presentasi kebijakan sistem sertifikasi nasional
DESCRIPTION
berikut kami sampaikan.TRANSCRIPT
KEBIJAKAN SISTEM SERTIFIKASI PROFESI
NASIONAL
PERSAINGAN GLOBAL
C-AFTA
CINA- ASEAN2010
I-AFTA
INDIA-ASEAN2011
AEC
ASEANCOMMUNITY
2015
WTO
+ 130 negara2020
PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI
INDUSTRI
LDP
KKNISKKNI
DIKLAT PROFESI
(CBT)
SERTIFIKASIKOMPETENSI BNSP
APA DAN SIAPA BNSP ?LEMBAGA INDEPENDEN BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA PRESIDENBERTUGAS MELAKSANAKAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJAKEANGGOTAAN TERDIRI DARI 15 ORANG
UNSUR MASYARAKAT DAN 10 ORANG UNSUR PEMERINTAH
DIBENTUK BERDASARKAN PP NO. 23 TAHUN 2004 ATAS PERINTAH UU NO. 13 TH 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
ORGANISASI BNSP
KETUA
WK. KETUA
SEKRETARIAT
KOMISILISENSI
KELEMBAGAAN
KOMISI SERTIFIKASI
KOMISIPERENCANA,
HARMONISASI &KELEMBAGAAN
KOMISIPENGENDALIAN
MUTU & INFORMASI
Sertifikasi Profesi1. Sertifikasi terhadap
kompetensi profesi: dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Personil/Profesi, berlaku apabila masih kompeten.
2. Sertifikasi untuk mendapat status profesi: dilakukan organisasi profesi, biasa disebut juga lisensi/registrasi profesi.
3. Sertifikat pelatihan: oleh lembaga pelatihan, biasa disebut juga Certificate of attainment, berlaku selamanya
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
SERTIFIKASI SERTIFIKASI KOMPETENSIKOMPETENSI
PENDIDIKAN & PELATIHAN PENDIDIKAN & PELATIHAN BERBASIS BERBASIS KOMPETENSIKOMPETENSI
LEMDIKLATLEMDIKLAT LSPLSP
SKKNISKKNI
Tujuan sertifikasi kompetensi
Untuk Industri:• Membantu industri meyakinkan kepada kliennya bahwa
produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.
• Membantu industri dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi meningkatkan efisensi HRD efisiensi nasional.
• Memastikan industri mendapatkan tenaga yang kompeten.• Membantu industri dalam sistem pengembangan karir dan
renumerasi tenaga berbasis kompetensi.• Memastikan dan meningkatkan produktivitas.
Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)
Untuk tenaga kerja:• Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya
bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa.• Membantu memastikan dan memelihara kompetensi untuk meningkatkan
percaya diri tenaga profesi.• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya. • Membatu tenaga profesi dalam mengukur tingkat pencapaian kompetensi
dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja
Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)
Untuk LEMDIKLAT:• Membantu memastikan link and match antara kompetensi
lulusan dengan tuntutan kompetensi dunia industri.• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam
pengembangan program diklat. • Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif,
sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.
Tujuan sertifikasi kompetensi (Ljt)
Untuk Pemerintah:• Membantu memastikan pencapaian program
pengembangan SDM pada sektornya.• Membantu memastikan kesesuaian sistem
pembinaan dan pengendalian SDM dalam sektornya.
• Membatu memastikan target-target perencanaan program pembangunan pada sektornya.
KOMPETEN ?
• KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH PENGETAHUAN , KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG DITETAPKAN
KOMPETENSIKOMPETENSI
KOMPETENSI
Karakteristik KompetensiKarakteristik Kompetensi
Inti :Lebih sulit
dikembangkan
Permukaan : Lebih mudah dikembangkan
Bawaan,motif
PengetahuanKetrampilan
Konsep diriSifat bawaan
Motif
Standar KompetensiStandar Kompetensi:
adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jenis standar kompetensi◦ SKKNI:rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
◦ Standar internasional merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi standardisasi internasional. Standar Internasional dapat diperoleh untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan berlaku di seluruh dunia.
◦ Standar Khusus (Spesifik) merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi otoritas /mempunyai tugas di bidang standardisasi untuk dipergunakan secara khusus (spesifik) dan dipublikasikan secara formal bagi komunitas spesifik atau dalam bentuk jurnal
STANDAR KOMPETENSI SKKNI STANDAR KOMPETENSI SKKNI Menggambarkan
pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang disyaratkan dalam pekerjaan di industri
Dibuat oleh industri
Merupakan pedoman dasar pelatihan, untuk menentukan kualifikasi maupun penilaian
Merupakan pedoman bagi pelatih maupun evaluator terhadap penyelenggaraan dan penilaian pelatihan
PERMENAKERTRANS NO.8 TH 2012 TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI
Pasal 8 Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus memenuhiprinsip: a. relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masing-masing
sektor atau lapangan usaha; b. valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah; c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan; d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan; dan e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan
standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun internasional.
LANJUTAN .........
Pasal 9 Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi ketentuan: a. berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi manajemen
tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang lain;
b. mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;
c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan d. dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas, sederhana, dan
mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.
LANJUTAN .........Pasal 10 (1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan usaha
mengacu pada peta kompetensi yang disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha yang bersangkutan.
(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada RMCS.
Regional Model Competency Standard, yang selanjutnya disingkat RMCS, adalah model standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
LANJUTAN .........
Pasal 11 (1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) disusun
dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi: a. tujuan utama (main purpose); b. fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main purpose); c. fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key function); dan d. fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori, golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.
(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d diidentifikasi sebagai unit kompetensi.
21
MAIN PURPOSE
KEY FUNCTION
MAJOR FUNCTION(FUNGSI UTAMA )
BASC FUNCTION (UNIT
KOMPETENSI)
ELEMEN
ELEMEN
ELEMEN
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
BATASAN VARIABEL + PAN
DUAN
PEN
ILAIAN + KO
MPETEN
SI KUN
CI
BASIC FUCTION (UNIT
KOMPETENSI)
ELEMEN
ELEMEN
ELEMEN
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
KUK
BATASAN VARIABEL + PAN
DUAN
PEN
ILAIAN + KO
MPETEN
SI KUN
CI
PEMETAAN KOMPETENSI RMCSRegional Model Competency Standards
WHAT FOR
WHAT NEEDS TO BE DONE, HOW
SUMBER 40 QUESTIONS ON LABOUR COMPETENCIES
Unit – unit kompeten
si
ElemenKompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
BatasanVariabel
Panduan Penilaian
Aktifitaspekerjaan
Rincian Langkah – langkah /
prosedur/ TugasDapat berupa proses
manajemen atau proses produksi
Produk / Jasa
Instruksi Kerja/Langkah kerja pada Industri yang Terukur dan dapat
diobservasi
Kontekstual di tempat kerja
Deskripsi aspek kritis pengetahuan dan
ketrampilan penting untuk asesmen
Format Unit Kompetensi RMCS?KODE UNIT :KODE UNIT :JUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktifJUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktifDESKRIPSI UNIT :DESKRIPSI UNIT :ELEMEN KOMPETENSIELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA1.1. …… …… ( Kalimat Aktif )( Kalimat Aktif ) Memuat KSA( Pengetahuan, Memuat KSA( Pengetahuan,
Keterampilan/ keahliah dan Sikap Keterampilan/ keahliah dan Sikap Kerja ) dengan menggunakan kalimat Kerja ) dengan menggunakan kalimat PasifPasif
2.2. …………( Kalimat Aktif )( Kalimat Aktif ) …………..Kalimat pasif..Kalimat pasif
3.3. dstnya…………….dstnya……………. Dst ……………….Dst ……………….
RENTANG RENTANG VARIABEL ( KonVARIABEL ( Konteks teks var, tgs yg hrs dilaksanakn, var, tgs yg hrs dilaksanakn, perlengkapan,&perlengkapan,& peraturn ) peraturn )
PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian, K,S & A )pengujian, K,S & A )
SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI NASIONAL
PENERAPAN SKEMA SERTIFIKASI
Lisensi LSP Pihak 1, 2, & 3.Lisensi Lembaga profisiensi
Sertifikasi
Harmonisasi Notifikasi
Kooperasi
Verifikasi Standar
Kompetensi
Perbaikan Berlanjut
Regulasi:
•Wajib,•Disarankan•Sukarela
Skema sertifikasi ?
Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar kompetensi dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.
KEMASAN SKKNI SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, ataugolongan usaha tertentu dapat disusun dalamkemasan sebagai berikut: a. Kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); b. Jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu
pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi; c. Klaster kompetensi, dengan mengacu pada
kebutuhan khusus kompetensi tertentu sesuai kebutuhan industri atau organisasi.
SKEMA SERTIFIKASI KKNI1. Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh otoritas kompeten.2. Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi
berdasarkan 9 level KKNI.3. Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang
berdasarkan diskripsi dalam KKNI.4. Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai
acuan jenjang fungsional/golongan pada suatu industri/orgtanisasi.
5. Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
6. Mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.
7. Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi umum, inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.
8. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis
S2S2
S1S1
S3S3
Sekolah Sekolah Menengah Menengah
UmumUmum 11
22
33
44
55
77
88
99
66
Profesi
Spesialis
D I
D IV
D III
D II
Sekolah Menengah
Kejuruan
Subspesialis
AHLI
TEKNISI/ANALIS
OPERATOR
JENJANG DAN PENYETARAAN (PERPRES NO 08/2012)
BNSPBNSP
ANALISA KARASTERISTIK UNIT KOMPETENSI (salah satu teknik)
TINJAUAN KARASTERISTIK PEMAKETAN
Tanggungjawab untuk diri sendiri, orang lain atau produk akhir
1.
2. Bersifat sederhana atau kompleks
3. Cakupan dan kedalaman pengetahuan dan keterampilan:(Tahu – evaluasi – sederhana –rumit)
4. Pemecahan masalah Pilihan berdasar SOP atau analisis
UNIT-UNIT KOMPETENSI DALAM SUATU BIDANG
PEKERJAAN
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL
1. Skama sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh
otoritas kompeten.2. Dapat berupa, okupasi:
• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka standardisasi kompetensi nasional.
• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/fungi okupasi khusus yang mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite Standardisasi Instansi Teknis
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL
Jabatan FungsionalContoh Asesor Analis
Jabatan StrukturalContoh: Manager Direktur Supervisor Team Leader
• Dibuat oleh Otoritas nasional
• Berlaku nasional dan harmonis dengan skema sertifikasi internasional
SKEMA SERTIFIKASI KLASTERIdentifikasi unit-unit mandiri yang biasanyadibutuhkan :1.Untuk bisnis mandiri yang membutuhkan kelompok unit kompetensi untuk membuka suatu
bisnis terbatas.2. Kebutuhan industri/organisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi utama (major) dalam sistem industri, atau standar jabatan/okupasi khusus pada suatu indudtri.3. Jumlah unit pada skema ini dapat berbeda antar kebutuhan industri/organisasi.4. Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi LSP)
ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI
JABATAN KERJA/PEKERJAAN
YANG ADA DI INDUSTRI (JOB DES)
STANDAR KOMPETENSI
UNIT-UNIT KOMPETENSI
SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI
SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI DALAM CLUSTER
Contoh skema sertifikasi klaster
PENERAPAN SKKNI KEMAMPUAN TELUSUR DAN EKIVALENSI DNG SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI DAN SOP INDUSTRI
SKKNI PENERAPAN DALAM DIKLAT
SERTIFIKASI PENERAPAN PADA INDUSTRI
Judul Unit Judul Learning material
Skema sertifikasi unit kompetensi
Judul SOP
Deskripsi unit Ruang lingkup diklat Ruang lingkup asesmen
Ruang lingkup SOP
Elemen Pencapaian hasil pembelajaran
Elemen asesmen Langkah-langkah proses
KUK Kriteria evaluasi belajar
Kriteria pencapaian Kompetensi
Instruksi kerja
Batasan Veriabel
Kontektualisasi diklat Kontektualisas asesmen dan spesifikasi
Spesifikasi sesuai dengan konteks
Panduan Penialaian
evaluasi Penduan asesmen QA
STATUS PENERAPAN
• COMPULSARY (Wajib): Pemerintah dapat menerapkan apabila berkaitan dengan Safety, Security, dan Mempunyai potensi perselisihan besar dimasyarakat)
• ADVISORY (Disarankan): Biasanya dilakukan pemerintah sebagai masa transisi menuju wjib.
• VOLUNTARY (Sukarela)
L I S E N S I LEMBAGA SERTIFIKASI
PROFESI
Pengakuan formal dan pemberian lisensi lembaga-lembaga sertifikasi profesi melalui proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi
P
KETELUSURAN SISTEM SERTIFIKASIBNSP
(INDONESIAN PROFESSIONAL CERTIFICATION AUTHORITY)PP 23, ISO 17011, BNSP Guidelones
LSPPROFESSIONAL
CERTIFICATION BODY BNSP Guidelines, ISO
17024
Licensing accreditation
ASSESSEESKKNI/International
Standard/harmonized/Harmonised standard
certification
verification
TUKBNSP Guidelinea, QMS
Asesor LisensiISO 19011, ISO 17024,
BNSP Gidelines 201 & 202
Asesor KompetensiTAA, SKKNI
BNSP Guidelines
Asesor LisensiISO 19011, ISO 17024, Standar
spesifikBNSP Guidelines
Instansi Teknis, KADIN, BKSP dll
fasilitasi
Koordinasi
FUNGSI DAN WEWENAG ASESESOR/MASTER/LEAD ASESOR
URAIAN FUNGSI WEWENANG ASESOR KOMPETENSI
Melaksanakan Proses Asesmen Kompetensi
Memberikan Rekomendasi hasil asesmen kompetensi
MASTER ASESOR KOMPETENSI
a. Sebagai Asesor dibidangnyab. Melatih untuk asesor kompetensi c. Mengkaji ulang dan
merekomendasikan perbaikan pelaksanaan asesmen, mengembagna pelatihan dan pengembangan SKK
Melaksanakan asesmen sesuai dg bidangnya, Mengelola dan Melaksanakan pelatihan asesor kompetensi
LEAD ASESORKOMPETENSI
a. Memimpin pengelolaan asesmenb. Pelaksanaan asesmen terhadap
asesor kompetensi c. Menjaga konsistensi asesmen asesor
kompetensi
Memimpin pengelolaan dan pelaksanaan asesmen asesor kompetensi , menjaga konsistensi asesmen kompetensi
PERSYARATAN ASESOR ( PBNSP 303)
URAIAN PERSYARATAN DASAR TELAH MEMPUNYAI BUKTI-BUKTI
ASESOR KOMPETENSI
a. Memiliki kompetensi di bidang teknis.
b. Mengikuti pelatihan asesor kompetensi secara lengkap
a. Lulus dalam asesmen kompetensi asesorb. Mengajukan permohonan
MASTER ASESOR KOMPETENSI
a. Memiliki sertifikat asesor kompetensi
b. Telah 20 kali melaksanakan asesmen c. Mengikuti program pelatihan master
asesor kompetensi secara lengkap
a. 2 kali mengembangkan lingkungan pembelajaran
b. Mengembangan desain pembelajaran 1 klaster prog pelatihan master asesor
c. 3 kali tandem menyampaikan materi pelatihan asesor kompetensi
d. Mengajukan permohonan e. Lulus dalam asesmen master asesor
LEAD ASESOR KOMPETENSI
a. Memiliki sertifikat asesor kompetensi
b. Telah 20 kali melaksanakan asesmen c. Mengikuti program pelatihan lead
asesor kompetensi secara lengkap
a. Mengembangkan kebijakan dan prosedur organisasi
b. 3 kali memimpin dan melaksanakan evaluasi asesmen dibawah supervisi Lead Asesor
c. Lulus dalam asesmen kompetensi Lead Asesor
d. Mengajukan permohonan
RAGAM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 VET LSP-Profisiensi
Profesi:•Memenuhi bukti kompetensi & terpelihara
•Memenuhi permintaan klien
•Memenuhi regulasi
Profesi di perusahaan & Jejaring •Memenuhi permintaan asesmen dari klien
Profesi di perusahaan tempat kerja :•Memastikan & memelihara kompetensi tenaga kerjanya
Peserta didik , Alumni dan Profesi •Memastikan & memelihara kompetensi peserta didikmya
Profesi:•Memenuhi persyaratan surveilance LSP•Memelihara kompetensi
L i s e n s i
S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i Sertifikasi Profisiensi
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
KOMITE TEKNIK*
TIM ASSESSOR LISENSI
MEMBENTUK 5
ASSESSMEN/RE-ASSESSMEN
3
PEMBERI AN AKRE DITASI
7
SURVAILEN 8
LAPORAN ASSESSMEN
4MENUNJUK ASSESSOR
2
MENGAJUKAN PERMOHONAN
1
REKOMENDASI 6
PROSES LISENSI LSP MELALUI PROSES AKREDITASI
√
TUK
KOMITE TEKNIK*
TIM ASSESSOR LISENSI
MEMBENTUK 5
ASSESSMEN/RE-ASSESSMEN
3
PEMBERI AN SERTIFIK AT VERIF IKASI
7
SURVAILEN 8
LAPORAN ASSESSMEN
4MENUNJUK ASSESSOR
2
MENGAJUKAN PERMOHONAN
1
REKOMENDASI 6
PROSES VERIFIKASI TUK OLEH LSP
LSP
Memilih TUK2
LSP
PESERTA di TUK
KOMITE TEKNIKTIM ASSESSOR KOMPETENSI
MEMBENTUK 6
ASSESSMEN
4
PEMBERIAN SERTIFIKAT KO
MPETEN SI
8
SURVAILEN 9
LAPORAN ASSESSMEN
5MENUNJUK ASSESSOR
3
MENGAJUKAN PERMOHONAN
1
REKOMENDASI 7
SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI NASIONALISO 17024
PESERTA UJI KOMPETENSI
Thank You For Thank You For Your AttentionYour Attention