presentasi kasus dr indah sp p tb paru milier bta positif llkb dan cap
DESCRIPTION
PulmonologiTRANSCRIPT
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 1/46
PRESENTASI KASUS
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
DAN
TB PARU MILIER BTA (+) LESI LUAS KASUS BARU
Diajukan kepada :
dr. Indah Rahmawat! S".P
Disusun oleh :
Ir#anna $amd%a &'A*,
N-n r/ta A0 A1har &'A*2
N3r30 S4tawan &'A*,
SM ILMU PENYAKIT DALAMAKULTAS KEDOKTERAN UNI5ERSITAS 6ENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PRO. Dr. MAR&ONO SOEKAR6O
PUR7OKERTO
89
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 2/46
LEMBAR PEN&ESA$AN
PRESENTASI KASUS
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
DAN
TB PARU MILIER BTA (+) LESI LUAS KASUS BARU
Disusun oleh :
Ir#anna $amd%a &'A*,
N-n r/ta A0 A1har &'A*2
N3r30 S4tawan &'A*,
Telah dipresentasikan pada
Tanggal, Maret 2015
Pembimbing,
dr. Indah ahma!ati, "p.P
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 3/46
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
#ama : #n. "
$sia : %2tahun&enis kelamin : 'anita"tatus : (elum menikah)gama : IslamPekerjaan :*)lamat : (ojanegara 02+02, Padamara, PurbalinggaTanggal masuk : 2% ebruari2015Tanggal periksa :2 Maret 2015 #o. -M : %201
II. SUB6EKTI1 /eluhan $tama"esak napas
2 i!aat Penakit "ekarangPasien datang dengan keluhan sesak naas ang dirasakan pertama kali dua bulan
sebelum masuk umah "akit Margono "oekardjo Pur!okerto. "esak tidak kunjung
membaik dan semakin memberat tiga hari sebelum masuk "M"."esak dirasakan
terus* menerus dan semakin memberat.Pasien bernaas menggunakan bantuan oksigen
tambahan terus* menerus."esak dirasakan sangat mengganggu aktiitas sehingga
pasien tidak dapat beranjak dari tempat tidur. "aat sesak, pasien merasa lebih namanketika duduk membungkuk. Pasien merasakan kurang naman dengan posisi
berbaring.Posisi tidur dirasakan mempengaruhi sesak.Pasien tidur menggunakan
bantal ang tinggi. Pasien merasakan tidur lebih naman dengan posisi duduk
membungkuk."elain keluhan sesak, pasien mengeluhkan batuk kering menjadi batuk ang
berdahak semenjak dira!at di "M".(atuk mun3ul terutama saat pagi hari.Dahak
ber!arna putih, kental, dan mudah dikeluarkan."elain itu, pasien juga mengeluhkan
keringat dingin dimalam hari, nasu makan menurun, berat badan menurun, dan badan
terasa lemah.
% i!aat Penakit Dahulu
Dua bulan sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan berat badan menurun,
kadang sesak, batuk kering dan gangguan lambung.Pasien mengatasi sesakna sendiri
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 4/46
dengan minum air hangat."elain itu, terkadang pasien merasakan demam ang naik
turun menertai batuk dan sesak.Pasien sering mual dan muntah setiap kali diberikan
makanan.Pasien memeriksakan dirina ke Puskesmas Padamara dengan keluhan
sesak, neri lambung, dan batuk kering. /eluhan dirasa sering kambuh maka pasien
memutuskan untuk berobat ke "$D Dr 4oeteng Taroenadibratadan mondok selama
hari dengan keluhan sesak naas, neri lambung, dan batuk kering. Pasien dianjurkan
melakukan pemeriksaan 6 oto roentgen di "$D Dr 4oeteng Taroenadibrata dan
pemeriksaan dahak. Pemeriksaan roentgen dilakukan, akan tetapi pemeriksaan dahak
tidak dilakukan karena pasien tidak dapat mengeluarkan dahak.Pasien sempat pulang selama 1 minggu."atu minggu kemudian keadaan pasien
tidak kunjung membaik, melainkan dirasa semakin memberat maka pasien berobat
kembali ke "$ 7arapan Ibu selama % hari dengan keluhan sesak naas dan batuk kering.Menurut pasien, pasien sempat diminta untuk melakukan pemeriksaan dahak
namun tidak dilakukan karena dahak sulit keluar."esak semakin memberat dan
akhirna "$ 7arapan Ibu merujuk pasien ke "M" pada tanggal 2% ebruari 2015
dengan diagnosa T( Milier.Pasien menangkal adana ri!aat alergi dan asma, dulu pasien tidak mempunai
kebiasaan merokok dan tidak pernah mengkonsumsi 8)T. Pasien pernah mengalami
batuk berdarah selama 2 hari sekitar bulan &uli 201 namun pasien hana
memeriksakan ke dokter umum praktek pribadi dan menganggapna sebagai batuk biasa.i!aat Penakit Dahulu
a i!aat keluhan serupa : disangkal b i!aat mondok : diakui 9Tiphoid, sesak naas, gangguan lambung3 i!aat 8)T : disangkald i!aat hipertensi : disangkale i!aat ken3ing manis : disangkal i!aat asma : disangkalg i!aat alergi : disangkal
i!aat Penakit /eluarga
a i!aat keluhan serupa : diakui 9kakak pasien dengan keluhan batuk
berdahak
b i!aat hipertensi : disangkal
3 i!aat ken3ing manis : disangkal
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 5/46
d i!aat asma : disangkal
e i!aat alergi : disangkal
5 i!aat "osial ;konomi
a -ommunit"ebelum sakit pasien bekerja di pabrik pembuatan bulu mata di Purbalingga
semenjak lulus "MP.)kan tetapi pekerjaan lebih sering dilakukan di rumah. Pasien
mengaku termasuk orang ang jarang keluar rumah. Pasien lebih sering
beraktiitas dan bekerja di rumah.Pasien pergi saat mengambil bahan atau
mengantar hasil pembuatan bulu mata.Pasien mengaku tidak ada teman* teman
bekerja, tetangga di sekitar rumah, atau keluarga ang memiliki keluhan ang
sama. 7ubungan antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik./akak
pasien mengaku juga mengalami batuk* batuk semenjak mera!at pasien.
b 7ome
Pasien tinggal di rumahna bersama orang anggota keluarga aitu kedua orang
tuana, 1 nenek, 5 saudara kandung, dan 1 keponakan.8rangtua pasien bekerja di
rumah. Ibupasien berjualan nasi rames, aah pasien bekerja sebagai pemelihara
kambing milik orang lain, % orang saudara kandungna bekerja di pabrik permen,
pabrik rambut, dan pabrik rokok serta seorang adik ang masih duduk dibangku
"MP. Dari anggota keluarga ang tinggal serumah dengan pasien, hana kakak
pasien ang mengeluhkan keluhan serupa dengan pasien aitu batuk.#amun
keluhan tersebut diakui baru terjadi mulai pada saat kakak pasien mera!at
pasien.<antai rumah beralaskan semen, dinding kau, atap seng, dan ada beberapa
buah jendela serta entilasi ang dapat terkena sinar matahari.umah pasien
berukuran 1 meter = 10 meter.umah pasien terdiri dari 5 kamar tidur, satu ruang
tamu ang menjadi satu dengan ruang keluarga dan ruang makan, satu dapur, dan
satu kamar mandi."umber air berasal dari sumur.Pen3ahaaan rumah pasien berasal dari lampu dan sinar matahari ang 3ukup. /amar pasien berukuran 2
meter = 2,5 meter. Pasien tidur seorang diri di dalam kamarna.Pada kamar pasien
terdapat jendela ang dapat dibuka berukuran 1 meter = 50 meter.
3 833upational
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 6/46
Pasien bekerja sebagai buruh pembuat bulu mata pada sebuah pabrikdengan
penghasilan 3ukup.Pekerjaanna lebih sering dilakukan di rumah.Pasien datang ke
pabrik saat mengambil bahan dan mengantar hasil pembuatan bulu
mata.Pembiaaan rumah sakit ditanggung oleh (P&" P(I.Pembiaaan kebutuhan
sehari*hari dibiaai oleh pasien sendiri dan keluarga, akan tetapi karena sekarang
pasien tidak bekerja, maka kebutuhan sehari*hari ditanggung oleh orangtua dan
saudara kandung."aat pasien merasakan penurunan berat badan, mual, muntah,
sesak, dan batuk pasien berhenti bekerja.
d Personal habit
Pasien mengaku makan sehari 2*%kali sehari, dengan nasi, saur dan lauk pauk
ang 3ukup karena orang tua bekerja berjualan nasi rames.Pasien mengaku tidak
pernah merokok, pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol, ataupunmengkonsumsi obat*obatan terlarang.Pasien mengaku jarang berpergian.
III. OB6EKTI
1. Pemeriksaan isik
a. /eadaan $mum :tampak sesak b. /esadaran : 3omposmentis, 4-" ;M>?5 9153. (( : %1 kgd. T( : 150 3me. IMT : 1%,@A 9underweight . ?ital sign
* Tekanan Darah : 110+@0 mm7g* #adi : 112=+menit* : %2=+menit* "uhu : %>,1o-
d. "tatus 4eneralis
1 /epala
* (entuk : meso3hepal, simetris, enektasi temporal 9*
* ambut : !arna hitam, tidak mudah di3abut, distribusimerata, tidak rontok
2 Mata
* Palpebra : edema 9*+* ptosis 9*+*
* /onjungtia : anemis 9B+B
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 7/46
* "3lera : ikterik 9*+*
* Pupil : relek 3ahaa 9B+B normal,isokorC % mm
% Telinga
* otore 9*+*
* deormitas 9*+*
* neri tekan 9*+*
* discharge 9*+*
7idung
* naas 3uping hidung 9*+*
* deormitas 9*+*
* discharge 9*+*
* rinorhea 9*+*5 Mulut
* bibir sianosis 9*
* bibir kering 9B
* lidah kotor 9*
> <eher
* Trakhea : deiasi trakhea 9*+*
* /elenjar lmphoid : tidak membesar, neri 9*
* /elenjar throid : tidak membesar
* &?P : nampak,tidak kuat angkat
@ Dada
a Paru
* Inspeksi : bentuk dada simetris,ketinggalan gerak 9*
&ejas 9*
etraksi suprasternalis 9*
etraksi inter3ostalis 9*
etraksi epigastrik 9B
* Palpasi : o3al remitus kanankiri
ketinggalan gerak 9*
* Perkusi : sonor pada kedua lapang paru kiri
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 8/46
(atas paru E hepar di "I- ? <M-D
* )uskultasi : suara dasar esikuler 9B+B, wheezing 9*+*
onki basah kasar 9B+B, ronki basah halus 9*+*
b &antung
* Inspeksi : i3tus 3ordis nampak pada "I- ? 2 jari medial <M-"
* Palpasi : i3tus 3ordis teraba di "I- ? 2 jari medial <M-",tidak kuat
angkat
* Perkusi : (atas jantung kanan atas di "I- II <P"D
(atas jantung kiri atas di "I- II <P""
(atas jantung kanan ba!ah di "I- I? <P"D
(atas jantung kiri ba!ah di "I- ? 2 jari medial <M-"
* )uskultasi : "1F"2, reguler, murmur 9*, gallops 9*A )bdomen
* Inspeksi : datar
* )uskultasi : bising usus 9B normal
* Perkusi : timpani, pekak sisi 9*, pekak alih 9*, neri ketok
3ostoertebrae 9*
* Palpasi : supel, neri tekan 9B epigastrik, undulasi 9*
* 7epar : tidak teraba
* <ien : tidak teraba
;kstrimitas
* "uperior : edema 9*+*, sianosis 9*+*
* Inerior : edema 9*+*, sianosis 9*+*
2. Pemeriksaan penunjang
a. <aboratorium darah 2% ebruari 2015 9sebelum tranusi
7b : @,gr+dl < #ormal : 12 E 1> gr+dl
<eukosit : 12.%A0 +ul 7 #ormal : .A00 E 10.A00+ul
7ematokrit : 2 G < #ormal : %@ G * @ G
;ritrosit : %, juta+ul < #ormal : ,2 E 5, juta+ul
Trombosit : 5%A.000+ul 7 #ormal: 150.000 * 50.000+ul
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 9/46
M-? : @1,1 < < #ormal : @ * <
M-7 : 2%,5 pg < #ormal : 2@ * %1 pg
M-7- : %%,1 gr+dl # #ormal : %% E %@gr+dl
D' : 1>,5 G 7 #ormal : 11,5 * 1.5 G
MP? : A,>< # #ormal : @,2 * 11,1 <
7itung &enis
;osinoil : 0,2G# # #ormal : 0 E 1 G
(asoil : 0,0 G < #ormal : 2 E G
(atang : 1,2 G < #ormal : 2 E 5 G
"egmen : 5,A G 7 #ormal : 0 E @0G
<imosit : 1,5G< < #ormal : 25 * 0GMonosit : 1,%G< < #ormal : 2 E A G
/imia /linik
"48T : 2 # #ormal: 15*%@ u+<
"4PT : 2@ < #ormal: %0*>5 u+<
4D" : 11 # #ormal : H 200 mg+dl
#atrium : 1% < #ormal : 1%>* 15
/alium : ,2 # #ormal : %,5* 5,2
/lorida : AA < #ormal : A* 10@
<aboratorium darah 2> ebruari 2015 9setelah tranusi
7b : gr+dl< < #ormal : 12 E 1> gr+dl
<eukosit : 10.>00 +ul # #ormal : .A00 E 10.A00+ul
7ematokrit : 2 G < #ormal : %@ G * 52 G
;ritrosit : %, juta+ul < #ormal : ,2 E 5, juta+ul
Trombosit : 5.000+ul 7 #ormal: 150.000 * 50.000+ul
M-? : @1,% < < #ormal : @ * <
M-7 : 2%,% pg < #ormal : 2@ * %1 pg
M-7- : %2,> gr+dl < #ormal : %% E %@gr+dl
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 10/46
D' : 1>,% G 7 #ormal : 11,5 * 1.5 G
MP? : @,< # #ormal : @,2 * 11,1 <
7itung &enis
;osinoil : 0,0G# # #ormal : 0 E 1 G
(asoil : 0,0 G < #ormal : 2 E G
(atang : 0,0 G < #ormal : 2 E 5 G
"egmen : , G 7 #ormal : 0 E @0G
<imosit : 2,@G< < #ormal : 25 * 0G
Monosit : 2,G< # #ormal : 2 E A G
Mikrobiologi 25 ebruari 2015Pe!arnaan # 16
(T) I : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
Pe!arnaan # 26
(T) II : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
Pe!arnaan # %
(T) (T) I : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
4ambaran Darah Tepi 25 ebruari 2015
;ritrosit :
)nisositosis sedang
Poikilositosis sedang ragmentosit, granulosit, sel pensil, serosit
<eukosit :
;stimasi jumlah meningkat, neutroilia, granulasi toksik, akuolisasi
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 11/46
Trombosit :
;stimasi jumlah meningkat, bentuk kasar 9B, 3lumping 9*
/esan :
)nemia mikrositik hipokromik
DD : )nemia karena penakit kronik
)nemia Deisiensi besi
<ekositosis
"uspek ineksi bakteri
Trombositosis
DD : Trombositosis reakti e3 ineksi
;sensial trombositopenia
b. oto thoraks
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 12/46
oto Thora= ebruari 2015 di "$D Dr 4oeteng Taroenadibrata
7asil pemeriksaan oto Thora=
-or : (esar 3or normalPulmo : (er3ak konsolidasi di kedua paru e3 bron3hopneumonia 9milier
DD: T( paru tipe milier
Tak tampak eusi pleura
I5. DIA&NOSIS
1. T( paru milier (T) 9B <esi luas kasus baru
2. -ommunit )3Juired Pneumonia
%. )nemia ringan
5. PLANNIN&
1. Diagosis
a. "putum (T)"P" 9 (T) I, II, dan III positi
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 13/46
b. -ek 4DT
3. /onsul ?-T
2. Terapi
a. armakologi
1 #M >* A lpm
2 -ei=ime 2 = 100 mg P8
% Metil prednisone 2=2 mg P8
anitidin2=1 tab P8
5 Terasma % = 1 3th P8
> "ulat erosus 2 = 1 tab P8
@ D- 16II tab P8
A (> 1 = 1 tab P8 b. #on armakologi
1 ;dukasi pasien dan keluarga pasien mengenaipenebab, penularan,
pengobatan, eek samping obatdan komplikasi dari penakit T(.
2 ;dukasi mengenai kebersihan lingkungan rumah, seperti buka entilasi setiap
hari agar sinar matahari dan udara masuk juga edukasi untuk selalu
membersihkan rumahna dan edukasi agar pasien menutup mulut apabila batuk
ataumenggunakan masker, tidak mambuang dahak sembarangan lagi.
% Makan makanan ang bergiKi
Screening pada anggota keluarga ang lain apabila ada ang mengalami gejala
ang sama terutama anak ke3il dan untuk tindakan pen3egahan juga
pengobatan lebih a!al jika keluarga lain sudah tertular.
%. Monitoring
a. /eadaan umum dan kesadaran
b. Tanda ital
3. ;aluasi klinis
* Pasien diealuasi setiap 2 minggu sampai akhir bulan kedua pengobatan,
selanjutna tiap 1 bulan mulai bulan ketiga.
* ;aluasi respon pengobatan dan ada tidakna eek samping obat serta ada
tidakna komplikasi
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 14/46
* ;aluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan isik
d. ;aluasi radiologi
* "ebelum pengobatan
* Pada akhir pengobatan
e. ;aluasi eek samping
* Periksa ungsi hati 9"48T, "4PT, bilirubin
* Periksa ungsi ginjal 9ureum, kreatinin
* Periksa 4D", 42PP, asam urat
* Pemeriksaan isus
* Pemeriksaan keseimbangan dan pendengaran
. ;aluasi keteraturan obat
. Prognosis
/eberhasilan kesembuhan penakit tuberkulosis tergantung pada:
a. /epatuhan minum obat
b. /omunikasi dan edukasi serta penga!asan minum obat
3. $mur penderita
d. Penakit ang menertai
e. esistensi obat
)d itam : dubia ad bonam
)d ungsionam : dubia ad bonam
)d sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TIN6AUAN PUSTAKA
A. TB MILIER
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 15/46
Tuberkolosis milier termasuk salah satu bentuk T( ang berat dan merupakan % * @G
dari seluruh kasus T( dengan angka kematian ang tinggi. Tuberkulosis milier merupakan
jenis tuberkulosis ang berariasi mulai dari ineksi kronis, progresi lambat, hingga penakit
ulminan akut, ang disebabkan penebaran hematogen atau limogen dari bahan kaseosa
terineksi ke dalam aliran darah dan mengenai banak organ dengan tuberkel*tuberkel mirip
benih padi 9/artasasmita et al ., 200A.T( milier merupakan penakit limo*hematogen sistemik akibat penebaran kuman M.
tuberkolosis dari komples primer ang biasana terjadi dalam !aktu 2E > bulan pertama
setelah ineksi a!al. Tuberkulosis Milier adalah suatu bentuk Tuberkulosa paru dengan
terbentukna granuloma. 4ranuloma ang merupakan perkembangan penakit dengan
ukuran kurang lebih sama kelihatan seperti biji Lmilet 9sejenis gandum, berdiameter 1*2 mm
9'78, 200>.T( milier lebih sering terjadi pada bai dan anak ke3il, terutama usia diba!ah 2 tahun,
karena imunitas seluler spesiik, ungsi makroag dan mekanisme lokal pertahanan paruna
belum berkembang sempurna sehingga kuman T( mudah berkembang biak dan menebar
keseluruh tubuh. )kan tetapi, T( milier dapat juga terjadi pada anak besar dan remaja akibat
pengobatan penakit paru primer sebelumna ang tidak adekuat, atau pada usia de!asa
akibat reaktiasi kuman ang dorman. (erbeda dengan T( de!asa, gejala T( pada anak
seringkali tidak khas dan sulit didapatkan spesimen diagnostik ang terper3aa."ehingga
diagnosis T( pada anak menggunakan scoring system ang didasarkan anamnesis, pemeriksaan isik dan penunjang 9/artasasmita et al , 200AN '78, 200>.
Diagnosis T( Milier ditegakkan berdasarkan temuan anamnesis, pemeriksaan isik dan
radiologis. Menga3u kepada ketentuan '78, pengobatan T(- Milier pada prinsipna sama
dengan pengobatan T(- pada umumna, aitu perpaduan dari beberapa jenis antituberkulosa
baik ang bakteriostatik maupun bakterisid. T(- Milier bersama dengan T(- dengan
Meningitis, T(- Pleuritis ;ksudati, T(- Parikarditis /onstrikti, direkomendasikan untuk
mendapat pengobatan dengan 8)T kategori I ditambah dengan kortikosteroid 9"tarke &,
2011.
. D4:n/
Tuberkulosis milier 9T( milier merupakan penakit limohematogen sistemik
akibat penebaran kuman Mycobacterium tuberculosis dari kompleks primer, ang
biasana terjadi dalam !aktu 2*> bulan pertama, setelah ineksi a!al. T( milier dapat
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 16/46
mengenai 1 organ 9sangat jarang, H5G, namun ang laKim terjadi pada beberapa organ
9seluruh tubuh, F0G, termasuk otak. T( milier klasik diartikan sebagai kuman basil T(
berbentuk millet 9padi ukuran rata*rata 2 mm, lebar 1*5 mm diparu, terlihat pada
ontgen. Pola ini terlihat pada 1*% G kasus T( 9/artasasmita et al , 200AN '78, 200>.
8. Et-0-;
Mycobacterium Tuberculosis adalah penebab utama penakit tuberkulosis pada
manusia, berupa basil tidak membentuk spora, tidak bergerak, panjang 2* nm. 8bligat
aerob ang tumbuh dalam media kultur <o!einstein*&ensen, tumbuh baik pada suhu %@*
10-, dinding sel ang kaa lemak menebabkan tahan terhadap eek bakterisidal
antibodi dan komplemen, tumbuh lambat dengan !aktu generasi 12*2 jam 9MalteKau et
al , 2000.
*. E"d4m-0-;
<aporan mengenai T( anak jarang di dapatkan. Perkiraan jumlah kasus T( anak
pertahun adalah 5*> G dari total kasus T(. )ngka kejadian T( di )merika "erikat dan
/anada mengalami peningkatan pada anak berusia 0* tahun 91G, sedangkan pada usia
5*15 tahun 90G. )ngka kejadian T( di )sia Tenggara selama 10 tahun, di perkirakan
bah!a jumlah kasus baru adalah %5,1 juta. Penanggulangan T( 4lobal ang di keluarkan
'78 pada tahun 200, angka kejadian T( pada tahun 2002 men3apai 555.000 kasus925> kasus+100.000 penduduk. 7asil sure prealensi T( di Indonesia tahun 200
menunjukkan bah!a angka prealensi T( (T) positi se3ara nasional 110 per 100.000
penduduk 9"tarke, 2011N ahajoe et al , 200@.
T( milier mirip dengan banak penakit, pada beberapa kasus, hampir 50G
kasus tidak dapat didiagnosis semasa hidup. Dari semua pasien T(, 1,5G di perkirakan
merupakan T( milier. <aporan dari Centers for Disease Control and Prevention 9-D-
)merika "erikat, dari tahun 1> menunjukkan bah!a 25@ pasien 91,2G dari 21.%%@
pasien T( adalah T( milier. Insiden T( milier lebih tinggi pada orang )rika )merika di
)merika "erikat karena pengaruh aktor sosial ekonomi, laki*laki lebih tinggi insidenna
dari !anita. Pada beberapa kasus di temukan bah!a kulit hitam lebih tinggi insidenna
di bandingkan kulit putih karena pengaruh sosial ekonomi 9/artasasmita et al , 200A.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 17/46
&am<ar . In/d4n/ TB dd3na (7$O! 8')
Tuberkulosis milier lebih sering terjadi pada bai dan anak ke3il, terutama usia H
2 tahun, karena imunitas selular spesiik, ungsi makroag, dan mekanisme lokal
pertahanan paruna belum berkembang sempurna, sehingga kuman T( mudah
berkembangbiak dan menebar ke seluruh tubuh. T( milier juga dapat terjadi pada anak
besar dan remaja akibat pengobatan penakit paru primer sebelumna ang tidak
adekuat, atau pada usia de!asa akibat reaktiasi kuman ang dorman 9/artasasmita et al ,
200A.
Terjadina T( milier di pengaruhi oleh dua aktor, aitu jumlah dan irulensi
kuman Mycobacterium tuberculosis dan status imunologis pasien 9non spesiik dan
spesiik. (eberapa kondisi ang menurunkan sistem imun juga dapat memudahkan
timbulna T( milier, seperti ineksi 7I?, malnutrisi, ineksi morbili, pertusis, diabetes
melitus, gagal ginjal, keganasan, dan penggunaan kortikosteroid jangka lama. aktor*aktor lain ang mempengaruhi perkembangan penakit adalah aktor lingkungan, aitu
kurangna sinar matahari, perumahan ang padat, polusi udara, asap rokok, penggunaan
alkohol, obat bius, serta sosial ekonomi 9"tarke, 2011.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 18/46
¨ah penderita T( milier di bagian Ilmu /esehatan )nak "-M pada periode
tahun &anuari 2000 * Desember 2001 ang di diagnosis berdasarkan gambaran klinis dan
oto thorak adalah 1 pasien, laki*laki 11 pasien dan perempuan A pasien dengan rentang
usia 2,5*11 bulan, terbanak berusia 1*> bulan. "edangkan di (agian Ilmu /esehatan
)nak "$P Dr.M.Djamil pada tahun 200>*200@ di dapatkan dari 2@ pasien T( ang di
ra!at, di temukan 2 pasien 9@G dengan T( milier 9/artasasmita et al , 200A.
'. Pat-;4n4//
Paru merupakan port dentree lebih dari AG kasus ineksi T(. $kuran kuman
T( sangat ke3il 9H5Om, sehingga kuman ang terhirup dalam per3ik renik 9droplet
nuclei dapat men3apai aleolus. "ebagian kasus, kuman T( dapat dihan3urkan
seluruhna oleh mekanisme imunologis nonspesiik, sehingga tidak terjadi respons
imunologis spesiik, sedangkan sebagian kasus lainna, tidak seluruhna dapat
dihan3urkan. Indiidu ang tidak dapat menghan3urkan seluruh kuman, makroag
aleolus akan memagosit kuman T( ang sebagian besar di han3urkan. "ebagian ke3il
kuman T( ang tidak dapat dihan3urkan akan terus berkembang biak dalam makroag,
dan akhirna menebabkan lisis makroag. "elanjutna kuman T( membentuk lesi di
tempat tersebut, ang di namakan okus primer 4hon. Penebaran selanjutna, kuman
T( dari okus primer 4hon menebar melalui saluran lime menuju kelenjar lime
regional, aitu kelenjar lime ang mempunai saluran lime ke lokasi okus primer.Penebaran ini menebabkan terjadina inlamasi di saluran lime 9limangitis dan di
kelenjar lime 9limadenitis ang terkena. 4abungan antara okus primer, limangitis,
dan limadenitis di namakan kompleks primer 9 primary comple!. 'aktu ang di
perlukan sejak masukna kuman T( hingga terbentukna kompleks primer se3ara
lengkap di sebut sebagai masa inkubasi. Masa inkubasi T( berlangsung selama 2*12
minggu, biasana berlangsung selama *A minggu. "elama masa inkubasi, sebelum
terbentukna imunitas selular, dapat terjadi penebaran limogen dan hematogen.
Penebaran limogen, kuman menebar ke kelenjar lime regional membentuk kompleks
primer, atau berlanjut menebar se3ara limohematogen. Penebaran hematogen se3ara
langsung bisa juga terjadi, aitu kuman masuk ke dalam sirkulasi darah dan menebar ke
seluruh tubuh 9gambar 2 99/artasasmita et al , 200AN '78, 200>.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 19/46
Gambar 2. Bagan Patogenesis Tuberkulosis(Rahajoe et al., 2007)
Pada T( milier penebaran hematogenna adalah penebaran hematogenik
generalisata akut "acute generalized hematogenic spread# dengan kuman ang besar.
/uman ini akan menebar ke seluruh tubuh, dalam perjalananna di dalam pembuluh
darah akan tersangkut di ujung kapiler, dan membentuk tuberkel di tempat tersebut.
"emua tuberkel ang di hasilkan melalui 3ara ini akan mempunai ukuran ang lebih
kurang sama. Istilah milier berasal dari gambaran lesi diseminata ang menerupai butir
padi*padian 9millet seed . "e3ara patologi anatomik, lesi ini berupa nodul kuning
berukuran 1*% mm , sedangkan se3ara histologik merupakan granuloma. Tuberkulosis
diseminata ini timbul dalam !aktu 2*> bulan setelah terjadi ineksi. Timbulna penakit
bergantung pada jumlah dan irulensi kuman T( ang beredar serta rekuensi
berulangna penebaran. Tuberkulosis diseminata terjadi karena tidak adekuatna sistem
imun pejamu 9host dalam mengatasi ineksi T(, misalna pada anak diba!ah 5 tahun9balita , terutama diba!ah 2 tahun 9International $nion )gainst Tuber3ulosis and <ung
Disease, 200%N 4rossman, 1@N "3hlesinger, 200.
9. Im3n-"at-;4n4// TB
"etelah terinhalasi di paru, kuman T( mempunai beberapa kemungkinan./emungkinan pertama, respon imun a!al pejamu se3ara eekti membunuh semua
kuman T(, sehingga T( tidak terjadi. /edua, segera setelah ineksi terjadi multiplikasi,
pertumbuhan kuman T( dan mun3ul maniestasi klinis, ang dikenal sebagai T( primer.
/etiga, kuman T( dalam keadaan dorman, terjadi ineksi laten dengan uji tuberkulin
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 20/46
positi sebagai satu*satuna maniestasi. /eempat, kuman T( laten tumbuh dan mun3ul
maniestasi klinis, disebut sebagai reaktiasi T( 9T( pas3a*primer 9/artasasmita et al ,
200A.
Pada ineksi T( terjadi respon imunologi berupa imunitas seluler dan
hipersensitiitas tipe lambat.Imunitas seluler menebabkan prolierasi limposit*T -DB
dan memproduksi sitokin lokal. "ebagai respon terhadap antigen ang dikeluarkan M. T(
limposit*T -DB mempengaruhi limposit*T Th1 untuk mengaktikan makroag dan
limposit*T Th2 untuk memproduksi sitokin lokal T# dan I# Q. "itokin ini akan
menarik monosit darah ke lesi T( dan mengaktikanna. Monosit akti atau makroag
dan limposit*T -DB memproduksi enKim lisosom, oksigen radikal, nitrogen
intermediate khususna nitrogen oksida dan Interleukin*12.#itrogen oksida iniselanjutna diaktikan oleh T# dan I# Q untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh M. T( ang irulen.Peran imunitas seluler mengaktikan makroag dan
menghan3urkan basil terutama pada jumlah basil ang sedikit./emampuan membunuh
M. T( juga bergantung pada jumlah makroag setempat ang akti 9)rdiana et al ., 2002N
/enorini, 2010.
&am<ar *.$"4r/4n/t:ta/ t"4 I5 (/enorini, 2010.
7ipersensitiitas tipe lambat merupakan bagian dari respon imun seluler, aitu
terjadina peningkatan aktiitas limposit*T -DB dan limposit*T -DAB sitotoksik serta
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 21/46
sel pembunuh ang memusnahkan makroag setempat, jaringan sekitar dan perkijuan.
7ipersensitiitas tipe lambat dapat mengisolasi lesi akti, menebabkan M. T( menjadi
dorman, kerusakan jaringan, ibrosis dan jaringan parut. Proses ini dapat merugikan
tubuh, dimana M. T( dapat keluar dari bagian pinggir daerah nekrosis dan membentuk
hipersensitiitas tipe lambat kemudian diagositosis oleh makroag setempat. )pabila
makroag belum diaktikan oleh imunitas seluler, maka M. T( dapat tumbuh dalam
makroag sampai hipersensitiitas tipe lambat merusak makroag dan menambah daerah
nekrosis."aat itu imunitas seluler menstimulasi makroag setempat untuk membunuh
basil dan men3egah perkembangan penakit.7ipersensitiitas tipe lambat lebih berperan
pada jumlah basil ang banak dan menebabkan nekrosis jaringan..)pabila M. T(
masuk ke dalam aliran lime atau darah biasana akan dihan3urkan di tempat ang baru
dengan terbentukna tuberkel. )dana reseptor spesiik terhadap antigen ang dihasilkanM. T( pada limposit*T di darah dan jaringan lime, menebabkan pengumpulan dan
aktiasi makroag lebih 3epat dan destruksi M. T(. Tuberkel ang terjadi tetap ke3il
dengan perkijuan ang minimal, 3epat sembuh dan tidak diikuti oleh terjadina
penebaran hematogen atau limogen ke jaringan lain 9kenorini et al ., 2010N ogelio
7ernRndeK et al ., 200@.
&am<ar '.R4/"-n m3n-0-;/ "ada n:4=/ Mycobacterium tuberculosis(ogelio7ernRndeK et al ., 200@.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 22/46
>. Man:4/ta/ =0n/ dan P4n4;a==an Da;n-//
Maniestasi klinis T( milier berma3am*ma3am, bergantung pada banakna
kuman dan jenis organ ang terkena. 4ejala ang sering di jumpai adalah keluhan kronik
ang tidak khas, seperti T( pada umumna, misalna anoreksia dan (( turun atau gagaltumbuh 9dengan demam ringan atau tanpa demam, demam lama dengan penebab ang
tidak jelas, serta batuk dan sesak naas. T( milier juga dapat di a!ali dengan serangan
akut berupa demam tinggi ang sering hilang timbul 9remittent , pasien tampak sakit
berat dalam beberapa hari, tetapi gejala dan tanda respiratorik belum ada. <ebih kurang
50G pasien, limadenopati superisial, splenomegali, dan hepatomegali akan terjadi
dalam beberapa minggu. Demam kemudian bertambah tinggi dan berlangsung terus*
menerus+kontinu, tanpa disertai gejala respiratorik atau disertai gejala minimal, dan oto
toraks biasana masih normal. 4ejala klinis biasana timbul akibat gangguan pada paru,
aitu gejala respiratorik seperti batuk dan sesak naas di sertai ronki atau mengi
9/artasasmita et al , 200AN '78, 200>. )nemia bisa terjadi baik akibat penakit kronik
ataupun deisiensi besi. )nemia penakit kronis sering bersamaan dengan anemia
deisiensi besi dan keduana memberikan gambaran penurunan besi serum, namun TI(-
9Total Iron (inding -apa3it pada anemia deisiensi besi meningkat.endahna besi
pada anemia penakit kronis disebabkan aktiitas mobilisasi besi sistem
retikuloendotelial ke plasma menurun, sedangkan penurunan saturasi transerin pada
anemia deisiensi besi diakibatkan oleh degradasi transerin ang meningkat.1> /riteria
diagnosis anemia deisiensi besi menurut '78 adalah : 91 kadar hemoglobin kurang
dari normal sesuai usia, 92 /onsentrasi hemoglobin eritrosit rata*rata H%1G 9nilai
normal:%2G*%5G, 9% /adar e serum H50Og+d< 9nilai normal:A0*1A0Og+d<, dan 9
"aturasi transerin H15G 9nilai normal:20G*25G. -ara lain untuk menentukan anemia
deisiensi besi dapat juga dilakukan uji per3obaan pemberian preparat besi dosis %*>
mg+kg((+hari dalam 2*% dosis selama %* minggu terjadi peningkatan kadar hemoglobin1*2 g+d< maka dapat dipastikan bah!a penebabna adalah anemia deisiensi besi
94unadi et al ., 200.
4ejala lain ang dapat di temukan adalah kelainan kulit berupa tuberkuloid,
papula nekrotik, nodul, atau purpura. Tuberkel koroid di temukan pada 1%*A@G pasien,
dan jika di temukan dini dapat menjadi tanda ang sangat spesiik dan sangat membantu
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 23/46
diagnosis T( milier, sehingga pada T( milier perlu di lakukan unduskopi untuk
menemukan tuberkel koroid 9)rdiana et al , 2002.
<esi milier dapat terlihat pada oto thorak dalam !aktu 2*% minggu setelah
penebaran kuman se3ara hematogen. 4ambaranna sangat khas, aitu berupa tuberkel
halus 9millii# ang tersebar merata diseluruh lapangan paru, dengan bentuk ang khas dan
ukuran ang hampir seragam 91*%mm. <esi*lesi ke3il dapat bergabung membentuk lesi
ang lebih besar, kadang*kadang membentuk iniltrat ang luas. "ekitar 1*2 minggu
setelah timbulna penakit, pada oto thorak dapat di lihat lesi ang tidak teratur seperti
kepingan salju 9'78, 200>N ogelio 7ernRndeK et al., 200@.
Maniestasi klinis T( milier tidak spesiik. /riteria diagnosis T( milier adalah
a Presentasi klinis sesuai dengan diagnosis tuberkulosis seperti demam dengan
peningkatan suhu di malam hari, penurunan berat badan, anoreksia, takikardi,keringat malam menetap setelah pemberian antituberkulosis selama > minggu.
b oto toraks menunjukkan gambaran klasik pola milier.
3 <esi paru berupa gambaran retikulonodular dius bilateral di belakang baangan
milier ang dapat dilihat pada oto toraks maupun 7-T.
d (ukti mikrobiologi dan atau histopatologi menunjukkan adana tuberkulosis
9/ementrian /esehatan I, 201%
$ntuk penegakkan diagnosis T( se3ara umum, diperlukan skema langkah penegakkan
diagnosis seperti di ba!ah ini
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 24/46
4ambar "kema )lur Penegakkan Diagnosis T( pada 8rang De!asa9Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 200>
. P4m4r=/aan P4n3n%an;
a. Pemeriksaan Darah
Tidak ada perubahan hematologi ang spesiik pada T(- Milier. <aju endap
darah tidak inormati. )nemia biasana ringan, namun pada kasus lama dan berat
mungkin dijumpai anemia berat. "ering ditemui lekopeni, kadang*kadang lekositosis
dan monositosis. Dalam pemeriksaan sumsum tulang didapatkan tuberkel*tuberkel
dan gambaran darah tepi dapat menerupai leukemia berupa leukositosis dan lekosit*
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 25/46
lekosit muda, anemia leukoeritroblastik berupa lekosit muda dan normoblas. /adang*
kadang terdapat gambaran hematologik anemia aplastik berupa pansitopenia 9ahajoe
et al , 200@.
b. Pemeriksaan adiologi
4ambaran patologik pada pemeriksaan radiologi tidak selalu dijumpai pada
kasus T(- Milier. Pada gambaran oto toraks tipikal kemungkinan juga tidak
ditemukan adana maniestasi klinis spesiik sebelum men3apai stadium lanjut.8leh
karenana gambaran radiologi normal belum pasti meningkirkan diagnosa T(-
Milier. 4ambaran normal radiologi mungkin disebabkan oleh :
1 okus di paru meme3ah ke 3abang ena, ang menebabkan tidak terjadina
iniltrat di paru.
2 ukuran iniltrat ang sangat ke3il.% atau karena pemeriksaan dilakukan pada ase dini dari penakit.
Dalam hal demikian sebaikna pemeriksaan diulang setelah 1* minggu.
4ambaran klasik ongent oto dari T(- Milier adalah gambaran badai salju
9 snow storm appearance. Iniltrat*iniltrat ang halus berukuran beberapa milimeter,
tersebar di kedua lapangan pandang paru. <esi milier dapat terlihat pada rontgen paru
dalam !aktu 2 * % minggu setelah penebaran kuman se3ara hematogen.
4ambaranna sangat khas, berupa tuberkel halus 9millii ang tersebar merata
diseluruh lapangan paru, dengan bentuk ang khas dan ukuran ang hamper seragam
9 1*% mm . <esi ke3il dapat bergabung membentuk lesi ang lebih besar, kadang*
kadang membentuk iniltrat ang luas. "ekitar 1*2 minggu setelah timbulna
penakit, lesi ang tidak teratur seperti kepingan salju dapat dilihat pada rontgen
paru. Disamping itu dapat ditemukan pula eusi pleura, penebalan pleura dan kaitasi
9ahajoe et al , 200@.
,. P4nata0a=/anaan
a a!at Inap
b Pemberian oksigenasi
3 Pengobatan T( Milier dilakukan dengan pemberian 8)T 98bat )nti Tuberkulosis
/ategori I dan kortikosteroid.
8)T /ategori I, terdiri dari :
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 26/46
a. Tahap Intensi , >0 hari minum obat setiap hari dengan perpaduan obat : IsoniaKid 97,
iampisin 9, Pirasinamid 9 dan ;tambutol 9;.
b. Tahap lanjutan, 5 hari minum obat selama bulan 9%=+minggu, dengan paduan :
Isoniasid 97 dan iampisin 9.
Dosis obat :
a Isoniasid 97
(ersiat bakterisid, dapat membunuh 0G populasi kuman dalam beberapa hari
pengobatan. Dosis harian : 5 mg+kg ((, dosis intermiten % = + minggu : 10 mg+kg ((.
b iampisin 9
(ersiat bakterisid, dapat membunuh kuman ang tidak bisa dibunuh oleh Isoniasid.
Dosis harian dan dosis intermiten sama, aitu : 10 mg+kg ((.
3 Pirasinamid 9(ersiat bakterisid, membunuh kuman ang berada di dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian : 25 mg+kg ((, dosis intermiten %5 mg+kg ((.
d ;tambutol 9;
(ersiat bakteriostatik, dosis harian : 15 mg+kg ((, dosis intermiten : %0 mg+kg ((.
/ortikosteroid
Pemberian kortikosteroid 9prednison biasana diberikan dengan dosis 2 mg+kg((+hari
selama minggu, kemudian diturunkan perlahan*lahan 9tappering o selama 2*>
minggu9Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 200>N "tarke, 2011.
2. Pr-;n-//
Prognosa kesembuhan T(- Milier, setelah ditemukanna obat anti T(-
mengalami perbaikan ang signiikan, ke3uali bila ada komplikasi meningitis, serta
keterlambatan dan tidak teratur dalam berobat. espon T(- Milier terhadap
antituberkulosis baik.;aluasi hasil pengobatan dilakukan setelah 2 bulan terapi. ;aluasi
pengobatan dilakukan dengan beberapa 3ara, aitu ealuasi klinis, ealuasi radiologis,
dan pemeriksaan <;D. ;aluasi ang terpenting adalah ealuasi klinis, aitu menghilang
atau membaikna kelainan klinis ang sebelumna ada pada a!al pengobatan, misalna
penambahan berat badan ang bermakna, hilangna demam, hilangna batuk, perbaikan
nasu makan, dan lain*lain. ;aluasi radiologis pada pasien T( milier perlu diulang
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 27/46
setelah 1 bulan untuk ealuasi hasil pengobatan. 4ambaran milier pada oto toraks
biasana menghilang dalam 1 bulan, kadang*kadang berangsur menghilang dalam 5*10
minggu, tetapi mungkin saja belum ada perbaikan hingga beberapa bulan 9ahajoe et al.,
200@N /artasasmita, 200A
B. COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
. D4:n/
Pneumonia adalah suatu peradangan paru ang disebabkan oleh mikroorganisme
9bakteri, irus, jamur, parasit. Pneumonia komuniti adalah pneumonia ang didapat di
masarakat 9-roton &, 1A%N ishman, 200A.
(erdasarkan asal penakit, pneumonia dibagi menjadi dua jenis, aitu Pneumonia
ang berkembang di luar rumah sakit disebut dengan Community $c%uired Pneumonia
9-)P atau Pneumonia /omunitas, dan pneumonia ang terjadi @2 jam atau lebih setelah
pera!atan di rumah sakit adalah nosokomial, atau &ospital $c%uired Pneumonia 97)P
atau Pneumonia #osokomial 9ishman, 200A.
8. E"d4m-0-;
Pneumonia adalah penakit ang sering terjadi di masarakat. ¨ah serangan
rata*rata 12 kasus dari 1000 orang per tahun. Pada orang de!asa, rata*rata ang
membutuhkan pera!atan di rumah sakit usiana berkisar 1@*55 tahun, kebanakan
menerang usia lanjut. Pneumonia menempati urutan ke > sebagai penebab kematian di
)merika "erikat. Dalam penelitian di "eattle, peneliti menemukan jumlah penderita -)P
berusia >5*> tahun sebanak 1A,2 kasus per 1000 orang per tahun dibandingkan 52,%
kasus per 1000 orang per tahun ang mengenai usia S A5 tahun. 7asil dari sure rumah
sakit nasional di )merika "erikat mengindikasikan bah!a dari tahun 10 hingga 2002
ada 21, juta kasus pasien rumah sakit usiana diatas >5 tahun 97arris 4D, &ohanson
'4, 1A2. Tinggina angka kematian pada pneumonia sudah dikenal sejak lama, 8sler
' menebutkan pneumonia sebagai teman pada usia lanjut9ishman, 200A.
;pidemiologi pneumonia berubah tiap tahunna. 7al ini berkaitan dengan
perubahan jumlah populasi dan penebaran bakteri*bakteri baru ang menebabkan
pneumonia dan perubahan antibiotik guna memberantas bakteri*bakteri lama, seperti S.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 28/46
pneumonia, &. influenzae, dan Staphylococcus $ureus. Perubahan populasi termasuk
pertumbuhan jumlah dari pasien ang berusia >5 tahun atau lebih 9ishman, 200A.
?en /atesen dkk mendapatkan %A orang pneumonia usia lanjut ang didapat di
masarakat, %G diantarana disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, &emophilus
influenzae dan irus inluenKa (N tidak ditemukan bakteri gram negati. <ima puluh tujuh
persen lainna tidak dapat diidentiikasi karena kesulitan pengumpulan spesimen dan
sebelumna telah diberikan antibiotik 9?en /atesen Pet al ., 10.
*. Pat-;4n4//
Pada orang ang sehat tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme ang
bersiat patogen di paru. /eadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan saluran
napas. )pabila terjadi ketidakseimbangan antara daa tahan tubuh, mikroorganisme danlingkungan, akan menimbulkan penakit 9"tein D, 1A@.
Terjadina pneumonia berhubungan dengan banakna jumlah bakteri ang
teraspirasi, penurunan daa tahan tubuh dan irulensi koloni bakteri di oroaring.
Mekanisme organisme men3apai saluran napas melalui : inokulasi langsung, penebaran
melalui pembuluh darah, inhalasi, dan kolonisasi di permukaan mukosa 9"tein D, 1A@.
Turunna daa tahan tubuh juga dihubungkan dengan imunitas humoral dan
imunitas seluler, malnutrisi, perokok berat dan penakit sistemik. aktor predisposisi
pneumonia adalah penggunaan pipa endotrakeal, pemakaian nebuhaler, adana super
ineksi dan malnutrisi 9-unha ()et al.'1A0N 7arris et al' 1A2.
Mikroorganisme menerang sel untuk bereproduksi. (iasana, mikroorganisme
akan men3apai paru ketika udara ang dihirup melalui mulut dan hidung. "etelah di paru,
mikroorganisme ini menerang sel*sel ang melapisi saluran udara dan aleoli. 7al ini
sering menebabkan kematian sel, baik ketika mikroorganisme langsung membunuh sel,
atau melalui jenis apoptosis sel ang disebut penghan3uran diri. /etika sistem kekebalan
tubuh merespon ineksi, kerusakan paru bahkan lebih meluas. "el darah putih, terutama
limosit, mengaktikan sitokin kimia tertentu ang memungkinkan 3airan bo3or ke dalam
aleoli. 7al ini menebabkan demam, menggigil, dan kelelahan. /ombinasi dari
kerusakan sel dan aleoli berisi 3airan mengganggu transportasi normal oksigen ke dalam
aliran darah 97arris et al' 1A2N "tein D, 1A@.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 29/46
Proses peradangan pneumonia dapat dibagi atas stadium aitu "tadium kongesti
dimana kapiler melebar dan kongesti serta di dalam aleolus terdapat eksudat jernih,
bakteri dalam jumlah banak, beberapa netroil dan makroag. "tadium hepatisasi merah:
lobus dan lobulus ang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, serta !arna
menjadi merah. Dalam aleolus didapatkan ibrin, leukosit, netroil, eksudat dan banak
sekali eritrosit dan kuman. "tadium hepatisasi kelabu: lobus masih tetap padat dan !arna
merah menjadi pu3at kelabu. Permukaan pleura tampak kabur karena diliputi ibrin.
)leolus terisi ibrin dan leukosit. /apiler tidak lagi kongesti. "tadium resolusi: ;ksudat
berkurang, dalam aleolus makroag bertambah dan leukosit mengalami nekrosis dan
degenerasi lemak, ibrin diresorpsi dan menghilang 9(artlett &4et al ., 1A.
'. &am<aran K0n/
4ejala pada masing*masing indiidu berbeda*beda, diantarana demam, sesak
napas, neri dada, dan batuk. (atuk dapat bersiat tidak produkti 9kering atau terdapat
sputum ang mukoid atau purulen 9produkti 9(artlett &4et al.' 1AN ishman, 200A.
Pada pemeriksaan isik, tanda*tanda pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan
konsolidasi paru seperti perkusi ang redup, suara napas bronkial, dan ronki basah
9(artlett &4et al.' ())*+ -unha et al'., 10. Tidak didapatkan demam pada 20G
pneumonia dan dapat tanpa disertai batuk produkti dan perasaan dingin 9/iss, 1A2.
4ejala diluar sistem pernapasan seperti sakit kepala, mual, muntah, neri perut,
diare, neri otot, dan neri sendi juga gejala ang sering didapat pada pneumoni. Perlu
diingat bah!a pada pasien ang tua keluhan lebih sedikit dibandingkan pada pasien ang
lebih muda 9(artlett &4et al.' 1AN ishman, 200A.
Pada sebagian besar penderita didapatkan leukosit ang normal atau sedikit
meninggi, kadang*kadang didapatkan leukositosis. Dapat terjadi peningkatan ureum,
kreatinin dan glukosa, terdapat juga hiponatremi atau hipernatremi, hipoosatemiN dapat
terjadi hipoksemi ang disebabkan ineksi akut 97arris et al ., 1A2N (artlett &4et al.'
1AN ishman, 200A.
9. P4m4r=/aan P4n3n%an;
a. adiologi
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 30/46
Pada pneumonia diagnosis radiologik ditegakkan bila didapatkan gambaran
iniltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram, penebaran bronkogenik, dan
intersisial. Tidak khas untuk menenttukan etiologi pneumonia. "ering kali iniltrat
belum terlihat pada 2*A jam setelah pera!atan. 4ambaran radiologi kadang*kadang
masih tampak normal pada pneumonia dini, pneumonia oleh bakteri gram negati dan
tuberkulosis endobronkial 94le3kmanet al+ 1A@.
b. <aboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 * 0.000 +ul, <eukosit
polimoronuklear dengan banak bentuk. Meskipun dapat pula ditemukan leukopenia.
7itung jenis menunjukkan shift to the left , dan <;D meningkat94le3kmanet al+ 1A@N
(artlett &4et al.' 1A.
3. MikrobiologiPemeriksaan mikrobiologi diantarana biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adana S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida
pneumokokkus94le3kmanet al+ 1A@N (artlett &4et al.' 1A.
d. )nalisa 4as Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan
parsial karbondioksida 9P-82 menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan
asidosis respiratorik94le3kmanet al+ 1A@.
>. Da;n-//
Diagnosis pneumonia komunitas didasarkan kepada ri!aat penakit ang
lengkap, pemeriksaan isik ang teliti dan pemeriksaan penunjang aitu pada oto
toraks terdapat iniltrat baru, atau iniltrat progresi ditambah dengan dua atau lebih
gejala seperti batuk, perubahan karakteristik dahak atau purulen, suhu tubuh lebih
dari %Ao- 9aksila atau ri!aat demam, pada pemeriksaan isik ditemukan tanda*
tanda konsolidasi, suara napas bronkhial, ronkhi, dan leukosit F10.000 atau H500
+u<94le3kmanet al+ 1A@N (artlett &4et al.' 1A.
. P4nata0a=/anaan
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 31/46
Identiikasi etiologi penting untuk pengobatan antibiotik. Pemeriksaan bakteri
dapat dengan 3ara pe!arnaan gram dari sputum dan 3airan pleura, kultur sputum, kultur
darah dan 3airan pleura. /adang*kadang sukar untuk memperoleh sputum ang baik
pada pneumonia. Terapi kita gunakan antibiotik se3ara empirik. Pada pneumonia oleh
pneumo3o33us, penisilin adalah obat pilihan utama 9"tein, 1A@N 4le3kmanet al+ 1A@.
Pada pneumonia oleh &. influenzae dapat diberikan ampisilin. Pada penderita
ang resisten terhadap ampisilin dapat diberikan 3eoni3id atau 3euro=ime sodium.
Pilihan lain adalah penisilin atau sealosporin. (ila alergi terhadap penisilin dapat
diberikan kloramenikol atau trimetoprim*sulametoksasol 94le3kmanet al+ 1A@-unha
()et al , 10.
Pada pneumonia oleh strain staphylococcus dapat diberikan terapi oksasilin,
nasilin dan sealotin 4le3kmanet al+ 1A@94le3kmanet al+ 1A@N-unha ()et al , 10. Terapi Antibiotik mpiris untuk !AP (Gle"kmanet al; #$%7& Barlet
et al; #$$%)Ra'at jalan
ebelumna sehat
Tanpa terapi antibiotik belakangan ini* makroli+
Terapi antibiotik belakangan ini (kurang +ari bulan)*
-uorouinolon, lanjutkan makroli+ / amoksi"ilin +osis tinggi.
Terapi antibiotik belakangan ini (lebih +ari bulan)* pilih
antibiotik ang belum +iterima selama bulan terakhir.Ra'at nap
Bangsal
Tanpa terapi antibiotik belakangan ini* -uorouinolon, atau
lanjutkan makroli+ / beta
laktam1"eota3ime1"etriakson1ampisilin
Terapi antibiotik belakangan ini* makroli+ / beta laktam atau-uorouinolon saja
!4
Tanpa masalah ineksi Pseu+omonas* beta laktam / makroli+
atau -uorouinolon, bila alergi beta laktam, -uorouinolon /
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 32/46
klin+amisin
neksi Pseu+omonas* antipseu+omonal / "ipro-oksasin atau
antipseu+omonal / aminoglikosi+a / -uorouinolon1makroli+,
bila alergi beta laktam* a5treonam / le6ooksasin atau
a5treonam / mo3i-oksasin1gati-oksasin +engan atau tanpa
aminoglikosi+a
Pada penderita ra!at jalan dapat diberikan antibiotik 9empirik dan pengobatan
ang bersiat suporti atau simtomatik : istirahat ang 3ukup, minum ang 3ukup untuk
men3egah dehidrasi, panas dapat diberikan antipiretik, mukolitik dan ekspektoran jika
diperlukan 97arris et al.' 1A2.
Pada penderita ra!at inap biasa dapat diberikan antibiotik 9empirik dan pengobatan suporti : pemberian oksigen, inus rehidrasi nutrisi dan elektrolit 9ringer
laktat, #a-l 0, G, ringer asetat, pemberian obat simtomatik diantarana antipiretik
9para3etamol 500mg %=1 tablet dan mukolitik 9(romhe=in %=1 tablet atau ambro=ol
%=1 tablet 97arris et al.' 1A2.
Pada penderita ra!at inap di ruang intensi, terapi sama dengan penderita di ruang
ra!at inap biasa, biila diperlukan dipasang entilator mekanik. Pemilihan antibiotik
empirik sesuai dengan golongan kuman penebab 97arris et al.' 1A2.
Dalam penatalaksanaan harus diperhatikan nutrisi, jumlah kalori ang dibutuhkan
baik parenteral atau melalui pipa lambung 9-unha ()et al.' 10. -airan dan elektrolit
perlu dinilai karena pada pneumonia dapat terjadi hiponatremi atau hipernatremi.
Ineksi meningkatkan katabolisme protein dan melemahkan sistim imunitas humoral
dan seluler. "istim respirasi harus diperhatikan, bila terjadi hipoksemi dapat diberi
oksigen. Pemberian oksigen dapat dinilai dengan analisis gas darah, karena kera3unan
oksigen dapat melemahkan gerakan mukosiliar dan menebabkan ibrosis. Penting
diperhatikan interaksi obat*obat ang dipakai, agar di3apai eek obat ang maksimumdengan eek samping ang minimal. Dalam pemberian obat lebih dan dua ma3am dapat
terjadi per3epatan metabolisme obat, pengaruh terhadap pembuluh darah perier atau
mempengaruhi sistim sara sentral 94le3kmanet al+ 1A@.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 33/46
(ila dengan antibiotik empirik tidak ada perbaikan atau bahkan memburuk, terapi
disesuaikan dengan bakteri penebab dan uji sensitiitas 9#iederman M"et al.' 10.
,. P4n?4;ahan
Di luar negri di anjurkan pemberian aksin inluenKa dan pneumokokus pada
orang dengan resiko tinggi, dengan gangguan imunologis, penakit berat termasuk
penakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung. Di samping itu aksin juga perlu di
berikan untuk penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penakit kronik, dan
usia diatas >5 tahun 9-enters or Disease -ontrol and Preention, 1@.
BAB III
PEMBA$ASAN
Dasar diagnosis pada pasien ini adalah:
1. )namnesis
a. 7asil anamnesa pasien menunjukan adana gejala lokal atau gejala respiratorik dan
gejala sistemik T( aitu :
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 34/46
4ejala respiratorik :
1. (atuk S % minggu
2. (atuk darah
%. "esak napas
4ejala sistemik
1. Demam
2. 4ejala sistemik lain: malaise, keringat malam,anoreksia, berat badan menurun
b. )dana konersi dari batuk tidak berdahak menjadi produkti mengarahkan ke -)P.
"elain itu, keluhan batuk dan sesak terjadi sebelum pasien berada di rumah sakit.
3. /riteriadiagnosis T( milier menurut pedoman nasional pelaanan kedokteran tatalaksana
tuber3ulosis 9/ementerian /esehatan I, 201% antara lain:
1. Presentasiklinis sesuai dengan diagnosis tuberkulosis seperti demamdengan peningkatan suhu di malam hari, penurunan berat badan, anoreksia, takikardi,
keringat malam menetap setelah pemberian antituberkulosis selama > minggu.
2. oto toraks menunjukkan gambaran klasik pola milier
%. <esi paru berupa gambaran retikulonodular dius bilateral di belakang baangan
milier ang dapat dilihat pada oto toraks maupun 7-T
. (ukti mikrobiologi dan atau histopatologi menunjukkan tuberkulosis
d. aktor risiko lingkungan: Pasien tinggaldi daerah pedesaan bersama kedua orang tuana,
nenek, 5 saudara kandung, dan 1 keponakan. umah pasien berdinding kau, lantai dari
semen, atap dari seng. Pasien menebutkan bah!a 3ukup entilasi di rumahna sehingga
dapat terkena sinar matahari. umah pasien berukuran sekitar 1 meter = 10
meter.Terdapat 1 ruang tamu ang menjadi satu dengan ruang keluarga dan ruang makan,
5 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi."umber air menggunakan air sumur. /amar
pasien berukuran 2 meter = 2,5 meter. Di dalam kamar pasien terdapat 1 jendela
berukuran 1 meter = 0,5 meter ang dapat dibuka sehingga kamar pasien dapat terkena
sinar matahari. Disamping rumah pasien terdapat peliharaan kambing milik orang lain.
e. aktor risiko pekerjaan: Pasien adalah lulusan "MP ang telah bekerja di pabrik
pembuatan bulu mata sebagai buruh. Pekerjaan pasien membuat bulu mata palsu ang
pekerjaanna dapat dilakukan di rumah. Penghasilan pasien dari hasil membuat bulu
mata adalah sekitar p >00.000+ bulan.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 35/46
. PD :Pasien pernah mengalami batuk berdarah selama 2 hari sekitar bulan &uli 201.
2. Pemeriksaan isik
a. /eadaan $mum :tampak sesak
/esadaran : 3omposmentis, 4-" ;M>?5 915(( : %1 kgT( : 150 3mIMT : 1%,@A 9underweight ?ital sign* Tekanan Darah : 110+@0 mm7g* #adi : 112=+menit* : %2=+menit* "uhu : %>,1o-
b. Mata
* /onjungtia : anemis 9B+B3. Mulut
* (ibir kering 9B
d. Dada
Paru
Inspeksi : etraksi epigastrik 9B
* )uskultasi : "uara dasar esikuler 9B+B, wheezing 9*+*
onki basah kasar 9B+B, ronki basah halus 9*+*
%. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 25 ebruari 2015 menunjukan hasil ang tidak
normal aitu:
7b : @,gr+dl < #ormal : 12 E 1> gr+dl
<eukosit : 12.%A0 +ul 7 #ormal : .A00 E 10.A00+ul
7ematokrit : 2 G < #ormal : %@ G * @ G
;ritrosit : %, juta+ul < #ormal : ,2 E 5, juta+ul
Trombosit : 5%A.000+ul 7 #ormal: 150.000 * 50.000+ul
"egmen : 5,A G 7 #ormal : 0 E @0G
<imosit : 1,5G < < #ormal : 25 * 0G
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 36/46
<aboratorium darah 2> ebruari 2015 9setelah tranusi
7b : gr+dl< < #ormal : 12 E 1> gr+dl
<eukosit : 10.>00 +ul # #ormal : .A00 E 10.A00+ul
7ematokrit : 2 G < #ormal : %@ G * 52 G
;ritrosit : %, juta+ul < #ormal : ,2 E 5, juta+ul
Trombosit : 5.000+ul 7 #ormal: 150.000 * 50.000+ul
"egmen : , G 7 #ormal : 0 E @0G
<imosit : 2,@G < < #ormal : 25 * 0G
Diagnosis )nemia didapatkan dari pemeriksaan status generalis pada 3onjun3tia
anemis 9Bdiperkuat dengan 7b @, g+d< 9anemia sedang pada saat sebelum tranusi, 7t
2G dan 7b g+d< 9anemia ringan pada saat setelah tranusi, 7t 2G.
b. Mikrobiologi 25 ebruari 2015Pe!arnaan # 16
(T) I : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
Pe!arnaan # 26
(T) II : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
Pe!arnaan # %
(T) (T) I : %B 9positi %
;pitel : positi
<eukosit : positi
3. 4ambaran Darah Tepi 25 ebruari 2015
;ritrosit :
)nisositosis sedang
Poikilositosis sedang ragmentosit, granulosit, sel pensil, serosit
<eukosit :
;stimasi jumlah meningkat, neutroilia, granulasi toksik, akuolisasi
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 37/46
Trombosit :
;stimasi jumlah meningkat, bentuk kasar 9B, 3lumping 9*
/esan :
)nemia mikrositik hipokromik
DD : )nemia karena penakit kronik
)nemia Deisiensi besi
<ekositosis
"uspek ineksi bakteri
Trombositosis
DD : Trombositosis reakti e3 ineksi
;sensial trombositopenia
<eukositosis 12.%A0 dengan peningkatan segmen 5,AG menunjukan adanaineksi bakteri akut.Trombositosis dari hasil 4DT juga di3urigai trombositosis reakti
karena ineksi. Pasien mendapatkan ineksi pneumonia diluar lingkungan rumah sakit,
sehingga disebut Community $c%uired Pneumonia 9-)P.
d. oto thoraks
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 38/46
oto Thora= ebruari 2015 di "$D Dr 4oeteng Taroenadibrata
7asil pemeriksaan oto Thora=-or : (esar 3or normal
Pulmo : (er3ak konsolidasi di kedua paru e3 bron3hopneumonia 9milier
DD: T( paru tipe milier
Tak tampak eusi pleura
. Penatalaksanaan
Pada pasien ini terapi ang dapat diberikan adalah terapi armakologi dan non armakologi.Panduan penatalaksaan T( milier ang direkomendasikan oleh PDPI adalah :
a. a!at Inap
b. Pemberian oksigenasi
3. Pengobatan T( Milier dilakukan dengan pemberian 8)T 98bat )nti Tuberkulosis
/ategori I dan kortikosteroid.
8)T /ategori I, terdiridari :
a. Tahap Intensi , >0 hari minum obat setiap hari dengan perpaduan obat : IsoniaKid97, iampisin 9, Pirasinamid 9 dan ;tambutol 9;.
b. Tahap lanjutan, 5 hari minum obat selama bulan 9%=+minggu, dengan paduan :
Isoniasid 97 dan iampisin 9.
Dosis obat :
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 39/46
a. Isoniasid 97
(ersiat bakterisid, dapat membunuh 0G populasi kuman dalam beberapa hari
pengobatan. Dosis harian : 5 mg+kg ((, dosis intermiten % = + minggu : 10 mg+kg ((.
b. iampisin 9
(ersiat bakterisid, dapat membunuh kuman ang tidak bisa dibunuh oleh Isoniasid.
Dosis harian dan dosis intermiten sama, aitu : 10 mg+kg ((.
3. Pirasinamid 9
(ersiat bakterisid, membunuh kuman ang berada di dalam sel dengan suasana
asam. Dosis harian : 25 mg+kg ((, dosis intermiten %5 mg+kg ((.
d. ;tambutol 9;
(ersiat bakteriostatik, dosis harian : 15 mg+kg ((, dosis intermiten : %0 mg+kg ((.
/ortikosteroidPemberian kortikosteroid dilakukan dengan dosis %0*0 mg+kg (( per hari, kemudian
diturunkan se3ara bertahap sampai 5*10 mg+kg ((, dan lama pemberian disesuaikan
dengan jenis penakit dan kemajuan pengobatan.
Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hana diberikan padakeadaan
* Tanda + gejala meningitis
* "esak napas
* Tanda + gejala toksik
* Demam tinggi
d. Pada keadaan khusus 9sakit berat, tergantung keadaan klinis, radiologi, dan ealuas
pengobatan, maka pengobatan lanjutan dapat diperpanjang sampai dengan @bulan
27;+ @ 7
a. Terapi utama penumonia adalah pemberian antibiotik. Pemberian tersebut bertujuan
sebagai terapi kausal untuk membunuh kuman penebab pneumonia tersebut. Terapi angdiberikan pada pasien ini adalah antibiotik spektrum luas aitu injeksi 3etria=on
bertujuan untuk membunuh kuman ang mengakibatkan ineksi saluran naas dan minim
eek samping. -eria=on diganti dengan 3ei=ime pada hari kelima sebagai bakterisidal
terhadap pneumonia.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 40/46
b. anitidin 2 = 1 tab P8 diberikan untuk mengatasi mual ang kemungkinan dapat
disebabkan oleh salah satu 8)T
3. Terasma sr %=1 -th P8 diberikan karena pasien ada batuk berdahak.Terasma
mempunai mekanisme kerja sebagai bronkodilator dan ekspektoran sehingga memiliki
eek mengeluarkan dahak dan melegakan saluran naas.
d. *D- P8 pada pasien ini karena baru memasuki ase intensie dari pengobatan T(
maka untuk 8)T ang diberikan berupa D- 9i= Drug -ombination ang berisi
iampisin 150 mg, I#7 @5 mg, piraKinamid 00 mg dan ;tambutol 2@5 mg
e. ?it. (> 1 = 1 tab P8 diberikan sebagai asupan tambahan ang berungsi sebagai
suplemen, ungsi se3ara umum adalah untuk pembentukan sel darah merah, sintesa
protein, dan it, (> juga membantu dalam sintesi limosit dan anti bodi ang dalam kasus
ini untuk meningkatkan ketahanan tubuh.. Pasien diprogramkan untuk transusi P- dikarenakan mengalami anemia sedang.
Pemeriksaan generalis didapatkan konjun3tia anemis dan 7b @, mg+d< dimana
transusi tersebut diharapkan dapat mengembalikan 7b na menjadi normal kembali
sehingga perusi oksigen keseluruh jaringan menjadi adekuat.
g. Disampingdigunakanuntuk diagnosis pemeriksaandahakbermanaatuntuk monitoring
pengobatan T(. $ntuk monitoring pengobatan, '78
merekomendasikanpemeriksaanpadaakhir Intensiase 9bulan ke*2
padapasien kasusbaru baikpadainisialpengobatanmempunaihasil (T) B, atau 9* bahkan
ang tidakdilakukanpemeriksaana!alsamasekalisertadilakukanulanganlagipada bulan ke*
5 dan ke*> 9akhirpengobatan. /hususpadapasien T( paru ang
dia!alpengobatantidakdilakukanpemeriksaan sputum
makajikahasilpemeriksaanpadabulan ke*2 menunjukanhasil negatie
makapengobatantetapdilanjutkantetapi tidak dilakukanpengulanganpemeriksaan sputum
padabulan ke*5
atauakhirpengobatandanmonitoringnadilakukanse3araklinissertadapatmenggunakanpeni
ngkatan beratbadan sebagaisalahsatuprediktor 9'78, 200A
h. #on armakologi1. ;dukasi tentang penakit, aktor risiko, pengobatan dan komplikasi penakit.
Diberikan edukasi terutama mengenai T( dan komplikasina. "elain itu diberikan
edukasi mengenai aktor resiko seperti entilasi udara ang kurang, kebersihan
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 41/46
lingkungan rumah ang kurang serta pola hidup sehat."elain itu, edukasi mengenai
pentingna minum obat se3ara teratur 2. Mengindari pajanan asap rokok dan berhenti merokok.
"ebagai edukasi ke pasien mengenai aktor ang dapat memperburuk masalah ang
terdapat di paru*paru pasien.%. /eseimbangan nutrisi antara karbohidrat, protein, lemak ang diberikan dalam porsi
ke3il tapi sering./arena pasien mengalami penurunan berat badan ang drasti3 dalam !aktu dua bulan
sebanak 10 kilogram, maka keseimbangan nutrisi maupun intake nutrisi ang masuk
harus disesuaikan.. ;dukasi keluarga dengan menarankan anggota keluarga untuk tes dahak
BAB I5
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 42/46
KESIMPULAN
1. Penegakkan diagnosis tuberkulosis paru men3akup dari anamnesis, pemeriksaan isik dan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang tidak 3ukup hana menggunakan oto
thora= saja, akan tetapi membutuhkan pemeriksaaan sputum se!aktu*pagi*se!aktu.
2. Pada kasus T( paru milier (T) 9B lesi luas kasusbaru, diberikan 8)T kategori 1 aitu
dilakukan dengan pemberian 8)T 98bat )nti Tuberkulosis /ategori I dan kortikosteroid.
8)T /ategori I, terdiri dari :
a. Tahap Intensi , >0 hari minum obat setiap hari dengan perpaduan obat : IsoniaKid 97,
iampisin 9, Pirasinamid 9 dan ;tambutol 9;.
b. Tahap lanjutan, 5 hari minum obat selama bulan 9%=+minggu, dengan paduan :
Isoniasid 97 dan iampisin 9.
Pemberian kortikosteroid dilakukan dengan dosis %0*0 mg+kg (( per hari, kemudian
diturunkan se3ara bertahap sampai 5*10 mg+kg ((, dan lama pemberian disesuaikan dengan
jenis penakit dan kemajuan pengobatan.
%. Tindak lanjut hasil pemeriksaan ulang sputum dilakukan pada akhir tahap intensi, sebulan
sebelum pengobatan terakhir, dan akhir pengobatan.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 43/46
DATAR PUSTAKA
1. )rdiana D, 'uraningrum ', 'idjaja ;". "krouloderma pada Dada. Disampaikan pada
Pertemuan (erkala Ilmu Penakit /ulit U /elamin 6I?. "urabaa. 1 )pril, 2002.
2. (artlett &4, (reiman , Mandell <), ile TM &r: -ommunit )3Juired Pneumonia in
adults: 4uidelines or management. -lin Ine3t Dis 2>:A11*A%A, 1A
%. -enters or Disease -ontrol and Preention : Premature deaths, monthl mortalit and
monthl phsi3ian 3onta3s*$nited "tates. MM' Morb Mortal 'kl ep >:55>, 1@.
. -roton &, Douglas ). Pneumonia. In: espirator disease. "ingapore: P4 Publ Pte <td, 1>5,
1A%.
5. -unha (), 4ingri3h D, osenbaum 4". Pneumonia sndromes: a 3lini3al approa3h in the
olderl. 4eriatri3s, 5*, 10.>. ishman : Pulmonar disease and disorders, ourth edition, olume t!o, $nited "tates,
11:20@*211, 200A.
@. 4le3kman ), (ergman M7. (a3terial pneumonia: spe3ii3 diagnosis and treatment o the
elderl. 4eriatri3s 1A@N 2: 2.
*. 4rossman M. Tuber3ulosis. Dalam: udolph )M, 7oman &I;, udolph -D, penunting.
(uku ajar Pediatri udolph. ;disi ke*20. ;[email protected].>A@*@.
. 4unadi D, <ubis (, osdiana #. Terapi dan suplementasi besi pada anak. "ari Pediatri
200N119%:20@*11.
10. 7arris 4D, &ohanson '4. Pathogenesis o ba3terial pneumonia. In: 4uenter -), 'el3h M4.
ed. Pulmonar medi3ine. "e3ond ed. Philadelphia: l( <ippin3ott -o. %@, 1A2.
((. International $nion )gainst Tuber3ulosis and <ung Disease. Diagnosti3 )T<)" o
intrathora3i3 tuber3ulosis in 3hildren. ParisN200%.
12. /artasasmita -(, (asir D. Tuberkulosis. Dalam: ahajoe ##, "upriatno (, "etanto D(,
penunting. (uku ajar respirologi anak. ;disi pertama. &akarta. ID)IN200A.h.1>2*2>1.
(,. /enorini, "uradi, "urjanto ;. $ji Tuberkulin. &urnal Tuberkulosis Indonesia 2010N%92:1*
5.MalteKau 78, "pridis P, /aetKis D). ;=tra*pulmonar tuber3ulosis in 3hildren. )r3h Dis
-hild. 2000NA%:%2*>.
1. /ementrian /esehatan I. 201%. Pedoman -asional Pelayanan edokteran Tata /aksana
Tuberkulosis. &akarta : /ementrian /esehatan I.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 44/46
15. /enorini, "uradi, "urjanto ;. $ji Tuberkulin. &urnal Tuberkulosis Indonesia 2010N%92:1*5.
1>. /iss T4. Ine3tions o the lung paren3hma. In: Diagnosis and management o pulmonar
disease in primar pra3ti3e. "dne: )ddison*'esle Pubi -o. 122, 1A2.
1@. #iederman M", "arosi 4). espirator ine3tion. In: 4eorge (, <ight ', Mattha M),
2nd eds. -hest medi3ine essentials o pulmonar and 3riti3al 3are medi3ine. (altimore:
'illiams U 'ilkins, %0@, 10.
1A. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 200>. Tuberkulosis0 Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di 1ndonesia. &akarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
(). ahajoe ##, (asir D, Makmuri M", /artasasmita -(. Pedoman nasional tuberkulosis anak.
;disi ke*2. &akarta: $// espirologi ID)IN200@.
20. ogelio 7ernRndeK*Pando, ommel -ha3Vn*"alinas, &eanet "eraWn*<VpeK, and Iris ;strada.
Immunolog, pathogenesis,irulen3e. In: tuber3ulosis 200@ rom basi3 s3ien3e to patient3are. 200@:15@*205. Diunduh dari !!!.tuber3ulosiste=tbook.3om.
2(. "tarke &. Tuber3ulosis. Dalam: (ehrman ;, /liegman , &enson 7(, penunting. #elson
Te=tbook o Pediatri3s. ;disi ke*1. PhiladelphiaN "aundersN2011.h.>0*@1.
22. "tein D. Managing pneumonia a3Juired in nursing homes: spe3ial 3on3erns. 4eriatri3s 2:
A1*0, 1A@.
2,. "3hlesinger <". Phagositosis and toll*like re3eptors in tuber3ulosis. Dalam: om ', 4ara
"M, <eitKk, penunting. Pulmonar pathophsiolog. ;disi ke*5. ?olume IN200.
2. ?en /atesen Pet al. ) hospital stud o 3ommunit a3Juired pneumonia in the elderl.
Thora=, 5: 25, 10.
23. '78. )nti tuber3ulosis treatment in 3hildren. Dalam: 4uidan3e or national tuber3ulosis
programmes on the management o tuber3ulosis in 3hildren. 4enea: 'orld 7ealth
8rganiKationN200>N1205*11.
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 45/46
esep #on D-
"$D Pro. Dr. Margono "oekardjo Pur!okerto
"IP. 4)01%0@A@A0
&l. Dr. 4umbreg #o 1, Pur!okerto 5%1A2
Telp. 902@A 12%5>@A0
Pur!okerto, @ Maret 2015
(( : %1 kg
Dosis Terapi
+ iampisin kaps %00 mg #o. 666 92%* %@2 mg
X 1 dd kaps 1 a3 pagiYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY Z
+ IsoniaKid tab %00 mg #o. 6? 912* 1A> mgX I dd tab [ p3 pagiYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYZ
+ PiraKinamid tab 500 mg #o 6<? 9>20* %0 mg
YYX 1 dd tab 1 [ p3 siangYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYZ
+ ;tambutol tab 500 mg #o. 666 9>5* >20 mg
X 1 dd tab 1 p3 soreYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYZ
Pro : #n. "
$mur : %2 Tahun
)lamat: (ojanegara 02+02, Padamara, Purbalingga
7/18/2019 Presentasi Kasus Dr Indah Sp p Tb Paru Milier Bta Positif Llkb Dan Cap
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-dr-indah-sp-p-tb-paru-milier-bta-positif-llkb-dan-cap 46/46
esep D-
"$D Pro. Dr. Margono "oekardjo Pur!okerto
"IP. 4)01%0@A@A0
&l. Dr. 4umbreg #o 1, Pur!okerto 5%1A2
Telp. 902@A 12%5>@A0
Pur!okerto, @ Maret 2015
(( : %1 kg
+ D- tab #o. <6
X I dd tab 2 a3 pagi+malamYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYZ
Pro : #n. "
$mur : %2 Tahun
)lamat: (ojanegara 02+02, Padamara, Purbalingga