan kekuatan yang sama atau hampir sama

- Perhitungan momen

# gelagar hidup yang diterima oleh tiap gelagar tengah

dengan,s = jarak gelagar yang berdekatan (yang ditinjau) dalam meter, diukur dari sumbu ke sumbuα = faktor distribusiα = 0,75 bila kekuatan gelagar melintang diperhitunganα = 1,00 bila kekuatan gelagar melintang tidak diperhitungan

# Gelagar pinggir

beban hidup yang diterima oleh gelagar pinggir adalah beban hidup memperhitungkan faktor distribusi (α = 1,00). Bagaimana pun juga gelagar pinggir harus direncanakan minimum sama kuat dengan gelagar tengah.

Dengan s’ adalah jarak gelagar yang berdekatan (yang ditinjau) dalam meter diukur dari sumbu ke sumbu

- Perhitungan gaya lintang

# gelagar tengah

dengan,s = jarak gelagar yang berdekatan (yang ditinjau) dalam meter diukur dari sumbu ke sumbuα = faktor distribusiα = 0,75 bila kekakuan gelagar melintang diperhitungkanα = 1,00 bila kekakuan gelagar melintang tidak diperhitungkan

# Gelagar pinggir

beban hidup baik beban merata maupun beban garis yang diterima oleh gelagar pinggir adalah beban tanpa perhitungan faktor distribusi

bagaimana pun gelagar pinggir harus direncakan minimum sama kuat dengan gelagar-gelagar tengah.

Dengan s’ adalah lebar pengaruh beban hidup pada gelagar pinggir

- Kombinasi pembebanan

konstruksi jembatan beserta bagian-bagianya harus ditinjau terhadap kombinasi pembebananya dan gaya yang bekerja .

tegangan yang digunakan dinyatakan dalam proses terhadap tegangan yang diijinkan sesuai kombinasi pembebanan dan gaya pada tabel berikut ini

- Syarat ruang bebas

1. Profil ruang bebas jembatan adalah tinggi dan lebar ruang bebas jembatan dengan ketentuan :1.1 tinggi minimum untuk jembatan tertutup adalah 5 meter1.2 lebar minimum untuk jembatan ditetapkan menurut jumlah jalur lalu lintas (B) ditambah dengan kebebasan samping minimum 2 x 0.50 meter

2. Tinggi bebas minimum tinggi bebas minimum terhadap banjir 50 tahunan ditetapkan sebesar 1 meter. Untuk sungai yang mempunyai karakteristik khusu, tinggi bebas disesuaikan dengan keperluan berdasarkan penelitian lebih lanjut

3. Ruang bebas untuk lalu lintas di bawah jembatan

ruang bebas untuk lalu lintas jalan raya disesuaikan dengan syarat ruang bebas, sedangkan untuk rel kereta api memiliki syarat : 3.1 tinggi minimum 6.50 meter terhadap tepi atas rel kereta 3.2 lebar minimum 15.00 meter

- penggunaan beban hidup tidak penuh

1. Penggunaan muatan hidup tidak penuh penggunaan beban hidup harus diperhitungkan sesuai penjelasan berikut :1.1 beban 70%, untuk 70% beban “T” dan 70% beban ”D”1.2 beban 50%, untuk 50% beban “T” dan 50% beban “D”

2. Bidang kontak roda dalam menggunakan beban “T” untuk perencanaan lantai kendaraan, lebar bidang kontak antara roda kendaraan dengan lantai kendaraan untuk masing-masing penggunaan muatan adalah sebagai berikut :

a. Beban 70%a1,a2 = 14 cmb1 = 9 cmb2 = 35 cm

b. Beban 50%a1,a2 = 10 cmb1 = 6 cmb2 = 25 cm

Terima kasih atas perhatianya